tesis lakip ok

21
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, di samping adanya pengaruh globalisasi. Pola-pola lama penyelenggaraan pemerintah tidak sesuai lagi bagi tatanan masyarakat yang telah berubah. Oleh karena itu, tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh pemerintah dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik (LAN dan BPKP 2000:5). 1

Upload: sahman-wiparna

Post on 13-Apr-2016

26 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tesis Manajemen Akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: Tesis Lakip Ok

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian

Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue

yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini.

Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk

melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah sejalan

dengan meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, di samping adanya

pengaruh globalisasi. Pola-pola lama penyelenggaraan pemerintah tidak

sesuai lagi bagi tatanan masyarakat yang telah berubah. Oleh karena itu,

tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh

pemerintah dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah pada

terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik (LAN dan BPKP

2000:5).

Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas suatu instansi pemerintah itu

merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi

instansi yang bersangkutan, telah ditetapkan Tap MPR-RI nomor

XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas

Korupsi, Kolusi, dan Neopotisme dan Undang-undang nomor 28 tahun 1999

dengan judul yang sama sebagai tindak lanjut Tap MPR tersebut. Sebagai

tindak lanjut dari produk hukum tersebut telah diterbitkan Inpres Nomor 7

1

Page 2: Tesis Lakip Ok

tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAN,

2000:2).

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan setiap Instansi Pemerintah

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta

kewenangan pengelolaan sumber daya, pelaksanaan kebijakan dan program

dengan menyusun Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP),

melalui proses penyusunan Rencana Stratejik, Rencana Kinerja dan

Pengukuran Kinerja. Laporan dimaksud menggambarkan tingkat capaian

kinerja instansi pemerintah sebagai media pertanggungjawaban dalam

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sekaligus

berperan sebagai alat kendali dan penilaian kualitas serta alat pendorong

bagi terwujudnya good governance dalam perspektif yang lebih luas.

SAKIP ( Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah )

memuat dokumen perencanaan yang mengacu pada prinsip-prinsip

organisasi modern dan pertanggungjawaban dalam bentuk LAKIP ( Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ) . LAKIP atau Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah media akuntabilitas yang

dapat dipakai oleh instansi pemerintah untuk melaksanakan kewajiban untuk

menjawab kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder). Media

akuntabilitas yang dibuat secara periodik memuat informasi yang

dibutuhkan oleh pihak yang memberi amanah atau pihak yang memberikan

delegasi wewenang. Melalui media inilah secara formal dapat dilakukan

2

Page 3: Tesis Lakip Ok

pertanggungjawaban dan bahan untuk menjawab berbagai permasalahan

yang diminta oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk menentukan

fokus perbaikan kinerja yang berkesinambungan ( Buku Panduan

KemenPAN, 2005:30).

Akuntabilitas merupakan perwujudan dari kewajiban seseorang

atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber

daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media

pertanggungjawaban dan berupa laporan akuntabilitas yang disusun secara

periodik. Dan sistem Akip ini juga perlu di evaluasi melalui Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/135/M.PAN/9/2004

tentang Pedoman Umum Evaluasi. Oleh karnanya setelah menyusun Lakip

maka selanjutnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) memberikan informasi kinerja instansi pemerintah dan

memberikan manfaat untuk :

a.     Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas

umum pemerintah dan pembangunan secara baik dan benar

(good governance) yang berdasarkan pada peraturan perundang-

undangan yang berlaku, kebijaksanaan yang transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan pada masyarakat;

b.    Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat

beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi

masyarakat dan lingkungannya;

3

Page 4: Tesis Lakip Ok

c.      Menjadi masukan serta umpan balik bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja instansi

pemerintah;

d.     Terpeliharanya kepercayaan masyarakat pada pemerintah.

Untuk mendukung terwujudnya kepemerintahan yang baik

tentunya diperlukan adanya sistem pengukuran kinerja yang baik. Sistem

pengukuran kinerja ini akan mengintegrasikan proses peningkatan kinerja

melalui tahap mulai perencanaan sampai dengan evaluasi capaiannya.

Sistem pengukuran kinerja yang baik akan bermanfaat untuk berbagai hal

diantaranya dapat digunakan untuk menerapkan sistem reward and

punishment, mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan ekonomis program dan

kegiatan, meningkatkan kinerja, dan lain-lain.

Selain itu, dengan diterbitkan paket undang-undang di bidang

keuangan negara (UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU Nomor

15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara) terdapat perubahan orientasi dalam menjalankan

pemerintahan. Perubahan orientasi tersebut adalah pemerintahan dijalankan

berorientasi pada hasil (result oriented goverment), bukan pada pada input

(lebih spesifik anggaran). Program dan kegiatan pemerintahan harus

mengacu pada hasil yang akan dicapai. Untuk menjalankan program dan

kegiatan tersebut baru disusun anggaran yang dibutuhkan.

4

Page 5: Tesis Lakip Ok

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) merupakan laporan yang memberikan penjelasan mengenai

pencapaian kinerja pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

setiap tahunnya. Capaian kinerja (performance results) tersebut

dibandingkan dengan Penetapan Kinerja ( performance agreement)

dijadikan tolok ukur keberhasilan Tahunan suatu organisasi. Analisis atas

capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan

diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi

perbaikan kinerja di masa datang (LAN, 2003:15).

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator

kinerja pada level sasaran dan kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan

indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara

langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga

keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan

dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang

lebih independen melalui indikator-indikator outcomes atau minimal outputs

dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.

Indikator merupakan uraian ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif

atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan

yang telah disepakati dan ditetapkan. Kegunaannya sendiri adalah sebagai

dasar dalam penilaian kinerja baik dalam tahap perencanaan (Ex-ante),

pelaksanaan (on going), maupun setelahnya (ex-post) dan sebagai petunjuk

5

Page 6: Tesis Lakip Ok

kemajuan dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran (Buku Panduan

LAKIP, KemenPAN 2005:25).

Untuk mendukung pelaksanaan sistem pengukuran kinerja ini,

pemerintah telah membuat sistem pengukuran kinerja dengan nama Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Peraturan yang

menjadi awal penerapan sistem pengukuran kinerja ini adalah Instruksi

Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Inpres ini menyatakan, dalam rangka lebih meningkatkan

pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, bersih dan bertanggung

jawab dipandang perlu adanya pelaporan kinerja instansi pemerintah.

Pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah ini dimaksudkan untuk

mengetahui kemampuan pemerintah dalam pencapaian visi, misi dan tujuan

organisasi. Selanjutnya peraturan terkait SAKIP tersebut terus dilakukan

perbaikan dalam rangka penyempurnaan atas kelemahan yang masih ada.

Di samping itu, selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari

instansi pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit

untuk dilakukan secara objektif. Kesulitan ini disebabkan belum pernah

disusunnya suatu sistim pengukuran kinerja yang dapat menginformasikan

tingkat keberhasilan suatu organisasi (LAN, 2000:1).

Sistem pengukuran kinerja yang merupakan elemen pokok dari

laporan akuntabilitas instansi pemerintah akan mengubah paradigma

pengukuran keberhasilan. Melalui pengukuran kinerja, keberhasilan suatu

instansi pemerintah akan lebih dilihat dari kemampuan instansi tersebut,

6

Page 7: Tesis Lakip Ok

berdasarkan sumber daya yang dikelolanya sesuai dengan rencana yang

telah disusun.

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ) juga

berlaku bagi dinas-dinas yang ada di daerah dalam mengemban tugas pokok

dan fungsinya, sehingga diharapkan dinas-dinas tersebut dapat 

melaksanakan setiap kegiatannya sesuai dengan yang direncanakan sebagai

perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan

ataupun kegagalan dari pelaksanaan visi, misi dan strategi organisasi dalam

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Dalam Permenpan Nomor 53 tahun 2014 Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) namanya diganti menjadi Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).

Sebagai perwujudan pertanggungjawaban keberhasilan/ kegagalan

pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai visi dan melaksanakan tugas

dan fungsi selama tahun 2014 Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan

Pelatihan Kabupaten Badung dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu

peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Badan

Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Badung serta

sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders demi

perbaikan kinerja Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan

Kabupaten Badung.

Dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung Tahun 2010-2015 dan

7

Page 8: Tesis Lakip Ok

Rencana Strategis (Renstra) serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Pedoman Penyusunan Perjanjian Kinerja Utama dan Peraturan Bupati

Badung Nomor 11 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung,

yang mana penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan

Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Badung Tahun

2014 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Penetapan

Kinerja (PK) sesuai dengan Permen PAN & RB No. 29 tahun 2010 tentang

Panduan Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah. Penetapan Kinerja merupakan tekad atau janji

rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan instansi

pemerintah/unit kerja yang menerima amanah/tanggungjawab kinerja

dengan pihak yang memberikan amanah /tanggungjawab/kinerja yang akan

diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan

langsungnya.. Perjanjian Kinerja ini tidak dapat dipisahkan dengan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) secara keseluruhan .

Tahapan penyusunan Perjanjian Kinerja ini juga mengikuti tahapan pada

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) secara

keseluruhan yaitu : Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Strategis

(Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja dan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Dengan demikian, Laporan

8

Page 9: Tesis Lakip Ok

Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan

Pelatihan Kabupaten Badung ini telah disusun dan dikembangkan sesuai

peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah Badan Kepegawaian Daerah Pendidikan dan Pelatihan

Kabupaten Badung ini adalah hasil kegiatan Tahun 2014.

Dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Badung

masih ada kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan

kinerja sesuai dengan target yang sudah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja

Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Badung

tahun 2014. Penetapan Kinerja yang berisi tentang target yang

diperjanjikan selama tahun 2014 akan dituangkan dalam Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan

Pelatihan Kabupaten Badung. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

sangat penting untuk diketahui sehingga pengukuran kinerja organisasi

publik hendaknya dapat diterjemahkan sebagai suatu kegiatan evaluasi

untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas

dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu evaluasi kinerja

merupakan analisis interpretasi keberhasilan dan kegagalan pencapaian

kinerja.

Berikut disampaikan target dan capaian kinerja Indikator Kinerja

Utama (IKU) dari tahun 2012-2014 di Badan Kepegawaian Daerah,

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Badung :

9

Page 10: Tesis Lakip Ok

Tabel 1.1Target dan capaian kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2012 - 2014

Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan PelatihanKabupaten Badung

No. Indikator Kinerja

Satuan

Tahun 2012 Capaian Tahun 2013 Capaian Tahun 2014 Capaian

Target

Realisasi

Kinerja Target

Realisasi

Kinerja Target

Realisasi

Kinerja Tahun Tahun Tahun 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1.

2.

3.

4.

PersentasePegawai yang mendapat pendidikan, pelatihan dan bintek di Pemerintah Kabupaten Badung

Persentase jabatan struktural dan fungsional yang telah terisi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung

Persentase jumlah pelanggaran pegawai

Persentase urusan kepegawaian yang dapat diselesaikan tepat waktu

%

%

%

%

10%

100%

0.08%

100%

12.67%

96.75%

0.03%

90%

126.70%

96.75%

162.50%

90%

12%

100%

0.08%

100%

12.43%

97.64%

0%

93%

103.58%

97.64%

200%

93%

12.50%

100%

0.08%

100%

12.73%

95.42%

0.03%

95%

101.84%

95.42%

162.50%

95%

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa indikator

kinerja utama yang targetnya tidak tercapai yaitu :

10

Page 11: Tesis Lakip Ok

Persentase jabatan struktural dan fungsional yang telah terisi di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Badung dan persentase urusan kepegawaian yang

dapat diselesaikan tepat waktu yang akan dianalisis dan diteliti karena

selama 3 (tiga) tahun terakhir tidak mencapai target yaitu dari tahun 2012-

2014.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tentang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LKjIP) Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

Badung maka secara spesifik permasalahan penelitian dijabarkan ke dalam

pertanyaan penelitian (research question) yaitu :

1. Bagaimanakah capaian kinerja terhadap target yang sudah ditetapkan

setelah diterapkannya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) di

Badan Kepegawaian daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

Badung?

2. Kendala apakah yang menyebabkan target tidak tercapai ?

3. Bagaimanakah upaya Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan

Pelatihan Kabupaten Badung dalam mengatasi kendala tersebut?

1. Tujuan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian maka tujuan yang ingin dicapai

adalah mampu menjelaskan hal spesifik yaitu :

11

Page 12: Tesis Lakip Ok

1. Untuk mengetahui capaian kinerja terhadap target yang sudah ditetapkan

setelah diterapkannya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) di

Badan Kepegawaian daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

Badung

1. Untuk mengetahui kendala apakah yang menyebabkan target tidak tercapai

2. Untuk mengetahui upaya Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan

Pelatihan Kabupaten Badung dalam mengatasi kendala-kendala yang

menyebabkan target tidak tercapai.

1. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang dipaparkan sebelumnya,

maka manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :

1. Manfaat Teoritis

1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam

usaha meningkatkan kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah,

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Badung

2. Dapat dijadikan dasar pijakan bagi yang bermaksud melakukan penelitian

lanjutan mengenai Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

3. Manfaat Praktis

12

Page 13: Tesis Lakip Ok

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Badan

Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Badung

dalam meningkatkan kinerja pegawai.

13