petunjuk teknis pengelolaan produksi kacang tanah dan kacang
TRANSCRIPT
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
i
PETUNJUK TEKNIS
PENGELOLAAN PRODUKSI KACANG TANAH DAN
KACANG HIJAU TAHUN ANGGARAN 2016
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
2016
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
i
KATA PENGANTAR
Kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang merupakan komoditas strategis
karena permintaannya cukup besar setiap tahun, baik untuk pangan, pakan
maupun industri. Beragamnya produk olahan berbahan baku kacang tanah,
kacang hijau dan aneka kacang mendorong tersedianya bahan baku yang cukup
baik kualitas maupun kuantitasnya. Pada tahun 2016 telah ditetapkan target
produksi kacang tanah sebesar 755.750 ton dan kacang hijau sebesar 295.900
ton. Agar dapat tercapai sasaran produksi tersebut diperlukan strategi pencapaian
produksi untuk memenuhi kebutuhan kacang tanah dan kacang hijau dalam negeri
melalui produktivitas dan perluasan areal tanam di daerah sentra maupun daerah
pengembangan oleh semua pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Stakeholder, instansi terkait maupun masyakarat pertanian lainnya.
Dalam rangka membahani pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kacang
tanah dan kacang hijau tahun 2016, maka disusun Petunjuk Teknis Pengelolaan
Produksi kacang tanah dan kacang hijau Tahun 2016 sebagai acuan bagi satker
masing-masing daerah dalam menyusun Petunjuk Teknis (Juknis).
Dengan diterbitkannya Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan
Kacang Hijau Tahun 2016 ini, diharapkan semua pihak dapat saling berkoordinasi
dan bersinergi sehingga kegiatan pengelolaan produksi Kacang Tanah dan
Kacang Hijau dapat berjalan sesuai yang diharapkan sehingga sasaran produksi
Kacang Tanah dan Kacang Hijau dapat tercapai.
Jakarta, Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP 196002101988031001
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................... i Daftar Isi ............................................................................................................. ii Daftar Tabel ........................................................................................................ iii Daftar Lampiran .................................................................................................. iv
Bab I Pendahuluan 1 A. Latar Belakang
B. Tujuan C. Definisi D. Dasar Hukum
1 2 3 5
Bab II Sasaran, Strategi dan Kebijakan 6
A. Sasaran B. Strategi C. Kebijakan
6 7 8
Bab III Program, Kegiatan dan Output Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang
9
A. Program 9
Bab IV Pembinaan 17
Bab V Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 20 A. Pemantauan dan Evaluasi
B. Pelaporan 20 20
Bab VI Penutup 23
Lampiran 25
Teknologi Budidaya dan Deskripsi Varietas Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
iii
DAFTAR TABEL
Hal
1 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2016
6
2 Upaya Peningkatan Produksi Kacang Tanah Dan Kacang Hijau Tahun 2016
7
3 Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2016
10
4 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2016
15
5 Faktor Resiko yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan
16
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Lokasi Kegiatan Aneka Kacang Tahun 2003-2011 25
2. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Kacang Tanah Tahun 2016
26
Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Kacang Hijau Tahun 2016
27
3. Rencana Jadwal Pelaksanaan Pembinaan Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2016
28
4. Rencana Dan Realisasi Tanam Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2016
29
5. Rencana Dan Realisasi Panen Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2016
30
6. Rencana Dan Realisasi Produktivitas Kacang Tanah/ Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2016
31
7. Rencana Dan Realisasi Produksi Kacang Tanah/ Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2016
32
8. Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang Per Hektar Tahun 2016
33
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
1
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kacang tanah, kacang hijau, dan aneka kacang merupakan komoditas
strategis karena permintaannya cukup besar setiap tahun, baik untuk
pangan, pakan maupun industri. Beragamnya produk olahan
berbahan baku kacang tanah, kacang hijau mendorong tersedianya
bahan baku yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.
Kebutuhan akan kacang tanah dan kacang hijau terus meningkat dari
tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan penduduk. Rata-rata
kebutuhan setiap tahunnya untuk kacang tanah sebesar ± 816 ribu ton
biji kering dan kacang hijau sebesar + 300 ribu ton biji kering,
sedangkan produksi dalam negeri pada saat ini untuk kacang tanah
sebesar 638.896 ton dan kacang hijau sebesar 244.589 ton (ATAP
Tahun 2014, BPS) atau kacang tanah 79,86% dan kacang hijau 81,52
% dari kebutuhan. Sedangkan berdasarkan ARAM II tahun 2016 untuk
kacang tanah mencapai 610.337 ton (76,29%) dan kacang hijau baru
mencapai 265.416 ton (88,47 %).
Untuk meningkatkan produksi kacang tanah, kacang hijau dan aneka
kacang dalam negeri tahun 2015 diperlukan strategi pencapaian
produksi yang akan dilakukan dengan peningkatan produktivitas
melalui kegiatan optimalisasi pembinaan didaerah sentra produksi
maupun daerah pengembangan yang dilakukan oleh semua pihak baik
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
2
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota),
Stakeholders, Instansi terkait maupun masyarakat pertanian lainnya.
Peluang pengembangan kacang tanah, kacang hijau dan aneka
kacang masih terbuka luas diantaranya melalui perluasan areal tanam
baru, peningkatan Indeks Pertanaman (IP), kesenjangan hasil
perhektar antara hasil penelitian dengan rata-rata hasil petani,
tersedianya paket teknologi baru dan benih unggul bermutu serta
peluang pasar yang cukup besar akibat meningkatnya kebutuhan
konsumsi dan berkembangnya industri olahan (susu, tahu, mie,
minyak, biskuit, selai, bubur dan kosmetik).
Kegiatan pengelolaan tanaman kacang tanah, kacang hijau dan aneka
kacang sangat perlu dilakukan dalam rangka peningkatan
produktivitas dan produksi dengan memberikan pembinaan/bimbingan
dan sosialisasi kepada petugas maupun petani.
B. Tujuan
1) Mendukung peningkatan produktivitas dan produksi kacang tanah,
dan kacang hijau nasional dalam rangka mencapai sasaran produksi
kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016 yang telah ditetapkan
serta pengembangan aneka kacang.
2) Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan
peningkatan produksi melalui pengembangan budidaya kacang
tanah dan kacang hijau dan aneka kacang antara pusat, provinsi
dan kabupaten.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
3
3) Mempercepat penerapan teknologi spesifik lokasi oleh petani
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
mengelola usahataninya untuk mendukung peningkatan produksi
nasional.
4) Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam rangka
mendukung peningkatan produksi dan pengembangan komoditas
kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang dari hulu hingga hilir
5) Meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta taraf
hidup petani kacang tanah, kacang hijau, dan aneka kacang.
C. Definisi
1. Pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
dan peternakan), adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu,
usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan
sumber daya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan
berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan
manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan masyarakat
2. Petani, adalah perorangan warga negara Indonesia beserta
keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang
pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan
tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu,
usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
4
3. Petani Swadaya adalah semua upaya yang berasal dari modal
petani sendiri
4. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi
lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan komoditas; dan
keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha
anggota.
5. Gabungan Kelompok tani (gapoktan) adalah Gabungan
kelompoktani (GAPOKTAN) adalah kumpulan beberapa kelompok
tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala
ekonomi dan efisiensi usaha.
6. Usaha tani, adalah usaha dibidang pertanian, peternakan dan
perkebunan.
7. Intensifikasi pertanian adalah Pola penerapan teknologi usahatani
budidaya komoditas, yang dititik beratkan dalam rangka
meningkatkan kualitas dan kuantitas serta produktivitas per hektar,
dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya alam
per satuan luas melalui penerapan teknologi tepat guna, peningkatan
pemanfaatan semua sarana dan prasarana seperti air, benih unggul,
pupuk dan pestisida.
8. Perluasan Areal Tanam adalah kegiatan penambahan areal tanam
melalui peningkatan Indeks pertanaman baik di lahan sawah, lahan
kering.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
5
9. Petugas/Pemandu Lapangan (PL) adalah Penyuluh Pertanian,
Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Pengawas
Benih Tanaman (PBT) atau petani.
10. Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh Pemerintah
baik berupa varietas baru maupun varietas lokal yang mempunyai
kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-sifat lainnya.
11. Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih bina yang telah
disertifikasi.
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana
Kerja Pemerintah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha
Budidaya Tanaman;
4. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Sumber Daya Lokal;
5. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Tahun 2014
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
6
6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Budidaya
Tanaman Pangan Yang Baik dan Benar (Good Agriculture
Practises);
7. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/Pd.310/9/2006
tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal
Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat
Jenderal Hortikultura;
8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/OT.140/6/
2010 tentang Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Tanaman
Pangan;
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/ Permentan/OT.140/10/
2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
7
BAB II
SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. Sasaran
Dalam upaya peningkatan produksi kacang tanah dan kacang hijau
untuk mencapai sasaran produksi kacang tanah tahun 2016
ditargetkan sebesar 755.750 ton dan kacang hijau tahun 2016
ditargetkan sebesar 295.900 ton. Rincian sasaran luas tanam, luas
panen, produktivitas, dan produksi kacang tanah dan kacang hijau
sebagai berikut:
Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2016
Luas Tanam (Ha) 552.250
Luas Panen (Ha) 525.950
Produktivitas (Ku/Ha) 14,37
Produksi (Ton) 755.750
Luas Tanam (Ha) 261.100
Luas Panen (Ha) 248.650
Produktivitas (Ku/Ha) 11,90
Produksi (Ton) 295.900
KACANG TANAH
KACANG HIJAU
KOMODITI URAIAN SASARAN 2016
Sasaran tersebut dapat dicapai dengan asumsi semua faktor
pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan antara lain
tersedianya sarana prasarana produksi, sumberdaya manusia, lahan,
air, iklim yang mendukung dan kebijakan yang kondusif.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
8
Sasaran utama Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi (Akabi)
tahun 2015-2019 merupakan turunan dari sasaran utama
pembangunan pertanian yaitu: a) mewujudkan pencapaian produksi
kedelai; dan b) mewujudkan peningkatan diversifikasi pangan.
Pencapaian keempat sasaran (target) utama diharapkan dapat
memberikan dampak kinerja yang signifikan bagi pemenuhan
kebutuhan nasional terutama ketahanan pangan nasional. Selain itu,
dampak dari kinerja tersebut juga diharapkan dapat mengurangi jumlah
kemiskinan dan meningkatkan pendapatan bagi negara.
Dalam upaya peningkatan produksi kacang tanah dan kacang hijau
maka ditetapkan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan
produksi Tahun 2016 adalah seperti pada Tabel 1, sedangkan secara
rinci per provinsi pada Lampiran 2.
Tabel 2. Upaya Peningkatan Produksi Kacang Tanah Dan Kacang
Hijau Tahun 2016
ARAM II
2015
Luas Tanam (Ha) 552.250
Luas Panen (Ha) 460.157 525.950 14,30
Produktivitas (Ku/Ha) 13,26 14,37 8,37
Produksi (Ton) 610.337 742.750 21,70
Luas Tanam (Ha) 261.100
Luas Panen (Ha) 226.584 248.650 9,74
Produktivitas (Ku/Ha) 11,71 11,90 1,60
Produksi (Ton) 265.416 295.900 11,49
KACANG TANAH
KACANG HIJAU
KOMODITI URAIAN SASARAN 2016PENINGKATAN
(%)
Sasaran tersebut dapat dicapai dengan asumsi semua faktor
pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan antara lain
tersedianya sarana prasarana produksi, sumberdaya manusia, lahan,
air, iklim yang mendukung dan kebijakan yang kondusif.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
9
B. Strategi
Strategi pencapaian peningkatan produksi kacang tanah dan kacang
hijau tahun 2016 dilakukan melalui:
1. Peningkatan Produktivitas
Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui; a) perakitan,
diseminasi dan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik,
b) penerapan dan pengembangan teknologi, c) disertai pengawalan,
sosialisasi, pemantauan, pendampingan dan koordinasi.
2. Perluasan Areal Tanam
Dilaksanakan melalui a) optimalisasi lahan lahan kering/terlantar;
b) investasi pihak swasta dan c) kemitraan dengan para pelaku
usaha di bidang kacang tanah dan kacang hijau.
3. Pengamanan Produksi
Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi dampak
perubahan iklim seperti kabanjiran dan kekeringan serta
pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) dan
pengamanan kualitas produksi serta mengurangi kehilangan hasil
pada saat penanganan panen dan pasca panen.
4. Peningkatan Manajemen.
Strategi ini dilakukan melalui antara lain a) pengelolaan kebijakan
fiskal; b) perbaikan sistem perkreditan pertanian; c) penguatan
sistem data, d)pengembangan kawasan food estate,
e) Pengembangan sistem resi gudang, f) Penguatan petugas
lapangan, g) pemantapan pola pengadaan saprodi; h)penataan
kebijakan subsidi pertanian; i) pembangunan sistem informasi
agribisnis secara terpadu dari hulu on-farm dan hilir.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
10
C. Kebijakan
Secara operasional, kebijakan aneka kacang dan umbi diprioritaskan
pada 1) pencapaian swasembada kedelai 2) pengembangan
komoditas kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, ubijalar dan aneka
umbi, 3) mengembangkan agribisnis akabi secara terpadu dengan
menumbuhkan peran swasta, koperasi dan BUMN, 4) mendukung
gerakan peningkatan diversifikasi pangan, 5) meningkatkan sumber
permodalan yang mudah diakses oleh petani, 6) memperbaiki
tataniaga akabi yang kondusif bagi petani
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
11
BAB III
PROGRAM DAN KEGIATAN OUTPUT PENGELOLAAN
TANAMAN KACANG TANAH DAN KACANG HIJAU SERTA
ANEKA KACANG TERPADU TA. 2016
A. Program
Dalam rangka meningkatkan produksi kacang tanah dan kacang hijau
nasional pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
menetapkan program tahun 2016 yaitu Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan sebagai
upaya dalam mencapai sasaran produksi tanaman pangan termasuk
produksi kacang tanah dan kacang hijau. Program ini merupakan salah
satu program Kementerian Pertanian untuk mewujudkan pemenuhan
kebutuhan produksi di sub sektor tanaman pangan. Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja di Kementerian
Pertanian mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi sasaran
tersebut sehingga wajib melakukan upaya pencapaian sasaran produksi
dengan prioritas peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam dan
mutu hasil.
Dalam mewujudkan pencapaian kinerja program tanaman pangan
tersebut, diukur dengan tercapainya sasaran produksi tanaman pangan
termasuk kacang tanah dan kacang hijau. . Oleh karena itu pencapaian
tersebut didukung oleh pencapaian kinerja kegiatan dari Direktorat
Aneka Kacang dan Umbi dalam program Pengelolaan Produksi
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
12
Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah dan Kacang
Hijau Tahun 2016
LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
KACANG TANAH (2016)
1 373.916 356.120 14,86 529.042
-Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada
pertanaman ditingkat petani 373.366 355.597 14,86 528.258
- Bantuan saprodi kacang tanah CF-SKR 550 523 15,00 784
2 178.335 169.830 13,35 226.708
- Promosi Investasi 11.130 10.674 15,19 16.333
- Mendorong pemanfaatan lahan terlantar 47.387 45.129 11,45 51.650
- Mendorong peningkatan IP 119.818 114.027 13,92 158.725
JUMLAH 1 + 2 552.250 525.950 14,37 755.750
KACANG HIJAU (2016)
1 170.951 162.794 12,52 203.780
-Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada
pertanaman ditingkat petani 170.951 162.794 12,52 203.780
2 90.149 85.856 10,73 92.120
- Mendorong pemanfaatan lahan terlantar 75.685 72.081 10,59 76.334
- Mendorong peningkatan IP 14.464 13.775 11,46 15.786
JUMLAH 1 + 2 261.100 248.650 11,90 295.900
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
PERLUASAN AREAL TANAM
NO. URAIAN
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
PERLUASAN AREAL TANAM
Skenario pencapaian sasaran produksi kacang tanah dan kacang hijau
tahun 2016 dapat dicapai apabila seluruh faktor pendukung berjalan
sesuai dengan yang diharapkan antara lain:
1. Tersedianya sarana produksi seperti benih, pupuk dll.
2. Kondisi iklim yang mendukung pertanaman kacang tanah dan kacang
hijau
3. Dukungan nyata pemerintah pusat dan daerah serta seluruh
pemangku kepentingan lainnya/pelaku usaha
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
13
Berdasarkan skenario pencapaian produksi kacang tanah dan kacang
hijau tahun 2016 yang dibiayai oleh APBN 2016 melalui pembinaan
teknologi pada pertanaman swadaya petani yang selama ini terbiasa
melakukan budidaya kacang tanah dan kacang hijau, promosi investasi
kepada pelaku usaha maupun bantuan peningkatan produksi kacang
tanah melalui peningkatan produktivitas seluas 373.916 ha yang terdiri
dari swadaya 373.336 ha dan bantuan CF-SKR 550 ha dan perluasan
areal tanam seluas 178.335 ha. Sedangkan untuk kacang hijau
peningkatan produktivitas seluas 170.951 ha dan perluasan areal
tanam seluas 90.149 ha sehingga sasaran produksi kacang tanah
maupun kacang hijau tahun 2016 yang telah ditetapkan diharapkan
dapat tercapai.
b. Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan
kacang hijau tahun 2016 yang dialokasikan di daerah maupun
dukungan kegiatan yang dialokasikan di pusat sebagai berikut :
1. Pembinaan Peningkatan Produktivitas Kacang Tanah dan
Kacang Hijau Swadaya
Pembinaan pada lahan yang biasa ditanami kacang tanah dan
kacang hijau saat ini (eksisting) yang tidak mendapat bantuan
diharapkan dapat dikelola secara swadaya. Dalam areal swadaya ini
dilakukan pengawalan dan pendampingan oleh petugas lapangan
(PPL/POPT/Petugas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota). Luas areal
tanam pengembangan kacang tanah dan kacang hijau secara
swadaya yang direncanakan dilakukan pengawalan dan
pendampingan kacang tanah seluas 373.366 hektar dan kacang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
14
hijau seluas 170.951 hektar. Dukungan pemerintah yang disediakan
berupa pupuk bersubsidi, pembiayaan kredit dan sumber
permodalan lainnya.
2. Pengembangan Kacang tanah dan Kacang hijau Melalui
Kemitraan
Pengembangan kacang tanah dan kacang hijau melalui kemitraan
diperlukan koordinasi dan menggerakkan semua pemangku
kepentingan (stakeholder, instansi terkait, pelaku usaha, petani dan
lembaga swadaya) untuk mencapai sasaran produksi kacang tanah
dan kacang hijau.
3. Pembinaan, Bimbingan dan Monitoring
Dalam upaya pencapaian sasaran produksi tahun anggaran 2016
untuk komoditas kacang tanah dan kacang hijau, dilakukan kegiatan
pembinaan, bimbingan dan monitoring peningkatan produksi
terhadap kelompok tani yang melaksanakan budidaya komoditas
kacang tanah dan kacang hijau secara swadaya, maupun yang
menerima bantuan. Sasaran pembinaan, bimbingan dan monitoring
adalah agar program dan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai
rencana, dan tercapainya sasaran peningkatan produksi.
Pembinaan, bimbingan dan monitoring, dilaksanakan secara
berjenjang oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas
Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Kantor
Cabang Dinas Pertanian Kecamatan, Penyuluh Pertanian Lapangan
dan pemangku kepentingan lainnya.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
15
4. Penyiapan Kebijakan dan Regulasi, Sosialisasi, Pengelolaan
Data dan Informasi.
Kegiatan penyiapan kebijakan yang mendorong peningkatan
produksi kacang tanah dan kacang hijau, dilaksanakan melalui :
a. Penyiapan Kebijakan dan Regulasi
Kegiatan penyiapan kebijakan dan regulasi yang mendorong
peningkatan produksi kacang tanah dan kacang hijau meliputi :
Bidang Budidaya
Kebijakan di bidang budidaya tanaman pangan yang dapat
meningkatkan produktivitas dan produksi antara lain:
Penerapan pengelolaan tanaman terpadu/ Pedoman Budidaya
Tanaman Pangan yang Baik dan Benar sehingga diperoleh
produktivitas yang tinggi dan bermutu serta aman dikonsumsi.
Penggunaan benih varietas unggul baik varietas baru mapun lokal
yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil atau sifat lainnya.
Pengalokasian subsidi pupuk dalam rangka mendukung
ketahanan pangan nasional harus memenuhi prinsip 6 tepat yaitu :
jenis, jumlah,harga, tempat, waktu dan mutu sehingga petani
mudah dalam mendapatkan pupuk dengan harga yang terjangkau.
Rekomendasi teknologi spesifik lokasi yang dapat diterapkan di
tingkat petani.
Mengoptimalkan peran penyuluh/petugas dalam pendampingan
penerapan teknologi budidaya di tingkat petani.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
16
Bidang Pembiayaan
Kebijakan di bidang pembiayaan sektor pertanian diharapkan
dapat meningkatkan aksesibilitas petani dan pelaku agribisnis
terhadap sumber pembiayaan yang ada, antara lain:
Memanfaatkan skim kredit yang tersedia sebagai sumber
permodalan yang berbunga rendah.
Meningkatkan peran pemerintah pusat dan daerah dalam
memberikan fasilitasi, intermediasi, pendampingan dan
pengawalan untuk akses pembiayaan ke lembaga keuangan.
Mensosialisasikan sumber pembiayaan pertanian yang telah
tersedia kepada petani.
Bidang Investasi
Peran investasi sangat penting dalam mengembangkan sektor
pertanian, antara lain:
Mensinergiskan kebijakan dalam pemerintahan, baik di tingkat
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sehingga
investor mendapatkan suatu kepastian untuk menanamkan
modalnya di bidang pertanian.
Memberikan jaminan kestabilan politik dan keamanan
investasi.
Perbaikan infrastruktur sehingga dapat meminimalisasi resiko
dan ketidakpastian yang dihadapi.
Bidang Pasca Panen dan Pemasaran Hasil
Kebijakan di bidang pasca panen dan pemasaran hasil antara
lain:
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
17
Memberdayakan SDM dan kelembagaan usaha di bidang
pasca panen dan pemasaran hasil.
Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi pasca panen
melalui kerjasama dan koordinasi dengan lembaga riset dan
Perguruan Tinggi.
Memperbaiki tata niaga kacang tanah, kacang hijau dan aneka
kacang yang kondusif bagi petani.
Meningkatkan pelayanan informasi pasar.
Meningkatkan promosi agar sistem pemasaran lebih efektif.
Meningkatkan penyuluhan, pendampingan, dan pelatihan di
bidang pasca panen, pengolahan serta pemasaran hasil
pertanian.
b. Pengolahan Data dan Informasi
Pengelolaan Data dan Informasi dilakukan secara berjenjang oleh
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan tingkat lapangan.
c. Sarana Penunjang Kelancaran Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengadaan sarana penunjang kelancaran tugas kantor
berupa peralatan, bahan maupun honor yang di alokasikan dipusat
maupun di daerah, agar dilaksanakan secara efisien, efektif, dan
dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
18
Sasaran Strategis dan Indikator Keluaran (Output) Kegiatan
Untuk mencapai sasaran strategis pengelolaan produksi kacang tanah
dan kacang hijau, serta aneka kacang mendorong berbagai kegiatan
strategis meliputi:
1. Optimalisasi pembinaan seluas 552.250 ha untuk kacang tanah dan
kacang hijau seluas 261.100 ha.
2. Pembinaan daerah rintisan aneka kacang dilaksanakan melalui
koordinasi stakeholder dan sosialisasi.
Sasaran strategis, indikator kinerja dan target kegiatan pengelolaan
produksi kacang tanah dan kacang hijau Tahun 2016, seperti tabel
berikut:
Tabel 4. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target
Kegiatan Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang
Hijau Tahun 2016
Target
(Ha)
1 Bantuan saprodi kacang tanah CF-SKR 550
2 Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada
pertanaman kacang tanah ditingkat petani
373.366
3 Perluasan areal tanam kacang tanah dengan promosi
investasi, mendorong pemanfaatan lahan terlantar dan
peningkatan IP
178.335
4 Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada
pertanaman kacang hijau ditingkat petani
170.951
5 Perluasan areal tanam kacang hijau dengan mendorong
pemanfaatan lahan terlantar dan peningkatan IP
90.149
Sasaran Strategis
Mendorong
peningkatan
produktivitas dan
produksi melalui
bantuan dana hibah,
pembinaan teknologi
budidaya dan promosi
investasi
Indikator Kinerja
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
19
Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan
Luas areal penerapan budidaya tanaman kacang tanah, kacang hijau
dan aneka kacang yang tepat dan berkelanjutan diprioritaskan pada
kegiatan optimalisasi pembinaan budidaya kacang tanah dan kacang
hijau. Pembinaan daerah rintisan aneka kacang dapat dilakukan lebih
intensif. Sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan pengelolaan
produksi kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang yaitu realisasi
tanam dan penyerapan anggaran yang telah dialokasikan harus
bersinergi baik ditingkat pusat sampai tingkat kabupaten/kota. Jika hal
tersebut tidak berjalan sesuai yang diharapkan maka kinerja Direktorat
Budidaya Aneka Kacang dan Umbi dianggap kurang berhasil walaupun
tidak berjalannya kegiatan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik internal maupun eksternal yang tidak bisa ditanggulangi. Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan langkah-langkah
pencegahan. Beberapa faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh
terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan seperti Tabel berikut :
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
20
Tabel 5. Faktor Resiko yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap
Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan
No Uraian Kegiatan Resiko
1 Koordinasi dengan Stakeholder
a. Kesepakatan kerjasama
b. Komitmen stakeholder
c. Fasilitasi Kebijakan Pemerintah
2 Pembinaan, Monitoring, Supervisi dan pendampingan
a. Ketersediaan anggaran
b. Kontinuitas dan ketepatan pelaksanaan
c. Ketersediaan data
d. Ketersediaan SDM
3 Penyusun kebijakan, Pedoman, Juklak, Juknis, Sosialisasi, data dan informasi
a. Komitmen seluruh stakeholder dalam mengeluarkan kebijakan
b. Ketersediaan SDM yang handal dalam penyajian data dan informasi
c. Ketersediaan sarana teknologi data dan informasi,
d. Biaya
e. Kemudahan akses terhadap data
4 Sarana dan prasarana penunjang
a. Ketersediaan SDM
b. Efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
21
BAB. IV
PEMBINAAN
Pembinaan kelompok tani dilakukan secara berkelanjutan sehingga
kelompok tani mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu
diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
1. Struktur Organisasi
Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai
prinsip pelaksanaan Pemerintah yang baik (good governance) dan
pemerintah yang bersih (clean goverment), maka pelaksanaan kegiatan
pengelolaan produksi kacang tanah dan kacang hijau harus memenuhi
prinsip-prinsip :
a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan;
b. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);
c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan
demokratisasi;
d. Memenuhi asas akuntabilitas.
Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi
kacang tanah dan kacang hijau berada pada Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota yang membidangi tanaman pangan, sedangkan
tanggung jawab koordinasi pembinaan program berada pada Dinas
Pertanian Provinsi yang membidangi tanaman pangan atas nama
Gubernur. Tanggung jawab atas program dan kegiatan berada pada
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan memberikan fasilitasi
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
22
program dan kegiatan kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan
koordinasi pembinaan lintas kabupaten/kota difasilitasi oleh provinsi,
sedangkan kegiatan koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional
difasilitasi oleh kabupaten/kota. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan
di tingkat provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat
kabupaten/kota dibentuk Tim Teknis Kabupaten/Kota.
2. Penanggung Jawab Program
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memfasilitasi koordinasi persiapan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan antara lain :
a. Menyusun petunjuk teknis dan pola pemberdayaan yang berkelanjutan
untuk mengarahkan kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran
sesuai Renstra yang ditetapkan;
b. Menggalang kemitraan dengan provinsi dan kabupaten/kota dalam
pelaksanaan, pemantauan/pengendalian dan evaluasi kegiatan;
c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dari pelaksanaan program
dan anggaran.
3. Tim Pembina Provinsi
Tim Pembina Provinsi ditunjuk dan ditetapkan oleh Gubernur atau Kepala
Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan.
Tugas Tim Pembina Provinsi :
a. Melakukan koordinasi lintas sektoral, antar instansi di tingkat provinsi
dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan;
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
23
b. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota dalam
pemantauan dan pengendalian serta membantu mengatasi
permasalahan di lapangan;
c. Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian serta
menyampaikan laporan ke tingkat Pusat.
4. Tim Teknis Kabupaten/Kota
Tim Teknis Kabupateb/Kota ditunjuk dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota
setempat atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi tanaman
pangan. Tugas Tim Teknis Kabupaten/Kota yaitu :
a. Melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok sasaran;
b. Melakukan bimbingan teknis, pemantauan/pengendalian dan evaluasi;
c. Membuat laporan hasil pemantauan/pengendalian dan evaluasi.
Tim Pembina tingkat Provinsi serta Tim Teknis tingkat Kabupaten/Kota
melaksanakan koordinasi mulai dari tingkat desa, kecamatan,
kabupaten/kota sampai tingkat provinsi. Pembinaan yang dilakukan
meliputi :
1. Pelaksanaan pembinaan dilakukan secara periodik mulai dari
persiapan sampai dengan panen dan berjenjang mulai dari provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan serta desa.
2. Provinsi melakukan pembinaan pelaksanaan peningkatan produksi
kacang tanah dan kacang hijau di kabupaten/kota disesuaikan dengan
situasi dan ketersediaan dana yang ada.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
24
3. Kabupaten/Kota melakukan pembinaan pelaksanaan produksi produksi
kacang tanah dan kacang hijau di tingkat lapangan/kelompok tani
disesuaikan dengan situasi dan ketersediaan dana yang ada.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
25
BAB. V
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai
permasalahan yang mungkin timbul maupun tingkat keberhasilan yang
dapat dicapai dalam pelaksanaan program dan kegiatan sehingga dapat
dilakukan tindakan korektif sedini mungkin. Pemantauan dan Evaluasi
dilaksanakan secara berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi
dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan
berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan pengembangan usaha
kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai dengan akhir
kegiatan. Evaluasi meliputi: 1) komponen kegiatan dalam mendukung
pencapaian produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016,
2) tingkat pencapaian sasaran areal tanam dan produksi, 3) kenaikan
tingkat produktivitas dan produksi, 4) permasalahan yang timbul di
tingkat lapang, 5) kegiatan pendukung lainnya.
B. Pelaporan Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan Kecamatan secara periodik setiap bulan.
Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu dari pemandu lapangan ke
Kabupaten/Kota, Provinsi dan pusat.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
26
1. Laporan Kegiatan
Pelaporan kegiatan meliputi laporan pelaksanaan program,
pelaksanaan kegiatan, penyampaian data dan informasi dan laporan
akhir pelaksanaan program dan kegiatan yang memuat evaluasi,
kesimpulan, saran serta data dukung lainnya sebagaimana dalam
format laporan pada Lampiran 4, 5, 6, 7 dan 8 .
2. Laporan Program
a. Sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan
1) Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota merencanakan dan
membuat laporan blanko sasaran tanam, panen, produktivitas
dan produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016.
2) Laporan sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi
kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016 kabupaten/kota di
laporkan ke provinsi.
3) Provinsi mengirim laporan sasaran tanam, panen, produktivitas
dan produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016 ke
pusat.
b. Realisasi sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi
bulanan
1) Kabupaten/Kota mengirimkan laporan blanko realisasi tanam,
panen, produktivitas dan produksi kacang tanah dan kacang
hijau bulanan tahun 2016 ke provinsi.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
27
2) Provinsi mengirimkan laporan blanko realisasi tanam, panen,
produktivitas dan produksi kacang tanah dan kacang hijau
bulanan tahun 2016 ke pusat.
3) Penyampaian laporan realisasi tanam, panen, produktivitas
dan produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016
kabupaten/kota di laporkan ke provinsi dan pusat setiap bulan
sampai akhir tahun.
c. Kendala dan permasalahan yang dihadapi ditingkat lapangan
1) Dinas Kabupaten/Kota memberikan laporan kendala dan
permasalahan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah
dan kacang hijau lapangan antara lain meliputi bagaimana
ketersediaan benih, tanaman yang terkena OPT, banjir
maupun kekeringan.
2) Berdasarkan laporan kabupaten/kota yang disampaikan ke
Dinas Pertanian Provinsi dan akan di laporkan ke pusat.
3) Laporan kendala dan permasalahan di tingkat lapangan
disampaikan ke pusat setiap bulan.
4) Perkembangan serangan OPT dilakukan bulanan, triwulan dan
tahunan.
5) Berdasarkan hasil laporan perkembangan tersebut akan
dievaluasi oleh pusat dan daerah.
Laporan ke pusat disampaikan ke Direktorat Budidaya Aneka Kacang
dan Umbi Jl. Raya Ragunan No 15 Pasar Minggu, Jakarta Selatan
12520; no. telepon (021) 7805342; faksimili (021) 7805179; email:
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
28
BAB. VI
P E N U T U P
Peningkatan produktivitas kacang tanah, kacang hijau dan aneka
kacang melalui optimalisasi pembinaan merupakan salah satu terobosan
yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar pada
produksi akan datang. Optimalisasi pembinaan ini akan berhasil
meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh
semua pihak termasuk pemangku kepentingan baik hulu, onfarm maupun
hilir serta terciptanya koordinasi pelaksanaan pengembangan dan
optimalisasi pembinaan yang sinkron dan sinergis disetiap tingkat
pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan sampai ke
tingkat Desa.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
29
L A M P I R A N
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
30
Lampiran 1
Luas
(Ha)
2003 KACANG MERAH NUSA TENGGARA TIMUR Ngada 500
2003 KACANG NAGARA KALIMANTAN SELATAN HSS 500
2010 KACANG KORO PEDANG LAMPUNG Lampung Selatan 5
2010 KACANG KORO PEDANG JABAR 1. Sukabumi 5
2. Subang 5
2010 KACANG KORO PEDANG BANTEN Lebak 5
2011 KACANG KORO PEDANG LAMPUNG Lampung Selatan 5
2011 KACANG KORO PEDANG JAWA BARAT 1. Bogor 5
2. Sukabumi 5
3. Subang 5
2011 KACANG KORO PEDANG BANTEN 1. Lebak 5
2. Pandeglang 5
2011 KACANG KORO PEDANG JAWA TENGAH 1. Sragen 5
2. Purworejo 5
3. Kebumen 5
4. Karanganyar 5
2011 KACANG KORO PEDANG DIY Gunung Kidul 5
2011 KACANG KORO PEDANG JAWA TIMUR 1. Ponorogo 5
2. Ngawi 5
8 provinsi, 15 kab. 1,085
Lokasi Kegiatan Aneka Kacang Tahun 2003 - 2011
Tahun Provinsi KabupatenKomoditi
Jumlah
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
31
Lampiran 2
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS
DAN PRODUKSI KACANG TANAH TAHUN 2016
No Provinsi
1 Aceh 3.472 3.306 13,64 4.511
2 Sumatera Utara 9.901 9.429 13,46 12.689
3 Sumatera Barat 6.613 6.298 15,69 9.883
4 Riau 1.399 1.332 11,86 1.580
5 Kepulauan Riau 178 170 12,40 211
6 Jambi 1.347 1.283 13,46 1.727
7 Sumatera Selatan 3.049 2.904 14,93 4.335
8 Kep. Bangka Belitung 345 329 11,75 387
9 Bengkulu 3.954 3.765 11,36 4.277
10 Lampung 8.769 8.351 14,11 11.783
Sumatera 39.026 37.168 13,82 51.381
11 DKI Jakarta - - - -
12 Jawa Barat 57.380 54.648 16,97 92.715
13 Banten 10.465 9.966 14,18 14.128
14 Jawa Tengah 103.047 98.141 14,74 144.648
15 D.I. Yogyakarta 63.011 60.011 11,19 67.170
16 Jawa Timur 165.505 157.625 14,14 222.887
Jawa 399.408 380.391 14,24 541.548
17 Bali 9.691 9.230 13,57 12.526
18 Nusa Tenggara Barat 27.054 25.766 14,50 37.354
19 Nusa Tenggara Timur 15.419 14.685 12,88 18.909
Bali & Nusa Tenggara 52.165 49.681 13,85 68.789
20 Kalimantan Barat 1.318 1.256 12,93 1.623
21 Kalimantan Tengah 700 667 12,30 820
22 Kalimantan Selatan 10.341 9.849 13,06 12.858
23 Kalimantan Timur 1.560 1.486 13,09 1.945
Kalimantan 13.920 13.257 13,01 17.246
24 Sulawesi Utara 7.171 6.829 14,05 9.596
25 Gorontalo 1.026 977 12,75 1.245
26 Sulawesi Tengah 4.507 4.293 18,77 8.056
27 Sulawesi Selatan 19.742 18.802 15,76 29.635
28 Sulawesi Barat 474 452 13,66 617
29 Sulawesi Tenggara 6.936 6.606 8,46 5.592
Sulawesi 39.856 37.958 14,42 54.741
30 Maluku 1.549 1.475 12,59 1.857
31 Maluku Utara 3.795 3.614 12,22 4.418
32 Papua 2.084 1.984 11,00 2.183
33 Papua Barat 547 521 11,25 586
Maluku & Papua 7.974 7.594 11,91 9.044
Luar Jawa 152.941 145.659 13,81 201.202
Indonesia 552.350 526.050 14,12 742.750
Luas Panen
(Ha)
Luas Tanam
(Ha)
Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
32
Lanjutan Lampiran 2
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS
DAN PRODUKSI KACANG HIJAU TAHUN 2016
No Provinsi
1 Aceh 1.292 1.231 10,85 1.336
2 Sumatera Utara 3.061 2.916 11,32 3.301
3 Sumatera Barat 870 828 12,69 1.050
4 Riau 841 801 10,93 875
5 Jambi 331 315 11,64 366
6 Kepulauan Riau - - - -
7 Sumatera Selatan 1.914 1.823 14,03 2.558
8 Kep. Bangka Belitung - - - -
9 Bengkulu 1.989 1.894 10,17 1.927
10 Lampung 4.227 4.025 9,39 3.780
Sumatera 14.525 13.833 10,98 15.194
11 DKI Jakarta - - - -
12 Jawa Barat 13.109 12.485 12,57 15.687
13 Banten 1.181 1.125 8,44 950
14 Jawa Tengah 83.276 79.311 11,57 91.787
15 D.I. Yogyakarta 793 756 6,16 465
16 Jawa Timur 70.203 66.860 12,30 82.207
Jawa 168.563 160.536 11,90 191.096
17 Bali 1.623 1.545 10,84 1.675
18 Nusa Tenggara Barat 27.845 26.519 11,88 31.514
19 Nusa Tenggara Timur 17.059 16.247 8,83 14.348
Bali & Nusa Tenggara 46.527 44.311 10,73 47.536
20 Kalimantan Barat 1.054 1.003 8,14 817
21 Kalimantan Tengah 185 177 8,50 150
22 Kalimantan Selatan 1.010 962 10,98 1.057
23 Kalimantan Timur 595 567 10,91 618
Kalimantan 2.844 2.709 9,75 2.642
24 Sulawesi Utara 1.751 1.667 12,97 2.163
25 Gorontalo 200 190 13,44 256
26 Sulawesi Tengah 1.450 1.381 8,59 1.186
27 Sulawesi Selatan 20.446 19.473 13,43 26.152
28 Sulawesi Barat 638 608 13,96 849
29 Sulawesi Tenggara 1.929 1.837 8,41 1.546
Sulawesi 26.414 25.156 12,78 32.150
30 Maluku 1.209 1.151 10,91 1.256
31 Maluku Utara 400 381 11,95 455
32 Papua 933 888 10,82 961
33 Papua Barat 246 234 11,13 261
Maluku & Papua 2.787 2.654 11,05 2.932
Luar Jawa 93.097 88.663 11,33 100.453
Indonesia 261.660 249.200 11,70 291.550
Luas Panen
(Ha)
Luas Tanam
(Ha)
Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
33
Lamp
iran 3
1Pe
nyusu
nan P
edom
an, Ju
klak, J
uknis
2So
sialisa
si
3Pe
laksa
naan
1. Ta
nam
2. Pe
meliha
raan
3. Pa
nen
4Pe
mbina
an
5Mo
nitorin
g
6Ev
aluas
i
7Pe
lapora
n
Renc
ana J
adwa
l Pela
ksan
aan O
ptima
lisas
i Pem
binaa
n Kac
ang T
anah
/Kaca
ng Hi
jau/An
eka K
acan
g Tah
un 20
14
NoKe
giatan
Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Re
nc
an
a J
ad
wal
Pela
ks
an
aa
n P
em
bin
aan
Kac
an
g T
an
ah
/Kac
an
g H
ija
u/A
nek
a
Ka
ca
ng
Ta
hu
n 2
01
6
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
34
Provin
si :
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real.
Renc.
Real.
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real.
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Jumlah
…………
…………
……...…
……….
.
Menge
tahui
Kepala
Dinas
Tanam
an Pan
gan
Provin
si………
…………
……….
.….
…………
…………
.………
…………
…
Nip. …
…………
…………
…….…
…..
Total
JulAg
ustSe
pOk
tNo
pDe
s
Lampir
an 4
Renc
ana D
an Re
alisas
i Tana
m Pe
ngem
bang
an An
eka K
acan
g (Ka
cang
Tana
h dan
Kaca
ng Hi
jau)Ta
hun 2
012
NoKab
upaten
JanFeb
Mar
Apr
Mei
Jun
Re
nc
an
a D
an
Re
alis
as
i T
an
am
Ka
ca
ng
Ta
na
h/K
aca
ng
Hij
au
/An
ek
a K
aca
ng
Tah
un
20
16
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
35
Provin
si :
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real.
Renc.
Real.
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real.
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Jumlah
…………
…………
……...…
……….
.
Menge
tahui
Kepala
Dinas
Tanam
an Pan
gan
Provin
si………
…………
……….
.….
…………
…………
.………
…………
…
Nip. …
…………
…………
…….…
…..
Total
JulAg
ustSe
pOk
tNo
pDe
s
Lampir
an 5
Renc
ana D
an Re
alisas
i Tana
m Pe
ngem
bang
an An
eka K
acan
g (Ka
cang
Tana
h dan
Kaca
ng Hi
jau)Ta
hun 2
012
NoKab
upaten
JanFeb
Mar
Apr
Mei
Jun
Re
nc
an
a D
an
Re
alis
as
i P
an
en
Ka
ca
ng
Ta
na
h/K
aca
ng
Hij
au
/An
ek
a K
aca
ng
Tah
un
20
16
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
36
Provin
si :
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real.
Renc.
Real.
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real.
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Jumlah
…………
…………
……...…
……….
.
Menge
tahui
Kepala
Dinas
Tanam
an Pan
gan
Provin
si………
…………
……….
.….
…………
…………
.………
…………
…
Nip. …
…………
…………
…….…
…..
Total
JulAg
ustSe
pOk
tNo
pDe
s
Lampir
an 6
Renc
ana D
an Re
alisas
i Tana
m Pe
ngem
bang
an An
eka K
acan
g (Ka
cang
Tana
h dan
Kaca
ng Hi
jau)Ta
hun 2
012
NoKab
upaten
JanFeb
Mar
Apr
Mei
Jun
Re
nc
an
a D
an
Re
alis
as
i P
rod
uk
tiv
ita
s K
aca
ng
Tan
ah
/Ka
ca
ng
Hija
u/A
nek
a K
aca
ng
Tah
un
2016
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
37
Provin
si :
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real.
Renc.
Real.
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real.
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Renc.
Real
Jumlah
…………
…………
……...…
……….
.
Menge
tahui
Kepala
Dinas
Tanam
an Pan
gan
Provin
si………
…………
……….
.….
…………
…………
.………
…………
…
Nip. …
…………
…………
…….…
…..
Total
JulAg
ustSe
pOk
tNo
pDe
s
Lampir
an 7
Renc
ana D
an Re
alisas
i Tana
m Pe
ngem
bang
an An
eka K
acan
g (Ka
cang
Tana
h dan
Kaca
ng Hi
jau)Ta
hun 2
012
NoKab
upaten
JanFeb
Mar
Apr
Mei
Jun
R
en
can
a D
an
Re
alis
as
i P
rod
uk
si
Ka
ca
ng
Ta
nah
/Ka
ca
ng
Hija
u/A
nek
a K
aca
ng
Tah
un
20
16
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
38
Lampiran 8 Provinsi : Kabupaten : Kecamatan : Desa :
Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Kacang Tanah/Kacang Hijau/ Kacang Merah/Kacang Nagara/Kacang Koro Pedang Per Hektar
Tahun 2016
Riil Dikeluarkan Diperhitungkan
I INPUTA TENAGA KERJA (HOK)
1. Pengolahan Tanah s/d siap tanam a. Manusia b. Ternak c. Traktor/Mesin
2. Menanam
3. Memupuk
4. Memberantas Hama
5. Menyiang
6. Memanen
7. Mengangkut
Jumlah A
B. SARANA PRODUKSI
1. Bibit/Stek (Batang)
a. Pembelian
b. Produksi Sendiri
2. Pupuk (Kg/Ltr)
a. Urea
b. TSP/SP-36
c. KCl
d. Kandang/Hijau
e. Lainnya (Tetes Miwon)
3. Pestisida (Kg/Ltr)
a. Insektisida Padat
Insektisida Cair
b. Lainnya Padat
Lainnya Cair
Jumlah B
C PENGELUARAN LAIN
1. Sewa Tanah
2. Pajak
3. Lainnya
Jumlah C
TOTAL (A+B+C)
I BIAYA PRODUKSI
1. Per Hektar (Rp.)
2. Per Kilogram (Rp.)
II OUT PUT
1. Produksi
2. Nilai Hasil
III PENDAPATAN BERSIH (Rp)
1. Secara Usahatani
a. Per musim = Rp………….
b. Per bulan = Rp………….
2. Petani
a. Per musim = Rp………….
b. Per bulan = Rp………….
IV R/C
URAIAN FISIKNILAI (RP)
NO
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
39
TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN DESKRIPSI VARIETAS KACANG TANAH, KACANG HIJAU DAN
ANEKA KACANG
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
40
TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG TANAH
1. Pola Tanam
1) Rotasi/Pola tanam kacang tanah adalah satu kali dalam satu tahun untuk
mencegah hama dan penyakit.
2) Di lahan sawah penanaman dilakukan di awal musim kemarau sedangkan
di lahan kering umumnya penanaman dilakukan di awal musim hujan.
Musim ini berbeda-beda pada masing-masing daerah yang
memungkinkan penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun di seluruh
nusantara.
3) Di lahan kering dimana kebutuhan air kacang tanah semata-mata
bergantung pada curah hujan, pada bulan pertama diperlukan curah
hujan 100-150 mm/bulan sedang pada bulan ketiga antara 50-100
mm/bulan.
4) Di lahan sawah tanaman kacang tanah ditanam sesudah padi yang jatuh
pada musim kemarau untuk itu perlu pengairan dan irigasi
2. Varietas
1) Benih yang digunakan adalah benih yang berasal dari varietas unggul
nasional yang mempunyai potensi hasil tinggi seperti Gajah, Macan,
Kidang, Biawak, Kancil, Turangga dll.
2) Pemilihan varietas sebaiknya selain memperhatikan produksinya dan
adaptasinya terhadap lingkungan juga memperhatikan kebutuhan pasar.
Untuk kacang garing misalnya lebih baik digunakan varietas berbiji dua
dengan bentuk biji dan polong yang bagus seperti Jerapah, Kancil, dan
Tuban.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
41
3) Kebutuhan benih tergantung pada ukuran biji sekitar 80 kg biji/ha atau
120 kg polong/ha dengan daya tumbuh benih lebih 80 %.
3. Penyiapan Lahan
1) Tanah dibajak 2 kali sedalam 15-20 cm, lalu digaru, dan diratakan,
dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma dan dibuat bedengan selebar 3-4
meter.
2) Antar bedengan dibuat saluran drainase dalam 30 cm dan lebar 20 cm
yang berfungsi sebagai saluran irigasi pada saat kering.
4. Penanaman
1) Penanaman dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 40 x 10 cm, satu biji per
lubang sehingga populasi tanaman sekitar 250.000 tanaman.
2) Penanaman juga dapat dilakukan secara baris ganda (50 cm x 30 cm) x 15
cm, satu biji per lubang.
3) Penanaman dengan cara ditugal, kedalaman lubang tanam 3-5 cm. Lubang
tanam ditutup dengan tanah.
5. Pemupukan
1) Dosis pupuk per hektar secara umum dapat diberikan 50 kg Urea, 50 Kg
SP 36 dan 50 Kg KCL, 125 gr pupuk bio (rhizonut), dan pupuk organik
secukupnya
2) Waktu Pemberian pupuk, terdiri atas pupuk dasar : semua pupuk bio
(rhizonat) saat tanam dan ½ bagian Urea, seluruh TSP dan KCL satu hari
sebelum atau saat tanam, pupuk susulan : 1/2 bagian urea pada saat umur
tanaman 21-24 HST
3) Cara Pemupukan: pupuk bio (rhizonat) dicampur dengan benih dan
disemprot dengan air sebelum ditanam, pupuk dasar disebar merata saat
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
42
pengolahan tanah akhir, pupuk susulan ditugal kiri kanan barisan tanaman
sedalam 5-7 cm atau dengan sistem garit.
4) Pada tanah yang yang bersifat masam atau pH tanahnya rendah ,
diberikan dolomit sebanyak 300-500 kg/ha dengan cara ditaburkan merata
pada saat pengolahan tanah akhir.
6. Penyiangan dan pembumbunan
1) Penyiangan gulma dilakukan 2 kali selama pertumbuhan tanaman.
Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 HST
sebelum tanaman berbunga atau tergantung populasi gulma. Penyiangan
dapat dilakukan dengan cara menggunakan kored atau pancong.
Penyiangan kedua dilakukan pada 45 HST setelah ginofor masuk ke
dalam tanah. Penyiangan tidak boleh dilakukan saat pembentukan polong
karena dapat menyebabkan kegagalan pembentukan polong
2) Pembumbunan dilakukan bersamaan penyiangan.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit.
1) Pengendalian Hama dan penyakit dilakukan secara bijaksana yang diawali
dengan pemilihan benih varietas kacang tanah yang resisten atau toleran
hama penyakit pada daerah setempat.
2) Apabila hama tetap menyerang dilakukan pencegahan secara mekanis
dengan memungut hama secara manual atau bila serangan di atas
ambang ekonomi dilakukan penyemprotan dengan pestisida.
3) Hama utama pada kacang tanah antara lain sebagai berikut Wereng
kacang tanah (Empoasca fasialin), pengerek daun (Stmopteryx
subsecivella), ulat jengkal (Plusia Chalcites) dan ulat grayak (Prodenia
litura ), ulat penggulung daun (Lamprosema indicata), hama teresbut dapat
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
43
dikendalikan dengan insektisida endosulfan, klorfirifos, monokrotofos,
metamidofos, diazinon, (seperti Thiodan, Dursban, Azodrin, Tamaron dan
Basudin). Untuk pencegahan, pestisida tersebut dapat diaplikasikan pada
umur 25,35 dan 45 HST.
4) Penyakit utama kacang tanah antara lain layu bakteri (Pseudomonas
solanacearum), bercak daun (Cercospora sp.)penyakit karat (Puccinia
arachidis). Pengendalian dapat dilakukan dengan penanaman varietas
tahan atau menggunakan fungisida benomil, mankozeb, bitertanol,
karbendazim, dan klorotalonil (seperti Benlate, Dithane M-45, Baycor,
Delsane, MX200, dan Daconil). Untuk pencegahan fungisida tersebut dapat
diaplikasikan pada umur 35-45 dan 60 HST.
8. Pengairan
1) Pengairan diperlukan jika kacang tanah ditanam pada musim kemarau.
Priode kritis tanaman terhadap air adalah periode pertumbuhan awal (umur
hingga 15 hari), umur 25 hari (awal berbunga), umur 50 hari (pembentukan
dan pengisian polong), dan umur 75 hari (pemasakan)
2) Pengairan dilakukan melalui selokanantar bedengan.
9. Panen dan Pasca Panen
1) Umur panen tergantung varietas dan musim tanam. Rata-rata umur panen
adalah 90-100 hari atau pada saat masak fisiologis dimana tanda-tandanya
adalah : kulit polong mengeras, berserat, bagian dalam berwarna coklat,
jika ditekan polong mudah pecah. Cara panen dilakukan secara manual
(dicabut), sebelum panen tanah perlu dibasahi dengan diari agar tidak
banyak polong yang tertinggal di dalam tanah.
2) Perontokan polong dilakukan secara manual atau dipetik dengan tangan
atau menggunakan mesin pemipil polong (stripper), lalu polong disortir dan
sisihkan polong muda dan rusak.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
44
3) Hasil panen dapat langsung dijual ke pabrik pengolahan (tenggang
waktunya tidak boleh lebih 24 jam) atau terlebih dahulu dikeringkan
4) Pengeringan dilakukan dengan dijemur pada lantai atau dengan alas tikar
selama 5-6 haridengan matahari terik atau bila musim hujan dengan
menggunakan pengering. Pengeringan dilakukan sampai kadar air biji
menjadi 10-12 % yang ditandai dengan mudah terkelupasnya kulit biji.
5) Pengupasan atau pembijian dilakukan dengan cara sederhana (polong
dikupas dengan tangan) atau menggunakan mesin pengupas polong
(peanut sheller).
6) Penyimpanan
Penyimpanan kacang tanah dilakukan dalam gudang yang bersih, kering
tidak lembab dan sirkulasi udara baik menggunakan wadah karung goni
atau kantong plastik. Kacang tanah yang sudah dikemas ditumpuk dengan
teratur di atas kayu/rak kayu.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
45
Pohon Industri Kacang Tanah
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
46
TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG HIJAU
Penerapan teknologi budidaya kacang hijau secara umum adalah sebagai berikut :
1. Syarat Tumbuh
a. Tanah
1) Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan
drainase yang baik.
2) Struktur tanah gembur
3) Ph 5,8 7,0 optimal 6,7
b. Iklim
1) Curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln
2) Temperatur 25 - 27 0C dengan kelembaban udara 50 – 80% dan cukup
mendapat sinar matahari
c. Tanah
1) Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan
drainase yang baik.
2) Struktur tanah gembur
3) Ph 5,8 7,0 optimal 6,7
2. Benih dan Varietas
1) Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan
sawah maupun tegalan.
2) Varietas terbaru tahan penyakit embun tepung dan bercak daun seperti Sriti,
Kutilang, Perkutut, dan Mural dapat dianjurkan untuk ditanam pada daerah
yang endemik penyakit tersebut.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
47
3) Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh 90%.
3. Penyiapan lahan
1) Pada lahan bekas padi, tidak perlu dilakukan pengolahan tanah (Tanpa Olah
Tanah = TOT).
2) Tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan seperlunya atau
dipinggirkan.
3) Apabila tanah becek maka perlu dibuat saluran drainase dengan jarak 3 - 5 m
4) Pada lahan tegalan atau bekas tanaman palawija lain (jagung) perlu
pengolahan tanah:
a. pembajakan sedalam 15 - 20 cm,
b. kemudian dihaluskan dan diratakan.
c. saluran irigasi dibuat dengan jarak 3 - 5 m.
4. Cara tanam
1) Tanam dengan sistem tugal, dua biji/lubang.
2) Pada musim hujan, digunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga
mencapai populasi 300 - 400 ribu tanaman/ha.
3) Pada musim kemarau digunakan Jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga
populasinya sekitar 400-500 ribu tanaman/ha.
4) Pada bekas tanaman padi, penanaman kacang hijau tidak boleh lebih dari 5
hari sesudah padi dipanen,
5) Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari.
5. Pemupukan
1) Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea + 45 - 90 kg
SP36 + SD kg KCl/ha yang diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi
lubang tanam sepanjang barisan tanaman.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
48
2) Bahan organik berupa pupuk kandang sebanyak 1520 ton/ha dan abu dapur
sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai penutup lubang tanam.
3) Di lahan sawah bekas padi yang subur, tanaman kacang hijau tidak perlu
dipupuk maupun diberi bahan organik.
6. Mulsa jerami
Untuk menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan
air, jerami padi sebanyak 5 ton/ha dapat diberikan sebagai mulsa.
7. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dua kali pada saat tanaman berumur 2 dan 4 minggu.
8. Pengairan
1) Pada daerah panas (suhu udara 30 -31 0C) dan kelembaban udara rendah
(54 – 52 %) pertanaman perlu diairi dua kali pada umur 21 hari dan 33 hari.
2) Pada daerah sedang (suhu udara 24 - 26 0C) dan kelembaban udara
sedang hingga tinggi (77 - 82 %) pengairan cukup diberikan satu kali pada
umur 21 hari atau 38 hari.
3) Periode kritis kacang hijau terhadap ketersediaan air adalah pada saat
menjelang bertunga (umur 25 hari) dan pengisian polong (45 - 50 hari),
sehingga jika kekurangan air pada periode tersebut perlu dilakukan
pengairan.
9. Pengendalian hama
1) Hama utama kacang hijau adalah : lalat kacang Agmmyxa phaseoti, ulat
jengkal Piusia chaitites, kepik hijau Nezara virfduta, kepik coklat Riptonus
tinearis, penggerek polong Maruca testutalis dan Etietla ztnckenetta, dan
Kutu Thrips.
2) Pengendalian hama dapat dilakukan dengan insektisida, seperti: Cwifldor,
Regent, Curacron, Atabnon, Furadan, atau Pegassus dengan dosis 2-3
ml/liter air dan volume semprot 5OIM>00 liter/ha.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
49
3) Pada daerah endemik lalat bibit Agromyza phaseoti perlu tindakan
perlakuan benih dengan insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih) atau
Fipnonil (5 cc/kg benih).
10. Pengendalian penyakit 1) Penyakit utama adalah bercak daun fcrcospeiu w-cscenst busuk batang,
embun tepung Erysiptiepoiygoni, dan penyakit puru Bsinos giycines.
2) Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti: Benlate,
Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 700 atau Daconil pada awal serangan
dengan dosis 2 g/l air.
3) Penyakit embun tepung Erysiphepofygoni sangat efektif dikendalikan
dengan fungisida hexakonal yang diberikan pada umur 4 dan 6 minggu.
4) Penyakit bercak daun efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonazol
yang diberikan pada umur 4, 5 dan 6 minggu.
11. Panen dan pascapanen
1) Panen dilakukan apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat. Panen
dengan cara dipetik dan polong segera dijemur selama 2 - 3 hari hingga
kulit mudah terbuka.
2) Pembijian dilakukan dengan cara dipukul, sebaiknya di dalam kantong
plastik atau kain untuk menghindari kehilangan hasil. Pembersihan biji dari
kotoran dengan menggunakan nyiru (tampah) dan biji dijemur lagi sampai
kering simpan yaitu kadar air mencapai 8 – 10 %.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
50
Pohon Industri Kacang Hijau
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
51
TEKNOLOGI BUDIDAYA KORO PEDANG
1. Pengolahan tanah
Sebelum ditanami lahan perlu diolah secara sederhana yaitu dengan cara
dibajak untuk menggemburkan tanah, setelah dibajak dan diratakan maka lahan
sudah siap untuk ditanami koro pedang.
2. Benih
a. Penanganan benih sebelum ditanam
1) Benih berasal dari hasil panen saat musim tanam sebelumnya.
Sebelum dijadikan benih maka biji disortir dipilih yang bagus dan
dianggap sehat.
2) Setelah terkumpul biji hasil sortiran, biji dicuci dan di campur dengan
rizobium sesuai dosis, selanjutnya dijemur kena sinar matahari
langsung.
3) Setelah kering ditaruh diwadah tertutup dan segera ditanam.
b. Kebutuhan benih 20 – 25 kg/ha.
3. Penanaman
1) Jarak tanam ideal 1m x 1m
2) Ditugal dengan 2 biji per lubang
4. Pupuk
1) Pupuk organik dengan dosis 1 ton/ha
Diberikan pada saat sebelum tanam sekitar 500 kg, susulan I dosis 250 kg
pada saat umur 30 – 45 hari dan susulan ke II dosis 250 kg saat umur 70 –
80 hari.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
52
2) Pupuk cair
Dosis 3 liter per ha disemprotkan pada saat tanaman berumur 15 hari
setelah tanam selanjutnya di berikan setiap 10 hari sekali sampai menjelang
berbunga.
5. Pemeliharan
Disiang setiap ada rumput yang tumbuh disekitartanaman.
6. Pengendalian OPT
Dilakukan penyemprotan dengan pestisida setelah ada gejala serangan, paling
utama adalah hama ulat.
7. Perawatan Polong
Untuk menghindari buah yang busuk akibat menempel di tanah, perlu diberi
tiang penyangga (anjang-anjang). Bila warna buah sudah kemerahan harus
selalu dipantau, begitu warna mulai coklat segera dipetik.
8. Pasca Panen
Kacang Koro Pedang mulai dapat dipetik setelah umur 4,5 bulan, selang 2 -3 minggu berikutnya setelah pemanenan pertama dapat terus dipanen sampai umur 6 bulan.3
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
53
TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG NAGARA
1. Syarat tumbuh :
a. Tanah
Tanah tekstur lempung sampai lempung berpasir, podsolik merah kuning,
latosol, alluvial, gleisol dan organosol dan PH : 5.5 – 7.5
b. Iklim
Temperatur antara 25 - 29C, Curah Hujan tahunan antara 1.500 – 2.500 mm
2. Benih
a. Syarat Benih
1) Bebas hama penyakit, bernas, tidak keriput, seragam dan bersih
2) Daya Tumbuh sama atau > 80 %.
b. Kebutuhan Benih : Kebutuhan benih 40 Kg/Ha
c. Varietas : Kacang Tunggak Nagara
3. Penyiapan Lahan
a. Di Lahan Lebak.
Pengolahan lahan dilakukan dengan memotong rumput rawa dengan
menggunakan alat kait, rumput digulung seperti menggulung kasur.
Gulungan rumput dibiarkan selama dua minggu sampai kering kemudian
dihamparkan kembali sebagai mulsa.
b. Di Lahan Rawa yang kurang subur
Dilakukan dengan pembabatan semak yang diikuti pembakaran semak.
Setelah lahan siap tanam, maka dilakukan penanaman.
c. Di Lahan Kering
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
54
Pengolahan tanah dilakukan dengan 2 (dua) kali bajak dan sedikit satu kali
garu
d. Di Lahan Sawah Tadah Hujan
Di lahan sawah tadah hujan bekas tanaman padi ditanam tanpa olah tanah,
jerami digunakan sebagai mulsa
e. Di Lahan Sawah
Di lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu diolah, perlu dibuatkan
saluran setiap 3 m atau 4 m, dengan kedalaman saluran antara 20 – 30 cm
dengan lebar 25 – 30 cm. Saluran tersebut berfungsi sebagai putusan bila
air berlebih atau digunakan sebagai saluran irigasi apabila diperlukan
penambahan air.
4. Penanaman
a. Waktu tanam
Lahan Rawa : Musim kemarau (bulan mei/Juni)
Lahan Lebak : waktu tanam pada musim kemarau, yaitu pada bulan Mei
– Juni
Lahan Sawah : lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan ditanam
sesudah padi pada bulan Juni – Juli dan pada lahan
irigasi terbatas pada bulan Maret/April
Lahan Kering : Ditanam setelah tanaman palawija lain atau setelah padi
gogo (MK) atau menjelang musim kemarau sekitar bulan
Februari/ Maret
b. Cara dan jarak tanam
1) Cara tanam yang umum digunakan yaitu ditugal dan disebar. Jarak
tanam harus disesuaikan dengan kondisi dan kesuburan tanah
2) Pada Lahan Lebak : Jarak tanam yang digunakan 60 cm x 100 cm.
Benih ditanam sedalam 3 – 5 cm, 2-3 biji per lubang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
55
3) Pada lahan kering : Benih ditaruh pada lubang tugal atau disebar pada
bekas alur bajak. Jarak benih dalam alur bajak sekitar 10 – 15 cm,
dengan jarak tanam 44 cm x 15 – 20 cm, 2 biji per lubang (populasi
125.000 tanaman/hektar)
4) Pada lahan Sawah : ditanam dengan cara ditugal dan jarak tanam 30
cm x 15 – 20 cm atau 40 cm x 15 – 20 cm, 40 cm x 10 cm, 1 biji per
lubang. Jumlah populasi 250.000 tanaman/hektar
5. Pemeliharaan
a. Penyulaman : Penyulaman tanaman yang mati pada umur 7 – 10
hari setelah tanam
b. Pemangkasan pucuk dilaksanakan pada umur 25 – 30 hari setelah
tanam
c. Pemupukan
1) Pupuk dasar diberikan setelah tanam dengan dosis per ha; Urea
35 kg, SP-36 70 kg, KCL 35 kg atau NPK 150 kg dan pupuk
organik 2.000 kg
2) Dosis disesuaikan dengan rekomendasi setempat
3) Lahan sawah : Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak
memerlukan tambahan pupuk secara langsung, cukup berasal
dari residu pupuk yang diberikan pada tanaman padi. Jenis tanah
alluvial pemupukan dengan 22,5 kg urea = 45 kg TSP + 45 kg
KCL/ha dapat meningkatkan hasil 0,17 ton/ha
4) Lahan kering : pada lahan kering respon tanaman terhadap
pemupukan berbeda tergantung pada musim dan jenis tanah.
Kacang Nagara yang ditanam pada musim kemarau kurang
respon dibanding dengan yang ditanam pada musim hujan.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
56
Pemupukan 50 kg urea + 100 kg TSP per/ha dapat meningkatkan
hasil 20% dibandingkan tanpa pupuk
6. Pengendalian Gulma
1) Kompetisi gulma merupakan salah satu faktor yang dapat
menurunkan hasil,, apabil tidak dilakukan penanggulanga secara
tepat.
2) Jenis gulma yang sering dijumpai antara lain : Enchinochoa colona,
Amaranthus spinosus, Cyperus kilingia dan Lindrernia anaglis
3) Untuk menekan pertumbuhan gulma cukup dilakukan 2 (dua) kali
penyiangan
4) Upaya lain dilakukan dengan meningkatkan populasi tanaman
menjadi 320.000 tanaman /ha
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
2. Hama daun, penggerek polong, ulat grayak dan tikus merupakan hama
yang dominan menyerang dan menurunkan potensi hasil kacang nagara
3. Untuk mengatasi diupayakan penggunaan pestisida secara bijaksana
sistem pemantauan di lapangan
4. Dengan menggunakan pestisida dan pemupukan yang tepat dapat
meningkatkan hasil sampai 34%.
8. Panen
Ciri tanaman yang siap untuk dipanen adalah :
1) Tanaman telah berumur 2 bulan
2) Polong masak ditandai warna polong putih kecoklatan
3) 85 – 90 % polong sudah kering
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
57
4) Polong hasil panen harus secepatnya dijemur agar lebih kering untuk
selanjutnya dilakukan pembijian
5) Pada kondisi cukup kering, masa pengeringan polong hanya
dilakukan 2 – 3 hari
6) Untuk makanan ternak dilakukan antara periode pembungaan dan
pembentukan polong
9. Pasca Panen
Polong yang telah dipetik dikumpulkan dan dijemur dibawah terik matahari
salama 3 – 4 hari. Polong yang sudah kering ditandai dengan pecahnya
sebagian polong secara otomatis. Pembijian dilakukan dengan memasukkan
polong kedalam karung kemudian di pukul-pukul atau diinjak-injak. Kemudian
biji dibersihkan dengan cara ditampi atau dengan alat lainnya dengan prinsip
pemisahan biji bernas dengan kotoran. Biji yang telah bersih dikeringkan
sampai kadar air 14% untuk selanjutnya dilakukan penyimpanan dalam karung,
sedangkan untuk benih penyimpanan dilakukan dengan menggunakan kaleng
atau drum untuk menghindari serangan hama gudang. Apabila dilakukan
penanganan yang baik benih kacang nagara dapat disimpan lebih dari 1 tahun.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
58
Anjuran Teknologi Budidaya Kacang Nagara (secara umum)
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
59
TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG MERAH
1. Penyiapan lahan
Seperti halnya penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah maupun
kacang hijau, pengolahan tanah dilakukan secara optimal, yang
umumnya diperoleh dengan dua kali pembajakan dan diikuti dengan
perataan tanah. Kacang merah tergolong tanaman yang toleran
terhadap kelembaban tanah tinggi, karenanya pembuatan saluran
drainase perlu diperhatikan dalam budidaya kacang merah.
2. Penanaman
Penanaman kacang merah dilakukan dengan menggunakan tugal,
ditanam dua hingga tiga biji perlubang, dan diperjarang menjadi dua
tanaman perumpun pada umur sekitar delapan hari setelah tanam.
Kacang merah ditanam dengan jarak 40 cm antara barisan dan 10 cm di
dalam barisan, atau setara dengan populasi 330.000 hingga 500.000
tanaman per ha. Di New South Wales dan Queensland, kacang merah
ditanam dengan populasi tinggi yaitu 500-600 ribu tan / ha (Desborough
dan Redden, 1998).
3. Pemeliharaan
a. Pemupukan
Tanaman kacang merah memiliki bintil akar yang cukup effektif
dalam menambat nitrogen udara, walaupun demikian upaya
penambahan unsur hara melalui pemupukan masih tetap diperlukan.
Dosis pupuk (N, P2O5 dan K2O) disesuaikan dengan status
kesuburan tanah yang akan digunakan, namun sebagai petunjuk
teknis dapat mengikuti dosis anjuran, yaitu Urea sekitar 75 kg, SP-36
100 kg, dan KCL 100 kg per ha, diberikan seluruhnya pada saat
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
60
tanam, 30 % pada saat tanaman berumur 20 hst dan sisanya
diberikan pada saat menjelang berbunga (Keng-Feng, 1994)
b. Pengendalian gulma, hama dan penyakit
Tanaman kacang merah dinilai kurang toleran terhadap persaingan
dengan gulma karenanya pengendalian gulma perlu mendapatkan
perhatian. Penyiangan disesuaikan dengan populasi gulma dilapang,
namun paling tidak dapat dilakukan dua kali yaitu pada umur 15 dan
25 hst.
Beberapa hama dan penyakit dapat menjadi kendala produksi
kacang merah. Seperti pada tanaman kacang hijau, hama Trips dan
Aphis dapat menyerang kacang merah. Virus merupakan kendala
utama. Izuka (1990) mengidentifikasi dan melaporkan paling tidak
terdapat enam srain virus yang dapat menjadi kendala produksi
kacang merah AzMV (adzuki bean mosaicvirus). BICMV (blckeye
cowpea masaic virus) dan AMV (alfafa mosaic virus).Adanya infeksi
awal virus AzMV dilaporkan dapat menurunkan hasil hingga 43 %.
Seperti pada biji kacang hijau, berbagai hama dapat merusak biji
kacang merah selama penyimpanan terutama Callosobruchus
chinesis dan C. maculatus. Untuk mengatasi kerusakan biji selama
penyimpanan, Ishimoto et al. (1996) mengupayakan pembentukan
kacang merah transgenic tahan hama-hama penyimpan tersebut.
4. Panen dan prosesing
Polong kacang merah masak tidak serempak, karenanya pemanenan
dilakukan antara dua hingga tiga kali. Beberapa varietas kacang merah
yang dilepas dari Taiwan pada akhir-akhir ini umumnya bertipe
determinit dan berumur antara 80-90 hari. Upaya pemuliaan di Taiwan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
61
juga diarahkan untuk umur masak polong serempak, sehingga masa
panen dapat dilakukan sekaligus. Di Florida Selatan, masa tanam
terbaik adalah pada bulan September- Februari, dan tanaman dapat
dipanen pada umur 120 hari.
Uji coba terhadap beberapa genotype introduksi asal Taiwan dan
jepang yang dilakukan di Malang, umur polong masak berkisar antara
60 hingga 70 hari. Polong yang telah masak segera dijemur dan
dibijikan.
Biji kacang merah memiliki daya tumbuh cukup lama, namun selama
penyimpanan harus memperhatikan adanya serangan hama gudang.
Karenanya penyimpanan pada tempat tertutup akan cukup baik untuk
menghindari kerusakan akibat hama-hama dalam penyimpanan.
DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG TANAH
a. Potensi > 3 ton/ha (Produktivitas Tinggi)
(Ton/Ha) (Hari)
1 Domba 2,1 - 3,6 90 - 95 AT AT AT
2 Bison 2,0 - 3,6 90 - 95 AT AT -
3 Tuban 2,0 - 3,2 90 - 95 T Tol Tol
4 TALAM 1 2,3 - 3,2 90 - 95 T AT AT
5 HypoMa 1 2,3 - 3,7 ± 91 AT T T
6 HypoMa 2 2,4 - 3,5 ± 90 AT AT AT
7 TAKAR 1 3,0 - 4,3 90 - 95 T T -
8 TAKAR 2 3,0 - 3,8 85 - 90 T T -
No Varietas
Potensi
Hasil
Umur
Panen
Tahan Terhadap Penyakit
Layu KaratBercak
Daun
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
62
b. Potensi ≥ 2 ≤ 3 ton/ha (Produktivitas Sedang)
(Ton/Ha) (Hari)
1 Zebra 2,40 95 - 100 - Tol Tol
2 Kelinci 2,30 95 AT Tol Tol
3 Pelanduk 2,00 95 - 100 T P P
4 Tupai 2,00 95 - 100 T P P
5 Badak 2,00 95 - 103 Tol T Tol
No Varietas
Potensi
Hasil
Umur
Panen
Tahan Terhadap Penyakit
Layu KaratBercak
Daun
c. Potensi < 2 ton/ha (Produktivitas Rendah)
(Ton/Ha) (Hari)
1 Rusa 1,9 110 - 100 T T T
2 Tapir 1,9 95 - 110 T P P
3 Simpai 1,87 95 AT T -
4 Trenggiling 1,83 90 AT T -
5 Gajah 1,8 100 T P P
6 Banteng 1,8 100 T P P
7 Kidang 1,8 100 T P P
8 Anoa 1,8 100 - 110 T T T
9 Landak 1,8 89 AT T -
10 Bima 1.6 - 2.5 90 - 95 AT P -
11 Mahesa 1,6 95 - 100 T AT P
12 Macan 1.5 - 1.8 100 T P P
13 Komodo 1.44 - 3.3 80 - 90 T T -
14 Turangga 1.4 - 3.6 100 - 110 T AT AT
15 Kancil 1.3 - 2.4 90 - 95 T Tol Tol
16 Sima 1.3 - 2.4 100 - 105 T Tol Tol
17 Jepara 1,2 89 - 97 AT P -
18 Biawak 1.14 - 3.37 80 - 90 AT - -
19 Jerapah 1.0 - 4.0 80 - 95 T Tol Tol
20 Singa 1.0 - 4.5 90 - 95 Tol T AT
21 Panter 1.0 - 5.4 90 - 95 T Tol Tol
No Varietas
Potensi
Hasil
Umur
Panen
Tahan Terhadap Penyakit
Layu KaratBercak
Daun
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
63
DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG HIJAU
a. Potensi > 1,5 ton/ha (Produktivitas Tinggi)
No Varietas Potensi Hasil Umur Panen Karat Embun Bercak
(Ton/Ha) (Hari) Tepung Daun
1 Walet 1,7 58 - - T
2 No 129 1,6 58 - - P
3 Merak 1,6 56 - - P
4 Nuri 1,6 58 - 65 T - T
5 Sriti 1,58 60 - 65 - - -
6 Manyar 1,5 51 - 55 T - T
7 Betet 1,5 51 - 55 T - T
8 Gelatik 1,5 58 - - T
9 Murai 1,5 63 - - T
10 Perkutut 1,5 60 - - AT
Tahan Terhadap Penyakit
b. Potensi 1 - 1,5 ton/ha (Produktivitas Sedang)
No Varietas Potensi Hasil Umur Panen Karat Embun Bercak
(Ton/Ha) (Hari) Tepung Daun
1 Bhakti 1,4 70 - - -
2 Vima-1 1,38 57 - T -
3 Kenari 1,38 60 - 65 Tol - AT
4 Parkit 1,35 56 - T -
5 Merpati 1,2 - 1,8 58 - T T
6 Kutilang 1,13 60 - 67 - T -
7 Camar 1,0 - 2,0 60 - - -
Tahan Terhadap Penyakit
c. Potensi < 1 ton/ha (Produktivitas Rendah)
No Varietas Potensi Hasil Umur Panen Karat Embun Bercak
(Ton/Ha) (Hari) Tepung Daun
1 Sampoeng 1,0 70 - 75 - AT AT
2 Arta Ijo 0,9 80 - 100 - - -
3 Siwalik 0,9 80 - 100 - - -
Tahan Terhadap Penyakit
Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau 2016
64
DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG TUNGGAK
No Nama Varietas Umur Panen Potensi Hasil Tahun Pelepasan
1 KT 1 Mulai berbunga 42 hari, Polong
masak 67 hari, Panen 77 hari
2,1 ton/ha -
2 KT 2 Mulai berbunga 40–45 hari, Polong
masak 57 hari, Panen 65–70 hari
1,7 ton/ha 9 Maret 1991
3 KT 3 Mulai berbunga 40–45 hari, Polong
masak 57 hari, Panen 60–65 hari
1,5 (0,9–2,0) ton/ha 9 Maret 1991
4 KT 4 Mulai berbunga 40–45 hari, Polong
masak 57 hari, Panen 60–80 hari
0,89–2,13 ton/ha biji
kering
3 November 1992
5 KT 5 Mulai berbunga 40 - 45 hari,
Polong masak ± 57 hari, Panen 60 -
65 hari
0,89–2,5 ton/ha biji
kering
3 November 1992
6 KT 6 Mulai berbunga 40-46 hari, Polong
masak ± 65 hari, Panen 65 - 70 hari
± 1,95 ton/ha 4 November 1998
7 KT 7 Mulai berbunga 42 - 47 hari,
Polong masak ± 67 hari, Panen 68 -
70 hari
± 2,22 ton/ha 4 November 1998
8 KT 8 Mulai berbunga 43-47 hari, Polong
masak ± 68 hari, Panen 70 - 72 hari
± 1,86 ton/ha 4 November 1998
9 KT 9 Mulai berbunga 44-49 hari, Polong
masak ±69 hari, Panen 70 - 72 hari
± 2,22 ton/ha 4 November 1998
DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG GUDE
No Nama Varietas Umur Panen Potensi Hasil Tahun Pelepasan
1 MEGA ± 95 hari ± 1,2 ton/ha 1987