tetanus
DESCRIPTION
materi tetanusTRANSCRIPT
![Page 1: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/1.jpg)
Diagnosa Keperawatan (Doengoes)
♦ Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan meningkatnya sekresi atau produksi mukus
♦ Defisit velume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat
♦ Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketegangan dan spasme otot mastikatoris , kesukaran menelan dan membuka mulut
♦ Resiko aspirasi berhubungan dengan meningkatknya sekresi, kesukaran menelan, dan spasme otot faring.
♦ Resiko injuri berhubungan dengan aktifitas kejang
♦ Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan aktifitas tatanuslysin
♦ Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan aktifitas kejang
♦ Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan perubahan status kesehatan, penata laksanaan gangguan kejang
♦ Cemas berhubungan dengan kemungkinan injuri selama kejang
Rencana Keperawatan dan Rasional
Dx. 1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan meningkatnya sekresi atau produksi mukus.
Tujuan : Anak memperlihatkan kepatenan jalan nafas dengan kriteria jalan nafas bersih, tidak ada sekresi
Intervensi
Rasional
a. Kaji status pernafasan, frekwensi, irama, setiap 2 – 4 jam
b. Lakukan pengisapan lendir dengan hati-hati dan pasti bila ada penumpukan sekret
c. Gunakan sudip lidah saat kejang
d. Miringkan ke samping untuk drainage
e. Observasi oksigen sesuai program
f. Pemberian sedativa Diazepam drip 10 Amp (hari pertama dan setiap hari dikurangi 1 amp)
g. Pertahankan kepatenan jalan nafas dan bersihkan mulut
![Page 2: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/2.jpg)
rasional
§ Takipnu, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena adanya sekret
§ Menurunkan resiko aspirasi atau aspeksia dan osbtruksi
§ Menghindari tergigitnya lidah dan memberi sokongan pernafasan jika diperlukan
§ Memudahkan dan meningkatkan aliran sekret dan mencegah lidah jatuh yang menyumbat jalan nafas
§ Memaksimalkan oksigen untuk kebutuhan tubuh dan membantu dalam pencegahan hipoksia
§ Mengurangi rangsangan kejang
§ Memaksimalkan fungsi pernafasan untuk memenuhi kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan pencegahan hipoksia
Dx. 2. Defisit velume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat
Tujuan : Anak tidak memperlihatkan kekurangan velume cairan yang dengan kriteria:
§ Membran mukosa lembab, Turgor kulit baik
Intervensi
Rasional
1. Kaji intake dan out put setiap 24 jam
2. Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, dan turgor kulit setiap 24 jam
3. Berikan dan pertahankan intake oral dan parenteral sesuai indikasi ( infus 12 tts/m, NGT 40 cc/4 jam) dan disesuaikan dengan perkembangan kondisi pasien
4. Monitor berat jenis urine dan pengeluarannya
5. Pertahankan kepatenan NGT
@ Memberikan informasi tentang status cairan /volume sirkulasi dan kebutuhan penggantian
@ Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler
@ Mempertahankan kebutuhan cairan tubuh
@ Penurunan keluaran urine pekat dan peningkatan berat jenis urine diduga dehidrasi/ peningkatan kebutuhan cairan
@ Mempertahankan intake nutrisi untuk kebutuhan tubuh
![Page 3: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/3.jpg)
Dx. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketegangan dan spasme otot mastikatoris , kesukaran menelan dan membuka mulut
Tujuan : Status nutrisi anak terpenuhi dengan kriteria:
@ Berat badan sesuai usia
@ makanan 90 % dapat dikonsumsi
@ Jenis makanan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan gizi anak (protein, karbohidrat, lemak dan viotamin seimbang
Intervensi
Rasional
1. Pasang dan pertahankan NGT untuk intake makanan
2. Kaji bising usus bila perlu, dan hati-hati karena sentuhan dapat merangsang kejang
3. Berikan nutrisi yang tinggi kalori dan protein
4. Timbang berat badan sesuai protokol
@ Intake nutrisi yang seimbang dan adekuat akan mempertahankan kebutuhan nutrisi tubuh
@ Bising usus membantu dalam menentukan respon untuk makan atau mengetahui kemungkinan komplikasi dan mengetahui penurunan obsrobsi air.
@ Suplay Kalori dan protein yang adekuat mempertahankan metabolisme tubuh
@ Mengevalusai kefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi
Dx. 4. Resiko aspirasi berhubungan dengan meningkatknya sekresi, kesukaran menelan, dan spasme otot faring.
Tujuan : Tidak terjadi aspirasi dengan kriteria:
- Jalan nafas bersih dan tidak ada sekret
- Pernafasan teratur
Intervensi
Rasional
1. Kaji status pernafasan setiap 2-4 jam
![Page 4: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/4.jpg)
2. Lakukan pengisapan lendir dengan hati-hati
3. Gunakan sudip lidah saat kejang
4. Miringkan ke samping untuk drainage
5. Pemberian oksigen 0,5 Liter
6. Pemberian sedativa sesuai program
7. Pertahankan kepatenan jalan nafas dan bersihkan mulut
@ Takipnu, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena adanya sekret
@ Menurunkan resiko aspirasi atau aspiksia dan osbtruksi
@ Menghindari tergigitnya lidah dan memberi sokongan pernafasan jika diperlukan
@ Memudahkan dan meningkatkan aliran sekret dan mencegah lidah jatuh yang menyumbat jalan nafas
@ Memaksimalkan oksigen untuk kebutuhan tubuh dan membantu dalam pencegahan hipoksia
@ Mengurangi rangsangan kejang
@ Memaksimalkan fungsi pernafasan untuk memenuhi kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan pencegahan hipoksia
Dx. 5. Resiko injuri berhubungan dengan aktifitas kejang
Tujuan : Cedera tidak terjadi dengan kriteria
Klien tidak ada cedera
Tidur dengan tempat tidur yang terpasang pengaman
Intervensi
Rasional
1. Identifikasi dan hindari faktor pencetus
2. Tempatkan pasien pada tempat tidur pada pasien yang memakai pengaman
3. Sediakan disamping tempat tidur tongue spatel
4. Lindungi pasien pada saat kejang
5. Catat penyebab mulai terjadinya kejang
![Page 5: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/5.jpg)
@ Menghindari kemungkinan terjadinya cedera akibat dari stimulus kejang
@ Menurunkan kemungkinan adanya trauma jika terjadi kejang
@ Antisipasi dini pertolongan kejang akan mengurangi resiko yang dapat memperberat kondisi klien
@ Mencegah terjadinya benturan/trauma yang memungkinkan terjadinya cedera fisik
@ Pendokumentasian yang akurat, memudah-kan pengontrolan dan identifikasi kejang
Dx. 6. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tetanus lysin , pembatasan aktifitas (immobilisasi)
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit, dengan kriteria :
Tidak ada kemerahan , lesi dan edema
Intervensi
Rasional
1. Observai adanya kemerahan pada kulit
2. Rubah posisi secara teratur
3. Anjurkan kepada orang tua pasien untuk memakaikan katun yang longgar
4. Pantau masukan cairan, hidrasi kulit dan membran mukosa
5. Pertahankan hygiene kulit dengan mengeringkan dan melakukan masagge dengan lotion
@ Kemerahan menandakan adanya area sirkulasi yang buruk dan kerusakan yang dapat menimbulkan dikubitus
@ Mengurangi stres pada titik tekanan sehingga meningkatkan aliran darah ke jaringan yang mempercepat proses kesembuhan
@ Mencegah iritasi kulti secara langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada kulit
@ Mendeteksi adanya dehidrasi/overhidrasi yang mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan
@ Mempertahankan kebersihan karena kulit yang kering dapat menjadi barier infeksi dan masagge dapat meningkatkan sirkulasi kulit
Dx. 7. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan aktifitas kejang
![Page 6: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/6.jpg)
Tujuan : Kebutuhan aktifitas sehari-hari/perawatan diri terpenuhi, dengan kriteria
@ Tempat tidur bersih,Tubuh anak bersih,Tidak ada iritasi pada kulit, BAB/BAK dapat dibantu.
Intervensi
Rasional
1. Pemenuhan kebutuhan aktifitas sehari-hari
2. Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan aktifitas , BAB/BAK, membersihkan tempat tidur dan kebersihan diri
3. Berikan makanan perparenteral
4. Libatkan orang tua dalam perawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Kebutuhan sehari-hari terpenuhi secara adekuat dapat membantu proses kesembuhan
Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
Orang tua mandiri dalam merawat anak di rumah sakit
Dx. 8. Cemas berhubungan dengan kemungkinan injuri selama kejang
Tujuan : Orang tua menunjukan rasa cemas berkurang dan dapat mengekspresikan perasaan tentang kondisi anak yang dialami, dengan kriteria : Orang tua klien tidak cemas dan gelisah.
Intervensi
Rasional
1. Jelaskan tentang aktifitas kejang yang terjadi pada anak
2. Ajarkan orang tua untuk mengekspresikan perasaannya tentang kondisi anaknya
3. Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan
4. Gunakan komunikasi dan sentuhan terapetik
Pengetahuan tentang aktifitas kejang yang memadai dapat mengurangi kecemasan
Ekspresi/ eksploitasi perasaan orang tua secara verbal dapat membantu mengetahui tingkat kecemasan
Pengetahuan tentang prosedur tindakan akan membantu menurunkan / menghilangkan kecemasan
![Page 7: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/7.jpg)
Memberikan ketenangan dan memenuhi rasa kenyamanan bagi keluargaTetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Clostridium tetani bermanifestasi sebagai kejang otot proksimal diikuti kekakuan seluruh badan (Noer, 1996).
Asuhan Keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan penyakit tetanus a. Pengkajian Dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk memudahkan (Doenges, 2000) dan fokus yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:
1) Data Subyektif · Pasien mengeluh nyeri akibat kaku pada otot dan nyeri pada kepala · Pasien mengeluh tidak bisa membuka mulut · Pasien mengeluh sesak terutama saat kejang · Pasien mengeluh terjadi peningkatan suhu tubuh · Pasien mengatakan tidak dapat BAB · Kaku otot masseter · Opistotonus akibat kaku kuduk, kaku leher dan kaku punggung · Terdapat luka · Risus sardonikus karena otot wajah · Perut papan · Peristaltik menurun · Demam · Trismus
2) Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut NANDA pada pasien tetanus adalah: · Pola nafas tak efektif berhubungan dengan spasme otot pernafasan ·
Resiko cedera berhubungan dengan aktivitas kejang ·
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan trismus ·
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri otot ·
Resiko terhadap penularan infeksi berhubungan dengan pemajanan pada penularan organisme melalui udara ·
Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik sekunder terhadap spasne otot dinding abdomen Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot ·
Kurang pengetahuan tenttang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi ·
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit ·
Peningkatan suhu tubuh behubungan dengan proses infeksi sekunder akibat kuman Clostridium tetani b. Prioritas Perencanaan ·
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan pada berat ringannya masalah yang dihadapi pasien yaitu: Pola nafas tak efektif berhubungan dengan spasme otot pernafasan
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder akibat kuman Clostridium Tetani
Resiko cedera berhubungan dengan aktivitgas kejang Perubahn nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan degnan trismus
![Page 8: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/8.jpg)
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri Resiko terhadap penularan infeksi berhubungan dengan pemajanan pada penularan organisme
melalui udara Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik sejunder terhadap spasme otot dinding
abdomen Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot Ansietas dengan kurang pengetahuan tentang penyakit Kurang pengetahuan tentang kondisi , prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurang informasi
c. Perencanaan 1) Pola nafas tak efektif berhubungan dengan spasme otot pernafasan
Tujuan : Pola nafas pasien tak efektif
Kriteria Hasil : Menunjukkan pola mafas efektif dengan frekuensi dan kedalam rentang normal Intervensi : a) Kaji kadalaman frekuensi, irama, catat bila tidak ada keteraturan
Rasional: Untuk mengetahui tingkat keparahan sehingga dapat memberikan intervensi secara cepat
b) Bila tidak kejang berikan posisi semi fowler
Rasional: Memungkinkan ekspansi paru lebih maksimal dan memuahkan pernafasan
c) Berikan posisi miring dengan permukaan datar, miringkan kepala jika kejang Rasional: Meningkatkan aliran (drainase) sekret, mensegah lidah jatuh dan menyumbt jalan nafas
d) Longgarkan pakaian daerah leher dan dada
Rasional: Untuk memfasilitasi usaha bernafas/ ekspansi dada
e) Anjurksn pasien untuk melakukan nafas dalam yang efektif
Rasional: Untuk memaksimalkan pemasukan O2 ke dalam paru-paru sehingga oksigenasi terpenuhi
f) Berikan O2 sesuai kebutuhan
Rasional: Dapat menurunkan hipoksia serebral sebagai akibat sirkulasi yang menurun atau oksigen sekunder terhadap serangan kejang
2) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder akibat kuman Clostridium Tetani
Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil : Suhu tubuh dalam batas normal (36-37 derajat C)
![Page 9: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/9.jpg)
Intervensi : a) Pantau suhu tubuh setiap 8 jam
Rasional: Kenaikan suhu tubuh menandakan terjadinya infeksi
b) Beri kompres hangat si ketiak dan lipatan paha
Rasional: Perpindahan panas secara konduksi
c) Anjurkan banyak minum 1500 cc per hari
Rasional: Air merupakan pengaturan suhu tubuh, setiap kenaikan suhu tubuh melebihi normal, kebutuhan metabolisme air meningkat dari kebutuhan. Setiap ada kenaikan suhu tubuh i cc kuran lebih 200 cc
d) Kolaborasi pemberian antipiretik dan antibiotik
Rasional: Mengurangi demam dan infeksi denan aksi sentral pada hipotalamus
3) Resiko cedera berhubungan dengan aktivitas kejang
Tujuan : Cedera tidak terjadi
Kriteria Hasil : Pasien tidak mengalami kejang menunjukkan perilaku penurunan resiko cedera Intervensi : a) Observasi pasien, catat aktivitas kejang, frekuensi lamanya kejang, menunjukkan perilaku penurunan resiko cedera
b) Batasi pengunjung dan jaga ketenangan ruangan
Rasional: Pasien sangat peka terhadap rangsangan, sehingga pasien mudah sekali kejang. Dengan menimbulkan berbagai macam rangsangan, cedera dapat dicegah
c) Pasang tongespatel pada mulut pasien
Rasional: Menghindari terjdinya trauma pada mulut saat kejang
d) Tempatkan pada ruangan khusus atau terisolasi
Rasional: Ruangan terisolasi aman terjadap berbagai macam rangsangan
e) Beri anti kejang
Rasional: Anti kejang dapat meminimalkan, mengurangi kepekaan jaringan saraf terhadap rangsangan sehingga dapat mengontrol kejang
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan trismus
![Page 10: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/10.jpg)
Tujuan : Nutrisi pasien adekuat
Kriteria Hasil : Pasien mengatakan nafsu makan bertambah, kemajuan peningkatan berat badan sesuai tujuan, tidak mengalami tanda-tanda malnutrisi
Intervensi : a) Kaji kemampuan pasien untuk menguyah, menelan dan mengatasi sekresi
Rasional: Menentukan pemilihan terhadap jenis makanan sehingga pasien terlindung dari aspirasi
b) Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan suara
Rasional: Bising usus menentukan respon untuk makan dan berkembangnya komplikasi
c) Beri makan dalam jumlah kecil tapi sering
Rasional: Meningkatakan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap nutrisi
d) Kolaborasi, konsultasi dengan ahli gizi dan berikan umpan balik
Rasional: Sumber efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan kalori
5) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
Tujuan : Dapat mobilisasi secara bertahap Kriteria Hasil : Mempertahnkan posisi fungsi optimal, dibuktikan oleh tidak adanya kontraktur, meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang sakit, mempertahankan integritas kulit
Intervensi : a) Kaji tingkat mobilsasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan (0-4) Rasional: Seorang dalam semua kategori sama-sama mempunyai resiko kecelakaan namun kategori dengan nilai 2-4 mempunyai resiko yang terbesar
b) Pertahankan kesejajaran tubuh secara fungsional seperti bokong, kaki dan tangan
Rasional: Mencegah terjadinya rotasi abnormal
c) Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan
Rasional: Meningkatkan sirkulasi pada seluruh bagian tubuh
d) Bantu pasien dengan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi
Rasional: Pemulihan secara fisik merupakan bagian yang sangat penting.
6) Resiko terhadap penularan infeksi berhubungan dengan pemajanan pada penularan organisme melalui udara
![Page 11: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/11.jpg)
Tujuan : Mencegah terjadinya penularan
Kriteria Hasil : Menunjukkan teknik perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman Intervensi :
a) Kaji adanya tanda-tanda infeksi seperti kalor, dolor, rubor, tumor dan fungsiolaesa Rasional : Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera
b) Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan terutama di daerah luka
Rasional: Menimbulkan terjadinya infeksi
c) Observasi vital sign Rasional : Suhu dan nadi merupakan karakteristik dari infeksi sehingga memudahkan dalam pemberian tindakan
d) Kolaborasi dalam pemberian antibiotik sesuai indikasi
Rasional : Terapi profilaksis dapat digunakan pada pasien yang mangalmi trauma untuk menurunkan resiko terjadi infeksi nosokomial
7) Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic sekunder terhadap spasme otot dinding abdomen
Tujuan : Konstipasi tidak terjadi
Kriteria Hasil : Mampu menjelaskan factor penyebab bila diketahui pasien mengatakan nyerinya hilang saat defekasi
Intervensi : a) Auskultasi bising usus Rasional : Bising usus dapat hilang sehingga menganggu pasase faeces
b) Anjurkan secara bertahap untuk meningkatkan masukan cairan
Rasional: Dapat menstimulasi untuk evakuasi usus
c) Anjurkan pasien untuk makan sayur dan buah
Rasional : Sayur dan buah mengandung banyak serat sehingga memudahkan untuk BAB
d) Anjurkan untuk melakukan gerakan atau ambulasi sesuai kemampuan
Rasional : Menstimulasi peristaltic yang memfasilitasi kemungkinan terbentuknya flatus
e) Kolaborasi pemberian laksatif
Rasional : Melembekkan faeces, meningkatkan fungsi defekasi sesuai kebiasaan
![Page 12: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/12.jpg)
8) Nyeri Akut berhubungan dengan spasme otot
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria Hasil : Pasien mengatakan nyeri berkuran atau tekontrol
Intervensi : a) Berikan lingkungan yang tenang
Rasional : Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar
b) Pertahankan mobilisasi bagian yang sakit
Rasional : Menghilangkan nyeri dan mencegah kasalahan posisis pada bagian yang sakit
c) Kaji adanya nyeri, Bantu pasien mengidentifikasi nyeri, seperti lokasi, tipe, intensitas pada skala 0-10 Rasional : Pasien biasanya melaporakan nyeri pada tingakt kekakuan otot
d) Motivasi penggunaan tehnik relaksasi dan distraksi Rasional : Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan dapat meningkatkan koping
e) Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi/nyeri otot
Rasional : Menghilangkan spasme/nyei otot
9) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan proses penyakit
Tujuan : Ansietas pasien berkurang/hilang
Kriteria Hasil : Pasien mengatakan ketakutan/ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani Intervensi : a) Kaji Tingakat ansietas pasien
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi tingkat ansietas untuk memberikan gambaran yang jelas apa yang menjadi alternatif tindakan yang direncanakan
b) Berikan informasi yang akurat dan jujur
Rasional : Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan atas pengetahuan
c) Bantu orang yang terdekat untuk berespon yang positif pada pasien di setiap situasi
Rasional : Meningkatkan penurunan ansietas, melihat orang lain tetap tenang
10) Kurang pengetahuan tentang kondisi spasme/nyeri otot berhubungan dengan kurang informasi Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah
![Page 13: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/13.jpg)
Kriteria Hasil : Pasien mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan Intervensi :
a) Kaji tingkat pengetahuan keluarga
Rasional : Untuk memudahkan penjelasan yang diberikan pada keluarga
b) Jelaskan pada keluarga tentang pentebab, proses dan program pengobatan
Rasional : Untuk dapat mengert bagaiman keadaan pasien dan bantuan yang diberikan keluarga pada pasien
c) Dikusikan dengan pasien dan keluarga tentang hal-halk yang belum dimengerti
Rasional : Meningkatkan pengetahuan pasien sehingga penjelasan yang diberikan kepada pasien lebih mudah dimengerti
d. Pelaksanaan merupakan realisasi dari rangkaian dan penentuan diagnosa keperawatan. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan
e. Evaluasi Evaluasi yang diharapkan pada pasien yaitu: 1) Pola nafas pasien dapat kembali efektif 2) Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh 3) Resio cedera tidak terjadi 4) Nutrisi pasien adekuat 5) Aktivitas dilakukan secara bertahap 6) Resiko terhadap penularan infeksi tidak terjadi 7) Konstipasi dapat teratasi 8) Nyeri pasien hilang 9) Ansietas pasien berkurang/hilang 10)Kurang pengetahuan pasien teratasi
video tetanus silahkan lihat di
http://www.youtube.com/watch?v=uWQpTV0pYV8
![Page 14: Tetanus](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/563dba3f550346aa9aa3f19f/html5/thumbnails/14.jpg)