teori rybczynki

4
Teori Rybczynki (Pengaruh Perubahan Pasokan Faktor pada Output Komoditi) Teori ini memperlihatkan bahwa suatu harga komoditi yang konstan, kenaikan salah satu pasokan faktor akan meningkatkan output dari komoditi yang lebih banyak menggunakan faktor produksi tersebut, dan dalam waktu yang bersamaan akan menurunkan output komoditi selainnya. Misalnya jika di negara 1 terjadi pertambahan faktor produksi L (sementara itu faktor produksi K tetap ataupun bertambah sedikit saja), maka output komoditi X yang padat L itu akan meningkat dan melampaui output komoditi Y yang padat K. Bisa saja output komoditi Y yang padat K akan menurun pada saat Px/Py yang konstan. Penjelasan gambar diatas : Kurva AB adalah batas kemungkinan produksi (PPF) Kurva MH adalah presentasikan garis harga dengan kemiringan – p1/p2. Titik E adalah titik produksi

Upload: muhammad-zaenuddin

Post on 22-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Teori Rybczynki

TRANSCRIPT

Teori Rybczynki (Pengaruh Perubahan Pasokan Faktor pada Output Komoditi)Teori ini memperlihatkan bahwa suatu harga komoditi yang konstan, kenaikan salah satu pasokan faktor akan meningkatkan output dari komoditi yang lebih banyak menggunakan faktor produksi tersebut, dan dalam waktu yang bersamaan akan menurunkan output komoditi selainnya. Misalnya jika di negara 1 terjadi pertambahan faktor produksi L (sementara itu faktor produksi K tetap ataupun bertambah sedikit saja), maka output komoditi X yang padat L itu akan meningkat dan melampaui output komoditi Y yang padat K. Bisa saja output komoditi Y yang padat K akan menurun pada saat Px/Py yang konstan.

Penjelasan gambar diatas :Kurva AB adalah batas kemungkinan produksi (PPF)Kurva MH adalah presentasikan garis harga dengan kemiringan p1/p2.Titik E adalah titik produksiKetika faktor produksi modal meningkat sementara faktor produksi tenaga kerja tetap, kurva PPF akan bergerak ke CD. Titik produksi akan mengalami persinggungan di antara kurva CD dan garis harga PQ dengan kemiringan sebesar p1/p2 (dititik F)Menurut teori Rybczynki sendiri, komoditi 2 yang padat modal meningkat ketika komoditi padat tenaga kerja menurun.

Aplikasi Teori Rybczynki dalam pembuktian Teori Hecksher-OhlinTeori Rybczynki bisa digunakan untuk membuktikan teori Hecksher-Ohlin. Untuk lebih jelasnya kita lihat gambar dibawah.

PPF kedua negara identik yang digambarkan oleh kurva AASebelum perdagangan :Ekuilibrium berada di titik P, titik persinggungan AA dengan kurva indiferen, dengan kemiringan garis singgung kurva AA pada P = harga relatif komoditi 1Jika ada negara, katakanlah negara G berlebih dalam modal, dengan harga relatif komoditi tetap, maka menurut teori Rybczynki : Titik produksi akan berpindah ke Q. PP digambarkan dalam kurva BB di negara G :Excess Demand untuk komoditi 1 ; Excess Supply untuk komoditi 2 Untuk itu sebelum perdagangan harga relatif komoditi 1 lebih tinggi di H atau harga relatif komoditi 2 lebih tinggi di negara F. Maka F akan mengekspor komoditi 1 dan H akan mengekspor komoditi 2.Kesimpulannya : terbukti bahwa suatu negara akan mengekspor komoditi yang produksinya lebih banyak menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah dan murah dinegara itu, dan dalam waktu yang bersamaan pula akan mengimpor komoditi yang produksinya lebih banyak menggunakan faktor produksi yang relatif langka dan mahal di negara tersebut.

Contoh negara yang masuk dalam teori RybczynkiNegara Nigeria yang mempunyai penduduk sekitar 128.771.988 jiwa (nomor 9 didunia). Nigeria merupakan penghasil komoditi Kakao terbesar keempat di dunia, dan negara tersebut masuk dalam salah satu negara penghasil minyak dan gas terbesar di dunia. Di Nigeria terjadi pertambahan faktor produksi tenaga kerja / L (sementara itu faktor produksi K tetap ataupun bertambah sedikit saja), maka output komoditi kakao yang padat tenaga kerja/ L itu akan meningkat dan melampaui output komoditi migas yang padat K. Bisa saja output komoditi Y yang padat K akan menurun pada saat Px/Py yang konstan.

Relevansinya terhadap Indonesia :

Komoditas kakao menempati peringkat ke tiga ekspor sektor perkebunan dalam menyumbang devisa negara, setelah komoditas karet dan CPO. Indonesia merupakan pemasok ketiga terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana dengan market share 13,6% dari total produksi dunia