terhadap kemampuan literasi kuantitatif siswa

46
PENGARUH PEMBELAJARAN INQUIRY-BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Disusun Oleh: Fifi Prialita NIM. 11140170000032 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN INQUIRY-BASED LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF

SISWA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Disusun Oleh:

Fifi Prialita

NIM. 11140170000032

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA
Page 3: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA
Page 4: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA
Page 5: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

i

ABSTRAK

Fifi Prialita (11140170000032). “Pengaruh Pembelajaran Inquiry-Based

Learning terhadap Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa”. Skripsi Jurusan

Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2019.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembelajaran

inquiry-based learning terhadap kemampuan literasi kuantitatif siswa. Penelitian

dilakukan di SMP IT Insan Harapan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019.

Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain randomized

control group posttest only. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 siswa terdiri

dari 26 siswa kelompok eksperimen dan 26 siswa kelompok kontrol yang

diperoleh menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data

kemampuan literasi kuantitatif diperoleh dengan instrumen tes. Hasil penelitian

mengungkapkan bahwa kemampuan literasi kuantitatif yang diajarkan dengan

pembelajaran inquiry-based learning lebih tinggi daripada kemampuan literasi

kuantitatif yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Kemampuan

literasi kuantitatif meliputi indikator interpretasi, representasi, analisis, dan

indikator asumsi/estimasi. Simpulan penelitian ini adalah pembelajaran inquiry-

based learning lebih efektif meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. (

Kata Kunci: inquiry-based learning, kemampuan literasi kuantitatif

Page 6: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

ii

ABSTRACT

Fifi Prialita (11140170000032). “The Effect of Inquiry-Based Learning on

Student’s Quantitative Literacy Skill”. The Thesis of Departement of

Mathematics Education, Faculty of Tarbiya and Teachers, Syarif Hidayatullah

State Islamic University of Jakarta, May 2019.

The purpose of this research was to analyze the effect of inquiry-based learning to

student’s quantitative literacy skills. This research was conducted at Insan

Harapan Integrated Islamic Junior High School in academic year 2018/2019. The

method in this research used quasi-experimental method with randomized control

group posttest only design. The samples of this research are 52 students consist of

26 students in experimental group and 26 students in control group.

Determination of the samples used cluster random sampling technique.

Quantitative literacy skill data collecting used by test instrument. The result

showed that the students quantitative literacy skill taught by inquiry-based

learning is higher than by conventional instrument. Quantitative literacy skill

include indicators of interpretation, representation, analyze, and

assumpsion/estimation. The conclusion of this research showed that the

application inquiry-based learning is more effective to improve students

quantitative literacy skill, compared with conventional learning. (

Key Words: inquiry-based learning, quantitative literacy

Page 7: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga, sahabat, dan umatnya sampai akhir zaman.

Pada kesempatan kali ini penulis sangat berterima kasih kepada keluarga atas

doa dan dukungannya yang selalu diberikan sepanjang hidup tiada henti. Terima

kasih Bapak Supriyatno, Mama Euis Rohmawati, adik Adinda Annas Aisya, dan

Nenek yang selalu ada dan memberikan dukungan, perhatian, dan semangat

kepada penulis dalam menjalani kehidupan.

Penulis juga mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Bapak Dr. Kadir, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, serta Ibu Dedek Kustiawati,

M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan segala bimbingan, arahan,

motivasi, dan semangat selama penulisan skripsi sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik. Semoga Allah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya kepada Bapak dan Ibu atas segala jasa dan kebaikan yang telah

diberikan kepada penulis.

Tak luput juga berbagai pihak yang telah memberikan doa, bimbingan, dan

dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Gusni Satriawati, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 8: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

iv

4. Bapak Drs. Dindin Sobirudin, M.Kom selaku Dosen Penasehat Akademik

yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulis

melaksanakan proses perkuliahan.

5. Seluruh Dosen serta staff Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama proses

perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat

keberkahan dari Allah SWT.

6. Bapak Dr. Abdul Mu’in, S.Si, M.Pd., Bapak Anang Jatmiko, M.Pd., Bapak

Ahmad Dimyati, M.Pd., Bapak Hafiz Arif, M.Pd., Ibu Susi, Ibu Ufi

Sulfiyah, dan Bapak Amri yang telah bersedia menjadi responden ketika

penulis melakukan CVR. Semoga Bapak dan Ibu senantiasa diberikan

kesehatan dan rahmat-Nya.

7. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan pelayanan dalam hal administrasi penulisan

skripsi.

8. Bapak Wahyu Setiadi Putra, S.T.P., selaku Kepala SMP IT Insan Harapan

dan Ibu Tika Susmayanti, S.P., selaku Wakil Kepala bidang kurikulum SMP

IT Insan Harapan yang telah memberikan izin penulis melakukan penelitian

di sekolahnya.

9. Seluruh dewan guru SMP IT Insan Harapan khususnya Ibu Diah

Kusumawati, S.Si., selaku guru bidang studi Matematika yang telah sangat

membantu dalam penulis melaksanakan penelitian ini.

10. Siswa/i SMP IT Insan Harapan Tahun Ajaran 2018/2019, khususnya kelas

7.2 dan 7.3 yang telah membantu dan kooperatif selama penulis melakukan

penelitian.

11. Sahabat Em, Wini, Mae, Ulfah, Kuni, Novi, Tyaz yang selalu menjadi

tempat berkeluh kesah dan tempat bertukar pikiran selama 5 tahun ini.

12. Teman seperjuangan dalam per-skripsweet-an Wini, Kasyifah, Nurul, Mae,

Uus, Arista, Rohima, ka Akma, ka Ami, yang selalu bertukar cerita dan

memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Page 9: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

v

13. Sahabat sekaligus rekan PPKT Nurul Mardhiyah, terima kasih telah

menemani bersama selama 4 bulan di sekolah.

14. Teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2014, khususnya

Bee Class Anis, Rifdah, Nanda, Peni, Eka dll, yang selalu menjalin

kebersamaannya selama 4 tahun perkuliahan.

15. Sahabatku ciwi-ciwi sholehah Anna, Elen, Una, Addini, Wati, Neneng, dan

Mia yang menemani, menghibur serta memberi dukungan kepada penulis.

16. Sahabatku since 9 years ago and still counting Widia, Wina, Desi, dan Desy

Apriyanti yang selalu menghibur dan selalu memberi dukungan kepada

penulis.

17. Kakak-kakak Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2012 dan 2013

khususnya Ka Resti, Ka Rizvi, yang membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

18. Adik-adik Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2015 dan 2016 terima

kasih atas dukungan yang telah diberikan.

Serta semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.

Terima kasih banyak sekali lagi penulis ucapkan, semoga do’a, bantuan, support

yang telah diberikan menjadi lading pahala dan mendapatkan keberkahan Allah

SWT. Amin Yaa Rabbal’alamin.

Demikian skripsi ini dibuat, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan

skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, dan kelemahan. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis butuhkan.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya baik kepada penulis maupun pembaca.

Ciputat, Juni 2019

Penulis

Fifi Prialita

Page 10: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................................. 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 10

B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 10

C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 12

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 13

E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 13

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................... 17

1. Uji Validitas Instrumen .................................................................... 17

a. Validitas Isi .................................................................................. 17

b. Validitas Empiris ......................................................................... 18

2. Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................ 20

3. Taraf Kesukaran Soal ....................................................................... 21

4. Daya Pembeda .................................................................................. 22

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 24

1. Uji Prasyarat Analisis ....................................................................... 25

a. Uji Normalitas ............................................................................. 25

b. Uji Homogenitas .......................................................................... 26

Page 11: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

vii

2. Uji Hipotesis Penelitian ................................................................... 27

3. Menentukan Proporsi Varians (effect size) ...................................... 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 29

B. Saran ..................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31

Page 12: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Rencana Penelitian ............................................................ 10

Tabel 3.2 Desain Penelitian ........................................................................... 12

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif ............ 14

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif .......... 15

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Isi dengan Metode CVR Instrumen

Kemampuan Literasi Kuantitatif ................................................... 18

Tabel 3.6 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen

Kemampuan Literasi Kuantitatif ................................................... 19

Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas Soal ......................................................... 20

Tabel 3.8 Klasifikasi Taraf Kesukaran Soal.................................................. 21

Tabel 3.9 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan

Literasi Kuantitatif ........................................................................ 22

Tabel 3.10 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ................................................. 23

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Literasi

Kuantitatif ..................................................................................... 23

Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Kemampuan Literasi

Kuantitatif ..................................................................................... 24

Tabel 3.13 Kriteria Kemampuan Siswa .......................................................... 24

Page 13: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hampir semua aspek didalam kehidupan membutuhkan literasi, seperti

membaca data yang ditampilkan dalam surat kabar, membaca peta suatu

wilayah, melihat rute perjalanan pesawat, semua memerlukan literasi. Oleh

karena itu literasi sangat berguna dalam kehidupan manusia untuk

menjalankan aktivitasnya. Literasi dapat menyebabkan multiplier effect, yaitu

memberdayakan masyarakat, memudahkan masyarakat dalam berkontribusi

sepenuhnya di lingkungannya, dan berkontribusi dalam meningkatkan mata

pencaharian atau mengurangi angka pengangguran.1 Sesuai dengan visi yang

digagas oleh UNESCO yaitu “literate world for all” literasi memang sangat

dibutuhkan oleh siapa saja, dan di belahan dunia manapun, konsep umum

dari literasi itu sendiri terdiri dari kemampuan membaca, menulis, dan

menghitung.

Literasi dalam bidang matematika biasa disebut dengan literasi

matematis, literasi matematis menurut Organization for Economic Co-

operation and Development (OECD) adalah kapasitas kemampuan siswa

dalam merumuskan, menggunakan, dan menginterpretasikan matematika

kedalam berbagai konteks.2 Literasi matematis sangat berguna bagi seseorang

dalam menyelesaikan masalahnya sehari-hari. Beberapa permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari diperlukan kemampuan untuk dapat membaca suatu

permasalahan matematika, serta ide-ide yang ada di dalam matematika yang

akan digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena alam dan sosial di dunia.

Untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan masalah

1 Unesco, Literacy for All, tersedia online di https://en.unesco.org/themes/literacy-all pada 17

juli 2018 2 OECD. PISA 2015 Result: Excellence and Equity in Education, Volume 1, (Paris: OECD

Publishing, 2016), h. 176.

Page 14: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

2

matematika yang dihadapi oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari tidak

diajarkan secara langsung di sekolah, tetapi menggunakan kemampuan yang

Page 15: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

3

ada pada dirinya untuk membaca keadaan sekitar serta menemukan solusi

berdasarkan apa yang dialami oleh seseorang tersebut.

. Masalah yang ada didunia ini banyak yang melibatkan kuantitas, yaitu

bentuk permasalahan yang melibatkan angka, gambar-gambar, dll yang

dapat menampilkan kuantitas dalam masalah itu sendiri. Menurut Elrod di

dunia ini banyak informasi bersifat kuantitatif.3 Dalam mengolah informasi-

informasi kuantitatif tersebut maka diperlukan suatu cara agar dapat

memahami bagaimana menggunakan informasi kuantitatif itu untuk

memecahkan suatu masalah.

Deborah menegaskan dalam essaynya bahwa literasi kuantitatif adalah

kemampuan untuk mengidentifikasi dan menggunakan informasi kuantitatif

dalam konteks kehidupan sehari-hari.4 Berdasarkan pernyataan tersebut maka

untuk menyelesaikan masalah yang terdapat informasi-informasi kuantitatif

didalamnya dibutuhkan kemampuan literasi kuantitatif. Menurut National

Council of Teacher of Mathematics (NCTM) bahwa sejak usia dini seseorang

harus mendapatkan proses dan kemampuan matematik yang mendukung

kemampuan literasi kuantitatifnya,5 hal ini menandakan bahwa sejak dini

siswa harus mengembangkan kemampuan literasi kuantitatifnya untuk dapat

menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah yang lebih

kompleks dikemudian hari.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Programme for the

International Assessment of Adult Competencies (PIAAC) yang merupakan

salah satu program OECD The Survey of Adult Skills menunjukan bahwa

kemampuan literasi di Indonesia berada jauh dibawah rata-rata Negara

OECD, yaitu kurang dari 1% dari responden yang berada pada level 4 dan 5,

dan hampir 70% dari responden berada pada atau di bawah level 1 (32,5%

3 Susan Elrod, Quantitative Reasoning: The Next “Across Curriculum” Movement, tersedia

online (https://www.aacu.org/peerreview/2014/summer/elrod) diakses pada 18 Juni 2018 4 Richard L Scheaffer, “Statistics and Quantitatif Literacy”, dalam Bernard L. Madison (ed),

Quantitative Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges, (USA: NCED, 2003), h.

149. 5 NCTM, Principles and Standart for School Mathematics, (Reston: NCTM, 2000), h.16

Page 16: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

4

dibawah level 1 yaitu level paling rendah dalam literasi.6 Menurut data

Programme for International Student Assesment (PISA) yaitu sebuah

lembaga suvey yang menguji seberapa besar kemampuan siswa di 72 Negara

partisipan yang dilakukan kepada hampir 29 juta siswa umur 15 tahun atau

siswa yang berada pada kelas 10, berfokus pada 3 bidang yaitu kemampuan

sains, membaca, dan matematika, serta kolaboratif problem solving. Hasil

PISA 2015 menunjukan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia

berada dibawah rata-rata negara-negara OECD dengan skor rata-rata

kemampuan matematikanya hanya sebesar 386 dari rata-rata OECD yaitu

sebesar 490.7

PISA menggunakan 4 indikator literasi matematika dalam membuat tes,

yaitu Change and Relationship, Space and Shape, Quantity, dan Uncertainty

and Data.8 Salah satu indikator yang terdapat dalam PISA adalah quantity

atau kuantitas, maka dalam penilaiannya literasi kuantitatf masuk didalam

penilaian tersebut. Pada hasil PISA 2015 yang dibagi kedalam 6 level

berdasarkan tingkat kepandaiannya sebanyak, lebih dari 70% siswa di

Indonesia masih berada di level 2 dan dibawahnya, dimana pada level 2

kebawah ini siswa hanya mampu menjawab soal-soal rutin yang sering

diberikan serta semua informasi yang dibutuhkan sudah tersedia dan

pertanyaannya juga sudah tersedia tanpa harus murid mencari tahu lebih

lanjut tentang pertanyaann tersebut, dan kurang dari 25% siswa berada pada

level 2 keatas.

Hasil dari penelitian Andy Cici Oktaviani pada tahun 2017 yang

membahas tentang analisis kemampuan literasi kuantitatif pada aspek konten

uncertainty and data menunjukan bahwa pada indikator representasi ada

siswa yang tidak dapat menjawab soal sama sekali yaitu sebesar 6%,

6 OECD, Jakarta (Indonesia)-Country Note-Skill Matter: Further Results from the Survey of

Adult Skills, (Paris: OECD Publishing, 2016), h. 2. 7 OECD, op.cit.

8 OECD, PISA 2015 Draft Mathematics Framework, (OECD Publishing, 2013)., h. 16-17

Page 17: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

5

indikator kalkulasi sebesar 39%, indikator analisis sebesar 49%, indikator

asumsi sebesar 61%, dan indikator komunikasi sebesar 54%.9

Hal ini menandakan bahwa kemampuan literasi kuantitatif siswa masih

dalam kategori yang rendah, oleh karena itu pada pembelajaran disekolah

dibutuhkan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif

siswa agar dapat bersaing dengan Negara lain serta siswa dapat menggunakan

konsep matematika dalam kehidupan sehari-harinya.

Untuk meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif siswa dibutuhkan

sebuah cara model, strategi, atau metode dalam mengajarkan suatu konsep

matematika didalam kelas. Penggunakan model pembelajaran dan strategi

yang tepat tentunya dapat meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif

siswa. Kemampuan literasi kuantitatif dapat ditingkatkan dengan

pembelajaran yang membuat siswa memahami sendiri bagaimana konsep

tersebut didapatkan sehingga dapat diterapkan oleh siswa dalam memecahkan

masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa ide-ide yang

lalu untuk mengajarkan kemampuan literasi kuantitatif adalah dengan

project-based collaborative learning, teaching in context, dan using

computers.10

Teaching in context berarti bahwa pembelajaran didasarkan

pada masalah yang ada di lingkungan serta dapat menemukan konsep dari

masalah yang ada di lingkungan tersebut sehingga siswa memperoleh

pembelajaran yang lebih bermakna. Salah satu model pembelajaran yang

menuntut siswa untuk dapat mencari dan menemukan suatu konsep dengan

pemahamannya sendiri adalah dengan pembelajaran Inquiry-Based Learning

(IBL).

Pembelajaran dengan pendekatan Inquiry-Based Learning didasarkan

pada filosofi John Dewey bahwa pembelajaran dimulai dengan menciptakan

9 Andy Cici Oktaviani dkk, Analisis Literasi Kuantitatif Siswa Dalam Aspek Konten

Uncertainty And Data Pada Materi Statistika. Pontianak: Program Studi Pendidikan Matematika

FKIP Untan, 2017. 10

Packer, Arnold, What Mathematics Should “Everyone” how and Be Able to Do? dalam

Bernard L. Madison (ed), Quantitative Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges,

(USA: NCED, 2003), h. 33.

Page 18: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

6

rasa ingin tahu yang tinggi dari siswa.11

Pendekatan Inquiry-Based Learning

adalah suatu pendekatan yang digunakan dan mengacu pada suatu cara untuk

mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau mempelajari suatu

gejala.12

Pada pembelajaran Inquiry-Based Learning siswa dituntut untuk

dapat menggunakan kemampuan yang ada pada dirinya agar dapat

memahami suatu masalah yang ada di lingkungan sekitar, menganalisis,

hingga menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Dengan menerapkan

pembelajaran Inquiry-Based Learning siswa dapat berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran karena siswa terlibat langsung dalam proses menemukan

konsep dengan mencari tahu sendiri apa solusi dari sebuah masalah yang ia

hadapi.

Langkah-langkah pembelajaran Inquiry-Based Learning menurut

Sanjaya adalah orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,

mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.13

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri tersebut siswa dituntut

untuk mampu membangun konsep sendiri dengan menganalisis masalah serta

membuat pertanyaan-pertanyaan sendiri terkait masalah yang diberikan serta

dapat memecahkan masalah itu berdasarkan konsep yang sudah dimilikinya,

pada pembelajaran inquiry-based learning siswa dituntut aktif dalam

pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan proses

pembelajaran yang sudah dijabarkan diatas penulis meyakini bahwa

pembelajaran Inquiry-Based Learning dapat meningkatkan kemampuan

literasi kuantitatif siswa.

Berdasarkan penjelasan yang telah penulis sampaikan diatas, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Pembelajaran

Inquiry-Based Learning terhadap Kemampuan Literasi Kuantitatif Siswa”.

11

Mundilarto, Keefektifan Pendekatan Inquiry-Based Learning untuk Peningkatan Karakter

Siswa SMA pada Pembelajaran Fisika, (Yogyakarta: Cakrawala Pendidikan, 2013), Th. XXXII,

No. 2. 12

Kusmaryono Heru, Rokhis Setiawati, Penerapan Inquiry Based Learning untuk

Mengetahui Respon Belajar Siswa pada Materi Konsep dan Pengelolaan Koperasi,(Jurnal

Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan, 2013), vol. VIII, No.2. 13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2006) h. 201.

Page 19: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, berikut adalah beberapa masalah yang

teridentifikasi, yaitu:

1. Masih rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dalam hal ini mengacu pada

masalah literasi kuantitatif.

2. Model pembelajaran yang ada kurang memfasilitasi siswa dalam

mengembangkan sendiri pengetahuannya terkait kemampuan literasi

kuantitatifnya.

3. Perangkat pembelajaran inquiry-based learning belum tersedia di

sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Berikut adalah pembatasan masalah yang akan dilakukan pada

penelitian ini, yaitu:

1. Pembelajaran yang akan dilakukan adalah dengan pembelajaran Inquiry-

Based Learning yang mempunyai 6 langkah, yaitu a) orientasi, b)

merumuskan masalah, c) mengajukan hipotesis, d) mengumpulkan data,

e) menguji hipotesis, dan f) merumuskan kesimpulan.

2. Indikator kemampuan literasi kuantitatif yang akan diukur adalah, a)

Interpretasi yaitu kemampuan siswa dalam mengumpulkan dan

menjelaskan informasi-informasi matematika yang relevan dalam suatu

masalah, b) Representasi yaitu kemampuan untuk mengubah informasi

yang relevan kedalam bentuk matematika, c) Analisis yaitu kemampuan

untuk membuat penilaian dan menarik kesimpulan yang tepat

berdasarkan analasis data kuantitatif, tetapi tetap mengetahui batas –

batas analisisnya, d) Asumsi/Estimasi kemampuan untuk membuat dan

mengevaluasi asumsi penting dalam mengestimasi, memodelkan, dan

menganalisis data.

Page 20: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

8

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jabarkan, dapat

dirumuskan masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu:

1. Bagaimana kemampuan literasi kuantitatif siswa yang memperoleh

pembelajaran Inquiry-Based Learning?

2. Bagaimana kemampuan literasi kuantitatif siswa yang memperoleh

pembelajaran konvensional?

3. Apakah kemampuan literasi kuantitatif siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran Inquiry-Based Learning lebih baik daripada kemampuan

literasi kuantitatif siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional?

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah terbentuk, tujuan dari

penelitian ini adalah:

a. Mengidentifikasi kemampuan literasi kuantitatif siswa setelah

memperoleh pembelajaran dengan Inquiry-Based Learning.

b. Mengidentifikasi kemampuan literasi kuantitatif siswa setelah

memperoleh pembelajaran konvensional.

c. Menganalisis perbandingan kemampuan literasi kuantitatif siswa

yang memperoleh pembelajaran dengan Inquiry-Based Learning

dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

1) Memberikan informasi bahwa pembelajaran dengan Inquiry-

Based Learning dapat diterapkan sebagai alternatif

pembelajaran di sekolah.

2) Sebagai referensi untuk penelitan lain yang relevan.

b. Manfaat praktis

Page 21: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

9

1) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif

pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan literasi

kuantitatif.

2) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan

kemampuan literasi kuantitatif siswa.

3) Bagi sekolah, hasil penelitian ini menambah wawasan tentang

pembelajaran yang dapat digunakan sekolah dan diharapkan

mampu meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di

sekolah.

Page 22: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP yang berada di Tangerang

Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran semester genap

2018/2019.

Tabel 3.1

Jadwal Rencana Penelitian

Waktu Kegiatan yang dilakukan

29 November 2018

s.d.

20 Maret 2019

Penyusunan Instrumen Penelitian

20 Desember 2018 Melakukan Observasi Mengajar &

Wawancara

15 Januari 2019

s.d.

15 Februari 2019

Penyusunan RPP, LKS, dan Bahan

Ajar

21 Maret 2019 Uji Validitas Isi (CVR)

29 Maret 2019 Uji Validitas Instrumen ke Sekolah

12 Maret 2019

s.d.

9 April 2019

Melaksanakan Penelitian:

Pertemuan 1 – Pertemuan 7

11 April 2019 Posttest

12 April s.d. selesai Penyusunan Laporan

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

metode quasi eksperimen. Quasi eksperimen adalah pemberian kesempatan

kepada peneliti untuk meneliti perlakuan-perlakuan yang tidak ditempatkan

dengan sengaja melainkan terjadi secara alami14

. Dalam hal ini artinya karena

keterbatasan peneliti yang tidak dapat mengontrol variabel-variabel yang

berasal dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen. Dalam penelitian ini,

14

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 112.

Page 23: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

11

peneliti membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan strategi

Page 24: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

12

pembelajaran Inquiry-Based Learning dan kelompok kontrol yang akan

diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional.

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Randomize Control

Group Post Test Only Design, yaitu pengontrolan secara acak yang

menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding dan pemberian tes akhir

atau post test, peneliti tidak melakukan pre test karena hanya kemampuan

literasi kuantitatif siswa yang sudah diberi perlakuan saja yang akan

dianalisis lebih lanjut. Desain penelitian dengan menggunakan Randomize

Control Group Post Test Only Design adalah seperti dibawah ini:

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

C XC O

E XE O

Keterangan:

C = Kelompok Kontrol

E = Kelompok Eksperimen

XC = Perlakuan kepada kelompok kontrol dengan menggunakan

pembelajaran konvensional

XE = Perlakuan kepada kelompok eksperimen dengan menggunakan

pembelajaran Inquiry-Based Learning

O = Hasil Post Test kemampuan literasi kuantitatif kepada kedua

kelompok

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah himpunan semua individu yang dapat memberikan data

dan informasi untuk suatu penelitian.15

Dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VII di SMP IT Insan Harapan.

2. Sampel

15

Kadir, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2015), h. 64.

Page 25: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

13

Sampel adalah sebagian dari unit-unit dalam populasi yang ciri-ciri atau

karakteristiknya benar-benar diselidiki.16

Sampel dalam penelitian ini

diambil sebanyak dua kelas dari populasi yang ada dengan teknik

penentuan sampel menggunakan Cluster Random Sampling, yaitu

sampel yang diambil jika populasi tidak terdiri dari individu-individu,

melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.17

Dua

kelompok kelas ini diambil secara acak untuk selanjutnya dipilih

menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada

dua kelompok sampel pada akhir materi pembelajaran. Hal-hal yang

diperhatikan dalam pengumpulan data yaitu:

1. Variabel

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu kemampuan literasi

kuantitatif siswa sebagai variabel terikat (dependent variable) dan

strategi pembelajaran Inquiry-Based Learning sebagai variabel bebas

(independent variable).

2. Sumber Data

Sumber data peneliti dalam penelitian ini adalah dua kelompok siswa

yang terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok siswa kelas

eksperimen yang diberikan strategi pembelajaran Inquiry-Based

Learning dan kelompok siswa kelas kontrol yang diberikan

pembelajaran konvensional.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa soal uraian (essay)

yang dapat mengukur kemampuan literasi kuantitatif siswa. Instrumen

diberikan kepada kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol

dengan soal yang sama, dimana setiap soal mengacu kepada indikator dari

16

Ibid. 17

Margono. Ibid., h. 127.

Page 26: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

14

literasi kuantitatif yaitu Interpretasi, Representasi, Kalkulasi, Analisis,

Asumsi/Estimasi, Komunikasi. Berikut adalah kisi-kisi instrumen tes

kemampan literasi kuantitatif yang disajikan dalam tabel:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif

Komponen

Literasi

Kuantitatif

Indikator Literasi Kuantitatif Nomor

Soal

Interpretasi

Mengumpulkan informasi matematika yang

relevan pada diagram lingkaran untuk

menyelesaikan masalah

1a

Mengumpulkan informasi yang relevan pada

tabel untuk menyelesaikan masalah 3a

Representasi

Mengubah informasi dari diagram lingkaran

kedalam model matematika lainnya yaitu

gambar/grafik

1b

Mengubah informasi dari sebuah tabel

kedalam model matematika lainnya yaitu

gambar/grafik

3b

Analisis

Menarik kesimpulan yang tepat berdasarkan

analasis data kuantitatif pada beberapa

pernyataan

2

Mengestimasi suatu jawaban berdasarkan data

kuantitatif pada tabel, dan dapat menunjukan

cara yang tepat untuk membuktikan jawaban

tersebut

6

Asumsi/Estimasi

Mengestimasi suatu jawaban berdasarkan data

kuantitatif pada tabel, dan mengidentifikasi

cara-cara yang tepat untuk membuktikan

jawaban tersebut

4

Membuat suatu asumsi untuk mengestimasi

serta dapat mencari solusi dari permasalahan 5

Page 27: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

15

Untuk mengukur kemampuan literasi kuantitatif siswa maka diperlukan

sebuah rubrik sebagai pedoman untuk membantu memudahkan peneliti

dalam melakukan penilaian. Pedoman penskoran ini dibuat berdasarkan

kemungkinan-kemungkinan jawaban yang akan diberikan siswa terhadap

instrument tes yang diberikan, serta mengacu pada Quantitative Literacy

Value Rubric yang disusun oleh Association of American College &

University.18

Tabel 3.4

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Literasi Kuantitatif

Aspek

Penilaian

Kriteria Penilaian Skor Skor

Interpretasi

Dapat menjelaskan informasi yang ditampilkan dalam

bentuk matematika secara akurat, dan membuat

kesimpulan yang tepat berdasarkan informasi yang ada.

4

Dapat menjelaskan informasi yang ditampilkan dalam

bentuk matematika secara akurat.

3

Dapat menjelaskan hampir akurat dari informasi yang

ditampilkan dalam bentuk matematika, tetapi

menunjukan sedikit kesalahan terkait perhitungan dan

satuan pengukuran.

2

Mencoba untuk menjelaskan informasi yang

ditampilkan dalam bentuk matematika, tetapi membuat

kesimpulan yang salah tentang maksud dari informasi

tersebut.

1

Tidak dapat menjelaskan informasi yang ditampilkan

dalam bentuk matematika.

0

Representasi Dapat mengubah informasi yang relevan menjadi

penggambaran matematis yang lengkap.

4

18

AAC&U (Association of American Colleges and Universities), Quantitative Literacy

Value Rubric, tersedia di https://manoa.hawaii.edu/assessment/MSC/QuantitativeLiteracy

_VALUE rubric.pdf pada 3 Agustus 2018

Page 28: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

16

Dapat mengubah informasi yang relevan kedalam

penggambaran matematika yang lengkap dan

diinginkan.

3

Dapat mengubah informasi, hasil penggambarannya

hanya sebagian tetapi akurat.

2

Dapat mengubah informasi tetapi hasilnya tidak tepat. 1

Tidak dapat mengubah informasi sama sekali. 0

Analisis

Menganalisis data secara kuantitatif sebagai dasar

untuk membuat penilaian, dan dapat menarik

kesimpulan secara bijaksana, hati-hati, serta bermakna.

4

Menganalisis data secara kuantitatif sebagai dasar

untuk membuat penilaian, dan dapat menarik

kesimpulan yang masuk akal dan tepat.

3

Menganalisis data secara kuantitatif sebagai dasar

untuk membuat penilaian, dan dapat menarik

kesimpulan yang masuk akal.

2

Menganalisis data secara kuantitatif sebagai dasar

sementara untuk membuat penilaian mendasar, serta

ragu-ragu atau tidak pasti dalam menarik kesimpulan

1

Tidak dapat menganalisis data secara kuantitatif 0

Asumsi/Estimasi

Dapat memberikan asumsi dan memberikan alasan

yang rasional mengapa asumsi tersebut sesuai.

Menunjukan kesadaran dan keyakinan dalam

berasumsi untuk memberikan kesimpulan.

4

Dapat memberikan asumsi dan memberikan alasan

yang rasional mengapa asumsi tersebut tepat.

3

Dapat memberikan asumsi. 2

Berusaha untuk memberikan asumsi. 1

Tidak dapat memberikan asumsi. 0

Page 29: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

17

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk melihat seberapa baik kualitas instrumen yang dibuat maka

peneliti melakukan uji validitas, dan reliabilitas, uji kesukaran, dan daya

pembeda agar instrumen yang disusun valid dan reliabel sehingga dapat

mengukur kemampuan literasi kuantitatif siswa dengan baik.

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kualitas dari instrumen

itu sudah valid (benar) dapat mengukur kemampuan literasi kuantitatif

siswa atau belum. Dalam penelitian ini dilakukan 2 uji validitas yaitu uji

validitas isi dan uji validitas empiris.

a. Validitas Isi

Validitas isi (content validity) dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan indikator kemampuan

literasi kuantitatif yang ada. Penilaian ini dilakukan oleh 4 dosen

pendidikan matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2 guru

SMP N 1 Tangsel, 1 Guru SMP IT Insan Harapan, dan 1 Guru SMP

Era Informatika.

Metode perhitungan validitas isi menggunakan metode CVR

(Content Validity Ratio). Rumus perhitungannya adalah sebagai

berikut:19

( ( ))

( )

Keterangan:

CVR : Rasio Validitas Isi (Content Validity Ratio)

: Jumlah penliaian yang menyatakan butir soal esensial

N : Jumlah penilai

19

C.H Lawshe. A Quantitative Approach to Content Validity. By Perssonel Psychology,

INC, 1975, p. 567-568

Page 30: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

18

Uji validitas dengan metode CVR dilakukan pada setiap butir

soal. Uji validitas ini menggunakan kriteria Lawshe yaitu terdiri dari

penilaian esensial (E), tidak esensial (TE), dan tidak relevan (TR).

Dalam kriteria ini ditetapkan nilai minimum oleh Lawshe dengan

panelis sebanyak 8 orang yaitu 0,75, jika soal tidak memenuhi nilai

minimum tersebut maka soal tidak valid dan dilakukan tindakan

menghilangkan atau memperbaiki soal sesuai saran ahli. Berikut

hasil uji validitas isi dengan metode CVR:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Isi dengan Metode CVR Instrumen

Kemampuan Literasi Kuantitatif

Indikator

Kemampuan

Literasi

Kuantitatif

No.

Soal E TE TR N

Nilai

CVR

Minimum

Skor Keterangan

Interpretasi 1a 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid

3a 6 1 1 8 0.5 0.75 Tidak Valid

Representasi 1b 7 1 0 8 0.75 0.75 Valid

3b 7 1 0 8 0.75 0.75 Valid

Analisis 2 8 0 0 8 1 0.75 Valid

6 6 1 1 8 0.5 0.75 Tidak Valid

Asumsi/Estimasi 4 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid

5 7 0 1 8 0.75 0.75 Valid

Pada tabel di atas terlihat bahwa terdapat 2 soal yang berada

dibawah minimum skor yaitu soal nomor 3a, dan 6, tetapi masih

bernilai positif sehingga soal tersebut diperbaiki dari segi isi dan

redaksi.

b. Validitas Empiris

Sebelum melakukan uji validitas empiris, instrumen terlebih

dahulu diujikan kepada 33 siswa kelas VIII SMP IT Insan Harapan.

Setelah skor tiap butir didapat maka uji validitas menggunakan

teknik korelasional product moment Karl Pearson untuk

mendapatkan nilai rhitung dengan rumus sebagai berikut:20

20

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), h. 206.

Page 31: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

19

( ( (

√( ( ( (

Keterangan:

: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

: Banyaknya peserta yang mengikuti tes

: Skor butir soal

: Totak skor

Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan

nilai hasil perhitungan diatas yaitu dengan pada taraf

signifikansi 5% ( ) dan derajat kebebasan (degree of

freedom) atau dk = n – 2. Instrumen dikatakan valid apabila nilai

dan instrumen dikatakan tidak valid apabila nilai

. Perhitungan uji vaiditas ini dihitung dengan

menggunakan perangkat lunak SPSS dengan hasil yang didapat

sebagai berikut:

Tabel 3.621

Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas Instrumen Kemampuan

Literasi Kuantitatif

Indikator Literasi

Kuantitatif

Nomor

Soal

Validitas Keterangan

rhitung rtabel

Interpretasi 1a 0,596 0,355 Valid

3a 0,895 0,355 Valid

Representasi 1b 0,834 0,355 Valid

3b 0,756 0,355 Valid

Analisis 2 0,793 0,355 Valid

6 0,774 0,355 Valid

Asumsi/Estimasi 4 0,504 0,355 Valid

5 0,454 0,355 Valid

21

Lampiran 7

Page 32: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

20

Pada tabel diatas semua butir soal terlihat valid sehingga dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan literasi kuantitatif dengan baik

dan tidak ada tindak lanjut untuk soal-soal tersebut.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji tingkat konsistensi dari

suatu instrumen, apakah instrumen itu dapat dipercaya atau tidak. Teknik

yang digunakan untuk menguji keabsahan suatu soal digunakan teknik

Cronbach’s Alpha atau koefisien alfa, dengan rumus sebagai berikut:22

(

)(

)

Dengan Varians :

(

Keterangan :

: Nilai reliabilitas

: Jumlah varians butir

: Varians total

k : Banyaknya item pertanyaan

X : Skor tiap soal

N : Banyaknya siswa

Kriteria menurut Guildford untuk menginterpretasikan hasil

perhitungan derajat reliabilitas instrumen disajikan dalam tabel dibawah

ini:23

Tabel 3.7

Interpretasi Reliabilitas Soal

Koefisien korelasi Korelasi Interpretasi

Sangat tinggi Sangat baik

Tinggi Baik

Sedang Cukup

Rendah Buruk

Sangat rendah Sangat buruk

22

Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.233. 23

Karunia Eka Lestari dan Mokhamad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), h. 206.

Page 33: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

21

Hasil perhitungan uji reliabilitas pada penelitian ini dihitung

menggunakan perangkat lunak SPSS 20. Diperoleh nilai r11 adalah

0,85724

yang berarti bahwa soal tersebut reliabel dan berada pada

korelasi yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan literasi kuantitatif dengan baik.

3. Taraf Kesukaran Soal

Uji taraf kesukaran soal ini dilakukan untuk mengukur seberapa

besar derajat kesukaran suatu soal, tingkat kesukaran soal untuk

mengklasifikasikan suatu soal apakah butir soal itu sulit, sedang, ataupun

mudah. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula

terlalu mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal dapat

digunakan rumus berikut:25

Keterangan:

P : Indeks kesukaran soal yang dicari

B : Jumlah siswa yang menjawab benar

Js : Jumlah seluruh siswa

Setelah menghitung nilai P maka digunakan tabel berikut untuk

mennginterpretasikan tingkat kesukaran tiap butir soal:26

Tabel 3.8

Klasifikasi Taraf Kesukaran Soal

Nilai Indeks Kesukaran (P) Keterangan

Soal Sukar

Soal Sedang

Soal Mudah

24

Lampiran 8 25

Ali Hamzah, op. cit., h. 245. 26

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, cet. 5, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2016), h. 223

Page 34: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

22

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran soal instrument penelitian

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.927

Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen

Kemampuan Literasi Kuantitatif

Indikator Nomor

Soal Nilai P Interpretasi

Interpretasi 1a 0,70 Sedang

3a 0,39 Sedang

Representasi 1b 0,33 Sedang

3b 0,30 Sukar

Analisis 2 0,41 Sedang

6 0,55 Sedang

Asumsi/Estimasi 4 0,39 Sedang

5 0,60 Sedang

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil perhitungan indeks

kesukaran soal didapat bahwa ada 7 soal dengan kategori sedang, dan 1

soal dengan kategori sukar.

4. Daya Pembeda

Uji daya pembeda dilakukan ketika ingin melakukan pengukuran

sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa mana yang

sudah menguasai materi dan mana yang belum,28

dalam hal ini dapat

juga membedakan siswa dengan kemampuan siswa yang tinggi dan

rendah. Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda butir

soal adalah sebagai berikut:29

Keterangan:

= Daya pembeda butir

= Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

= Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

27

Lampiran 9 28

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 273. 29

Ali Hamzah, op. cit., h. 240.

Page 35: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

23

= Banyaknya siswa kelas atas

= Banyaknya siswa kelas bawah

Setelah menghitung nilai maka digunakan tabel berikut untuk

menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal tersebut.30

Tabel 3.10

Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Nilai Dp Interpretasi

Sangat baik

Baik

Cukup

Buruk

Sangat Buruk

Hasil perhitungan daya pembeda instrument penelitian disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 3.1131

Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen

Kemampuan Literasi Kuantitatif

Indikator Nomor

Soal Nilai Dp Kriteria

Interpretasi 1a 0,39 Cukup

3a 0,69 Baik

Representasi 1b 0,81 Sangat Baik

3b 0,81 Sangat Baik

Analisis 2 0,69 Baik

6 0,78 Sangat Baik

Asumsi/Estimasi 4 0,39 Cukup

5 0,42 Baik

Berdasarkan hasil uji daya pembeda diperoleh 3 butir soal dengan

kriteria sangat baik, 3 butir soal dengan kriteria baik, dan 2 butir soal

dengan kriteria cukup.

Setelah melakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran, dan

daya pembeda, berikut disajikan hasil rekapitulasi dalam tabel dibawah ini:

30

Karunia Eka Lestari dan Mokhamad Ridwan Yudhanegara, op.cit., h. 217. 31

Lampiran 10

Page 36: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

24

Tabel 3.12

Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen

Kemampuan Literasi Kuantitatif

Indikator Nomor

Soal CVR Validitas

Taraf

Kesukaran

Daya

Pembeda Keterangan

Interpretasi 1a Valid Valid Sedang Cukup Digunakan

3a Tidak Valid Valid Sedang Baik Digunakan

Representasi 1b Valid Valid Sedang Sangat Baik Digunakan

3b Valid Valid Sukar Sangat Baik Digunakan

Analisis 2 Valid Valid Sedang Baik Digunakan

6 Tidak Valid Valid Sedang Sangat Baik Digunakan

Asumsi/Esti

masi

4 Valid Valid Sedang Cukup Digunakan

5 Valid Valid Sedang Baik Digunakan

Berdasarkan hasil rekapitulasi diatas penulis menyimpulkan bahwa soal

yang digunakan dalam post test pada akhir penelitian yaitu 8 butir soal atau

semua butir soal dapat digunakan. Dengan koefisien reliabilitas 0,857, maka

kedelapan soal tersebut memiliki koefisien reliabilitas yang tinggi yang baik

digunakan untuk mengukur kemampuan literasi kuantitatof siswa.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua teknis analisis data yaitu teknik analisis

deskriptif dan teknik analisis inferensial. Teknik analisis deskriptif

menjelaskan ukuran kecenderungan data, seperti rata-rata, modus, median,

ukuran penyebaran data, seperti varians, standar deviasi, serta ukuran

distribusi data, seperti Skewness (kemiringan), dan Kurtosis (keruncingan).

Berikut kriteria kemampuan siswa pada interpretasi skor analisis deskriptif.

Tabel 3.13

Kriteria Kemampuan Siswa32

Nilai Keterangan

80 - 100 Sangat Baik

66 - 79 Baik

56 - 65 Cukup

40 - 55 Kurang

30 - 39 Sangat Kurang

32

Suharsimi, Arikunto, Op.Cit, h. 245.

Page 37: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

25

Untuk teknik analisis inferensial digunakan pengujian hipotesis

perbedaan dua rata-rata populasi. Dalam teknik analisis inferensial untuk

menganalisis suatu data diperlukan beberapa uji prasyarat analisis yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas. Setelah melakukan uji prasyarat analisis

tersebut dilanjutkan dengan uji hipotesis penelitian, berdasarkan uji

normalitas dan homogenitas apabila sampel data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal maka akan dilakukan uji-t, dan apabila data berasal dari

populasi yang berdistribusi tidak normal maka dilakukan uji-u untuk

selanjutnya dibandingkan hasilnya untukdapat menjawab hipotesis penelitian.

Uji prasyarat analisis dan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan

perangkat lunak SPSS (Statistical Package for School Science).

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui suatu sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan bantuan software SPSS untuk menghitung uji

normalitas. Adapun hipotesis nya adalah sebagai berikut:

: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

: Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Apabila sampel terdiri dari 50 atau lebih maka dilakukan uji

Kolmogorov-Smirnov dan apabila sampel kurang dari 50 maka dilakukan

uji Saphiro-Wilk.

Hasil dari uji normalitas dengan menentukan D-hitung sebagai

berikut:33

| |

Keterangan:

: Selisih Z-tabel dan kumulatif proporsi pada batas atas

: Selisih Z-tabel dan kumulatif proporsi pada batas bawah

33

Kadir, Statistika Terapan, Edisi Ketiga. (Depok: Rajawali Pers), h.147

Page 38: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

26

Dalam penelitian ini pengujian normalitas menggunakan One-

Sample Kolmogorov-Smirnov Z untuk memutuskan hipotesis mana yang

akan dipilih, mengacu pada nilai yang ditunjukan oleh Asymp. Sig (2-

tailed)untuk p-value pada output yang dihasilkan, kriteria pengambilan

keputusan dilakukan dengan cara berikut:34

Jika signifikansi (p-value) ≤ α (0,05) maka H0 ditolak, yaitu

sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

Jika signifikansi (p-value) > α (0,05) maka H0 diterima,

yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

berasal dari populasi dengan varians yang homogen atau tidak.

Penelitian ini menggunakan uji Levene pada perangkat lunak SPSS

untuk mengetahui varians berdistribusi homogen atau tidak.. Hipotesis

untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:

:

(varians kedua kelompok sama atau homogen)

:

(varians kedua kelompok berbeda atau tidak homogen)

Keterangan:

: varians kelompok eksperimen

: varians kelompok kontrol

Untuk memutuskan hipotesis, mengacu pada nilai yang ditunjukkan

oleh Sig. pada output Levene’s Test for Equality Variances dengan

kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika signifikansi (p-value) ≤ α (0,05) maka H0 ditolak, yaitu

varians kedua kelompok tidak homogen.

34

Ibid., h. 157

Page 39: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

27

Jika signifikansi (p-value) > α (0,05) maka H0 diterima,

yaitu varians kedua kelompok homogen.

2. Uji Hipotesis Penelitian

Setelah melakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan uji

perbandingan dua rata-rata. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui

perbedaan rata-rata kemampuan literasi kuantitatif siswa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Berdasarkan uji prasyarat analisis yang telah dilakukan, diperoleh

bahwa kedua kelompok berasal dari data yang berdistribusi normal serta

varians dari kedua kelompok homogen. Oleh karena itu, untuk menguji

kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan uji Independent Sample t Test

(Uji t) yang terdapat pada perangkat lunak SPSS. Berikut merupakan

hipotesis untuk uji hipotesis perbandingan dua rata-rata:

Keterangan:

: Rata-rata kemampuan literasi kuantitatif siswa kelas eksperimen

: Rata-rata kemampuan literasi kuantitatif siswa kelas kontrol

Untuk menentukan hipotesis yang diterima, digunakan taraf

signifikansi sebesar 5%. Pada hasil perhitungan software SPSS, yang

ditunjukkan Sig. (2-tailed)/2 pada output kolom Equal variances

assumed. Apabila nilai Sig. 0,05 maka ditolak dan apabila nilai

Sig. 0,05 maka diterima.

3. Menentukan Proporsi Varians (effect size)

Populasi varians (effect size) adalah ukuran mengenai besarnya

pengaruh variabel perlakuan (variabel bebas) terhadap kriterium

Page 40: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

28

(variabel tak bebas). Effect size dapat dinyatan dengan koefisien

determinasi ( . Cara perhitungan effect size adalah sebagai berikut:35

Keterangan:

: Koefisien determinasi

t0 : t hitung

db : Derajat bebas

Dengan kriteria effect size, sebagai berikut:36

Efek kecil :

Efek sedang :

Efek besar :

35

Kadir, Statistika Terapan, Edisi Kedua (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 296. 36

Ibid.

Page 41: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan literasi kuantitatif siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran inquiry-based learning tergolong kurang. Pencapaian

literasi kuantitatif tertinggi diperoleh indikator asumsi/estimasi, diikuti

analisis, representasi, dan indikator interpretasi.

2. Kemampuan literasi kuantitatif siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran konvensional tergolong sangat kurang. Pencapaian

kemampuan literasi kuantitatif tertinggi diperoleh indikator

asumsi/estimasi, diikuti interpretasi, analisis, dan indikator representasi.

3. Kemampuan literasi kuantitatif siswa yang diajarkan dengan

menggunakan pembelajaran inquiry-based learning lebih tinggi

daripada kemampuan literasi kuantitatif siswa yang diajarkan dengan

menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran inquiry-based

learning lebih efektif meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. (

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang dapat peneliti

berikan adalah sebagai berikut:

1. Untuk guru yang ingin menerapkan pembelajaran inquiry-based

learning dalam pembelajaran matematika, diharapkan mampu

mendesain Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih efektif dari segi materi dan

waktu sehingga penerapannya lebih optimal.

2. Peneliti lain diharapkan untuk melakukan penelitian lanjutan yang

meneliti pembelajaran inquiry-based learning pada pokok bahasan lain,

Page 42: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

30

mengukur aspek kemampuan matematika yang lain, ataupun pada

jenjang sekolah yang lain.

3. Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran inquiry-based learning

efektif meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif siswa, sehingga

dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan

oleh sekolah.

Page 43: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

31

DAFTAR PUSTAKA

AAC&U (Association of American Colleges and Universities), Quantitative

Literacy Value Rubric, [Online] https://manoa.hawaii.edu/ assessment/MSC/

QuantitativeLiteracy_ VALUE rubric.pdf

Abidin, Yunus dkk. Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan Kemampuan

Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis. Jakarta: Bumi Aksara,

2017.

Adelman, Cliff et.al. The Degree Qualification Profile (DQP): A Learning-

Centered Framework for What College Graduates Should Know and be able

to do to Earn the Associate, Bachleor’s or Master’s Degree. Indianapolis:

Lumina Foundation, 2014.

Alberta, Living Literacy: A Literacy Framework for Alberta’s Next Generation

Economy, [Online] http://advancededucation.alberta.ca/media/219400/

living/literacy.pdf

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, cet. 5. Jakarta:

Bumi Aksara, 2016).

Arsal, Zeki. The Impact of Inquiry-Based Learning on the Critical Thinking

Dispositions of Pre-Service Science Teachers. International Journal of

Science Education, 2017.

Elrod, Susan. Quantitative Reasoning: The Next “Across Curriculum” Movement,

[Online] https://www.aacu.org/peerreview/2014/summer/elrod

Gora, Winastwan & Sunarto. PAKEMATIK: Strategi Pembelajaran Berbasis TIK.

Jakarta: Alex Media Komputindo, 2010.

Page 44: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

32

Hallett, Deborah Hughes. The Role of Mathematics Courses in the Development of

Quantitative Literacy. dalam Bernard L. Madison (ed), Quantitative Literacy: Why

Numeracy Matters for Schools and Colleges. USA: NCED, 2003.

Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Sudjono,

Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2014. Lawshe, C.H. A

Quantitative Approach to Content Validity. Perssonel Psychology, INC, 1975.

Kadir, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2015.

Kadir. Statistika Terapan. Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Kadir. Statistika Terapan. Edisi Ketiga. Depok: Rajawali Pers, 2017.

Kidman, Gillian & Casinader, Niranjan. Inquiry-Based Teaching and Learning across

Disciplines. London: Macmillan Publisher, 2017.

Kuklthau, Carol, et.al. Guided Inquiry: Learning in the 21st century. London: Libraries

Unlimited, 2007.

Kusmaryono, Heru & Setiawan, Rokhis. Penerapan Inquiry Based Learning untuk

Mengetahui Respon Belajar Siswa Pada Materi Konsep dan Pengelolaan Koperasi.

Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan. Universitas Negeri Semarang:

Semarang, 2013.

Lange, Jan De. Mathematics for Literacy. dalam Bernard L. Madison (ed), Quantitative

Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges. USA: NCED, 2003.

Lestari, Karunia Eka & Yudhanegara, Mokhamad Ridwan. Penelitian Pendidikan

Matematika. Bandung: PT Refika Aditama, 2015.

Masitoh & Dewi, Laksmi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan

Islam dan Departemen Agama RI, 2009.

Materi Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 SMP Tahun 2018. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2018.

Page 45: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

33

Mundilarto, Keefektifan Pendekatan Inquiry-Based Learning untuk Peningkatan Karakter

Siswa SMA pada Pembelajaran Fisika. Th. XXXII, No. 2. Yogyakarta: Cakrawala

Pendidikan, 2013.

NCTM. Principles and Standart for School Mathematics. Reston: NCTM, 2000.

OECD. Jakarta (Indonesia)-Country Note-Skill Matter: Further Results from the Survey of

Adult Skills. Paris: OECD Publishing, 2016.

OECD. PISA 2015 Draft Mathematics Framework. OECD Publishing, 2013.

OECD. PISA 2015 Result: Excellence and Equity in Education, Volume 1. Paris: OECD

Publishing, 2016.

Oktaviani, Andy Cici dkk, Analisis Literasi Kuantitatif Siswa Dalam Aspek Konten

Uncertainty And Data Pada Materi Statistika. Pontianak: Program Studi Pendidikan

Matematika FKIP Untan, 2017.

Ontario. Capcity Building Series: Inquiry-Based Learning. Secretariat Special Edition, 2013.

[Online] http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynumeracy/

inspire/research/CBS_InquiryBased.pdf

Packer, Arnold. What Mathematics Should “Everyone” how and Be Able to Do? dalam

Bernard L. Madison (ed), Quantitative Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and

Colleges. USA: NCED, 2003.

Pedaste, Margus et.al. Phases of Inquiry-Based Learning: Definitions and The Inquiry Cycle.

Electronic Journal of Educational Research Review, No. 14, 2015.

Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar, dan

menengah.[Online] http://bnsp-indonesi.org/wp-content/uploads/2009/06/

Permendikbud_Tahun2016_Nomor22_Lampiran.pdf

Rosen, Linda P. et.al. Quantitative Literacy in Workplace dalam dalam Bernard L. Madison

(ed), Quantitative Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges. USA:

NCED, 2003.

S, Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Page 46: TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA

34

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana, 2006.

Scheaffer, Richard L. Statistics and Quantitatif Literacy, dalam Bernard L. Madison (ed),

Quantitative Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges. USA: NCED,

2003.

Sons, Linda (Ed.). Quantitative Reasoning for College Graduates: A Complemet to the

Standars. Washington DC: Mathematical Association of America, 1996. [Online]

http://www.maa.org/programs/faculty-and-departements/ curriculum-departement-

guidelines-recommendations/ quantitative-literacy/ quantitative-reasoning-college-

graduates

Steen, Lynn Arthur, et.al. The Case for Quantitative Literacy dalam L. A. Steen (ed).

Mathematics and Democracy. USA: NCED, 2001.

Suryani, Nunuk & Agung, Leo. Strategi Belajar-Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Ombak,

2012.

Unesco. Literacy for All. [Online] https://en.unesco.org/themes/literacy-all

Unesco. The Plurality of Literacy and its Implications for Polices and Programs (Pdf).

UNESCO Education Sector Position Paper, 2004.

Zulfiani, Z dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009.