teori zabetakis

21
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Purwadarmitnto,1984) penerapan adalah cara menerapkan. Keselamatan adalah keadaan selamat. Menurut Chaidir Situmorang (2003:1), Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dideskripsikan secara filosofis dan keilmuan. Secara filosofis yaitu suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani dan rohaniah tenaga kerja, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara keilmuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Menurut Dainur (1993:75) Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan hubungan tenaga kerja dengan peralatan kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan cara – cara melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Suma’mur (2001:104) keselamatan kerja merupakan suatu rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang berkerja di perusahaan yang bersangkutan. Anwar Sutrisno yang dikutip Moenir (1993:201) mengemukakan keselamatan kerja adalah suatu keadaan dalam lingkungan /tempat kerja yang dapat menjamin secara maksimal keselamatan serta kesehatan orang – orang yang berada

Upload: edy-timanta-tarigan

Post on 29-Dec-2015

87 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI ZABETAKIS

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Purwadarmitnto,1984) penerapan adalah cara

menerapkan. Keselamatan adalah keadaan selamat. Menurut Chaidir Situmorang

(2003:1), Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dideskripsikan secara filosofis dan

keilmuan. Secara filosofis yaitu suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan

dan kesempurnaan baik jasmani dan rohaniah tenaga kerja, hasil karya dan budayanya

menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara keilmuan keselamatan dan

kesehatan kerja adalah merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Menurut Dainur (1993:75) Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah keselamatan yang

berkaitan dengan hubungan tenaga kerja dengan peralatan kerja, bahan dan proses

pengolahannya, landasan tempat kerja dan cara – cara melakukan pekerjaan tersebut.

Menurut Suma’mur (2001:104) keselamatan kerja merupakan suatu rangkaian usaha

untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang

berkerja di perusahaan yang bersangkutan.

Anwar Sutrisno yang dikutip Moenir (1993:201) mengemukakan keselamatan kerja

adalah suatu keadaan dalam lingkungan /tempat kerja yang dapat menjamin secara

maksimal keselamatan serta kesehatan orang – orang yang berada didaerah/ditempat

tersebut, baik orang tersebut pegawai maupun bukan pegawai organisasi kerja itu.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan, tempat kerja

danlingkungan, serta cara – cara melakukan pekerjaan. Dari beberapa definisi dan konsep

di atas peneliti menyimpulkan bahwa penerapan dan keselamatan kerja adalah suatu cara

untuk menerapkan diri atau mengatur diri sendiri pada suatu pekerjaan agar bisa bekerja

dengan aman dan sehat baik secara jasmani dan rohani yang berhubungan dengan proses

kerja dan lingkungan kerjanya.

Page 2: TEORI ZABETAKIS

Unsur dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Untuk dapat menciptakan kondisi yang aman dan sehat dalam bekerja diperlukan adanya

unsur – unsur dan prinsip – prinsip keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun unsur –

unsur keselamatan dan kesehatan kerja menurut Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi

(2007:5) antara lain adalah :

1) Adanya APD (Alat Pelindung Diri) di tempat kerja

2) Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya

3) Adanya peraturan pembagiaan tugas dan tanggungjawab

4) Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat – syarat lingkungan

kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu,kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi,

getaran mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja aman dari arus listrik, lampu

penerangan cukup memedai, ventilasi dan sirkulasi udara seimbang, adanya aturan kerja

atau aturan keprilakuan.

5) Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja

6) Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja

7) Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja

Selain unsur – unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di atas, hal yang harus

diperhatikan dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Menurut

Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi (2007:54) prinsip – prinsip keselamatan kerja

meliputi aspek hiegene, aspek sanitasi, dan aspek lingkungan kerja.

Aspek Hygiene meliputi kesehatan dan kebersihan pribadi, makanan, minuman serta

pakaian. Aspek sanitasi meliputi pengadaan air bersih, pengadaan tempat sampah,

merawat dan menyimpan peralatan, serta penataan lingkungan. Sedangkan aspek

lingkungan kerja meliputi mengantisipasi penyebab penyakit dan kondisi fisik di

lingkungan tempat kerja, kondisi kimia, kondisi biologi, dan kondisi psikologi pekerja.

Page 3: TEORI ZABETAKIS

Sanitasi Hygiene adalah mengikuti prosedur Hygiene, mengidentifikasi dan mencegah

resiko Hygiene, menilai dan merespon situasi darurat pada kecelakaan kerja memberikan

perawatan tempat, memonitor situasi, membersikan dan menyimpan peralatan,

membersihkan dan mensanitasi tempat kerja, serta menangani limbah linen.

Syarat – syarat lingkungan kerja yang baik menurut Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi

(2007:6) adalah,

1) tempat kerja yang steril dari debu, kotoran, asap rokok, uap, gas, radiasi, peralatan,

kebisingan,

2) tempat kerja aman dari sengatan listrik,

3) lampu penerangan cukup memadai,

4) ventilasi dan sirkulasi udara seimbang,

5) adanya tata tertib atau aturan keperilakuan kerja.

Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia(1992:13) kondisi gedung

yang yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja meliputi bentuk

bangunan yang kuat atau tidak, pembagian ruangan, keadaan lantai, dinding, langit –

langit/atap, fasilitas ventilasi udara, pencahayaan, saluran air, dan tempat sampah.

Untuk menjaga kesehatan lingkungan kerja perlu diperhatikan juga tentang aspek

sanitasi. Menurut pendapat Ichsan (1979:25) sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit

melalui cara pemberantasan atau pengawasan berbagai faktor lingkungan yang

merupakan mata rantai penghubung dari penularan penyakit. Aspek sanitasi, meliputi

prinsip – prinsip yang berhubungan dengan lingkungan misalnya pengadaan air bersih,

pembuangan air kotor dan limbah. Aspek sanitasi lainya adalah pengadaan tempat

sampah sementara, pemberantasan serangga dan tikus, penataan lingkungan kerja dan

perumahan karyawan, pengendalian suara – suara bising. Pemeliharaan area kerja

termasuk merapikan dan membersihkan adalah suatu proses dimana area kerja harus

selalu terjaga kebersihan. Kerapian dan keteraturannya yang merupakan tanggung jawab

fasilitator dan peserta didik. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, maka

setiap pekerja/siswa harus menjaga kebersihan dan kesegaran lingkungan kerja serta

pribadi masing – masing.

Page 4: TEORI ZABETAKIS

b. Tujuan dan Syarat - syarat Keselamatan dan Keselamatan Kerja

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada intinya adalah untuk melindungi pekerja

dari kecelakaan akibat kerja. Menurut Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi (2007:7)

mengemukakan bahwa tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk tercapainya

keselamatan karyawan saat bekerja dan setelah bekerja.

Menurut Suma’mur (1981:70) Tujuan Keselamatan Kesehatan Kerja adalah untuk

melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk

kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas kerja, untuk

menjamin keselamatan orang lain yang berada dilingkungan tempat kerja dan sumber

produksi dipelihara dan digunakan secara efisien

Sedangkan menurut Ernawati (2008:70). Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

adalah :

a. Melindungi para siswa dari kemungkinan – kemungkinan buruk yang mungkin

terjadi akibat kecerobohan siswa.

b. Memelihara kesehatan para siswa untuk memperoleh hasil pekerjaan yang

optimal.

c. Mengurangi angka sakit atau angka kematian diantara pekerja

d. Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit – penyakit lain yang

ditimbulkan oleh sesame pekerja.

e. Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental.

f. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada ditempat kerja

g. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa tujuan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di sekolah adalah untuk menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja

para siswa dari potensi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta dapat

menggunakan dan memelihara sumber produksi secara aman dan efisien.

Page 5: TEORI ZABETAKIS

Sedangkan syarat – syarat keselamatan kerja dalam peraturan perundangan No. 1 tahun

1970 Pasal 3 seperti yang dikutip oleh Bennett Silalahi (1985:44) terdiri dari:

1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan

2) Mencegah, mengurangi, dan memedamkan kebakaran

3) Mencegah dan mengurangu bahaya peledakan

4) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau

kejadian – kejadian yang berbahaya

5) Member pertolongan pada kecelakaan

6) Memberi alat – alat perlindungan diri pada para pekerja

7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau memyebar luasnya suhu, kelembaban,

debu, kotoran, asap, uap, gas, dan hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan

gertaran

8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja

9) baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan

10) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai

11) Menyelanggaraka suhu dan lembab udara yang baik

12) Menyelenggarakan kesegaran udara yang cukup

13) Memelihara kesehatan, ketertiban, dan kebersihan

14) Meperoleh keserasiaan antara tenega kerja, alat kerja, linkungan, cara proses

kerjanya.

15) Mengamankan dan mempelancar pengangkatan kerja orang, binatang, tanaman

atau barang.

Berdasarkan tujuan dan syarat keselamatan kerja diatas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa salah satu upaya yang dapat ditempuh agar keselamatan dan

kesehatan kerja di sekolah dapat terlaksana dengan baik adalah dengan menghilangkan

sumber bahaya melalui identifikasi bahaya dan mendeskripsikan upaya penanganan

bahaya sehingga dapat tercipta suasana kerja yang aman dan kondusif bagi siswa serta

dapat tercapai kecelakaan kerja nol (zero accident)

Page 6: TEORI ZABETAKIS

c. Mengikuti Prosedur Keselamatan dan Kesehatan kerja

Cara kerja sangat mempengaruhi tercapainya keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.

Jika seorang pekerja tidak bekerja sesuai dengan cara kerja yang ditentukan maka akan

dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau gangguan kerja. Prosedur bekerja dengan

aman dan tertib yang berlaku di setiap dunia usaha atau industry biasanya telah dibuat

dalam bentuk tata tertib dan aturan keperilakuan (Sutrisno dan Kusmawan, 2007:11).

Sehingga untuk mencapai keselamatan dan kesehatan adalah melalui penerapan ergonomi

dan pemakaian APD (Alat Pelindung Diri). Ergonomi adalah peraturan yang mengatur

tenaga kerja, sarana kerja dan pekerjaannya. Ergonomi juga dapat didefinisikan sebagai

rencanana kerja yang memungkinkan manusia bekerja dengan melindungi seseorang

dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasitubuh dari bahaya ditempat kerja (Widarto,

2008:68).

Menurut Ernawati (2008 :82), perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis

pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat diutamakan. Alat-alat

demikian harus memenuhi persyaratan: enak dipakai, tidak mengganggu kerja, memberi

perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya. Jenis alat proteksi diri beraneka ragam

macamnya, antara lain :

1) untuk kepala, pengikat dan penutup rambut, topi dari berbagaibahan,

2) untuk mata, kaca mata dari berbagai bahan,

3) untuk muka, perisai muka,

4) untuk tangan dan jari, sarung tangan, bidal jari,

5) untuk kaki, sepatu dan sendal,

6) untuk alat pernapasan, respirator atau master khusus,

7) untuk telinga, sumbat telinga atau tutup telinga,

8) untuk tubuh, pakaian kerja yang memenuhi persyaratan sesuaikan dengan jenis

pekerjaan.

Page 7: TEORI ZABETAKIS

Menurut Nurul Triaini dkk (1996 : 25), peralatan yang bersifatmelindungi pribadi yaitu

menggunakan sarung tangan sesuai jenis untuk bahan kimia dan termasuk resikonya,

menggunakan kaca tameng dengan perisai sisi, perisai muka penuh atau kaca mata hitam,

melindungi kaki dari bahan kimia bersifat menghancurkan, menggunakan celemek

bersifat menahan bahan kimia Berdasarkan beberapa teori di atas peneliti menyimpulkan

bahwa Alat Pelindung Diri adalah alat yang digunakan untuk pekerja atau siswa untuk

melindungi diri dari bahaya di tempat kerja dan dapat memberikan rasa aman kepada

siswa atau pekerja. Alat yang di gunakan harus memenihi persyaratan berikut : enak

dipakai, tidak menggangu pekerjaan dan dapat memberikan perlindungan secara efektif.

Bagian yang harus dilindungi meliputi kepala, muka, mata, tangan dan kaki, alat

pernafasan, telinga dan badan

Tujuan dan Pembatasan Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, perawat, alat kerja

dan bahan proses pengolahannya. Landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara

melakukan pekerjaan (Suma’mur, 1995). Menurut Ramlan Dj, 2006, pelaksanaan

keselamatan kerja adalah berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja yang disebabkan oleh berbagai faktor bahaya, baik berasal dari penggunaan

mesin-mesin produksi maupun lingkungan kerja serta tindakan pekerja sendiri. Jadi yang

dimaksud dengan keselamatan kerja adalah yang berkaitan dengan kecelakaan kerja, yaitu

kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Sedangkan dalam hubungannya kondisi-kondisi dan

situasi di Indonesia, pengertian kecelakaan  adalah cacat dan kematian sebagai akibat

kecelakaan kerja (Suma’mur, 1995).

Adapun tujuan dari keselamatan kerja adalah :

1. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya untuk

kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas nasional.

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.

Page 8: TEORI ZABETAKIS

3. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Menurut Mangkunegara (2001), tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai

berikut :

1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara

fisik, sosial dan psikologis.

2. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaikbaiknya dan seefektif

mungkin.

3. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

5. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.

6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi

kerja.

7. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Menurut Rivai (2006), tujuan dan pentingnya keselamatan kerja meliputi :

1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.

2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.

3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena

menurunnya pengajuan klaim.

5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya

partisipasi dan rasa kepemilikan.

6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan.

Perusahaan yang dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-kecelakaan kerja,

penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stres serta mampu meningkatkan kualitas

kehidupan kerja para pekerjanya, maka perusahaan tersebut akan semakin efektif (Rivai,

2006).

Page 9: TEORI ZABETAKIS

Hubungan Keselamatan Kerja dengan Peningkatan Produksi dan Produktivitas

Produktivitas kerja merupakan suatu konsep yang menunjukkana danya kaitan output

dengan input yang dibutuhkan seorang tenaga kerja untuk menghasilkan produk. Pengukuran

produktivitas dilakukan dengan melihat jumlah output yang dihasilkan oleh setiap karyawan

selama sebulan. Seorang karyawan dapat dikatakan produktif apabila ia mampu menghasilkan

jumlah produk yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan lain dalam waktu yang sama.

Produktivitas kerja merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai

pandangan bahwa mutu kehidupan hari harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik

dari hari ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas (Bambang Tri, 1996:283) adalah:

a) Manusia

Faktor manusia mencakup beberapa aspek antara lain kuantitas, tingkat keahlian, latar

belakang kebudayaan dan pendidikan, kemampuan, sikap, minat, struktur pekerjaan,

umur, jenis kelamin.

b) Modal

Faktor modal meliputi aspek modal tetap, teknologi, bahan baku.

c) Faktor metode (proses)

Faktor metode meliputi tata ruang tugas, penanganan bahan baku penolong dan mesin,

perencanaan dan pengawasan produksi, pemeliharaan melalui pencegahan, teknologi

yang memakai cara alternatif.

d) Faktor produksi

Meliputi kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran, spesialisasi produksi.

e) Faktor lingkungan organisasi

Meliputi organisasi dan perencanaan, kebijaksanaan personalia, system manajemen, gaya

kepemimpinan, kondisi kerja, ukuran perusahaan, iklim kerja, system intensif.

f) Faktor lingkungan negara

Meliputi struktur social politik, struktur industri, pengesahan, tujuan pengembangan

jangka panjang dan lain-lain.

g) Faktor lingkungan internasional

Meliputi kondisi perdagangan dunia, masalah-masalah perdagangan internasional,

kebijakan migrasi tenaga kerja.

Page 10: TEORI ZABETAKIS

Faktor – Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Terdapat banyak teori yang menjelaskan bagaimana kecelakaan dapat terjadi, pada

intinya kecelakaan adalah hal yang terjadi diluar dugaan dan tidak terencana, kecelakaan

menimbulkan korban, baik korban materil ataupun non-materil. Namun pada kesempatan kali ini

kami hanya membahas teori menurut Dr. Michael Zabetakis.

Teori Zabetakis

Zabetakis M. Mengemukakan bahwa umumnya kecelakaan sesungguhnya disebabkan

oleh adanya pelepasan energi (berupa mekanik, listrik, kimia, suhu, radiasi ion) yang

berlebihan atau bahan-bahan berbahaya (seperti karbon monoksida, karbon dioksida,

hidrogen sulfida, dan air) yang tidak direncanakan atau tidak diharapkan. Dengan sedikit

pengecualian, pelepasan ini disebabkan tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman.

Tindakan dan keadaan yang berbahaya adalah penyebab dasar kecelakaan yang hanyalah

merupakan suatu simptom. Penyebab dasar selalu dapat ditelusuri bersumber dari aturan-

aturan dan keputusan manajemen yang salah, faktor individu (pekerja) dan lingkungan.

Dr. Michael Zabetakis (dalam Heinrich, 1980) mengembangkan teori Domino Heinrich

yang membagi penyebab kecelakaan menjadi 3 bagian, yaitu:

1.     Penyebab Langsung

Dalam menganalisis sebuah kecelakaan secara detail, haruslah mempertimbangkan

penyebab langsung yang mendasari terjadinya yaitu pelepasan energi dan atau material

yang berbahaya. Orang-orang yang menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan lebih

tertarik pada penyebab langsung karena sangat memungkinkan untuk memperbaiki dan

memodifikasi peralatan, material dan fasilitas, pelatihan karyawan untuk lebih sadar

terhadap bahaya yang ada disekitar lingkungan kerja,dan menyediakan alat pelindung diri

untuk mencegah kecelakaan.

Page 11: TEORI ZABETAKIS

2. Penyebab Tidak Langsung

Zabetakis menyatakan bahwa kecelakaan yang  terjadi tidak disebabkan langsung

oleh Unsafe Actsdan Unsafe Conditions. Mereka timbul akibat adanya kebijakan

manajemen yang lemah, kontrol yang lemah, kurangnya pengetahuan, assessment yang

tidak tepat terhadap bahaya yang ada, dan faktor personal lainnya.

3. Penyebab Dasar

Banyak teori terdahulu mengenai pencegahan kecelakaan yang hanya mengidentifikasi

dan  mengkoreksi perilaku dan kondisi tidak aman di area kerja. Zabetakis menyatakan

bahwa pencegahan kecelakaan dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengkoreksi

perilaku yang menjadi penyebab dasar terjadinya kecelakaan, yang terbagi atas 3 bagian:

a.      Kebijakan dan Objekif Manajemen terhadap Keselamatan

Kategori ini merupakan bagian kebijakan manajemen mengenai komitmen terhadap

keselamatan, seperti production and safety goals, prosedur perekrutan karyawan,

dokumentasi, tugas dan tanggung jawab, pelatihan, penempatan, direksi dan supervisi,

prosedur komunikasi, prosedur inspeksi danassessment, peralatan, penawaran, desain

fasilitas, purchase and maintenance, standar operasi prosedur, dan housekeeping.

b.     Faktor Personal

Faktor personal, termasuk di dalamnya motivasi, kemampuan, pengetahuan, pelatihan ,

kesadaran akan keselamatan kerja dan lingkungan, tugas dan tanggung jawab, kinerja,

fisik dan mental, respon, dan perhatian.

c.      Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan, termasuk di dalamnya temperatur, tekanan, debu, uap, gas,

kelembaban, kebisingan, pencahayaan, arus udara, keadaan dan sifat lingkungan fisik

sekitar (permukaan yang licin, halangan/hambatan, bahan-bahan berbahaya).

Page 12: TEORI ZABETAKIS

d. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan, termasuk di dalamnya temperatur, tekanan, debu, uap, gas,

kelembaban, kebisingan, pencahayaan, arus udara, keadaan dan sifat lingkungan fisik

sekitar (permukaan yang licin, halangan/hambatan, bahan-bahan berbahaya).

Contoh-Contoh Kecelakaan Kerja dan Lingkungan

Dunia industri minyak dan gas bumi adalah industri yang rawan terhadap kecelakaan

yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Sifat material minyak dan gas bumi yang

mudah terbakar dan beracun serta berbahaya membuat kelalaian sekecil apapun dapat

menjadi bencana lingkungan yang besar. Terjadinya kecelakaan kerja dan lingkungan

didominasi oleh faktor kesalahan manusia karena perilaku tidak aman dalam bekerja.

Contoh-contoh kecelakaan kerja dan lingkungan yang terjadi adalah sebagai berikut:

Page 13: TEORI ZABETAKIS

1. Tumpahan minyak (Oil Spill)

Tumpahan minyak salah satunya disebabkan oleh pekerja yang tidak mengikuti Standard

Operation Procedure (SOP) dalam bekerja. Tumpahan minyak ini tidak hanya

menyebabkan kerugian pada pekerja itu sendiri dan peralatan, namun juga menyebabkan

kerusakan pada lingkungan. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pekerja yang

tidak mengikuti SOP berdampak pada timbulnya pencemaran udara, air dan tanah di

lingkungan kerja dan lingkungan sekitar. Tumpahan minyak selalu terjadi setiap

tahunnya di beberapa perusahaan Migas akibat dari kelalaian pekerja yang tidak

mengikuti SOP.

2. Ledakan

Ledakan di area kerja acap kali terjadi akibat kelalaian pekerja atas perilaku yang tidak

aman dalam bekerja. Ledakan pernah terjadi di area pengelasan yang disebabkan karena

terakumulasinya gas di dalam tool box tempat penyimpanan lampu potong (cutting

torch). Pada saat peletakkan lampu potong, pekerja tidak menyadari bahwa tangkai

pengangan (handle/valve) lampu potong masih dalam keadaan terbuka, sehingga tertekan

dengan tidak sengaja di dalam tool box dan terjadilah akumulasi gas. Percikan api dari

pengelasan yang berada di area tool box menyebabkan gas dan api bertemu dan

menimbulkan ledakan di lingkungan kerja.

3. Kebakaran

Kebakaran yang terjadi dalam hal ini tidak hanya berdampak negatif pada pekerja dan

peralatan, tetapi juga pada lingkungan kerja dan sekitar.

Page 14: TEORI ZABETAKIS

DAFTAR PUSTAKA

1) Heinrich, H.W. (1980). Industrial Accident Prevention: A Asfety Management Approach. New York: McGraw-Hill Inc.

2) Ramadhani, D. A. (2012). Hubungan Kesadaran Lingkungan, Program Behaviour Based Safety, Faktor Eksternal dengan Perilaku Pekerja. Tesis: Universitas Indonesia