teori gelombang pada pipa

Upload: felix-wahyu-utomo

Post on 07-Aug-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    1/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Pandangan Umum

    Bagian bidang Teknik Kelautan seperti Offshore Engineering tidak akan lepas

    dari masalah transportasi minyak dan gas yang dimulai dari manifold pada suatu

    reservoir lalu diolah pada mesin separator di atas platform/FPSO hingga

    didistribusikan kembali melalui kapal kilang minyak atau melalui pipa. Pipeline (

     jaringan pipa ) biasa digunakan untuk beberapa tujuan dalam pengembangan

    sumber – sumber hidrokarbon lepas pantai seperti :

    •  Eksport / transportasi minyak/gas

    •  Transfer produksi dari platform hingga export lines

    •  Sistem injeksi air / chemical

    •  Transfer produksi antar platform, manifold dan reservoir.

    •  Pipeline bundles

    Gambar 1.1 Jaringan pipa bawah laut

    Tahapan desain untuk masing – masing tujuan di atas secara umum adalah sama.

    Demikian halnya desain riser juga hampir sama walaupun ada beberapa macam

    alat (tools) yang berbeda seperti pengaplikasian software / kriteria desain.

    I-1

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    2/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    1.2 Latar Belakang

    Freespan sebagai akibat dari geometri permukaan dasar laut yang tidak rata

    menjadi suatu topik tersendiri dalam kaitannya terhadap kriteria desain sistem

     pipeline (lihat Gambar 1.2).

    Aliran di sekitar silinder bulat pada freespan merupakan topik klasik yang terkait

    dengan hidrodinamika. Arus laut secara dinamis pada kondisi tertentu bisa

    menimbulkan vortex (fenomena turbulensi partikel fluida dibelakang pipa) dimana

    menyebabkan vibrasi dengan kondisi yang dinamis pula atau lebih dikenal dengan

    VIV ( Vortex Induced Vibration ). Apabila hal ini berlanjut maka bisa terjadi

    kerusakan pipa akibat fatigue (kelelahan struktur).

    Gambar 1.2 Span pada sistem pipa bawah laut

    1.3 Maksud dan Tujuan

    Pemfokusan masalah akan diarahkan pada analisa gaya hidrodinamika (lift

    dan drag), analisa respon sistem berderajat kebebasan satu terhadap pembebanan

    dinamis, analisa dinamis balok dengan massa terbagi rata meliputi respon pola

     pada tengah bentang.

    Hasil analisa perhitungan respon ini akan dibandingkan dengan DNV Code

    RP-F105 (2002). Validasi akan adanya suatu vorticity  di belakang pipa akibat

    aliran steady/unsteady juga akan penulis sajikan dengan bantuan program

    komputer (Gambit 2.2.30 dan Fluent 6.2.16).

    I-2

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    3/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    1.4 Ruang Lingkup Pembahasan

    Pendekatan awal yang diambil adalah pipa dianggap sebagai sebuah beam

    (balok) miring sederhana dengan kedua ujung pada span adalah sistem perletakan

    tipe jepit. Sedangkan aliran yang terjadi di sekitar silinder pipa merupakan aliran

    steady dan kekasaran permukaan pipa diabaikan.

    1.5 Sistematika Pembahasan

    •  Bab I Pendahuluan

    Menjelaskan tentang pandangan umum, latar belakang, maksud tujuan,

    ruang lingkup dan sistematika penulisan tugas akhir

    •  Bab II Dasar Teori

    Menguraikan teori mendasar yang diperlukan dalam analisis perhitungan

    •  Bab III Analisa Dinamis Dengan Sifat Balok Terbagi Rata

    Menjelaskan tentang sifat-sifat struktur yang dimodelisasikan dengan sifat-

    sifat yang terbagi rata

    •  Bab IV Analisa dan Perhitungan

    Berisi tentang proses pengerjaan masalah mengacu pada rumusan

    mendasar yang telah diuraikan sebelumnya tanpa mengabaikan batasan-

     batasan penting yang diambil

    •  Bab V Kesimpulan dan Saran

    Bab terakhir yang memberikan suatu kesimpulan setelah proses

     perhitungan selesai dilakukan. Saran-saran juga akan diuraikan dalam bab

    ini

    I-3

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    4/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Teori Gelombang Linear

    Hampir tidak mungkin ditemukan pada suatu perairan dengan kondisi

     permukaan yang sangat tenang tanpa adanya gelombang. Perubahan elevasi muka

    air secara fluktuatif ini dinamakan gelombang. Penyebabnya bisa bermacam –

    macam seperti angin, pergerakan kapal, dentuman, pergerakan lempeng bumi, dan

    sebagainya. Namun penyebab utama dari sebagian besar gelombang yang terjadi

    adalah angin.

    Pada umumnya bentuk gelombang alam sangat kompleks dan sulit digambarkan

    secara matematis dikarenakan ketidak-linearan, tiga dimensi, sifat dan bentuk

    acak, serta unsteady. Teori gelombang linear merupakan salah satu pendekatan

    yang sederhana dan praktis.

    Pada teori ini, gelombang digambarkan sebagai fungsi sinusoidal. Parameter –

     parameter yang penting antara lain :

    •  Tinggi gelombang (H), jarak vertikal antara puncak dan lembah

    gelombang

    •  Panjang gelombang (L), jarak horisontal antara dua puncak / lembah

    gelombang

    •  Perioda gelombang (T), waktu yang diperlukan untuk membentuk satu

    gelombang

    •  Kedalaman perairan (h), jarak vertikal antara dasar perairan dengan muka

    air tenang

    Gelombang diasumsikan bergerak dalam sistem koordinat kartesian dua dimensi,

    yaitu pada sumbu x-z. Gelombang berpopragasi pada arah x positif dengan

    kedalaman konstan. Selama itu pula gelombang tidak mengalami perubahan

     bentuk. Asumsi lain adalah fluida bersifa seragam, incompressible, irrotasional,

    inviscous, sehingga massa jenis fluida selalu konstan.

    II-1

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    5/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    2.1.1 Persamaan Gelombang Linear

    Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa fluida bersifat incompressible dan

    irrotasional, sehingga potensial kecepatan memenuhi hukum kontinuitas.

    0=⋅∇ u   (2.1)

    atau

    0=∇⋅∇   φ    (2.2)

    dimana :

    φ = potensial kecepatan gelombang

    u = kecepatan partikel air

    Dapat dilihat bahwa kecepatan partikel air adalah turunan potensial kecepatan

    gelombang. Teori gelombang Linear dapat pula diturunkan dari persamaan

    Laplace, maka pers. (2.2) dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut

    02

    2

    2

    2

    2

    2

    =∂∂

    +∂∂

    +∂∂

     z y x

    φ φ φ   (2.3)

    Untuk gelombang dua dimensi x dan z, persamaan Laplacenya ditulis menjadi

    02

    2

    2

    2

    =∂∂

    +∂∂

     z x

    φ φ   (2.4)

    dengan

    2

    2

     xu

    ∂∂

    =  φ 

     dan2

    2

     xw

    ∂∂

    =  φ 

      (2.5)

    Persamaan Laplace merupakan persamaan pengatur (BVP) boundary value

     problem pada gambar berikut :

    Gambar 2.1 Sketsa definisi teori gelombang linear 

    II-2

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    6/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Persamaan dasar :

    02 =+=∇  zz xx   φ φ φ    (2.6)

     Bottom boundary condition (BBC):

    0==  xw   φ   pada z = -h (2.7)

    Kinematic free surface boundary condition (KFSBC) :

     z  z ∂∂

    =⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ ∂∂

    =0

    φ   (2.8)

     Dynamic free surface boundary condition (DFSBC) :

    )(0

    t C gt   z

    =⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛  +∂∂

    =

    η φ 

      (2.9)

    Elevasi muka air :

    )cos(2

    kxt  H 

    −=   ω η    (2.10)

    Potensial kecepatan :

    )sin()sinh(

    ))(cosh(

    2kxt 

    kh

    h zk  Hc−

    +−=   ω φ    (2.11)

    Persamaan dispersi :

    ω

    2

     = gk tanh (kh) (2.12)Cepat rambat gelombang :

    c = L/T = ω/k

    K = 2π/L = bilangan gelombang

    ω = 2π/T = 2πf = frekuensi angular gelombang

    f = 1/T frekuensi gelombang (2.13)

    Kecepatan partikel arah x :

    )cos()sinh(

    ))(cosh(

    4

    )cos(

    )sinh(

    ))(cosh(

    t kxkh

     zhk 

     f 

    gkH 

    t kx

    kh

     zhk 

     H u  x

    ω π 

    ω π 

    φ 

    −+

    =

    −+

    ==

     

    Kecepatan partikel arah z :

    )sin()sinh(

    ))(sinh(

    4

    )sin()sinh(

    ))(sinh(

    t kxkh

     zhk 

     f 

    gkH 

    t kxkh

     zhk 

     H w  z

    ω π 

    ω π 

    φ 

    −+

    =

    −+

    −==

    II-3

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    7/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    2.2 Respon Sistem Berderajat Kebebasan Satu Terhadap Pembebanan Harmonis

    Gerak / respon dari struktur dimodelkan sebagai sistem berderajat kebebasan

    satu (one degree of freedom  ) yang dipengaruhi secara harmonis yaitu, struktur

    yang dibebani gaya atau perpindahan yang besarnya dinyatakan oleh fungsi sinus

    atau cosinus dari waktu. Bentuk pengaruh ini mengakibatkan suatu gerak yang

     paling penting dalam mempelajari mekanika vibrasi, demikian juga dalam

     penggunaan pada dinamika struktur. Struktur paling sering dibebani oleh aksi

    dinamik dari suatu gaya luar yang menghasilkan pengaruh harmonis akibat adanya

    eksentrisitas dari massa yang bervibrasi dan tak terpisahkan dari gaya itu.

    Selanjutnya, walaupun pengaruh itu nantinya bukan merupakan fungsi harmonis,

    respon dari struktur dapat dicari dengan menggunakan Metoda Fourier yang

    merupakan superposisi dari respon diri (individual respon  ) dengan komponen

    harmonis dari pengaruh gaya luar.

    2.2.1 Pengaruh Harmonis Teredam (damped harmonic excitation)

    Pada gambar 2.2 (a) menggambarkan sistem berderajat kebebasan satu yang

     bergetar dibawah redaman liat (viscous damping).

    Persamaan differensial gerak didapatkan dengan menyamakan jumlah gaya-gaya

    dari diagram free body gambar 2.2 (b) menjadi persamaan :

    II-4

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    8/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    t Foky yc ym oω sin=++     (2.14)

    Maka solusi persamaan terdiri dari solusi komplementer yc(t) dan solusi partikulir

    y p(t). Solusi komplemeter yang diberikan untuk keadaan redaman subkritis

    (underdamped c

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    9/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    2

    0

    0

    2

    0

    22

    0

    )(

    0

    2

    0

    22

    0

    0

    tan

    ;)()(

    )()(

    0

    0

    ω 

    ω θ 

    ω ω 

    ω ω 

    θ ω 

    θ 

    ω 

    mk 

    c

    cmk 

    eF  y

    ecmk 

    eF  y

    t i

     p

    i

    t i

     p

    −=

    +−=

    +−=

    −  (2.21)

    Respon untuk gaya t Fo oω sin (komponen imajiner dari ) adalah

    komponen imajiner dari pers.(2.21) yaitu

    t iFoe 0

    ω 

    )sin(

    )()(

    )sin(

    0

    2

    0

    22

    0

    00

    θ ω 

    ω ω 

    θ 

    −=

    +−

    −=

    Y  y

    cmk 

    F  y

     p

     p

      (2.22)

    dimana

    2

    0

    22

    0

    0

    )()(   ω ω  cmk 

    F Y 

    +−=   (2.23)

    Y adalah amplitudo dari gerak keadaan tetap (steady state respon). Pers (2.22) dan

    (2.21) dapat ditulis dalam bentuk rasio tanpa dimensi seperti

    222

    0

    )2()1(

    )sin(

    r r 

     y y st  p

    ξ 

    θ 

    +−

    −=   (2.24)

    21

    2tan

    −=

      ξ θ    (2.25)

    Dimana yst = F0/k sebagai lendutan statis dari pegas di atas dimana bekerja gaya

    F0; rasio redamancr c

    c=ξ  , dan rasio frekuensi r = ω0/ωn.

    Respon total didapat dari penjumlahan solusi komplementer (2.15) dengan solusi

     partikulir (2.24) menjadi :

    222

    0

    )2()1(

    )sin()sincos()(

    r r 

     yt  Bt  Aet  y st  D D

    ξ 

    θ ω ω ξω 

    +−

    −++= −   (2.26)

    Konstanta A dan B bergantung dari syarat batas awal dengan menggunakan

    respon total yang diberikan pada persamaan (2.26) dan tidak hanya dari komponen

    transien yang diberikan pers. (2.15).

    Dengan mempelajari komponen transien dari respon, terlihat bahwa munculnya

    faktor eksponensial e-ξωt

     menyebabkan komponen ini hilang dan hanya tertinggal

    gerak keadaan tetap (steady state motion) yang diberikan oleh pers.(2.24)

    II-6

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    10/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Rasio antara respon steady state y p(t) dengan respon statis yst disebut dengan DAF

    (dynamic amplification factor ) yaitu

    222 )2()1(

    1

    r r  y

    Y  DAF 

    st    ξ +−==  (2.27)

    2.3 Model Respon Pada Struktur Silinder Diam

    Model respon amplitudo adalah model empiris yang menyediakan respon

    maksimum amplitudo steady state  akibat VIV sebagai fungsi dasar dari

    hidrodinamika dan parameter struktur. Respon model didasarkan pada hasil tes

    data eksperimen laboratorium dan terbatas untuk beberapa kasus dengan kondisi

    aliran :

    •  VIV in-line pada arus steady dan kondisi dominasi akibat arus laut

    •  VIV cross-flow akibat respon in-line 

    •  VIV cross-flow  pada arus steady dengan kondisi kombinasi arus laut dan

    gelombang

    Pada model respon, vibrasi antara in-line dengan cross-flow adalah dipisahkan.

    Kontribusi baik dari region pertama dan kedua pada kasus arus dominan adalah

    implisit dalam model in-line. Pengaruh cross-flow ditambah dengan in-line akibat

    VIV akan meningkatkan kemungkinan bahaya fatigue.

    Respon amplitudo bergantung pada banyak parameter hidrodinamika yang

     berhubungan dengan data lingkungan dan model respon. Parameter-parameter

    tersebut adalah :

    •   Reduced velocity, VR  

    •  Keulegan-Carpenter number, K C 

    •   Reynolds number, Re

    •  Current flow velocity ratio, α  

    •  Stability parameter, K S 

    •  Turbulence intensity 

    Parameter VR   adalah parameter umum yang menggambarkan kombinasi antara

    arus laut dan arus akibat gelombang, yaitu

    II-7

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    11/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

     D f 

    U U V 

    n

    W C  R

    +=   (2.28)

    Persamaan ini dapat disederhanakan kembali melalui hubungan

     R

    n

    n

    m

    n

    V  f 

     f 

     D f 

    U St 

     f 

     f 

    2,0

    Reynolds)Bilanganfungsisebagai0,2(St;

    0

    0

    =

    == 

    f n Frekuensi natural

    f 0  Frekuensi eksitasi

    UC  Kecepatan rata-rata arus laut normal terhadap pipa

    UW  Kecepatan arus akibat gelombang signifikan

    Do  Diameter luar pipa

    a Lebar lintasan partikel (Um/ωo)

    Parameter KC untuk kasus sinusoidal ditentukan

     D

    aKC 

      π 2=   (2.29)

    Parameter α ditentukan

    W C 

    U U 

    +=α    (2.30)

    Parameter K S ditentukan

    2

    4

     D

    mK  T eS 

     ρ 

    ζ π =   (2.31)

    ρ kerapatan massa air

    ζΤ  total dari modal damping, bergantung pada

    • damping struktur ζstr . Nilai sebesar 0,005 bisa digunakan bila tidak

    ada informasi yang mendetail yang berarti sangat konservatif.

    • damping tanah ζsoil. Untuk tujuan screening diasumsikan sebesar 0,01

    • damping hidrodinamik ζh 

    me massa efektif

    2.3.1 Aliran di Sekitar Silinder Pada Arus Steady

    Salah satu besaran non-dimensional yang menggambarkan aliran fluida adalah

    Bilangan Reynolds

    υ 

     DU =Re   (2.32)

    dimana D adalah diameter silinder pipa, U kecepatan arus, υ kinematik viskositas.

    II-8

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    12/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Dapat dijelaskan bahwa tidak ada pemisahan atau turbulensi arus untuk Bilangan

    Reynolds lebih kecil 5 (gambar 2.3 (a)). Pemisahan aliran pertama terjadi saat Re

    sama dengan 5 dimana akan terbentuk 2 pola aliran yang berbeda yaitu wake dan

     boundary layer (gambar 2.3 (b)).

    Gambar 2.3 (a) dan (b) Klasifikasi aliran berdasar bilangan Reynolds

    Bila Re terus bertambah maka wake cenderung tidak stabil dimana akan berlanjut

    terjadinya fenomena vortex shedding. Vortex akan dilepaskan pada sisi lain

    silinder dengan frekuensi tertentu.

    2.3.2 Pengaruh Parameter L/D Terhadap Respon Dinamik

    Apabila rasio panjang terhadap diameter pipa (L/D) lebih kecil dari 30 maka

    dapat dikategorikan sebagai respon dengan pembesaran dinamis yang sangat kecil

    dan sulit untuk menggambarkan VIV yang terjadi. Harga L/D dapat

    menggambarkan VIV pada nilai L/D > 30 dan dapat diasumsikan sebagai

     balok/beam  bila 30

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    13/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Respon diasumsikan sebagai kombinasi antara balok dan kabel bila interval sama

    dengan 100

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    14/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    2,

    2,

    2,

    1,

    1,

    ,

    2,

    ,2,

    ,

    1,

    1,

    ,

    .8.1

    113.0

    ;.2.1

    118.0max

    1.0Ksd for7.3

    1.0Ksd for8.05.4

    2

    .10

    6.1Ksd for2.2

    .61Ksd 0.4for6.0

    0.4Ksd for0.1

    θ 

    θ 

    γ 

    γ 

    γ 

     I 

    sd Y 

     I 

    sd Y 

    sd  IL

    end  R

    Y  IL

    onset  R

     IL

     R

     IL

    onset  R

    Y  IL

     R

    onset 

    onset 

    sd 

    onset 

     IL

    onset  R

     RK 

     D

     A

     D

     A R

     D

     A

    K V 

     D

     AV V 

    V  D

     AV 

    K V 

    ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ −=⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ 

    ⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ ⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ ⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ −=⎟⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎜⎝ 

    ⎛ 

    ⎩⎨⎧

    >

    ⎟⎟ ⎠ ⎞

    ⎜⎜⎝ ⎛ 

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    15/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    •  Gaya drag/seret

    •  Gaya inersia

    •  Gaya lift/angkat

    •  Gaya akibat friksiPersamaan yang umum digunakan dalam menghitung gaya gelombang adalah

     persamaan Morrison (empiris) dimana mengasumsikan bahwa gaya gelombang

    adalah penjumlahan dari gaya seret (drag) dan gaya inersia. Persamaan ini berlaku

    untuk diameter struktur lebih kecil dari 15% dari panjang gelombang. Persamaan

    tersebut dapat ditulis

    inersia I 

    drag

    d  dsU  AC U U ds DC dF    ρ  ρ  +=

    2

    1  (2.34)

    ∫∫ +=h

     I 

    h

    d  dsU  AC dsU  DU C F 00

    2

    1 ρ  ρ    (2.35)

    drag

    d drag U  DU C F    ρ 2

    1=   (2.36)

    U  AC F   I  Inersia ρ =   (2.37)

    Ketika arus bolak-balik melewati silinder maka timbul gaya lift/angkat dengan

    frekuensi getarnya tidak sama dengan gaya yang ditimbulkan. Persamaan tersebut

    adalah

    2

    2

    1m Llift 

     DU C F    ρ =   (2.38)

    dengan Cl koefisien gaya angkat, Um kecepatan arus maksimum arah horisontal.

    II-12

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    16/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    2.4 Validasi Vortex Shedding dengan Computational Fluid Dynamics ( CFD )

    Simulasi vortex shedding dengan program komputer telah banyak dipakai di

     bidang perindustrian karana mempunyai banyak keuntungan. Pemodelan di

    laboratorium ada kalanya lebih mahal bila dibandingkan dengan model program

    komputer sehingga tidak perlu dibuat  prototype yang baru setiap kali dibutuhkan

    model atau rancangan yang baru. 3 tahap utama pemrograman ini antara lain

    1.   pre-processor  : (melalui GAMBIT 2.2.30)

     pendefinisian geometri

    mesh generation

     pendefinisian boundary conditions dan continuum

    2.  solver  : (melalui FLUENT 6.2.16)

     penaksiran variabel aliran yang tidak diketahui

    melakukan proses diskritisasi perhitungan

    3.   post-processor (melalui FLUENT 6.2.16)

    menampilkan output dari iterasi perhitungan solver  baik

     berupa visualisasi maupun angka eksak.

    Kemampuan pemodelan dengan program fluent  ini antara lain

    •  aliran geometri 2D/3D untuk berbagai variasi bentuk mesh dari

    triangular/tetrahedral, quadilateral/hexahedral, dll

    •  aliran kompressibel/inkompressibel

    •  aliran steady/unsteady

    •  aliran laminar/turbulen

    •   perpindahan kalor konveksi (bebas/paksa)/ kalor radiasi

    •  aliran model multi fasa dengan injeksi tambahan

    •  campuran dan reaksi kimia, termasuk reaksi pembakaran

    Kemampuan yang akan digunakan adalah uji terhadap aliran turbulen dengan

    model viscous RSM (Reynold Stres Model).

    II-13

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    17/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    PDF files

    Mesh

    Mesh

    Boundary and/or2D/3D Boundary

    Geometry

    GAMBIT

    - geometry setup

    Other

    CAD/CAE

     prePDF

    -calculation of PDF

    FLUENT

    - mesh import and adaption

    - physical models

    - boundary conditions

    - material properties

    - calculation

    - post processing

    Tgrid

    - 2D triangular mesh

    Gambar 2.5 Dasar struktur program

    2.4.1 Meshing dan Penentuan Bentuk Kondisi Batas dari Model

    Langkah awal untuk pembuatan model mesh adalah dengan membuat model

    geometri sesuai dengan spesifikasi input data (BAB IV). Geometri yang dibuatadalah 2 dimensi.

    Untuk melakukan meshing pada GAMBIT pilih tombol mesh command , lalu

    tombol faces command, dan kemudian tombol mesh faces. Akan muncul window

    mesh faces seperti pada gambar 2.6.

    Gambar 2.6 Geometri dan mesh model

    II-14

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    18/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    2.4.2 Pendefinisian Material dan Kondisi Batas

    Selanjutnya setelah proses mesh  berhasil maka tipe spesifikasi boundary

    seperti dinding atau outflow dapat ditentukan bersama dengan tipe continuumnya.

    Model output dari Gambit dapat kita export  berupa mesh untuk kemudian diproses

    dengan program Fluent.

    Pada Fluent pendefinisian awal model adalah dengan RSM (Reynolds Stress

    Model) sedangkan definisi material dari continuum adalah air fasa cair (H2O (l)).

    Kondisi batas aliran masuk berada di sebelah kiri dengan asumsi tipe velocity inlet  

    dan kemudian mengalir pada sebelah kanan model dikategorikan sebagai outflow. 

    Kondisi batas dinding didefinisikan sebagai stationery  wall  yaitu berada di atas

    dan bawah model serta pipa itu sendiri.

    2.4.3 Penyelesaian Simulasi program Fluent

    Setelah dilakukan pengecekan terhadap grid maka harga awal dapat ditentukan

    melalui proses initialize. Setelah itu penyelesaian dihitung dari semua zona untuk

    kemudian dilakukan proses iterasi. Proses ini akan berhenti bila telah mencapai

    nilai konvergen. Output program dapat dilihat pada gambar berikut

    Gambar 2.7 Bentuk kontur stream function

    II-15

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    19/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Gambar 2.8 Kontur kekuatan vortisitas

    Gambar 2.9 Kontur tekanan total

    Gambar 2.9 Kontur intensitasturbulensi

    II-16

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    20/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    BAB III

    ANALISA DINAMIS DENGAN SIFAT TERBAGI RATA

    Membuat model struktur dengan koordinat diskrit, memungkinkan adanya

    suatu pendekatan praktis dalam menganalisa struktur yang dipengaruhi oleh beban

    dinamis. Namun hasil yang didapat dari model diskrit ini hanya memberikan

    solusi pendekatan terhadap sifat sebenarnya dari sistem dinamis yang mempunyai

    sifat-sifat yang terdistribusi dan kontinu, dan tentu saja mempunyai derajat

    kebebasan tak hingga.

    Pembahasan kedepan akan difokuskan pada teori dinamis dari balok-balok dan

     batang yang mempunyai massa terdistribusi dan bersifat elastis dimana

     persamaan-persamaan gerak adalah persamaan-persamaan diferensial parsial.

    Pada umumnya integrasi persamaan ini lebih rumit daripada mendapatkan solusi

    untuk persamaan diferensial biasa dari sistem dinamis yang diskrit. Karena

    kerumitan inilah analisa dianmis untuk struktur sebagai sistem kontinu sangat

    terbatas dalam penggunaan praktis. Namun tanpa banyak kesulitan, analisa sistem

    kontinu dari beberapa struktur sederhana memberikan hasil yang sangat penting

    dalam menilai metoda pendekatan yang berdasar pada model diskrit.

    3.1 Getaran Lentur Dari Balok Seragam

    Teori Bernoulli-Euler yang menganggap bahwa sebuah penampang melintang

    datar dari sebuah balok akan tetap datar selama terjadi lenturan.

    Bila kita tinjau diagram freebody pada gambar (3.1) maka persamaan gerak yang

    tegak lurus sumbu x dari balok terlentur didapat dengan menyamakan jumlah

    gaya-gaya pada diagram freebody menjadi sama dengan nol.

    III-1

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    21/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    ),(

    0),(

    2

    2

    2

    2

    t  x pt 

     ym

     x

     ydxm xt  x p x

     x

    V V V 

    =∂

    ∂+

    ∂∂

    =∂

    ∂−∂+⎟

     ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛  ∂∂∂

    +− (3.1)

    Dari teori lendutan sederhana maka

     x

     M V 

     x

     y EI  M 

    ∂∂

    =

    ∂=

    2

    2

      (3.2)

    Dimana E adalah modulus elastisitas Young dan I adalah momen inersia

     penampang melintang terhadap sumbu netral yang melalui titik berat penampang.

    Untuk sebuah balok seragam maka kombinasi persamaan diatas menghasilkan

    3

    3

     x

     y EI V 

    ∂=   (3.3)

    ),(2

    2

    4

    4

    t  x pt 

     ym

     x

     y EI  =

    ∂+

    ∂  (3.4)

    Dapat dilihat bahwa persamaan (3.4) ini adalah sebuah persamaan differensial

     parsial berderajat empat dan merupakan persamaan pendekatan. Hanya lendutan

    lateral dari lenturan yang ditinjau, sedangkan lendutan sebagai akibat gaya-gaya

    geser dan gaya-gaya inersia yang disebabkan oleh rotasi dari penampang

    melintang (inersia rotasi) diabaikan. Masuknya deformasi geser dan inersia rotasi

    ke dalam persamaan gerak, akan menambah kerumitan. Persamaan yang meninjau

    deformasi geser dan inersia rotasi dikenal sebagai persamaan Timoshenko.

    Persamaan differensial (3.4) juga tidak memasukkan pengaruh lentur akibat

    adanya gaya-gaya yang bekerja menurut sumbu balok.

    3.2 Solusi Dari Persamaan Gerak Dalam Getaran Bebas

    Untuk getaran bebas (p(x,t)=0), persamaan (3.4) tereduksi menjadi persamaan

    differensial homogen

    02

    2

    4

    4

    =+dt 

     yd m

    dx

     yd  EI    (3.5)

    Solusi dari persamaan (3.5) didapat dengan cara metoda pemisahan variabel-

    variabel. Pada metoda ini kita anggap bahwa solusi dinyatakan sebagai hasil

     perkalian dari sebuah fungsi posisi dan sebuah fungsi waktu yaitu

    III-2

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    22/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    )()(),( t  f  xt  x y Φ=   (3.6)

    Dengan mensubtitusi persamaan (3.6) kedalam persamaan differensial (3.5)

    didapat

    0)()()()(2

    2

    4

    4

    =Φ+Φdt 

    t  f d  xmdx

     xd t  EIf    (3.7)

    Persamaan terakhir ini dapat ditulis sebagai

    •−=

    ΦΦ

    )(

    )(

    )(

    )(

    t  f 

    t  f 

     x

     x

    m

     EI   IV    (3.8)

    Dengan notasi indeks angka Romawi, dinyatakan penurunan terhadap x dan

    indeks titik menyatakan penurunan terhadap waktu. Karena bagian kiri dari

     persamaan (3.8) adalah hanya fungsi x dan bagian kanan adalah fungsi t maka

    setiap sisi persamaan harus mempunyai konstanta yang sama. Kita ambil ω2 

    sebagai konstanta yang secara terpisah menyamakan tiap sisi dari persamaan (3.8)

    serta menghasilkan persamaan differensial berikut

    0)()( 4 =Φ−Φ  xa x IV    (3.9)

    0)()( 2 =+ t  f t  f    ω    (3.10)

    dimana

     EI 

    ma

    24   ω =   (3.11)

    Untuk mendapatkan harga ω maka digunakan notasi sebagai berikut

    2

    4)(; aLC 

     Lm

     EI C  ==ω    (3.12)

    Persamaan (3.10) adalah persamaan getaran bebas untuk sistem berderajat

    kebebasan tunggal tak teredam yang solusinya adalah sebagai berikut

    t  Bt  At  f  sincos)( +=   (3.13)dimana A dan B adalah konstanta integrasi. Persamaan (3.9) dapat diselesaikan

    dengan mengambil

    sxCe x =Φ )(   (3.14)

    Dengan mensubtitusi persamaan (3.14) ke dalam (3.9) diperoleh

    0)( 44 =− sxCeas   (3.15)

    dimana untuk mendapatkan solusi non trivial diperlukan

    s4 - a4 = 0 (3.16)

    III-3

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    23/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Akar-akar dari persamaan (3.16) adalah sebagai berikut

    s1=a, s3=ai,

    s2=-a, s4=-ai (3.17)

    Dengan mensubtitusi setiap harga-harga akar ini ke dalam persamaan (3.14)

    didapatkan sebuah solusi dari persamaan (3.9). Solusi umum didapat dengan

    mensuperposisikan keempat solusi yang mungkin ini, yaitu

    iaxiaxaxax eC eC eC eC  x −− +++=Φ 4321)(   (3.18)

    dimana C1, C2, C3, dan C4 adalah konstanta integrasi. Fungsi-fungsi eksponensial

    dalam persamaan (3.18) dapat dinyatakan dalam besaran-besaran fungsi

    trigonometris dan hiperbolis yaitu dalam bentuk hubungan berikut

    axiaxeaxaxe

    iax

    ax

    sincossinhcosh

    ±=±=

    ±

    ±

      (3.19)

    Dengan mensubtitusi hubungan-hubungan ini ke dalam persamaan (3.18)

    diperoleh

    ax DaxC ax Bax A x coshsinhcossin)( +++=Φ   (3.20)

    Dimana A, B, C, dan D adalah konstanta-konstanta integrasi baru. Keempat

    konstanta integrasi ini menentukan bentuk dan amplitudo dari balok dalam getaran

     bebas, dimana mereka dievaluasi dengan meninjau syarat-syara batas pada ujung-ujung balok seperti yang diilustrasikan pada contoh-contoh berikut

    3.3 Frekuensi Natural dan Bentuk-Bentuk Pola (mode) Pada Balok Dengan Tipe

    Kedua Ujung Jepit Dan Sendi

    Syarat-syarat batas untuk sebuah balok dengan kedua ujungnya terjepit adalah

    Pada x = 0 y (0,t) = 0 atau 0)0( =Φ  

    y’(0,t)= 0 atau 0)0(' =Φ   (3.21)Pada x = L y (L,t) = 0 atau 0)( =Φ  L  

    y’(L,t)= 0 atau 0)(' =Φ  L   (3.22)

    Penggunaan syarat-syarat batas dari persamaan (3.21) ke dalam persamaan (3.20)

    memberikan

    0=+ D B dan 0=+ C  A  

    dimana syarat-syarat dari pers.(3.22) menghasilkan sistem homogen

    III-4

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    24/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    )sinh(sin

    ,0)sinh(sin)cosh(cos

    +−− 0)cosh(cos =−

    =−+−

     BaLaL

     AaLaL BaLaL  (3.23)

     AaLaL

    III-4

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    25/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Dengan menyamakan koefisien-koefisien sistem homogen menjadi sama dengan

    idapatkan pesamaan frenol maka d kuensi

    01coshcos =− La La nn   (3.24)

    dari bagian pertama pers.(3.23) didapat

     BaLaL

    aLaL A

    sinhsin

    coshcos

    −−

    −=   (3.25)

    untuk setiap harga frekuensi natural

    4

    2)( Lm

     EI  Lann =ω    (3.26)

    Dengan mensubtitusi akar-akar dari persamaan (3.24) ke dalam persamaan (3.12)

    diperoleh sebuah pola normal berikut

    (  xa xa xa xa nnnnnn cosh) x )sin(sinhcos   σ Φ −= − −   (3.27)

     La La nnn

    sinhsin −

     L La nn coshcos a−=σ    (3.28)

    Lima frekuensi natural pertama dihitung dari pers.(3.24) dan (3.27) dan pola-pola

    normalnya diperoleh dari pers.(3.27) dan

     

    Tabel 3.1 Frekuensi-frekuensi Natural dan Pola-pola Normal untuk Balok-balok

    a

    .2)

    ditunjukkan pada tabel (3.1)

    Terjepit

    n Cn = (anL)2

      Ιn 

    1 22.3733 0.8308

    2 61.6728 0

    3 120.9034 0.364

    4 199.8594 0

    5 298.5555 0.2323

    Untuk balok dengan kedua ujung sendi dihitung dengan cara yang hampir sam

     pula sehingga diperoleh tabel (3

    III-5

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    26/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Tabel 3.2 Frekuensi-frekuensi Natural dan Pola-pola Normal untuk Balok dengan

    Perletakan Sederhana

    n Cn n

    1 π2 4/π

    2 4π2 0

    3 9π2  4/3π

    4 16π   02

    5 25π2  4/5π

    In menyatakan konstanta pengali dan diperoleh melalui hubungan berikut

    Φ

    Φ

    = L

    n

     L

    n

    n

    dx x

    dx x

     I 

    0

    2

    0

    )(

    )(  (3.29)

    Sedangkan zn menyatakan respon pola dalam keadaan tetap (modal steady state

    respon) dan r adalah rasio antara frekuensi eksitasi dengan frekuensi natural.

    n

    n

     DAF k 

    F  Z 

    ω 

    ω 0

    0

    =

    =  (3.30)

    Secara um anyak

    dibahas pada berbagai bidang disiplin teknik seperti teknik penerbangan,

    danya angin yang steady.

    espan yang biasa terjadi pada sistem pipa bawah laut akan bervibrasi pula bila

    kspos oleh arus kuat.

    a bab ini akan dibahas pula tentang aliran yang membangkitkan getaran pada

     bangunan laut khususnya pipa.

    um permasalahan tentang aliran arus, pengaruh vibrasi b

     pembangkit listrik dan transmisi, teknik sipil, kelautan, dan industri lepas pantai.

    Jembatan, gedung-gedung tinggi, cerobong asap pada pabrik juga bisa terosilasi

    oleh angin kencang. Pada negara 4 musim, es pada jaringan kabel transmisi listrik

     bisa bervibrasi dengan amplitudo besar hanya dengan a

    Fre

    tere

    Pad 

    III-6

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    27/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Bagaimanapun juga ada beberapa a dan bisa diterapkan

     pada bidang lain sepe ngan listrik, dsb.

    3.4 Vib

    mum (A)

    sonansi

     prinsip dasar yang sam

    rti cerobong asap, gedung tinggi, jari

    rasi Akibat Gaya Luar

    Bila diperhatikan kembali pada sub bab 2.2.1 maka parameter c/(mω)  akan

     bernilai sangat kecil (untuk kasus dimana terjadi simpangan maksi

    hampir beresonansi), kita bisa mengambil nilai simpangan A saat re

    maksimum. Seperti telah dijelaskan pada bab 2 dari persamaan (2.23) dapat

    diuraikan menjadi

    ~0

    )(max c

    k v

     A = ; (ω  : frekuensi gerak angular)

    vmω 

     

    Gambar 3.2 Respon steady akibat gaya luar dengan viscous damping 

    Gambar 3.2 (a) mengilustrasikan DAF sebagai fungsi dari ω/ωv. Nilai maksimumA ditunjukkan dengan garis putus-putus. Gambar 3.2.(b) menunjukkan variasi

    terhadap ω/ωv  dan parameter c/(mω). Vibrasi mulai terjadi ketika ω/ωv 0 dan

    fasa menejadi 1800 untuk nilai ω/ωv yang sangat besar.

    III-7

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    28/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    BAB IV

    ANAL A DAN PERHITUNGAN

    a dimulai deng engambil beberapa sampel data m dari

     perhitungan awal yaitu mencar lai awal dari panja bang hingga kecepatan

     partikel dan percepatannya. Dari gambar (4.1) bisa dilihat bahwa lokasi pipa berada di

    koo an z=-h). Asum awal perhitungan adalah sebagai berikut

    1.  Pipa tidak mempunyai kekasaran yang berpengaruh dan impermeable

    yang mengalir adalah ideal yaitu inviscous, impermeabel dan

    3.  Aliran bersif 

    4.  Tipe perletakan adalah jepit pada kedua ujung freespan pipa

    IS

    Analis an m ulai

    i ni ng gelom

    rdinat (x=0 d si

    2.  Fluida

    irrotasional

    at steady dan berkarakter sinusoidal

    Gambar 4.1 Detail lokasi pipa

    IV-1

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    29/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    4.1 Karakteristik Pipa

    Diameter Luar D 0.25 m

    10 in

    Tebal t 0.5 in

    Inersia Ι 160.6 in^4

    Elastisitas E 3E+07 psiModulus EI 4.8E+09 lb-in^2

    Densitas ρ 0.284 lb/in^3Massa m 4.2 lb/in

    Lebar Span L 240 in

    ωn  13.215 rad/sfn 2.103 Hz

    K.redaman ξ 0.125 -

    4.2 Karakterist

    Kerapatan m 1025 kg/m

    3

     ombang H 4

    rioda gelombang T 8

    patan arus U 1.44 m/s

    alaman h 50

    atan

    tik visko 0C)  1E-

     

    4.3 Perhitun

    ik Lingkungan

    assa fluida ρTinggi gel m

    Pe s

    Kece

    Ked

    C

    m

    Percep

    Kinema

     gravitasi g

    sitas ν (20

    9.807 m/s2 

    06 m/s2 

    gan Awal

    Inersia penampang pipa

    ( )( )4

    44

    6,160

    264

    in

    t  D D I 

    =

    −−=  π 

     

    Panjang gelombang dapat diketahui yaitu

    501,089,99

    50

    89,992

    881,9

    2

    0

    22

    0

    ==

    ==

     L

    h

    gT  L

    π π 

     

    ( )063,0

    /49,12

    89,99

     _ 5,0

    0

    0

    =

    ===

    →>

    smc

     L L

    dalam perairan L

    h

     

    Dari persamaan (2.11) diperoleh

    IV-2

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    30/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    ( )

    sm

    U U U 

    sm

    smkh

    t h zo xt kxkh

     zhk  H U 

    C W 

    /571,1

    /13,0

    /)sinh(

    571,1

    0,,);cos()sinh(

    ))(cosh(

    2

    =

    +==

    =

    =−==←−+

    =   ω σ 

     

    ( )

    2

    2

    / 11,0

    0,,);sin()sinh(

    ))(cosh(

    2

    sm

    t h zo xt kxkh

     zhk  H W 

    a

    =

    =−==←−+

    =   ω σ  

    Tab ibrasi

    Gaya Frekuensi gaya pada silindertetap

    Vibrasi

    el 4.1 Hubungan Sebab Akibat Antara Gaya dengan V

    Gaya lift frekuensi lift Vibrasi arah melintang

    Gaya in-line

    (Morrison)frekuensi aliran bolak-balik Vibrasi arah mendatar

    Komponen vortex

    pada gaya horison

    frekuensi signifikan lebih besar

    dari aliran bolak-balik

     Arah mendatar bertumpuk dengan

    gerak aliran bolak-balik

    Hampir tidak mungkin untuk menemukan suatu harga koefisien eksak untuk

    masing-masing gaya mengingat, hal ini disebabkan karena adanya variasi terhadap

    fungsi Bilangan Reynolds, e/D (Gap Ratio), KC, dan k/D (Parameter kekasaran

     permukaan pipa). Namun bila kita teliti lebih jauh pada gambar 4.2 (b) nilai

    R.m.s (root mean square) dari koefisien lift pada kasus freespan untuk harga e/D

     bisa diperoleh ha erlaku untuk nilai CD 

    dan C pada gambar 4.2 (a) dan 4.3.

    ∞   rga CL  mendekati 0,3. Hal serupa b

    I

     

    Sumer, B.Mutlu and Fredsoe, Jorgen

    IV-3

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    31/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Sumer, B.Mutlu and Fredsoe, Jorgen

    Gambar 4.2 (a) dan (b) Nilai koefisien drag dan lift

    Sumer, B.Mutlu and Fredsoe, Jorgen

    Gambar 4.3 Nilai koefisien iners

    Sehin a da s.(2 an 0) m komponen gaya lift dan gaya

    Morrisonnya adalah

    ia

    gg ri per .31) d (2.3 aka

    lb

     N 84,94=

    lb32,21

    2

    1 2

    =  

     DU C  m L ρ F lift =

    F F F 

     N lb

    inersiadragmorrison

    62,33278,74

    +=

    ==

    U  AC F 

     I  Inersia

    33,77

    38,56,2

    2

    1

    =

    =

    =

     ρ 

     ρ 

     

     N lb 11=

     DU C  DF drag

    =

    IV-4

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    32/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    4.4 n

    di-Sendi

    Apabila rasio frekuensi sama d satu m rga tip etak  

    ua u balok pit da itentuka nila ka ncap

    imu aan (2.27).

    Respon Vertikal (cross flow vibration) Pada Tengah Bentang Tipe Jepit-Jepit da

    Sen

    engan aka ha Zn  pada e perl an

    ked jung terje pat d n dan i DAF a n me ai

    maks m sesuai dengan persam

     DF 0

    cmin 3,0117,0

    727

    ==

    Dari persamaan (2.23) respon steady state dapat diperoleh dengan mengikutitabel (3.1) dan (3.2) dengan anggapan frekuensi eksitasi tetap (13,2 rad/s)

     AF  Z n

    4=

    =

     

    Pola Cn ωn  Ιn k R DAF Zn(in)

    31,21

    Tabel 4.2 Tabel Respon Pada Tengah Bentang Tipe Jepit-jepit

    f n

    1 22.373 5 2.103305 0.838 727 1 4 23 13.215 9.83E-0

    2 61.672 9 5.797835 5522 0.36 08 36.428 0 1.07

    3 20.90 4152 11.36608 0.3 212 0.19 .02 72E-01 3 71. 64 24 1 3. 4

    4 199.85 .053 87 579 0.11 .01 09 118 18.78 0 95 1

    5 .351 28.06708 0 129 0.07 .00 4E298.556 176 .2323 417 1 3.8 -05 

    Tabel 4.3 Tabel Respon Pada Tengah Bentang Tipe Sendi-sendi

    Pola Cn ωn  f n Ιn  k r DAF Zn(in)

    1 π2  5.830 0.928 4/π  141 1 4 7.675E-01

    2 4π2  23.319 3.711 0 2263 0.25 1.031 0

    3 9π2  52.468 8.351 4/3π  11456 0.111 1.006 7.943E-04

    4 16π2  93.276 14.845 0 36206 0.063 1.002 0

    5 25π2  145.744 23.196 4/5π  88393 0.04 1.001 6.145E-05 

    Sedangkan untuk berbagai nilai dari frekuensi eksitasi dari 0 sampai dengan 40

    radian/sekon maka respon vertikal diberikan pada tabel 4.4 dan 4.5.

    IV-5

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    33/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Tabel 4.4 Tabel Respon Tipe Jepit-jepit untuk Berbagai Nilai Frekuensi Eksitasi

    ωo d/s)  fo r DAF Zn(in) A/D KC  VR(ra  

    0 0 0 1 0 0 0

    6 0.95

    493 0.45 1.25 0.0366 0.00372 6.579 2.27010 1.59 0.76 2.14 0.0627 0.00637 3.947 3.783

    13.215 2.10 1 4 0.1173 0.01192 2.987 5

    20 3.18 1.51 0.74 0.0218 0.00222 1.974 7.567

    30 4.77 2.27 0.24 0.0070 0.00071 1.316 11.350

    40 6.37 3.03 0.12 0.0036 0.00036 0.987 15.134

    Rasio antara respon steady state y p(t) dengan respon statis yst disebut dengan DAF

    Tabel 4.5 Tabel Respon Tipe Sendi-sendi untuk Berbagai Nilai Frekuensi Eksitasi

    ωο (rad/s)  fo r DAF Zn (in) A/D KC  VR 

    (dynamic amplification factor ) seperti yang telah diberikan sebelumnya pada

     persamaan (2.27) dan diberikan pada gambar 4.4

    0 0 0 1 0 0 0

    3.5 0.557 0.60 1.52 0.22941 0.023 11.28 3

    4.5 0.716 0.77 2.23 0.33649 0.034 8.77 3.86

    5.83 0.928 1 4 0.60283 0.061 6.77 510 1.592 1.715 0.5027 0.07577 0.008 3.95 8.577

    20 3.183 3.431 0.0926 0.01395 0.001 1.97 17.153

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    4.5

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

    r ( 

    o/ 

    n)

       D   A   F

     Gambar 4.4 Dynamic amplification factor 

    IV-6

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    34/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Model yang diperoleh diplotkan pada gambar 4.5 dan 4.6. Standar DNV

    memberikan harga batas A/D lebih besar dari data model karena standar dibuat

    dengan tujuan memberikan safety factor pada struktur yang akan diaplikasikan di

    lapangan.

    Secara umum hampir semua nilai data analisa berada di bawah code, tetapi pada

    awalnya nilai data berada diatas code sampai pada Vr = 2. Cukup beralasan karena

    respon yang diberikan pada range tersebut sangat kecil (max = 0,006 in =0,2 mm

    ). Hal serupa juga terjadi untuk kasus respon tipe sendi-sendi.

    Pada kenyataannya respon yang diberikan pada suatu model struktur akan

    memberikan harga dibawah standar DNV.

    Tidak ada rumusan yang eksak untuk memberikan berapa harga safety factor yang

    dibutuhkan. Nilai SF ini murni empiris dan mengacu pada pengalaman para

    engineer.

    Perbandingan Model Respon Amplit udo X-flow

    Vibration ( 

    =0.125) dengan DnV F105 (2002)

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

    Vr (Reduced Ve

    0.8

    1.4

    locity)

     A / D

    DnV (all KC,

    alpha>0.8)

    Data (alpha>0.8)

    1

    1.2

     

    Gambar 4.8 Perbandingan model respon data tipe jepit-jepit dengan DNV code

    RP-F105 (2002)

    IV-7

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    35/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Perbandingan Model Respon

     Am pl i tu do X-f low Vi brati on ( 

    =0.125)

    deng an DnV F105 (2002)

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

    Vr (Redu ced Velocity)

     A / D

    DnV (all KC,

    alpha>0.8)

    Data(alpha>0.8)

     

    Gambar 4.9 Perbandingan model respon data tipe sendi-sendi dengan DNV code

    RP-F105 (2002)

    4.5 Model Respon Horison ah Bentang Tipe Jepit-

    Jepit dan Sendi-Sendi

    Gaya luar atau disebut juga seba

    n seperti dijelaskan pada Tabel 4.1.

     bila ra ekuensi ama denga satu harg ada tipe p letakan

    kedua ujung balok terjepit dapat ditentuk an nila DAF ak pai

    maksimum sesuai dengan persamaan (2.27).

    tal (in-line vibration) Pada Teng

    gai gaya eksitasi dinotasikan F0  dan identik 

    dengan gaya horisontal atau gaya Morisso

    Apa sio fr s n maka a Zn  p er 

    an d i an menca

    cmin

     DAF k F  Z n

    0=

    08,143,0

    4727

    78,77

    ==

    =  

    Berdasarkan banyak penelitian seperti King (1974), Wootton (1969), Walker

    (1987) apabila f 0  = f n  maka Bilangan Strouhal akan berkisar 0.2 dan nilai

    kecepatan tereduksi dan respon in-line  saat f 0  = f n  (r=1) akan menjadi

    IV-8

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    36/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    7.12.03

    1

    3

    1

    ≅×

    =

    =St 

    V  R 

    043.0

    25.0

    0108.0

    =

    = D

     A

     

    Dari output model Fluent pada Gambar 2.9 kita tahu bahwa nilai intensitas

    turbulen Ic akan berkisar 15% sehingga melalui Gambar 4.10 diperoleh harga θrel 

    sebesar 300. Respon in-line vibration dapat dihitung dan disajikan pada Tabel 4.6

    DNV-F105 

    Gambar 4.10 Intensitas turbulen

    Tabel 4.6 Respon in-line vibration 

    Ιc  0.15 VR  A/D Keterangan

    θrel  30 VR,onset  1 0 Ksd < 0,4

    RΙθ,1  0.35 VR,1  1.67 0.0432 f 0 = f n ; St=0,2 

    RΙθ,2  0.29 VR,2  4.42 0.032 -

    VR,end  4.27 0 Ksd < 1.0

    Gambar 4.11 menunjukkan perbandingan respon data dengan standar DNVdengan nilai K s ditentukan

    42

    = D

    mK  T eS 

     ρ 

    π ζ 

    292.0=

    IV-9

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    37/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Perbandingan Model Respon Amplitudo in-line Vibration

    dengan DnV F105 (2002)

    0.1

    0.12

    0.14

    0.16

    0.18

    0.2

    0

    0.02

    0.04

    0.06

    0.08

    0 1 2 3 4

    Vr (reduced velocity)

    5

     A / D

    Data (Ksd = 0.3)

    DnV Ksd = 0

    DnV Ksd=0.5

     

    Gambar 4. gan DNV co RP-F105

    l d spon send  

    11 Perbandingan model respon tipe jepit den de

    Dengan cara yang sama pula dapat dipero eh mo el re tipe i (Gambar

    4.12)

    Perbandi ngan Model Resp n Am udo

    ngan D V F1 2002

    0 1 2 3 4 5

     A / D

    o pl i t in-

    l ine Vibr eation d n 0 (5 )

    D ta (Ksd = 3)a 0.

    DnV

    0

    0.02

    0.04

    0.06

    0.08

    0.1

    0.12

    0.14

    0.16

    .10 8

    0.2

     Ksd = 0

    DnV Ksd=0.5

    Vr (reduced velocity) 

    Gambar 4.11 Perbandingan model respon tipe sendi dengan DNV code RP-F105

    IV-10

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    38/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    4.6 Respon Ve daman dan

    Kec an

    k suat kt dalah leb

    oe n re n isar d sa i de 20% a

    reda n kr au

    rtikal (cross flow vibration) Berdasarkan Pada Nilai Re

    epat Partikel

    Harga dari koefisien redaman untu u stru ur a jauh ih kecil dari

    k fisie dama kritis dan berk ari 2 mpa ngan dari h rga

    ma itis at 0,02

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    39/46

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    40/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Perbandingan A/D versus Um (Vr = 8)

    0

    0.0005

    0.001

    0.0015

    0.002

    0.0025

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8

    Um (m/s)

       A    /

       D

    ξ=0.02 ξ=0.125

    ξ=0.16 ξ=0.2

     Gambar 4.12 (b) Perbandingan A/D versus Um pada VR  = 8

    Tabel 4.8 dan Gambar 4.13 menunjukkan respon pipa pada semua nilai VR 

    interval koefisien redaman sama dengan 0,02 <

     dengan

    ξ < 0,2.

    =0.125 ξ=0.16 ξ=0.2

    Tabel 4.8 Respon Vertikal Berdasarkan Pada Nilai Koefisien Redaman

    ξ=0.02 ξDAF A/D DAF A/D DAF A/D DAF A/D

    1 0 1 0 1 0 1 02.334 0.0070 2.139 0.0064 2.0356 0.0061 1.909353 0.0057

    25 0.0745 4 0.0119 3.125 0.0093 2.5 0.0074

    0.774 0.0023 0.744 0.0022 0.7256 0.0022 0.701626 0.0021

    0.241 0.0007 0.239 0.0007 0.2372 0.0007 0.235221 0.0007

    0.123 0.0004 0.122 0.0004 0.1217 0.0004 0.121204 0.0004

    0.075 0.0002 0.075 0.0002 0.0748 0.0002 0.074626 0.0002

    Model Respon Amplitudo X-flow Vibration

    0.00

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

    Vr (Reduced Velocity)0.01

    0.02

    0.03

    0.04

    0.05

    0.06

    0.07

    0.08

     A / D

    ξ=0.16

    ξ=0.2

    ξ=0.02

    ξ=0.125

     Gambar 4.13 Respon vertikal berdasarkan pada nilai koefisien redaman

    IV-13

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    41/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Perbandingan Model Respon Am plitudo X-flow

    Vibration (L/D=24,4) dengan DnV F105 (2002)

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    0 1 14 18

    r (Re du d Ve lo c

    1.4

     A / D

    DnV (all KC,

    a>0.8)alph

    Data x=0.16

    Data x=0.2

    Data x=0.02

    Data (alpha>0.8)

    0 2 4 6 8 1 2 16

    V ce ity)0

     

     bar 4.14 Perbandingan m spo de N 2

    4.7 spon i o v n) B sark a a e

    ngan p

     

    Respon pa koefisien

    redaman sa 0,02. Asumsi ini digunakan untu atkan gambaran

    n p a L/ 24 im go an ai r de

    mbesaran dinamis yang sangat kecil dan sulit untuk menggambarkan VIV yang

    di. H rga da enggambarkan VIV pada nilai L/D >

    Gam odel re n tada ngan D V code RP (-F105 002)

    Re Vert kal (cr ss flow ibratio erda an Pad Rasio P njang Fr espan 

    De Diameter Pi a

    da Gambar 4.12 terjadi saat Um sama dengan 1.571 m/s dan

    ma dengan k mendap

    respo ad nilai D = ,4 d ana dikate rik sebag espon ngan

     pe

    terja a L/D pat m 30 dan d t

    sum s i b L/D<

    apa

    dia sikan ebaga balok ila 30< 100. Pa ter fr i

    a ak ns d is .

     pon um s i asi an ara balo dan ka el bila i erval sa a

    engan 100

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    42/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Tabel 4.10 redaman

    sama dengan 0,02 dengan asumsi diameter pipa adalah teta

     bel 4.9 ilai Kek uan d Frekuensi Natura da io L/

    n) m) ωn

      (a dan b) dan menunjukkan respon vertikal pada koefisien

     p.

    Ta N ak an l Pa Ras D

    L (i L ( L/D   k240 6.096 24.384 13 6.22 726.784

    472 12 48 3.41 48.4017

    1417 0 236 144 .38 0.59755

    2008 0 651 204 .19 0.14835

    295 8 47.5 30 .73 317.205

    591 15 60 2.18 19.82533

    984 25 63100 0.79 2.5693

     

    Tabel 4.10 (a) Respon Vertikal Berdasarkan Pada Rasio L/D

    = 2 = 48L/D 4.4 L/Dωo (rad/s)   A A V o (rad r DAF Ar D F /D R  ω /s)  /D VR 

    0 0 1 0 0 00 1 0 0

    10 0.76 .0 .7 2 0.586 .523 0 2.9322.334 0 070 3 83 1 .068

    13 5 .0 5 3.41 1.22 1 2 0 745 25 1.118534 5

    20 1.60 .0 .0 10 2.932 3 10.640 0 019 8 00 0.1 2 0.006 14.66

    30 2. .0 . 20 5.864 9 .28 0.238 0 007 11 405 0.02 9 0 0013 29.322

    40 3. .0 . 30 8.796 3 .04 0.122 0 004 15 188 0.01 1 0 0006 43.982

    50 3.79 0.075 0.0002 18.972 0 11.729 0.0073 0.0003 58.6434

    60 4.55 0.051 0.0002 22.755 0.0047 0.0002 73.30450 14.661

    70 5.31 0.037 0.0001 26.54 0 17.593 0.0032 0.0001 87.9656

     

    Tabel 4.10 (b) Respon Vertikal Berdasarkan Pada Rasio L/D

    L/D = 144 L/D = 400

    ωo (rad/s) 

    r DAF A/D VR  ωo (rad/s)  r DAF A/D VR 

    0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

    0.2 0.53 1.39 5.02 2.64 0.05 0.264 1.075 15.69 1.324

    0.38 1 25 90.6 5 0.19 1 25 364.9 5

    0.6 1.58 0.66 2.40 7.92 0.4 2.11 0.286 4.183 10.592

    0.8 2.11 0.29 1.05 10.56 0.6 3.17 0.109 1.604 15.888

    1 2.64 0.17 0.61 13.19

    1.2 3.17 0.11 0.40 15.831.4 3.69 0.08 0.29 18.47

    Tabel 4.11 (a dan b) dan Gambar 4.15 menunjukkan respon vertikal pada

    koefisien redaman sama dengan 0,125 dengan asumsi diameter pipa adalah tetap.

    IV-15

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    43/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Tabel 4.11 (a) Respon Vertikal Berdasarkan Pada Rasio L/D

    L/D = 24.4 L/D = 60

    ωo (rad/s)  r DAF A/D VR  ωo (rad/s)  r DAF A/D VR 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

    10 0.757 2.13941 0.0064 3.783 2 0.59 1.49 0.0666 2.93

    13.22 1 4 0.0119 5 2.18 1 4 0.1790 520 1.513 0.743707 0.0022 7.567 4 1.17 2.099 0.0939 5.9

    30 2.270 0.238564 0.0007 11.350 6 1.76 0.467 0.0209 8.8

    40 3.027 0.122008 0.0004 15.134 8 2.35 0.220 0.0099 11.7

    50 3.783 0.074918 0.0002 18.917 10 2.93 0.131 0.0059 14.7

    60 4.540 0.050902 0.0002 22.701 12 3.52 0.088 0.0039 17.6

     

    Tabel 4.11 (b) Respon Vertikal Berdasarkan Pada Rasio L/D

    L/D = 30 L/D = 100

    ωo (rad/s)  r DAF A/D VR  ωo (rad/s)  r DAF A/D VR 

    0 0 1 0 0 0 0 1 0 05 0.573 1.46 0.0099 2.86 0.4 0.509 1.33 1.12 2.55

    8.73 1 4 0.0273 5 0.6 0.764 2.18 1.84 3.82

    10 1.145 2.36 0.0161 5.73 0.79 1 4 3.37 5

    15 1.718 0.50 0.0034 8.59 1 1.273 1.44 1.21 6.36

    20 2.291 0.23 0.0016 11.45 1.5 1.909 0.37 0.31 9.54

    25 2.863 0.14 0.0009 14.32 2 2.545 0.18 0.15 12.73

    30 3.436 0.09 0.0006 17.18 2.5 3.182 0.11 0.09 15.91

    Respon Vertikal Berdasarkan Pada Rasio L /D

    4.0

     A / D

    2.5

    3.0

    3.5

    0.0

    0.5

    1.0

    1.5

    0 4 6 10 12 16 1

    locity

    L/D = 30

    L/D = 60

    2.0

    L/D = 100

    2 8 14 8

    Vr ( ed VeReduc )

     

    Gamb Respon V erdasarka Rasio L/D

    G r 4.16 me gkan hasi vertikal te Standar D

    ar 4.15 ertikal B n Pada

    amba mbandin l respon rhadap nV

    IV-16

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    44/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Respon Vertikal Berdasarkan Pada Rasio L/D

    0.0

    0.5

    1.0

    1.5

    2.0

    2.5

    3.0

    3.5

    4.0

    Vr (Reduced Veloc ity)

     A / D

    L/D = 30

    L/D = 60

    L/D = 100

    DnV (alpha>0.8)

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 

    4.8 Respon Vertikal (

    enjelaskan bahwa pa da interval 1

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    45/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Model Respon Amplitudo X-flow Vibration

    (Variasi Kecepatan)

    0.000

    0.005

    0.010

    0.015

    0.020

    0.025

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

    Vr (Reduced Velocity)

     A / D

    Um = 0,5 (m/s)

    Um = 1 (m/s)

    Um = 2 (m/s)

    Um = 1,571 (m/s)

     

    Gambar 4.17 Model respon vertikal berdasarkan besar arus

    4.9 Respon Horisontal (in-line vibration) Akibat Gaya Morisson

    aya Morisson

    Tabel 4.13 Respon Horisontal (in-line vibration) untuk Berbagai Nilai Frekuensi

    Eksitasi

    ωo (rad/s)  fo r DAF Zn(in) A/D VR 

    Hampir sama dengan respon vertikal, amplitudo pada respon horisontal juga

    mencapai maksimum saat f 0=f n atau rasio frekuensi sama dengan satu. Namun ada

     beberapa hal yang membedakan seperti gaya yang dipakai yaitu g

    dan tentunya akan memberikan besar amplitudo getaran yang berbeda pula.

    Tabel 4.13 menguraikan respon ini dengan frekuensi eksitasi yang berbeda-beda.

    0 0 0 1 0 0 0

    10 1.59 0.76 2.14 0.2277 0.023129 1.2611496

    13.215 2.10 1 4 0.4256 0.043244 1.6666667

    20 3.18 1.51 0.74 0.0791 0.00804 2.5222992

    30 4.77 2.27 0.24 0.0254 0.002579 3.7834489

    40 6.37 3.03 0.12 0.0130 0.001319 5.0445985

    Gambar 4.18 adalah perbandingan hasil plot dari Tabel 4.13 dengan standar DNV-

    F105, tentu saja nilai K S tetap mengacu pada perhitungan sebelumnya sebesar 0,3.

    IV-18

  • 8/20/2019 Teori Gelombang Pada Pipa

    46/46

     Analisa Dinamik Freespan Pada Pipa Akibat Beban Arus Laut

    Perbandingan Model Res pon Am plitudo in-line Vibration

    =0.125) d en gan DnV F105 (2002)

    0

    0.02

    0.04

    0.06

    0.08

    0.1

    0.12

    0.14

    0.16

    0.18

    0.2

    0 1 2 3 4 5 6

    Vr (reduced velocity)

     A / D

    Data (Ksd = 0.3)

    DnV Ksd = 0

    DnV Ksd=0.5

     

    Gambar 4.18 Respon Horisontal (in-line vibration) untuk Berbagai Nilai

    Frekuensi Eksitasi

    Dari gambar dapat diketahui bahwa dengan rasio L/D sama dengan 60 maka nilai

    respon masih berada di bawah standar DNV yang juga dimodelkan dengan rasio

    L/D = 60. Hasil ini tetap mengacu pada asumsi awal perhitungan dengan harga ξ 

    sama dengan 0,125 dan nilai DAF adalah 4 saat VR  sama dengan 5.

    Hal di atas menegaskan kembali bahwa selisih antara keduanya adalah safety

     factor  yang diberikan oleh standar agr tidak terjadi failure pada pipa akibat beban

    lingkungan.