terapi hbo pada sistem integumen
DESCRIPTION
Terapi HBO Pada Gangguan Sistem IntegumenTRANSCRIPT
MAKALAH KEPERAWATAN MATRA LAUT
HIPERBARIK (HBO) PADA
SISTEM INTEGUMEN
Disusun Oleh
Kelompok 4 :
1. Nur Indah R (121.0075)
2. Prasdianan Heny P. (121.0077)
3. Putri Rachmandina (121.0079)
4. Reni Susanti (121.0083)
5. Rinda Eka Hanggari (121.0085)
6. Risca Putri M. (121.0087)
7. Rizky Adista S. (121.0091)
8. Rois Umam (121.0093)
9. Ryan Frandhika (121.0095)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2014-2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas karunia dan rahmat-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas individu mata
kuliah Matra Laut yang berjudul “Hiperbarik (HBO) pada Sistem Integumen”.
Dengan penyelesaian makalah ini, Kami mendapatkan bantuan serta bimbingan
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika Kami mengucapkan
banyak terima kasih.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
Kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah mendatang. Harapan Kami semoga makalah ini bermanfaat
dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amin.
Surabaya, 14 Oktober 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Pelakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................4
2.1 Konsep Dasar Hiperbarik..................................................................4
2.1.1 Definisi Hiperbarik..................................................................4
2.1.2 Mekanisme Hiperbarik............................................................4
2.1.3 Manfaat Hiperbarik.................................................................5
2.1.4 Prinsip Hiperbarik...................................................................5
2.1.5Indikasi Hiperbarik...................................................................5
2.1.6 Kontraindikasi Hiperbarik.......................................................6
2.2 Hiperbarik Pada Sistem Integumen...................................................6
2.2.1 Luka Bakar..............................................................................6
2.2.2 Wajah Berjerawat....................................................................7
2.2.3 Mencegah Komplikasi Diabetes.............................................9
2.2.4 Kesehatan Kulit.......................................................................11
BAB 3 PENUTUP............................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi dalam bidang ilmu kedokteran semakin dituntut
kemajuannya. Karena kesehatan adalah “harta” terbesar bagi setiap
individu. Untuk itu berbagai macam penelitian lebih lanjut dilakukan guna
memajukan tingkat kesehatan makhluk hidup, khususnya manusia. Selain
obat-obatan kimia, perkembangan pada peralatan medis juga diperlukan
untuk kemajuan pada ilmu kedokteran. Bidang engineering juga
mengambil bagian penting dalam upaya pengembangan peralatan medis
untuk menyembuhkan penyakit.
Salah satu peralatan medis yang dapat dikembangkan dari sisi
engineeringnya adalah ruang udara bertekanan tinggi atau yang sering
disebut ruangan hiperbarik (Hyperbaric Chamber). Ruangan hiperbarik
digunakan untuk tempat dilakukannya terapi oksigen hiperbarik atau
disebut Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT). Terapi oksigen hiperbarik
ini merupakan penggunaan oksigen pada tingkat tekanan yang lebih tinggi.
Rata-rata tekanan terapi oksigen hiperbarik dilakukan mencapai tekanan 3
ATA.
Terapi oksigen hiperbarik bisa menjadi terapi perawatan utama
maupun perawatan alternatif untuk menyembukan berbagai macam
penyakit, baik penyakit yang bersifat serius maupun pernyakit ringan yang
dapat disembuhkan dengan lebih cepat. Penggunaan terapi ini sangat
bervariasi pada tekanannya. Hingga saat ini telah banyak penelitian yang
dilakukan terhadap metode perawatan ini dalam bidang medis.
Terapi oksigen hiperbarik bertujuan untuk meningkatkan jumlah
molekul oksigen yang masuk ke dalam tubuh melaui pernafasan maupun
pori-pori atau jaringan luar tubuh. Dengan meningkatnya oksigen yang
dihirup, maka jumlah oksigen yang terlarut di dalam darah semakin
meningkat. Oksigen diangkut oleh darah ke seluruh sel-sel dan jaringan-
jaringan tubuh. Banyak fungsi-fungsi sel dan jaringan tubuh yang
1
2
bergantung pada oksigen, sehingga meningkatkan kemampuan sel-sel dan
jaringan-jaringan tubuh untuk membelah atau beregenerasi, membunuh
kuman penyakit, dan masih banyak lagi.. Indikasi-indikasi pada terapi
oksigen hiperbarik dibahas pada landasan teori.
Ruangan hiperbarik adalah ruangan tempat dimana dilakutan terapi
oksigen hiperbarik. Ruangan ini dibangun untuk menahan kenaikan
tekanan internal ketika udara ataupun oksigen dikompresikan langsung ke
dalam ruangan hiperbarik hingga mencapai tekanan tertentu di atas
tekanan atmosfir normal pada durasi waktu tertentu. Biasanya ruangan
hiperbarik berbentuk silindris, bulat, ataupun persegi panjang. Di dalam
ruangan ini, pasien menghirup oksigen murni (oksigen 100%) yang
bertekanan selama menjalani terapi. Biasanya terapi oksigen hiperbarik
diberikan pada 2,4 hingga 2,8 ATA dalam durasi 60 hingga 90 menit.
Ada dua tipe utama ruangan hiperbarik: ruangan hiperbarik
monoplace dan ruangan hiperbarik multiplace. Ruangan hiperbarik
monoplace adalah ruangan terapi hanya untuk satu orang, sedangkan
ruangan hiperbarik multiplace adalah ruangan terapi untuk dua orang atau
lebih (Christian Risby Mortensen, 2008). Namun sebenarnya banyak sekali
jenis terapi hiperbarik yang disebabkan karena variasi penggunaannya
sangat banyak.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari terapi hiperbarik (HBO)?
1.2.2 Apa indikasi terapi hiperbarik?
1.2.3 Apa kontraindikasi terapi hiperbarik?
1.2.4 Gangguan integumen apa saja yang bisa di terapi dengan hiperbarik?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan konsep dasar tentang Terapi Hiperbarik
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan definisi terapi hiperbarik.
3
2. Menjelaskan indikasi terapi hiperbarik.
3. Menjelaskan kontraindikasi terapi hiperbarik
4. Menjelaskan gangguan integumen yang bisa di terapi dengan
hiperbarik.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat untuk Institusi
1.4.2 Manfaat untuk Pendidikan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar HBO
2.1.1 Definisi Hiperbarik
Hiperbarik olsigen (HBO) adalah suatu cara terapi dimana penderita
harus berada dalam suatu ruangan bertekanan, dan bernafas dengan
oksigen 100% pada suasana tekanan ruangan yang lebih besar dari 1 ATA
(Atmosfer absolute) (Lakesla, 2009).
Kondisi lingkungan dalam HBO bertekanan udara yang lebih besar
dibandingkan dengan tekanan di dalam jaringan tubuh (1 ATA). Keadaan
ini dapat dialami oleh seseorang pada waktu menyelam atau di dalam
ruang udara yang bertekanan tinggi (RUBT) yang dirancang baik untuk
kasus penyelaman maupun pengobatan penyakit klinis. Individu yang
mendapat terapi HBO adalah suatu keadaan individu yang berada di dalam
ruangan bertekanan tinggi (> 1 ATA) dan bernafas dengan oksigen 100%.
Tekanan atmosfer pada permukaan air laut adalah sebesar 1 atm (Neubeur,
1998)
Sedangkan menurut Patria (2012) terapi oksigen adalah pemberian
oksigen pada konsentrasi yang lebih tinggi dari udara bebas untuk
mencegah terjadinya hipoksemia dan hipoksia yang akan mengakibatkan
terjadinya kematian sel.
2.1.2 Mekanisme Hiperbarik
HBO memiliki mekanisme dengan memodulasi nitrit oksigen (NO)
pada sel endotel. Pada sel endotel ini HBO uga meningkatkan vascular
endotel growth factor (VEGF). Melalui siklus Krebs teradi peningkatan
nucleotide acid dihidroxi (NADH) yang memicu peningkatan fibroblast.
Fibroblast diperlukan untuk sintesis proteoglikan dan bersama dengan
VEGF akan memacu kolagen sintesis pada proses remodeling, salah satu
tahapan dalam penyembuhan luka (Lakesla, 2009).
4
5
2.1.3 Manfaat Hiperbarik
Manfaat utama HBO yaitu untuk wound healing. Pada bagian luka
terdapat bagian tubuh yang mengalami edema dan infeksi. Di bagian
edema ini terdapat radikal bebas dalam jumlah yang besar. Daerah edema
ini mengalami kondisi hipo-oksigen karena hiperfusi. Peningkatan
fibroblast sebagaimana telah disinggung sebelumnya akan mendorong
teradinya vasodilatasi pada daerah edema tersebut. Maka, kondisi daerah
luka tersebut menjadi hipervaskular, hiperseluler dan hiperoksia. Dengan
pemaparan oksigen tekanan tinggi teradi peningkatan IFN-γ, i-NOS dan
VEGF, IFN- γ menyebabkan TH-1 meningkat yang berpengaruh pada β –
cell sehingga terjadi peningkatan Ig-G. Dengan meningkatnya Ig-G efek
fagositosis leukosit uga meningkat. Sehingga pemberian HBO pada luka
akan berfungsi menurunkan infeksi dan edema (Ishihara, 2007)
2.1.4 Prinsip Hiperbarik
Adapun cara HBO pada prinsipnya adalah diawali dengan pemberian
O2 100% tekanan 2-3 Atm. Tahap selanjutnya dilanjutkan dengan
pengobatan decompresion sickness. Maka akan terjadi kerusakan jaringan,
penyembuhan luka, hipoksi sekitar luka. Kondisi ini akan memicu
meningkatnya fibroblast, sintesa kolagen, peningkatan leukosit killing,
serta angiogenesis yang menyebabkan neovaskularisasi jaringan luka.
Kemudian akan terjadi peningkatan dan perbaikan aliran darah
mikrovaskular (Mathieu, 2006)
2.1.5 Indikasi Hiperbarik
Indikasi terapi oksigen antara lain emboli gas, sindrom dekompresi,
keracunan karbon monoksida dan asap, insufisiensi arteri, terapi
pencangkokan kulit, penyakit iskemia akibat trauma, abses intrakranial,
nekrosis jaringan lunak akibat infeksi, kerusakan jaringan karena radiasi,
dan luka bakar.
Indikasi-indikasi lain dilakukannya HBO adalah untuk mempercepat
penyembuhan penyakit, luka akibat radiasi, cedera kompresi,
osteomyelitis, intoksikasi karbonmonoksida, emboli udara, gangren infeksi
6
jaringan lunak yang sudah nekrotik, skin graft dan flap, luka bakar (Mahdi,
2009)
2.1.6 Kontraindikasi Hiperbarik
Kontraindikasi yang muncul pada terapi oksigenasi hiperbarik adalah
pada kasus asma, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), klaustrofobia,
penggunaan kemoterapi pada keganasan paru, kehamilan, demam tinggi,
kejang, infeksi saluran pernafasan, dan gangguan tuba eustachius. Tetapi
jika kontraindikasi bisa ditatalaksanakan terlebih dahulu, maka terapi
oksigenasi sudah dilakukan.
2.2 Hiperbarik Pada Sistem Integumen
2.2.1 Luka Bakar
Luka bakar sendiri diartikan sebagai adanya luka pada kulit ataupun
jaringan organik lainnya yang penyebab utamanya adalah panas, atau juga
karena radiasi, radioaktif, listrik, friksi / gesekan, ataupun kontak dengan
zat kimia tertentu (WHO). WHO sendiri memasukkan kematian yang
disebabkan karena api ke dalam kategori 15 besar penyebab kematian
utama manusia. Rentang usia yang terbanyak ada di antara 5 – 29 tahun.
Yang tragis dari kasus luka bakar adalah peristiwanya dapat dicegah.
1. Peran TOHB pada Kasus Luka Bakar
Fase akhir dari perawatan luka bakar adalah rehabilitasi dan
rekonstruksi luka, bidang ini bahkan sudah menjadi program
spesialisasi tersendiri. TOHB sendiri merupakan terapi pemberian
oksigen murni dalam suatu ruangan bertekanan tinggi (>1ATM), ia
dapat diberikan pada proses rehabilitasi dan rekonstruksi luka, dengan
kata lain ia dapat beriringan dengan konsumsi obat-obatan juga tentu
dapat sejalan dengan proses perawatan luka. Keuntungan dari TOHB
adalah adanya kondisi bertekanan yang dapat meningkatkan kelarutan
oksigen dalam darah juga jaringan, dengan demikian terapi ini akan
sangat menguntungkan jaringan yang asupan oksigennya terganggu
akibat rusaknya jaringan seperti pada kasus luka bakar. Dengan
7
menjalani terapi sebanyak 10 sesi atau lebih secara berkesinambungan
setiap hari) maka proses perbaikan jaringanpun dipercepat.
Dalam penelitian yang dilakukan Billic dkk tahun 2005 Efek
Terapi Oksigen Hiperbarik Pada Penyembuhan Luka Bakar
Eksperimental Pada Tikus: Sebuah Studi Terkontrol Secara Acak.
Hewan-hewan itu secara acak ke salah satu dari dua kelompok: 35
dengan kelompok kontrol, yang diobati dengan sulfadiazin perak dan
gas plasebo, dan 35 untuk kelompok eksperimen, yang diobati dengan
sulfadiazin perak dan HBO2. Ukuran hasil utama penyembuhan luka,
ditandai dengan pembentukan pos-bakar edema, neoangiogenesis,
jumlah folikel aktif yang membarui, nekrosis pementasan, marginasi
leukosit, dan waktu epitelisasi. Sebuah penurunan yang signifikan dari
edema pasca luka bakar setelah pengobatan dengan HBO2 (p = 0,009)
ditemukan. HBO2 memiliki efek menguntungkan pada neoangiogenesis
(p = 0,009).
2. Luka bakar sebelum dan setelah terapi oksigen hiperbarik
Kadar oksigen yang berlimpah juga akan meningkatkan produksi
kolagen yang mana amat diperlukan dalam proses penyembuhan luka,
sehingga kemungkinan terbentuknya jaringan parut diperkecil.
Penyerapan dari obat-obatan yang dikonsumsi pasien pun dapat terserap
dengan lebih baik dikarenakan proses metabolisme tubuh juga yang
turut meningkat. Luka bakar dapat dicegah, demikian pula dengan
proses penyembuhannya yang ditujukan untuk mencegah kerusakkan
lanjutan. Disertakannya TOHB dapat menjadi pendukung terbaik dalam
strategi penyembuhan luka bakar karena yang diperlukan proses
penyembuhan luka adalah perawatan terencana juga bahan makanan
utama, yaitu oksigen.
2.2.2 Wajah Berjerawat
1. Penyebab Acne
Seperti sudah disinggung pada definisi diatas, Acne terjadi akibat
sumbatan yang diawali oleh penumpukan sel kulit mati, produksi
kelenjar minyak yang terus terjadi akan melekatkan sel-sel yang mati
8
tadi satu sama lain dalam pori-pori sehingga mereka terjebak dalam
pori-pori tersebut. Terkadang bakteri yang hidup normal pada kulit
kita (Propionibacterium acnes) turut masuk ke dalam pori yang
tersumbat tadi, di dalam pori ini bakteri ini menemukan tempat
terbaiknya untuk bertumbuh dengan amat cepat. Dengan jumlah
bakteri yang banyak sekali di dalam ori tadi maka pori-pori akan
menjadi meradang. Bila proses peradangan hingga ke kulit lapisan
yang lebih dalam maka akan muncul semacam kista (acne cyst) atau
nodul.
2. Gejala Acne
Acne dapat menimbulkan gejala lebih dari hanya sekadar kemerahan
kecil di kulit. Secara garis besar Acne dapat dibagi dua:
a. Acne tanpa disertai peradangan
Acne jenis ini kita kenal dengan sebutan Komedo. Terdapat dua
jenis komedo:
1) Tipe Blackhead, istilah ini menunjukkan komedo yang
terbuka di permukaan kulit dan disebut hitam karena
sumbatan pada pori-pori yang berwarna gelap karena folikel
rambut.
2) Ttipe Whitehead, ini adalah komedo tertutup.
b. Acne dengan peradangan
Acne pada kelompok ini terdiri dari beberapa jenis:
1) Papul, ia seperti tonjolan kecil pada permukaan kulit,
berwarna merah dan sedikit nyeri saat disentuh.
2) Pustul, ciri-cirinya kemerahan, juga nyeri saat disentuh dan
mengandung nanah di ujungnya.
3) Nodul, ia berukuran lebih besar, padat, nyeri terasa hingga ke
kulit bagian dalam, ini disebabkan sumbatannya jauh hingga
ke dalam.
4) Kista, bersifat nyeri, tonjolannya mengandung nanah.
Terkadang terasa seperti mendidih / panas pada area yang
ber-kista. Kista dapat menghasilkan jaringan parut (Scar).
9
3. Terapi
Salah satu metode perawatan termudah dan tanpa nyeri adalah
dengan mengikuti Terapi Oksigen Hiperbarik di Hyperbaric Center
yang ada di rumah sakit terdekat anda, tentunya berbarengan dengan
pelaksanaan rencana perawatan kulit anda. TOHB akan membanjiri
tubuh anda, juga wajah anda tentunya, dengan oksigen murni
(100%). Bakteri yang menyebabkan peradangan pada Acne
merupakan bakteri yang tidak dapat hidup dalam suasana kadar
Oksigen yang tinggi dengan demikian pada saat tubuh anda
berlimpah oksigen akan menjadikan lingkungn hidup bakteri tersebut
mematikan baginya. Selain itu oksigen murni yang diberikan dalam
ruangan bertekanan tinggi juga dapat merangsang produksi kolagen
di tubuh anda dengan demikian proses pemulihan akan semakin
dipercepat. Hasil akhirnya tentu kulit yang bersih dan halus.
2.2.3 Mencegah Komplikasi Diabetes
Komplikasi diabetes adalah masalah-masalah kesehatan yang
disebabkan oleh diabetes, dimana kadar gula darah yang tinggi
berlangsung dalam waktu yang lama sehingga merusak pembuluh darah
dan sistem syaraf. Kerusakan-kerusakan tersebut dapat menyebabkan
masalah-masalah di berbagai bagian tubuh, seperti penyakit jantung,
terganggunya fungsi ginjal, kebutaan, pembusukan kaki yang kadang
memerlukan amputasi, atau impotensi yang sangat merisaukan. Saat ini.
Diabetes mellitus tidak hanya dianggap sebagai gangguan metabolisme
karbohidrat, tetapi juga mencakup metabolism protein dan lemak yang
diikuti dengan komplikasi yang bersifat kronis terutama terjadi pada
struktur dan fungsi pembuluh darah. Berikut adalah beberapa komplikasi
yang disebabkan oleh diabetes :
1. Komplikasi pada Kerusakan Syaraf (diabetic neuropathy)
Komplikasi kerusakan syaraf pada diabetes yang biasanya disebut
dengan diabetic neuropathy. Diabetic Neuropathy seringkali
mempengaruhi bagian tungkai dan kaki dan mungkin penderita tidak
bisa merasakan adanya lepuh atau luka pada kakinya. Pada beberapa
10
kasus yang serius mungkin harus dilakukan amputasi. Hubungi dokter
secepatnya jika terjadi tanda-tanda bahaya dari kerusakan syaraf
berikut: Mati rasa, rasa sakit yang tajam atau menggelitik, muncul luka
pada kaki, otot menjadi lemah, rasa panas seperti terbakar, menurunnya
fungsi seksual (impotensi).
Pada penelitian yang dilakukan Londahi (2010) dalam jurnal Terapi
Oksigen Hiperbarik Memfasilitasi Penyembuhan Pasien Ulkus Kaki
Diabetes Kronis menyebutkan analisis intervensi percobaan,
penyembuhan lengkap dari ulkus indeks dicapai dalam 37 pasien pada
1-tahun masa tindak lanjut dalam 25/48 (52%) pada kelompok HBOT
dan 12/42 (29%) di kelompok plasebo (P= 0,03).
2. Komplikasi pada Mata (diabetic retinopathy)
Retina merupakan bagian mata yang sensitif terhadap sinar dan
membantu penglihatan seseorang. Diabetes atau kencing manis dapat
merusak dan memperlemah pembuluh darah kecil pada retina.
Kerusakan jenis ini disebut dengan diabetic retinopathy.
Pada saat pembuluh darah melemah, mereka dapat mengeluarkan cairan
dan menyebabkan timbulnya bengkak pada mata yang mengaburkan
penglihatan. Jika kondisi retinopathy menjadi lebih parah dapat
berakibat pada kebutaan. Pembedahan dengan laser sering digunakan
untuk mengobati atau memperlambat komplikasi retinopathy, khusunya
jika gangguan ini ditemukan lebih awal. Penderita diabetes sebaiknya
melakukan pemeriksaan rutin mata sekali dalam satu tahun.
3. Komplikasi pada Ginjal (diabetic nephropathy)
Diabetes dapat juga menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di
ginjal sehingga berakibat ginjal tidak mampu menyaring sampah untuk
dikeluarkan. Komplikasi kerusakan ini disebut dengan diabetic
nephropathy. Seorang penderita diabetes dengan komplikasi ini
secepatnya memerlukan tindakan dialisis atau transplantasi ginjal.
Dialisis (dialysis) adalah suatu pengobatan yang ditujukan untuk
mengeluarkan kotoran-kotoran atau sampah dari darah yang biasanya
fungsi ini dikerjakan oleh ginjal. Tanda awal timbulnya diabetic
11
nephropathy biasanya ditandai adanya protein di dalam urin atau dalam
urin terdapat kandungan protein. Jadi, sebaiknya lakukan pemeriksaan
tahunan mengenai kondisi ini. Hubungi dokter dan dokter akan
memberikan pengobatan untuk menjaga dan melindungi ginjal dari
kerusakan.
4. Komplikasi pada penyakit jantung dan stroke
Penderita diabetes mempunyai resiko yang lebih besar timbulnya
penyakit jantung dan stroke, resiko bahkan lebih besar bagi orang-orang
yang menderita diabetes dan perokok, mepunyai tekanan darah tinggi,
overweight atau kelebihan berat badan dan mempunyai riwayat
keluarga dengan penyakit jantung.
Penyakit jantung sangat mudah untuk diobati saat penyakit itu
ditemukan lebih awal. Pemeriksaan ke dokter ahli adalah sangat penting
karena dokter akan melakukan test dan pemeriksaan untuk mendeteksi
tanda-tanda penyakit jantung secara dini.
Tips untuk mencegah komplikasi diabetes:
Makanan : konsumsi makanan yang berserat dan bervariasi, hindari
makanan yang tinggi lemak dan gula. Pertahankan dan kontrol : berat
badan ideal, kadar kolesterol dan tekanan darah dengan diet sehat dan
olahraga teratur. Berhenti merokok Chek kesehatan anda secara berkala
untuk dapat mengetahui/mencegah gangguan kesehatan secara dini.
Terapi oksigen hiperbarik/HBOT. Terapi ini sangat efektif untuk
mencegah komplikasi diabetes. Selain memperbaiki fungsi syaraf,
memperlancar peredaran darah, terapi ini terbukti dapat meningkatkan
kinerja insulin.
2.2.4 Kesehatan Kulit
1. Kelembaban Kulit
Lembab (moisture) secara biokimiawi diterjemahkan sebagai kadar air
pada suatu jaringan kulit. Sayangnya membasahi kulit saja tidak cukup.
Kelembaban kulit lebih digambarkan pada kadar air tingkat sel
(epidermis) kulit dan jumlah kelenjar keringat per mm2 kulit. Air dalam
12
kulit bukanlah air murni semata, namun terdiri atas kompleks garam
(ion), gula dan lain-lain yang bersifat isotonic. Kemampuan sel kulit
dalam menyimpan air ini sangat dipengaruhi status hidrasi tubuh secara
keseluruhan. Sehingga jika kulit anda terasa kering, minumlah larutan
isotonic. Penggunaan lotion hanya meningkatkan kemampuan
pengikatan air (karena komposisi minyaknya) ke kulit dan bersifat
sementara, penggunaan berlebihan (terlalu sering, terlalu tebal) justru
akan menutup pori-pori kelenjar keringat untuk menghidrasi kulit,
apalagi jika status hidrasi tubuh kita jelek, lotion dapat berefek negative
(tampak lembab diluar, namun sel bawah kulit kering) sehingga
mempercepat timbulnya kerutan kulit akibat tarikan sel-sel bawah kulit
yang menyusut akibat kekurangan cairan. Kekurangan cairan kulit juga
menyebabkan penurunan elastisitas kolagen, suatu matriks pengikat
jaringan kulit yang menjaga kekencangan kulit.
2. Kerutan Kulit
Kerutan kulit merupakan perubahan kontur kulit akibat peregangan
matriks bawah kulit. Matriks pengikat bawah kulit yang dimaksud
adalah kolagen. Kolagen merupakan suatu kompleks polisakarida yang
memiliki sifat elastis. Kolagen diproduksi menggunakan bahan dasar
karbohidrat kompleks (pati, gandum) dengan kadar air tertentu.
Kekurangan cairan kulit juga menyebabkan penurunan elastisitas
kolagen. Perbedaan kekencangan antara permukaan kulit dan matriks
dibawahnya menimbulkan penampakan kerutan kulit.
3. Kulit Kusam
Kulit kusam salah satunya disebabkan kadar cairan sel kulit yang
menurun. Penyebab lainnya adalah penurunan kadar polisakarida
pelapis sel epitel kulit. Makanya pada anak-anak dengan kekurangan
gizi (sindrom marasmik kwashiorkor) kulit selain keriput, juga akan
terlihat kusam. Pada orang normal kekusaman kulit lebih sering
kekurangan cairan. Mengkonsumsi cairan isotonic dapat membantu
mengatasi kulit kusam.
13
Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik/TOHB untuk kesehatan kulit:
TOHB membantu merangsang epitelisasi kulit melalui stimulasi suatu
Nucleus Factor. Selain itu TOHB juga membantu kolagenisasi matriks
kulit melalui pemecahan protein menjadi asam amino bahan baku kolagen,
membantu deposisi (penempatan) kolagen area yang memerlukan
penempatan kolagen. Oksigenasi jaringan kulit juga mencegah hipoksia
relative kulit akibat mikro trauma, radiasi matahari, penekanan oleh berat
tubuh, pemakaian pakaian yang ketat dan lain sebagainya. Hasilnya adalah
kulit cantik yang segar, dan kencang (kerutan berkurang), tidak hanya
tampak dari luar, tapi juga dari dalam tubuh yang sehat dan bugar.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi oksigen hiperbarik adalah terapi yang dilakukan pada suatu
ruang hiperbarik (hyperbaric chambers) dengan penggunaan 100% oksigen
pada tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Kondisi ini akan
memicu meningkatnya fibroblas dan angiogenesis yang menyebabkan
neovaskularisasi jaringan luka, sintesis kolagen, dan peningkatan efek
fagositik leukosit. Kemudian akan terjadi peningkatan dan perbaikan aliran
darah mikrovaskular. Indikasi terapi oksigen hiperbarik, antara lain emboli
gas, sindrom dekompresi, keracunan karbon monoksida dan asap,
insufisiensi arteri, terapi pencangkokan kulit, penyakit iskemia akibat
trauma, abses intrakranial, nekrosis jaringan lunak akibat infeksi,
kerusakan jaringan karena radiasi, dan luka bakar.
Sedangkan kontraindikasinya antara lain asma, penyakit paru
obstruksi kronis (PPOK), klaustrofobia, penggunaan kemoterapi pada
keganasan paru, kehamilan, demam tinggi, kejang, infeksi saluran
pernafasan, dan gangguan tuba eustachius.
Dengan kesimpulan, terapi oksigen hiperbarik diketahui telah banyak
bermanfaat dalam percepatan penyembuhan luka dan telah diteliti pada
berbagai kasus penyakit. Peran oksigen hiperbarik pada penyembuhan luka
adalah perbaikan perfusi jaringan, peningkatan replikasi fibroblas dan
produksi kolagen, dan meningkatakan kemampuan leukosit.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Patria, YudhaNur & Firuz, Muhammad. 2012. Terapi Oksigen Aplikasi Klinis.
Jakarta: EGC
R Satya, Dhian dan Kertapati, Yoga. 2012. Modul Pembelajaran Keperawatan
Matra Dan Hiperbarik Untuk Keperawatan. Surabaya: STD Group
Ishihara. A. 2007. Hyperbaric Exposure in Rat Muscle and Nerve. Laboratory Of
Metabolism. Graduate School of Human Genomic Drug Discovery Science.
Kyoto University. Japan
Mahdi, H. et al. 2009. Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik. Surabaya.
Lakesla.
Mathieu, D. 2006. Handbook on Hyperbarik Medicine. Lille, France. Springer
Neubaeur, RA,. & Walker, M. 1998. Hyperbaric Oxygen Therapy. New York.
Avery Publishing Group Inc.
http://hmshyperbaric.com/2015/03/perawatan-wajah-berjerawat-dengan-tohb/
didownload pada tanggal 13 Oktober 2015 pukul 12.30 WIB
http://hmshyperbaric.com/2015/03/pulihkan-luka-bakar-dengan-tohb/ didownload
pada tanggal 13 Oktober 2015 pukul 12.30 WIB
http://hmshyperbaric.com/2013/06/kesehatan-kulit/ didownload pada tanggal 13
Oktober 2015 pukul 12.30 WIB
http://hmshyperbaric.com/2013/06/mencegah-komplikasi-diabetes/ didownload
pada tanggal 13 Oktober 2015 pukul 12.30 WIB
http://care.diabetesjournals.org/content/33/5/998.full.pdf+html didownload pada
tanggal 13 Oktober 2015 pukul 14.30 WIB
http://archive.rubicon-foundation.org/xmlui/handle/123456789/4033 didownload
pada tanggal 13 Oktober 2015 pukul 15.00 WIB