Download - TEORI PER
![Page 1: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/1.jpg)
Kata Pengantar
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan
kepada Allah STW, yang karena bimbingan – Nya maka penulis bisa
menyelesaikan sebuah makalah berjudul " Review Rencana Tata Ruang Menurut
Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang "
Makalah ini dibuat dari berbagai sumber dan dalam jangka waktu tertentu
sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Saya
mengucapkan terimakasih kepada teman – teman yang telah bekerja keras dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih
positif bagi kita semua
Surabaya, 8 Oktober 2012
Penulis
1
![Page 2: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/2.jpg)
Daftar IsiKata Pengantar...................................................................................................................1
Daftar Isi.............................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
Latar Belakang................................................................................................................3
Maksud dan Tujuan........................................................................................................3
Sistematika Pelaporan....................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
REVIEW..............................................................................................................................5
Gambar Diagram............................................................................................................5
Substansi Rencana Tata Ruang.......................................................................................6
BAB III...............................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................17
Kesimpulan...................................................................................................................17
Saran............................................................................................................................18
Daftar Pustaka..............................................................................................................19
2
![Page 3: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penataan ruang sebagai pendekatan dalam pelaksanaan pembangunan telah
memiliki landasan hukum sejak pemberlakuan Undang-Undang Nomor 24 tahun
1992 tentang Penataan Ruang. Dengan penataan ruang, diharapkan dapat terwujud
ruang kehidupan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Tetapi hingga
saat ini kondisi yang tercipta masih belum sesuai dengan harapan. Hal ini terlihat
dari tantangan yang terjadi terutama semakin meningkatnya permasalahan
bencana banjir dan longsor, semakin meningkatnya kemacetan lalu lintas di
kawasan perkotaan, belum terselesaikannya masalah permukiman kumuh,
semakin berkurangnya ruang publik dan ruang terbuka hijau di kawasan
perkotaan, serta belum terpecahkannya masalah ketidakseimbangan
perkembangan antarwilayah.
Berbagai permasalahan tersebut mencerminkan bahwa penerapan UU
Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang belum sepenuhnya efektif dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada. Kondisi ini merupakan latar belakang dari
penyusunan dan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (UUPR) yang dimaksudkan untuk memperkuat norma
penyelenggaraan penataan ruang yang sebelumnya diatur dalam Undang-Undang
Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang.
Dalam makalah ini membahas secara ringkas tentang klasifikasi penataan
ruang berdasarkan UU Nomor 26 tahun 2007 mulai dari lingkup nasional sampai
lokal untuk dapat lebih memahami apa saja yang perlu diperhatikan terlebih
dahulu sebelum melakukan penataan ruang.
Maksud dan Tujuan
Review ini dimaksudkan sebagai sebuah pengembangan wawasan serta
sebagai sebuah dasar tentang penataan serta perencanaan tata ruang di Indonesia.
3
![Page 4: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/4.jpg)
Tujuan dari pedoman ini adalah memberikan acuan bagi para mahasiswa
mengenai teori perencanaan, rencana tata ruang, serta pedoman-pedoman lain
yang terkait. Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan:
1. Rencana umum tata ruang
Rencana umum tata ruang terdiri atas:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
c. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, dan
d. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
2. Rencana rinci tata ruang
Rencana rinci tata ruang terdiri atas:
a. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan
strategis nasional
b. Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi, dan
c. Rencana detail tata ruang kabupaen/kota dan rencana tata ruang
kawasan strategis kabupaten/kota
Sistematika Pelaporan Pelaporan ini terdiri dari 3 (tiga) bab yaitu:
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, maksud dan tujuan, dan sistematika pelaporan
dari review Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007
2. Bab II Review
Bab ini membahas diagram Rencana Tata Ruang mulai dari tingkat nasional
sampai lokal dan substansi Rencana Tata Ruang, yang terdiri dari rencana
umum dan rencana rinci, serta peraturan zonasi sebagai upaya pengendalian
pemanfaatan dalam penataan ruang.
3. Bab III Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dari review Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2007.
4
![Page 5: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB II
REVIEW
Gambar Diagram
RENCANA UMUM TATA RUANG
RENCANA RINCI TATA RUANG
SISTEM ZONASI
WIL
AY
AH
Zonasi Sistem Nasional
Zonasi Sistem Provinsi
Peraturan Zonasi/ Zoning Regulation
5
RTRW NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTRW KABUPATEN
RTR PULAU/ KEPULAUAN
RTR KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
RTR KAWASAN STRATEGIS PROVINSI
RTR KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN
RDTR WILAYAH KABUPATEN
![Page 6: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/6.jpg)
PE
RK
OT
AA
N
Peraturan Zonasi/ Zoning Regulation
6
RTRW KOTA
RTR KAWASAN PERKOTAAN DALAM WILAYAH KABUPATEN
RDTR BAGIAN WILAYAH KOTA
RTR KAWASAN STRATEGIS KOTA
RDTR WILAYAH KOTA
![Page 7: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/7.jpg)
Substansi Rencana Tata Ruang
Tabel 1. Review Rencana Umum Tata Ruang
RTR Muatan isiJangka Waktu dan
PeninjauanProduk Hukum Pengesahan Skala Peta
Rencana Tata
Ruang Wilayah
Nasional
(RTRWN)
a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan
ruang wilayah nasional;
b. rencana struktur ruang wilayah nasional
yang meliputi sistem perkotaan nasional
yang terkait dengan kawasan perdesaan
dalam wilayah pelayanannya dan system
jaringan prasarana utama;
c. rencana pola ruang wilayah nasional yang
meliputi kawasan lindung nasional dan
kawasan budi daya yang memiliki nilai
strategis nasional;
d. penetapan kawasan strategis nasional;
e. arahan pemanfaatan ruang yang berisi
indikasi program utama jangka menengah
Jangka waktu 20 tahun,
dengan peninjauan
kembali tiap 5 (lima)
tahun.
PP (Peraturan
Pemerintah)
Presiden minimal
berskala
1:1.000.000
7
![Page 8: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/8.jpg)
lima tahunan; dan
f. arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah nasional yang berisi indikasi arahan
peraturan zonasi sistem nasional, arahan
perizinan, arahan insentif dan disinsentif,
serta arahan sanksi.
Rencana Tata
Ruang Wilayah
Provinsi
(RTRWP)
a. . tujuan, kebijakan, dan strategi penataan
ruang wilayah provinsi;
b. rencana struktur ruang wilayah provinsi yang
meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya
yang berkaitan dengan kawasan perdesaan
dalam wilayah pelayanannya dan sistem
jaringan prasarana wilayah provinsi;
c. rencana pola ruang wilayah provinsi yang
meliputi kawasan lindung dan kawasan budi
daya yang memiliki nilai strategis provinsi
d. penetapan kawasan strategis provinsi;
e. arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi
yang berisi indikasi program utama jangka
Jangka waktu 20 tahun,
dengan peninjauan
kembali tiap 5 tahun.
Peraturan
Provinsi
Gubernur minimal
berskala 1:
250.000
8
![Page 9: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/9.jpg)
menengah lima tahunan; dan
f. arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan
peraturan zonasi sistem provinsi, arahan
perizinan, arahan insentif dan disinsentif,
serta arahan sanksi.
Rencana Tata
Ruang Wilayah
Kabupaten.
a. . tujuan, kebijakan, dan strategi penataan
ruang wilayah kabupaten;
b. rencana struktur ruang wilayah kabupaten
yang meliputi sistem perkotaan di
wilayahnya yang terkait dengan kawasan
perdesaan dan sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten;
c. rencana pola ruang wilayah kabupaten yang
meliputi kawasan lindung kabupaten dan
kawasan budi daya kabupaten;
d. penetapan kawasan strategis kabupaten;
e. arahan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten yang berisi indikasi program
Jangka waktu 20 tahun,
dengan peninjauan
kembali 1 kali tiap 5 tahun
PERDA
Kabupaten
DPRD
Kabupaten
minimal
berskala
1:100.000
9
![Page 10: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/10.jpg)
utama jangka menengah lima tahunan; dan
f. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten yang berisi ketentuan
umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan,
ketentuan insentif dan disinsentif, serta
arahan sanksi
Rencana Tata
Ruang Wilayah
Kota
Sama dengan RTRWKab dengan penambahan
sebagai berikut:
a. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang
terbuka hijau;
b. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang
terbuka nonhijau; dan
c. rencana penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki,
angkutan umum, kegiatan sektor informal,
dan ruang evakuasi bencana, yang
dibutuhkan untuk menjalankan fungsi
wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial
ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.
Jangka waktu 20 tahun,
dengan peninjauan
kembali 1 kali tiap 5 tahun
PERDA Kota DPRD Kota minimal
berskala
1:50.000
10
![Page 11: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/11.jpg)
11
![Page 12: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/12.jpg)
Tabel 2. Review Rencana Rinci tata ruang
RTR Muatan isiJangka Waktu dan
PeninjauanProduk Hukum Pengesahan Skala Peta
Rencana Tata
Ruang Kawasan
Strategis Nasional
1. Tujuan, kebijakan dan strategi penataan
ruang kawasan fungsional.
2. Rencana struktur ruang terdiri atas sistem
pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana.
3. Rencana pola ruang yang meliputi
peruntukan yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
4. Arahan pemanfaatan ruang terdiri atas
arahan pengembangan sistem pusat
permukiman dan arahan pengembangan
sistem jaringan prasarana.
5. Arahan pengendalian dan pengawasan
pemanfaatan ruang kawasan fungsional
nasional.
Jangka waktu 20 tahun, dengan peninjauan kembali sekurang-kurangnya tiap 5 (lima) tahun.
Peraturan Presiden
Presiden 1 : 500.000
12
![Page 13: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/13.jpg)
Rencana Tata
Ruang
Pulau/Kepulauan
1. Tujuan,kebijakan dan strategi penataan
ruang pulau atau kepulauan.
2. Rencana Struktur dan pola pemanfaatan
ruang pulau/ kepulauan.
3. Strategi pemanfaatan ruang yang terdiri
dari pemanfaatan ,pengembangan dan
pengelolaan ruang pulau/ kepulauan.
4. Strategi pengendalian pemanfaatan ruang
pulau/ kepulauan.
5. Kelembagaan dan pengaruh peran
masyarakat dalam teknis penataan ruang
pulau dan kepulauan.
Jangka waktu 20 tahun, dengan peninjauan kembali tiap 5 (lima) tahun.
Peraturan Presiden
Presiden 1 : 500.000
RTR Kawasan
Strategis Provinsi
1. Tujuan,kebijakan dan strategi penataan
ruang kawasan fungsional.
2. Rencana struktur ruang terdiri atas
sistem pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana.
3. Rencana pola ruang yang meliputi
peruntukan yang meliputi peruntukan
Jangka waktu 20 tahun, dengan peninjauan kembali sekurang-kurangnya tiap 5 (lima) tahun.
PERDA Provinsi Disahkan DPR Provinsi
minimal berskala 1: 100.000
13
![Page 14: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/14.jpg)
ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budi
daya.
4. Arahan pemanfaatan ruang terdiri atas
arahan pengembangan sistem pusat
permukiman dan arahan pengembangan
sistem jaringan prasarana.
5. Arahan pengendalian dan pengawasan
pemanfaatan ruang kawasan fungsional
Propinsi.
Rencana Tata
Ruang Kawasan
Strategis
Kabupaten/Kota
1. Tujuan,kebijakan dan strategi penataan
ruang kawasan fungsional.
2. Rencana struktur ruang terdiri atas sistem
pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana.
3. Rencana pola ruang yang meliputi
peruntukan yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Jangka waktu 20 tahun, dengan peninjauan kembali sekurang-kurangnya tiap 5 (lima) tahun.
PERDA Kab/Kot Disahkan DPRD
Kab./Kot.
1 : 50.000
14
![Page 15: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/15.jpg)
4. Arahan pemanfaatan ruang terdiri atas
arahan pengembangan sistem pusat
permukiman dan arahan pengembangan
sistem jaringan prasarana.
5. Arahan pengendalian dan pengawasan
pemanfaatan ruang kawasan fungsional
Kabupaten.
Rencana Detail
Tata Ruang
Kabupaten/Kota
1. Tujuan pengembangan kawasan
fungsional perkotaan;
2. Rencana struktur dan pola pemanfaatan
ruang Kawasan Perkotaan, meliputi:
a. Struktur pemanfaatan ruang, yang
meliputi distribusi penduduk, struktur
pelayanan kegiatan kawasan
perkotaan, sistem jaringan pergerakan,
sistem jaringan telekomunikasi, sistem
jaringan energi, dan sistem prasarana
pengelolaan lingkungan;
b. Pola pemanfaatan ruang, yang meliputi
Jangka waktu 5 tahun. PERDA Kab/Kot Disahkan DPRD
Kab./Kot.
1 : 5.000atau lebih
15
![Page 16: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/16.jpg)
pengembangan kawasan fungsional
(kawasan permukiman, perdagangan,
jasa, pemerintahan, pariwisata,
perindustrian) dalam blok-blok
peruntukan.
3. Pedoman pelaksanaan pembangunan
kawasan fungsional perkotaan meliputi:
a. Arahan kepadatan bangunan (net
density/KDB) untuk setiap blok
peruntukan;
b. Arahan ketinggian bangunan
(maximum height/KLB) untuk setiap
blok peruntukan;
c. Arahan garis sempadan bangunan
untuk setiap blok peruntukan;
d. Rencana penanganan lingkungan blok
peruntukan;
e. Rencana penanganan jaringan
prasarana dan sarana.
16
![Page 17: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/17.jpg)
4. Pedoman pengendalian pemanfaatan
ruang kawasan fungsional perkotaan.
17
![Page 18: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/18.jpg)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Di Indonesia penataan
ruang ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
Otonomi daerah yang telah memberikan kewenangan yang cukup besar bagi
daerah untuk menyelenggarakan penataan ruang, demi tercapainya Ketahanan
Nasional, maka maka kewenangan tersebut perlu diatur demi menjaga keserasian
dan keterpaduan antardaerah dan antara pusat, serta agar tidak timbul kesenjangan
antar daerah.
UU no.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang menjadi pedoman bagi
penataan ruang di Indonesia. Penataannya di implementasikan melalui rencana
umum dan rencana rinci.Rencana umum tata ruang secara berhierarki terdiri atas:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi; dan
c. Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten dan rencana tata ruang wilayah kota.
Rencana rinci tata ruang terdiri atas:
a. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis
nasional;
b. Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
c. Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan
strategis\kabupaten/kota.
Review ini berusaha memberikan pengertian tentang penataan ruang kita.
Tentu saja kita mengharapkan untuk penataan yang lebih baik, untuk itu peran
serta masyarakat dan saling ketersinambungan antara masyarakat dan pemerintah
mutlak diperlukan demi tercapainya penataan yang harmonis, sehat, dan nyaman
bagi Indonesia.
18
![Page 19: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/19.jpg)
Saran
Dari berbagai pemaparan di atas secara garis besar dapat disarankan hal-hal
sebagai berikut:
1. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang agar lebih mengefektifkan fungsi penataan ruang sebagai
pendekatan strategis dalam pembangunan yang bertujuan untuk
mewujudkan ruang kehidupan yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan.
2. Penerapan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang menghadapi tantangan yang cukup berat, terutama dalam
penerapan berbagai ketentuan baru yang berkaitan dengan pembagian
kewenangan, perubahan muatan rencana, penegasan hak dan kewajiban
masyarakat, pengenaan sanksi, keterkaitan antara rencana tata ruang dan
program-program pembangunan sektoral atau wilayah, serta batas waktu
penyesuaian rencana tata ruang wilayah dengan ketentuan Undang-
Undang Penataan Ruang yang baru. Untuk mengatasi berbagai tantangan
tersebut hendaknya diperlukan kesatuan tekad para pemangku kepentingan
untuk menerapkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 secara
konsisten, termasuk para perencana.
Tantangan yang dihadapi dalam penerapan Undang-Undang Nomor 26
tahun 2007 merupakan tantangan seluruh pemangku kepentingan, termasuk para
perencana ruang dan asosiasi profesinya. Ke depan, para perencana dituntut untuk
selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam menyusun rencana tata
ruang yang berkualitas, di mana asosiasi profesinya dapat berperan sangat
strategis dalam pembinaan teknis dan pengembangan serta pengawasan kode etik
perencana.
19
![Page 20: TEORI PER](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073120/55cf8f48550346703b9acc6c/html5/thumbnails/20.jpg)
Daftar Pustaka
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
www.google.com
Wikipedia.co.id
20