teori dan ragam tipe teori...

9
Sofyan Sjaf Online | Teori dan Ragam Tipe Teori Sosiologi Copyright Sofyan Sjaf [email protected] http://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/teori-dan-ragam-tipe-teori-sosiologi/ Teori dan Ragam Tipe Teori Sosiologi Sofyan Sjaf Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dalam sepanjang sejarahnya telah terbukti mampu membedah dan menganalisis kejadian atau fenomena sosial yang hadir dalam kehidupan masyarakat kita. Hal ini ditandai dengan keberhasilan sosiologi sebagai cabang ilmu, yang tampil ditengah-tengah persaingan pengaruh antara psikologi dan filsafat untuk membedah fenomena sosial. Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwa sosiologi belum seutuhnya mampu melepaskan pengaruh dengan dua cabang ilmu yang telah disebutkan sebelumnya (Ritzer, 2004). Dalam tugas sebelumnya telah diuraikan, bahwa syarat terpenting dari ilmu pengetahuan adalah mampu membuka atau mempertanyakan realitas yang ada (ontologi) dan mengetahui mengapa realitas itu terjadi (epistimologi). Dengan mempertanyakan kejadian atau fenomena sosial (ontologi) dan mengetahui mengapa fenomena sosial tersebut terjadi (epistimologi), maka sosiologi telah membuktikan dirinya sebagai ilmu pengetahuan sebagaimana cabang ilmu pengetahuan lainnya. Sebagai ilmu pengetahuan, tentunya sosiologi mempunyai seperangkat teori untuk membuka tabir atas realitas sosial yang terjadi dan memepertanyakan mengapa realitas sosial itu terjadi. Beragam teori pun hadir dengan latar belakang paradigma yang berbeda-beda. Dalam kaitannya dengan itu, kita mengenal beragam teori dalam sosiologi, seperti: teori fungsionalisme struktural, teori konflik, teori interaksionisme simbolik, teori tindakan sosial, dan lain-lain. Pertanyaannya kemudian adalah (1) apakah yang dimaksud dengan teori itu? (2) bagaimana proses pembentukan teori dalam sosiologi? dan (3) bagaimana landasan kategorisasi atau pemetaan teori-teori dalam sosiologi? page 1 / 9

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Sofyan Sjaf Online | Teori dan Ragam Tipe Teori SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/teori-dan-ragam-tipe-teori-sosiologi/

    Teori dan Ragam Tipe Teori Sosiologi

    Sofyan Sjaf

    Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dalam sepanjang sejarahnya telah terbuktimampu membedah dan menganalisis kejadian atau fenomena sosial yang hadirdalam kehidupan masyarakat kita.  Hal ini ditandai dengan keberhasilan sosiologisebagai cabang ilmu, yang tampil ditengah-tengah persaingan pengaruh antarapsikologi dan filsafat untuk membedah fenomena sosial.  Meski demikian, tak dapatdipungkiri bahwa sosiologi belum seutuhnya mampu melepaskan pengaruh dengandua cabang ilmu yang telah disebutkan sebelumnya (Ritzer, 2004).

    Dalam tugas sebelumnya telah diuraikan, bahwa syarat terpenting dari ilmupengetahuan adalah mampu membuka atau mempertanyakan realitas yang ada(ontologi) dan mengetahui mengapa realitas itu terjadi (epistimologi).  Denganmempertanyakan kejadian atau fenomena sosial (ontologi) dan mengetahuimengapa fenomena sosial tersebut terjadi (epistimologi), maka sosiologi telahmembuktikan dirinya sebagai ilmu pengetahuan sebagaimana cabang ilmupengetahuan lainnya.

    Sebagai ilmu pengetahuan, tentunya sosiologi mempunyai seperangkat teori untukmembuka tabir atas realitas sosial yang terjadi dan memepertanyakan mengaparealitas sosial itu terjadi.  Beragam teori pun hadir dengan latar belakangparadigma yang berbeda-beda.  Dalam kaitannya dengan itu, kita mengenalberagam teori dalam sosiologi, seperti: teori fungsionalisme struktural, teori konflik,teori interaksionisme simbolik, teori tindakan sosial, dan lain-lain.  Pertanyaannyakemudian adalah (1) apakah yang dimaksud dengan teori itu? (2) bagaimanaproses pembentukan teori dalam sosiologi? dan (3) bagaimana landasankategorisasi atau pemetaan teori-teori dalam sosiologi?

    page 1 / 9

  • Sofyan Sjaf Online | Teori dan Ragam Tipe Teori SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/teori-dan-ragam-tipe-teori-sosiologi/

    Pembentukan Teori dan Defenisi Teori Sosiologi

    Sebelum menjawab pertanyaan pertama dalam tulisan ini, alangkah baiknya kitaterlebih dahulu memahami bagaimana proses pembentukan suatu teori.  MenurutSoetrisno dan Hanafie (2007), bahwa teori tersusun dari beberapa komponenpembentuk teori atau dengan kata lain komponen yang tersusun ini merupakankomponen ilmu yang hakiki.  Adapun komponen yang dimaksud, yakni: fenomena,konsep, fakta, dan teori.  Jika dianalisis lebih lanjut bahwa ketiga komponen(fenomena, konsep, dan fakta) yang akhirnya membentuk teori merupakan prosessiklikal yang tidak linear, dimana teori yang lahir akan terus dikoreksi akibat dariperubahan yang ada sekaligus menjawab fenomena yang sesungguhnya.

    Pembentukan teori berawal dari fenomena sebagai gejala atau kejadian yangditangkap oleh indera manusia, kemudian diabstraksi dengan konsep-konsep. Konsep ialah istilah atau simbol-simbol yang mengandung pengertian singkat darifenomena.  Dikarenakan konsep merupakan simbol-simbol yang nampak dari suatufenomena, maka ketika konsep tersebut semakin mendasar akan melahirkan apayang dinamakan variabel.  Variabel sendiri dapat diartikan suatu sifat atau jumlahyang mempunyai nilai kategorial, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.  Jadivariabel akan berkembang seiring dengan kompleksitas konsep yang dipakai untukmengetahui fenomena yang hadir.

    Untuk menganalisis fenomena atau kejadian sosial, seringkali kita mencobamenghubungkan antara satu konsep dengan konsep lainnya.  Keterhubungan antarkonsep (relation consept) yang didukung dengan data-data empirik disebut fakta. Tentunya fakta tidak berdiri sendiri, melainkan mempunyai jalinan denganfakta-fakta yang lainnya.  Jalinan fakta inilah yang disebut dengan teori.  Ataudengan kata lain teori adalah seperangkat konsep, defenisi, dan proposisi-proposisiyang berhubungan satu sama lain, yang menunjukkan fenomena secara sistematis,dan bertujuan untuk menjelaskan (explanation) dan meramalkan (prediction)fenomen-fenomena.

    Definisi tentang teori di atas senada dengan Richard Rudner (Poloma, 2004) yangmendefinisikan teori sebagai seperangkat pernyataan yang secara sistematisberhubungan, termasuk beberapa generalisasi yang memiliki kemiripan sebagaihukum, yang dapat diuji secara empiris.  Selanjutya Poloma (2004) menambahkanbahwa batasan demikian membutuhkan batasan konsep atau variabelsetepat-tepatnya, yang kemudian melahirkan pernyataan-pernyataan atau

    page 2 / 9

  • Sofyan Sjaf Online | Teori dan Ragam Tipe Teori SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/teori-dan-ragam-tipe-teori-sosiologi/

    proposisi-proposisi yang saling berkaitan satu sama lain untuk membentuk suatuteori ilmiah.  Tidak hanya itu saja, Poloma (2004) menegaskan bahwa unit dasarteori sosiologi adalah konsep atau variabel sosiologis yang memberikan dasar bagipengujian empiris.

    Dengan demikian, sangat jelas bahwa pembentukan suatu teori sosiologi tidaklepas atau sangat terkait dengan cara berfikir (logika) yang dibangun oleh seorangilmuwan sosial untuk menjawab pertanyaan atas suatu realita sosial.  Dalam ilmufilsafat, dikenal dua cara berfikir (logika) sebagai ”tipe ideal” (meminjam istilah MaxWeber) untuk mengetahui suatu teori dalam menjawab realita atau fenomenasosial.  Tipe ideal yang dimaksud adalah bahwa pembentukan teori berangkat darilogika induktif (induktive logical) dan logika deduktif (deductive logical) yangmempunyai perbedaan satu sama lain.  Cara berfikir induktif berangkat dari faktaempiris yang diperoleh melalui pengamatan dalam membentuk suatu hukum atauteori sosiologi.  Ini berbeda dengan cara berfikir deduktif yang menempatkanhukum atau teori sosiologi sebagai untuk memprediksi dan mengeksplanasikejadian atau fenomena sosial.  Meski demikian, antara fakta yang ada dan prediksimaupun eksplanasi mempunyai keterhubungan dalam membuka ”tabir” ataskejadian atau fenomena sosial.

    Tipe ideal sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2 dapat dilacak diawal-awallahirnya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.  Sebagai Bapak Sosiologi, AgusteComte dengan teori evolusinya yang dikenal dengan hukum tiga tingkatan (tahapteologis, tahap metafisik, dan tahap positivistik) yang berangkat dari ”filasafatpositif” (Ritzer dan Goodman, 2003) merupakan pembentukan teori yang didasariatas deduktive logical, dimana mengembangkan fisika sosial sebagaimana modelilmu-ilmu pasti atau ”hard science”.

    Pendapat ini, kemudian dibantah oleh Durkheim yang mana mentikberatkansosiologi sebagai disiplin ilmu pengetahuan yang berdasarkan pada fakta sosial(empirisme).  Berangkat dari penelitian empiris terhadap gejala bunuh diri sebagaisuatu fenomena sosial, Durkheim kembali menegaskan bahwa fakta sosialmenurutnya sebagai barang sesuatu yang berbeda dari dunia ide yang menjadisasaran penyeledikan filsafat.  Atau dengan kata lain, dengan meletakkan faktasosial sebagai sasaran yang harus dipelajari dalam sosiologi, berarti menempatkansosiologi sebagai suatu disiplin empiris dan berdiri sendiri dari pengaruh filsafat(Ritzer, 2004).

    page 3 / 9

  • Sofyan Sjaf Online | Teori dan Ragam Tipe Teori SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/teori-dan-ragam-tipe-teori-sosiologi/

    Pemetaan Tipe Teori dalam Sosiologi

    Memetakan tipe teori dalam sosiologi bukanlah hal yang mudah.  Perbedaan carabefikir akan menentukan posisi teori sosiologi ke dalam tipe tertentu.  Hal inisebagaimana diungkapkan oleh dua sosiolog barat, yakni Randal Collins (1988) danWilliam Skidmore (1979).

    Dalam bukunya yang berjudul ”Theoretical Sociology”, Collins mencoba memetakanteori sosiologi ke dalam tiga aras, yakni makro, meso, dan mikro.  Menurutnya teorisosiologi aras makro merupakan teori yang topik kajiannya menempatkan waktudan ruang mempunyai pengaruh terhadap manusia.   Unit analisis dari sosiologimakro ini adalah masyarakat sebagai suatu sistem sosial.  Adapun yang dimaksudCollins dalam teori sosiologi makro ini adalah teori evolusi, teori sistem, teorifungsionalis, teori ekonomi politik, teori konflik, dan perubahan sosial.

    Berbeda dengan teori sebelumnya, teori sosiologi aras meso muncul karenapertanyaan mendasar tentang hubungan timbang balik antara mikro dan makroteori.  Dalam hal ini, teori sosiologi pada aras meso berusaha menjambatani antarteori makro dan mikro terutama yang berupa kontroversi.  Adapun yang termasukke dalam teori ini adalah teori jaringan yang mana berusaha menghubungkan teorimakro dan mikro melalui situasi dan struktur sosial dibandingkan dengan ciri-ciriindividu.  Selain itu, teori sosiologi yang masuk pada aras meso, meliputi: teorijaringan yang menjelaskan efek jaringan dari tindakan individu dan kepecayaannya,jaringan dan ekonomi, dan jaringan kekuasaan.

    Sementara itu, teori sosiologi aras mikro merupakan teori yang memfokuskan padatopik kajian ruang dan waktu dalam ukuran yang lebih kecil dimana individu daninteraksinya yang didasari oleh prilaku dan kesadaran.  Akan tetapi, Collinsmenambahkan bahwa unit mikro tidak memiliki batas yang jelas denganmempertanyakan bagaimana keberadaan individu terhadap individu lain terhadapkelompoknya.  Adapun yang termasuk ke dalam teori sosiologi mikro ini adalahteori ritual interaksi (Durkheim dan Goffman), teori status sosial (Goffman), danteori pertukaran, dan teori relasi sosial.

    Pemetaan teori sosiologi yang diungkapkan oleh Collins (1988), berbeda jauhdengan apa yang dikemukakan oleh Skidmore (1979).  Menurut Skidmore bahwa

    page 4 / 9

  • Sofyan Sjaf Online | Teori dan Ragam Tipe Teori SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/teori-dan-ragam-tipe-teori-sosiologi/

    tipe teori dalam sosiologi dapat dibedakan ke dalam tiga bagian, yakni: teorideduktif (deductive theory), teori berpola (pattern theory), dan perspektif (perspective).  Teori deduktif merupakan teori yang dibangun dari tujuan yangbersifat umum tentang suatu subyek atau fenomena atau pertistiwa yang meliputihukum-hukum.  Skidmore memberikan contoh bahwa setiap kejadian atau peristiwaX senantiasa mempengaruhi terjadinya kejadian atau peristiwa Y (sebab-akibat)atau sebaliknya.

    Tentunya kejadian atau peristiwa X maupun Y yang merupakan sebab-akibat tidakterjadi begitu saja, melainkan didasari oleh hukum atau teori yang ada sebelumnya. Teori ini, kemudian yang ditunkan dalam bentuk tujuan umum tentang subyekkumpulan hukum-hukum (proposisi-proposisi).  Dari kumpulan hukum-hukum ini,kemudian menghasilkan apa yang dinamakan hipotesa.

    Berbeda dengan teori sebelumnya, teori berpola (pattern theory) tidak menekankanpada pemikiran teori deduktif, dimana dimensi vertikal tidak menjadi penting,melainkan logikanya didasarkan atas ”lateral”.  Penekanan atas logika tersebut,mendorong teori ini lebig bertujuan menghubungkan pemikiran secara teori denganrealita yang ada.  Atau dengan kata lain, teori ini lebih berdasarkan atas fakta sosialatau empirisme dalam membangun teorinya.  Skidmore (1979) memberikan contohteori ego dan super-ego yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.

    Adapun tipe teori yang terakhir menurut Skidmore adalah perspektif.  Meskipenjelasan Skidmore tidak terlalu jelas, akan tetapi yang menarik untukdikemukakan dalam tipe ini adalah bahwa pesepektif sesungguhnya terpisah dariteori berpola (pattren theory) dan teori deduktif (deductive theory), yang manabukan dari jenis subyeknya, melainkan lebih dari derajat subyek.  Selanjutnyamenurut Skidmore bahwa perspektif tidak lain merupakan kumpulan ide-ide yangpenting sebagai pembentuk teori.  Dalam hal ini, Skidmore (1979) memberikancontoh teori simbolik-interaksi yang dapat dikatakan sebagai perspektif.

    Merujuk pembagian tipe yang dikemukakan oleh Skidmore di atas, penuliskemudian mencoba membedakan tiga tipe teori sosiologi menurut Skidmoremerujuk dari unit analisis, sifat logika yang dibangun, dan aras teori.

    Berangkat dari dua pendapat di atas (Skidmore, 1979 dan Collins, 1988),

    page 5 / 9

  • Sofyan Sjaf Online | Teori dan Ragam Tipe Teori SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/teori-dan-ragam-tipe-teori-sosiologi/

    pertanyaan kemudian adalah bagaimana posisi penulis dalam pemetaan tipe teoridalam sosiologi?  Menjawab pertanyaan ini, penulis sangat sadari bukanlahpekerjaan yang mudah karena pemetaan teori harus didasarkan atas argumentasiyang kuat untuk meletakkan suatu teori sosiologi dalam tipe tertentu.  Meskidemikian, dua pendapat sosiolog sebelumnya ditambah dengan Ritzer (2005)dengan paradigma terpadunya yang membagi teori ke dalam 4 kelompok besar(makro-obyektif, makro-subyektif, mikro-obyektif, dan mikro-subyektif) memberikangambaran kepada penulis untuk mencoba melakukan pemetaan tipe teori sosiologi.

    Pemetaan tipe teori yang akan dilakukan ini, tidak serta ”meninggalkan” pendapatsebelumnya, melainkan mencoba mengelaborasinya ke dalam pembagian tipe yangmudah dipahami.  Adapun pembagian tipe teori sosiologi yang penulis maksudadalah menggambungkan pendapat yang dikemukakan oleh Collins (1988),Skidmore (1979), dan tipe ideal dalam pembentukan teori.  Dengan menggunakansistem kuadran, penulis menempatkan dua garis yang saling menyilang (X dan Y)sebagai garis kontinum yang membedakan antara aras teori dengan tipe idealpembentukan teori.

    Aras teori berpijak pada pendapat Collins, yang kemudian penulis reduksi menjadidua aras, yakni makro dan mikro.  Alasan mengapa teori aras meso yangdikemukakan Collins, tidak penulis masukkan karena didasarkan atas duaargumentasi, yakni: pertama, teori pada aras meso sebagaimana dikemukakanCollins (1988) hanya menekankan perbedaan unit analisis antara makro dan mikro. Akan tetapi sebagai sumber ilmu pengetahuan, pemikiran teori aras meso tetapberpijak pada pemikiran yang bersumber dari induktif dan deduktif; dan kedua,meminjam pembagian sosiologi oleh Sanderson (2003) yang mengemukakanbahwa teori sosiologi pada prinsipnya dikategorikan menjadi dua bagian sesuaidengan kajian analitiknya.  Adapun kategori yang dimaksud, yaitu: sosiologimakrodan sosiologi mikro [1].  Dengan demikian, teori aras makro-mikro merupakansatu garis kontinum yang saling berhubungan (garis sumbu X).

    Sementara itu, untuk tipe ideal pembentukan teori yang penulis maksud adalahcara berfikir filsafat yang bersumber dari dua, yakni deduktif dan induktif. Pernyataan ini senada dengan pendapat Skidmore yang membedakan tipe teorimenjadi 3 bagian, yakni teori deduktif (deductive theory), teori berpola (patterntheory), dan perspektif (perspective).  Dalam pembuatan tipe teori sosiologi ini,teori perspektif yang dikemukakan Skidmore, tidak penulis masukkan karenacenderung sudah mewakili dua teori sebelumnya.  Dengan demikian, deduktivetheory (cara berfikir deduktif) dan pattern theory (cara berfikir induktif) merupakansatu garis kontinum atau garis sumbu Y.

    page 6 / 9

    #_ftn1

  • Sofyan Sjaf Online | Teori dan Ragam Tipe Teori SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/teori-dan-ragam-tipe-teori-sosiologi/

    Berangkat dari pemetaan teori yang disajikan di atas, dengan jelas terlihat bahwatipe teori sosiologi dapat dibedakan ke dalam 4 bagian, yakni:

    (1).       Mikro-deduktif, yaitu tipe teori sosiologi yang mengkaji berbagai pola pikirdan perilaku yang muncul dalam kelompok-kelompok yang relatif berskala kecildimana prediksi dan eksplanasinya berangkat dari hukum-hukum atau teorisebelumnya.  Dalam tipe ini, satuan analisisnya adalah individu dan kelompoksosial.

    (2).       Mikro-induktif, yaitu tipe teori sosiologi yang mengkaji berbagai pola pikirdan perilaku yang muncul dalam kelompok-kelompok yang relatif berskala kecildimana prediksi dan eksplanasinya berangkat dari fakta sosial (emperisme). Adapun tipe analisisnya adalah individu dan kelompok sosial;

    (3).       Makro-deduktif, yaitu tipe teori sosiologi yang mengkaji berbagai polasosial berskala besar dimana eksplanasi dan prediksinya berangkat darihukum-hukum atau teori sebelumnya.  Satuan analisis dari tipe teori ini adalahmasyarakat sebagai sistem sosial dan dapat pula organisasi sosial; dan

    (4).       Makro-induktif, yaitu tipe teori sosiologi yang mengkaji berbagai polasosial berskala besar dimana eksplanasi dan prediksinya berangkat dari fakta sosial(emperisme).  Satuan analisisnya adalah masyarakat atau sistem sosial.

    Dengan demikian, beragam teori sosiologi yang ada dapat dimasukkan ke dalamempat pembagian teori yang telah disebutkan sebelumnya.  Atau dengan kata lain,terdapat empat sel dalam matriks yang akan diisi sesuai dengan pembagian tipeteori sosiologi yang telah disebutkan sebelumnya. Perkembangan teori sosiologihingga kini banyak tergolong ke dalam tipe teori makro-induktif dan mikro-induktifdibandingkan dengan teori makro-deduktif dan mikro-deduktif.  Bukti ini semakinmenunjukkan bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berangkat darifakta sosial (empirisme) yang berbeda jauh dengan psikologi sosial dan filsafatsebagai ilmu pengetahuan.

    page 7 / 9

  • Sofyan Sjaf Online | Teori dan Ragam Tipe Teori SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/teori-dan-ragam-tipe-teori-sosiologi/

    Referensi

    Collins, R., Theoretical Sociology, San Diego: Harcourt Brace Jovanovich, Prbl., 1988.

    Poloma, MM., Sosiologi Kontemporer (edisi keenam), Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2004.

    Ritzer, G., Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadgima Ganda (edisi kelima), Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

    Ritzer, G. dan Goodman, DJ., Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Kencana, 2003.

    Sanderson, SK., Makro Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial (edisikedua), PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

    Skidmore, W., Theoretical Thinking in Sociology, Cambridge: Cambridge UniversityPress, 1979.

    Soetrisno dan Hanafie, SR., Filsafat Ilmu dan Metodelogi Penelitian, Yogyakarta:ANDI Yogyakarta, 2007.

    Stinchcombe, A. L., Constructing Social Theories, New York: Harcourt, Brance andWorld, Inc., 1986.

    Turner, J. H., The Structure of Sociological Theory (sixth edition), Belmont, CA:Wadsworth Publishing Company, 1998.

    page 8 / 9

  • Sofyan Sjaf Online | Teori dan Ragam Tipe Teori SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/teori-dan-ragam-tipe-teori-sosiologi/

    [1] Sanderson (2003) mengungkapkan bahwa sosiologi makro adalah ilmupengetahuan sosial yang mengkaji berbagai pola sosial berskala besar.  Ilmu inimemusatkan berhatiannya kepada masyarakat sebagai keseluruhan dan berbagaiunsur pentingnya, seperti: ekonomi, sistem politik, pola penghidupan keluarga danbentuk sistem keagamaannya.  Sosiologi makro juga memusatkan perhatiannyakepada jaringan kerja dunia dari berbagai masyarakat yang saling berinteraksi. Sedangkan sosiologi mikro adalah sosiologi yang menyelidiki berbagai pola pikirdan perilaku yang muncul dalam kelompok-kelompok yang relatif berskala kecil.

    page 9 / 9

    #_ftnref1