teori uang dalam ekonomi makro islam

16
1 TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM H. Amhar Maulana Harahap Dosen Tetap Sekolah Tinggi Agama Islam Barumun Raya (STAIBR) Sibuhuan e-mail : [email protected] Abstrak: Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berbasis bagi hasil. Uang adalah benda- benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar menukar/perdagangan. Dalam ekonomi bagi hasil, maka yang digunakan untuk mekanisme ekonominya adalah nisbah bagi hasil dan return usaha yang terjadi secara riil. Inilah, maknanya ajaran Islam yang menganjurkan menggunakan konsep Economic Value of Time. Artinya, waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukan uang memiliki nilai waktu. Faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara), maka akan semakin tinggi nilai waktunnya. Abstract: The Islamic economy is a result-driven economy. Money is the objects that are approved by the community as an intermediary tool to conduct exchange/trade. In the economics of the outcome, then the economic mechanism used is the ratio of the outcome and the business return that occurs in real. This means that the Islamic teachings advocated using the Economic Value of Time concept. That is, time that has an economic value, not money has a time value. The determining factor of time value is how one utilizes that time. The more effective (appropriate) and efficient (right way), the higher the time value. Kata Kunci: Teori Uang, Ekonomi Makro, Islam A. Pendahuluan Uang merupakan inovasi besar dalam peradaban perekonomian dunia. Posisi uang sangat strategis dalam satu sistem ekonomi, dan sulit digantikan dengan variabel lainnya. Bisa dikatakan uang merupakan bagian yang terintegrasi dalam satu sistem ekonomi. Sepanjang sejarah keberadaannya, uang memainkan peranan penting dalam perjalanan kehidupan modern. Uang berhasil memudahkan dan mempersingkat waktu transaksi pertukaran barang dan jasa. Uang dalam sistem ekonomi memungkinkan perdagangan berjalan secara efisien. 1 1 Mustafa Edwin Nasution, dkk, Ekonomi Islam: Pengenalan Eksklusif (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.239.

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

1

TEORI UANG DALAM EKONOMI

MAKRO ISLAM

H. Amhar Maulana Harahap

Dosen Tetap Sekolah Tinggi Agama Islam Barumun Raya (STAIBR) Sibuhuan

e-mail : [email protected]

Abstrak: Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berbasis bagi hasil. Uang adalah benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar

menukar/perdagangan. Dalam ekonomi bagi hasil, maka yang digunakan untuk mekanisme ekonominya adalah nisbah bagi hasil dan return usaha yang terjadi secara

riil. Inilah, maknanya ajaran Islam yang menganjurkan menggunakan konsep Economic Value of Time. Artinya, waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukan uang memiliki nilai waktu. Faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang

memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara), maka akan semakin tinggi nilai waktunnya.

Abstract: The Islamic economy is a result-driven economy. Money is the objects that are approved by the community as an intermediary tool to conduct exchange/trade. In

the economics of the outcome, then the economic mechanism used is the ratio of the outcome and the business return that occurs in real. This means that the Islamic

teachings advocated using the Economic Value of Time concept. That is, time that has an economic value, not money has a time value. The determining factor of time value is how one utilizes that time. The more effective (appropriate) and efficient (right way),

the higher the time value.

Kata Kunci: Teori Uang, Ekonomi Makro, Islam

A. Pendahuluan

Uang merupakan inovasi besar dalam peradaban perekonomian dunia.

Posisi uang sangat strategis dalam satu sistem ekonomi, dan sulit digantikan dengan

variabel lainnya. Bisa dikatakan uang merupakan bagian yang terintegrasi dalam

satu sistem ekonomi. Sepanjang sejarah keberadaannya, uang memainkan peranan

penting dalam perjalanan kehidupan modern. Uang berhasil memudahkan dan

mempersingkat waktu transaksi pertukaran barang dan jasa. Uang dalam sistem

ekonomi memungkinkan perdagangan berjalan secara efisien.1

1Mustafa Edwin Nasution, dkk, Ekonomi Islam: Pengenalan Eksklusif (Jakarta: Kencana,

2010), hlm.239.

Page 2: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

2

Ketika jumlah manusia semakin bertambah, maka peradabannya pun akan

semakin maju sehingga kegiatan dan interaksi antarsesama manusia pun akan

meningkat. Jumlah dan jenis kebutuhan manusia juga akan semakin beragam. Maka

dari itu, diperlukan alat tukar yang dapat diterima semua pihak untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Alat tukar inilah yang disebut dengan uang.

Pada zaman sekarang ini banyak orang menyalah artikan tentang uang,

apalagi dunia ini sudah berabad-abad didoktrin oleh prinsip konvensional yang

tidak mengenal arti haram dan halal. Bahkan uang juga bisa berfungsi untuk hal

yang haram, bahkan di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya muslim

mendefinisikan uang berdasarkan konvensional yang mempunyai konsep yang

salah. Padahal Islam mempunyai konsep tentang uang yang lebih baik. Para

ekonom konvensional bahkan berdebat tentang konsep uang berdasarkan

konvensional itu sendiri. Ini berarti konsep konvensional itu tidak sesempurna

dibandingkan dengan konsep Islam. Apalagi mereka mengatakan bahwa modal

sering diidentikkan dengan uang sedangkan dalam konsep Islam uang adalah uang

dan modal adalah modal.

B. Pembahasan

1. Pengertian Uang

Dalam ekonomi Islam, secara etimologi uang berasal dari kata al-naqdu,

pengertiannya ada beberapa makna yaitu: al-naqdu berarti yang baik dari dirham,

menggenggam dirham, membedakan dirham, dan al-naqdu juga berarti tunai.

Kata nuqud tidak terdapat dalam al-Quran dan hadis, karena bangsa Arab

umumnya tidak menggunakan nuqud untuk menunjukkan harga.

Mereka menggunakan kata dinar untuk menunjukkan mata uang yang terbuat

dari emas dan kata dirham untuk menunjukkan alat tukar yang terbuat dari perak.

Mereka juga menggunakan wari’ untuk menunjukkan dirham perak, kata ‘ain untuk

menunjukkan dinar emas.

Sedangkan kata fulus (uang tembaga) adalah alat tukar tambahan yang

digunakan untuk membeli barang-barang murah.

Page 3: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

3

Uang menurut fuqaha tidak terbatas pada emas dan perak yang dicetak, tapi

mencakup seluruh jenisnya dinar, dirham dan fulus.Untuk menunjukkan dirham dan

dinar mereka mengunakan istilah naqdain.

Namun mereka berbeda pendapat apakah fulus termasuk dalam istilah

naqdain atau tidak.Menurut pendapat yang mu’tamad dari golongan Syafi’iyah,

fulus tidak termasuk naqd, sedangkan Mazhab Hanafi berpendapat bahwa naqd

mencakup fulus.

Defenisi nuqd menurut Abu Ubaid (wafat 224 H), seperti yang dikutip

Ahmad Hasan dirham dan dinar adalah nilai harga sesuatu.

Ini berarti dinar dan dirham adalah standar ukuran nilai yang dibayarkan

dalam transaksi barang dan jasa.Senada dengan pendapat ini, Al-Ghazali (wafat 595

H) menyatakan, Allah menciptakan dinar dan dirham sebagai hakim penengah

diantara seluruh harta, sehinga seluruh harta bisa diukur dengan keduanya.

Ibn al-Qayyim (wafat 751 H) berpendapat dinar dan dirham adalah nilai harga

barang komoditas. Ini mengisyaratkan bahwa uang adalah standar unit ukuran

untuk nilai harga komoditas.

Pengertian uang secara konvensional atau kontemporer yaitu:

Menurut Robertson, uang adalah segala sesuatu yang diterima umum sebagai

alat pembayaran barang-barang.

Menurut R.S Sayes mendefinisikan uang sebagai segala sesuatu yang

diterima umum untuk membayar hutang.

Menurut A.C Pigou memberikan definisi bahwa uang adalah segala sesuatu

yang diterima umum untuk dapat digunakan sebagai alat penukaran.

Menurut Albert Gailort Hart, uang adalah kekayaan yang mana pemiliknya

dapat melunaskan hutangnya dalam jumlah yang tertentu pada waktu itu juga.

Dapat disimpulkan bahwa uang adalah benda-benda yang disetujui oleh

masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar menukar/perdagangan.

Disetujui adalah terdapat kata sepakat di antara anggota-anggota masyarakat untuk

menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar

menukar.2

2Sadono Sukirno, Makro Ekonomi: Teori Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm.267.

Page 4: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

4

2. Ciri-ciri Uang

Adapun ciri-ciri uang yaitu :

a. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu

b. Mudah dibawa-bawa

c. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya

d. Tahan lama

e. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih- lebihan)

f. Bendanya mempunyai mutu yang sama

3. Fungsi Uang

a. Uang sebagai perantara tukar menukar

b. Uang sebagai Ukuran Harga

c. Uang sebagai satuan nilai

d. Uang sebagai Media Transaksi

e. Uang sebagai alat bayaran tertunda

f. Uang sebagai alat penyimpan nilai

g. Uang Media Menyimpan Nilai

4. Uang sebagai Public goods, modal sebagai Private Goods

Dalam Islam, Capital is private goods, sedangkan money is pulic goods.

Uang ketika mengalir adalah publics goods (Flow concept), kemudian

mengendap dalam kepemilikan seseorang (stock concept), uang tersebut menjadi

milik pribadi ( Pivate goods).

Pengertian tentang uang dan modal menurut jenis barangnya, yaitu uang

merupakan public goods artinya uang merupakan harta milik umum,

Sedangkan modal merupakan Private good artinya barang/harta milik

pribadi. Artinya ketika uang itu masih beredar di masyarakat dan belum

mengendap pada masyarakat itu berarti bisa dikatakan public goods.

Dan ketika sampai ketangan masyarakat dan mengendap itu dikatakan

modal atau private goods.

Konsep public goods belum dikenal dalam teori ekonomi Islam sampai

tahun 1980-an. Baru setelah muncul ekonomi lingkungan, maka kita berbicara

tentang externalities, publlic good, dan sebagainya.

Page 5: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

5

Dalam Islam, konsep ini sudah lama dikenal, yaitu ketika Rasulullah

mengatakan bahwa “Manusia mempunyai hak bersama dengan tiga hal: air,

rumput dan api” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majah).

Dengan demikian berserikat dalam hal public goods bukan merupakan

hal yang baru dalam ekonomi islam.

Untuk lebih jelasnya konsep private dan public goods masing-masing

dapat diilustrasikan dengan mobil dan jalan tol. Mobil adalah private goods

(Capital) dan jalan tol adalah public goods (money).

Apabila mobil tersebut menggunakan jalan tol baru kita dapat menikmati

jalan tol. Namun, apabila mobil tersebut tidak menggunakan jalan tol, maka kita

tidak akan dapat menikmati jalan tol tersebut.

Dengan kata lain jika uang diinvestikan dalam proses produksi, maka

kita baru akan mendapatkan lebih banyak uang.

Sedangkan dalam konsep konvensional uang capital dapat menjadi

private goods. Maka bagi mereka jika mobil diparkir digarasi ataupun digunakan

dijalan tol, maka mereka akan tetap menikmati manfaat dari jalan tol tesebut.

Apakah uang diinvestasikan pada proses tersebut maka mereka akan

mendapatkan uang yang lebih banyak. Disinilah letak keanehan bunga yang

dikemukakan oleh para ekonom konvensional.

Semakin cepat perputaran uang akan semakain baik. Seperti contoh pada

aliran air masuk dan aliran air keluar. Sewaktu air mengalir, disebut sebagai

uang, sedangkan apabila air tersebut mengendapa maka bisa dikatakan capital.

Wadah tempat mengendapnya merupakan private goods sedangkan air

merupakan adalah public goods. Uang seperti air, apabila air (uang) dialirkan

maka air ( uang ) tersebut akan bersih dan sehat (bagi ekonomi). Apabila air

(uang) dibiarkan mengendap dalam suatu tempat (menimbun uang) maka air

tersebut akan keruh.

Uang adalah adalah public good/milik masyarakat, dan oleh karenanya

penimbunan uang (atau dibiarkan tidak produktif) berarti mengurangi jumlah

uang beredar.

Implikasinya, proses pertukaran dalam perekonomian terhambat.

Disamping itu penumpukan uang/harta juga dapat mendorong manusia

Page 6: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

6

cenderung pada sifat-sifat tidak baik seperti tamak, rakus dan malas beramal

(zakat, infak dan sadaqah).

Sifat-sifat tidak baik ini juga mempunyai imbas yang tidak baik terhadap

kelangsungan perekonomian.

Oleh karenanya Islam melarang penumpukan / penimbunan harta,

memonopolikekayaan, “al kanzu” sebagaimana telah disebutkan dalam QS. At

Taubah 34-35 berikut:

هبان ليأكلون أموال الناس بالباطل و يصدون يا أيها الذين آمنوا إن كثيرا من الأحبار والر

ره فبش ة ولا ينفقونها في سبيل الل والذين يكنزون الذهب والفض م بعذاب عن سبيل الل

(٣٤)أليم

”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari

orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”.

وووووا عليهوووووا فوووووي نوووووار جهووووونم فنكوووووو بهوووووا جبووووواههم وجنووووووبهم وظهوووووورهم يووووووح ي

(٣٥)هووووووووووووووذا موووووووووووووووا كنووووووووووووووزم لأنف وووووووووووووووكم فووووووووووووووذو وا موووووووووووووووا كنوووووووووووووونم كنوووووووووووووووزون

”Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam,

lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu

yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”

5. Uang sebagai flow concept, modal sebagai Stock concept

Konsep Islam menyatakan uang merupakan sesuatu yang bersifat flow

concept, dan capital merupakan stock concept.

Definisikan uang dikatakan flow concept merupakan uang, uang itu

mengalir pada khalayak ramai, sedangkan modal merupakan stock concept

karena modal itu merupakan persediaan.

Maksudnya uang itu masih mengalir pada masyarakat, dan digunakan oleh

masyarakat sebagai alat tukar, dan bukan hanya sebagai investasi produksi, jadi

tidak bisa dikatan sebagai stock concept, sedangkan modal merupakan

Page 7: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

7

persediaan dan diinvestasikan untuk kegiatan produksi, dan merupakan stock

concept.

6. Time Value of Money

Dalam Islam tidak dikenal dengan adanya time value of money, yang

dikenal adalah economic value of time. Teori time value of money adalah sebuah

kekeliruan besar karena mengambil dari ilmu teori pertumbuhan populasi dan

ilmu finance. Dalam menghitung pertumbuhan populasi digunakan rumus :

Pt = Po(1 + r)

Rumus ini kemudian diadopsi begitu saja dalam ilmu finance sebagai

teori bunga majemuk, menjadi:

FV = PV(1 + r)

Jadi future value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun

ke-t, present value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun ke-0,

sedangkan tingkat suku bunga dianalogikan dengan tingkat pertumbuhan

populasi. Jelas hal ini keliru besar, karena uang bukanlah makhluk hidup yang

dapat berkembang biak dengan sendirinya.3

7. Economic value of time

Dari penjelasan tersebut nilai uang tidak bisa didasarkan pada

bertambahnya waktu karena uang itu sendiri sebenarnya tidak memiliki nilai

waktu. Namun, waktulah yang memiliki nilai ekonomi (economic value of time).

Keadaan seperti inilah yang ditolak oleh ekonomi syariah, yaitu keadilan

“al qhumu bi qhurmi’’ (mendapatkan hasil tanpa memperoleh resiko) dan “al

kharaj bi la dhama” (memperoleh hasil tanpa mengeluarkan biaya).4

Seperti yang telah diuraikan di atas, dalam Islam tidak mengenal time

volue of money, yang dikenal adalah economic value of time. Contohnya dalam

menghitung nisbah bagi hasil di Bank Syariah.

3Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami : Edisi 2, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2008). hlm., 87. 4 Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah, (Jakarta: Media Kita, 2011), hlm. 14.

Page 8: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

8

Dalam proses penentuan nisbah ini, return on capital harus

diperhitungkan. Return on capital ini tidak sama dengan return on money.

Return on capital tergantung kepada jenis bisnisnya dan berkaitan dengan sektor

riil, sedangkan return on money berkaitan dengan interest rate.

Penentuan nisbah bagi hasil harus ditentukan di awal, dan untuk itu

digunakan projected return. Jika kemudian hari ternyata actual return dari bisnis

yang dibiayai tidak sama dengan angka proyeksinya, maka yang digunakan

angka aktual, bukan angka proyeksi.

Hal ini menunjukkan bahwa Islam tidak mengenal time value of money.

Time mempunyai economic value jika waktu tersebut dimanfaatkan dengan

menambah faktor produksi yang lain, sehingga menjadi capital dan dapat

memperoleh return.5

Perbedaan antara konsep Islam dengan konsep konvensional

KONSEP ISLAM KONSEP KONVENSIONAL

Uang tidak indentik dengan

modal

Uang adalah public goods

Modal adalah private goods

Uang adalah flow concept

Modal sebagai stock

concept

Uang seringkali diidentikkan

dengan modal

Uang (modal) adalah private goods

Uang (modal) adalah flow concept

bagi fisher

Uang (modal) adalah stock concept

bagi Cambridge school

8. Profitability, Actual Return, Risk And Return Sharing

a. Definisi Profitability

Profitability yaitu konsep bagi hasil yang terdapat dalam sistem

ekonomi syariah. Dalam konsep ini bagi hasil yang nyata, resiko dan

keuntungan ditanggung bersama. Hasil yang nyata maksudnya pembagian

hasil dibagi setelah kedua pihak atau lebih yang sudah mendapatkan sharing

(keuntungan).

5Karim, Ekonomi Makro, hlm. 88

Page 9: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

9

b. Mengukur profitabilitas

Mengukur profitabilitas atas investasi modal merupakan indikator

penting atas kekuatan perusahaan dalam jangka panjang.Angka ini

menggunakan ukuran ringkasan dari laporan laba rugi dan neraca untuk

menilai profitabilitas.

Untuk mengukur profitabilitas ini ada beberapa keunggulan

dibandingkan ukuran kekuatan jangka panjang lainnya atau solvabilitas yang

hanya mengandalkan pos neraca, misalnya rasio utang terhadap ekuitas.

Angka ini dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal

secara efektif dari berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda

(kreditor dan pemegang saham).6

c. Definisi Risk

Risiko dalam sistem profit-share (bagi hasil) tidak terdapat suatu

fixed andcertain return sebagaimana bunga, tetapi dilakukan loss and profit

sharing berdasarkan produktifitas nyata dari dana tersebut.

Meskipun nisbah bagi hasil disepakati pada saat awal, tetapi

perolehan riil dari bagi hasil ini baru diketahui setelah dana benar-banar

menghasilkan. Jadi, hal yang bersifat pasti dari sistem ini adalah nisbah bagi

hasilnya, bukan nilai riil bagi hasilnya.

Terdapat kemungkinan fluktuasi dalam bagi hasil yang nyata,

tergantung pada produktifitas nyata dari pemanfaatan dana. Dalam industri

keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high

return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan

dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi

saham.

Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam

akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun

sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian

yang akan ditanggung. Dalam syariah kerugian dan keuntungan itu

ditanggung bersama.

6K.R. Subramanyam dan John J.Wild, Analisis Laporan Keuangan , (Jakarta :

Salemba Empat, 2011), hlm.143

Page 10: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

10

Definisi Risk (resiko) menurut para ahli

1) Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, Risiko adalah uncertainty

about future event

2) Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal: a)

Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana

hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh

pengambilan keputusan. b) Variasi dalam keuntungan penjualan atau

variabel keuangan lainnya. c) Kemungkinan dari sebuah masalah

keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi

keuangan.

3) David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet,

Mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate

bases for associated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko

dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu

keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil

berdasarkan suatu pertimbangan.

4) Menurut salah satu definisi, risiko (risk) adalah sama dengan

ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai

suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat

kemungkinan yang merugikan.

5) Risiko investasi

Resiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya

perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap

investor dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha

meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun

jangka panjang.

Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan

mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus diterapkan

untuk tetap memperoleh return.

Page 11: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

11

d. Definisi Return Sharing

Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh

perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang

dilakukan. Menurut R. J. Shook, return merupakan laba investasi, baik

melalui bunga atau deviden.

Hubungan Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian Riskand

return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu

dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam

suatu periode akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembali

anadalah:

Bersifat linear atau searah.

Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.

Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi

maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.

Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

9. Expented Average Return Dan Interest Rate Return

Bisa dikatakan konsep ini merupakan konsep bunga yang ada di

ekonomi konvesional. Yaitu penetapan keuntungan penambahan nilai uang atau

disebut dengan bunga.Pembagian bunga ditentukan diawal sebelum adanya

capital atau keuntungan.jadi dalam konsep ini dipersentasikan dari rata-rata uang

yang dipinjam dalam beberapa waktu.

Dalam konsep ini kerugian ataupun keuntungan tidak ditanggung

bersama tetapi ditanggung oleh pihak peminjam, sehingga pemodal

mendapatkan keuntungan berdasarkan persentasi yang telah di sepakati, jadi

dalam aplikasinya tidak mengenal risk dan return sharing. Besarnaya bunga

(keuntungan) ditentukan pada saat akad sehingga terdapat asumsi pemakaian

dana pasti mendapatkan keuntungan.

Dalam penentuan bunga berdasarkan dengan presentase atas modal

(pokok pinjaman). Besarnya bunga biasanya lebih ditentukan berdasarkan

tingkat bunga pasar (market interests rate). Sehingga dalam pembayarannya

tetap sebagaimana yang terdapat dalam perjanjian tidak terpengaruh pada hasil

riil dari pemanfaatan dana.

Page 12: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

12

Sebenarnya dalam ekonomi konvensional, penerapan time value of

money tidak senaif yang dibayangkan, misalnya dengan mengabaikan ketidak

pastian return yang akan diterima. Bila unsur ketidakpastian return ini

dimasukkan, ekonomi konvensioanal menyebut kompensasinya sebagai discount

rate. Jadi, istilah discount rate lebih bersifat umum dibandingkan istilah interest

rate.

Jadi, dalam ekonomi konvensional ketidakpastian return dikonversi

menjadi suatu kepastian melalui premium for uncertainty. Dalam setiap investasi

tertentu selalu ada probabiliti untuk mendapatkan positif return, negatif return,

dan no return. Adanya probabiliti inilah yang menimbulkan uncertainty

(ketidakpastian) dengan sesuatu yang pasti, yaitu premium for uncertainty.

Katakanlah probabiliti positive return dan negative return masing

masing sebesar 0,4; sedangkan probabiliti no return sebesar 0,2. Yang dilakukan

dalam perhitungan discount rate adalah mempertukarkan probabiliti negative

return (0,4) dan probabiliti no return (0,2) ini dengan premium for uncertainty,

sehingga yang tersisa tinggal probabiliti untuk positive return (1,0).

Keadaan inilah yang ditolak dalam ekonomi islam syari’ah, yaitu

keadaan al ghunmu bi la ghurmi (gaining return without responsible for any

risk) dan al kharaj bi la dhaman (gaining income without responsible for any

expense). Sebenarnya keadaan ini juga ditolak oleh teori finance, yaitu dengan

menjelaskan adanya hubungan antara risk dan return.

Dalam ekonomi syariah, penggunaan sejenis discount rate dalam

menentukan harga mu’ajjal (bayar tangguh) dapat digunakan. Hal ini dapat

dibenarkan:

Jual beli dan sewa menyewa adalah transaksi yang termasuk dalam sektor

riil yang menimbulkan economic value added (nilai tambah ekonomis).

Tertahannya hak sipenjual (uang pembayaran) yang telah melaksanakan

kewajibannya (menyerahkan barang atau jasa), sehingga ia tidak dapat

melaksanakan kewajibannya kepada pihak lain.

Discound rate dapat pula digunakan dalam menentukan nisbah bagi

hasil. Dalam hal ini, nisbah dikalikan dengan actual return, bukan dengan

expected return.

Page 13: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

13

Transaksi bagi hasil berbeda dengan transaksi jual beli atau transaksi

sewa menyewa, karena dalam transaksi bagi hasil hubungannya bukan antara

penjual dan pembeli, atau penyewa dan yang menyewakan. Yang ada adalah

hubungan antara pemodal dan yang memproduktifkan modal tersebut.Jadi, tidak

ada pihak yang telah melaksanakan kewajibannya, tapi masih tertahan haknya.

Sipemodal telah melaksanakan kewajibannya, yaitu memberikan

sejumlah modal, yang memprodukifkan modal juga telah melaksankan

kewajibannya, yaitu memproduktifkan modal tersebut.

Hak bagi mereka berdua akan timbul ketika usaha memproduktifkan

modal tersebut telah menghasilkan pendapatan atau keuntungan tersebut. Sesuai

dengan kesepakantan awal, apakah bagi hasil itu akan dilakukan berdasarkan

pendapatan (ravanue sharing) atau berdasarkan keuntungan (profitsharing).

Certainty in Return Uncertainty in Return

Konvensional Syari,ah Konvensional Syari,ah

Interest rate

ditentukan

oleh:

1. Preferensi

current

consumption

2. Expected

inflation

Keuntungan

dalam jual

beli/sewa

secara

tangguh

bayar

ditentukan

oleh:

1.Tingkatkeu

ntungan tiap

kali transaksi.

2.Frekuensi

transaksipada

satu periode

Discountrate

ditentukan oleh:

1. preferensi

current

consumption.

2. Expected

inflation

3.Premiumforun

certainty

Dengan kata

lain,

actualreturn

dipaksakanharus

samadengan

expected

returnnya.

Discountrate

ditentukan

atas dasar

ekspektasike

untungan,dan

digunakan

untuk

menetukan

nisbah bagi

hasil.

(nisbah) bagi

hasil

dikalikan

dengan

actual return,

dimana

actual return

Page 14: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

14

tidak harus

sama dengan

expectedretur

nnya.

Dengan kata lain, actual return tidak dipaksakan harus sama dengan

expected returnnya. Discount rate ditentukan atas dasar ekspektasi keuntungan,

dan digunakan untuk menentukan nisbah bagi hasil. Bagi hasil yang harus

dibayar adalah nisbah bagi hasil yang dikalikan dengan actual returnnya.

Dengan kata lain actual returnnya tidak harus sama dengan expected returnnya.

Expected Rate of Return adalah tidak ada investasi yang akan dilakukan

kecuali tingkat pengembalian yang diharapkan cukup tinggi untuk

mengkompensasi investor untuk risiko dianggap investasi. Misalnya, investor

akan bersedia untuk membeli saham perusahaan jika pengembalian yang

diharapkan lebih tinggi dari tingkat bunga deposito bank.

C. Penutup

Dari pembahasan diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa, Ekonomi Islam

adalah ekonomi yang berbasis bagi hasil. Uang adalah benda-benda yang disetujui

oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar

menukar/perdagangan. Disetujui adalah terdapat kata sepakat di antara anggota-

anggota masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat

perantara dalam kegiatan tukar menukar.

Perbedaan konsep uang dalam ekonomi Islam dan konvensional terdapat

pada uang yang tidak identik dengan modal, uang adalah public goods, modal

adalah private goods, uang adalah flow concept, dan modal adalah stock concept

dalam konsep uang secara Islam.

Sedangkan konsep uang dalam konvensional yaitu uang seringkali

diidentikkan dengan modal, uang (modal) adalah private goods, Uang (modal)

adalah flow concept, dan Uang (modal) adalah stock concept.

Dalam ekonomi bagi hasil, maka yang digunakan untuk mekanisme

ekonominya adalah nisbah bagi hasil dan return usaha yang terjadi secara riil.

Inilah, maknanya ajaran Islam yang menganjurkan menggunakan konsep Economic

Page 15: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

15

Value of Time. Artinya, waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukan uang

memiliki nilai waktu. Faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana

seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat

cara), maka akan semakin tinggi nilai waktunnya.

Profitability (Profitable) yaitu konsep bagi hasil yang terdapat dalam system

ekonomi syariah. Dalam konsep ini bagi hasil yang nyata, resiko dan keuntungan

ditanggung bersama.

Risiko dalam sistem profit-share (bagi hasil) tidak terdapat suatu fixed

andcertain return sebagaimana bunga, tetapi dilakukan loss and profit sharing

berdasarkan produktifitas nyata dari dana tersebut.

Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan,

individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan.

Page 16: TEORI UANG DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM

16

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Mustafa Edwin, dkk, Ekonomi Islam: Pengenalan Eksklusif (Jakarta: Kencana, 2010)

Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi: Teori Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012)

Karim, Adiwarman A., Ekonomi Makro Islam, (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. 2006)

_________________., Ekonomi Makro Islami : Edisi 2, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2008).

Subramanyam dn John J.Wild. Analisis Laporan Keuangan. (Jakarta : Salemba Empat, 2011)

Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah, (Jakarta: Media Kita, 2011