tetanus

24
TETANUS Oleh Bobby Setiawan 1018011116 Perseptor dr. Fitriyani Sp.S M.Kes

Upload: anni

Post on 17-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tetanus

TRANSCRIPT

  • TETANUSOlehBobby Setiawan 1018011116Perseptordr. Fitriyani Sp.S M.Kes

  • Tetanus didefinisikan sebagai penyakit yang timbul karena sistem saraf pusat terintoksikasi oleh Clostridium tetani, suatu kuman basil gram positif yang memproduksi neurotoksin spesifik.

  • EPIDEMIOLOGITetanus terjadi secara luas di seluruh dunia namun paling sering pada daerah dengan populasi padat, pada iklim hangat dan lembab.Organisme penyebab ditemukan secara primer pada tanah dan saluran cerna hewan dan manusia. Transmisi secara primer terjadi melalui luka yang terkontaminasi.

  • Secara epidemiologi, angka kematian tetanus sekitar 45%, dan 6 % diketahui mendapatkan 1 -2 dosis tetanus toksoid, dan 15% pada individu yang tidak divaksin. Angka kematian tertinggi diketahui pada penderita dengan usia >60 tahun (18%).

  • ETIOLOGIPenayakit tetanus ini disebabkan karena Clostridium tetani yang merupakan basil gram positif obligat anaerobik yang dapat ditemukan pada permukaan tanah yang gembur dan lembab dan pada usus halus dan feses hewan. Mempunyai spora yang mudah bergerak dan spora ini merupkan bentuk vegetatif. Kuman ini bisa masuk melalui luka di kulit.

  • Gambaran Mikroskopik Clostridium Tetani.Kuman ini juga menghasilkan 2 macam eksotoksin TetatanolisinTetanospasmin

  • PATOGENESISC.tetani biasa memasuki tubuh melalui luka. Pada keadaan yang anaerobik, spora dapat tumbuh. Jaringan nekrosis, benda asing atau infeksi aktif juga merupakan tempat yang baik untuk perkembangan spora dan pelepasan toksin.Tetanospasmin merupakan suatu zinc metalloprotease, suatu substansi amino acid polyperptide chain yang dilepaskan di dalam luka. Toksin kemudian dapat menyebar melalui otot yang terkena kepada otot di sekitarnya, dan terikat pada ujung terminal motor neuron perifer, kemudian memasuki akson dan ditransport secara retrograd mealui intraneuronal. Toksin ini bekerja pada sistem saraf simpatis. Selain itu toksin juga dapat menyebar melalui sistem predaran darah dan limfatik.

  • Toksin tetanus ini memblokade pelepasan neurotransmitter dengan membelah permukaan protein dari vesikel sinaps, hal ini mencegah eksositosis normal dari neurotransmiter.Toksin ini menginterfensi fungsi arkus refleks dengan memblokade transmiter inhibisi, terutama GABA, pada daerah presinaps pada medula spinalis dan brainstem.

  • GEJALA KLINISTrias TetanusRisus SardonikusEpistotonusTrismusGejala lainNyeri pada leher

  • Karakteristik pada tetanusKejang bertambah berat selama 3 hari pertama, dan menetap selama 5-7 hari.Setelah 10 hari kejang mulai berkurang frekuensinya.Setelah 2 minggu kejang mulai hilang.Biasanya didahului dengan ketegangan otot terutama pada rahang dan leher.Kemudian timbul kesukaran membuka mulut (trismus / lockjaw) karena spasme otot masseter.Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk (nuchal rigidity)Risus Sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik keluar dan kebawah, bibir tertekan kuat.Gambaran umum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus, tungkai ekstensi, lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik.Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urin, bahkan dapat terjadi fraktur collumna vertebralis (pada anak).

  • Berdasarkan pada temuan klinis terdapat 4 bentuk tetanus yang telah dideskripsikan yaitu:Tetanus lokalTetanus sefalikTetanus umumTetanus neonatorum

  • DIAGNOSISDiagnosis tetanus mutlak didasarkan pada gejala klinis dan anamnesa. Tetanus tidaklah mungkin apabila terdapat riwayat serial vaksinasi yang telah diberikan secara lengkap dan vaksin ulangan yang sesuai telah diberikan. Pemeriksaan laboratorium hanya dipakai untuk eksklusi diagnosa-diagnosa yang lain.

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

  • Klasifikasi tetanus dibagi menjadi :AblletsPatel and Joag

  • Modifikasi klasifikasi Abletts : ITrismus ringan dan sedang dengan kekakuan umum. Tidak disertai dengan kejang, gangguan respirasi dengan sedikit atau tanpa gangguan menelanIITrismus sedang, kaku disertai spasme kejang ringan sampai sedang yang berlangsung singkat, disertai disfagia ringan dan takipnea >3035x/ menitIIITrismus berat, kekakuan umum, spasme dan kejang spontan yang berlangsung lama. Gangguan pernapasan dengan takipnea >40x/menit, kadang apnea, disfagia berat dan takikardia >120x/menit. Terdapat peningkatan aktivitas saraf otonom yang moderat dan menetap.IVGambaran tingkat III disertai gangguan saraf otonom berat dimana dijumpai hipertensi berat dengan takikardi berselang dengan hipotensi relatif dan bradikardia atau hipertensi diastolik yang berat dan menetap (tekanan diastolik >110 mmHg) atau hipotensi sistolik yang menetap (tekanan sistolik
  • Kriteria Patel and Joag

    KriteriaGejalan Klinis1Rahang kaku, spasme terbatas, disfagia, dan kekakuan otot tulang belakang2Spasme saja tanpa melihat frekuensi dan derajatnya3Inkubasi antara 7 hari atau kurang4Waktu onset adalah 48 jam atau kurang5Kenaikan suhu rektal sampai 100oF dan aksila sampai 99oF

  • TingkatKriteria dan PrognosisPrognosis1Ringan, minimal 1 kriteria (K1/K2)Mortalitas 0%2Sedang, minimal 2 kriteria (K1&K2) dengan masa inkubasi > 7 hari dan onset >2 hariMortalitas 10%3Berat, minimal 3 kriteria dengan masa inkubasi

  • TATALAKSANAPrinsip :Mengeliminasi bakteri dalam tubuh untuk mencegah pengeluaran tetanospasmin lebih lanjutMenetralisir tetanospasmin yang beredar bebas dalam sirkulasi (belum terikat dengan sistem saraf pusat)Meminimalisasi gejala yang timbul akibat ikatan tetanospasmin dengan sistem saraf pusat

  • Terapi umumPerawatan di ICU atau di ruangan tenangInfus D5 mencegah dehidrasi dan hipoglikemiDebridement luka

  • Terapi KhususHuman Tetanus Imunoglobulin (hTIG) 3000-6.000 IU IMWHO 500 IU IM sama efektifnyaDi Indonesia umumnya masih menggunakan ATSTT0,5 cc IMAntibiotikDOC : Metronidazole 500 mg PO tiap 6 jam atau 1gr tiap 12 jam selama 10-14 hari

  • Kontrol spasme ototDOC : Benzodiazepin.Depkes Diazepam IV bolus 0,1-0,3 mg/kgBB/kali IV tiap 2-4 jam-adrenergik blocking agents Labetolol 0,25-1 mg/menit IV mengontrol disfungsi otonomIntubasi endotrakeal atau trakeostomiPada tetanus berat (stadium III-IV)Imunisasi tetanus Sebagai pencegahan

  • KOMPLIKASI

    KomplikasiKematian (sudden cardiac death)Kontraktur ototObstruksi jalan napasMalnutrisi dan stress ulcersFrakturKomaHiperaktifitas sistem saraf otonomikNeuropatiInfeksi nosokomialKelainan psikisInfeksi sekunderIleus paralitik, luka akibat tekanan, retensi urin dan konstipasiHypoxic injury, aspirasi pneumonia dan emboli paruDislokasi sendi glenohumeral dan temporomandibular

  • DAFTAR PUSTAKACDC. Tetanus. (cited 2015 Maret 30th ). 2006. Avalaible at: www.cdc.gov/niP/publications/pink/tetanus.pdfFauci, Braunwald et al. Harrisons Principles of Internal Medicine. 17th edition. McGraw-Hill: United State. 2008. Jong, de Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC: Jakarta. 2005. Hal 23-4.Kiking R. Tetanus. Medan: USU Digital Library, 2004;1-9.Sudoyo, Aru. W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid III. Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam FKUI: Jakarta. 2006. Hal 1777-85.