bab 2 teori dasar - perpustakaan digital itb ... teori gelombang linear merupakan asumsi atau...

34
TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-1 TEORI DASAR 2.1 TEORI GELOMBANG LINEAR Dalam suatu analisis perencanaan bangunan atau struktur yang berhubungan dengan laut, maka Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut terhadap bangunan atau struktur tersebut. Untuk studi kasus yang dibahas dalam Tugas Akhir ini, yaitu kasus Pipeline Freespan, maka Teori Gelombang Linear diperlukan untuk analisis gayagaya yang terjadi kepada pipa akibat gelombang laut. Seluruh penurunan teori yang berkaitan dengan gelombang laut dikutip dari referensi Water Wave Mechanic, Dean&Dalrymple, 1984. 2.1.1 HUKUM KEKEKALAN MASSA Dalam penurunan teori gelombang linear, dengan memperhatikan bahwa gelombang bergerak pada media air, maka penurunan persamaan yang mengatur Teori Gelombang Linear tersebut diturunkan dari Hukum Kekekalan Massa. Hukum Kekekalan Massa menyatakan bahwa massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan begitu saja, tetapi dapat diubah atau ditransformasi. Untuk penerapannya dalam fluida, persamaan dari Hukum Kekekalan Massa ini dinyatakan sebagai berikut: Laju perubahan massa (terhadap waktu) = Laju aliran massa masuk – laju aliran massa keluar. Sebagai ilustrasi, maka dapat ditinjau dari sketsa dibawah ini yang menunjukkan konsep matematisnya, untuk aliran massa yang masuk dan keluar dalam arah X ditunjukkan oleh gambar 2.1. BAB 2

Upload: vuongliem

Post on 26-Apr-2018

270 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-1 

TTEEOORRII DDAASSAARR

2.1 TEORI GELOMBANG LINEAR

Dalam suatu analisis perencanaan bangunan atau struktur yang berhubungan dengan  laut, 

maka Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan 

untuk mengetahui dampak dari gelombang  laut  terhadap bangunan atau  struktur  tersebut. Untuk 

studi  kasus  yang  dibahas  dalam  Tugas  Akhir  ini,  yaitu  kasus  Pipeline  Freespan,  maka  Teori 

Gelombang Linear diperlukan untuk analisis gaya‐gaya yang  terjadi kepada pipa akibat gelombang 

laut. Seluruh penurunan  teori yang berkaitan dengan gelombang  laut dikutip dari  referensi Water 

Wave Mechanic, Dean&Dalrymple, 1984. 

 

2.1.1 HUKUM KEKEKALAN MASSA

Dalam  penurunan  teori  gelombang  linear,  dengan  memperhatikan  bahwa  gelombang 

bergerak  pada  media  air,  maka  penurunan  persamaan  yang  mengatur  Teori  Gelombang  Linear 

tersebut  diturunkan  dari  Hukum  Kekekalan Massa.  Hukum  Kekekalan Massa menyatakan  bahwa 

massa  tidak  dapat  diciptakan  atau  dimusnahkan  begitu  saja,  tetapi  dapat  diubah  atau 

ditransformasi.  Untuk  penerapannya  dalam  fluida,  persamaan  dari  Hukum  Kekekalan  Massa  ini 

dinyatakan sebagai berikut:  

Laju perubahan massa  (terhadap waktu)  =  Laju  aliran massa masuk  –  laju  aliran massa 

keluar. 

Sebagai  ilustrasi, maka  dapat  ditinjau  dari  sketsa  dibawah  ini  yang menunjukkan  konsep 

matematisnya, untuk aliran massa yang masuk dan keluar dalam arah X ditunjukkan oleh gambar 

2.1. 

BAB

2

Page 2: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-2 

 

Gambar 2.1 Ruang tinjau kubus dalam fluida.

Pada setiap sisi kubus yang tegak lurus terhadap Δx , Δy, Δz pada kubus fluida, maka jumlah 

rata‐rata massa fluida yang masuk harus sama dengan jumlah rata‐rata massa fluida yang keluar dari 

kubus. Dilihat dari ruang tinjau kubus dalam fluida bergerak, maka besarnya fluks aliran massa yang 

masuk kedalam sistem kubus pada sisi tegak lurus Δx (arah – X) adalah: 

- , , . - , ,2 2x xx y z u x y z y zρ Δ Δ⎛ ⎞ ⎛ ⎞Δ Δ⎜ ⎟ ⎜ ⎟

⎝ ⎠ ⎝ ⎠ . ........................................................................... (2.1) 

Atau fluks aliran massa yang masuk (arah‐X) ke dalam sistem kubus tersebut diekspresikan 

ke dalam deret Taylor sebagai berikut: 

( )( , , ). ( , , ) - . ... .2

u xx y z u x y z y zxρρ ∂ Δ⎡ ⎤+ Δ Δ⎢ ⎥∂⎣ ⎦  ................................................................  (2.2)

 

Maka,  fluks aliran massa yang keluar dari  sisi kubus  tegak  lurus  Δx  (arah‐X) Dan besarnya 

fluks aliran massa yang keluar dari kubus adalah: 

, , . , ,2 2x xx y z u x y z y zρ Δ Δ⎛ ⎞ ⎛ ⎞+ + Δ Δ⎜ ⎟ ⎜ ⎟

⎝ ⎠ ⎝ ⎠ .......................................................................... (2.3) 

Atau diekspresikan ke dalam deret Taylor sebagai berikut: 

( )( , , ). ( , , ) . ... .2

u xx y z u x y z y zxρρ ∂ Δ⎡ ⎤+ + Δ Δ⎢ ⎥∂⎣ ⎦  ............................................................... (2.4)

 

 

Page 3: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-3 

Dengan meninjau besarnya fluks aliran massa yang masuk dan fluks aliran massa yang keluar 

dalam arah X, maka selisih massa yang masuk dan keluar adalah sebesar : 

( ) . . .u x y zxρ∂

− Δ Δ Δ∂  ............................................................................................................ (2.5)

 

Sama halnya untuk  fluks aliran massa dalam arah Y maupun Z, sehingga selisih  fluks aliran 

massa yang masuk dan keluar untuk arah Y adalah: 

( ) . . .v x y zyρ∂

− Δ Δ Δ∂

  ............................................................................................................ (2.6) 

dan selisih fluks aliran massa untuk arah Z adalah: ( ) . . .w x y zzρ∂

− Δ Δ Δ∂  .......................... (2.7)

 

Maka, besarnya fluks aliran massa total netto dalam ruang tinjau kubus dalam fluida adalah 

sebagai berikut: 

4( ) ( ) ( ) . . ( )u v w x y z xx y zρ ρ ρ ο

⎡ ⎤∂ ∂ ∂− + + Δ Δ Δ + Δ⎢ ⎥∂ ∂ ∂⎣ ⎦  ........................................................... (2.8)

 

Notasi  4( )xο Δ  menunjukkan bahwa deret mengandung derajat atau pangkat tinggi.  

Sehingga laju perubahan massa di ruang kubus selama selang waktu Δt sebagai berikut: 

[ ]( ) ( ) . . ( . . )t t t x y z x y ztρρ ρ ∂

+ Δ − Δ Δ Δ = Δ Δ Δ∂  ................................................................. (2.9)

 

Dimana  ( )t tρ + Δ adalah massa di ruang kubus pada waktu ( )t t+ Δ dan, 

 ...................................................................  ( )tρ adalah massa di ruang kubus pada waktu ( )t  

Dengan menggunakan  Hukum  Kekekalan Massa,  dimana  fluks  aliran massa  netto  =  laju 

perubahan massa dalam ruang kubus, didapat persamaan: 

( ) ( ) ( ) . . ( . . )u v w x y z x y zx y z tρ ρ ρ ρ⎡ ⎤∂ ∂ ∂ ∂

− + + Δ Δ Δ = Δ Δ Δ⎢ ⎥∂ ∂ ∂ ∂⎣ ⎦  ........................................... (2.10) 

Jika disederhanakan menjadi: 

( ) ( ) ( ) 0u v wt x y zρ ρ ρ ρ∂ ∂ ∂ ∂+ + + =

∂ ∂ ∂ ∂  .............................................................................. (2.11) 

 

Page 4: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-4 

Dan jika diuraikan untuk setiap suku, maka persamaan menjadi: 

0u v w u v wt x y z x y zρ ρ ρ ρρ

⎛ ⎞∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂+ + + + + + =⎜ ⎟∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂⎝ ⎠  ................................................... (2.12)

 

Atau yang lebih dikenal sebagai persamaan konservasi massa sebagai berikut: 

1 0u v wu v wt x y z x y zρ ρ ρ ρ

ρ⎡ ⎤∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂

+ + + + + + =⎢ ⎥∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂⎣ ⎦  ................................................... (2.13) 

Dengan membagi  seluruh  ruas  persamaan  dengan  ρ  lalu menyederhanakan  seluruh  ruas 

turunan ρ terhadap t menjadi DDtρ, dan kecepatan aliran adalah: 

 xut

∂=∂

 untuk kecepatan aliran arah sumbu‐X 

yvt

∂=∂

  untuk  kecepatan  aliran  arah  sumbu‐Y,  dan zwt∂

=∂

  untuk  kecepatan  aliran  arah 

sumbu‐Z,  maka persamaan Kontinuitas didapatkan dengan mensubstitusikan kecepatan aliran untuk 

tiap sumbu tersebut ke persamaan…… 

Maka persamaan Kontinuitas adalah: 

1 0D u v wDt x y zρ

ρ∂ ∂ ∂

+ + + =∂ ∂ ∂  ........................................................................................... (2.14)

 

Untuk fluida incompressible, dimana massa jenis fluida tidak berubah terhadap waktu, maka 

DDtρ=0, sehingga persamaan Kontinuitas menjadi sebagai berikut: 

0u v wx y z∂ ∂ ∂

+ + =∂ ∂ ∂

 ........................................................................................................ (2.15) 

Untuk  penurunan  Teori Gelombang  Linear,  dimana  sifat  utama  fluida media  perambatan 

gelombang adalah fluida irrorational, maka diperkenalkan variabel φ atau potensial kecepatan, dan 

. 0U∇ = . U adalah vektor kecepatan aliran fluida, dimana 

  ( , , , ) . . .U x y z t u i v j w k= + + dan  .U φ= ∇ , maka 

. . 0φ∇∇ = atau  2 0φ∇ =  ................................................................................................. (2.16) 

Page 5: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-5 

Maka, persamaan diatas diuraikan menjadi 22 2

0x y z

φ⎡ ⎤⎛ ⎞∂ ∂ ∂⎛ ⎞ ⎛ ⎞+ + =⎢ ⎥⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟∂ ∂ ∂⎝ ⎠ ⎝ ⎠⎢ ⎥⎝ ⎠⎣ ⎦  ............ (2.17)

 

Atau persamaan dapat dituliskan dalam bentuk lain sebagai berikut: 

2 2 2

2 2 2 0x y zφ φ φ∂ ∂ ∂+ + =

∂ ∂ ∂  ..................................................................................................... (2.18) 

Dan, persamaan … diatas selanjutnya dikenal sebagai Persamaan Laplace. 

 

2.1.2 PARAMETER GELOMBANG

Gelombang  merupakan  suatu  hasil  dari  diberinya  suatu  gaya  dengan  besar  dan  waktu 

tertentu kepada suatu media. Untuk bahasan kali  ini, media perambatan gelombang adalah  fluida 

air. Tiupan angin pada durasi dan kecepatan tertentu membangkitkan sebagian besar gelombang di 

permukaan  lautan.  Ketika  gelombang  terbentuk,  gaya  gravitasi  dan  tegangan  permukaan  akan 

bereaksi untuk menimbulkan rambatan gelombang. 

Penjelasan  eksak  untuk mendeskripsikan  gelombang  yang  beramplitudo  kecil  di  perairan 

dalam adalah bahwa gelombang diasumsikan berbentuk sinusoidal. Pemilihan bentuk gelombang ini 

dikarenakan telah diketahuinya perambatan gelombang pada seutas tali yang digetarkan berbentuk 

sinusoidal dengan puncak dan lembah gelombang. 

Untuk  gelombang  laut,  terdapat  beberapa  parameter  penting  untuk mendeskripsikannya, 

yaitu: 

Panjang gelombang, L. Adalah jarak horizontal antara dua puncak gelombang atau dua 

lembah gelombang yang saling berurutan. 

Tinggi  gelombang,  H.  Adalah  jarak  vertikal  dari  puncak  gelombang  ke  lembah 

gelombang. 

Perioda  gelombang,  T. Adalah  selang waktu  yang  ditempuh  untuk menempuh  satu 

panjang gelombang, dari puncak ke puncak atau lembah ke lembah yang berurutan. 

Kedalaman  perairan,  h.  Adalah  kedalaman  perairan  dimana  gelombang  tersebut 

dirambatkan. 

Amplitudo gelombang, A. adalah simpangan  terbesar dari  titik simpul gelombang ke 

puncak atau lembah gelombang. 

Page 6: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-6 

Parameter‐parameter  lainnya,  seperti potensial  kecepatan,  kecepatan  rambat  gelombang, 

kecepatan  partikel  air,  dan  lainnya,  akan  dijelaskan  berikutnya.  Gambar  2.2  dibawah  ini  akan 

menunjukkan sketsa profil gelombang. 

 

Gambar 2.2 Sketsa profil gelombang air.

Untuk menurunkan persamaan‐persamaan Teori Gelombang Linear, dibutuhkan persamaan 

pengatur yang bersifat umum. Persamaan pengatur dalam hal  ini adalah persamaan Laplace yang 

telah diturunkan dalam subbab 2.1.1. Sedangkan untuk mendapatkan persamaan‐persamaan solusi 

yang bersifat khusus, maka diperlukan syarat‐syarat batas. 

 

2.1.3 SYARAT BATAS

Solusi  tepat dari persamaan pengatur  tentang Teori Gelombang Linear  ini  sulit ditentukan 

karena  syarat  batas  permukaan memiliki  suku‐suku  tak  linear,  dimana  terdapat  perkalian  antar 

variabel, dan nilai  ( , )z x tη= tidak diketahui. Oleh karena itu, maka dilakukan pelinearan agar tidak 

terdapat perkalian antar variabel tersebut. 

Pelinearan yang dilakukan mengambil asumsi bahwa tinggi gelombang H jauh lebih kecil dari 

panjang gelombang L dan kedalaman perairan h. Dasar asumsi inilah, yaitu H<<L,h yang menjadikan 

teori gelombang  ini disebut Teori Gelombang Linear. Dengan asumsi  ini maka nilai  suku‐suku non 

linear dapat diabaikan dan syarat batas juga dapat diterapkan di z=0. 

a) Syarat batas pertama adalah syarat batas kinematis  (Kinematic Free Surface Boundary 

Condition) yaitu: 

Arah rambat gelombang

Page 7: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-7 

.z t x xφ η φ η∂ ∂ ∂ ∂

− = −∂ ∂ ∂ ∂

 pada  ( , )z x tη=  ................................................................. (2.19) 

Maka, dengan pelinearan didapat: 

z tφ η∂ ∂

− =∂ ∂

 pada  0z =  ........................................................................................... (2.20) 

b) Syarat batas yang kedua adalah syarat batas dinamis  (Dynamic Free Surface Boundary 

Condition) yaitu: 

2 21 ( )2

g C tt x zφ φ φ η

⎡ ⎤∂ ∂ ∂⎛ ⎞ ⎛ ⎞− + + + =⎢ ⎥⎜ ⎟ ⎜ ⎟∂ ∂ ∂⎝ ⎠ ⎝ ⎠⎢ ⎥⎣ ⎦ pada  ( , )z x tη=  ................................ (2.21) 

Maka, dengan pelinearan didapat: 

( )g C tzφ η∂

− + =∂

 pada  0z = ................................................................................ (2.22) 

c) Syarat  batas  ketiga  adalah  syarat  batas  dasar  perairan  (Bottom  Boundary  Condition), 

ditentukan pada  z=‐h. Syarat batas diambil dengan asumsi  tidak ada kecepatan aliran 

atau  partikel  yang  masuk  kedalam  dasar  perairan  dikarenakan  dasar  perairan  yang 

impermeable.  

. 0hu wx∂

+ =∂

 atau w hu x

∂= −

∂  ................................................................................. (2.23) 

Suku hx∂∂

pada  persamaan  menunjukkan  bahwa  arah  kecepatan  partikel  merupakan 

fungsi dari  jarak horizontal atau dengan kata  lain  tangensial  terhadap dasar perairan. 

Untuk dasar perairan yang datar maka: 

0wzφ∂

= − =∂

 pada  z h= − , ................................................................................... (2.24) 

Maka kecepatan partikel tegak lurus dasar perairan adalah nol. 

d) Syarat batas terakhir adalah syarat batas periodik. Syarat batas ini menunjukkan bahwa 

gelombang bergerak terhadap ruang dan waktu. 

( , ) ( , )( , ) ( , )x t x L tx t x t T

φ φφ φ

= += +  ................................................................................................. (2.25)

 

 

Page 8: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-8 

2.1.4 PERSAMAAN SOLUSI TEORI GELOMBANG LINEAR

Dari persamaan laplace dan syarat batas yang diterapkan padanya, maka persamaan Laplace 

tersebut dapat diselesaikan dengan metoda pemisahan variabel, sehingga untuk gelombang berjalan 

didapatkan Persamaan potensial kecepatan φ  sebagai berikut. 

cosh ( ). .sin( )2 coshgH k h z kx t

khφ ω

ω+

= − − ......................................................................... (2.26)

 

Dari syarat batas dinamis, dimana pada z=0 terdapat  0η =  dan C(t)=0, maka 

1g t

φη ∂= −

∂ pada  0z = , sehingga, 

cos( )2H kx tη ω= −

 ........................................................................................................ (2.27) 

Dengan menurunkan  η  terhadap  t,  dan  Φ  terhadap  z  dan mensubtitusikannya  ke  syarat 

batas kinematis, diturunkan suatu persamaan baru yang disebut dengan Persamaan Dispersi sebagai 

berikut. 

2 tanhgk khω = ,  ............................................................................................................ (2.28) 

dimana 2Tπω = , dan besaran bilangan gelombang k, dimana 

2kLπ

= . 

Maka,  persamaan  yang  menunjukkan  bahwa  gelombang  berjalan  atau  merambat  pada 

semua tipikal perairan diberikan oleh Persamaan cepat rambat gelombang berikut ini. 

22 2 2. . tanh hgT L Lπ π π⎛ ⎞ =⎜ ⎟

⎝ ⎠, disederhanakan menjadi 

22

2 . tanhL gC khkT

= =  atau  tanhgC khk

= .............................................................. (2.29)

 

Dan Persamaan panjang gelombang;  

2

. tanh2gTL khπ

= ........................................................................................................... (2.30)

 

Dengan memperhatikan perilaku gelombang yang berbeda untuk tiap tipikal perairan, maka 

untuk laut dalam dimana h>> sehingga kh menjadi besar maka tanh kh≈1 atau kh=1. Maka panjang 

gelombang dan cepat rambat gelombang di laut dalam adalah: 

Page 9: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-9 

2

2ogTLπ

=  dan  oo

LC

T=

 ................................................................................................. (2.31) 

Sedangkan untuk laut dangkal, dimana h<< sehingga kh menjadi kecil (diabaikan), maka tanh 

kh≈kh. Maka panjang gelombang dan cepat rambat gelombang di laut dangkal adalah: 

2 2.2gT hL

π=  dan C gh=  ....................................................................................... (2.32) 

 

Maka dari  itu, dalam Teori Gelombang Linear  ini persamaan gelombangnya diklasifikasikan 

menjadi tiga jenis perairan dengan syarat batas tertentu yang ditunjukkan oleh gambar 2.3. 

 

Gambar 2.3 Klasifikasi gelombang sesuai tipe perairan dan sketsa trayektori partikel air.

 

 

Page 10: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-10 

2.1.5 KECEPATAN DAN PERCEPATAN PARTIKEL AIR

Dengan  telah  diketahuinya  persamaan  potensial  kecepatan,  maka  kecepatan  dan 

percepatan partikel air dapat diturunkan. Kedua persamaan ini diturunkan dari persamaan potensial 

kecepatan. Kecepatan partikel  air merupakan  turunan  (differensial) potensial  kecepatan  terhadap 

arah  gerak  partikel.  Percepatan  partikel merupakan  turunan  (differensial)  kecepatan  partikel  air 

terhadap waktu. 

Kecepatan partikel air pada arah horizontal u: 

cosh ( ). .cos( )2 coshgHk k h zu kx t

x khφ ω

ω∂ +

= − = −∂  ............................................................ (2.33)

 

Kecepatan partikel air arah vertikal w: 

sinh ( ). .sin( )2 coshgHk k h zw kx t

z khφ ω

ω∂ +

= − = −∂  .............................................................. (2.34)

 

Dan, untuk percepatan partikel air arah horizontal u: 

cosh ( ). .sin( )2 coshu

u gHk k h za kx tt kh

ω∂ += = −∂  ............................................................... (2.35)

 

Percepatan partikel air arah vertikal w: 

sinh ( ). .cos( )2 coshw

w gHk k h za kx tt kh

ω∂ += = − −∂  ............................................................ (2.36)

 

Menurut  Teori  Gelombang  Linear,  gelombang  yang  merambat  dalam  media  air  hanya 

dirambatkan  saja, akan  tetapi massa airnya  tidak berpindah melainkan hanya berputar‐putar  saja 

dalam trayektori tertentu yang berbentuk elips atau  lingkaran. Kecepatan partikel air yang dibahas 

ini adalah kecepatan partikel air tersebut berputar atau bergerak dalam trayektori tersebut. Untuk 

perairan  dangkal,  trayektori  partikel  air  cenderung  elipsoidal,  dan  untuk  periaran  dalam memiliki 

trayektori  partikel  air  yang  cenderung  bulat.  Gambar  2.4  akan  menunjukkan  perpindahan  atau 

pergerakan partikel air untuk periaran dangkal dan dalam. 

Page 11: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-11 

 

Gambar 2.4 Ilustrasi pergerakan partikel air untuk perairan dangkal dan dalam (CEM, 2001).

Oleh  karena  itu, kecepatan dan percepatan partikel air untuk  tiap arah merupakan  fungsi 

dari posisi, dan memiliki beda fasa sebesar 900. Ilustrasi perbedaan fasanya ditunjukkan oleh gambar 

2.5.  Kecepatan  partikel  air  untuk  arah  horizontal  bernilai  maksimum  pada  fasa 

( ) 0, , 2 ,...kx tω π π− = , dan kecepatan partikel air untuk arah vertikal bernilai maksimum pada fasa 

3( ) , ,...2 2

kx t π πω− =  

 

Gambar 2.5 Ilustrasi perbedaan fasa antara kecepatan dan percepatan partikel air (CEM, 2001).

Page 12: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-12 

2.2 TEORI GAYA GELOMBANG

Perhitungan  gaya‐gaya  hidrodinamika  yang  bekerja  pada  suatu  struktur  lepas  pantai 

ataupun  pipa  bawah  laut  belum  dapat  dihitung  secara  eksak,  baik  dengan  penurunan  secara 

percobaan maupun teoritis. Oleh karena  itu, digunakan metoda penyederhanaan untuk mendekati 

perhitungan gaya hidrodinamik pada struktur laut tersebut. 

Salah  satu  metoda  pendekatan  perhitungan  gaya  hidrodinamika  adalah  dengan  metoda 

Morrison.  Metoda  ini  menghitung  gaya  hidrodinamika  yang  terjadi  pada  suatu  struktur  akibat 

gelombang  laut  di  permukaan.  Metoda  ini  cocok  untuk  diterapkan  pada  struktur  lepas  pantai 

maupun  pipa  bawah  laut,  dikarenakan  perbandingan  antara  dimensi  struktur  terhadap  panjang 

gelombang  relatif  kecil.  Kriteria  batas  dapat  digunakannya  metoda  Morrison  adalah  D/L  ≤  0.2, 

dimana D adalah diameter struktur dan L adalah panjang gelombang. 

Pada  kasus  suatu  gaya  hidrodinamika  mengenai  suatu  struktur  pipa  bawah  laut,  maka 

diasumsikan diameter terluar dari pipa tersebut masih jauh lebih kecil dari panjang gelombang laut, 

sehingga  gelombang  tersebut melewati  struktur  tanpa  gangguan  yang  berarti.  Gelombang  yang 

bergerak melewati struktur tersebut tidak terganggu, akan tetapi pengaruh terhadap struktur terjadi 

akibat  adanya  vortex  (wake  formation)  yang  terbentuk  di  belakang  struktur  dan  flow  separation. 

Gaya hidrodinamika yang terjadi pada struktur adalah gaya inersia dan gaya seret.  

Pada  teori  gaya  gelombang Morrison  ini,  gaya hidrodinamika  yang  terjadi diturunkan dari 

fluktuasi gelombang laut pada lokasi tersebut. Adanya gelombang laut yang merambat di permukaan 

menyebabkan arus pada perairan tersebut. Arus yang terjadi akibat gelombang  ini disebut dengan 

wave  induced  current.  Arus  ini  terjadi  akibat  pergerakan  partikel  air  di  bawah  gelombang  pada 

trayektori elips atau lingkaran (lihat gambar 2.3, 2.4 dan 2.5). Oleh karena itu, arus akibat gelombang 

ini hanya bersifat  lokal dan memiliki fasa tertentu dimana besarnya dapat bernilai maksimum atau 

minimum.  

Gaya gelombang Morrison yang  terjadi pada  suatu  struktur adalah penjumlahan dari gaya 

inersia dan gaya seret. Gaya seret (drag force) terjadi akibat gaya gesekan yang terjadi antara fluida 

dan  dinding  pipa  (skin  friction),  dan  vortex  yang  terjadi  di  belakang  struktur  (gambar  2.6). Gaya 

inersia  terjadi pada  struktur  akibat  gaya oleh perubahan perpindahan massa  air  yang disebabkan 

oleh keberadaan pipa. Perubahan perpindahan massa diakibatkan oleh adanya fluktuasi percepatan 

arus (gambar 2.7). Pada intinya, faktor yang mempengaruhi gaya seret adalah kecepatan partikel air. 

Sedangkan faktor yang mempengaruhi gaya inersia adalah percepatan partikel air. 

Page 13: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-13 

2.2.1 GAYA SERET (DRAG FORCE)

Nilai  gaya  seret  (drag  force)  yang  terjadi  pada  suatu  struktur  silinder  dapat  dituliskan 

dengan persamaan berikut ini. 

1 . . . . .2D D Pf C A U Uρ=  atau 

1 . . . . .2D Df C DU Uρ=

 .................................................... (2.37) 

Dimana:    

fd = gaya seret per satuan panjang                         D = diameter pipa/silinder 

ρ = massa jenis air                                                    U = kecepatan arus total 

PA  = luas proyeksi pipa per satuan panjang        CD = koefisien drag 

Adanya  tanda  absolut menyatakan bahwa  arah  gaya harus dan pasti  searah dengan  arah 

arusnya. Kecepatan arus total adalah jumlah atau superposisi dari kecepatan arus akibat gelombang 

(wave‐induced  current)  dan  kecepatan  arus  pasut  (tidal  current).  Luas  proyeksi  pipa merupakan 

proyeksi pipa dari tampak depan tegak lurus arah arus. 

 Besar  kecepatan dan percepatan partikel  air  ini didapat dari penurunan  teori  gelombang 

linear, teori Stokes orde‐5, teori gelombang Solitary, teori gelombang Cnoidal, steram function dan 

sebagainya. Pemilihan teori gelombang yang akan digunakan bergantung pada karakteristik kondisi 

laut  yang  dimodelkan  atau  dilakukan  analisis.  Untuk  penyederhanaan  dalam  tugas  akhir  ini, 

digunakan  teori gelombang  linear untuk memperoleh besar kecepatan dan percepatan partikel air 

dari penurunan terhadap potensial kecepatan. 

 

 

Page 14: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-14 

2.2.2 GAYA INERSIA (INERSIA FORCE)

Gaya  inersia terjadi pada struktur akibat gaya oleh perubahan perpindahan massa air yang 

disebabkan  oleh  keberadaan  pipa.  Faktor  yang  mempengaruhi  gaya  inersia  adalah  percepatan 

partikel air. Perubahan perpindahan massa diakibatkan oleh adanya fluktuasi percepatan arus. Nilai 

gaya inersia yang terjadi pada suatu struktur silinder dapat dituliskan dengan persamaan berikut ini. 

. . .I If C V Uρ•

=  atau  . . .I If C AUρ•

=  .............................................................................. (2.38) 

Dimana;  

fI = gaya inersia per satuan panjang   V  = volume pipa per satuan panjang 

A  = luas penampang pipa                   CI = koefisien inersia = CM + 1 

U•

 = percepatan arus                           CM = koefisien added mass 

 

2.2.3 GAYA MORRISON TOTAL

Maka,  gaya morrison  total per  satuan panjang  yang  terjadi pada pipa  adalah  jumlah dari 

gaya seret dan gaya inersia, dan dituliskan oleh persamaan berikut ini. 

1 . . . . . . . .2T D If C DU U C AUρ ρ

= + ................................................................................. (2.39)

 

Pada  suatu  kasus  dimana    diameter  struktur  cukup  besar  dibanding  panjang  gelombang, 

mencapai  D/L  >  0.2, maka  pengaruh  gaya  seret  akibat  gelombang  akan menjadi  tidak  signifikan 

akibat vortex yang tidak sempat terbentuk. Dalam kasus  ini gaya  inersia akan  lebih dominan akibat 

besar volume atau massa air yang terpindahkan akibat adanya struktur tersebut. 

 

2.2.4 GAYA ANGKAT (LIFT FORCE)

Gaya  hidrodinamika  lainnya  adalah  gaya  angkat  (lift  force).  Gaya  ini  bekerja  dalam  arah 

tegak  lurus  arah  rambatan  gelombang/arus.  Gaya  angkat  ini  terjadi  akibat  adanya  konsentrasi 

streamline pada bagian atas pipa. Pada gambar 2.6, terlihat bahwa terdapat konsentrasi streamline 

di  atas  pipa.  Konsentrasi  streamline membuat  kecepatan  arus  pada  atas  pipa  tersebut menjadi 

besar,  sehingga  tekanan  hidrodinamik mengecil,  dan  pipa menjadi  terangkat.  Jika  terdapat  celah 

Page 15: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-15 

antara  pipa  dan  seabed, maka  konsentrasi  streamline  akan  terjadi,  sehingga  dengan  proses  yang 

sama pipa akan jatuh kembali, atau dengan kata lain gaya angkat yang terjadi bernilai negatif. 

Maka, persamaan gaya angkat (lift force) yang terjadi adalah sebagai berikut. 

1 . . . . .2L Lf C DU Uρ=

  .................................................................................................... (2.40) 

Dimana: CL = koefisien gaya angkat (lift force coefficient) 

 

 

Gambar 2.6 Ilustrasi konsentrasi streamline yang melewati pipa.

 

 

Page 16: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-16 

2.2.5 KOEFISIEN GAYA HIDRODINAMIKA

Penentuan koefisien‐koefisien CD, CI, CM, dan CL mengacu pada kode DNV 1981 Submarine 

Pipeline  Systems.  Besarnya  koefisien‐koefisien  ini  bergantung  kepada  parameter  karakteristik 

kondisi aliran dan pipa. Parameter‐parameter yang mempengaruhi antara lain: 

Bilangan Reynold; .Re U Dν

=  (non‐dimensional) 

dimana ν = viskositas kinematik = 1.2363 x 10‐5 ft2/s pada air 600 F. 

Bilangan Keulegan‐Carpenter; .w

CU TKD

= , T = perioda gelombang (s) 

Kekasaran pipa, dengan parameter k/D, dimana k adalah tinggi kekasaran. 

Jarak antara pipa dengan batas tetap, dengan parameter H/D, dimana H adalah jarak. 

Dari  parameter‐parameter  diatas,  maka  besar  koefisien‐koefisien  dapat  ditentukan  dari 

grafik‐grafik pada gambar 2.7. 

Selain itu, menurut referensi Offshore Pipelines, Guo, 2005, besar koefisien CD dan CL untuk 

pipa  yang  tergeletak  di  seabed  dapat  ditentukan  dari  grafik  pada  gambar  2.8.  Selain  itu,  besar 

koefisien  CD,  CI,  dan  CL  untuk  kasus  dimana  tidal  current  dan  wave‐induced  current  bekerja 

bersamaan menimbulkan gaya, ditunjukkan oleh gambar 2.9. 

Untuk keperluan praktis, dapat diambil besar koefisien tersebut dari kode API RP‐2A untuk 

pendesainan struktur lepas pantai sebagai berikut. 

Permukaan smooth  CD = 0.65, CM = 1.6 

Permukaan rough  CD = 1.05, CM = 1.2 

 

Page 17: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-17 

 

Gambar 2.7 Grafik penentuan koefisien hidrodinamika (DNV 1981 Submarine Pipeline Systems).

 

Page 18: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-18 

 

Gambar 2.8 Grafik penentuan CD dan CL untuk pipa tergeletak pada seabed (Offshore Pipelines, Guo, 2005).

 

Gambar 2.9 Grafik koefisien hidrodinamika untuk arus dan gelombang yang bekerja bersamaan pada on-bottom pipe (Offshore Pipelines, Guo, 2005).

Page 19: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-19 

Dari grafik‐grafik diatas maka besar koefisien hidrodinamika dapat ditentukan. Akan  tetapi 

berlaku beberapa syarat dan penyederhanaan mengacu pada DNV 1981 sebagai berikut: 

Besar koefisien hidrodinamik yang diambil sebaiknya dari hasil percobaan model fisik. 

Untuk pipa yang  tidak dipengaruhi oleh batas  tetap seperti seabed, contohnya pada 

free span, maka koefisien added mass CM =1. 

Koefisien  drag  CD  adalah  fungsi  dari  bilangan  Keulegan‐carpenter  KC  untuk  pipa 

smooth yang tertutupi oleh marine growth hanya untuk kondisi aliran superkritis (Fig. 

A.8)  berdasarkan  bilangan  Reynolds,  dan  hanya  valid  untuk  aliran  yang  bebas  dari 

batas tetap (seabed). 

Besar Koefisien drag CD pada arus steady untuk nilai KC tak hingga adalah asimtot dari 

kurva pada grafik. 

Untuk pipa  yang dekat dengan batas bebas  (seabed), maka besar  koefisien drag CD 

harus dikalikan dengan faktor koreksi pada Fig. A.9. 

Besar koefisien gaya angkat CL untuk aliran steady = 1. 

Untuk  pipa  yang  dekat  dengan  batas  bebas  (seabed),  maka  besar  koefisien  gaya 

angkat CL harus dikalikan dengan faktor koreksi pada Fig. A.11. 

Untuk keperluan praktis, berdasarkan bilangan Reynolds untuk pipa  terekspos pada aliran 

steady, maka koefisien hidrodinamika dapat diambil dari tabel  2.1 berikut ini. 

 

Tabel 2.1 Rekomendasi Koefisien Hidrodinamika untuk Aliran Steady (A.H Mouselli, 1981)

Teori gaya Morrison ini hanya dapat diaplikasikan pada struktur yang diasumsikan rigid. Bila 

struktur memiliki respon dinamik, dengan memiliki kecepatan dan percepatan respon, maka partikel 

fluida  bergerak  dengan  kecepatan  relatif  terhadap  struktur  tersebut.  Pada  kasus  ini,  digunakan 

kecepatan  dan  percepatan  relatif  partikel  fluida  terhadap  struktur,  atau wave  slamming,  dengan 

persamaan Morrison yang juga mengacu pada DNV 1981. 

Re CD CL CMRe < 5.0 x 104 1.3 1.5 2.0

5.0 x 104 < Re < 1.0 x 105 1.2 1 2.0

1.0 x 105 < Re < 2.5 x 105 1.53 ‐ (Re / 3.0 x 105) 1.2 ‐ (Re / 5.0 x 105) 2

2.5 x 105 < Re < 5.0 x 105 0.7 0.7 2.5 ‐ (Re / 5.0 x 105)

Re > 5.0 x 105 0.7 0.7 1.5

Page 20: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-20 

2.3 TEORI MEKANIKA TEKNIK

Dalam Tugas Akhir ini, analisis free span pipa bawah laut dilakukan mengacu pada kode DNV 

RP F‐105. Kode  ini mensyaratkan desain free span pipa terhadap kondisi Ultimate Limit State (ULS) 

dan kondisi Fatigue Limit State (FLS). ULS merupakan syarat kekuatan pipa menahan gaya‐gaya yang 

bekerja  terhadap  buckling,  atau  analisis  mekanika  teknik  secara  statis.  FLS  merupakan  syarat 

kekuatan pipa terhadap Vortex Induced Vibration yang dapat menyebabkan kegagalan pada pipa. 

Untuk kasus free span, terdapat gaya‐gaya yang bekerja pada pipa, yaitu gaya  internal dan 

gaya  lingkungan  dari  luar.  Gaya‐gaya  internal  contohnya  adalah  tekanan  internal,  tegangan 

longitudinal. Gaya  internal  ini pada umumnya disebabkan oleh  kondisi  instalasi dan operasi pipa. 

Besarnya gaya atau tegangan dan dampak yang terjadi pada pipa bergantung pada tipe material pipa 

yang digunakan.  

 

2.3.1 HOOP STRESS

Hoop stress atau  tegangan  tangensial  ini merupakan  tegangan yang  terjadi akibat  tekanan 

yang diberikan pada  suatu  silinder dan bekerja pada dinding  silinder  tersebut. Untuk pipa bawah 

laut, maka  tekanan  tersebut diberikan dari dalam pipa dan dari  luar pipa. Penurunan persamaan 

hoop stress   menggunakan asumsi silinder berdinding tipis, dimana D (diameter  luar) / t (ketebalan 

dinding)  lebih besar dari 20  (D/t > 20). Tekanan dari dalam pipa disebabkan oleh  tekanan muatan 

pipa. Tekanan dari luar pipa disebabkan oleh tekanan hidrostatik akibat pipa berada pada kedalaman 

tertentu di bawah laut. Resultan antara tekanan internal dan eksternal disebut sebagai P = Po ‐ Pi 

 

Gambar 2.10 Ilustrasi tekanan internal dan tekanan eksternal pada pipa bawah laut.

Page 21: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-21 

Maka resultan keseimbangan gaya vertikal yang terjadi adalah: 

0

. . .sin 2. 0P r d Fπ

θθ θ − =∫  

0

. sin . 2.P r d Fπ

θθ θ =∫  

2. . 2.P r Fθ=  atau  .F P rθ =  ............................................................................................ (2.40) 

Maka  tekanan  atau  tegangan  tangensial  yang  terjadi  adalah  gaya  tangensial  Fθ  dibagi 

ketebalan dinding. 

.h

F P rt tθσ = =  atau 

.2.hP Dt

σ = ................................................................................... (2.41)

 

Dimana: 

D = diameter pipa = 2.r 

o IP P P= − =resultan tekanan yang mengelilingi pipa 

Sedangkan,  untuk  silinder  berdinding  tebal,  maka  besar  hoop  stress  diturunkan  dari 

tegangan radial. Tegangan radial diberikan oleh persamaan berikut ini; 

rFtθσ = ........................................................................................................................... (2.42)

 

Dimana  r adalah  selisih antara diameter  terluar dan ketebalan dinding,  tidak  seperti pada 

gambar  2.10.  Untuk  silinder  berdinding  tebal,  tegangan  radial  yang  bekerja  pada  potongan 

melintang pipa didefinisikan sebagai hoop stress. Maka, persamaan hoop stress adalah; 

( ).2. 

O IH

P P OD WTP rt t

σ− −

= = .................................................................................. (2.43)

 

Maka,  tegangan  end  cap  effect  adalah  tegangan  yang  disebabkan  oleh  tegangan  fluida 

dalam pipa pada ujung pipa yang tertutup. Adanya tegangan ini berpengaruh terhadap bending yang 

terjadi pada pipa. Persamaan end cap effect diberikan oleh; 

2H

epσσ =

 ......................................................................................................................... (2.44) 

 

Page 22: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-22 

2.3.2 BENDING STRESS

Tegangan  tekuk  (bending  stress)  terjadi  akibat  adanya momen  tekuk  pada  pipa,  sehingga 

perlu diketahui beban  total penghasil gaya  tekuk pada pipa. Beban  ini merupakan kombinasi dari 

berat pipa dalam air dan gaya hidrodinamik horizontal dengan persamaan berikut; 

( )22maxsub D Iq W F F= + +

 .............................................................................................. (2.45) 

Maka, tegangan tekuk maksimum yang terjadi adalah; 

. .2. 

B B tccB

M y M DI I

σ = = ................................................................................................... (2.46)

 

Persamaan momen tekuk statik maksimum (MB) diberikan oleh DNV 1981 sebagai berikut; 

2. effB

q LM

C=

 ................................................................................................................... (2.47) 

Panjang  efektif  (Leff)  akan  dijelaskan  pada  Bab  3,  subbab  3.6.5.  Sedangkan  C  adalah 

konstanta kondisi batas perletakan, diberikan pada tabel 2.2. 

 

2.3.3 THERMAL STRESS

Thermal stress adalah tegangan yang terjadi akibat adanya ekspansi (pemuaian) yang terjadi 

pada pipa. Persamaan tegangan pemuaian adalah sebagai berikut; 

. .T TE Tσ α= Δ  ................................................................................................................. (2.48) 

Dimana; 

E  = modulus elastisitas baja 

αT  = perbedaan temperatur antara kondisi instalasi dan operasional 

ΔT  = koefisien ekspansi thermal 

 

Page 23: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-23 

2.3.4 POISSON STRESS

Poisson stress merupakan tegangan yang terjadi akibat adanya tegangan residual pada saat 

fabrikasi pipa, sehingga pipa harus kembali ke keadaan semula. Maka, kembalinya pipa ke keadaan 

semula menyebabkan terjadinya gaya aksial, sehingga menyebabkan kontraksi pada dinding pipa. 

. p Hσ ν σ= ...................................................................................................................... (2.49) 

 

2.3.5 LONGITUDINAL STRESS

Longitudinal  stress  merupakan  kombinasi  dari  bending  stress,  thermal  stress,  end  cap 

effect,dan  poisson  effect.  Longitudinal  stress  ini  merupakan  tegangan  aksial  yang  bekerja  pada 

penampang pipa. Persamaan longitudinal stress adalah sebagai berikut; 

L B ep T pσ σ σ σ σ= + + + ............................................................................................... (2.50)

 

 

Gambar 2.11 Ilustrasi tegangan longitudinal pada pipa.

 

2.3.6 EQUIVALENT STRESS

Equivalent stress merupakan  resultan seluruh komponen  tegangan yang  terjadi pada pipa. 

Persamaan tegangan ekuivalen dirumuskan sebagai tegangan von mises berikut ini; 

2 2 . 3.E H L H L xσ σ σ σ σ τ= + − + ................................................................................. (2.51)

 

Besaran tegangan geser tangensial  xτ  diabaikan dalam perhitungan tegangan ekuivalen  ini 

karena  besarnya  tidak  dominan  dibanding  komponen  tegangan  lainnya.  Untuk  perhitungan 

konservatif maka perkalian antar tegangan tangensial dan longitudinal diabaikan.

 

Page 24: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-24 

2.4 VORTEX INDUCED VIBRATION (VIV)

Fenomena Vortex  Induced Vibration  (VIV) adalah  fenomena  terjadinya vibrasi atau getaran 

yang  terjadi  akibat  resonansi  yang  disebabkan  oleh  terbentuknya wake  atau  vortex  di  belakang 

struktur membelakangi arah aliran. Ketika aliran fluida mengalir melewati pipa, maka akan terbentuk 

vortex  di  belakang  pipa.  Vortex  ini  disebabkan  adanya  turbulensi  dan  ketidak  stabilan  aliran  di 

belakang  pipa.  Pembentukan  vortex  (vortex  sheeding)  ini  menyebabkan  perubahan  tekanan 

hidrodinamika  secara  periodik  pada  pipa,  sehingga  mengakibatkan  bentang  pipa  (pipe  span) 

bervibrasi. 

Frekuensi vortex shedding yang terjadi tergantung pada diameter pipa dan kecepatan aliran. 

Mengacu  pada  DNV  1981,  frekuensi  vortex  ini  disebut  juga  frekuensi  Strouhal.    Jika  frekuensi 

Strouhal  ini memiliki  besar  yang mendekati  atau  bahkan menyamai  frekuensi  natural  pipe  span, 

maka akan terjadi resonansi pada pipe span tersebut. Resonansi yang terjadi dapat mengakibatkan 

kegagalan/collapse  pada  pipe  span,  dengan  pola  keruntuhan  kelelehan  (yielding)  dan  tentunya 

keruntuhan kelelahan (fatigue). 

Osilasi akibat resonansi yang terjadi pada pipa terjadi dalam dua arah, yaitu dalam cross‐flow 

dan in‐line. Osilasi yang lebih harus diperhatikan adalah dalam arah cross‐flow, akan dijelaskan lebih 

detil  pada  bab  3.  Gambar  2.12  menunjukkan  ilustrasi  vortex  yang  terjadi  pada  area  pipe 

downstream, dan arah osilasi. 

 

Gambar 2.12 Ilustrasi vortex shedding dan arah osilasi yang terjadi pada pipa.

Keruntuhan  struktur  pipa  akibat  terjadinya  resonansi/osilasi  dapat  dicegah  bila  frekuensi 

vortex memiliki nilai dengan interval yang jauh berbeda dari frekuensi natural pipe span. Pencegahan 

atau  tindakan  mitigasi  pipe  span  ini  dilakukan  setelah  pipa  digelar  dan  dilakukan  survey  akhir. 

Kegiatan ini dilaksanakan pada tahap span correction. 

Page 25: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-25 

Besar frekuensi vortex shedding atau frekuensi Strouhal adalah: 

( ). C WV

tcc

S U Uf

D+

= .......................................................................................................... (2.52)

 

Dimana:  

Vf   = frekuensi vortex shedding 

Uc+Uw = kecepatan aliran total 

S   = bilangan Strouhal 

Dtcc   = diameter pipa 

Bilangan Strouhal merupakan bilangan frekuensi non‐dimensional dari vortex shedding dan 

fungsi dari bilangan Reynolds. Bilangan Reynolds sendiri merupakan rasio dari gaya inersia dan gaya 

viscous, telah dijelaskan pada sub‐bab sebelumnya. DNV 1981 menganjurkan nilai bilangan Strouhal 

diambil dari grafik pada gambar 2.13 di bawah ini. 

 

Gambar 2.13 Grafik hubungan bilangan Reynolds dan bilangan Strouhal (DNV 1981 Submarine Pipeline Systems).

Sedangkan,  besar  frekuensi  natural  bentang  bebas  pipa  bergantung  pada  kekakuan  pipa, 

panjang bentang , kondisi ujung‐ujung bentang, dan massa efektif dari pipa.  Frekuensi natural pipa 

diberikan oleh A.H Mouselli dengan persamaan berikut ini. 

.2 .

en

s e

C EIfL Mπ

=   .......................................................................................................... (2.53) 

Page 26: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-26 

Dimana:  

fn = frekuensi natural pipa 

Me=massa efektif pipa 

Ce = konstanta perletakan ujung bentang 

EI = kekakuan pipa 

Untuk konstanta perletakan ujung bentang Ce, besarnya berbeda untuk tiap tipe perletakan. 

Tabel 2.2 berikut ini menunjukkan besar Ce untuk tiap tipe perletakan. 

 

Tabel 2.2 Konstanta Perletakan Ujung Bentang Pipe Span

 

Sedangkan, massa efektif adalah penjumlahan  total dari unit mass pipa dan coating  layer, 

unit mass content yang diangkut, dan unit mass dari air yang dipindahkan (added mass). 

e p c aM M M M= + + .................................................................................................... (2.54)

 

Dimana:  

Me = massa efektif 

Mp = unit mass pipa dan coating 

Mc = unit mass content pipa 

Ma = unit mass buoyancy (added mass) 

Maka,  dari  parameter‐parameter  yang  telah  disebutkan  diatas,  maka  besar  frekuensi 

Strouhal dan frekuensi natural pipe span dapat dihitung. Faktor ini menjadi acuan desain keamanan 

pipa terhadap fenomena VIV. Desain pipa yang aman terhadap VIV adalah desain yang memiliki nilai 

frekuensi  natural  pada  allowable  pipe  span  yang  jauh  dari  nilai  frekuensi  Strouhal  atau  vortex 

shedding. 

   

Tipe Perletakan Pipe Span Ce

Pinned to pinned 1.0 π2 = 9.87

Fixed to pinned 1.25 π2 = 15.5

Fixed to fixed 1.50 π2 = 22.2

Page 27: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-27 

Selain itu, terdapat parameter lain yang menentukan tipe osilasi pipe span, yaitu: 

Reduced velocity VR, parameter untuk penentuan  range kecepatan aliran yang dapat 

menyebabkan vortex shedding. 

[ ]. .

c wR

n n

U UVVf D f D

+= = ,  ...................................................................................... (2.55) 

dimana; 

V = kecepatan aliran total     

fn = frekuensi natural pipe span 

D = diameter pipa total terluar 

Koefisien stabilitas Ks , parameter stabilitas yang mengontrol jenis gerakan osilasi. 

2

2. ..e

SM

KDδ

ρ= ,  ....................................................................................................... (2.56 

dimana;   

Me = massa efektif pipa 

ρ = massa jenis air laut            

δ = pengurangan redaman struktur secara logaritmik. 

Dari parameter penentu tipe osilasi diatas, maka tabel 2.3 menjelaskan kriteria osilasinya. 

Tabel 2.3 Kriteria Tipe Osilasi VIV

Parameter Tipe shedding Tipe osilasi

1.0 < Vr < 3.5

Ks < 1.8

Vr > 2.2 Asimetris In‐line

Ks < 16 Asimetris Cross‐flow

Simetris In‐line

 

 

 

 

Page 28: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-28 

2.5 PROPERTI PIPA BAWAH LAUT

Pada umumnya, material utama pipa bawah laut adalah pipa yang terbuat dari carbon steel, 

atau logam lainnya. Dalam lingkungan laut yang tidak bersahabat, dimana terdapat arus, gelombang 

dan  sifat  kimia  air  laut  yang  korosif, maka  perlu  diberikan  perlindungan  terhadap  pipa  tersebut. 

Perlindungan anti korosi antara  lain dengan  lapisan High Density Polyethylene  (HDPE) dan  lapisan 

beton.  Lapisan beton  ini  juga berfungsi  sebagai pemberat untuk menjaga  stabilitas pipa di bawah 

laut. Potongan melintang sebuah pipa bawah laut ditunjukkan gambar 2.14 di bawah ini. 

 

Gambar 2.14 Ilustrasi penampang pipa bawah laut.

 

Gambar 2.15 Ilustrasi pipa bawah laut dengan HDPE coating dan concrete coating.

Page 29: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-29 

Dan penamaan properti pipa sebagai berikut: 

ID  : Diameter dalam pipa baja 

OD (Ds)  : Diameter luar pipa baja = ID + 2.ts 

ts  : Ketebalan dinding pipa baja 

tcorr  : Ketebalan lapisan anti korosi (corrosion coating) 

tcc  : Ketebalan lapisan beton (concrete coating) 

Wst  : Berat pipa baja di udara 

Wcorr  : Berat lapisan anti korosi di udara 

Wcc  : Berat lapisan beton di udara 

Wcont  : Berat content (isi pipa) di udara 

Wbuoy  : Berat/gaya apung (buoyancy) 

Wsub  : Berat pipa di dalam air (terendam) 

ρs  : Massa jenis baja 

ρcorr  : Massa jenis lapisan anti korosi 

ρcc  : Massa jenis lapisan beton 

ρsw  : Massa jenis air laut 

ρcont  : Massa jenis content (isi pipa) 

Dalam  perhitungan  beban  yang  akan  diterima  pipa,  berat  dari  pipa  itu  sendiri  juga 

diperhitungkan sebagai berat pipa terdistribusi merata per satuan panjang. Dalam analisis free span 

ini, perhitungan berat sendiri pipa dilakukan untuk dua  fase, yaitu  fase  instalasi  (pipa kosong) dan 

fase  operasi  (pipa  dengan  gas  content).  Berikut  ini  adalah  formula  perhitungan  berat  untuk  tiap 

properti pipa. 

Berat baja di udara (Ws) 

2 2

4s sW OD IDπ ρ ⎡ ⎤= −⎣ ⎦ .................................................................................... (2.57)

 

Berat lapisan anti korosi di udara (Wcorr) 

2 2( 2. )4corr corr s corr sW D t Dπ ρ ⎡ ⎤= + −⎣ ⎦

 ............................................................... (2.58) 

Page 30: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-30 

Berat lapisan beton di udara (Wcc) 

2 2( 2. 2. ) ( 2. )4cc cc s corr cc s corrW D t t D tπ ρ ⎡ ⎤= + + − +⎣ ⎦

 ........................................ (2.59) 

Berat content  pipa di udara (Wcont) 

2.4cont contW IDπ ρ=

 ............................................................................................. (2.60) 

Berat/gaya apung pipa (Wbuoy) 

[ ]2. 2. 2.4buoy sw s corr ccW D t tπ ρ= + +

 ................................................................... (2.61) 

Berat pipa di dalam air (Wsub) 

sub s corr cc cont buoyW W W W W W= + + + − .............................................................. (2.62)

 

 

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa lapisan beton berguna untuk menjaga stabilitas pipa di 

dasar laut. Selain itu, juga berguna sebagai pelindung pipa dari benturan, maupun aktivitas manusia 

lainnya yang bersifat merusak. 

Terdapat  regulasi  pemerintah  yang  mengatur  keselamatan  operasi  pipa  bawah  laut. 

Berdasarkan  SKEP  Mentamben  no.  300  K/38/M.PE/1997,  pipa  yang  berada  pada  area  shore 

approach, dengan  kedalaman perairan  kurang dari  ‐14 m  LAT  harus dikubur pada  trench dengan 

kedalaman minimum 2 m dari TOP  (top of pipe) ke permukaan seabed. Hal  ini dimaksudkan untuk 

menghindari  kerusakan  pipa  akibat  banyaknya  aktivitas  maritim  yang  dilakukan  manusia  pada 

perairan dangkal tersebut.  

Sebagai pemberat, ketebalan  lapisan beton  juga harus diperhitungan secara detail dengan 

melihat kondisi seabed dan gaya lingkungannya dan juga kondisi instalasi. Lapisan beton yang terlalu 

tebal dapat menyebabkan pekerjaan instalasi menjadi terlalu berat, dan rawan terhadap buckling. 

 

 

 

Page 31: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-31 

2.6 FENOMENA FATIGUE

Fatigue  adalah  fenomena  kelelahan  struktur  akibat  adanya  pembebanan  berulang  (cyclic 

loading) yang diterima oleh struktur tersebut. Fenomena  ini merupakan hazard bagi suatu struktur 

lepas pantai maupun pipa bawah  laut, karena dapat menyebabkan umur operasi struktur tersebut 

menurun drastis.  

Batas  dari  fatigue  didefinisikan  sebagai  tegangan  (stress)  dimana  material  atau  titik 

joint/sambungan  dapat  menahan  beban  yang  berulang  dalam  jumlah  siklus  tertentu.  Nilai  dari 

fatigue  limit  ini didapat dari kurva S‐N, yang berisi range  tegangan dan  jumlah siklus pembebanan 

yang  diizinkan.  Kekuatan  fatigue  (fatigue  strength)  dari  suatu  struktur  merupakan  tegangan 

maksimum  yang  dapat  ditahan  oleh  struktur  tanpa  mengalami  keruntuhan  pada  frekuensi 

pembebanan tertentu. 

Mengacu pada kode DNV RP F105, maka kriteria  fatigue yang harus dipenuhi oleh sebuah 

sistem pipa bawah laut pada zona free span adalah sebagai berikut; 

. life exposureT Tη ≥ ................................................................................................................. (2.63)

 

Dimana; 

η    = rasio kerusakan fatigue yang diizinkan 

lifeT   = kapasitas umur desain fatigue 

exposureT = masa kerja beban yang bekerja terhadap pipa 

Untuk kondisi tegangan tertentu yang fluktuatif dengan amplitudo tegangan yang bervariasi 

dalam  order  acak,  besar  fatigue  damage  dapat  dihitung  dari metoda  Palmgreen‐Miner  sebagai 

berikut: 

1

si

fat fati i

nDN

α=

= ≤∑ ......................................................................................................... (2.64)

 

Dimana; 

Dfat   = fatigue damage terakumulasi 

ni   = total jumlah siklus tegangan dalam range tegangan Si 

N   = jumlah total siklus untuk kegagalan pipa dalam range tegangan Si (kurva S‐N) 

Σ   = penjumlahan fluktuasi tegangan yang terjadi selama usia desain (design life) 

Page 32: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-32 

fatα   = rasio kerusakan fatigue yang diizinkan (DNV OS F101) 

1/31/51/10

safety factor "low"

        safety factor "medium"

safety factor "high"fatα

⎧⎪= ⎨⎪⎩

 

Dan,  jumlah  siklus  yang  menyebabkan  keruntuhan  fatigue  pada  range  tegangan  Si 

didefinisikan oleh kurva S‐N oleh persamaan; 

log log .logi iN a m S= −  ................................................................................................ (2.65) 

Dimana; 

iN   = jumlah siklus yang menyebabkan keruntuhan fatigue pada range tegangan Si 

iS   = nilai range tegangan ke‐I, didapat dari perhitungan response model 

a   =  konstanta  kekuatan  karakteristik  fatigue,  merupakan  perpotongan  kurva  S‐N 

dengan sumbu Ni 

m  = slope negatif inverse kurva S‐N 

Kurva S‐N dibuat berdasarkan pengetesan pada  suatu  spesimen yang dilakukan oleh DNV. 

Karakteristik fatigue strength yang ditunjukkan pada kurva S‐N (gambar 2.15) adalah range tegangan 

(stress  range)  versus  jumlah  siklus  hingga  kegagalan  pipa  (number  of  cycles  to  failure),  diambil 

berdasarkan  95%  dari  reliability  limit  dari  yield  strength.  Untuk  perhitungan  sisa  umur  operasi 

struktur akibat fatigue damage dihitung dengan persamaan: 

1Umur sisa Fatigue 

fatD=

 ............................................................................................. (2.66) 

 

   

Page 33: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-33 

 

Gambar 2.16 Kurva S-N untuk struktur di laut dengan perlindungan katodik (DNV RP C203).

 

Kurva yang digunakan untuk analisis fatigue pipa bawah  laut adalah kurva C1. Kurva C1  ini 

berlaku untuk pipa bawah laut dengan tipe pengelasan hanya dari satu sisi saja dan tingkat kualitas 

pengawasan  yang  cukup,  serta  dilakukannya  pembersihan  untuk  menghilangkan  overfill  pada 

pengelasan dengan pigging. Parameter kurva C1 adalah: 

• m1 = 3.0 dan a1 = 12.049 untuk N < 107 cycles. 

• m2 = 5.0 dan a2 =  16.081 untuk N > 107 cycles. 

Beberapa  pengujian  pada  data‐data  keruntuhan  akibat  fatigue mengindikasikan  beberapa 

faktor  yang mempengaruhi  kekuatan  struktur  dalam menahan  fatigue  (fatigue  strength).  Faktor‐

faktor tersebut antara lain : 

a) Faktor material : 

Jenis material dan finishing permukaan 

Tegangan sisa (residual stress) 

 b) Faktor desain : 

Sifat bahan, yang dinyatakan dalam D/L 

Page 34: BAB 2 TEORI DASAR - Perpustakaan Digital ITB ... Teori Gelombang Linear merupakan asumsi atau penyederhanaan atas analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari gelombang laut

TUGAS AKHIR BAB 2 TEORI DASAR 

ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT PIPA TRANSMISI SSWJ-II PT PGN,Tbk 2-34 

Rate pembebanan 

Tegangan maksimum 

SCF (perbandingan tegangan ekstrim dan tegangan nominal) 

c) Faktor fabrikasi : 

Teknik  fabrikasi  (semakin  modern  dan  bagus  kualitas  pengelasan  dan  pelapisan 

(coating), maka semakin sedikit diskontinuitas bahan) 

Pengerjaan  di  shop  (ada  atau  tidaknya  treatment  khusus  yang  bisa mempengaruhi 

sifat bahan) 

Perhitungan kerusakan fatigue dengan standar DNV RP F105 merupakan perhitungan fatigue 

akibat  fenomena  VIV  akibat  arus  dan  gelombang.  Perhitungan  fatigue  damage  dilakukan  akibat 

pengaruh  gelombang  yang mempengaruhi  aliran  yang melewati  dan  bekerja  pada  struktur  pipa. 

Penentuan  fatigue  damage  akibat  gelombang  memiliki  tahapan  seperti  dijelaskan  gambar  2.16 

berikut ini. 

 

Gambar 2.17 Flowchart tahapan analisis fatigue damage.