tesis bab iv - hendra prijatna web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu...

57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah dilakukan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran quantum teaching. Namun demikian sebelum menelaah hasil tersebut, terlebih dahulu akan disajikan prestasi belajar siswa dari hasil pre tes yang akan dijadikan acuan untuk pembagian kelompok. Sebelum membagi kelompok data hasil pre tes tersebut diuji dulu, apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak, jika berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas, untuk melihat apakah mempunyai varians yang sama, setelah itu uji anova satu faktor yang bertujuan untuk melihat apa ada perbedaan rata-rata yang signifikan. Untuk melakukan analisis hasil baik pre test ataupun post tes menggunakan program SPSS 16. 102

Upload: vuhuong

Post on 31-Jan-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

setelah dilakukan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran

quantum teaching. Namun demikian sebelum menelaah hasil tersebut, terlebih dahulu

akan disajikan prestasi belajar siswa dari hasil pre tes yang akan dijadikan acuan untuk

pembagian kelompok. Sebelum membagi kelompok data hasil pre tes tersebut diuji

dulu, apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak, jika berdistribusi normal,

maka dilanjutkan dengan uji homogenitas, untuk melihat apakah mempunyai varians

yang sama, setelah itu uji anova satu faktor yang bertujuan untuk melihat apa ada

perbedaan rata-rata yang signifikan. Untuk melakukan analisis hasil baik pre test

ataupun post tes menggunakan program SPSS 16.

1. Hasil Test

1.1 Analisis Hasil Pre Tes

Terlebih dahulu nilai pre tes kita uji normalitas dan uji homogenitasnya.

Untuk menguji nya kita menggunakan program SPSS dan hasilnya sebagai berikut:

102

Page 2: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Tabel 10Hasil Pre Test

Descriptives KELAS KONTROL KELAS EKSPERIMENStatistic Std. Error Statistic Std. Error

Mean 33.3750 1.46790 36.1500 1.5683495% Confidence Interval for Mean Lower Bound 30.4059 32.9777Upper Bound 36.3441 39.32235% Trimmed Mean 33.1944 36.0833Median 33.0000 35.0000Variance 86.189 98.387Std. Deviation 9.28381 9.91903Minimum 20.00 17.00Maximum 50.00 55.00Range 30.00 38.00Interquartile Range 14.50 13.00Skewness .174 .374 .193 .374Kurtosis -.851 .733 -.574 .733

a. Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Uji normalitas data dan homogenitas data ini, merupakan langkah awal

untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata pada sampel tersebut

Kelas kontrol

Rata – rata nilai pre tes kelas kontrol adalah 33,3750 dengan range berkisar

antara 30,4059 sampai dengan 36,3441. Dan Standard eror of mean data tersebut

adalah 1,46790.

5% trimmed mean (tingkat kesalahan) ukuran ini didapat dengan

mengurutkan data nilai pretes kelas eksperimen dari yang terkecil sampai dengan

yang terbesar, kemudian memotong 5% dari data terkecil dan 5% dari data yang

terbesar. hal ini bertujuan untuk membuang (trimming) nilai data yang unsual

’menyimpang’ (karena jauh dari rata-rata). Kemudian pada hasil yang ada

dilakukan perhitungan Mean seperti biasa

103

Page 3: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Terlihat hasil 33,1944 yang berarti rata-rata nilai pretes kelas kontrol dengan

proses trimming menjadi 33,1944. Median atau titik tengah data jika semua data

diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 33,000 menunjukan bahwa

50% sampel mempunyai nilai 33,00 ke atas dan 50% nya lagi mempunyai nilai

33,0000 ke bawah.

Standard deviasi adalah 9,28381 dan varians 86,189. makin besar standard

deviasi menunjukan data semakin bervariasi, jika standard deviasi dibagi dengan

akar jumlah sampel, maka hasilnya adalah standard error of mean (SE Mean). Nilai

minimum data adalah 20 dan nilai maksimum nya adalah 50 sehingga range = nilai

maksimum – nilai minimum = 50 – 20 = 30

Interquartile range. Ukuran ini menunjukan selisih antara nilai persentil

yang ke 25 dan persentil yang ke 75. seperti diketahui, secara teoritis, 50% dari data

terletak antara persentil ke 25 dan persentil ke 75. dari output didapat nilai 14,50,

yang berarti pada 50% data nilai pre tes kelas kontrol, selisih antara yang terbesar

dan terkecil adalah 14,50.

Ukuran skewness adalah 0,174 untuk penilaian, nilai tersebut diubah ke

angka rasio. Rasio skweness = skweness : s.e skweness = 0,174 : 0,374 = 0,465.

Bila rasio skweness terletak antar -2 dan 2 maka data berdistribusi normal. 0,465

terletak antara -2 dan 2 maka data nilai pre tes ini berdistribusi normal.

Ukuran kurtosis adalah - 0,626. Untuk penilaian , nilai tersebut diubah ke

angka rasio. Rasio kurtosis = kurtosis : s.e kurtosis = -0,851: 0,733 = - 1,161. Bila

rasio kurtosis terletak antar -2 dan 2 maka data berdistribusi norma l - 1,161

terletak antara -2 dan 2 maka data nilai pre tes ini berdistribusi normal.

104

Page 4: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Kelas eksperimen :

Rata – rata nilai pre tes kelas eksperimen adalah 36,1500 dengan range

berkisar antara 32,9777 sampai dengan 39,3223. Standard eror of mean data

tersebut adalah 1,56834 . penggunaan standard error of mean untuk

memperkirakan besar rata-rata populasi.

5% trimmed mean (tingkat kesalahan) ukuran ini didapat dengan

mengurutkan data nilai pretes kelas eksperimen dari yang terkecil sampai dengan

yang terbesar, kemudian memotong 5% dari data terkecil dan 5% dari data yang

terbesar . hal ini bertujuan untuk membuang (trimming) nilai data yang unsual

’menyimpang’ (karena jauh dari rata-rata). Kemudian pada hasil yang ada

dilakukan perhitungan Mean seperti biasa. Terlihat hasil 36,0833 , yang berarti rata-

rata nilai pretes kelas eksperimen dengan proses trimming menjadi 36,0833.

Median atau titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama

besar. Angka median 35,0 menunjukan bahwa 50% sampel mempunyai nilai 35,0

ke atas dan 50% nya lagi mempunyai nilai 35,0 ke bawah.

Standard deviasi adalah 9,91903 dan varians adalah 98,387. makin besar

standard deviasi menunjukan data semakin bervariasi, jika standard deviasi dibagi

dengan akar jumlah sampel, maka hasilnya adalah standard error of mean ( SE

Mean). Nilai minimum data adalah 17 dan nilai maksimum nya adalah 55 sehingga

range = nilai maksimum – nilai minimum = 55 – 17= 38,00

Interquartile range. Ukuran ini menunjukan selisih antara nilai persentil

yang ke 25 dan persentil yang ke 75. seperti diketahui , secara teoritis , 50 % dari

data terletak antara persentil ke 25 dan persentil ke 75. dari output didapat nilai 13

yang berarti pada 50% data nilai pre tes kelas eksperimen , selisih antara yang

terbesar dan terkecil adalah 13,00.

105

Page 5: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Ukuran skewness adalah 0,193 untuk penilaian, nilai tersebut diubah ke

angka rasio. Rasio skweness = skweness : s.e skweness = 0,193 : 0,374 = 0,516.

Bila rasio skweness terletak antar -2 dan 2 maka data berdistribusi normal. 0,516

terletak antara -2 dan 2 maka data nilai pre tes ini berdistribusi normal.

Ukuran kurtosis adalah - 0,574. Untuk penilaian , nilai tersebut diubah ke

angka rasio. Rasio kurtosis = kurtosis : s.e kurtosis = - 0,574 : 0,733 = - 0,783. Bila

rasio kurtosis terletak antar -2 dan 2 maka data berdistribusi normal - 0,783 terletak

antara -2 dan 2 maka data nilai pre tes ini berdistribusi normal.

Tabel 11Uji Normalitas nilai Pre Tes

kelas Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-WilkStatistic df Sig. Statistic df Sig.

nilai pre tes

kontrol ,104 40 ,200(*) ,938 40 ,030

eksperimen ,096 40 ,200(*) ,971 40 ,375* This is a lower bound of the true significance.a Lilliefors Significance Correction

Keterangan :

Output ini menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data bias dikatakan

normal ataukah tidak.

1. ) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah tidak

normal

2. ) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi adalah normal

Dapat dilihat nilai sig. Untuk kelas kontrol adalah 0,200 > 0,05 maka data

berdistribusi normal, begitupun dengan kelas eksperimen nilai sig. 0,200 > 0,05

maka data berdistribusi normal

106

Page 6: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Bagan 3Normalitas Nilai Pre Test

107

Page 7: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Tabel 12Uji Homogenitas nilai Pre Tes

nilai pre tesLevene Statistic df1 df2 Sig.

,109 1 78 ,742

Output ini untuk menguji apakah dua sampel yang diambil mempunyai varians

yang sama.

Pedoman pengambilan keputusan :

1. ) nilai sig. atau nilai probabilitas < 0,05 , data berasal dari populasi – populasi

yang mempunyai varians tidak sama ;

2. ) nilai sig. atau nilai probabilitas > 0,05 , data berasal dari populasi – populasi

yang mempunyai varians sama

Terlihat dari tabel sig. 0,742 > 0,05 maka data mempunyai varians yang sama

Bagan 4Homogenitas Nilai Pre Tes

108

Page 8: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

b. Uji Anova Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol

Pada bagian ini kita akan melihat apakah ada perbedaan rata-rata dari nilai pre

tes kelas eksperimen dengan nilai pre tes kelas kontrol. Dengan menggunakan

SPSS. 16 maka uji perbedaan rata-rata dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 13Uji Anova Satu faktor

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Between Groups 154,012 1 154,012 1,669 ,200

Within Groups 7198,475 78 92,288Total 7352,487 79

Jika probabilitas > 0,05 , maka kedua rata-rata populasi adalah identik ( rata-rata

populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda )

Jika probabilitas < 0,05 , maka kedua rata-rata populasi adalah tidak identik ( rata-

rata populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama )

109

Page 9: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Keputusan :

Dapat juga dilihat dari output di atas bahwa sig = 0.200 > 0,05, maka kedua

rata-rata populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol sama/identik.

Nilai pre tes kelas eksperimen dengan nilai pre test kelas kontrol telah kita

uji normalitas yang hasilnya data kedua kelas tersebut berdistribusi normal,

kemudian uji homogenitas yang hasilnya kedua populasi mempunyai varians yang

sama, dan uji anova yang hasilnya kedua rata-rata populasi adalah identik.

1.2 Analisis Hasil Post Tes

Post tes adalah tes kemampuan akhir yang diberikan untuk mengetahui

apakah materi yang diajarkan dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga

siswa mendapatkan nilai yang bagus. Analisis hasil post tes ini menggunakan

program SPSS.16 yang bertujuan untuk menguji hipotesis. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

Tabel 14Hasil Post Test

Descriptives KELAS KONTROL KELAS EKSPERIMENStatistic Std. Error Statistic Std. Error

Mean 56.1000 1.92514 65.5000 2.3737395% Confidence Interval for MeanLower Bound 52.2060 60.6987Upper Bound 59.9940 70.30135% Trimmed Mean 56.1389 65.8333Median 55.0000 67.5000Variance 148.246 225.385

110

Page 10: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Std. Deviation 1.21756E1 1.50128E1Minimum 30.00 25.00Maximum 80.00 100.00Range 50.00 75.00Interquartile Range 15.00 20.00Skewness -.018 .374 -.245 .374Kurtosis -.499 .733 .224 .733

a. Uji normalitas dan homogenitas data

Kelas kontrol

Rata – rata nilai post tes kelas kontrol adalah 56,1000 dengan range berkisar

antara 52,2060 sampai dengan 59,9940. Standard eror of mean data tersebut

adalah 1,92514.

5% trimmed mean . ukuran ini didapat dengan mengurutkan data nilai pretes

kelas eksperimen dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar, kemudian

memotong 5% dari data terkecil dan 5% dari data yang terbesar . hal ini bertujuan

untuk membuang (trimming) nilai data yang unsual ’menyimpang’ (karena jauh

dari rata-rata). Kemudian pada hasil yang ada dilakukan perhitungan Mean seperti

biasa. Terlihat hasil 56,1389 yang berarti rata-rata nilai pretes kelas kontrol dengan

proses trimming menjadi 56,1389.

Median atau titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama

besar. Angka median 55,000 menunjukan bahwa 50% sampel mempunyai nilai

55,000 ke atas dan 50% nya lagi mempunyai nilai 55,000 ke bawah.

Standard deviasi adalah 12,17564 dan varians 148,246. makin besar

standard deviasi menunjukan data semakin bervariasi, jika standard deviasi dibagi

dengan akar jumlah sampel, maka hasilnya adalah standard error of mean ( SE

Mean).

111

Page 11: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Nilai minimum data adalah 30 dan nilai maksimum nya adalah 80 sehingga

range = nilai maksimum – nilai minimum = 80 – 30 = 50

Interquartile range. Ukuran ini menunjukan selisih antara nilai persentil

yang ke 25 dan persentil yang ke 75. seperti diketahui , secara teoritis , 50% dari

data terletak antara persentil ke 25 dan persentil ke 75. dari output didapat nilai

15,00, yang berarti pada 50% data nilai pre tes kelas kontrol , selisih antara yang

terbesar dan terkecil adalah 15,00.

Ukuran skewness adalah - 0,018 untuk penilaian, nilai tersebut diubah ke

angka rasio. Rasio skweness = skweness : s.e skweness = - 0,018 : 0,374 = - 0,048.

Bila rasio skweness terletak antar -2 dan 2 maka data berdistribusi normal. - 0,048

terletak antara -2 dan 2 maka data nilai post tes ini berdistribusi normal.

Ukuran kurtosis adalah -0,499. Untuk penilaian , nilai tersebut diubah ke

angka rasio. Rasio kurtosis = kurtosis : s.e kurtosis = - 0,499 : 0,733 = - 0,681. Bila

rasio kurtosis terletak antar - 2 dan 2 maka data berdistribusi normal - 0,681 terletak

antara - 2 dan 2 maka data nilai post tes ini berdistribusi normal.

Kelas eksperimen :

Rata–rata nilai post tes kelas eksperimen adalah 65,500 dengan range

berkisar antara 60,6987 sampai dengan 70,3013. Standard eror of mean data

tersebut adalah 2,37373. penggunaan standard error of mean untuk memperkirakan

besar rata-rata populasi.

5% trimmed mean . ukuran ini didapat dengan mengurutkan data nilai pretes

kelas eksperimen dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar, kemudian

memotong 5% dari data terkecil dan 5% dari data yang terbesar . hal ini bertujuan

untuk membuang (trimming) nilai data yang unsual ’menyimpang’ (karena jauh

dari rata-rata). Kemudian pada hasil yang ada dilakukan perhitungan Mean seperti

112

Page 12: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

biasa. Terlihat hasil 65,8333 , yang berarti rata-rata nilai post tes kelas eksperimen

dengan proses trimming menjadi 65,8333.

Median atau titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama

besar. Angka median 67,5 menunjukan bahwa 50% sampel mempunyai nilai 35,0

ke atas dan 50% nya lagi mempunyai nilai 67,5 ke bawah.

Standard deviasi adalah 15,01282 dan varians adalah 225,385. makin besar

standard deviasi menunjukan data semakin bervariasi, jika standard deviasi dibagi

dengan akar jumlah sampel, maka hasilnya adalah standard error of mean ( SE

Mean).

Nilai minimum data adalah 25 dan nilai maksimum nya adalah 100 sehingga

range = nilai maksimum – nilai minimum = 100 – 25 = 75,00.

Interquartile range. Ukuran ini menunjukan selisih antara nilai persentil

yang ke 25 dan persentil yang ke 75. seperti diketahui , secara teoritis , 50% dari

data terletak antara persentil ke 25 dan persentil ke 75. dari output didapat nilai 20

yang berarti pada 50% data nilai pre tes kelas eksperimen , selisih antara yang

terbesar dan terkecil adalah 20,00.

Ukuran skewness adalah - 0,245 untuk penilaian, nilai tersebut diubah ke

angka rasio. Rasio skweness = skweness : s.e skweness = - 0,245 : 0,374 = - 0,6551.

Bila rasio skweness terletak antar - 2 dan 2 maka data berdistribusi normal. - 0,6551

terletak antara -2 dan 2 maka data nilai post tes ini berdistribusi normal.

Ukuran kurtosis adalah 0,224. Untuk penilaian , nilai tersebut diubah ke

angka rasio. Rasio kurtosis = kurtosis : s.e kurtosis = 0,224: 0,733 = 0,3056. Bila

rasio kurtosis terletak antar -2 dan 2 maka data berdistribusi normal 0,3056 terletak

antara -2 dan 2 maka data nilai post tes ini berdistribusi normal.

113

Page 13: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Tabel 15Uji Normalitas nilai Post Tes

kelas

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-WilkStatisti

c df Sig.Statisti

c df Sig.Nilai Post tes

kontrol ,099 40 ,200(*) ,976 40 ,541eksperimen ,118 40 ,172 ,974 40 ,487

* This is a lower bound of the true significance.a Lilliefors Significance Correction

Output ini menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data bias dikatakan

normal ataukah tidak.

1. ) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah tidak normal

2. ) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi adalah normal

Dapat dilihat nilai sig. Untuk kelas kontrol adalah 0,200 > 0,05 maka data

berdistribusi normal, begitupun dengan kelas eksperimen nilai sig. 0,172 > 0,05

maka data berdistribusi normal.

Bagan 5Normalitas Hasil Post Test

114

Page 14: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Tabel 16Uji Homogenitas Nilai Post Tes

115

Page 15: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,164 1 78 ,145

Output ini untuk menguji apakah dua sampel yang diambil mempunyai varians

yang sama.

Pedoman pengambilan keputusan :

1. ) nilai sig. atau nilai probabilitas < 0,05 , data berasal dari populasi – populasi

yang mempunyai varians tidak sama ;

2. ) nilai sig. atau nilai probabilitas > 0,05 , data berasal dari populasi – populasi

yang mempunyai varians sama

terlihat dari tabel sig. 0,145 > 0,05 maka data mempunyai varians yang sama

Bagan 6Homogenitas Hasil Post Test

b. Uji anova Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol data post tes

116

Page 16: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Pada bagian ini kita akan melihat apakah ada perbedaan rata-rata dari nilai

post tes kelas eksperimen dengan nilai pre tes kelas kontrol. Dengan menggunakan

SPSS. maka uji perbedaan rata-rata dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 17Uji Anova Satu faktor

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Between Groups 1767,200 1 1767,200 9,460 ,003

Within Groups 14571,600 78 186,815

Total 16338,800 79

Hipotesis :

Jika probabilitas > 0,05 , maka kedua rata-rata populasi adalah identik ( rata-rata

populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama )

Jika probabilitas < 0,05 , maka kedua rata-rata populasi adalah tidak identik ( rata-

rata populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda )

Keputusan :

Dapat juga dilihat dari output di atas bahwa sig = 0.003 < 0,05, maka kedua

rata-rata populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda.

Nilai post tes kelas eksperimen dengan nilai post test kelas kontrol telah kita

uji normalitas yang hasilnya data kedua kelas tersebut berdistribusi normal,

kemudian uji homogenitas yang hasilnya kedua populasi mempunyai varians yang

sama, dan uji anova yang hasilnya kedua rata-rata populasi adalah berbeda.

Tabel 18Tabel correlations

117

Page 17: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Nilai Post

tes kelasNilai Post tes Pearson

Correlation 1 ,329(**)

Sig. (2-tailed) . ,003N 80 80

kelas Pearson Correlation ,329(**) 1

Sig. (2-tailed) ,003 .N 80 80

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel pearson correlations menggambarkan nilai korelasi sebesar 0,329 antar nilai

dan kelas. Nilai sig. 0,003 < 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan.

2. Hasil Angket Guru

Angket guru ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat guru IPS SMP N 42

Bandung tentang pembelajaran IPS dengan menggunakan metode quantum teaching.

Guru IPS SMP N 42 Bandung sebanyak 4 orang guru terlibat dalam penelitian ini dan

mengisi angket yang diberikan oleh penulis. Pengisian angket dilakukan setelah

pembelajaran IPS dengan metode quantum teaching pada kelas eksperimen dilakukan.

Tabel 19Hasil Angket Guru

118

Page 18: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

NO PERNYATAAN S R TS1 Pembelajaran dengan menggunakan metode quantum

teaching lebih terarah dan sistematis50% - 50%

2Pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. 100% - -

3Pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching menuntut kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.

100% - -

4Pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran

100% - -

5Pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching dapat menumbuhkan kepercayaan diri siswa dalam proses belajar.

50% 50% -

6

Pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching secara langsung mengidentifikasi kegiatan sehari-hari yang terjadi di lingkungan siswa akan bermakna dalam membantu siswa dalam memahami materi pelajaran IPS.

75% 25% -

7Pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching dapat menumbuhkan interaksi dari siswa dengan siswa dan dari siswa dengan guru

100% - -

8Pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching membuat siswa dan guru saling menghargai satu sama lain.

100% - -

9 Pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching cocok dalam pembelajaran IPS

75% 25% -

Keterangan :S = SetujuR = Ragu-RaguTS = Tidak Setuju

Hasil angket guru tersebut di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan quantum teaching lebih terarah dan sistematis diperoleh setengahnya

menyatakan setuju dan setengahnya lagi menyatakan tidak setuju. Dilakukan diskusi

dengan guru-guru IPS tersebut dengan membahas topik tersebut. Didapatkan hasil

diskusi ternyata yang tidak setuju menyatakan bahwa pembelajaran dengan quantum

teaching justru lebih banyak mengarahkan aktivitas siswa belajar dari pada mengacu

arahan pada perencanaan pembelajaran yang sebelumnya dibuat. Selain itu

119

Page 19: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

pembelajaran quantum tersebut lebih cenderung tidak sistematis, karena siswa lebih

banyak berperan dalam pembelajaran. Sementara guru berperan sebagai fasilitator,

yang mengarahkan langkah-langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan kemauan

siswa dalam belajar. Maka lebih bersifat situsional dari pada sistematis, namun lebih

efektif dan pada akhirnya tercapai tujuan pembelajaran.

Pernyataan pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching dapat

menumbuhkan kepercayaan diri siswa dalam proses belajar, setengahnya setuju dan

setengahnya lagi ragu-ragu.

Pernyataan diperoleh lebih banyak setuju dan lebih sedikit ragu-ragu, bahwa

pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching : a). secara langsung

mengidentifikasi kegiatan sehari-hari yang terjadi di lingkungan siswa akan bermakna

dalam membantu siswa dalam memahami materi pelajaran IPS, b). cocok dalam

pembelajaran IPS.

Pernyataan semuanya setuju bahwa pembelajaran dengan menggunakan

quantum teaching : a). lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, b). menuntut

kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan

menyenangkan, c). dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, d). dapat

menumbuhkan interaksi dari siswa dengan siswa dan dari siswa dengan guru, e).

membuat siswa dan guru saling menghargai satu sama lain.

3. Analisis Hasil Wawancara Siswa

Wawancara dengan siswa dilakukan guna mengetahui tanggapan siswa tentang

pembelajaran IPS dengan menggunkan metode quantum teaching. Penulis terlebih

dahulu menerangkan kepada siswa bahwa pembelajarn tadi merupakan pembelajarn

120

Page 20: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

dengan metode quantum teaching. Maka penulis mewawancara siswa di kelas

eksperimen setelah pembelajaran IPS dengan menggunakan metode quantum teaching.

Tabel 20Hasil Wawancara Siswa

NO. 1 Bagaimana selama ini kegiatan belajar pada mata pelajaran IPS %Data yang diperoleh

Membosankan 55Menjenuhkan 25Sulit, karena banyak hapalan 20Sama saja degan mata pelajaran yang lain 5

N0. 2 Bagaimana pengalamanmu dalam kegiatan belajar pada mata pelajaran IPS selama ini ?

%

Data yang diperoleh

Lebih suka studi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat saya bosan

5

Guru perlu melakukan variasi kegiatan belajar mengajarnya dalam pelajaran IPS agar saya lebih tertantang untuk berprestasi

25

Lebih suka merumuskan sendiri konsep-konsep materi yang dipelajari.

5

Merasa bosan dan jenuh bila sedang mengikuti pelajaran IPS 45

Tidak ingin mempelajari pelajaran IPS, karena pelajaran itu sulit dipahami dan banyak hapalan

10

Mengerjakan tugas lembar kegiatan dan berdiskusi sangat bermanfaat.

5

Sama saja degan mata pelajaran yang lain 5N0. 3 Bagaimana tanggapanmu setelah belajar pelajaran IPS dengan metode

quantum teaching ?%

Data yang diperoleh

Senang senang terhadap pembelajaran dengan metode quantum teaching karena materi pelajaran menyangkut masalah saya sehari-hari.

10

Penerapan metode quantum teaching ini membuat saya merasa bebas untuk bertindak dan berbicara sesuai dengan keinginan hati dengan memperhatikan aturan yang telah disepakati bersama. 25Berminat belajar pelajaran IPS karena saya suka cara gurunya mengajar 20senang jika dalam menjawab atau memberikan pendapat, sebab guru memberi tahu letak kesalahan saya.

5

Penerapan metode quantum teaching membuat saya lebih tertarik pada pelajaran IPS.

25

Motivasi dan bimbingan guru IPS kepada saya membuat saya merasa berhasil dan mampu menjadi orang yang sukses

5

Merasa keberhasilan orang lain dalam kegiatan belajar itu mendorong saya untuk belajar lebih giat lagi

10

N0. 4 Bagaimana pengalamanmu dengan kegiatan belajar dengan menggunakan metode quantum teaching ?

%

Data yang

Kehidupan keseharian yang saya alami mendorong saya untuk mengetahui lebih jauh tentang pelajaran IPS

48

Berusaha mempraktekkan materi pelajaran yang telah saya dapatkan ke dalam kehidupan keseharian saya

10

121

Page 21: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

diperoleh Yakin bahwa materi pelajaran IPS ini sangat berguna untuk menghadapi kehidupan saya di kemudian hari

5

Sangat menghargai guru IPS, karena beliau sangat menghargai saya walaupun saya berbuat salah.

15

Motivasi dan bimbingan guru IPS kepada saya membuat saya merasa berhasil dan mampu menjadi orang yang sukses.

22

Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPS selama ini adalah lebih dari

setengahnya menyatakan membosankan, seperempat menyatakan menjenuhkan, selain

itu juga sulit karena banyak hapalan.

Tanggapan siswa terhadap pengalaman dalam kegiatan belajar pada mata

pelajaran IPS selama ini adalah hampir setengahnya menyatakan Merasa bosan dan

jenuh bila sedang mengikuti pelajaran IPS, seperempatnya menyatakan Guru perlu

melakukan variasi kegiatan belajar mengajarnya dalam pelajaran IPS agar saya lebih

tertantang untuk berprestasi. Sebagian kecil menyatakan Tidak ingin mempelajari

pelajaran IPS, karena pelajaran itu sulit dipahami dan banyak hapalan, sebagian kecil

lainnya menyatakan mengerjakan tugas lembar kegiatan dan berdiskusi sangat

bermanfaat, sebagian kecil lainnya menyatakan Lebih suka merumuskan sendiri

konsep-konsep materi yang dipelajari, sebagian kecil lainnya menyatakan lebih suka

studi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat saya bosan, Sama saja

degan mata pelajaran yang lain.

Tanggapan siswa terhadap setelah belajar pelajaran IPS dengan metode

quantum teaching adalah seperempatnya menyatakan penerapan metode quantum

teaching ini membuat saya merasa bebas untuk bertindak dan berbicara sesuai dengan

keinginan hati dengan memperhatikan aturan yang telah disepakati bersama,

seperempat lainnya menyatakan penerapan metode quantum teaching membuat saya

lebih tertarik pada pelajaran IPS, hampir seperempatnya menyatakan Berminat belajar

pelajaran IPS karena saya suka cara gurunya mengajar. Sebagian kecil menyatakan

122

Page 22: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

senang senang terhadap pembelajaran dengan metode quantum teaching karena materi

pelajaran menyangkut masalah saya sehari-hari, sebagian kecil lain menyatakan merasa

keberhasilan orang lain dalam kegiatan belajar itu mendorong saya untuk belajar lebih

giat lagi, sebagian kecil lainnya menyatakan senang jika dalam menjawab atau

memberikan pendapat, sebab guru memberi tahu letak kesalahan saya. Sebagian kecil

lainnya motivasi dan bimbingan guru IPS kepada saya membuat saya merasa berhasil

dan mampu menjadi orang yang sukses.

Tanggapan siswa terhadap pengalaman dengan kegiatan belajar dengan

menggunakan metode quantum teaching adalah hampir setengahnya menyatakan

kehidupan keseharian yang saya alami mendorong saya untuk mengetahui lebih jauh

tentang pelajaran IPS. Hampir seperempat menyatakan motivasi dan bimbingan guru

IPS kepada saya membuat saya merasa berhasil dan mampu menjadi orang yang

sukses. Sebagian kecil menyatakan sangat menghargai guru IPS, karena beliau sangat

menghargai saya walaupun saya berbuat salah, sebagian kecil lainnya menyatakan

berusaha mempraktekkan materi pelajaran yang telah saya dapatkan ke dalam

kehidupan keseharian saya, sebagian kecil lainnya menyatakan yakin bahwa materi

pelajaran IPS ini sangat berguna untuk menghadapi kehidupan saya di kemudian hari.

B. Pembahasan Hasil Penelitian.

123

Page 23: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Hasil perhitungan tersebut di atas untuk mengetahui hipotesis pertama

”Terdapat persamaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada pengukuran

awal (pre test).” adalah sebagai berikut :

Jika probabilitas > 0,05 , maka kedua rata-rata populasi adalah identik ( rata-rata

populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama )

Jika probabilitas < 0,05 , maka kedua rata-rata populasi adalah tidak identik ( rata-

rata populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda )

Keputusan :

Dapat juga dilihat dari output di atas bahwa sig = 0.200 > 0,05, maka kedua

rata-rata populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol sama/identik. Nilai pre tes kelas

eksperimen dengan nilai pre test kelas kontrol telah di uji normalitas yang hasilnya data

kedua kelas tersebut berdistribusi normal, kemudian uji homogenitas yang hasilnya

kedua populasi mempunyai varians yang sama, dan uji anova yang hasilnya kedua

rata-rata populasi adalah identik.

Hasil perhitungan tersebut di atas untuk hipotesis kedua ”Terdapat perbedaan

hasil belajar siswa kelas kontrol antara pre test dengan post test.” adalah sebagai

berikut Rata–rata nilai pre tes kelas kontrol adalah 33,3750 dengan range berkisar

antara 30,4059 sampai dengan 36,3441. Dan Standard eror of mean data tersebut

adalah 1,46790. Rata–rata nilai post tes kelas kontrol adalah 56,1000 dengan range

berkisar antara 52,2060 sampai dengan 59,9940. Standard eror of mean data tersebut

adalah 1,92514.

Jadi pada kelas kontrol nilai rata-rata post test (56,1000) lebih besar dari nilai

rata-rata nilai pre test (33,3750) dengan nilai standar deviasi post test (1,92514) lebih

besar dari nilai standar deviasi pre test (1,46790).

124

Page 24: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Hasil perhitungan tersebut di atas untuk hipotesis ketiga ”Terdapat perbedaan

hasil belajar siswa kelas eksperimen antara pre test dengan post test.” adalah sebagai

berikut : Rata – rata nilai pre tes kelas eksperimen adalah 36,1500 dengan range

berkisar antara 32,9777 sampai dengan 39,3223. Standard eror of mean data tersebut

adalah 1,56834. Rata – rata nilai post tes kelas eksperimen adalah 65,500 dengan range

berkisar antara 60,6987 sampai dengan 70,3013. Standard eror of mean data tersebut

adalah 2,37373.

Jadi pada kelas eksperimen nilai rata-rata post test (65,500) lebih tinggi dari

nilai rata-rata pre test (36,1500) dengan nilai standar deviasi post test (2,37373) lebih

besar dari nilai standar deviasi pre test (1,56834).

Hasil perhitungan tersebut di atas untuk hipotesis keempat ”Terdapat

perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada

pengukuran akhir (post test)” adalah sebagai berikut :

Jika probabilitas > 0,05 , maka kedua rata-rata populasi adalah identik ( rata-rata

populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama )

Jika probabilitas < 0,05 , maka kedua rata-rata populasi adalah tidak identik ( rata-

rata populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda )

Dapat juga dilihat dari output di atas bahwa sig = 0.003 < 0,05, maka kedua rata-

rata populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Nilai post tes kelas

eksperimen dengan nilai post test kelas kontrol telah kita uji normalitas yang hasilnya

data kedua kelas tersebut berdistribusi normal, kemudian uji homogenitas yang

hasilnya kedua populasi mempunyai varians yang sama, dan uji anova yang hasilnya

kedua rata-rata populasi adalah berbeda.

Tabel pearson correlations menggambarkan nilai korelasi sebesar 0,329 antar

nilai dan kelas. Nilai sig. 0,003 < 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan.

125

Page 25: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode quantum teaching

dalam pembelajaran IPS berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa di SMPN

42 Bandung.

Wawancara dengan siswa dilakukan guna mengetahui tanggapan siswa tentang

pembelajaran IPS dengan menggunkan metode quantum teaching. Penulis terlebih

dahulu menerangkan kepada siswa bahwa pembelajaran tadi merupakan pembelajarn

dengan metode quantum teaching. Maka penulis mewawancara siswa di kelas

eksperimen setelah pembelajaran IPS dengan menggunakan metode quantum teaching.

Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPS selama ini adalah lebih dari

setengahnya menyatakan membosankan, seperempat menyatakan menjenuhkan, selain

itu juga sulit karena banyak hapalan.

Tanggapan siswa terhadap pengalaman dalam kegiatan belajar pada mata

pelajaran IPS selama ini adalah hampir setengahnya menyatakan Merasa bosan dan

jenuh bila sedang mengikuti pelajaran IPS, seperempatnya menyatakan Guru perlu

melakukan variasi kegiatan belajar mengajarnya dalam pelajaran IPS agar siswa lebih

tertantang untuk berprestasi. Sebagian kecil menyatakan Tidak ingin mempelajari

pelajaran IPS, karena pelajaran itu sulit dipahami dan banyak hapalan, sebagian kecil

lainnya menyatakan mengerjakan tugas lembar kegiatan dan berdiskusi sangat

bermanfaat, sebagian kecil lainnya menyatakan Lebih suka merumuskan sendiri

konsep-konsep materi yang dipelajari, sebagian kecil lainnya menyatakan lebih suka

studi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan

menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang lain.

Tanggapan siswa terhadap setelah belajar pelajaran IPS dengan metode

quantum teaching adalah seperempatnya menyatakan penerapan metode quantum

teaching ini membuat siswa merasa bebas untuk bertindak dan berbicara sesuai dengan

126

Page 26: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

keinginan hati dengan memperhatikan aturan yang telah disepakati bersama,

seperempat lainnya menyatakan penerapan metode quantum teaching membuat siswa

lebih tertarik pada pelajaran IPS, hampir seperempatnya menyatakan Berminat belajar

pelajaran IPS karena siswa suka cara gurunya mengajar. Sebagian kecil menyatakan

senang senang terhadap pembelajaran dengan metode quantum teaching karena materi

pelajaran menyangkut masalah siswa sehari-hari, sebagian kecil lain menyatakan

merasa keberhasilan orang lain dalam kegiatan belajar itu mendorong siswa untuk

belajar lebih giat lagi, sebagian kecil lainnya menyatakan senang jika dalam menjawab

atau memberikan pendapat, sebab guru memberi tahu letak kesalahan siswa. Sebagian

kecil lainnya motivasi dan bimbingan guru IPS kepada siswa membuat siswa merasa

berhasil dan mampu menjadi orang yang sukses.

Maka jelaslah, bahwa yang dimaksud oleh DePorter sesuai dengan hasil yang

didapat dari penelitian ini dengan pendapatnya sebagai berikut :

Dalam proses pembelajaran dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah (punishment dan reward) tidak diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai. Nilai dan keyakinan positif seperti ini perlu terus-menerus dikembangkan dan dimantapkan. Makin kuat dan mantap nilai dan keyakinan positif yang dimiliki oleh pembelajar, kemungkinan berhasil dalam pembelajaran akan makin tinggi. Dikatakan demikian sebab “Nilai-nilai ini menjadi kacamata yang dengannya kita memandang dunia. Kita mengevaluasi, menetapkan prioritas, menilai, dan bertingkah laku berdasarkan cara kita memandang kehidupan melalui kacamata ini”, (DePorter, 2000:54).

Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan

keseragaman dan ketertiban. Keberagaman dan kebebasan dapat dikatakan sebagai kata

kunci selain interaksi. Karena itu, dalam pembelajaran kuantum berkembang ucapan:

Selamat datang keberagaman dan kebebasan, selamat tinggal keseragaman dan

ketertiban!. Di sinilah perlunya diakui keragaman gaya belajar siswa atau pembelajar,

dikembangkannya aktivitas-aktivitas pembelajar yang beragam, dan digunakannya

bermacam-macam kiat dan metode pembelajaran. Pada sisi lain perlu disingkirkan

127

Page 27: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

penyeragaman gaya belajar pembelajar, aktivitas pembelajaran di kelas, dan

penggunaan kiat dan metode pembelajaran. selain itu pembelajaran kuantum

mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Aktivitas total

antara tubuh dan pikiran membuat pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan

hasilnya lebih optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Win Wenger :

Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam ruang kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti (Win Wenger dalam Alwiyah Abdurrahman 2005:14).

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. Belajar menunjukkan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek

yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjukkan apa yang

harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Dua konsep ini menjadi padu dalam suatu

kegiatan manakala terjadi interaksi antara guru dan siswa pada saat pembelajaran

berlangsung. Inilah makna belajar dan mengajar sebagi suatu proses. Pembelajaran

memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.

Mengingat kedudukan siswa sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek dalam

pembelajaran, maka inti proses pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa

dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang terdiri atas komponen-

komponen yang bersifat sistemik. Artinya komponen-komponen dalam proses

pembelajaran itu saling berkaitan secara fungsional dan secara bersama-sama

menentukan optimalisasi proses dan hasil pembelajaran. Komponen-komponen

128

Page 28: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

pembelajaran tersebut menurut Mudhoffir (1999:42) dijabarkan atas pesan, orang,

bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Sejalan dengan itu menurut Winkel sebagai berikut

Komponen pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, kondisi awal, prosedur didaktik, pengelompokan siswa, materi, media, dan penilaian. Selanjutnya menegaskan bahwa tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai : (1) organisator, (2) fasilitator, (3) dinamisator, dan (4) evaluator. (Winkel, 199:61)

Tanggapan siswa terhadap pengalaman dengan kegiatan belajar dengan

menggunakan metode quantum teaching adalah hampir setengahnya menyatakan

kehidupan keseharian yang siswa alami mendorong siswa untuk mengetahui lebih jauh

tentang pelajaran IPS. Hampir seperempat menyatakan motivasi dan bimbingan guru

IPS kepada siswa membuat siswa merasa berhasil dan mampu menjadi orang yang

sukses. Sebagian kecil menyatakan sangat menghargai guru IPS, karena beliau sangat

menghargai siswa walaupun siswa berbuat salah, sebagian kecil lainnya menyatakan

berusaha mempraktekkan materi pelajaran yang telah siswa dapatkan ke dalam

kehidupan keseharian siswa, sebagian kecil lainnya menyatakan yakin bahwa materi

pelajaran IPS ini sangat berguna untuk menghadapi kehidupan siswa di kemudian hari.

Secara operasional, tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran meliputi

seluruh penanganan komponen pembelajaran yang meliputi proses pembuatan rencana

pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan kelas, pembimbingan,

dan penilaian, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan membuahkan

hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Guru dituntut untuk

memiliki kompetensi terhadap materi yang diajarkan dan kompetensi dalam hal

memberdayakan semua komponen pembelajaran, sehingga seluruh elemen

pembelajaran dapat bersinergi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dimaksud.

Pengalaman belajar hendaknya menggunakan sebanyak mungkin indera untuk

berinteraksi dengan isi pembelajaran. a). Terdapat kegiatan membaca, menjelaskan,

129

Page 29: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

demonstrasi, praktek, diskusi, kerja kelompok, pengulangan kembali dalam

menjelaskan dan cara lain yang bisa ditemukan oleh guru. b). Gunakan spidol warna-

warni dalam membantu menjelaskan di papan tulis. c). Disarankan menggunakan

media pendidikan seperti projector, bagan, dan sebagainya. d). Diperbolehkan belajar

di luar kelas seperti di bawah pohon, dipinggir jalan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Vernon A Magnessen :

Siswa belajar : 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang di lihat dan dengar, 70% dari apa yang  dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan lakukan (Vernon A. Magnessen, 1983).

Pembelajaran sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa

(Learning is something students do, not something that is done to student) (Johnson &

Johnson, 1994:4). Sejalan dengan itu juga Piaget berpendapat bahwa :

Pembelajaran merupakan interaksi terus menerus yang dilakukan oleh individu dengan lingkungan, dimana lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswa secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. (Piaget dalam Dimyati dan Mulyana 2002:13)

Proses pembelajaran tidak selalu efektif dan efisien dan hasil proses belajar

tidak selalu optimal, karena ada sejumlah hambatan. Karena itu , guru dalam

memberikan materi pelajaran hanya yang berguna dan bermanfaat bagi para siswa.

Materi sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan mereka dalam belajar. Pembelajaran

akan lebih bermakna dimana guru mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat

membangun kreatifitas siswa dalam menguasai ilmu pengetahuan. Cara belajar yang

baik tentu harus mampu mengatasi kesulitan belajar . hal ini sesuai dengan pendapat

Johnson & Johnson :

130

Page 30: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Untuk membantu siswa mengatasi kesulitan belajar, dibutuhkan suatu prosedur yang sistematis dan terencana. Artinya membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dikerjakan secara sungguh-sungguh, bukan setengah hati. Cara mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa antara lain: (1) menetapkan target dan tujuan belajar yang jelas; (2) menghindari saran dan kritik yang negatif; (3) menciptakan situasi belajar yang sehat dan kompetetif; (4) menyelenggarakan remedial program; dan (5) memberi kesempatan agar siswa memeperoleh pengalaman yang sukses. (Johnson & Johnson, 1994:9).

Dengan demikian, pada masa mendatang dalam upaya meningkatkan kualitas

lulusan, guru perlu melakukan perubahan wawasan yang selanjutnya berimplikasi pada

perubahan perlakukan guru ke siswa, dari peran siswa sebagai konsumen ke peran

siswa sebagai produsen.

Guru harus selalu menghargai setiap usaha dan hasil kerja siswa serta

memberikan stimulus yang mendorong siswa untuk bernuat dan berpikir sambil

menghasilkan karya dan pikiran kreatif. Ini memungkinkan siswa menjadi pembelajar

seumur hidup. Untuk itu guru bisa menggunakan berbagai metoda dan pengalaman

belajar melalui contoh yang konstekstual. Setiap kesuksesan dalam belajar siswa layak

untuk dirayakan.

Suasana belajar siswa, guru dapat mengarahkan kearah ke ranah kognitif, afektif

dan psikomotorik. Suasana belajar juga melibatkan mental-fisik-emosi-sosial siswa

secara aktif supaya memberi peluang siswa untuk mengamati dan merekam data hasil

pengamatan, menjawab pertanyaan dan mempertanyakan jawaban, menjelaskan sambil

memberikan argumentasi, dan sejumlah penalaran.

Dari pendapat tersebut di atas menunjukkan bahwa keberhasilan dalam kegiatan

pembelajaran selain dari dilihat dari hasil belajar dalam bentuk test, ternyata diikuti

dengan sikap sikap positif dari siswa dalam proses belajar.

Sejalan dengan pendapat kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif

siswa dalam mengkonstruksi arti, baik itu berupa teks, dialog, maupun pengalaman.

131

Page 31: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Bisa dikatakan juga sebagai proses menghubungkan pengalaman atau materi yang

dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki seseorang sehingga pengertiannya

dikembangkan. Hasil dan bukti belajar dari siswa ialah adanya perubahan tingkah laku.

Selain itu, Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua

orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti.

Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan

tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik

perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun

yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Hal ini sesuai dengan pernyataan Dick dan

Reiser :

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran mereka membedakan hasil belajar atas empat macam, yaitu pengetahuan, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, dan sikap. (Dick dan Reiser dalam Hasanah, 2007:28)

Peneliti melakukan penyerahan angket kepada Guru mata pelajaran IPS yang

terlibat dalam peneltian ini terhadap pembelajaran IPS dengan metode quantum

teaching. Diperoleh hasil sebagai berikut : Pembelajaran dengan menggunakan

quantum teaching lebih terarah dan sistematis diperoleh setengahnya menyatakan

setuju dan setengahnya lagi menyatakan tidak setuju. Guru yang menyatakan tidak

setuju beralasan bahwa metode quantum teaching ini justru tidak sistematis, karena

metode ini menunjukkan proses pembelajaran sangat situsional. Artinya guru yang

mengajar mengikuti situasi dan kondisi pembelajaran dan paling menentukan proses

pembelajaran datangnya justru dari siswa.

Pernyataan berikutnya adalah : Pembelajaran dengan menggunakan quantum

teaching dapat menumbuhkan kepercayaan diri siswa dalam proses belajar,

setengahnya setuju dan setengahnya lagi ragu-ragu.

132

Page 32: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching diperoleh lebih banyak

setuju dan lebih sedikit ragu-ragu, bahwa : a). secara langsung mengidentifikasi

kegiatan sehari-hari yang terjadi di lingkungan siswa akan bermakna dalam membantu

siswa dalam memahami materi pelajaran IPS, b). cocok dalam pembelajaran IPS.

Pembelajaran dengan menggunakan quantum teaching semuanya setuju bahwa

a). lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, b). menuntut kemampuan guru

dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, c). dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, d). dapat menumbuhkan interaksi

dari siswa dengan siswa dan dari siswa dengan guru, e). membuat siswa dan guru

saling menghargai satu sama lain.

Dalam proses belajar mengajar, aktivitas memegang peranan penting dalam

pencapaian tujuan dan hasil belajar yang memadai. Aktivitas belajar merupakan prinsip

atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Pembelajaran yang

efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau

melakukan aktivitas sendiri. Pengajaran modern menitikberatkan pada aktivitas atau

keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Agar kegiatan belajar mengajar lebih

berhasil maka aktivitas belajar harus dipengaruhi dengan memberikan dorongan

sehingga diharapkan siswa akan merasa tertarik, senang dan tidak bosan untuk belajar.

Proses pembelajaran memerlukan keterampilan guru dalam mengelola kelas,

menyampaikan bahan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

tertentu yang melibatkan sebanyak mungkin kemampuan peserta didik selama

berlangsungnya proses pembelajaran (student centered) dan pembelajaran tuntas

(mastery learning).

Pengelolaan kelas yang dinamis haruslah menghadirkan kegembiraan peserta

didik. Kegembiraan di sini, sebagaimana dikemukakan Dave Meier sebagai berikut :

133

Page 33: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

“Haruslah bisa membangkitkan minat, adanya keterlibatan penuh peserta didik, serta

terciptanya makna, pemahaman, dan nilai yang membahagiakan peserta didik.” (Meier,

2002:41).

Pendekatan pembelajaran adalah cara untuk melaksanakan pembelajaran

dengan metode dan teknik yang tepat sehingga diperoleh hasil belajar yang akurat dan

dipercaya. Dengan demikian, dapat dipilih metode dan pendekatan yang tepat demi

tercapainya hasil melalui proses sesuai dengan tujuan atau standar kompetensi. Sejalan

itu DePorter (1999:24) menyatakan bahwa salah satu metode yang digunakan adalah

Quantum Learning dan contoh pendekatan yang dapat digunakan adalah : Pendekatan

TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan)

merupakan kerangka perancangan pengajaran quantum teaching. Unsur-unsur ini

membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi quantum teaching.

Jika strategi TANDUR ini digunakan dengan baik maka akan diperoleh Pembelajaran yang membuat siswa (dan guru) aktif, dengan begitu berkembanglah, inovatif, dengan inovatif, siswa terdorong termotivasi berbuat, dan bertindak ke hal-hal yang belum dilakukan oleh temannya, kreativitas baik siswa maupun guru, sehingga proses situ berjalan dengan Efektif, dan akhirnya menyenangkan bagi semua (Pakem). Saat ini, PAKEM dikenal sebagai pendekatan pembelajaran yang paling dianjurkan. PAKEM ini mempunyai padanan dalam bahasa Inggris active joyful effective learning (AJEL). (DePorter dalam Sutrisno, 2007:37).

Quantum teaching ditulis dari hasil penelitian ini untuk menjadikan referensi

yang siap membantu karena didalamnya memuat prinsip dan komunikasi ampuh yang

diperkuat dengan pendekatan multi sensasi. Multi kecerdasan dan berdasarkan

kerangka rancangan belajar quantum teaching yang dikenal sebagai TANDUR. Hal ini

sesuai dengan pendapat Albert Bandura :

Kesuksesan melalui konteks dalam pembelajaran quantum teaching diperoleh dengan menciptakan suasana yang menggairahkan yaitu sebagai berikut : Kekuatan – terpendam – niat, Libatkan emosi siswa, Ciptakan kesenangan dalam belajar, Singkirkan semua ancaman. Keyakinan seseorang mengenai

134

Page 34: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

kemampuan dirinya sangat berpengaruh pada kemampaun itu sendiri : ( Albert Bandura, 1988:22)

Tubuh manusia secara fisik adalah materi, sebagai pelajar, tujuannya adalah

untuk meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi agar

menghasilkan energi cahaya. Quantum Learning menggabungkan sugestology, teknik

pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode kami sendiri.

Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar lain,

seperti : (1) teori otak kanan/kiri, (2) teori otak triune (3 in 1), (3) pilihan modalitas

(visual, Audotorial, kinestetik), (4) teori kecerdasan ganda, (5) pendidikan holistic

(menyeluruh), (6) belajar berdasarkan pengalaman, (7) belajar dengan symbol

(Metaphoric learning), (8) simulasi/permainan.

Seperti disebutkan di atas, bahwa untuk melaksanakan/praktek pembelajaran

Metode Quantum Learning menggunakan Model Quantum Teaching. Quantum 

Teaching merupakan orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di

sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi itu mencakup unsur-unsur untuk belajar

efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah

kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi

mereka sendiri dan bagi orang lain. (De Porter, 1999 : 5).

Sejalan dengan itu menurut Ausubel menyatakan bahwa :

Belajar menjadi bermakna (meaningful) jika informasi yang hendak dipelajari disusun sesuai dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa, dengan informasi yang telah dimilikinya, dengan demikian anak akan menghubungkan informasi baru tersebut dengan informasi yang telah dimilikinya. (Ausubel dalam Ismail, 1998 : 4-17)

Dengan menerapkan model pembelajaran partisipatif, siswa akan merasa

diperhatikan dan dihargai sebagai individu yang sedang belajar. Siswa tentu akan

merasa senang, dan kondisi ini akan sangat mendukung tumbuhnya kesadaran,

135

Page 35: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

GuruSkill

WawasanFasilitatorMotivator

KomunikatorMitra Belajar

SiswaMengetahui TujuanSemangat & Aktif

Gaya BelajarMembaca-Menulis

KerjasamaKreatifitas

LingkunganKondusifAmannyamanSantai

SuasanaMenyenangkanCukup peneranganEnak dipandangAda musik

keinginan, dan kemauan pada diri siswa untuk belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat

J Drost :

’Membuat siswa mau belajar’, inilah tujuan utama kegiatan pembelajaran di sekolah. Sebab, ’kemauan belajar’ merupakan kondisi yang harus ada jika guru menginginkan siswa dapat menyerap dan menguasai materi pelajaran yang dipelajari. (J Drost 2005:41)

Barangkali itu sebabnya J Drost (2005:42) lebih memilih istilah mengajar-

belajar untuk pembelajaran di sekolah, bukan belajar-mengajar seperti yang selama ini

populer. Di dalam istilah "mengajar belajar" tersirat adanya upaya guru untuk

menjadikan orang lain (mau) belajar karena guru (sekolah) tidak bisa membuat siswa

menjadi pandai, siswa sendirilah yang dapat membuat dirinya menjadi pandai.

Menurut DePorter dalam Ary Nilandari (2000:6) Quantum teaching bersandar

pada “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia

Mereka”. Ini adalah Asas Utama sebagai alasan dasar di balik strategi, model, dan

keyakinan Quantum Teaching. Maksudnya untuk mendapatkan hak mengajar, seorang

guru harus membuat jembatan autentik memasuki kehidupan murid sebagai langkah

pertama. Setelah kaitan itu terbentuk bawalah mereka ke dunia kita sehingga siswa

dapat membawa apa yang dipelajari ke dalam dunianya dan menerapkannya pada

situasi baru.

Bagan 7Metode Quantum Teaching

136

Page 36: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

Proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya

berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana kita

menggubah lingkungan, presentasi dan sistem pengajaran, sejauh itu pula proses belajar

berlangsung. Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah dengan

segala nuansanya. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam

lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.

Hasil penelitian ini menumbuhkan keyakinan bahwa landasan teori metode ini

sangat cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di persekolahan. Lingkungan

yang mendukung dan proses pembelajaran yang menyenangkan dan menggairahkan

dapat menciptakan serta meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Sehingga

keluhan-keluhan seperti bosan, jenuh, kurang bergairah dan tidak menarik yang selama

137

Page 37: TESIS BAB IV - HENDRA PRIJATNA  Web viewstudi literatur ketimbang guru berceramah, karena itu membuat siswa bosan, dan menyatakan Sama saja dengan mata pelajaran yang

ini sering didengungkan dari siswa dalam proses pembelajaran IPS di sekolah dapat

teratasi melalui metode ini.

138