teori pengantar ekonomi,, kel 1

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara bahasa, ekonomi berasal dari bahasa yunani, yakni oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti aturan. Dengan demikian secara sederhana ekonomi memiliki arti sebagai aturan yang mengatur keuangan rumah tangga. Sedangkan secara istilah ekonomi berarti segala upaya yang dilakukan manusia agar kebutuhannya tercapai. Ilmu ekonomi itu sendiri merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Semenjak lahir, manusia memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kemakmurannnya. Namun sayangnyna alat pemuas kebutuhan manusia sangatlah terbatas sehingga timbulah apa yang namanya kelangkaan (scarcity). Kelangkaan inilah yang menjadi permasalahan sehingga dibutuhkan suatu studi komparatif yang dapat memecahkan masalah kelangkan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa masalah pokok dalam perekonomian? 1

Upload: rifky-setya-harwin

Post on 02-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara bahasa, ekonomi berasal dari bahasa yunani, yakni oikos yang

berarti rumah tangga dan nomos yang berarti aturan. Dengan demikian secara

sederhana ekonomi memiliki arti sebagai aturan yang mengatur keuangan rumah

tangga. Sedangkan secara istilah ekonomi berarti segala upaya yang dilakukan

manusia agar kebutuhannya tercapai.

Ilmu ekonomi itu sendiri merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari

berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang

dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan

pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan

manusia yang tidak terbatas.

Semenjak lahir, manusia memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan

dan mencapai kemakmurannnya. Namun sayangnyna alat pemuas kebutuhan

manusia sangatlah terbatas sehingga timbulah apa yang namanya kelangkaan

(scarcity). Kelangkaan inilah yang menjadi permasalahan sehingga dibutuhkan

suatu studi komparatif yang dapat memecahkan masalah kelangkan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa masalah pokok dalam perekonomian?

2. Apa definisi ilmu ekonomi?

3. Apa saja macam kegiatan ekonomi?

4. Apa saja jenis analisis ekonomi?

5. Asumsi apa saja yang sering digunakan dalam teori ekonomi?

1.3 Tujuan

1. Mempelajari masalah pokok dalam perekonomian.

2. Mempelajari definisi ilmu ekonomi.

3. Mempelajari macam kegiatan ekonomi.

4. Mempelajari jenis analisis ekonomi.

5. Mempelajari asumsiyang sering digunakan dalam teori ekonomi.

1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Masalah Pokok erekonomian

Dalam kehidupan perekonomian dimanapun pasti terdapat masalah

ekonomi yang mendasar. Adapun masalah perekonomian yang dihadapi oleh

masyarakat adalah sebagai berikut.

2.1.1 Kelangkaan/kekurangan

Saat ini kebutuhan manusia semakin bertambah banyak baik dari segi

jumlah, mutu, dan coraknya. Pertambahan tersebut tidak sebanding dengan

sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu, akan ada sebagian orang yang

tidak mendapatkan alat pemuas kebutuhan yang diinginkan, karena tidak

mampu mengeluarkan pengorbanan yang disyaratkan (biaya tidak terjangkau)

atau karena barang sudah habis. Masalah ini berlaku sebagai akibat dari

ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan faktor-faktor

produksi yang tersedia dalam masyarakat. Di satu pihak, setiap masyarakat

selalu terdapat keinginan yang relatif tidak terbatas untuk menikmati berbagai

jenis barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Sebaiknya

dipihak lain, sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dapat

digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut adalah relatif terbatas.

Oleh karena itu masyarakat tidak dapat memperoleh dan menikmati semua

barang yang mereka butuhkan atau inginkan. Kondisi di atas dapat disebut

sebagai kelangkaan. Jadi kelangkaan dapat diartikan sebagai situasi atau

keadaan di mana jumlah sumber daya yang ada sangat terbatas atau tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia. Menurut ilmu ekonomi,

kelangkaan mempunyai dua makna, yaitu:

a. Terbatas, dalam arti tidak cukup dibandingkan dengan banyaknya

kebutuhan manusia.

b. Terbatas, dalam arti manusia harus melakukan pengorbanan untuk

memperolehnya.

2

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelangkaan :

a. Keterbatasan jumlah benda pemuas kebutuhan yang ada di alam.

Di alam telah banyak tersedia banyak benda yang dapat digunakan

untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun karena tidak semua

benda tersebut dapat segera diperbaharui , maka jumlahnya pun

terbatas. Misalnya minyak bumi dan barang-barang tambang lainnya

yang memerlukan waktu beribu-ribu tahun untuk memperbaharuinya.

b. Kerusakan Sumber Daya Alam akibat ulah manusia.

Manusia harus berhati-hati menggunakan SDA yang tersedia.

Jangan karena kesalahan manusia, sumber daya yang tersedia menjadi

rusak. Misalnya penebangan hutan yang tidak terencana dengan baik

mengakibatkan hutan menjadi gundul dan mengakibatkan banjir.

c. Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah Sumber Daya

yang ada.

Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah Sumber Daya

terjadi karena kekurangan ilmu pengetahuan dan teknologi, modal dan

faktor-faktor yang lain.

d. Peningkatan kebutuhan manusia yang lebih cepat dibandingkan

dengan kemampuan penyediaan sarana kebutuhan.

Cepatnya laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya

mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah kebutuhan.

Peningkatan tersebut tidak diikuti dengan kemampuan dalam

penyediaan sarana kebutuhan. Contohnya saat ini pemerintah dan

pengusaha telah bekerja keras untuk menyediakan rumah murah

melalui fasilitas KPR, rumah susun, namun demikian masih banyak

orang yang tidak memiliki rumah.

2.1.2 Kebutuhan masyarakat

Kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh

barang dan jasa, yang dimaksud dengan Barang adalah suatu benda yang

dapat dilihat dan diraba secara fisik yang dibutuhkan oleh manusia. Jasa

adalah bukan benda sebab ia merupakan layanan seseorang atau sesuatu

barang yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat, contoh : tukang

3

pengukit, pelayan restaurant dan lain sebagainya. Keinginan untuk

memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan dalam dua bentuk :

a. Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli ( permintaan

efektif).

b. Keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli.

2.1.3 Jenis-jenis barang

1. Jenis barang dalam perekonomian

a. Barang ekonomi dan barang Cuma-Cuma

Barang ekonomi adalah barang yang memerlukan usaha untuk

memperolehnya. Contoh : beras, makanan dan barang-barang

hasil produksi industry. Sedangkan barang cuma-cuma adalah

barang yang dapat dinikmati tanpa melkukan kegiatan

memproduksi. Contoh : udara, oksigen, sinar matahari dan air

hujan

b. Barang konsumsi dan barang modal

Barang konsumsi adalah barang yang dipakai secara langsung

atau tidak langsung oleh konsumen untuk keperluan pribadi atau

rumah tangga, contoh : makanan, pakaian, dan sepedah motor.

Barang modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha

contoh : mesin, perlatan bengkel, dan bangunan mobil.

c. Barang akhir, contoh : roti, kursi dan mobil dan setengah jadi,

contoh: tepung gandum, karet dan minyak kelapa sawit.

2. Macam-macam barang berdasarkan kepentingannya

a. Barang inferior adalah barang yang sangat rendah mutunya dan

digunakan oleh golongan miskin atau yang pendapatannya sangat

rendah, contoh: ikan asin dan ubi kayu.

b. Barang esensial adalah barang yang sangat penting dalam

kehidupan individu, contoh: beras, gula, dan kopi

c. Barang normal adalah terutama terdiri dari barang konsumsi tahan

lama yang digunakan oleh para konsumen dalam kegiatannya

sehari-hari, contoh : baju dan buku

4

d. Barang mewah adalah barang yang mahal harganya dan selalu

dipamerkan pemakainya, contoh : mobil dan emas

3. Macam-macam barang berdasarkan cara penggunaannya

a. Barang pribadi adalah barang yang dihasilkan dalam

perekonomian, yang digunakan secara pribadi, dan dapat dengan

mudah dijual kepada setiap konsumen, contoh : makanan,

pakaian, mobil dan lain sebagainya

b. Barang public adalah barang yang disediakan oleh alam atau

kegiatan memproduksi yang digunakan oleh semua golongan

masyarakat secara bersama, contoh : jalan raya, lampu lalu lintas,

dan lain sebaginya

2.1.4 Kebutuhan yang tidak terbatas

Secara umum dapat dikatakan bahwa persoalan yang dihadapi

masyarakat adalah bersumber dari jumlah kebutuhan yang tidak terbatas.

Adanya hal tersebut dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan

masyarakat dengan factor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat.

Dengan demikian maka terjadilah kelangkaan/kekurangan barang dan jasa

yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.1.5 Faktor-faktor produksi

Faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam

atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi

barang dan jasa. Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian

akan menentukan sampai dimana suatu Negara dapat menghasilkan barang

dan jasa.

2.1.6 Keterbatasan kemampuan memproduksi

Di dalam masyarakat, faktor-faktor produksi yang tersedia relatif

terbatas jumlahnya. Kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa jauh

lebih rendah dari pada jumlah “keinginan” masyarakat tersebut.

5

2.2 Definisi Ilmu Ekonomi

Menurut ProfesorP.A. Samuelson ilmu ekonomi adalah suatu studi

mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan dengan

atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang

terbatas, tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai

jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi,

sekarang dan dimasa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.

Menurut Keynes mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai bidang ilmu sosial

yang mempelajari tentang pengelolaan sumber-sumber produksi yang terbatas,

faktor-faktor yang menentukan pendapatan nasional, dan efisinesi (economics as a

field of social sciences that studies the management of limitied production

resources, determinants of national income, and efficiency).

Menurut Benham mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai cabang dari ilmu

sosial yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan jumlah, distribusi,

dan stabilitas pendapatan nasional (economics as a branch of social sciences that

examines the determinants of size, distribution, and stability of national income).

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu ekonomi sebagai cabang dari

ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia dalam menentukan pilihan

menggunakan sumber daya-sumber daya yang terbatas dengan meningkatkan

kualitasnya dan menciptakan kemakmuran.

2.3 Kegiatan Ekonomi

2.3.1 Definisi kegiatan ekonomi

Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya “Mikro Ekonomi Teori

Pengantar” (2011), menyatakan bahwa Kegiatan Ekonomi dapat didefinisikan

sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat

untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi (menggunakan)

barang dan jasa tersebut.

2.3.2 Jenis kegiatan ekonomi

Kegiatan ekonomi merupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan

manusia untuk mewujudkan kemakmuran yang meliputi tiga kegiatan

ekonomi yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Kegiatan tersebut antara

6

satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Berikut ini penjelasan tentang

produksi, konsumsi, dan distribusi.

1. Produksi

Produksi adalah usaha untuk menghasilkan atau menambah daya

guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh dari

kegiatan produksi dapat dipaparkan sebagai berikut: perusahaan yang

memproduksi bahan-bahan makanan seperti minyak goreng, tepung,

membuat tas, pempek Palembang, menawarkan jasa tukang cukur rambut,

pabrik baterai yang memproduksi batu baterai, tukang mie ayam yang

membuat mie ayam, tukang pijat yang memberikan pelayanan jasa pijat

dan urut kepada para pelanggannya, dan lain sebagainya.

Menurut Sadono Sukirno faktor-faktor produksi adalah benda-

benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat

digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi dalam

perekonomian dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Tanah dan sumber alam atau faktor produksi yang disediakan alam.

Contoh : jenis barang tambang, hasil hutan, dan sumber alam yang

dapat dijadikan modal, seperti air yang dibendung untuk irigasi/

pembangkit tenaga listrik.

2. Tenaga kerja bukan meliputi jumlah buruh yang terdapat dalam

perekonomian saja tetapi mencangkup keahlian dan ketrampilan yang

mereka miliki. Berdasarkan keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja

dibedakan menjadi tiga macam :

a. Tenaga kerja kasar yaitu tenaga kerja yang tidak berpendidikan

atau rendah pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam

suatu bidang pekerjaan.

b. Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian

dari pelatihan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang

kayu, dan lain sebaginya.

c. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memiliki pendidikan

cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan,

dan lainsebaginya.

7

3. Modal, merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan

untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang mereka

butuhkan. Contoh: sistem pengairan, jaringan jalan raya dan lain

sebaginya.

4. Keahlian kewirausahaan, merupakan bentuk keahlian dan kemampuan

penguasa untuk mendirikan dan mengembangkan berbagi kegiatan

usaha. Dalam menjalankan suatu kegiatan ekonomi, para pengusaha

akan memerlukan ketiga factor produksi yang lain yaitu tanah, modal,

dan tenaga kerja. Keahlian keusahawanan meliputi kemahirannya

mengorganisasi berbagi sumber atau factor produksi tersebut secara

efektif dan efisien sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta

dapat menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat.

2. Konsumsi

Konsumsi merupakan tindakan manusia baik secara individu

maupun kelompok, dalam memakai atau menggunakan barang dan jasa

yang diproduksi. Perusahaan atau perseorangan yang melakukan kegiatan

konsumsi disebut konsumen. Contoh kegiatan konsumsi dalam kehidupan

kita sehari-hari antara lain seperti membeli jamu tolak angin di toko jamu,

pergi ke dokter hewan ketika iguana kita sakit keras, makan di KFC,

bermain di Time Zone, dan lain sebagainya. Terdapat 3 hal yang

mempengaruhi konsumsi seseorang maupun sekelompok orang terhadap

suatu barang maupun jasa, antara lain:

a. Faktor ekonomi

1) Pendapatan Rumah Tangga (Household Income)

Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap

tingkat konsumsi. Biasanya makin baik (tinggi) tingkat pendapatan,

tingkat konsumsi makin tinggi. Kerena ketika tingkat pendapatan

meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka

kebutuhan konsumsi menjadi makin besar.

8

2) Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth)

Tercakup dalam pengertian kekayaan riil (misalnya:

rumah,tanah dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham,

surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan

konsumsi, karena menambah pendapatan disposibel. Misalnya bunga

deposito yang diterima tiap bulan dapat menambah pendapatan

rumah tangga.

3) Jumlah Barang-barang Konsumsi Tahan Lama dalam Masyarakat

Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh

jumlah barang-barang konsumsi tahan lama (consumers durables).

Pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi bisa bersifat positif

(menambah) dan negatif (mengurangi). Barang-barang tahan lama

biasanya harganya mahal, yang untuk memperolehnya dibutuhkan

waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka

sebelum membeli harus banyak menabung.

4) Tingkat Bunga

Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi konsumsi, baik

dilihat dari sisi keluarga yang memiliki kelebihan uang maupun yang

kekurangan uang. Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya

ekonomi dari konsumsi akan semakin mahal. Bagi mereka yang

ingin mengkonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan

meminjam dari bank atau menggunakan fasilitas kartu kredit, biaya

bunga semakin mahal, sehingga lebih baik mengurangi konsumsi.

5) Perkiraan Tentang Masa Depan (Household expectation about the

future)

Jika rumah tangga memperkirakan masa depannya makin baik,

mereka akan merasa lebih leluasa untuk melakukan konsumsi.

Karenanya pengeluaran konsumsi cenderung meningkat.

9

6) Kebijakan Pemerintah Mengurangi Ketimpangan Distribusi

Pendapatan

Keinginan pemerintah untuk mengurangi ketimpangan dalam

distribusi pendapatan ternyata akan menyebabkan bertambahnya

pengeluaran konsumsi masyarakat secara keseluruhan.

b. Faktor demografi (kependudukan)

1) Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran

konsumsi secara menyeluruh, walaupun rata-rata per orang atau

keluaraga relatif rendah. Misalnya, walaupun tingkat konsumsi rata-

rata penduduk Indonesia lebih rendah daripada penduduk Singapura,

tetapi secara absoult tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih

besar daripada penduduk Singapura. Sebab jumlah penduduk

Indonesia lima puluh kali lipat penduduk Singapura.

2) Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk satu negara dapat dilihat dari beberapa

klasifikasi diantaranya : usia (produktif dan tidak produktif),

pendidikan (rendah, menengah, tinggi) dan wilayah tinggal

( pekotaan atau pedesaan). Tiap karakteristik tersebut juga memiliki

perbedaan dalam melakukan kegiatan konsumsi.

c. Faktor non-ekonomi

Faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya

konsumsi adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya,

berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena

ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat atau

lebih prestise meskipun terkadang tidak sesuai dengan kemampuan

mereka.

3. Distribusi

Distribusi adalah usaha menyalurkan atau menyebarluaskan barang

dan jasa dari produsen ke konsumen. Perusahaan atau perseorangan yang

menyalurkan barang disebut distributor.

10

Dalam ilmu ekonomi dikenal ada tiga sistem distribusi, yaitu :

a. Distribusi langsung

Distribusi langsung merupakan proses distribusi dimana produsen

melakukan penyaluran barang atau jasa langsung ke tangan konsumen

tanpa perantara. Contoh distribusi langsung antara lain penjual sayur

yang berkeliling kampung untuk menjual dagangannya kepada pembeli

atau perusahaan susu yang mengedarkan langsung susu produksinya

kepada pembeli.

b. Distribusi tidak langsung

Distribusi secara tidak langsung merupakan kegiatan menyalurkan

barang dan jasa melalui pihak lain atau badan perantara seperti agen,

makelar, toko atau pedang eceran. Contoh distribusi tidak langsung

antara lain Industri keripik singkong yang menitipkan keripik

singkongnya ke toko kelontong atau lewat agen distributor di tiap kota,

koran harian pagi yang dijual di agen maupun lewat pengecer koran

keliling.

c. Distribusi semi langsung

Distribusi semi langsung merupakan kegiatan menyalurkan barang dan

jasa melalui pihak atau toko yang dimilik produsen itu sendiri. Contoh

kegiatan distribusi semi langsung antara lain Toko elektronik merk

Samsung dan Toshiba yang tersebar diberbagai kota.

Secara umum usaha distribusi barang dan jasa meliputi hal-hal berikut:

1) Perdagangan barang, meliputi hasil-hasil pertanian, industri,dan

tambang.

2) Distribusi jasa, meliputi uang, alat-alat modal, pariwisata, asuransi.

3) Distribusi tenaga kerja, misalnya melalui Departemen Tenaga Kerja,

agen tenaga kerja.

Contoh kegiatan distribusi antara lain penyalur sembako, penyalur

barang elektronik, penyalur pembantu, biro iklan, pedagang sayur dan

sebagainya. Kegiatan distribusi banyak dipengaruhi oleh permintaan dan

penawaran barang dan jasa. Di indonesia, distribusi ditentukan oleh

pemerintah dan masyarakat.

11

2.3.3 Pelaku kegiatan ekonomi

1. Rumah Tangga Keluarga

Rumah tangga keluarga adalah pelaku ekonomi yang terdiri atas

ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya. Penghasilan yang

diperoleh rumah tangga keluarga dapat berasal dari usaha-usaha

berikut ini.

a. Usaha sendiri, misalnya dengan melakukan usaha pertanian,

berdagang, industri rumah tangga, penyelenggaraan jasa,

membuka toko kelontong, dan sebagainya. Penghasilan yang

diperoleh dari usaha sendiri berupa keuntungan.

b. Bekerja pada pihak lain, misalnya dengan menjadi karyawan

perusahaan atau pabrik, pegawai negeri sipil, dan sebagainya.

Orang yang bekerja pada orang lain akan memperoleh upah atau

gaji.

c. Menyewakan faktor-faktor produksi, seperti menyewakan rumah,

tanah, dan sebagainya. Penghasilan yang diperoleh dari

menyewakan faktor-faktor produksi adalah uang sewa.

Penghasilan-penghasilan yang diperoleh rumah tangga keluarga

tersebut dapat digunakan untuk dua tujuan, yaitu membeli barang

atau jasa dan ditabung.

2. Perusahaan

Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang

atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai

jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan

ekonomi yang dilakukan rumah tangga perusahaan meliputi kegiatan

konsumsi, produksi, dan distribusi.

3. Pemerintah

Pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk

mengatur kegiatan ekonomi. Seperti halnya rumah tangga keluarga

dan perusahaan, pemerintah juga sebagai pelaku ekonomi yang

melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.

12

a. Kegiatan Konsumsi Pemerintah

Pemerintah dalam menjalankan tugasnya membutuhkan barang

dan jasa. Kegiatan konsumsi pemerintah dapat berupa kegiatan

membeli alat-alat tulis kantor, membeli alat-alat kedokteran,

membeli peralatan yang menunjang pendidikan, menggunakan

tenaga kerja untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah, dan

sebagainya.

b. Kegiatan Produksi Pemerintah

Pemerintah ikut berperan dalam menghasilkan barang dan atau

jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya

untuk kemakmuran rakyat. Hal ini sesuai dengan UUD 1945

Pasal 33 ayat (2), yang berbunyi: “Cabang-cabang produksi yang

penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak

dikuasai oleh negara”.

c. Kegiatan Distribusi Pemerintah

Selain melakukan kegiatan konsumsi, pemerintah juga berperan

dalam kegiatan distribusi. Berikut ini kegiatan-kegiatan distribusi

yang dilakukan pemerintah.

1) Menyalurkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk

membantu kegiatan operasional yang ada di sekolah. Misalnya

mengenai penyediaan buku-buku pelajaran, dan sebagainya.

2) Memberi bantuan kepada rakyat miskin berupa penyaluran

raskin (beras rakyat miskin) melalui BULOG.

4. Masyarakat

Masyarakat sebagai pelaku ekonomi maksudnya adalah masyarakat

luar negeri. Masyarakat luar negeri juga termasuk pelaku ekonomi

yang penting bagi perekonomian, karena berhubungan dengan

transaksi luar negeri. Transaksi luar negeri tidak hanya berupa

transaksi perdagangan, namun juga berhubungan dengan penanaman

modal asing, tukar menukar tenaga kerja, serta pemberian pinjaman.

13

5. Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan

hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan

organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber

daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Kegiatan

ekonomi yang dilakukan koperasi sesuai dengan bidang usaha

koperasi yaitu koperasi konsumsi, koperasi produksi, koperasi

pemasaran, koperasi kredit, dan koperasi jasa.

2.4 Jenis-Jenis Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

2.4.1 Ekonomi deskriptif

Ekonomi deskriptif merupakan analisis ekonomi yang menggambarkan

keadaan sebenarnya (sesuai fakta) dalam perekonomian. Ilmu ekonomi dapat

digunakan untuk menganalisis kenyataan yang muncul di alam semesta dan di

dalam kehidupan manusia, namun adakalanya hal itu tidak mudah dilakukan

karena dalam masyarakat kenyataan yang wujud sangat berkaitan satu sama

lain sehingga sering sekali timbul kesukaran untuk menggambarkan

kenyataan yang sebenarnya berlaku dalam perekonomian.

Contoh ekonomi deskriptif antara lain : keadaan petani di Jawa Tengah;

krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 di Indonesia.

2.4.2 Teori ekonomi

Teori ekonomi adalah pandangan-pandangan yang menggambarkan

sifat hubungan yang sebenarnya/nyata dalam kegiatan ekonomi dan ramalan

peristiwa yang akan terjadi apabila suatu keadan yang mempengaruhinya

mengalami perubahan. Selain itu, teori ekonomi juga memberikan gambaran

tentang sifat-sifat utama dari sistem ekonomi dan bagaimana sistem ekonomi

berfungsi. Dalam teori ekonomi yang diterangkan adalah gambaran umum

dan yang disederhanakan mengenai kegiatan ekonomi dan sifat-sifat

hubungan ekonomi.

14

2.4.3 Ekonomi terapan

Bidang ini lazim disebut juga sebagai tori kebijakan ekonomi. Ekonomi

terapan merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang menelaah tentang

kebijakan yang perlu dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan yang timbul dalam perekonomian. Salah satu peranan teori

kebijakan ekonomi adalah berfungsi sebagai landasan dalam merumuskan

kebijakan-kebijakan ekonomi. Bagaimana bentuk-bentuk kebijakan yang

harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi,

dianalisis di dalam teori kebijakan ekonomi. Dalam merumuskan kebijakan

ekonomi, yang pertama-tama harus diperhatikan adalah tujuan-tujuan dari

kebijakan ekonomi. Dalam perekonomian tujuan-tujuan yang ingin dicapai

adalah:

1. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat.

2. Menciptakan kestabilan harga-harga.

3. Mengatasi masalah pengangguran.

4. Mewujudkan distribusi pendapatan yang merata.

2.5 Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

2.5.1 Teori ekonomi makro (Macro Economic Theory)

Teori Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang

menjelaskan perilaku ekonomi secara keseluruhan (economic aggregates)

akan terkait dengan income, output, employment, dan lain-lain dalam

kerangka atau skala nasional.

2.5.2 Teori ekonomi mikro (Micro Economic Theory)

Teori Ekonomi Mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang

membahas perilaku individu dalam membuat keputusan penggunaan berbagai

unit ekonomi. Di sini meliputi perusahaan dan rumah tangga.

2.5.3 Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro

Ada beberapa perbedaan yang mendasar dari makroekonomi dan

mikroekonomi dilihat dari segi harga, unit analisis, dan tujuan analisis.

Adapun perbedaannya dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

15

Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro

Harga Nilai dari suatu komoditas

(barang tertentu saja)

Nilai dari komoditas

secara agregat

(keseluruhan)

Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan

ekonomi secara individual.

Contohnya permintaan dan

penawaran, perilaku konsumen,

perilaku produsen, pasar,

penerimaan, biaya dan laba atau

rugi perusahaan.

Pembahasan tentang

kegiatan ekonomi

secara keseluruhan.

Contohnya pendapatan

nasional, pertumbuhan

ekonomi, inflasi,

pengangguran, investasi

dan kebijakan ekonomi.

Tujuan analisis Lebih memfokuskan pada

analisis tentang cara

mengalokasikan sumber daya

agar dapat dicapai kombinasi

yang tepat.

Lebih memfokuskan

pada analisis tentang

pengaruh kegiatan

ekonomi terhadap

perekonomian secara

keseluruhan.

2.6 Asumsi-asumsi yang Dipakai Teori Ekonomi

Teori ekonomi bekerja dengan menggunakan asumsi-asumsi. Asumsi-

asumsi tersebut ada yang berlaku sangat umum dalam arti dipakai oleh teori

ekonomi, baik teori ekonomi mikro maupun teori ekonomi makro, ada yang hanya

dipakai oleh teori ekonomi mikro saja atau oleh teori ekonomi makro saja; dan

ada pula yang hanya dipakai untuk bagian-bagian tertentu ekonomi mikro maupun

bagian-bagian tertentu ekonomi makro.

2.6.1 Asumsi umum

Asumsi-asumsi di bawah ini dipakai baik oleh teori ekonomi mikro

maupun kebanyakan teori ekonomi lainnya.

1. Asumsi Rasionalitas.

Asumsi ini berlaku untuk semua teori ekonomi. Pelaku ekonomi

yang diasumsikan bersikap rasional biasa disebut juga homo ekonomikus

16

atau economic man. Penggunaan asumsi ini pada teori konsumen terwujud

dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga keluarga senantiasa berusaha

memaksimumkan kepuasan, yaitu biasa disebut dengan utility

maximization assumption. Sebaliknya dalam teori rumah tangga

perusahaan, asumsi yang sama terjelma dalam bentuk asumsi bahwa

rumah tangga perusahaan senantiasa berusaha memperoleh keuntungan

sebesar-besarnya. Asumsi ini dikenal sebagai profit maximization

assumption. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah apabila kita ingin

membeli notebook dengan uang hanya tiga juta rupiah maka kita pasti

tidak akan memilih notebook dengan harga lebih dari tiga juta rupiah.

2. Asumsi Ceteris Paribus.

Ceteris paribus berasal dari bahasa latin yang artinya “hal-hallain

tidak mengalami perubahan”. Asumsi ceteris paribus diartikan sebagai

hal-hal yang tidak berhubungan dengan analisa dianggap konstan sehingga

tidak mempengaruhi analisa yang sedang dilaksanakan. Sebutan lain untuk

asumsi ini ialah asumsi other things being equal atau hal lain tetap sama

atau tidak berubah. Yang dikehendaki oleh asumsi ini ialah bahwa yang

mengalami perubahan hanyalah variabel yang secara eksplisit dinyatakan

berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak disebutkan berubah,

sepanjang dalam model analisa tidak diasumsikan sebagai variabel yang

nilainya ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.

Contohnya permintaan terhadap beras sangat dipengaruhi harga, apabila

harga turun permintaan naik dan sebaliknya apabila harga naik permintaan

turun. Dalam contoh ini harga memegang peranan penting dalam

menentukan permintaan. Akan tetapi ada juga faktor lain seperti

pendapatan, citarasa dan lain – lain tetapi dianggap konstan. Jadi dalam

membuat teori bahwa permintaan dipengaruhi oleh harga, dibuat

pemisalan ceteris paribus.

3. Asumsi Penyederhanaan.

Asumsi penyederhanaan dapat diartikan proses menyederhanakan

persoalan agar permasalahan lebih mudah dianalisa dan dipahami.

17

Misalnya menurut kenyataan jumlah macam barang dan jasa yang

dihadapi rumah tangga keluarga tidak terhitung banyaknya. Akan tetapi,

penggunaan analisa indiferen untuk menerangkan teori permintaan, jumlah

macam barang yang bisa termuat dalam grafik paling banyak hanya dua.

Ini memaksa kita menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya

menghadapi dua macam barang atau jasa.

2.6.2 Asumsi khusus ekonomi mikro

Asumsi khusus teori ekonomi mikro hanyalah terbatas kepada asumsi-

asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi mikro akan tetapi tidak selalu dipakai

oleh teori-teori ekonomi yang lain.

1. Asumsi Ekuilibrium Parsial.

Sebagian besar model-model analisa ekonomi mikro didasarkan kepada

asumsi berlakunya ekuilibrium parsial, yang mengasumsikan tidak adanya

hubungan timbal-balik antara perbuatan-perbuatan ekonomi yang dilakukan

oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan perekonomian di mana pelaku-pelaku

ekonomi tersebut berada. Misalnya saja, sebagai akibat berubahnya cita rasa,

para konsumen tiba-tiba mengurangi pengeluaran konsumsinya. Kalau tidak

dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial, maka dalam membuat analisa harus

memperhitungkan pengaruh penurunan pengeluaran konsumsi tersebut

terhadap pendapatan nasional, juga terhadap pendapatan mereka, dan yang

akan berpengaruh juga terhadap pola pengeluaran para konsumen tersebut.

Dengan menggunakan asumsi ekuilibrium parsial, kemungkinan adanya unsure

pemantulan semacam ini tidak diperhatikan.

2. Asumsi Tidak Adanya Hambatan Atas Proses Penyesuaian.

Kelak kita akan menyaksikan misalnya, apabila harga suatu barang

mengalami perubahan, maka berapapun kecilnya perubahan tersebut, selalu

diasumsikan bahwa konsumen melaksanakan penyesuaian atau adjustment.

Menurut kenyataan banyak hambatan-hambatan yang menyulitkan pelaksanaan

penyesuaian tersebut. Faktor-faktor, seperti misalnya faktor psikologi,

sosiologi, politik dan sebagainya, dapat merupakan penghambat terhadap

penyesuaian tersebut. Misalnya, meskipun kita tahu bahwa dengan

18

menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan meningkat dengan cara

mengurangi konsumsi barang Y dan meningkatkan konsumsi barang Z, namun

tidak dapat dijamin bahwa kita akan melaksanakan penyesuaian tersebut.

Misalnya saja dikarenakan toko langganan kita tidak menjual barang Z,

mungkin kita enggan untuk mengadakan penyesuaian tersebut. Dalam teori

ekonomi mikro kita mengasumsikan bahwa hambatan hambatan terhadap

penyesuaian tersebut tidak ada.

19

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Masalah pokok perekonomian adalah adanya kelangkaan akan sumber

daya yang ada dihadapkan pada kebutuhan manusia yang tidak terbatas

sehingga sangat perlu ilmu ekonomi untuk mengatasinya.

2. Definisi ilmu ekonomi itu sendiri adalah cabang dari ilmu sosial yang

mempelajari perilaku manusia dalam menentukan pilihan menggunakan

sumber daya-sumber daya yang terbatas dengan meningkatkan kualitasnya

dan menciptakan kemakmuran.

3. Jenis kegiatan ekonomi meliputi produksi, distribusi sampai pada

konsumsi.

4. Jenis analisis ekonomi meliputi ekonomi deskriptif, teori ekonomi, dan

ekonomi terapan.

5. Asumsi yang ada pada teori ekonomi meliputi asumsi rasionalitas, asumsi

ceteris paribus, asumsi penyederhanaan, asumsi equilibrium parsial,

asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian.

3.2 Saran

Pada setiap waktu masyarakat akan menghadapi masalah ekonomi, oleh

karena itu kita diharapkan dapat mencegah masalah ekonomi itu terjadi dengan

perencanaan yang jelas untuk setiap kegiatan ekonomi yang kita lakukan deni

kesejahteraan hidup bersama.

20

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2000, Teori Ekonomi Mikro, diakses tanggal 3 Maret 2012 jam 12.30 WIB,<.http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modulsim/teoriekonomimikro//>.

Khoirina, DA.2011.http://anindyaditakhoirina.wordpress.com/2011/04/17/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-tingkat-konsumsi diakses tanggal 4 Maret 2012

Fadhly.2011.http://fdhly.wordpress.com/2011/03/21/contoh-distribusi-secara-tidak-langsung/ diakses tanggal 4 Maret 2012

Fadlhy.2011.http://fdhly.wordpress.com/2011/03/21/contoh-distribusi-secara-langsung/ diakses tanggal 4 Maret 2012

Fardela,Andami.2011.http://andamifardela.wordpress.com/2011/05/13/masalah-pokok-perekonomian-indonesia/ diakses tanggal 5 Maret 2012

Izaar.2011.http://izaar.wordpress.com/2011/03/09/masalah-pokok-dalam-ekonomi-cara-mengatasinya/?blogsub=confirming#subscribe-blog diakses tanggal 5 Maret 2012

Rosyidi, S., 2006. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2011. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Rajagravindo Persada

21