tesis_yuliazmi

Upload: tomsamcong

Post on 04-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    1/86

    PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENTPADA

    PERUSAHAAN REASURANSI: STUDI KASUS

    PT REASURANSI NASIONAL INDONESIA

    TESIS

    Oleh:

    YULIAZMI

    0411610047

    PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)FAKULTAS PASCASARJANAUNIVERSITAS BUDI LUHUR

    JAKARTA2005

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    2/86

    PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENTPADA

    PERUSAHAAN REASURANSI: STUDI KASUS

    PT REASURANSI NASIONAL INDONESIA

    TESIS

    Diajukan sebagai salah satu persyaratan

    untuk mendapatkan gelar Magister Ilmu Komputer (MKOM)

    Oleh:

    YULIAZMI

    0411610047

    PROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)FAKULTAS PASCASARJANAUNIVERSITAS BUDI LUHUR

    JAKARTA2005

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    3/86

    UNIVERSITAS BUDI LUHUR

    FAKULTAS PASCASARJANAPROGRAM STUDI: MAGISTER ILMU KOMPUTER

    (MKOM)

    LEMBAR PENGESAHAN TESIS

    Nama Mahasiswa : Yuliazmi

    NIM : 0411610047

    Konsentrasi : Manajemen Informasi Sistem

    Judu l : Penerapan Knowledge Management Pada Perusahaan Reasuransi:Studi Kasus Pada PT. Reasuransi Nasional Indonesia

    Telah diperiksa, diuji, dan dipertahankan dalam sidang Ujian Tesis pada hari Selasa tanggal

    29 November 2005 dan dinyatakan LULUS oleh Tim Penguji Tesis.

    Jakarta, 29 November 2005

    Dekan Fakultas Pascasarjana Ketua Program Studi Magister Ilmu Komputer

    Prof. Dr. Soeharto Prawirokusumo, MSc. MBA Dr. Moedjiono, MSc

    Tim Penguji: Pembimbing:Ketua

    Dr. Moedjiono, MSc Prof. Dr. Ir. Marsudi W Kisworo

    Anggota

    Dr. Dana Indra S

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    4/86

    A little knowledge that acts is worth more than much knowledge that is idle

    -Khalil Gibran-

    Everything has been thought of before, but the problem is to think of it again

    -Johann Goethe-

    Titian berikutnya yang telah terlampaui

    Semoga selalu menopang langkah-langkah yang akan melaluinya

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    5/86

    i

    ABSTRAK

    Penerapan Knowledge Management di perusahaan nampaknya sudah menjadi suatu

    kebutuhan mendasar pada era globalisasi ini. Kemampuan perusahaan mengelola

    knowledgeyang ada merupakan kekuatan yang diperlukan untuk dapat tetap bertahan.

    Hal ini juga berlaku pada perusahaan reasuransi yang ada di Indonesia.

    Knowledge Management (KM) merupakan usaha untuk meningkatkan knowledge

    yang berguna dalam organisasi. KM tidak hanya merupakan pengaturan akan

    knowledge, namun lebih pada manajemen suatu organisasi dengan fokus khusus

    terhadap knowledge. Penerapan KM dengan sebuah sistem berbasiskan web,

    diharapkan dapat menjadi solusi dari kebutuhan aliran knowledge yang tidak

    dihalangi oleh batasan waktu dan lokasi georafis.

    Penelitian tesis ini menganalisis kondisi knowledge dalam organisasi, dengan

    memperhatikan dukungan infrastruktur teknologi informasi yang ada. Metode FocusGroup Discussion (FGD) digunakan sebagai metodologi untuk melakukan analisis.

    Focus Group Discussionsendiri merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

    mengetahui kecenderungan yang ada pada individu mengenai persepsi tentang suatu

    hal.

    Hasil Focus Group Discussion ini menggambarkan budaya knowledge sharing

    organisasi yang merupakan komponen kritis dari KM. Kemudian dengan

    menggunakan analisis SWOT, akan ditentukan apakah penerapan Knowledge

    Managementini dapat diterapkan dengan berbasis web atau tidak.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    6/86

    ii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

    perkenan-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Tujuan dari penulisan tesis ini

    adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Starta Dua (S-2) pada

    Program Magister Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur.

    Penulis menyadari, sebagai makhluk Tuhan yang jauh dari kesempurnaan, bahwa

    masih banyak kekurangan dari penelitian ini. Semoga tesis ini masih dapat

    memberikan manfaat dari keterbatasannya. Amin.

    Perjalanan penulis dalam mengikuti program Master dan menyusun tesis ini tidak

    terlepas dari dukungan mereka yang terkait dengan penulis langsung maupun tidak

    langsung. Untuk itu penulis mempersembahkan terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada:

    1. Riyogarta Luwiyana Pratikto, suami terkasih yang selalu memberikansemangat, dukungan dan doa bagi penulis, untuk mengikuti kuliah dan

    akhirnya menyelesaikan tesis ini. Terima kasih untuk segala pengorbanan,

    waktu, kritik, saran dan cinta yang diberikan selama ini. Amo Te.

    2. Mama dan Papa, terima kasih atas setiap restu dan doa dalam setiap langkah

    yang penulis ambil. Juga adik-adik, atas dorongan semangat bagi penulis,

    semoga keberhasilan ini juga menjadi pemicu semangat bagi kalian.

    3. Ibu dan almarhum Bapak, terima kasih atas doa dan dukungan serta

    pengertian bagi penulis. Mudah-mudahan menantu bungsumu ini dapat turut

    memberikan kebanggaan bagi keluarga Riyono Praktikto. Juga untuk semua

    kakak ipar atas dukungan semangat serta doa bagi penulis untuk

    menyelesaikan tesis ini.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    7/86

    iii

    4. Yahku H. M. Syarief Umar, kakek tercinta, terima kasih atas semua doa yang

    dilafazkan seusai shalat fajar.

    5. Semua Om dan Tante, Pak Uwo dan Mak Uwo, Pak De dan Bu De, Kakek

    dan Nenek, serta semua sepupu, terima kasih atas doa dan dukungannya bagi

    penulis.

    6. Ketua Pelaksana Harian Yayasan Pendidikan Budi Luhur,

    Kasih Hanggoro, MBA atas kesempatan dan dukungan bagi penulis untuk

    mengikuti dan menjalani pendidikan program magister ini.

    7. PT Reasuransi Nasional Indonesia, khususnya Bapak Faried di SDM, Bapak

    Dapotan dan rekan-rekan di Divisi Fakultatif, serta rekan-rekan di Divisi TI

    atas waktu, data dan kesediaannya mendukung penulis melaksanakan

    penelitian untuk tesis ini.

    8. Pihak Rektorat Universitas Budi Luhur beserta civitas akademik Universitas

    Budi Luhur khususnya Ir. Wendi Usino, MM, MSc. dan rekan-rekan di

    Fakultas Teknologi Informasi, terima kasih atas dukungannya.

    9. Ir. Ratnaningsih AW, MBA, atas penyampaian kesempatan dan informasi

    tentang program master ini.

    10.Ir. Hestya Patrie, MSSE, yang membangkitkan semangat penulis untuk

    mengambil program master ini.

    11.Drs. Harry Sudjikianto, MM, MBA, atas dukungan bagi penulis selama

    menjalani perkuliahan.

    12.Drs. Nazir Harjanto, MSc. atas pengenalannya dan pemberian wawasan

    tentangKnowledge Managementbeserta referensinya.

    13.Prof. Dr. Ir. Marsudi Kisworo, atas bimbingannya dalam penulisan tesis ini

    serta pengenalan metodeFocus Group Discussionyang dipergunakan penulis.

    14.Dra. Dwi Achadiani, M.Kom atas dukungan semangat, tukar pikiran dan

    pasokan referensi bagi penulis dalam menyusun tesis ini. Terima kasih Mi,

    atas kecerewetannya.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    8/86

    iv

    15.Adik-adik di Penerimaan Mahasiswa Baru UBL (Maya, Asti, Desy, Rini,

    Ririe, Dewi, Uthe, Nita dan Irfan), terima kasih buat dukungannya.

    16.Teman-teman angkatan II MKOM Budi Luhur kelas Eksekutif. Terima kasih

    untuk semangat, persaingan dan kegilaan yang pernah kita lalui.

    17.Teman-teman angkatan I, angkatan II kelas Reguler, angkatan III dan

    angkatan IV MKOM Budi Luhur, terima kasih atas dukungan semangatnya.

    18.Axioo DS13D, Creative Rhomba NX, SanDisk Cruzer dan

    Canon Pixma iP3000 yang setia menjadi media bagi penulis untuk

    menyelesaikan tesis ini.

    Penulis juga menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya bagi mereka

    yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Tanpa dukungan dan doa semua pihak,

    keberhasilan ini tidak akan tercapai. Terima kasih.

    Jakarta, November 2005

    Yuliazmi

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    9/86

    v

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ........................................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

    DAFTAR ISI....................................................................................................................... v

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................vii

    DAFTAR TABEL............................................................................................................viii

    DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................... ix

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

    1.1. Latar belakang............................................................................................. 1

    1.2. Perumusan fokus penelitian ........................................................................ 2

    1.3. Batasan penelitian ....................................................................................... 2

    1.4. Tujuan penelitian......................................................................................... 2

    1.5. Manfaat penelitian....................................................................................... 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3

    2.1. Tinjauan teoritisKnowledge ....................................................................... 32.2. KonversiKnowledge ................................................................................... 5

    2.3. Menentukan knowledgeapa yang dibutuhkan oleh perusahaan ................. 6

    2.4. Pengertian Knowledge Management .......................................................... 8

    2.5. Pembentukan Knowledge Management.................................................... 18

    2.6. Implikasi pada Sumber Daya Manusia di Perusahaan .............................. 24

    2.7. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian.............................................. 26

    2.8. Reasuransi ................................................................................................. 27

    BAB III TINJAUAN ORGANISASI.............................................................................. 29

    3.1. Tujuan Perusahaan .................................................................................... 29

    3.2. Sumber Daya Manusia .............................................................................. 30

    3.3. Visi dan Misi Perusahaan.......................................................................... 31

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    10/86

    vi

    3.4. Dukungan Teknologi Informasi ................................................................ 31

    3.5. Produk Perusahaan .................................................................................... 32

    3.6. Divisi Underwriting Facultative................................................................ 34

    3.7. Strategi Umum Rencana Jangka Panjang Perusahaan .............................. 35

    3.8. Program kerja Rencana Jangka Panjang 2001-2005................................. 37

    3.9. Analisis Perusahaan .................................................................................. 38

    BAB IV METODE PENELITIAN.................................................................................. 41

    4.1. Waktu Penelitian ....................................................................................... 41

    4.2. Hipotesis.................................................................................................... 41

    4.3. Metodologi Penelitian ............................................................................... 41

    4.4. Studi Pustaka............................................................................................. 42

    4.5. Studi Lapangan ......................................................................................... 42

    4.6. Focus Group Discussion ........................................................................... 42

    4.7. Metode Analisis Data................................................................................ 46

    4.8. Analisis SWOT ......................................................................................... 47

    BAB V HASIL DAN ANALISIS.................................................................................. 49

    5.1. Pemaparan transkrip FGD dan Penafsiran penulis.................................... 50

    5.2. Hasil .......................................................................................................... 59

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................... 60

    6.1. Kesimpulan ............................................................................................... 60

    6.2. Saran.......................................................................................................... 60

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 62

    LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................................ 64

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    11/86

    vii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar II-1 : Level Operasional dari definisiKnowledge[DAVI 2003] ....................5

    Gambar II-2 : Model KonversiKnowledgeMenurut Nonaka [ELIA 2002]................. 6

    Gambar II-3 : Diagram analisis kesenjanganstrategic knowledgeberbasis framework

    tingkat tinggi Zack [TIWA 2000].......................................................... 6

    Gambar II-4 :Knowledge Managementyang sukses [DAVI 2003] ........................... 12

    Gambar II-5 : Pemetaan hubungan Komponen dan Dimensi KM [DAVI 2003] ....... 13

    Gambar II-6 :Handy's Learning Wheel[DAVI 2003] ...............................................18

    Gambar II-7 : Fase prosesKnowledge Management [DAVI 2003]............................ 20

    Gambar II-8 : Diagram siklus penerapanI-R-S-A approach[DAVI 2003]................20

    Gambar II-9 : Diagram pergeseran pelaksanaan siklus I-R-S-A [DAVI 2003].......... 21

    Gambar II-10 : The 10-Step KM Roadmap[TIWA 2000].......................................... 23

    Gambar II-11 : Hubungan antara strategi perusahaan, strategi knowledgedan KM ..24

    Gambar II-12 : Kerangka Pemikiran........................................................................... 26

    Gambar III-1 : Struktur Organisasi PT Reas............................................................... 33Gambar IV-1 : The Analysis continuum[KRUE 1998] ..............................................46

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    12/86

    viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel II-1 : Sumber Knowledge dalam KMS (Knowledge Management System)

    [TIWA 2000] ....................................................................................... 10

    Tabel II-2 : Penjabaran komponen kritis KM yang berhasil [DAVI 2003] ................ 11

    Tabel II-3 : The Four Phases of The 10-Step KM Roadmap[TIWA 2000] ............... 22

    Tabel III-1 : Persentase jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan ............... 30

    Tabel III-2 : Persentase jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Profesi (Asuransi /

    Reasuransi) .......................................................................................... 30

    Tabel III-3 : Tabel Dukungan Teknologi Informasi Nasional RE .............................. 31

    Tabel V-1 : Tabel profil peserta FGD......................................................................... 50

    Tabel V-2 : Hasil form pertanyaan sebelum FGD ...................................................... 53

    Tabel V-3 : Penjabaran komponen kritis KM Nasional RE hasil analisa................... 57

    Tabel V-4 : Pemetaan SWOT PT REAS .................................................................... 58

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    13/86

    ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Form Pertanyaan sebelum FGD............................................................ 65

    Lampiran 2 : Form Pertanyaan pada pelaksanaan FGD ............................................. 65

    Lampiran 3 : Paparan KM pada pelaksanaan FGD .................................................... 69

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    14/86

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar belakang

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi

    dengan sangat cepat. Kemampuan sebuah perusahaan dalam kedua hal tadi

    menjadi salah satu faktor daya saing yang sangat penting. Saat sebuah

    perusahaan mencoba mengembangkan skala ekonominya, maka dibutuhkan

    tingkat pengetahuan yang sangat luas pada setiap personil yang ada untuk dapat

    berkompetisi dan bertahan.

    Kondisi kompetisi yang makin ketat ini menyebabkan perlu adanya perubahan

    paradigma dari resource-based competitiveness menjadi mengandalkan

    knowledge-basedcompetitiveness. Kedua konsep ini sangat bertolak belakang,

    dimana konsep pertama bertumpu pada keunggulan sumber daya alam lokasi

    dan kondisi geografis. Konsep kedua berdasarkan pada ilmu pengetahuan dan

    teknologi (IpTek) serta pengembangan sumber daya manusia perusahaan. Untuk

    memudahkan pengembangan sumber daya manusia perusahaan diperlukan

    kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan knowledge yang dimiliki.

    Pengelolaan knowledge(Knowledge Management) tersebut pada akhirnya dapat

    menjadi dukungan yang handal bagi perusahaan untuk meningkatkan daya

    saing.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    15/86

    2

    Pengelolaan knowledge (Knowledge Management) pada perusahaan reasuransi

    sangat perlu dilakukan untuk menjaga kontinuitas dan keberhasilan perusahaan.

    Knowledge yang perlu dikelola ini selain knowledge yang ada dalam setiap

    perusahaan pada umumnya, seperti kepegawaian dan keuangan, juga knowledge

    tentang reasuransi yang menjadi core businessperusahaan.

    1.2. Perumusan fokus penelitian

    Fokus penelitian yang akan diangkat berdasarkan latar belakang yang ada dapat

    dirumuskan sebagai berikut:

    Apakah penerapan Knowledge Management berbasis web dapat

    diterapkan pada PT. Reasuransi Nasional Indonesia ?

    1.3. Batasan penelitian

    Mengingat luasnya bahasan tentang bisnis reasuransi, maka dalam tesis ini

    hanya akan membahas Knowledge Management pada Divisi Underwriting

    Facultative.

    1.4. Tujuan penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya Knowledge

    Management pada perusahaan agar dapat membentuk sistem Knowledge

    Management perusahaan dalam perannya meningkatkan kapasitas reasuransi

    nasional.

    1.5. Manfaat penelitian

    Manfaat dari penelitian ini untuk membangun suatu sistem Knowledge

    Management berbasis web. Sistem ini diharapkan akan membantu

    meningkatkan kinerja dan kapasitas serta kompetensi perusahaan. Dalam hal ini

    difokuskan pada divisi Underwriting Facultative.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    16/86

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Tinjauan teoritisKnowledge

    Knowledgedalam hal ini tidak diterjemahkan, karena pengertian knowledge itu

    sendiri masih diperdebatkan. Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut

    Thomas Davenport dan Laurence knowledge didefinisikan sebagai berikut:

    "Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, informasi kontektual,

    pandangan pakar dan intuisi mendasar yang memberikan suatu lingkungan dan

    kerangka untuk mengevaluasi dan menyatukan pengalaman baru dengan

    informasi. Di perusahaan knowledge sering terkait tidak saja pada dokumen atau

    tempat penyimpanan barang berharga, tetapi juga pada rutinitas, proses, praktek

    dan norma perusahaan." [DAVE 1998].

    Berdasarkan definisi tersebut diatas, knowledgemenjadi sangat penting dengan

    alasan sebagai berikut:

    a. Knowledge adalah aset institusi, yang menentukan jenis tenaga kerja,

    informasi, ketrampilan dan struktur organisasi yang diperlukan.

    b. Pengetahuan dan pengalaman perusahaan merupakan sumber daya yang

    berkelanjutan (sustainable resources) dari keuntungan daya saing

    kompetitif (competitive advantages) dibandingkan dengan produk andalan

    dan teknologi tercanggih yang dimiliki.

    c. Pengetahuan dan pengalaman mampu menciptakan, mengkomunikasikan

    dan mengaplikasikan pengetahuan mengenai semua hal terkait untuk

    mencapai tujuan bisnis.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    17/86

    4

    Knowledge dibagi menjadi dua jenis yaitu Explicit knowledge dan Tacit

    Knowledge, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

    a. Explicit Knowledge

    Adalah sesuatu yang dapat diekspresikan dengan kata-kata dan angka, serta

    dapat disampaikan dalam bentuk ilmiah, spesifikasi, manual dan

    sebagainya. Knowledge jenis ini dapat segera diteruskan dari satu individu

    ke individu lainnya secara formal dan sistematis. Explicit knowledge juga

    dapat dijelaskan sebagai suatu proses, metoda, cara, pola bisnis dan

    pengalaman desain dari suatu produksi.

    b. Tacit Knowledge

    Adalah knowledgedari para pakar, baik individu maupun masyarakat, serta

    pengalaman mereka. Tacit knowledge bersifat sangat personal dan sulit

    dirumuskan sehingga membuatnya sangat sulit untuk dikomunikasikan atau

    disampaikan kepada orang lain. Perasaan pribadi, intuisi, bahasa tubuh,

    pengalaman fisik serta petunjuk praktis (rule-of-thumb) termasuk dalam

    jenis tacitknowledge.

    Pendekatan lainnya mendefinisikan knowledge dalam 4 level operasional

    sebagai berikut [QUIN 1998]:

    a. Knowwhatatau cognitiveknowledge

    merupakan knowledgeyang diperoleh melalui pelatihan, pembelajaran dan

    kualifikasi formal. Level ini sangat penting bagi perusahaan namun

    umumnya masih kurang mencukupi bagi keberhasilan komersial.

    b. Know how merupakan level aplikasi praktis

    Pada level ini apa yang telah didapat pada level I diterjemahkan dalam

    pelaksanaan. Pada tahap ini merupakan area dimana knowledge

    menambahkan nilai dalam suatu organisasi melalui kemampuan untuk

    menterjemahkan knowledge yang bersifat teoritis menjadi eksekusi yang

    efektif.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    18/86

    5

    c. Know whydisebut jugasystem understanding

    Merupakan knowledge terdalam dari jaringan hubungan sebab akibat yang

    ada pada suatu disiplin ilmu. Level ini memungkinkan profesional untuk

    berpindah dari pelaksanaan kerja ke pemecahan masalah yang lebih besar

    dan kompleks dan menciptakan solusi baru bagi permasalahan yang baru.

    d. Care why tahap lanjutan dari kreativitas diri (self-motivated creativity)

    Merupakan level dimana inovasi radikal dapat terjadi melalui lompatan

    imajinatif dan pemikiran lateral.

    Gambar II-1 : Level Operasional dari definisiKnowledge[DAVI 2003]

    2.2. KonversiKnowledge

    Nonaka dan Takeuchi mengemukakan bahwa alasan fundamental mengapa

    perusahaan Jepang sukses, kerena ketrampilan dan pengalaman mereka terdapat

    pada penciptaan knowledge organisasi. Penciptaan knowledge dicapai melalui

    pengenalan hubungan sinergik antara tacit knowledge dan explicit knowledge

    [NONA 1995]. Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi pada tahun 1991 dan

    1995, membedakan antara tacit knowledge dan explicit knowledge, dan

    membagi model konversi knowledgemenjadi 4 cara sebagai berikut:

    a. TacitknowledgekeExplicitknowledge; disebut prosesExternalization.

    b. Tacit knowledgeke Tacitknowledge; disebut proses Socialization.

    c. Explicit knowledgekeExplicit knowledge; disebut proses Combination.

    d. Explicit knowledgeke Tacit knowledge; disebut prosesInterlization.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    19/86

    6

    Gambar II-2 : Model KonversiKnowledgeMenurut Nonaka [ELIA 2002]

    2.3. Menentukanknowledgeapa yang dibutuhkan oleh perusahaan

    Perusahaan dapat menggunakan kerangka berpikir Zack sebagai alat bantu

    dalam usaha untuk mengetahui knowledge apa yang harus dimiliki dan yang

    sudah dimiliki. Kerangka berpikir Zack digambarkan sebagai berikut

    [TIWA 2000]:

    Gambar II-3 : Diagram analisis kesenjanganstrategic knowledgeberbasis

    framework tingkat tinggi Zack [TIWA 2000]

    Gambar diagram diatas memperlihatkan bahwa analisis kesenjangan knowledge

    pada dasarnya merupakan kegiatan yang sulit sekali dipisahkan dari kegiatan

    penyusunan strategi perusahaan.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    20/86

    7

    Kegiatan pengkajian posisi saat ini dari knowledge perusahaan memerlukan

    suatu pendokumentasian aset knowledge yang ada. (Langkah keempat dari

    10-langkah roadmap Knowledge Management). Namun untuk analisis ini

    knowledgedapat diklasifikasikan dalam 3 kerangka: Coreknowledge, advanced

    knowledgedan innovativeknowledge[TIWA 2000].

    a. Coreknowledge

    Merupakan knowledge yang dibutuhkan untuk melaksanakan bisnis

    perusahaan. Pada dasarnya tidak menghasilkan suatu yang membedakan

    perusahaan dengan kompetitor.

    b. Advanced knowledge

    Merupakan knowledgeyang membuat suatu perusahaan mungkin untuk

    bersaing (competitively viable), dimana knowledge ini memungkinkan

    perusahaan untuk menghasilkan sesuatu yang membedakan dengan

    kompetitor.

    c. Innovative knowledge

    Merupakan knowledge yang memungkinkan perusahaan untuk

    memimpin industrinya dan yang membedakannya dengan kompetitor.

    Menurut Michael Zack Innovative knowledge dapat memungkinkan

    sebuah perusahaan untuk merubah aturan main bisnis.

    Sedangkan komponen teknologi untuk meningkatkan nilai tambah suatu

    organisasi adalah:

    a. Fasilitas fisik technoware

    b. Kemampuan manusia humanware

    c. Fakta terdokumentasi infoware

    d. Kerangka kerja organisasi orgaware

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    21/86

    8

    2.4. Pengertian Knowledge Management

    Knowledge Managementadalah usaha untuk meningkatkan pengetahuan yang

    berguna dalam organisasi, diantaranya membiasakan budaya berkomunikasi

    antar personil, memberikan kesempatan untuk belajar, dan menggalakan saling

    berbagi knowledge. Dimana usaha ini akan menciptakan dan mempertahankan

    peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis dengan memanfaatkan teknologi

    informasi yang ada. Hal ini disarikan dari pendapat McInerney sebagai berikut:

    Knowledge Management (KM) is an effort to increase useful knowledge

    within the organization. Ways to do this include encouraging

    communication, offering opportunities to learn, and promoting the

    sharing of appropriate knowledge artifacts.Error! Reference source notfound.[MCIN 2002]

    Pemicu Knowledge Management (The 24 Drivers of KM)yang membuat KM

    menjadi hal yang tidak dapat diabaikan dalam suatu bisnis dibagi menjadi 6

    kelompokError! Reference source not found.[TIWA 2000]:

    a. Knowledge-Centric Drivers:

    1. Kegagalan perusahaan mengetahui apa yang telah mereka ketahui.

    2. Kebutuhan mendesak untuk distribusi knowledgeyang cerdas.

    3. Kecepatan dan kelambanan knowledge.

    4. Masalah knowledge walkout dan tingkat ketergantungan yang tinggi

    pada tacitknowledge.

    5. Kebutuhan untuk menangani kecenderungan penumpukan knowledge

    (knowledge-hoarding) diantara pegawai.

    6. Kebutuhan akan systemic unlearning (belajar meninggalkan hal-hal

    lama/usang bila sudah tidak sesuai dengan kebutuhan).

    b. Technology Drivers:

    7. Berakhirnya peranan teknologi sebagai differentiator jangka panjang

    yang layak.

    8. Kompresi dari siklus hidup produk dan proses.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    22/86

    9

    9. Kebutuhan akan rantai penghubung yang sempurna antara knowledge,

    strategi bisnis dan teknologi informasi.

    c. Organisational structure-based Drivers:

    10.Konvergensi fungsional.

    11.Munculnya struktur organisasiproject-centric.

    12.Tantangan yang muncul akibat deregulasi.

    13.Ketidak mampuan perusahaan untuk mengimbangi perubahan

    kompetitif akibat globalisasi.

    14.Konvergensi produkung dan jasa layanan.

    d. Personnel Drivers:

    15.Konvergensi fungsional yang sangat luas.

    16.Kebutuhan untuk mendukung kolaborasi cross-functionalyang efektif.

    17.Mobilitas dan fluidititas tim.

    18.Kebutuhan untuk menghadapi ekspektasi korporasi yang kompleks.

    e. Process focused Drivers:

    19.Kebutuhan untuk mencegah kesalahan yang mahal dan berulang-ulang.

    20.Kebutuhan untuk mencegah penemuan kembali yang tidak perlu.

    21.Kebutuhan untuk antisipasi prediksi yang akurat.

    22.Kebutuhan yang muncul akan tanggapan yang kompetitif.

    f. Economic Drivers:

    23.Potensi untuk menciptakan kemampuan yang luar biasa melalui

    knowledge

    24.Permintaan untuk diferensiasi produk dan layanan yang ampuh

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    23/86

    10

    Tabel II-1 : SumberKnowledgedalam KMS (Knowledge ManagementSystem)[TIWA 2000]

    Source Explicit/Codificable

    Tacit/NeedExplication

    Employee knowledge, skill and competencies

    Experimental knowledge (level grup maupun individual)

    Team-based collaborative skill

    Informal shared knowledge

    Values

    Norms

    Belief

    Task-based

    Knowledge embedded in physical systems

    Human capital

    Knowledge embedded in internal structures

    Knowledge embedded in external structures

    Customer capital

    Experiences of the employee Customer relationship

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    24/86

    11

    Knowledge Managementmemiliki fungsi penting yang terbagi dalam 4 (empat)

    hal sebagai berikut [DAVI 2003]:

    a. Identifikasi aset kunci dari knowledgeyang ada di perusahaan.

    b. Merefleksikan apa yang organisasi tahu.

    c. Saling berbagi (sharing) segala knowledge kepada siapapun yang

    membutuhkannya.

    d. Menerapkan penggunaan knowledgeuntuk meningkatkan kinerja organisasi.

    Komponen kritis knowledge yang dibutuhkan dalam pelaksanaan strategi KM

    yang berhasil adalah sebagai berikut [DAVI 2003]:

    a. Sumber dan aliran knowledgeyang tepat bagi organisasi.

    b. Teknologi yang tepat untuk menyimpan dan mengkomunikasikan

    knowledgetersebut.

    c. Budaya kerja yang tepat sehingga pekerja termotivasi untuk memanfaatkan

    knowledgetersebut.

    Tabel II-2 : Penjabaran komponen kritis KM yang berhasil [DAVI 2003]

    Komponen Tujuan Fokus

    Informasi dan

    knowledge

    Input bagi KM. Sumber dan

    aliran knowledge

    Apa yang kita perlu ketahui?

    Teknologi Mekanisme untuk penyimpanan

    dan komunikasi dari knowledge

    Bagaimana mempertahankan

    apa yang kita tahu

    Budaya Stuktur yang memotivasi staff

    untuk berbagi knowledge, dan

    untuk mengintegrasikan

    knowledge yang ada dengan

    pekerjaan mereka

    Bagaimana memotivasi staff

    untuk saling membagi apa

    yang mereka tahu dan

    menggunakan apa yang telah

    diketahui semua pihak

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    25/86

    12

    Dari tabel diatas terdapat masalah yang timbul yaitu ketiga komponen tersebut

    merupakan entitas yang terpisah (discrete). Kondisi ini menyebabkan

    kesuksesan KM hanya dapat terjadi pada perpotongan (intersection) dari

    ketiganya. Hal ini digambarkan sebagai berikut:

    Gambar II-4 :Knowledge Managementyang sukses [DAVI 2003]

    Cara untuk memahami komponen KM diatas adalah melalui ide kembar tentang

    knowledge stocks dan knowledge flows. Kedua pemahaman ini merupakan

    dimensi penting dariKnowledge Managementyang sukses. Dimensi ini muncul

    dari pendekatan stock and flow terhadap KM yang memberikan karakteristik

    sebagai berikut [DAVI 2003]:

    a. Knowledgestocks merupakan hal yang telah diketahui.

    Dimensi ini dapat berada dalam database atau pustaka perusahaan, tersebar

    diseluruh organisasi dalam berbagai bentuk, atau dalam masing-masing

    individu pegawai. Fokus dari pendekatan ini adalah pada elemen/komponen

    dari strategi KM.

    b. Knowledgeflows

    Dalam tujuan membuat knowledge bermanfaat, sangat penting untuk

    meyakinkan bahwa knowledge apapun yang ada dalam organisasi dapat

    mengalir didalamnya. Dengan kata lain harus dipastikan bahwa knowledge

    yang ada dimanapun dalam sebuah organisasi dapat tersedia kemanapun ia

    diperlukan. Fokus dari pendekatan ini adalah pada tujuan dari strategi KM.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    26/86

    13

    Gambar II-5 : Pemetaan hubungan Komponen dan Dimensi KM [DAVI 2003]

    2.4.1. Knowledge stocksdanknowledge flows

    Hal yang diperlukan untuk meningkatkan persediaan knowledge adalahdengan melakukan 6 cara pembentukan knowledge dalam perusahaan,

    sebagai berikut [DAVE 1998]:

    a. Acquisition, mendapatkan knowledgeyang pada dasarnya tidak terlalu

    penting namun sangat bermanfaat. Diperoleh dengan cara membeli

    atau meniru ide.

    b. Renting, menyewa konsultan maupun menjadi sponsor bagi proyek

    riset di perguruan tinggi atau politeknik.

    c. Dedicated resourses, menciptakan knowledge dengan cara

    menyediakan sumber daya yang diperuntukkan khusus untuk tujuan

    tersebut.

    d. Fusion, membentuk knowledgedengan menggabungkan keahlian, ide

    dan nilai yang berbeda dari berbagai divisi untuk menciptakan solusi

    inovatif.

    e. Adaptation, melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi,

    dimana perubahan tersebut memicu pembentukan knowledge.

    Beberapa perusahaan membutuhkan serangkaian ancaman eksternal

    untuk menyadari potensi yang mereka miliki.

    f. Networks, jaringan bentukan dan jaringan informal dalam organisasi

    seringkali menjadi sumber kekuatan pembentukan knowledge.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    27/86

    14

    Knowledge tidak hanya terbentuk pada batasan disiplin ilmu, namun

    juga pada batasan struktur formal suatu organisasi.

    Organisasi perlu mendukung pembentukan knowledgeyang tersebut diatas

    dengan memberikan kesempatan bagi pegawai perusahan untuk

    mendapatkan pelatihan atau belajar. Yaitu mempelajari keahlian yang

    memang dapat mereka gunakan pada saat itu atau yang dibutuhkan dalam

    peningkatan karir selanjutnya. Agar pelatihan yang diberikan tepat guna,

    dibutuhkan peta kompetensi (competency map) untuk membantu staff

    dalam mengisi kesenjangan yang ada.

    Competency map sendiri memiliki karakteristik sebagai berikut

    [DAVI 2003]:

    a. Menunjukkan kapabilitas knowledge dan tingkat keahlian yang

    dimiliki pegawai.

    b. Mengidentifikasi kebutuhan knowledge, keahlian dan sifat personal

    yang harus dikuasai untuk berhasil dalam suatu posisi karir.

    Penggunaan competency mapakan memperlihatkan kesenjangan keahlian

    antara dua karakteristik, hal ini memudahkan pembuatan program

    perencanaan pelatihan pegawai. Pemetaan ini juga membentuk mekanisme

    untuk menghubungkan profil keahlian individu dengan tujuan perusahaan.

    Sehingga dari hubungan tersebut memastikan pembelajaran yang tepat

    diberikan pada individu yang tepat.

    Untuk memaksimalkan penggunaan knowledge stocks yang ada,

    diperlukan knowledgeflows yang menyebarkan knowledge kemanapun

    dibutuhkan dalam organisasi. Hal yang perlu diingat adalah membentuk

    knowledgeflows bukan dengan cara membanjiri pegawai, melakukan

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    28/86

    15

    perburuan harta yang ataupun melakukan adu kekuatan dengan pemilik

    knowledge. Membentuk knowledgeflows adalah knowledge transfer,

    yaitu memungkinkan pegawai untuk menemukan dengan mudah informasi

    yang berguna, mengambilnya dan memberikannya pada yang lain. Dengan

    kata lain cara terbaik adalah membentuk sistem yang memungkinkan dan

    mengijinkan pegawai untuk saling berbicara dan mendengarkan.

    2.4.2. TransferKnowledge

    Kecenderungan yang muncul dalam perusahaan adalah bahwa kegiatan

    berbagi knowledge yang terjadi bersifat lokal dan terpisah. Umumnya

    seseorang akan bertanya pada pihak yang paling mudah ditemui atau yang

    sudah dikenal baik daripada mencari pihak yang paling tepat. Maka

    dibutuhkan pembentukan hal-hal berikut untuk memperbaiki kegiatan

    saling berbagi dan transfer knowledge:

    1. Knowledge map, memetakan dimana knowledge berada dalam

    perusahaan, rincian tentang siapa mengetahui apa dan berada dimana.

    2. Talkspace, menyediakan tempat yang bertujuan untuk memberikan

    kesempatan bagi pegawai untuk berbicara dengan yang lain dalam

    suasana informal.

    3. Smart office layout, merancang ruang kerja yang dapat memberikan

    kontribusi bagi lingkungan yang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

    4. DedicatedKnowledge-Sharingevent, mengadakan kegiatan

    knowledge fair atau forum untuk saling berbagi knowledge.

    Memberikan kesempatan bagi pegawai yang tidak pernah bertemu

    dalam kegiatan kerja sehari-hari untuk saling bertukar. Dalam hal ini

    struktur yang tidak terlalu ketat paling baik dalam konteks knowledge

    sharing, sehingga peserta dapat menentukan cara masing-masing

    dalam memenuhi kebutuhannya.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    29/86

    16

    5. Common languange. Faktor utama keberhasilan kegiatan transfer

    knowledge adalah memiliki bahasa umum dalam berkomunikasi

    dengan seluruh pegawai dalam suatu perusahaan. Kegiatan ini dimulai

    dengan membentuk daftar kata dan perbendaharaannya, kemudian

    diterjemahkan dalam bahasa yang dimengerti bersama.

    6. Knowledge leader, menentukan pihak yang dapat menggunakan

    sumber daya, menguasai logika dari knowledge-sharing, memonitor

    partisipasi pegawai dan menjadi contoh dari sikap saling berbagi

    7. A change in culture. Menciptakan budaya dimana pegawai sangat

    ingin membagi knowledge yang mereka miliki. Hal ini merupakan

    tantangan mengingat sifat dasar dari saling berbagi adalah suka rela.

    Cara termudah adalah dengan menghilangkan penghalang dari

    kegiatan penyebaran knowledge.

    8. Room for tension, disebut juga fusion, creativeabrasion atau

    creativetension. Menyatukan pegawai dari bagian yang berbeda untuk

    bersama-sama penyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini dibutuhkan

    karena pembelajaran dan solusi inovatif kerap terjadi saat seseorang

    dikondisikan untuk meluaskan pemikiran mereka dalam cara yang

    baru.

    2.4.3. Budaya Percaya

    Cara untuk memaksimalkan kerja dari knowledgestock dan knowledge

    flowadalah melalui ide dari knowledge marketplaceyang ada dalam suatu

    organisasi. Kondisi selayaknya sebuah pasar adalah terdapat pembeli

    (yang membutuhkan knowledge), penjual (yang memiliki knowledge) dan

    perantara (yang menyatukan kedua pihak). Namun yang menjadi fokus

    disini adalah mata uang yang digunakan dalam jual beli knowledge.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    30/86

    17

    Dalam hal ini tidak ada satuan mata uang yang digunakan karena pasar ini

    berjalan pada kegiatan pertukaran (This market runs on reciprocity).

    Yang berlaku adalah seseorang akan membagi knowledge dengan pihak

    lain karena dia atau seseorang yang dikenalnya memiliki akses ke

    knowledge yang mungkin dibutuhkan pada masa yang akan datang

    [DAVE 1998]. Ide pertukaran (reciprocity) tersebut menjelaskan teori

    social exchange, yaitu tindakan individu dimotivasi oleh hasil yang

    diharapkan dari tindakan tersebut.

    Aktifitas lainnya disamping kegiatan pertukaran (reciprocity) adalah

    terjadi pemberian knowledge secara cuma-cuma. Hal ini dengan alasan

    menunjukkan kekayaan knowledge yang dimiliki (seeking status) atau

    untuk menyumbangkan secara suka rela sebagai amal (altruism). Dari

    ketiga alasan yang menghidupkan jalannya pasar ini, dibutuhkan kondisi

    (social virtues) yang mendukung terciptanya kemakmuran, yaitu

    kepercayaan (trust). Hal ini dikutip dari pendapat Francis Fukuyama, The

    virtue which most obviously underpins any market is trust [DAVI 2003].

    Budaya percaya dalam perusahaan dapat dibangun dengan memperhatikan

    hal sebagai berikut [DAVE 1998]:

    a. Trust must be visible. Pegawai harus melihat seseorang mendapatkan

    penghargaan untuk knowledgesharing yang dilakukan. Hal ini akan

    memperkuat reciprocity.

    b. Trustmustbe ubiquitous. Budaya percaya harus mencakup semua

    atau tidak sama sekali.

    c. Trustworthiness must start at the top. Kepercayaan mengalir ke

    seluruh perusahaan, pihak manajemen perlu untuk memberikan

    contoh.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    31/86

    18

    Mengingat kepercayaan sendiri dibentuk oleh kontak personal. Maka

    pertemuan tatap muka sangat penting untuk membangun budaya

    knowledge dalam perusahaan. Tidak ada yang bersifat virtual tentang

    kepercayaan maupun pembentukannya.

    2.5. Pembentukan Knowledge Management

    Model pembelajaran yang disebut lifes special treadmill digambarkan oleh

    Charles Handy berdasarkan ide sebuah roda. Dimana sekumpulan pertanyaan

    begitu terjawab dan direfleksikan akan memicu pertanyaan yang lain.

    Pembelajaran adalah usaha penemuan (discovery) dan usaha ini hanya berhasil

    bila dilakukan pencarian. Kunci dari pembelajaran ini adalah rasa ingin tahu

    (curiosity), disinilah peran penting dari knowledgesharing[DAVI 2003].

    Gambar II-6 :Handy's Learning Wheel[DAVI 2003]

    Pembentukan budaya Knowledge Management yang efektif tergantung pada

    hal-hal berikut [DAVI 2003]:

    a. Mengakui peran dari struktur informal pada pembelajaran di tempat

    kerja.

    b. Pemberian penghargaan (reward) bagi pegawai yang melakukan

    pembelajaran, saling berbagi knowledgeatau penciptaan knowledge.

    c. Membentuk waktu dan tempat untuk menciptakan knowledge, berbagi

    knowledge, dan belajar.

    d. Memiliki pegawai senior yang memimpin dan menjadi contoh dari

    tingkah laku knowledge creatingdan knowledgesharing.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    32/86

    19

    e. Mengenalkan sejumlah tekanan yang bersifat kreatif (creative tension)

    untuk memberikan tantangan bagi pegawai untuk berfikir dalam cara-cara

    yang baru.

    f. Memperbolehkan seseorang membuat kesalahan.

    Model yang digambarkan pada Gambar II-7digunakan untuk membagi proses

    Knowledge Managementmenjadi empat fase sebagai berikut:

    1. Identifywhere the key knowledge exists in your organisation.

    Mengidentifikasi apa yang telah diketahui untuk memulai Knowledge

    Management. Ini termasuk knowledgeyang ada pada

    1. Pikiran/benak setiap pegawai

    2. Laporan dalam pustaka perusahaan

    3. Kumpulan data dalam organisasi

    4. Suplier maupun pelanggan perusahaan

    2. Reflecton what your organisation knows.

    Membuat simpanan/persediaan dari knowledge yang sudah dimiliki.

    Kegiatan ini memberikan kesempatan untuk:

    a. Mengubah tacit knowledgepegawai menjadi explicit knowledge

    b. Menyimpulkan knowledgeyang sudah ada ke dalam bentuk yang

    mudah untuk dibagikan

    3. Sharethat knowledge with whoever needs to know it.

    Membuat sistem yang bertujuan membuat knowledgeyang ada dimanapun

    dalam organisasi tersedia kemanapun knowledgetersebut dibutuhkan.

    4. Applythat knowledge to improve the way your organisation performs.

    Saat suatu knowledge menawarkan perbaikan kinerja organisasi maka

    organisasi akan menerapkannya dan menciptakan sistem yang

    menyertakan knowledge tersebut kedalam prosedur kerja sehari-hari. Hal

    ini pada akhirnya akan merubah knowledgemenjadi modal struktural.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    33/86

    20

    Gambar II-7 : Fase prosesKnowledge Management [DAVI 2003]

    Keempat fase tersebut dikenal sebagai pendekatan I-R-S-A (I-R-S-A approach),

    merefleksikan sebuah urutan logik bagaimana sebuah organisasi dapat

    mengembangkan strategi KM perusahaan. Urutan logik ini menekankan bahwa

    sebuah fase baru dapat dimulai setelah fase sebelumnya tercapai.

    Gambar II-8 : Diagram siklus penerapanI-R-S-A approach[DAVI 2003]

    Siklus dari model I-R-S-A pada Gambar II-8 menggarisbawahi bahwa

    Knowledge Management adalah sebuah proses. Dimana setelah satu siklus

    tercapai, organisasi akan mempelajari hal yang baru. Siklus ini seharusnya

    dilakukan secara utuh, namun terdapat kemungkinan terjadi pergeseran akibat

    banyaknya hal yang dipelajari selama proses dilaksanakan. Bila hal demikian

    terjadi, titik berat proses bergeser dari keuntungan strategis yang dapat

    diperoleh menjadi perolehan operasional jangka pendek. Pergeseran tersebut

    dapat digambarkan dalam diagram berikut:

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    34/86

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    35/86

    22

    Tabel II-3 : The Four Phases of The 10-Step KM Roadmap[TIWA 2000]

    Phase Step

    Step 1: Analyzing existing infrastructurePhase 1: Infrastructural

    evaluation Step 2: Aligning KM and business strategy

    Step 3: Designing the KM architecture, and

    integrating existing infrastructure

    Step 4: Auditing and analyzing existing knowledge

    Step 5: Designing the KM team

    Step 6: Creating the KM blueprint

    Phase 2: KM system analysis,

    design, and development

    Step 7: Developing the KM system

    Step 8: Deploying with results-driven incrementalism

    (RDI) methodology

    Phase 3: Deployment

    Step 9: Leadership issues

    Phase 4: Metrics for performance

    evaluation

    Step 10: Real-options analysis of returns and

    performance

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    36/86

    23

    Gambar II-10 : The 10-Step KM Roadmap[TIWA 2000]

    Pada gambar berikut ditunjukkan hubungan antara strategi perusahaan, strategi

    pengetahuan dan pengelolaan knowledge (KM). Strategi generik yang dikenal

    untuk strategi pengetahuan adalah codification strategy dan personalization

    strategy. Kedua strategi generik tersebut biasanya didetilkan menjadi empat

    strategi pengetahuan yaitu:

    a. Intellectual Asset Management Strategyb. Personal Knowledge Asset Responsibility Strategy

    c. Knowledge Creation Strategy

    d. Knowledge Transfer Strategy

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    37/86

    24

    Gambar II-11 : Hubungan antara strategi perusahaan, strategiknowledgedan KM

    Merujuk pada gambar diatas maka untuk menyusun suatu strategi bisnis perlu

    didukung dengan :

    a. Analisis terhadap kondisi lingkungan bisnis

    b. Menentukan faktor-faktor kunci sukses

    c. Menterjemahkan strategi perusahaan dalam rencana kegiatan ke depan

    d. Melakukan identifikasi knowledgeyang sudah dimiliki

    e. Mengkaji posisi knowledgeperusahaan melalui dokumentasi yang ada.

    2.6. Implikasi pada Sumber Daya Manusia di Perusahaan

    Langkah yang dilakukan setelah perusahaan mengidentifikasikan knowledge

    yang telah dimiliki, serta yang harus diakusisi, adalah analisis terhadap

    infrastruktur information communication technology atau ICT dan kondisi

    sumber daya manusia.

    Permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan akuisisi adalah :

    a. Berbagi/ menularkan (sharing) knowledge.

    b. Pemanfaatan (utilization) knowledge

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    38/86

    25

    Beberapa hal yang sering muncul dalam masing-masing kegiatan adalah sebagai

    berikut :

    a. Akuisisi :

    1. Perusahaan tidak memiliki kebijakan yang efektif untuk mendukung

    akusisi knowledge.

    2. Daya serap karyawan rendah, sehingga kegiatan akusisi tidak efektif.

    b. Berbagi (sharing) :

    1. Karyawan enggan atau tidak memiliki cukup waktu untuk berbagi

    knowledge.

    2. Perusahaan tidak memiliki kebijakan serta praktek saling berbagi

    knowledge.

    c. Pemanfaatan

    1. Karyawan lebih senang menjalani hal-hal yang biasa dilakukan (rutin),

    enggan menerapkan knowledgebaru.

    2. Perusahaan tidak memiliki kebijakan serta praktek yang mendukung

    pemanfaatan kowledgebaru.

    Kondisi tersebut diatas menyebabkan para ahliKnowledge Managementseperti

    Van Krogh, Ichiyo dan Nonaka (dalam Enabling Knowledge Creation, 2000)

    mengatakan ada lima dimensi yang disebut dengan the dimension of care.

    Kelima dimensi tersebut dapat mengatasi hambatan dan melancarkan proses

    saling berbagi (sharing) dan pemanfaatan (utilization) knowledge itu, yaitu

    [KROG 2000]:

    a. Membangun rasa saling percaya diantara para anggota organisasi. Terlepas

    dari kedudukan, kecerdasan, dan kinerja.

    b. Berempati secara aktif, sehingga setiap anggota organisasi bisa mengetahui

    apa masalah yang dihadapi yang lain, dan apakah knowledgeyang ada saat

    ini dimiliki dapat membantu anggota tersebut.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    39/86

    26

    c. Akses pada pertolongan, apabila setiap orang dalam perusahaan, terutama

    orang yang lebih dibandingkan yang lain, menjadikan dirinya menjadi

    tempat untuk dimintai pertolongan.

    d. Cukup toleran dalam mengevaluasi kinerja atau kemajuan orang lain dalam

    proses belajar.

    e. Memiliki keberanian untuk beriteraksi, berani untuk bereksperimen, berani

    mengemukakan pendapat atau umpan balik, dan berani menyampaikan

    gagasan sebagai alternatif solusi masalah.

    2.7. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

    Gambar II-12 : Kerangka Pemikiran

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    40/86

    27

    2.8. Reasuransi

    Beberapa istilah yang terdapat pada bisnis reasuransi:

    Reinsurance (Reasuransi): Aktifitas dimana pihak yang disebut Reasuradur

    (Reinsurer) menanggung risiko berdasarkan jumlah premi yang disetujui dari

    pihak kedua yang disebut Asuradur (Reinsured). Asuradur dapat merupakan

    perusahaan asuransi pada umumnya, atau direct writing company, atau

    perusahaan Ceding.

    Reinsurance: The practice whereby one party called the Reinsurer in

    consideration of a premium paid to him agrees to indemnify another party,called the Reinsured, for part or all of the liability assumed by the latter party

    under a policy or policies of insurance which it has issued. The reinsured may

    be referred to as the Original or Primary Insurer, or Direct Writing Company,or the Ceding Company. [CAPT 2005]

    Direct writing company (Direct Writer and Direct Insurer). Perusahaan

    asuransi yang menjual seluruh coverage langsung ke customer.

    Direct writing company:An insurer that sells coverage directly to consumers.

    Also known as direct writer and direct insurer.[WOOD 2005]

    Ceding company:Dalam traksaksi reasuransi, merupakan perusahaan asuransi

    yang membeli reasuransi untuk menanggung risiko yang tidak ingin ditanggung

    sendiri.

    Ceding company: In a reinsurance transaction, the insurance company that

    purchases reinsurance to cover all or part of those risks that the insurer does

    not wish to retain in full. Contrast with reinsurer. [WOOD 2005]

    Reinsurer (Reasuradur) : pihak yang menanggung risiko dari puhak lainnya

    berdasarkan suatu perjanjian

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    41/86

    28

    Reinsurer : An insurer or reinsurer assuming the risk of another under

    contract. [WOOD 2005]

    Facultative :Reasuransi atas risiko individual dengan menawarkan dan

    menerima dimana perusahaan reasuransi menyerahkan pada faculty untuk

    menolak ataupun menerima

    Facultative: Facultative reinsurance means reinsurance of individual risks by

    offer and acceptance wherein the reinsurer retains the faculty to accept or

    reject each risk offered. [CAPT 2005]

    Treaty : Perjanjian reasuransi yang bersifat obligasi antara perusahan ceding

    dengan Reasuradur

    Treaty : A general reinsurance agreement which is obligatory between the

    ceding company and the reinsurer containing the contractual terms applying to

    the reinsurance of some class or classes of business, in contrast to a

    reinsurance agreement covering an individual risk.[CAPT 2005]

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    42/86

    29

    BAB III

    TINJAUAN ORGANISASI

    PT. Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional RE) didirikan tanggal 22 Agustus 1994,

    sesuai dengan Akte No. 129 dan 130 yang dibuat oleh Sutjipto, SH Notaris di Jakarta.

    Ijin operasi diperoleh melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.

    27/KMK.17/1995 tanggal 9 Januari 1995Error! Reference source not found.[REAS

    2005].

    Dilihat secara legal sesuai Akte Notaris tersebut di atas, usia Nasional RE masih

    relatif muda, namun secara operasional perusahaan telah beroperasi sejak tahun 1973

    sebagai suatu unit kerja tersendiri yaitu Divisi Reasuransi Kerugian PT ASKRINDO.Pemisahan unit kerja ini dalam suatu entitas tersendiri pada tahun 1994 disebabkan

    adanya Undang-Undang No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian. Undang-

    undang tersebut dalam salah satu ketentuannya mengatur bahwa perusahaan asuransitidak boleh menjalankan kegiatan sekaligus sebagai perusahaan reasuransi. Oleh

    karena itulah pada tanggal 22 Agustus 1994 PT Reasuransi Nasional Indonesia

    didirikan sebagai anak perusahaan ASKRINDO yang bergerak dalam bidang

    reasuransi kerugian. Pada awal berdirinya, karyawan Nasional RE sebagian besarberasal dari Divisi Reasuransi Kerugian ASKRINDO.Error! Reference source not

    found.[REAS 2005]

    3.1. Tujuan Perusahaan

    Tujuan dan kegiatan usaha perusahaan sebagaimana dinyatakan dalam akte

    pendiriannya, adalah sebagai berikut :

    a. Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program

    pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,

    khususnya di bidang reasuransi dalam arti seluas-luasnya.

    b. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, perseroan menyelenggarakan segala

    macam usaha reasuransi.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    43/86

    30

    c. Perseroan dapat pula menjalankan usaha-usaha yang sama dengan bidang

    usaha perseroan tersebut pada butir a dan b di atas, secara bersama-sama

    dengan perusahaan-perusahaan atau badan-badan lain sepanjang usaha-

    usaha tersebut tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku

    dan ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar.

    3.2. Sumber Daya Manusia

    Jumlah pegawai perusahaan pada pertengahan tahun 2005 berjumlah 127 orang

    ditambah tiga (3) orang Direksi. Dari jumlah tersebut, perusahaan telah

    memenuhi ketentuan perundang-undangan mengenai kualifikasi tenaga ahli

    asuransi yang harus dimiliki. Disamping itu perusahaan juga memiliki beberapa

    tenaga ahli lulusan dalam dan luar negeri yang cukup memadai untuk mengelola

    bisnis reasuransiError! Reference source not found.[REAS 2005].

    Dari gambaran kekuatan SDM Nasional RE ditampilan pada Tabel III-1,

    22% pegawai Nasional RE memiliki gelar profesi dari kursus-kursus asuransi.

    Jumlah pegawai di Divisi Facultative saat ini adalah 20 orang (16%).

    Tabel III-1 : Persentase jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan

    JenjangPendidikan Jumlah Persentase

    S2 8 6%

    S1 70 55%

    D3 19 15%

    SM 1 1%

    SLA 27 21%

    SMP 1 1%

    Tabel III-2 : Persentase jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Profesi (Asuransi /

    Reasuransi)

    Pendidikan profesi Persentase

    Ya 22%

    Tidak 78%

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    44/86

    31

    3.3. Visi dan Misi Perusahaan

    Nasional RE dalam menjalankan bisnis perusahaan memutuskan untuk

    memperbaharui visi dan misinya sejak tahun 2005 sebagai berikut:

    a. Misi: Berperan aktif dalam meningkatkan kapasitas reasuransi nasional.

    b. Visi: Menjadi perusahaan yang tangguh, terpercaya dan terus tumbuh.

    3.4. Dukungan Teknologi Informasi

    Sistem informasi pada Nasional RE, yang ada sejak tahun 1996, dibuat dengan

    bahasa pemrograman GUPTA dengan memanfaatkan basisdata ORACLE.

    Mulai tahun 2004, mengikuti kebutuhan perusahaan, Nasional RE

    mengembangkan sistem informasi dengan bahasa pemrograman Delphi.

    Pengembangan tersebut masih berjalan sampai dengan saat ini dimana sistem

    yang baru diuji cobakan dan digunakan secara paralel dengan sistem yang lama

    sampai semua modul baru siap. Strategi yang diambil untuk menyikapi

    perkembangan globalisasi dan kebutuhan komunikasi maya adalah Nasional RE

    telah memiliki situs perusahaan sejak tahun 2004 serta penggunaan email

    perusahaan untuk kebutuhan bisnis.

    Tabel III-3 : Tabel Dukungan Teknologi Informasi Nasional RE

    Tahun Dukungan

    1996SI dengan pemrograman Gupta

    DB : Oracle

    Pengembangan SI dengan pemrograman Delphi

    DB : Oracle:2004

    Memiliki situs perusahaan

    Penggunaan email perusahaan

    Sampai dengansaat ini

    LAN

    Penggunaan 1 PC untuk 1 user

    Dukungan internet broadbandMail server

    Database server

    Development server

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    45/86

    32

    3.5. Produk Perusahaan

    Produk reasuransi yang dikelola Nasional RE sejak tahun 1994 adalah:

    a. Produk reasuransi umum yaitu penutupan ulang asuransi:

    1. Harta Benda (Fire)

    2. Rekayasa (Engineering)

    3. Rangka pesawat (Aviation)

    4. Kredit (Credit)

    5. Penjaminan (Bonding)

    6. Pengangkutan(Marine Cargo)

    7. Rangka kapal (Marine Hull)

    8. Aneka (Miscellaneous)

    9. Kendaraan Bermotor (Motor)

    10.Satelit (Satelite)

    11.Energi (Energy)

    12.Tanggung gugat (Liability)

    13.Kecelakaan diri (Personal Accident)

    b. Produk reasuransi jiwa yaitu penutupan ulang atas asuransi:

    14.Risiko kematian (Term Insurance)

    15.Kesehatan (Health)

    16.Kecelakaan diri (Personal Accident) diluar asuransi umum

    Pada rentang waktu 2001-2003, asuransi Harta Benda (Fire) merupakan kontributor

    premi terbesar dari sisi bisnis treaty maupun facultative. Dimana produksi premi

    bruto Harta Benda tumbuh sebesar 27,81%. Pertumbuhan ini ditandai dengan

    meningkatnya premi bruto Harta Benda treaty sebesar 78,25% dan facultative sebesar

    4,78%. Kontribusi produksi premi bruto Harta Benda terhadap total produksi premi

    reasuransi umum & jiwa tahun 2001 sebesar 48,37%, tahun 2002 sebesar 48,23% dan

    tahun 2003 sebesar 43,76% [REAS 2004].

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    46/86

    PemegangSaham

    DewanKomisaris

    DirekturUtama

    DirekturOperasi

    DivisiUnderwritingFacultative

    DivisiUnderwriting

    Treaty &Retrosesi

    BagianReasuransi

    Jiwa

    Divisi Klaim

    DivisiTeknologiInformasi

    DivisiPengawasan

    DivisiKeuangan &Akuntansi

    PT Reasuransi Nasional IndonesiaBerlaku per 1 Mei 2000

    (Lampiran SK No. 10/KEP/DIR/V/2000 tanggal 1 Mei 2000)

    Seksi Treaty

    SeksiFakultative

    BagianFire

    BagianNon Fire

    SeksiFire I

    Seksi FireII

    SeksiMarine

    SeksiVaria

    BagianAkseptasi

    Treaty

    BagianRetrosesi

    SeksiProd.Treaty

    Seksi ADM& Analisa

    TTY

    SeksiProd

    Retrosesi

    SeksiKlaim

    Retrosesi

    BagianKlaim Fire

    BagianKlaim

    Non Fire

    SeksiKlaim

    Marine

    SeksiKlaimVaria

    SeksiADMKlaim

    SeksiKlaimFire I

    SeksiKlaimFire II

    BagianAkuntan

    BagiaPenagih

    BagianKeuanga

    StafSetingkat

    Kabag

    Staf STKKasi

    Staf STKKabag

    Staf STKKasi

    Staf STKKabag

    Staf STKKasi

    Staf STKKasi

    Gambar III-1 : Struktur Organisasi PT Reas

    33

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    47/86

    34

    3.6. Divisi Underwriting Facultative

    Divisi Underwriting Facultative yang menjadi fokus pada penelitian ini

    memiliki rincian tugas sebagai berikut:

    3.6.1. Tugas Umum

    1. Menyusun rencana kerja dan anggaran divisi underwriting facultative.

    2. Merencanakan dan mengusulkan secara kuantitatif dan kualitatif

    sumber daya manusia dan peralatan untuk kebutuhan divisi

    underwriting fakultatif.

    3. Memimpin, memotivasi, membina dan mengembangkan bawahan di

    lingkungan kerja divisi underwriting fakultatif.

    4. Mengusahakan kelancaran pelaksanaan kerja serta melakukan

    pengamanan, pemanfaatan dan pengembangan sumber daya manusia

    dan peralatan kerja/sarana fisik di lingkungan divisi underwriting

    facultative.

    5. Memelihara, menilai dan memberikan saran penyempurnaan terhadap

    system/prosedur/tata kerja di lingkungan divisi underwriting

    facultative.

    6. Menjalin kerjasama dengan unit-unit kerja lain di lingkungan

    perusahaan.

    7. Membina hubungan baik dengan instansi luar yang berhubungan

    dengan divisi underwriting facultative.

    8. Mengawasi penyelenggaraan administrasi dan kearsipan divisi

    underwriting facultative sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

    9. Menyelenggarakan evaluasi terhadap sistem informasi manajemen

    divisi underwriting facultative sesuai pedoman yang ditetapkan.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    48/86

    35

    3.6.2. Tugas Pokok:

    1. Mengusahakan tercapainya pendapatkan premi reasuransi fakultatif,

    baik menyangkut usaha dari dalam maupun luar negeri, dengan

    memperhatikan anggaran dan kebijakan akseptasi yang ditetapkan.

    2. Membina hubungan baik dengan perusahaan asuransi, broker

    reasuransi dan reasuransi professional untuk kepentingan tugas

    operasional dan pemasaran bidang reasuransi fakultatif.

    3. Merundingkan dan mengambil keputusan atas kerjasama reasuransi

    fakultatif sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

    4. Meneliti rekomendasi bawahan mengenai akseptasi/penolakan atas

    penawaran reasuransi fakultatif.

    5. Melayani secara teknis perusahaan asuransi khususnya dan industri

    perasuransian pada umumnya.

    3.6.3. Tugas periodik:

    1. Membuat dan menyampaikan laporan tertulis hasil produksi fakultatif

    kepada manajemen serta laporan lainnya.

    2. Memonitor hasil produksi/realisasi terhadap anggarannya.

    3.6.4. Tugas tambahan

    1. Bersama-sama dengan direktur operasi membuat/menetapkan pola

    operasional bidang reasuransi fakultatif.

    2. Menyelenggarakan asistensi teknik kepada asuradur.

    3. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh atasan.

    3.7. Strategi Umum Rencana Jangka Panjang Perusahaan

    Strategi dasar yang dipakai oleh Nasional RE untuk mencapai sasaran

    perusahaan adalah strategi pertumbuhan yang cepat (rapid grow strategy).

    Strategi ini menekankan pada pemanfaatan kekuatan internal untuk meraih

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    49/86

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    50/86

    37

    d. Bidang Perencanaan dan Pengembangan

    1) Peningkatan komunikasi, kerja sama, dan koordinasi antar unit

    kerja serta fungsi-fungsi organisasi secara horizontal, vertikal

    maupun diagonal yang akan menjamin terciptanya budaya positif

    dalam perencanaan dan pengembangan

    2) Peningkatan kemampuan teknis dan analisis dalam Perencanaan

    dan Pengembangan yang memadai dalam rangka mendukung

    kebutuhan perusahaan di segala bidang

    e. Bidang Teknologi Informasi

    1) Pemutakhiran teknologi informasi yang mampu mempercepat

    pelayanan operasi dan pengambilan keputusan

    2) Peningkatan kapabilitas dan kapasitas sarana dan prasarana

    sistem informasi untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan

    mitra usaha di masa depan

    f. Bidang Pengawasan

    Penguatan dan sosialisasi sistem dan mekanisme pemeriksaan sebagai alat

    pengendalian strategis perusahaan secara terpadu

    3.8. Program kerja Rencana Jangka Panjang 2001-2005

    a. Bidang Perencanaan dan Pengembangan

    1) Mengembangkan sistem informasi yang dapat segera memberi

    masukan kepada pihak manajemen sebagai respon atas setiap

    perubahan ekonomi makro

    2) Melaksanakan penelitian untuk mencari, mengembangkan dan

    menyempurnakan sistem dan prosedur pertanggungan reasuransi

    b. Bidang Teknologi Informasi

    Melakukan sosialisasi kepada user dengan melakukan transfer of

    knowledge mengenai teknologi informasi untuk meminimalkan human

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    51/86

    38

    error dan meningkatkan kesadaran user terhadap perkembangan dan

    pemanfaatan Teknologi Informasi

    c. Bidang Pengawasan

    Meningkatkan koordinasi dan pembinaan unit-unit kerja melalui komunikasi

    dua arah

    Sedangkan untuk Divisi Underwriting Facultative perusahaan mencanangkan

    program kerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sebagai berikut:

    1) Mengikutsertakan SDM dalam kegiatan seminar, workshop dan

    berbagai program pendidikan asuransi

    2) Melakukan kaderisasi melalui sharing knowledgeantar personal dalam

    satu unit kerja dan atau antar unit kerja secara berkesinambungan.

    3.9. Analisis Perusahaan

    Faktor penentu keberhasilan (key success factor) merupakan faktor yang mutlak

    dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan baik jangka

    pendek maupun jangka panjang. Faktor penentu keberhasilan PT Reasuransi

    Nasional Indonesia [REAS 2004]:

    1. Customer Satisfaction

    Seluruh strategi dan kebijakan perusahaan pada dasarnya ditujukan untuk

    memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kepuasan pelanggan dalam segala

    bentuk pelayanan terutama kecepatan dalam melakukan pembayaran klaim

    akan membentuk corporate imageyang baik bagi perusahaan.

    2. Solvency

    Bagi perusahaan asuransi/reasuransi solvency merupakan syarat mutlak

    dalam melakukan usaha, karena tanpa tingkat solvency yang memadai

    perusahaan akan sulit menjalankan kegiatan operasionalnya.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    52/86

    39

    3. Efficiency

    Perusahaan harus selalu menjaga tingkat efisiensi yang wajar bagi seluruh

    kegiatannya, karena hanya dengan tingkat efisiensi yang tinggi perusahaan

    dapat terus berkembang dan mencapai sasaran yang ditetapkan secara

    efektif.

    4. Sumber Daya Manusia

    Tenaga kerja yang handal dan berkompetensi harus dimiliki sebanyak

    mungkin oleh perusahaan, hal ini sangat pernting, karena keberadaannya

    akan sangat menunjang pencapaian sasaran perusahaan.

    3.9.1. SWOT Perusahaan

    SWOT perusahaan diambil berdasarkan identifikasi oleh pihak perusahaan

    terhadap setiap aspek lingkungan usaha, dimana dapat dilihat butir-butir

    peluang dan ancaman sebagai berikut:

    1) Peluang

    a. Pertumbuhan ekonomi semakin baik.

    b. Potensi dan pertumbuhan pasar asuransi termasuk asuransi dengan

    Sistem Syariah cukup besar.

    c. Dukungan Peraturan Perundang-undangan di bidang Asuransi,

    Otonomi Daerah, Jasa Konstruksi, dan Peraturan Perundangan

    lain.

    d. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan Proteksi Asuransi.

    2) Ancaman

    a. Kemungkinan merger/likuidasi beberapa perusahaan asuransi.

    b. Berkurangnya bisnis dari beberapa perusahaan asuransi yang

    memilikiBargaining Power.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    53/86

    40

    c. Dampak AFTA dan APEC yang menimbulkan persaingan yang

    ketat.

    d. Proteksi retro yang sulit dan mahal.

    e. Kecenderungan adanya perang tarip dan persaingan yang tidak

    sehat.

    Pada sisi kekuatan dan kelemahan, pihak perusahaan melakukan analisis

    kondisi internal dengan kesimpulan sebagai berikut:

    1) Kekuatan:

    a. Likuiditas dan solvabilitas perusahaan masih baik

    b. Team work yang solid dan memiliki integritas dan loyalitas

    c. Dukungan teknologi informasi yang memadai

    d. Corporate image masih baik

    2) Kelemahan:

    a. Adanya SDM yang kontra produktif

    b. Pemasaran belum optimal

    c. Manajemen Risiko atas Kelas-kelas bisnis tertentu masih lemah

    d. Pengawasan dan pengendalian internal belum optimal

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    54/86

    41

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1. Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan mulai minggu pertama Mei 2005 sampai dengan minggu

    terakhir September 2005.

    4.2. Hipotesis

    Kondisi infrastruktur teknologi informasi yang ada diperusahaan, menjadi

    pertimbangan bahwa dapat digunakan untuk membentuk penerapanKnowledge

    Management berbasis web. Hal ini terutama karena NASIONAL RE telah

    memiliki situs perusahaan. Dengan demikian diharapkan perusahaan dapat

    memanfaatkan penerapan KM ini untuk menjadi perusahaan yang tangguh dan

    terus tumbuh.

    4.3. Metodologi Penelitian

    Penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan menyajikan

    rangkuman hasil survey dalam bentuk tabulasi dan transkrip. Dengan metoda ini

    akan digambarkan kondisiKnowledge Managementdari PT. Reas pada saat ini

    dan akan dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

    terbentuknya Knowledge Management tersebut. Teknik pengumpulan data

    dilakukan dengan wawancara terhadap narasumber dan mengadakan Focus

    Group Discussion(FGD).

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    55/86

    42

    4.4. Studi Pustaka

    Data dan informasi yang diperoleh melalui studi pustaka bersifat sekunder yaitu

    data yang diperoleh melalui studi literatur dan tulisanan ilmiah tentang

    reasuransi, knowledgeorganization,Knowledge Managementyang ada.

    4.5. Studi Lapangan

    Dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berupa data primer dan data

    sekunder.

    Data primer diperoleh dari hasil pengisian form pertanyaan dan hasil diskusi

    dari Focus Group Discussion dari para responden yang dipilih.

    Data sekunder diperoleh dari laporan tahunan perusahaan, yang berupa laporan

    bulanan, laporan tahunan, dan profil Perusahaan PT. Reas. Juga dari Rencana

    Jangka Panjang perusahaan. Data ini untuk memperoleh informasi mengenai

    visi dan misi, struktur organisasi dan permasalahan yang dihadapi, serta

    kebijakan yang sedang dan akan dijalankan.

    4.6. Focus Group Discussion

    Focus Group Discussion(FGD) adalah metode penelitian yang bertujuan untuk

    mengetahui kecenderungan yang ada pada individu mengenai persepsi individu

    itu tentang suatu hal [HOED 1995]. Menurut Litosseliti, Focus Group

    Discussionadalah kelompok kecil yang terstruktur dengan partisipan yang telah

    dipilih, dengan dipandu moderator. Focus Group Discussionini disusun untuk

    tujuan menggali topik yang spesifik, dan pandangan dan pengalaman individu,

    melalui interaksi kelompok [LITO 2003].

    Focus Group Discussion sebagai salah satu bentuk penelitian kualitatif,

    merupakan wawancara kelompok yang ditekankan pada interaksi dan perilaku

    yang muncul dalam kelompok, ketika kelompok itu disodorkan suatu topik atau

    isu tertentu sesuai dengan kepentingan penelitian.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    56/86

    43

    Tujuan Focus Group Discussionadalah untuk memperoleh persepsi dan sikap

    mengenai isu yang didiskusikan. Diskusi berlangsung secara terbuka, sehingga

    setiap individu yang terlibat dapat mengekspresikan pendapatnya dengan bebas

    dan terbuka. Alasan penulis memilih metode Focus Group Discussion adalah

    agar memperoleh informasi yang akurat mengenai persepsi pegawai Divisi

    Fakultatif mengenai penerapanKnowledge Management.

    Focus Group Discussionatau FGD memiliki lima karakteristik yang berkaitan

    dengan unsur-unsur kelompok diskusi sebagai berikut:

    a. Jumlah peserta Focus Group Discussion sebaiknya empat sampai dengan

    dua belas orang. Bila jumlah peserta kurang dari empat orang dikhawatirkan

    anggota kelompok cepat memperoleh giliran berbicara dan tidak terjadi

    penggalian ide. Situasi ini akan mengurangi keragaman dan terjadi

    kekuasaan ide. Jumlah peserta lebih dari dua belas mengakibatkan diskusi

    akan sulit dikendalikan, karena peserta terlalu banyak pandangan/ide atau

    bosan menunggu giliran berbicara.

    b. Peserta mempunyai karakteristik yang homogen. Homogenitas menjadi

    salah satu dasar pemilihannya. Peserta diskusi dipilih karena mempunyai

    persamaan pengalaman, profesi, gender, usia, status dan sebagainya.

    Disamping itu peserta mempunyai kepentingan dengan permasalahan yang

    akan dibahas.

    c. Informasi yang diambil dalam diskusi bukan yang bersifat konsensus atau

    rekomendasi untuk mengambil keputusan. Melainkan informasi mengenai

    sikap, persepsi dan perasaan peserta yang berkaitan dengan topik diskusi

    yang diperlukan penulis.

    d. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang dapat memberikan

    gambaran dan pemahaman atas sikap, persepsi dan perasaan peserta. Hasil

    ini akan diperoleh melalui pertanyaan terbuka yang memungkinkan peserta

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    57/86

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    58/86

    45

    b. Focus Group Discussion(FGD) mempunyai kelemahan diantaranya :

    1. Peneliti mempunyai kontrol yang kurang dalam wawancara Focus

    Group Discussion dibandingkan dengan wawancara perorangan.

    Karena pada saat berlangsungnya FGD harus membagi kosentrasi

    kepada seluruh peserta. Para peserta FGD dapat saling mempengaruhi,

    akibatnya peserta dapat mempengaruhi pembicaraan dan menimbulkan

    pembicaraan yang kurang relevan dengan topik yang dibahas.

    2. Data yang masuk lebih sulit dianalisis karena diskusi dikondisikan

    seperti lingkungan sosial. Seluruh komentar peserta harus

    dihubungkan dengan topik diskusi saat itu, sehingga perlu hati-hati

    dalam mengomentari atau mengambil kesimpulan.

    3. FGD memerlukan pemandu yang terampil dengan kemampuan dapat

    membuka dan menutup sesi tanya jawab, memilih waktu jeda dan

    perpindahan satu topik ke topik lain.

    4. Setiap kelompok dalam FGD memiliki karakteristik yang berbeda,

    misalnya kelompok pasif yang membosankan atau kelompok yang

    terlalu aktif yang mendominasi seluruh pembicaraan atau diskusi.

    5. Kesulitan dalam menyusun waktu pelaksanaan diskusi dan diskusi

    harus diadakan dalam kondisi yang kondusif, sehingga diskusi

    menghasilkan point-point kesimpulan yang baik.

    Jumlah peserta Focus Group Discussion (FGD) secara tipikal berkisar antara

    enam dan delapan partisipan, tetapi ukuran itu dapat pada rentang empat sampai

    dengan dua belas tergantung pada tujuan penelitian [LITO 2003]. Menurut

    Krueger jumlah peserta Focus Group Discussionadalah empat sampai dengan

    enam orang merupakan jumlah yang ideal, karena kelompok tersebut akan lebih

    akrab, perekrutan lebih mudah dan lebih nyaman. Selain itu hal yang perlu

    diperhatikan dalam Focus Group Discussion adalah khalayak sasaran harus

    homogen [KRUE 1998].

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    59/86

    46

    Untuk penelitian ini, penulis menilai kesamaan lingkup kerja dan tingkat

    pendidikan responden yang sudah memenuhi unsur homogenitas.

    4.7. Metode Analisis Data

    Analisis data Focus Group Discussion (FGD) merupakan proses analisis yang

    dapat digambarkan sebagai kontinum yang diawali dari tahap-tahap berikut ini

    [KRUE 1998].

    Gambar IV-1 : The Analysis continuum[KRUE 1998]

    Raw data adalah satu sisi kontinum berupa penyajian dari data mentah, yaitu

    pernyataan-pernyataan yang tepat dan teliti dari pesertafocus group discussion,

    ketika mereka menjawab topik-topik yang diangkat dalam diskusi.

    Descriptive statement yang merupakan pusat kontinum adalah pernyataan-

    pernyataan deskriptif-ringkasan dari pernyataan responden. Dengan

    mengembangkan model ini maka peneliti diharuskan membuat deskripsi singkat

    dari data mentah yang disertai oleh gambaran-gambaran contoh dari data

    tersebut. Jika penyajian data mentah bersisi semua jawaban, maka keterangan

    deskriptif ini merupakan penyederhanaan bagi pembaca dengan memberikan

    bagian-bagian yang penting dan menonjol saja.

    Keputusan tentang bagian mana yang akan dipergunakan terkadang

    menimbulkan masalah bagi peneliti, maka pemilihan ini harus berdasarkan

    maksud dan tujuan dari penelitian. Jika penelitian bertujuan untuk menjelaskan

    pendapat-pendapat yang luas dan berbeda maka contoh-contoh harus dipilih

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    60/86

    47

    berdasarkan tujuan tersebut. Dilain hal jika tujuannya adalah menjelaskan hal-

    hal yang spesifik, umum, atau bagaimana partisipan bereaksi secara biasa maka

    peneliti tidak boleh memasukkan komentar-komentar yang tidak umum.

    Interpretation atau penafsiran adalah peranan yang sangat rumit bagi peneliti.

    Bagian penafsiran dari kontinum ini dibentuk dari proses deskriptif dengan

    menjelaskan arti dari data, bukannya ringkasan dari data. Meskipun proses

    penjelasan deskriptif ini menghasilkan kesimpulan, tetapi tujuan dari tahap ini

    adalah hanya untuk memberikan penjelasan.

    4.8. Analisis SWOT

    SWOT adalah singkatan dari Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan

    (Weaknesses) intern perusahaan serta Peluang (Opportinities) dan Ancaman

    (Threats) dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan. Analisis SWOT

    didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan

    kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman

    [PEAR 1997].

    Penjelasan dari masing-masing komponen SWOT adalah sebagai berikut

    [PEAR 1997]:

    a. Kekuatan

    Kekuatan adalah sumber daya, ketrampilan, atau keunggulan-keunggulan

    lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin

    dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus (distinctive

    competence) yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di

    pasar.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    61/86

    48

    b. Kelemahan

    Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,

    ketrampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif

    perusahaan.

    c. Peluang

    Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan

    perusahaan. Trend penting merupakan salah satu sumber peluang.

    Identifikasi segmen pasar yang sebelumnya terabaikan, perubahan situasi

    persaingan atau peraturan, perubahan teknologi, serta membaiknya

    hubungan dengan pihak luar dapat memberikan peluang bagi perusahaan.

    d. Ancaman

    Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam

    lingkungan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan

    pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar bisnis, perubahan teknologi,

    serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi

    keberhasilan perusahaan.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    62/86

    49

    BAB V

    HASIL DAN ANALISIS

    Kegiatan Focus Group Discussiondilaksanakan di Ruang Rapat Lt. 2 Nasional RE

    pada tanggal 26 September 2005 pukul 15.0017.00. Dihadiri oleh 4 orang peserta

    dari bagian Non Fire Divisi Underwriting Facultative dan Kepala SDM sebagai

    pendamping. Sebelum diskusi dilakukan, penulis menyampaikan sebuah presentasi

    tentang Knowledge Management, untuk melengkapi materi diskusi. Materi FGD ini

    sebelumnya sudah disampaikan dalam bentuk form pertanyaan.

    Jumlah form pertanyaan disebarkan adalah 20 set, jumlah yang kembali sebanyak 10

    buah. Form ini dipergunakan untuk memberikan gambaran apa yang akan dibicarakan

    dalam Focus Group Discussion. Dari hasil yang dikembalikan terlihat bahwa budaya

    berdiskusi sudah ada di Divisi Facultative.

    Peserta terdiri dari Kepala bagian Non Fire, Kepala Sie Marine dan pegawai

    pelaksana yang bertugas sebagai underwriter.

    Dari hasil FGD tersebut dan mempertimbangkan infrastruktur yang sudah ada di PT

    Reas, maka penerapanKnowledge Managementberbasis web dapat dilaksanakan

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    63/86

    50

    Tabel V-1 : Tabel profil peserta FGD

    Kode Nama Jabatan Pekerjaan /

    tugas

    Lama

    bekerja di

    Fakultative

    Pendidikan Gelar

    Profesi

    R1 Dapotan

    Marpaung

    Kabag

    Underwriting

    Non Fire

    Underwriting

    / akseptasi

    risiko

    8th S1

    R2 Rubiyanto Kasi Marine Underwriting

    Facultative

    9 th SLA -

    R3 Helly Rieke

    Rondonuwu

    Pegawai

    Pelaksana

    Underwriter 12 th. S1 -

    R4 R. Joko S.

    Prasetyo

    Pegawai

    Pelaksana

    Underwriter 3 th. S1 -

    5.1. Pemaparan transkrip FGD dan Penafsiran penulis

    Hasil yang ingin didapatkan dari pelaksanaan FGD pada penelitian ini adalah

    persepsi pegawai pada Divisi Fakultative mengenai:

    c. Kesiapan perusahaan khususnya divisi Fakultatif untuk menerapkan KM

    berbasis web.

    d. Keahlian yang dibutuhkan dan sudah dimiliki untuk melaksanakan kerja

    e. Bagaimana budaya berdiskusi di perusahaan.

    5.1.1. Kemungkinan penerapan KM berbasis web

    Peserta FGD berpendapat bahwa KM berbasis web dapat diterapkan,

    mengingat bahwa dalam kesehariannya kegiatan KM sudah terlaksana

    walau dalam lingkup terbatas. Selebihnya peserta memberikan pandangan

    tentang kemungkinan hambatan yang muncul dari beberapa hal/pihak.

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    64/86

    51

    Penerapan knowledge management berbasis web bisa diterapkan, itu bisa

    karena fasilitasnya sudah ada. Hanya kemauan orangnya, person dari

    lingkaran manajemen sampai staff untuk mau meluangkan waktu untuk

    menuangkan knowledge ke dalam bentuk web. (R1)

    Kalau pembagian knowledge dengan rekan saya, sudah totally, diskusi,

    knowledge, he already receive all my knowledge. Hanya kalau kita

    mendapat knowledge itu sulit, kadang cenderung memberi orang

    knowledge juga sulit. Kecuali dia satu tim. Jadi ada hal-hal yang bisa

    dikompromikan untuk dibagikan, ada yang tidak. Selain itu ada orang

    yang tidak mau dikritik knowledgenya.(R1)

    Tapi jangan sampai knowledge kita bisa diambil oleh kompetitor.(R4)

    Jika diberikan tugas dari manajemen, bisa dilakukan. Tapi sekali lagi

    banyak ilmu asuransi yang tidak ada dibuku umum, yang bisa kami beli di

    gramedia, kalau ada orang yang punya ilmu itu, dia enggan memberikan.

    Itu yang pertama. Kedua keengganan untuk dikritik atas knowledge

    tersebut (dipermasalahkan atau didiskusikan). Ada yang memiliki prinsip

    kalau mau pakai ya jangan tanya-tanya atau tidak usah diberikan sama

    sekali.(R1)

    Karena saat seseorang mendapatkan suatu knowledge selalu ada usaha,

    bahkan sampai ada cost. Pada saat dia ingin tularkan kepada orang lain,

    tentunya perlu diberikan reward sehingga tidak terjadi orang menahan

    ilmunya karena alasan tadi, sehingga ada keseimbangan.(R3)

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    65/86

    52

    5.1.2. Pelaksanaan kerja berdasarkan SOP menjadikan pegawai ahli dalam

    tugasnya

    Untuk pelaksanaan kerja berdasarkan SOP, seluruh peserta memberikan

    respon yang sama. Bahwa dengan SOP seseorang dapat memahami

    pekerjaannya, namun membutuhkan waktu dan pengalaman untuk

    menjadi seorang ahli. SOP hanya berisi urutan prosedur untuk

    melaksanakan tugas.

    5.1.3. Keahlian yang harus dimiliki untuk bekerja di Divisi Fakultatif

    Untuk keahlian yang harus dimiliki untuk bekerja di Divisi Fakultative,

    terutama analisis risiko (underwriting), Bahasa Inggris dan pemahaman

    wording. Selebihnya merupakan keahlian-keahlian pendukung seperti

    penggunaan komputer dan komunikasi, terutama saat melakukan bisnis

    dengan pihak cedant.

    Semua kegiatan yang ada di Fakultatif pada dasarnya adalah

    menganalisa risiko, jadi harus ahli dalam analisa risiko, lalu bahasa

    Inggris, lalu memahami wordingklausul-klausul tentang asuransi.(R1)

    Kalau menurut saya bahasa Inggris lebih dulu, karena wording umumnya

    dalam bahasa Inggris, kalau kita tidak mengerti bahasa Inggris

    bagaimana kita bisa melakukan analisis.(R4)

    Analisis risiko, terutama untuk risiko-risiko tertentu dan keahlian

    menggunakan komputer.(R2)

    Analisis risiko, komunikasi yang baik untuk hubungan keluar (untuk

    mengadakan bisnis) dan bahasa Inggris.(R3)

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    66/86

    53

    Ilmu asuransi terdiri dari 28 cabang (class of business), contohnya fire 1

    cabang, kendaraan motor 1 cabang. Dari 28 cabang tersebut jika

    dikelompokkan menjadi 12 induk cabang. Dan tidak semua orang tahu

    tentang masing-masing cabang tersebut(R1)

    5.1.4. Pelaksanaan kegiatan diskusi

    Kegiatan diskusi pada Divisi Facultative terjadi hampir pada setiap

    kesempatan. Khususnya pada saat muncul permasalah kerja yang tidak

    sesuai dengan kebijaksanaan atau yang melibatkan bagian lainnya. Saat

    suatu diskusi tidak mendapatkan hasil maka ditindak lanjuti dengan

    bertanya atau mencari referensi pada atasan atau pihak-pihak yang

    dianggap kompeten. Untuk hasil diskusi/solusi dari kasus-kasus khusus

    didokumentasikan guna kepentingan yang akan datang.

    Sepertinya kalau menyimpan hasil diskusi tidak... dulu ada saya lakukan

    dan saya simpan di folder special case tapi sekarang tidak lagi. (R1)

    Ada Pak, kalau ada kasus khusus tertentu saya simpan dalam 1 file

    special case. (R3)

    Rangkuman hasil pengisian form pertanyaan, disajikan dalam tabel sebagai berikut:

    Tabel V-2 : Hasil form pertanyaan sebelum FGD

    No. Pertanyaan Hasil pendapat

    1. Apakah pelaksanaan kerja

    hanya berdasarkan SOP

    dapat menjadikan pegawai

    ahli dalam tugasnya,

    Tidak, karena:

    1. SOP hanya merupakan acuan alur pekerjaan

    maupun hubungannya dengan unit kerja lain

    (Flow of Process) bukan panduan apa,

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    67/86

    54

    No. Pertanyaan Hasil pendapat

    khususnya pegawai baru. bagaimana melakukan analisa

    akseptasi/risiko (Logic of Underwriting).

    2. Dibutuhkan pengetahuan atau pembelajaran

    dari segi teknis maupun non teknis pada

    bidang kerjanya sedangkan SOP hanya suatu

    pedoman dalam melaksanakan suatu

    pekerjaan secara personal maupun

    organisasional.

    3. Butuh proses untuk memiliki pengalaman,

    yang membuat seseorang menjadi ahli

    dibidang yang ditekuni ("Learning By

    Doing")

    4. Untuk menjadi ahli sangat membutuhkan

    pengalaman yang didapat dari berbagai

    sumber, misalnya: kasus-kasus claim,

    seminar, diskusi, dll5. Underwriting adalah kegiatan analisa risiko

    secara menyeluruh, sedangkan jenis risiko

    ada banyak. Risiko tersebut masing-masing

    memerlukan disiplin ilmu tertentu untuk

    menguasainya. Oleh sebab itu dengan SOP

    pegawai baru akan faham atas prosedur kerja,

    tapi belum menjadi ahli dibidangnya.

    2. Keahlian yang harus

    dimiliki untuk bekerja di

    Divisi Fakultatif

    Agenda keluar

    Analisis:

    o Analisa Penawaran (offer)

  • 8/13/2019 tesis_yuliazmi

    68/86

    55

    No. Pertanyaan Hasil pendapat

    o Analisa risiko

    o Analisa umur kapal, berat kapal,

    konstruksi kapal, interest (b