tetanus
DESCRIPTION
tetanusTRANSCRIPT
Definisi
• Yunani tetanos dari teinein yang artinya regangan, kekakuan, atau kontraksi (stretch atau rigidity)
• tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw atau Seven Day Disease yang merupakan suatu penyakit neurologi, dicirikan dengan peningkatan tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani
Etiologi
• Clostridium tetani basil gram positif obligat anaerobik yang dapat ditemukan pada permukaan tanah yang gembur dan lembab dan pada usus halus dan feses hewan.
• Spora yang mudah bergerak dan merupkan bentuk vegetatif.
• Kuman ini bisa masuk melalui luka di kulit. • yang ada tersebar secara luas pada tanah dan karpet,
serta dapat diisolasi pada banyak feses binatang pada kuda, domba, sapi, anjing, kucing, marmot dan ayam.
• Kuman ini juga menghasilkan 2 macam eksotoksin yaitu tetanolisin dan tetanospasmin.
• Fungsi tetanolisin belum diketahui secara pasti, namun diketahui dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang sehat pada luka terinfeksi, menurunkan potensial reduksi dan meningkatkan pertumbuhan organisme anaerob. Tetanolisin ini diketahui dapat merusak membran sel lebih dari satu mekanisme.
• Tetanospasmin (toksin spasmogenik) ini merupakan suatu toksin yang poten yang dikenal berdasarkan beratnya. Tetanospasmin ini mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran neurotransmiter glisin dan GABA pada terminal inhibisi daerah presinaps sehingga pelepasan neurotransmiter inhibisi dihambat dan menyebabkan relaksasi otot terhambat.
Klasifikasi menurut ablett
I. Ringan Kasus tanpa disfagia dan gangguan respirasi
II. Sedang Kasus dengan spastisitas nyata, gangguan menelan (disfagia) dan gangguan respirasi
IIIa. Berat Kasus dengan spastisitas berat disertai spasme berat
IIIb. Sangat Berat
Sama dengan tingkat IIIa disertai adanya aktivitas simpatis berlebihan (disotonomia).
Modifikasi ablettI. Trismus ringan dan sedang dengan kekakuan umum. Tidak disertai dengan kejang,
gangguan respirasi dengan sedikit atau tanpa gangguan menelan
II. Trismus sedang, kaku disertai spasme kejang ringan sampai sedang yang berlangsung singkat disertai disfagia ringan dan takipnea > 30 – 35 x/ menit
III. Trismus berat, kekakuan umum, spasme dan kejang spontan yang berlangsung lama. Gangguan pernapasan dengan takipnea > 40 x/menit, kadang apnea, disfagioa berat dan takikardia > 120x/menit. Terdapat peningkatan aktivitas saraf otonom yang moderat dan menetap.
IV. Gambaran tingkat III disertai gangguan saraf otonom berat dimana dijumpai hipertensi berat dengan takikardi berselang dengan hipotensi relatif dan bradikardia atau hipertensi diastolik yang berat dan menetap (tekanan diastolik >110 mmHg) atau hipotensi sistolik yang menetap (tekanan sistolik <90 mmHg). Dikenal juga dengan autonomic storm
Klasifikasi Patel dan JoagI. Rahang kaku, spasme terbatas, disfagia, dan kekakuan otot
tulang belakang
II. Spasme saja tanpa melihat frekuensi dan derajatnya
III. Inkubasi antara 7 hari atau kurang
IV. Waktu onset adalah 48 jam atau kurang
V. Kenaikan suhu rektal sampai 100 0 farenheit dan aksila sampai 990 farenheit
Diagnosis
• Adanya luka sebagai port d’entry dan masa inkubasi seperti luka tusuk, luka dalam yang kotor
• Adanya C.tetani berdasarkan hasil kultur luka• Adanya trismus• Adanya opistotonus• Adanya defans muskular
KlasifikasiI. Ringan, minimal 1 kriteria ( K1 / K2 ) mortalitas 0 %
II. Sedang, minimal 2 kriteria ( K1& K2) dengan masa inkubasi lebih dari 7 Hari dan onset lebih dari 2 hari, moirtalitas 10 %
III. Berat, minimal 3 kriteria dengan masa inkubasi kurang dari 7 hari dan onset kurang dari 2 hari, mortalitas 32%
IV. Sangat berat, minimal ada 4 kriteria dengan mortalitas 60%
V. Biasanya mortalitas 84 % dengan 5 kriteria, termasuk di dalamnya adalah tetanus neonatorum maupun puerpurium
Tatalaksana
• IVFD RL gtt XX/m• Human Tetanus Imunoglobulin (TIG) 3000 IU
(IM) Single Dose ; atau ATS 100.000 U IM Selama 5 hari
• Metronidazol 4x500 mg (IV)• Inj. diazepam 10x1 amp (IV)• Pasang NGT• Pasang kateter urin
• Intubasi atau trakeostomi dengan atau tanpa ventilasi mekanik mungkin dibutuhkan pada hipoventilasi yang berkaitan dengan sedasi berlebihan atau laringospasme atau untuk menghindari aspirasi oleh pasien dengan trismus, gangguan kemampuan menelan atau disfagia.
• Penatalaksanaan lain meliputi hidrasi, untuk mengontrol kehilangan cairan yang tak nampak dan kehilangan cairan yang lain, yang mungkin signfikan; kecukupan kebutuhan gizi yang meningkat dengan pemberian enteral maupun parenteral; Fungsi ginjal, kandung kemih, dan saluran cerna harus dimonitor. Perdarahan gastrointestinal dan ulkus dekubitus harus dicegah dan infeksi sekunder harus diatasi.
Analisis Kasus
• AnamnesisPenderita datang ke IGD RSMH dikarenakan tidak dapat makan disebabkan mulut kaku dan kesulitan menggerakkan tubuh sejak 1 hari yang lalu.
Gangguan Aktivitas Sehari-hari
Defisit Neurologis
Awitan
• Sejak 2 minggu yang lalu, penderita mengalami keluhan berupa kesulitan membuka mulut, 3 hari kemudian penderita mengeluh perut keras seperti papan, penderita juga mengalami kejang rangsang apabila mendengar suara keras dan disentuh. Penderita makan makanan yang telah dihaluskan seperti bubur lalu dimakan dengan menggunakan sedotan, sulit menelan (-). Penderita juga mengeluhkan kesulitan beraktifas seperti bekerja, berjalan, mandi, dll. Keluhan-keluhan ini semakin memberat lalu penderita berobat ke dokter umum tetapi keluhan tidak berkurang. Sejak 1 hari yang lalu, pasien tidak dapat makan makanan cair dengan sedotan dan kesulitan menggerakan tubuh.
Trismus
Defans muskular
Kejang Rangsang
Gangguan ADL akibat Trismus
Gangguan ADL akibat Trismus
Gangguan ADL akibat Opistotonus
• Riwayat tertusuk paku berkarat di pekarangan rumah 1,5 bulan yang lalu di jari II kaki sebelah kanan. Riwayat imunisasi tetanus tidak ada, riwayat trauma kepala tidak ada, riwayat kejang tidak ada, riwayat demam tidak ada, riwayat sakit tenggorok sebelumnya disangkal, riwayat digigit/dicakar binatang disangkal, riwayat sakit gigi disangkal, riwayat darah tinggi tidak ada, dan riwayat stroke tidak ada.
Port d’entry C.tetani
Dd/ Rabies (-)
Dd/ Infeksi fokal gigi (-)
Dd/ trauma (-)
Dd/ meningitis (-)
Dd/ abses peritonsil (-)
• Sejak 2 minggu yang lalu, penderita mengalami keluhan berupa kesulitan membuka mulut.
• Penderita makan makanan yang telah dihaluskan seperti bubur lalu dimakan dengan menggunakan sedotan, sulit menelan (+).
• 3 hari kemudian penderita mengeluh perut keras seperti papan, penderita juga mengalami kejang rangsang apabila mendengar suara keras dan disentuh.
• Penderita juga mengeluhkan kesulitan beraktifas seperti bekerja, berjalan, mandi, dll.
• Riwayat tertusuk paku berkarat di pekarangan rumah 1,5 bulan yang lalu di jari II kaki sebelah kanan.
I. Rahang kaku, spasme terbatas, disfagia, dan kekakuan otot tulang belakang
II. Spasme saja tanpa melihat frekuensi dan derajatnya
III. Inkubasi antara 7 hari atau kurang
IV. Waktu onset adalah 48 jam atau kurang
V. Kenaikan suhu rektal sampai 100 0 farenheit dan aksila sampai 990 farenheit
√
• Sejak 2 minggu yang lalu, penderita mengalami keluhan berupa kesulitan membuka mulut.
• Penderita makan makanan yang telah dihaluskan seperti bubur lalu dimakan dengan menggunakan sedotan, sulit menelan (+).
• 3 hari kemudian penderita mengeluh perut keras seperti papan, penderita juga mengalami kejang rangsang apabila mendengar suara keras dan disentuh.
• Penderita juga mengeluhkan kesulitan beraktifas seperti bekerja, berjalan, mandi, dll.
• Riwayat tertusuk paku berkarat di pekarangan rumah 1,5 bulan yang lalu di jari II kaki sebelah kanan.
I. Rahang kaku, spasme terbatas, disfagia, dan kekakuan otot tulang belakang
II. Spasme saja tanpa melihat frekuensi dan derajatnya
III. Inkubasi antara 7 hari atau kurang
IV. Waktu onset adalah 48 jam atau kurang
V. Kenaikan suhu rektal sampai 100 0 farenheit dan aksila sampai 990 farenheit
• Sejak 2 minggu yang lalu, penderita mengalami keluhan berupa kesulitan membuka mulut.
• Penderita makan makanan yang telah dihaluskan seperti bubur lalu dimakan dengan menggunakan sedotan, sulit menelan (+).
• 3 hari kemudian penderita mengeluh perut keras seperti papan, penderita juga mengalami kejang rangsang apabila mendengar suara keras dan disentuh.
• Penderita juga mengeluhkan kesulitan beraktifas seperti bekerja, berjalan, mandi, dll.
• Riwayat tertusuk paku berkarat di pekarangan rumah 1,5 bulan yang lalu di jari II kaki sebelah kanan.
I. Rahang kaku, spasme terbatas, disfagia, dan kekakuan otot tulang belakang
II. Spasme saja tanpa melihat frekuensi dan derajatnya
III. Inkubasi antara 7 hari atau kurang
IV. Waktu onset adalah 48 jam atau kurang
V. Kenaikan suhu rektal sampai 100 0 farenheit dan aksila sampai 990 farenheit
• Sejak 2 minggu yang lalu, penderita mengalami keluhan berupa kesulitan membuka mulut.
• Penderita makan makanan yang telah dihaluskan seperti bubur lalu dimakan dengan menggunakan sedotan, sulit menelan (+).
• 3 hari kemudian penderita mengeluh perut keras seperti papan, penderita juga mengalami kejang rangsang apabila mendengar suara keras dan disentuh.
• Penderita juga mengeluhkan kesulitan beraktifas seperti bekerja, berjalan, mandi, dll.
• Riwayat tertusuk paku berkarat di pekarangan rumah 1,5 bulan yang lalu di jari II kaki sebelah kanan.
I. Rahang kaku, spasme terbatas, disfagia, dan kekakuan otot tulang belakang
II. Spasme saja tanpa melihat frekuensi dan derajatnya
III. Inkubasi antara 7 hari atau kurang
IV. Waktu onset adalah 48 jam atau kurang
V. Kenaikan suhu rektal sampai 100 0 farenheit dan aksila sampai 990 farenheit
• Kesadaran: GCS = 15 (E4M6V5)
• Suhu Aksilla: 36,5º C• Nadi: 90 x/m• Pernapasan: 24 x/m• Tekanan Darah :
160/100 mmHg
I. Rahang kaku, spasme terbatas, disfagia, dan kekakuan otot tulang belakang
II. Spasme saja tanpa melihat frekuensi dan derajatnya
III. Inkubasi antara 7 hari atau kurang
IV. Waktu onset adalah 48 jam atau kurang
V. Kenaikan suhu rektal sampai 100 0 farenheit dan aksila sampai 990 farenheit
I. Ringan, minimal 1 kriteria ( K1 / K2 ) mortalitas 0 %
II. Sedang, minimal 2 kriteria ( K1& K2) dengan masa inkubasi lebih dari 7 Hari dan onset lebih dari 2 hari, moirtalitas 10 %
III. Berat, minimal 3 kriteria dengan masa inkubasi kurang dari 7 hari dan onset kurang dari 2 hari, mortalitas 32%
IV. Sangat berat, minimal ada 4 kriteria dengan mortalitas 60%
V. Biasanya mortalitas 84 % dengan 5 kriteria, termasuk di dalamnya adalah tetanus neonatorum maupun puerpurium
I. Rahang kaku, spasme terbatas, disfagia, dan kekakuan otot tulang belakang
II. Spasme saja tanpa melihat frekuensi dan derajatnya
III. Inkubasi antara 7 hari atau kurang
IV. Waktu onset adalah 48 jam atau kurang
V. Kenaikan suhu rektal sampai 100 0 farenheit dan aksila sampai 990 farenheit
√
Faktor Risiko Skor
Masa Inkubasi- <48 jam- 2-5 hari- 5-10 hari- 10-14 hari- >14 hari
54321
• Sejak 2 minggu yang lalu, penderita mengalami keluhan berupa kesulitan membuka mulut.
• Penderita makan makanan yang telah dihaluskan seperti bubur lalu dimakan dengan menggunakan sedotan, sulit menelan (+).
• 3 hari kemudian penderita mengeluh perut keras seperti papan, penderita juga mengalami kejang rangsang apabila mendengar suara keras dan disentuh.
• Penderita juga mengeluhkan kesulitan beraktifas seperti bekerja, berjalan, mandi, dll.
• Riwayat tertusuk paku berkarat di pekarangan rumah 1,5 bulan yang lalu di jari II kaki sebelah kanan.
Lokasi Infeksi- Umbilikus dan internal- Kepala, leher, dinding
tubuh- Perifer proksimal- Perifer distal- Tidak diketahui
54
321
• Sejak 2 minggu yang lalu, penderita mengalami keluhan berupa kesulitan membuka mulut.
• Penderita makan makanan yang telah dihaluskan seperti bubur lalu dimakan dengan menggunakan sedotan, sulit menelan (+).
• 3 hari kemudian penderita mengeluh perut keras seperti papan, penderita juga mengalami kejang rangsang apabila mendengar suara keras dan disentuh.
• Penderita juga mengeluhkan kesulitan beraktifas seperti bekerja, berjalan, mandi, dll.
• Riwayat tertusuk paku berkarat di pekarangan rumah 1,5 bulan yang lalu di jari II kaki sebelah kanan.
Status proteksi- Tidak ada- Sebagian
imunisasi waktu kehamilan
- >10 tahun- <10 tahun- Lengkap
108
420
• Riwayat imunisasi tetanus tidak ada, riwayat trauma kepala tidak ada, riwayat kejang tidak ada, riwayat demam tidak ada, riwayat sakit tenggorok sebelumnya disangkal, riwayat digigit/dicakar binatang disangkal, riwayat sakit gigi disangkal, riwayat darah tinggi tidak ada, dan riwayat stroke tidak ada.
• Riwayat tertusuk paku berkarat di pekarangan rumah 1,5 bulan yang lalu di jari II kaki sebelah kanan.
Komplikasi- Luka atau kondisi
mengancam kehidupan- Luka berat atau kondisi
tidak mengancam kehidupan
- Luka sedang atau kondisi tidak mengancam kehidupan
- Luka kecil- ASA grade 1
10
8
4
20
• 1+2+10+2=15
• Keterangan :• Skor tetanus ringan : <9• Skor tetanus sedang: 9-16• Skor tetanus berat : >16
Faktor Risiko Skor
Masa Inkubasi- <48 jam- 2-5 hari- 5-10 hari- 10-14 hari- >14 hari
54321
Lokasi Infeksi- Umbilikus dan internal- Kepala, leher, dinding tubuh- Perifer proksimal- Perifer distal- Tidak diketahui
54321
Status proteksi- Tidak ada- Sebagian imunisasi waktu kehamilan- >10 tahun- <10 tahun- Lengkap
108420
Komplikasi- Luka atau kondisi mengancam
kehidupan- Luka berat atau kondisi tidak
mengancam kehidupan- Luka sedang atau kondisi tidak
mengancam kehidupan- Luka kecil- ASA grade 1
108
420