teori manajemen kebidanan

22
B. Teori manajemen Kebidanan Manajemen Kebidanan adalah prosese pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarakan teori ilmiah melalu penemuan. Ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien, yang menguntungkan klien dan mempermudah Bidan dalam menyususn suatu asuhan yang menyeluruh (Varney,2004) Manajemen asuhan kebidanan menurut varney ada 7 langkah meliputi : 1. Langkah I :Pengkajian data Menurut muslihatun dkk ( 2009) pengkajian merupakan salah satu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien . pada tahap ini semua data dasar dan informasi yang akurat dan lengkap tentang pasien dikumpulkan dan dianalisis untuk mengevaluasi keadaan klien. Data yang dikumpulkan dalam langkah ini adalah : a. Data Subjektif Adalah data yang dapat langsung dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu data kejadian (Winkjosastro, 2007) Informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi dengan pasien. Dalam hal ini diperoleh dari wawancara dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan

Upload: wahyu-ay

Post on 19-Oct-2015

140 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Teori Manajamen Kebidanan

TRANSCRIPT

B. Teori manajemen KebidananManajemen Kebidanan adalah prosese pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarakan teori ilmiah melalu penemuan. Ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien, yang menguntungkan klien dan mempermudah Bidan dalam menyususn suatu asuhan yang menyeluruh (Varney,2004)Manajemen asuhan kebidanan menurut varney ada 7 langkah meliputi :1. Langkah I :Pengkajian data Menurut muslihatun dkk ( 2009) pengkajian merupakan salah satu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien . pada tahap ini semua data dasar dan informasi yang akurat dan lengkap tentang pasien dikumpulkan dan dianalisis untuk mengevaluasi keadaan klien. Data yang dikumpulkan dalam langkah ini adalah :a. Data SubjektifAdalah data yang dapat langsung dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu data kejadian (Winkjosastro, 2007)Informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi dengan pasien. Dalam hal ini diperoleh dari wawancara dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya . dimana dalam wawan cara tersebut untuk menegtahui riwayat ibu meliputi1) Identitas klien dan suami menurut ( Nursalam, 2009) (a) NamaDikaji untuk mengenal dan mengetahui pasien, agar tidak keliru dalam memberikan penanganan(b) UmurDikaji untuk mengetahui umur pasien, umur yang lebih muda lebih potensial terhadap hiperemesis gravidarum(c) AgamaDikaji untuk memberi motivasi pasien sesuai dengan agamanya(d) Suku / BangsaDikaji untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien(e) Pendidikan Dikaji untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien sehingga mempermudah dalam memberikan pendidikan kesehatan. Tingakt pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku ibu terhadap terjadinya hiperemesis gravidarum(f) Pekerjaan Dikaji untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan, serta dapat menunjukan tingkat keadaan ekonomi keluarga(g) AlamatDikaji untuk mengetahui tempat tinggal pasien, serta mempermudah pemantauanb. Keluhan utamaKeluahan utama adalah keluhan yang harus ditanyakan dengan singkat dengan menggunakan bahasa yang dipakai yang meneberikan keterangan. Keluhan utama juga bermanfaat untuk mengetahui alasan klien datang, apakah untuk memeriksakan kehamilan atau untuk memeriksakan kehamilan atau untuk memeriksakan keluhan lain. Keluhan yang muncul pada kasus hiperemesis gravidarum adalah mual-muntah 8-10 x / hari ( Wiknjosastro, 2006 )c. Riwayat haid / menstruasiDikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah, teratur atau tidak teratur, sifat darah, keluhan utama yang dirasakan saat haid dan menstruasi terakhir yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perhitungan tanggal kehamilan dan perkiraan kelahiran (Wiknjosastro, 2006)d. Riwayat perkawinan Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama ibu menikah, dengan suami sekarang merupakan istri yang ke berapa, dan mengetahui berapa jumlah anaknya ( Varney, 2004)

e. Riwayat kehamilan sekarang Dikaji untuk mengetahui tanda dan gejala yang ditemukan ibu hamil , pemakaian obat yang dikonsumsi selama hamil, mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak, penyuluhan yang pernah didapatkan, sudah mendapat imunisasi TT ( Tetanus Toxoid) atau belum, kapan dan berapa kali. Serta dapat memberikan petunjuk dini adanya keluhan ibu terhadap kehamilannya, yang mungkin diperlukan terapi untuk mengatasi gejala dini atau penyelidikan lebih lanjut jika terdapat gejala abnormal ( Farrer, 2007). Pada keadaan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum sudah terdapt gejala-gejala klinis yang memerlukan perawatan, seperti muntah berlebihan yang menyebabkan terjadinya dehidrasi, berat badan turun dan keluhan mental ( Mnuaba, 2008)f. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu(1) KehamilanDikaji untuk mengetahui berapa umur kehamilan janin (Wiknyosastro, 2006)(2) Persalinan Dikaji untuk mengetahui persalinan ibu yang lalu spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada perdarahan, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan ( Wiknjosastro, 2006)(3) NifasDikaji untuk mengetahui adakah komplikasi pada masa nifas sebelumnya, untuk dapat melakukan pencegahan atau waspada terhadap kemungkinan kekambuhan komplikasi (4) Anak Dikaji untuk mengetahui riwayat anak, jenis kelamin, hidup atau mati, kalau meninggal pada usia berapa dan sebab meninggal, berat badan dan panjang badan waktu lahir ( Wiknjosastro, 2006)(5) Riwayat LaktasiDikaji untuk mengetahui berapa lama ibu pernah menyusui, adakah keluhan atau tidak saat menyusui ( Wiknjosastro, 2006 )

g. Riwayat keluarga berencanaDikaji untuk menegtahui alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai dan berapa lama memakai alat kontrasepsi dan adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi ( Ambarwati, 2008 )h. Riwayat penyakit(1) Riwayat penyakit sekarangUntuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini, apakah pada keadaan pada hamil hiperemesis gravidarum menderita sakit flu, batuk dan demam ( Wiknjosastro, 2006 )(2) Riwayat penyakit sitematikDikaji untuk mengetahui adanya penyakit sistematik pada ibu hamil diantaranya jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, diabetes melitus, hipertensi dan epilepsi yang dapat mempengaruhi kehamilan (Winkjosastro, 2006)(3) Riwayat penyakit keluarga Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun dalam keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung dan riwayat menular seperti TBC dan hepatitis, baik dalam keluarga ibu maupun ayah yang dapat mempengaruhi kehamilan (Wiknjosastro, 2006 )(4) Riwayat keturunan kembarDikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar ( Saifuddin, 2010)(5) Riwayat operasi Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilkuakan tindakan operasi atau belum, yang sekiranya dapat menganggu dalam proses kehamilan ini ( Wiknjosastro, 2006)i. Pola kebiasaan sehari-hari ibu hamil1) NutrisiDikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama hamil apakah mengalami perubahan, frekuensi makan, jenis makan, kualitas dan kuantitas makan, serta berapa banyak ibu minum dalam satu hari. Pada ibu hamil dengan hiperemesis asupan makan minum ibu berkurang, ibu mengalami mual dan muntah setelah makan ( Manuaba, 2008)2) EliminasiDiakji untk mengetahui kebiasaan BAB dan BAK pasien sebelum dan selama hamil, BAB meliputi frekuensi, jumlah konsistensi, bau dan kebiasaan BAK meliputi frekuensi, warna dan jumlah. Pada kasus hiperemsis gravidarum frekuensi urine berkurang disebakan karena dehidrasi ( Manuaba, 2008)3) AktifitasMenanyakan kepada pasien perihal aktifitas sehari-hari terganggu ataupun tidak, biasanya pada pasien hiperemesis gravidarum aktifitas menjadi terganggu ( Ambarwati, 2008)(4) IstirahatDikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien, berapa lama kebiasaan tidur siang dan tidur malam. Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum kebutuhan istirahat akan berkurang dikarenakan adanya gangguan rasa nyaman ibu mengalami mual dan muntah . ibu dianjurkan unruk bedrest total ( Ambarwati 2008)(5) SeksualitasDipakai untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual dalam seminggu, ada keluahan atau tidak ( saifudin 2010)(6) Psikososial budayaDikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam menjalani kehamilan ini, dukungan keluarga, kehamilan ini direncanakan atau tidak. Adakah pantangan makanan selama kehamilan, kebiasaan atau adat istiadat dalam kehamilan. padakasus hiperemesis gravidarum yang takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual muntah

(7) Penggunaan obat-obatan dan rokokDikaji untuk mengetahui apakah perokok atau menggunakan obat-obat yang membahayakan selama hamilb. Data ObjektifData objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur ( Nursalam, 2008) meliputi :1. Pemeriksaan umum (a) Keadaan umumUntuk mengetahui keadaaan umum ibu apakah baik, lemah atau buruk. Pada hiperemesis gravidarum keadaan umum ibu lemah ( Alimul, 2006)(b) KesadaranUntuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah komposmentis, apatis, somnolen. Pada keadaan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum kesadaran ibu apatis ( Alimul, 2006)(c) Tekanan darahUntuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi, diantaranya 90/60-130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan normal pasien atau paling sedikit pada pengukuran 2 kali berturut-turut pada selisih 1 jam. Pada kasus hiperemesis gravidarum tekanan darah terjadi penurunan ( Manuaba, 2007)(d) SuhuUntuk mengetahui suhu badan klien kemungkinan demam atau febris yang merupakan gejala adanya infeksi yang berdampak pada kehamilan hiperemesis gravidarum. Batas normal normalnya adalah 36,5-37,5 C. Pengukuran pada apex fossa axillaris, pada kasus hiperemesis gravidarum suhu mengalami kenaikan dari batas normal ( Manuaba, 2008)(e) NadiUntuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung dalam 1 menit, denyut nadi normal adalah 70x/menit sampai 88x/menit, nadi pada pasien hiperemesis gravidarum relatif meningkat ( Saifuddin, 2008)

(f) RespirasiUntuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung dalam 1 menit, respirasi normal 12x/menit sampai 20x/menit. Pada kasus hiperemesis gravidarum pernafasan akan lebih cepat ( saifuddin, 2008)(g) Berat BadanPenimbangan berat badan dilakukan setiap kali kunjungan hamil, berat badan yang sekarang dibandingkan dengan berat badan yang lalu. Untuk pasien hiperemesis gravidarum perlu dipantau karena biasanya ada penurunan nafsu makan (Mufdillah, 2009)(h) Tinggi BadanDilakukan pada kunjungan awal untuk mendeteksi faktor resiko penyempitan panggul ( Mufdillah, 2009)(i) LILAUntuk mengetahui status gizi ibu hamil dengan batas lingkar lengan normal yaitu 23,5 cm ( Wiknjosastro, 2006)2. Pemeriksaan fisika. Inspeksi 1) KepalaUntuk mengetahui rambut rontok atau tidak, menilai warna, kelebatan dan karakteristik rambut ( Alimul, 2006)2) MukaUntuk mengetahui apakah simetris atau tidak ( Alimul, 2006). Muka pucat atau tidak, ada oedem dan cloasma gravidarum atau tidak. Pada ibu dengan hiperemesis gravidarum muka terlihat pucat karena dehidrasi ( Wiknjosastro, 2006 )3) MataUntuk mengetahui ada oedem atau tidak, keadaan konjungtiva pucat atau merah muda, warna sklera putih atau kuning, mata cekung atau tidak, pada ibu hamil denga hiperemesis gravidarum mata cekung karena dehidrasi ( Alimul 2006 )4) HidungUntuk mengetahui kedaan hidung ada polip atau tidak (Alimul,2006)

5) Telinga Untuk mengetahui simetris atau tidak, ada penumpukan serumen atau tidak ( Alimul, 2006 )6) MulutUntuk mengetahui keadaan mulut mulai dari kelembapan, pucat, kebersihan, stomatitis, caries, lidah kotor atau berbau aseton, tonsilitis . pada kasus hiperemesis gravidarum mulut berbau aseton (Alimul, 2006)7) LeherUntuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar limfe dan pelebaran vena jugularis ( Alimul, 2006)8) Dada atau AxillaUntuk mengetahui keadaan payudara membesar atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, areola mengalami hiperpigmentasi atau tidak, keadaan axilla ada benjolan atau tidak dan ada nyeri tekan atau tidak 9) Abdomen Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan pembesaran perut, adanya strie gravidarum, linea alba/nigra, adanya luka operasi atau tidak, kemudian memperhatikan gerakan janin 10) Genetalia Diperhatikan keadaan luar genetalia bersih atau tidak, ada perlukaan atau tidak dan juga pengeluaran pada genetalia sperti lendir darah, keputihan atau tanda-tanda infeksi dan juga varices.11) AnusAdanya hemoroid atau tidak adanya varices atau tidak (Wiknjosastro, 2006) 12) EktremitasMemeriksa adanya oedem yang paling mudah dilakukan pretibia dan mata kaki, dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali

13) KulitUntuk mengetahui turgor kulit berkurang. Pada kasus hiperemesis gravidarum turgor kulit kurang baikb. Palpasi Palapasi abdomen menurut Manuaba (2007), yaitu :1) Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri dengan jari , bagian janin dalam fundus dan kosistensi uterus dengan cara Bidan menghadap ke ibu lalu uterus dibawa ketengah untuk menentukan TFU dengan jari, kemudian menentukan bagian janin yang berada pada fundus uteri : bulat keras melenting (kepala), lunak kurang bulat, kurang melenting ( bokong) dan jika kososng berati letak lintang.2) Leopold II: untuk menentukan letak janin (memanjang atau melintang ) serta menentukan letak janin yang berada dikanan dan kiri uterus. Dengan cara kedua tangan pindah ke samping , tangan kiri menahan sisi uterus ibu sebelah kanan, tangan kanan meraba sisi sebelah kanan ibu dari atas ke bawah, apaka teraba punggung atau bagian kecil janin. Sifat punggung adalah rata, luat, tahanan kuat. Sifat bagian kecil janin adalah berbenjol, sempit, bila didorong tertahan lemah. Pada letak lintang bagian kanan dan kiri terapa kepala dan bokong janin.3) Leopold III: untuk mengetahui bagian apa yang terdapat dibagian bawah perut dan apakah bagian bawah tersebut sudah atau belum masuk pintu atas panggul. Dengan menggunakan satu tangan saja. Tangan kiri memegang bagian. Apa bila bagian presentasi tidak bisa digoyangkan berarti sudah masuk panggul.Apabila bagian terendah janin masih bisa digerakan berarti belum masuk panggul4) Leopold IV untuk mengetahui seberapa masuknya bagian bawah janin dalam rongga panggul. yang berada dibawah uterus dan menggoyangkan. Bidan menghadap ke ibu kemudian kedua tangan dirapatkan pada permukaan presentasi janin. Jika kedua tangan konvergen berati hanya sebagian kecil presentasi janin yang masuk panggul. jika kedua tangan sejajar berati setengah bagian yang sudah masuk panggul. dan jika kedua tangan divergen (berjauhan) berati bagian terbesar dari janin telah masuk rongga panggul dan telah melewati PAP.c. AuskultasiPemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya DJJ karena merupakan tanda pasti kehamilan. Terdengarnya DJJ menunjukan bahwa janin dalam keadaan hidup, namun DJJ biasanya terdengan pada umur kehamilan 16 minggu ke atas ( Manuaba 2007).Pemeriksaan penunjangUntuk menegakkan diagnosa dari pemeriksaan fisik, pada kasus hiperemesis gravidarum pemeriksaan yang dilakukan : elektrolit darah dan urinalis. Pada kasus hiperemesis gravidarum urine terdapat aseton

2. Langkah II : Interpretasi dataPada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan masalah atau diagnisis yang spesifik( Varney, 2007)a. Diagnosa KebidananDiagnosa kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenkelatur ( tata nama) diagnosis kebidanan. Diagnosisi yang dapat ditegakkan pada kasus hiperemesis gravidarum adalah Ny.Y dengan hiperemesis gravidarum. Menurut wiknjosastro ( 2006)dengan dasar yang didapat, yaitu :Data Subjektif1) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal...2) Ibu mengatakan ini kehamilan yang.....3) Ibu mengatakan mual muntah > 8x/ hari.4) Ibu mengatakan badannya lemes.5) Ibu mengatakan nafsu makan berkurang.6) Ibu mengatakan frekuensi BAK berkurang

Data Objektif1) HPL2) Keadaan umum lemah dan kesadaran apatis3) Tekanan darah turun4) Nadi kecil sekitar 100x/ menit dan cepat5) Suhu kadang-kadang naik6) Berat Badan turun7) Turgor kulit berkurang8) Mata cekung9) Lidah mengering dan kotor10) Nafas berbau aseton11) Nafas berbau aseton12) Palpasi Abdomenb. MasalahMasalah yaitu suatu hal yang berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi bidan sesuai pengarahan. Masalah sering mengiringi diagnosis. Contoh masalah dalan kasus hiperemesis gravidarum adalah ibu merasa cemas dengan keadaan janin muda dikehamilannya ( Muslimatun, 2009)c. Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belim teridedntifikasi dalm diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data, sebagai contoh dalam kasus hiperemesis gravidarum adalah memberikan konseling dan motivasi pada ibu (Muslimatun, 2009)3. Langkah III: diagnosapotensialDiagnosa potensial adalah mengidentifikasi masalah lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi ( Nursalam, 2008).. Langkah ini berkesinambungan dengan langkag berikutnya , bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan mampu bersiap-siap bila diagnosa atau masalah ptensial ini benar-benar terjadi. Dan yang paling penting adalah melakukan asuhan yang aman. Dari kasus hiperemesis gravidarum didapatkan diagnosis potensial terjadinya dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, sehingga komplikasi ini dapat mebahayakan ibu dan janin (Varney,2004)4. Langkah IV : AntisispasiAntisipasi adalahdapat menemukan masalah mana yang akan diberikan tindakan segera oleh Bidan atau Dokter dan / untuk dikonsultasikan, ditangani bersama dengan anggota tim yang lain sesuai kondisi klien( Sofyan, 2006). Antisispasi dalam kasus ini adalah kolaborasi dengan dokter untuk pemeberian vitamin B1,B6,Sedative, Anti emetik dan anti hisatmin serta motivasi untuk bedrest total (Wiknjosastro, 2006)5. Langkah V : Perencanaanadalah kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapt dilengkapi. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan teori yang baru serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan terhapap klien ( Varney, 2004). Rencana asuhan dari diagnosa yang kan diberikan dalam kasus hiperemesis gravidarum menurut manuaba (2008) adalah :a. Isolasi klien dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5 % dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter seharib. Jaga keseimbangan cairanc. Bila dalam 24 jam klien tidak muntah dan keadaan umu menjadi baik, diberikan makanan yang sedikit demi sedikit ditambah.d. Berikan sedative fenobarbitale. Anjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahanf. Berikan antiemetik seperti metokloramid, disiktomon hidroklorida atau klorpomasing. Berika terapi psikologis untuk meyakinkan pasien penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis gravidarumh. Berikan obat anti histamine, seperti dramamin, avomin.

6. Langkah VI : Pelaksanaan ( Implementasi)Menurut Varney, H ( 2004) pada langkah ini asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman. Penatalaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien ataupun tetangga kesehatan lainnya. Walaupun Bidan tidak melakukan sendiri namun dia masih tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan penatalaksanaan ( misalnya memastika langkah-langkah tersebut benar terlaksana). Pelaksanaannya seperti berikut ini :a. Mengisolasi klien dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5 % dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter seharib. Menjaga keseimbangan cairanc. Bila dalam 24 jam klien tidak muntah dan keadaan umu menjadi baik, Memberikan makanan yang sedikit demi sedikit ditambah.d. Memberikan sedative fenobarbitale. Menganjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahanf. Memberikan antiemetik seperti metokloramid, disiktomon hidroklorida atau klorpomasing. Memberikan terapi psikologis untuk meyakinkan pasien penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis gravidarumh. Memberikan obat anti histamine, seperti dramamin, avomin.7. Langkah VII : EvaluasiEvaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses perawatan menandakan seberapa jauh rencana tindakan dan pelaksanaanya sudah berhasil dicapai ( Nursalam, 2008). Pada langkah ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah dipenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaiman rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya ( Varney, 2004).a. Mual muntah berkurangb. Keadaan umum baikc. Ibu dan janin sehatd. Nafsu makan sudah baike. Berat badan naikf. Tidak terjadi dehidrasig. Tidak terjadi hiperemesis grade II8. Data perekembangan Didalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah menejemen varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut varney ( 2004) sistem pendokumentasian asuhan kebidanan dengan SOAP, yaitu :a. S ( Subjektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah satu Varney.b. O ( Objektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan langkah satu Varneyc. A ( Analisa) : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif suatu identifikasi :1) Diagnosa atau masalah2) Antisispasi diagnosa atau maslah3) Perlunya tindakan segera oleh Bidan atau Dokter, konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II,III dan IV Varney.d. P (Penatalaksanaan) : menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assasment sebagai langkah V,VI dan VII Varney.