the nine building blocks 'airasia

4
The Nine Building Blocks of Air Asia Business Model 1. Customer Segments Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), segmen pasar (CS) adalah kelompok orang atau organisasi yang berbeda-beda yang ditargetkan untuk dicapai dan dilayani oleh suatu perusahaan. Untuk melayani pelanggan dengan baik, perusahaan harus mengelompokkan pasar dalam suatu segmen yang berbeda tetapi dengan kebutuhan, perilaku, saluran distribusi dan atribut lainnya yang memiliki kesamaan dalam setiap segmennya. Perusahaan harus membuat keputusan mengenai segmen mana yang akan dilayani atupun ditolak. Target market Air Asia meliputi kelompok ekonomi menengah ke bawah yang dibagi menjadi tiga segmen: a. Segmen 1: - Pendapatan: tingkat pendapatan rendah (MYR 0 – 40.000/ tahun) - Kelas sosial: kelas bawah - Tingkat penggunaan: rendah - Waktu: senggang/ jarang - Nilai untuk uang: tinggi b. Segmen 2: - Pendapatan: tingkat pendapatan menengah (MYR 40.001 – 60.000/ tahun) - Kelas sosial: kelas menengah - Tingkat penggunaan: sedang - Waktu: waktu luang/ senggang/ jarang - Nilai untuk uang: tinggi c. Segmen 3: - Pendapatan : tingkat pendapatan menengah (MYR 40.001 – 60.000/ tahun) - Kelas sosial: kelas menengah - Tingkat penggunaan: tinggi - Waktu: bisnis - Nilai untuk uang: tinggi d. Segmen 4: - Pendapatan: tingkat pendapatan tinggi (MYR 60.001 end over/ tahun) - Kelas sosial: kelas atas - Tingkat penggunaan: tinggi - Waktu: waktu luang/ senggang

Upload: singpam

Post on 28-Dec-2015

68 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

9 Building Block analysis of air asia- Business Plan

TRANSCRIPT

Page 1: The Nine Building Blocks 'AirAsia

The Nine Building Blocks of Air Asia Business Model

1. Customer SegmentsMenurut Osterwalder dan Pigneur (2010), segmen pasar (CS) adalah kelompok orang atau organisasi yang berbeda-beda yang ditargetkan untuk dicapai dan dilayani oleh suatu perusahaan. Untuk melayani pelanggan dengan baik, perusahaan harus mengelompokkan pasar dalam suatu segmen yang berbeda tetapi dengan kebutuhan, perilaku, saluran distribusi dan atribut lainnya yang memiliki kesamaan dalam setiap segmennya. Perusahaan harus membuat keputusan mengenai segmen mana yang akan dilayani atupun ditolak.

Target market Air Asia meliputi kelompok ekonomi menengah ke bawah yang dibagi menjadi tiga segmen:a. Segmen 1:

- Pendapatan: tingkat pendapatan rendah (MYR 0 – 40.000/ tahun)- Kelas sosial: kelas bawah- Tingkat penggunaan: rendah- Waktu: senggang/ jarang- Nilai untuk uang: tinggi

b. Segmen 2:- Pendapatan: tingkat pendapatan menengah (MYR 40.001 – 60.000/ tahun)- Kelas sosial: kelas menengah- Tingkat penggunaan: sedang- Waktu: waktu luang/ senggang/ jarang- Nilai untuk uang: tinggi

c. Segmen 3:- Pendapatan : tingkat pendapatan menengah (MYR 40.001 – 60.000/ tahun)- Kelas sosial: kelas menengah- Tingkat penggunaan: tinggi- Waktu: bisnis- Nilai untuk uang: tinggi

d. Segmen 4:- Pendapatan: tingkat pendapatan tinggi (MYR 60.001 end over/ tahun)- Kelas sosial: kelas atas- Tingkat penggunaan: tinggi- Waktu: waktu luang/ senggang- Nilai untuk uang: rendah

2. Value PropositionMenurut Osterwalder dan Pigneur (2010), value proposition (VP) didefinisikan sebagai kumpulan produk dan jasa yang memberikan nilai untuk segmen pelanggan (CS) yang spesifik. Terdapat 11 value tunggal yakni: newness, performance, customization, ‘getting the job done’, design brand/ status, praise, cost reduction, risk reduction, accessibility, convenience/ useability.

Air Asia menawarkan penerbangan yang murah dengan pelayanan terbaik dan mencakup semua kelas, sesuai dengan slogan utama Air Asia “Now Everyone Can Fly”. Selain menawarkan penerbangan dengan harga murah, Air Asia juga memberikan kemudahan konsumen dalam bertransaksi (misalnya online booking system), memberikan kepastian jadwal penerbangan (on time guarantee), dan sering menawarkan tiket promo (dengan tagline “ciptakan liburan sendiri”).

Page 2: The Nine Building Blocks 'AirAsia

3. ChannelsChannels (CH) didefenisikan sebagai cara perusahaan berkomunikasi dan menjangkau segmen pasar mereka dalam upaya menyampaikan value proposition perusahaan (Osterwalder dan Pignuer, 2010).

Dalam hal ini, Air Asia berkomunikasi dengan para pelanggannya melalui berbagai media seperti website, agen, outlet resmi, customer service. Melalui media-media tersebut, para pelanggan diberi kemudahan dalam memesan tiket. Selain itu, para pelanggan juga dapat mengetahui informasi dan promo-promo tiket pesawat yang ditawarkan oleh Air Asia.

4. Customer RelationshipOsterwalder dan Pigneur (2010) mendefinisikan customer relationship sebagai bentuk relasi antara perusahaan dengan segmen pelanggan yang spesifik.

Customer Relationship Air Asia sebagai berikut:a. Majalah ‘Travel 3 Sixty’b. Newsletter via E-mailc. Customer Serviced. Broadcast SMSe. Iklan di media massa, misalnya di media cetak dan media elektronik

5. Revenue StreamMenurut Osterwalder dan Pigneur (2010) revenue stream didefisinikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit dari setiap segmen pelanggan.

RS Air Asia diperoleh dari hasil penjualan tiket yang mayoritas dibeli oleh segmen pasar kelas menengah. Selain itu RS Air Asia juga berasal dari margin penjualan makanan dan merchandise selama penerbangan.

6. Key ResourcesMenurut Osterwalder dan Pigneur (2010) key resources menggambarkan aset terpenting yang diperlukan untuk membuat suatu bisnis model berjalan. Terdapat empat (4) kategori dari KR yaitu: Physical, Intellectual, Human dan Financial.

Air Asia memiliki key resources seperti pesawat, SDM, stok makanan dan minuman, stok merchandise.

7. Key ActivitiesMenurut Osterwalder dan Pigneur (2010) key activities tindakan penting yang harus dilakukan agar suatu perusahaan dapat beroperasi dengan sukses. KA dikategorikan menjadi tiga: Production, Problem Solving, dan Platform/Network.

Beberapa KA Air Asia adalah:a. Flight managementb. Time managementc. Maintenance/ perawatan pesawatd. Pelayanan prima

Page 3: The Nine Building Blocks 'AirAsia

e. Menjaga kualitas produk makanan dan merchandise.

8. Key PartnershipOsterwalder dan Pigneur (2010), menggambarkan KP sebagai sebuah jaringan dari pemasok-pemasok dan mitra yang membuat bisnis model tersebut berjalan.

Beberapa key partnership Air Asia diantaranya adalah Air Asia menjual saham mereka kepada para investor seperti Tune Air, IDBIF Malaysian investment Ltd (IDBIF), Crescent Air Asia Investment (CAAL), Deucalation Capital II Limited (DCL) sebagai selling shareholder dan Toni Fernandes sebagai pemilik saham terbesar perorangan sedangkan saham lainnya tersebar dalam bentuk perorangan ataupun grup.

Air Asia juga melakukan kerjasama dengan pembayaran kartu kredit Visa Mastercard, pada tahun 2004 Air Asia melakukan kerjasama dengan Kantor Pos Malaysia dalam memudahkan pelanggan melakukan pembayaran. Pembayaran juga bisa dilakukan melalui ATM berbagai bank.

Dalam memperluas segmen pasarnya Air Asia melakukan kerjasama dengan klub sepakbola Liga Inggris Mancherster United selama setahun.

Air Asia merupakan pengguna pesawat Airbus A320s.

9. Cost StructureOsterwalder dan Pigneur (2010) mendefinisikan Cost Structure sebagai semua biaya yang muncul untuk mengoperasikan bisnis model. Terdapat empat (4) jenis biaya yaitu: fixed cost, variable cost, economies of scale, dan economies of scope.

Cost Structure dalam Air Asia misalnya biaya operasional pesawat, gaji karyawan dan kru, sewa bandara, biaya platform, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Osterwalder, A. and Pigneur, Y. Business Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and Challengers. (1st Edition). Wiley, 2010.

www.airasia.com (diakses pada tanggal 02 Maret 2014)

www.academia.edu (diakses pada tanggal 01 Maret 2014)