fakultas tarbiyah dan keguruan program studi …repository.uinjambi.ac.id/2251/1/yuliza utmi yati...

104
1 KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 19 KOTA JAMBI SKRIPSI Oleh : YULIZA UTMI YATI NIM. TK 151181 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 18-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU

    PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 19

    KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Oleh :

    YULIZA UTMI YATI

    NIM. TK 151181

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

  • 2

    KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

    MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

    (SMP) NEGERI 19 KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Stara Satu (S1) dalam

    Bidang Ilmu Pendidikan Islam

    YULIZA UTMI YATI

    NIM. TK 151181

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

  • 3

  • 4

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirabbil’alamin, sembah sujud kepada Allah SWT. Taburan

    cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan

    ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang

    engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Semoga

    karya ini dapat bermanfaat dan menjadi amal shaleh bagiku serta menjadi suatu

    kebanggan keluarga tercinta. Amin Allahumma Amin...

    Sholawat beserta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

    Lantunan Al-fatihah beriring shalawat dalam salahku merintih, memohon do’a

    dalam syukur yang tiada terkira.

    Kupersembahkan karya sederhana ini ....

    Untuk matahariku, belahan jiwaku, bidadariku, penyemangat hidupku, hormat dan

    rasa terima kasih yang tiada terhingga untuk Ibundaku tercinta RISNAWATI

    Serta pahlawan hidupku yang mengajarkanku arti sebuah perjuangan, seorang

    pahlawan yang tak pernah menampakkan keluh kesahnya dengan penuh kesabaran

    dan pengertian yang luar biasa Ayahandaku BUKRANI. Serta terima kasih

    kepada saudaraku yang telah memberikan kekuatan, motivasi serta semangat

    untukku Abangku Salim Ahdi, Ayukku Remi Elpia dan Dona Sari Aprianti serta

    Adikku Edia Marwira yang tersayang. Tak lupa pula terima kasih kepada yang

    terkasih Ari yang telah memberikan motivasi dan dukungannya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi yang sederhana ini.

    Tak lupa kepada sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuangan

    khususnya rekan-rekan Jurusan MPI angkatan 2015 tak tersebutkan satu per satu

    yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan semangat yang tidak pernah

    berhenti kalian berikan kepadaku terima kasih ku ucapkan.

  • 5

  • 6

    ABSTRAK

    Nama : Yuliza Utmi Yati

    NIM : TK. 151181

    Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

    Judul : “Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam, Meningkatkan Mutu

    Pendidikan (Studi Kasus SMP N 19 Kota Jambi).

    Skripsi ini membahas tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

    Mutu Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Kota Jambi.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam

    meningkatkan mutu pendidikan, mutu pendidikan yang telah dicapai SMP Negeri 19 kota

    jambi baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non akademik serta kendala

    yang dihadapi dalam meningkatkan mutu pendidikan dan faktor pendukung dan

    penghambat dalam pencapaian mutu pendidikan di SMP Negeri 19 kota jambi.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif

    dengan menggunakan instrumen pengumpulan data berupa metode wawancara, metode

    observasi dan metode dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    kepemimpinan kepala sekolah yaitu mengikutsertakan seluruh warga sekolah dalam

    berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan mutu sekolah, serta menggunakan waktu

    belajar secara efektif disekolah dan menerapkan kedisiplinan kepada seluruh warga

    sekolah agar dapat melaksanakan program perbaikan sekolah dengan baik.

    Kepemimpinan kepala sekolah sebagai pengawas yaitu dengan melakukan kegiatan

    supervisi melalui teknik individu dan teknik kelompok secara demokratis dan objektif.

    Kepemimpinan kepala sekolah sebagai manajer yaitu kemampuan kepala sekolah dalam

    menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkat perencanaan, untuk satu tahun,

    dua tahun serta tiga tahun kedepannya dan mampu mengelola sarana dan prasarana yang

    ada di sekolah demi terwujudnya kualitas sekolah yang lebih baik.

    Selanjutnya yang menjadi faktor pendukung dalam peningkatan mutu pendidikan di SMP

    Negeri 19 Kota Jambi yaitu peningkatan kualitas guru, karena guru merupakan

    penunjang dan pemberi motivasi yang dapat mengarahkan peserta didik dalam upaya

    pencapaian tujuan sekolah. Peserta didik juga sangat dituntun untuk ikut serta dalam

    mewujudkan tercapainya mutu pendidikan dengan meningkatkan prestasi, minat, dan

    bakat dari peserta didik. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat didalam pencapaian

    mutu pendidikan di SMP Negeri 19 Kota Jambi yaitu komitmen para warga sekolah ada

    kalanya kendur, hal ini didorong oleh psikologis perorangan, keterbatasan dana, dana

    bantuan operasional sekolah porsinya hanya dapat mencapai optimalisasi standar sekolah.

    Kata Kunci : Kepemimpina Kepala Sekolah, Mutu Pendidikan

  • 7

  • 8

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

    NOTA DINAS................................................................................................. iii

    PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................. v

    PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi

    MOTTO ......................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

    ABSTRAK ..................................................................................................... x

    ABSTRACT ................................................................................................... xi

    DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

    BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................

    A. Kajian Teoritik .....................................................................................

    1. Kepemimpinan ............................................................................... 9

    a. Pentingnya Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................. 16

    b. Tipe-tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................... 18

    c. Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................... 20

    d. Sepuluh Kunci Sukses Kepala Sekolah .................................... 22

    2. Mutu Pendidikan ............................................................................ 26

    3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan ............................................. 31

    4. Prinsip-prinsip Mutu Pendidikan .................................................... 33

    5. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu

    Pendidikan ...................................................................................... 35

    6. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan ...... 38

    B. Studi Relevan ...................................................................................... 40

  • 9

  • 10

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sejalan dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan

    hal yang sangat penting karena pendidikan adalah salah satu penentu mutu

    sumber daya manusia. Dimana keunggulan suatu bangsa tidak lagi

    ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan

    sumber daya manusianya (SDM). Dimana mutu sumber daya manusia

    sangat berhubungan positif dengan mutu pendidikan. Mutu pendidikan

    membuktikan bahwa suatu keadaan dengan kondisi yang baik, memenuhi

    syarat dan segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan.

    Komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses, keluaran, tenaga

    pendidikan, sarana prasarana dan biaya.

    Hal ini dipertegas dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun

    2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan adalah usaha sadar

    dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

    agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

    memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, bangsa dan negara (Syafaruddin, 2005, ha.l. 27). Jadi,

    pendidikan sangat penting untuk mengembangkan potensi manusia serta

    dengan pendidikan pula akan menjadikan manusia lebih berkualitas.

    Menjadi tenaga kependidikan yang profesional tidak akan terwujud

    begitu saja tanpa adanya upaya untuk meningkatkannya, adapun salah satu

    cara untuk mewujudkannya adalah dengan mengembangkan

    profesionalisme.

    Sekolah merupakan suatu lembaga organisasi yang didalamnya

    mengatur kegiatan proses pembelajaran dan tergambar bahwa proses

    pelaksanaan pendidikan merupakan proses pendewasaan yang melibatkan

    kepala sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntun untuk memiliki

  • 2

    kinerja yang bagus (Mulyasa, 2013, hal. 25). Negara berdasarkan falsafah

    pancasila, Hal ini berarti setiap warga negara yang baik seharusnya

    menghayati dan mengamalkan pancasila tersebut, lebih-lebih para

    pemimpin pendidikan. Mereka ini memiliki posisi strategi dalam dunia

    pendidikan dan didalam masyarakat. Karena itu mereka dituntun untuk

    memiliki kepemimpinan yang berdasarkan pancasila, agar sikap dan

    kelakuannya mencerminkan moral pancasila (Indrafachrudi, 1983, hal.

    24).

    Era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Oleh karena itu

    lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi harus

    memperhatikan mutu pendidikan. Lembaga pendidikan berperan dalam

    kegiatan jasa pendidikan maupun pengembangan sumber daya manusia

    harus memiliki kenggulan-keunggulan yang diprioritaskan dalam lembaga

    pendidikan tersebut.

    Pendidikan sedang menjadi pusat perhatian semua komponen bangsa

    ini. Perubahan mendasar telah dilakukan dengan mengubah konstitusi

    Undang-undang sistem pendidikan Nomor 02 tahun 1989 menjadi Nomor

    20 tahun 2003, di ikuti peraturan pemerintah Nomor 32 tahun 2013

    tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).

    Acuan teknis nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang

    sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

    indonesia, dengan ruang lingkup terdiri dari delapan standar, meliputi

    standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik

    dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

    pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan

    (Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 Tentang Standar Nasional

    Pendidikan). Oleh karena itu, pendidikan harus dikelola dengan

    manajemen strategi agar dapat memilih diantara banyak manajemen untuk

    menghasilkan suatu manajemen yang baik dalam mencapai mutu

    pendidikan dengan kepemimpinan kepala sekolah dapat menentukan

    keberhasilan maupun kualitas pendidikan disuatu sekolah.

  • 3

    Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan

    disekolah. Karena kepala sekolah adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam

    suatu sekolah karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu

    organisasi/lembaga sekolah ditentukan oleh kepemimpinan dalam suatu sekolah

    tersebut.

    Menurut Undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab 1 pasal 1 disebutkan

    pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

    proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

    memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

    akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

    negara. Didalam proses belajar mengajar berhasil tidaknya pencapaian tujuan

    pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh

    siswa. Sedangkan seorang kepala sekolah yang mempunyai berbagai tugas dan fungsi

    yang harus diemban dan dilaksanaknnya dalam rangka terwujudnya sekolah yang

    efektif, produktif, mandiri dan akuntabel sedikitnya terdapat sepuluh kunci

    kepemimpinan yaitu visi yang utuh,, tanggung jawab, keteladanan, memberdayakan

    staf, mendengarkan orang lain, memberikan layanan prima, mengembangkan orang,

    memberdayakan sekolah, fokus pada peserta didik, dan manajemen yang

    mengutamakan praktik.

    Berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas

    pendidikan meliputi proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi dan

    mengarahkan orang-orang didalam organisasi/lembaga pendidikan terutama untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan

    kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin

    pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional

    dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan

    bekerja sama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan

    pendidikan (Mulyasa, 2013, hal. 40). Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini,

    pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai

    dengan fungsinya. Tenaga kependidikan profesinalisme tidak hanya menguasai

    bidang ilmu, bahan ajar dan metode yang tepat, akan tetapi mampu memotivasi

    peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap

    dunia pendidikan.

  • 4

    Kepala sekolah merupakan salah satu input sekolah yang memiliki tugas dan

    fungsi yang sangat berpengaruh terhadap berlansungnya proses persekolahan. Oleh

    karena itu, diperlukan kepala sekolah tangguh, yaitu kepala sekolah yang memiliki

    nilai-nilai/kompetensi yang mendukung tugas dan fungsinya dalam menjalankan

    proses persekolahan.

    Faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan adalah kepala

    sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Kepala sekolah merupakan pimpinan tunggal

    disekolah yang mempunyai tanggung jawab untuk mengajar dan mempengaruhi

    semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pendidikan disekolah untuk bekerja sama

    dalam mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan.

    Kepala sekolah harus mampu menjadi supervisor (yang mengawasi atau

    mengarahkan) tim yang terdiri dari guru, staf dan siswa dalam mewujudkan proses

    belajar mengajar yang efektif dan efisien sehingga tercapai produktivitas belajar yang

    pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah Menengah Petama

    (SMP) Negeri 19 Kota Jambi merupakan salah satu lembaga penyelenggaraan

    pendidikan yang memiliki kualitas mutu pendidikan yang sangat baik dengan

    memperoleh akreditasi A dan memiliki nuansa alam yang hijau, hadir ditengah-

    tengah masyarakat sehingga banyak diminati. Akreditasi ini diperoleh pada masa

    kepemimpinan yang sebelumnya. Sedangkan kepemimpinan kepala sekolah yang

    sekarang sudah berjalan hampir 3 tahun dengan memperoleh akreditasi A. Hal ini

    menunjukkan bahwa SMP Negeri 19 Kota Jambi Memiliki peningkatan pada kualitas

    mutu dengan kepemimpinan yang sekarang masih tetap pada akreditasi A.

    SMP Negeri 19 Kota Jambi sudah lama berdiri, yang mulai operasionalnya pada

    tahun 1989. Dengan kepala sekolah baru bapak Nanang Sunarya yang sekarang

    kepemimpinannya sudah berjalan hampir 3 tahun lebih. Kepala sekolah tersebut dapat

    mewujudkan sekolah yang berkualitas. Strategi yang terlihat di SMP Negeri 19 Kota

    Jambi memaparkan prestasinya kepada masyarakat, siswa-siswinya selalu

    diperhitungkan dalam kegiatan lomba ataupun olimpiade, memperoleh juara tingkat

    lokal maupun nasional, baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non

    akademik. Hal ini tidak terlepas dari binaan dan arahan pimpinan seorang kepala

    sekolah sebagai top manager dalam pendidikan.

    Berdasarkan studi awal yang telah dilakukan peneliti di SMP Negeri 19 Kota

    Jambi, peneliti berasumsi bahwa pendidikan merupakan masalah semua pihak. Maka

    pihak SMP Negeri 19 Kota Jambi berusaha seoptimal mungkin dalam

  • 5

    memberdayakan dan mengikut sertakan keterlibatan semua pihak dalam kegiatan

    yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan sekolah. Hal ini dimaksudkan

    agar semua elemen masyarakat dapat ikut serta dalam mensukseskan pendidikan

    putera-puterinya dengan mutu yang lebih baik. Karena itu juga, hal ini sebagai bagian

    dari respon terhadap kebijakan pemerintah dalam upaya Undang-undang dan

    Keputusan Menteri Pendidikan Nasional yang terkait dengan mengikut sertakan

    masyarakat dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu.

    Kunci sukses yang harus dimiliki dan sekaligus merupakan daya saing yang

    paling efektif adalah kualitas/mutu. Siapapun yang memiliki kualitas maka peluang

    untuk dapat menjadi pemenang akan sangat terbuka (Siswanto, 2006, hal. 27).

    Berdasarkan beberapa temuan dilapangan, maka penulis tertarik untuk

    membahasnya lebih lanjut dengan mengadakan penelitian di SMP Negeri 19 Kota

    Jambi dengan mengambil judul “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam

    Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri

    19 Kota Jambi ”.

    B. Fokus Penelitian

    Agar pembahasan yang dipaparkan oleh penulis lebih terfokus, maka penulis

    membatasi permasalahan yang akan diteliti dan untuk menghindari terwujudnya

    kesalahpahaman dari ruang lingkup penelitian serta terbatasnya kemampuan yang

    dimiliki penulis, maka penulis lebih memfokuskan penelitian ini pada kepemimpinan

    kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan diSekolah Menengah Pertama

    (SMP) Negeri 19 Kota Jambi.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok-pokok

    permasalahan, yaitu :

    1. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu

    pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 19 Kota Jambi ?

    2. Apa kendala yang dihadapi dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah

    Menengah Pertama (SMP) Negeri 19 Kota Jambi ?

    3. Upaya mengatasi kendala dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah

    Menengah Pertama (SMP) Negeri 19 Kota Jambi ?

  • 6

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka judul ini memiliki

    tujuan dan kegunaan, yaitu :

    1. Tujuan penelitian

    a. Ingin mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu

    pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 19 Kota Jambi.

    b. Ingin mengetahui kendala kepemimpinan kepala sekolah dalam

    meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    Negeri 19 Kota Jambi.

    c. Ingin mengetahui upaya mengatasi kendala dalam meningkatkan mutu

    pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 19 Kota Jambi.

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Sebagai bahan informasi mengenai kepemimpinan kepala sekolah dalam

    meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    Negeri 19 Kota Jambi.

    b. Sebagai bahan informasi mengenai upaya yang dilakukan kepala sekolah

    dalam mengatasi kendala dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah

    Menengah Pertama (SMP) Negeri 19 Kota Jambi.

    c. Sebagai perluasan pengetahuan serta menjadi masukan dalam

    mempersiapkan diri terjun kedunia pendidikan.

    E. Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak terkait. Manfaat

    dalam penelitian ini ditinjau dari segi praktis dan segi teoritis yaitu sebagai berikut :

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengaplikasikan

    teori yang telah dipelajari dibangku kuliah dengan kondisi masyarakat nyata.

    2. Manfaat Praktis

    Manfaat praktis dari penelitian ini bagi peneliti hasil penelitian ini dapat

    memperluas pengetahuan peneliti serta bisa menjadi masukan mahasiswa

    manajemen pendidikan islam untuk mempersiapkan diri terjun kedalam

    dunia masyarakat. Sedangkan manfaat untuk universitas yaitu untuk

    menambah koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi mahasiswa manajemen

  • 7

    pendidikan islam pada khususnya dan mahasiswa Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada umumnya.

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teoritik

    1. Kepemimpinan

    Ada banyak definisi mengenai kepemimpinan, tergantung pada perspektif

    yang digunakan. Kepemimpinan dapat didefinisikan berdasarkan penerepannya

    pada bidang militer, olahraga, bisnis, pendidikan industri, dan bidang-bidang

    lainnya. Robbins (1991, ha1. 25) mendefinisikan kepemimpinan sebagai

    kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai

    tujuan dan sasaran. Schriesheim (dalam Kreitner dan Kinicki, 1992, hal. 516)

    menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial dimana

    pemimpinnya mengupayakan partisipasi sukarela para bawahannya dalam usaha

    mencapai tujuan organisasi. Gibson (1991, hal. 364) juga mengemukakan

    definisi kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi motivasi atau

    kompetensi individu-individu lainnya dalam suatu kelompok.

    Ketiga definisi tersebut hanyalah sebagian dari definisi yang ada.

    Sedangkan dalam kaitannya dengan Total Quality Management (TQM), definisi

    yang diberikan oleh Goetsch dan Davis (1994, hal. 192) adalah bahwa

    kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang

    lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai

    tujuan organisasi. Ada lima Pilar utama dalam Total Quality Management

    (TQM) untuk menggerakkan suatu organisasi, yaitu produk yang dihasilakan,

    proses yang dilakukan dalam menghasilkan produk, kemudian organisasi

    digerakkan oleh seorang pemimpin, serta adanya komitmen diantara para

    pemimpin didalam suatu organisasi (Nasution, 2010, hal. 200).

    Secara terminologi pengertian kepemimpinan adalah perihal pemimpin

    atau memimpin artinya orang yang memimpin (Asito, 1999, hal. 287),

    kepemimpinan itu bersifat universal, berlaku dan dapat berbagai bidang kegiatan

    hidup manusia. Oleh karena itu, sebelum dibahas pengertian kepemimpinan yang

    menjurus pada bidang pendidikan, maka perlu dipahami dahulu pengertian

    kepemimpinan yang bersifat universal dalam hal ini para ahli yang berusaha

    memberikan definisi kepemimpinan. Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi

  • 9

    manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan suatu

    organisasi. Suatu kepemimpinan harus mampu menghadapi berbagai macam

    faktor seperti: struktur, kekuasaan, dan kondisi keadaan lingkungan

    organisasinya. Dengan sebaliknya kepemimpinan juga harus bisa menyelesaikan

    berbagai persoalan yang berhubungan dengan organisasinya (Sumidjo, 2010, hal.

    15).

    Kepemimpinan pendidikan berkaitan dengan masalah kepala sekolah

    dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif

    dengan para guru dalam kondisi yang efektif. Dalam hal ini, diperlukan kepala

    sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa

    persahabatan, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai

    individu maupun sebagai kelompok. Perilaku kepala sekolah yang positif dapat

    mendorong, mengarahkan, memotivasi seluruh warga sekolah untuk bekerja

    sama dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.

    Kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan

    hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mewujudkan tujuan

    pendidikan secara efektif, efisien dan produktif. Oleh karena itu kepala sekolah

    memiliki posisi yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen sekolah

    agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan

    kebutuhan zaman (Mulyasa, 2013, hal. 7).

    Kepala sekolah sebagai pucuk kepemimpinan kependidikan, mengajak

    kerja sama semua pihak baik orang tua siswa, warga sekolah, masyarakat,

    instansi swasta maupun pemerintah. Dalam peningkatan mutu pendidikan

    diberikan untuk meningkatkan kreatifitas dan inovasi belajar sebagai

    peningkatan mutu pendidikan untuk membangun diri bagi semua warga sekolah

    untuk disiplin dan saling memotivasi adanya usaha untuk meningkatkan sarana

    dan prasarana sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar. Keberadaan kepala

    sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah usaha-usaha dalam bentuk

    kebijakan yang dilakukan kepala sekolah dan didukung pihak lain yang berkaitan

    dalam mengupayakan meningkatkan mutu pada kualitas dan kualitas siswa yang

    melakukan pembelajaran pada lembaga pendidikan. Adapun standarisasi mutu

    pendidikan dapat dilihat dari jumlah kelulusan siswa dan nilai yang diperoleh

    siswa serta pendayagunaan siswa dilingkungan masyarakat baik itu pada

  • 10

    lapangan pekerjaan maupun diterimanya siswa pada lembaga pendidikan

    lanjutan.

    Keberhasilan seorang kepala sekolah dalam mengelola sekolah,

    ditentukan oleh dua faktor, yaitu : (1) kemampuan inovasi kepala sekola, yaitu

    keberanian melakukan sesuatu yang baru, mengidentifikasi berbagai kebutuhan

    dan memanfaatkanpeluang yang terbuka bagi pencapaian suatu sekolah, (2)

    tingkat efisiensi dan efektivitas yang dapat dicapai dalam gerak organisasi

    sekolah yang dipimpinnya (Mukhtar, 2003, hal. 77). Adapun karakteristik yang

    harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu :

    1) Tanggung jawab seimbang

    Keseimbangan disini adalah antara tanggung jawab dengan pekerjaan

    yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus

    menyelesaikan pekerjaan tersebut.

    2) Model peranan yang positif

    Peranan adalah tanggung jawab, perilaku, dan sifat yang diharapkan

    dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu,

    seorang pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan

    contoh oleh bawahannya. Jika mereka melakukan apa yang

    diharapkan dari karyawannya untuk tepat waktu, maka pemimpin

    tersebut harus bersikap tepat waktu dalam memenuhi janji atau

    melaksanakan tugasnya.

    3) Memiliki keterampilan komunikasi yang baik

    Pemimpin yang baik harus berani menyampaikan ide-idenya secara

    ringkas dan jelas serta dengan cara yang tepat.

    4) Memiliki pengaruh positif

    Pemimpin yang baik memiliki pengaruh tehadap karyawannya dan

    menggunakan pengaruh tersebut untuk hal-hal yang positif. Pengaruh

    adalah seni menggunakan kekuasaan untuk menggerakkan atau

    mengubah pandangan orang lain kearah suatu tujuan atau sudut

    pandang Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain.

    5) Mempunyak kemampuan untuk meyakinkan orang lain (persuasif)

    Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang dapat menggunakan

    keterampilan komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang

  • 11

    lain terhadap sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada

    tanggung jawab total terjadap sudut pandang tersebut.

    Selain memiliki karakteristik sebagaimana telah dijelaskan diatas,

    seorang pemimpim yang baik harus dapat memainkan peranan penting dalam

    melakukan tiga hal berikut :

    a) Mengatasi penolakan terhadap penolakan

    Orang-orang yang memiliki posisi manajemen sering kali berusaha

    megatasi hal ini dengan menggunakan kekuasaan dan kendali. Akan

    tetapi, pemimpin mengatasi penolakan dengan menciftakan komitmen

    total secara sukarela terhadap tujuan dan nilai-nilai bersama.

    b) Mengatasi kebutuhan kelompok-kelompok didalam, diluar ruangan

    Bila terjadi konflik kepentingan antara perusahaan dengan salah satu

    pemasoknya, maka pemimpin harus dapat menemukan cara

    mengatasinya tanpa merugikan salah satu pihak.

    c) Membentuk kerangka etis yang menjadi dasar kegiatan setiap

    karyawan dan perusahaan secara keseluruhan

    Kerangka etis ini dapat diwujudkan dengan cara memberikan contoh

    perilaku yang etis , memilih orang-orang yang berperilaku etis

    sebagai anggota tim, mengkomunikasikan tujuan organisasi,

    memperkuat perilaku yang sesuai didalam dan diluar organisasi, serta

    menyampaikan posisi-posisi yang etis secara internal dan eksternal

    (Bennis dan Nanus 1985, hal. 184-186).

    Seorang kepala sekolah juga harus memiliki Kompetensi

    kepemimpinan untuk memimpin lembaga pendidikan untuk meningkatkan

    kualitas pendidikan yang efektif. Sebagaimana yang tertulis dalam

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13

    Tahun 2017 tentang standar kepala sekolah/madrasah, yaitu :

  • 12

    Tabel 2.1 Standar Kepala Sekolah

    Dimensi

    Kompetensi

    Kompetensi

    1. Kepribadian

    Berakhlak mulia, mengembangkan

    budaya dan tradisi akhlak mulia bagi

    komunitas sekolah/madrasah.

    Memiliki integrasi kepribadian sebagai

    pemimpin.

    Memiliki keinginan yang kuat dalam

    pengembangan diri.

    Bersikap terbuka dalam melaksanakan

    tugas pokok dan fungsi.

    Mengendalikan diri dalam menghadapi

    masalah pekerjaan sebagai kepala

    sekolah/madrasah.

    Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai

    pemimpin pendidikan.

    2. Manajerial Menyusun perencanaan sekolah/madrasah

    untuk berbagai tingkat perencanaan.

    Mengembangkan organisasi

    sekolah/madrasah sesuai dengan

    kebutuhan.

    Dalam rangka pendayagunaan sumber

    daya sekolah/madrasah secara optimal.

    Mengelola perubahan dan pembangunan

    sekolah/madrasah menuju organisasi

    pelajar yang efektif.

    dan peserta didik.

    Mengelola guru dan staf dalam rangka

    pendayagunaan secara optimal.

  • 13

    Menciftakan budaya dan iklim

    sekolah/madrasah yang kondusif dan

    menciftakan budaya dan iklim sekolah

    yang kondusif dan inovatif bagi pelajar

    Mengelola sarana dan prasarana sekolah

    dalam rangka pendayagunaan secara

    optimal.

    Mengelola hubungan sekolah dan

    masyarakat dalam rangka pencarian

    dukungan ide, sumber belajar, dan

    pembiayaan sekolah.

    Mengelola peserta didik dalam rangka

    penerimaan peserta didik baru, dan

    penempatan pengembangan kapasitas

    peserta didik.

    Mengelola pengembangan kurikulum,

    keuangan sekolah, ketatausahaan dan

    mengelola unit layanan khusus sekolah.

    Mengelola sistem informasi sekolah dalam

    mendukung penyusunan program dan

    pengambilan keputusan.

    Memanfaatkan kemajuan teknologi

    informasi bagi peningkatan pembelajaran

    dan manajemen sekolah.

    Melakukan monitoring, evaluasi dan

    pelaporan pelaksanaan program kegiatan

    sekolah dengan prosedur yang tetap serta

    merencanakan tindak lanjutnya.

  • 14

    3. Kewirausahaan Menciftakan informasi yang berguna bagi

    pengembangan sekolah/madrasah.

    Bekerja keras untuk mencapai

    keberhasilan sekolah/madrasah.

    Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses

    dalam melaksanakn tugas pokok dan

    fungsinya sebagai pemimpin sekolah.

    Pantang menyerah dan selalu mencari

    solusi terbaik dalam menghadapi kendala

    yang dihadapi sekolah.

    Memiliki naluri kewirausahaan dalam

    mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah

    sebagai sumber belajar peserta didik.

    4. Supervisi Merancang program supervisi akademik

    dalam rangka profesionalisme guru.

    Melaksanakan supervisi akademik

    terhadap guru dengan menggunakan

    pendekatan dan teknik supervisi yang

    tepat.

    Menindak lanjuti hasil supervisi terhadap

    guru dalam rangka peningkatan

    profesionalisme guru.

    5. Sosial Bekerja sama dengan pihak lain untuk

    kepentingan sekolah.

    Berpartisipasi dalam kegiatan sosial

    kemasyarakatan.

  • 15

    2. Pentingnya Kepemimpinan Kepala Sekolah

    Kepemimpinan pendidikan berkaitan dengan masalah kepala

    sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan

    pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang

    kondusif. Dalam hal ini, perilaku kepala sekolah harus dapat

    mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat,

    dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai

    individu maupun sebagai kelompok. Perilaku instrumental kepala

    sekolah merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara

    lansung diklarifikasi dalam peranan dan tugas-tugas para guru,

    sebagai individu dan sebagai kelompok. Perilaku kepala sekolah yang

    positif dapat mendorong, mengarahkan, dan memotivasi seluruh

    warga sekolah untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi, dan

    tujuan sekolah.

    Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang

    dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam

    mengimplementasikan manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan

    pendidikan efektif, efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh karena itu,

    kepala sekolah memiliki posisi yang sangat penting dalam

    menggerakkan manajemen sekolah agar dapat berjalan sesuai dengan

    tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman, khususnya

    kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni.

    Pentingnya kepemimpinan kepala ini perlu lebih ditekankan lagi,

    terutama dalam kaitannya dengan kabijakan otonomi daerah dan

    desentralisasi pendidikan. Dalam desentralisasi pendidikan yang

    menekankan pada manajemen berbasis sekolah, kepala sekolah

    memiliki otonomi yang tinggi dalam memajukan dan

    mengembangkan sekolahnya. Meskipun demikian, tidak sedikit

    kepala sekolah yang kebingungan, karena tidak memahami visi dan

  • 16

    misinya, apalagi jika pemerintah daerah yang menjadi raja-raja kecil

    didaerah sering mengintervensi urusan sekolah. Oleh karena itu,

    dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan,

    diperlukan pemimpin-pemimpin yang mengerti, dan memahami

    pendidikan secara utuh dan menyeluruh, serta memiliki kepedulian

    dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan pendidikan yang

    berkualitas didaerahnya.

    Dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan, para

    pejabat daerah harus paham tentang pentingnya kepemimpinan

    kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan tingkat sekolah yang

    memiliki peran penting dalam mewujudkan sekolah efektif, dan

    pembelajaran yang berkualitas. Kepemimpinan kepala sekolah yang

    efektif antara lain dapat dianalisis berdasarkan kriteria berikut ini :

    a. Mampu memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan

    dan seluruh warga sekolah lainnya untuk mewujudkan

    proses pembelajaran yang berkualitas, lancar, dan

    produktif.

    b. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat

    waktu dan epat sasaran

    c. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan

    masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif

    dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.

    d. Mampu menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai

    dengan tingkat kedewasaan pendidik dan tenaga

    kependidikan lain disekolah

    e. Dapat bekerja secara kolaboratif dengan tim manajemen

    sekolah

    f. Dapat mewujudakan tujuan sekolah secara efektif, efisien,

    produktif, dan akuntabel sesuai dengan ketentuan yang

    telah ditetapkan (Mulyasa, 2013, hal. 17-18).

  • 17

    3. Tipe-tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah

    1) Tipe Pemimpin Otokratik

    Otokratis berasal dari kata “oto” yang berarti sendiri dan “kratos”

    yang berarti memerintahkan dan menentukan sendiri. Adapun

    ciri-ciri dari pemimpin otokratis antara lain : menganggap

    bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kritik,

    saran atau pendapat, menganggap organisasi sebagai milik pribadi

    (Siagian, 2004, hal. 34).

    2) Tipe Laissez Faire

    Tipe laissez faire bentuk kepemimpinan ini merupakan kabaikan

    dari bentuk kepemimpinan otoriter. Kepemimpinan ini pada

    dasarnya tidak melaksanakan kegiatan dengan cara apapun

    contohnya tidak berpartisipasi sama sekali dan komentar yang

    tidak konsisten atas aktivitas anggota dan ia tidak berusaha sama

    sekali untuk menilai atau mengatur kejadian-kejadian (Winardi,

    1997, hal. 105). Kepemimpinan ini pada dasarnya kurang tepat

    bila dilaksanakan secara murni dilingkungan lembaga pendidikan

    karena dalam hal ini setiap anggota kelompok bergerak sendiri-

    sendiri sehingga semua aspek manajemen administrasi tidak dapat

    diwujudkan dan dikembangkan.

    3) Tipe Demokratis

    Kepemimpinan demokratis adalah yang aktif, dinas, dan terarah

    yang berusaha memanfaatkan setiap orang untuk kepentingan

    kemajuan dan perkembangan organisasi. Saran, kritik, dan

    pendapat-pendapat setiap anggota disalurkan dengan sebaik-

    baiknya dan diusahakan memanfaatkannya bagi pertumbuhan dan

    kemajuan organisasi sebagai perwujudan tanggung jawab

    bersama. Pemimpin yang demokratis memiliki sifat antara lain :

    a) Dalam menggerakkan bawahan bertitik tolak dari pendapat

    bawahan manusia itu makhluk yang mulia

  • 18

    b) Selalu berusaha menyinkronkan kepentingan dan tujuan

    organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi bawahan

    c) Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahan.

    d) Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dan

    membimbingnya

    e) Mengutamakn kerja sama untuk mencapai tujuan

    f) Mengusahakan agar bawahan dapat lebih suskes dari pada

    dirinya

    g) Selalu mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai

    pemimpin (Siagian, 2004, hal. 36).

    4. Fungsi Kepemimpinan

    Fungsi kepemimpinan adalah bagian dari tugas utama yang

    dilaksanakan. Tetapi untuk merumuskan apa yang dimaksudkan

    dengan fungi kepemimpinan adalah sulit, sama sulitnya memberikan

    definisi tentang kepemimpinan itu sendiri. Kesulitan itu terjadi sebab

    kepemimpinan menarik perhatian para pakar untuk menelitinya,

    sehingga melahirkan penelitian kepemimpinan yang berbeda-beda

    (Wahyosumidjo, 2010, hal. 39).

    Kepala sekolah sebagai komponen utama dalam pendidikan harus

    mengetahui tugas dan fungsi kepala sekolah. Diantaranya, tugas

    utama kepala sekolah adalah sebagai berikut :

    a) Memimpin dan mengatur situasi, mengendalikan kegiatan

    kelompok organisasi atau lembaga, dan menjadi juru bicara

    kelompok.

    b) Meyakinkan orang lain tentang perlunya perubahan menuju

    kondisi yang lebih baik.

    c) Mengingatkan tujuan akhir dari perubahan.

    d) Membantu kelancaran proses perubahan, khususnya

    menyelesaikan masalah dan membina hubungan antar pihak

    yang berkaitan.

  • 19

    e) Menghubungkan orang dengan sumber dana yang diperlukan.

    Adapun fungsi kepala sekolah sebagai seorang pemimpin

    adalah memperhatikan dan mempraktikan fungsi kepemimpinan

    kehidupan sekolah, yaitu sebagai berikut :

    a) Memperlakukan semua bawahannya dengan cara yang sama

    sehingga tidak terjadi salah paham. Sebaliknya, dapat

    meningkatkan kebersamaan diantara mereka yaitu staf, guru

    dan para siswa.

    b) Bertanggung jawab untuk memenuhi atau menyediakan

    dukungan yang diperlukan oleh para guru, staf dan siswa baik

    berupa dana, peralatan, waktu maupun suasana yang

    mendukung.

    c) Mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para

    guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah

    ditetapkan.

    d) Menciftakan rasa aman didalam sekolah

    e) Memberikan penghargaan dan pengakuan pada setiap

    bawahannya yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk

    seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan mengikuti

    pendidikan dan sebagainya (Hasan Bisri, 2014, hal. 43-44).

    Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkunga

    sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus

    menaruh perhatian tentang apa yang tentang apa yang terjadi pada

    peserta didik disekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan

    masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah dituntun untuk

    senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hbungan kerja

    sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan

    sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini

    akan membentuk saling pengertian antara sekolah, orang tua,

    masyarakat, saling membantu antara sekolah dan masyarakat

  • 20

    karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-

    masing serta kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai

    pihak yang ada dimasyrakat dan mereka merasa ikut bertanggung

    jawab atas suksesnya pendidikan disekolah.

    Kepala sekolah profesional tidak saja dituntun untuk

    melaksanakan berbagai tugasnya disekolah, tetapi ia juga harus

    mampu menjalin hubungan kerja sama dengan masyarakat dalam

    rangka membina pribadi peserta didik secara optimal (Mulyasa,

    2005, hal. 187).

    5. Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah Efektif

    Sekolah merupakan organisasi jasa yang tujuannya adalah

    melahirkan generasi yang mandiri dan siap terjun ditengah-tengah

    lingkungan sosial masyarakat. Tujuan mulia tersebut akan tercapai

    ketika adanya kerjasama yang baik dari segala unsur dan elemen

    sekolah. Keberhasilan sekolah dalam memberdayakan segala unsur

    dan elemen yang ada dipengaruhi oleh seorang pemimpin disekolah

    yakni kepala sekolah. Keberhasilan kepala sekolah adalah

    keberhasilan bawahan (guru, staf, kebersihan, satpam dan lain-lain)

    dan keberhasilan bawahan adalah keberhasilan kepala sekolah.

    Kepala sekolah yang efektif sedikitnya harus mengetahui,

    menyadari, dan memahami tiga hal : (1) mengapa pendidikan yang

    berkualitas diperlukan disekolah (2) apa yang harus dilakukan untuk

    meningkatkan mutu dan produktivitas sekolah (3) bagaimana

    mengelola sekolah secara efektif untuk mencapai prestasi yang tinggi.

    Kemampuan menjawab ketiga pertanyaan tersebut dapat dijadikan

    tolak ukur sebagai standar kelayakan apakah seseorang dapat menjadi

    kepala sekolah yang efektif atau tidak.

    Indikator kepala sekolah efektif secara umum dapat diamati dari

    tiga hal pokok sebagai berikut : (1) komitmen terhadap visi sekolah

    dalam menjalankan tugas dan fungsinya (2) menjadikan visi sekolah

  • 21

    sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah (3)

    senantiaasa memfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan

    kinerja guru dikelas (Wahyudi, 2009, hal. 9).

    Proses kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan gaya

    kepemimpinan yang diguanakannya. Dari berbagai gaya

    kepemimpinan kepala sekolah, gaya kepemimpinan situasional

    cenderung lebih fleksibel dalam kondisi operasional sekolah. Gaya

    kepemimpinan situasional berangkat dari anggapan bahwa tidak ada

    gaya kepemimpinan kepala sekolah yang terbaik, melainkan

    bergantung pada situasi dan kondisi sekolah. Situasi dan kondisi

    tersebut antara lain meliputi tingkat kematangan guru dan staf, yang

    dapat dilihat dari dua dimensi, yakni dimensi kemampuan (kesadaran

    dan pemahaman) dan dimensi kemauan (tanggung jawab, kepedulian,

    dan komitmen).

    6. Sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah

    Kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan berbagai tugas

    dan fungsi yang harus diembankan dalam mewujudkan sekolah

    efektif, produktif, mandiri, dan akuntabel. Dari berbagaia tugas dan

    fungsi kepala sekolah yang harus diembannya dalam

    mengembangkan sekolah secara efektif, efisien, produktif dan

    akuntabel. Sedikitnya terdapat sepuluh kunci kepemimpinan

    (Mulyasa, 2013, hal. 28), yaitu :

    a) Visi yang utuh

    Visi merupakan impian/harapan yang ingin dicapai oleh

    warga sekolah. Visi sekolah dijadikan sebagai cita-cita

    bersama warga sekolah dan segenap pihak yang

    berkepentingan pada masa yang akan datang, mampu

    memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga

    sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan. Visi sekolah

    dirumuskan berdasarkan masukan dari berbagai warga

  • 22

    sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan. Karakteristik

    kepala sekolah yang memiliki visi yang utuh dapat

    diidentifikasi berniat ibadah dalam melaksanakan tugasnya,

    beragama dan taat melaksanakn ajarannya, berniat baik

    sebagai kepala sekolah, berlaku adil dalam memecahkan

    masalah, bersikap rendah hati, berhasrat untuk memajukan

    sekolah, bertanggung jawab terhadap segala ucapan dan

    perbuatannya, tidak terlalu berambisi terhadap imbalan

    materi dari hasil pekerjaannya.

    b) Tanggung Jawab

    Salah satu sifat yang dapat memperkuat keyakinan kepala

    sekolah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya adalah

    merasa dirinya diamanahi kepemimpinan dan harus

    bertanggung jawab. Hal ini memberikan kontribusi keyakinan

    dan keimanan akan kemampuan, dan menciftakan wibawa

    dalam diri bawahannya. Hal ini juga sekaligus dapat

    memberantas kelemahan bawahan, dan menumbuhkan rasa

    percaya diri para tenaga kependidikan dalam melaksanakan

    tugas, dan meningkatkan kinerjanya. Rasa percaya diri

    merupakan perekat dalam bertindak sesuatu, dengan percaya

    diri seseorang bisa berkomunikasi dengan baik dan bagi

    kepala sekolah rasa percaya diri ini merupakan salah satu

    dasar dalam memimpin suatu sekolah. Tanggung jawab

    merupakan beban yang harus dipikul dan melekat pada

    seorang kepala sekolah. Segala tindakan yang dilakukan oleh

    semua staf sekolah merupakan tanggung jawab kepala

    sekolah. Memikul tanggung jawab adalah kewajiban seorang

    pemimpin dalam berbagai situasi dan kondisi.

    c) Keteladanan

    Keteladanan merupakan dimensi yang tidak kalah pentingnya

    dalam kepemimpinan kepala sekolah. Melalui pembinaan

  • 23

    yang intensif hendaknya masalah keteladanan ini selalu

    diingatkan. Kelakuan kepala sekolah selalu menjadi contoh

    yang baik bagi bawahannya akan menjadi salah satu modal

    utama bagi terlaksananya manajemen sekolah yang efektif.

    Perilaku keteladanan kepala sekolah bisa ditunjukkan dengan

    selalu menghargai bawahan baik guru maupun siswanya.

    Penghargaan tidak hanya ditunjukkan dengan materi tetapi

    bisa dilakukan dengan ungkapan-ungkapan yang

    menyenangkan.

    d) Memberdayakan staf

    Memberdayakan staf sudah merupakan suatu hal yang sangat

    diperlukan dalam siste pendidikan dimana peranan staf

    sangan signifikan dalam sistem pendataan yang harus serba

    ontime atau tepat waktu.

    e) Mendengarkan orang lain

    Menjadi pendengar yang baik adalah salah satu syarat mutlak

    yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin tidak terkecuali

    seorang kepala sekolah untuk bisa memiliki pengaruh

    terhadap guru dan warga sekolah lainnya. Ada beberapa

    alasan mengapa kepala sekolah harus menjadi pendengar

    yang baik yaitu membangun kepercayaan, dukungan,

    menjadikan sesuatu terlaksana, dan mempermudah

    mendapatkan informasi.

    f) Memberikan layanan prima

    Beberapa upaya kepala sekolah dalam memberikan

    pelayanan prima yaitu disiplin kehadiran guru, sikap ramah

    guru, memberikan penghargaan/pujian yang wajar, bersikap

    ramah dan kooperatif dengan masyrakat dan orang tua,

    menjaga keharmonisan dengan instansi, melakukan perbaikan

    secara berkesinambungan dengan memperbaiki layanan yang

    kurang memuaskan.

  • 24

    g) Mengembangkan orang

    Dalam mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM)

    disekolah, perlu diupayakan agar setiap tenaga kependidikan

    yang ada, baik guru maupun tenaga administrasi, dapat

    mengembangkan kemampuan dan kariernya secara optimal.

    Hal ini memberi dampak terhadap mutu layanan yang

    diberika, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan muru

    pembelajaran.

    h) Memberdayakan sekolah

    Pemberdayaan merupakan cara yang efektif untuk

    mendapatkan kinerja terbaik dari staf atau pihak yang dibina.

    Pemberdayaan lebih dari sekedar pendelegasian tugas dan

    kewenangan tetapi juga pelimpahan proses pengembangan

    keputusan dan tanggung jawab secara penuh (Stewart, 1998,

    hal. 34). Cara memberdayakan sekolah yaitu bentuk

    pemberdayaan yang disarankan adalah kerja sama. Kepala

    sekolah akan dapat menumbuhakan budaya pemberdayaan

    disekolah perlu ada dua hal yaitu kepercayaan dan

    keterbukaan.

    i) Fokus pada peserta didik

    Kebutuhan utama yang harus dipenuhi oleh kepala sekolah

    adalah bahwa peserta didik harus belajar secara optimal.

    Perhatian pada peserta didik juga termasuk bagaimana

    memperhatikan motivasi belajar mereka. Layanan peserta

    didik harus juga diarahkan pada tersedianya sarana dan

    prasarana sekolah serta melakukan kerja sama dengan

    lembaga pendidikan yang lebih tinggi akan menberikan

    manfaat yang besar dalam rangka mengembangkan semua

    potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

    j) Manajemen yang mengutamakan praktik

  • 25

    Seorang kepala sekolah harus pandai berteori dan

    mempraktikkan gagasan tersebut dalam tindakan nyata.

    Praktik adalah tindakan nyata seorang kepala sekolah dalam

    melaksanakan kepemimpinannya.

    Selain itu menurut Marshal dan Molly (2012, hal. 96)

    terdapat lima prinsip kepemimpinan manajemen yang terkandung

    dalam rukun islam, yaitu :

    a) Rukun Islam ke-1 (Syahadat) Prinsip Visioner

    Yang bisa dimaknai dari syahadat dalam kepemimpinan, “Saya

    bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad

    utusan Allah” sebenarnya memiliki makna yang sangat dalam.

    Pernyataan tersebut merupakan sebuah life mission statement,

    sebuah pernyataan misi hidup dimana kita berkomitmen akan

    terus menjadi hamba Allah dan pengikut Nabi yang setia. Bagi

    mereka yang memaknai prinsip ini, tentunya akan memiliki

    sebuah pandangan dimana segala aktivitas harus dikaitkan

    dengan sebuh visi besar keberhasilan saat pulang kehadapan

    Tuhan. Hal ini akan membawa seseorang untuk senantiasa

    memuliakan Tuhan dalam setiap aktivitasnya. Sama seperti

    pemimpin, maka setiap pemimpin harus memiliki mission

    statement yang jelas, visi yang jelas, kemana dia akan

    membawa orang yang dipimpinnya.

    b) Rukun Islam ke-2 (Shalat) Prinsip Disiplin

    Banyak orang shalat sebagai rutinitas, tanpa memaknai secara

    mendalam, apa makna yang terkandung dalam shalat bukan

    hanya sekedar doa yang baik, gerakan yang menyehatkan,

    sehingga mampu menghindarkan kita dari perbuatan yang

    buruk. Shalat melatih kita untuk menjadi pribadi yang disiplin,

    apabila kita mengikuti aturan mainnya dengan baik. Itulah

    mengapa shalat telah memiliki waktu yang sudah ditentukan.

  • 26

    Shalat dalam kepemimpinan ibarat sebuah meeting. Ini

    adalah meeting yang istimewa, yaitu meeting lansung dengan

    allah. Saat adzan memanggil akan terlihat mana orang yang

    memang disiplin untuk segera memnuhi panggilan tersebutatau

    mana yang suka menunda-nunda. Shalat melatih kita untuk

    tepat waktu dan menepati janji, shalat tidak hanya bermakna

    secara vertikal kepada tuhan. Namun juga berdampak

    terhadap hubungan kita sesama manusia.

    c) Rukun Islam ke-3 (Puasa) Prinsip Integritas

    Berbicara bulan ramadhan, semua muslim diwajibkan untuk

    berpuasa. Makna berpuasa bagi seorang pemimpin tidak lain

    mengajarkan untuk memiliki integritas yang tinggi. Ketika kita

    sedang berpuasa hanya kita dan tuhanlah yang tau puasa

    membuat kita baik, baik dilihat orang atau tidak tetap

    melaksanakan apa yang diperintahkan dengan teguh.

    Karakter kepemimpinan seperti itu pula yang diharapkan

    dalam islam. Tidak hanya puasa, namun perintah lain seperti

    menjaga kejujuran, disiplin, perlu ditegakkan baik saat kita

    dilihat orang atau tidak, inilah makna integrasi yang

    sebenarnya, dan islam sudah mengajarkan itu sejak lama

    sekali.

    d) Rukun Islam ke-4 (Zakat) Prinsip Peduli

    Zakat merupakan sebuah aktivitas yang sudah jelas untuk

    menumbuhkan kepedulian kita kepada sesama. Makna apa

    yang bisa diambil dari zakat ini bukan semata-mata kita

    memberikan sesuatu yang diperlukan kepada orang yang kita

    pimpin, namun bagaimana kita bisa menjadi seorang yang

    lebih baik dan bisa menjadi pemimpin-pemimpin berikutnya.

    Seorang pemimpin harus berkomitmen sebagai pemimpin

    muslim (minimal pemimpin diri sendiri) untuk peduli dan

    memberikan kepada masyarakat ilmu yang bermanfaat yang

  • 27

    bisa digunakan secara lansung oleh siapapun untuk

    meningkatkan kualitas hidup mereka.

    e) Rukun Islam ke-5 ( Naik haji) Prinsip Rendah Hati

    Naik haji merupakan sebuah aktivitas total bagi muslim yang

    mampu untuk mempersiapkan harta, fisik, dan mental mereka

    untuk melaksanakan perintah allah. Apa yang bisa diambil dari

    naik haji, selain memerlukan pengorbanan, dapat juga dilihat

    bahwa haji sesungguhnya mengajarkan nilai-nilai kesetaraan.

    Tidak peduli siapapun diri kita, dari mana kita berasal,

    ataupun warna kulit kita semua umat Nabi Muhammad ada

    pada derajat yang sama. Hal yang membedakannya ialah

    ketaqwaannya. Prinsip inilah yang biasanya sulit ada dihati

    seorang pejabat atau pemimpin tingkat tinggi. Sebagai seorang

    pemimpin, terbesit keinginan untuk selalu disanjung, dipuji,

    disambut, dihormati atau diperlukan “tinggi” dibandingkan

    dengan rata-rata orang pada umumnya.

    Rasulullah dan sahabatnya pun mencontohkan hal ini

    dengan sangat baik. Seperti naik haji, tidak semua pemimpin

    mampu melakukan ini. Rasulullah dan sahabat walaupun

    pemimpin umat, bisa hidup mewah dan kaya raya, mereka

    memilih untuk sederhana dan mengabdikan diri kepada

    rakyatnya. Jika digambarkan mereka adalah pemimpin yang

    apabila ada tantangan yang menghadang, merekalah yang

    pertama memikirkannya.

    B. Mutu Pendidikan

    Mutu adalah kualitas. Secara umum, mutu dapat diartikan

    sebagai gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau

    jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan

    kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks

  • 28

    pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses dan output

    pendidikan (Depdiknas, 2001) yang dikutip oleh Mulyasa (2013,

    hal. 157).

    Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia

    karena dibutuhkan untuk berlansungnya proses. Sesuatu yang

    dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-

    harapan sebagai pemandu bagi berlansungnya proses. Proses yang

    dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses

    pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program dan proses

    belajar mengajar. Proses pendidikan merupakan berubahnya

    sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh

    terhadap berlansungnya proses disebut input, sedangkan suatu hasil

    disebut output.

    Proses adalah serangkaian kegiatan pendidikan yang dirancang

    secara sadar dalam usaha untuk meningkatkan kompetensi input

    demi menghasilkan output yang bermutu. Proses dikatakan bermutu

    tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan

    input sekolah dilakukan secara harmonis, sehinggan mampu

    menciftakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, mampu

    mendorong mitivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu

    memberdayakan peserta didik. Kata memberdayakan mengandung

    arti bahwa peserta didik tidak sekedar menguasai pengetahuan yang

    diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut telahjuga

    telah menjadi muatan nurani peserta didik.

    Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja

    sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/prestasi

    sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitas, efektivitas,

    produktivitas, efisiensi, inovasi, kualitas kehidupan kerja, dan

    moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output

    sekolah, dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan

  • 29

    berkualitas atau bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya

    prestasi siswa menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam prestasi

    akademik maupun prestasi non akademik.

    Mutu pendidikan sebagai salah satu pengembangan sumberdaya

    manusia sangat penting maknanya bagi pengembangan nasional.

    Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa pada keberadaan

    pendidikan yang berkualitas pada masa kini, pendidikan yang

    berkualitas hanya akan muncul apabila terdapat lembaga pendidikan

    yang berkualitas karena itu upaya peningkatan mutu pendidikan

    merupakan titik strategi dalam upaya untuk menciftakan pendidikan

    yang berkualitas. Manajemen peningkatan mutu pendidikan merupakan

    suatu metode peningkatan mutu yang bertumpu pada lembaga itu

    sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik dan kemampuan

    organisasi guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat

    (Mulyasa, 2013, hal. 16). Mutu pendidikan semakin berkembang

    dengan sejalannya waktu. Hal ini disebabkan kebutuhan atau kinerja

    konsumen (pelanggan) telah berubah, konsumen semakin kritis untuk

    menerima pelayanan yang dapat memuaskan keinginannya.

    Proses pendidikan yang bermutu ditentukan oleh berbagai unsur

    dinamis yang akan ada didalam sekolah itu dan lingkungannya sebagai

    suatu kesatuan sistem. Menurut Townsend dan Butterworth (1992, hal.

    35) dalam bukunya Your Chils’s School, ada sepuluh faktor penentu

    terwujudnya proses pendidikan yang bermutu, yaitu :

    1) Keefektifan kepemimpinan kepala sekolah

    2) Partisipasi dan tanggungjawab guru dan staf

    3) Proses belajar mengajar yang efektif

    4) Pengembangan staf terprogram

    5) Kurikulum yang relevan

    6) Memiliki visi dan misi yang jelas

    7) Iklim sekolah yang kondusif

  • 30

    8) Penilaian diri terhadap kekuatan dan kelemahan

    9) Komunikasi efektif baik internal maupun eksternal

    10) Keterlibatan orang tua dan masyarakat secara intrinsik

    (Makawimbang, 2011, hal. 51).

    Terciptanya pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari

    unsur-unsur yang membangunnya. Kesepuluh unsur diatas adalah

    salah satu penunjang keberhasilan terwujudnya pendidikan yang

    bermutu. Jika kesepuluh unsur tesebut ada dan dilaksanakan secara

    maksimal, maka hasil yang diinginkan bisa tercapai.

    Menurut Cepi Triana (2015, hal. 51) mutu pendidikan adalah

    kepuasan penerima jasa pendidikan terhadap layanan pendidikan.

    Didalam konteks pendidikan, pengertian kualitas atau mutu dalam

    hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dari

    konteks “proses” pendidikan yang berkualitas terlibat sebagai input,

    metodologi, sarana prasarana sekolah, dukungan administrasi dan

    sumber daya lainnya (Pidarta, 2004, hal. 8).

    Mutu pendidikan sebagai salah satu pengembangan sumber

    daya manusia yang sangat penting maknanya bagi pengembangan

    nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa pada

    keberadaan pendidikan yang berkualitas pada masa kini,

    pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul apabila terdapat

    lembaga pendidikan yang berkualitas, karena itu upaya

    meningkatkan mutu pendidikan merupakan titik strategi dalam

    upaya menciftakan pendidikan yang berkualitas. Manajemen

    peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu metode

    peningkatan mutu yang bertumpu pada lembaga itu sendiri,

    mengaplikasikan sekumpulan teknik dan kemampuan organisasi

    guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat (Mulyasa,

    2003, hal. 16).

  • 31

    Sistem manajemen mutu pendidikan yang diterapkan dipendidikan

    menengah adalah suatu proses pengelolaan untuk mengarahkan dan

    mengendalikan satuan pendidikan dengan penetapan kebijakan,

    sasaran, rencana dan proses/prosedur mutu, serta pencapaian secara

    berkelanjutan. Sasaran yang diharapkan dengan penerapan manajemen

    mutu dalam pendidikan adalah meningkatkan mutu layanan,

    memperbaiki produktivitas dan efisiensi melalui perbaikan kinerja

    serta meningkatkan mutu proses pendidikan sehingga dapat

    menghasilkan lulusan yang memuaskan atau memenuhi kebutuhan

    stakeholders.

    Selanjutnya terdapat beberapa pengertian yang berkaitan

    dengan mutu pendidikan, yaitu:

    1) Indikator Mutu

    Indikator mutu adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di

    sekolah yang dapat memberikan petunjuk tentang pendidikan

    bermutu baik dan dapat digunakan untuk dapat mengevaluasi

    mutu, serta dapat dirangkum untuk tujuan membuat

    perbandingan. Indikator-indikator tersebut dapat menunjukkan

    sejauh mana suatu sistem pendidikan bisa mencapai sasaran

    utama pendidikan. Dalam proses pendidikan, pengertian mutu

    mencangkup input, proses dan output pendidikan (Depdiknas,

    2001). Hai ini telah diterangkan oleh Mulyasa (2012, hal. 157-

    158) bahwa :

    a. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia

    karena dibutuhkan untuk berlansungnya proses. Sesuatu

    yang dimaksud berupa sumberdaya meliputi sumberdaya

    manusia (kepala sekolah, guru, karyawan, siswa) dan

    sumberdaya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang,

    bahan dan sebagainya).

  • 32

    b. Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi

    sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap

    berlansungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu dari

    hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala

    mikro (tingkat sekolah) proses yang dimaksud adalah

    pengambilan keputusan, proses pengelolaan program,

    proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan

    evaluasi dengan catatan bahwa proses belajar mengajar

    memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibandingkan

    dengan proses-proses lainnya. Proses dikatakan bermutu

    apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan

    input sekolah dilakukan secara harmonis, sehingga mampu

    mendorong motivasi dan minat belajar dan benar-benar

    mampu memperdayakan peserta didik.

    c. Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah.

    Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan

    dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur

    dari kualitasnya, efektifitasnya, produktivitasnya,

    efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya dan

    moral kerjanya. Output sekolah dikatakan berkualitas atau

    bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi

    siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam prestasi

    akademik ataupun prestasi non akademik.

    2) Standar Mutu

    Standar mutu adalah kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh

    sekolah dan merupakan dokumen tingkat mutu satuan

    pendidikan yang disusun berdasarkan standar nasional

    pendidikan. Standar tersebut ditetapkan, diperiksa,

    ditingkatkan dan berkelanjutan oleh satuan pendidikan. Komite

    sekolah sebagai pelanggan dari layanan pendidikan dapat

    berperan dalam mengusulkan standar mutu tersebut.

  • 33

    3) Evaluasi

    Evaluasi dilakukan untuk mengukur dan menilai ketercapaian

    tujuan, yang dalam hal ini adalah tingkat ketercapaian standar.

    Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kesenjangan dan

    permasalahan yang terjadi disekolah dalam upaya memenuhi

    standar yang telah ditetapkan. Pada kasus penjaminan mutu

    sekolah, evaluasi dapat dilakukan oleh kepala sekolah atau tim

    yang dibentuk oleh kepala sekolah untuk meningkatkan

    tercapai atau tidaknya suatu mutu/kualitas sekolah. Oleh

    karena itu seluruh warga sekolah dituntun untuk bisa bekerja

    sama dalam meningkatkan kualitas sekolah agar tercapainya

    mutu sekolah.

    Investasi dalam bidang pendidikan akan memberikan

    dampak yang lebih besar dari pada investasi dalam bidang

    ekonomi. Oleh sebab itu, orang tua berupaya menyekolahkan

    anaknya disekolah yang bermutu. Ukuran sekolah yang

    bermutu dari kacamata pengguna/penerima manfaat, pada

    umumnya yaitu sekolah memiliki akreditasi A, lulusan

    diterima disekolah terbaik, guru yang profesional, ditunjukkan

    dengan uji kompetensi guru dan kinerja guru baik, hasil ujian

    nasional baik, peserta didik memiliki prestasi dalam berbagai

    kompetensi, dan memiliki karakter yang baik (Ridwan, 2015,

    hal. 1).

    Sedangkan dalam kacamata pemerintah, dalam buku

    Nasution (2010, hal. 1) sekolah yang bermutu harus memenuhi

    Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai berikut :

    a. Lulusan yang cerdas komprehensif

    b. Kurikulum yang dinamis sesuai dengan kebutuhan

    zaman

    c. Proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa dan

    mengembangkan kreativitas siswa

  • 34

    d. Proses pembelajaran dilengkapi dengan sistem penilaian

    dan evaluasi pendidikan yang andal, sahih dan

    memenuhi prinsip-prinsip penilaian

    e. Guru dan tenaga kependidikan yang profesional,

    berpengalaman dan dapat menjadi teladan

    f. Sarana dan prasarana yang digunakan lengkap dan sesuai

    dengan kearifan lokal

    g. Sistem manajemen yang akurat dan handal

    h. Pembiayaan pendidikan yang efektif dan efisien.

    C. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

    Secara garis besar, sistem penjaminan mutu pendidikan adalah

    merupakan kegiatan sistematik dan terpadu oleh satuan atau program

    pendidikan, penyelenggaraan satuan atau program pendidikan,

    pemerintah daerah, pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan

    tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.

    Penjaminan mutu merupakan bagian dalam sistem mutu yang

    direncanakan sejak awal (Plan), sebagai acuan mutu dalam pelaksanaan

    (do), diperiksa kesesuaian antara pelaksanaan dengan syarat yang

    ditentukan (check), dan ditingkatkan (act). Tahapan kegiatan

    manajemen mutu yang umum digunakan, mengacu pada siklus

    manajemen yang dipopulerkan oleh Deming (Sallis, 2002, hal. 23)

    sebagai berikut :

    a) Plan, yaitu kegiatan menetapkan standar, terutama terkait

    dengan standar kinerja guru, standar pengalaman belajar, dan

    standar hasil belajar peserta didik. Penetapan standar ini

    tergantung pada pendekatan apa yang digunakan.

    b) Do, yaitu melaksanakan proses pendidikan terutama proses

    pembelajaran yang sesuai dengan standar kinerja, untuk

  • 35

    menjamin pengalaman belajar siswa dan hasil belajar yang

    sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

    c) Check, yaitu mengevaluasi dengan cara membandingkan

    pelaksanaan proses belajar mengajar dengan dengan standar

    yang telah ditetapkan.

    d) Act, yaitu melakukan perbaikan lanjutan berdasarkan hasil

    evaluasi pelaksanaan kinerja. Peningkatan standar dilakukan

    setelah dilaksanakan diskusi terkait dengan pelaksanaan kinerja,

    antara supervisor dengan guru yang dievaluasi.

    Tujuan akhir dari program penjaminan mutu pendidikan

    adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa

    sebagaimana dicita-citakan oleh pembukaan Undang-undang Dasar

    Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui

    penerapan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP).

    Sedangkan tujuan antara yang hendak dicapai melalui sistem

    penjaminan mutu pendidikan ini adalah terbangunnya sistem

    penjaminan mutu pendidikan, meliputi :

    a. Terbangunnya budaya mutu pendidikan

    b. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas pada satuan

    program pendidikan.

    c. Ditetapkannya secara nasional acuan mutu pendidikan yang

    dirinci menurut provinsi, kabupaten/kota, dan satuan atau

    program pendidikan.

    d. Terpetakannya secara nasioanal mutu pendidikan yang dirinci

    menurut provinsi, kabupaten/kota, dan satuan atau program

    pendidikan.

    e. Terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan berbasis

    teknologi informasi dan komunikasi.

    Pendidikan sangat berhubungan erat dengan pengetahuan, sikap,

    kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya.

  • 36

    Keberhasilan program peningkatan mutu tidak terlepas dari faktor-

    faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan. Faktor yang

    mempengaruhi mutu pendidikan menurut Mujamil Qomar (2010, hal.

    205) diantaranya :

    1. Siswa, terutama yang menyangkut kesiapan dan motivasi proses

    belajarnya.

    2. Guru, terutama menyangkut kemampuan profesional, moral

    kerja (kemampuan personal), dan kerjasama (kemampuan

    sosial).

    3. Dana, sarana dan prasarana, terutama menyangkut relevansi isi

    dan operasionalisasi proses pembelajaran sekolah.

    4. Masyarakat, terutama menyangkut partisipasi mereka dalam

    mengembangkan program-program pendidikan disekolah.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut diatas harus

    dioptimalkan dalam lembaga pendidikan. Karena setiap

    faktornya mempunyai fungsi penting dalam meningkatkan

    kualitas pendidikan. Oleh karena itu, kerja sama anatara berbagai

    pihak akan dapat mendukung salah satu faktor peningkatan mutu

    pendidikan serta peningkatan keprofesionalisme warga sekolah.

    D. Prinsip-prinsip Mutu Pendidikan

    1. Fokus pada Pelanggan (Peserta Didik)

    Dalam dunia pendidikan fokus pada pelanggan ini merupakan

    fokus pada siswa, karena siswa merupakan objek yang utama dan

    pertama dalam proses pendidikan, yang ini lebih dititik beratkan

    pada proses pendidikan dari pada hasil pendidikan, karenanya fokus

    pada siswa dalam proses belajar mengajar ini merupakan hal yang

    sangat urgen dalam pencapaian mutu.

    Pelanggan disini tidak terfokus pada pelanggan internal saja akan

    tetapi juga pada pelanggan eksternal, yaitu dimana keduanya sangat

    penting dalam membangun mutu dan kualitas pendidikan, kemudian

  • 37

    yang termasuk pelanggan eksternal ini juga orang tua, pemerintah,

    dan lembaga-lembaga lain yang mendukung terwujudnya mutu

    pendidikan yang unggul.

    2. Perbaikan Proses

    Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan prediksi

    suatu seni (urutan) langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan

    menghasilkan output seperti produk berupa barang dan jasa.

    Perhatian secara terus menerus ialah merancang kembali proses

    tersebut untuk dapat lebih memenuhi kebutuhan pelanggan.

    3. Ketertiban Total

    Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior

    yang aktif mencakup usaha yang memanfaatkan bakat semua

    karyawan dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu keunggulan

    kompetitif. Guru dan karyawan pada semua tingkatan diberi

    wewenang atau kuasa untuk memperbaiki output untuk memecahkan

    persoalan, memperbaiki proses, dan memuaskan pelanggan.

    Pemasok juga dilibatkan dan diberi waktu kewaktu menjadi mitra

    melalui kerja sama dengan para karyawan yang telah diberi

    wewenang atau kuasa yang dapat menguntungkan (Sudarwan, 2006,

    hal. 55). Sedangkan visi mutu difokuskan dalam Lima hal, yaitu :

    1) Pemenuhan kebutuhan Konsumen

    Dalam sebuah sekolah yang bermutu, setiap orang menjadi

    costumer dan sebagai pemasok sekaligus. Secara khusus

    costumer sekolah adalah siswa dan keluarganya, merekalah

    yang akan memetik manfaat dari hasil proses sebuah lembaga

    pendidikan (sekolah). Sedangkan dalam kajian umum

    costumer sekolah itu ada dua, yaitu costumer internal

    meliputi orang tua, siswa, guru, administrator, staff, dan

    dewan sekolah yang berada dalam sistem pendidikan.

    Sedangkan costumer eksternal yaitu masyarakat, perusahaan,

  • 38

    keluarga, dan perguruan tinggi yang berada diluar organisasi

    namun memanfaatkan output dan proses pendidikan.

    2) Keterlibatan Total Komunitas dalam program

    Setiap orang juga harus terlibat dalam prestasi dalam rangka

    menuju kearah transpormasi mutu. Mutu bukan hanya

    tanggung jawab dewan sekolah atau pengawas, akan tetapi

    merupakan tanggung jawab semua pihak.

    3) Pengukuran Nilai Tambahan Pendidikan

    Pengukuran ini justru yang sering gagal dilakukan disekolah.

    Secara tradisional ukuran mutu atas sekolah adalah prestasi

    dan ukuran dasarnya adalah ujian. Bilamana hasil ujian

    bertambah baik, maka mutu pun akan membaik.

    4) Memandang Pendidikan sebagai suatu System

    Pendidikan mesti dipandang dengan system. Ini merupakan

    konsep yang amat sulit dipahami oleh para operasional

    pendidikan sebagai sebuah system maka para profesional

    pendidikan dapat mengeliminasi pemborosan pendidikan dan

    dapat memperbaiki mutu setiap proses pendidikan.

    5) Perbaikan berkelanjutan dengan selalu berupaya keras

    membuat output pendidikan menjadi lebih baik.

    E. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu

    Pendidikan

    Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala

    sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dalam suatu

    sekolah. Bahkan studi tersebut menyimpulkan bahwa keberhasilan sekolah

    adalah keberhasilan kepala sekolah, beberapa kepala sekolah dilukiskan

    sebagai seorang yang memiliki harapan tinggi bagi para staff dan siswa

    (Wahjosumidjo, 2010, hal. 82).

    Dalam mencapai setiap tujuan organisasi memerlukan dukungan,

    dana, sarana dan sebagainya. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk

  • 39

    memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru,

    staf dan siswa, baik berupa dana peralatan, waktu bahkan suasana yang

    mendukung.

    Kepala sekolah berperan sebagai kata pemimpin, dalam arti mampu

    menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa

    dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Rasa aman merupakan

    salah satu kebutuhan setiap orang, baik secara individu maupun secara

    kelompok. Oleh sebab itu, kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat

    menciftakan rasa aman didalam lingkungan sekolah, sehingga para gutu,

    staf dan siswa dalam melaksanakan tugasnya merasa aman, bebas dari

    segala perasaan gelisah, kekhawatiran serta memperoleh jaminan dari

    kepala sekolah.

    Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para

    guru, staf dan siswa. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus selalu

    membangkitkan semangat, percaya diri para guru, staf dan siswa sehingga

    mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja

    secara bertanggung jawab kearah tercapainya tujuan sekolah.

    Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin diharapkan selalu dapat

    menghargai apapun yang dihasilkan oleh para mereka yang menjadi

    tanggung jawabnya. Penghargaan dan pengakuan ini dapat diwujudkan

    dalam berbagai bentuk, seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan

    mengikuti pendidikan dan lain sebagainya. Karena hal tersebut akan dapat

    mendorong rasa semangat dalam bekerja dan lebih profesional dalam

    mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Adapun peran kepala

    sekolah menurut (Mulyasa, 2013, hal. 103), yaitu :

    1. Kepala Sekolah sebagai Edukator (Pendidik)

    Kepala sekolah sebagai pendidik senantiasa berupaya

    meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para

    guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat

    mempengaruhi profesinalisme kepala sekolah terutama dalam

  • 40

    mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan

    terhadap pelaksanaan tugasnya.

    2. Kepala Sekolah sebagai Manajer

    Manajer adalah proses perencanaan, pelaksanaan,

    pengorganisasian memimpin dan mengendalikan usaha para

    anggota-anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh

    sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

    pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung

    oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk

    mencapai tujuan tertentu.

    3. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

    Supervisor merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh

    proses administrasi pendidikan yang ditunjukkan terutama untuk

    mengembangkan efektifitas kinerja pesrsonalia sekolah yang

    berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan.

    Supervisi merupakan salah satu faktor penting sebagai

    upaya meningkatkan kualitas pendidikanmelalui kegiatan yang

    dilakukan oleh supervisor pendidikan. Dalam hal ini pengawasan

    pendidikan pada suatu pendidikan formal. Kepala sekolah sebagai

    supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan penyusunan, dan

    melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan

    hasilnya.

    4. Kepala Sekolah sebagai Leader

    Kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka

    pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan pemimpin secara efektif

    merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif dan

    efisien.

    Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan

    petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga

    kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan

  • 41

    mendelegasikan tugas. Wahyosumidjo (1999, hal. 110)

    mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus

    memiliki karakter khusus yang mencangkup kepribadian,

    keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta

    pengetahuan administrasi dan pengawasan (Mulyasa, 2011, hal.

    115).

    5. Kepala sekolah sebagai Motivator

    Menjadi seorang pemimpin lembaga pendidikan, bukanlah suatu

    pekerjaan mudah, seorang kepala sekolah mampu bekerja sama

    untuk memberikan motivasi dalam pelaksanaan tugas. Agar

    kegiatan kerja pelaksanaan pendidikan dan pengajaran berjalan

    teratur, dan agar bawahan memperoleh kesempatan untuk

    mengembangkan pribadinya. Maka diperlukan adanya bimbingan,

    bantuan, dorongan, dan koordinasi yang baik termasuk dari

    seorang pemimpin.

    Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga salah satunya

    dipengaruhi faktor motivasi yang merupakan suatu faktor yang

    cukup dominan dan dapat menggerakkan faktor-faktor lain kearah

    efektivitas kerja, bahkan motivasi sering disamakan dengan mesin

    dan kemudi mobil, yang berfungsi sebagai penggerak dan

    pengarah (Mulyasa, 2011, hal. 121).

    6. Kepala Sekolah sebagai Administrator

    Kepala sekolah sebagai administrator memiliki kemampuan untuk

    mengeloala kurikulum, mengelola administrasi peserta didik,

    mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi sarana

    dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola

    administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara

    efektif dan efisien agar dapat menunjang produktivias sekolah.

    7. Kepala Sekolah sebagai Innovator

    Dalam melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala

    sekolah sedapat mungkin memiliki strategi yang tepat untuk

  • 42

    menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungannya,

    mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan,

    memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan

    disekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang

    innovatif.

    Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-

    cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif,

    delegatif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin,

    serta adaptabel dan fleksibel.

    F. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

    Faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan

    adalah kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Kepala sekolah

    merupakan pemimpin tunggal disekolah yang mempunyai tanggung jawab

    untuk mengajar dan mempengaruhi semua pihak yang terlibat dalam

    kegiatan pendidikan disekolah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan

    sekolah.

    Kepala sekolah dituntun untuk memimpin sekaligus mengorganisir dan

    mengelola pelaksanaan program belajar mengajar yang diselenggarakan

    disekolah yang dipimpinnya. Dalam hal ini, kepala sekolah harus mampu

    menjadi supervisor tim yang terdiri dari guru, staf, dan siswa dalam

    mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien sehingga

    tercapai produktivitas belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan

    mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Permadi (2001, hal. 51)

    dalam buku Mulyasa (2013, hal. 181) pelaksanaan program yang telah

    dibuat harus secara konsekuen dijalankan tanpa penyimpangan, disamping

    memperhatikan faktor efektivitas dan efisiensi. Untuk terlaksananya

    proses belajar mengajar yang efektif, minsalnya kepala sekolah harus

    membuat tim kerja yang terdiri dari guru-guru yang secara profesional dan

    proporsional. Hal ini penting agar tercapai produktivitas belajar yang pada

    gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan.

  • 43

    Disamping sebagai supervisor, kepala sekolah juga harus menjadi

    evaluator bagi program-program yang telah dilaksanakan. Evaluasi sangat

    perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan yang telah

    ditetapkan sebelumnya. Semua pelaksanaan dari rencana kerja yang telah

    terwujud secara berkala harus dievaluasi. Evaluasi diperlukan agar

    penyimpangan-penyimpangan bisa dihindarkan serta untuk menjamin

    tercapainya tujuan.

    Evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah hendaknya lebih banyak

    berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum dengan mengacu pada

    program belajar mengajar yang produktif. Evaluasi yang dilakukan juga

    merupakan fungsi pengawasan terhadap jalannya organisasi sekolah dan

    dewan sekolah dalam rangka menjaga mutu pelaksanaan program. Hasil

    evaluasi ini selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk perbaikan-

    perbaikan bahan yang diperlukan.

    Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan harapan yang tinggi

    bagi peningkatan kualitas pendidikan, karena keberhasilan kepemimpinan

    disekolah akan mempunyai pengaruh secara lansung terhadap hasil belajar

    siswa. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah harus mampu

    melaksanakan peran dan fungsi supervisor kepada guru untuk

    mengembangkan profesi. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas

    pendidikan, kepala sekolah jangan bertindak sebagai manajer yang

    mengatur segala sesuatu tentang proses belajar mengajar, tetapi harus

    tampil sebagai pemimpin pengajaran yang bertugas mengawasi jalannya

    kegiatan belajar mengajar disekolah yang dipimpinnya. Fungsi

    pengawasan ini harus dilakukan secara melekat, baik terhadap

    perencanaan pengajaran, pelaksanaan, maupun terhadap penilai atau

    evaluasi proses belajar mengajar yang dilakukan guru.

    G. Studi Relevan

    Sepanjang yang penulis ketahui bahwa telah ada beberapa penelitian

    sebelumnya mengangkat tema yang sama berkaitan dengan

  • 44

    Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu pendidikan di

    sekolah, yaitu :

    1. Hasil penelitian Syukri (2012), yang berjudul “Peranan Kepala

    Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Nurul Ikhsan

    Sulawesi Tengah”, penelitian ini menunjukkan bahwa peranan

    kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sudah sangat

    baik dengan memberikan motivasi serta membantu dalam

    program sekolah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

    Adapun perbedaan dan persamaannya dengan skripsi penulis

    yaitu sama-sama menunjukkan bagaimana peran yang dilakukan

    kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah, agar tujuan

    tujuan pendidikan dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan.

    Sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi yang dipilih serta

    fokus masalah yang diteliti.

    2. Hasil penelitian Sari Fatimah (2018), yang berjudul “Strategi

    Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu

    Pendidikan Islam di SMP IT SMART CENDEKIA Surakarta”,

    penelitian ini