(tesis) oleh : yuliza fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/tesis tanpa bab pembahasan.pdf ·...

108
EVALUASI KEBIJAKAN ELEKTRONIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (E-PPID) (Studi Di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2016) (Tesis) oleh : Yuliza Fitrianti PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 04-Feb-2020

44 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

EVALUASI KEBIJAKAN ELEKTRONIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASIDAN DOKUMENTASI (E-PPID)

(Studi Di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten PesawaranProvinsi Lampung Tahun 2016)

(Tesis)

oleh :

Yuliza Fitrianti

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

EVALUASI KEBIJAKAN ELEKTRONIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASIDAN DOKUMENTASI (E-PPID)

(Studi Di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten PesawaranProvinsi Lampung Tahun 2016)

oleh :

Yuliza Fitrianti

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu PemerintahanFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 3: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

ABSTRAK

EVALUASI KEBIJAKAN ELEKTRONIK PEJABAT PENGELOLAINFORMASI DAN DOKUMENTASI (E-PPID)

(Studi Di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten PesawaranProvinsi Lampung Tahun 2016)

OlehYULIZA FITRIANTI

E-PPID diluncurkan sebagai wujud komitmen KPU dalam mendukungketerbukaan informasi publik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan: 1)Dampak evaluasi kebijakan E-PPID di KPU Kabupaten Pesawaran; 2)Pelaksanaan dan faktor-faktor yang menyebabkan E-PPID di KPU KabupatenPesawaran tidak efektif. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan datadeskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah: 1) Kebijakan E-PPID di KPUKabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperolehinformasi tentang kepemiluan melalui E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran. 2)Kebijakan E-PPID di KPU Kabupaten Pesawaran tidak efektif disebabkanperangkat lunak dikendalikan oleh KPU RI, sumber daya manusia tidak tetap,masih minim perangkat komputer dan perangkat komunikasi, pengamananterhadap server belum kuat, belum ada sarana untuk memberikan kritik danmasukan dalam aplikasi. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah perlumodifikasi content (isi) dari website dan halaman E-PPID KPU KabupatenPesawaran agar menarik dan dikunjungi oleh pengguna informasi publik,keseriusan tata kelola teknologi informasi dalam pengelolaan E-PPID KPUKabupaten Pesawaran sebagai wujud pelayanan prima, istilah “Pejabat” dalamnama Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) sebaiknya diubahmenjadi Pengelola Layanan Informasi dan Dokumentasi (PLID) yang layanandigitalnya bisa menjadi E-PLID, agar masyarakat tidak takut meminta pelayananinformasi publik. Perlu adanya layanan aplikasi online yang bersifat terpadu danterintegrasi di KPU khususnya pada KPU Kabupaten Pesawaran.

Kata Kunci : Keterbukaan Informasi, Evaluasi Kebijakan, E-PPID

Page 4: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

ABSTRACT

THE EVALUATION OF ELECTRONIC MANAGEMENT ANDDOCUMENTATION MANAGERS POLICY (E-PPID)

(Study in the General Election Commission of Pesawaran RegencyLampung Province in 2016)

ByYULIZA FITRIANTI

E-PPID was launched as a form of KPU's commitment in supporting publicinformation disclosure. This study aims to explain: 1) Impact of the evaluation ofthe E-PPID policy in the Pesawaran Regency KPU; 2) The implementation andfactors that caused E-PPID in the Pesawaran Regency KPU to be ineffective. Thisstudy uses descriptive qualitative data collection methods. The results of thisstudy are: 1) The E-PPID policy in the Pesawaran Regency KPU does not changethe way people get information about electoral through Pesawaran Regency KPUE-PPID. 2) The E-PPID policy in the Pesawaran Regency KPU is not effectivebecause the software is controlled by the KPU RI, non-permanent humanresources, computer equipment and communication devices are lacking, securityfor the server is not strong, there is no means to provide criticism and input in theapplication . Recommendations from the results of this study are necessary tomodify the content (content) of the website and page of KPU Pesawaran E-PPIDpage to be interesting and visited by public information users, the seriousness ofinformation technology governance in the management of Pesawaran RegencyKPU E-PPID as a form of excellent service, the term "Officials" in the name ofthe Information and Documentation Management Officer (PPID) should beconverted into Information and Documentation Service Managers (PLID) whosedigital services can be E-PLID, so that people are not afraid to request publicinformation services. There needs to be an integrated and integrated onlineapplication service on the KPU, especially in the Pesawaran Regency KPU.

Keywords: Information Disclosure, Policy Evaluation, E-PPID

Page 5: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya
Page 6: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya
Page 7: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya
Page 8: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kasui pada tanggal 31 Juli 1981.

Dilahirkan sebagai anak kesepuluh dari pasangan Bapak

Mahdan dan Ibu Maria Dewi. Penulis telah berkeluarga dengan

Ryan Yudi Andila dan dikaruniai satu orang anak bernama

Ahmad Nadiem Aryan.

Pendidikan formal awal penulis di SD Negeri 1 Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo

Lampung Selatan tahun 1988 – 1993, SMP Negeri Katibung Kecamatan Sidomulyo

Lampung Selatan tahun 1993 – 1996, SMU Negeri 2 Bandar Lampung tahun 1996 –

1999, dan S1 Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Lampung tahun

1999 melalui jalur UMPTN.

Selama menempuh pendidikan strata satu penulis aktif dalam kegiatan akademik dan

kemahasiswaan. Penulis aktif sebagai Ketua Divisi Danus HIMA Ilmu Administrasi

Negara tahun 2000, aktif di Biro BBQ Universitas Lampung tahun 2001-2004.

Pernah menerima beasiswa jalur Pengembangan Potensi Akademik (PPA) selama 5

semeter serta Lulus S1 pada tahun 2004 dengan IPK 3,44.

Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai Aparatur Sipil Negara pada Sekretariat

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Metro pada Bagian Program Data sebagai

Selama bertugas di Sekretariat KPU Provinsi Lampung, penulis ditugaskan untuk

Page 9: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

mengikuti seminar dan pelatihan penyusunan anggaran, mengikuti Diklat teknis

Sistem Pendataan Pemilih (Sidalih) dan dipercaya sebagai Penanggungjawab Sidalih

di dua pemilu yaitu Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Pilkada Kota Metro Tahun

2015. Pada tahun 2016, Penulis mutasi tugas ke KPU Kabupaten Pesawaran dan

mendapatkan beasiswa penuh untuk melaksanakan tugas belajar dari KPU RI dengan

konsentrasi Tata Kelola Pemilu di Universitas Lampung.

Page 10: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

KKaarryyaa iinnii ddiippeerrsseemmbbaahhkkaann uunnttuukk ::

11.. SSuuaammii tteerrcciinnttaa RRyyaann YYuuddii AAnnddiillaa,, SS..AA..NN,, MM..IIPP..

22.. AAnnaakk kkuu tteerrssaayyaanngg AAhhmmaadd NNaaddiieemm AArryyaann

33.. BBaakk,, MMaakk,, sseerrttaa KKaakkaakk--kkaakkaakk kkuu tteerrkkaassiihh

44.. AAllmmaammaatteerr UUnniivveerrssiittaass LLaammppuunngg..

Page 11: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

MOTTO

“Khoirunnas Anfa’uhum Linnas”Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain

(Muhammad SAW)

Tidak ada manusia yang sempurna, tapi tiap manusia bisa menjadi lebih baik.Maka Berproseslah…

(yuliza)

Page 12: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

SANWACANA

Puji syukur atas limpahan rahmat dan kasih sayang Allah SWT, salawat dan

salam tercurah kepada Nabi Muhammad saw. Alhamdulillah atas Ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul: Evaluasi Kebijakan Elektronik

Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi (E-PPID) (Studi Di Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2016) sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Ilmu Pemerintahan di

Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung;

2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Hertanto, M.Si., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan

selaku Pembimbing Utama atas bimbingannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini;

Page 13: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

5. Ibu Intan Fitri Meutia, Ph.D., selaku selaku Pembimbing Pembantu atas

bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini;

6. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dosen Pembahas atas kesediaannya

menjadi pembahas dan memberikan masukan, saran serta bimbingan

terbaiknya;

7. Suami ku tercinta Ryan Yudi Andila, S.A.N, M.IP. atas dukungan nya; Anak

ku Nadiem, teman terbaik yang selalu menjadi penyemangat bunda; Bak dan

Mak serta kakak-kakak ku yang selalu mendoakan keberhasilan anak dan adik

nya. Semoga keberkahan dan kebahagiaan terus membersamai kita semua;

8. Seluruh staf pengajar dan akademik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung khususnya Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan;

9. Sahabat-sahabat terbaik Tata Kelola Pemilu Batch II tahun 2016 ASN KPU:

Agung Nugroho, Muhammad Ikhsan, Meri Anggraeni, Muhajiroh, Risma

Mauli AZ, Silvi Yulianti, Susi Megawati, Tohap Hasugian dan Zuhairi Sanofi

semoga sukses untuk kita semua dan tetap dijaga silaturahimnya;

10. Abang-abang Tata Kelola Pemilu Batch II tahun 2016: Antonius Cahyalana,

Candrawansah, Fajar Fakhlevi dan Nazarudin atas bantuan nya;

11. Mba Rini Yulia Fitri, S.IP., M.A. yang sangat membantu informasi dan data

dalam penyelesaian tesis ini;

12. Seluruh Komisioner dan Sekretariat KPU Kabupaten Pesawaran atas bantuan,

informasi dan motivasi nya dalam penyelesaian tesis ini;

Page 14: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

13. Sahabat-sahabat Tata Kelola Pemilu Batch III tahun 2017 Ade, Emi, Hany dan

Ndez tetap semangat;

14. Sahabat-sahabat MIP Konsentrasi Otonomi dan Politik Daerah dan

Manajemen Pemerintahan FISIP Universitas Lampung angkatan 2016 tanpa

terkecuali;

15. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis

selama proses penulisan tesis ini yang belum dapat kami sebutkan satu-

persatu.

Bandar Lampung, April 2019

Penulis,

Yuliza Fitrianti

Page 15: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR ISI ………………………………………………………………. i

DAFTAR TABEL …………………………………………………………... ii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. iii

DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………………. iv

I. PENDAHULUAN ….…………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ……….. ……………………………………………… 1B. Rumusan Masalah……………………………………………………... 12C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………... 12D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 12

II. TINJAUAN PUSTAKA ...………………………………………………. 14

A. Kebijakan ………………….…………………………………………. 141. Definisi Kebijakan ………………. …..………………………….. 142. Definisi Kebijakan Publik ………. …..………………………….. 153. Ciri-Ciri Kebijakan Publik ………………………………………. 164. Evaluasi Kebijakan ………………………………………………. 17

1) Evaluasi ……………...………………………………………... 172) Jenis Evaluasi ………………………………………………….. 173) Dimensi Evaluasi Kebijakan ...………………………………… 184) Evaluasi Dampak dan Hasil …………………………………… 19

5. Fungsi-Fungsi Kebijakan Publik …………………………………. 206. Kriteria Evaluasi Dampak Kebijakan ……………………………. 22

1) Efektifitas ……………………………………………………. 222) Efesiensi ………………………………………………………. 233) Kecukupan ……………………………………………………. 244) Perataan ………………………………………………………. 255) Resposivitas …………………………………………………… 256) Ketepatan ……………………………………………………… 26

B. E-Government …………………..….…………………………………. 271. Definisi E-Government …………………………………………... 292. Manfaat E-Government ………………………………………….. 303. Konsep E-Government …………………………………………… 314. Jenis-Jenis Pelayanan Pada E-Government ………………………. 325. Konsep Transformasi E-Government …………………………….. 36

C. Teknologi Informasi (TI) …………………………………………….. 39

1. Definisi IT ……………………………………………………….... 392. Tata Kelola IT (IT Governance) …………………………………... 40

Page 16: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

D. Kerangka Pikir ……………………………………………………….. 41

E. Bagan Kerangka Fikir…………………………………………………. 42

III. METODE PENELITIAN ....…………………………………………… 43

A. Metode Penelitian ………...... ...……………….……………………… 43B. Penelitian Kualitatif .. ……………………………………………….... 44C. Fokus Penelitian ………………………… …………………………… 46D. Lokasi Penelitian ……………………………………………………... 49E. Informan ……………………………………………………………… 50F. Instrumen Penelitian ………………………………………………….. 50G. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………… 51H. Teknik Analisis Data ………………………………………………… 55I. Uji Keabsahan Data …………………………………………………... 58

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ……………………... 60

A. Komisi Pemilihan Umum …………………………………………….. 60

1. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia ……………………. 60

2. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pesawaran ..……………….. 60

B. Elektronik Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (E-PPID)…. 661) Dasar Hukum………………………………………………………. 662) Tujuan Kebijakan…………………………………………………... 683) Sasaran Manfaat Kebijakan………………………………………... 684) Isi Kebijakan……………………………………………………….. 69

C. Pelaksanaan Kebijakan E-PPID di KPU Kabupaten Pesawaran ……… 70

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN .…………………………………….. 83

A. Analisis Evaluasi Dampak Kebijakan E-PPID KPU KabupatenPesawaran ……………………………..……………………………… 83a. Efektifitas …………………………………………………………. 83b. Efisien ……………………………………………………………..c. Kecukupan …………………………………………………………d. Perataan …………………………………………………………….e. Responsivitas ………………………………………………………f. Ketepatan …………………………………………………………..

9196

100103105

B. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi E-PPID KPU KabupatenPesawaran Tidak Efektif …………………………………………….. 108a. Content Development ……………………………………………… 108b. Competency Building ………………………………………………c. Connectivity ………………………………………………………..

111113

d. Cyber Laws ………………………………………………………...e. Citizen Interface ……………………………………………………f. Capital ……………………………………………………………...

115117119

Page 17: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

VI. SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………. 122

A.Simpulan ……………………………………………………………… 122

B. Saran …………………………………………………………………... 123

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… V

Page 18: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Indikator Efektifitas………………………..…………….. . 46

2. Daftar Indikator Efisien…………………………..…………….. . 47

3. Daftar Indikator Kecukupan…………………………..…..…….. . 48

4. Daftar Indikator Perataan……………………………..…..…….. . 48

5. Daftar Indikator Responsivitas………………………..…..…….. . 48

6. Daftar Indikator Ketepatan…………………………..…...…….. . 48

7. Daftar Komponen Pelaksanaan E-Goverment ……………...……. 49

8. Daftar Informan……………………..…...………………………. 50

9. Matrix Nilai Indikator Efektif……………………………………. 90

10. Matrix Nilai Indikator Efisien…………………………………… 95

11. Komponen Kecukupan Pelaksanaan Layanan E-PPID KPUKabupaten Pesawaran……………………………………………. 99

12. Komponen Perataan Pelaksanaan Layanan E-PPID KPUKabupaten Pesawaran ...………………………………………… 102

13. Komponen Responsivitas Pelaksanaan Layanan E-PPID KPUKabupaten Pesawaran……………………………………………. 105

14. Komponen Ketepatan Pelaksanaan Layanan E-PPID KPUKabupaten Pesawaran……………………………………………. 107

15. Komponen Content Development Pelaksanaan E-GovernmentLayanan E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran…………………… 110

16. Komponen Competency Building Pelaksanaan E-GovernmentLayanan E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran…………………… 113

Page 19: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

17. Komponen Connectivity Pelaksanaan E-GovernmentLayanan E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran…………………… 115

18. Komponen Cyber Law Pelaksanaan E-GovernmentLayanan E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran…………………… 117

19. Komponen Citizen Interface Pelaksanaan E-GovernmentLayanan E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran…………………… 119

20. Komponen Capital Pelaksanaan E-GovernmentLayanan E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran…………………… 121

Page 20: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Jumlah Pengunjung web ppid.kpu.go.id …………………………… 8

2. Bagan Kerangka Pikir ……………………………………………… 42

3. Struktur e-PPID KPU Kabupaten Pesawaran ……………………….. 73

Page 21: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

DAFTAR SINGKATAN

BP : Badan Publik

e-Gov : Elektronik Government

e-PPID : Elektronik Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

FIONI : Freedom of Information Network Indonesia

ICW : Indonesia Corruption Watch

KIP : Keterbukaan Informasi Publik

KIP : Komisi Independen Pemilihan

KPU : Komisi Pemilihan Umum

KPU RI : Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia

Pemilu : Pemilihan Umum

Pilkada : Pemilihan Kepala Daerah

PKPU : Peraturan Komisi Pemilihan Umum

PPID : Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

PSHK : Pusat Studi Hukum dan Kebijakan

SK : Surat Keputusan

SOP : Standar Operasional Prosedur

TPS : Tempat Pemungutan Suara

UU : Undang-Undang

Page 22: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan demokrasi di Indonesia dari masa kemerdekaan sampai masa

reformasi tidak dibarengi dengan transparansi dan keterbukaan informasi dari

Badan Publik. Informasi yang hanya menjadi konsumsi Badan Publik itu

sendiri menjadikan sangat tertutup dan menyebabkan celah untuk terjadinya

penyimpangan dan korupsi. Masyarakat tidak mudah untuk mengakses

informasi karena dianggap bukan informasi untuk publik.

Dengan semakin berkembangnya teknologi, tuntutan keterbukaan informasi

dari berbagai pihak untuk memperbaiki tata kelola badan publik agar lebih

terbuka dalam memberikan akses informasi kepada publik semakin besar,

untuk itu pemerintah menetapkan undang-undang keterbukaan informasi

publik.

Seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik

(UU KIP) Nomor 14 Tahun 2008, paradigma informasi publik saat ini yaitu

seluruh informasi publik adalah terbuka untuk diakses masyarakat kecuali yang

dikecualikan/rahasia dengan pengecualian yang terbatas (Maximum Access

Limited Exemption/MALE) sehingga prinsip dasar keterbukaan informasi

Page 23: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

2

publik adalah “Semua informasi yang dikuasai oleh badan publik bersifat

terbuka selain yang dikecualikan”, yang sebelum diundangkan UU KIP

paradigmanya adalah seluruh informasi publik adalah rahasia kecuali yang

terbuka.

Untuk mewujudkan pelayanan informasi yang cepat, tepat dan sederhana (UU

KIP pasal 13) setiap badan publik menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi (PPID) dan membuat dan mengembangkan sistem penyediaan

layanan informasi secara cepat, mudah, dan wajar sesuai dengan petunjuk

teknis standar layanan Informasi Publik yang berlaku secara nasional.

Keterbukaan informasi publik yang seperti diamanatkan oleh UU KIP

memerlukan teknologi informasi yang akan digunakan untuk menjembatani

Badan Publik (negara) menyampaikan informasi kepada masyarakat (rakyat),

oleh karena itu muncullah konsep E-Government dalam institusi pemerintah

maupun non-pemerintah.

E-Government merupakan sistem teknologi informasi dan komunikasi yang

dikembangkan oleh pemerintah dalam memberikan pilihan kepada masyarakat

kapan dan di manapun mereka bisa mendapatkan kemudahan akses informasi

dan layanan publik yang diberikan pemerintah kepada masyarakat.

E-Government merupakan pemanfaatan dan pendayagunaan teknologi

komunikasi dan informasi dalam rangka mencapai tujuan antara lain: (1)

meningkatkan efesiensi kepemerintahan; (2) memberikan berbagai jasa

pelayanan kepada masyarakat secara lebih baik; (3) memberikan akses

Page 24: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

3

informasi kepada publik secara luas; dan (4) menjadikan penyelenggaraan

pemerintahan lebih bertanggung jawab dan transparansi kepada masyarakat.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang juga merupakan badan publik memiliki

kewajiban pula dalam keterbukaan informasi penyelenggaraan Pemilihan

Umum (Pemilu) yang mudah diakses oleh publik. Sebelum Pemilu tahun 2014

akses masyarakat sangat terbatas dalam memperoleh informasi pemilu. Namun

pada Pemilu 2014 dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015, masyarakat

bisa dengan mudah mengakses data pemilih secara online, mengecek apakah

namanya dan anggota keluarga yang sudah memiliki hak pilih sudah terdaftar

dalam daftar pemilih.

Oleh karena itu, Sejak 2015, KPU gencar mensosialisasikan pentingnya

keterbukaan informasi publik melalui layanan elektronik. Adanya Peraturan

Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengelolaan

dan Pelayanan Informasi Publik di lingkungan KPU adalah semangat lembaga

penyelenggara pemilu untuk bisa tampil secara terbuka, transparan, dan

bertanggung jawab kepada publik.

Secara resmi Layanan Elektronik Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi (E-PPID) KPU diluncurkan pada tanggal 12 November 2015 di

Kantor KPU Jalan Imam Bonjol No. 29 Jakarta. E-PPID KPU diluncurkan

sebagai wujud komitmen KPU dalam mendukung keterbukaan informasi

publik, juga merupakan sarana pelayanan online bagi publik untuk memperoleh

informasi dari lembaga badan publik dalam hal ini informasi tentang pemilu

yang dapat diberikan oleh KPU.

Page 25: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

4

E-PPID KPU merupakan sarana pelayanan publik yang diberikan oleh KPU

berbasis teknologi digital. Tuntutan globalisasi dan perbaikan pelayanan

birokrasi yang cepat, transparan dan murah menyebabkan Komisi Pemilihan

Umum memiliki keharusan merubah managemen pemerintahan yang

tradisional menjadi berbasis digital (E-Government), karenanya KPU dalam

rangka mengubah manageman pengelolaan informasi pemilu menggunakan

sarana e-PPID.

Pada konteks pelaksanaan tahapan pemilu, keterbukaan informasi menjadi

sebuah hal penting diperhatikan oleh seluruh lembaga yang berkaitan dengan

pemilihan umum, baik penyelenggara, Partai Politik (Parpol) hingga

masyarakat sebagai elemen utama keberhasilan Pemilu tersebut berlangsung.

Keterbukaan Informasi di dalam Pemilu menjadi salah satu dari sekian banyak

indikator penyelenggaraan Pemilu yang jujur dan demokratis, serta merupakan

hak asasi manusia, yaitu hak untuk tahu (right to know).

Dalam hal keterbukaan data pemilu, KPU Pada Tahun 2014 mendapatkan

apresiasi yang besar dari masyarakat melalui upload form C1 (hasil

pemungutan suara di TPS) di website KPU langsung setelah selesai

penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Bahkan Kelompok

masyarakat sipil yang bergabung dalam Freedom of Information Network

Indonesia (FIONI), seperti Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Pusat Studi

Hukum dan Kebijakan (PSHK) mengapresiasi inovasi KPU.

Prestasi KPU dalam hal keterbukaan informasi publik adalah pada tanggal 21

Desember 2017 KPU mendapat Penganugerahan Keterbukaan Informasi

Page 26: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

5

Publik Tahun 2017 Kategori Lembaga Non Struktural oleh Komisi Informasi

Pusat Republik Indonesia. KPU menduduki Peringkat I, dengan persentase

nilai keterbukaan informasi mencapai 98,22 persen. Nilai ini adalah peringkat

tertinggi nilai rata-rata keterbukaan informasi dari 156 Badan Publik (BP)

lainnya.

Menurut Kepala Bagian Publikasi dan Sosialisasi Informasi Pemilu

(wawancara pra riset pada tanggal 8 Desember 2017), dalam rangka menjaga

keterbukaan informasi data pemilu dan dalam rangka melaksanakan motto

KPU yaitu KPU Melayani, KPU membuat server untuk mewadahi KPU

Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota memiliki halaman web E-PPID di masing-

masing satker di wilayah masing-masing. Kemudian KPU Provinsi/KIP Aceh

dan KPU/KIP kabupaten/kota tidak hanya mengaktifkan halaman E-PPID

tetapi juga aktif mengunggah informasi tentang pemilu serta selalu

memperbaharui informasi pemilu berdasarkan tiga kategori, yaitu: Pertama,

informasi yang wajib diumumkan berkala. Kedua, informasi yang wajib

diumumkan serta merta. Ketiga, informasi yang wajib tersedia setiap saat.

Halaman web E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran diaktifkan pada bulan April

tahun 2016, satu bulan setelah dikeluarkannya surat Ketua KPU Nomor

113/KPU/2016 2016 tanggal 1 Maret 2016 perihal Tindak Lanjut Pengelolaan

dan Pelayanan Informasi Publik di Tahun 2016 yang meminta seluruh KPU

Provinsi/KIP (Komisi Independen Pemilihan) Aceh dan KPU / KIP Kabupaten

/ Kota yang belum mengaktifkan halaman ppid.kpu.go.id (e-PPID) agar segera

mengaktifkan dan menghubungkan langsung aplikasi E-PPID (ppid.kpu.go.id)

Page 27: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

6

dengan website resmi KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota.

Sebelum E-PPID diaktifkan KPU Kabupaten Pesawaran menetapkan Pesonalia

Pengelola PPID Tahub 2016 Melalui SK KPU Kabupaten Pesawaran Nomor:

15/Kpts/SesKab/964916/Tahun 2016 pada bulan Februari Tahun 2016.

E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran adalah layanan informasi publik KPU

Kabupaten Pesawaran berbasis online. Halaman website E-PPID merupakan

sarana pelayanan online bagi publik untuk memperoleh informasi terkait

tentang informasi tentang Pemilu yang bersumber dari KPU Kabupaten

Pesawaran. Tata cara dan prosedur yang ditempuh dalam mendapatkan

informasi tersebut dengan mekanisme mengajukan permohonan informasi,

mengajukan keberatan dan mengetahui status permohon informasi melalui

halaman website E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran.

Layanan E-PPID ini disediakan dalam rangka memudahkan pemohon

informasi publik agar tidak perlu datang langsung ke Kantor KPU Kabupaten

Pesawaran, cukup menggunakan saluran internet, informasi yang dibutuhkan

dapat diunduh langsung di halaman E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran.

Setelah 1 (satu) tahun pelaksanaan kebijakan E-PPID di KPU Kabupaten

Pesawaran menurut pengamatan dan wawancara penulis kepada Pejabat

Pengelola E-PPID prinsip-prinsip keterbukaan informasi dan penerapan

komponen E-Government dalam pelaksanaan E-PPID belum berjalan dengan

baik. Hal ini karena menemui beberapa kendala dan masalah dalam

pelaksanaannya, diantara permasalahan yang ditemui adalah: Pertama, masih

terdapat perbedaan pemahaman dari staf dan Pejabat Pengelola Informasi

Page 28: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

7

Publik dan Dokumentasi (PPID) mengenai pengelolaan informasi yang akan

disampaikan kepada publik. Pemahaman berbeda tentang kategori informasi

yang akan disampaikan menjadikan persoalan dalam penyampaian informasi

yang cepat dan sederhana.

Kedua, pemahaman dan tanggungjawab yang belum sama dari staf di empat

bagian KPU Kabupaten Pesawaran dalam mengelola dan memperbaharui

informasi pada laman E-PPID. Masing-masing bagian di KPU Kabupaten

Pesawaran seharusnya punya tanggungjawab yang sama dalam memberikan

informasi dan dokumentasi berkala kepada pengelola E-PPID sehingga data

yang disajikan dalam laman E-PPID selalu diperbaharui (update). Saat ini

hanya dibebankan pada bagian teknis dan hupmas.

Ketiga, kurangnya sosialisasi KPU Kabupaten Pesawaran akan fungsi E-PPID

kepada stakeholder Pemilu, hal ini menyebabkan stakeholder Pemilu masih

memilih untuk datang ke kantor KPU Pesawaran untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan daripada mencari informasi di E-PPID KPU Kabupaten

Pesawaran.

Keempat, berdasarkan wawancara pra-riset penulis dengan admin website KPU

Kabupaten Pesawaran (tanggal 28 Agustus 2017), pengunjung laman E-PPID

KPU Pesawaran masih sangat minim bahkan kurang. Walaupun terlihat dari

jumlah kunjungan yang tercatat ribuan, namun itu tidak menggambarkan

pengunjung yang sebenarnya di laman E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran

(gambar 1.1.). Hal ini disebabkan karena E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran

masih terintegrasi dengan E-PPID dan web KPU sehingga pengunjung yang

Page 29: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

8

tercatat masih bercampur dengan pengunjung E-PPID di KPU Kabupaten lain

bahkan E-PPID KPU

Gambar 1: Jumlah Pengunjung Web ppid.kpu.go.id

Sumber: similarweb.com (Jumlah Pengunjung E-PPID Tahun 2016)

Tema penelitian yang akan saya laksanakan ini bukan penelitian yang baru dan

pertama dilakukan, ada beberapa penelitian sebelumnya dengan tema E-

government dan pelayanan informasi publik berbasis online yang telah

dilakukan, berikut ini penulis tampilkan 5 (lima) penelitian sebelumnya dan

perbedaan penelitian yang akan saya lakukan, yaitu:

1. Kusuma Dewi Arum Sari dan Wahyu Agus Winarno (2012) menulis Jurnal

yang berjudul “Implementasi E-Government System Dalam Upaya

Peningkatan Clean And Good Governance Di Indonesia”. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan penerapan E-

Government di Indonesia dalam mewujudkan clean and good governance

dan apa saja tantangan yang di hadapi pemerintah Indonesia dalam

mengembangkan E-Government. Hasil penelitian ini menunjukkan,

Page 30: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

9

perkembangan sistem E-Government di Indonesia secara kuantitas mulai

meningkat namun secara kualitas hal ini belum memadai. Sedangkan

penelitian yang akan dilakukan adalah dalam rangka mengeksplorasi sebab-

sebab kurang efektifnya pelaksanaan E-PPID di KPU Kabupaten

Pesawaran menggunakan teori komponen penerapan E-Government serta

mengevaluasi dampak kebijakan E-PPID di KPU Kabupaten Pesawaran.

2. Ahmad Habibullah (2010) menulis Jurnal berjudul “Kajian Pemanfaatan

dan Pengembangan E-Government”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

penulis menunjukkan bahwa penerapan E-Government di Kabupaten

Jember masih belum berfungsi dengan baik, namun aspek insfrastruktur

teknologi dan sumberdaya manusia lebih memadai. Dalam penelitian yang

akan saya lakukan yaitu mencari dan mengeksplorasi sebab-sebab

pelaksanaan E-PPID di Kabupaten Pesawaran tidak efektif.

3. Karina Intan Permatasari (2015) menulis Jurnal yang berjudul

“ Implementasi Kebijakan tentang Tata Kerja Pejabat Pengelola Informasi

dan Dokumentasi di Kota Cimahi”. Dalam penelitian ini Penulis mengkaji

faktor-faktor yang menjadi hambatan implementasi dalam tata kerja

mengelola informasi dan dokumentasi. Dengan fokus penelitian pada

implementasi kesiapan organisasi PPID di Kota Cimahi menggunakan teori

Charles O. Jones tentang implementasi kebijakan (policy implementation).

Dalam jurnal ini, Karina menarik kesimpulan: Pertama, dari segi

Organisasi PPID di Kota Cimahi secara umum kelembagaan sudah cukup

baik, hanya ada beberapa kelengkapan dasar hukum yang belum dibuat.

Kedua, dari segi interpretasi, para pelaksana kebijakan belum mengetahui

Page 31: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

10

dengan baik mengenai substansi kebijakan, makna kebijakan, dan tujuan

kebijakan, sehingga penafsiran nya beragam. Ketiga, dari aspek aplikasi,

PPID Kota Cimahi belum sepenuhnya menampilkan informasi yang

terbuka yang dapat diakses oleh masyarakat pada website Kota Cimahi.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Karina Intan

Permata Sari adalah penelitian ini tidak hanya meneliti tentang kesiapan

tata kerja Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi serta faktor-faktor

yang menghambat implementasi kesiapan organisasi tetapi juga

Mengeksplorasi dan menganalisis tidak efektifnya implementasi kebijakan

E-PPID di KPU kabupaten Pesawaran.

4. Syamsiah Amali (2016) dalam jurnal berjudul “Kesiapan PPID Dinas

Komunikasi Informatika Dalam Pelayanan Informasi Publik (Kasus di Kota

Bitung, Provinsi Sulawesi Utara)”. Dalam penelitian ini peneliti

memfokuskan pada Kesiapan Dinas Kominfo Kota Bitung dalam dalam

pelayanan informasi publik di kota Bitung dengan melihat dari tiga hal,

yaitu: support, capacity, value. Dalam penelitian ini diperoleh hasil:

Support, ditandai dengan adanya komitmen dalam pembentukan payung

hukum SK walikota Bitung dan alokasi anggaran. Capacity, SDM yang

menangani informasi publik masih terbatas dan akan diupayakan untuk

diikutkan diklat. Value, pemahaman terhadap UU KIP,

kerjasama/koordinasi masih perlu ditingkatkan.

Seperti pada jurnal sebelumnya, penelitian Syamsiah Amali hanya

memfokuskan pada kesiapan PPID Dinas Komunikasi Informatika Dalam

Pelayanan Informasi Publik. Tetapi tidak menganalisa dan menjelaskan

Page 32: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

11

informasi apa saja yang ada dalam pelayanan informasi publik di Dinas

Komunikasi Informatika Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara.

5. Risnandar, dalam jurnal berjudul “Analisis E-Government Dalam

Peningkatan Pelayanan Publik Pada Dinas Komunikasi Dan Informatika

Provinsi Sulawesi Tengah”. Fokus penelitian dalam jurnal ini adalah pada

Enam Komponen penerapan E-Government. Dalam penelitian ini peneliti

berkesimpulan bawa Bentuk penerapan E-Government pada Dinas

Komunikasi dan Informatika sudah cukup baik. Menurut teori Indrajit

(2002) ada beberapa hal yang sudah cukup baik seperti Modal dan Content

Development dan Connectivity walaupun masih perlu perbaikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Risnandar, hanya berfokus pada Enam

Komponen penerapan E-Government, Sedangkan dalam penelitian ini akan

dilakukan evaluasi E-PPID di KPU Kabupaten Pesawaran untuk

mengetahui sebab-sebab pelaksanaan E-PPI Dtidak efektif dan dampak

kebijakan E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran.

Kebijakan E-PPID KPU dilaksanakan sebagai sarana pelayanan dan

penyediaan informasi publik secara online dalam rangka menuju

kepemerintahan digital (E-Government) dalam pelaksanaannya di beberapa

daerah ternyata kurang efektif. Layanan E-PPID yang diharapkan dapat

mempercepat pelayanan informasi pemilu kepada masyarakat dan stakeholder

agar lebih terbuka dan cepat diperoleh dalam pelaksanaan nya belum bisa

dimaksimalkan.

Page 33: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

12

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah disampaikan diatas, untuk itu rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana dampak evaluasi kebijakan E-PPID di KPU Kabupaten

Pesawaran;

2. Mengapa implementasi E-PPID di KPU Kabupaten Pesawaran tidak

efektif.

C. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan dan menganalisis dampak evaluasi kebijakan E-PPID di KPU

Kabupaten Pesawaran.

2. Mendiskripsikan dan menganalisis proses pelaksanaan dan faktor-faktor

yang menyebabkan E-PPID di KPU Kabupaten Pesawaran tidak efektif.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis dan Teoritis

Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan

kontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi kepustakaan

Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan khususnya Konsentrasi Tata

Kelola Pemilu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung, secara teoritis penelitian ini menjadi alternatif referensi bagi

peneliti yang tertarik pada kajian tentang Keterbukaan Informasi Publik

melalui layanan E-PPID di KPU Provinsi Lampung khususnya di KPU

Kabupaten Pesawaran.

Page 34: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

13

2. Manfaat Regulatif dan Implementatif

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan perbaikan terhadap

regulasi tentang informasi keterbukaan publik dilingkungan KPU

Kabupaten Pesawaran dan penelitian ini diharapkan menjadi perbaikan

dalam pelaksanaan E-PPID di KPU Kabupaten Pesawaran serta di KPU

Kabupaten/Kota seluruh Indonesia dalam pengelolaan keterbukaan

informasi publik.

Page 35: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebijakan

1. Definisi Kebijakan

Coulter dan Robbins dalam Sugiyono (2017: 1) menyatakan bahwa

“policy is a guide that establish parameters for making decisions”.

Kebijakan adalah merupakan panduan yang berupa parameter-parameter

yang dapat digunakan untuk membuat keputusan.

Rue dan Byars dalam Sugiyono (2017: 1) menyatakan bahwa policy

adalah: “general guide to action that direct the attainment of objectives.

Policy does not tell organizational members exactly what to do, but they

do establish the boundaries within wich they must operate”.

Kebijaksanaan adalah merupakan panduan umum untuk bertindak dalam

rangka pencapaian tujuan. Policy tidak menunjukkan secara pasti kepada

seluruh anggota organisasi untuk bertindak, tetapi hanya memberikan

batasan (ruang lingkup) untuk bertindak.

Selanjutnya Friedrich dalam Sugiyono (2017: 2) menyatakan kebijakan

adalah keputusan yang diusulkan oleh individu, kelompok atau pemerintah

yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Page 36: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

15

Berdasarkan definisi diatas, kebijakan adalah pernyataan atau keputusan

individu atau kelompok yang merupakan panduan untuk bertindak dalam

rangka penyelesaian masalah dan pencapaian tujuan.

2. Definisi Kebijakan Publik

Chief J. O. Udoji, seorang pakar dari Nigeria dalam Wahab (2016: 15)

kebijakan publik di definisikan sebagai “an sanctioned course af action

addressed to a particular problem or group of related problem that affect

society at large”. Suatu tindakan yang bersanksi yang mengarah pada

suatu tujuan tertentu yang saling berkaitan dan mempengaruhi sebagian

besar warga masyarakat.

Pakar Prancis, Lemieux dalam Wahab (2016: 15) merumuskan kebijakan

publik sebagai “The product of activities aimed at the resolution of public

problems in the environment by political actors whose relationship are

structured. The entire process evolves over time”. Produk aktivitas-

aktivitas yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah publik

yang terjadi di lingkungan tertentu yang dilakukan oleh actor-aktor politik

yang hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktivitas itu

berlangsung sepanjang waktu.

Selanjutnya dalam kebijakan pemerintah, George C Edward III dalam

Sugiyono (2017:2) memberikan definisi kebijakan negara adalah “Policy

is government say and do, or do not do. It is the goals or purpose of

government program”. Kebijaksanaan adalah apa yang dinyatakan atau

dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Kebijaksanaan negara itu

berupa sasaran atau tujuan dari program-program yang diusulkan

Page 37: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

16

pemerintah. Pembuatatan kebijakan publik (public policymaking) itu selalu

melibatkan pemerintah, dengan cara tertentu.

3. Ciri-Ciri Kebijakan Publik

Menurut Wahab (2016: 20) konsep kebijakan publik memuat ciri-ciri:

a. Kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang disengaja dilakukan

dan mengarah pada tujuan tertentu, daripada sekedar sebagai bentuk

prilaku atau tindakan menyimpang yang serba acak (at random), asal-

asalan, dan serba kebetulan;

b. Kebijakan pada hakikatnya terdiri atas tindakan-tindakan yang saling

berkait dan berpola, mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan

oleh pejabat-pejabat pemerintah, dan bukan keputusan-keputusan yang

berdiri sendiri;

c. Kebijakan itu ialah apa yang nyatanya dilakukan pemerintah dalam

bidang-bidang tertentu;

d. Kebijakan publik mungkin berbentuk positif, mungkin pula negatif.

Dalam bentuknya yang positif, kebijakan publik mungkin akan

mencakup beberapa bentuk tindakan pemerintah yang dimaksudkan

untuk mempengaruhi penyelesaian atas masalah tertentu. Sementara

dalam bentuk yang negatif, ia kemungkinan meliputi keputusan-

keputusan pejabat-pejabat pemerintah untuk tidak bertindak, atau tidak

melakukan tindakan apapun dalam masalah-masalah dimana campur

tangan pemerintah itu sebenarnya justru amat diperlukan.

Page 38: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

17

4. Evaluasi Kebijakan

a. Evaluasi

Evaluasi kebijakan secara sederhana menurut William Dunn dalam

Agustino (2006:178), berkenaan dengan produksi informasi mengenai

nilai-nilai atau manfaat-manfaat kebijakan hasil kebijakan. Ketika ia

bernilai bermanfaat bagi penilaian atas penyelesaian masalah, maka

hasil tersebut memberi sumbangan pada tujuan dan sasaran bagi

evaluator, secara khusus, dan pengguna lainnya secara umum. Hal ini

dikatakan bermanfaat apabila fungsi evaluasi kebijakan memang

terpenuhi dengan baik. Salah satu fungsi evaluasi kebijakan adalah

harus memberi informasi yang valid dan dipercaya mengenai kinerja

kebijakan.

b. Jenis Evaluasi

Jenis evaluasi menurut Finsterbusch dan Motz dalam Wibawa

(1994:74-75) yaitu:

a) Single program after only, merupakan jenis evaluasi yang

melakukan pengukuran kondisi atau penilaian terhadap program

setelah meneliti setiap variabel yang dijadikan kriteria program.

b) Single program before-after, merupakan penyempurnaan dari jenis

pertama yaitu adanya data tentang sasaran program pada waktu

sebelum dan setelah program berlangsung.

Page 39: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

18

c) Comparative after only, merupakan penyempurnaan evaluasi kedua

tapi tidak untuk yang pertama dan analis hanya melihat sisi

keadaan sasaran bukan sasarannya.

d) Comparative before-after, merupakan kombinasi ketiga desain

sehingga informasi yang diperoleh adalah efek program terhadap

kelompok sasaran.

c. Dimensi Evaluasi Kebijakan

Dampak dari kebijakan mempunyai beberapa dimensi dan semuanya

harus diperhatikan dalam membicarakan evaluasi. Menurut Winarno

(2002: 171) setidaknya ada lima dimensi yang harus dibahas dalam

meperhitungkan dampak dari sebuah kebijakan. Dimensi-dimensi

tersebut meliputi:

a) Dampak kebijakan pada masalah-masalah publik dan dampak

kebijakan pada orang-orang yang terlibat

b) Kebijakan mungkin mempunyai dampak pada keadaan-keadaan

atau kelompok-kelompok diluar sasaran atau tujuan kebijakan

c) Kebijakan mungkin akan mempunyai dampak pada keadaan-

keadaan sekarang dan yang akan datang

d) Evaluasi juga menyangkut unsur yang lain yakni biaya langsung

yang dikeluarkan untuk membiayai program-program kebijakan

publik

e) Biaya-biaya tidak langsung yang ditanggung oleh masyarakat atau

beberapa anggota masyarakat akibat adanya kebijakan publik.

Page 40: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

19

Evaluasi kebijakan sebagai aktivitas fungsional, sama tuanya dengan

kebijakan itu sendiri. Pada dasarnya ketika seseorang hendak

melakukan evaluasi dampak kebijakan, ada tiga hal yang perlu

diperhatikan yaitu:

a) Evaluasi kebijakan berusaha untuk memberikan informasi yang

valid tentang kinerja kebijakan. Evaluasi dalam hal ini berfungsi

untuk menilai aspek instrumen (cara pelaksanaan) kebijakan dan

menilai hasil dari penggunaan instrumen tersebut;

b) Evaluasi kebijakan berusaha untuk menilai kepastian tujuan atau

target dengan masalah dihadapi. Pada fungsi ini evaluasi kebijakan

memfokuskan diri pada substansi dari kebijakan publik yang ada.

Dasar asumsi yang digunakan adalah bahwa kebijakan publik dibuat

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Hal yang

seringkali terjadi adalah tujuan tercapai tapi masalah tidak

terselesaikan;

c) Evaluasi kebijakan berusaha untuk memberi sumbangan pada

evaluasi kebijakan lain terutama dari segi metodologi. Artinya,

evaluasi kebijakan diupayakan untuk menghasilkan rekomendasi

dari penilaian-penilaian yang dilakukan atas kebijakan yang di

evaluasi.

d. Evaluasi Dampak dan Hasil

Dampak kebijakan dalam hal ini melingkupi komponen sebagai berikut:

a) Kesesuaian antara kebijakan dengan kebutuhan masyarakat, untuk

mengukur seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan

Page 41: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

20

telah dapat dicapai melalui tindakan kebijakan/program. Dalam

hal ini evaluasi kebijakan mengungkapkan seberapa jauh

tujuan-tujuan tertentu telah dicapai.

b) Pelaksanaan kebijakan, yaitu untuk mengetahui apakah

tindakan yang ditempuh oleh implementing agencies sudah

benar-benar efektif, responsif, akuntabel, dan adil. Dalam

bagian ini evaluasi kebijakan juga harus memperhatikan

persoalan-persoalan hak azasi manusia ketika kebijakan itu

dilaksanakan. Hal ini diperlukan oleh para evaluator kebijakan

karena jangan sampai tujuan dan sasaran dalam kebijakan

publik terlaksana, tetapi ketika itu diimplementasikan banyak

melanggar hak asasi warga. Selain itu untuk mengetahu

bagaimana dampak kebijakan itu sendiri. Dalam bagian ini,

evaluator kebijakan harus dapat memberdayakan output dan

outcome yang dihasilkan dalam suatu implementasi kebijakan.

c) Evaluasi kebijakan berfungsi juga untuk memberi sumbangan pada

aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk bagi

perumusan masalah maupun pada rekomendasi kebijakan.

5. Fungsi-Fungsi Evaluasi Kebijakan Publik

Menurut Samudra dan kawan-kawan dalam Nugroho (2003:186-187),

evaluasi kebijakan publik memiliki empat fungsi, yaitu:

a) Eksplanasi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan

program dan dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola

hubungan antar berbagai dimensi realitas yang diamatinya. Dari

Page 42: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

21

evaluasi ini evaluator dapat mengidentifikasi masalah, kondisi, dan

aktor yang mendukung keberhasilan atau kegagalan program;

b) Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang

dilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainya

sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan;

c) Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar

sampai ke tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada

kebocoran atau penyimpangan;

d) Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat social ekonomi

dari kebijakan tersebut.

Menurut Soeprapto (2000: 60): “Isu yang kritis dalam evaluasi dampak

kebijakan adalah apakah suatu program telah telah menghasilkan efek yang

lebih atau tidak yang terjadi secara alami meskipun tanpa intervensi atau

dibandingkan dengan interfensi alternatif. Tujuan pokok penilaian dampak

adalah untuk menafsirkan efek-efek yang menguntungkan atau hasil yang

menguntungkan dari suatu intervensi”. Rossi dan Freeman (dalam William

Dunn, 2000: 36): Mendefinisikan penilaian atas dampak adalah untuk

memperkirakan apakah intrvensi menghasilkan efek yang diharapkan atau

tidak. Perkiraan seperti ini tidak menghasilkan jawaban yang pasti tapi

hanya beberapa jawaban yang mungkin masuk akal.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat dinyatakan bahwa

evaluasi sistematis kebijakan adalah aktivitas untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan seperti apakah kebijakan yang dijalankan mencapai tujuan se

Page 43: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

22

bagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya, berapa biaya yang

dikeluarkan serta keuntungan apa yang didapat, siapa yang menerima

keuntungan dari program kebijakan yang telah dijalankan oleh organisasi.

6. Kriteria Evaluasi Dampak Kebijakan

Mengevaluasi dampak suatu program atau kebijakan publik diperlukan

adanya suatu kriteria untuk mengukur keberhasilan program atau kebijakan

publik tersebut. Mengenai kinerja kebijakan dalam menghasilkan informasi

terdapat kriteria evaluasi dampak kebijakan publik yaitu sebagai berikut:

a) Efektivitas

Menurut Winarno (2002: 184): Efektivitas berasal dari kata efektif yang

mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Efektivitas disebut juga hasil guna. Efektivitas

selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan

hasil yang sesungguhnya dicapai.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa apabila pencapaian tujuan-tujuan

daripada organisasi semakin besar, maka semakin besar pula

efektivitasnya. Pengertian tersebut dapat disimpulkan adanya

pencapaian tujuan yang besar daripada organisasi, maka makin besar

pula hasil yang akan dicapai dari tujuan-tujuan tersebut. Apabila setelah

pelaksanaan kegiatan kebijakan publik ternyata dampaknya tidak

mampu memecahkan permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat,

maka dapat dikatakan bahwa suatu kegiatan kebijakan tersebut telah

gagal, tetapi adakalanya suatu kebijakan publik hasilnya tidak langsung

efektif dalam jangka pendek, akan tetapi setelah melalui proses tertentu.

Page 44: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

23

Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin

besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka

semakin efektif organisasi, program atau kegiatan”. Ditinjau dari segi

pengertian efektivitas usaha tersebut, maka dapat diartikan bahwa

efektivitas adalah sejauhmana dapat mencapai tujuan pada waktu yang

tepat dalam pelaksanaan tugas pokok, kualitas produk yang dihasilkan

dan perkembangan. Efektivitas merupakan daya pesan untuk

mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk

mempengaruhi.

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran

efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai

sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Selain itu, menunjukan pada

tingkat sejauhmana organisasi, program/kegiatan melaksanakan fungsi-

fungsinya secara optimal.

b) Efisiensi

Menurut Winarno (2002: 185): Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan

jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas

tertentu. Efisiensi yang merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi,

adalah merupakan hubungan antara efektivitas dan usaha, yang terakhir

umumnya diukur dari ongkos moneter. Efisiensi biasanya ditentukan

melalui perhitungan biaya per unit produk atau layanan. Kebijakan yang

mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil dinamakan efisien.

Page 45: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

24

Apabila sasaran yang ingin dicapai oleh suatu kebijakan public ternyata

sangat sederhana sedangkan biaya yang dikeluarkan melalui proses

kebijakan terlampau besar dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Ini

berarti kegiatan kebijakan telah melakukan pemborosan dan tidak layak

untuk dilaksanakan.

c) Kecukupan

Menurut Winarno (2002: 186): Kecukupan dalam kebijakan publik

dapat dikatakan tujuan yang telah dicapai sudah dirasakan mencukupi

dalam berbagai hal. Kecukupan (adequacy) berkenaan dengan seberapa

jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau

kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah. Kecukupan masih

berhubungan dengan efektivitas dengan mengukur atau memprediksi

seberapa jauh alternatif yang ada dapat memuaskan kebutuhan, nilai atau

kesempatan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.

Berbagai masalah tersebut merupakan suatu masalah yang terjadi dari

suatu kebijakan sehingga dapat disimpulkan masalah tersebut termasuk

pada salah satu tipe masalah tersebut. Hal ini berarti bahwa sebelum

suatu produk kebijakan disahkan dan dilaksanakan harus ada analisis

kesesuaian metode yang akan dilaksanakan dengan sasaran yang akan

dicapai, apakah caranya sudah benar atau menyalahi aturan atau teknis

pelaksanaannya yang benar.

Page 46: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

25

d) Perataan

Menurut Winarno (2002: 187): Perataan dalam kebijakan publik dapat

dikatakan mempunyai arti dengan keadilan yang diberikan dan diperoleh

sasaran kebijakan publik. Kriteria kesamaan (equity) erat berhubungan

dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat

dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat.

Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang

akibatnya atau usaha secara adil didistribusikan. Suatu program tertentu

mungkin dapat efektif, efisien, dan mencukupi apabila biaya-manfaat

merata.

e) Responsivitas

Menurut Winarno (2002: 189): Responsivitas dalam kebijakan publik

dapat diartikan sebagai respon dari suatu aktivitas. Yang berarti

tanggapan sasaran kebijakan publik atas penerapan suatu kebijakan.

Responsivitas berkenaan dengan seberapa jauh kebijakan dapat

memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok

masyarakat tertentu. Keberhasilan kebijakan dapat dilihat melalui

tanggapan masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih

dahulu memprediksi pengaruh yang akan terjadi jika kebijakan akan

dilaksanakan, juga tanggapan masyarakat setelah dampak kebijakan

sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk dukungan/berupa penolakan.

Page 47: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

26

Kriteria responsivitas adalah penting karena analisis yang dapat

memuaskan semua kriteria lainnya (efektivitas, efisiensi, kecukupan,

kesamaan) masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari

kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya kebijakan. Oleh

karena itu, kriteria responsivitas cerminan nyata kebutuhan, preferensi,

dan nilai dari kelompok tertentu terhadap kriteria efektivitas, efisiensi,

kecukupan, dan kesamaan.

f) Ketepatan

Menurut Winarno (2002: 184): Ketepatan merujuk pada nilai atau harga

dari tujuan program dan pada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-

tujuan tersebut. Kriteria yang dipakai untuk menseleksi sejumlah

alternatif untuk dijadikan rekomendasi dengan menilai apakah hasil dari

alternatif yang direkomendasikan tersebut merupakan pilihan tujuan

yang layak. Kriteria kelayakan dihubungkan dengan rasionalitas

substantif, karena kriteria ini menyangkut substansi tujuan bukan cara

atau instrumen untuk merealisasikan tujuan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan evaluasi dampak

kebijakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu penilaian

terhadap pelaksanaan kebijakan e-PPID yang telah diberlakukan oleh KPU

Kabupaten Pesawaran, dengan cara mengevaluasi aspek-aspek dampak

kebijakan yang meliputi efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan,

responsivitas dan ketepatan pelaksanaan kebijakan tersebut ditinjau dari

aspek masyarakat dan stakeholder lain sebagai sasaran kebijakan tersebut.

Page 48: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

27

B. E-Government

1. Definisi e–Government

Istilah E-Government berasal dari bahasa inggris yang merupakan

penyingkatan dari electronic government atau pemerintah elektronik. Ada

beberapa definisi mengenai E-Government, dalam Indrajit (2006: 6) yaitu:

Menurut World Bank Group definisi E-Government adalah:

“E-Governmentrefers to the use by government agencies of information,technologies (such as wide area networks, internet,and mobile computing)that have the ability to transform relations with citizens, business, andother arms of government.”(E-Government merupakan penggunaan teknologi informasi olehpemerintah seperti wide area networks, internet, dan computer mobileyang mempunyai kemampuan mentransformasikan hubungan denganrakyat, kelompok bisnis, aparatur pemerintah).

United Nation Development Programme (UNDP) mendefinisikan E-

Government:

“E-Governmentis the application of Information and CommunicationTechnology (ICT) by government agencies.”(E-Government merupakan aplikasi teknologi informasi dan komunikasioleh pemerintah).

Clay G. Wescott (Pejabat Senior Asian Development Bank),

mendefinisikan E-Government sebagai Penggunaan ICT untuk

mempromosikan pemerintahan yang lebih efisien dan penekanan biaya

yang efektif, kemudahan fasilitas layanan pemerintah serta memberikan

akses informasi terhadap masyarakat umum, dan membuat pemerintahan

lebih bertanggung jawab kepada masyarakat.

Di Indonesia pengertian E-Government adalah penyelenggaraan

pemerintahan yang mampu mendorong dan memfasilitasi hubungan yang

saling mendukung, selaras dan adil antara masyarakat, dunia usaha dan

Page 49: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

28

pemerintah, dengan memanfaatkan teknologi informasi, telekomunikasi

dan web/internet (MENKOMINFO).

Menurut Heeks dalam Achmad Djunaedi (2002), E-Government diartikan

sebagai pemanfaatan ICT untuk mendukung pemerintahan yang baik

(good governance). Lebih lanjut dijelaskan bahwa E-Government

mencakup:

1) e-Administration. Untuk memperbaiki proses pemerintahan dengan

menghemat biaya, dengan mengelola kinerja, dengan membangun

koneksi strategis dalam pemerintah sendiri, dan dengan menciptakan

pemberdayaan.

2) e-Citizen & e-Services. Menghubungkan warga masyarakat dengan

pemerintah dengan cara berbicara dengan dengan warga dan

mendukung akuntabilitas, dengan mendengarkan masyarakat dan

mendukung demokrasi, dan dengan meningkatkan layanan publik.

3) e-Society. Membangun interaksi di luar pemerintah dengan bekerja

secara lebih baik dengan pihak bisnis, dengan mengembangkan

masyarakat, dengan membangun kerjasama dengen pemerintah, dan

dengan membangun masyarakat madani.

Menurut Richardus Eko Indrajit (2005:18) paling tidak ada 6 (enam)

komponen penting harus diperhatikan dalam penerapan E-Government,

yaitu:

Page 50: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

29

1) Content Development Menyangkut pengembangan aplikasi (perangkat

lunak), pemilihan standar teknis, penggunaan bahasa pemrograman,

spesifikasi sistem basis data, kesepakatan user interface, dan lain

sebagainya;

2) Competency Building Menyangkut pengadaan SDM, pelatihan dan

pengembangan kompetensi maupun keahlian seluruh jajaran sumber

daya manusia di berbagai lini pemerintahan;

3) Connectivity Menyangkut ketersediaan infrastruktur komunikasi dan

teknologi informasi di lokasi dimana E-Government diterapkan;

4) Cyber Laws adalah pengelolaan ruang server atau ruang pengumpulan

informasi;

5) Citizen Interfaces Bentuk dari kerja sama yang nyata antara

Pemerintah dan Masyarakat. Dimana terdapat berbagai Multi Access

Channel sehingga masyarakat dapat melihat secara langsung

kegiatan–kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah;

6) Capital bahwa penerapan E-Government menyangkut pola

permodalan proyek E-Government yang dilakukan terutama berkaitan

dengan biaya setelah proyek selesai dilakukan seperti untuk keperluan

pemeliharaan dan perkembangan, disini tim harus memikirkan jenis-

jenis model pendapatan (revenue model) yang mungkin untuk

diterapkan dipemerintahan.

2. Manfaat E-Government (Indrajit, 2006:8)

1) Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-

nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal

Page 51: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

30

kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan

bernegara;

2) Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan

pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate

Governance;

3) Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan

interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk

keperluan aktivitas sehari-hari;

4) Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-

sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang

berkepentingan; dan

5) Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara

cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi

sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada; serta

6) Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra

pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik

secara merata dan demokratis.

Dengan kata lain, negara-negara maju memandang bahwa implementasi

Government yang tepat akan secara signifikan memperbaiki kualitas

kehidupan masyarakat di suatu negara secara khusus, dan masyarakat

dunia secara umum.

3. Konsep E-Government

Secara umum terdapat 4 (empat) konsep interaksi antar pelaku dalam E-

Government (Indrajit, 2006: 27), yaitu:

Page 52: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

31

a. G to C (Government to Citizens),

Government dengan Citizen yaitu suatu hubungan antara pemerintah

dengan rakyat sehingga adanya akses informasi yang dapat

dimanfaatkan/diperoleh masyarakat untuk kepentingannya. Contoh

aplikasi jenis ini : masyarakat bisa mengakses data/informasi dari BPS,

masyarakat dapat mendaftar ke PTN melalui internet, masyarakat dapat

mengetahui pengumuman hasil ujian melalui SMS dari ponsel masing-

masing, dan lain-lain.

b. G to G (Government to Governments)

Menghubungkan antara pemerintah dengan pemerintah. Yang dimaksud

pemerintah dengan pemerintah adalah antara Pemerintah pusat dalam

suatu negara dengan Pemerintah daerah.Contoh: Pelaporan, komunikasi

antara pemerintah pusat di Jakarta dengan pemerintah daerah di

Surabaya menggunakan fasilitas on-line (internet).

c. G to B (Government to Business)

Government to business yaitu relasi antara pemerintah dengan pelaku

baik di dalam negeri maupun di luar negeri.Terdiri dari transaksi-

transaksi elektronik dimana pemerintah menyediakan berbagai

informasi yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi

dengan pemerintah. Contoh relasi jenis ini adalah pebisnis dapat

mengakses informasi, prosedur perizinan dari regulasi yang ditetapkan

pemerintah. Dengan kemudahan prosedur maka akan banyak investor

yang menginvestasikan modalnya di Indonesia.

Page 53: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

32

d. G to E (Government to Employees)

Hubungan antara pemerintah dengan pegawai baik pegawai negeri

maupun sebagai karyawan/pekerja pemerintah. Bertujuan untuk

meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau

karyawan pemerintahan. Contoh :Sistem pengembangan karir pegawai

pemerintah, untuk meyakinkan adanya perbaikan kualitas SDM,

penunjang proses mutasi, rotasi serta promosi seluruh karyawan

pemerintahan.

Keempat konsep interaksi E-Government memiliki tujuan masing-masing.

Namun, secara umum tujuan dari keempatnya sama yaitu untuk

menyediakan akses informasi, dan pelayanan secara efisien pada pihak

lain baik antar pemerintah daerah, dengan masyarakat, dengan karyawan

pemerintah daerah maupun dengan pelaku bisnis.

4. Jenis-Jenis Pelayanan Pada E-Government

Dalam implementasinya, dapat dilihat sedemikan beragam tipe pelayanan

yang ditawarkan oleh pemerintah kepada masyarakatnya melalui E-

Government. Salah satu cara mengkategorikan jenis-jenis pelayanan

tersebut adalah dengan melihatnya dari dua aspek utama:

1. Aspek Kompleksitas, yaitu yang menyangkut seberapa rumit anatomi

sebuah aplikasi E-Governmentyang ingin dibangun dan diterapkan;

2. Aspek Manfaat, yaitu menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan

besarnya manfaat yang dirasakan oleh para penggunanya.

Page 54: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

33

Berdasarkan dua aspek di atas, maka jenis-jenis proyek E-Government

dapat dibagi menjadi tiga kelas utama, yaitu: Publish, Interact, dan

Transact, yaitu:

a) Publish

Jenis ini merupakan implementasi E-Government yang termudah

karena selain proyeknya yang berskala kecil, kebanyakan aplikasinya

tidak perlu melibatkan sejumlah sumber daya yang besar dan beragam.

Di dalam kelas Publish ini yang terjadi adalah sebuah komunikasi satu

arah, dimana pemerintah mempublikasikan berbagai data dan

informasi yang dimilikinya untuk dapat secara langsung dan bebas

diakses oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan

melalui internet. Biasanya kanal akses yang dipergunakan adalah

komputer atau handphone melalui medium internet, dimana alat-alat

tersebut dapat dipergunakan untuk mengakses situs (website)

departemen atau divisi terkait dimana kemudian user dapat melakukan

browsing (melalui link yang ada) terhadap data atau informasi yang

dibutuhkan. Contoh aplikasi E-Government di dalam kelas ini adalah

sebagai berikut:

1) Masyarakat dapat melihat dan mendownload berbagai produk

undang-undang maupun peraturan pemerintah yang ditetapkan oleh

lembaga-lembaga legislatif (DPR), eksekutif (Presiden dan

Kabinet), maupun yudikatif (Mahkamah Agung);

Page 55: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

34

2) Para pengusaha dapat mengetahui syarat-syarat mendirikan sebuah

perusahaan terbatas seperti yang diatur dalam undang-undang dan

bagaimana prosedur pendirian harus dilaksanakan;

3) Peneliti dapat mengakses berbagai data statistik hasil pengkajian

berbagai lembaga pemerintahan untuk dipergunakan sebagai data

sekunder;

4) Ibu-ibu dapat memperoleh informasi mengenai cara hidup sehat dari

situs Departemen Kesehatan;

5) Pelajar sekolah menengah dapat mengetahui berbagai program studi

yang ditawarkan oleh perguruan tinggi negeri dan akademi milik

pemerintah beserta persyaratannya;

6) Rakyat secara online dan real-time dapat mengetahui hasil

sementara pemilihan umum melalui situs yang dimiliki KPU

(Komisi Pemilihan Umum).

b) Interact

Berbeda dengan kelas Publish yang sifatnya pasif, pada kelas Interact

telah terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah dengan mereka

yang berkepentingan. Ada dua jenis aplikasi yang biasa dipergunakan.

Yang pertama adalah bentuk portal dimana situs terkait memberikan

fasilitas searching bagi mereka yang ingin mencari data atau informasi

secara spesifik (pada kelas Publish, user hanya dapat mengikuti link

saja). Yang kedua adalah pemerintah menyediakan kanal dimana

masyarakat dapat melakukan diskusi dengan unit-unit tertentu yang

berkepentingan, baik secara langsung (seperti chatting, tele-

Page 56: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

35

conference, web-TV, dan lain sebagainya) maupun tidak langsung

(melalui email, frequent ask questions, newsletter, mailing list, dan

lain sebagainya). Contoh implementasinya adalah sebagai berikut:

1) Pasien dapat berkomunikasi gratis dengan dokter melalui keluhan

penyakit yang dideritanya melalui web-TV (konsep tele-medicine);

2) Departemen-departemen di pemerintahan dapat melakukan

wawancara melalui chatting atau email dalam proses perekrutan

calon-calon pegawai negeri baru;

3) Rakyat dapat berdiskusi secara langsung dengan wakil-wakilnya di

DPR atau MPR melalui email atau mailing list tertentu;

4) Perusahaan-perusahaan swasta dapat melakukan tanya jawab

mengenai persyaratan tender untuk berbagai proyek yang

direncanakan oleh pemerintah;

5) Dosen perguruan tinggi dapat menanyakan dan mencari informasi

spesifik mengenai beasiswa melanjutkan studi di luar negeri yang

dikoordinir oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

c) Transact

Yang terjadi pada kelas ini adalah interaksi dua arah seperti pada kelas

Interact, hanya saja terjadi sebuah transaksi yang berhubungan dengan

perpindahan uang dari satu pihak ke pihak lainnya (tidak gratis,

masyarakat harus membayar jasa pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah atau mitra kerjanya). Aplikasi ini jauh lebih rumit

dibandingkan dengan dua kelas lainnya karena harus adanya sistem

keamanan yang baik agar perpindahan uang dapat dilakukan secara

Page 57: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

36

aman dan hak-hak privacy berbagai pihak yang bertransaksi

terlindungi dengan baik. Contoh aplikasinya adalah sebagai berikut:

1) Masyarakat dapat mengurus permohonan memperoleh KTP baru

atau memperpanjangnya melalui internet;

2) Para wajib pajak dapat melakukan pembayaran pajak individu atau

perusahaan secara online melalui internet;

3) Melalui aplikasi e-Procurement, rangkaian proses tender proyek-

proyek pemerintah dapat dilakukan secara online melalui internet;

4) Para praktisi bisnis dapat membeli sejumlah hasil riset yang relevan

dengan kebutuhannya yang ditawarkan dan dijual oleh Badan Pusat

Statistik melalui internet (download);

5. Konsep Transformasi E-Government

Setidak-tidaknya secara evolusi ada empat tahapan di dalam proses

transformasi sehubungan dengan jenis aplikasi E-Government yang

dipergunakan, yaitu:

a) Bagaimana E-Government dapat merubah prinsip “Service to Citizens”

menjadi “Service by Citizens”. Jika pada awal evolusi E-Government,

pemerintah memanfaatkan teknologi informasi untuk memperbaiki

kinerja dan kualitas pelayanannya kepada masyarakat, maka pada akhir

transformasi diharapkan masyarakat melalui sistem E-Government.

yang ada dapat melayani dirinya sendiri (madani); pada kerangka ini

fungsi pemerintah berubah dari pengatur menjadi fasilitator. Hal ini

dimungkinkan karena adanya beberapa aplikasi yang dapat

Page 58: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

37

menggantikan fungsi manusia atau hal-hal yang memerlukan sumber

daya fisik menjadi fungsi digital.

b) Mencoba untuk mengubah fenomena “Citizens in Line” menjadi

“Citizens on Line”, dalam arti kata bagaimana jika dahulu masyarakat

harus mengantri dan menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan

maka setelah E-Government diimplementasikan yang bersangkutan

tidak harus menunggu lama dan membayar mahal untuk mendapatkan

pelayanan karena semuanya dapat dilakukan secara on-line melalui

internet (dunia maya).

c) Mencoba untuk mengatasi permasalahan “Digital Divide”

(kesenjangan digital) dan menjamin terciptakanya sebuah “Digital

Democracy” (demokrasi digital). Seperti halnya di dunia nyata dimana

terjadi kesenjangan sosial dan ekonomi antara si kaya dan si miskin,

maka di dalam dunia teknologi informasi dikenal pula fenomena

kesenjangan digital, dimana terjadi jurang yang besar antara sedikit

dari mereka yang faham dan fasih menggunakan teknologi informasi

(dan memiliki akses yang mudah terhadapnya), dengan mereka yang

sama sekali tidak mampu dan tidak dapat menggunakan teknologi

terkait. Keadaan ini tidak hanya akan berpengaruh terhadap efektivitas

penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja

pemerintah dan kualitas kehidupan masyarakat, namun lebih jauh

dapat menyebabkan terhambatnya dan tertinggalnya negara yang

bersangkutan dari kemajuan negara-negara lain yang tidak memiliki

kesenjangan digital. Dalam demokrasi digital diharapkan terjadi

Page 59: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

38

sebuah lingkungan “dari, oleh, dan untuk” masyarakat yang

berinteraksi secara digital, dalam arti kata terdapat pemerataan di

dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. Tujuan

akhir dari konsep E-Governmentini adalah agar tercipta sebuah sistem

informasi digital yang dapat menunjang terciptanya demokratisasi

dalam kehidupan bernegara (yang di era moderen merupakan tuntutan

yang harus dipenuhi oleh pemerintahan setiap negara).

d) Dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintah

dengan menggantikan proses-proses yang “Paper-Based” (manual,

berbasis dokumen/ kertas) dengan mengimplementasikan secara utuh

konsep “Government Online”. Yang dimaksud dengan proses manual

di sini tidak hanya terbatas pada seluruh aktivitas yang masih

menggunakan dokumen atau kertas semata, namun seluruh proses-

proses konvensional yang masih menggunakan sumber daya fisik

untuk menyelesaikannya, sementara negara lain telah memanfaatkan

teknologi informasi untuk menggantikannya. Inti dari transformasi ini

adalah tidak semata untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pemerintahan, namun lebih jauh lagi juga bertujuan untuk

meningkatkan kualitas kehidupan bernegara. Dengan tersedianya

hubungan online 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, maka pemerintah

secara tidak langsung telah membuka diri sebagai mitra kerja dari

siapa saja yang membutuhkannya, dari berbagai lapisan masyarakat

tanpa kecuali.

Page 60: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

39

e) Mencoba untuk menggunakan “Digital Knowledge” sebagai pengganti

dari “Physical Knowledge” yang selama ini dipergunakan sebagai

sumber daya untuk meningkatkan kualitas kehidupan bernegara dan

bermasyarakat. Yang dimaksud dengan digital knowledge di sini

adalah bagaimana hasil pengolahan data dan informasi yang mengalir

di dalam infrastruktur E-Government dapat dimanfaatkan dan

dijadikan sumber pengetahuan berharga bagi siapa saja yang

membutuhkan. Mengapa digital knowledge di sini dikatakan lebih baik

dari physical knowledge adalah karena proses penciptaan dan

penyebaran pengetahuan secara digital jauh lebih mudah dan murah

dibandingkan dengan proses penyebaran pengetahuan secara

konvensional yang membutuhkan banyak sekali fasilitas dan aset fisik.

Dengan adanya aplikasi semacam mailing list, homepage, newgroups,

dan lain sebagainya, pengetahuan berharga dari seseorang atau

lembaga secara instan dan murah dapat disebarkan dan dinikmati oleh

siapa saja yang membutuhkannya melalui dunia maya. Harapannya

adalah bahwa kualitas pengetahuan masyarakat akan berkembang

secara cepat dan signifikan melalui pemanfaatan sistem dan teknologi

informasi yang ada.

C. Teknologi Informasi (IT)

1. Definisi IT

Menurut John Ward dan Joe Peppard (2002), information teknologi (IT)

khususnya mengacu pada teknologi, yang pada dasarnya terdiri atas

hardware, software, dan jaringan-jaringan telekomunikasi. Hardware

Page 61: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

40

mencakup seluruh physical equipment atau kebutuhan fisik (misalnya

mouse, keyboard, CPU, dan sebagainya), sedangkan software mencakup

program computer, prosedur-prosedur, instruksi-instruksi, maupun aturan-

aturan. Di negara Erpa dan Inggris (European Union), IT biasa disebut

dengan istilah information and communication technology (ICT).

2. Tata Kelola IT (IT Governance)

Tata kelola adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan

institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan

suatu organisasi. Tata kelola organisasi juga mencakup hubungan antara

para stakeholder yang terlibat serta btujuan pengelolaan organisasi. Pihak-

pihak utama dalam tata kelola organisasi adalah stakeholder, manajemen

dan regulator.

IT Governance atau tata kelola IT adalah proses tata kelola untuk

pengambilan keputusan-keputusan dengan memastikan adanya alokasi

penggunaan IT dalam strategi-strategi organisasi yang bersangkutan. Tata

kelola IT merefleksikan adanya penerapan prinsip-prinsip organisasi

dengan fokus pada kegiatan manajemen dan penggunaan IT untuk

pencapaian organisasi (Weill dan Ross, 2004).

Tujuan utama tata kelola IT adalah untuk menyelaraskan setiap proses-

proses bisnis organisasi dengan teknologi informasi yang ada saat ini,

maksudnya adalah dengan adanya struktur dan proses yang diperlukan

dalam investasi teknologi informasi, pihak manajemen dapat memastikan

teknologi informasi yang diterapkan sesuai dengan strategi bisnis yang

Page 62: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

41

ada. Selain itu tata kelola IT memiliki tujuan lainnya, seperti

menyelaraskan strategi IT dengan strategi bisnis organisasi serta realisasi

dari keuntungan-keuntungan yang telah dijanjikan dari penerapan IT,

memaksimalkan pemanfaatan IT guna mengoptimalkan keuntungan dari

penerapan IT, mengukur kinerja yang dihasilkan oleh teknologi informasi

terhadap proses bisnis dan tujuan organisasi secara keseluruhan,

memanajemen resiko-resiko yang terkait teknologi informasi secara tepat,

dan bertujuan agar investasi pada teknologi informasi dapat

dipertanggungjawabkan dan memberikan hasil sesuai yang diharapkan

(Yulhendri dan Surendro, 2008).

D. Kerangka Pikir

Kebijakan E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran dilaksanakan pada bulan april

tahun 2016 dengan mengaktifkan halaman website yang berisi informasi

tentang kepemiluan. Pada pelaksanaan nya, kebijakan E-PPID KPU

Kabupaten Pesawaran menemui beberapa kendala dan masalah sehingga

dirasa tidak efektif.

Penelitian ini akan menjelaskan dan menganalisis pelaksanaan E-PPID KPU

Kabupaten Pesawaran melalui observasi dan mengkaji dokumentasi,

mengeksplorasi dan menjelaskan faktor-faktor kebijakan E-PPID KPU

Kabupaten Pesawaran tidak efektif menggunakan teori enam komponen

penerapan E-Goverment menurut Indrajit (2005:18) yaitu: Content

Development, Competency Building, Connectivity, Cyber Laws, Citizen

Interfaces dan Capital, serta menjelaskan dan menganalisis dampak kebijakan

Page 63: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

42

E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran menggunakan kriteria evaluasi dampak

kebijakan menurut Winanrno (2002:184-189) yaitu: efektivitas, efisiensi,

kecukupan, perataan, responsivitas dan ketepatan.

E. Gambar 2 : Bagan Kerangka Pikir

Bagan Kerangka Pikir

Faktor-Faktor yangMempengaruhi E-PPID tidakEfektif menggunakan teoriKomponen penerapan e-Government (Indrajit):

1. Content Development2. Competency Building3. Connectivity4. Cyber Laws5. Citizen Interfaces6. Capital

Evaluasi DampakKebijakan e-PPID

Kriteria EvaluasiDampak Kebijakan

(Winarno):

1. Efektivitas2. Efisiensi3. Kecukupan4. Perataan5. Responsivitas6. Ketepatan

PERBAIKAN KUALITAS e-PPIDKPU KABUPATEN

PESAWARAN

e-PPID KPUKABUPATENPESAWARAN

TIDAK EFEKTIF

KEBIJAKANe-PPID DI

KPUKABUPATENPESAWARAN

Page 64: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

III. METODE PENELITIAN

A. Metodelogi Penelitian

Dalam penelitian ini akan digunakan metode eksploratif dan diungkapkan

secara kualitatif. Arikunto (2006:7) menjelaskan penelitian eksploratif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggali secara luas tentang

sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Metode

penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk memetakan

suatu objek secara relatif mendalam atau dengan kata lain penelitian

eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal

yang mempengaruhi terjadinya sesuatu dan dipakai manakala kita belum

mengetahui secara persis dan spesifik mengenai objek penelitian.

Secara rinci penelitian eksplorasi bertujuan (Masyhuri dan Zainudin,

2008:51) :

1. Untuk menyusun atau memformulasikan suatu masalah secara lebih tepat

2. Menentukan alternatif tindakan yang akan dilakukan.

3. Mengembangkan hipotesis

4. Menentukan variabel-variabel riset dan pengujian lebih lanjut

5. Memperoleh gambaran yang jelas mengenai suatu masalah

6. Menentukan prioritas masalah untuk kelanjutan riset.

Page 65: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

44

B. Penelitian Kualitatif

Strauss dan Corbin menyatakan “qualitative research we mean any kind of

research that produces findings not arrived at by means of statistical

procedures or other means of quantification. It can refer to research abaout

persons lives, stories, behavior, but also abaout organitational functioning,

social movements, or interactional relationship”. (Penelitian kualitatif adalah

jenis penelitian yang menghasilkan temuan tidak berasal dari prosedur

statistik atau cara kualifikasi lain. Penelitian ini bisa merujuk penelitian

tentang kehidupan orang, cerita, perilaku, tetapi juga tentang fungsi

organisasi, gerakan sosial atau hubungan internasional) (1990: 17).

Bodgan dan Taylor dalam Moleong (2012:4) metode kualitatif merupakan

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut

mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara

holistik (utuh).

Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller dalam Moleong (2012:4)

mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan

manusia.

Menurut Marshall dan Rossman (1990:22) “Qualitative research usually

begins with observations in the real world that rise such questions as (1) Why

don’t the everyday experiences I am hearing about fit with extant theory? (2)

Why haven’t policy and practice led to the predicted results? (3) How do the

Page 66: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

45

existing theories, models, and concepts apply to this new and different

population setting?” (penelitian kualitatif dimulai dengan pengamatan di

dunia nyata dan biasanya mengangkat pertanyaan seperti (1) Mengapa

pengalaman pribadi saya tidak sesuai dengan teori yang ada? (2) Mengapa

kebijakan dan rencana praktik tidak sesuai dengan hasil yang diprediksi? (3)

Bagaimana teori, model, konsep yang ada bisa diaplikasikan pada populasi

yang berbeda?)

Berdasarkan hal tersebut diatas, dalam penelitian ini digunakan metodelogi

penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif dalam mengevaluasi

implementasi kebijakan E-PPID di KPU kabupaten Pesawaran. Alasan

menggunakan metode penelitian eksplorasi dengan pendekatan kualitatif

adalah untuk memberikan gambaran secara jelas tentang fenomena E-PPID di

KPU Kabupaten Pesawaran, kemudian mencari sebab-sebab tidak efektifnya

implementasi kebijakan E-PPID di KPU Pesawaran dan hal-hal apa saja yang

mempengaruhi pelaksanaannya.

Dalam penelitian ini, dilakukan evaluasi kebijakan E-PPID di KPU kabupaten

Pesawaran. Dalam arti ingin memecahkan permasalahan penelitian dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada

saat ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Penelitian ini juga melihat

secara mendalam bagaimana realitas implementasi implementasi kebijakan E-

PPID di KPU kabupaten Pesawaran.

Page 67: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

46

C. Fokus Penelitian

Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong,

tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah

(Moleong, 2012: 92). Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif

menetapkan fokus. Spradley (Sugiyono: 208) menyatakan bahwa “A focused

refer to a single cultural domain or a few related domains” maksudnya

adalah bahwa, fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain

yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus

dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan

diperoleh dari situasi sosial (lapangan).

Dalam penelitian ini fokus penelitian di batasi terhadap objek penelitian yang

di jadikan definisi operasional yaitu dengan dua fokus pembahasan evaluasi

dampak kebijakan E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran menggunakan teori

kriteria evaluasi dampak kebijakan (Winarno, 2002:184-189) dan mencari

sebab-sebab mengapa E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran tidak efektif

dengan teori komponen penerapan E-Government (Indrajit, 2005:18), yaitu:

1. Analisis dampak evaluasi kebijakan E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran

berdasarkan teori kriteria evaluasi dampak kebijakan, yaitu:

a. Efektifitas

Tabel 1. Daftar Indikator Efektifitas

Definisi Indikator Pengukuran

1) Pemahamanprogram

a. SDM tahu danmampu melaksanakantugas

b. Pelaksanaankebijakan sesuai

Menggunakan (+)dan (-)(+): menunjukkankesimpulan baik,indikator sudah

Page 68: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

47

aturan terpenuhi(-): menunjukkankesimpulan kurangatau beberapaindikator tidakterpenuhi.

2) Tepat Sasaran a. Masyarakat danpemangkukepentinganmemperolehinformasi pemilu

b. Masyarakat lebihaktif mencariinformasi

3) Tepat Waktu a. Informasi diterimadengan cepat olehpengguna

b. Informasi selaluterbarukan

4) TercapainyaTujuan

a. Penggunamemperolehinformasi secaraonline

b. Aset fisik tidak lagidigunakan

5) Perubahan Nyata Pemahaman yang merataoleh pengguna danmasyarakat dalammemperoleh informasi

Sumber: Winarno 2002 hlm 184

b. Efisien

Tabel 2. Daftar Indikator Efisien

Definisi Indikator Pengukuran

1. Akses PelayananMudah

a. Informasi bisadiperoleh setiap saat

b. Pemohon informasitidak perlu datang keKPU

Menggunakan (+)dan (-)(+): menunjukkankesimpulan baik,indikator sudahterpenuhi(-): menunjukkankesimpulan kurangatau beberapaindikator tidakterpenuhi.

2. Kejelasan Biaya a. KPU menyediakaninformasi yangmudah diperolehsecara online tanpabiaya

b. Informasi diperolehsendiri oleh penggunatanpa biaya

3. Waktu PelayananSingkat

a. Informasi diaksesdengan cepat olehpengguna secaraonline

c. Mudah memperolehinformasi pemilu dari

Page 69: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

48

internet (tidakberbelit-belit)

Sumber: Winarno 2002 hlm 185

c. Kecukupan

Tabel 3. Daftar Indikator Kecukupan

Definisi Indikator Pengukuran

1. Metode Regulasi yangdigunakan

Kesesuaian antararegulasi dan sasaranpelaksanaan E-PPID

2. Sasaran Pelaksanaan E-PPID

Sumber: Winarno 2002 hlm 186

d. Perataan

Tabel 4. Daftar Indikator Perataan

Definisi Indikator Pengukuran

Kesamaan (equity) 1. Rasional Legal2. Rasional Sosial

Distribusi yangsama Kebijakan E-PPID baik secaralegal maupun sosial

Sumber: Winarno 2002 hlm 187

e. Responsivitas

Tabel 5. Daftar Indikator Responsivitas

Definisi Indikator Pengukuran

Responsivitas darisuatu aktivitas regulasi

1. Kepuasan KebutuhanMasyarakat

2. Prefensi Masyarakat3. Nilai Kelompok

Masyarakat

Tanggapanmasyarakat terhadappelaksanaan E-PPID

Sumber: Winarno 2002 hlm 189

f. Ketepatan

Tabel 6. Daftar Indikator Ketepatan

Definisi Indikator PengukuranTercapainya nilai dariprogram/regulasi

1. Adanya penyampaiantujuan regulasi;

2. Adanya rekomendasiterhadap regulasi

Alternatif danrekomendasiregulasi E-PPID

Sumber: Winarno 2002 hlm 184

Page 70: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

49

2. Kebijakan E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran dianalisis berdasarkan

enam komponen pelaksanaan e-Government:

Tabel 7. Daftar Komponen Pelaksanaan E-Goverment

komponen Indikator Pengukuran

Content Development

c. Keadaan perangkatlunak

d. Pemilihan standarteknis

e. Penggunaan bahasapemrograman

Menggunakan (+) dan(-)(+): menunjukkankesimpulan baik,indikator sudahterpenuhi(-): menunjukkankesimpulan kurangatau beberapaindikator tidakterpenuhi.

Competency Building c. Pengadaan SDMd. Pengembangan

kompentensi SDM

Connectivitya. Tersedianya alat alat

komunikasib. Ketersediaan

Komputer

Cyber Lawsc. Tersedia ruang serverd. Kelengkapan sarana

informasi

Citizen Interfaces

a. Tersedia Kolomopini masyarakat

b. Terdapat videokegiatan dan linkacces

Capitalpendanaan yang cukupuntuk pemeliharaan danpengembangan

Sumber: Indrajit 2005 hlm 18

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah bertempat di Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Pesawaran, sebagai salah satu kabupaten yang berkewajiban

mengaktifkan laman E-PPID sebagai sarana informasi publik untuk

mendapatkan informasi kepemiluan.

Page 71: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

50

E. Informan

Menurut Kanto dan Bungin (2003: 53), penelitian kualitatif tidak bermaksud

menggambarkan karakteristik populasi atau menarik generalisasi kesimpulan

yang berlaku bagi suatu populasi, melainkan lebih fokus kepada representasi

terhadap fenomena sosial. Dalam prosedur sampling yang terpenting adalah

bagaimana peneliti menemukan informan kunci (key informan) atau situasi

sosial tertentu yang sarat dengan informasi yang relevan dengan penelitian.

Informan dalam penelitian kualitatif ditentukan secara sengaja (purposive

sampling) Teknik ini dipilih karena informan yang diambil memiliki

karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini, telah dilakukan wawancara

kepada 10 orang informan yang terkait dengan kebijakan E-PPID KPU

Kabupaten Pesawaran.

Tabel 8. Daftar Informan

Sumber: Sampling Penelitian

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif

cukup rumit. perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data,

NO NAMA LEMBAGA INFORMAN

1. Partai Politik 1 Orang Perwakilan Partai Politik2. Masyarakat 1 Orang Mahasiswa3. Komisi Pemilihan Umum 1. 1 Orang Pejabat PPID KPU RI

2. 1 Orang Pejabat PPID KPU Kabupaten Pesawaran1 Orang Admin E-PPID KPU RI1 Orang Admin E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran

4 Komisi Informasi Publik (KIP)3. 1 Orang Anggota KIP Provinsi Lampung5. Pengawas Pemilu 1 Orang Bawaslu Kabupaten Pesawaran6 Perguruan Tinggi 1 Orang Pakar IT7 Media Massa 1 Orang Jurnalis

Page 72: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

51

dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya (Moleong, 2012:

168). Alasan mengapa peneliti adalah instrument penelitian, bahwa segala

sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian,

prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan,

itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Dalam

keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan

hanya peneliti itu sendiri sebagai satu-satunya yang dapat mencapainya.

Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key

instrument”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian

kualitatif .

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitan, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Macam-

macam teknik pengumpulan data:

1. Observasi (Pengamatan)

Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif pengamatan

dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti yang dikemukakan Guba dan

Lincoln (Moleong, 2012 : 174) yaitu:

Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan pengalaman secara langsung.

Bukankah pengalaman adalah guru terbaik atau setelah melihat baru

Page 73: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

52

percaya? Pengalaman langsung merupakan alat yang ampuh untuk

mengetes suatu kebenaran.

Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati

sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang

terjadi pada keadaan sebenarnya.

Ketiga, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami

situasi-situasi yang rumit. Pengamatan dapat menjadi alat yang ampuh

untuk situasi-situasi yang rumit dan untuk perilaku yang kompleks.

Keempat, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya

tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat

bermanfaat.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi terhadap pelaksananaan

E-PPID oleh pelaksana (PPID) dan penggunaan E-PPID oleh pengguna

dan pemohon informasi di Web KPU kabupaten Pesawaran.

2. Wawancara Mendalam (Deep Interview)

Menurut Marshall (1990: 82) “Typically, qualitative in-depth interviewers

are much more like conversations than formal, structured interviews. The

researcher eksplores a few general topics to help uncover the

participant’s frames and structures the responses (Tipikal wawancara

kualitatif mendalam lebih seperti percakapan daripada formal, wawancara

terstruktur. Peneliti mengeksplorasi sedikit topik yang umum untuk

membantu mengungkap persfektif informan).

Page 74: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

53

Esterbergh (Sugiyono: 231) mendefinisikan interview sebagai “a meeting

of two persons to exchange information and idea through question and

responses, resulting in communication and joint construction of meaning

about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara mendalam telah dilakukan kepada 10 orang informan yang

dapat ditemui, wawancara yang dilakukan yaitu tanya jawab mengenai

deskripsi penerapan E-PPID KPU kabupaten Pesawaran, juga

menganalisis E-PPID terhadap pengguna/users (partai politik, masyarakat

dan penyelenggara pemilu).

3. Dokumentasi

Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bogdan dalam Sugiyono

(2014: 240) “In most traditional of qualitative research, the phrase

personal document is used broadly to refer to any first person narrative

produced by an individual wich describrs his or her own actions,

experience and belief”.

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia

dalam catatan dokumen. Sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data

primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam. Telah

Page 75: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

54

dilakukan dokumentasi terhadap Undang-Undang KIP No. 14 Tahun

2008, PKPU, SK-SK dan dokumen lain yang terkait dengan E-PPID KPU

Kabupaten Pesawaran.

4. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik,

berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda

untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber

berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan

teknik yang sama (Sugiyono: 241).

Dalam triangulasi, Susan Stainback (Sugiyono: 241) menyatakan bahwa

“the aim is not to determine the truth about some social phenomenon,

rather the purpose of triangulation is to increase one”s understanding of

what ever is being investigated. Tujuan dari triangulasi bukan untuk

mencari kebenaran tentang fenomena, tetapi lebih pada peningkatan

pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Dengan teknik

triangulasi dapat diketahui data yang masih sangat luas akan lebih

konsisten, tuntas dan pasti.

Setelah dilakukan penelitian, penelitian ini digunakan teknik triangulasi

karena ditemukan ada data yang masih sangat luas, dan kurang konsisten

dari beberapa sumber seperti informan dan dokumen-dokumen agar tuntas

dan pasti.

Page 76: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

55

H. Teknik Analisis Data

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan (Sugiyono: 238) menyatakan

bahwa “Data analysis is the process of systematically searching and

arranging the interview transcripts, field notes, and other materials that you

accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to

present what you have discovered the others”. Analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahanlain, sehingga dapat mudah

difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisi

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi

hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,

selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya

dapat disimpulkan apakah hipotesis it bisa diterima atau ditolak berdasarkan

data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara

berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka

hipotesis tersebut berkembang menjadi teori (Sugiyono: 239).

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisa sebelum peneliti memasuki

lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau

data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.

Namun demikian fokus penelitian masih bersifat sementara, dan akan

Page 77: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

56

berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan (Sugiyono:

240).

2. Analisis Selama di Lapangan Model Miles and Huberman

Miles dan Huberman (Moleong : 288) mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data yaitu:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke

lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan

rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi

data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilah, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, yang baru dicari makna,

tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan. Dengan mereduksi data akan menghasilkan fokus

penelitian (Sugiyono: 242).

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

Page 78: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

57

dilakukan dalam bentuk: narasi, uraian singkat, bahgan, hubungan

antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Miles dan Huberman

(Sugiyono: 245) menyatakan “the most frequent from of displsy data

for qualitative research data in the past has been narrative text”.

Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya disarankan

dalam melakukan display data selain dengan teks naratif, juga dapat

berupa grafik, matrik, network dan chart (Sugiyono: 245).

c. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman (1986) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti turun ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel dan terverifikasi.

Page 79: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

58

3. Analisis Setelah di Lapangan

Data yang dianalisis dalam kegiatan ini adalah seluruh data yang telah

dianalisis, telah diuji keabsahan datanya dan telah menjadi kesimpulan

akhir selama di lapangan. Dengan demikian analisis setelah di lapangan

adalah suatu proses mereduksi seluruh data yang telah diperoleh dari

sumber, berbagai teknik pengumpulan data, mengkategorisasikan data,

membandingkan antar kategori dan mengkonstruksikan hubungan antar

kategori baik dalam bentuk hubungan asosiatif maupun hubungan

struktural (Sugiyono : 246).

I. Uji Keabsahan Data

Sebelum hasil penelitian dipaparkan dan disimpulkan dalam laporan

penelitian, maka data hasil penelitian kualitatif perlu diuji keabsahannya

(Moleong: 324). Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi:

1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

meningkatkan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan

teman sejawat, analisis kasus negative, dan member check.

2. Pengujian Transferability (Keteralihan Data)

Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada

kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti

dalam membuat laporannya harus memberikan uraian rinci, jelas,

sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi

Page 80: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

59

jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau

tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain

(standar transferabilitas).

3. Pengujian Dependability (Ketergantungan Data)

Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan

melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya

dilakukan oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk

mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti melakukan penelitian.

Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah fokus, memasuki

lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan

melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat

ditunjukkan oleh peneliti.

4. Pengujian Konfirmability (Kepastian Data)

Uji konfirmability dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara

mempresentasikan hassil penelitian berkali-kali ke orang atau kelompok

lain. Pada awalnya orang atau kelompok tersebut ragu-ragu, tetapi setelah

dijelaskan (dikonfirmasikan) lebih dalam oleh peneliti, menyetujui data

dan hasil penelitian tersebut.

Page 81: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

60

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Komisi Pemilihan Umum

1) Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia

Komisi Pemilihan Umum sebagai lembaga yang bersifat nasional ditandai

dengan adanya jaringan sampai ke setiap Kabupaten/Kota, yang diberi nama

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.

Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan

pemilihan umum, KPU adalah sebagai badan yang bersifat nasional, tetap,

dan mandiri. Sifat nasional mencerminkan bahwa wilayah kerja dan

tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara pemilihan umum mencakup

seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat tetap

menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara

berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Sifat

mandiri menegaskan KPU dalam menyelenggarakan dan melaksanakan

pemilihan umum bebas dari pengaruh pihak manapun.

2) Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pesawaran

Seketariat KPU dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Komisi Pemilihan

Umum Nomor : 76/SK/KPU/Tahun 2008 Tanggal 5 Maret 2008 Tentang

Page 82: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

61

Pembentukan 25 (Dua Puluh Lima) Sekretariat Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota (Pemekaran).

Alamat Kantor : Jl. Dipowiryan Kecamatan Kecamatan Gedong

Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

Telepon / Fax. (0721) 95022

Mulai Menempati Kantor 1 September 2017

Dengan susunan anggota KPU Kabupaten Pesawaran periode 2014 – 2019

sebagai berikut:

1 Ketua : AMIN UDIN, S.H.I., M.Pd.I

2 Anggota : YATIN PUTRO SUGINO, S.E.

3 Anggota : AAN SAPUTRA, S.Th.I.

4 Anggota : EDI SUTANTO, S.P

5 Anggota : LINAWATI, M.Pd.I

Dengan Pejabat Struktural yang terdiri dari:

1 Sekretaris : DARIYO, S.I.P

2 Kasubbag Program dan Data : PUTRI RAMADANTI, S.E

3 Kasubbag Teknis dan Hubmas : RINI YULIA FITRI, S.IP, M.A

4 Kasubbag Umum : MERY SEPNAWATY, S.E, M.I.P

5 Kasubbag Hukum : SOFIANI, S.H, M.H

3) Visi, Misi dan Tujuan KPU Kabupaten Pesawaran

a. Visi KPU Kabupaten Pesawaran

“Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara

Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional,

Page 83: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

62

mandiri,transaparan, dan akuntabel demi teciptanya demokrasi Indonesia

yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia”.

b. Misi KPU Kabupaten Pesawaran

1) Membangun lembaga penyelenggaraan Pemilihan Umum yang

memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam

menyelenggarakan Pemilihan Umum;

2) Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil

Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara

langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, Adil, akuntabel edukatif dan

Beradab;

3) Meningkatkan Kualitas penyelenggaraan pemilihan umum yang

bersih, efisien dan efektif;

4) Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara

adil, dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara

konsiten sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang

berlaku;

5) Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif

dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat

Indonesia demokratis.

Page 84: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

63

4) Susunan Organisasi Sekretariat KPU Kabupaten Pesawaran

Menurut Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum:

1. Sekretariat KPU Kabupaten/Kota dipimpin oleh seorang Sekretaris KPU

Kabupaten/Kota;

2. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris KPU Kabupaten/Kota

bertanggungjawab kepada KPU Kabupaten/Kota.

Sekretariat KPU Kabupaten/Kota mempunyai tugas :

1. Membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu;

2. Memberikan dukungan teknis administratif;

3. Membantu pelaksanaan tugas KPU Kabupaten/Kota dalam

menyelenggarakan pemilu;

4. Membantu pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan Pemilu

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,

serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi;

5. Membantu perumusan dan penyusunan rancangan keputusan KPU

Kabupaten/Kota;

6. Memfasilitasi penyelesaian masalah dan sengketa Pemilu Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

7. Membantu penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dan

pertanggungjawaban KPU Kabupaten/Kota; dan

8. Membantu pelaksanaan tugas-tugas lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Page 85: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

64

Dalam melaksanakan tugas Sekretariat KPU Kabupaten/Kota

menyelenggarakan fungsi:

1. Membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu di

Kabupaten/Kota;

2. Memberikan pelayanan teknis pelaksanaan Pemilu di Kabupaten/Kota;

3. Memberikan pelayanan administrasi yang meliputi ketatausahaan,

kepegawaian, anggaran, dan perlengkapan Pemilu di Kabupaten/Kota;

4. Membantu perumusan dan penyusunan rancangan keputusan KPU

Kabupaten/Kota;

5. Membantu perumusan, penyusunan dan memberikan bantuan hukum

serta memfasilitasi penyelesaian sengketa Pemilu di Kabupaten/Kota;

6. Membantu pelayanan pemberian informasi Pemilu, partisipasi dan

hubungan masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu di

Kabupaten/Kota;

7. Membantu pengelolaan data dan informasi Pemilu di Kabupaten/Kota;

8. Membantu pengelolaan logistik dan distribusi barang/jasa keperluan

Pemilu di Kabupaten/ Kota;

9. Membantu penyusunan kerjasama antar lembaga di Kabupaten/Kota;

10. Membantu penyusunan laporan penyelenggaraan Pemilu dan

pertanggungjawaban KPU Kabupaten/Kota.

Dalam melaksanakan tugas Sekretariat KPU Kabupaten/Kota berwenang:

1. Mengadakan dan mendistribusikan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan

norma, standar, prosedur, dan kebutuhan yang ditetapkan oleh KPU;

Page 86: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

65

2. Mengadakan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu sebagaimana

dimaksud pada huruf a sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

3. Mengangkat pejabat fungsional dan tenaga profesional berdasarkan

kebutuhan atas persetujuan KPU Kabupaten/Kota; dan

4. Memberikan layanan administrasi, ketatausahaan, dan kepegawaian

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat KPU

Kabupaten/Kota berkewajiban :

1. Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;

2. Memelihara arsip dan dokumen Pemilu; dan

3. Mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota.

Sekretariat KPU Kabupaten/Kota bertanggungjawab dalam hal administrasi

keuangan serta pengadaan barang dan jasa berdasarkan peraturan perundang -

undangan.

Sekretariat KPU Kabupaten/Kota terdiri atas:

1. Subbagian Program dan Data,

2. Subbagian Hukum,

3. Subbagian Teknis Pemilu dan Hubungan Partispasi Masyarakat

4. Subbagian Keuangan, Umum, dan Logistik

Subbagian Program dan Data, mempunyai tugas mengumpulkan dan

mengolah bahan rencana, program, anggaran pembiayaan kegiatan tahapan

Pemilu;

Page 87: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

66

Subbagian Hukum,mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi, pengkajian,

dan penyelesaian sengketa hukum, penyuluhan peraturan yang berkaitan

dengan Pemilu, dan penyiapan verifikasi faktual peserta Pemilu, serta

administrasi keuangan , dan dana kampanye;

Subbagian Teknis Pemilu dan Hubungan Partispasi Masyarakat; mempunyai

tugas mengumpulkan dan mengolah bahan teknis penyelenggaraan Pemilu

dan proses administrasi dan verifikasi penggantian antar waktu anggota

DPRD Kabupaten/Kota, pengisian anggota DPRD Kabupaten/Kota pasca

Pemilu, penetapan daerah pemilihan dan pencalonan, dan penetapan;

Subbagian Keuangan, Umum, dan Logistik mempunyai tugas mengumpulkan

dan mengolah bahan pelaksanaan anggaran, perbendaharaan, verifikasi, dan

pembukuan pelaksanaan anggaran, pelaksanaan urusan rumah tangga,

perlengkapan, keamanan dalam, tata usaha, pengadaan logistik Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah, distribusi logistik Pemilu anggota DPR,

DPD, dan DPRD, Presiden dan Wakil Presiden, Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah, kepegawaian, serta dokumentasi.

B. Elektronik Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (E-PPID)

1) Dasar Hukum

Dasar hukum yang digunakan dalam implementasi kebijakan Elektronik

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (E-PPID) sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik;

Page 88: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

67

b. Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik;

c. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2015 tentang

Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Komisi

Pemilihan Umum;

d. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 87/Kpts/KPU/Tahun 2015

tentang Struktur Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di

Lingkungan Komisi Pemilihan Umum.

e. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 88/Kpts/KPU/Tahun 2015

tentang Standar Operasional Prosedur Pengelolaan dan Pelayanan

Informasi Publik di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum;

f. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 169/2015 tentang Informasi

yang Dikecualikan di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum;

g. Surat Ketua Komisi Pemilihan Umum Nomor 113/KPU/2016 tanggal 1

Maret 2016 perihal Tindak Lanjut Pengelolaan dan Pelayanan Informasi

Publik;

h. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pesawaran Nomor:

15/Kpts/SesKab/964916/Tahun 2016 tentang Penetapan Personalia

Pengelola Layanan Informasi dan Dokumnetasi pada Pusat Informasi dan

Pendidikan Pemilih serta Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pesawaran Tahun

2018.

Page 89: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

68

2) Tujuan Kebijakan

Berdasarkan peraturan yang telah disebutkan diatas, tujuan dari kebijakan

Elektronik Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (E-PPID) adalah

sebagai berikut:

a. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan

kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan

keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;

b. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan

publik;

c. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan

publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik;

d. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan,

efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;

e. Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup

orang banyak;

f. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan

bangsa; dan/atau

g. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan

Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

3) Sasaran Manfaat Kebijakan

Sasaran manfaat dari kebijakan ini adalah masyarakat secara umum baik

sebagai perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau badan publik

yang berperan sebagai pengguna informasi publik.

Page 90: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

69

Pengguna informasi publik adalah orang yang menggunakan informasi publik

yang diperoleh dari Badan Publik yaitu lembaga eksekutif, legislatif,

yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan

penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau

seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat,

dan/atau luar negeri.

4) Isi Kebijakan

Dalam kebijakan ini diatur bagaimana masyarakat sebagai pengguna

informasi publik memperoleh informasi dari badan publik denga inti

kebijakan sebagai berikut:

a. Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan

pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi

ketahanan nasional;

b. Hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan

keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara

demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan

penyelenggaraan negara yang baik;

c. Keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan

pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik

lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik.

Page 91: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

70

C. Pelaksanaan Kebijakan E-PPID di KPU Kabupaten Pesawaran

1. PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi)

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang selanjutnya disingkat

PPID adalah pejabat yang bertanggung jawab dibidang penyimpanan,

pendokumentasian, penyediaan, dan/atau layanan informasi di KPU, KPU

Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota tercantum pada BAB I

Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (9) PKPU Nomor 1 Tahun 2015 tentang

Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Komisi

Pemilihan Umum. Struktur PPID terdiri dari (Pasal 26):

1) Pembina PPID;

2) Tim Pertimbangan Pelayanan Informasi;

3) Atasan PPID;

4) PPID;

5) Tim penghubung penyedia Informasi dan dokumentasi;

6) Desk pelayanan informasi dan dokumentasi.

Pada pelaksanaannya, struktur yang sangat berkaitan dan berhubungan

dengan stakeholder dan masyarakat pemohon Informasi adalah PPID, tim

penghubung penyedia Informasi dan dokumentasi dan desk pelayanan

informasi dan dokumentasi, yang memiliki Tugas dan Fungsi PPID terdapat

pada Pasal 29 ayat (1) yaitu:

1) Merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi, dan

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pelayanan Informasi

Publik dilingkungan Sekretariat Jendral KPU Provinsi/KIP Aceh, dan

Sekretaris KPU/KIP Kabupaten/Kota;

Page 92: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

71

2) Menghimpun informasi publik dari seluruh unit kerja di lingkungan

Sekretariat Jenderal KPU, Sekretaris KPU Provinsi/KIP Aceh, dan

Sekretaris KPU/KIP Kabupaten/Kota;

3) Mendata dan menyimpan informasi publik yang diperoleh dari lingkungan

Sekretariat Jenderal KPU, Sekretaris KPU Provinsi/KIP Aceh, dan

Sekretaris KPU/KIP Kabupaten/Kota;

4) Menyeleksi dan menguji informasi Publik yang termasuk dalam kategori

Informasi yang dikecualikan;

5) Menyelesaikan sengketa pelayanan Informasi bersama biro hukum/bagian

hukum/sub bagian hukum;

6) Melakukan Pengujian Konsekuensi dengan melibatkan pimpinan masing-

masing unit.

Tugas dan wewenang Tim penghubung layanan Informasi dan Dokumentasi

pada KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan Sekretaris KPU/KIP

Kabupaten/Kota terdapat pada pasal 29 ayat (2), yaitu:

1) Melaksanakan kegiatan pelayanan informasi kepada publik;

2) Mengumpulkan, mengelola data, dan ikut serta membangun sistem

Informasi yang dikuasai masing-masing biro/bagian/sub bagian;

3) Mengkoordinasikan penyelesaian sengketa hukum yang berkenaan dengan

masalah Informasi Publik pada masing-masing tingkatan.

4) Desk pelayanan Informasi dan dokumentasi bertugas memberikan

pelayanan teknis serta berkoordinasi dan meminta bantuan tim

penghubung layanan Informasi dan dokumentasi pada KPU, KPU

Page 93: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

72

Provinsi/KIP Aceh, dan Sekretaris KPU/KIP Kabupaten/Kota (pasal 29

ayat 3).

2. Elektronik Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (E-PPID)

Untuk melaksanakan fungsi pelayanan informasi publik yang baik dan

efisien, pengelolaan data kepemiluan memegang peran yang sangat penting.

Sebagai tindak lanjut dari hal tersebut di atas, KPU telah membentuk PPID

(Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) yang telah berjalan sejak

tahun 2015.

PPID memegang peranan yang sangat penting dalam proses tahapan pemilu.

Penyediaan data kepemiluan yang lengkap menjadi syarat mutlak bagi KPU

Kabupaten Pesawaran dalam rangka menjadikan KPU Kabupaten

Pesawaran sebagai sumber data kepemiluan terpercaya.

E-PPID Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pesawaran adalah layanan

informasi publik KPU Kabupaten Pesawaran berbasis online. Halaman

website E-PPID merupakan sarana pelayanan online bagi publik untuk

memperoleh informasi terkait tentang informasi tentang pemilu yang

bersumber dari KPU Kabupaten Pesawaran. Tata cara dan prosedur yang

ditempuh dalam mendapatkan informasi tersebut dengan mekanisme

mengajukan permohonan informasi, mengajukan keberatan dan mengetahui

status permohon informasi melalui halaman website E-PPID KPU

Kabupaten Pesawaran.

Sebelum E-PPID diaktifkan KPU Kabupaten Pesawaran telah membentuk

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (Pejabat PPID) pada bulan

Page 94: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

73

Februari dengan Nomor SK Ketua KPU Kabupaten Pesawaran Nomor:

15/Kpts/SesKab/964916/Tahun 2016. Layanan E-PPID ini disediakan dalam

rangka memudahkan pemohon informasi publik agar tidak perlu datang

langsung ke Kantor KPU Kabupaten Pesawaran, cukup menggunakan

saluran internet, informasi yang dibutuhkan dapat diunduh langsung di

halaman E-PPID Kabupaten Pesawaran.

Daftar Gambar 3 : Struktur E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran.

Sumber: KPU Kabupaten Pesawaran

3. E-PPID Sebagai Sarana Keterbukaan Informasi Publik

Seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Keterbukaan Informasi

Publik (UU KIP) Nomor 14 Tahun 2008, Komisi Pemilihan Umum (KPU)

telah menerapkan paradigma informasi publik yaitu bahwa seluruh

informasi publik adalah terbuka untuk diakses masyarakat kecuali yang

dikecualikan/rahasia dengan pengecualian yang terbatas sehingga prinsip

Page 95: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

74

dasar keterbukaan informasi publik adalah “Semua informasi yang dikuasai

oleh badan publik bersifat terbuka selain yang dikecualikan.

Dalam PKPU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengelolaan dan Pelayanan

Informasi Publik di lingkungan KPU diatur tentang penerapan model

penyampaian informasi melalui E-PPID dengan menyediakan Informasi

Publik yang telah dikuasai dan didokumentasikan. Informasi publik yang

telah dikuasai dan didokumentasikan dikategorikan menjadi informasi

sebagai berikut:

A. Informasi yang Diumumkan Secara Berkala

Informasi yang diumumkan secara berkala oleh KPU Kabupaten

Pesawaran paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun dan paling singkat

6 (enam) bulan sekali. Informasi yang diumumkan secara berkala yang

telah disampaikan dalam E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran meliputi:

a. Profil KPU Kabupaten Pesawaran dan Sekretariat KPU Kabupaten

Pesawaran, terdiri atas:

1) Informasi tentang kedudukan atau domisili beserta alamat

lengkap, ruang lingkup kegiatan, maksud dan tujuan, tugas dan

fungsi KPU Kabupaten Pesawaran dan Sekretariat KPU

Kabupaten Pesawaran;

2) Struktur organisasi, gambaran umum KPU Kabupaten Pesawaran,

serta profil singkat pejabat struktural yang meliputi nama, nomor

telepon, alamat unit/satuan kerja, latar belakang pendidikan, dan

penghargaan yang pernah diterima;

Page 96: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

75

b. Ringkasan Informasi tentang program dan/atau kegiatan yang sedang

dijalankan dalam lingkup KPU Kabupaten Pesawaran, yang terdiri

atas:

1) Nama program dan kegiatan;

2) Penanggungjawab, pelaksana program dan kegiatan, serta nomor

telepon dan/atau alamat yang bisa dihubungi;

3) Target dan/atau capaian program dan kegiatan;

4) Jadwal pelaksanaan program dan kegiatan;

5) Anggaran program dan kegiatan yang meliputi Daftar Isian

Penggunaan Anggaran (DIPA), Rincian DIPA, Rencana Kerja

dan Anggaran KPU Kabupaten Pesawaran, rencana kerja

anggaran, proposal, dan dokumen pendukung anggaran lainnya;

6) Agenda penting terkait pelaksanaan tugas KPU Kabupaten

Pesawaran;

7) Informasi khusus lainnya yang berkaitan langsung dengan hak-

hak masyarakat; dan

8) Informasi tentang penerimaan calon pegawai dan/atau pejabat di

KPU Kabupaten Pesawaran dan Sekretariat KPU Kabupaten

Pesawaran.

c. Ringkasan Informasi tentang program dan/atau kegiatan yang sedang

dijalankan dalam lingkup KPU Kabupaten Pesawaran, yang terdiri

atas:

Page 97: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

76

1. Ringkasan Informasi tentang kinerja dalam lingkup KPU

Kabupaten Pesawaran berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Penetapan Kinerja (TAPKIN);

2. Ringkasan laporan keuangan yang sudah diaudit yang terdiri

atas:

1) Rencana dan laporan realisasi anggaran;

2) Neraca;

3) Laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang

disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku; dan

4) Daftar aset dan investasi;

3. Ringkasan laporan akses Informasi Publik yang terdiri atas:

1) Jumlah permohonan Informasi yang diterima;

2) Waktu yang diperlukan dalam memenuhi setiap

permohonan Informasi Publik;

3) Jumlah permohonan Informasi Publik yang dikabulkan, baik

sebagian atau seluruhnya dan permohonan yang ditolak; dan

4) Alasan penolakan permohonan Informasi Publik.

4. Informasi tentang peraturan, keputusan, dan/atau kebijakan yang

mengikat dan/atau berdampak bagi publik yang dikeluarkan oleh

KPU Kabupaten Pesawaran terdiri atas:

1) Daftar rancangan dan tahap pembentukkan peraturan,

keputusan, dan/atau kebijakan yang sedang dalam proses

pembuatan;

Page 98: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

77

2) Daftar peraturan, keputusan, dan/atau kebijakan yang telah

disahkan atau ditetapkan.

5. Standar operasional prosedur tentang pelayanan Informasi di

lingkungan KPU Kabupaten Pesawaran; dan

6. Informasi tentang pengumuman pengadaan barang dan jasa

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Informasi yang Diumumkan Secara Serta Merta

Informasi yang diumumkan secara serta merta yang telah disampaikan

dalam E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran meliputi:

1. KPU Kabupaten Pesawaran telah mengumumkan Informasi Publik

secara serta merta pada fitur E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran

dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat oleh

masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami;

2. KPU Kabupaten Pesawaran telah mengumumkan secara serta merta

Informasi Publik yang telah dikuasai dan didokumentasikan pada

laman E-PPID yang meliputi:

a. Peraturan dikeluarkan oleh KPU Kabupaten Pesawaran pada

tahapan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Pesawaran tahun 2015;

b. Keputusan yang dikeluarkan oleh KPU Kabupaten Pesawaran

pada tahapan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Pesawaran tahun 2015;

Page 99: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

78

c. Pengumuman Informasi Publik yang telah dikuasai dan

didokumentasikan dilaksanakan oleh PPID oleh KPU Kabupaten

Pesawaran setelah mendapat persetujuan atasan PPID pada laman

E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran.

3. Informasi yang diumumkan setiap saat yang telah disampaikan

dalam E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran meliputi:

a. KPU Kabupaten Pesawaran telah menyediakan Informasi Publik

yang telah dikuasai dan didokumentasikan pada laman E-PPID

KPU Kabupaten Pesawaran yang meliputi Daftar Informasi

Publik yang memuat;

1) Nomor;2) Ringkasan isi Informasi;3) Pejabat E-PPID KPU Kabupaten Pesawaran;4) Penanggung jawab pembuatan atau penerbitan Informasi;5) Waktu dan tempat pembuatan Informasi;6) Bentuk Informasi yang tersedia;

b. Informasi tentang peraturan KPU Kabupaten Pesawaran yang

terdiri dari keputusan KPU Kabupaten Pesawaran;

c. Informasi tentang organisasi, administrasi, kepegawaian, dan

keuangan di KPU Kabupaten Pesawaran, yang meliputi:

1) Pedoman pengelolaan organisasi, administrasi, personil, dankeuangan;

2) Profil lengkap pimpinan dan pegawai yang meliputi nama,sejarah karir atau posisi, sejarah pendidikan, penghargaan dansanksi berat yang pernah diterima pada KPU KabupatenPesawaran;

3) Anggaran KPU Kabupaten Pesawaran secara umum maupunanggaran secara khusus unit pelaksana teknis serta laporankeuangan pada KPU Kabupaten Pesawaran;

4) Surat perjanjian hibah daerah Pemilihan Bupati dan WakilBupati tahun 2015;

Page 100: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

79

5) Rencana strategis, rencana proyek, dan rencana kerja KPUKabupaten Pesawaran;

d. Informasi yang dikecualikan pada laman E-PPID KPU

Kabupaten Pesawaran terdapat kategori informasi yang

dikecualikan meliputi:

1. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada

Pemohon Informasi Publik dapat menghambat proses

penegakan hukum, meliputi Informasi yang dapat:

1) Menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatutindak pidana yang berkaitan dengan penyelenggaraanPemilu di kabupaten Pesawaran;

2) Mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi,dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak pidanayang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu.

2. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada

Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi,

meliputi:

1) Riwayat dan kondisi anggota keluarga;

2) Riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatanfisik, dan psikis seseorang;

3) Kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bankseseorang;

4) Hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas,intelektualitas, dan rekomendasi kemampuan seseorang;dan/atau

5) Catatan yang menyangkut pribadi seseorang yangberkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan formal dansatuan pendidikan nonformal.

3. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada

pemohon Informasi Publik dapat mengungkap rahasia jabatan;

Page 101: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

80

4.Memorandum atau surat-surat antar KPU atau intra-KPU yang

menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi

Informasi atau pengadilan; dan/atau

5. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-

Undang.

Selain terdapat informasi yang dikecualikan, E-PPID KPU Kabupaten

Pesawaran memiliki informasi yang tidak termasuk dalam kategori

Informasi yang dikecualikan, meliputi:

a. Putusan badan peradilan yang berkaitan dengan penyelenggaraan

Pemilu;

b. Peraturan, keputusan, surat edaran, atau bentuk kebijakan lain, baik

yang tidak berlaku mengikat maupun mengikat ke dalam atau ke luar

serta pertimbangan lembaga penegak hukum;

c. Surat perintah penghentian penyidikan atau penuntutan terhadap tindak

pidana yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu;

d. Informasi publik yang telah dinyatakan terbuka bagi masyarakat

berdasarkan mekanisme keberatan dan/atau penyelesaian sengketa

dinyatakan sebagai Informasi Publik yang dapat diakses oleh pengguna

lnformasi publik.

Page 102: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

81

Informasi publik yang dapat mengungkap rahasia pribadi tidak termasuk

Informasi yang dikecualikan apabila:

a. Pihak yang rahasianya diungkap memberikan persetujuan tertulis;

dan/atau;

b. Pengungkapan berkaitan dengan posisi seseorang dalam jabatan-jabatan

publik.

Pembukaan Informasi yang dikecualikan dilakukan dengan cara

mengajukan permintaan izin kepada Presiden.

Page 103: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab sebelumnya, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebijakan E-PPID di KPU Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara

masyarakat untuk memperoleh informasi tentang kepemiluan melalui E-

PPID KPU Kabupaten Pesawaran.

2. Faktor-faktor Kebijakan E-PPID di KPU Kabupaten Pesawaran tidak

efektif disebabkan oleh:

a. Perangkat lunak dikendalikan oleh KPU RI

b. Sumber Daya Manusia yang tidak tetap

c. Masih minim perangkat komputer dan perangkat komunikasi

d. Pengamanan terhadap server belum kuat

e. Belum ada sarana untuk memberikan kritik dan masukan dalam

aplikasi

f. Minimnya pendanaan

Page 104: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

123

B. Saran

Adapun saran hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Content (isi) dari website dan halaman E-PPID KPU Kabupaten

Pesawaran perlu di ditambah agar informasi yang diterima oleh

masyarakat lebih interaktif dan masyarakat dapat memberikan masukan

dan kritik terhadap informasi yang di berikan;

2. Diperlukan tata kelola IT (IT Goverment) dalam pengelolaan E-PPID KPU

Kabupaten Pesawaran;

3. Sebagai wujud pelayanan prima, istilah “Pejabat” dalam nama Pejabat

Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) sebaiknya diubah menjadi

Pengelola Layanan Informasi dan Dokumentasi (PLID) yang layanan

digitalnya bisa menjadi E-PLID, agar masyarakat tidak merasa takut dalam

meminta pelayanan informasi publik;

4. Perlu adanya layanan aplikasi online yang bersifat terpadu dan terintegrasi

di KPU khususnya pada KPU Kabupaten Pesawaran.

5. Perlu dikaji kembali apakah masih diperlukan laman E-PPID di Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten/Kota karena dirasa tidak efektif pada

pelaksanaannya.

Page 105: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Agustino, L. 2006. Politik dan Kebijakan Publik. AIPI. Bandung. 272 hlm.

Edi, Sutrisno. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Kencana.

125 hlm.

Djunaedi, Achmad. 2002. “Beberapa Pemikiran Penerapan E-Government dalam

Pemerintahan Daerah Di Indonesia”.

Dwijowijoto, Ryant Nugroho. 2003. “Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi

dan Evaluasi”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Dwiyanto, Agus, dkk. 2008. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Indiahono, D. 2009. Kebijakan. Publik. Berbasis Dynamic Policy Analysis. GavaMedia. Yogyakarta. 254 hlm.

Indrajit, Richardus, Eko. 2005. e-Government In Action. Yogyakarta: Andi Offset.

Indrajit, Richardus Eko. 2006. Elektronik Government. Konsep Pelayanan PublikBerbasis Internet dan Teknologi Informasi. Aptikom. Yogyakarta. 93 hlm.

Marshall, Rosmann. 1990. Designing Qualitative Research. New Delhi. Sage

Publication. 171 hlm.

Masyhuri. Zainuddin. 2008. Metodologi Penelitian. Pendekatan Praktis danAplikatif. Aditama. Malang. 238 hlm.

Moleong. Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosda. Bandung. 410hlm.

Purwanto, E.A. Sulistyastuti. 2015. Implementasi Kebijakan Publik: Konsep danAplikasinya di Indonesia. Gava Media. Yogyakarta. 194 hlm.

Page 106: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

Saragih, A. 2013. Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia, Norma danImplementasi.Komisi Informasi Pusat. Jakarta. 40 hlm.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kebijakan. Pendekatan Kuantutatif,Kualitatif, Kombinasi, R dan D dan Penelitian Evaluasi. Alfabeta.Bandung. 576 hlm.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantutatif, Kualitatif, R dan D. Alfabeta.Bandung. 332 hlm.

Suharsimi. Arikunto, 2006.”Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta”.Cet.13, hlm.139.

Supriyono, 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Semarang: Universitas

Diponegoro,

Strauss, Corbin. 1990. Basic of Qualitative Research. New Delhi. Sage

Publication. 270 hlm.

Tahir, A. 2011. Kebijakan Publik dan Transparansi Pemerintahan Daerah. PTPustaka Press Jakarta. Jakarta. 216 hlm.

Utomo, T. 2000. Pengantar Kebijakan Publik. STIA LAN Bandung. Bandung. 60hlm.

Wahab, S.A. 2016. Analisis Kebijakan. Dari Formulasi ke Penyususnan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Bumi Aksara. Jakarta. 259 hlm.

Ward, J., dan Peppard, J. 2002. Strategic Planning for Information Systems. GreatBritain. John Wiley & Sons Ltd. 640 hlm.

Weill, P., dan Ross, J. W. 2004. IT Governance, How Top Performers Manage ITDecision Rights for Superior Results. Boston. Harvard Business SchoolPress. 269 hlm.

Wibawa, S. dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta. 128 hlm.

Wahab, S.A. 1997. Evaluasi Kebijakan Publik. IKIP Malang. Malang. 79 hlm.

Yulhendri dan Surendro, K. 2008. Pengembangan Tata Kelola TI untukPengelolaan Sistem Informasi Terintregasidi Perguruan Tinggi melaluipenentuan Kebijakan, Aturan, Pedoman, dan Prosedur. ITB. Bandung. 85hlm.

Page 107: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

Jurnal :

Agustin, L.D., dan Holil, N.A. Jurnal Teknik POMITS. Vol. 1. No. 1. Tata KelolaInfrastuktur TI dan Non TI pada Kelas di Jurusan Sistem Informasi ITS.Surabaya. 2012. 6 hlm.

Habibullah, A. Jurnal Unair. Vol. 23. No. 3. Kajian Pemanfaatan danPengembangan E-Government. Surabaya. 2010. 9 hlm.

Amali, S. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Informasi Publik. Vol 20. No. 2.Kesiapan PPID Dinas Komunikasi dan Informatika dalam PelayananInformasi Publik (Kasus di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara).Manado. Desember 2016. 18 hlm.

Febrianingsih, N. Jurnal Rechtsvinding. Vol. 1. No. 1. Keterbukaan InformasiPublik dalam Pemerintahan Terbuka Menuju Tata Pemerintahan yangBaik. April 2012. Jakarta. 22 hlm

Permatasari, K.I. Jurnal Bina Praja. Vol. 7. No. 4. Implementasi Kebijakantentang Tata Kerja Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di KotaCimahi. Oktober 2015. Cimahi. 7 hlm.

Rijati, N. dkk. Prosiding SNATIF ke-1. Evaluasi Layanan Informasi PublikBerbasis Teknologi Informasi pada Situ Kopertis Wilayah VI JawaTengah. 2014. Semarang. 6 hlm.

Sari, K.D. A., dan Winarno, W.A. Jurnal Ekonomi Akutansi dan Manajemen.Vol. 11. No. 1. ISSN: 2459-9816. Implementasi E-Government SystemDalam Upaya Peningkatan Clean And Good Governancedi Indonesia.Februari 2015. Jember. 19 hlm.

Setiawan, H. dkk. Jurnal STMIK. AMIKOM Yogyakarta. ISSN: 2302-3805.Analisis Fitur dengan Metode Costumer Knowldge Management (CKM)pada Situs KPU (kpu.go.id). Februari 2016. Yogyakarta. 6 hlm.

Subakti, A. dkk. Jurnal Pustakawan Indonesia. Vol 15. No. 1-2. Analisis KualitasSitus Web Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi (PPID)Perpustakaan Nasional Ri Menggunakan Netqual (Analyze the quality ofInformation and Documentation Management Officer (IDMO) of NationalLibrary of Indonesia website using NetQual). Pascasarjana IPB. Bogor.

Peraturan:

UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

PKPU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik diKPU

Page 108: (Tesis) oleh : Yuliza Fitriantidigilib.unila.ac.id/56786/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kabupaten Pesawaran tidak mengubah cara masyarakat untuk memperoleh ... (P PID) sebaiknya

PKPU Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja KomisiPemilihan Umum

Keputusan KPU Nomor 88 tentang Standar Operasional Prosedur PengelolaanPelayanan Informasi Publik di Lingkungan KPU

Keputusan KPU Nomor 156 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Format FormulirDalam Pengelolaan dan Pelayanan Informasi di Lingkungan KPU.

Internet :

www.kpu.go.id

http://ppid.kpu.go.id/

http://www.kpu.go.id/