terapi-tidur
DESCRIPTION
terapi-tidurTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap manusia menghabiskan seperempat sampai sepertiga dari kehidupannya untuk
tidur. Tidur sangat penting bagi manusia. Saat tidur, organ-organ tubuh beristirahat dan sel-sel
tubuh yang rusak mengalami perbaikan (natural healing mechanism). Asam laktat (penyebab
kecapekan) juga dinetralisir saat tidur sehingga ketika bangun tubuh terasa segar kembali.
Tidur yang cukup juga mampu menstabilkan emosi. Kurang tidur akan menyebabkan
turunnya tingkat motivasi, konsentrasi, ketelitian, kreativitas dan produktivitas kerja.
Hampir setiap manusia pernah mengalami masalah tidur. Satu dari tiga orang
dilaporkan mengalami gangguan tidur dan satu dari sembilan orang memiliki masalah tidur
yang cukup serius. Perawat dapat membantu klien agar dapat merasa rileks dan menyebabkan
klien dapat tidur. Oleh karena itu, ada beberapa terapi modalitas seperti teknik relaksasi,
guided imagery, dan hypnosis.
B. Tujuan
Diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang terapi-terapi tidur dan peran perawat
dalam terapi tidur pada anak usia toddler.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis – jenis terapi tidur
a. Teknik Relaksasi
Relaksasi adalah suatu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan
dan kecemasan. Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan dapat
digunakan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dialami sehari-hari.
Istilah relaksasi sering digunakan untuk menjelaskan aktifitas yang
menyenangkan. Rekreasi, olahraga, pijat, dan menonton bioskop. Semua bentuk kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatkan suasana rileks merupakan contoh yang banyak
diaggap sebagai relaksasi.
Oleh karena itu efek yang dihasilkan andalah perasaan senang, relaksasi mulai
digunakan untuk mengurangi ketegangan psikis yang berkaitan dengan permasalahan
kehidupan. Tedapat banyak macam teknik relaksasi yang bisa dilakukan. Miltenberger
(dalam Corey, 2005) mengemukakan ada empat macam tipe relaksasi, yaitu:
Relaksasi otot (progresive muscle relaxation)
Pernafasan (diaphragmatic breathing)
Meditasi (attention-focussing exercises)
Relaksasi perilaku (behavioral relaxation training)
Stres terhadap tugas maupun permasalahan lainnya, yang tidak segera diatasi
dapat memunculkan suatu bentuk kecemasan dalam diri seseorang. Kecemasan itu sendiri
bila tidak juga diatasi dapat berakibat pada munculnya emosi negatif baik terhadap
permasalah yang timbul akibat stres juga perilaku sehari-hari seseorang. Dan akibat dari
itu semua menyebabkan suatu bentuk gangguan tidur atau insomnia. Dan relaksasi bisa
digunakan agar seseorang kembali pada taraf keadaan normal.
b. Teknik relaksasi
Cobalah bernafas dari perut dan fokuskan pikiran ke setiap tarikan nafas Anda. Cara ini
bisa membantu agar tetap tenang, baik siang maupun malam hari. Untuk memaksimalkan
hasil, Anda bisa mencoba teknik ini dalam ruangan temaram, dengan menutup mata atau
mendengarkan musik lembut sambil memusatkan perhatian ke setiap tarikan nafas.
Sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, cobalah meletakkan tangan Anda di perut.
Saat menarik dan menghembuskan nafas, tangan akan bergerak perlahan, dan dengan
fokus pada gerakan ini, Anda bisa mengalihkan perhatian dari pikiran-pikiran ke tubuh
Anda. Anda bisa menarik dan menempatkan diri pada satu situasi yang berbeda.
c. Guided Imagery
Guided imagery atau yang biasa disebut dengan visualisasi adalah teknik di mana
seseorang berimajinasi tentang gambar, suara, bau, dan sensasi lainnya. Membayangkan
berada di sebuah lingkungan tertentu atau situasi dapat mengaktifkan indra,
menghasilkan fisik atau efek psikologis. Teknik ini merupakan salah satu teknik untuk
menghilangkan baying-bayang negative pada pikiran. Jika imajinasi dilakukan seseorang
secara sadar, guided imagery berusaha mengarahkan imagery untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
Guided imagery sangat efektif untuk pengobatan stres. Imagery berada di pusat
teknik relaksasi yang dirancang untuk melepaskan zat kimia otak yang bertindak sebagai
zat alamiah tubuh menenangkan otak Anda, menurunkan tekanan darah, denyut jantung,
dan tingkat kecemasan.
d. Teknik guided imagery
Bayangkan situasi yang membuat Anda rileks merupakan salah satu teknik pilihan
lainnya. Tidak ada aturan khusus mengenai gambaran yang Anda pilih, yang penting bisa
membuat Anda nyaman. Meskipun awan, laut dan gunung merupakan pilihan yang
umum digunakan, Anda tetap bisa fokus pada hal-hal lain yang Anda sukai. Pilihlah
tempat yang nyaman menurut Anda. Kemudian gunakan imajinasi Anda, gunakan semua
indera untuk melihat dan merasakan hal yang Anda bayangkan.
e. Hypnosis.
Hipnosis adalah teknik dalam mempengaruhi orang lain secara sengaja untuk
masuk ke dalam kondisi yang menyerupai tidur, di mana seseorang yang terhipnotis bisa
menjawab pertanyaan yang diajukan, serta menerima sugesti dengan tanpa perlawanan.
Teknik ini sering dilakukan untuk menjelajahi alam bawah sadar.
f. Teknik hipnotis untuk terapi modalitas.
Sebelum tidur, cobalah fokus pada setiap aspek dalam hidup Anda. Fokuskan
pikiran pada satu permasalah, kemudian cobalah melepaskan pikiran tersebut. Lakukan
juga pada pikiran yang lain. Anda akan lebih tenang setelah melepaskan semua beban
pikiran yang memenuhi kepala Anda. Anda bisa mencoba dengan menulis. Sediakan
waktu 15 menit dan tuliskan semua pikiran yang ada di kepala. Kemudian gunakan 15
menit berikutnya untuk memikirkan dan menulis langkah-langkah yang perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah Anda. Teknik ini, ada baiknya dilakukan di siang hari. Dengan
begitu, pikiran Anda akan jauh lebih tenang saat hendak tidur di malam hari.
Hitung mundur. Saat berbaring di tempat tidur, mulailah dengan melihat ke atas.
Sedikit peregangan mata bisa membuat Anda rileks. Tarik nafas dari perut dan tahan.
Saat mengeluarkan nafas, biarkan tubuh dan pikiran Anda rileks. Ulangi satu atau dua
kali. Selanjutnya coba bayangkan Anda sedang berjalan dari tangga pesawat dengan
menghitung langkah mulai dari 10 atau 20. Tiap angka menuntun langkah Anda ke anak
tangga yang lebih rendah. Hembuskan nafas setiap Anda melangkah turun.
g. Kontrol Lingkungan
a) Tutup pintu kamar klien jika diperlukan.
b) Jaga agar pintu area kerja di unit tersebut ditutup ketika sedang digunakan
Kurangi volume telepon yang terdekat dan peralatan yang berbunyi.
c) Gunakan sepatu beralas karet, hindari pemakaian sepatu beralas kayu
d) Matikan oksigen di samping tempat tidur dan peralatan lain yang tidak
digunakan.
e) Matikan alarm dan bunyi pada alat monitor di samping tempat tidur.
f) Matikan teelevisi dan radio dalam kanmar kecuali jika klien menyukai musik
yang lembut.
g) Hindari bunyi keras yang tiba-tiba seperti menyiram toilet atau menggeser
tempat tidur.
h) Lakukan percakapan yang diperlukan dengan suara rendah terutama di malam
hari.
i) Lakukan percakapan dan pelaporan di ruangan khusus yang jauh dari kamar
klien.
h. Meningkatkan Rutinitas Menjelang Tidur
a) Rutinitas menjelang tidur merilekskan klien dalam persiapan untuk tidur. Penting
bagi seeseorang untuk pergi tidur pada saat mereka merasa letih atau mengantuk.
b) Pada bayi aktivitas yang diperlukan tenang seperti menggendongnya dalam
selimut, menyanyi atau berbicara dengan lembut, menimang dengan lembut,
membantu bayi tertidur, rutinitas menjelang tidur misalnya kudapan atau
aktivitas.
c) Toodler dan anak pra sekolah terlalu begmbira dan penuh energi untuk tidur
seperti membaca cerita membiarkan anak untuktidur dipangkuan orang tuanya
sambil mendengarkan musik, atau mendengarkan doa .
i. Meningkatkan Kenyamanan
a) Lakukan tindakan hygiene bagi klien yang tirah birang.
b) Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang longgar.
c) Singkirkan atau ganti adanya iritan pada kulit klien seperti balutan yang lembab
atau selang drainase.
d) Posisikan dan topang bagian tubuh yang menggantung untuk melindungi titik
tekan dan membantu relaksasi otot.
e) Anjurkan klien berkemih sebelum tidur
f) Berikan analgesik atau sedatif sekitar 30 menit sebelum tidur
g) Berikan masase tepat sesaat sebelum klien pergi tidur.
h) Berikan matras yang nyaman dan jaga agar tempat tidur tetap bersih dan kering.
j. Pengendalian Gangguan Fisiologis
a) Menbantu klien mengendalikan gejala-gejala yang menggangu tidur seperti klien
dengan abnormalitas pernapasan harus tidur dengan dua bantal atau dengan
posisi semi duduk untuk mempermudah pernapasan.
b) Perawat membantu klien dalam memenuhi aktivitas tidur seperti mencegah
gangguan tidur, menganjurkan klien memakan makanan kecil beberapa jam
sebelum tidur dengan posisi semi duduk.
c) Untuk mencegah klien dengan nyeri, mual, atau gejala kambuhan lainnya,
perawat harus menganjurkan klien untuk mendapatkan obat mengurangi gejala
sehingga obat tersebut dapat efektif pada saat klien tertidur.
k. Menetapkan Periode Istirahat dan Tidur
a) Membantu klien untuk tetap aktif secara fisik dan siang hari sehingga mereka
cenderung tidur di malam hari.
b) Menyediakan waktu istirahat dan tidur untuk klien.
c) Membuat rencana asuhan agar tidak membangunkan klien untuk tugas-tugas
yang tidak penting seperti jadwal pengkajian, pengobatan, prosedur dan rutinitas
di saat klien terjaga.
l. Pengurangan Stres
a) Perawat membantu pasien untuk bangun dan melakukan aktivitas yang
merilekskan seperti menjahit dan membaca.
b) Usapkan punggung pasien yang berguna untuk membantu klien rileks
7. Kudapan Menjelang Tidur
a) Perawat harus menganjurkan klien untuk mencoba menahan diri dari meminum
atau mengkonsumsi kafein sebelum tidur.
m. Pendekatan Farmakologis Untuk Meningkatkan Tidur
a) Perawat dapat membantu klien menggunakan prilaku dan tindakan hygiene tidur
yang tepat untuk membuat pola tidur yang tidak memerlukan penggunaan obat.
b) Perawat harus memberikan pemahaman mengenai kemungkinan efek samping
dari obat tidur kepada klien.
c) Pantau respon klien secara rutinerhadap obat tidur yang diberikan.
n. Promosi kesehatan melalui penyuluhan klien
a) Ajarkan pasien mengenai tehnik-tehnik yang meningkatkan tidur dan dan
kondisi-kondisi yang mengganggu tidur.
b) Instruksikan orang tua untuk mempelajari bagaimana meningkatkan kebiasaan
tidur yang baik pada anak-anak
c) Perawat harus memperingatkan klien untuk tidak meminum obat lebih dari yang
diresepkan terutama jika obat tersebut tampak kurang efektif setelah penggunaan
awal.
B. Gangguan tidur yang sering terjadi pada anak-anak
a) Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur.Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara
lain sering terjaga (misalnya; tidur berjalan, night terror), gangguan transisi bangun-
tidur (misalnya; mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (misalnya;
mimpi buruk), dan lainnya (misalnya; bruksisme).
b) Enuresis
Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur. Enuresis ada
dua macam, yaitu enuresis nocturnal dan enuresis diurnal. Enuresis nocturnal
merupakan mengompol pada waktu tidur. Umumnya, terjadi sebagai gangguan tidur
NREM. Enuresis diurnal merupakan mengompol pada saat bangun tidur.
c) Night terrors
Night terrors merupakan mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak-anak. Setelah
tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat, dan ketakutan.
d) Somnambulisme
Somnambulisme adalah gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup
adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup
pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi, termasuk tingkah laku berjalan dalam
beberapa menit kemudian kembali tidur.
C. Peran perawat
a. Peran perawat sebagai educator
a) Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b) Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur.
c) Tingkatkan aktivitas pada siang hari
d) Coba untuk memicu tidur
e) Kurangi potensial cedera selama tidur
f) Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.
b. peran perawat sebagai role model
a) Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur.
b) Anjurkan pasien tidur pada waktu yang sama dan hindari tidur pada waktu siang
dan sore hari.
c) Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
d) Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum
tidur
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang. Setiap
individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan pola istirahat
dan tidur yang baik, benar, dan ternyata akan memberikan efek yang baik terhadap
kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem syaraf yang di perkirakan dapat
memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara susunan saraf, serta berefek
terhadap struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh terutama
pada anak-anak yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan di waktu malam hari.
B. Saran
Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya sesuai
kebutuhannya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan berbagai
kegiatan dengan baik. Perawat perlu berupaya membantu pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur klien sesuai dengan dengan prosedur yang benar sehingga perawat harus
mempunyai, kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur sehingga
pelayanan terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/01/01/2109/11/
teknik_Relaksasi_untuk_Redakan_Insomnia,
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15495
http://www.psikologi.tarumanagara.ac.id/s2/wp-content/uploads/2010/09/38-guided-imagery-
sebuah-pendekatan-psikosintesis-untuk-penurunan-depresi-pada-penderita-kanker-
pariman.pdf
http://www.holisticonline.com/guided-imagery.htm
http://www.breastcancer.org/treatment/comp_med/types/imagery.jsp
Alimul.H.Aziz (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Asmadi (2008) Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM. Jakarta: Salemba
Medika.
Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.