terapi cbt

Upload: ade-muhamad-sofyan

Post on 08-Mar-2016

231 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

terapi cbt

TRANSCRIPT

Home>Vol 1, No 1 (2013)> SudiatmikaEFEKTIVITAS COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY DAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN MENGONTROL EMOSI PADA KLIEN PERILAKU KEKERASAN

I Ketut Sudiatmika, Budi Anna Keliat, Ice Yulia WardaniAbstract

Perilaku kekerasan merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat mengontrol perilaku marahnya sehingga dieksprresikan dalam bentuk perilaku agresif fisik dan atau verbal yang dapat mencederai diri sendiri, orang lain dan merusak lingkungan sehingga membutuhkan tindakan keperawatan yang efektif dan tepat. Tindakan keperawatan spesialis yang dapat diberikan pada klien perilaku kekerasan adalah cognitive behaviour therapy dan rational emotive behaviour therapy. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas cognitive behaviour therapy (CBT) dan rational emotive behaviour therapy (REBT) terhadap perubahan gejala dan kemampuan klien perilaku kekerasan di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Desain penelitian quasi eksperimental dengan jumlah sampel 60 responden. Hasil penelitian ditemukan penurunan gejala perilaku kekerasan lebih besar pada klien yang mendapatkan daripada yang tidak mendapatkan CBT dan REBT (p value < 0.05). Kemampuan kognitif, afektif dan perilaku klien yang mendapatkan CBT dan REBT meningkat secara bermakna (p value < 0.05). CBT dan REBT direkomendasikan sebagai terapi keperawatan pada klien perilaku kekerasan dan halusinasi.

Kata kunci: perilaku kekerasan, kemampuan kognitif, afektif dan perilaku, cognitive behaviour therapy, rational emotive behaviour therapy.Full Text:

PDFRefbacks

There are currently no refbacks.

JKAJ | Jurnal Keperawatan Jiwa | ISSN : 2330-2090

Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan | Universitas Muhammadiyah Semarang

Gedung NRC Lantai Dasar Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang

Cognitive-Behavior Therapy (CBT)

Ditulis Oleh: Wahid SuharmawanAaron T. Beck (1964) mendefinisikan CBT sebagai pendekatan konselingyang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan konseli pada saat ini dengan caramelakukan restrukturisasi kognitif dan perilaku yang menyimpang. Pedekatan CBTdidasarkan pada formulasi kognitif, keyakinan dan strategi perilaku yangmengganggu. Proses konseling didasarkan pada konseptualisasi atau pemahamankonseli atas keyakinan khusus dan pola perilaku konseli. Harapan dari CBT yaitumunculnya restrukturisasi kognitif yang menyimpang dan sistem kepercayaan untukmembawa perubahan emosi dan perilaku ke arah yang lebih baik.Matson & Ollendick (1988: 44) mengungkapkan definisicognitive-behaviortherapyyaitu pendekatan dengan sejumlah prosedur yang secara spesifikmenggunakan kognisi sebagai bagian utama konseling. Fokus konseling yaitupersepsi, kepercayaan dan pikiran.Para ahli yang tergabung dalamNational Association of Cognitive-BehavioralTherapists(NACBT), mengungkapkan bahwa definisi daricognitive-behaviortherapyyaitu suatu pendekatan psikoterapi yang menekankan peran yang pentingberpikir bagaimana kita merasakan dan apa yang kita lakukan. (NACBT, 2007).Teori Cognitive-Behavior (Oemarjoedi, 2003: 6) pada dasarnya meyakini polapemikiran manusia terbentuk melalui proses Stimulus-Kognisi-Respon (SKR), yangsaling berkaitan dan membentuk semacam jaringan SKR dalam otak manusia, dimana proses kognitif menjadi faktor penentu dalam menjelaskan bagaimana manusiaberpikir, merasa dan bertindak.Sementara dengan adanya keyakinan bahwa manusia memiliki potensi untukmenyerap pemikiran yang rasional dan irasional, di mana pemikiran yang irasionaldapat menimbulkan gangguan emosi dan tingkah laku yang menyimpang, maka CBTdiarahkan pada modifikasi fungsi berfikir, merasa, dan bertindak denganmenekankan peran otak dalam menganalisa, memutuskan, bertanya, bertindak, danmemutuskan kembali. Dengan mengubah status pikiran dan perasaannya, konselidiharapkan dapat mengubah tingkah lakunya, dari negatif menjadi positif.Berdasarkan paparan definisi mengenai CBT, maka CBT adalah pendekatankonseling yang menitik beratkan pada restrukturisasi atau pembenahan kognitif yangmenyimpang akibat kejadian yang merugikan dirinya baik secara fisik maupunpsikis. CBT merupakan konseling yang dilakukan untuk meningkatkan dan merawatkesehatan mental. Konseling ini akan diarahkan kepada modifikasi fungsi berpikir,merasa dan bertindak, dengan menekankan otak sebagai penganalisa, pengambilkeputusan, bertanya, bertindak, dan memutuskan kembali. Sedangkan, pendekatanpada aspek behavior diarahkan untuk membangun hubungan yang baik antara situasipermasalahan dengan kebiasaan mereaksi permasalahan. Tujuan dari CBT yaitumengajak individu untuk belajar mengubah perilaku, menenangkan pikiran dan tubuhsehingga merasa lebih baik, berpikir lebih jelas dan membantu membuat keputusanyang tepat. Hingga pada akhirnya dengan CBT diharapkan dapat membantu konselidalam menyelaraskan berpikir, merasa dan bertindak.Tujuan Konseling CBTTujuan dari konselingCognitive-Behavior(Oemarjoedi, 2003: 9) yaitumengajak konseli untuk menentang pikiran dan emosi yang salah denganmenampilkan bukti-bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka tentangmasalah yang dihadapi. Konselor diharapkan mampu menolong konseli untukmencari keyakinan yang sifatnya dogmatis dalam diri konseli dan secara kuatmencoba menguranginya.Dalam proses konseling, beberapa ahli CBT (NACBT, 2007; Oemarjoedi,2003) berasumsi bahwa masa lalu tidak perlu menjadi fokus penting dalamkonseling. Oleh sebab itu CBT dalam pelaksanaan konseling lebih menekankankepada masa kini dari pada masa lalu, akan tetapi bukan berarti mengabaikan masalalu. CBT tetap menghargai masa lalu sebagai bagian dari hidup konseli danmencoba membuat konseli menerima masa lalunya, untuk tetap melakukanperubahan pada pola pikir masa kini untuk mencapai perubahan di waktu yang akandatang. Oleh sebab itu, CBT lebih banyak bekerja pada status kognitif saat ini untukdirubah dari status kognitif negatif menjadi status kognitif positif.Fokus KonselingCBT merupakan konseling yang menitik beratkan pada restrukturisasi ataupembenahan kognitif yang menyimpang akibat kejadian yang merugikan dirinya baiksecara fisik maupun psikis dan lebih melihat ke masa depan dibanding masa lalu.Aspek kognitif dalam CBT antara lain mengubah cara berpikir, kepercayaan, sikap,asumsi, imajinasi dan memfasilitasi konseli belajar mengenali dan mengubahkesalahan dalam aspek kognitif. Sedangkan aspek behavioral dalam CBT yaitumengubah hubungan yang salah antara situasi permasalahan dengan kebiasaanmereaksi permasalahan, belajar mengubah perilaku, menenangkan pikiran dan tubuhsehingga merasa lebih baik, serta berpikir lebih jelas.Prinsip Prinsip Cognitive-Behavior Therapy (CBT)Walaupun konseling harus disesuaikan dengan karakteristik atau permasalahankonseli, tentunya konselor harus memahami prinsip-prinsip yang mendasari CBT.Pemahaman terhadap prinsip-prinsip ini diharapkan dapat mempermudah konselordalam memahami konsep, strategi dalam merencanakan proses konseling dari setiapsesi, serta penerapan teknik-teknik CBT. Berikut adalah prinsip-prinsip dasar dari CBT berdasarkan kajian yangdiungkapkan oleh Beck (2011):Prinsip nomor 1: Cognitive-Behavior Therapy didasarkan pada formulasiyang terus berkembang dari permasalahan konseli dan konseptualisasi kognitifkonseli.Formulasi konseling terus diperbaiki seiring dengan perkembangan evaluasidari setiap sesi konseling. Pada momen yang strategis, konselor mengkoordinasikanpenemuan-penemuan konseptualisasi kognitif konseli yang menyimpang danmeluruskannya sehingga dapat membantu konseli dalam penyesuaian antara berfikir,merasa dan bertindak.Prinsip nomor 2: Cognitive-Behavior Therapy didasarkan padapemahaman yang sama antara konselor dan konseli terhadap permasalahanyang dihadapi konseli.Melalui situasi konseling yang penuh dengan kehangatan,empati, peduli, dan orisinilitas respon terhadap permasalahan konseli akan membuatpemahaman yang sama terhadap permasalahan yang dihadapi konseli. Kondisitersebut akan menunjukan sebuah keberhasilan dari konseling.Prinsip nomor 3: Cognitive-Behavior Therapy memerlukan kolaborasidan partisipasi aktif.Menempatkan konseli sebagai tim dalam konseling makakeputusan konseling merupakan keputusan yang disepakati dengan konseli. Konseliakan lebih aktif dalam mengikuti setiap sesi konseling, karena konseli mengetahuiapa yang harus dilakukan dari setiap sesi konseling.Prinsip nomor 4: Cognitive-Behavior Therapy berorientasi pada tujuandan berfokus pada permasalahan.Setiap sesi konseling selalu dilakukan evaluasiuntuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan. Melalui evaluasi ini diharapkan adanyarespon konseli terhadap pikiran-pikiran yang mengganggu tujuannya, dengan katalain tetap berfokus pada permasalahan konseli.Prinsip nomor 5: Cognitive-Behavior Therapy berfokus pada kejadiansaat ini.Konseling dimulai dari menganalisis permasalahan konseli pada saat inidan di sini (here and now). Perhatian konseling beralih pada dua keadaan. Pertama,ketika konseli mengungkapkan sumber kekuatan dalam melakukan kesalahannya.Kedua, ketika konseli terjebak pada proses berfikir yang menyimpang dan keyakinankonseli dimasa lalunya yang berpotensi merubah kepercayaan dan tingkahlaku kearah yang lebih baik.Prinsip nomor 6: Cognitive-Behavior Therapy merupakan edukasi,bertujuan mengajarkan konseli untuk menjadi terapis bagi dirinya sendiri, danmenekankan pada pencegahan.Sesi pertama CBT mengarahkan konseli untukmempelajari sifat dan permasalahan yang dihadapinya termasuk proses konselingcognitive-behaviorserta model kognitifnya karena CBT meyakini bahwa pikiranmempengaruhi emosi dan perilaku. Konselor membantu menetapkan tujuan konseli,mengidentifikasi dan mengevaluasi proses berfikir serta keyakinan konseli.Kemudian merencanakan rancangan pelatihan untuk perubahan tingkah lakunya.Prinsip nomor 7: Cognitive-Behavior Therapy berlangsung pada waktuyang terbatas.Pada kasus-kasus tertentu, konseling membutuhkan pertemuan antara6 sampai 14 sesi. Agar proses konseling tidak membutuhkan waktu yang panjang,diharapkan secara kontinyu konselor dapat membantu dan melatih konseli untukmelakukanself-help.Prinsip nomor 8: Sesi Cognitive-Behavior Therapy yang terstruktur.Struktur ini terdiri dari tiga bagian konseling. Bagian awal, menganalisis perasaandan emosi konseli, menganalisis kejadian yang terjadi dalam satu minggukebelakang, kemudian menetapkan agenda untuk setiap sesi konseling. Bagiantengah, meninjau pelaksanaan tugas rumah (homework asigment), membahaspermasalahan yang muncul dari setiap sesi yang telah berlangsung, serta merancangpekerjaan rumah baru yang akan dilakukan. Bagian akhir, melakukan umpan balikterhadap perkembangan dari setiap sesi konseling. Sesi konseling yang terstruktur inimembuat proses konseling lebih dipahami oleh konseli dan meningkatkankemungkinan mereka mampu melakukanself-helpdi akhir sesi konseling.Prinsip nomor 9: Cognitive-Behavior Therapy mengajarkan konseliuntuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggapi pemikirandisfungsional dan keyakinan mereka.Setiap hari konseli memiliki kesempatandalam pikiran-pikiran otomatisnya yang akan mempengaruhi suasana hati, emosi dantingkah laku mereka. Konselor membantu konseli dalam mengidentifikasi pikirannyaserta menyesuaikan dengan kondisi realita serta perspektif adaptif yang mengarahkankonseli untuk merasa lebih baik secara emosional, tingkahlaku dan mengurangikondisi psikologis negatif. Konselor juga menciptakan pengalaman baru yang disebutdengan eksperimen perilaku. Konseli dilatih untuk menciptakan pengalaman barunyadengan cara menguji pemikiran mereka (misalnya: jika saya melihat gambar labalaba,maka akan saya merasa sangat cemas, namun saya pasti bisa menghilangkanperasaan cemas tersebut dan dapat melaluinya dengan baik). Dengan cara ini,konselor terlibat dalam eksperimen kolaboratif. Konselor dan konseli bersama-samamenguji pemikiran konseli untuk mengembangkan respon yang lebih bermanfaat danakurat.Prinsip nomor 10: Cognitive-Behavior Therapy menggunakan berbagaiteknik untuk merubah pemikiran, perasaan, dan tingkah laku.Pertanyaanpertanyaanyang berbentuk sokratik memudahkan konselor dalam melakukankonselingcognitive-behavior. Pertanyaan dalam bentuk sokratik merupakan inti atau kunci dari proses evaluasi konseling. Dalam proses konseling, CBT tidakmempermasalahkan konselor menggunakan teknik-teknik dalam konseling lainseperti kenik Gestalt, Psikodinamik, Psikoanalisis, selama teknik tersebut membantuproses konseling yang lebih saingkat dan memudahkan konelor dalam membantukonseli. Jenis teknik yang dipilih akan dipengaruhi oleh konseptualisasi konselortehadap konseli, masalah yang sedang ditangani, dan tujuan konselor dalam sesikonseling tersebut.sumber :Makalah Cognitive-Behavior Therapy: Solusi Pendekatan Praktek Konselingdi Indonesia oleh Idat MuqodasPrinsip dasar dari CBT adalah bahwa cara kita berpikir dalam situasi tertentu mempengaruhi bagaimana kita merasa emosional dan fisik, dan mengubah perilaku kita.

Ini adalah campuran dari terapi kognitif dan perilaku. Mereka sering digabungkan karena bagaimana kita berperilaku sering mencerminkan bagaimana kita berpikir tentang hal-hal tertentu atau situasi. Penekanan pada aspek kognitif atau perilaku terapi dapat bervariasi, tergantung pada kondisi klien/pasien.

Hal ini banyak berevolusi dari psikologi perilaku dengan tradisi penelitian yang kuat dan penekanan pada teori belajar. Teori pengkondisian klasik Pavlov (1927) dan pengkondisian operan dari Skinner (1938) diikuti oleh karya Dollar dan Miller (1950) yang mencoba menulis ulang teori psikoanalisis menggunakan terminologi yang diasosiasikan dengan berbasis teori pembelajaran laboratorium. Wolpe (1958) membuat kontribusi besar dengan aplikasinya tentang pengetahuan laboratorium untuk interpretasi perilaku neurotik, sehingga dalam pengembangan intervensi terapeutik (O`Kelly, 2010).

Prinsip dasar dari CBT adalah bahwa cara kita berpikir dalam situasi tertentu mempengaruhi bagaimana kita merasa emosional dan fisik, dan mengubah perilaku kita. Setiap orang akan memiliki cara berpikir sendiri, respon individu terhadap peristiwa tertentu. Kunci dari CBT adalah untuk mengidentifikasi pikiran yang paling penting, perasaan dan perilaku yang membentuk reaksi dan memutuskan apakah tanggapan tersebut rasional dan bermanfaat. CBT bekerja pada asumsi bahwa keyakinan Anda mempengaruhi emosi dan perilaku Anda dan bahwa dengan mengidentifikasi dan mengatasi pikiran bermasalah Anda dapat membantu untuk mengubah perilaku Anda menjadi pengalaman yang lebih baik. CBT dapat membantu Anda untuk memahami masalah besar dengan memecahkan mereka ke bagian yang lebih kecil. Hal ini membuat lebih mudah untuk melihat bagaimana mereka terhubung dan bagaimana mereka mempengaruhi Anda. Bagian-bagian ini adalah: Sebuah Situasi masalah, peristiwa atau situasi yang sulit. Dari hal ini maka dapat mempengaruhi, seperti: pikiran, emosi, fisik/perasaan, dan tindakan.

Masing-masing bagian dapat mempengaruhi orang lain. Bagaimana Anda berpikir tentang suatu masalah dapat mempengaruhi bagaimana Anda merasa secara fisik dan emosional. Semua bidang kehidupan dapat terhubung seperti ini: lima bagian tadi. Apa yang terjadi di salah satu bagian dapat mempengaruhi semua bagian lainnya. Membantu dan tidak membantu sebuah reaksi terhadap kebanyakan situasi, tergantung pada bagaimana Anda berpikir tentang hal tersebut. Cara Anda berpikir dapat membantu atau tidak membantu. Misalnya, apa yang Anda lakukan, di mana Anda melakukannya, bagaimana Anda melakukannya, dan ketika Anda memilih untuk melakukannya maka itu mempengaruhi kemampuan Anda untuk memmbentuk, mempertahankan hubungan, memperoleh keterampilan baru, membangun dan mempertahankan kerja, dan pada kahirnya mencapai tujuan pribadi. Masalah perilaku seperti agresi, gangguan kepribadian, ketidakpatuhan, penarikan diri, dan lain-lain.

CBT membantu individu untuk memahami masalah mereka serta menawarkan teknik yang memungkinkan orang untuk belajar untuk membuat perubahan di masing-masing bagian, yang mengarah ke peningkatan gejala emosional dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan mereka sendiri. Tidak ada reaksi individu benar atau salah. Namun, cara orang bereaksi terhadap peristiwa sering dapat memperburuk kehidupan mereka sebagai lingkaran setan.

Sebagai contoh, jika seseorang merasa tertekan, mereka bereaksi dengan menarik diri dari orang lain, yang hanya memperburuk suasana hati mereka lebih lanjut. Dengan mengidentifikasi apakah reaksi membantu atau tidak membantu dalam mencapai tujuan hidup tertentu, orang dapat membuat pilihan tentang bagaimana menanggapi situasi yang berbeda.

Contoh lain: Keyakinan tentang pengalaman yang sama dan emosi mereka sehingga mungkin kasus individu ditolak untuk pekerjaan. Dia mungkin percaya bahwa ia melewati untuk pekerjaan itu karena dia dasarnya tidak kompeten. Dalam hal ini, dia juga mungkin menjadi tertekan, dan dia mungkin lebih kecil kemungkinannya untuk melamar pekerjaan yang serupa di masa mendatang. Jika, di sisi lain, ia percaya bahwa ia melewati karena bidang calon adalah sangat kuat, dia mungkin merasa kecewa tapi tidak tertekan, dan pengalaman mungkin tidak akan menghalangi dia dari melamar pekerjaan yang serupa lainnya.

CBT dapat menjadi terapi yang efektif untuk masalah-masalah berikut:

anger managementkecemasan dan serangan panikpermasalahan anak dan remajakelelahan kronis sindromgangguan kepribadianskizofrenianyeri kronisdepresimasalah narkoba atau alkoholkesulitan makanmasalah kesehatan umumkebiasaanmood yang berubah-ubahobsesif-kompulsiffobiapasca-traumatic stress disorder (PTSD)masalah hubungan dan seksualmasalah tidurMenurunkan Berat Badandan masih banyak lagi

Aaron T. Beck adalah seorang pakar di bidang kognitif yang sangat berpengaruh dalam perkembangan CBT. Mari kita kita lihat sekilas tentang Aaron T. Beck di bawah ini.

Pada tahun 1960, Aaron T. Beck, seorang psikiater, mengamati bahwa selama sesi analitis, pasien cenderung memiliki dialog internal yang terjadi di dalam pikiran mereka, hampir seolah-olah mereka sedang berbicara dengan diri mereka sendiri. Tapi mereka hanya akan melaporkan sebagian kecil dari pemikiran seperti ini kepadanya.

Sebagai contoh, dalam sebuah sesi terapi klien mungkin berpikir untuk dirinya sendiri: Dia (terapis) belum mengatakan banyak saat ini. Aku ingin tahu apakah dia kesal dengan saya Pikiran-pikiran bisa membuat klien merasa sedikit cemas atau mungkin terganggu?. Dia kemudian bisa menanggapi pemikiran ini dengan lebih jauh berpikir: Dia mungkin lelah, atau mungkin saya belum berbicara tentang hal yang paling penting. Pikiran kedua mungkin mengubah cara klien merasa.

Beck menyadari bahwa hubungan antara pikiran dan perasaan itu sangat penting. Dia menemukan pikiran-pikiran otomatis istilah untuk menggambarkan pikiran emosi-diisi yang mungkin muncul dalam pikiran. Beck menemukan bahwa orang-orang tidak selalu sepenuhnya menyadari pikiran seperti itu, tapi bisa belajar untuk mengidentifikasi dan melaporkan mereka. Jika seseorang merasa marah dalam beberapa cara, pikiran biasanya negatif dan tidak realistis atau membantu. Beck menemukan bahwa mengidentifikasi pikiran-pikiran adalah kunci untuk pemahaman klien dan mengatasi nya atau kesulitan nya.

Beck menyebutnya terapi kognitif karena pentingnya itu menempatkan pada pemikiran. Ini sekarang dikenal sebagai terapi kognitif-perilaku (CBT) karena terapi menggunakan teknik perilaku juga. Keseimbangan antara kognitif dan perilaku elemen bervariasi antara terapi yang berbeda dari jenis ini, tetapi semua datang di bawah terapi perilaku kognitif istilah payung. CBT sejak menjalani percobaan ilmiah yang sukses di banyak tempat oleh tim yang berbeda, dan telah diterapkan pada berbagai macam masalah.

Bagaimana orang berperilaku mempengaruhi hidup mereka dan bagaimana mereka menerima dukungan dengan berpedoman pada pilihan mereka. CBTbagaimana Anda berpikir tentang diri Anda, dunia dan orang lain. Bagaimana yang Anda lakukan akan mempengaruhi pikiran dan perasaan Anda. CBT dapat membantu Anda untuk mengubah cara Anda berpikir (`Kognitif`) dan apa yang Anda lakukan (`Perilaku`). Perubahan ini dapat membantu Anda untuk merasa lebih baik. Tidak seperti beberapa perawatan berbicara lain, berfokus pada `di sini dan sekarang` masalah dan kesulitan. CBT berfokus pada penyebab permasalahan atau gejala di masa lalu, ia mencari cara untuk meningkatkan keadaan pikiran Anda sekarang.

CBT dapat memaksimalkan pada akal sehat Anda dan membantu Anda untuk melakukan hal-hal sehat yang Anda kadang-kadang dapat melakukannya secara alami dan tanpa berpikir dan meningkatkan secara teratur.

Efektivitas CBT untuk berbagai masalah psikologis telah diteliti secara luas daripada pendekatan psikoterapi lainnya. Reputasi CBT sebagai pengobatan yang sangat efektif berkembang. Beberapa studi mengungkapkan bahwa CBT lebih efektif daripada obat untuk pengobatan kecemasan dan depresi. Sebagai hasil dari penelitian ini, metode pengobatan yang singkat dan lebih intens telah dikembangkan untuk gangguan kecemasan tertentu seperti panik, kecemasan dalam kesulitan dalam kehidupan sosial, atau merasa khawatir sepanjang waktu.

CBT adalah pengobatan yang kuat karena menggabungkan aspek ilmiah, filosofis, dan perilaku menjadi satu pendekatan yang komprehensif untuk memahami dan mengatasi masalah psikologis yang umum.

CBT mendorong Anda untuk memahami bahwa pikiran Anda atau keyakinan terletak antara peristiwa dan perasaan utama Anda dan tindakan. Pikiran Anda, keyakinan, dan makna yang Anda berikan ke suatu acara, menghasilkan respon Anda emosi dan perilaku.