teori sosiologi agama

45
TEORI TEORI SOSIOLOGI AGAMA SOSIOLOGI AGAMA o o leh : leh : Dr. Dr. Fadlil Fadlil Munawwar Munawwar Manshur, M.S. Manshur, M.S. Bahan Ajar untuk Matakuliah Teori Sosiologi Agama pada Program Studi Pendidian Islam PROGRAM PASCASARJANA S2 INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID) CIAMIS-JAWA BARAT 2012

Upload: chairul-rizky

Post on 11-Dec-2015

97 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

memaparkan teori mengenai sosiologi agama

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Sosiologi Agama

TEORI TEORI SOSIOLOGI AGAMASOSIOLOGI AGAMA

ooleh :leh :

Dr. Dr. FadlilFadlil Munawwar Manshur, M.S. Munawwar Manshur, M.S.

Bahan Ajar untuk Matakuliah Teori Sosiologi Agama

pada Program Studi Pendidian Islam PROGRAM PASCASARJANA S2

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID) CIAMIS-JAWA BARAT

2012

Page 2: Teori Sosiologi Agama

A. A. PPENGERTIAN SOSIOLOGI AGAMAENGERTIAN SOSIOLOGI AGAMA

1.1. Teori SosiologiTeori Sosiologi : kumpulan paradigma mengenai : kumpulan paradigma mengenai masyarakat dan fenomena masyarakat dengan masyarakat dan fenomena masyarakat dengan merujuk pada realitas masyarakat dan paradigma-merujuk pada realitas masyarakat dan paradigma-paradigma yang digunakan untuk menerangkan struktur paradigma yang digunakan untuk menerangkan struktur sosial masyarakat dan proses-proses sosialnya sosial masyarakat dan proses-proses sosialnya (Kinloch, 2005:276). (Kinloch, 2005:276).

2.2. Sosiologi agama adalah proses interaktif antar-Sosiologi agama adalah proses interaktif antar-kelompok sosial yang mempengaruhi keyakinan dan kelompok sosial yang mempengaruhi keyakinan dan pemahaman keagamaan individu.pemahaman keagamaan individu. Dalam hal ini, Dalam hal ini, orang-orang berinteraksi dengan berbagai kelompok orang-orang berinteraksi dengan berbagai kelompok sosial yang berbeda, dengan orang per orang, sosial yang berbeda, dengan orang per orang, organisasi, dan preferensi organisasi, dan preferensi (pilihan) (pilihan) agama. agama.

Page 3: Teori Sosiologi Agama

3.3. Individu mempunyai pengaruh terhadap Individu mempunyai pengaruh terhadap pengalaman dan pemahaman keagamaan pengalaman dan pemahaman keagamaan untuk meningkatkan iman dan religiositas untuk meningkatkan iman dan religiositas (keberagamaan) masyarakat. Sebaliknya, (keberagamaan) masyarakat. Sebaliknya, individu juga memiliki hak untuk menolak individu juga memiliki hak untuk menolak preferensi agama.preferensi agama.

4.4. PPreferensi agama (pilihan orang atas suatu referensi agama (pilihan orang atas suatu agama) dipandang penting, terutama dalam agama) dipandang penting, terutama dalam interaksi antara masyarakat yang satu dengan interaksi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, serta interaksi antara masyarakat yang lain, serta interaksi antara individu dengan organisasi.individu dengan organisasi.

Page 4: Teori Sosiologi Agama

B. B. OOBJEK FORMAL BJEK FORMAL SOSIOLOGI AGAMA SOSIOLOGI AGAMA

1.1. Fungsi agama dalam mengembangkan atau Fungsi agama dalam mengembangkan atau menghambat kelangsungan hidup, dan fungsi menghambat kelangsungan hidup, dan fungsi agama dalam memelihara kelompok-kelompok agama dalam memelihara kelompok-kelompok dalam masyarakat. dalam masyarakat.

Bagaimana peranan agama dalam memahami dan Bagaimana peranan agama dalam memahami dan menyikapi masyarakat yang berbeda-beda tipe. menyikapi masyarakat yang berbeda-beda tipe.

2.2. Menganalisis fungsi-fungsi sosial dari tingkah laku Menganalisis fungsi-fungsi sosial dari tingkah laku keagamaan. Banyak akibat sosial yang timbul keagamaan. Banyak akibat sosial yang timbul karena tingkah laku keagamaan para pemeluk karena tingkah laku keagamaan para pemeluk agama. Sekurang-kurangnya ada dua fungsi sosial :agama. Sekurang-kurangnya ada dua fungsi sosial :

Fungsi Fungsi latentlatent (tersembunyi), yaitu fungsi yang tidak (tersembunyi), yaitu fungsi yang tidak disengaja, yang dilaksanakan oleh tingkah laku disengaja, yang dilaksanakan oleh tingkah laku institusional.institusional.

Fungsi Fungsi manifest manifest (nyata), yaitu fungsi yang disengaja, yang (nyata), yaitu fungsi yang disengaja, yang memiliki tujuan-tujuan formal dari lembaga tersebut (lihat memiliki tujuan-tujuan formal dari lembaga tersebut (lihat Merton dalam Nottingham, 1993:33).Merton dalam Nottingham, 1993:33).

Page 5: Teori Sosiologi Agama

3.3. Unsur-unsur pokok apakah yang diperlukan Unsur-unsur pokok apakah yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup untuk mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat, dan sumbangan apakah yang masyarakat, dan sumbangan apakah yang diberikan oleh agama kepada masyarakat diberikan oleh agama kepada masyarakat tersebut. tersebut.

4.4. Bagaimana peranan agama dalam Bagaimana peranan agama dalam masyarakat sebagai kekuatan yang masyarakat sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan melestarikan mempersatukan, mengikat, dan melestarikan (Nottingham, 1993).(Nottingham, 1993).

Page 6: Teori Sosiologi Agama

C. C. OOBJEK MATERIALBJEK MATERIAL SSOSIOLOGI AGAMA OSIOLOGI AGAMA

1.1. Individu-individu dalam masyarakatIndividu-individu dalam masyarakat

2.2. Kelompok-kelompok masyarakatKelompok-kelompok masyarakat

a. a. Masyarakat terbelakang;Masyarakat terbelakang;

b. b. Masyarakat pra-industrial yang sedangMasyarakat pra-industrial yang sedang berkembang. berkembang.

c. c. Masyarakat industri-sekuler.Masyarakat industri-sekuler.

3.3. Lembaga-lembaga keagamaan.Lembaga-lembaga keagamaan.a.a. Ormas keagamaan (NU, Muhammadiyah, Persis, dll)Ormas keagamaan (NU, Muhammadiyah, Persis, dll)

b.b. Lembaga pendidikan keagamaan (pesantren, Lembaga pendidikan keagamaan (pesantren, madrasah, dll)madrasah, dll)

c.c. Lembaga kajian keagamaan (LKiS, pusat-pusat studi Lembaga kajian keagamaan (LKiS, pusat-pusat studi

agama di perguruan tinggi, Islam Liberal, dll).agama di perguruan tinggi, Islam Liberal, dll).

Page 7: Teori Sosiologi Agama

D. AGAMA DAN DINAMIKA SOSIALD. AGAMA DAN DINAMIKA SOSIAL

1.1. John McCarthy dan Mayer Zald (1977) John McCarthy dan Mayer Zald (1977) mengatakan bahwa gerakan sosial yang mengatakan bahwa gerakan sosial yang mudah diintegrasikan dalam mempelajari mudah diintegrasikan dalam mempelajari agama adalah dengan mengetahui struktur agama adalah dengan mengetahui struktur gerakan perubahan. gerakan perubahan.

2.2. Sherkat Darren mengatakan bahwa Sherkat Darren mengatakan bahwa dalam dalam studi kontemporer sosiologi agama studi kontemporer sosiologi agama dipelajari dipelajari struktur gerakan perubahan struktur gerakan perubahan yang yang dapat dapat memobilisasi organisasi-organisasi gerakan memobilisasi organisasi-organisasi gerakan sosial.sosial.

Page 8: Teori Sosiologi Agama

3.3. Gerakan agama memiliki karakter khasGerakan agama memiliki karakter khas, seperti , seperti ttentang supranatural (salah satu ajaran agama) yang entang supranatural (salah satu ajaran agama) yang bermanfaat setidaknya untuk bermanfaat setidaknya untuk mereka yang percaya mereka yang percaya terhadap agama. terhadap agama.

4.4. Manusia menemukan penjelasan tentang arti Manusia menemukan penjelasan tentang arti kehidupan - dan bahkan lebih banyak hal kecil kehidupan - dan bahkan lebih banyak hal kecil sangat berharga bagi kehidupan antarmanusia. sangat berharga bagi kehidupan antarmanusia. Dalam hal ini, manusia bersedia untuk saling Dalam hal ini, manusia bersedia untuk saling membantu dengan manusia lain, misalnya membantu dengan manusia lain, misalnya membantu membantu dengan dengan waktu, uang, atau sumber daya waktu, uang, atau sumber daya lain.lain.

5.5. Makna hidup bagi manusia sangat berharga jika Makna hidup bagi manusia sangat berharga jika antara manusia satu dengan manusia yang lain antara manusia satu dengan manusia yang lain terbangun sikap saling percaya. terbangun sikap saling percaya.

Page 9: Teori Sosiologi Agama

6.6. Sosialisasi agama adalah proses individu-individu Sosialisasi agama adalah proses individu-individu untuk memeuntuk memeluk luk agamaagama yang dipilihnya yang dipilihnya. Untuk . Untuk memahami perkembangan agamamemahami perkembangan agama pada tingkat pada tingkat individu-individu, kita harus mengetahui bagaimana individu-individu, kita harus mengetahui bagaimana masyarakat memilih agama,masyarakat memilih agama, dan bagaimana mereka dan bagaimana mereka berubah. Terutama, pandangan berubah. Terutama, pandangan mereka mereka tentang tentang agama tidak agama tidak sama sama dengan pilihan afiliasi dengan pilihan afiliasi keagamaan.keagamaan.

7.7. Orang memilihOrang memilih agama adalah agama adalah untuk untuk menmengetahui getahui tujuan, arti, dan asaltujuan, arti, dan asal--usul kehidupan. Pusul kehidupan. Pilihan ilihan ini akan ini akan membantu memotivasi membantu memotivasi manusia untuk menmanusia untuk menaataati i agamaagamanyanya, , untuk beruntuk berpartisipasi partisipasi dalam ranah dalam ranah publik, publik, dan dan berberafiliasi dengan organisasi keagamaan.afiliasi dengan organisasi keagamaan.

8.8. Perkembangan dan dinamika Perkembangan dan dinamika pilihanpilihan agama agama seseorang dseseorang dipengaruhi oleh ipengaruhi oleh faktor sosial. Dalam faktor sosial. Dalam membuat pilihan agama, agama tidak satu-satunya membuat pilihan agama, agama tidak satu-satunya faktor yang diperhitungkan. faktor yang diperhitungkan.

Page 10: Teori Sosiologi Agama

9.9. PPilihan ilihan agama berbicara tentang tanggapan terhadap agama berbicara tentang tanggapan terhadap pengalaman individu atau pengaruh sosial. Misalnya, pengalaman individu atau pengaruh sosial. Misalnya, mengetahui perjalanan hidup seseorang dalam mengetahui perjalanan hidup seseorang dalam menyebarluaskan keyakinan agama dan hal-hal yang menyebarluaskan keyakinan agama dan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan keagamaan. berkaitan dengan kehidupan keagamaan.

10.10. Orang tua, teman, pasangan, dan Orang tua, teman, pasangan, dan para sahabat para sahabat dinilai sumber informasi tentang kehidupan kolektif. dinilai sumber informasi tentang kehidupan kolektif. Jaringan ikatan sosial penting dibangun untuk Jaringan ikatan sosial penting dibangun untuk menghasilkan perubahan dalam persahabatan menghasilkan perubahan dalam persahabatan sosial.sosial.

11.11. Masyarakat yangMasyarakat yang religius umumnya diperkuat melalui religius umumnya diperkuat melalui pengalaman religius yang sifatnya rutin. Pilihan pengalaman religius yang sifatnya rutin. Pilihan agama sering mendorong seseorang agama sering mendorong seseorang untuk untuk beradaptasi beradaptasi dalam menjalankan keberagamaannya.dalam menjalankan keberagamaannya.

Page 11: Teori Sosiologi Agama

12.12. Orang-orang merasa senang dan dekat dengan Orang-orang merasa senang dan dekat dengan ajaran ajaran agama. Mereka menemukan nilai, agama. Mereka menemukan nilai, penghargaan, dan perlindungan dari agama. penghargaan, dan perlindungan dari agama. Orang Orang yang beragama mengalami pyang beragama mengalami perkembangerkembanganan fluktuatif fluktuatif dalam merespondalam meresponss pengaruh sosial. pengaruh sosial.

13.13. Dari perspektif sumber daya manusia, pengalaman Dari perspektif sumber daya manusia, pengalaman religius membangun manusia menjadi religius. Modal religius membangun manusia menjadi religius. Modal manusia beragama adalah memproduksi nilai agama manusia beragama adalah memproduksi nilai agama dalam dalam sistem sosialsistem sosial. Oleh karena itu, manusia . Oleh karena itu, manusia memiliki modal dan kemampuan untuk mengubah memiliki modal dan kemampuan untuk mengubah dan menghasilkan nilai-nilai agama.dan menghasilkan nilai-nilai agama.

14.14. Teori modal Teori modal kkeepepemimpinmimpinanan manusia manusia mampumampu membangun keyakinan agama dan perilaku sosial. membangun keyakinan agama dan perilaku sosial. TTeori ini secara eksklusif mengembangkan dinamika eori ini secara eksklusif mengembangkan dinamika keagamaan. keagamaan.

Page 12: Teori Sosiologi Agama

15.15. Orang beragama yang beradaptasiOrang beragama yang beradaptasi mampu mampu mempromosikan perubahan, bukan mempromosikan perubahan, bukan memmemproduksi sentimen. Adapun produksi sentimen. Adapun orang orang beragama yang tidak bisa beradaptasi beragama yang tidak bisa beradaptasi cenderung cenderung mememisahmisahkan dirinya dari kan dirinya dari masyarakat masyarakat umumumum. Oleh karena itu, orang . Oleh karena itu, orang kadang-kadang condong ke ekspresi kadang-kadang condong ke ekspresi keagamaan yang bervariasi. keagamaan yang bervariasi.

16.16. Orang mungkin akan dipaksa atau Orang mungkin akan dipaksa atau didibujuk bujuk untuk mencoba hal baru dalam beragama. untuk mencoba hal baru dalam beragama. Ajaran agama jelas terlihat dalam proses Ajaran agama jelas terlihat dalam proses pendidikan di sekolah keagamaan, misalnya, pendidikan di sekolah keagamaan, misalnya, para siswa lebih cenderung memilih ajaran para siswa lebih cenderung memilih ajaran ortodoks dengan setia, walaupun secara ortodoks dengan setia, walaupun secara bersamaan mereka dipaksa untuk menganut bersamaan mereka dipaksa untuk menganut ideologi sekuler. ideologi sekuler.

Page 13: Teori Sosiologi Agama

E. E. PENGARUH SOSIAL PADA PENGARUH SOSIAL PADA PPERILAKU BERAGAMAERILAKU BERAGAMA

1.1. PPerilaku bererilaku beragama agama tidaktidak hanya hanya mememotivasi motivasi orang orang untuk mengonsumsi untuk mengonsumsi budayabudaya, tetapi perilaku ber, tetapi perilaku beragama agama juga juga memiliki konsekuensi sosial. Oleh memiliki konsekuensi sosial. Oleh karena itu, pengamkarena itu, pengamalan ajaran aalan ajaran agama gama mungkin didominasi oleh pengaruh mungkin didominasi oleh pengaruh sosial.sosial.

Page 14: Teori Sosiologi Agama

2. 2. Amartya Sen (1973,1993) mengidentifikasi Amartya Sen (1973,1993) mengidentifikasi tiga jenis pengaruh sosial pada ptiga jenis pengaruh sosial pada perilakuerilaku berberagamaagama seseorang seseorang: (a) simpati/antipati, (b) : (a) simpati/antipati, (b) memberikan contoh, dan (c) sanksi. memberikan contoh, dan (c) sanksi.

33 Orang sering berpartisipasi dalam kelompok-Orang sering berpartisipasi dalam kelompok-kelompok agama yang menimbulkan simpati kelompok agama yang menimbulkan simpati terhadap perasaan orang lain, meskipun terhadap perasaan orang lain, meskipun orang lain itu tidak mendapat keuntungan orang lain itu tidak mendapat keuntungan dari kegiatan kolektifnya.dari kegiatan kolektifnya.

4.4. Orang kadang-kadang berpartisipasi dalam Orang kadang-kadang berpartisipasi dalam kelompok-kelompok agama bukan karena kelompok-kelompok agama bukan karena keinginan kolektif, tetapi sebaliknyakeinginan kolektif, tetapi sebaliknya,, untuk untuk memusuhi orang lain sehingga menimbulkan memusuhi orang lain sehingga menimbulkan antipati.antipati.

Page 15: Teori Sosiologi Agama

5.5. Mengamalkan ajaran agama dapat Mengamalkan ajaran agama dapat mencegah orang dari hukuman seperti mencegah orang dari hukuman seperti isolasi sosial, keisolasi sosial, kesulitan sulitan ekonomi, dan ekonomi, dan tindak tindak kekerasan. Pentingnya penghargaan sosial kekerasan. Pentingnya penghargaan sosial dan sanksi menunjukkan bahwa dan sanksi menunjukkan bahwa perilaku perilaku beragama beragama tidak menentukan tindakan tidak menentukan tindakan religius.religius.

6.6. Hubungan sosial yang baik akan Hubungan sosial yang baik akan mempe-mempe-nngaruhi perkembangan dan dinamika garuhi perkembangan dan dinamika kehidupan beragamakehidupan beragama. .

Page 16: Teori Sosiologi Agama

F. F. PENGARUHPENGARUH SOSIAL SOSIAL

1.1. Orang tua dan keluarga, dalam perspektif budaya Orang tua dan keluarga, dalam perspektif budaya dan sejarah, adalah sumber utama informasi tentang dan sejarah, adalah sumber utama informasi tentang kekuatan kekuatan ““supranaturalsupranatural” (ghaib)” (ghaib)..

2.2. Orang tua dan kerabat mengajarkan pemahaman Orang tua dan kerabat mengajarkan pemahaman anak tentang hal-hal supranatural, dan ini merupakan anak tentang hal-hal supranatural, dan ini merupakan sumber informasi yangsumber informasi yang memiliki keunggulan temporal memiliki keunggulan temporal dan afektif - yang keduanya penting untuk dan afektif - yang keduanya penting untuk mempengaruhi mempengaruhi perilaku beragamaperilaku beragama. Akan tetapi, . Akan tetapi, banyak studi sosiologi agama banyak studi sosiologi agama menyimpulkan menyimpulkan bahwa bahwa orang tua memiliki komitmen agama yang terbatas orang tua memiliki komitmen agama yang terbatas pada anak-anak. pada anak-anak.

Page 17: Teori Sosiologi Agama

3. 3. Studi Studi sosiologis ini sosiologis ini telah tumbuh sebuah telah tumbuh sebuah generasi yang menghargai perbedaan generasi yang menghargai perbedaan dalam nilai dan komitmen. Akan tetapi, dalam nilai dan komitmen. Akan tetapi, di sisi lain telah terjadi kesenjangan di sisi lain telah terjadi kesenjangan generasi yang berubah secara radikal generasi yang berubah secara radikal dalam pemahaman keagamaan dalam pemahaman keagamaan mereka. mereka.

Page 18: Teori Sosiologi Agama

G. G. ORANG TUA DAN ANAKORANG TUA DAN ANAK

1.1. Penelitian tentang peran orang tua terhadap Penelitian tentang peran orang tua terhadap anak-anak telah menunjukkan bahwa anak-anak telah menunjukkan bahwa pengaruh orang tua mendominasi keyakinan pengaruh orang tua mendominasi keyakinan agama dan perjalanan hidup anak-anaknya.agama dan perjalanan hidup anak-anaknya.

2.2. Studi sistematis Studi sistematis tentang tentang pengaruh orang tua pengaruh orang tua pada ppada perilaku bererilaku beragama agama dalam diri dalam diri anak-anak-anak dimulai pada 1937 oleh Newcomb dan anak dimulai pada 1937 oleh Newcomb dan Svehla. Hasil penelitian mereka membuktikan Svehla. Hasil penelitian mereka membuktikan bahwa ibu memiliki andil 34 persen dalam bahwa ibu memiliki andil 34 persen dalam menjelaskan agama terhadap anak laki-menjelaskan agama terhadap anak laki-lakinya, sedangkan pemahaman agama Ibu lakinya, sedangkan pemahaman agama Ibu terhadap anak perempuannya mencapai 48 terhadap anak perempuannya mencapai 48 persen. persen.

Page 19: Teori Sosiologi Agama

3.3. Banyak penelitian telah menyimpulkan bahwa orang tua Banyak penelitian telah menyimpulkan bahwa orang tua memiliki pengaruh besar pada keyakinan agama dan perilaku memiliki pengaruh besar pada keyakinan agama dan perilaku anak-anak. Secara umum, penelitian ini mengasumsikan anak-anak. Secara umum, penelitian ini mengasumsikan bahwa pengaruh orang tua bahwa pengaruh orang tua cukup kuat cukup kuat dalam siklus hidup dalam siklus hidup awalawal anak-anaknya anak-anaknya..

4.4. Orang tua yang baik adalah yang mampu mOrang tua yang baik adalah yang mampu memem--berikan pengaruh terus-menerus terhadap anak-berikan pengaruh terus-menerus terhadap anak-anaknya selama hidup.anaknya selama hidup.Peran oPeran orang tua rang tua adalah adalah membantu membentuk hubungan sosial membantu membentuk hubungan sosial anak-anak-anakanaknyanya. Tindakan . Tindakan ini ini dinamakan dinamakan sosialisasi seumur sosialisasi seumur hidup.hidup.

5.5. PPeristiwa yang terjadi dalam kehidupan membuat eristiwa yang terjadi dalam kehidupan membuat

orang tua lebih berpengaruh dalam mencari hikmah orang tua lebih berpengaruh dalam mencari hikmah tentang bagaimana membesarkan anak-anak tentang bagaimana membesarkan anak-anak merekamereka,, dan bagaimana menghadapi kehidupan dan bagaimana menghadapi kehidupan yang keras. yang keras.

Page 20: Teori Sosiologi Agama

6.6. Dalam tindakan sosialisasiDalam tindakan sosialisasi itu itu, orang tua , orang tua cenderung berfokus pada afiliasi cenderung berfokus pada afiliasi keagamaan dan partisipasi anak-anak keagamaan dan partisipasi anak-anak dalam kehidupan sosialnya. dalam kehidupan sosialnya.

7.7. Myers (1996) mengatakan bahwa keyakinan Myers (1996) mengatakan bahwa keyakinan agama dan partisipasi sosial merupakan agama dan partisipasi sosial merupakan indikator untuk membangun religiositas indikator untuk membangun religiositas suatu masyarakat. suatu masyarakat. KeyakinanKeyakinan ini ini menghasilkan kesimpulan umum yang menghasilkan kesimpulan umum yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara menyebutkan bahwa ada hubungan antara pemahaman agama dengan partisipasi pemahaman agama dengan partisipasi kehidupan berkehidupan beragama.agama.

Page 21: Teori Sosiologi Agama

8.8. Dalam studi Sandomirsky ditunjukkan bahwa Dalam studi Sandomirsky ditunjukkan bahwa solidaritas antara orang tua dan anak-anaksolidaritas antara orang tua dan anak-anaknya dapatnya dapat mempememperkuat rkuat proses sosialisasi. proses sosialisasi.

9.9. KKetika orang tua memiliki afiliasi agama etika orang tua memiliki afiliasi agama yang yang berbeda, anak-anak tidak mengikuti afiliasi berbeda, anak-anak tidak mengikuti afiliasi keagamaan orang tuakeagamaan orang tuanyanya, dan mereka lebih , dan mereka lebih cenderung untuk beralih afiliasi cenderung untuk beralih afiliasi kekeagamaagamaannya yang annya yang berbeda dengan orang tuanyaberbeda dengan orang tuanya. .

10.10. MMenurut Nelsen enurut Nelsen ((19811981)), perselisihan orang tua , perselisihan orang tua dalam keluarga dalam keluarga dapatdapat mer meruntuhkuntuhkan an kebanggaankebanggaan anakanak-anak dalam beragama-anak dalam beragama..

11.11. Ketika orang tua meKetika orang tua mengamalkan ngamalkan nilai-nilai agama nilai-nilai agama yang berbeda, maka terjadilah persaingan antara yang berbeda, maka terjadilah persaingan antara orang tua dengan anak-anak dalam pengamalan orang tua dengan anak-anak dalam pengamalan ajaran agama.ajaran agama.

Page 22: Teori Sosiologi Agama

12.12. Menurut Collins (1993), kedekatan anak terhadap orang Menurut Collins (1993), kedekatan anak terhadap orang tua akan membangun rasa simpati di antara kedua belah tua akan membangun rasa simpati di antara kedua belah pihak. Ikatan emosional juga dapat melahirkan interpihak. Ikatan emosional juga dapat melahirkan interaaksi ksi dan pemahaman yang mendalam antara orang tua dan dan pemahaman yang mendalam antara orang tua dan anak-anak. anak-anak. (asi, dialog)(asi, dialog)

13.13. Glass (1986) merumuskan teori tentang bagaimana faktor Glass (1986) merumuskan teori tentang bagaimana faktor dependensi dependensi (ketergantungan)(ketergantungan) antara orang tua dan anak antara orang tua dan anak yang menyebabkan anak-anak dapat dipengaruhi oleh yang menyebabkan anak-anak dapat dipengaruhi oleh nilai-nilai orang tua, terutama dalam perjalanan kehidupan nilai-nilai orang tua, terutama dalam perjalanan kehidupan mereka. Sebaliknya, orang tua juga tergantung pada anak-mereka. Sebaliknya, orang tua juga tergantung pada anak-anaknya terutama tentang informasi-informasi penting anaknya terutama tentang informasi-informasi penting dalam kehidupan sosial mereka.dalam kehidupan sosial mereka.

14.14. Besarnya pengaruh timbal balik antara orang tua dan anak-Besarnya pengaruh timbal balik antara orang tua dan anak-anak melebihi tingkat pengaruh faktor-faktor lain seperti anak melebihi tingkat pengaruh faktor-faktor lain seperti tingkat pendidikan, dinamika keluarga prokreasi (misalnya, tingkat pendidikan, dinamika keluarga prokreasi (misalnya, perkawinan, perceraian, dan pengasuhan), dan pengaruh perkawinan, perceraian, dan pengasuhan), dan pengaruh kelompok keagamaan. kelompok keagamaan. (bagaimana pengaruh timbal balik orang tua anak (bagaimana pengaruh timbal balik orang tua anak yang berefek pada firqahperceraian)yang berefek pada firqahperceraian)

Page 23: Teori Sosiologi Agama

15.15. Orang tua memiliki pengaruh yang lebih pada keyakinan Orang tua memiliki pengaruh yang lebih pada keyakinan anak-anak di awal perjalanan hidup (sebelum dewasa), anak-anak di awal perjalanan hidup (sebelum dewasa), sementara anak-anak kemudian mempengaruhi orang tua sementara anak-anak kemudian mempengaruhi orang tua mereka sebagai orang dewasa. Namun, ketika anak-anak mereka sebagai orang dewasa. Namun, ketika anak-anak mencapai usia tiga puluhan, orang tua sekali lagi menjadi mencapai usia tiga puluhan, orang tua sekali lagi menjadi lebih berpengaruh.lebih berpengaruh.

16.16. Kemudian dalam perjalanan hidup, orang tua menarik Kemudian dalam perjalanan hidup, orang tua menarik anak-anak dewasa kembali ke arah keyakinan keagamaan anak-anak dewasa kembali ke arah keyakinan keagamaan yang lebih konservatif. Pola yang sama mungkin dapat yang lebih konservatif. Pola yang sama mungkin dapat dilihat pada Revolusi Iran, yaitu kehidupan keagamaan dilihat pada Revolusi Iran, yaitu kehidupan keagamaan anak-anak muda dipimpin oleh orang tua mereka dan anak-anak muda dipimpin oleh orang tua mereka dan kerabat lain dalam memilih keyakinan Islam tertentu (aliran kerabat lain dalam memilih keyakinan Islam tertentu (aliran Syiah).Syiah).

17.17. Revolusi Iran dalam perjalanan sejarahnya telah Revolusi Iran dalam perjalanan sejarahnya telah menemukan kenyataan sosial bahwa masyarakat menemukan kenyataan sosial bahwa masyarakat cenderung lebih memilih moderatisme dalam kehidupan cenderung lebih memilih moderatisme dalam kehidupan keagamaan dan sosial mereka sehingga hal ini keagamaan dan sosial mereka sehingga hal ini berpengaruh terhadap pendidikan keagamaan anak-anak.berpengaruh terhadap pendidikan keagamaan anak-anak.

Page 24: Teori Sosiologi Agama

H. H. PENGARUH PASANGANPENGARUH PASANGAN1.1. Menurut Lazerwitz (1998), ikatan perkawinan Menurut Lazerwitz (1998), ikatan perkawinan

merupakan sumber penting terhadap merupakan sumber penting terhadap pengaruh pengaruh perilaku beraperilaku beragama. Pasangan gama. Pasangan yang religius memiliki pengaruh lebih besar yang religius memiliki pengaruh lebih besar terhadap perubahan wawasan keagamaan.terhadap perubahan wawasan keagamaan.

2.2. Perkawinan juga terkait dengan dasar Perkawinan juga terkait dengan dasar preferensi agama, yaitu seseorang yang preferensi agama, yaitu seseorang yang menganut menganut aliranaliran keagamaan tertentu tidak keagamaan tertentu tidak akan menikah dengan orang yang tidak akan menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Hal ini memberi pengaruh dicintainya. Hal ini memberi pengaruh terhadap pasangan dalam pilihan nilai-nilai terhadap pasangan dalam pilihan nilai-nilai keagamaankeagamaan

Page 25: Teori Sosiologi Agama

3.3. Menurut McCutcheon (1988), ketika orang Menurut McCutcheon (1988), ketika orang memiliki preferensi agama yang kuat, dia memiliki preferensi agama yang kuat, dia tidak mungkin memilih pasangan yang tidak mungkin memilih pasangan yang berbeda agama, tetapi bagi mereka yang berbeda agama, tetapi bagi mereka yang memiliki preferensi agama yang lemah, lebih memiliki preferensi agama yang lemah, lebih mungkin untuk menikahi pasangannya yang mungkin untuk menikahi pasangannya yang berbeda agama.berbeda agama.

4.4. Menurut Darnell dan Sherkat Menurut Darnell dan Sherkat ((19971997)), , ada ada orang orang yang yang memilih pasanganmemilih pasangan hidup hidup sesuai sesuai dengan pidengan pilihan agamanyalihan agamanya, sedangkan yang , sedangkan yang lain cenderung memlain cenderung memilihnya sesuai dengan ilihnya sesuai dengan keinginankeinginannya. nya.

Page 26: Teori Sosiologi Agama

5.5. Preferensi individu Preferensi individu dalam beragama dalam beragama mendorong kelompok-kelompok sosial untuk mendorong kelompok-kelompok sosial untuk mengembangkan hubungan keluarga, mengembangkan hubungan keluarga, pekerjaan, lingkungan, atau gerakan sosial.pekerjaan, lingkungan, atau gerakan sosial.

6.6. Menurut Lawler (1993), makrostrukturalisme Menurut Lawler (1993), makrostrukturalisme mendominasi kerangka kerja dalam teori mendominasi kerangka kerja dalam teori pertukaran sosial. Teori ini berbicara tentang pertukaran sosial. Teori ini berbicara tentang konsepsi minimalis dalam memahami konsepsi minimalis dalam memahami motivasi pelaku motivasi pelaku beragama beragama dan membantu dan membantu mengidentifikasi struktur mengidentifikasi struktur sosial sosial untuk untuk mengetahui pengaruh jaringan pada individu, mengetahui pengaruh jaringan pada individu, dan pengaruh individu pada jaringan.dan pengaruh individu pada jaringan.

Page 27: Teori Sosiologi Agama

I. I. KELUARGA DAN SOSIALISASIKELUARGA DAN SOSIALISASI

1.1. Pada akhir abad kePada akhir abad ke-20 -20 terlihat sebuah terlihat sebuah kebingungan di bidang penelitian sosiologi, kebingungan di bidang penelitian sosiologi, yaitu berupa kendala data yang berkaitan yaitu berupa kendala data yang berkaitan dengan hubungan pengaruh keluarga dengan hubungan pengaruh keluarga terhadap komitmen pada keyakinan agama terhadap komitmen pada keyakinan agama dan sebaliknya.dan sebaliknya.

2.2. Secara teoretis, Secara teoretis, keluargakeluarga memberikan memberikan pengaruh yang berkelanjutan pada ppengaruh yang berkelanjutan pada perilaku erilaku berberagama. agama.

3.3. Salah satu tugas penting ke depan bagi Salah satu tugas penting ke depan bagi sosiolog agama adalah mulai menguji sosiolog agama adalah mulai menguji pengaruh keluarga besar, dan pengaruh pengaruh keluarga besar, dan pengaruh timbal balik dalam keluarga selama hidup. timbal balik dalam keluarga selama hidup.

Page 28: Teori Sosiologi Agama

4.4. Keluarga tidak hanya menginformasikan Keluarga tidak hanya menginformasikan keyakinan agama dan pemahaman individu, keyakinan agama dan pemahaman individu, mereka juga menyediakan konteks sosial mereka juga menyediakan konteks sosial primer tentang pilihan agama yang primer tentang pilihan agama yang didianutanutnya. nya.

5.5. Dalam konteks hubungan strukturalDalam konteks hubungan struktural,, sering sering terjadi tumpang tindih antara simpati dan terjadi tumpang tindih antara simpati dan sanksi; antara motivasi dan partisipasi sanksi; antara motivasi dan partisipasi agama, serta antara afiliasi agama dan agama, serta antara afiliasi agama dan keluarga.keluarga.

6.6. Ikatan keluarga dan pIkatan keluarga dan perilaku bererilaku beragama agama mendorong keluarga untuk memendorong keluarga untuk mengamalkan ngamalkan ajaran ajaran agamaagama dengan sungguh-sungguh dengan sungguh-sungguh. .

Page 29: Teori Sosiologi Agama

J. J. DENOMINASIDENOMINASI (NETRALITAS) (NETRALITAS)

1.1. Di bagian akhir abad keDi bagian akhir abad ke-20-20, menjadi modis bagi , menjadi modis bagi ulama untuk mengklaim bahwa perbedaan-ulama untuk mengklaim bahwa perbedaan-perbedaan keagamaan sedang menurun. perbedaan keagamaan sedang menurun. Artinya, Artinya, netralitas seseorang dalam kehidupan netralitas seseorang dalam kehidupan sosial-sosial-keagamaan keagamaan menjadi menjadi penting.penting.

2.2. Menurut Finke dan Stark (1992), di satu sisi, Menurut Finke dan Stark (1992), di satu sisi, selalu ada variasi dari kepercayaan dan selalu ada variasi dari kepercayaan dan komitmen masyarakat komitmen masyarakat untuk memilih netral untuk memilih netral dadalam lam perilaku beragama. Akan tetapi, di sisi perilaku beragama. Akan tetapi, di sisi lain, lain, terjadi pembentukan gerakan sektarian terjadi pembentukan gerakan sektarian yang berusaha untuk membangun ketegangan yang berusaha untuk membangun ketegangan dengan masyarakat yang lebih luas. dengan masyarakat yang lebih luas.

Page 30: Teori Sosiologi Agama

3.3. Meskipun bervarisi, Meskipun bervarisi, netralitas netralitas tetap berjalan untuk tetap berjalan untuk mentransmisikan mentransmisikan (mengalirkan) (mengalirkan) skema agamaskema agama. . NetralitasNetralitas dipandang sebagadipandang sebagai "nonkelompok i "nonkelompok keagamaan". Artinya, keagamaan". Artinya, netralitasnetralitas itu berkaitan dengan itu berkaitan dengan anggota masyarakat yang tidak memilih “anggota masyarakat yang tidak memilih “aliran atau aliran atau kelompok agama” tertentu. kelompok agama” tertentu.

4.4. Menurut Harrison dan Lazerwitz (1982), Menurut Harrison dan Lazerwitz (1982), netralitas dapatnetralitas dapat mempengaruhi orang melalui orientasi tertentu terhadap mempengaruhi orang melalui orientasi tertentu terhadap kepercayaan orang kepercayaan orang lain lain dan tindakan keagamaannya. dan tindakan keagamaannya.

5.5. Menurut Stark dan Bainbridge (1985), konflik dalam Menurut Stark dan Bainbridge (1985), konflik dalam penentuan sikap netral penentuan sikap netral sering didorong oleh literatur sering didorong oleh literatur keagamaan yang bertentangan dengan keagamaan yang bertentangan dengan pandangan pandangan masyarakatmasyarakat. . NetralitasNetralitas dapat mempengaruhi kaum dapat mempengaruhi kaum awamawam yang hal ini tidak disukai oleh kaum yang hal ini tidak disukai oleh kaum elit elit dan dan kelompok-kelompok partisan. kelompok-kelompok partisan.

Page 31: Teori Sosiologi Agama

6.6. Menurut Sherkat dan Ellison (1999), Menurut Sherkat dan Ellison (1999), netralitasnetralitas juga juga berperan dalam berperan dalam kegiatan kegiatan kolektif, sehingga memudahkan unkolektif, sehingga memudahkan unttuk uk membangun kohesi sosial dalam membangun kohesi sosial dalam kelompokkelompok-kelompok-kelompok agama. agama.

7.7. Dalam Dalam netralitasnetralitas biasanyabiasanya di dipengaruhi pengaruhi oleh berbagai identitas (Dillon 1999a)oleh berbagai identitas (Dillon 1999a) dari dari kelompok-kelompok agamakelompok-kelompok agama, tetapi , tetapi masing-masing masing-masing kelompok itu kelompok itu memiliki memiliki pemahaman tentang tema-tema pemahaman tentang tema-tema keagamaan yang khas. keagamaan yang khas.

Page 32: Teori Sosiologi Agama

8.8. Data survai umum sosial menunjukkan bahwa 45 persen Data survai umum sosial menunjukkan bahwa 45 persen orang Amerika menikah dengan seseorang dari latar orang Amerika menikah dengan seseorang dari latar belakang iman yang sama. Artinya, sisanya menikah belakang iman yang sama. Artinya, sisanya menikah dengan pasangan yang berbeda iman (agama). dengan pasangan yang berbeda iman (agama).

9.9. Menurut Hoffmann dan Miller (1998), dalam hal Menurut Hoffmann dan Miller (1998), dalam hal keyakinan yang berbeda, sejumlah studi menunjukkan keyakinan yang berbeda, sejumlah studi menunjukkan bahwa kepercayaan dan praktbahwa kepercayaan dan praktiik keagamaan pasangan k keagamaan pasangan itu berbeda secara substansial di seluruh kelompok itu berbeda secara substansial di seluruh kelompok keagamaan. keagamaan. KKeyakinan keagamaan pasangan memiliki eyakinan keagamaan pasangan memiliki dampak konsekuensi yang besar pada pilihan agama dampak konsekuensi yang besar pada pilihan agama masa depan tentang partisipasi dan afiliasi keagamaan.masa depan tentang partisipasi dan afiliasi keagamaan.

10.10. Dalam studi keluarga, pengaruh kelompok keagamaan Dalam studi keluarga, pengaruh kelompok keagamaan cenderung mengabaikan perbedaan antara efek cenderung mengabaikan perbedaan antara efek keyakinan dan pemahaman agama dengan pengaruh keyakinan dan pemahaman agama dengan pengaruh sosial.sosial.

Page 33: Teori Sosiologi Agama

11.11. Kelompok agama menyediakan konteks sosial Kelompok agama menyediakan konteks sosial untuk anggotanya, misalnya memberi hadiah untuk anggotanya, misalnya memberi hadiah untuk yang berprestasi dan menjatuhkan untuk yang berprestasi dan menjatuhkan hukuman bagi yang melanggar. Hal ini secara hukuman bagi yang melanggar. Hal ini secara signifikan dapat memotivasi partisipasi agama signifikan dapat memotivasi partisipasi agama di kalangan kelompoknya. di kalangan kelompoknya.

12.12. Menurut Harrison dan Lazerwitz (1982), Menurut Harrison dan Lazerwitz (1982), jaringan persahabatan, hubungan kerja, jaringan persahabatan, hubungan kerja, jaringan lingkungan, dan hubungan jaringan lingkungan, dan hubungan kekerabatan dapat mengonsolidasikan kekerabatan dapat mengonsolidasikan kongregasi religius. Dalam konteks ini, afiliasi kongregasi religius. Dalam konteks ini, afiliasi kelompok keagamaan adalah sebuah pilihankelompok keagamaan adalah sebuah pilihan. .

Page 34: Teori Sosiologi Agama

K. K. PENGARUH PENDIDIKANPENGARUH PENDIDIKAN

1.1. Para sarjana telah lama percaya bahwa pendidikan Para sarjana telah lama percaya bahwa pendidikan akan mengusir mitos dan takhayul yang berkakan mengusir mitos dan takhayul yang berkeembang mbang dalam masyarakat, tetapi yang lebih berbahaya dalam masyarakat, tetapi yang lebih berbahaya adalah pendidikan akan menghilangkan peran adalah pendidikan akan menghilangkan peran agama dalam kehidupan sosial. Para sarjana sekuler agama dalam kehidupan sosial. Para sarjana sekuler berpendapat bahwa penelitian ilmiah akan berpendapat bahwa penelitian ilmiah akan mengalahkan ajaran agama karena ajaran agama mengalahkan ajaran agama karena ajaran agama sering dituduh tidak masuk akal.sering dituduh tidak masuk akal.

2.2. Teori sekularisasi agama secara dominan Teori sekularisasi agama secara dominan menjelaskan tentang perubahan agama. Menurut menjelaskan tentang perubahan agama. Menurut perspektif ini, pencapaian pendidikan dan kualitas perspektif ini, pencapaian pendidikan dan kualitas penalaran pendidikan sangat penting untuk mengusir penalaran pendidikan sangat penting untuk mengusir mitos dan takhayul, dan mengganti agama dengan mitos dan takhayul, dan mengganti agama dengan penjelasan ilmiah.penjelasan ilmiah.

Page 35: Teori Sosiologi Agama

3. 3. Teori sekularisasi agama menurut Stark Teori sekularisasi agama menurut Stark dan Finke (2000) menyebutkan bahwa dan Finke (2000) menyebutkan bahwa agama tetap penting walaupun perannya agama tetap penting walaupun perannya cenderung menurun. Salah satu alasan cenderung menurun. Salah satu alasan utama teori ini adalah bahwa dalam ilmu utama teori ini adalah bahwa dalam ilmu dan pendidikan tidak ada penjelasan dan pendidikan tidak ada penjelasan tentang supranaturaltentang supranatural (hal-hal yang ghaib) (hal-hal yang ghaib), , sedangkan dalam agama ada sedangkan dalam agama ada kepercayaan tentang supranatural.kepercayaan tentang supranatural.

Page 36: Teori Sosiologi Agama

4.4. Menurut Darnell dan Sherkat (1997), organisasi Menurut Darnell dan Sherkat (1997), organisasi keagamaan bisa mengkeagamaan bisa mengcountercounter sekularisasi agama sekularisasi agama yang melanda tokoh-tokoh individu dan yang melanda tokoh-tokoh individu dan dapat puladapat pula mengmengcountercounter pendidikan anti-agama yang pendidikan anti-agama yang dikembangkan oleh sejumlah lembaga pendidikan. dikembangkan oleh sejumlah lembaga pendidikan. Transposisi dari nilai-nilai agama ke dalam bidang Transposisi dari nilai-nilai agama ke dalam bidang pendidikan dapat mencegah pendidikan sekuler. pendidikan dapat mencegah pendidikan sekuler.

5.5. Pendidikan sekuler di lembaga pendidikan dasar Pendidikan sekuler di lembaga pendidikan dasar dan lembaga pendidikan menengah pada dan lembaga pendidikan menengah pada umumnya tidak bermusuhan terhadap agama, umumnya tidak bermusuhan terhadap agama, tetapi dalam pendidikan tinggi, sentimen tetapi dalam pendidikan tinggi, sentimen antiagama sudah bersifat umum, dan ortodoksi antiagama sudah bersifat umum, dan ortodoksi agama dilihat secara negatif.agama dilihat secara negatif.

Page 37: Teori Sosiologi Agama

6.6. Di Amerika Serikat menurut Stark dan Finke Di Amerika Serikat menurut Stark dan Finke (2000), dalam preferensi agama dan pilihan (2000), dalam preferensi agama dan pilihan pendidik terbukti bahwa selama beberapa dekade, pendidik terbukti bahwa selama beberapa dekade, para dosen universitas, para ilmuwan (fisikawan, para dosen universitas, para ilmuwan (fisikawan, matematikawan, ahli biologi, insinyur, dan matematikawan, ahli biologi, insinyur, dan seterusnya) cenderung mengekspresikan seterusnya) cenderung mengekspresikan keyakinan agama ortodoks dan mempertahankan keyakinan agama ortodoks dan mempertahankan afiliasi keagamaan tertentu.afiliasi keagamaan tertentu.

7.7. Para profesor di perguruan tinggi dari Para profesor di perguruan tinggi dari bidang bidang ilmu ilmu humaniora dan ilmu sosial jauh lebih rentan humaniora dan ilmu sosial jauh lebih rentan terhadap ateisme, dan mereka kurang memiliki terhadap ateisme, dan mereka kurang memiliki komitmen terhadap organisasi keagamaan. komitmen terhadap organisasi keagamaan. Menurut mereka, penelitian dan penemuan ilmiah Menurut mereka, penelitian dan penemuan ilmiah tidak mungkin disandingkan dengan iman (agama) tidak mungkin disandingkan dengan iman (agama) apalagi menggantikannya.apalagi menggantikannya.

Page 38: Teori Sosiologi Agama

8.8. Menurut Hunsberger (1985) dan Johnson (1997), tidak Menurut Hunsberger (1985) dan Johnson (1997), tidak mengherankan jika penelitian sistematis telah menemukan mengherankan jika penelitian sistematis telah menemukan bahwa pencapaian pendidikan mengurangi preferensi bagi bahwa pencapaian pendidikan mengurangi preferensi bagi agama ortodoks, dan sekaligus mempromosikan ateisme. agama ortodoks, dan sekaligus mempromosikan ateisme. Menariknya, Johnson (1997) menemukan bahwa pengaruh Menariknya, Johnson (1997) menemukan bahwa pengaruh pendidikan pada keyakinan agama cukup positif dan pendidikan pada keyakinan agama cukup positif dan pendidikan juga memiliki dampak positif pada kepercayaan pendidikan juga memiliki dampak positif pada kepercayaan dalam kehidupan setelah kematian.dalam kehidupan setelah kematian.

9.9. Cornwall (1989) menunjukkan bahwa pendidikan memiliki Cornwall (1989) menunjukkan bahwa pendidikan memiliki dampak positif pada komitmen agama. Dalam setiap dampak positif pada komitmen agama. Dalam setiap kasus, hal ini menunjukkan bagaimana agama kasus, hal ini menunjukkan bagaimana agama mengmengcountercounter pengaruh pendidikan negatif dan pengaruh pengaruh pendidikan negatif dan pengaruh pendidikan sekuler. Secara umum, Stolzenberg (1995) pendidikan sekuler. Secara umum, Stolzenberg (1995) menunjukkan bahwa pendidikan memiliki dampak positif menunjukkan bahwa pendidikan memiliki dampak positif terhadap ketaatan seseorang terhadap ajaran agamanya.terhadap ketaatan seseorang terhadap ajaran agamanya.

Page 39: Teori Sosiologi Agama

10.10. Menurut Wilson dan Musick (1997), temuan ini Menurut Wilson dan Musick (1997), temuan ini mencerminkan kenyataan bahwa lebih banyak responden mencerminkan kenyataan bahwa lebih banyak responden berpendidikan lebih mampu mempertahankan afiliasi berpendidikan lebih mampu mempertahankan afiliasi dengan berbagai organisasi keagamaan. Memang dengan berbagai organisasi keagamaan. Memang hubungan antara pencapaian pendidikan dan pemahaman hubungan antara pencapaian pendidikan dan pemahaman agama tidak searah.agama tidak searah.

11.11. Kelompok agama dengan sistem kepercayaan yang kuat Kelompok agama dengan sistem kepercayaan yang kuat mengakui kekuatan korosif pendidikan sekuler dan mengakui kekuatan korosif pendidikan sekuler dan berusaha untuk melindungi anggotanya dari kekuatan-berusaha untuk melindungi anggotanya dari kekuatan-kekuatan sosial. Di Barat, umat Katolik telah berhasil kekuatan sosial. Di Barat, umat Katolik telah berhasil memenuhi tantangan hegemoni Protestan dengan memenuhi tantangan hegemoni Protestan dengan membentuk lembaga pendidikan mereka sendiri. Memang, membentuk lembaga pendidikan mereka sendiri. Memang, di Amerika Serikat, pendidikan Katolik dikembangkan di Amerika Serikat, pendidikan Katolik dikembangkan dalam upaya terbuka untuk melawan pengaruh masyarakat dalam upaya terbuka untuk melawan pengaruh masyarakat yang didominasi oleh Protestan.yang didominasi oleh Protestan.

Page 40: Teori Sosiologi Agama

12.12. Menurut Sherkat dan Darnell (1999), pendidikan publik Menurut Sherkat dan Darnell (1999), pendidikan publik menjadi lebih sekuler dan lebih terbuka untuk menunjukkan menjadi lebih sekuler dan lebih terbuka untuk menunjukkan anti-agama. Aktivis agama telah memperingatkan orang anti-agama. Aktivis agama telah memperingatkan orang tua terhadap perangkap pendidikan di perguruan tinggitua terhadap perangkap pendidikan di perguruan tinggi. . Orang muda yang memiliki keyakinan agama konservatif Orang muda yang memiliki keyakinan agama konservatif menghindari pendidikan di perguruan tinggi karena menghindari pendidikan di perguruan tinggi karena cenderung mengajarkan teori-teori anti-agama. cenderung mengajarkan teori-teori anti-agama.

13.13. Hubungan antara pendidikan dan preferensi agama adalah Hubungan antara pendidikan dan preferensi agama adalah penting untuk para sosiolog agama. Pertumbuhan dramatis penting untuk para sosiolog agama. Pertumbuhan dramatis sekolah swasta Protestan dan meningkatnya popularitas sekolah swasta Protestan dan meningkatnya popularitas home schoolinghome schooling di Amerika Serikat dapat berdampak besar di Amerika Serikat dapat berdampak besar pada preferensi agama konservatif dan organisasi pada preferensi agama konservatif dan organisasi keagamaan yang sektarian.keagamaan yang sektarian.

1414 Lembaga-lembaga agama dapat menangkal dampak dari Lembaga-lembaga agama dapat menangkal dampak dari pendidikan sekuler pada generasi umat masa depan.pendidikan sekuler pada generasi umat masa depan.

Page 41: Teori Sosiologi Agama

L. L. RETROSPEKSI RETROSPEKSI DAN PROSPEKDAN PROSPEK

1.1. Karya yang paling berpengaruh dalam sosiologi Karya yang paling berpengaruh dalam sosiologi agama adalah fokus pada tema besar transformasi agama adalah fokus pada tema besar transformasi makrokultural, yaitu mekanisme untuk mengelola makrokultural, yaitu mekanisme untuk mengelola dinamika agama secara inheren pada tingkat dinamika agama secara inheren pada tingkat individu. Perubahan agama hanya akan terjadi jika individu. Perubahan agama hanya akan terjadi jika proporsi besar individu mengubah preferensi mereka proporsi besar individu mengubah preferensi mereka untuk ajaran-ajaran agama dan mengubah pilihan untuk ajaran-ajaran agama dan mengubah pilihan agama mereka.agama mereka.

2.2. Tindakan ideologis terstruktur harus dipertahankan Tindakan ideologis terstruktur harus dipertahankan melalui proses sosialisasi dan pengaruh (Zaldmelalui proses sosialisasi dan pengaruh (Zald,, 2000). 2000). Untuk memahami hal ini, kita harus fokus pada Untuk memahami hal ini, kita harus fokus pada keluarga, ikatan keagamaan, jaringan persahabatan, keluarga, ikatan keagamaan, jaringan persahabatan, kekerabatan, dan pengaruh lembaga lainnya seperti kekerabatan, dan pengaruh lembaga lainnya seperti pendidikan. Ini adalah ranah bahasan sosialisasi pendidikan. Ini adalah ranah bahasan sosialisasi agama.agama.

Page 42: Teori Sosiologi Agama

3.3. Sementara pendidikan sekuler melemahkan iman Sementara pendidikan sekuler melemahkan iman agama tradisional. Individu agama dan lembaga agama tradisional. Individu agama dan lembaga pendidikan agama memberi pengaruh terhadap iklim pendidikan agama memberi pengaruh terhadap iklim akademis dan pendidikan sekuler yang bermusuhan akademis dan pendidikan sekuler yang bermusuhan terhadap agama.terhadap agama.

4.4. Kita mengetahui sedikit-banyak tentang bagaimana Kita mengetahui sedikit-banyak tentang bagaimana dampak perceraian dan pilihan agama bagi dampak perceraian dan pilihan agama bagi seseorang, tetapi kita sangat sedikit mengetahui seseorang, tetapi kita sangat sedikit mengetahui tentang bagaimana peristiwa perceraian dapat tentang bagaimana peristiwa perceraian dapat mengubah selera agama. Mungkin yang lebih mengubah selera agama. Mungkin yang lebih penting, tidak ada studi serius tentang bagaimana penting, tidak ada studi serius tentang bagaimana memahami kematian dan penyakit serius berdampak memahami kematian dan penyakit serius berdampak terhadap keinginan memilih agama. Studi menangani terhadap keinginan memilih agama. Studi menangani isu-isu ini hubungan antara penuaan, transisi isu-isu ini hubungan antara penuaan, transisi kehidupan, pemahamankehidupan, pemahaman,, dan komitmen terhadap dan komitmen terhadap agama.agama.

Page 43: Teori Sosiologi Agama

5.5. Ada proposisi menarik yang menyebutkan Ada proposisi menarik yang menyebutkan bahwa model sosialisasi agama dapat bahwa model sosialisasi agama dapat menjelaskan perbedaan individu dalam menjelaskan perbedaan individu dalam religiositasreligiositas (keberagamaan). Perspektif (keberagamaan). Perspektif semacam ini mungkin menjadi alat yang semacam ini mungkin menjadi alat yang berharga untuk menjelaskan masalah berharga untuk menjelaskan masalah seksualitas dan perbedaan gender dalam seksualitas dan perbedaan gender dalam komitmen keagamaan. komitmen keagamaan.

Page 44: Teori Sosiologi Agama

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

Fenn, Richard K. 2003. Fenn, Richard K. 2003. The Blackwell Companion to The Blackwell Companion to Sociology of Religion. Sociology of Religion. Blackwell Publishing, Malden and Blackwell Publishing, Malden and Oxford.Oxford.

Hamilton, Malcolm. 2001. Hamilton, Malcolm. 2001. The Socilogy of Religion, The Socilogy of Religion, Theoretical and Comparative Perspective. Theoretical and Comparative Perspective. Routledge, Routledge, London and New York. London and New York.

Kinloch, Graham C. 2005. Kinloch, Graham C. 2005. Perkembangan dan Paradigma Perkembangan dan Paradigma Utama Teori Sosiologi. Utama Teori Sosiologi. Pustaka Setia, Bandung.Pustaka Setia, Bandung.

Nottingham, Elizabeth K. 1993. Nottingham, Elizabeth K. 1993. Agama dan Masyarakat, Agama dan Masyarakat, Suatu Pengantar Sosiologi Agama. Suatu Pengantar Sosiologi Agama. P.T. RajaGrafindo P.T. RajaGrafindo Persada.Persada.

Qardhawy, Yusuf. 1999. Qardhawy, Yusuf. 1999. Fi Fiqhi al-Aulawiyyât, Dirâsatun Fi Fiqhi al-Aulawiyyât, Dirâsatun Jadîdah fi Dha`il-Qur`ân was-SunnahJadîdah fi Dha`il-Qur`ân was-Sunnah. Maktabah . Maktabah Wahbah, Kairo.Wahbah, Kairo.

Weber, Max. Weber, Max. The Sociology of ReligionThe Sociology of Religion

Page 45: Teori Sosiologi Agama

SELESAISELESAI