the nine principles of moderate islam ahlussunah wal jama'ah

14
Proceeding: The 1st Faqih Asy’ari Islamic Institute International Conference Faqih Asy’ari Islamic Institute Sumbersari Kediri, Indonesia “Moderasi Islam Aswaja untuk Perdamaian Dunia” (Volume 2, Tahun 2019) ISBN (Volume Lengkap) 978-623-91749-3-4; ISBN (Volume 2): 978-623-91749-5-8 The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah Sumiati Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri, Indonesia email: [email protected] Abstract Every life surely carries its own story, and every religion is sure to teach virtue according to the perception of religion itself, and every organization must also have its own distinctive Cir. Islam itself has many sects and Islamic organizations following the principles they admit, moderate Islam is the teaching that delivers us to think in the Tawasut, Tasamuh, Tawazun and I "tidal in the teachings of Islam that Rahmatan Lil Alamin. In this article, we discuss about the "nine principles of moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah" that could be our reference in understanding all the phenomena that often occur wisely and according to the guidance of Islam Ahlussunah Wal Jamah. Keywords: Aswaja, nine principles, and moderate Islam Pendahuluan Dalam sebuah kehidupan, bagi sebagian masyarakat di dunia termasuk Indonesia, agama adalah pedoman untuk menentukan arah yang harus di tuju dalam hidupnya. Dalam kehidupan di dunia ini, hal yang paling penting adalah sebuah kedamaian jiwa dan raga dalam bermasyarakat. Maka, ketika muncul perubahan- perubahan dalam sebuah kehidupan, harus ada yang mengimbangi perubahan- perubahan tersebut dalam konteks bergama dengan mengikuti pergerakan perubahan dalam situasi dan kondisi global. Islam adalah penerus ajaran Nabi Ibrahim yang membawa ajaran hanifiyah samhah (lurus moderat yang toleran ). Jika Yahudi menekankan ajaran keadilan (al adalah) dan Kristen menegaskan doktrin kasih sayang (ar rahmah), maka Islam menengahi dan memadukan keadilan berdasar kasih sayang untuk membangun peradaban (al adalah wal rahmah lil hadharah).

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Proceeding: The 1st Faqih Asy’ari Islamic Institute International Conference

Faqih Asy’ari Islamic Institute Sumbersari Kediri, Indonesia

“Moderasi Islam Aswaja untuk Perdamaian Dunia” (Volume 2, Tahun 2019) ISBN (Volume Lengkap) 978-623-91749-3-4; ISBN (Volume 2): 978-623-91749-5-8

The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Sumiati

Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri, Indonesia

email: [email protected]

Abstract

Every life surely carries its own story, and every religion is sure to teach virtue

according to the perception of religion itself, and every organization must also have

its own distinctive Cir. Islam itself has many sects and Islamic organizations

following the principles they admit, moderate Islam is the teaching that delivers us

to think in the Tawasut, Tasamuh, Tawazun and I "tidal in the teachings of Islam that

Rahmatan Lil Alamin. In this article, we discuss about the "nine principles of

moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah" that could be our reference in

understanding all the phenomena that often occur wisely and according to the

guidance of Islam Ahlussunah Wal Jamah.

Keywords: Aswaja, nine principles, and moderate Islam

Pendahuluan

Dalam sebuah kehidupan, bagi sebagian masyarakat di dunia termasuk

Indonesia, agama adalah pedoman untuk menentukan arah yang harus di tuju dalam

hidupnya. Dalam kehidupan di dunia ini, hal yang paling penting adalah sebuah

kedamaian jiwa dan raga dalam bermasyarakat. Maka, ketika muncul perubahan-

perubahan dalam sebuah kehidupan, harus ada yang mengimbangi perubahan-

perubahan tersebut dalam konteks bergama dengan mengikuti pergerakan perubahan

dalam situasi dan kondisi global.

Islam adalah penerus ajaran Nabi Ibrahim yang membawa ajaran hanifiyah

samhah (lurus moderat yang toleran ). Jika Yahudi menekankan ajaran keadilan (al

adalah) dan Kristen menegaskan doktrin kasih sayang (ar rahmah), maka Islam

menengahi dan memadukan keadilan berdasar kasih sayang untuk membangun

peradaban (al adalah wal rahmah lil hadharah).

Page 2: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Sumiati | 22

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

Islam adalah agama yang moderat,Islam Moderat adalah ajaran yang mampu

mengikuti perkembangan jaman dan tidak meninggalkan ajaran ajaran sesudahnya.

Sehingga Islam Moderat merupakan agama yang mampu mengimbangi pergerakan

perubahan dalam kehidupan di dalam masyarakat. Dalam akidahnya Islam Moderat

meyakini Tuhan hanya ada satu,tidak anti tuhan juga tidak meyakini tuhan banyak.

Dalam berbagai persoalan juga demikian, sebagaimana firman Allah SWT dalam

QS. Al Baqoroh ayat 143 :

Artinya : Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat

yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)

manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan)

kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu

(sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa

yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh

(pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang

yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-

nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

Istilah Islam moderat bukanlah tanpa konsep dan landasan. Justru, istilah itu

muncul dengan dasar atau landasan teologis dan ontologis (sesuatu yang bersifat

konkret). Istilah Islam moderat ialah bagian dari ajaran Islam yang universal. Istilah

Islam moderat memiliki padanan dengan istilah Arab ummatan wasathan atau al-din

al-wasath. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan demikianlah Aku (Tuhan)

jadikan kalian umat yang “wasat” (adil, tengah-tengah, terbaik) agar kalian menjadi

saksi (syuhada’) bagi semua manusia, dan agar Rasul (Muhammad SAW) menjadi

saksi (syahid) juga atas kalian.” (Q. S. Al-Baqarah:143). Umatan wasathan dalam

ayat tersebut berarti “golongan atau agama tengah”.Kata “wasat” dalam ayat di atas,

jika merujuk kepada tafsir klasik seperti al-Tabari atau al-Razi, mempunyai tiga

kemungkinan pengertian, yakni: umat yang adil, tengah-tengah, atau terbaik. Ketiga

pengertian itu, pada dasarnya, saling berkaitan.Sebagai istilah untuk penggolongan

Page 3: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

23 | The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

corak pemikiran dan gerakan istilah “Islam moderat” diperlawankan dengan istilah

lain, yaitu Islam radikal. Islam moderat, dalam pengertian yang lazim kita kenal

sekarang, adalah corak pemahaman Islam yang menolak cara-cara kekerasan yang

dilakukan oleh kalangan lain yang menganut model Islam radikal.

Pembahasan

Awal abad ke-20 ditandai lahirnya gerakan-gerakan Islam yang monumental

(kesan yang menimbulkan sesuatu yang besar). Gerakan Islam tersebut telah

mengukir tinta emas baik untuk kebangkitan Islam maupun pergerakan perjuangan

kemerdekaan di Indonesia, yang kemudian dikenal dengan organisasi

kemasyarakatan Islam. Namun, secara umum ormas-ormas Islam tersebut, lebih-

lebih pada dua organisasi Islam terbesar di negeri ini seperti Muhammadiyah (berdiri

tahun 1912) dan Nahdlatul Ulama (berdiri tahun 1926) tetap menjaga dan

memperkokoh posisi dan perannya dalam dinamika kehidupan umat, bangsa, dan

dunia global sebagai kekuatan dakwah dan misi Islam sebagai rahmatan li‘l ‘alamin.

Meskipun kini muncul gerakan-gerakan Islam yang tampak lebih “memikat” hati

sebagian umat dengan karakternya yang cenderung militan (penuh semangat),

skriptural (siakap yang melekat pada kitab suci), dan ideologis (politik), namun

secara umum keberadaan dan peran ormas-ormas Islam yang lahir awal abad ke-20

itu tetap istiqamah dan memberi warna keseimbangan sebagai kekuatan Islam

moderat.

Ahlussunah adalah mereka yang mengikuti dengan konsisten jejak langkah

yang berasal dari Nabi Muhammad SAW. Dan membelanya. Diantara mereka ada

yang disebut “salaf”, yakni generasi awal mulai dari sahabat, tabiin, dan tabiin-

tabiin, dan ada juga yang disebut “ kholaf”, yaitu generasi yang datang kemudian.

Golongan ini adalah mayoritas umat Islam.

Dalam kajian Ilmu Kalam, istilah Ahlussunah wal jama’ah banyak dipakai

sejak masa sahabat, sampai generasi berikutnya.1Dan salah satu pengikut aliran

Ahlussunah wal jama’ah adalah Nahdlatul Ulama, dalam muktamar NU di

Situbondo Jawa Timur 1984, dirumuskan watak dan karakter NU sebagai organisasi

( jam’iyah) dan komunitas NU( jama’ah ), mempunyai sikap dan kemasyarakatan

dan budaya ( sosio-kultural ) yang : tawassuth ( moderat ), tasamuh ( toleran ), dan

tawazun ( harmoni ).2

1Muhammad Tholhah Hasan, Ahlussunah Wal Jamaah, Jakarta :Lantabora Press, 2005. 3-4 2Ibid.

Page 4: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Sumiati | 24

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

Dengan demikian, bahwa moderenisasi yang berarti rasionalisasi untuk

memperoleh dayaguna dalam berpikir dan bekerja yang maksimal. Moderenisasi

berpikir dan bekerja menurut fitrah atau sunnattullah ( hukum Illahi ) yang haq.3NU

yang berpegang teguh pada salah satu dari empat madzab, yaitu Imam Syafi’i, Imam

Hambali, Imam Abu Hanifah, dan Ahmad Bin Hambal, dan NU yang berdiri di

Surabaya pada 31 Januari 1926 dalam rapat alim ulama yang diselenggarakan untuk

memebentuk sebuah organisasi dan untuk mengirim utusan ke Muktamar Islam di

Makkah dengan tugas memperjuangkan hukum-hukum ibadah empat madzhab

tersebut.4

Modernitas atau kemoderenan atau sikap moderen yang tampaknya hanya

mengandung kegunaan praktis yang langsung, tapi pada hakekatnya mengandung

arti yang mendalam lagi, yaitu pendekatan kepada kebenaran yang mutlak, kepada

Allah SWT.5

Sembilan Prinsip Islam Moderat

Pemikiran dan gerakan Islam yang memperjuangkan moderasi Islam paling

tidak memiliki sembilan prinsip yang melandasi Islam moderat:

1. Al-Qur’an sebagai Kitab Terbuka

Al-Qur’an merupakan pedoman yang sangat sentral (pusat) dalam

kehidupan umat Islam. Dalam pengertian tekstualnya Al-Qur’an adalah teks

suci resmi dan tertutup. Artinya teks Al-Qur’an tidak akan berubah sejak masa

diturunkan sehingga akhir zaman. Dalam pengertian ini Islam moderat

memandang Al-Qur’an sebagai kitab terbuka. Islam moderat menolak

pandangan Al-Qur’an sebagai kitab tertutup yang memunculkan pemahaman

terhadap Al-Qur’an yang bersifat tekstualistik, yaitu pemahaman mengenai

Islam yang semata-mata mempertaruhkan segala-galanya pada bunyi atau huruf-

huruf teks (nash )keagamaan.

Prinsip Al-Qur’an sebagai kitab terbuka juga didasarkan pada suatu

pandangan bahwa kehidupan manusia selalu berubah, sementara teks-teks

keagamaan terbatas. Ajaran Islam berisikan ketentuan-ketentuan yang tetap

(tsawabit) dan sekaligus berisi hal-hal yang memungkinkan untuk berubah

(mutaghayirat) sesuai dengan perkembangan ruang dan waktu.

2. Keadilan

3NurcholishMadjid, Islam KemoderenandanKeindonesiaan, Bandung :Mizan, 1998. Hlm 173 4M. Sholikhin, SejarahPeradaban Islam, Semarang :Rasail, 2005. Hlm 162 5Ibid. Hlm 175

Page 5: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

25 | The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

Konsep sentral Islam adalah tauhid dan keadilan. Keadilan merupakan ruh

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahkan, keadilan

dianggap oleh ahli ushul fiqh sebagai tujuan Syari’at. Dalam konteks ini Islam

lebih dari sekedar sebuah agama formal. Islam merupakan risalah (catatan-

catatan) yang agung bagi transformasi sosial, pembebasan, dan tantangan bagi

kepentingan-kepentingan pribadi. Semua ajaran Islam pada dasarnya bermuara

pada terwujdunya suatu kondisi kehidupan yang adil.

3. Kesetaraan

Isam berada di barisan paling depan membawa bendera kesetaraan (al-

musawah) harkat dan martabat manusia. Kesetaraan mengandaikan adanya

kehidupan umat manusia yang menghargai kesamaan asal-muasalnya sebagai

manusia dan kesamaan pembebasan dimana setiap manusia dikarunia akal untuk

berfikir. Kesetaraan merupakan landasan paradigmatik (kerangka

berpikir)bdalam meneguhkan visi Islam moderat. Salah satu misi dasar Islam

adalah menghancurkan sistem sosial yang diskriminatif (membeda-bedakan),

dan eksploitatif (sikap sewenang-wenang) terhadap kaum yang lemah.

4. Toleransi

Islam moderat juga dicirikan oleh keterbukaan terhadap keanekaragaman

pandangan. Sikap ini didasari oleh kenyataan bahwa perbedaan di kalangan

umat manusia adalah sebuah keniscayaan (Q.S Al-Kahfi: 29). Sesuai dengan

sunatullah, perbedaan antar manusia akan terus terjadi. Oleh karena itu

pemaksaan dalam berdakwah kepada mereka yang berbeda pandangan, baik

dalam satu agama maupun berbeda agama, tidak sejalan dengan semangat

menghargai perbedaan yang menjadi tuntunan Al-Qur’an.

5. Pembebasan

Agama sejatinya diturunkan ke bumi untuk mengatur dan menata

kesejahteraan manusia (limashalih al-ummat). Oleh karena itu agama

semestinya dipahami secara produktif sebagai sarana transformasi sosial. Segala

bentuk wacana pemikiran keislaman tidak seharusnya tidak menampilkan

agama sebagai sesuatu yang menakutkan. Sebaliknya pemikiran itu dilakukan

dalam rangka membebaskan akal, dan perilaku dan etika yang dapat membentuk

kesalehan sosial. Oleh karena itu sudah semestinya agama dijadikan

sebagaiaws6s kekuatan kritik, dan bukan sebaliknya, anti kririk.

6. Kemanusiaan

Dalam pandangan Muslim moderat, Sejak awal kehadirannya, Islam

memperlihatkan tekad yang besar dalam upaya membangun masyarakat yang

Page 6: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Sumiati | 26

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

adil dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dalam pandangan Islam

moderat, Al-Qur’an mengajarkan bahwa manusia secara keseluruhan telah

mendapat kemuliaan (takrim) dari Allah SWT, tanpa membedakan agama, ras,

warna kulit dan sebagainya (QS. Al-Isra: 70).

7. Pluralisme

Sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, Islam adalah agama damai dan

menyukai perdamaian. Dalam kerangka perdamaian itu Al-Qur’an memandang

fakta keanekaragaman agama sebagai kehendak Allah, sebagaimana juga Nabi

Muhammad sebagai seorang Rasul dari sebagian rasul yang di utus kepada umat

manusia. Perbedaan agama terjadi karena perbedaan millah yang dianut oleh

Islam, Kristen dan Yahudi. Dan agama yang berasal dari sumber yang sama

yaitu Tuhan.

8. Sensitifitas

Islam diturunkan oleh Allah sebagai penuntun (hadi), pembawa kabar

gembira (basyir) dan pembawa peringatan (nadzir) bagi umat manusia. Dengan

fungsi ini Islam mengakibatkan perubahan cara pandang pemelauknya terhadap

perempuan. Islam mendeklarasikan kesamaan hak dan kewajiban laki-laki dan

perempuan di hadapan Tuhan.

9. Non diskriminasi

Sejak awal kehadirannya Islam secara tegas menentang penindasan,

peminggiran dan ketidakadilan. Praktek teladan Nabi di Madinah dengan

membangun kesepakatan mengenai hak dan kewajiban yang sama diantara

kelompok-kelompok suku dan agama menunjukkan kesetaraan dan non

diskriminasi adalah prinsip sentral dalam Islam. Melalui prinsip kesetaraan dan

non diskriminasi diantara elemen masyarakat itulah Nabi membangun tatanan

masyarakat yang sangat modern dilihat dari ukuran zamannya.

Memahami Prinsip Islam Moderat

Islam moderat lebih dikenal sebagai bentuk lawan dari Islam fundamentalis

atau Islam garis tengah. Alasan utama dilahirkannya istilah Islam moderat oleh para

pendirinya adalah karena adanya Islam garis keras tersebut. Para pemeluk Islam

moderat menamakan diri mereka sebagai ummatan wasathan atau ummat

pertengahan, yakni kaum pertengahan yang ingin menampilkan nilai-nilai

kemoderatannya. Salah seorang tokoh Islam moderat dalam negeri yang cukup

dikenal adalah GusDur.

Tokoh ini sangat dikenal dengan nilai-nilai toleransi antar ummat

beragamanya, sehingga sangat dikenal sebagai tokoh Islam moderat. Kaum Islam

Page 7: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

27 | The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

liberal kerap menggaung-gaungkan istilah Islam moderat tersebut sebagai bentuk

solusi antara ummat beragama yang sering mengalami pertikaian, terutama kalangan

muslim dan bukan muslim yang kerap mengalami perselisihan.

Menurut Deliar Noor, seorang penulis buku yang berjudul “Umat Islam dan

Masalah Modernisasi”. Modernisasi menuntut bangsa Indonesia untuk :

a. Memandang kedepan dan bukan memandang kebelakang.

b. Memiliki sikap dinamis dan aktif.

c. Memperhatikan waktu.

d. Memberikan penekanan pada rasionalitas, bukan pada perasaan atau perkiraan.

e. Mengembangkan sikap terbuka.

f. Memberikan prioritas pada prestasi pesonal.

g. Memberikan perhatian yang lebih besar kepada masalah yang yang di hadapi

saat ini.

h. Melibatkan diri dalam pengajaran tujuan yang lebih penting dari tujuan

kelompok.6

Meskipun umat Islam merupakan 87 persen penduduk Indonesia, ide negara

Islam terus menerus dan konsisten ditolak. Bahkan, partai-partai Islam, kecuali di

awal pergerakan nasional, mulai dari masa penjajahan hingga masa kemerdekaan,

selalu mengalami kekalahan.7

‘Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah

‘Aqidah ( العقيدة) menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu

yang berarti kepercayaan atau (التوثيق ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (العقد )

keyakinan yang kuat, al-ihkaamu ( الإحكام) yang artinya mengokohkan

(menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( ة بط بق و yang berarti mengikat dengan (الر

kuat.8 Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh dan

pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Jadi,

‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid9 dan taat

kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-

6Sholihan, ModernitasPostmodernitas Agama, Semarang :Wlisongo Press, 2008. Hlm 53 7BadriYatim, SejarahPeradaban Islam, Jakarta :RajawaliPers, 2010. Hlm 271 8 Lisaanul ‘Arab (IX/311: عقد) karya Ibnu Manzhur (wafat th. 711 H) t dan Mu’jamul Wasiith

(II/614: عقد). 9TauhidRububiyyah, Uluhiyyah, danAsma’ waShifat Allah.

Page 8: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Sumiati | 28

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah

shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib,

beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih serta

seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang

telah ditetapkan menurut Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush

Shalih.10

Objek Kajian Ilmu ‘Aqidah 11

‘Aqidah jika dilihat dari sudut pandang sebagai ilmu -sesuai konsep Ahlus

Sunnah wal Jama’ah- meliputi topik-topik: Tauhid, Iman, Islam, masalah

ghaibiyyaat (hal-hal ghaib), kenabian, takdir, berita-berita (tentang hal-hal yang telah

lalu dan yang akan datang), dasar-dasar hukum yang qath’i (pasti), seluruh dasar-

dasar agama dan keyakinan, termasuk pula sanggahan terhadap ahlul ahwa’ wal

bida’ (pengikut hawa nafsu dan ahli bid’ah), semua aliran dan sekte yang menyempal

lagi menyesatkan serta sikap terhadap mereka. Disiplin ilmu ‘aqidah ini mempunyai

nama lain yang sepadan dengannya, dan nama-nama tersebut berbeda antara Ahlus

Sunnah dengan firqah-firqah (golongan-golongan) lainnya.

Penamaan ‘Aqidah Menurut Ahlus Sunnah

Di antara nama-nama ‘aqidah menurut ulama Ahlus Sunnah adalah:

1. Al-Iman, ‘Aqidah disebut juga dengan al-Iman sebagaimana yang disebutkan

dalam Al-Qur-an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena

‘aqidah membahas rukun iman yang enam dan hal-hal yang berkaitan

dengannya. Sebagaimana penyebutan al-Iman dalam sebuah hadits yang

masyhur disebut dengan hadits Jibril Alaihissallam. Dan para ulama Ahlus

Sunnah sering menyebut istilah ‘aqidah dengan al-Iman dalam kitab-kitab

mereka.12

10LihatBuhuutsfii ‘AqiidahAhlisSunnahwalJamaa’ah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim

al-‘Aql, cet. II/ Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 H, ‘AqiidahAhlisSunnahwalJamaa’ah (hal. 13-14)

karyaSyaikh Muhammad bin Ibrahim al-HamddanMujmalUshuulAhlisSunnahwalJamaa’ahfil

‘Aqiidaholeh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql. 11LihatBuhuutsfii ‘AqiidahAhlisSunnahwalJamaa’ah (hal. 12-14). 12 Seperti Kitaabul Iimaan karya Imam Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Sallam (wafat th. 224 H), Kitaabul

Iimaan karya al-Hafizh Abu Bakar ‘Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah (wafat th. 235 H),

al-Imaan karya Ibnu Mandah (wafat th. 359 H) dan Kitabul Iman karya Syaikhul Islam Ibnu

Taimiyyah (wafat th. 728 H), هرحمهمالل

Page 9: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

29 | The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

2. ‘Aqidah (I’tiqaad dan ‘Aqaa-id) Para ulama Ahlus Sunnah sering menyebut

ilmu ‘aqidah dengan istilah ‘Aqidah Salaf: ‘Aqidah Ahlul Atsar dan al-I’tiqaad

di dalam kitab-kitab mereka.13

3. Tauhid, ‘Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar

seputar Tauhid atau pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyyah, Uluhiyyah

dan Asma’ wa Shifat. Jadi, Tauhid merupakan kajian ilmu ‘aqidah yang paling

mulia dan merupakan tujuan utamanya. Oleh karena itulah ilmu ini disebut

dengan ilmu Tauhid secara umum menurut ulama Salaf.14

4. As-Sunnah, As-Sunnah artinya jalan. ‘Aqidah Salaf disebut As-Sunnah karena

para penganutnya mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum di dalam masalah

‘aqidah. Dan istilah ini merupakan istilah masyhur (populer) pada tiga generasi

pertama.15

5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah Ushul artinya rukun-rukun Iman, rukun-

rukun Islam dan masalah-masalah yang qath’i serta hal-hal yang telah menjadi

kesepakatan para ulama.16

6. Al-Fiqhul Akbar Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al-Fiqhul

Ashghar, yaitu kumpulan hukum-hukum ijtihadi.17

7. Asy-Syari’ah Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh

Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya berupa jalan-jalan petunjuk, terutama dan

yang paling pokok adalah Ushuluddin (masalah-masalah ‘aqidah).18

Itulah beberapa nama lain dari ilmu ‘Aqidah yang paling terkenal, dan

adakalanya kelompok selain Ahlus Sunnah menamakan ‘aqidah mereka dengan

nama-nama yang dipakai oleh Ahlus Sunnah, seperti sebagian aliran Asyaa’irah

(Asy’ariyyah), terutama para ahli hadits dari kalangan mereka.

13Seperti ‘AqiidatusSalaf Ash-haabilHadiitskarya ash-Shabuni (wafatth. 449 H),

SyarahUshuulI’tiqaadAhlisSunnahwalJamaa’ah (hal. 5-6) oleh Imam al-Lalika-i (wafatth. 418 H)

dan al-I’tiqaadoleh Imam al-Baihaqi (wafatth. 458 H), رحمهمالله. 14Sepertikitab as-Sunnahkarya Imam Ahmad bin Hanbal (wafatth. 241 H), as-Sunnahkarya ‘Abdullah

bin Ahmad bin Hanbal (wafatth. 290 H), as-Sunnahkarya al-Khallal (wafatth. 311 H)

danSyarhusSunnahkarya Imam al-Barba-hari (wafatth. 329 H), هرحمهمالل 15Sepertikitab as-Sunnahkarya Imam Ahmad bin Hanbal (wafatth. 241 H), as-Sunnahkarya ‘Abdullah

bin Ahmad bin Hanbal (wafatth. 290 H), as-Sunnahkarya al-Khallal (wafatth. 311 H)

danSyarhusSunnahkarya Imam al-Barba-hari (wafatth. 329 H), رحمهمالله 16 . SepertikitabUshuuluddinkarya al-Baghdadi (wafatth. 429 H), asy-SyarhwalIbaanah ‘an

UshuuliddiyaanahkaryaIbnuBaththah al-Ukbari (wafatth. 387 H) dan al-Ibaanah ‘an

Ushuuliddiyaanahkarya Imam AbulHasan al-Asy’ari (wafatth. 324 H), هرحمهمالل 17Sepertikitab al-Fiqhul Akbar karya Imam Abu Hanifahrahimahullah (wafatth. 150). 18SepertiSyarhulMaqaashidfii ‘IlmilKalaamkarya at-Taftazani (wafatth. 791 H).

Page 10: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Sumiati | 30

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

Page 11: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

31 | The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

Penamaan ‘Aqidah Menurut Firqah (Sekte) Lain

Ada beberapa istilah lain yang dipakai oleh firqah (sekte) selain Ahlus

Sunnah sebagai nama dari ilmu ‘aqidah, dan yang paling terkenal di antaranya

adalah:

1. Ilmu Kalam, Penamaan ini dikenal di seluruh kalangan aliran teologis mu-

takallimin (pengagung ilmu kalam), seperti aliran Mu’tazilah, Asyaa’irah19dan

kelompok yang sejalan dengan mereka. Nama ini tidak boleh dipakai, karena

ilmu Kalam itu sendiri merupa-kan suatu hal yang baru lagi diada-adakan dan

mempunyai prinsip taqawwul (mengatakan sesuatu) atas Nama Allah dengan

tidak dilandasi ilmu. Dan larangan tidak bolehnya nama tersebut dipakai

karena bertentangan dengan metodologi ulama Salaf dalam menetapkan

masalah-masalah ‘aqidah.

2. Filsafat, Istilah ini dipakai oleh para filosof dan orang yang sejalan dengan

mereka. Ini adalah nama yang tidak boleh dipakai dalam ‘aqidah, karena dasar

filsafat itu adalah khayalan, rasionalitas, fiktif dan pandangan-pandangan

khurafat tentang hal-hal yang ghaib.

3. Tashawwuf Istilah ini dipakai oleh sebagian kaum Shufi, filosof, orientalis

serta orang-orang yang sejalan dengan mereka. Ini adalah nama yang tidak

boleh dipakai dalam ‘aqidah, karena merupakan pe-namaan yang baru lagi

diada-adakan. Di dalamnya terkandung igauan kaum Shufi, klaim-klaim dan

pengakuan-pengakuan khurafat mereka yang dijadikan sebagai rujukan dalam

‘aqidah. Penamaan Tashawwuf dan Shufi tidak dikenal pada awal Islam.

Penamaan ini terkenal (ada) setelah itu atau masuk ke dalam Islam dari ajaran

agama dan keyakinan selain Islam. Dr. Shabir Tha’imah memberi komentar

dalam kitabnya, ash-Shuufiyyah Mu’taqadan wa Maslakan: “Jelas bahwa

Tashawwuf dipengaruhi oleh kehidupan para pendeta Nasrani, mereka suka

memakai pakaian dari bulu domba dan berdiam di biara-biara, dan ini banyak

sekali. Islam memutuskan kebiasaan ini ketika ia membebaskan setiap negeri

dengan tauhid. Islam memberikan pengaruh yang baik terhadap kehidupan dan

memperbaiki tata cara ibadah yang salah dari orang-orang sebelum Islam.”[

Syaikh Dr. Ihsan Ilahi Zhahir (wafat th. 1407 H) rahimahullah berkata di dalam

bukunya at-Tashawwuful-Mansya’ wal Mashaadir: “Apabila kita

memperhatikan dengan teliti tentang ajaran Shufi yang pertama dan terakhir

(belakangan) serta pendapat-pendapat yang dinukil dan diakui oleh mereka di

19 Ash-ShuufiyyahMu’taqadanwaMaslakan (hal. 17), dikutipdariHaqiiqatuthTashawwufkaryaSyaikh

Dr. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah al-Fauzan (hal. 18-19).

Page 12: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Sumiati | 32

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

dalam kitab-kitab Shufi baik yang lama maupun yang baru, maka kita akan

melihat dengan jelas perbedaan yang jauh antara Shufi dengan ajaran Al-Qur-

an dan As-Sunnah. Begitu juga kita tidak pernah melihat adanya bibit-bibit

Shufi di dalam perjalanan hidup Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para

Sahabat beliau Radhiyallahu anhum, yang mereka adalah (sebaik-baik) pilihan

Allah Subhanahu wa Ta’ala dari para hamba-Nya (setelah para Nabi dan

Rasul). Sebaliknya, kita bisa melihat bahwa ajaran Tashawwuf diambil dari

para pendeta Kristen, Brahmana, Hindu, Yahudi, serta ke-zuhudan Budha,

konsep asy-Syu’ubi di Iran yang merupakan Majusi di periode awal kaum

Shufi, Ghanusiyah, Yunani, dan pemikiran Neo-Platonisme, yang dilakukan

oleh orang-orang Shufi belakangan.20Syaikh ‘Abdurrahman al-Wakil

rahimahullah berkata di dalam kitabnya, Mashra’ut Tashawwuf:

“Sesungguhnya Tashawwuf itu adalah tipuan (makar) paling hina dan tercela.

Syaithan telah membuat hamba Allah tertipu dengannya dan memerangi Allah

Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya

Tashawwuf adalah (sebagai) kedok Majusi agar ia terlihat sebagai seorang

yang ahli ibadah, bahkan juga kedok semua musuh agama Islam ini. Bila

diteliti lebih mendalam, akan ditemui bahwa di dalam ajaran Shufi terdapat

ajaran Brahmanisme, Budhisme, Zoroasterisme, Platoisme, Yahudi, Nasrani

dan Paganisme.21

4. Ilaahiyyat (Teologi), Illahiyat adalah kajian ‘aqidah dengan metodologi

filsafat. Ini adalah nama yang dipakai oleh mutakallimin, para filosof, para

orientalis dan para pengikutnya. Ini juga merupakan penamaan yang salah

sehingga nama ini tidak boleh dipakai, karena yang mereka maksud adalah

filsafatnya kaum filosof dan penjelasan-penjelasan kaum mutakallimin tentang

Allah Subhanahu wa Ta’ala menurut persepsi mereka.

5. Kekuatan di Balik Alam Metafisik Sebutan ini dipakai oleh para filosof dan

para penulis Barat serta orang-orang yang sejalan dengan mereka. Nama ini

tidak boleh dipakai, karena hanya berdasar pada pemikiran manusia semata

dan bertentangan dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Banyak orang yang

menamakan apa yang mereka yakini dan prinsip-prinsip atau pemikiran yang

mereka anut sebagai keyakinan sekalipun hal itu palsu (bathil) atau tidak

mempunyai dasar (dalil) ‘aqli maupun naqli. Sesungguhnya ‘aqidah yang

20 At-Tashawwuf al-Mansya’ walMashaadir (hal. 50), cet. I/ IdaarahTurjumanisSunnah, Lahore-

Pakistan, th. 1406 H. 21Mashra’utTashawwuf (hal. 10), cet. I/ RiyaasahIdaaratilBuhuuts al-‘IlmiyyahwalIftaa’, th. 1414

H.

Page 13: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

33 | The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

mempunyai pengertian yang benar yaitu ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah

yang bersumber dari Al-Qur-an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa

sallam yang shahih serta Ijma’ Salafush Shalih.

Penutup

Islam moderat Ahlussunah adalah mereka yang mengikuti dengan konsisten

jejak langkah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW. Dan membelanya. Diantara

mereka ada yang disebut “salaf”, yakni generasi awal mulai dari sahabat, tabiin, dan

tabiin-tabiin, dan ada juga yang disebut “ kholaf”, yaitu generasi yang datang

kemudian. Golongan ini adalah mayoritas umat Islam. Sembilan prinsip yang

melandasi Islam moderat : Al-Qur’an sebagai Kitab Terbuka, Keadilan, Kesetaraan,

Toleransi, Pembebasan, Kemanusiaan, Pluralisme, Sensitifitas dan Non diskriminasi

Para pemeluk Islam moderat menamakan diri mereka sebagai ummatan

wasathan atau ummat pertengahan, yakni kaum pertengahan yang ingin

menampilkan nilai-nilai kemoderatannya. Salah seorang tokoh Islam moderat dalam

negeri yang cukup dikenal adalah GusDur.

‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit

pun bagi orang yang meyakininya. Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang

teguh dan bersifat pasti kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan segala

pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-

malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk

dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama

(Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’

(konsensus) dari Salafush Shalih serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara

ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur-an dan As-

Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih

Penamaan ‘Aqidah Menurut Ahlus Sunnah : Al Iman, ‘Aqidah (I’tiqaad dan

‘Aqaa-id), Tauhid, As Sunnah, Ushuluddin dan Ushuluddiniyah, Al Fiqh Al Akbar.

Penamaan ‘Aqidah Menurut sekte lain: Imlu kalam, Filsafat, Tasawuf, Ilaahiyat,

Kekuatan di Balik Alam Metafisik

Page 14: The Nine Principles of Moderate Islam Ahlussunah Wal Jama'ah

Sumiati | 34

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, Tahun 2019

Daftar Pustaka

Hasan, Muhammad Tholhah.(2005)Ahlussunah Wal Jamaah, Jakarta : Lantabora

Press.

Madjid,Nurcholish.(1998) Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan, Bandung :

Mizan.

Sholikhin, M (2005) Sejarah Peradaban Islam, Semarang : Rasail.

Sholihan,(2008) Modernitas Postmodernitas Agama, Semarang : Wlisongo Press.

Yatim,Badri.(2010) Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Rajawali Pers.

Lisaanul ‘Arab (IX/311: عقد) karya Ibnu Manzhur dan Mu’jamul Wasiith (II/614:

(عقد

Copyright © 2019 Proceeding: The 1st Faqih Asy’ari Islamic Institute International Conference

Faqih Asy’ari Islamic Institute Sumbersari Kediri, Indonesia “Moderasi Islam Aswaja untuk

Perdamaian Dunia”(Volume 2, Tahun 2019) ISBN (complete) 978-623-91749-3-4; ISBN

(Volume 2): 978-623-91749-5-8

Copyright of Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference is the

property of FaqihAsy’ari Islamic Institute (IAIFA) Kediri and its content may not be copied

oremailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express

writtenpermission. However, users may print, download, or email articles for individual use.

http://proceeding.iaifa.ac.id/index.php/FAI3C