teori pengukuran kel 11

9
TEORI AKUNTANSI “TEORI PENGUKURAN” KELOMPOK 11 : Jefry Santoso S (23564) Robiur Rahmat Putra (23666)

Upload: intan-susmita-rafsanjani

Post on 24-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Pengukuran Kel 11

TEORI AKUNTANSI

“TEORI PENGUKURAN”

KELOMPOK 11 :

Jefry Santoso S (23564)

Robiur Rahmat Putra (23666)

Anggi Arya Dananjaya (23804)

Ika Prasetya Malik Al Chasan (23866)

Page 2: Teori Pengukuran Kel 11

TEORI PENGUKURAN

Pengukuran merupakan bagian penting dari suatu penyelidikan ilmiah, Pengukuran dibuat untuk menunjukan dalam akuntansi, bahwa data kuantitatif dapat memberi informasi yang lebih besar daripada data kualitatif dalam banyak contoh. Pengukuran dilakukan supaya memberikan pemahaman yang lebih baik.

PENTINGNYA PENGUKURAN

Pengukuran adalah pembagian angka yang mewakili sifat-sifat material sistem selain angka, berdasarkan aturan yang mengaturnya. Pengukuran dapat dilakukan baik untuk mengukur benda atau suatu keadaan tertentu. Dalam akuntansi kita mengukur keuntungan dengan mengukur nilai modal dan kemudian menghitung keuntungan sebagai perbandingan dari modal dalam suatu periode akuntansi untuk semua kejadian ekonomi dan pengaruhnya terhadap kekayaan perusahaan.

Stevens : menetapkan angka pada suatu objek sesuai dengan ketentuan. Stevens, seorang ahli teori catatan di daerah pengukuran dalam ilmu sosial, disebut pengukuran sebagai 'tugas dari angka menjadi objek atau peristiwa menurut aturan' tersebut

Campbell: menetapkan angka yang dapat menunjukkan kemampuan dari suatu system. Campbell, salah satu yang pertama untuk menangani masalah pengukuran, pengukuran didefinisikan sebagai 'penugasan angka untuk mewakili sifat'.

SKALA-SKALA

Setiap pengukuran dibuat berdasarkan suatu skala. Skala dibuat ketika istilah digunakan untuk menghubungkan dengan pernyataan matematis suatu benda atau keadaan. Skala menunjukan informasi apayang diwakili oleh angka, sehingga memberi arti dari angka tersebut.

Skala NominalDalam skala nominal, angka hanya digunakan sebagai label. Skala nominal menampilkan klasifikasi, dimana pengukuran tidak dianggap sebagai penggunaan seperti biasa pada periode. Contoh: nilai nominal pada uang, menunjukkan tingkat daya beli menunjukkan kemampuan dari suatu objek. Contoh yang lain adalah nominal obligasi yaitu jumlah uang yang dapat dilunasi pada saat jatuh tempo.

Skala OrdinalSkala ordinal dibuat ketika sebuah operasi memperingkatkan benda yang bersangkutan berhubungan dengan suatu property yang diberikan. Kelemahan dari skala ordinal adalah interval diantara angka-angka tidak dapat menjelaskan apapun mengenai perbedaan dari kuantitas property yang disajikan. Sebagai contoh, misalkan seorang investor tertentu memiliki tiga peluang investasi layak dengan jumlah tertentu untuk berinvestasi. Contoh yang lainnya adalah kelompok prestasi mahasiswa yaitu memuaskan, cukup, kurang memuaskan.

Page 3: Teori Pengukuran Kel 11

Skala IntervalSkala interval memberikan informasi lebih banyak daripada skala ordinal. Tidak hanya peringkat , tetapi juga jarak diantara interval dalam suatu skala yang sama atau diketahui. contoh adalah skala celsius suhu. interval sama suhu dicatat oleh volume yang sama ekspansi dengan titik nol sewenang-wenang sepakat untuk skala. Kelemahan dari skala interval adalah point ke nol ditetapkan secara beruba-ubah.

Skala RasioSkala rasio menyampaikan informasi yang paling banyak, karena urutan peringkat telah diberikan, interval diantara objek sama atau diketahui dan sebuah point nol yang ada dimana jarak dari paling sedikit satu objek diketahui, asal unik, titik nol alami, ada di mana kejauhan sana kemari untuk setidaknya satu objek yang diketahui

Jenis Pengukuran

Proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi dan

pengujian. Pertanyaan tentang pengujian teori berhubungan dengan pertanyaan tentang

perbedaan jenis-jenis pengukuran. Campbell membaginya kedalam dua jenis: fundamental

dan turunan. Menurut Campbell, pengukuran bisa diakui hanya ketika ada konfirmasi teori-

teori empiric (hukum) untuk mendukung pengukuran. Tipe pengukuran yang lebih jauh,

pengukuran fiat, yang diungkapkan oleh Togerson, menjadi tambahan atas pengukuran

fundamental dan turunan yang didiskusikan Campbell.

1. Pengukuran Fundamental

Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa

diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung

pada pengukuran variabel apapun. Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik,

nomor, dan volume merupakan hal-hal yang bisa diukur. Sebuah skala rasio bisa

diformulasikan pada tiap-tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan

dengan pengukuran yang berbeda (jumlah) pada benda-benda yang sudah ada.

2. Pengukuran Turunan

Menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan pengukuran yang

bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah

pengukuran kepadatan, yang bergantung pada pengukuran massa dan volume.

Dalam akuntansi, contoh pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan

dari penambahan dan pengurangan pendapatan dengan beban.

Page 4: Teori Pengukuran Kel 11

3. Pengukuran Formal

Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan

definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa

diamati dengan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori

konfirmasi untuk mendukung hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam

akuntansi kita tidak tahu bagaimana cara untuk mengukur konsep keuntungan

secara langsung. Kita mengasumsikan variabel pendapatan, laba, beban, dan

kerugian dihubungkan dengan konsep keuntungan dan bagaimanapun bisa

digunakan untuk mengukur keuntungan secara tidak langsung.

Untuk mengukur validitas pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha

menghubungkan hal-hal yang dipelajari dengan variabel lain untuk melihat

manfaatnya. Contohnya, jika kita ingin mengukur kemampuan aritmatik orang,

kita mungkin memilih untuk menguji mereka dalam suatu tes aritmatik.

Bagaimanapun, tidak adateori empiris yang konfirmasi untuk menilai tes yang

kita lakukan, dan kita membuat asumsi ketika kita membangun skala pengukuran.

Kita bisa memprediksikan bahwa pada kebanyakan orang, yang mempunyai nilai

tes yang tinggi juga akan berprestasi dalam kuliah matematika.

KEANDALAN DAN AKURASI

Yang dimaksud mengukur ketepatan/akurasi dari ukuran adalah yang pertama bebas dari kesalahan/error.

Sumber-sumber kesalahan dalam pengukuran meliputi berikut ini.

1. Operasi pengukuran lain tidak tepat. aturan untuk menetapkan nomor untuk properti tertentu biasanya terdiri dari seperangkat operasi. satu set operasi tidak dapat dinyatakan tepat dan karenanya dapat diinterpretasikan salah oleh sang pengukur.

2. Pengukur. pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi bias, atau menerapkan atau membaca instrumen yang salah

3. Instrumen. banyak operasi panggilan untuk penggunaan alat fisik. ada potensi kesalahan bahkan ketika instrumen tidak alat fisik

4. Lingkungan. pengaturan di mana operasi dilakukan pengukuran dapat mempengaruhi hasil

5. Atribut jelas. apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, terutama jika pengukuran melibatkan dalam konsep yang tidak dapat diukur secara langsung

6. Risiko dan ketidakpastian. ini berkaitan dengan pendistribusian pengembalian aset nyata.

Page 5: Teori Pengukuran Kel 11

Pengukuran yang dapat diandalkan (Reliable)

Sering diperlukan bahwa sebelum unsur-unsur seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan

beban diakui dalam laporan keuangan, unsur-unsur tersebut harus mampu untuk

dilakukan pengukuran yang dapat diandalkan. Gagasan keandalan menggabungkan dua

aspek: ketepatan dan kepastian pengukuran, dan pengungkapan yang secara meyakinkan

mewakili sehubungan dengan transaksi ekonomi yang mendasarinya dan berbagai

peristiwa. Aspek mempengaruhi ketepatan pengukuran.

Istilah ‘presisi’ sering digunakan dalam dua konteks. Pertama, mungkin merujuk ke

nomor, dalam hal ini adalah berlawanan dengan gagasan pendekatan. Kedua, berkaitan

dengan operasi pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat penyempurnaan dari

operasi atau kinerjanya, serta persetujuan hasil antara operasi pengukuran yang digunakan

berulang kali yang diterapkan pada properti tertentu.

Arti terakhir ini pada dasarnya sama dengan keandalan. Dengan menyatukan dua istilah,

kita dapat mengatakan bahwa keandalan dari pengukuran berkaitan dengan ketepatan di

mana suatu properti tertentu diukur dengan menggunakan satu perangkat operasi.

Pengukuran yang akurat

Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil yang sangat

tepat, namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang akurat. Alasannya adalah akurasi

berhubungan dengan seberapa dekat pengukuran menuju ‘nilai sejati ' dari atribut

pengukuran.

Sifat fundamental, seperti panjang dari suatu objek, dapat ditentukan secara akurat

dengan membandingkan objek dengan standar yang mewakili nilai sebenarnya.

Masalahnya adalah pada beberapa pengukuran nilai yang sebenarnya tidak diketahui.

Untuk menentukan ketepatan dalam akuntansi, kita perlu tahu atribut apa yang perlu kita

ukur untuk mencapai tujuan pengukuran. Tujuan dari akuntansi untuk menyajikan

informasi yang berguna. Oleh karena itu akurasi pengukuran berkaitan dengan gagasan

pragmatis dari ‘kegunaan’, tetapi akuntan tidak sama dalam menentukan spesifikasi dan

standar kuantitatif yang harus diterapkan.

Page 6: Teori Pengukuran Kel 11

Pengukuran dalam ilmu Akuntansi

Perhitungan yang paling fundamental dalam ilmu akuntansi adalah perhitungan modal

dan laba. Modal dinilai berasal dari transaksi dan penilaian ulang yang terjadi di pasar

modal. Laba berasal dari perbandingan dari beban dan pendapatan, juga perubahan modal

dalam satu periode akuntansi. Modal dapat dinilai dan dihitung dengan berbagai cara,

contoh : historical cost, operasional, keuangan, atau nilai wajar. Sejarah menunjukkan

pada kita bahwa konsep perhitungan atas modal dan laba telah berubah dan berkembang

dari waktu ke waktu dan menghasilkan beberapa konsep perhitungan yang fundamental.

Yang terkini, standar pelaporan keuangan internasional telah membuat konsep kebih tepat

yaitu konsep “nilai wajar”. Beberapa pengamat beragumen dan mengkritik konsep “nilai

wajar” ini. Bahwa konsep ini merubah konsep alokasi ke pendekatan penilaian, di mana

akan menunjukkan perbedaan tergantung atas situasi dan interpretasi yang subjektif.

Perubahan ini lebih fokus pada penilaian “Balance Sheet”, mengalihkan akuntansi dari

perhitungan alokasi laba yang sederhana dan lebih menekankan pada relevasi pada realita

komersi dan pengambilan keputusan oleh investor dibadingkan kebenarannya.

Masalah Pengukuran buat Auditor

Adanya berbagai alternatif metode penilaian atas aset yang menimbulkan masalah

tersendiri bagi auditor. Terdapat banyak cara penilaian aset yang dapat diterima oleh

auditor jika memenuhi persyaratan :

1. metode penilaian diaplikasikan secara tepat dan konsisten,

2. menggunakan asumsi yang beralasan,

3. data yang digunakan untuk penilaian tersebut valid.

Pada prakteknya, Auditor kadang menerima tekanan dari manager perusahaan auditee

unruk menerima metode penilaian atas aset perusahaan tersebut jika tidak maka auditee

akan mencari auditor yang lain. Masalah lain yang muncul adalah audit atas biaya

historical seperti standar biaya persediaan. Seharusnya biaya atas persediaan ditetapkan

secara tepat, tapi biaya itu didasarkan atas asumsi proses produksi yang dipengaruhi oleh

kondisi yang berubah-ubah.

Page 7: Teori Pengukuran Kel 11