teori sos pemb dan pedesaan pak barlian
DESCRIPTION
PPTTRANSCRIPT
STUDI PEMBANGUNAN DAN PERUBAHAN SOSIAL: Sebuah Perspektif Teoritis
Oleh
Peribadi
MAHASISWA PASCASARJANA ILMU-ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO2012/2013
PROLOG
Lebih dari empat dekade, bidang studi pembangunan dan perubahan sosial telah di dominasi oleh aliran modernisasi, teori dependensi, dan
teori sistem dunia.
Telaah KritisismeKonon… merajalelanya kemiskinan di Dunia Ketiga karena kegagalan model pembangunan ekonomi berbasis teori
modernisasi atau doktrin developmentalisme.
Teori modernisasi lahir pasca Perang Dunia Kedua. Pertama, setelah
munculnya AS sebagai adikuasa dunia. Kedua, pada saat yang sama terjadi perluasan komunisme di seantero
jagad. Ketiga, lahirnya negara-negara baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, yang sebelumnya merupakan wilayah
koloni negara Eropa dan Amerika.
Secara epistemologis, teori modernisasi adalah sintetis antara fungsionalisme struktural dengan
behaviorisme kultural Parsonian. Para pendukungnya memandang bahwa
masyarakat bakal berubah secara linier dari tradisional ke moderen dan dari
unsur masyarakat paling kecil sampai ke perubahan masyarakat keseluruhan
Perdebatan pembangunan dalam pagar teori modernisasi melibatkan para
sarjana dari berbagai kalangan, baik ekonom, sosiolog, psikolog dan
ilmuwan politik. Para ekonom seperti Rostow, Micahel Todaro, Arthur Lewis,
Hollis Chenery, Everett Hagen dsb yang berdendan dengan logikanya
masing-masing.
Pasalnya, "trickle down effect" tidak mampu mengangkat kesejahteraan
penduduk miskin. Studi komprehensif antar bangsa yang meliputi 74 negara
yang dilakukan oleh Adelman dan Morris (1978), menunjukkan bahwa
kenaikan GNP cenderung diikuti oleh suatu penurunan dalam proporsi relatif
pendapatan nasional yang diterima penduduk termiskin.
Tampaknya, efek tetesan ke bawah tidak terjadi. Malah sebaliknya, yang terjadi adalah justru penyedotan ke atas (trickle-up ef-fect) dan bahkan
terjadi penyedotan produksi (production squeeze).
Akibatnya, telaah kritis terhadap doktrin developmentalisme terus
mengalir, mulai dari penganut paradigma kebutuhan pokok, teori
ketergantungan sampai pada gerakan baru yang mengarah pada
pemberdayaan sebagai paradigma pembangunan alternatif yang berpusat
pada manusia (rakyat).
CIRI UMUM TEORI MODERNISASI
Dikotomi antara modern dan tradisional. Yang
modern merupakan symbol dari kemajuan, pemikiran yang rasional, cara kerja
yang efesien, dst. Sebaliknya masyarakat tradisional merupakan
masyarakat yang belum maju, ditandai oleh cara
berpikir yang irasional dan cara kerja yang tidak
efesien.
Pertama
KeduaDidasarkan pada faktor-
faktor non-material sebagai penyebab
kemiskinan, khususnya dunia ide atau alam pikiran. Karena itu,
pendidikan menjadi salah satu cara yang sangat
penting untuk mengubah psikologi seseorang atau
nilai-nilai budaya masyarakat.
Ketiga
Bersifat a-historis. Hukum-hukumnya sering dianggap berlaku secara
universal. Dia dapat diberlakukan tanpa
memperhatikan faktor waktu ataupun faktor tempat. Masyarakat
bergerak secara garis lurus dari irasional ke
ranah rasional.
Keempat
Bebera faktor yang mendorong atau
menghambat pembangunan harus dicari di dalam negara-negara yang
bersangkutan, bukan diluarnya.
Simpulan bagi Teori Modernisasi, negara-negara menjadi terbelakang karena
belum maju dan masih tradisional serta belum berhasil lepas landas, baik orang-orangnya maupun nilai-nilai yang hidup di masyarakat tersebut belum modern,
sehingga tidak menopang proses pembangunan.
Pertama, teori yang menekankan bahwa pembangunan hanya merupakan masalah
penyediaan modal untuk investasi. Teori ini dikembangkan oleh para ekonom yang biasanya direpresentasikan kepada Teori Harrod-Domar.
VARIAN PERSPEKTIF MODERNISASI
Teori yang menekankan aspek-aspek psikologi individu. Teori Mc Clelland
dengan konsep n-Achnya dapat dianggap mewakili aliran ini. Bagi McClelland,
mendorong proses pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan
n-Achnya yang tinggi.
Kedua,
Teori yang menekankan nilai-nilai budaya. Teori Weber tentang peran
agama dalam pembentukan kapitalisme merupakan sumber dari aliran teori ini.
Nilai-nilai masyarakat, antara lain melalui agama yang berperan dalam
mempengaruhi tingkah laku individu.
Ketiga,
Teori yang menekankan pada lembaga sosial dan politik yang
mendukung proses pembangunan, sebelum lepas
landas. Teori Rostow pada penekanan proses lepas landas
dan Hoselitz pada kebutuhan lembaga menjelang lepas landas merupakan contoh dari teori ini. Kalau Weber menekankan pada
nilai-nilai dan Hoselitz pada lembaga-lembaga yang
kongkret.
Keempat,
Teori yang menekankan pada lingkungan
material, dalam hal ini lingkungan pekerjaan
sebagai salah satu cara terbaik pembentukan manusia modern yang
bisa membangun. Kalau McClelland pada
penekanan “manipulasi” mental dari si anak
didik, maka Inkeles dan Smith pada perubahan
melalui pengalaman kerja dan pendidikan.
Kelima
Ciri Khas Teori Dependensia:
(1) Hambatan pembangunan bukan karena faktor modal, tetapi pembagian kerja internasional yang terjadi. (2) Pembagian kerja internasional dalam hubungan kawasan pusat dan pinggiran, berupa pengalihan surplus dari negara pinggiran ke pusat.
Akibat pengalihan surplus ini, negara-negara pinggiran kehilangan sumber
utamanya yang dibutuhkan untuk membangun negerinya
Max Weber
Maka ketergantungan dan keterbelakangan merupakan dua
aspek dari sebuah proses global yang sama. Alias Proses kapitalisme
Terapinya, Teori Ketergantungan menganjurkan
pemutusan hubungan dengan kapitalisme dunia,
dan mulai mengarahkan dirinya dalam
pembangunan yang mandiri
PERSPEKTIF DEPENDENSI
Teori Struktural adalah berpangkal pada filsafat:
materialisme yang dikembangkan oleh Karl Marx. Negara-negara pra-kapitalis di Asia adalah seperti seorang puteri
cantik yang masih tidur, yang sedang menunggu
ciuman seorang pangeran tampan. Tapi Marx tidak tahu bahwa ciumannya
beracun
Penganut Marxis klasik melihat perkembangan sejarah sebagai sesuatu yang deterministik. Akan
berkembang dari feodalisme ke kapitalisme, hingga pada sosialisme. Namun Bagi neo-Marxis seperti
Frank mengubahnya menjadi Teori Ketergantungan. Menurutnya, masyarakat Amerika Latin bukan
feodal, melainkan sudah kapitalistik. Tetapi, berbeda dengan kapitalisme di negara-negara pinggiran
adalah keterbelakangan.
Teori Ketergantungan dan pemikir sesudahnya,
kebanyakan adalah para ekonom. Raul Prebisch dan
Andre Gundr Frank juga seorang ekonom, meskipun
analisis Frank banyak memakai disiplin ilmu sosial lainnya, terutama sosiologi
dan politik. Cardoso dan Falleto yang membahas
struktur sosial yang ada di negara pinggiran serta proses
pengambilan keputusan politik oleh negara.
Frank sangat menekankan analisis tentang hubungan negara-negara pusat dengan negara-negara pinggiran. Ini merupakan analisis yang
memakai kontradiksi regional. Tapi Cardoso lebih menekankan analisis klas, dan ia selalu
mengingatkan bahwa klas yang ada di negara-negara pinggiran berbeda dengan klas di negara-
negara pusat.
Teori Ketergantungan sering disamakan dengan teori tentang keterbelakangan Dunia Ketiga.
Namun bagi Dos Santos, Cardoso dan Evans, dan banyak lagi yang lain menyatakan bahwa
ketergantungan tidak selalu berarti keterbelakangan. Karena ketergantungan dan
pembangunan bisa berjalan seiring.
Sebagian pengikut Teori Ketergantungan
beranggapan bahwa faktor eksternallah yang
lebih penting. Dos Santos secara lebih
lunak berbicara tentang faktor eksternal yang yang mempengaruhi (conditioning) proses
pembangunan di negara-negara pinggiran, bukan
menentukan (determining).
Teori Struktural Kedua
Kelompok kedua penganut teori
ketergantungan lebih menekankan
faktor internal. Casdoso dan
Falleto menekankan faktor
internal ini yang menjadi
penyebabnya.
Teori Struktural Kedua
Andre Gunder Frank bahwa gejala ketergantungan
dianalisis dengan pendekatan keseluruhannya yang memberi tekanan pada
sistem dunia
Bagi Cardoso lebih mengutamakan analisis pada
arah kasus negara-negara yang tergantung, jadi pada
aspek unsur atau komponen dari keseluruhan ini.
Emile Durkheim
Teori Struktural Kedua
TEORI PASCA-KETERGANTUNGAN
Teori Artikulasi dan Teori Sistem Dunia merupakan dua teori baru dalam
kelompok teori-teori pembangunan yang mencoba memecahkan masalah-masalah
yang terdapat pada Teori Ketergantungan.
Teori Artikulasi merupakan pengembangan dari ”teori” yang dikembangkan oleh
Fernando Henrique Cardoso, sedangkan Teori Sistem Dunia dari Teori
Ketergantungan Andre Gunder Frank.
Ketiganya lahir dan tumbuh dalam konteks sejarah yang berbeda dan di
pengaruhi oleh tradisi teori serta kajian dan asumsi yang berbeda, sehingga
tawaran implikasi kebijaksanaan pembangunan pun tampak berbeda.
KECENDERUNGAN KONVERGENSI DAN SINTESIS
Meskipun demikian, tampaknya ketiga pengguna dan pemerhati perspektif
pembangunan tersebut, adalah amat sulit untuk menolak akan adanya
kecenderungan konvergensi dan sintesis di dalam bidang kajian pembangunan itu.
Karena ketiganya memiliki beberapa elemen kesamaan. Pertama, teori
modernisasi tidak lagi bersandar penuh pada konsep tradisionalisme vs
modernitas. Teori dependensia tidak lagi menekankan kepada situasi
ketergantungan universal. Teori system dunia tidak lagi melihat akan betapa besar
pengaruh sistem dunia terhadap nasib bangsa dan negara tertentu.
Kedua, ketiganya mulai mengkaji berbagai variabel dan sudut pandang pranata sosial. Teori modernisasi, tidak lagi secara berlebihan bersandar pada
variabel kebutuhan berprestasi. Teori dependensia tak hendak mencoba lagi
untuk melihat persoalan ketergantungan sebagai persoalan ekonomi un sich. Teori sistem dunia akan berusaha keras untuk tidak lagi melihat batasan-batasan sistem
dunia sebagai faktor penghambat.
Ketiga, Teori modernisasi tidak lagi konsisten terhadap dampak positif
pembangunan. Dan teori dependensia tidak lagi hanya melihat sisi negatif
pembangunan. Demikian pula bagi teori sistem dunia bahwa pembangunan selalu memiliki keduanya, sebagai akibat positif
dan dampak negatif. Meskipun juga sebaliknya, ketiganya juga memiliki
kesulitan untuk menanggalkan asumsi dasarnya masing-masing.
Betapa tidak, teori modernisasi tetap setia kepada hubungan tradisionalisme vs
modernisasi, meski sudah dominan pada peran positif nilai tradisional ketimbang masa lalu. Teori dependensia masih menguji hubungan antara ketergantungan dan pembangunan, sekalipun kini lebih memperhatikan akibat
positif pembangunan ketimbang sebelumnya. Teori sistem dunia masih mengamati
kecenderungan siklus dan analisa global dari sistem kapitalis dunia dan implikasinya ke
konteks mikro (nasional, regional, dan lokal), meski kini perhatian pada ranah geografis
mikrokosmos kian menguat.
Akhirnya, mungkin yang kita butuhkan adalah
Teori Post Moderen yang selain berkepentingan
untuk melakukan proses rekonstruksi dan
desentral atas dominasi teori dan konsep
modernis, juga mampu mengajak kita untuk
menemukan Etnografi Post-Modernitas,
sehingga semua unsur yang datang dari bawah
mendapat aspresiasi positif dari semua
kalangan masyarakat.
TERIMA KASIHSEMOGA BERMANFAAT !!
Wassalaamu ‘Alaikum
Warahmatullahi Wabarakaatuh