terbaru - infeksivirus

5
Herpes simplex virus (HSV) Pada manusia, infeksi herpesvirus biasa bermanifestasi sebagai fever blisters (yang biasanya melibatkan mata), varicella (chickenpox), zoster (shingles), penyakit kongenital pada kelahiran, encephalitis pada orang dewasa dan infeksi mononucleosis pada anak-anak. Struktur Herpesvirus mengandung DNA berantai ganda. Partikel icosahedral virus diselubungi envelope sebagai virion buds dari inti sel host. Diameter virion 180-200 nm, capsid yang terbuka 100 nm. Capsid herpervirus terdiri dari 162 capsomer. Replikasi Herpervirus dapat menempel pada sel host pada suhu 4 0 C. Penetrasi memerlukan energi dan muncul sebagai hasil pinositosis kedalam vesikel atau fusi viral envelope dengan membran sel untuk melepaskan capsid ke sitoplasma. Proses uncoating tidak diketahui dengan jelas mekanismenya. Transkripsi dari viral DNA dan final assembly dari nucleocapsid terjadi di inti sel host. Lamanya waktu replikasi virus tergantung dari respon imun host. Tahap awal transkripsi dari viral DNA dikatalis oleh DNA seluler-RNA polymerase yang mengtranskripsi mRNA. mRNA mengkode polipeptida yang menunjuk ke alpha polipeptida. Tahap akhir replikasi DNA virus setelah translasi mRNA yang meghasilkan gamma polipeptida yang mengandung protein struktural. Protein struktural ini akan ditransportasikan ke nukleus dimana disana terjadi perangkaian nucleocapsid. Setelah semua selesai virus akan dilepas dari sel host. Klasifikasi - Alphaherpesvirus : Herpes simplex type 1 Herpes simplex type 2 Varicella zoster B virus

Upload: nufsiegi

Post on 12-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

herpesvirus

TRANSCRIPT

Herpes simplex virus (HSV)Pada manusia, infeksi herpesvirus biasa bermanifestasi sebagai fever blisters (yang biasanya melibatkan mata), varicella (chickenpox), zoster (shingles), penyakit kongenital pada kelahiran, encephalitis pada orang dewasa dan infeksi mononucleosis pada anak-anak. StrukturHerpesvirus mengandung DNA berantai ganda. Partikel icosahedral virus diselubungi envelope sebagai virion buds dari inti sel host. Diameter virion 180-200 nm, capsid yang terbuka 100 nm. Capsid herpervirus terdiri dari 162 capsomer. ReplikasiHerpervirus dapat menempel pada sel host pada suhu 40 C. Penetrasi memerlukan energi dan muncul sebagai hasil pinositosis kedalam vesikel atau fusi viral envelope dengan membran sel untuk melepaskan capsid ke sitoplasma. Proses uncoating tidak diketahui dengan jelas mekanismenya. Transkripsi dari viral DNA dan final assembly dari nucleocapsid terjadi di inti sel host. Lamanya waktu replikasi virus tergantung dari respon imun host. Tahap awal transkripsi dari viral DNA dikatalis oleh DNA seluler-RNA polymerase yang mengtranskripsi mRNA. mRNA mengkode polipeptida yang menunjuk ke alpha polipeptida. Tahap akhir replikasi DNA virus setelah translasi mRNA yang meghasilkan gamma polipeptida yang mengandung protein struktural. Protein struktural ini akan ditransportasikan ke nukleus dimana disana terjadi perangkaian nucleocapsid. Setelah semua selesai virus akan dilepas dari sel host. Klasifikasi Alphaherpesvirus : Herpes simplex type 1Herpes simplex type 2Varicella zosterB virus Betaherpesvirus :Cytomegalovirus Gammaherpesvirus :Epstein barr HSV Type 1Biasanya menyerang bibir, hidung, orofaring, kulit dan mata.Biasanya menyerang anak-anak dan sering kali asimptomatik, tetapi gejala awalnya bisa dilihat dengan munculnya vesikel-vesikel yang kemudian menjadi ulcer pada gusi dan mukosa oral, demam, stomatitis dan meningoencephalitis. Setelah infeksi primer virus bertahan dalam periode laten di sel saraf lokal, cesara berkala dapat muncul kembali apabila terstimuli oleh infeksi lainnya, sinar matahari atau periode menstruasi.Gingivostomatitis : infeksi primernya biasanya asimptomatik, manifestasinya berupa gingivostomatitis dengan gusi merah dan bengkak, lesi ulcer multiple pada membran mulut. Lesinya bisa melibatkan tonsil, faring dan hidung. Secara normal, lesi bisa hilang dalam 2-3 minggu.Eczema herpeticum : infeksi primer yang serius terjadi jika virus menginfeksi pada banyak sisi. Eksim terjadi karena kehilangan lapisan epitel dan bisa menimbulkan infeksi sekunder virus. Meningoencephalitis : virusnya memproduksi lesi nekrotik yang terlokalisasi pada otak, biasanya menimbulkan kematian ataupun kerusakan neurologik parsial atau total, retardasimental. Keratoconjunctivitis : infeksi pada mata akibat HSV type 1 menyebabkan ulcerasi yang parah pada kornea. Lesi primer akan sembuh dalam 2-3 minggu.Infeksi laten : recovery dari lesi primer dari herpes simplex bisa jadi dikuti ifeksi laten asimptotmatik. Selama periode laten, virus bersembunyi pada sistem saraf tanpa sel ganglion sensori. Virus akan terdeteksi apabila sel dikultur. Selama periode laten, sejumlah kecil virion infektif adalah produksi sporodically karena virus dapat diisolasi dari sekresi oral dan antibodi humoral. Trigger sekunder pada infeksi rekuren dapat diikuti demam, menstruasi, stress emosional, paparan UV. HSV Type 2HSV tipe 2 terutama menyerang pada orang dewasa lewat kontak seksual. Virus ini menyebabkan lesi pada organ reproduksi termasuk serviks, vulva, penis, kulit perineum, dan anus. Lesi primernya biasanya asimptomatik tetapi kadang diasosiasikan dengan demam, malaise, limfonode yang membengkak. Pada wanita biasanya terjadi pada vagina, serviks, vulva, dengan gejala terbakar dan rasa nyeri yang parah. Pada laki-laki biasanya terjadi pada prepuce ataupun penis. HSV type 2 dapat pula menginfeksi oral. Lesi rekuren terjadi ketika virus laten teraktivasi oleh fluktuasi hormonal, perubahan sistem imun atau infeksi. Virus ini dapat menular secara kongenital apabila si ibu terserang virus ini ketika hamil, kontak langsung dengan lesi. Kanker serviks atau uterus dapat melibatkan banyak organ reproduksi. Antibodi HSV 2 banyak ditemukan pada penderita kanker. Orang yang telah terinfeki HSV 12x lebih beresiko daripada orang yang belum pernah terinfeksi virus.

Varicella-zoster virusBiasanya menyerang anak-anak, karakteristik dari virus ini adalah adanya pocktype lesi (ada di permukaan kulit berisi pus) yang terdapay pada seluruh tubuh. Zoster (shingles) adalah penyakit yang menyerang pada orang dewasa ditandai dengan adanya pocktype lesi yang hampir sama. Kedua penyakit ini disebabkan oleh virus yang sama dan zoster merupakan reaktivasi dari infeksi laten chickenpox.

Varicella-zoster virus memiliki morfologi seperti HSV virus. Diperbanyak di dalam sel fibroblast yang diploid dalam tubuh manusia. Sedang pada tahap assembly terjadi di dalam nukleus sel host, yang dibuktikan dengan terbentuknya badan intranuclear. Virus ini mungkin masuk lewat jalur pernafasan, dan selama masa inkubasi 14-16 hari, virus diperbanyak di saluran pernafasan dan di dalam limfonodi setempat. Kemudia dilepaskan kedalam sirkulasi darah dan di distribusikan ke seluruh tubuh. Demam, sakit kepala dan malaise merupakan gejala normal yang didahului munculnya ruam maculopapular, ruam yang mengandung macula dan papula. Makula dan papula ini nantnya akan berkembang menjadi vesikel dan akan sembuh tanpa meningglkan bekas luka. Pada chickenpox, lesi yang baru akan muncul dan berkembang pada daerah yang sama dengan lesi sebelumnya. Antbodi dapat dideteksi pada minggu pertama setelah ruam muncul dan proses penyembuha akan selesai pada minggu kedua setelah gejala awal. Meskipun varicella biasanya menyerang anak-anak, virus ini juga dapat menyerang orang dewasa dengan dengan imunitas lemah. Meningoencephalitis merupakan komlikasi yang jarang terjadi, dengan tingkat kematian tinggi. Varicella pneumonia sering terjadi pada komplikasi orang dewasa. Zoster merupakan hasil reaktivasi dari infeksi laten varicella, dapat menyerang ke orang-orang yang telah sembuh dari chickenpox yang meneruskan membawa virus varicella laten didalam sel saraf ganglion mereka.

CytomegalovirusCMV merupakan tipe herpesvirus yang memilik struktur dan replikasi yang sama dengan HSV. CMV menginfeksi sel menjadi lebih besar dan memlik badan intranuclear dan badan sitoplasmik. Faktor etiologi dari infeksi ni adalah imunitas dari penderita. Jika infeksi primer terjadi selama masa kehamilan maka virus dapat menembus plasenta dan menginfeksi janin. Hal inilah yang dapat mengakibtakan penyakit kongenital atau bahkan kematian janin.

Epstein-Barr virusEpstein-baar (EB) virus dinamai sesuai dengan nama penemu virus ini,Epstein dan Barr. Virus ini merupakan faktor etiologi dari penyakit Burkitt lymphoma, keganasan berasal dari sel limfonodi. Pada penyakit ini biasanya rahang bawah merupakan daerah yang sering terkena tumor, meskipun tumor bisa menyerang pada daerah ginjal, hati, ovarium, tiroid, dan rahang atas.EB virus hapir sama dengan virus herpes lainnya secara morfologi dan struktural. Virus ini menginfeksi limfoid sel B manusia. Setelah menginfeksi, virus akan bereplikasi dan efek sitopatik menunjukan adanya degenerasi limfosit dan sel akan mati. Pada beberapa kesempatan, EB virus bisa secara permanen menempel pada sel limfosit, dimana sel ini akan terus berproliferasi.

Sumber : Wilson, Jane. 2000. Clinicl Microbiology : An Introduction for Healthcare Professionals Eighth edition. London : Baillere Tindall.Volk, dkk. 1986. Essentials of Medical Microiology Third edition. Philadelphia : J.B Lippincott company.