teori turap_2
DESCRIPTION
Teori tentang turapTRANSCRIPT
ABDUL WIDAYAT ABZARIH
110 630 050
1 TUGAS BESAR REKAYASA FONDASI II
PERENCANAAN TURAP DIANGKER
TURAP
1.1 PENDAHULUAN
Dinding turap adalah dinding vertical relatif tipis yang berfungsi kecuali untuk
menahan tanah, juga berfungsi untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian.
Karena pemasangan yang mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif murah, turap banyak
digunakan pada pekerjaan-pekerjaan, seperti : penahan tebing galian sementara,
bangunan-bangunan di pelabuhan, dinding penahan tanah, bendungan elak dan lain-lain.
Bila tanah yang ditaha dangkal, maka cukup digunakan turap kantilever. Namun, bila
kedalaman tanah yang ditahan sangat dalam, maka harus diguanakan turap yang diangker.
Dinding turap tidak cocok untuk menahan tanah yang sangat tinggi, karena akan
memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain itu, turap juga tidak cocok
digunakan pada tanah yang mengandung banyak batuan-batuan, karena menyulitkan
pemancangan.
1.2 TIPE-TIPE TURAP
Tipe turap dapat dibedakan menurut bahan yang digunakan. Bahan turap tersebut
bermacam-macam, contohnya: kayu, beton bertulang, dan baja.
1.2.1 Turap Kayu
Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu
tinggi, karena tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Turap ini tidak
cocok digunakan pada tanah berkerikil, karena turap cencerung pecah bila
dipancang. Bila turap kayu digunakan untuk bangunan permanen yang berada di
atas muka air, maka perlu diberikan lapisan perlindungan agar tidak mudah lapuk,
turap kayu banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk
menahan tebing galian. Bentuk-bentuk susunan turap kayu dapat dilihat pada
gambar 1.1
gambar 1.1 Turap Kayu.
1.2.2 Turap Beton
Turap beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum
dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok turap dibuat saling mengkait satu
sama lain (Gambar 1.2). Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahan
beban-beban yang akan bekerja pada waktu pengangkatannya. Ujung bawah turap
biasanya dibentuk meruncing untuk memudahkan pemancangan.
ABDUL WIDAYAT ABZARIH
110 630 050
2 TUGAS BESAR REKAYASA FONDASI II
PERENCANAAN TURAP DIANGKER
1.2.3 Turap Baja
Turap baja (Gambar 1.3) sangat umum digunakan, baik baik digunakan
untuk bangunan permanen maupun sementara, karena lebih menguntungkan dan
mudah pemancangannya. Keuntungan-keuntungannya antara lain:
1. Turap baja kuat menahan gaya-gaya penturan pada saat pemancangan.
2. Bahan turap relatif tidak begitu berat.
3. Turap dapat digunakan berulang-ulang.
4. Turap baja mempunyai keawetan yang tinggi.
5. Menyambungan mudah, bila kedalaman turap besar.
1.3 TIPE-TIPE DINDING TURAP
Terdapat 4 tipe dinding turap yaitu:
1. Dinding turap kantilever.
2. Dinding turap diangker.
3. Dinding turap dengan landasan/panggung (platform) yang didukung tiang-tiang.
4. Bendungan elak seluler (cellular cofferdam).
1.3.1 Dinding Turap Kantilever
Dinding turap kantilever (Gambar 1.4a) merupakan turap yang dalam
menhan beban lateral mengandalkan tahanan tanah di depan dinding. Deflekdi
lateral yang terjadi relatif besar pada pemakaian turap kantilever. Karena luas
tampang bahan turap yang dibutuhkan bertambah besar dengan ketinggian tanah
yang ditahan (akibat momen lentur yang timbul), turap kantilever hanya cocok
untuk menahan tanah dengan ketinggian/kedalaman sedang.
ABDUL WIDAYAT ABZARIH
110 630 050
3 TUGAS BESAR REKAYASA FONDASI II
PERENCANAAN TURAP DIANGKER
1.3.2 Dinding Turap Diangker
Dinding diangker cocok untuk menahan tebing galian yang dalam , tetapi
juga masih bergantung pada kondisi tanah (Gambar 1.4b). Dinding turap ini
menahan beban lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bak=gian turap
yang terpancang ke dalam tanah dengan dibantu oleh angker yang dipasang pada
bagian atasnya. Kedalaman turap menembaus tanah bergantung pada besarnya
tekanan tanah. Untuk dinding turap yang tinggi, diperlukan turap baja dengan
kekuatan yang tinggi. Stabilitas dan tegangan-tegangan pada tirap yang diangker
bergantung pada banyak factor, misalnya: kekuatan relatif bahan turap, kedalaman
penetrasi turap, kemudah-mampatan tanah, kuat geser tanah, keluluhan angker dan
lain-lainnya. Untuk ketinggian tanah yang ditahan H < 11 m, maka diperlukan
turap dengan 2 angker.
1.3.3 Dinding Turap Dengan Landasan
Dinding turap semacam ini dalam menahan tekanan tanah lateral dibantu
oleh tiang-tiang, dimana diatas tiang-tiang tersebut dibuat landasan untuk
meletakkan bangunan tertentu (Gambar 1.5a). Tiang-tiang pendukung landasan
juga berfungsi untuk mengurangi beban lateral pada turap. Dinding turap ini dibuat
bila di dekat lokasi dinding turap direncanakan akan dibangun jalan kereta api,
mesin derek, atau bangunan-bangunan berat lainnya.
1.3.4 Bendungan Elak Seluler
Bendungan elak seluler (cellular cofferdam) merupakan turap yang
berbentuk sel-sel yang diisi dengan pasir (Gambar 1.5b). Dinding ini menahan
tekanan tanah dengan mengandalkan beratnya sendiri.
1.4 GAYA-GAYA LATERAL PADA DINDING TURAP
Gaya-gaya lateral yang bekerja pada dinding turap meliputi tekanan tanah
aktif dan pasif, beban terbagi rata di atas permukaan timbunan, ketidakseimbangan muka
ABDUL WIDAYAT ABZARIH
110 630 050
4 TUGAS BESAR REKAYASA FONDASI II
PERENCANAAN TURAP DIANGKER
air tanah di kedua sisi turap, gaya gempa, gaya benturan gelombang, gaya tarik kapal dan
lain-lainnya.
1.4.1 Gaya Lateral Akibat Tekanan Tanah
Pada hitungan dinding penahan tanah yang umum, analisis didasarkan
pada anggapan bahwa dinding bergerak secara lateral dengan cara menggeser atau
berotasi terhadap kaki dinding, sedemikian hingga kuat geser tanah di belakang
dinding sepenuhnya termobilisasi. Dalam kondisi ini, tekanan tanah lateral
memenuhi toeri-teori Rankine atau Coulomb.
Pada turap, gaya-gaya lateral akibat tekanan tanah yang bekerja
sebenarnya tidak dapa dihitung secara langsung dengan teori-teori Rankine
maupun Coulomb. Hal ini, disebabkan karena dinding turap bersifat fleksibel,
sehingga perilaku deformasinya tidak sama dengan dinding penahan tanah
umumnya.
ABDUL WIDAYAT ABZARIH
110 630 050
5 TUGAS BESAR REKAYASA FONDASI II
PERENCANAAN TURAP DIANGKER
1.4.2 Gaya Lateral Akibat Tekanan Air
Kondisi ketidakseimbangan tekanan air di depan dan di belakang dinding
terjadi pada dinding turap yang dibangun untuk bangunan-bangunan yang
tergenang air. Kondisi ketidakseimbangan tekanan, umumnya terjadi saat air di
depan dinding turap surut (Gambar 1.6). Tekanan lateral pada turap mencapai
maksimum bila muka ir di depan turap pada kedudukan paling rendah. Kondisi
lain dapat pula terjadi bila hujan lebat, muka air tanah di belakang dinding menjadi
lebih tinggi dari pada muka air di depannya, sehingga menimbulkan tambahan
tekanan pada dinding turap. Selain itu, pengaliran air dari belakang dinding
menuju ke depan, menimbulkan pengurangan tekanan efektif pada tanah di depan
dinding, dengan demikian mereduksi tekanan tanah pasif. Oleh sebab itu, evaluasi
stabilisasi turap akibat ketidakseimbangan tekanan air tersebut sangat perlu
dilakukan.
Kecepatan penurunan muka air di belakang dinding bergantung pada
jenis tanah urug yang digunakan. Jika tanah uruk berupa pasir kasar atau ketikil,
kondisi perbedaan mukaa air di depan dan belakang dinding saat terjadinya
penurunan muka air sangat kecil. Untuk tanah urug pasir halusatau pasir
berlanauatau lempung, beda tinggi muka air akan tampak. Jika tanah urug adalah
lempung atau lanau, maka ketidakseimbangan tekanan air harus benar-benar
diperhitungkan, terutama pada beda tinggi air yang maksimum. Gambar 1.6a
menunjukkan kondisi aliran rembesan yang digambarkan dengan cara jaring arus
(flow net), untuk dinding turap yang dipancang pada tanah granuler dengan
koefisien permeabilitas sedang. Gambar 1.6b. menunjukkan tekanan air netto di
belakang turap (Terzaghi 1948)
Gambar 1.6 Tekanan air netto di belakang turap
(a) Penggambaran jaring arus
(b) Diagram tekanan air netto di belakang turap (Terzaghi, 1948)
ABDUL WIDAYAT ABZARIH
110 630 050
6 TUGAS BESAR REKAYASA FONDASI II
PERENCANAAN TURAP DIANGKER
1.5 ANALISIS STABILITAS PADA KONSTRUKSI TURAP
1.5.1 Turap Tanpa Angker
Papan turap berputar
pada titik Do
Diagram gaya
untuk turap tanpa angker
a. Penentuan panjang turap
∑ M DO = 0, d = 1,2 – 1,4 (do)
b. Penentuan dimensi/profil turap
𝝈 =𝚳𝐦𝐚𝐱
𝐖
Dimana :
W = tahanan momen (Widerstands moment) , cm3.
1.5.2 Turap Dengan Angker
Angkur
a. Penentuan panjang turap
∑ M DO = 0, d = 1,2 – 1,4 (do)
ABDUL WIDAYAT ABZARIH
110 630 050
7 TUGAS BESAR REKAYASA FONDASI II
PERENCANAAN TURAP DIANGKER
b. Penentuan dimensi/profil turap
𝝈 =𝑴𝒎𝒂𝒙
𝑾 →
𝝏𝑴𝒙
𝝏𝒙= 𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑯 = 𝟎
Dimana :
W = tahanan momen (Widerstands moment) , cm3.
c. Penentuan dimensi batang angker
Batang angker dibuat dari baja, sehingga diperlukan batang angker dengan luas
tampang, As
𝑨𝑺 =𝑻
𝝈𝒕𝒂𝒓𝒊𝒌 𝒃𝒂𝒋𝒂 → 𝑨𝒔 = 𝟏
𝟒 𝝅𝒅𝟐 (𝒍𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏)
d. Penentuan blok angker
1. Untuk Tanah Granuler
𝑻 ≤ 𝑳 𝑬𝑷 − 𝑬𝒂 + 𝟏 𝟑 𝑲𝑶 ∙ 𝜸 ∙ 𝑲𝒂 + 𝑲𝒑 ∙ 𝑯 𝒕𝒂𝒏𝝋
(Teng, 1962)
2. Untuk Tanah Kohesif
𝑻 ≤ 𝑳 𝑬𝑷 − 𝑬𝒂 + 𝟐𝒄𝑯𝟐 (Teng, 1962)
Keterangan: T : Kapasitas ultimit balok angker pendek
L : Panjang balok angker
Ea, Ep : Tekanan tanah aktif dan pasif total (setinggi H)
H : Kedalaman dasar blok angker terhadap permukaan tanah
Ko : Koefisien tekanan tanah diam (Ko dapat diambil =0,4)
Ka, Kp :Koefisien tekanan tanah aktif dan pasif
γ : berat volume tanah
ϕ : Sudut gesek internal tanah
c : kohesi tanah.
Tie rod dan Wale (balok horisontal)
Bentuk dan tipe blok angker
(a) Wale diluar permukaan turap
(b) Wale didalam permukaan turap
(a) (b)
ABDUL WIDAYAT ABZARIH
110 630 050
8 TUGAS BESAR REKAYASA FONDASI II
PERENCANAAN TURAP DIANGKER
Kapasitas angker terganggu
Blok Angker bekerja penuh (Teng, 1962)
Bentuk dan tipe blok angker
e. Penentuan panjang baja angker
Angker tidak
memberikan
tahanan (a)
(b) (c)