tesis efektifitas pemberian sari kacang hijau hangat …

126
TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT DAN MASSAGE PERUT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK HURUF JEPANG (= NO) PADA PASIEN STROKE DENGAN KONSTIPASI DI RS MAYAPADA TANGERANG TAHUN 2016 OLEH : YOGIE ERLANGGA HAQ NPM : 2014980048 PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA JAKARTA, AGUSTUS 2016

Upload: others

Post on 10-Dec-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

TESIS

EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT

DAN MASSAGE PERUT DENGAN MENGGUNAKAN

TEKNIK HURUF JEPANG (の= NO) PADA PASIEN

STROKE DENGAN KONSTIPASI

DI RS MAYAPADA TANGERANG

TAHUN 2016

OLEH :

YOGIE ERLANGGA HAQ

NPM : 2014980048

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

JAKARTA, AGUSTUS 2016

Page 2: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

i

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT

DAN MASSAGE PERUT DENGAN MENGGUNAKAN

TEKNIK HURUF JEPANG (の= NO) PADA PASIEN

STROKE DENGAN KONSTIPASI

DI RS MAYAPADA TANGERANG

TAHUN 2016

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar

Magister Ilmu Keperawatan

OLEH :

YOGIE ERLANGGA HAQ

NPM : 2014980048

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

JAKARTA, AGUSTUS 2016

Page 3: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

ii

Page 4: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

iii

Page 5: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

iv

Page 6: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

v

Page 7: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

vi

Page 8: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan

judul “EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT

DAN MASSAGE PERUT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK HURUF

JEPANG (の= NO) PADA PASIEN STROKE DENGAN KONSTIPASI DI

RS MAYAPADA TANGERANG TAHUN 2016”.

Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

menempuh pendidikan di Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhamadiyah Jakarta.

Dalam penyusunan tesis ini penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari

sempurna dan pada saat penyusunannya penulis banyak menghadapi hambatan

dan kesulitan, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya tesis ini dapat

diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

rasa terimakasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Muhamad Hadi, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhamadiyah Jakarta.

2. Dr. Hj. Tri Kurniati, S.Kep., M.Kes selaku Kepala Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Muhamadiyah Jakarta.

3. Prof. Dr. Ir. H. Suhendar Sulaeman, MS selaku pembimbing I yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis untuk penyusunan tesis ini.

4. Ns. Rohman Azzam, S.Pd, M.Kep., Sp.KMB selaku pembimbing II yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam pembuatan tesis ini.

5. Seluruh Dosen Program Pasca Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan

ilmu dan pengalamannya kepada penulis.

Page 9: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

viii

Page 10: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

ix

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PASCA SARJANA

Tesis, Agustus 2016

Yogie Erlangga Haq

EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT DAN

MASSAGE PERUT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK HURUF

JEPANG (の= NO) PADA PASIEN STROKE DENGAN KONSTIPASI

DI RS MAYAPADA TANGERANG TAHUN 2016

X + 87 hal + 7 Tabel + 4 Gambar + 7 Lampiran

ABSTRAK

Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak

(GPDO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa defisit neurologis

dan bukan sebagai akibat tumor, trauma ataupun infeksi susunan saraf pusat

(Dewanto, George, 2009). Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu

didunia dan penyebab kematian nomor tiga didunia (Abubakar dan Isezuo, 2012).

Penelitian ini bertujuan untuk Diketahuinya efektifitas pemberian sari kacang

hijau hangat dan massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の=

No) pada pasien stroke dengan konstipasi. Desain penelitian ini menggunakan

quasi eksperiment dengan rancangan preintervensi-postintervensi. Jumlah sampel

27 responden, yang dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing kelompok terdiri

dari 9 orang kelompok perlakuan dengan pemberian sari kacang hijau hangat 9

responden. Kelompok perlakuan dengan massage perut teknik huruf Jepang (の=

No) 9 responden, dan kelompok gabungan (dengan perlakuan pemberian sari

kacang hijau hangat dan massage perut teknik huruf Jepang (の= No) sebanyak 9

responden). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna

dalam mengatasi konstipasi sebelum dan setelah intervensi pada kelompok

perlakuan dengan pemberian sari kacang hijau hangat (p = 0,000). Hasil ini

menunjukkan bahwa pemberian sari kacang hijau hangat efektif dengan

konstipasi.

Kata kunci : Sari kacang hijau hangat, massage perut teknik huruf Jepang (の=

No), konstipasi.

Daftar pustaka : 92 (2006-2016)

Page 11: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

x

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH JAKARTA

FACULTY OF NURSING

GRADUATE PROGRAM

Thesis, August 2016

Yogie Erlangga Haq

EFFECTIVENESS OF GIVING WARM GREEN BEAN EXTRACT AND

ABDOMINAL MASSAGE TECHNIQUES USED JAPANESE LETTERS

(の = NO) AT THE PATIENT OF STROKE WITH CONSTIPATION

IN MAYAPADA HOSPITAL TANGERANG

X + 87 pages + 7 Table + 4 Figure + 7 attachment

ABSTRACT

Stroke is a syndrome caused by circulatory disorders of the brain (GPDO) with

acute onset, accompanied by clinical manifestations in the form of neurological

deficit and not as a result of tumor, trauma or infection of the central nervous

system (Dewanto, George., 2009). Stroke is the number one cause of disability in

the world and the third cause of death in the world (Abubakar and Isezuo, 2012).

This study aims to Knowledgeable effectiveness of warm green bean extract and

massage the abdomen using the technique of Japanese characters (の = No) in

stroke patients with constipation. This study design using quasi-experimental

design with pre-post intervention. Total sample of 27 respondents, who were

divided into three groups each group consisting of 9 treatment groups by

administering warm green bean juice 9 respondents. The treatment group

abdominal massage techniques with Japanese characters (の = No) 9 respondents,

and the combined group (with treatment provision of warm green bean juice and

abdominal massage techniques Japanese characters (の = No) were 9

respondents). The results showed a significant difference in overcoming

constipation before and after the intervention in the group treated with the

administration of warm green bean extract (p = 0.000). These results indicate that

administration of warm green bean extract is effective against constipation.

Keywords : warm green beans extract, abdominal massage techniques Japanese

characters (の = No), constipation.

Reference : 92 (2006-2016)

Page 12: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................................... iv

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. v

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................................. ix

ABSTRACT ................................................................................................................ x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7

1. Tujuan Umum Penelitian .......................................................... 7

2. Tujuan Khusus Penelitian ......................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

1. Manfaat Aplikasi ...................................................................... 8

2. Manfaat Keilmuan Bagi Ilmu Keperawatan ............................. 8

3. Manfaat bagi Institusi Pendidikan ............................................ 8

4. Bagi Peneliti Lain ..................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Stroke .................................................................................. 9

B. Etiologi ............................................................................................ 9

C. Patofiologi ........................................................................................ 9

Page 13: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

xii

D. Faktor Risiko ................................................................................. 11

E. Manifestasi Klinis .......................................................................... 12

F. Klasifikasi Stroke ........................................................................... 12

G. Konstipasi ...................................................................................... 13

1. Definisi Konstipasi ................................................................. 13

2. Epidemiologi Konstipasi ........................................................ 14

3. Etiologi konstipasi .................................................................. 16

4. Tanda dan Gejala Konstipasi .................................................. 17

5. Patofisiologi Konstipasi .......................................................... 18

6. Konstipasi pada Stroke ........................................................... 18

a. Fisiologi Buang Air Besar ............................................... 22

b. Mekanisme....................................................................... 22

H. Definisi Sari Kacang Hijau ............................................................ 24

1. Kandungan Gizi Sari Kacang Hijau ....................................... 25

2. Manfaat Kacang Hijau ............................................................ 26

3. Manfaat Serat .......................................................................... 26

I. Terapi Farmakologi dan Non Farmakologi Pada Stroke terhadap

Konstipasi ...................................................................................... 27

1. Terapi Farmakologi ................................................................ 27

a. Irigasi Kolon dengan Enema Regular .............................. 27

2. Terapi Non Farmakologi......................................................... 27

a. Terapi Massage (Urut) dengan Menggunakan Teknik

Huruf Jepang (の= No) ................................................... 28

b. Membahas lebih lanjut mengenai massage perut

menurut Suciati tahun 2010 ............................................. 31

1) Ada beberapa Bagian tubuh lain yang dapat

dimassage ................................................................. 31

2) Hal hal yang perlu dilakukan dalam melakukan

massage ..................................................................... 31

3) Tujuan atau manfaat pengurutan (massage) ............. 32

J. Umur .............................................................................................. 33

K. Jenis Kelamin ................................................................................. 34

Page 14: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

xiii

L. Pendidikan ..................................................................................... 34

M. Pola Makan .................................................................................... 35

N. Konsep Utama Teori Henderson ................................................... 37

1. Manusia................................................................................... 37

2. Keperawatan ........................................................................... 39

3. Kesehatan ................................................................................ 39

4. Lingkungan ............................................................................. 39

5. Tujuan Keperawatan menurut Henderson .............................. 41

O. Kerangka Teori .............................................................................. 42

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN

HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep ........................................................................... 43

B. Definisi Operasional ...................................................................... 45

C. Hipotesis ........................................................................................ 49

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ........................................................................... 51

B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 52

C. Tempat Penelitian .......................................................................... 54

D. Waktu Penelitian ............................................................................ 54

E. Etika Penelitian .............................................................................. 55

F. Alat Pengumpulan Data ................................................................. 57

G. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 58

H. Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................... 60

1. Pengolahan Data ..................................................................... 60

2. Analisis Data ........................................................................... 60

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden ................................................................ 65

B. Analisa Univariat ........................................................................... 66

C. Analisa Bivariat ............................................................................. 67

Page 15: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

xiv

BAB VI HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden ................................................................ 71

1. Usia ......................................................................................... 71

2. Jenis Kelamin.......................................................................... 72

3. Pendidikan .............................................................................. 72

4. Pola Makan ............................................................................. 73

B. Rata-Rata Lama Hari Teratasinya Konstipasi dengan Pemberian

Sari Kacang Hijau Hangat pada Pasien Stroke dengan

Konstipasi ...................................................................................... 74

C. Rata-Rata Lama Hari Teratasinya Konstipasi dengan Massage

Perut dengan Menggunakan Teknik Huruf Jepang (の= No)

pada Pasien Stroke dengan Konstipasi .......................................... 75

D. Rata-Rata Lama Hari Teratasinya Konstipasi dengan Intervensi

Gabungan (Pemberian Sari Kacang Hijau Hangat dan Massage

Perut dengan Menggunakan Teknik Huruf Jepang (の= No))

pada Pasien Stroke dengan Konstipasi .......................................... 77

E. Intervensi yang Paling Efektif ....................................................... 78

F. Faktor yang paling berpengaruh dalam lama hari teratasinya

konstipasi pada pasien stroke (Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan,

Pola Makan) dengan Lama Teratasi Konstipasi ............................ 79

1. Usia ......................................................................................... 79

2. Jenis Kelamin.......................................................................... 79

3. Pendidikan .............................................................................. 80

4. Pola Makan ............................................................................. 81

G. Kaitan Konsep Teori Henderson dengan Penelitian ...................... 82

H. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 83

BAB VII HASIL PENELITIAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 84

B. Saran .............................................................................................. 85

1. RS Mayapada Tangerang ........................................................ 85

2. Perawat Pelaksana .................................................................. 86

Page 16: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

xv

3. Institusi Pendidikan ................................................................ 86

4. Penelitian Selanjutnya ............................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

xvi

DAFTAR TABEL

2.1 Komposisi zat gizi beberapa biji-bijian (dalam g per 100 g) ......................... 26

4.1 Jadwal Penelitian (Tahun 2016) ..................................................................... 55

4.2 Analisis Bivariat ............................................................................................. 61

5.1 Karakteristik Pasien Stroke Dengan Konstipasi di Rumah Sakit Mayapada

Tangerang ....................................................................................................... 65

5.2 Lama Hari Teratasi Konstipasi dan Variabel Confounding (Usia, Jenis

Kelamin, Pendidikan, dan Pola Makan) pada Ketiga Kelompok Sebelum

dan Sesudah Intervensi ................................................................................... 66

5.3 Perbedaan Lama Hari Teratasi Konstipasi Sebelum dan Sesudah Intervensi

pada Ketiga Kelompok ................................................................................... 68

5.4 Hubungan (Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, Status) dengan Lama Hari

Teratasi Konstipasi ......................................................................................... 69

Page 18: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

xvii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Konstipasi pada usus ...................................................................................... 16

2.2 Stimulus Sistem Saraf Terhadap Defekasi ..................................................... 22

2.3 Terapi Massage (Urut) Teknik Huruf Jepang (の=No) .................................. 31

2.4 Palpasi Perut ................................................................................................... 33 24

Page 19: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Izin Pengambilan Data Awal dan Izin Riset/Penelitian

Lampiran II : Penjelasan Tentang Penelitian

Lampiran III : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran IV : Kuesioner Penelitian

Lampiran V : Kuesioner Penelitian Konstipasi pada Pasien Stroke

Lampiran VI : Panduan untuk Kelompok Intervensi Sari Kacang Hijau Hangat

Lampiran VII : Panduan untuk Kelompok Intervensi Massage Perut dengan

Menggunakan Teknik Huruf Jepang (の= No)

Lampiran VIII : Panduan untuk Kelompok Intervensi Pemberian Sari Kacang

Hijau Hangat dan Massage Perut dengan Menggunakan Teknik

Huruf Jepang (の= No)

Page 20: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan beberapa sumber terkait dan beberapa sumber jurnal

pendukung yang menjadi latar belakang yang akan dijadikan sebagai landasan dari

penelitian tentang pengaruh efektifitas pemberian sari kacang hijau hangat dan

massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) pada pasien

stroke dengan konstipasi.

A. Latar Belakang Masalah

Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak

(GPDO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa defisit neurologis

dan bukan sebagai akibat tumor, trauma ataupun infeksi susunan saraf pusat

(Dewanto George, 2009). Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu

didunia dan penyebab kematian nomor tiga didunia (Abubakar dan Isezuo,

2012).

Menurut American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar 795.000

orang di Amerika Serikat terserang stroke setiap tahunnya. Rata-rata seseorang

mengalami stroke setiap 40 detik dan mengalami kematian setiap 4 menit. Dari 4

juta orang Amerika Serikat yang hidup pasca stroke, 15-30% diantaranya

menderita cacat menetap (Centers forDisease Control and Prevention, 2013).

Riset Kesehatan Dasar (2013) menunjukkan bahwa 7 dari 1000 orang di

Indonesia terkena stroke. Riskesdas pada tahun 2007 menunjukkan bahwa stroke

merupakan penyebab kematian utama pada semua umur dengan proporsi stroke

15,4%. Menurut WHO, Indonesia telah menempati peringkat ke-97 dunia untuk

jumlah penderita stroke terbanyak dengan jumlah angka kematian mencapai

138.268 orang atau 9,70% dari total kematian yang terjadi pada tahun 2011

(Rahayu dkk, 2014).

Page 21: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

2

Setiap 1000 orang 8 diantaranya terkena stroke di Indonesia (Depkes, 2009).

Stroke disebabkan oleh plak arterioskleriotik yang terbentuk di satu atau lebih

arteri besar diotak (Muttaqin, 2008). Bahan plak memicu mekanisme

pembekuan, yang dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah dan

penyumbatan arteri. Saraf intramural bagian pleksus pada sistem saluran cerna,

stimulasi simpatis dan parasimpatis dapat mempengaruhi aktivitas

gastrointestinal terutama dengan meningkatkan atau menurunkan aktivitas

sistem saraf enterik usus. Ujung saraf simpatis mengeluarkan norepinefrin, yang

menimbulkan efek melalui dua cara: (1) efek langsung (sebagian kecil) yang

menghambat otot polos, dan (2) efek tak langsung (sebagian besar) dengan

menghambat neuron-neuron sistem saraf enteric (Guyton & Hall, 2008).

Salah satu dampak yang bisa terjadi akibat stroke adalah konstipasi. Konstipasi

merupakan suatu gejala proses defekasi yang bermasalah dapat berupa defekasi

tidak lancar dan tidak teratur, mengedan serta defekasi keras dan tidak tuntas

(Tjay dan Rahardja, 2007). Semakin lama tinja tertahan dalam usus,

konsistensinya semakin keras sehingga susah dikeluarkan. Hal tersebut

berpangkal pada kelemahan tonus otot dinding usus akibat penuaan yaitu

kegiatan fisik yang mulai berkurang, serta kurangnya asupan serat dan cairan

(Arisman, 2007).

Pasien stroke perlu buang air besar secara teratur paling tidak setiap 2-3 hari,

jika buang air besar kurang dari tiga kali seminggu disebut konstipasi.

Konstipasi adalah masalah umum dijumpai pada orang yang mengalami stroke,

konstipasi yang tidak mendapatkan penanganan yang baik akan menimbulkan

berbagai macam masalah kesehatan lainnya (Feigin, 2006).

Hasil penelitian di North Carolina Amerika Serikat menyebutkan bahwa

konstipasi meningkatkan risiko kanker kolon hingga dua kali lipat, efek

konstipasi pada pasien stroke tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup pasien,

Page 22: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

3

tetapi juga menginduksi terjadinya gangguan pada kardiovaskuler dan

serebrovaskuler yang membahayakan pasien (Diananda, 2007).

Beberapa kondisi klinis juga bisa menghadirkan konstipasi, misalnya penyakit

saraf seperti Parkinson dan stroke, penyakit metabolik : diabetes mellitus,

hiperkalsemia, dan hipotiroid, penyumbatan semu usus, atau secara mekanik

memang ditemukan tumor, penyumbatan usus, dan divertickulosis (Gerai, 2013).

Cara penanganan konstipasi seperti makan makanan dengan cukup kandungan

serat dan minum cukup banyak cairan adalah kunci dalam penanganan

konstipasi. Dengan minum cukup air dan makanan berserat akan membantu

pergerakan feses dan membuat feses menjadi lebih lunak. Peningkatan aktifitas

fisik juga akan membantu dalam mengatasi konstipasi (UPT yankes ITB, 2008).

Menurut Muhammad Zia-Ul-Haq pada tahun 2014 tentang “Compositional

studies and biological activities of some mash bean (Vigna mungo (L.) Hepper)

cultivars commonly consumed in Pakistan", bahwa Semua kultivar adalah

sumber yang kaya protein dan memiliki konten yang cukup dari serat makanan,

profil asam amino yang seimbang, asam lemak jenuh yang rendah dan kapasitas

antioksidan yang merasionalisasi banyak kegunaan tradisional pada benih

tanaman ini selain gizi. Data yang terkumpul akan berguna untuk peneliti

akademis, perusahaan, ahli gizi dan ahli diet klinis serta konsumen.

Hasil penelitian dalam Journal of Food and Drug Analysis, Vol. 17, No. 4, 2009

tentang “In Vitro Interactions on Glucose by Different Fiber Materials Prepared

from Mung Bean Hulls, Rice Bran and Lemon Pomace”, bahwa penelitian ini

menunjukkan bahwa serat yang diolah dari lambung kacang hijau, dedak padi

dan lemon pomace efektif bisa menyerap glukosa, menunda pelepasan glukosa

dari pati dan menghambat aktivitas amilase α-. Semua mekanisme ini mungkin

berfungsi untuk menurunkan tingkat adsorpsi glukosa, sebagai hasilnya

menurunkan konsentrasi glukosa serum postprandial. Penelitian lebih lanjut

Page 23: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

4

diperlukan untuk menganalisis efek hipoglikemik in vivo dan fungsi fisiologis

lain dari jenis serat.

Sementara itu Deraz and Khalil tahun 2008 tentang “Strategies to Improve

Protein Quality and Reduce Antinutritional Factors in Mung Bean”, biji legum

mengandung 20-25% protein, yang 2-3 kali lebih tinggi dari kandungan dalam

sereal, dan karena itu telah dianggap sebagai kandidat utama untuk pasokan

protein ke daerah-daerah yang kekurangan gizi di dunia. Kacang hijau

merupakan sumber energi yang baik, protein, vitamin, mineral dan serat

makanan. Harga kacang hijau relatif murah dibandingkan dengan daging dan

karena memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Isi lisin yang tinggi kacang

hijau sangat baik kualitas protein bila dikombinasikan dengan protein sereal

gandum. Namun, seperti kacang-kacangan lainnya, pemanfaatan protein kacang

hijau masih kurang, sebagian disebabkan oleh kekurangan dari beberapa asam

amino esensial dalam protein dan juga karena adanya beberapa faktor anti nutrisi

terkait dengan protein mereka. PI, lektin, gossypol, faktor penyebab perut

kembung dan lain-lain merupakan salah satu faktor antinutritional terkait dengan

protein kacang-kacangan makan.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Heltty tahun (2008)

tentang “Pengaruh Jus Kacang Hijau terhadap Kadar Hemoglobin dan Jumlah

Sel Darah Dalam Konteks Asuhan Keperawatan Pasien Kanker dengan

Kemoterapi” dengan hasil penelitian diperoleh adanya peningkatan kadar

hemoglobin dan sel darah pada kelompok intervensi (p = 0,000), artinya bahwa

pemberian jus kacang hijau pada pasien kanker kemoterapi berpengaruh

terhadap peningkatan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah. Penelitian ini

dapat memperkaya keilmuan keperawatan dimana dapat dijadikan sebagai

intervensi keperawatan dalam penatalaksanaan pasien kanker dengan

kemoterapi. Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lebiih

lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar, berbagai derajat keganasan,

memperhatikan adanya penyakit penyerta, dosis obat kemoterapi, dan perlu

adanya pengawasan yang ketat terhadap pengambilan serta analisa sampel darah.

Page 24: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

5

Adapula penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulistyaningsih (2015)

tentang “Pengaruh Pemberian Ekstrak Kacang Hijau terhadap Kadar Kolesterol

Total pada Wanita Hiperkolesterolemia” dengan hasil rerata kadar kolesterol

sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan adalah 238,13 mg/dl

dan 217 mg/dl. Terdapat perbedaan kadar kolesterol sebelum dan sesudah

intervensi pada kelompok perlakuan (p = 0,031). Rerata kadar kolesterol total

sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol adalah 243,07 mg/dl dan

241,47 mg/dl. Tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol total sebelum dan

sesudah pada kelompok kontrol (p = 0,704), artinya pemberian ekstrak kacang

hijau sebanyak 75 g/hari berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol total

secara bermakna pada wanita hiperkolesterolemia.

Penelitian ini berpedoman pada Model Keperawatan The Activities Of Living

Virginia Handerson, Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing

(definisi keperawatan). Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus

menyertakan prinsip keseimbangan fisiologis. Konstribusi penting oleh

Henderson (1966) adalah definisi keperawatan berikut yang saat ini menjadi

definisi yang sudah diterima secara umum : “Fungsi unik dari keperawatan

adalah untuk membantu individu sehat atau sakit, dalam hal memberikan

kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai) yang dapat dilakukan tanpa

bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan atau pengetahuan. Dan

melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan

kemandirian secepat mungkin” (Alligood, M. R. & Tomey, A. M., 2006).

RS. Mayapada adalah sebuah rumah sakit yang diprakarsai oleh Mayapada

Group melalui Mayapada Healthcare Group (MHG). RS. Mayapada merupakan

salah satu rumah sakit swasta yang berada di Tangerang, dan akan memberikan

pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat. Tujuan didirikannnya RS.

Mayapada adalah melayani pasien terutama masyarakat Indonesia agar

mendapatkan perawatan dan pelayanan rumah sakit berstandar International

tanpa harus ke luar negeri. Untuk itu RS. Mayapada telah melakukan

Page 25: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

6

penambahan berbagai peralatan yang mutakhir untuk memberikan pelayanan

yang lebih baik.

Sesuai dengan visi dan misi RS. Mayapada yaitu menjadi tempat tujuan

pelayanan kesehatan yang inovatif dan menyeluruh, maka untuk menunjang misi

tersebut RS. Mayapada terus mengembangkan diri dengan dokter-dokter

spesialis dan subspesialis yang berkualitas serta mempunyai komitmen untuk

melayani dengan penuh kasih, kekeluargaan dan bertanggung jawab. Pelayanan

penunjang medis pun disediakan dengan lengkap dan mengikuti perkembangan

terakhir. Untuk itu, beberapa Center of Excellence dikembangkan di RS.

Mayapada yang merupakan pelayanan kesehatan one stop service untuk

konsultasi, observasi dan tindakan dengan tim dokter yang berpengalaman di

bidangnya masing-masing. Dengan adanya pelayanan one stop service, maka

pasien dapat ditangani secara menyeluruh tanpa harus berpindah-pindah tempat.

Kunjungan pasien RS. Mayapada terdiri dari beberapa kasus penyakit, salah

satunya adalah kasus stroke. Dari data yang didapat pada Januari 2016 jumlah

responden stroke berjumlah 52 orang dan yang mengalami konstipasi sebanyak

62% dari jumlah pasien stroke yaitu sekitar 32 orang.

Berdasarkan beberapa hal yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik

untuk meneliti “EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU

HANGAT DAN MASSAGE PERUT DENGAN MENGGUNAKAN

TEKNIK HURUF JEPANG (の= NO) PADA PASIEN STROKE DENGAN

KONSTIPASI DI RS MAYAPADA TANGERANG TAHUN 2016”.

Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang belum pernah diteliti oleh

peneliti-peneliti sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

Prevalensi kontipasi pada pasien stroke terus meningkat di Indonesia, jika

konstipasi ini tidak ditangani dengan serius maka meningkatkan risiko kanker

kolon hingga dua kali lipat, selain itu efek dari konstipasi tidak hanya

mempengaruhi kualitas hidup pasien, tetapi juga menginduksi terjadinya

Page 26: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

7

gangguan pada kardiovaskuler dan serebrovaskuler yang membahayakan pasien

(Diananda, 2007).

Berdasarkan permasalahan diatas yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini

adalah bagaimana efektifitas pemberian sari kacang hijau hangat dan massage

perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) pada pasien stroke

dengan konstipasi.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Penelitian

Diketahuinya efektifitas pemberian sari kacang hijau hangat dan massage

perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) pada pasien

stroke dengan konstipasi.

2. Tujuan Khusus Penelitian

a. Diketahuinya gambaran karakteristik (usia, jenis kelamin, pendidikan,

dan pola makan) pada pasien stroke dengan konstipasi.

b. Diketahuinya rata-rata lama hari teratasinya konstipasi dengan

pemberian sari kacang hijau hangat pada pasien stroke dengan

konstipasi.

c. Diketahuinya rata-rata lama hari teratasinya konstipasi dengan

massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No)

pada pasien stroke dengan konstipasi.

d. Diketahuinya rata-rata lama hari teratasinya konstipasi dengan

intervensi gabungan (pemberian sari kacang hijau hangat dan massage

perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No)) pada pasien

stroke dengan konstipasi.

e. Diketahuinya intervensi yang paling efektif.

f. Diketahuinya faktor yang paling berpengaruh dalam lama hari

teratasinya konstipasi pada pasien stroke.

Page 27: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

8

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Aplikasi

a. Hasil penelitian akan mendukung pemanfaatan antara pemberian sari

kacang hijau hangat dan massage perut dengan menggunakan teknik

huruf Jepang (の= No) pada pasien stroke dengan konstipasi.

b. Hasil penelitian dapat menjadi suatu acuan tindakan keperawatan

khususnya dalam mengatasi konstipasi pada pasien stroke.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat ditindak lanjuti bagi peneliti

selanjutnya dalam memperluas atau memperdalam terapi komplementer

terutama dalam penelitian mengatasi konstipasi pada pasien stroke.

2. Bagi Ilmu Keperawatan

a. Hasil penelitian akan menjadi data base penelitian tentang manfaat

pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut dengan

menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) pada pasien stroke dengan

konstipasi, sehingga dapat mendukung evidence based nursing.

b. Hasil penelitian dapat bermanfaat dalam pengembangan mata ajar

kebutuhan dasar manusia dalam acuan pemberian intervensi tindakan

keperawatan yang berhubungan dengan kebutuhan eliminasi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat dukungan dan rujukan

dalam proses pembelajaran untuk kajian pengembangan terapi

komplementer terutama pemberian sari kacang hijau hangat dan massage

perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) pada pasien

stroke dengan konstipasi.

4. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan untuk peneliti selanjutnya dan

diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan asuhan

keperawatan, serta dapat memberikan informasi bagi penelitian dimasa

mendatang dalam mengatasi konstipasi pada pasien stroke.

Page 28: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Stroke

Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak

(GPDO) dengan awitan akut disertai manifestasi klinis berupa defisit berupa

defisit neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma ataupun infeksi

susunan saraf pusat (George Dewanto, 2009). Stroke didefinisikan sebagai

defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan

oleh gangguan peredaran darah otak (Rizaldy Pinzon, 2010).

Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan perdarahan

darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga

mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Fransisca B.

Batticaca, 2008). Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan

mengakibatkan kehilangan kontrol volunteer terhadap gerakan motorik,

karena neuron motor atas melintas, gangguan kontrol motor volunteer pada

salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada neuron motor atas

pada sisi yang lain yang berlawanan dari otak (Arif Muttaqin, 2008).

B. Etiologi

Menurut Fransisca B. Batticaca (2008) ada 3 hal yang menjadi penyebab

terjadinya stroke:

1. Kekurangan suplai oksigen yang menuju otak.

2. Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah otak.

3. Adanya sumbatan bekuan darah di otak.

C. Patofisiologi

Menurut (Fransisca B. Batticaca, 2008), setiap kondisi yang menyebabkan

perubahan perfusi darah pada otak akan menyebabkan keadaan hipoksia.

Page 29: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

10

Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebabkan iskemik otak, iskemik

yang terjadi dalam waktu yang singkat kurang dari 10-15 menit dapat

menyebabkan defisit sementara dan bukan defisit permanen. Sedangkan

iskemik yang terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan sel mati

permanen dan mengakibatkan infark pada otak. Setiap defisit fokal permanen

akan bergantung pada daerah otak mana yang terkena. Daerah otak yang

terkena akan menggambarkan pembuluh darah otak yang terkena. Pembuluh

darah yang paling sering mengalami iskemik adalah arteri serebral tengah dan

arteri karotis interna. Defisit fokal permanen dapat tidak diketahui jika klien

pertama kali mengalami iskemik otak total yang dapat teratasi.

Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena thrombus atau emboli,

maka mulai terjadi kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak. Kekurangan

oksigen dalam satu menit dapat menunjukkan gejala yang dapat pulih seperti

kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan oksigen dalam waktu yang

lebih lama menyebabkan nekrosis mikroskopik neuron-neuron. Area yang

mengalami nekrosis disebut infark. Gangguan peredaran darah otak akan

menimbulkan gangguan pada metabolisme sel-sel neuron, dimana sel-sel

neuron tidak mampu menyimpan glikogen sehingga kebutuhan metabolisme

tergantung dari glukosa dan oksigen yang terdapat pada arteri-arteri yang

menuju otak.

Perdarahan intrakranial termasuk perdarahan kedalam ruang subarachnoid

atau kedalam jaringan otak sendiri. Hipertensi menyebabkan timbulnya

penebalan dan degenerative pembuluh darah yang dapat menyebabkan

rupturnya arteri serebral sehingga perdarahan menyebar dengan cepat dan

menimbulkan perubahan setempat serta iritasi pada pembuluh darah otak.

Perdarahan biasanya berhenti karena pembentukan thrombus oleh fibrin

trombosit dan oleh tekanan jaringan. Setelah 3 minggu, darah mulai

Page 30: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

11

direabsorbsi. Rupture ulangan merupakan resiko serius yang terjadi sekitar 7-

10 hari setelah perdarahan pertama.

Ruptur ulangan mengakibatkan terhentinya aliran darah ke bagian tertentu,

menimbulkan iskemik fokal, dan infark jaringan otak. Hal tersebut dapat

menimbulkan gegar otak dan kehilangan kesadaran, peningkatan tekanan

cairan serebrospinal (CSS), dan menyebabkan gesekan otak (otak terbelah

sepanjang serabut). Perdarahan mengisi ventrikel atau hematoma yang

merusak jaringan otak. Perubahan sirkulasi CSS, obstruksi vena, adanya

edema dapat meningkatkan tekanan intracranial yang membahayakan jiwa

dengan cepat. Peningkatan tekanan intracranial yang tidak diobati

mengakibatkan herniasi unkus atau serebellum. Disamping itu, terjadi

bradikardia, hipertensi sistemik, dan gangguan pernafasan.

Darah merupakan bagian yang merusak dan bila terjadi hemodialisa, darah

dapat mengiritasi pembuluh darah, meningen, dan otak. Darah dan vasoaktif

yang dilepas mendorong spasme arteri yang berakibat menurunnya perfusi

serebral. Spasme serebri atau vasospasme biasa terjadi pada hari ke-4 sampai

ke-10 setelah terjadinya perdarahan dan menyebabkan konstriksi arteri otak.

Vasospasme merupakan komplikasi yang mengakibatkan terjadinya

penurunan fokal neurologis, iskemik otak, dan infark.

D. Faktor Risiko

Usia dan jenis kelamin, genetik, ras, mendengkur dan sleep apnea, inaktivitas

fisik, hipertensi, merokok, diabetes mellitus, penyakit jantung, aterosklerosis,

dislipidemia, alkohol dan narkoba, kontrasepsi oral, serta obesitas (George

Dewanto, 2009).

Menurut (Arif Muttaqin, 2008), terdapat beberapa faktor-faktor risiko stroke :

1. Hipertensi merupakan faktor risiko utama. Pengendalian hipertensi

adalah kunci untuk mencegah stroke.

Page 31: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

12

2. Penyakit kardiovaskular-embolisme serebri berasal dari jantung:

Penyakit arteri koronoria.

Gagal jantung kongestif

Hipertrofi ventrikel kiri.

Abnormalitas irama (khususnya fibrilasi atrium).

Penyakit jantung kongestif.

3. Kolesterol tinggi.

4. Obesitas.

5. Peningkatan hematokrit meningkatkan risiko infark serebri.

6. Diabetes-dikaitkan dengan aterogenesis terakselerasi.

7. Kontrasepsi oral (khususnya disertai hipertensi, merokok, dan kadar

estrogen tinggi).

8. Merokok.

9. Penyalahgunaan obat (khususnya kokain).

10. Konsumsi alkohol.

E. Manifestasi Klinis

Menurut (Eka Julianta Wahjoepramono, 2010) manifestasi klinis stroke akut

dapat berupa kelumpuhan wajah atau anggota badan yang timbul mendadak,

gangguan sensibilitas seperti baal, atau kesemutan pada satu atau lebih

anggota badan, penurunan kesadaran yang mendadak, bicara tidak lancar,

pelo atau cadel, kesulitan memahami ucapan orang lain, gangguan

penglihatan, pusing, serasa berputar, nyeri kepala, mual dan muntah.

F. Klasifikasi Stroke

Menurut Nina (2009) berdasarkan penyebab stroke dibagi menjadi dua jenis,

yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik:

1. Stroke Iskemik

Terjadi pada sel-sel otak yang mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi

yang disebabkan penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah

(arteriosklerosis).

Page 32: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

13

Jenis-jenis stroke iskemik berdasarkan mekanisme penyebabnya :

a. Stroke trombotik merupakan jenis stroke yang disebabkan

terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.

b. Stroke embolik merupakan jenis stroke yang disebabkan tertutupnya

pembuluh arteri oleh bekuan darah.

c. Hipoperfusion sistemik merupakan jenis stroke yang disebabkan

berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya

gangguan denyut jantung.

2. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik adalah stroke perdarahan yang terjadi akibat pecahnya

pembuluh darah di otak. Darah yang keluar dari pembuluh darah yang

pecah mengenai dan merusak sel-sel otakdi sekitarnya. Selain itu, sel

otak juga mengalami kematian karena aliran darah yang membawa

oksigen dan nutrisi terhenti. Stroke jenis ini terjadi sekitar 20% dari

seluruh pasien stroke. Namun, 80% dari orang yang terkena stroke

hemoragik mengalami kematian dan hampir 70% kasus stroke hemoragik

terjadi pada penderita hipertensi.

Menurut letaknya stroke hemoragik dibagi menjadi dua jenis, sebagai

berikut :

a. Hemoragik intraserebral, yakni perdarahan terjadi di dalam jaringan

otak

b. Hemoragik subaraknoid, yakni perdarahan terjadi di ruang

subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan

jaringan yang menutupi otak).

G. Konstipasi

1. Definisi Konstipasi

Konstipasi didefinisikan NANDA sebagai “keadaan ketika seorang

individu mengalami perubahan dalam kebiasaan defekasi normal yang

Page 33: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

14

dikarakteristikkan dengan penurunan frekuensi dan/atau pengeluaran

feses yang keras dan kering (T.M Marelli; alih bahasa, Egi Komara

Yudha, 2007).

Konstipasi adalah persepsi gangguan buang air besar berupa

berkurangnya frekuensi buang air besar, sensasi tidak puas/lampiasnya

buang air besar, terdapat rasa sakit, perlu ekstra mengejan atau feses yang

keras. Disepakati bahwa buang air besar yang normal frekuensinya

adalah 3 kali sehari sampai 3 hari sekali. Dalam praktek sehari-hari

dikatakan konstipasi bila buang air besar kurang dari 3 kali seminggu

atau 3 hari tidak buang air besar atau buang air besar diperlukan

mengejan secara berlebihan (Djojoningrat, 2009).

Kebiasaan buang air besar „normal‟ mempunyai variasi yang luas pada

setiap orang. Perubahan kebiasaan buang air besar merupakan

manifestasi klinis yang umum dari penyakit saluran cerna. Konstipasi

didefinisikan sebagai evakuasi feses yang jarang atau sulit dan dapat akut

atau kronis (Pierce A Grace & Neil R. Barley, 2007).

Konstipasi berarti pelannya pergerakan tinja melalui usus besar dan

sering disebabkan oleh sejumlah besar tinja yang kering dan keras pada

kolon desenden yang menumpuk karena absorpsi cairan yang berlebihan

(Guyton, 2008).

2. Epidemiologi Konstipasi

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ghofar (2012) dalam Journal

Eduhealth Vol,2 No.1 tentang “Hubungan tingkat konsumsi serat dengan

kejadian konstipasi pada lansia di dusun tambakberas desa tambakrejo

kecamatan jombang kabupaten jombang” Semua orang dapat mengalami

konstipasi terlebih pada lanjut usia akibat gerakan peristaltik lebih lambat

dan kemungkinan sebab lain. Kebanyakan terjadi jika makan kurang

Page 34: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

15

berserat, kurang minum, dan kurang olahraga. Kasus konstipasi umumnya

diderita masyarakat umum sekitar 4-30 % pada kelompok usia 60 tahun ke

atas.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wiwi Hermy Putri (2015),

Konstipasi adalah suatu keadaan sulit defekasi dalam 2 minggu atau lebih

yang meliputi berkurangnya frekuensi defekasi atau meningkatnya

konsistensi feses yang menyebabkan nyeri saat defekasi. Angka kejadian

konstipasi di Amerika berkisar antara 2-15%, di Eropa kejadiannya

bervariasi antara 3-20%, sedangkan di Indonesia kejadiannya antara 0,3-

10,1%, di mana 90% di antaranya merupakan konstipasi fungsional.

Beberapa penyebab umum konstipasi adalah kegagalan merespons

dorongan buang air besar, asupan serat dan cairan tidak memadai,

kelemahan otot perut, dan dehidrasi. Konstipasi pada anak merupakan

suatu keadaan yang perlu diperhatikan, karena sekitar 24% dapat menetap

hingga dewasa muda. Jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan

berbagai hal yang tidak diinginkan seperti enkopresis, enuresis, sakit perut

berulang, dan prolaps rektum.

Kriteria Rome III menggunakan kombinasi gejala subjektif untuk

mendefinisikan sembelit, dan saat ini digunakan secara luas untuk

melakukan penelitian klinis di bidang ini. Hal ini melaporkan bahwa

prevalensi konstipasi meningkat dengan usia, terutama mereka yang

berusia di atas 65 tahun. Pada pasien lanjut usia yang tinggal di

masyarakat, prevalensi konstipasi adalah 50% angka ini bahkan lebih

tinggi di penghuni panti jompo, dengan 74% menggunakan laxatives.

Harian Demikian juga, wanita tua adalah 2 sampai 3 kali lebih mungkin

untuk melaporkan sembelit. Sembelit dari counterparts. Laki-laki juga

lebih sering terlihat pada pasien yang memakai beberapa pengobatan

(Satish SC Rao and Jorge T Go., 2010).

Page 35: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

16

3. Etiologi Konstipasi

Adapun etiologi dari konstipasi adalah sebagai berikut :

a. Pola hidup; diet rendah serat, kurang minum, kebiasaan buang air

besar yang tidak teratur, kurang olah raga.

b. Obat–obatan; antikolinergik, penyekat kalsium, alumunium

hidroksida, suplemen besi dan kalsium, opiate ( kodein dan morfin)

c. Kelainan stuktural kolon ; tumor, stiktur, hemoroid, abses perineum,

magakolon.

d. Penyakit sistemik ; hipotiroidisme, gagal ginjal kronik, diabetes

mellitus.

e. Penyakit neurologik ; hirschprung, lesi medulla spinalis, neuropati

otonom.

f. Disfungsi otot dinding dasar pelvis.

g. Idiopatik transit kolon yang lambat, pseudo obstruksi kronis.

h. Irritable Bowel syndrome tipe konstipasi (Djojoningrat, 2009).

Gambar 2.1 Konstipasi pada usus

(Sumber: www. medicastore.com)

Page 36: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

17

4. Tanda dan Gejala Konstipasi

Menurut (Akmal, dkk, 2010) ada beberapa tanda dan gejala yang umum

ditemukan pada sebagian besar atau terkadang beberapa penderita

sembelit sebagai berikut:

a. Perut terasa begah, penuh dan kaku;

b. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga

malas mengerjakan sesuatu bahkan terkadang sering mengantuk;

c. Sering berdebar-debar sehingga memicu untuk cepat emosi,

mengakibatkan stress, rentan sakit kepala bahkan demam;

d. Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri,

tidak bersemangat, tubuh terasa terbebani, memicu penurunan

kualitas, dan produktivitas kerja;

e. Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, dan lebih sedikit

daripada biasanya;

f. Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika air besar, pada saat

bersamaan tubuh berkeringat dingin, dan terkadang harus mengejan

atupun menekan- nekan perut terlebih dahulu supaya dapat

mengeluarkan dan membuang feses (bahkan sampai mengalami

ambeien/wasir);

g. Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan bagai

terganjal sesuatu disertai rasa sakit akibat bergesekan dengan feses

yang kering dan keras atau karena mengalami wasir sehingga pada

saat duduk terasa tidak nyaman;

h. Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada

biasanya;

i. Usus kurang elastis (biasanya karena mengalami kehamilan atau usia

lanjut), ada bunyi saat air diserap usus, terasa seperti ada yang

mengganjal, dan gerakannya lebih lambat dari pada biasanya;

j. Terjadi penurunan frekuensi buang air besar;

Page 37: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

18

Adapun untuk sembelit kronis (obstipasi), gejalanya tidak terlalu berbeda

hanya sedikit lebih parah, diantaranya:

a. Perut terlihat seperti sedang hamil dan terasa sangat mulas;

b. Feses sangat keras dan berbentuk bulat-bulat kecil;

c. Frekuensi buang air besar dapat mencapai berminggu-minggu;

d. Tubuh sering terasa panas, lemas, dan berat;

e. Sering kurang percaya diri dan terkadang ingin menyendiri;

f. Tetap merasa lapar, tetapi ketika makan akan lebih cepat kenyang

(apalagi ketika hamil perut akan terasa mulas) karena ruang dalam

perut berkurang dan mengalami mual bahkan muntah.

5. Patofisiologi Konstipasi

Pengeluaran feses merupakan akhir proses pencernaan. Sisa-sisa

makanan yang tidak dapat dicerna lagi oleh saluran pencernaan, akan

masuk kedalam usus besar (kolon) sebagai massa yang tidak mampat

serta basah. Di sini, kelebihan air dalam sisa-sisa makanan tersebut

diserap oleh tubuh. Kemudian, massa tersebut bergerak ke rektum

(dubur), yang dalam keadaan normal mendorong terjadinya gerakan

peristaltik usus besar. Pengeluaran feses secara normal, terjadi sekali atau

dua kali setiap 24 jam (Akmal, dkk, 2010).

6. Konstipasi pada Stroke

Penyebab utama terjadinya konstipasi adalah kurangnya aktivitas fisik,

konsumsi makanan berserat dan asupan cairan (Potter & Perry, 2006).

Perubahan dalam tingkat aktivitas fisik dapat mengakibatkan instruksi

pembatasan gerak yang juga menyebabkan penurunan peristaltik usus

dan dapat mengakibatkan konstipasi (Herdman, 2012). Kurangnya

aktivitas fisik seperti pada pasien stroke yang sering mengalami

kelumpuhan dan imobilisasi sehingga pasien harus menjalani tirah

baring dalam waktu yang lama. Tirah baring yang terlalu lama

berpengaruh pada penurunan kondisi otot. Imobilisasi dapat

Page 38: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

19

mengakibatkan infeksi pernapasan, nyeri tekan, tromboflebitis dan

konstipasi (Kholisa Agustina, Dafid Arifiyanto, 2015). Konstipasi akan

terjadi karena pergerakan sisa makanan / tinja dalam usus bergerak

terlalu lambat, sehingga proses penyerapan air terjadi begitu besar dan

lama, akibatnya tinja akan lebih keras dan kering dari pada normalnya.

Gangguan peristaltik usus yang terlalu lambat ini mungkin saja bisa

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: konstipasi akibat gangguan

pada colon dan rectum. Konstipasi akibat terjadinya gangguan saraf pada

kolon dan usus besar, sehingga menyebabkan gangguan fungsi otot-otot

colon dan rektum yang tidak bisa berkontrasi secara normal untuk

mendorong kotoran keluar (Iqfadhilah, 2016).

Pada pasien stroke infark terdapat gangguan sistem aliran darahnya.

Gangguan ini dapat menyebabkan berbagai macam gejala, salah satunya

ialah gangguan motorik dan sensorik diantaranya terjadi hemiparese

(Ganong, 2008). Pasien stroke perlu buang air besar secara teratur paling

tidak setiap 2-3 hari, jika buang air besar kurang dari tiga kali seminggu

disebut konstipasi. Konstipasi bisa beresiko pada klien, regangan ketika

buang air besar dapat menyebabkan stres pada abdomen. Peregangan

sering bersamaan dengan tertahannya napas, hal ini dapat meningkatkan

tekanan intratorakal dan intrakranial (Siregar, 2009). Mengedan selama

defekasi merupakan kontra indikasi pada pasien resiko peningkataan

intra kranial seperti pada pasien stroke karena bisa berakibat terjadinya

valsava manuver, yang tidak menutup kemungkinan berakhir dengan

kematian.

Ketidakmampuan yang terjadi pada pasien stroke karena kerusakan sel-

sel otak saat stroke. Kerusakan sel-sel otak dapat mengakibatkan

berbagai macam gangguan dalam fungsi tubuh seperti gangguan fungsi

kognitif, gangguan sirkulasi, gangguan kekuatan otot, gangguan fungsi

perifer, gangguan fisiologis yang akan berpengaruh pada sistem sensorik

Page 39: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

20

dan motorik penderita sehingga dari gangguan tersebut penderita akan

mengalami immobilisasi yaitu ketidakmampuan untuk bergerak secara

aktif akibat berbagai penyakit atau impairment (gangguan pada alat atau

organ tubuh) yang bersifat fisik atau mental. Pasien stroke dengan

gangguan mobilisasi hanya berbaring saja tanpa mampu untuk

mengubah posisi karena keterbatasan tersebut. Pasien dengan

immobilisasi akan mengakibatkan perubahan pada fungsi fisiologis.

Bahaya fisiologis akan mempengaruhi fungsi metabolisme normal,

menurunkan laju metabolisme dan menyebabkan gangguan

gastrointestinal seperti nafsu makan dan penurunan peristaltik dengan

konstipasi dan impaksi fekal. Tirah baring yang terus-menerus atau

selama 5 hari atau lebih dapat menyebabkan konstipasi. Konstipasi

didefinisikan sebagai defekasi yang sulit atau jarang. Immobilisasi yang

terjadi akan mengakibatkan otot-otot menjadi lemah, sementara tonus

perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk defekasi.

Aktivitas usus juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi

pergerakan chyme sepanjang kolon sedangkan otot-otot yang lemah

sering tidak efektif pada peningkatan tekanan intra abdominal selama

proses defekasi. Immobilisasi yang lama akan menyebabkan penurunan

motilitas usus sehingga berdampak pada gangguan pasase feses. Feses

yang berada lebih lama di dalam kolon akan menjadi lebih keras

sehingga lebih sulit dikeluarkan dari anus hal ini disebabkan oleh proses

reabsorbsi air banyak terjadi di kolon. Pasien stroke yang mengalami

immobilisasi akan mengalami perubahan dalam kebiasaan toileting,

dimana defekasi yang biasanya dilakukan di toilet, namun pada saat di

rawat di rumah sakit pasien harus buang air besar di atas tempat tidur

dengan menggunakan pot. Perubahan kebiasaan toileting ini akan

mempengaruhi fisiologis pasien sehingga pasien akan mengalami

kesulitan untuk buang air besar saat pasien di rawat di rumah sakit.

Beberapa situasi yang menyebabkan seseorang beresiko untuk terjadi

konstipasi akut antara lain penurunan aktivitas fisik, perubahan

Page 40: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

21

kebiasaan toileting, perubahan pola makan sehari-hari, obat-obatan dan

stres (Aindrawati, dkk, 2014).

Defekasi merupakan proses pengosongan usus yang sering disebut

buang air besar. Terdapat dua pusat yang menguasai reflex untuk

defekasi, yang terletak di medulla dan sumsum tulang belakang. Apabila

terjadi rangsangan parasimpatis, sphincter anus bagian dalam akan

mengendur dan usus besar menguncup. Refleks defekasi dirangsang

untuk buang air besar, kemudian sphincter anus bagian luar yang diawasi

oleh sistem saraf parasimpatis, setiap waktu menguncup atau

mengendur. Selam defekasi berbagai otot lain membantu prose situ,

seperti otot dinding perut, diafragma, dan otot – otot dasar pelvis.

Secara umum, terdapat dua macam refleks yang membantu proses

defekasi, yaitu refleks defekasi intrinsik dan refleks defekasi

parasimpatis. Refleks defekasi intrinsik dimulai dari adanya zat sisa

makanan (feses) di dalam rektum sehingga terjadi distensi kemudian

flexus mesenterikus merangsang gerakan peristaltik, dan akhirnya feses

sampai di anus. Lalu pada saat sphincter internal relaksasi, maka

terjadilah proses defekasi. Sedangkan, refleks defekasi parasintetis

dimulai dari adanya proses dalam rektum yang merangsang saraf

rektum, ke spinal cord, dan merangsang ke kolon desenden, kemudian ke

sigmoid, lalu ke rektum dengan gerakan peristaltik dan akhirnya terjadi

relaksasi sphincter internal, maka terjadilah proses defekasi saat

sphincter internal berelaksasi. Feses terdiri atas sisa makanan seperti

selulosa yang tidak direncanakan dan zat makanan lain yang seluruhnya

tidak dipakai oleh tubuh, berbagai macam mikroorganisme, sekresi

kelenjar usus, pigmen empedu dan usus kecil.

Page 41: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

22

Kerusakan pada sistem sensoris dan motoris dapat mempengaruhi proses

defekasi karena dapat menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris

dalam melakukan defekasi.

a. Fisiologi Buang Air Besar

Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang

mempunyai kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air

besar kira-kira pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini disebabkan

oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan

pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan

dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke

kolon, dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam

mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam

rektum, serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi

perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah

dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot

abdominal, sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir (Evelyn

C. Pearce, 2009).

b. Mekanisme

Gambar 2.2

Stimulus Sistem Saraf Terhadap Defekasi

Page 42: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

23

1) Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus halus

jarang timbul pada sebagian kolon, sebaliknya hampir semua

dorongan ditimbulkan oleh pergerakan lambat kearah anus oleh

kontraksi haustrae dan gerakan massa. Dorongan di dalam

sekum dan kolon asenden dihasilkan oleh kontraksi haustrae

yang lambat tetapi berlangsung persisten yang membutuhkan

waktu 8 sampai 15 jam untuk menggerakkan kimus hanya dari

katup ileosekal ke kolon transversum, sementara kimusnya

sendiri menjadi berkualitas feses dan menjadi lumpur setengah

padat bukan setengah cair.

2) Pergerakan massa adalah jenis pristaltik yang termodifikasi yang

ditandai timbulnya sebuah cincin konstriksi pada titik yang

teregang di kolon transversum, kemudian dengan cepat kolon

distal sepanjang 20 cm atau lebih hingga ke tempat konstriksi

tadi akan kehilangan haustrasinya dan berkontraksi sebagai satu

unit, mendorong materi feses dalam segmen itu untuk menuruni

kolon.

3) Kontraksi secara progresif menimbulkan tekanan yang lebih

besar selama kira-kira 30 detik, kemudian terjadi relaksasi

selama 2 sampai 3 menit berikutnya sebelum terjadi pergerakan

massa yang lain dan berjalan lebih jauh sepanjang kolon.

Seluruh rangkaian pergerakan massa biasanya menetap hanya

selama 10 sampai 30 menit, dan mungkin timbul kembali

setengah hari lagi atau bahkan satu hari berikutnya. Bila

pergerakan sudah mendorong massa feses ke dalam rektum,

akan timbul keinginan untuk defekasi (Guyton and Hall, 2008).

Penyebab konstipasi biasanya multifaktor, misalnya : Konstipasi sekunder

(diit, kelainan anatomi, kelainan endokrin dan metabolik, kelainan syaraf,

penyakit jaringan ikat, obat, dan gangguan psikologi), konstipasi fungsional

(konstipasi biasa, “Irritabel bowel syndrome”, konstipasi dengan dilatasi

Page 43: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

24

kolon, konstipasi tanpa dilatasi kolon, obstruksi intestinal kronik, “rectal

outlet obstruction”, daerah pelvis yang lemah, dan “ineffective straining”),

dan lain-lain (diabetes melitus, hiperparatiroid, hipotiroid, keracunan timah,

neuropati, Parkinson, dan skleroderma).

H. Definisi Sari Kacang Hijau

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman jenis tanaman

pangan, salah satunya adalah jenis kacang-kacangan (leguminosae) seperti

kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang panjang. Kacang-

kacangan merupakan sumber bahan pangan yang relatif lebih murah

dibandingkan dengan bahan pangan hewani dan mudah untuk diperoleh.

Selain itu kacang-kacangan juga merupakan sumber protein nabati yang baik.

Kandungan protein kacang-kacangan berkisar antara 20-35%. Kacang-

kacangan juga mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan serat

yang baik (Rahman dan Agustina, 2010).

Susu Kacang hijau adalah salah satu usaha diversifikasi pangan hasil olahan

kacang hijau. Minuman ini mulai cukup dikenal di masyarakat sebagai

minuman kesehatan. Meskipun popularitas susu kacang hijau memang masih

kalah jika dibandingkan dengan susu kedelai. Namun kandungan gizi kacang

hijau tidak jauh berbeda dengan kedelai. Seperti halnya susu kedelai, susu

kacang hijau merupakan susu nabati yang dapat dikonsumsi oleh penderita

lactose intolerance (intoleransi laktosa) atau oleh orang yang alergi terhadap

susu sapi (Astawan, M. 2009). Minuman susu kacang hijau juga sangat baik

dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia, khususnya untuk golongan rawan

seperti bayi, anak-anak, ibu hamil dan ibu menyusui (Khomsan, A. 2006).

Page 44: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

25

Menurut Astawan (2009), kacang hijau dikenal dengan beberapa nama,

seperti “mungo”, “mung bean”, “green bean”, dan “mung”. Buah kacang

hijau merupakan polong bulat memanjang antara 6-15cm. Biji kacang hijau

berbebtuk bulat atau lonjong. Umumnya berwarna hijau, tetapi ada juga yang

berwarna kuning, coklat, atau berbintik-bintik hitam.

1. Kandungan Gizi Sari Kacang Hijau

Menurut Astawan (2009), Komposisi kimia kacang hijau sangat

beragam, tergantung varietas, faktor genetik, iklim, maupun lingkungan.

Karbohidrat merupakan komponen terbesar (lebih dari 55%) biji kacang

hijau, yang terdiri dari pati, gula, dan serat. Pati pada kacang hijau

memiliki daya cerna yang sangat tinggi yaitu 99,8% sehingga sangat baik

dijadikan bahan makanan bayi dan anak balita yang sistem

pencernaannya belum sesempurna orang dewasa.

Berdasarkan jumlahnya, protein merupakan penyusun utama kedua

setelah karbohidrat. Kacang hijau mengandung 20-25% protein pada

kacang hijau mentah memiliki daya cerna sekitar 77%. Daya cerna yang

tidak terlalu tinggi tersebut disebabkan oleh adanya zat anti gizi, seperti

anti ripsin dan tanin (polifenol). Untuk meningkatkan daya cerna protein

tersebut, kacang hijau harus diolah terlebih dahulu melalui proses

pemasakan, seperti perebusan, pengukusan, dan sangrai.

Kacang hijau juga merupakan sumber serat pangan (dietary fiber). Kadar

serat dalam kacang hijau mempunyai peranan yang sangat penting untuk

mencegah terjadinya sembelit (susah buang air besar) serta berbagai

penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan.

Page 45: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

26

Tabel 2.1

Komposisi Zat Gizi Beberapa Biji-Bijian (dalam g per 100g)

Komoditas Air Lemak Protein Karbohidrat Serat

Jagung 12 4.5 10 71 2.0

Gandum 13 2.0 11 70 2.0

Kacang Hijau 12 1.0 22 57 4.7

Kacang merah 10 1.5 22 61 4.0

Kedelai 8 18.0 35 20 4.5

Kacang tanah 6 45.0 27 17 3.0

(Astawan, 2009)

2. Manfaat Kacang Hijau

Menurut Wirakusumah (2007) :

a. Memperlancar saluran pencernaan dan mencegah konstipasi.

b. Berperan dalam pembentukan sel darah merah dan mencegah

anemia.

c. Berperan dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi.

3. Manfaat Serat

Selain itu menurut Tianshi (2008), ada beberapa manfaat lain yang

dimiliki oleh serat bagi tubuh terutama oleh usus, yaitu :

a. Memperlancar buang air besar, mencegah atau mengurangi sembelit.

b. Menurunkan kolesterol, mencegah pengerasan pembuluh darah

jantung. Meningkatkan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)

adalah unsur penyebab pengerasan pembuluh darah. Konsumsi serat

tinggi bukan saja bisa mengeluarkan kolesterol dari dalam darah dan

menurunkan tingkat kepekatan lemak di dalam darah, juga mencegah

terserapnya lemak dari dalam makanan.

c. Mempertahankan berat badan, mencegah kegemukan. Kegemukan

adalah salah satu pemicu utama penyakit jantung dan hipertensi.

d. Mencegah kanker usus besar.

Page 46: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

27

e. Memperbaiki sensitifitas jaringan ujung saraf terhadap insulin,

mengurangi kebutuhan akan insulin, dengan demikian tercapai efek

pengaturan tingkat gula darah penderita diabetes.

I. Terapi Farmakologi dan Non Farmakologi pada pasien stroke terhadap

konstipasi

Penanganan konstipasi fungsional dilakukan dengan terapi farmakologi dan

non-farmakologi. Terapi farmakologi dengan obat laksatif sedangkan terapi

non-farmakologi dengan diet dan perubahan perilaku. Terapi pijat merupakan

bagian dari terapi non-farmakologi (Ferius S, Efar P, Mansur S, Gunardi H.,

2008).

1. Terapi Farmakologi

a. Irigasi kolon dengan enema regular

Enema adalah pemberian cairan kedalam rectum dan kolon,

diberikan untuk merangsang peristaltic dan segera mengeluarkan

feses. Enema pembersih digunakan untuk mengeluarkan sisa-sisa

pencernaan atau bila perut mengeras/tegang karena tidak dapat

flatus.

Terapi obat yang biasa digunakan adalah gliserin, merupakan

tindakan memasukan cairan gliserin kedalam poros usus dengan

menggunakan spuit gliserin. Hal ini dilakukan untuk merangsang

peristaltic usus, sehingga pasien dapat buang air besar (khususnya

pada orang yang mengalami sembelit) (Hidayat, A. Aziz Alimul,

2008).

2. Terapi Non Farmakologi

Selain terapi farmakologi, penanganan pada konstipasi juga dapat

dilakukan terapi non farmakologi dengan terapi komplementer. Terapi

komplementer ini bersifat terapi pengobatan alamiah diantaranya adalah

dengan terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif, meditasi, terapi

Page 47: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

28

tawa, akupuntur, akupresur, aromaterapi, refleksiologi, dan hidroterapi

(Sudoyo, 2006).

a. Terapi Massage (Urut) dengan Menggunakan Teknik Huruf

Jepang (の= No)

Pijat adalah terapi sentuh yang paling tua dan populer yang dikenal

manusia. Pijat merupakan seni perawatan dan pengobatan yang telah

dipraktekkan sejak berabad-abad silam dari awal kehidupan manusia

di dunia (Roesli, 2009).

Pijatan secara umum akan membantu menyeimbangkan energi dan

mencegah penyakit. Secara fisiologis, pijatan merangsang dan

mengatur tubuh, memperbaiki aliran darah dan kelenjar getah

bening, sehingga oksigen, zat makanan, dan sisa makanan dibawa

secara efektif ke dan dari jaringan tubuh anda dan plasenta. Dengan

mengendurkan ketegangan dan membantu menurunkan emosi pijat

juga merelaksasi dan menenangkan saraf, serta membantu

menurunkan tekanan darah. Bila kita sedang merasa tidak sehat,

pijatan dapat meningkatkan kemampuan diri kita untuk

menyembuhkan diri sendiri dan cara ini dapat digunakan untuk

melengkapi terapi alami. Kata massage sendiri berasal dari kata Arab

“mash” yang berarti “menekan dengan lembut” atau kata Yunani

“massien” yang berarti memijat atau melulut (Bambang Priyonoadi,

2008).

Adapun manfaat pijat punggung dalam persalinan antara lain

memberikan kenyamanan, mengurangi rasa sakit, membantu

relaksasi pada ibu saat proses persalinan, memperbaiki sirkulasi

darah, mengembalikan kemampuan berkontraksi, dan meningkatkan

kerja sistem organ, sehingga dapat mengeluarkan zat-zat beracun

lebih lancar baik melalui urine maupun keringat.

Page 48: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

29

Saat ini terapi laksativ merupakan salah satu medical management

untuk mengatasi konstipasi. Menurut Sinclair (2010) penggunaan

laksatif dalam jangka waktu yang lama justru akan menyebabkan

masalah konstipasi dan fecal impaction. Salah satu terapi

komplementer yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi

masalah konstipasi adalah dengan melakukan massage abdominal.

Massage abdominal merupakan salah satu manajemen keperawatan

untuk mengatasi konstipasi yang sudah dilakukan sejak tahun 1870

dan pada perkembangannya, massage abdominal merupakan

intervensi yang efektif untuk mengatasi konstipasi tanpa

menimbulkan efek samping.

Mekanisme massage abdominal dapat menurunkan kejadian

konstipasi belum dapat dipahami sepenuhnya, kemungkinan

disebabkan oleh adanya efek kombinasi dari stimulasi dan relaksasi.

Tekanan secara langsung pada dinding abdomen secara berurutan

dan kemudian diselingi dengan waktu relaksasi dengan cepat dapat

meningkatkan reflek gastrokolik dan meningkatkan kontraksi dari

intertinal dan rectum (Brooks, et al., 2004, dalam Sinclair, 2010).

Massage abdominal dapat menurunkan konstipasi melalui beberapa

mekanisme yang berbeda-beda antara lain dengan: menstimulasi

sistem persyarafan parasimpatis sehingga dapat menurunkan

tegangan pada otot abdomen, meningkatkan motilitas pada sistem

pencernaan, meningkatkan sekresi pada sistem intestinal serta

memberikan efek pada relaksasi sfingter. Massage abdomen dapat

dilakukan pada pasien stroke jika tidak terdapat peningkatan TIK

(Tekanan Intrakranial), peningkatan tekanan intrakranial pada stroke

sangat penting dan menentukan fungsi otak selanjutnya. Peningkatan

tekanan intrakranial dapat menurunkan aliran darah serebral dan/atau

herniasi otak mengakibatkan kompresi dan iskemi batang otak, hal

Page 49: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

30

ini dapat mengakibatkan kerusakan pada otak (Lamas, 2009 dalam

Sinclair, 2010).

Pengurutan (Massage) merupakan salah satu cara perawatan tubuh

paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan)

Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan)

perawatan dari bagian luar tubuh yang dilakukan dengan perantaraan

tangan atau dengan bantuan alat-alat listrik (mekhanik) seperti

steamer facial, vibrator dsb. (Suciati, 2010).

Ada beberapa manajemen atau treatment yang dapat dilakukan

kepada penderita stroke diantaranya adalah terapi pijat. Ada bukti

bahwa pijat dapat mengurangi kecemasan dan mengurangi nyeri

bahu, denyut jantung dan tekanan darah. Jika tujuannya adalah untuk

mengurangi tonus otot yang abnormal, pijat dapat digunakan sebagai

pelengkap metode lain pelatihan relaksasi (Krug, G., Otr, L., &

Mccormack, G., 2009).

Terapi lain selain terapi medis untuk penderita stroke antara lain

terapi nutrisi, terapi herbal, terapi olah tubuh dan yoga, terapi musik,

dan terapi pijat. Terapi pijat bagi penderita stroke dapat dilakukan

secara tradisional maupun akupresur (dengan memijat titik-titik

akupuntur). Terapi pijat harus dilakukan oleh ahlinya. Tujuan terapi

ini adalah merevitalitasi saraf-saraf yang terganggu akibat stroke,

yang membuat penderitanya tidak berdaya melakukan aktifitas

sehari-hari. Penyembuhan bisa cepat atau lambat bergantung pada

parahnya kerusakan yang disebabkan stroke (Srikandi Waluyo,

2009).

Page 50: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

31

Gambar 2.3

Terapi Massage (Urut) Teknik Huruf Jepang (の=No)

(Health Care University Japan)

b. Membahas lebih lanjut mengenai massage perut menurut

Suciati tahun 2010

1) Ada beberapa Bagian tubuh lain yang dapat dimassage

terutama pada bagian :

a) Kulit kepala,

b) Wajah, leher, dan bahu,

c) Punggung dan dada bagian atas,

d) Tangan dan lengan.

2) Hal hal yang perlu dilakukan dalam melakukan massage :

a) Massage tidak dilakukan pada kondisi : jantung tidak baik,

tekanan darah tinggi, sendi dan kelenjar membengkak, kulit

lecet, pembuluh kapiler pecah.

b) Massage membutuhkan sentuhan yang pasti dan kuat,

hingga membangkitkan kepercayaan pada orang yang

diurut.

c) Mengerjakan massage merupakan gabungan atau kombinasi

dari satu atau lebih gerakan dasar sesuai kondisi orang yang

diurut serta hasil yang diinginkan. Hasil perawatan massage

tergantung atas besarnya tekanan, arah gerakan, dan

lamanya masing-masing jenis pengurutan.

Page 51: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

32

3) Tujuan atau manfaat pengurutan (massage) :

a) Meningkatkan fungsi kulit.

b) Melarutkan lemak.

c) Meningkatkan refleksi pada pencernaaan.

d) Meningkatkan fungsi jaringan otot

e) Meningkatkan pertumbuhan tulang dan gerak persendian

f) Meningkatkan fungsi jaringan syaraf.

g) Sistem Getah Bening. Massage dapat mengosongkan

saluran getah bening dan menyembuhkan bengkak.

h) Sistem Kandung Kemih: Massage di bagian punggung dan

perut akan meningkatkan aktivitas ginjal yang mendorong

pembuangan produk sisa metabolisme dan mengurangi

penumpukkan cairan.

i) Sistem Reproduksi: Massage pada bagian perut dan

punggung dapat membantu meredakan masalah haid, seperti

rasa sakit, pra menstruasi, haid tidak teratur, dan lain-lain.

Menurut Vickers A, Zollman C, Reinish JT, (2007) pijat merupakan

suatu gerakan manipulasi jaringan lunak di area seluruh tubuh untuk

memberikan kenyamanan kesehatan, seperti relaksasi, peningkatan

kualitas tidur, menurunkan kecemasan, atau manfaat pada bagian fisik

tertentu seperti nyeri otot. Pijat dapat memakan waktu sekitar 15-90

menit tergantung dari kondisi individu tersebut. Selain itu, penanganan

yang dapat dilakukan pada pasien konstipasi adalah dengan terapi pijat.

Terapi pijat telah ada di Indonesia sejak lama dan saat ini mulai diteliti

pengaruh dan manfaatnya pada tubuh. Pijat memberikan manfaat pada

konstipasi dengan cara menstimulasi gerak peristaltik dan menurunkan

waktu transit kolon sehingga dapat meningkatkan frekuensi buang air

besar. Kelebihan pijat diantaranya tidak memiliki efek samping, dapat

dilakukan sendiri oleh pasien karena pijat mudah untuk dipelajari, dan

biayanya murah.

Page 52: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

33

Palpasi abdomen diperlukan untuk mengetahui susunan dinding perut,

termasuk ukuran, kondisi, dan konsistensi dari organ perut; adanya massa

abdomen; dan adanya lokasi, dan derajat nyeri perut. Palpasi abdomen

meliputi palpasi ringan, palpasi dalam, dan ballottement. Palpasi ringan

merupakan tindakan yang paling pertama dilakukan, bertujuan untuk

mengidentifikasi kekuatan otot pada daerah perut (Gambar. 39-10).

Ujung jari yang digunakan untuk menekan dinding perut yaitu sedalam 1

cm (0,5 inci).

Gambar 2.4

Palpasi Perut

J. Umur

Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu

benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur

manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur

itu dihitung. (Depkes RI, 2009). Lebih lanjut menurut Nuzulul (2011)

masyarakat umum sekitar 4-30 persen pada kelompok usia 60 tahun ke atas

ternyata lebih sering mengeluh konstipasi dan insiden konstipasi meningkat

seiring bertambahnya umur.

Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada

Page 53: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

34

orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat

dari pengalaman dan kematangan jiwanya (Mubarak, Wahit Iqbal, dkk.,

2007).

K. Jenis Kelamin

Hungu (2007) mengatakan “jenis kelamin merupakan perbedaan antara

perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Jenis

kelamin berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki

memproduksikan sperma, sementara perempuan menghasilkan sel telur dan

secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan

biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat

dipertukarkan diantara keduanya”.

Menurut Sudarma (2008) pengertian jenis kelamin (seks) merupakan

pembagian dua jenis kelamin yang ditentukan secara biologis, yaitu bahwa

pria memiliki penis (zakar) serta memproduksi sperma. Sedangkan wanita

memiliki alat reproduksi seperti memiliki rahim, payudara (untuk menyusui),

dan vagina (saluran untuk melahirkan), serta memproduksi sel telur).

Hal ini pun pernah diungkapkan oleh Nuzulul (2011) mengenai kasus

konstipasi yang umumnya terjadi dan diderita pada kelompok usia 60 tahun

ke atas. Dan ternyata, wanita lebih sering mengeluh konstipasi dibanding pria

dengan perbandingan 3:1 hingga 2:1. Insiden konstipasi meningkat seiring

bertambahnya umur, terutama usia 65 tahun ke atas. Pada suatu penelitian

pada orang berusia usia 65 tahun ke atas, terdapat penderita konstipasi sekitar

34 persen wanita dan pria 26 persen.

L. Pendidikan

Pengertian pendidikan menurut Dwi Siswoyo dkk (2007), mengartikan dalam

arti teknis, pendidikan adalah proses dimana masyarakat, melalui lembaga-

lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi atau melalui lembaga-

Page 54: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

35

lembaga lain), dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu

pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, dari generasi ke

generasi. Secara umum pendidikan merupakan sebuah fenomena antropologis

yang usianya hampir setua dengan sejarah manusia itu sendiri. Mengacu

pendapat Niccolo Machiavelli seperti yang dikutip oleh (Doni Koesoema,

2010) memahami pengertian pendidikan dalam kerangka proses

penyempurnaan diri manusia secara terus menerus.

Lebih lanjut lagi menurut Zamanmania Aceh (2013), sebagai makhluk hidup

manusia tidak dapat melepaskan dirinya dari hukum-hukum kehidupan

biologisnya, misalnya pemenuhan kebutuhan jasmani. Manusia dapat

mengembangkan dirinya hingga mampu membentuk berbagai norma yang

didasari nilai-nilai untuk mensejahterakan hidupnya, baik secara perorangan

maupun untuk kehidupan bermasyarakat. Pemanfaatan sumber daya alam

tentunya dilaksanakan berdasarkan pengetahuan atau pendidikan yang

dimilikinya. Untuk masyarakat yang berpendidikan dan cukup pengetahuan

tentang nilai gizi, pertimbangan kebutuhan fisiologi lebih menonjol

dibandingkan dengan kebutuhan kepuasan psychis. Tetapi umumnya akan

terjadi kompromi antara kebutuhan psychis dengan posisi hidangan yang

memenuhi kepuasan psychis maupun kebutuhan fisiologis tubuh. Maka

hidangan akan mempunyai sifat lezat di samping nilai gizi tinggi. Menurut

pendapat di atas masyarakat yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi,

tentu akan banyak memperoleh pengetahuan tentang pola makan sehat,

dengan demikian masyarakat yang berpendidikan tinggi akan memenuhi

keluarganya dengan makanan yang sehat, cukup gizi, tidak hanya makanan

yang lezat dan sedap dipandang mata.

M. Pola Makan

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai

macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang

Page 55: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

36

dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu

(Sulistyoningsih, 2011).

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis

makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status

nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009).

Pola makan menurut beberapa pakar yaitu cara pemenuhan kebutuhan zat gizi

yang diperoleh dari makanan yang digunakan sebagai bahan energi tubuh.

Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah

makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu

tertentu (Baliwati, 2009).

Lebih lanjut lagi menurut Zamanmania Aceh (2013) pola makan merupakan

kebiasaan pribadi atau masyarakat untuk mengkonsumsi makanan pada

waktu-waktu tertentu. Pada umumya pola makan masyarakat Indonesia

adalah tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan malam hari.

Pada dasarnya bahan-bahan makanan yang dikonsumsi manusia dapat di

klasifikasikan dalam tiga jenis yaitu :

1. Bahan makanan nabati, di dalamnya termasuk berbagai macam bahan

makanan seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan buah-

buahan.

2. Bahan makan hewani, termasuk di dalamnya daging, ikan, susu, telor,

unggas, kerang dsb.

3. Bahan makanan macam ragam seperti gula, minyak makan, minuman,

madu, mentega, dsb.

Dengan pola makan tersebut di atas merupakan pedoman dasar untuk

merencanakan makanan bagi keluarga dalam usaha mencapai taraf kesehatan

yang maksimal. Namun ada pula sebagian individu atau masyarakat yang

Page 56: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

37

mempunyai pola makan yang berbeda dari yang dianjurkan. Masalah yang

sering terjadi adalah tidak terpenuhinya satu, dua, atau bahkan tiga kelompok

makanan yang telah ditetapkan dalam pola makan di atas.

Dalam menyusun pola makan sehari-hari hendaklah dipikirkan beberapa

faktor yang menunjang tersusunnya menu seimbang, misalnya kebutuhan zat

makanan, biaya yang diperlukan dan banyak makanan yang tersedia. Di

dalam menyusun menu sehari-hari di samping memahami 4 sehat 5

sempurna, harus diperhatikan pula beberapa faktor yang harus diperhatikan

dalam menyusun menu sehari-hari tersebut :

1. Mudah dicerna oleh pencernaan

2. Adanya variasi antara satu hidangan dengan hidangan lainya, baik rasa

maupun warna.

3. Harganya disesuaikan dengan ekonomi keluarga

4. Hidangannya harus membangkitkan selera

5. Diusahakan penggantian menu setiap hari

6. Praktis pengelolaannya dan disukai

N. Konsep Utama Teori Henderson

Dibawah ini akan dijabarkan beberapa konsep utama dalam teori Henderson

mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan dalam buku

Nursing Theorists and Their Work, 6th Edition Martha Raile Alligood (2006).

1. Manusia

Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan

bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai,

serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan

dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen

penanganan perawatan.

Ke 14 kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bernapas secara normal.

b. Makan dan minum dengan cukup.

Page 57: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

38

c. Membuang kotoran tubuh.

d. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.

e. Tidur dan istirahat.

f. Memilih pakaian yang sesuai.

g. Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan

pakaian dan mengubah lingkungan.

h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi

integumen.

i. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.

j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,

kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.

k. Beribadah sesuai dengan keyakinan.

l. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.

m. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.

n. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun

pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan

fasilitas kesehatan yang tersedia.

Keempatbelas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan

menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis,

sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan dasar poin 1-9 termasuk komponen

kebutuhan biologis, poin 10 dan 14 termasuk komponen kebutuhan

psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen 12 dan

13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis.

Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak

dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien

dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).

Menurut Henderson, keempatbelas kebutuhan dasar yang harus menjadi

fokus asuhan keperawatan dipengaruhi oleh :

Page 58: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

39

a. Usia

b. Kondisi emosional (mood dan tempramen)

c. Latar belakang sosial dan budaya

d. Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan

ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan

lokomotif; status mental.

2. Keperawatan

Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam

keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat

mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan

berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk

menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis

maupun sosial.

3. Kesehatan

Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat

berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting

daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan

kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau

mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak,

serta pengetahuan yang cukup.

4. Lingkungan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek

lingkungan:

a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun

kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.

b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.

c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.

Page 59: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

40

d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai

dasar dalam memberikan resep.

e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-

saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.

f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan

untuk memperkirakan adanya bahaya.

Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara

perawat dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi

dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga

hubungan sangat mandiri.

1) Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.

2) Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.

3) Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti

(subtitute) di dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik,

kemampuan, atau kemauan pasien yang berkurang. Disini perawat

berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan

pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong

(helper) untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali

kemandiriannya. Kemandirian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu

pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun

demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan

kesehatan pasien. Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-

sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya

berbeda, setiap pasien memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.

Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi

patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional,

status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.

Page 60: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

41

Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat

bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter.

Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang

dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya.

Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen

kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang

dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa

sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh

dokter.

5. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson

Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh

Handerson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi

pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali

kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan makhluk

sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, kultural, dan

spiritual yang mempunyai empatbelas kebutuhan dasar. (Aplikasi model

konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran

perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan

untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi

empatbelas kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan,

kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien dalam

memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu

mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,

menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan,

kemauan, dan pengetahuan (Alligood, M. R. & Tomey, A. M., 2006).

Page 61: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

42

O. Kerangka Teori

(Hidayat & Alimul 2008, Sudoyo 2006, Health Care University Japan 2015,

Alligood & Tomey 2006)

Hirarki Kebutuhan Dasar

Manusia

Kebutuhan Tingkat

yang Lebih Rendah

Kebutuhan Tingkat

yang Lebih Tinggi

Kebutuhan untuk

Bertahan Hidup

(Biofisikal):

Makanan

dan

minuman

Eleminasi

Ventilasi

Kebutuhan

Fungsional

(Psikofisikal):

Aktifitas

dan

istirahat

Seksualitas

Kebutuhan

Integratif

(Psikososial):

Berprestasi

Berafiliasi

Kebutuhan

untuk

Berkembang

(Intrapersonal-

Interpersonal):

Aktualisasi

diri

Konstipasi

Penanganan

Farmakologi

Penanganan Non

Farmakologi

Pemberian cairan

kedalam rectum

dan kolon

(Enema)

Terapi pengobatan alamiah diantaranya adalah dengan

terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif,

refleksiologi, dan hidroterapi

Pemberian sari kacang

hijau hangat

Massage perut dengan

menggunakan teknik

huruf Jepang (の= No)

Konstipasi teratasi

Meningkatnya motilitas usus

Page 62: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

43

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL

DAN HIPOTESIS

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kerangka konsep, definisi operasional serta

hipotesis. Kerangka konsep adalah skema yang membantu peneliti dalam

menggambarkan hubungan antara hasil penemuan dengan teori yang ada yang

dapat memberikan arah dalam menentukan hipotesis penelitian yang dilakukan.

Definisi operasional adalah definisi yang diamati berdasarkan karakteristik dari

variabel yang diteliti untuk lebih memperjelas maksud dan arah dari penelitian

yang dilakukan. Hipotesis merupakan pernyataan sementara dari peneliti yang

akan menguji kebenaran yang akan dinyatakan dalam hipotesis alternatif sebagai

suatu petunjuk dalam mengidentifikasi dan menginterpretasikan suatu hasil.

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dari

hal-hal yang khusus, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur.

Kerangka kosep hanya dapat diamati atau diukur melalui variabel-variabel

(Notoatmojo, 2010). Kerangka konsep merupakan hasil identifikasi yang

sistematis dan analisis yang kritis terhadap teori-teori yang ada kaitanya

dengan masalah penelitian yang diangkat (Hermawanto, 2010).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah sari kacang

hijau hangat, massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の=

No), dan gabungan (sari kacang hijau hangat dan massage perut

menggunakan teknik huruf Jepang (の= No)). Yang menjadi variabel

confounding adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pola makan. Sementara

yang menjadi variable dependen adalah konstipasi teratasi. Hubungan antar

variabel dalam penelitian ini digambarkan seperti skema dibawah ini:

Page 63: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

44

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen

Variabel Dependen

Kerangka konsep penelitian dibuat sejak bertemu dengan pasien stroke yang

mengeluh belum buang air besar selama lebih dari 3 hari, mengeluh

kembung, mengeluh perut terasa keras. Responden yang diikut sertakan

dalam penelitian ini adalah responden yang memenuhi kriteria dan bersedia

ikut serta dalam penelitian ini. Selanjutnya akan dibagi tiga kelompok yaitu

kelompok perlakuan yang diberi sari kacang hijau hangat, kelompok

perlakuan yang dilakukan massage perut dengan menggunakan teknik huruf

Jepang (の= No), dan kelompok perlakuan gabungan (yang diberi sari kacang

hijau hangat dan dilakukan massage perut dengan menggunakan teknik huruf

Pasien Stroke Konstipasi

Variabel Confounding

Usia

Jenis kelamin

Pendidikan

Pola Makan

Pemberian Sari Kacang

Hijau Hangat

Massage Perut dengan

menggunakan teknik

huruf Jepang (の= No)

Intervensi Gabungan

(Pemberian Sari

Kacang Hijau Hangat

dan Massage Perut

dengan menggunakan

teknik huruf Jepang

(の= No)

Page 64: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

45

Jepang (の= No)). Pada kelompok tersebut masing-masing akan diberikan

intervensi setiap 2 hari sekali dan pengukuran akan dilakukan setiap 1

minggu sekali setelah dilakukan intervensi dan akan dilakukan intervensi

selama 4 minggu.

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variable Independen,

variable dependen dan variabel perancu (Confounding Variabel).

1. Variabel bebas (Independen Variabel)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian sari kacang hijau

hangat, massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の=

No) dan gabungan (sari kacang hijau hangat dan massage perut dengan

menggunakan teknik huruf Jepang (の= No)).

2. Variabel terikat (Dependen Variabel)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah konstipasi teratasi.

3. Variabel Perancu (Confounding Variabel)

Variabel perancu dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,

pendidikan, pola makan.

B. Definisi Operasional

Berikut ini adalah definisi operasional dari masing-masing variabel

penelitian:

Variabel Definisi Operasional Cara

Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

1. Independen Variable

Sari kacang

hijau

hangat

Salah satu usaha

diversifikasi pangan

hasil olahan kacang

hijau.

Observasi

Nominal

Massage Gerakan memijat Observasi

Page 65: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

46

Variabel Definisi Operasional Cara

Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

perut

dengan

menggunak

an teknik

huruf

Jepang

(の= No)

Gabungan

(sari

kacang

hijau

hangat dan

massage

perut

menggunak

an teknik

huruf

Jepang

(の= No)

perut sambil menekan

ringan perut, pijat

perlahan dari mulai

titik sekitar pusar

searah dengan jarum

jam membentuk huruf

Jepang (の= No).

Suatu intervensi

pemberian sari kacang

hijau hangat di

kombinasikan dengan

gerakan memijat perut

sambil menekan

ringan perut, pijat

perlahan dari mulai

titik sekitar pusar

searah dengan jarum

jam membentuk huruf

Jepang (の= No).

Nominal

2. Confounding Variabel

Usia Umur atau usia adalah

satuan waktu yang

mengukur waktu

keberadaan suatu

benda atau makhluk,

baik yang hidup

maupun yang mati.

Kuisioner 1 = dewasa

tengah (<

45 Tahun)

2 = dewasa

akhir (> 45

Tahun)

Interval

Page 66: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

47

Variabel Definisi Operasional Cara

Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

Semisal, umur

manusia dikatakan

lima belas tahun

diukur sejak dia lahir

hingga waktu umur itu

dihitung.

Jenis

kelamin

Jenis kelamin

merupakan perbedaan

antara perempuan

dengan laki-laki

secara biologis sejak

seseorang lahir. Jenis

kelamin berkaitan

dengan tubuh laki-laki

dan perempuan,

dimana laki-laki

memproduksikan

sperma, sementara

perempuan

menghasilkan sel telur

dan secara biologis

mampu untuk

menstruasi, hamil dan

menyusui. Perbedaan

biologis dan fungsi

biologis laki-laki dan

perempuan tidak dapat

dipertukarkan diantara

Kuisioner 1 = laki-laki

2 =

perempuan

Nominal

Page 67: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

48

Variabel Definisi Operasional Cara

Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

keduanya.

Pendidikan Pengertian pendidikan

dalam arti teknis,

pendidikan adalah

proses dimana

masyarakat, melalui

lembaga-lembaga

pendidikan (sekolah,

perguruan tinggi atau

melalui lembaga-

lembaga lain), dengan

sengaja

mentransformasikan

warisan budayanya,

yaitu pengatahuan,

nilai-nilai dan

keterampilan-

keterampilan, dari

generasi ke generasi.

Kuisioner 1= Pendidikan

Tinggi (SMA,

Perguruan

tinggi)

2=Pendidikan

rendah (Tidak

sekolah,SD,

SMP)

Ordinal

Pola makan Pola makan menurut

beberapa pakar yaitu

cara pemenuhan

kebutuhan zat gizi

yang diperoleh dari

makanan yang

digunakan sebagai

bahan energi tubuh.

Pola makan atau pola

Observasi

hasil

dietary

fiber dari

bagian gizi

klinik

1= tinggi serat

(jika

konsumi

serat > 25

mg per

hari)

2=rendah

serat (jika

Ordinal

Page 68: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

49

Variabel Definisi Operasional Cara

Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

konsumsi pangan

adalah susunan jenis

dan jumlah makanan

yang dikonsumsi

seseorang atau

kelompok orang pada

waktu tertentu.

konsumsi

serat < 25

mg per

hari)

3. Dependen Variable

Konstipasi Konstipasi

didefinisikan

NANDA sebagai

“keadaan ketika

seorang individu

mengalami perubahan

dalam kebiasaan

defekasi normal yang

dikarakteristikan

dengan penurunan

frekuensi dan/atau

pengeluaran feses

yang keras dan

kering.

Format

pengkajian

defekasi

ROME-III

dan format

observasi

defekasi

1 = tidak BAB

selama 3

hari

2 = tidak BAB

> 3 hari

Ordinal

C. Hipotesis

1. Bahwa pemberian sari kacang hijau hangat efektif untuk mengatasi

konstipasi pada pasien stroke.

2. Bahwa massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の=

No) efektif untuk mengatasi konstipasi pada pasien stroke.

Page 69: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

50

3. Bahwa pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut dengan

menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) efektif untuk mengatasi

konstipasi pada pasien stroke.

Page 70: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

51

BAB IV

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan mengenai desain penelitian, populasi dan

sampel, tempat dilaksanakannya penelitian, waktu dilaksanakannya penelitian,

etika penelitian, alat pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, serta

pengolahan data dan analisa data.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Eksperimental di mana suatu

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain tanpa randomisasi yang ketat (Notoatmojo, 2010).

Rancangan penelitian ini menggunakan kelompok subyek yang telah

terbentuk secara wajar (teknik rumpun), diawali dengan pre test dan setelah

pemberian intervensi kemudian diadakan post test (Nursalam, 2013). Dengan

skema sebagai berikut:

Skema 4.1 Desain Penelitian

Keterangan :

O1 :

X1 :

Observasi awal sebelum dilakukan intervensi sari kacang hijau hangat

pada kelompok intervensi pemberian sari kacang hijau hangat.

Intervensi pemberian sari kacang hijau hangat selama 2 hari sekali

Kelompok pemberian Sari

Kacang Hijau Hangat

Kelompok Massage Perut

Teknik Huruf Jepang (の= No)

Kelompok Gabungan

O1

O3

X1 O2

O5

X2 O4

X1+X2 O2

:

:

:

Page 71: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

52

O2 :

O3 :

X2 :

dilakukan selama 4 minggu.

Observasi setelah dilakukan intervensi pemberian sari kacang hijau

hangat selama 1 minggu sekali selama 4 minggu.

Observasi awal sebelum dilakukan intervensi massage perut teknik

huruf Jepang (の= No) pada kelompok intervensi.

Intervensi massage perut teknik huruf Jepang (の= No) dilakukan

selama 10 – 15 menit selama 2 hari sekali dalam kurun waktu selama

4 minggu.

O4 :

O5 :

X1+2:

O6 :

Observasi setelah dilakukan intervensi massage perut teknik huruf

Jepang (の= No) selama 1 minggu sekali selama 4 minggu.

Observasi awal sebelum dilakukan intervensi gabungan (pemberian

sari kacang hijau hangat dan massage perut teknik huruf Jepang (の=

No)) pada kelompok intervensi gabungan.

Intervensi gabungan (pemberian sari kacang hijau hangat dan

massage perut teknik huruf Jepang (の= No)) selama 2 hari sekali

selama 4 minggu.

Observasi setelah dilakukan intervensi gabungan (pemberian sari

kacang hijau hangat dan massage perut teknik huruf Jepang (の= No))

selama 1 minggu sekali selama 4 minggu.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas beberapa contoh obyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Supardi,

2013). Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh klien stroke yang

mengalami konstipasi di Rumah Sakit Mayapada yang berjumlah 32 orang.

Dalam penelitian ini calon sampel yang dipilih harus memenuhi persyaratan

inklusi yang telah ditetapkan peneliti. Di mana dari seluruh sampel ini akan

dibagi 3 (tiga) kelompok yang sama besar yaitu kelompok perlakuan dengan

Page 72: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

53

pemberian sari kacang hijau hangat. Kelompok perlakuan dengan massage

perut teknik huruf Jepang (の= No) dan kelompok gabungan (dengan

perlakuan pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut teknik huruf

Jepang (の= No)).

Calon sampel dalam penelitian ini adalah dari 27 pasien yang terdiagnosa

stroke terhadap konstipasi di Rumah Sakit Mayapada Tangerang.

Dan hanya 27 orang pasien yang memenuhi persyaratan sesuai dengan

kriteria inklusi sebagai berikut :

1. Klien dengan susah BAB lebih dari 3 hari.

2. Klien dengan kesadaran baik.

3. Klien stroke dengan terpasang NGT.

4. Klien dengan bising usus kurang dari 5x/menit.

5. Klien stroke dengan konstipasi yang bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi sampel pada penelitian ini, adalah :

1. Klien stroke yang mengalami penurunan kesadaran.

2. Klien stroke yang tidak kooperatif.

3. Klien stroke yang tidak bersedia menjadi responden.

4. Klien stroke yang memiliki penyakit kronik seperti: gagal jantung,

gagal ginjal, dan kanker.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive

sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada

ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Pelaksanaan

pengambilan sampel secara purposive ini di mana peneliti mengadakan studi

pendahuluan dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan

populasi (Anggraeni, D.M., & Saryono., 2013). Menentukan besar sampel

(replikasi) untuk rancangan acak lengkap, acak kelompok atau faktoral secara

sederhana dapat digunakan rumus di bawah ini :

Page 73: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

54

Dimana: t = banyak kelompok perlakuan

r = jumlah replikasi

(3-1) (r-1) ≥ 15

2 (r-1) ≥15

r ≥ 8,5 dibulatkan menjadi = 9

Jadi jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini masing-masing

kelompok berjumlah 9 responden. Dengan masing-masing kelompok yang

sama besar yaitu kelompok perlakuan dengan pemberian sari kacang hijau

hangat 9 responden. Kelompok perlakuan dengan massage perut teknik huruf

Jepang (の= No) 9 responden, dan kelompok gabungan (dengan perlakuan

pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut teknik huruf Jepang

(の= No) sebanyak 9 responden).

C. Tempat Penelitian

Tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Rumah Sakit Mayapada

Tangerang.

D. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai awal Februari sampai akhir

September 2016

(t-1) (r-1) ≥ 15

Page 74: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

55

Tabel 4.1

Jadwal Penelitian (Tahun 2016)

Kegiatan

Februari-

April Mei Juni-Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan

Proposal dan

Uji Proposal

x x x x x x

Uji Validitas x x

Pengumpulan

Data

x x x x

Penyusunan

Hasil

x x x

Sidang Hasil x x

Sidang Tesis x x x

5. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan obyek manusia yaitu pasien stroke yang dirawat

di Rumah Sakit Mayapada Tangerang yang memiliki kebebasan dalam

menentukan dirinya, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia

(Hidayat, 2010). Jumlah pasien yang telah didiagnosa stroke oleh dokter

Rumah Sakit Mayapada berjumlah 32 orang, sedangkan pada tanggal 3 Juni

2016 pada saat dilakukan pengumpulan data demografi kemudian dilakukan

observasi awal, di mana 32 orang pasien yang memenuhi kriteria inklusi, lalu

diambil 27 orang pasien kemudian dikelompokkan dalam tiga kelompok

intervensi. Sebelum penelitian dimulai, peneliti terlebih dahulu menjelaskan

tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada pasien yang

menjadi responden. Kemudian keluarga pasien mewakili pasien

menandatangani surat persetujuan menjadi responden dengan mengisi

informed consent, dan 27 pasien menyetujui untuk berperan serta dalam

penelitian ini (Polit & Beck tahun 2006 dalam Novarenta 2013).

Page 75: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

56

Penelitian ini menjunjung tinggi prinsip etika penelitian yang merupakan

standar etika dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Self determination

Para pasien diberikan kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau

tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela dan tanpa

paksaan dari peneliti setelah mendapat penjelasan.

2. Privacy

Peneliti menjaga kerahasiaan semua data dan informasi yang telah

disampaikan oleh pasien sebagai responden dan hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian.

3. Anonymity

Selama kegiatan penelitian berlangsung, nama responden tidak

digunakan dan sebagai gantinya peneliti menggunakan kode untuk

masing-masing pasien dengan kode yang berbeda.

4. Confidentiality

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas pasien dan informasi yang

diberikan pasien. Semua catatan atau data pasien disimpan sebagai

dokumentasi peneliti setelah penelitian berakhir.

5. Protection from discomfort

Pasien dikondisikan dalam keadaan bebas dari rasa tidak nyaman, pasien

diberi penjelasan terlebih dahulu sebelum penelitian, kemudian pada saat

pelaksanaan penelitian posisi tidur tetap dikontrol kenyamanannya,

dengan melibatkan dua asisten untuk fokus mengawasi antara 2-4 pasien

di masing-masing kelompok intervensi dan memastikan bahwa

kenyamanan pasien terjaga selama intervensi dilaksanakan. Dan

melakukan pengkajian terlebih dahulu terhadap minyak gosok yang akan

digunakan untuk memijat perut untuk menghindari terjadinya alergi pada

pasien.

6. Benefience

Dengan dilaksanakannya prosedur ini pasien berpotensi untuk

mendapatkan manfaat dari prosedur yang diberikan baik pemberian sari

Page 76: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

57

kacang hijau hangat, massage perut teknik huruf Jepang (の= No) atau

yang gabungan. Pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut

teknik huruf Jepang (の= No) merupakan tindakan keperawatan yang

non invasive, diharapkan tidak menimbulkan resiko cidera atau efek

samping maka dengan dilakukannya pengawasan melibatkan asisten

diharapkan dapat menjaga rasa aman dan nyaman pasien selama

dilakukan intervensi.

7. Justice

Pasien berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan baik sebelum,

selama, dan, setelah berpartisipasi dalam penelitian. Semua pasien tetap

menjalankan terapi standar (terapi dari dokter). Pasien yang bergabung

dalam kelompok intervensi mendapatkan tambahan terapi berupa

pemberian sari kacang hijau hangat, massage perut teknik huruf Jepang

(の= No) atau terapi gabungan (Pemberian sari kacang hijau hangat dan

massage perut teknik huruf Jepang (の= No)) selama 2 hari sekali dalam

4 minggu.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah berupa kuisioner yang baku

dan sudah digunakan pada penelitian sebelumnya mengenai “prevalensi

konstipasi dan faktor risiko konstipasi pada anak” di daerah Bali oleh Floria

Eva. Dan adapun peralatan yang akan digunakan dalam perlakuan pada

kelompok perlakuan pemberian sari kacang hijau hangat yaitu berupa

peralatan makan seperti (sendok, gelas ukur, gelas) termo air raksa, dan pada

kelompok perlakuan massage yaitu menyiapkan minyak telon sebagai alat

untuk perlakuan massage, serta lembar pengumpulan data. Pengumpulan data

yang diisi oleh peneliti yang memuat informasi mengenai karakteristik usia,

jenis kelamin, pendidikan, pola makan. Diawal penelitian, minggu ke-1,

minggu ke-2, minggu ke-3, dan minggu ke-4 selama penelitian berlangsung.

Page 77: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

58

Uji validitas artinya sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur

suatu data. Sedangkan reliabilitas yaitu suatu ukuran yang menunjukkan

sejauh mana hasil penelitian tetap konsisten bila dilakukan 2 kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama (Kemenkes RI 2013).

G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pelaksanaan penelitian eksperimen dijelaskan secara rinci untuk

melihat desain yang digunakan, pengamatan, perlakuan dan garis waktu

kegiatan (Prof. Dr. Buchari tahun 2003). Dibawah ini merupakan beberapa

prosedur dalam pengambilan data :

1. Sebelum pengumpulan data dilakukan dengan terlebih dahulu

proposal penelitian diujikan di depan Tim Penguji Tesis Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

2. Selanjutnya mengajukan surat ijin penelitian dari Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

3. Uji kelayakan oleh Komite Etik dari Falkutas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta.

4. Prosedur ijin dilakukan dengan pengajuan ijin yang ditujukan kepada

Direktur Rumah Sakit Mayapada Tangerang pada bulan April 2016

sebagai tempat kegiatan penelitian.

Kemudian peneliti membentuk Tim Peneliti yang terdiri dari peneliti utama

dan dua orang asisten peneliti yaitu perawat yang bertugas di Rumah Sakit

Mayapada Tangerang dengan kualifikasi S1 Keperawatan Ners, di mana

tugas dari asisten peneliti hanya mendampingi peneliti setiap melaksanakan

intervensi pada masing-masing kelompok untuk menjaga agar intervensi

berjalan dengan fokus, dan untuk menjaga hal-hal yang tidak diharapkan

selama intervensi berjalan (seperti kelelahan pada pasien yang menjalani

intervensi ataupun tidak fokus seperti mengajak ngobrol pasien yang lain

dalam proses intervensi berjalan).

Page 78: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

59

Menetapkan sampel penelitian yaitu dengan menentukan pasien sesuai

dengan kriteria inklusi di mana pasien yang dirawat di Rumah Sakit

Mayapada Tangerang dari sejumlah 32 responden (pasien perempuan dan

pasien laki-laki) yang terdiagnosa stroke yang memenuhi kriteria inklusi pada

saat dilakukan pengumpulan data. Sehingga pembagian kelompok untuk

masing-masing kelompok intervensi berjumlah 9 orang merujuk pada jumlah

minimal menurut rumus uji hipotesis rerata dua populasi berpasangan.

Kemudian pasien dibagi kelompok intervensi sesuai yang akan dilaksanakan

dengan menjelaskan tentang tujuan, manfaat, resiko, serta prosedur penelitian

serta hak dan kewajiban selama penelitian berlangsung, dan kesediaan

menjadi sampel dalam penelitian dengan persetujuan informed consent yang

telah disetujui dengan tanda tangan sebagai bukti persetujuan menjadi

responden.

Pemberian penjelasan mengenai penelitian mengenai penelitian yang

dilaksanakan dijelaskan secara lisan juga tertulis (terlampir) pada masing-

masing responden sebelum intervensi dilaksanakan. Kemudian bersama

pasien dan juga atas ijin dari perawat di rumah sakit menetapkan kontrak

waktu untuk pelaksanaan intervensi setiap 2 hari sekali. Intervensi pemberian

sari kacang hijau hangat dilaksanakan setiap 2 hari sekali selama 4 minggu

dilaksanakan pada pasien dan dilaksanakan perorangan dengan membimbing

2 responden sekaligus dalam satu waktu. Dan untuk intervensi massage perut

teknik huruf Jepang (の= No) dan gabungan dilakukan di ruang yang telah

disediakan dilaksanakan setiap 2 hari sekali selama 4 minggu.

Selama intervensi dilaksanakan, pasien diobservasi tentang pelaksanaan dan

juga respon yang terjadi selama intervensi dilaksanakan, jika ada pasien yang

tidak fokus selama intervensi maka akan diingatkan kembali untuk

memfokuskan pada apa yang sedang dilaksanakan. Untuk pencatatan peneliti

tidak melakukan sendiri tetapi dilakukan oleh perawat asisten yang bertugas

setiap 2 hari sekali, setelah dilakukan intervensi dan peneliti mendampingi

Page 79: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

60

intervensi yang dilakukan, kemudian dilakukan pendokumentasian dan

rekapitulasi pencatatan secara keseluruhan.

H. Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmojo tahun 2010, data yang terkumpul diolah dengan

prosedur pengolahan data sebagai berikut :

a. Editing

Hasil dari setiap jawaban dan pemberian sari kacang hijau hangat

yang telah terkumpul kemudian dikoreksi kembali dan selanjutnya

jawaban diberi kode untuk memudahkan analisa data.

b. Coding

Coding data dilakukan oleh peneliti langsung, sebelum peneliti

meninggalkan responden, hal ini dilakukan untuk menghindari

pengukuran dan pengkajian data yang berulang.

c. Tabulasi/Entry Data

Dari hasil coding selanjutnya data dimasukkan pada sistem

pengolahan data dengan menggunakan aplikasi komputer.

d. Cleaning

Data yang telah dimasukkan diperiksa kembali untuk memastikan

bahwa data yang telah lengkap dan benar-benar bersih dari

kesalahan serta siap untuk dianalisa.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Melakukan analisis univariat untuk mengetahui karakteristik

responden yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi. Variable yang dianalisis pada penelitian ini adalah usia,

jenis kelamin, pendidikan dan pola makan.

Page 80: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

61

Analisa univariat untuk variabel lama tidak BAB menggunakan

central tendensi (mean, standar deviasi, minimum-maksimum).

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisa hubungan antar

variable yang diteliti, dengan analisis ini dapat diketahui pengaruh

pemberian sari kacang hijau hangat. Intervensi massage perut

teknik huruf Jepang (の= No) serta intervensi gabungan

(Pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut teknik

huruf Jepang (の= No)) terhadap konstipasi pada kelompok

intervensi (Hidayat, 2010) dan juga hubungan variable confounding

dengan variable dependen seperti pada table 4.2.

Table 4.2 Analisis Bivariat

No. Variabel Uji Statistik

1 Mengetahui pengaruh

intervensi sari kacang hijau

hangat, massage perut teknik

huruf Jepang (の= No) dan

gabungan dalam mengatasi

konstipasi

Paired T Test

2 Perbedaan lama teratasi

konstipasi pasien stroke dengan

konstipasi sebelum dan sesudah

pada kelompok 1, 2 dan 3

Uji Analisis varian satu

arah (Anova)

3 Hubungan usia, jenis kelamin,

Pendidikan, pola makan dengan

lama teratasi konstipasi (hari)

Regresi linier sederhana

Page 81: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

62

c. Analisis Multivariat

Analisis multivariabel merupakan teknik analisis pengembangan

analisis bivariabel. Proses analisis multivariabel dengan

menghubungkan beberapa variabel independent dengan satu

variabel dependent. Analisis ini bertujuan melihat faktor yang

paling besar pengaruhnya terhadap defikasi, uji yang digunakan

adalah regresi linier ganda karena variable dependennya numerik.

Dalam analisis multivariat dengan uji regresi linier ganda, akan

melalui suatu tahapan pemodelan dimana langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

1) Melakukan analisis bivariat untuk menentukan variabel yang

menjadi kandidat model. Masing-masing variabel independen

dihubungkan dengan variabel dependen (bivariat), bila hasil

bivariat mempunyai nilai p<0,25, maka variabel tersebut

masuk dalam model multivariat.

2) Lakukan analisis secara bersamaan, lakukan pemilihan

variabel yang masuk dalam model. Variabel yang masuk

dalam model multivariat adalah variabel yang mempunyai p

value ≤ 0,05. Untuk variabel yang p valuenya > 0,05 dilakukan

pengeluaran dari model satu per satu, dimulai dari variabel

yang p valuenya paling besar. Bila variabel tersebut setelah

dikeluarkan dari model mengakibatkan koefisien dari variabel

yang masih ada dalam model berubah besar (lebih dari 10 %)

maka variabel tersebut dimasukan kembali dalam model dan

dijadikan variable confounding. Lakukan proses ini berulang-

ulang sampai semua variabel yang p valuenya > 0,05 dicoba

dikeluarkan dari model yang akhirnya jadilah model terakhir

multivariat.

3) Untuk melihat variabel yang paling besar pengaruhnya

terhadap variable dependen, maka dilihat nilai OR (nilai Exp

Page 82: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

63

B), semakin besar nilai Exp B, maka semakin besar pengaruh

variable tersebut terhadap variabel independen.

Rumus prediksi persamaan regresi logistik adalah (Dahlan, 2011) :

1 1 2 2 ..... n ny a b X b X b X

Keterangan :

a = Konstanta

b1, b2,....bn= Koefisien regresi variabel independen,

X1, X2,....Xn = Koefisien prediktor yang pengaruhinya (nilai

variabel bebas)

Dengan probablilitas :

-y

1P =

(1+e )

Keterangan :

p = probabilitas untuk terjadinya suatu kejadian

e = bilangan natural =2.7

y = 1 1 2 2konstanta ..... i ia x a x a x

Page 83: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

64

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian mengenai efektifitas pemberian sari kacang

hijau hangat dan massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の=

No) pada pasien stroke terhadap konstipasi. Penelitian ini dilakukan bulan April

sampai dengan Juli 2016 di RS Mayapada Tangerang. Sampel dalam penelitian ini

adalah 27 pasien yang terdiagnosa stroke dengan konstipasi di Rumah Sakit

Mayapada Tangerang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Dari 27 sampel ini akan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yang sama besar

melalui proses matching, yaitu 9 responden yang diberi perlakuan pemberian sari

kacang hijau hangat, 9 responden massage perut dengan menggunakan teknik

huruf Jepang (の= No) dan 9 responden mendapat intervensi gabungan keduanya.

Hasil penelitian berupa hasil analisis univariat, bivariat dan multivariat untuk

mengetahuai faktor yang paling dominan terhadap lama hari teratasinya konstipasi

pada pasien stroke. Berikut hasil analisa univariat, bivariat dan multivariat akan

disajikan pada tabel berikut ini :

Page 84: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

65

A. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Karakteristik Pasien Stroke Dengan Konstipasi

Di Rumah Sakit Mayapada Tangerang

Variabel Frekuensi (n=27) Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 16 59.3

Perempuan 11 40.7

Jumlah 27 100

Usia

< 45 Tahun 10 37

> 45 Tahun 17 63

Jumlah 27 100

Pendidikan

Tinggi 19 70.4

Rendah 8 29.6

Jumlah 27 100

Pola Makan

Tinggi Serat 16 59.3

Rendah Serat 11 40.7

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa dari 27 pasien pasien stroke dengan

konstipasi sebagian besar yaitu 16 (59.3%) berjenis kelamin laki-laki,

sebagian besar dalam kategori usia > 45 tahun yaitu 17 (63%), berpendidikan

tinggi (> SMA) yaitu 19 (70.4%) dan pola makan tinggi serat yaitu 16

(59.3%).

Page 85: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

66

B. Analisa Univariat

Tabel 5.2

Lama Hari Teratasi Konstipasi dan Variabel Confounding

(Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan Pola Makan)

pada Ketiga Kelompok Sebelum dan Sesudah Intervensi

Kelompok

Total

Kelompok

I

Kelompok

II

Kelompok

III

Lama Hari

Teratasi

Konstipasi

Sebelum 5.56 hari 6.33 hari 6.11 hari

Sesudah 2.89 hari 3.11 hari 2.67 hari

Usia < 45 Th 5 (50%) 2 (20%) 3 (30%) 10 (100%)

> 45 Th 4 (23.5%) 7 (41.2%) 6 (35,3%) 17(100%)

Jenis

kelamin

Laki-laki 5 (31.25%) 6 (37.5%) 5 (31.25%) 16 (100%)

Perempuan 4 (36.4%) 3 (27.2%) 4 (36.4%) 11 (100%)

Pendidikan Tinggi 5 (26.3%) 6 (31.6%) 8 (42.1%) 19 (100%)

Rendah 4 (50%) 3 (37.5%) 1 (12.5%) 8 (100%)

Pola

makan

Tinggi serat 5 (31.2%) 5 (31.2%) 6 (37.6%) 16 (100%)

Rendah serat 4 (36.4%) 4 (36.4%) 3 (27.2%) 11 (100%)

Berdasarkan tabel 5.2, pada intervensi kelompok I didapatkan rata-rata lama

hari konstipasi sebelum intervensi yaitu 5.56 hari sedangkan rata-rata lama

hari teratasi konstipasi sesudah intervensi yaitu 2.89 hari, dengan usia

responden < 45 th sebanyak 5 responden (50%) dan > 45 th sebanyak 4

responden (23.5%), untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 5 responden

(31.25%) dan perempuan sebanyak 4 responden (36.4%), pendidikan tinggi

sebanyak 5 responden (26.3%) dan pendidikan rendah sebanyak 4 responden

(50%), serta pola makan tinggi serat sebanyak 5 responden (31.2%) dan

rendah serat sebanyak 4 responden (36.4%).

Pada intervensi kelompok II didapatkan rata-rata lama hari konstipasi

sebelum intervensi yaitu 6.33 hari sedangkan rata-rata lama hari teratasi

konstipasi sesudah intervensi yaitu 3.11 hari, dengan usia responden < 45 th

sebanyak 2 responden (20%) dan > 45 th sebanyak 7 responden (41.2%),

untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 6 responden (37.5%) dan perempuan

Page 86: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

67

sebanyak 3 responden (27.2%), pendidikan tinggi sebanyak 6 responden

(31.6%) dan pendidikan rendah sebanyak 3 responden (37.5%), serta pola

makan tinggi serat sebanyak 5 responden (31.2%) dan rendah serat sebanyak

4 responden (36.4%).

Pada intervensi kelompok III didapatkan rata-rata lama hari konstipasi

sebelum intervensi yaitu 6.11 hari sedangkan rata-rata lama hari teratasi

konstipasi sesudah intervensi yaitu 2.67 hari, dengan usia responden < 45 th

sebanyak 3 responden (30%) dan > 45 th sebanyak 6 responden (35.3%),

untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 5 responden (31.25%) dan perempuan

sebanyak 4 responden (36.4%), pendidikan tinggi sebanyak 8 responden

(42.1%) dan pendidikan rendah sebanyak 1 responden (12.5%), serta pola

makan tinggi serat sebanyak 6 responden (37.6%) dan rendah serat sebanyak

3 responden (27.2%).

C. Analisa Bivariat

Untuk mengevaluasi pengaruh efektifitas pemberian sari kacang hijau

hangat dan massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の=

No) pada pasien stroke terhadap konstipasi dilakukan dengan menggunakan

uji beda rata-rata dua kelompok berpasangan (dependen) dimana terlebih

dahulu dilakukan pengujiaan normalitas data secara analitik menggunakan

shapiro wilk test (data jumlahnya < 60 yaitu 27 terbagi menjadi 3 kelompok).

Karena data berdistribusi normal (hasil uji normalitas data terlampir) maka

pengujian secara bivariate menggunakan uji T Dependen. Analisa bivariat

juga digunakan untuk mengetahui variabel konfonding antara kelompok

melalui uji homogenitas melalui uji chi square dan uji anova (uji beda rata-

rata 3 kelompok).

Page 87: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

68

Tabel 5.3

Perbedaan Lama Hari Teratasi Konstipasi

Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Ketiga Kelompok

Kelompok Intervensi Mean Standar

Deviasi

Rata-rata

Penurunan

T

Hitung P value

I Sebelum 6,11 1,537

3,444 6,499 0.000 Sesudah 2,67 0,707

II Sebelum 6,33 1,936

3,222 4,143 0.003 Sesudah 3,11 1,054

III Sebelum 5,56 1,509

2,667 4,131 0.003 Sesudah 2,89 1,616

Dari hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata lama hari teratasi konstipasi

sebelum intervensi pemberian sari kacang hijau hangat (Kelompok 1) adalah

6,11 hari dan sesudah intervensi adalah 2,67 hari dengan rata-rata penurunan

3,444 hari. Hasil uji T Dependen diperoleh P value (0.000) < (0,05) dan

thitung(6.499) > ttabel(2.306) maka Ho ditolak artinya ada perbedaaan lama hari

teratasi konstipasi sebelum dan sesudah intervensi pemberian sari kacang

hijau hangat.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata lama hari teratasi konstipasi

sebelum intervensi massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang

(の= No) (Kelompok 2) adalah 6,33 hari dan sesudah intervensi adalah 3,11

hari dengan rata-rata penurunan 3,222 hari. Hasil uji T Dependen diperoleh P

value (0.003) < (0,05) dan thitung(4,143) > ttabel(2.306) maka Ho ditolak

artinya ada perbedaaan lama hari teratasi konstipasi sebelum dan sesudah

intervensi massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No).

Dari hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata lama hari teratasi konstipasi

sebelum intervensi gabungan pemberian sari kacang hijau hangat dan

massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No)

(Kelompok 3) adalah 5,56 hari dan sesudah intervensi adalah 2,89 hari

dengan rata-rata penurunan 2,667 hari. Hasil uji T Dependen diperoleh P

value (0.003) < (0,05) dan thitung(4,131) > ttabel(2.306) maka Ho ditolak

Page 88: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

69

artinya ada perbedaaan lama hari teratasi konstipasi sebelum dan sesudah

intervensi gabungan pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut

dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No).

Dari ketiga kelompok intervensi masing-masing memiliki efektfitas dalam

mengatasi lama hari konstipasi, akan tetapi dari ketiga kelompok perlakuan

penurunan angka secara signifikan terjadi pada kelompok pertama yaitu yang

mendapatkan intervensi pemberian sari kacang hijau hangat, dan dapat

disimpulkan bahwa ketiga intervensi ini efektif dalam mengatasi konstipasi.

Tabel 5.4

Hubungan (Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pola Makan)

dengan Lama Hari Teratasi Konstipasi

Variabel Lama Hari Teratasi Konstipasi

Pvalue Thitung

Kategori Usia 0,608 0,516

Jenis Kelamin 0.182 1,354

Pendidikan 0,583 0,553

Pola Makan 0,044 2,061

Hasil analisis hubungan kategori usia dengan lama teratasi konstipasi

diperoleh value = 0,608 > (0,05) maka Ho diterima artinya tidak ada

hubungan antara kategori usia dengan lama teratasi konstipasi.

Hasil analisis hubungan jenis kelamin dengan lama teratasi konstipasi

diperoleh value = 0,182 > (0,05) maka Ho diterima artinya tidak ada

hubungan antara jenis kelamin dengan lama teratasi konstipasi.

Hasil analisis hubungan pendidikan dengan lama teratasi konstipasi diperoleh

value = 0,583 > (0,05) maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara

pendidikan dengan lama teratasi konstipasi.

Page 89: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

70

Hasil analisis hubungan pola makan dengan lama teratasi konstipasi diperoleh

value = 0,044 < (0,05) maka Ho ditolak artinya ada hubungan antara pola

makan dengan lama teratasi konstipasi.

Dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, dan

pendidikan tidak terdapat hubungan dengan lama teratasi konstipasi.

Sedangkan pola makan terdapat hubungan dengan lama teratasi konstipasi.

Page 90: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

71

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan pembahasan tentang bagaimana pengaruh pemberian sari

kacang hijau hangat dan massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang

(の= No) pada pasien stroke dengan konstipasi di RS Mayapada Tangerang.

A. Karakteristik Responden

1. Usia

Hasil penelitian diketahui bahwa dari 27 pasien stroke dengan konstipasi

sebagian besar dalam kategori usia > 45 tahun yaitu 17 (63%).

Karakteristik usia responden didominasi oleh usia >40 (75%). Sisanya

adalah responden usia ≤ 40 tahun (25%). Usia merupakan faktor yang

sangat berhubungan dengan proses degeneratif yang berarti penurunan

fungsi pada sistem tubuh manusia termasuk pada sistem pencernaan dan

sitem neurologi (Hikaya, 2014).

Hasil yang sama terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Ginting,

tentang konstipasi pada pasien stroke, dimana rerata usia pasiennya

adalah 55,46 tahun. Hal ini dikarenakan fokus subjek penelitiannya

adalah pasien stroke dimana faktor usia sangat mempengaruhi. Resiko

stroke meningkat pada kelompok usia 45-74 tahun (Denny, 2012).

Menurut Potter & Perry (2006), gerakan peristaltik menurun seiring

dengan peningkatan usia dan melambatnya pengosongan esofagus.

Lansia juga kehilangan tonus otot pada otot dasar perinium dan sfingter

anus sehingga cenderung mengalami konstipasi.

Berdasarkan asumsi peneliti, hasil yang sama ini dikarenakan fokus

subjek penelitian ini adalah pasien-pasien imobilisasi akibat gangguan

Page 91: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

72

neurologi yang beresiko mengalami konstipasi. Sehingga pengambilan

sampel berdasarkan pada penyebab imobilisasi yang spesifik yaitu pada

gangguan neurologi.

2. Jenis Kelamin

Hasil penelitian diketahui bahwa dari 27 pasien pasien stroke dengan

konstipasi sebagian besar yaitu 16 (59.3%) berjenis kelamin laki-laki.

Proporsi jenis kelamin laki-laki dan perempuan dalam penelitian ini

hampir sama, namun proporsi jenis kelamin laki-laki lebih banyak

dengan jumlah 53%. Secara umum, laki-laki memiliki resiko lebih tinggi

mengalami stroke dibandingkan dengan perempuan. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan Yea, Suh, Sien dan Min (2008) di

Taiwan Utara yang melaporkan sebagian besar responden berjenis

kelamin laki-laki dengan jumlah 54.1%. Hal yang sama juga dilaporkan

oleh Ones, Yalcinkaya, Toklu dan Caglar (2009) di Istanbul bahwa

proporsi laki-laki lebih banyak yaitu sebesar 56.81%. Data ini

menunjukkan bahwa proporsi laki-laki yang mengalami stroke lebih

tinggi.

Hal ini dapat terjadi mungkin dikarenakan pengaruh hormon pada laki -

laki dan perempuan. Pada laki-laki terdapat hormon testosteron, dimana

hormon ini dapat meningkatkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein),

apabila kadar LDL tinggi maka dapat meningkatkan kadar kolesterol

dalam darah yang merupakan faktor resiko terjadinya penyakit

degeneratif seperti stroke (Bull, 2007).

3. Pendidikan

Hasil penelitian diketahui bahwa dari 7 pasien pasien stroke dengan

konstipasi sebagian besar berpendidikan tinggi (>SMA) yaitu 19

(70.4%). Sejalan dengan teori yang menyatakan pendidikan seseorang

berhubungan merupakan faktor predisposing (pendorong) yang

Page 92: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

73

berhubungan pengatahuan seseorang. Semakin tinggi pengetahuan

seseorang maka akan semakin luas wawasan yang dimilikinya. Walau

demikian, tingkat pendidikan yang rendah tidak berarti pengetahuannya

selalu rendah karena pengetahuan tentang kesehatan tidak hanya

diperoleh dari pendidikan formal. Hal ini sesuai dengan peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal tetapi dapat

juga diperoleh dari pendidikan non formal (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Zamanmania Aceh (2013) menyatakan bahwa Apabila

masyarakat mempunyai pendidikan dan pengetahuan tentang gizi, maka

masyarakat tersebut akan berusaha untuk memenuhi makanan yang

mempunyai nilai gizi yang baik. Pola makan inilah yang berpengaruh

langsung terhadap konstipasi.

4. Pola Makan

Hasil penelitian diketahui bahwa dari 27 pasien pasien stroke dengan

konstipasi sebagian besar yaitu 16 (59.3%) pola makan tinggi serat.

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan

jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan

kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan

penyakit. (Depkes RI, 2009). Lebih lanjut lagi menurut Zamanmania

Aceh (2013) pola makan merupakan kebiasaan pribadi atau masyarakat

untuk mengkonsumsi makanan pada waktu-waktu tertentu. Pada

umumya pola makan masyarakat Indonesia adalah tiga kali sehari yaitu

pagi, siang dan malam hari.

Penelitian dengan hasil menunjukkan terdapat beberapa faktor yang

berpengaruh melatarbelakangi kejadian konstipasi pada pasien stroke

yaitu faktor asupan serat kurang dari 25gr/hari (86.40%).

Page 93: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

74

Diet, pola, atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi

proses, defekasi. Makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat

membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang dikonsumsi pun

mempengaruhinya (Uliyah, dkk, 2008).

Faktor penyebab konstipasi (Smeltzer & Bare, 2008), fisiologis

perubahan pola makan dan makanan yang biasa dikonsumsi, penurunan

motilitas saluran gastrointestinal, dehidrasi, insufisiensi asupan serat,

insufisiensi asupan cairan, pola makan buruk.

B. Rata-Rata Lama Hari Teratasinya Konstipasi dengan Pemberian Sari

Kacang Hijau Hangat pada Pasien Stroke dengan Konstipasi

Dari hasil analisis intervensi dengan pemberian sari kacang hijau hangat

(kelompok 1) didapatkan bahwa rata-rata lama hari teratasi kostipasi sebelum

intervensi pemberian sari kacang hijau hangat adalah 6,11 hari dan sesudah

intervensi adalah 2,67 hari. Hasil analisis menunjukkan P value= 0.000; <

0,05 diketahui bahwa ada perbedaaan lama hari teratasi konstipasi sebelum

dan sesudah intervensi pemberian sari kacang hijau hangat.

Cara penanganan konstipasi seperti makan makanan dengan cukup

kandungan serat dan minum cukup banyak cairan adalah kunci dalam

penanganan konstipasi. Dengan minum cukup air dan makanan berserat akan

membantu pergerakan feses dan membuat feses menjadi lebih lunak.

Peningkatan aktifitas fisik juga akan membantu dalam mengatasi konstipasi.

(UPT yankes ITB, 2008).

Penanganan konstipasi fungsional dilakukan dengan terapi farmakologi dan

non-farmakologi. Terapi farmakologi dengan obat laksatif sedangkan terapi

non-farmakologi dengan diet dan perubahan perilaku. Terapi pijat merupakan

bagian dari terapi non-farmakologi (Ferius S, Efar P, Mansur S, Gunardi H.,

2008).

Page 94: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

75

Hal ini didukung oleh penelitian Shu-Chen Huang et all (2009) yang berjudul

“In Vitro Interactions on Glucose by Different Fiber Materials Prepared

from Mung Bean Hulls, Rice Bran and Lemon Pomace”, yang menyatakan

bahwa serat yang diolah dari lambung kacang hijau, dedak padi dan lemon

pomace efektif bisa menyerap glukosa, menunda pelepasan glukosa dari pati

dan menghambat aktivitas amilase α-. Semua mekanisme ini mungkin

berfungsi untuk menurunkan tingkat adsorpsi glukosa, sebagai hasilnya

menurunkan konsentrasi glukosa serum postprandial.

Menurut Astawan (2009), Pati pada kacang hijau memiliki daya cerna yang

snagat tinggi yaitu 99,8% sehingga sangat baik dijadikan bahan makanan bayi

dan anak balita yang sistem pencernaanya belum sesempurna orang dewasa

(Untuk meningkatkan daya cerna protein tersebut, kacang hijau harus diolah

terlebih dahulu melalui proses pemasakan, seperti perebusan, pengukusan,

dan sangrai. Kacang hijau juga merupakan sumber serat pangan (dietary

fiber). Kadar serat dalam kacang hijau mempunyai peranan yang sangat

penting untuk mencegah terjadinya sembelit (susah buang air besar) serta

berbagai penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan.

C. Rata-Rata Lama Hari Teratasinya Konstipasi dengan Massage Perut

dengan Menggunakan Teknik Huruf Jepang (の= No) pada Pasien

Stroke dengan Konstipasi

Dari hasil intervensi massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang

(の= No) (Kelompok 2) didapatkan bahwa rata-rata lama hari teratasi

konstipasi sebelum intervensi adalah 6,33 hari dan sesudah intervensi adalah

3,11 hari. Hasil analisis diperoleh P value (0.003) < (0,05) menunjukkan ada

perbedaaan lama hari teratasi kostipasi sebelum dan sesudah intervensi

massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No).

Page 95: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

76

Hal ini sejalan dengan penelitian Sanaya (2014) tentang Pengaruh Massage

Abdomen Terhadap Penurunan Konstipasi Pada Klien Stroke Non Hemoragik

Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang dimana hasil analisa

diperoleh bahwa dari 17 responden penelitian menunjukan konstipasi

sebelum dilakukan terapi masase abdomen mayoritas nilai CAS 10 sebanyak

4 responden (23,5%) dan setelah dilakukan terapi masase abdomen mayoritas

nilai CAS 7 sebanyak 5 responden (29,4%). Hasil uji kedua variabel tersebut

menggunakan uji Paired Sample t-test diperoleh p-value =0,001 < 0,05 yang

berarti Terapi masase abdomen berpengaruh terhadap penurunan konstipasi

pada klien stroke non hemoragik.

Mekanisme massage abdominal dapat menurunkan kejadian konstipasi belum

dapat dipahami sepenuhnya, kemungkinan disebabkan oleh adanya efek

kombinasi dari stimulasi dan relaksasi. Tekanan secara langsung pada dinding

abdomen secara berurutan dan kemudian diselingi dengan waktu relaksasi

dengan cepat dapat meningkatkan reflek gastrokolik dan meningkatkan

kontraksi dari intertinal dan rectum (Brooks, et al., 2004, dalam Sinclair,

2010). Massage abdominal dapat menurunkan konstipasi melalui beberapa

mekanisme yang berbeda-beda antara lain dengan: menstimulasi sistem

persyarafan parasimpatis sehingga dapat menurunkan tegangan pada otot

abdomen, meningkatkan motilitas pada sistem pencernaan, meningkatkan

sekresi pada sistem intestinal serta memberikan efek pada relaksasi sfingter

(Lamas, 2009 dalam Sinclair, 2010).

Aktivitas massage meningkatkan peristaltik usus (Potter & Perry, 2006).

Dalam hal ini pengaruh perilstastik melalui sistem sirkulasi akan terjadi

penjalaran potensial aksi di sepanjang serat terminal, maka proses

depolarisasi meningkatkan permeabilitas membran serat saraf terhadap ion

kalsium, sehingga mempermudah ion ini berdifusi ke varikositas saraf. Disini

ion kalsium berinteraksi dengan vesikel sekretori yang letaknya berdekatan

dengan membran, sehingga vesikel ini bersatu dengan membran dan

Page 96: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

77

mengosongkan isinya keluar dan akhirnya disekresikan asetilkolin. Dengan

dihasilkannya asetilkolin akan memicu gerakan peristaltik dan relaksasi

sfingter yang akan mempermudah pengeluaran isi usus melalui proses

defekasi (Guyton & Hall, 2008).

Menurut teori Potter and Perry (2006) isi usus adalah stimulus utama untuk

terjadinya kontraksi produk dan buangan gas memberikan tekanan pada

dinding kolon. Lapisan otot meregang, menstimulasi reflek yang

menimbulkan kontraksi. Gerakan peristaltik massa, mendorong makanan

yang tidak tercerna menuju rektum. Gerakan peristaltik dapat dirangsang

dengan melakukan massage.

Salah satu terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk mencegah dan

mengatasi masalah konstipasi adalah dengan melakukan massage abdominal.

Massage abdominal merupakan intervensi yang efektif untuk mengatasi

konstipasi tanpa menimbulkan efek samping (Sinclair, 2010).

D. Rata-Rata Lama Hari Teratasinya Konstipasi dengan Intervensi

Gabungan (Pemberian Sari Kacang Hijau Hangat dan Massage Perut

dengan Menggunakan Teknik Huruf Jepang (の= No)) pada Pasien

Stroke dengan Konstipasi

Dari hasil intervensi gabungan (pemberian sari kacang hijau hangat dan

massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No))

didapatkan bahwa rata-rata lama hari teratasi konstipasi sebelum intervensi

gabungan pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut dengan

menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) (Kelompok 3) adalah 5,56 hari

dan sesudah intervensi adalah 2,89 hari.

Terapi gabungan ini efektif mengatasi konstipasi, terapi ini merupakan terapi

komplementer dimana banyak mempunyai manfaat salah satunya untuk

melancarkan sistem pencernaan/konstipasi. Dengan terapi gabungan ini akan

Page 97: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

78

diperoleh manfaat yang lebih, dietary fiber dapat diperoleh dengan asupan

sari kacang hijau dan stimulus dari luar diperoleh dengan massage.

Hal ini sejalan penelitian Kristian (2015) yang menyimpulkan bahwa terapi

akupresure bersamaan dengan mengkonsumsi buah dan sayuran tinggi serat

dalam mengatasi konstipasi pada klien stroke yang mengalami tirah baring

lama di RSPAD Gatot Soebroto mendapatkan hasil 100% mengalami BAB

setiap harinya 1-2 kali, bising usus normal 15x/menit, feses normal tidak

fekalit.

E. Intervensi yang Paling Efektif

Dari ketiga kelompok perlakuan masing-masing memiliki efektfitas dalam

mengatasi konstipasi. Pada intervensi pemberian sari kacang hijau hangat

hasil analisis diketahui bahwa ada perbedaaan lama hari teratasi kostipasi

sebelum dan sesudah intervensi pemberian sari kacang hijau hangat diperoleh

(P value= 0.000; < 0,05), pada intervensi massage perut dengan

menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) hasil uji T Dependen diperoleh P

value (0.003) < (0,05), hasil analisa intervensi gabungan (pemberian sari

kacang hijau hangat dan massage perut dengan menggunakan teknik huruf

Jepang (の= No)) dengan uji T Dependen diperoleh P value (0.003) < (0,05).

Akan tetapi dari ketiga kelompok perlakuan, penurunan angka secara

signifikan terjadi pada kelompok pertama yaitu yang mendapatkan intervensi

pemberian sari kacang hijau hangat dengan (P value= 0.000; < 0,05).

Page 98: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

79

F. Faktor yang paling berpengaruh dalam lama hari teratasinya konstipasi

pada pasien stroke (Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pola Makan)

dengan Lama Teratasi Konstipasi

1. Usia

Hasil analisis hubungan kategori usia dengan lama teratasi

konstipasi diperoleh Pvalue = 0,608 > (0,05) maka Ho diterima artinya

tidak ada hubungan antara kategori usia dengan lama teratasi konstipasi.

Pada usia ini pasien stroke masuk ke dalam kategori usia

pertengahan (middle age) dan lanjut usia (elderly). Constantinides (1994)

dalam Maryam dkk (2008) pada lanjut usia akan terjadi proses

menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau

mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan

sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang terjadi. Untuk sistem pencernaan pada usia lanjut terjadi

perubahan berupa penurunan fungsi absorpsi, penurunan peristaltik usus.

Oleh karena itu pengkajian dan perhatian dalam perawatan sangatlah

diperlukan pada saat merawat pasien stroke khususnya pasien yang

masuk ke dalam kategori lanjut usia.

2. Jenis Kelamin

Hasil analisis hubungan jenis kelamin dengan lama teratasi konstipasi

diperoleh value = 0,182 > (0,05) maka Ho diterima artinya tidak ada

hubungan antara jenis kelamin dengan lama teratasi konstipasi.

Penelitian Nuzulul (2011) mengenai kasus konstipasi yang umumnya

terjadi dan diderita pada kelompok usia 60 tahun ke atas. Dan ternyata,

wanita lebih sering mengeluh konstipasi dibanding pria dengan

perbandingan 3:1 hingga 2:1. Insiden konstipasi meningkat seiring

bertambahnya umur, terdapat penderita konstipasi sekitar 34 persen

wanita dan pria 26 persen.

Page 99: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

80

Faktor hormonal karena telah dilaporkan bahwa gejala IBS sering

muncul pada wanita yang sedang menstruasi. Dari sini keluar pemikiran

hormon reproduksi dapat meningkatkan gejala konstipasi Guyton, A.C.,

& Hall, J.E. (2008).

3. Pendidikan

Hasil analisis hubungan pendidikan dengan lama teratasi konstipasi

diperoleh value = 0,583 > (0,05) maka Ho diterima artinya tidak ada

hubungan antara pendidikan dengan lama teratasi konstipasi.

Penelitian serupa dilakukan oleh Zulfa (2012) yang menyatakan tidak

ditemukan adanya hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan

tingkat pengetahuan tentang stroke (P=0,161) pada kelompok usia di atas

35 tahun di RW 09 Kelurahan Cirendeu Kecamatan Ciputat Timur tahun

2012.

Berarti tingkat pendidikan individu yang semakin baik belum tentu dapat

membuat pengetahuan mereka tentang stroke menjadi lebih baik. Hal ini

dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti memang masih

rendahnya kesadaran untuk mendapatkan informasi yang lebih tentang

stroke. Pengetahuan tentang stroke juga dapat dipengaruhi oleh berbagai

macam faktor seperti riwayat stroke dikeluarga yang akan membuat

pengetahuan mereka bisa lebih baik.

Menurut peneliti, pasien stroke dengan tingkat pendidikan tinggi akan

mempunyai pengetahuan yang baik untuk mencari dan memahami

informasi mengenai perawatan penyakitnya sehingga pasien dapat

mengontrol penyakitnya. Hubungannya dengan konstipasi, dengan

pendidikan yang tinggi diharapkan bahwa pengetahuan pasien stroke

Page 100: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

81

tentang permasalahan yang sering dialami pasien stroke seperti

konstipasi dapat diatasi.

4. Pola Makan

Hasil analisis hubungan pola makan dengan lama teratasi konstipasi

diperoleh Pvalue = 0,044 < (0,05) maka Ho ditolak artinya ada

hubungan antara pola makan dengan lama teratasi konstipasi.

Hal ini sejalan dengan penelitian Astinal Eka, S (2011) di RSUP H.Adam

Malik, dapat diketahui bahwa dari 60 penderita konstipasi, ada 7 orang

(11,7%) mengalami konstipasi dengan tinggi serat, 333 orang (55%)

dengan baik serat dan 20 orang (33,3%) dengan kurang serat. Sebagai

kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pola

makanan berserat dengan kejadian konstipasi Serat penting artinya bagi

kesehatan sistem pencernaan dan mencegah sembelit. Serat juga

membantu menjaga kadar gula darah. Ada dua macam serat, yaitu serat

yang terlarut dan tak larut. Serat terlarut ditemukan dalam makanan

semisal apel, pir, havermut (oat), gandum hitam, dan polong-polongan.

Serat membantu kenyang lebih lama dan menjaga pelepasan gula yang

stabil kedalam darah. Serat tak terlarut yang ditemukan didalam kacang-

kacangan, buah, sayuran hijau, kacang india, dan sereal whole-grain

membantu pergerakan makanan melalui sistem pencernaan dan

mencegah sembelit (Campbell, 2006).

Serat makanan adalah komponen dalam tanaman yang tidak tercerna

secara enzimatik menjadi bagian-bagian yang dapat terserap di saluran

pencernaan. Serat secara alami terdapat dalam tanaman. Serat terdiri atas

berbagai substansi yang kebanyakan adalah karbohidrat kompleks. Rata-

rata negara di dunia ini menetapkan sebanyak 25-30 gram kebutuhan

akan serat setiap harinya (Akmal, dkk, 2010).

Page 101: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

82

Meskipun rata-rata asupan serat pasien kurang dari yang dianjurkan,

namun ternyata mempengaruhi pola eliminasi defakasi pasien. Massa

feses dipengaruhi oleh asupan serat dalam makanan (Kozier & Erb,

2009).

Serat yang tidak dicerna akan menyerap air, membantu menembah massa

feses dan melunakkan feses sehingga mempercepat pasase intestinal.

Keseimbangan diit tinggi serat diperlukan untuk menstimulasi peristaltik

usus, selain itu serat juga mempengaruhi konsistensi dari feses dimana

diit tinggi serat menjadikan feses menjadi lunak (Carpenito, 2009).

G. Kaitan Konsep Teori Henderson dengan Penelitian

Berikut ini beberapa konsep utama dalam teori Henderson mencakup

manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Henderson melihat

manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih

kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih

kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14

komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Salah satu

komponennya adalah mengenai “membuang kotoran tubuh”.

Jika individu selalu mengalami konstipasi maka secara kaitan konsep teori

Henderson individu tersebut kebutuhan dasar manusianya tidak terpenuhi

dengan baik terutama pada komponen “membuang kotoran tubuh”. Namun

dari ketiga kelompok intervensi masing-masing memiliki efektfitas dalam

mengatasi konstipasi dengan nilai P value masing-masing kelompok

pemberian sari kacang hijau hangat P value= 0.000; < 0,05, massage perut

dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) P value (0.003)

< (0,05), dan intervensi gabungan (pemberian sari kacang hijau hangat dan

massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No)) P value

Page 102: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

83

(0.003) < (0,05). Sehingga dapat disimpulkan kebutuhan dasar manusia pada

individu tersebut terpenuhi dengan baik.

H. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan antara lain:

1. Sampel

Pada penelitian ini, jumlah sampel mencukupi walaupun hanya pada

batas minimal jumlah responden. Namun, responden pada penelitian

ini terbatas pada pasien stroke yang menjalani rawat inap sedangkan

yang rawat jalan tidak. Hal ini menjadi kendala dalam proses

pengambilan data dikarenakan oleh kondisi pasien rawat inap yang

kurang memungkinkan untuk dilakukan intervensi, pasien yang

dirawat inap dalam masa perawatan intensive, dalam kondisi kurang

baik secara tingkat kesadaran, klien stroke yang tidak kooperatif, dan

ada beberapa klien stroke yang memiliki penyakit penyerta seperti

gagal jantung.

2. Metode Recall 24 Jam

Metode ini memang rekomendasi dari WHO untuk menggambarkan

pola makan seseorang, namun untuk pasien stroke dengan

keterbatasan memori mengingat (fungsi kognitif) hal ini sulit

dilakukan. Pasien harus berusaha keras mengingat apa yang dia

konsumsi 24 jam terakhir. Disini peran keluarga yang mendampingi

sangat diperlukan untuk membantu pasien mengingat konsumsi

makanan.

Page 103: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

84

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini telah mengidentifikasi karakteristik responden berupa usia,

jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pola makan. Rata-rata usia responden

stroke dengan konstipasi yang mendapat intervensi pemberian sari kacang

hijau hangat adalah < 45 tahun, jenis kelamin responden stroke dengan

konstipasi yang mendapat intervensi pemberian sari kacang hijau hangat

paling banyak adalah laki-laki yaitu 5 orang (31.25%), tingkat pendidikan

responden stroke dengan konstipasi yang mendapat intervensi pemberian

sari kacang hijau hangat paling banyak berpendidikan tinggi yaitu 5 orang

(26.3%). Responden stroke dengan konstipasi yang mendapat intervensi

pemberian sari kacang hijau hangat dengan pola makan tinggi serat

sebanyak 5 orang (31.2%).

Rata-rata usia responden stroke dengan konstipasi yang mendapat intervensi

massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) adalah >

45 tahun, jenis kelamin responden stroke dengan konstipasi yang mendapat

intervensi massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の=

No) paling banyak adalah laki-laki yaitu 6 orang (37.5%), tingkat

pendidikan responden stroke dengan konstipasi yang mendapat intervensi

massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) paling

banyak berpendidikan tinggi yaitu 6 orang (31.6%). Responden stroke

dengan konstipasi yang mendapat intervensi massage perut dengan

menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) dengan pola makan tinggi serat

sebanyak 5 orang (31.2%).

Page 104: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

85

Rata-rata usia responden stroke dengan konstipasi yang mendapat intervensi

pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut dengan

menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) adalah > 45 tahun, jenis

kelamin responden stroke dengan konstipasi yang mendapat intervensi

pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut dengan

menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) paling banyak adalah laki-laki

yaitu 5 orang (31.25%), tingkat pendidikan responden stroke dengan

konstipasi yang mendapat intervensi pemberian sari kacang hijau hangat dan

massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) paling

banyak berpendidikan tinggi yaitu 8 orang (42.1%). Responden stroke

dengan konstipasi yang mendapat intervensi massage perut dengan

menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) dengan pola makan tinggi serat

sebanyak 6 orang (37.6%).

1. Terdapat perubahan lama hari teratasinya konstipasi sebelum dan

sesudah intervensi pemberian sari kacang hijau hangat.

2. Terdapat perubahan lama hari teratasinya konstipasi sebelum dan

sesudah intervensi massage perut dengan menggunakan teknik huruf

Jepang (の= No).

3. Terdapat perubahan lama hari teratasinya konstipasi sebelum dan

sesudah pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut dengan

menggunakan teknik huruf Jepang (の= No).

4. Metode pemberian sari kacang hijau hangat lebih efektif dalam

mengatasi konstipasi pada pasien stroke.

B. Saran

1. RS. Mayapada Tangerang

a. Terapi pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut

dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) diharapkan

dapat menjadi sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam

Page 105: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

86

mengatasi masalah konstipasi pada pasien stroke. Hal ini bisa

dijadikan pertimbangan oleh pengambil keputusan di unit pelayanan

untuk dapat menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan terapi pemberian sari kacang hijau hangat dan massage

perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) di ruangan

rawat inap.

b. Terapi pemberian sari kacang hijau hangat dan massage perut

dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= No) terbukti sangat

efektif dalam mengatasi masalah konstipasi pada pasien stroke, maka

disarankan agar terapi ini dapat menjadi salah satu intervensi mandiri

keperawatan yang dapat dilakukan perawat untuk terapi non

farmakologis, dan menjadi salah satu SOP, SAK dalam perawatan

pasien stroke dengan permasalahan konstipasi.

2. Perawat Pelaksana

a. Perawat di tatanan rumah sakit dapat bekerja sama dengan bagian

gizi dalam pemberian sari kacang hijau hangat dan rehabilitasi medik

dalam massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang

untuk memberikan intervensi lebih lanjut pada pasien stroke yang

mengalami masalah konstipasi.

b. Perawat spesialis KMB dapat berperan sebagai inisiator dalam

program penanganan untuk masalah konstipasi pasien stroke

berbasis penelitian. Kedepannya, diharapkan perawat spesialis KMB

juga dapat menjadi konselor bagi pasien stroke dan keluarga dalam

pencegahan konstipasi seperti konsulatsi pola makan. Selain itu,

diharapkan perawat spesialis KMB dapat mengembangkan suatu

model asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien stroke

terkait terapi non farmakologi dalam penanganan konstipasi.

c. Perawat hendaknya melibatkan keluarga dalam manajemen

pengobatan dan perawatan pasien. Hal ini dilakukan agar keluarga

termotivasi untuk senantiasa memberikan dukungan pada pasien

Page 106: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

87

dalam menjaga pola makan sehingga mencegah terjadinya

konstipasi.

d. Bagi perawat dan tim kesehatan lainnya sebaiknya diperhatikan

kebutuhan diet serat dan cairan setiap pasien stroke juga dilatih

olahraga secara teratur.

3. Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai evidence base

practice dan memasukkan kedalam sub pokok bahasan manajemen

keperawatan dan keperawatan KMB khususnya materi tentang terapi non

farmakologi bagi pasien stroke dalam upaya mengatasi konstipasi.

4. Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan menjadi data dasar untuk penelitian berikutnya

khususnya mengenai penanganan masalah yang timbul pada pasien

stroke berupa konstipasi. Dan penelitian selanjutnya tidak hanya

menggunakan metode kuantitatif tetapi juga kualitatif untuk

mendapatkan informasi yang mendalam dengan mix methods. Selain itu

diharapkan penelitian selanjutnya menggunakan sampel yang lebih besar

dan menggunakan kontrol yaitu pasien yang tidak diberikan terapi

farmakologi.

Page 107: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, S.A., & Isezuo, S.A. (2012). Health related quality of life of stroke

survivors: Experience of a Stroke Unit. International Journal of Biomedical

Science.

Agustina Kholisa, Dafid Arifiyanto, (2015). Pengaruh Mobilitas Fisik Terhadap

Kejadian Konstipasi Pasien Stroke di RSUD Kabupaten Pekalongan.

Diakses tanggal 05 Agustus 2016 dari http://www.e-skripsi.stikesmuh-

pkj.ac.id/e-skripsi/index.php?p=show_detail&id=871.

Aindrawati, Kartika; Dewi, Rahayu (2014). Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap

Sikap Pola Asuh Gizi Orang Tua Anak Usia Dini (AUD) Di TK Idhata

Unesa. E-Journal Boga. 03 (01). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Akmal, M. Zely, I. (2010). Ensiklopedi Kesehatan Untuk Umum. Yogyakarta : Ar-

ruzz Media.

Alimul Hidayat A.A. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif,

Jakarta : Heath Books.

Alligood, M. R. & Tomey, A. M. (2006). Nursing Theorists and Their Work. 6th ed.

Missouri : Mosby.

Anggraeni, D.M., & Saryono. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Arisman. (2007). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

Astawan, M. (2009). Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-Bijian. Jakarta :

Penebar Swadaya.

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta :

Balitbang KemenKes RI.

Baliwati, A. (2009). Pengantar Ilmu Gizi. Yogjakarta : Liberty.

Batticaca, Fransisca B,. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan

Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.

Bull, Eleanor. (2007). Simple Guide : Kolesterol. Penerbit Erlangga Jakarta.

Page 108: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

Campbell N.A. Mitchell LG, Reece JB, Taylor MR, Simon EJ. (2006). Biology, 5th

ed. Benjamin Cummings Publishing Company, Inc., Redword City,

England.

Carpenito. (2009), Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis, EGC;

Jakarta.

Dahlan, Sopiyudin. (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5.

Jakarta : Salemba Medika.

Denny. (2012). Pengaruh Pemberian Terapi Air Putih 500 Ml pada Pagi Hari

terhadap Kejadian Konstipasi pada Pasien Imobilisasi Akibat Gangguan

Sistem Musculoskeletal. Thesis, Universitas Indonesia.

DepKes RI. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Depkes RI.

Deraz and Khalil. (2008). Strategies to Improve Protein Quality and Reduce

Antinutritional Factors in Mung Bean. Diakses tanggal 25 April 2016 dari

globalsciencebooks.info.

Dewanto, George. (2009). Panduan Praktis Diagnosa & Tatalaksana Penyakit Saraf.

Jakarta : EGC.

Diananda R. (2007). Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta : Katahati.

Djojoningrat, D,. 2009. Dispepsia Fungsional. In : Sudoyo, AW., Setiyohadi,

B,.Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Jilid I.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dwi Siswoyo. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers.

Evelyn C, Pearce. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Feigin, V. (2006). Stroke Panduan Bergambar Tentang Pencegahan dan Pemulihan

Stroke. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.

Ferius S, Efar P, Mansur S, Gunardi H. (2008). Pengaruh Pijat Bayi Menggunakan

Minyak Mineral atau Minyak Kelapa terhadap Kenaikan Berat Badan pada

Neonatus Aterm. Sari Pediatri.

Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Ke-22. Jakarta: EGC

Gardiarini, Praseptia. (2010). Pola Defekasi Mahasiswi Kaitannya dengan Asupan

Serat dan Cairan serta Aktifitas Fisik. Diakses tanggal 19 Februari 2016.

Dari : http://eprints.undip.ac.id/24866/

Page 109: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

Gerai. (2013). Gastroenterologi : Kenali Jenis Konstipasi dan Tentukan Terapi.

Farmacia.

Grace, Pierce A dan Barley, Neil R. (2007). At a Glance Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta

: Erlangga.

Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta

: EGC.

Health Care University Japan. (2015). Diakses tanggal 15 April 2016 dari

http://www.skincare-univ.com/article/002123/

Heltty. (2008). “Pengaruh Jus Kacang Hijau terhadap Kadar Hemoglobin dan

Jumlah Sel Darah Dalam Konteks Asuhan Keperawatan Pasien Kanker

dengan Kemoterapi”. Diakses tanggal 18 April 2016 dari FIK : UI.

Herdman, T. Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi

2012-2014. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC

Hermawanto, Hery. (2010). Menyiapkan Karya Tulis Ilmiah Panduan untuk

Menyusun Karya Tulis Ilmiah di Bidang Kesehatan. Jakarta : TIM.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

Hikaya, Rosdian Indawahyuni. (2014). Efektifitas Pemberian Terapi Air Pada Pagi

Hari Terhadap Kejadian Konstipasi Pada Pasien Imobilisasi Akibat

Gangguan Sistem Neurologi. Dikases tanggal 25 Juli 2016 dari

http://eprints.ung.ac.id/id/eprint/12443

http://www.kamusbesar.com/51940/jeniskelamin. Diakses pada tanggal 15 April

2016.

Hungu. (2007). Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta : Penerbit Grasindo.

Iqfadhilah. (2016). Konstipasi. Diakses tanggal 05 Agustus 2016 dari

http://www.idmedis.com/2016/02/penyebab-konstipasi-susah-bab-dan-

cara.html

Journal Eduhealth. (2012). Hubungan Tingkat Konsumsi Serat dengan Kejadian

Konstipasi pada Lansia di Dusun Tambakberas Desa Tambakrejo

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Diakses tanggal 11 Desember

2015. Dari : http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/eduhealth

/article/view/123

Page 110: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

Journal of Food and Drug Analysis. (2009). In Vitro Interactions on Glucose by

Different Fiber Materials Prepared from Mung Bean Hulls, Rice Bran and

Lemon Pomace. Diakses tanggal 11 Desember 2015. Dari :

http://search.proquest.com/openview/e9750085871830265c01adf00d0b95fb

/1.pdf?pq-origsite=gscholar

Khomsan, A. (2006). Solusi Makanan Sehat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Koesoema, Doni. (2010). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta : Grasindo.

Kozier, Erb. (2009).Buku Ajar Keperawatan Klinis Kozier & Erb. Edisi 5.Jakarta:

EGC.

Kristian. (2015). Terapi Akupresure Dalam Mengatasi Konstipasipada Pasien Stroke

Yang Mengalami Tirah Baring Lama Pada Pasien Stroke.Program studi

Ners. Fakultas Ilmu Kesehatan. Jakarta :Universitas Esa Unggul.

Krug, G., Otr, L., & Mccormack, G. (2009). Occupational Therapy : Evidence-Based

Interventions for Stroke.

Lamas, K., Lindholm, L., Stenlund, H., Engstro, B., Jacobsson, C. (2009). Efects of

Abdominal Massage in Management of Constipations. International

Journal of Nursing Studies. Diakses tanggal 15 April 2016 dari

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19217105

Marrelli, T.M. (2007). Buku Saku Dokumentasi Keperawatan. Editor : Egi Komara

Yudha. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Maryam, S., Ekasari M.F., Rosidawati, Jubaedi, A., Batubara, I.,. (2008). Mengenal

Usia Lanjut dan perawatannya. Salemba Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. (2007). “Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan

Aplikasi” .Jakarta : Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.

Nina. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Stroke. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta

: Salemba Medika.

Page 111: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

Nuzulul. (2011). Askep Konstipasi. Diakses tanggal 20 April 2016 dari

http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35845kep%20

Pencernaan-Askep%20Konstipasi.html#popup.

Ones, K., Yalcinkaya, E. Y., Toklu, B. C., & Caglar, N. (2009). Effect of Age,

Gender, and Cognitive, Functional and Motor Status on Functional

Outcomes of Stroke Rehabilitation. Neuro Rehabilitation, 25, 241-249.

Pinzon, Rizaldy & Laksim Asanti. (2010). AWAS STROKE! – Pengertian, Gejala,

Tindakan, Perawatan, dan Pencegahan. Yogyakarta : ANDI.

Polit, D F., & Beck, C.T. (2006). Essentials of Nursing Research: Methods,

appraisal, and utilization (6th

ed). Philadelphia: Lippincot Williams &

Walkims

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental : konsep, proses, dan

praktik. Jakarta : EGC.

Priyonoadi Bambang. (2008). Sport Massage. Yogyakarta: Fakultas Ilmu

Keolahragaan.

Prof. Dr. Buchari, dr. MPH. (2012). Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah

Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia.

Rahayu, Sri, dkk. (2014). Hubungan Frekuensi Stroke Dengan Fungsi Kognitif Di

RSUD Arifin Achmad.

Rahman, T., dan Agustina, W. (2010). Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Gula

Terhadap Sifat Risiko Kimia Susu Kental Manis Kacang Hijau. Bandung :

Universitas Parahyangan.

Roesli, U. (2009). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : Trubus Agriwidya, Anggota IKAPI,

MBA, CIMI, dan Jhonson and Jhoson.

Sanaya, Andrea Aji (2014). Pengaruh Masase Abdomen terhadap Penurunan

Konstipasi pada Klien Stroke Non Hemoragik di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Semarang. Skripsi. Fakultas ilmu keperawatan Universitas

Islam Sultan Agung Semarang.

Sari, Astinal Eka. (2012). Hubungan Pola Makan Berserat dengan Kejadian

Konstipasi di RSUP H. Adam Malik. Diakses tanggal 28 Januari 2016. Dari

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31596

Page 112: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

Satish SC Rao and Jorge T Go. (2010) Update on the Management of Constipation in

the Elderly: New Treatment Options. Diakses tanggal 31 Januari 2016 dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC2920196/US National

Library of Medicine National Institutes of Health

Sinclair, Marybetts L.M.T. (2010). The Use of Abdominal Massage to Treat Chronic

Constipation. Journal of Bodywork & Movement Therapies.. Diakses 12

Desember 2015 dari www.elsevier.com

Singgih, Santoso. (2010). Statistik Multivariat, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS,

Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Siregar, A. (2009). Pemberian ASI Ekskusif dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya. Jurnal : Universitas Sumatra Utara.

Smeltzer & Bare . (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing Vol.2. Philadelphia:

Linppincott William & Wilkins.

Springer Link. (2012). The Treatment of Chronic Constipation in Elderly People.

Diakses tanggal 11 Desember 2015 dari

http://link.springer.com/article/10.2165/00002512-200421140-00002

Suciati. (2010). Pengurutan (Massage). Diakses tanggal 11 Desember 2015 dari

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KEL

UARGA/197501282001122-SUCIATI/Massage.pdf. Pengurutan (Massage)

Sudarma, Momon. (2008). “Sosiologi untuk Kesehatan”. Jakarta : Salemba Medika.

Sudoyo, A.W. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (Vol 4) Jakarta : IPD FKUI.

Sulistyaningsih. (2015). “Pengaruh Pemberian Ekstrak Kacang Hijau terhadap

Kadar Kolesterol Total pada Wanita Hiperkolesterolemia”. Diakses tanggal

18 April 2016 dari http://eprints.undip.ac.id/47009/

Sulistyoningsih, Hariyani. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta :

Graha Ilmu.

Supardi. (2013) Aplikasi Statistika dalam Penelitian Konsep Statistika yang Lebih

Komprehensif. Jakarta : Change Publication.

Tianshi. (2008). Gaya Hidup Sehat Sejahtera. Yogyakarta : Amadeus.

Tjay dan Rahardja. (2007). Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek

Sampingnya. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Page 113: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

Uliyah, M dan A Hidayat. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk

Kebidanan. Salemba medika. Jakarta.

UPT yankes ITB. (2008). Konstipasi: Penyebab dan Cara Penanganan yang Tepat.

Diakses tanggal 20 April 2016 dari http://yankes.itb.ac.id /?page_id=365.

Vickers A, Zollman C, Reinish JT. (2007). Massage Therapies. West J Med.

Wahjoepramono, Eka Julianta. (2010). Tanya Jawab Tentang Stroke. Jakarta :

Gramedia.

Waluyo, Srikandi. (2009). 100 Questions&Answers Osteoporosis. Jakarta : PT Elex

Media Komputindo.

Wirakusuma1, E., S. (2007). 202 Jus Buah dan Sayuran. Jakarta : Niaga Swadaya.

Wiwi Hermy Putri, Yusri Dianne Jurnalis, Edison. (2015). Hubungan Status Gizi

dengan Kejadian Konstipasi pada Siswa SD di Kecamatan Padang Barat.

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran. Sumatra Barat :

Universitas Andalas.

Yea, I. L. S., Suh, H. M., Sien, T. C., & Min, C.C. (2008). Quality of Live Among

Older Stroke Patients in Taiwan During The First Year After Discharge.

Journal of Clinical Nursing, 18, 2320-2328.

Zamanmania Aceh. (2013). Hubungan Pendidikan dan Pola Makan. Diakses tanggal

20 April 2016 dari http://zamanmaniaceh.blogspot.co.id/2013/11/

hubungan-pendidikan-dan-pola-makanan_28.html.

Zia-Ul-Haq et al. Biological Research. (2014). Compositional studies and biological

activities of some mash bean (Vigna mungo (L.) Hepper) cultivars

commonly consumed in Pakistan.

Zulfa, Reani. (2012). Hubungan Tingkat Faktor Risiko dengan Pengetahuan Stroke

pada Kelompok Usia diatas 35 Tahun di Rw 09 Kelurahan Cirendeu

Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2012. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Jakarta : Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Page 114: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …
Page 115: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yogie Erlangga Haq

Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon, 31 Mei 1986

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Desa Cikalahang No. 02 Blok I RT 003 RW 001

Kecamatan Dukupuntang - Kabupaten Cirebon

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 1 Cikalahang, lulus tahun 1998

2. SLTPN 1 Dukupuntang, lulus tahun 2001

3. SMAN 1 Sumber, lulus tahun 2004

4. S1 Keperawatan – Ners STIKES Mahardika Cirebon, lulus tahun 2009

5. Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, lulus tahun 2016

Page 116: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Pertama-tama saya selaku peneliti akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu,

nama saya Yogie Erlangga Haq Mahasiswa Program Magister Keperawatan,

Fakultas Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah Universitas

Muhammadiyah Jakarta. Dengan ini saya selaku peneliti bermaksud melaksanakan

penelitian dengan judul “EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU

HANGAT DAN MASSAGE PERUT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK

HURUF JEPANG (の= NO) PADA PASIEN STROKE DENGAN

KONSTIPASI DI RS MAYAPADA TANGERANG TAHUN 2016”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian sari kacang

hijau hangat dan massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= NO)

pada pasien stroke dengan konstipasi. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

dalam membantu mengatasi konstipasi pada pasien stroke.

Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah para responden mengisi form yang

menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, dengan mencantumkan

nama, usia dan membubuhi tanda tangan yang menyatakan sudah jelas maksud dan

tujuan penelitian ini, dan dengan sukarela menjadi responden penelitian ini tanpa

paksaan apapun, dan tidak menuntut apapun yang terjadi pada saat penelitian

berlangsung ataupun sesudah penelitian.

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan adalah responden pertama kalinya

diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti pada lembar

kuesioner konstipasi dan mengisi riwayat asupan makanan dan minuman harian data

24 jam Food Recall. Setelah itu para responden disiapkan senyaman mungkin diatas

tempat tidur untuk selanjutnya setiap responden akan ditangani oleh perawat/asisten

dalam menjalani intervensi yang akan dilakukan yaitu pada masing-masing

Page 117: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

kelompok perlakuan kelompok pemberian sari kacang hijau hangat dengan

menyiapkan peralatan seperti gelas ukur, sendok makan, susu bubuk sesuai diit

pasien yang dikonsumsi setiap hari dan air hangat serta catheter TIP (syringe

disposable yang digunakan untuk pemberian sonde/makan pada responden yang

memiliki gangguan menelan) jika diperlukan, kelompok perlakuan massage perut

dengan teknik huruf Jepang (の= NO) dengan menyiapkan minyak telon yang sesuai

dengan kondisi kulit responden dan memiliki aroma tidak menyengat dan efek rasa

panas yang dapat mengganggu kenyamanan responden dalam menjalani intervensi

yang sedang dilakukan dan kelompok perlakuan gabungan pemberian sari kacang

hijau hangat dan kelompok massage perut dengan teknik huruf jepang (の= NO).

Kemudian masing-masing kelompok akan diberikan perlakuan selama 5-10 menit

dalam setiap tindakan. Dilakukan setiap 2 hari sekali dan diobservasi hasil intervensi

yang sudah dilakukan dalam 1 minggu sekali dan kegiatan ini akan dilakukan selama

4 minggu, untuk mengetahui apakah terdapat hasil yang tepat dalam mengatasi

konstipasi pada pasien stroke setelah diberikan intervensi.

Demikian penjelasan singkat mengenai penelitian yang akan peneliti lakukan, atas

kerjasama dan kesukarelaan bapak/ibu, saya ucapkan terima kasih.

Tangerang, April 2016

Peneliti

Yogie Erlangga Haq

Page 118: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Reponden :

Usia :

Nomor Responden :

Tanggal :

Salam sejahtera untuk kita semua.

Dengan ini diinformasikan bahwa akan diadakan penelitian tentang “Efektifitas

Pemberian Sari Kacang Hijau Hangat dan Massage Perut dengan Menggunakan

Teknik Huruf Jepang (の= NO) Pada Pasien Stroke Dengan Konstipasi Di RS

Mayapada Tangerang Tahun 2016”. Saya mengharapkan kesediannya untuk menjadi

responden, informasi dan biodata bapak/ibu sekalian akan dirahasiakan. Setelah

mendapat informasi secara jelas dan saya paham maksud dari penelitian ini, dengan

ini saya menyatakan kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini tanpa

menuntut resiko yang terjadi dan tidak mengharapkan imbalan apapun dari peneliti.

Tangerang, April 2016

Responden

(……………………………………)

Tanda Tangan & Nama Jelas

Page 119: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

KUESIONER PENELITIAN

Selamat pagi/siang/sore

Saya adalah mahasiswa tingkat akhir Program Studi Magister Ilmu Keperawatan

Universitas Muhamadiyah Jakarta angkatan Ke–IV tahun 2014. Saat ini saya sedang

melakukan penelitian.

mengenai “Efektifitas Pemberian Sari kacang hijau hangat dan Massage Perut

Dengan Menggunakan Teknik Huruf Jepang (の= NO) Pada Pasien Stroke Dengan

Konstipasi Di RS Mayapada Tangerang Tahun 2016”. Mohon kesediaan anda untuk

mengisi kuesioner dibawah ini dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya sesuai

dengan pengalaman anda. Tidak ada jawaban yang salah ataupun benar. Jawaban

anda dijamin kerahasiaannya. Harap tidak ada pertanyaan yang terlewatkan. Terima

kasih atas partisipasi dan bantuan anda.

Hormat Saya,

Penulis

Yogie Erlangga Haq

Page 120: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

INSTRUMENT PENELITIAN

KONSTIPASI PADA PASIEN STROKE

WAWANCARA DAN OBSERVASI PADA PASIEN

A. DATA DEMOGRAFI (Oleh Peneliti)

1. Inisial Responden : Kode Responden :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan :

5. Lama hari belum BAB sebelumnya : hari

6. Lama hari belum BAB setelah intervensi minggu ke IV : hari

Minggu I :

Minggu II :

Minggu III :

Minggu IV :

7. Observasi dietary fiber

a. tinggi serat (jika konsumi serat > 25 mg per hari)

b. rendah serat (jika konsumsi serat < 25 mg per hari)

Page 121: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

KUESIONER

Petunjuk pengisian:

Diharapkan mengisi jawaban sesuia kolom yang tersedia dan memilih satu jawaban

dengan memberikan tanda (X) pada jawaban yang dipilih.

Riwayat Penyakit (Sesuai Kriteria ROME III)

1. Berapa kali buang air besar (BAB) dalam 1 minggu?

( 1 ) 1x/minggu ( 3 ) >2x/minggu

( 2 ) 2x/minggu

2. Bagaimana bentuk tinja (Berdasarkan The Bristol Stool Form Scale)

( 1 ) Cair (Tipe 7) ( 3 ) Biasa (Tipe 4) ( 5 ) Sangat Keras (Tipe 1)

( 2) Lembek (Tipe 6) ( 4) Keras (Tipe 2)

3. Bagaimana ukuran tinja?

( 1 ) Kecil ( 2 ) Biasa ( 3 ) Besar

4. Apakah ada ungkapan merasa tidak puas setelah BAB (merasa ada sisa tinja)?

( 1 ) Ya (2 ) Tidak

5. Apakah ada ungkapan nyeri saat BAB?

( 1 ) Ya ( 2 ) Tidak

6. Lama riwayat tidak bisa BAB?

( 1 ) < 2 bulan ( 2) > 2 bulan

7. Apakah pada makanan yang diberikan ditambah dengan sayuran?

( 1 ) Ya ( 2 ) Tidak

8. Berapa banyak air putih yang diberikan setiap hari? (takaran gelas ± 250 ml)

( 1 ) < 8 gelas ( 2 ) > 8 gelas

9. Apakah ada buah-buahan yang diberikan setiap hari?

( 1 ) Ya ( 2 ) Tidak

10. Jenis buah apa yang selalu diberikan? Sebutkan….

Page 122: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

11. Pada saat susah BAB, apakah ada obat yang diberikan seperti obat pencahar

(obat memperlancar BAB)?

( 1 ) Ya ( 2 ) Tidak

12. Apakah makanan yang diebrikan sehari-hari lebih banyak protein dan

karbohidratnya (ikan, ayam, nasi) dibandingkan sayur atau buah (serat)?

( 1 ) Ya ( 2 ) Tidak

Page 123: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

A. Riwayat asupan makanan dan minuman harian. Data 24 jam Food Recall

No Hari Jenis makanan/minuman URT Gram Keterangan

Page 124: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

PANDUAN UNTUK KELOMPOK INTERVENSI

SARI KACANG HIJAU HANGAT

A. Persiapan Responden

Menjelaskan prosedur dan tujuan dari pemberian sari kacang hijau

hangat, mengecek kondisi pasien sebelum dilakukan pemberian sari kacang

hijau hangat.

B. Panduan Melakukan Pemberian Sari Kacang Hijau Hangat

1. Responden ditempatkan di tempat tidur senyaman mungkin dengan

posisi semifowler (kemiringan 30-45 derajat).

2. Responden diminta untuk berbaring dengan rileks.

3. Mempersiapkan peralatan untuk memberikan sari kacang hijau hangat

(gelas, sendok, susu bubuk diit pasien) dan air hangat sebanyak 250 ml

dengan suhu 37-42 ºC, jika diperlukan menggunakan catheter tip dalam

pemberiannya .

4. Responden diberikan sari kacang hijau hangat secara bertahap selama 5

menit.

5. Mengobservasi keadaan, reaksi responden sebelum, selama dan sesudah

dilakukan intervensi.

6. Tindakan ini akan dilaksanakan setiap 2 hari sekali dan akan

diobservasi hasil intervensi dalam 1 minggu sekali, selama 4 minggu.

Page 125: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

PANDUAN UNTUK KELOMPOK INTERVENSI MASSAGE PERUT

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK HURUF JEPANG (の= NO)

A. Persiapan Responden

Menjelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan yaitu

massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= NO),

mengecek kondisi pasien sebelum dilakukan tindakan massage, mengecek

apakah kondisi kulit di area perut responden dalam keadaan baik dan tidak

ada luka.

B. Panduan Melakukan Massage Perut dengan Menggunakan Teknik Huruf

Jepang (の= NO)

1. Responden dibaringkan di tempat tidur senyaman mungkin.

2. Responden diminta untuk berbaring dengan rileks.

3. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam memijat perut

pasien yaitu minyak gosok yang disesuaikan dengan kondisi kulit

responden.

4. Memberi tetesan minyak gosok secukupnya di perut klien di sekitar area

pusar.

5. Tindakan massage yang akan dilakukan pada responden yaitu selama 5 -

10 menit.

6. Mengobservasi keadaan, reaksi responden sebelum, selama dan sesudah

dilakukan intervensi.

7. Tindakan ini akan dilaksanakan setiap 2 hari sekali dan akan diobservasi

hasil intervensi dalam 1 minggu sekali, selama 4 minggu.

Page 126: TESIS EFEKTIFITAS PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU HANGAT …

PANDUAN UNTUK KELOMPOK INTERVENSI PEMBERIAN SARI

KACANG HIJAU HANGAT DAN MASSAGE PERUT DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK HURUF JEPANG (の= NO)

A. Persiapan Responden

Menjelaskan prosedur dan tujuan dari pemberian sari kacang hijau hangat, dan

massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= NO), mengecek

kondisi pasien sebelum dilakukan pemberian sari kacang hijau hangat dan

massage perut dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= NO).

B. Panduan Melakukan pemberian sari kacang hijau hangat, dan massage perut

dengan menggunakan teknik huruf Jepang (の= NO)

1. Prosedur pemberian sama dengan prosedur diatas pada pemberian sari kacang

hijau hangat.

2. Kemudian responden diistirahatkan selama 30 menit setelah pemberian sari

kacang hijau hangat.

3. Mengkaji respon pasien terlebih dahulu ketika akan memulai tindakan

berikutnya yaitu massage.

4. Responden diminta untuk berbaring dengan rileks.

5. Lakukan prosedur massage perut dengan menggunakan teknik huruf jepang

(の= NO).

6. Mengobservasi keaadaan, reaksi responden sebelum, selama dan sesudah

dilakukan intervensi.

7. Tindakan ini akan dilaksanakan setiap 2 hari sekali dan akan diobservasi hasil

intervensi dalam 1 minggu sekali, selama 4 minggu.