terjemahan the value relevance of the foreign translation adjustment.docx

38
1040 louis Nilai Relevansi Penyesuaian Asing Terjemahan Henock Louis Pennsylvania State University - Smeal College of Business 23 Mei 2002 Abstrak: Para pendukung laba rugi komprehensif mempertahankan bahwa pendapatan komprehensif mengidentifikasi semua sumber- nilai tambah dalam perusahaan. Namun, ekonomi dari penyesuaian penjabaran asing, yang merupakan komponen utama laba rugi komprehensif, menunjukkan bahwa hal ini tidak selalu terjadi. Ketika mata uang asing menghargai, baik biaya produksi dan pendapatan produsen AS yang beroperasi di negara tuan rumah cenderung meningkat. Tapi, karena harga input yang lengket dari harga output, secara umum, efek biaya mendominasi efek pendapatan. Oleh karena itu, produsen AS terluka ketika mata uang negara-negara tuan rumah mereka menghargai. Namun, berdasarkan metode tingkat saat ini, apresiasi mata uang asing menyiratkan gain penyesuaian daripada kerugian karena aktiva bersih dijabarkan pada tingkat yang lebih tinggi. Konsisten dengan alasan ekonomi, saya menemukan bahwa penjabaran berhubungan negatif dengan nilai perusahaan. Ini berarti bahwa penjabaran nilai yang relevan, tetapi tidak dalam arah umum diasumsikan Kata kunci: pendapatan komprehensif, penjabaran asing, akuntansi internasional, nilai relevansi Kata Pengantar pendukung laba rugi komprehensif mempertahankan bahwa pendapatan komprehensif hasilnya dilaporkan dalam tabel 5.koefisien pada penerjemahan asing adalah -3.072, -0.658, dan -0.798 untuk yg pertama,kedua, dan ketiga terciles,respectively. koefisien signifikan untuk pertama dan ketiga terciles dan tidak signifikan untuk yang kedua. f-tes membandingkan koefisien untuk tercile rendah dengan koefisien untuk terciles kedua dan ketiga yang signifikan pada 0,027 dan 0,016 tingkat, masing- masing. koefisien yang sangat kuat untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio terendah book-to-market konsisten dengan saran bahwa hubungan antara penyesuaian terjemahan dan nilai perusahaan yang lebih kuat bagi perusahaan-perusahaan yang nilai-nilai yang terikat dalam laba masa depan. 23 I memberikan wawasan lebih jauh ke apakah hubungan negatif antara penjabaran dan perubahan nilai perusahaan adalah karena efek yang berlawanan dari nilai tukar pada penyesuaian dan profitabilitas masa depan.pertama, I memeriksa relevansi dari penyesuaian penjabaran untuk earnings.then asing di masa depan, saya menyelidiki kekokohan hasil utama masuknya pendapatan asing di masa depan sebagai kontrol variable.I mengharapkan penjabaran akan berkorelasi negatif dengan laba masa depan. laba asing masa depan sebagian efek ekonomi dari perubahan nilai currency.therefore lokal, dengan memasukkan

Upload: hermastur

Post on 20-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

1040louis

Nilai Relevansi Penyesuaian Asing Terjemahan

Henock Louis

Pennsylvania State University - Smeal College of Business

23 Mei 2002

Abstrak:Para pendukung laba rugi komprehensif mempertahankan bahwa pendapatan komprehensif mengidentifikasi semua sumber-nilai tambah dalam perusahaan.Namun, ekonomi dari penyesuaian penjabaran asing, yang merupakan komponen utama laba rugi komprehensif, menunjukkan bahwa hal ini tidak selalu terjadi.Ketika mata uang asing menghargai, baik biaya produksi dan pendapatan produsen AS yang beroperasi di negara tuan rumah cenderung meningkat.Tapi, karena harga input yang lengket dari harga output, secara umum, efek biaya mendominasi efek pendapatan.Oleh karena itu, produsen AS terluka ketika mata uang negara-negara tuan rumah mereka menghargai.Namun, berdasarkan metode tingkat saat ini, apresiasi mata uang asing menyiratkan gain penyesuaian daripada kerugian karena aktiva bersih dijabarkan pada tingkat yang lebih tinggi.Konsisten dengan alasan ekonomi, saya menemukan bahwa penjabaran berhubungan negatif dengan nilai perusahaan.Ini berarti bahwa penjabaran nilai yang relevan, tetapi tidak dalam arah umum diasumsikanKata kunci:pendapatan komprehensif, penjabaran asing, akuntansi internasional, nilai relevansiKata Pengantarpendukung laba rugi komprehensif mempertahankan bahwa pendapatan komprehensifhasilnya dilaporkan dalam tabel 5.koefisien pada penerjemahan asing adalah -3.072, -0.658, dan -0.798 untuk yg pertama,kedua, dan ketiga terciles,respectively. koefisien signifikan untuk pertama dan ketiga terciles dan tidak signifikan untuk yang kedua. f-tes membandingkan koefisien untuk tercile rendah dengan koefisien untuk terciles kedua dan ketiga yang signifikan pada 0,027 dan 0,016 tingkat, masing-masing. koefisien yang sangat kuat untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio terendah book-to-market konsisten dengan saran bahwa hubungan antara penyesuaian terjemahan dan nilai perusahaan yang lebih kuat bagi perusahaan-perusahaan yang nilai-nilai yang terikat dalam laba masa depan.23I memberikan wawasan lebih jauh ke apakah hubungan negatif antara penjabaran dan perubahan nilai perusahaan adalah karena efek yang berlawanan dari nilai tukar pada penyesuaian dan profitabilitas masa depan.pertama, I memeriksa relevansi dari penyesuaian penjabaran untuk earnings.then asing di masa depan, saya menyelidiki kekokohan hasil utama masuknya pendapatan asing di masa depan sebagai kontrol variable.I mengharapkan penjabaran akan berkorelasi negatif dengan laba masa depan. laba asing masa depan sebagian efek ekonomi dari perubahan nilai currency.therefore lokal, dengan memasukkan pendapatan asing di masa depan dalam model, saya berharap pengaruh variabel laba masa depan untukTabel 5hubungan bersyarat antara penjabaran asing dan perubahan nilai perusahaan dengan tercile lag book-to-market ratiosatu sisi p-nilai yang dilaporkan dalam tanda kurung dan dua ekor p-nilai dalam brackets.R adalah fiskal tahun return.the variabel lain didefinisikan dalam tabel 2.all variabel yang diukur dalam tahun t dan rendah / tinggi partisi padat karya yang dibuat pada tahun variabel t-1.The sisi kanan, termasuk penyadapan, yang dikurangi dengan nilai pasar mulai.

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF1.Pendahuluan Laporan laba rugi (income statement) menyajikan ukuran keberhasilan kinerja yang dicapai oleh entitas pelaporan dalam satu periode berjalan. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi entitas. Laporan laba rugi menyediakan rincianpenghasilan, beban, laba dan rugientitas untuk suatu periode waktu. Laba mengindikasikan profitabilitas entitas dan mencerminkan pengembalian (return) kepada pemegang saham untuk periode yang bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba diperoleh. Dalam akuntansi berbasis akrual, penghasilan diakui saat entitas menjual barang atau menyerahkan jasa pada saat diperoleh/dihasilkan (earned) dan ditandingkan (matching) dengan beban yang diakui terlepas dari saat pembayaran. Model akuntansi yang masih digunakan sekarang adalahbiaya historis, di mana aset dan liabiitas dinilai berdasarkan harga yang diperoleh pada saat transaksi aktual di masa lalu.Akuntansi biayahistoris (historical cost accounting)disebut juga sebagaimodel akuntansi berdasar transaksi(transaction-based model).Laba terutama ditentukan dengan mengakui penghasilan yang direalisasi atau dapat direalisasi dan diperoleh (realized or realizable and earned) selama periode dan mengaitkan beban dengan penghasilan yang diakui. Alternatif model biaya historis ini adalahakuntansi nilai wajar (fair value accounting)atau disebut juga denganmark-to-market accounting.Dengan model akuntansi nilai wajar, nilai aset dan liabilitas ditentukan oleh nilai wajar (biasanya harga pasar) pada saat tanggal pengukuran (kira-kira tanggal laporan keuangan). Laba dengan model ini cukup merefleksikan perubahan bersih dalam nilai wajar aset dan liabilitas selama periode, di mana keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, standar akuntansi keuangan Indonesia berbasis prinsip dan banyak menggunakankonsepfair valuedalam penilaian aset dan liabilitas. Pada tahun 2011,komponen laporan keuangan mengalami sedikit perubahan. Perubahan tersebut antara lain, terlihat dalam laporan laba rugi menjadi laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan komprehensif ini berisi perubahan-perubahan karena penggunaan model nilai wajar, pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain mencakup keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi.Laporan laba rugi komprehensif tidak hanya mencakup keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, tetapi juga mencakup keuntungan atau kerugian yang telah direalisasi.Bagian yang menyajikan keuntungan atau kerugianyang telah direalisasi disebut sebagai laporan laba rugi, sedangkan bagian yang menyajikan keuntungan atau kerugianyang belum direalisasi disebut sebagai bagian pendapatan komprehensif lain.

2.Penghasilan dan Beban Penghasilan (income)adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan meliputi pendapatan dan keuntungan.Pendapatan (revenues)adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan, bunga, dividen, royalti, dan sewa.Keuntungan (gains)mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan namun bukan pendapatan.Beban (expenses)adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal. Beban mencakup kerugian dan beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, gaji dan upah, dan penyusutan.Kerugian (losses)mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin, atau mungkin tidak, timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.

3.Pendapatan Komprehensif Lain Pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income OCI)adalah total penghasilan dikurang beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi)yang tidak diakuidalam laba rugi sebagaimana yang disyaratkan dalam SAK lainnya.Komponen pendapatan komprehensif lain meliputi:1)Perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Tidak Berwujud);2)Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui(lihat PSAK 24: Imbalan Kerja);3)Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing (lihat PSAK 10: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing);4)Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual (lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan); dan5)Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan).

Entitas mengungkapkanjumlah pajak penghasilanterkait dengan komponen dari pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan.Komponen dari pendapatan komprehensif lain dapat disajikan dengan salah satu cara berikut:1)Jumlah neto dari dampak pajak terkait (net of related tax effect); atau2)Jumlah sebelum dampak pajak terkait (before related tax effect) disertai dengan total pajak penghasilan yang terkait dengan komponen tersebut.

Entitas mengungkapkan penyesuaian reklasifikasiterkait dengan masing-masing komponen pendapatan komprehensif lain.Penyesuaian reklasifikasi(reclassification adjustments)adalah jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi dalam periode berjalan yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain dalam periode sebelumnya.Penyesuaian reklasifikasi dimasukkan dengan komponen pendapatan komprehensif lain yang terkait pada periode di mana penyesuaian direklasifikasikan ke laba rugi. Misalnya, keuntungan yang direalisasikan dari pelepasan aset keuangan yang dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual dimasukkan dalam laporan laba rugi periode berjalan. Jumlah tersebut mungkin telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain sebagai keuntungan yang belum direalisasi pada periode sebelumnya. Keuntungan yang belum direalisasi tersebut dikurangkan dari pendapatan komprehensif lain pada periode ketikakeuntungan yang telah direalisasi direklasifikasi ke laba rugi untuk menghindari memasukkan keuntungan yang belum direalisasi tersebut dua kali dalam total laba rugi komprehensif. Perubahan reklasifikasi tidak dilakukan pada perubahan surplus revaluasi atau pada keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui dalam program dana pensiun manfaat pasti. Komponen tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya. Perubahan surplus revaluasi dapat dialihkan ke saldo laba pada periode berikutnya ketika aset tersebut digunakan atau dihentikan pengakuannya dan keuntungan dan kerugian aktuarial dilaporkan dalam saldo laba pada periode diakuinya keuntungan dan kerugian aktuarial tersebut sebagai pendapatan komprehensif lain.

4.Laporan Laba Rugi Komprehensif Entitas menyajikan seluruh komponen pendapatan komprehensif (pos penghasilan dan beban) yang diakui dalam satu periode:1)Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, di mana semua pos penghasilan dan beban yang diakuidalam satu periode (pendekatan satu laporanthe single statement approach); atau2)Dalam bentuk dua laporan (pendekatan dua laporanthe two statement approach):a) Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah)b) Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (dalam laporan laba rugi komprehensif).

Totallaba rugi komprehensif(total comprehensive income) yang dilaporkan dalamlaporan laba rugi komprehensif adalah total semua pos penghasilan dan bebanyang diakuiselama satu periode (termasuk komponen laba atau rugi dan pendapatan komprehensif lain). Laporan laba rugi komprehensif minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut untuk periode:1)Pendapatan;2)Biaya keuangan;3)Bagian laba atau rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;4)Beban pajak;5)Operasi yang dihentikan yang mencakup suatu total dari:a)Laba atau rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; danb)Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan.6)Laba atau rugi;7)Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain angka 8 di bawah);8)Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan metode ekuitas; dan9)Total laba rugi komprehensif

Dengan demikian, total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Total laba rugi komprehensif terdiri dari komponen laba rugi dan pendapatan komprehensif lain.Sedangkan laba rugi (profit or loss) atau laba bersih (net income) adalah total pendapatan (income) dan beban (expenses), tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain. Di samping itu, entitas mengungkapkan pos-pos berikut dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai alokasi laba rugi untuk periode:1)Laba atau rugiperiode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:a)Kepentingan nonpengendali: danb)Pemilik entitas induk.2)Total laba rugi komprehensifperiode berjalan yang dapat didistribusikan kepada:a)Kepentingan nonpengendali; danb)Pemilik entitas induk. Entitas dapat menyajikan pos-pos sebagaimana dimaksud di butir 1 6 di atas dan pengungkapan laba atau rugi yang diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali (non-controlling interest) dan pemilik entitas induk (owners of the parent)sebagaimana pada butir 1) di atas dalam laporan laba rugi terpisah (income statement).

5.Laporan Laba Rugi Entitas mengakui seluruh pos-pos penghasilan dan beban pada suatu periode dalam laba rugi kecuali suatu PSAK mensyaratkan atau memperkenankan lain. Laporan laba rugi(statement of income)minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut untuk periode:1)Pendapatan;2)Biaya keuangan;3)Bagian laba atau rugi dari entitas asosiasi (associates) dan ventura bersama (joint venture) yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas ;4)Beban pajak;5)Operasi yang dihentikan (discontinued operations);6)Laba atau rugi7)Kepentingan nonpengendali; dan8)Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik ekuitasentitas induk

6.Klasifikasi Beban dalam Laporan Laba Rugi Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakanklasifikasi berdasarkan sifat(nature)ataufungsinya(function)dalam entitas, mana yang dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan.1. Klasifikasi menurut sifat. Klasifikasi menurut sifat mengidentifikasi biaya (cost) dan beban (expense) dalam bentuk karakter biaya, seperti gaji dan upah, pembelian bahan baku, beban pennyusutan, dan beban iklan.2. Klasifikasi menurut fungsi.Klasifikasi menurut fungsi menyajikan beban dilihat dari tujuan pengeluaran (expenditure), seperti biaya manufaktur, distribusi, dan administrasi.Ilustrasi 1Berikut ini dilustrasikan dua alternatif bentuk laporan laba rugi komprehensif. Dalam tiap kasus, asumsikan bahwa PT Galaxi, Tbk melaporkan informasi berikut untuk tahun 2012: pendapatan penjualan Rp800.000; beban pokok penjualan Rp600.000; beban operasi Rp90.000; dan keuntunganyang belum direalisasi setelah pajak atas efek tersedia untuk dijual Rp30.000.1)Pendekatan Satu LaporanDalam pendekatan ini, laba bersih (net income) atau laba-rugi (profit or loss) merupakan subtotal, dengan total pendapatan komprehensif (comprehensive income) ditunjukkan sebagai total Bentuksatu laporan untuk PT Galaxi, Tbk disajikan dibawah ini:

PT Galaxi, TbkLaporanLaba Rugi KomprehensifUntuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012Pendapatan penjualanBeban pokok penjualanLaba brutoBeban operasiLaba bersihPendapatan komprehensif lain:Keuntungan kepemilikan yang belum direalisasi, setelah pajakPendapatan komprehensifRp800.000.000600.000.000Rp200.000.00090.000.000Rp110.000.000

30.000.000Rp140.000.000

2)Pendekatan Dua LaporanPT Galaxi, TbkLaporan Laba RugiUntuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012Pendapatan penjualanBeban pokok penjualanLaba brutoBeban operasiLaba bersihRp800.000.000600.000.000Rp200.000.00090.000.000Rp110.000.000

PT Galaxi, TbkLaporan Laba Rugi KomprehensifUntuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012Laba bersihPendapatan komprehensif lain:Keuntungan kepemilikan yang belum direalisasi, setelah pajakPendapatan komprehensifRp110.000.000

30.000.000Rp140.000.000

7.Laporan Perubahan EkuitasDi samping laporan laba rugi komprehensif, entitas juga menyajikan laporan ekuitas pemegang saham (atau laporan perubahan ekuitas pemegang saham statement of changes in stockhodersequity). Laporan ini melaporkan perubahan masing-masing akun ekuitas pemegang saham dan total ekuitas pemegang saham selama suatu periode. Entitas biasanya menyajikan laporan ekuitas pemegang saham dalamformat kolom(columnar form). Ekuitas pemegang saham pada umumnya mencakup modal kontribusi (saham preferen, saham biasa, dan tambahan modal disetor), saldo laba, danpendapatan komprehensif lain.Untuk tiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari:1. Laba rugi;2. Masing masing pos pendapatan komprehensif lain; dan3. Transaksi dengan pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik (penerbitan saham) dan distribusi kepada pemilik (dividen), dan perubahan hak kepemilikan pada ekuitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian

Ilustrasi 2Asumsikan, sebagaimana informasi yang sama dengan PT Galaxi, Tbk; entitas mempunyai saldo akun ekuitas pemegang saham pada awal tahun 2012: Saham biasa Rp300.000.000; saldo laba Rp50.000.000; dan pendapatan komprehensif lain Rp60.000.000. Tidak ada perubahan akun saham biasa yang terjadi selama tahun berjalan. Penyajian ekuitas pemegang saham untuk PT Galaxi, Tbk sebagai berikut:

PT Galaxi, TbkLaporan Perubahan Ekuitas Pemegang SahamUntuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

TotalSaham BiasaSaldo LabaPendapatan Komprehensif Lain

Saldo awalLaba bersihPendapatan komprehensif lainKeuntungan kepemilikan yang belum direalisasi, setelah pajakRp410.000.000110.000.000

30.000.000Rp300.000.000

Rp50.000.000110.000.000Rp60.000.000

30.000.000

Saldo akhirRp550.000.000Rp300.000.000Rp160.000.000Rp90.000.000

Dengan mengabaikan format gambaran yang digunakan, PT Galaxi, Tbk melaporkan pendapatan komprehensif lain sebesar Rp90.000.000 dalam bagian ekuitas pemegang saham di laporan posisi keuangan sebagai berikut:

PT Galaxi, TbkLaporan Posisi KeuanganUntuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012Ekuitas pemegang sahamSaham biasaSaldo labaPendapatan komprehensif lainTotal ekuitas pemegang sahamRp300.000.000160.000.00090.000.000Rp550.000.000

Contoh Laporan Laba Rugi KomprehensifKeterangan20122011

Pendapatan usahaPenjualanBeban pokok penjualanLaba bruto

Beban operasiBeban penjualanBeban umum dan administrasiLaba operasiPendapatan (beban) non operasiBagian laba (rugi) entitas asosiasi/ventura bersamaLaba (rugi) sebelum pajak penghasilanBeban pajak penghasilanBeban pajak kiniBeban pajak tangguhanLaba dari operasi yang dilanjutkanKerugian dari operasi yang dihentikan

Laba (rugi) neto

Pendapatan komprehensif lainSelisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asingAset keuangan tersedia untuk dijualLindung nilai arus kasKeuntungan revaluasi aset tetapKeuntungan (kerugian) aktuarial dari program pensiun manfaat pasti

Pendapatan komprehensif lain

Total laba komprehensif

Laba neto yang dapat diatribusikan kepadaPemilik entitas indukKepentingan nonpengendali

Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepadaPemilik entitas indukKepentingan nonpengendalixxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxx

xxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxx

xxxx

xxxx

xxxxxxxxxxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxxxxxx

xxxxxxxx

xxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxx

xxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxx

xxxx

xxxx

xxxxxxxxxxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxxxxxx

xxxxxxxx

Catatan: Entitas indukadalah entitas yang mempunyai satu atau lebih entitas anak;entitas anakadalah suatu entitas, termasuk suatu entitas non-korporasi seperti perseketuan, yang dikendalikan oleh entitas lain (dikenal sebagai entitas induk);entitas asosiasi, termasuk entitas non-korporasi seperti persekutuan, di mana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak maupun ventura bersama; dankepentingan nonpengendaliadalah ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung atau tidak langsung pada entitas induk.1.2.22 MODAL SAHAM - PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA

Tweet'Pendapatan komprehensif lainnya (Other Comprehensive Income OCI) adalah akun yang mencatat perubahan modal saham dari suatu perusahaan akibat keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari aktivitas sampingan perusahaan. Tujuan dari OCI adalah mempermudah pengguna laporan keuangan untuk menganalisa kinerja perusahaan dari aktivitas utama dan fluktuasi kinerja perusahaan dari aktivitas utama.Contoh keuntungan dan kerugian dari aktivitas sampingan adalah:1.Keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat perubahan nilai wajar dari investasi surat hutang yang dikategorikan available for sale dan held to maturity.2.Keuntungan atau kerugian valuta asing dari konsolidasi laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak yang berbeda mata uang pelaporannya.3.Keuntungan atau kerugian pembelian derivatif yang ditujukan untuk hedging perubahan mata uang dan perubahan tingkat suku bunga.4.Keuntungan atau kerugian nilai asset dari Defined Benefit Plan.Dibawah ini kami menyajikan laporan OCI pada laporan laba rugi dari PT Bumi Resources, Tk. Tahun 2012.

Pelaporan pajak perubahan OCI dapat dilakukan secara mendetail atau disatukan menjadi satu akun OCI tax expense atau benefit.Jika keuntungan atau kerugian pada OCI direalisasi, maka keuntungan atau kerugian itu dipindahkan pencatatannya dari OCI menjadi Other Income atau Expense pada laporan laba rugi.

PREVIOUS NOTES 1.2.1 Metode Penyajian Balance Sheet 1.2.2 Komponen Balance Sheet 1.2.3 Kas dan Setara Kas 1.2.4 Investasi Jangka Pendek 1.2.5 Piutang Dagang 1.2.6 Persediaan 1.2.7 Valuasi Nilai Persediaan 1.2.8 Aset Lancar Lainnya 1.2.9 Aset Tetap Property, Plant, and Equipment (PPE) 1.2.10 Aset Tetap Investment Property 1.2.11 Aset Tetap Intangible Asset 1.2.12 Asset Tetap - Financial Asset 1.2.13 Utang Usaha 1.2.14 Hutang Bank 1.2.15 Kewajiban Pajak Yang Belum Dibayar 1.2.16 Utang Obligasi 1.2.17 Financial Leases dan Operating Leases 1.2.18 Kewajiban Kerja Jangka Panjang Terhadap Karyawan 1.2.19 Contoh Laporan Kewajiban Kerja Jangka Panjang Terhadap Karyawan 1.2.20 Perbandingan Asumsi Program Pensiun 1.2.21 Modal SahamINDONESIANATranslate.com Guestasked:Pendapatan pendapatan komprehensif Komprehensif merupakan pengembangan utama dalam evolusi terbaru dari standar akuntansi dan gagasan sentral dalam kerangka konseptual IFRS. Ini adalah fitur baru yang mencerminkan semua pendapatan, biaya, keuntungan dan kerugian yang harus diakui sesuai dengan standar akuntansi selama periode, dan dirangkum dalam laporan keuangan yang terpisah bernama Laporan Laba Rugi Komprehensif. Hal ini terbentuk dari dua komponen. Yang pertama sesuai dengan bottom line (laba atau rugi) dari laporan laba rugi seperti yang biasa diukur, menggabungkan keuntungan dan kerugian atas transaksi dengan pihak luar dan sejumlah keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi pada item diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Komponen kedua dari laporan laba rugi komprehensif berkaitan dengan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan terutama oleh penyesuaian nilai wajar. Komponen ini dirancang untuk memotong laporan laba rugi. Untuk melakukan itu, sebuah kategori baru penyesuaian akuntansi telah diperkenalkan - pendapatan komprehensif lainnya (OCI), yang disajikan langsung dalam ekuitas. OCI dapat dilihat sebagai penyangga yang memungkinkan penggunaan akuntansi nilai wajar tanpa dampak langsung terhadap laporan laba rugi. Gambar A menunjukkan hubungan antara neraca, laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan terakumulasi dalam saldo laba, variasi tahunan OCI terakumulasi langsung dalam ekuitas, sedangkan jumlah laba tahunan dan variasi tahunan OCI membentuk pendapatan komprehensif.Perbedaan Antara PSAK No. 1 Tahun 2013 Degnan PSAK No. 1 Tahun 2009July 11, 2014 |Accounting Up Date,Articles,Faculty Members |0Perbedaan antara PSAK No. 1 Tahun 2013 dengan PSAK No. 1 Tahun 2009Terdapat perubahan antara PSAK No. 1 Tahun 2013 dengan PSAK No. 1 Tahun 2009. Perubahan tersebut didasarkan atas:1. Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat2. Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 20093. Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 Tahun 2010 yaitu pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif4. Sikronisasi dengan IAS terkait format5. Pendekatan penyajian standar dengan revisi tidak menyajikan ulang semua standar6. Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini7. Terdapat perbedaan IAS 1 dengan PSAK 1.Berikut beberapa perubahan yang terjadi dalam hal judul laporan, definisi, komponen laporan keuangan, informasi komparatif dan penyajian penghasilan komprehensif lain:HalPSAK 1 2013PASAK 1 2009

Judul LaporanLaporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif LainLaporan Laba Rugi Komprehensif

DefinisiTidak memberikan definisi:-Laba Rugi-Pemilik-Penyesuaian ReklasifikasiTotal Laba Rugi KomprehensifMemberikan definisi:-Laba Rugi-Pemilik-Penyesuaian ReklasifikasiTotal Laba Rugi Komprehensif

Komponen Laporan Keuangan-Laporan posisi keuangan-Lapoean laba rugi dan penghasilan komprehensif lain-Laporan perubahan ekuitas-Laporan arus kas-Catatan atas laporan keuangan-Informasi komparatif-Laporan posisi keuangan-Laporan laba rugi komprehensif-Laporan perubahan ekuitas-Laporan arus kas-Catatan atas laporan keuangan

Informasi Komparatif-Informasi komparatif minimum-Informasi komparatif tambahanTidak terdapat pengaturan

Penyajian Penghasilan Komprehensif LainDisajikan berdasarkan kelompok:1. Pos-pos yang akan direklasifikasikan ke laba rugi2. Pos-pos yang tidak akan direklasifikasikan ke laba rugiDisajikan dalam kelompok Penghasilan komprehensif lain

Peubahan PSAK 1 Tahun 2013 Judul Laporan Pendapatan Komprehensif Lain menjadi Laporan LabaRugi dan Penghasilan Komprehensif lain. Format laporan disesuaikan dengan format yang digunakan oleh IASB Penyajian laporan dalam dua bagian: Laba Rugi dan PenghasilanKomprehensif Lain. Pemisahan penghasilan komprehensif yang akan direklasifikasikan kelaporan laba rugi periode berikutnya setelah penghentian pengakuandengan OCI (misal surplus revaluasi aset) yang tidak akandireklasifikasi ke laporan laba rugi. Pemisahan pajak penghasilan atas pos yang disajikan dalam OCI yangakan direklasifikasikan ke laporan laba rugi dan yang tidakdireklasifikasi ke dalam laporan laba rugi. Sinkronisasi dengan terbitnya PSAK lain PSAK 65 Konsolidasian,PSAK 4 Laporan Keuangan Tersendiri.Perubahan PSAK 1 Tahun 2009: Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neracauntuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia. Perubahandefinisi-definisisepertiKewajibanmenjadiLiabilitasdanhakminoritasmenjadi kepentingan nonpengendali(non-controlling interest). Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas danbagian laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian. Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajianretroaktif perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan. Minimum line item Penyajian Neraca Properti Investasi, Investasidengan menggunakan metode ekuitas, Aset yang dimiliki untuk dijual,Pajak tangguhan, Pajak kini, dll. Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas). Laporan Laba rugi Laporan Laba Rugi Komprehensif. Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur labakomprehensif Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi Pendapatan, Biayakeuangan, Beban pajak, pendapatan investasi asosiasi, Pendapatankomprehensif, dll Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikanberdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat Penyajian pos luar biasa / extraordinary item tidak diperkenankanlagi. Penyajian laba rugi komprehensif dengan digabung atau dalam bentukdua laporanPSAK 1 Tahun 2013Penyajian Laporan KeuanganEntitas dapat menyajikan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dengan dua metode: Laporan tunggal Bagian tersebut disajikan bersama, dengan bagian laba rugi disajikan pertama kali mengikuti secara langsung dengan bagian penghasilan komprehensif lain. Laporan terpisah laporan laba rugi mendahului laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain akan akan dimulai dengan laba rugi.Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Penghasilan komprehensif lain: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak mempengaruhi laba pada periodeberjalan Selisih revaluasi aset tetap Perubahan nilai investasi available for sales Dampak translasi laporan keuanganPenyajian dengan cara tunggal atau penyajian dengan dua laporanDalam dua laporan : Laporan laba rugi (tanpa penghasilan komprehensif lain) Laporan laba komprehensif dimulai dari laba/rugi bersihInformasi dalam Bagian Penghasilan Komprehensif Lain Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:(a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan(b) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.Minimum Line Item Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif pendapatan; biaya keuangan; bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; beban pajak; suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari: laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;laba rugi;setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h));bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah. Penyebab pengungkapan terpisah: penurunan nilai persediaan /aset tetap dan pemulihannya restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap liabilitas diestimasi atas biaya restrukturisasi; pelepasan aset tetap; pelepasan investasi; operasi yang dihentikan; penyelesaian litigasi; dan pembalikan liabilitas diestimasi lain.Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang dapat menyediakan informasi yang lebih andal dan relevan.Contoh PenyajianStatement of Profit or Loss and Other Comprehensive Income:

Contoh PenyajianStatement of Comprehensive Income:(http://www.ifrs.org/Current-Projects/IASB-Projects/Financial-Statement-Presentation/Phase-B-OCI/Documents/OCIFAQ.pdf)

Share this:Keuntungan dan Kerugian yang timbul akibat Penjabaran Laporan Keuangan dari Entitas AsingDefinisi1.Mata uang asingadalah suatu mata uang selain mata uang fungsional suatu entitas.2.Mata uang fungsionaladalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana suatu entitas beroperasi.3.Mata uang pelaporanadalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.4.Selisih kursadalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu mata uang ke dalam mata uang lainnya pada nilai tukar yang berbeda.Pengakuan AwalSuatu transaksi mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi-transaksi yang timbul ketika suatu entitas:a. membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenoninasi dalam suatu mata uang asing.b. meminjam atau meminjamkan dana krtika jumlah yang merupakan utang atau tagihan didenominasi dalam suatu mata uang asing.c. memperoleh atau melepas aset atau mengadakan atau menyelesaikan kewajiban yang didenominasikan dalam suatu mata uang asing.Pada pengakuan awal, suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang fungsional, dengan menerapkan jumlah mata uang asing, nilai tukar spot antara mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi.Pelaporan pada Akhir Periode Pelaporan BerikutnyaPada akhir setiap periode pelaporan:a.pos moneter mata uang asing harus dijabarkan menggunakan kurs penutup;b.pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, dalam suatu mata uang asing harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi; danc. pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar, dalam mata uang asing harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan.Pengakuan Selisih Nilai TukarKetika suatu keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui dalam pendapatan komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian itu harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain. Sebaliknya, ketika keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui dalam laba atau rugi, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian tersebut harus diakui dalam laba atau rugi.Selisih nilai tukar yang timbul pada suatu pos moneter yang membentuk bagian dari investasi neto suatu entitas pelapor dalam suatu kegiatan usaha luar negeriharus diakui dalam laba atau rugi dalam laporan keuangan terpisah dari entitas pelapor atau laporan keuangan individual dari kegiatan usaha luar negeri, yang mana yang tepat. Dalam laporan keuangan yang memasukkan kegiatan usaha luar negeri dan entitas pelapor (misalnya laporan keuangankonsolidasian ketika kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas anak), selisih nilai tukar harus diakui awalnya dalam pendapatan komprehensif lain dan dikelompokkan kembali dari ekuitas ke laba atau rugi pada saat pelepasan investasi neto sesuai.Contoh KasusPada tanggal 1 Oktober 20X1, PT. Induk membeli barang secara kredit dari Tokyo Industries dengan nilai 2.000.000 yen. PT. Induk menyusun Laporan Keuangannya pada tanggal 31 Desember 20X1. Pelunasan utang dilakukan pada tanggal 1 April 20X2.Kurs tunai langsung adalah sebagai berikut :TanggalKurs Langsung

1 Oktober 20X1 (tanggal transaksi)Rp. 80

31 Desember 20X1 (tanggal neraca)90

1 April 20X2 (tanggal pelunasan)86

Pembahasan :1.1 Oktober 20X1, mencatat pembelian persediaanPersediaan160.000.000Utang Usaha ()160.000.000(2.000.000 x Rp. 80 kurs tunai = Rp. 160.000.000)

2.31 Desember 20X1, menyesuaikan utang dalam mata uang asing pada dan mengakui rugi selisih kurs.2.000.000 x Rp 90 (kurs langsung 31 Desember 20X1)=Rp. 180.000.0002.000.000 x Rp 80 (kurs langsung 1 Oktober 20X1)=Rp. 160.000.0002.000.000 x (Rp. 80 Rp. 90)=Rp. 20.000.000Rugi Transaksi Mata Uang Asing20.000.000Utang Usaha ()20.000.000

3.1 April 20X2-Memperoleh mata uang asing.Unit Mata Uang Asing ()172.000.000Kas172.000.000(2.000.000 x Rp. 86 kurs tunai 1 April 20X2)

-Menyelesaikan utang dalam mata uang asing dan mengakui laba selisih kurs.2.000.000 x Rp. 86 (kurs tunai 1 April 20X2)=Rp. 172.000.0002.000.000 x Rp. 90 (kurs tunai 31 Desember 20X1)=Rp. 180.000.0002.000.000 x ( Rp. 90 Rp. 86)=Rp. 80.000.000Utang Usaha ()180.000.000Keuntungan Transaksi mata uang asing8.000.000Unit Mata Uang Asing ()172.000.000PSAK 11 Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing (Translation of Financial Statements in ForeignCurrencies)Posted: 7 April 2010 inPSAK Tags:Laporan Keuangan,Pembukuan,Pencatatan,Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing (Translation of Financial Statements in Foreign Currencies),PSAK,Standar Akuntansi Keuangan,Tata buku1Kegiatan Usaha Luar Negeri yang Merupakan Bagian Integral dari perusahaan Pelapor31. Laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang merupakan bagaian integral dengan operasi dari perusahaan pelapor harus dijabarkan dengan menggunakan prosedur sebagaimana dinyatakan dalam PSAKNo.10tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing, seolah-olah transaksi kegiatan usaha luar negeri tersebut merupakan transaksi perusahaan pelapor sendiriEntitas Asing32 Dalam menjabarkan laporan keuangan suatu entitas asing untuk disatukan diinkorporasi dengan laporan keuangan perusahaan pelapor, digunakan prosedur sebagai berikut:(a) Aktiva dan kewajiban entitas asing, baik moneter maupun non moneter dijabarkan dengan menggunakan kurs penutup (closing).(b) Pendapatan dan beban entitas asing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.(c) Beda nilai tukar yang terjadi disajikan sebagai selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas sampai pelepasan investasi neto yang bersangkutan.Pelepasan (disposal) Suatu Entitas Asing33. Pada pelepasan (disposal) suatu entitas asing, jumlah kumulatif beda nilai tukar yang telah ditangguhkan dan berkaitan dengan entitas asing tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau sebagi beban dalam periode yang sama pada waktu keuntungan atau kerugian pelepasan (disposal) diakui.Perubahan dalam Klasifikasi Kegiatan Usaha Luar Negeri (Foreign Operation)34. Jika terdapat perubahan klasifikasi suatu kegiatan usaha luar negeri, prosedur penjabaran yang dapat diterapkan pada klasifikasi yang direvisi harus diterapkan sejak tanggal perolehan klasifikasi.Pengungkapan35. Perusahaan harus mengungkapkan beda nilai tukar bersih yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang terpisah, dan rekonsiliasi beda nilai tukar tersebut pada awal dan akhir periode.36 Jika mata uang pelaporan berbeda dengan mata uang negara tempat perusahaan berdomisili, alasan untuk menggunakan mata uang yang berbeda harus diungkapkan. Alasan untuk setiap perubahan dalam mata uang pelaporan juga harus diungkapkan.37 Jika terdapat suatu perubahan dalam klasifikasi suatu kegiatan usaha luar negeri yang signifikan, perusahaan harus mengungkapkan:(a) sifat perubahan dalam klasifikasi;(b) alasan perubahan;(c) dampak perubahan atas klasifikasi modal pemegang saham;(d) dampak pada laba bersih atau kerugian untuk setiap periode sebelumnya jika perubahan klasifikasi terjadi pada periode sebelumnya yang paling awal.38. Suatu perusahaan harus mengungkapkan metode yang dipilih sesuai dengan paragraf 17 untuk menjabarkan goodwill dan penyesuaian nilai wajar yang timbul pada akuisisi suatu entitas asing.

Akuntansi Internasional: Standar Akuntansi Negara Jepang dan 8 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan AkuntansiInternasionalPosted onApril 18, 2014byagrma1. PendahuluanAkuntansi Internasional didefinisikan sebagai akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingdan prinsip di negara-negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai Standar akuntansi. Peningkatan perdagangan internasional bisa memfasilitasi perluasan pergerakan barang dan jasa serta meningkatkan efisien penggunaan sumber-sumber ekonomi. Beberapa karakteristik era ekonomi global:-Bisnis internasional-Hilangnya batasan-batasan antarnegara-Ketergantungan pada perdagangan internasional Di era globalisasi yang sangat cepat dengan kemajuan teknologi, aktivitas pasar modal pun dituntut untuk setara dalam memberi kemampuan menghasilkan informasi. Akuntansi adlaah hal yang dilihat dalam memainkan peran untuk menghasilkan informasi, yang berguna bagi pihak internal maupun pohak eksternal. Tujuan dari akuntansi adalah menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan dalam mengambil keputusan ekonomi. akuntansi internasional mempunyai peran yang sangat kompleks, dimana ruang lingkup pelaporannya ialah perusahaan yang multinasional dengan operasi dan transaksi lintas negara dengan kewajiban pelaporannya terhadapu pengguna pelaporan lain. Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Standar akuntansi merupakan hasil penetapan standar. Ada empat alas an yang menjelaskan hal tersebut, antara lain :1) Dikebanyakan negara hukuman atas ketidak patuhan dengan ketentuan akuntansi cenderung lemah dan tidak efektif.2) Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan.3) Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasilnya.4) Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi. Penetapan standar akuntansi umumnya melibatkan gabungan kelompok sector swasta dan public. Hubungan antara standar akuntansi dan proses akuntansi sangat rumit dan tidak selalu bergerak dalam satu arah yang sama. Akuntansi penyajian wajar biasanya berhubungan dengan negara-negara hukum umum, sedangkan akuntansi kepatuhan hukum umumnya ditemukan di negara-negara hukum kode (sipil). Perbedaan ini terlihat dalam proses penetapan standar, dimana sector swastwa lebih berpengaruh di negara-negara hukum dengan penyajian yang wajar, sedangkan sector public lebih berpengaruh di negara hukum kode (sipil) dengan kepatuhan hukum.2. Sistem Akuntansi Jepang Akuntansi dan pelaporan keuangan di Jepang mencerminkan gabungan berbagai pengaruh domestic dan internasional. Dua badan pemerintah yang terpisah bertanggung jawab atas regulasi akuntansi dan hukum pajak penghasilan perusahaan di Jepang memiliki pengaruh lebih lanjuy pula. Pada paruh pertama abad ke-20, pemikirian akuntansi mencerminkan pengaruh Jerman. Pada paruh kedua, ide-ide dari AS yangh berbengaruh. Akhir-akhir ini, pengaruh badan Badan Standar Akuntansi Internasional mulai merasakan dan pada tahun 2001 perubahan besar terjadi dengan pembentukan organisasi sector swasta sebagai pembuat standar akuntansi. Penggunaan kredit bank dan modal utang yang meluas untuk membiayai perusahaan besar terbilang sangat banyak bila dilihat dari sudut pandang Barat dan manajemen perusahaan terutama lebih bertanggung jawab kepada bank dan lemabaga keuangan lainnya dibandingkan kepada para pemegang saham. Pemerintah pusat juga memberlakukan control ketat atas berbagai aktivitas usaha di Jepang, yang berarti control birokrasi yang kuat dalam masalah-masalah usaha, termasuk akuntansi. Pengetahuan mengenai kegiatan usaha utamanya terbatas pada perusahaan dan pihak dalam lainnya seperti bank dan pemerintah. Modal usaha perusahaan-perusahaan jepang ini, sedang dalam perubahan seiring dengan reformasi structural yang dilakukan Jepang untuk mengatasi atau menggerakakan stagnasi ekonomi yang berawal pada tahun 1990-an. Krisi keuangan yang mengikuti Pergerakan Ekonomi Jepang juga disebabkan oleh review standardisasi laporan keuangan Jepang. Jelas terlihat bahwa banyak praktik akuntansi menyembunyikan betapa buruknya perusahaan di Jepang. Sebagai contoh:1) Hilangnya konsolidasi standardisasi yang menyebabkan adanya perusahaan Jepang yang menutupi kerugian operasional dalam usahan gabungan. Investor tidak dapat melihat apakah kegiatan operasional perusahaan sepenuhnya benar-benar menguntungkan.2) Kewajiban pension dan pesangon hanya diakui 40 persen dari jumlah pinjaman karehana hal itu merupakan batas pengurang pajak mereka. Hal ini mengarah pada praktik rendahnya kewajiban pension.3) Pemegang saham dibebanin biaya, bukan berdasarkan harga pasar. Dibuat untuk mempertegas kohesi darikeiretsui, sehinggasehingga saham silang sangatlah luas. Perusahaan menahan mereka yang rugi, akan tetapi menjual mereka yang untunng untuk mendapatkan laba.Suatu perubahan besar dalam akuntansi ditunjukkan pada akhir tahun 1990-an untuk membuat kesehatan ekonomi perusahaan Jepang menjadi semakin transparan dan membawa Jepang lebih dekat dengan standar internasional. Perubahan besar dalam penetapan standar akuntansi di Jepang terjadi pada tahun 2001 dengan pembentukan Badan Standar Akuntansi Jepang atau Accounting Standards Board of Japan (ASBJ) dan lembaga pengawas yang terkait dengannya yang dikenal sebagai Lembaga Akuntansi Keuangan atau Financial Accounting Standards Foundation (FASF). ASBJ kini memiliki tanggung jawab utama untuk mengembangkan standardisasi pembukuan serta panduan implementasinya di Jepang. ASBJ memiliki 13 anggota, tiga di antaranya adalah anggota penuh. Juga terdapat staf teknik penuh untuk mendukung aktivitas tersebut. FASF bertanggung jawab untuk mendanai dan penamaan anggotanya. Pendanaan datang dari perusahaan dan profesi akuntan, bukan dari pemerintah. Sebagai organisasi sektor swasta yang independen, ABJ lebih kuat dan transparan bila dibandingkan dengan BAC, dan memiliki subjek hanya pada segelintir politisi dan saham khusus. ASBJ berkolaborasi dengan IASB dalam mengembangkan IFRS serta pada tahun 2005 meluncurkan proyek bersama dengan IASB untuk menghilangkan perbedaan yang ada antara IFRS dan standardisasi pembukuan Jepang. BAC tetap menjadi penasehat FSA mengenai standardisasi pembukuan dan juga bertanggung jawab untuk membuat standardisasi proses audit. Standardisasi pembukuan Jepang tidak boleh bertentangan dengan hukum komersial. Oleh kare itu, triangulasi standardisasi pembukuan, undang-undang perusahaan dan undang-undang perpajakan masih tetap menjadi gambaran dari laporan keuangan Jepang. Tahap akhir yaitu signifikansi pengaruh kode pajak. Seperti di Perancis, Jerman dan dimana pun, beban dapat diklaim untuk kebutuhan pajak hanya jka telah dibooking secara penuh. Pendapatan kena pajak berdasarkan pada jumlah kalkulasi berdasarkan Undang-Undang Peruhsahaan tetapi jika hukum tersebut tidak menjlaskan mengenai perlakuan pembukuan. Berdasarkan Undang-Undang Perusahaan, laporan keuangan serta jadwal yang mendukung pada perusahaan kecil dan menengah merupakan subjek untuk audit hanya oleh auditor yang berwenang. Baik auditor berwenang atau independen, keduanya harus mengaudit perusahaan besar. Auditor independen harus mengaudit laporan keuangan yang dipubkikasikan oleh perusahaan sesuai dengan undang-undang pertukaran dan sekuritas. Auditor yang berwenang tidak memerlukan kualifikasi professional dan ditugasi oleh perusahaan secara penuh. Auditor yang berwenang biasanya focus pada manajerial direktur dan baik bekerja sesuai dengan kewenangannya atau tidak. Auditor independen melibatkan pemeriksaan terhadap laporan dan catatan keuangan serta harus dilakukan oleh akuntan public bersertifikasi (Certified Public Accountants)-CPAs. Japanese Institute of Sertified Public Accountants (JICPA) merupakan organisasi professional dari CPAs di Jepang. Sekuruh CPAs harus termasuk ke dalam JICPA. Sebagai tambahan untuk memberikan panduan mengenai pelaksanaan audit, JICPA mengeluarkan panduan mengenai permasalahan akuntansi, serta menyediakan input bagi ASBJ dalam mengembangkan standardisasi akunytansi. Standardisasi proses audit yang berlaku umum dikeluarkan oleh BAC daripada JICPA. Certified Public Accountant and Auditing Oversight Board dibentuk tahun 2003. Agensi pemeeerintahan, didesain untuk mengawasi dan mengontrol auditor serta meningkatkan kualitas audit di Jepang. Hal ini dicantumkan di FSA pada tahun 2004.Pelaporan Keuangan Perusahaan yang didirikan menurut Hukum Komersial diwajinkan menyusun laporan wajib yang harus mendapat persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi hal-hal berikut:1) Neraca2) Laporan Laba Rugi3) Lapora Usaha4) Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi) Laba ditahan5) Skedul PendukungPerusahaan yang mencatatkan sahamnya juga harus menyusun laporan keuangan sesuai dengan UU Pasar Modal yang secara umum mewajibkan laporan keuangan dasar yang sama dengan HUkum Komersial ditambah dengan laporan arus kas.Pengukuran Akuntansi Hukum komersial mewajibkan perusahaan besar untuk menyusun laporan konsolidasi, perusahaan yang mencatat saham harus menyusun laporan konsolidasi sesuai dengan SEL. Akun perusahaan secara terpisah merupakan dast bagi laporan konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang sama digunakan untuk keduanya. Anak perusahaan dikonsolidasikan jika induk perusahaan secara langsung dan tidak langsung mengendalikan kebijakan keuangan dan operasionalnya. Meskipun metode penyatuan kepemilikan diperbolehkan, metode pembelian unntuk penggabungan usaha umumnya digunakan. Goodwill diukut menurut dasar nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun, metode ekuitas digunakan untuk mencatat usaha patungan.3. 8 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Akuntansi Internasional(Jepang)Sistem pendanaanPerusahaan jepang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain untuk memiliki perusahaan lain. pengadaan investasi antar perusahaan-perusahaan ini tentu akan melibatkan sumber pedanaan. sumber pedanaan terbesar di jepang yaitu bank. sistem pedanaan jepang disebut sistem berbasis kredit. Penggunaan kredit bank dan modal utang yang meluas dalam perusahaan-perusahaan jepang, maka pemerintah memberi focus atas perlindungan kreditor dengan memberlakukan control ketat atas berbagai usaha di jepang , seperti pengungkapan laporan perusahaan keuangan kepada publik.Sistem HukumJepang merupakan negara yang memiliki konsep hukum yang dicangkok dari beberapa negara. Jepang menganut sistem hukum kode (sipil), hukum kode diambil dari hukum romawi dank ode napoleon. sistem hukum kode adalah serangkaian hukum yang lengkap mencakup ketentuan dan prosedur, tentu aturan akuntansi akan dikombinasikan dan diselaraskan dengan hukum nasional. Hukum kode ini sangatlah kompleks dan lengkap. Pemerintah nasional jepang masih memiliki pengaruh paling signifikan terhadap akuntansi di jepang, regulasi akuntansi didasarkan pada 3 undang-undang yaitu :1. Hukum komersial , diatur oleh Kementrian Kehakiman atauministry of justice(MOJ). Hukum komersial merupakan hukum inti regulasi jepang. Seluruh perusahaan wajib untuk menaati hukum komersial, seperti memenuhi aturan akuntansi dalam membuat neraca, laporan laba rugi, laporan usaha dll. Hal ini dilakukan unuk melindungi kreditur dan pemegang saham dalam menanamkan investasi di sebuah perusahaan. Standarisasi pembukuan jepang tidak boleh bertentangan dengan hukum komersial.2. Undang-undang pasar modal (Security and exchange law) dibuat oleh Kementrian Keuangan Finansial (Financial Service Agency). Tujuan utama dariSELadalah untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusan investasi bagi investor.3. Undang-undang Pajak Penghasilan Perusahaan (corporate income tax law).PerpajakanPerpajakan di jepang terbagi menjadi pajak negara dan pajak daerah. pajak negara dan pajak daerah diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, salah satu pajak yang terdapat pada kedua jenis pajak tersebut adalah pajak perusahaan. Pajak perusahaan yang berada di jepang diatur oleh Undang-Undang Pajak Penghasilan Perusahaan.Adanya peraturan pajak ini, membuat seluruh perusahaan jepang mengatur sisi pendapatan dan beban (laba rugi) mereka untuk meminimalis biaya pajak penghasilan. Peraturan jepang mengenai besar pendapatan yang terkandung dalam pajak sangatlah ketat, sehingga rekayasa terhadap manajemen laba jarang terjadi pada perusahaan-perusahaan di jepang.Ikatan Politik dan EkonomiPolitik dan ekonomi merupakan dua hal yang memiliki kaitan yang erat, karena para pebisnis dapat merupakan aktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan politik dan sebaliknya. Model atau sistem ekonomi jepang dipengaruhi oleh adanya urusan politik dengan Amerika Serikat pada saat pasca Perang Dunia II. Jepang setelah PD II harus membayar ganti rugi perang dan harus mengubah Undang-undang Dasar Meiji menjadi Undang-undang dasar yang melambangkan kedemokrasian sesuai dengan ketentuan yang diajukan oleh Amerika. Rakyat Jepang pada saat itu juga mengalami depresi karena perekonomian yang tidak stabil dan demokrasi yang harus diterapkan oleh masyarakat Jepang terutama dibidang politik dan kepemerintahan. Setelah Kalah, Jepang diduduki oleh Amerika maka demokrasi yang Amerika anjurkan harus cepat berlangsung untuk pemulihan masyarakat Jepang.Pada masa pasca Perang Dunia II, banyak generasi muda jepang uang belajar menuntut ilmu di Amerika Serikat dengan harapan bila kembali ke Jepang akan membawa perbaikan terhadap perekonomian Jepang pasca perang dunia II. Dalam masa ini, jepang perlahan mulai bangkit dari keterpurukannya, jepang membangun industri baja dan batubara. Jepang berharap dengan industri ini, akan meningkatkan pemasukan yang signifikan untuk peningkatan perekonomian. Pada akhirnya langkah yang diambil oleh jepang ini berhasil sehingga menjadikan negara jepang sebagai negara pertumbuhan ekonomi dengan masa rekontruksi perekonomian tercepat pada saat itu.InflasiInflasi merupakan gejala ekonomi yang tumbuh dan berkembang dalam perekonoian dunia, yang dapat melemahkan perekonomian secara umum. Inflasi, dapat menimbulkan masalah dalam bidang akuntansi. Penyajian informasi keuangan yang dilaporkan oleh akuntansi yang didasarkan pada biaya historis menjadi tidak relevan, sebab keyataan perekonomian suatu negara senantiasa dipengaruhi oleh gejolak inflasi.Inflasi merefleksikan tingkat harga umum yang tidak stabil. oleh karena itu asumsi unit moneter yang stabil dalam biaya historis hanyalah akan mengakibatkan laporan keuangan yang dihasilkan menjadi kurang handal karena tidak memasukan unsur perubahan tingkat harga yang terjadi saat ini. maka hasil penilaian kinerja perusahaan dapat menjadi keliru diakibatkan kurangnya relevan laporan keuangan tersebut.Tingkat inflasi di negara jepang tidak begitu buruk jika dibandingkan dengan negara lainnya. rata-rata inflasi jepang dari tahun ke tahun yang paling besar yaitu 0,2%. Namun, jepang sendiri telah mengadopsi IFRS dalam hal penyajian laporan keuangan ketika terjadi inflasi. Jika terjadi inflasi maka ada beberapa metode yang bisa digunakan oleh perusahaan yaitu : Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.Tingkat Perkembangan EkonomiJepang merupakan salah satu Negara paling maju di dunia. Saat ini ekonomi pasar bebas dan industri Jepang merupakan yang ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina, dilihat dari segi varitas daya beli internasional. Ekonomi jepang ini dibentuk dari semua elemen yang membentuk ekonomi modern yaitu : industri, perdagangan, pertanian, dan lain sebagainya. ndustri ekspor utama Jepang adalahotomotif,elektronik konsumen(lihatindustri elektronik konsumen Jepang),komputer,semikonduktor,besi, danbaja. Industri penting lain dalam ekonomi Jepang adalahpetrokimia,farmasi,bioindustri,galangan kapal,dirgantara,tekstil, danmakananyang diproses. Industri manufaktur Jepang banyak bergantung pada impor bahan mentah dan bahan bakar minyak. Kesemuanya ini disokong oleh sistem informasi dan transportasi serta perbankan yang baik. Tingkat perkembangan keragaman bisnis ini tentu akan membuat sistem akuntansi jepang berkembang secara signifikan.Tingkat PendidikanJepang merupakan salah satu negara yang memprioritaskan pendidikan dan selalu berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bagi negara jepang pendidikan merupakan alat yang berperan sangat penting guna meningkatkan sumber daya manusia. dimana kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan karena mampu menentukan kualitas sumber daya manusia negara itu sendiri. Pendidikan khususnya dibidang akuntansi di jepang diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang mampu meningkatkan perekonomian negara, menghadapi tantangan lapangan kerja, masa depan, maupun kemajuan zaman yang kian menuntut keahlian.BudayaBudaya sendiri berpengaruh terhadap perilaku masing-masing individu dalam mendasari pengaturan kelembagaan di suatu negara yang nantinya akan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap akuntansi. Pada dasarnya akuntansi harus memberikan respon terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi yang tentu saja akan mencerminkan dari kondisi kebudayaan setempat. Jepang merupakan masyarakat tradisional dengan akar budaya dan agama yang kuat dan sosialisasi yang tinggi antar masyarakat. hal ini dapat tercermin pada Perusahaan Jepang yang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain, dan seringkali bersama-sama memiliki perusahaan lain. Investasi yang saling bertautan ini menghasilkan konglomerasi industry yang meraksasa yang disebut sebagai keiretsu. kondisi ini tentu membuat pemerintah jepang dan lembaga akuntansi terkait dijepang menyusun sejumlah regulasi untuk mengatur hubungan perusahan-perusahan tersebut.Source :Definisi Akuntansi InternasionalPosted by Harni Tyastuti 04.36, underTugas Softskill|1komentar

Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.

Berikut ini karakteristik era ekonomi global:1.Bisnis internasional2.Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional3.Ketergantungan pada perdagangan internasional.

Tujuan Akuntansi Internasional- Mengidentifikasi sejarah perkembangan akuntansi internasional- Memperkenalkan berbagai perbedaan nasional dalam sistem akuntansi di dunia- Meringkas evolusi bisnis sampai zaman modern- Membahas pentingnya dimensi akuntansi dalam bisnis global dan topik-topik penting yang membentuk akuntansi internasional

Akuntansi internasional meliputi dua aspek bahasan utama yaitu deskripsi, pembandingan akuntansi, dan dimensi akuntansi atas transaksi internasional. Pada aspek yang pertama, akuntansi internasional membahas gambaran standar akuntansi dan praktek akuntansi pada berbagai negara serta membandingkan standar dan praktek tersebut pada masing-masing negara yang dibahas. Selain itu, aspek akuntansi internasional juga membahas mengenai pelaporan keuangan, valuta asing, perpajakan, audit internasional serta manajemen untuk bisnis internasional.

Akuntansi Internasional juga termasuk akuntansi yang bertujuan umum yang berorientasi nasional, dalam arti luas untuk

* Analisa komparatif internasional

* Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi-transaksi bisnis mulitnasional

* Kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional

* Harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar

Akuntansi Internasional pada khususnya mencakup bidang akuntansi keuangan dan pelaporan, akuntansi manajemen, auditing, perpajakan dan upaya-upaya harmonisasi akuntansi yang sedang dilakukan.

Value RelevanceOleh: Harry Andrian Simbolon SE., M.Ak., QIAInformasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil. Informasi yang relevan akan membantu pemakai membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan; yaitu, memiliki nilai prediktif. Informasi yang relevan juga membantu pemakai menjustifikasi atau mengoreksi ekspektasi atau harapan masa lalu; yaitu, memiliki nilai umpan balik. Agar relevan, informasi juga harus tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang diambil (Kieso, 2002).Komponen penting dalam laporan keuangan yang seringkali dijadikan sebagai alat untuk menginformasikan kinerja perusahaan adalah laba dan nilai buku. Laba memiliki nilai relevansi bila secara statistik berhubungan dengan harga saham: penurunan dan peningkatan laba berhubungan dengan penurunan atau kenaikan harga saham. Demikian halnya dengan nilai buku, relevansi nilai buku berasal dari perannya sebagai suatu proksi untuk nilai adaptasi dan nilai penolakan (Burgstahler dan Dichev, 1997 dalam Hadri Kusuma, 2006).Belakangan ini muncul klaim yang menyatakan bahwa informasi akuntansi yang diperoleh dari laporan keuangan telah kehilangan sebagian relevansinya bagi investor yang diakibatkan oleh perubahan besar-besaran dalam perekonomian, yaitu dari perekonomian industrial ke perekonomian berteknologi tinggi dan berorientasi jasa (Francis dan Schipper, 1999). Kegunaan informasi akuntansi khususnya laba, arus kas, dan nilai buku, semakin memburuk karena dampak perubahan operasi perusahaan dan perubahan kondisi perekonomian tidak terefleksi secara cukup dalam sistem pelaporan sekarang (Lev dan Zarowin, 1999). Satu tanda hilangnya sebagian relevansi informasi akuntansi adalah menurunnyavalue relevancedari tahun ke tahun (Arie Rahayu Hariani, 2006).Defenisi Value RelevanceRelevansi nilai (value relevance) informasi akuntansi mempunyai arti kemampuan informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai perusahaan (Beaver, 1968 dalam Margani Pinasti, 2004). Penelitian mengenaivalue relevancemenjadi penting karena terdapat klaim yang menyatakan bahwa laporan keuangan berbasis kos historis telah kehilangan sebagian besar relevansinya bagi investor yang diakibatkan oleh perubahan besar-besaran dalam perekonomian, yaitu dari perekonomian industrial ke prekonomian berteknologi tinggi dan berorientasi jasa (Francis dan Schipper, 1999). Kegunaan informasi akuntansi, khususnya laba, arus kas dan nilai buku semakin memburuk karena dampak perubahan operasi perusahaan dan perubahan kondisi perekonomian tidak terefleksi secara cukup dalam sistem pelaporan sekarang (Lev dan Zarowin, 1999).Lev (1999) menyebutkan bahwa relevansi nilai akuntansi dicirikan oleh kualitas informasi akuntansi. Francis dan Schipper (1999) memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dengan menyebutkan empat kemungkinan interpretasi konstruk relevansi nilai. Pertama, informasi laporan keuangan mempengaruhi harga saham karena mengandung nilai intrinsik saham sehingga berpengaruh pada harga saham. Kedua, informasi laporan keuangan merupakan nilai yang relevan bila mengandung variabel yang dapat digunakan dalam model penilaian atau memprediksi variabel-variabel tersebut. Ketiga, hubungan statistik digunakan untuk mengukur apakah investor benar-benar menggunakan informasi tersebut dalam penetapan harga, sehingga nilai relevan diukur dengan kemampuan informasi laporan keuangan untuk mengubah harga saham karena menyebabkan investor memperbaiki ekspektasinya. Terakhir, relevansi nilai diukur dengan kemampuan informasi laporan keuangan untuk menangkap berbagai macam informasi yang mempengaruhi nilai saham.Penelitian relevansi nilai dirancang untuk menetapkan manfaat nilai-nilai akuntansi terhadap penilaian ekuitas perusahaan. Relevansi nilai merupakan pelaporan angka-angka akuntansi yang memiliki suatu prediksi berkaitan dengan nilai-nilai pasar ekuitas. Konsep relevansi nilai tidak terlepas dari kriteria relevan dari standar akuntansi keuangan karena jumlah suatu angka akuntansi akan relevan jika jumlah yang disajikan merefleksikan informasi-informasi yang relevan dengan penilaian suatu perusahaan (Sekar Mayang Sari, 2004).Meningkatnya persaingan informasi di pasar modal menyebabkan pentingnya mengetahuirelative importancelaporan keuangan. Di sinilah letak kegunaanvalue relevance: menggambarkan kegunaan informasi laporan keuangan bagi investor relatif terhadap seluruh informasi yang digunakan oleh investor pada pasar modal (Lev dan Zarowin, 1999). Juniarti (2005) membandingkan antara laba dancash flowmanakah yang memilikivalue relevan, penelitian tersebut membuktikan bahwa pada tahapgrowth,cash flowlebih memilikivalue relevantdibanding laba. Tetapi, untuk tahapmature, laba tidak dapat dibuktikan memilikivalue relevantdibandingcash flow.Beaver (1968) dalam Margani Pinasti (2004) telah memberikan defenisi relevansi nilai sebagai kemampuan menjelaskan (explanatory power) dari informasi akuntansi dalam kaitannya dengan nilai perusahaan. Gu (2002) memberikan defenisi yang tidak jauh berbeda, yaitu relevansi nilai adalah kemampuan menjelaskan (explanatory power) informasi akuntansi terhadap harga saham ataureturnsaham. Dalam perkembangannya, penelitian-penelitian mengenai relevansi nilai memang diarahkan untuk menginvestigasi hubungan empiris antara nilai pasar modal (STOCK MARKETvalue) dengan berbagai angka akuntansi, yang dimaksudkan untuk menilai kegunaan angka-angka akuntansi itu dalam penilaian ekuitas.Pengujian hubungan antara informasi akuntansi dengan nilai saham memerlukan suatu model penilaian. Terdapat dua tipe model penilaian yang umumnya digunakan untuk menginvestigasi hubungan tersebut, yaitu model harga (price model) dan model return (return model). Kedua model tersebut diderivasi dari fondasi teoritis yang sama yaitu yang dikenal sebagai model informasi linier (linier informasi model) yang dikembangkan oleh Ohlson (1995).Kebanyakan penelitian mengenaivalue relevanceinformasi akuntansi menggunakan R2dari model harga sebagai pengukur relevansi nilai (Collins et al., 1997; Francis dan Schipper, 1999; Lev dan Zarowin, 1999; Ely dan Waymire, 1999). Hal ini disebabkan karena R2merupakan pengukurexplanatory powerdari variabel independen dalam suatu regresi linier. Jadi, secara intuitif, R2tampak merupakan pengukur yang baik darivalue relevance.Gu (2002) dalam Margani Pinasti (2004) menunjukkan bahwa R2memberikan suatu ukuranexplanatory powerdari suatu model ekonomik yang bersifat spesifik untuk suatu sample. Perbedaan R2antara dua sample yang berbeda dapat terjadi walaupun hubungan ekonomis yang mendasari kedua sampel tersebut identik. Gu (2002) mengusulkan pengukur alternatif bagivalue relevance, yaitu dispersi residual. Gu menjelaskan bahwa dalam pengukuranvalue relevanceinformasi akuntansi dengan menggunakan suatu model penilaian, variansi residual atau deviasi standar residual dari model tersebut menunjukkan dispersi dari komponen-komponen harga atau return yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel-variabel akuntansi.MengukurValue RelevancePengujian hubungan antara informasi akuntansi dengan nilai saham memerlukan suatu model penilaian. Terdapat dua tipe model penilaian yang umumnya digunakan untuk menginvestigasi hubungan tersebut, yaitu model harga (price model) dan model return (return model)). Kedua model tersebut diderivasi dari fondasi teoritis yang sama yaitu yang dikenal sebagai model informasi linier (linier information model) yang dikembangkan oleh Ohlson (1995). Brown et al. (1999) dan Ota (2001) dalam (Margani Pinasti, 2004) menunjukkan adanya masalahscale effectdalam model harga, keduanya memberikan usulan pemecahan terhadap masalahscale effectsini dengan cara menggunakan model return atau menggunakan Pt-1sebagaideflatordalam model harga, Berkaitan dengantime series, Brown et al. (1999) menyarankan perlunya mengontrol koefisien variasi (coefisien of variation)scale factorpada saat menguji trend R2dari regresi model harga.Value relevanceinformasi akuntansi sering diukur dengan koefisien determinasi, R2, dariprice regression modelyang disusun berdasarkan hubungan nilai pasar dan variabel akuntansi dalam model Ohlson. R2merupakan pengukur relevansi nilai yang banyak digunakan dalam penelitian-penelitian terdahulu (Margani Pinasti, 2004).Price regression modelmodel Ohlson yang digunakan dalam penelitian ini dimodifikasi dengan menambahkan variabel cashflow untuk semakin memperjelas faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Menurut Burgstahler dan Dichev (1997) dalam Juniarti (2005) nilai perusahaan tersebut (value of firm) berkaitan erat dengan model yang secara umum menyatakan bahwa nilai pasar ekuitas (marketvalue equity) suatu perusahaan pada satu tahun tertentu merupakan fungsi linear darirecognize net assets, selainnet incomewakil potensialrecognize net assetsadalahcash flow.Alasan pengunaan model ini untuk mengantisipasi banyaknya distorsi yang terjadi jika menggunakan model Ball & Brown, seperti sulitnya menentukan tanggal peristiwa dengan tepat serta banyaknyaconfounding effectyang tidak mungkin dapat diisolasi seluruhnya (Frankel dan Lee, 1998 dan Lee dkk, 1999 dalam Sekar Mayang Sari, 2004).