teori per

29
Kata Pengantar Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah STW, yang karena bimbingan – Nya maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah berjudul " Review Rencana Tata Ruang Menurut Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang " Makalah ini dibuat dari berbagai sumber dan dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Saya mengucapkan terimakasih kepada teman – teman yang telah bekerja keras dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini. Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua 1

Upload: ramdandoel

Post on 21-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI PER

Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan

kepada Allah STW, yang karena bimbingan – Nya maka penulis bisa

menyelesaikan sebuah makalah berjudul " Review Rencana Tata Ruang Menurut

Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang "

Makalah ini dibuat dari berbagai sumber dan dalam jangka waktu tertentu

sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Saya

mengucapkan terimakasih kepada teman – teman yang telah bekerja keras dalam

penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar

pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan

kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih

positif bagi kita semua

Surabaya, 8 Oktober 2012

Penulis

1

Page 2: TEORI PER

Daftar IsiKata Pengantar...................................................................................................................1

Daftar Isi.............................................................................................................................2

BAB I...................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..................................................................................................................3

Latar Belakang................................................................................................................3

Maksud dan Tujuan........................................................................................................3

Sistematika Pelaporan....................................................................................................4

BAB II..................................................................................................................................5

REVIEW..............................................................................................................................5

Gambar Diagram............................................................................................................5

Substansi Rencana Tata Ruang.......................................................................................6

BAB III...............................................................................................................................17

PENUTUP..........................................................................................................................17

Kesimpulan...................................................................................................................17

Saran............................................................................................................................18

Daftar Pustaka..............................................................................................................19

2

Page 3: TEORI PER

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penataan ruang sebagai pendekatan dalam pelaksanaan pembangunan telah

memiliki landasan hukum sejak pemberlakuan Undang-Undang Nomor 24 tahun

1992 tentang Penataan Ruang. Dengan penataan ruang, diharapkan dapat terwujud

ruang kehidupan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Tetapi hingga

saat ini kondisi yang tercipta masih belum sesuai dengan harapan. Hal ini terlihat

dari tantangan yang terjadi terutama semakin meningkatnya permasalahan

bencana banjir dan longsor, semakin meningkatnya kemacetan lalu lintas di

kawasan perkotaan, belum terselesaikannya masalah permukiman kumuh,

semakin berkurangnya ruang publik dan ruang terbuka hijau di kawasan

perkotaan, serta belum terpecahkannya masalah ketidakseimbangan

perkembangan antarwilayah.

Berbagai permasalahan tersebut mencerminkan bahwa penerapan UU

Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang belum sepenuhnya efektif dalam

menyelesaikan permasalahan yang ada. Kondisi ini merupakan latar belakang dari

penyusunan dan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (UUPR) yang dimaksudkan untuk memperkuat norma

penyelenggaraan penataan ruang yang sebelumnya diatur dalam Undang-Undang

Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Dalam makalah ini membahas secara ringkas tentang klasifikasi penataan

ruang berdasarkan UU Nomor 26 tahun 2007 mulai dari lingkup nasional sampai

lokal untuk dapat lebih memahami apa saja yang perlu diperhatikan terlebih

dahulu sebelum melakukan penataan ruang.

Maksud dan Tujuan

Review ini dimaksudkan sebagai sebuah pengembangan wawasan serta

sebagai sebuah dasar tentang penataan serta perencanaan tata ruang di Indonesia.

3

Page 4: TEORI PER

Tujuan dari pedoman ini adalah memberikan acuan bagi para mahasiswa

mengenai teori perencanaan, rencana tata ruang, serta pedoman-pedoman lain

yang terkait. Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan:

1. Rencana umum tata ruang

Rencana umum tata ruang terdiri atas:

a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

c. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, dan

d. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

2. Rencana rinci tata ruang

Rencana rinci tata ruang terdiri atas:

a. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan

strategis nasional

b. Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi, dan

c. Rencana detail tata ruang kabupaen/kota dan rencana tata ruang

kawasan strategis kabupaten/kota

Sistematika Pelaporan Pelaporan ini terdiri dari 3 (tiga) bab yaitu:

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang, maksud dan tujuan, dan sistematika pelaporan

dari review Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007

2. Bab II Review

Bab ini membahas diagram Rencana Tata Ruang mulai dari tingkat nasional

sampai lokal dan substansi Rencana Tata Ruang, yang terdiri dari rencana

umum dan rencana rinci, serta peraturan zonasi sebagai upaya pengendalian

pemanfaatan dalam penataan ruang.

3. Bab III Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan dari review Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 26 Tahun 2007.

4

Page 5: TEORI PER

BAB II

REVIEW

Gambar Diagram

RENCANA UMUM TATA RUANG

RENCANA RINCI TATA RUANG

SISTEM ZONASI

WIL

AY

AH

Zonasi Sistem Nasional

Zonasi Sistem Provinsi

Peraturan Zonasi/ Zoning Regulation

5

RTRW NASIONAL

RTRW PROVINSI

RTRW KABUPATEN

RTR PULAU/ KEPULAUAN

RTR KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

RTR KAWASAN STRATEGIS PROVINSI

RTR KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN

RDTR WILAYAH KABUPATEN

Page 6: TEORI PER

PE

RK

OT

AA

N

Peraturan Zonasi/ Zoning Regulation

6

RTRW KOTA

RTR KAWASAN PERKOTAAN DALAM WILAYAH KABUPATEN

RDTR BAGIAN WILAYAH KOTA

RTR KAWASAN STRATEGIS KOTA

RDTR WILAYAH KOTA

Page 7: TEORI PER

Substansi Rencana Tata Ruang

Tabel 1. Review Rencana Umum Tata Ruang

RTR Muatan isiJangka Waktu dan

PeninjauanProduk Hukum Pengesahan Skala Peta

Rencana Tata

Ruang Wilayah

Nasional

(RTRWN)

a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan

ruang wilayah nasional;

b. rencana struktur ruang wilayah nasional

yang meliputi sistem perkotaan nasional

yang terkait dengan kawasan perdesaan

dalam wilayah pelayanannya dan system

jaringan prasarana utama;

c. rencana pola ruang wilayah nasional yang

meliputi kawasan lindung nasional dan

kawasan budi daya yang memiliki nilai

strategis nasional;

d. penetapan kawasan strategis nasional;

e. arahan pemanfaatan ruang yang berisi

indikasi program utama jangka menengah

Jangka waktu 20 tahun,

dengan peninjauan

kembali tiap 5 (lima)

tahun.

PP (Peraturan

Pemerintah)

Presiden minimal

berskala

1:1.000.000

7

Page 8: TEORI PER

lima tahunan; dan

f. arahan pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah nasional yang berisi indikasi arahan

peraturan zonasi sistem nasional, arahan

perizinan, arahan insentif dan disinsentif,

serta arahan sanksi.

Rencana Tata

Ruang Wilayah

Provinsi

(RTRWP)

a. . tujuan, kebijakan, dan strategi penataan

ruang wilayah provinsi;

b. rencana struktur ruang wilayah provinsi yang

meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya

yang berkaitan dengan kawasan perdesaan

dalam wilayah pelayanannya dan sistem

jaringan prasarana wilayah provinsi;

c. rencana pola ruang wilayah provinsi yang

meliputi kawasan lindung dan kawasan budi

daya yang memiliki nilai strategis provinsi

d. penetapan kawasan strategis provinsi;

e. arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi

yang berisi indikasi program utama jangka

Jangka waktu 20 tahun,

dengan peninjauan

kembali tiap 5 tahun.

Peraturan

Provinsi

Gubernur minimal

berskala 1:

250.000

8

Page 9: TEORI PER

menengah lima tahunan; dan

f. arahan pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan

peraturan zonasi sistem provinsi, arahan

perizinan, arahan insentif dan disinsentif,

serta arahan sanksi.

Rencana Tata

Ruang Wilayah

Kabupaten.

a. . tujuan, kebijakan, dan strategi penataan

ruang wilayah kabupaten;

b. rencana struktur ruang wilayah kabupaten

yang meliputi sistem perkotaan di

wilayahnya yang terkait dengan kawasan

perdesaan dan sistem jaringan prasarana

wilayah kabupaten;

c. rencana pola ruang wilayah kabupaten yang

meliputi kawasan lindung kabupaten dan

kawasan budi daya kabupaten;

d. penetapan kawasan strategis kabupaten;

e. arahan pemanfaatan ruang wilayah

kabupaten yang berisi indikasi program

Jangka waktu 20 tahun,

dengan peninjauan

kembali 1 kali tiap 5 tahun

PERDA

Kabupaten

DPRD

Kabupaten

minimal

berskala

1:100.000

9

Page 10: TEORI PER

utama jangka menengah lima tahunan; dan

f. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah kabupaten yang berisi ketentuan

umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan,

ketentuan insentif dan disinsentif, serta

arahan sanksi

Rencana Tata

Ruang Wilayah

Kota

Sama dengan RTRWKab dengan penambahan

sebagai berikut:

a. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang

terbuka hijau;

b. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang

terbuka nonhijau; dan

c. rencana penyediaan dan pemanfaatan

prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki,

angkutan umum, kegiatan sektor informal,

dan ruang evakuasi bencana, yang

dibutuhkan untuk menjalankan fungsi

wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial

ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.

Jangka waktu 20 tahun,

dengan peninjauan

kembali 1 kali tiap 5 tahun

PERDA Kota DPRD Kota minimal

berskala

1:50.000

10

Page 11: TEORI PER

11

Page 12: TEORI PER

Tabel 2. Review Rencana Rinci tata ruang

RTR Muatan isiJangka Waktu dan

PeninjauanProduk Hukum Pengesahan Skala Peta

Rencana Tata

Ruang Kawasan

Strategis Nasional

1. Tujuan, kebijakan dan strategi penataan

ruang kawasan fungsional.

2. Rencana struktur ruang terdiri atas sistem

pusat permukiman dan sistem jaringan

prasarana.

3. Rencana pola ruang yang meliputi

peruntukan yang meliputi peruntukan

ruang untuk fungsi lindung dan

peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

4. Arahan pemanfaatan ruang terdiri atas

arahan pengembangan sistem pusat

permukiman dan arahan pengembangan

sistem jaringan prasarana.

5. Arahan pengendalian dan pengawasan

pemanfaatan ruang kawasan fungsional

nasional.

Jangka waktu 20 tahun, dengan peninjauan kembali sekurang-kurangnya tiap 5 (lima) tahun.

Peraturan Presiden

Presiden 1 : 500.000

12

Page 13: TEORI PER

Rencana Tata

Ruang

Pulau/Kepulauan

1. Tujuan,kebijakan dan strategi penataan

ruang pulau atau kepulauan.

2. Rencana Struktur dan pola pemanfaatan

ruang pulau/ kepulauan.

3. Strategi pemanfaatan ruang yang terdiri

dari pemanfaatan ,pengembangan dan

pengelolaan ruang pulau/ kepulauan.

4. Strategi pengendalian pemanfaatan ruang

pulau/ kepulauan.

5. Kelembagaan dan pengaruh peran

masyarakat dalam teknis penataan ruang

pulau dan kepulauan.

Jangka waktu 20 tahun, dengan peninjauan kembali tiap 5 (lima) tahun.

Peraturan Presiden

Presiden 1 : 500.000

RTR Kawasan

Strategis Provinsi

1. Tujuan,kebijakan dan strategi penataan

ruang kawasan fungsional.

2. Rencana struktur ruang terdiri atas

sistem pusat permukiman dan sistem

jaringan prasarana.

3. Rencana pola ruang yang meliputi

peruntukan yang meliputi peruntukan

Jangka waktu 20 tahun, dengan peninjauan kembali sekurang-kurangnya tiap 5 (lima) tahun.

PERDA Provinsi Disahkan DPR Provinsi

minimal berskala 1: 100.000

13

Page 14: TEORI PER

ruang untuk fungsi lindung dan

peruntukan ruang untuk fungsi budi

daya.

4. Arahan pemanfaatan ruang terdiri atas

arahan pengembangan sistem pusat

permukiman dan arahan pengembangan

sistem jaringan prasarana.

5. Arahan pengendalian dan pengawasan

pemanfaatan ruang kawasan fungsional

Propinsi.

Rencana Tata

Ruang Kawasan

Strategis

Kabupaten/Kota

1. Tujuan,kebijakan dan strategi penataan

ruang kawasan fungsional.

2. Rencana struktur ruang terdiri atas sistem

pusat permukiman dan sistem jaringan

prasarana.

3. Rencana pola ruang yang meliputi

peruntukan yang meliputi peruntukan

ruang untuk fungsi lindung dan

peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

Jangka waktu 20 tahun, dengan peninjauan kembali sekurang-kurangnya tiap 5 (lima) tahun.

PERDA Kab/Kot Disahkan DPRD

Kab./Kot.

1 : 50.000

14

Page 15: TEORI PER

4. Arahan pemanfaatan ruang terdiri atas

arahan pengembangan sistem pusat

permukiman dan arahan pengembangan

sistem jaringan prasarana.

5. Arahan pengendalian dan pengawasan

pemanfaatan ruang kawasan fungsional

Kabupaten.

Rencana Detail

Tata Ruang

Kabupaten/Kota

1. Tujuan pengembangan kawasan

fungsional perkotaan;

2. Rencana struktur dan pola pemanfaatan

ruang Kawasan Perkotaan, meliputi:

a. Struktur pemanfaatan ruang, yang

meliputi distribusi penduduk, struktur

pelayanan kegiatan kawasan

perkotaan, sistem jaringan pergerakan,

sistem jaringan telekomunikasi, sistem

jaringan energi, dan sistem prasarana

pengelolaan lingkungan;

b. Pola pemanfaatan ruang, yang meliputi

Jangka waktu 5 tahun. PERDA Kab/Kot Disahkan DPRD

Kab./Kot.

1 : 5.000atau lebih

15

Page 16: TEORI PER

pengembangan kawasan fungsional

(kawasan permukiman, perdagangan,

jasa, pemerintahan, pariwisata,

perindustrian) dalam blok-blok

peruntukan.

3. Pedoman pelaksanaan pembangunan

kawasan fungsional perkotaan meliputi:

a. Arahan kepadatan bangunan (net

density/KDB) untuk setiap blok

peruntukan;

b. Arahan ketinggian bangunan

(maximum height/KLB) untuk setiap

blok peruntukan;

c. Arahan garis sempadan bangunan

untuk setiap blok peruntukan;

d. Rencana penanganan lingkungan blok

peruntukan;

e. Rencana penanganan jaringan

prasarana dan sarana.

16

Page 17: TEORI PER

4. Pedoman pengendalian pemanfaatan

ruang kawasan fungsional perkotaan.

17

Page 18: TEORI PER

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Di Indonesia penataan

ruang ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

Otonomi daerah yang telah memberikan kewenangan yang cukup besar bagi

daerah untuk menyelenggarakan penataan ruang, demi tercapainya Ketahanan

Nasional, maka maka kewenangan tersebut perlu diatur demi menjaga keserasian

dan keterpaduan antardaerah dan antara pusat, serta agar tidak timbul kesenjangan

antar daerah.

UU no.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang menjadi pedoman bagi

penataan ruang di Indonesia. Penataannya di implementasikan melalui rencana

umum dan rencana rinci.Rencana umum tata ruang secara berhierarki terdiri atas:

a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi; dan

c. Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten dan rencana tata ruang wilayah kota.

Rencana rinci tata ruang terdiri atas:

a. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis

nasional;

b. Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan

c. Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan

strategis\kabupaten/kota.

Review ini berusaha memberikan pengertian tentang penataan ruang kita.

Tentu saja kita mengharapkan untuk penataan yang lebih baik, untuk itu peran

serta masyarakat dan saling ketersinambungan antara masyarakat dan pemerintah

mutlak diperlukan demi tercapainya penataan yang harmonis, sehat, dan nyaman

bagi Indonesia.

18

Page 19: TEORI PER

Saran

Dari berbagai pemaparan di atas secara garis besar dapat disarankan hal-hal

sebagai berikut:

1. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang agar lebih mengefektifkan fungsi penataan ruang sebagai

pendekatan strategis dalam pembangunan yang bertujuan untuk

mewujudkan ruang kehidupan yang aman, nyaman, produktif, dan

berkelanjutan.

2. Penerapan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang menghadapi tantangan yang cukup berat, terutama dalam

penerapan berbagai ketentuan baru yang berkaitan dengan pembagian

kewenangan, perubahan muatan rencana, penegasan hak dan kewajiban

masyarakat, pengenaan sanksi, keterkaitan antara rencana tata ruang dan

program-program pembangunan sektoral atau wilayah, serta batas waktu

penyesuaian rencana tata ruang wilayah dengan ketentuan Undang-

Undang Penataan Ruang yang baru. Untuk mengatasi berbagai tantangan

tersebut hendaknya diperlukan kesatuan tekad para pemangku kepentingan

untuk menerapkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 secara

konsisten, termasuk para perencana.

Tantangan yang dihadapi dalam penerapan Undang-Undang Nomor 26

tahun 2007 merupakan tantangan seluruh pemangku kepentingan, termasuk para

perencana ruang dan asosiasi profesinya. Ke depan, para perencana dituntut untuk

selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam menyusun rencana tata

ruang yang berkualitas, di mana asosiasi profesinya dapat berperan sangat

strategis dalam pembinaan teknis dan pengembangan serta pengawasan kode etik

perencana.

19

Page 20: TEORI PER

Daftar Pustaka

Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

www.google.com

Wikipedia.co.id

20