sosiologi pembangunan : teori dependensi klasik

56
Teori Dependensi Klasik Windi Andriani (170710130004) Liizah Diana Manjil (170710130009) Windi Rismayanti (170710130012) Rita Lismawati (170710130015) Irfan Abdul Aziz (170710130016) M. Asa Avisena (170710130017) AfinaYurani (170710130021) Pretty Puteri Pertiwi (170710130023) M. Irfan Widyarto(170710130029) Putri Fitriani (170710130031) Lina Harliana (170710130034) Prilia Isaura (170710130041) Indra Ajmal (170710130054) Febby Kania Bantilan (170710130058) Putik Larasari H (170710130060) Sandi Reysaputra (170710130066)

Upload: febbykania

Post on 26-Jun-2015

2.217 views

Category:

Education


9 download

DESCRIPTION

Sosiologi FISIP Unpad 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Teori Dependensi Klasik

Windi Andriani (170710130004)

Liizah Diana Manjil

(170710130009)

Windi Rismayanti (170710130012)

Rita Lismawati (170710130015)

Irfan Abdul Aziz (170710130016)

M. Asa Avisena (170710130017)

AfinaYurani (170710130021)

Pretty Puteri Pertiwi

(170710130023)

M. Irfan Widyarto (170710130029)

Putri Fitriani (170710130031)

Lina Harliana (170710130034)

Prilia Isaura

(170710130041)

Indra Ajmal (170710130054)

Febby Kania Bantilan

(170710130058)

Putik Larasari H (170710130060)

Sandi Reysaputra

(170710130066)

Page 2: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Sejarah Lahirnya Teori Dependensi Klasik

• Teori dependensi pertama kali muncul di Amerika Latin pada tahun 1960-an.

• Teori ini merupakan jawaban atas kegagalan program yang dijalankan oleh Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-

Bangsa untuk Amerika Latin (KEPBBAL) pada masa awal tahun 1960-an. Pada tahun 1950-an banyak pemerintahan

di Amerika Latin yang dikenal cukup “populis” mecoba menitikberatkan pada proses industrialisasi melalui program

industrialisasi subtitusi impor (ISI). Program ini seharusnya menciptakan keberhasilan untuk pertumbuhan ekonomi

sekaligus pemerataan hasil pembangunan, dan peningkatan kesejahteraan rakyat namun program ini gagal sehingga

menyebabkan timbulnya berbagai masalah ekonomi seperti pengangguran, inflasi, devaluasi, dan penurunan nilai

tukar perdagangan. Namun pada akhirnya pemerintahan yang populis ini tumbang akibat banyaknya gerakan

perlawanan rakyat.

Page 3: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

• Teori ini juga merupakan jawaban atas krisis teori Marxis ortodoks di Amerika

Latin yang mengharuskan melalui tahapan industri “borjuis” sebelum melampaui

revlusi sosialis proletar. Tetapi Rovolusi RRC pada tahun 1949 dan Revolusi

Kuba pada akhir tahun 1950-an mengajarkan bahwa negara Dunia Ketiga tidak

harus selalu mengikuti tahapan-tahapan perkembangan tersebut.

• Model pembangunan kapitalisme dianggap secara sinis sebagai penindas dan

agen utama penyebab kemiskinan pada sebagian besar negara-negara Dunia

Ketiga. Dan Imperialisme, bukan lagi keterbelakangan dan kurangnya

modernisasi.

Page 4: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

• Teori modernisasi, klasik maupun temporer, melihat permasalahan pembangunan

lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika Serikat dan negara maju lainnya.

• Teori dependensi menitikberatkan pada persoalan keterbelakangan dan

pembangunan negara Dunia Ketiga.

• Teori dependensi mewakili “suara negara-negara pinggiran” yang menentang

hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara maju.

• Teori dependensi muncul sebagai paradigma baru untuk memberikan jawaban

atas kegagalan program KEPBBAL, krisis teori Marxis ortodoks, dan

menurunnya kepercayaan terhadap teori modernisasi di Amerika Serikat.

Page 5: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Warisan Pemikiran

KEPBBAL

• Proses perumusan kerangka dari perspektif dependensi, yang pada mulanya

merupakan paradigma pembangunan yang khas Amerika latin, berkaitan erat

dengan KEPBBAL. Dengan apa yang dikenal sebahagai ‘manifesto kepbbal’,

prebisch ketua kepbbal, memberikan kritik tentang keusangan konsep pembagian

kerja internasional (international division of labor/IDL).

Page 6: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

• Menurut skema IDL, Amerika latin akan lebih banyak memperoleh keuntungan jika, disatu

pihak, ia lebih memfokuskan pada upaya memproduksi bahan pangan dan bahan mentah yang di

perlukan oleh negara-negara industri. Yang perlu ditanyakan kemudian adalah bagaimana

prebisch merumuskan strategi pembangunan Amerika latin. Pada garis besarnya prebisch

mengajukan gagasan dasar bahwa pembagian kerja internasional yang hanya menguntungkan

negara industri harus dihentikan, dan Amerika latin harus melakukan pembangunan industri

untuk menjain kebutuhan dalam negeri, di samping tetap memperhatikan dan menjaga, paling

tidak untuk sementara, kemampuan ekspor bahan pangan dan bahan mentahnya.

• Pemerintah hendaknya aktiv terlibat sebagai koordinator program industrialisasi. Keteribatan

pemerintah merupakan suatu keharusan untuk memutus rantai keterbelakangan.

Page 7: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Neo-Marxisme

Menurut Foster-Carter, Neo-Marxisme berbeda dengan marxisme ortodox, dalam beberapa hal sebagai

berikut:

1. Jika marxisme ortodox melihat imperialisme dari sudut pandang negara-negara utama (core

countries), sebagai tahapan lebih lanjut darii perkembangan kapitalisme di Eropa Barat, yakni

kapitalisme monopolistk,neo-arxisme melihat imperialisme dari sudut pandang negara pinggiran,

dengan lebih memberikan perhatian pada akibat imperialisme pada negara-negara dunia ketiga.

2. Marxisme ortodok cenderung berpendapat tentang tetap dan perlu berlakunya pelaksanaan dua

tahap revolusi. Revolusi borjuis harus terjadi terlebih dahulu sebelum revolusi sosialis.

3. Jika revolusi sosialis terjadi, marxisme ortodok lebih suka pada pilihan dan percaya, bahwa revolusi

itu dilakukan oleh kaum proletar industri di perkotaan.

Page 8: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Frank : Pembangunan dan Keterbelakangan

• Sebelum mengurai konsep keterbelakangan dan model eksploitasi satelit-metropolisnya,Frank

memulai terlebih dahulu memberikan keritik kepada teori Medernisasi.

• Dengan demikian,menurut Frank kategori teoritis yang dirumuskan akan sangat berorientasi kepada

Barat.

• Pertama, teori modernisasi memiliki kekurangan karena ia hanya memberikan penjelasan “faktor

dalam” (internal)sebagai penyebab pokok keterbelakangan Dunia Ketiga.

• Dengan mengesampingkan konteks sejarah lahir dan berkembangnya negara Dunia Ketiga dan dengan

sepenuhnya menggunakan “ukuran” sejarah perkembangan Barat,teori modernisasi juga beranggapan

bahwa negara-negara dunia ketiga tersebut kini sedang berada pada tahap awal pembangunannya.

Page 9: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

• Menurut Frank, negara Dunia Ketiga tidak akan dapat dan tidak perlu mengikuti arah

pembangunan negara-negara Barat,karena mereka memiliki pengalaman kesejarahan

yang berbeda,yang negara Barat tidak pernah merasakan sebelumnya.

• Sebagai reaksi penjelasan Faktor dalam dari teori modernisasi,Frank memberikan

penjelasan “faktor luar”(eksternal) untuk memahami persoalan pembangunan Dunia

Ketiga.

• Bagi Frank bukan foedalisme atau tradisionalisme yang menjadikan negara negara Dunia

Ketiga berkembang.

• Menurut frank karena kolonialisme dan dominasi asing terjadilah pembalikan sejarah dari

perkembangan negara “maju” di Dunia Ketiga dan memaksanya untuk mengikuti arah

perkembangan keterbelakangan ekonomi.

Page 10: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

• Untuk memberikan gambaran yang unik dan menyeluruh dari proses keterbelakangan negara

Dunia Ketiga ini Frank merumuskannya dalam konsep “mewujudnya

keterbelakangan”(development of underdevelopment).

• Frank juga merumuskan apa yang dikenal dengan model satelit-metropolis(a matropolis-satelit

model),untuk menjelaskan bagaimana mekanisme ketergantungan dan keterbelakangan negara

Dunia Ketiga mewujud.

• Model hubungan satelit-metropolis ini tidak hanya berlaku pada tingkat hubungan

internasional,melainkan juga berlaku untuk memahami hubungan regional dan lokal didalam

negara Dunia Ketiga itu sendiri.

• Keseluruhan rangkaian hubungan satelit-metropolis ini dibangun semata hanya untuk melakukan

pengambilan serplus ekonomi.

Page 11: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

• Bagi Frank, proses pengambilan surplus ekonomi secara nasional dan global serta terarah inilah

yang menyebabkan keterbelakangan dinegara dunia ketiga disatu pihak dan pembangunan

dinegara barat dilain pihak.

Mendasarkan diri pada garis besar model satelit-metropolisnya ini,Frank telah merumuskan

beberapa hipotesa yang menarik untuk menguji pembangunan di Dunia ketiga.

1. Berlawanan dengan perkembangan yang terjadi pada metropolis dunia,yang tidak memiliki

kota satelit sama sekali,pembangunan yang terjadi dimetropolis nasional dan kota-kota yang

lebih kecil dibawahnya akan dibatasi oleh status kesatelitannya.

2. Negara satelit akan mengalami pembangunan ekonomi yang pesat apabila dan ketika mereka

memiliki hubungan dan keterkaitan yang terendah intensitasnya dengan metropolis di Barat.

Page 12: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

3. Ketika metropolis bangkit dati krisisnya dan membangun kembali hubungan

perdagangan dan investasinya,yang kmudian mengakibatkan adanya proses inkorporasi

kembali negara Dunia Ketiga kedalam sistem hubungan kapitalis internasional,proses

industrialisasi yang telah terjadi pada negara-negara satelit ini akan ditarik dan

dieksploitir kembali kedalam hubungan global tersebut.

4. Daerah-daerah paling terbelakang dan paling feodal sekarang ini adalah daerah-

daerah yang memiliki derajat hubungan dan keterkaitan sangat dekat dengan metropolis

dimasa lampau.

Page 13: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Dos Santos: Struktur Ketergantungan

•Teori depedensi lebih memfokuskan diri pada persoalan pembangunan di

Dunia Ketiga. Dalam usaha memberikan batasan pengertian klasik tentang

“ketergantungan”, Dos Santos merumuskan bahwa hubungan antara negara

dominan (dominant countries) dengan negara tergantung (dependent countries)

merupakan hubungan yang tidak sederajat (setara), karena pembangunan di

negara dominan terjadi atas biaya yang dibebankan pada negara tergantung.

Page 14: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Dos Santos juga telah merumuskan kemungkinan kesejarahan tiga bentuk utama situasi ketergantungan, yaitu :

1. Ketergantungan kolonial

Pada bentuk ketergantungan kolonial, kemampuan modal negara dominan yang bekerja sama dengan negara penjajah

melakukan tindakan monopoli pemilikan tanah, tenaga kerja (perbudakan), dan ekspor barang hasil bumi dari negara

yang dijajah.

2. Ketergantungan industri keuangan

Sejak kurang lebih akhir abad ke-19, ketergantungan industri keuangan muncul. Ekonomi negara tergantung lebih

terpusat pada ekspor bahan mentah dan produk pertanian untuk keperluan konsumsi dan pasar negara-negara Eropa.

3. Ketergantungan teknologi industri

Bentuk ini lahir setelah Perang Dunia II ketika pembangunan industri mulai terjadi pada berbagai negara terbelakang.

Dos Santos melihat batasan struktural upaya pembangunan industri di negara Dunia Ketiga.

Page 15: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Batasan Struktural Upaya Pembangunan Industri di Negara Dunia Ketiga

1. Pembangunan industri akan bergantung pada kemampuan sektor ekspor. Hanya dengan ekspor,

negara Dunia Ketiga dapat memproleh devisa yang hendak digunakan sebagai dana untuk

membeli barang-barang modal. Oleh karena itu negara Dunia Ketiga akan berusaha keras untuk

tetap menguasai sektor ekspor tradisional, yang dengan demikian negara Dunia Ketiga dipaksa

mempertahankan hubungan dan struktur yang telah ada.

2. Akibat lebih jauh dari ketergantungan pada perolehan devisa, pembangunan industri di negara

Dunia Ketiga akan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi neraca pembayaran internasional yang

cenderung untuk defisit.

3. Pembangunan industri sangat kuat dipengaruhi oleh monopoli teknologi negara maju.

Page 16: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Akibat ketergantungan teknologi bagi negara Dunia Ketiga :

1. Ketimpangan pembangunan yang selama ini lebih terlihat pada tingkat internasional akan mewujud secara

lebih nyata pada tingkat regional dan nasional. Ini nampak pada perbedaan struktur produksi antara sektor

ekspor “tradisional” yang menghasilkan produk pertanian dan sektor ekspor “modern” pada tempat dimana

teknologi dan sumber daya keuangan terpusat.

2. Kombinasi penggunaan teknologi padat modal dan melimpah serta murahnya tenaga kerja mengakibatkan

terjadinya perbedaan tajam dari berbagai tingkat upah domestik. Menurut Dos Santos, ini akan menjadikan

adanya konsentrasi pendapatan pada satu sektor ekonomi dan kelas sosial tertentu, yang menurut pemikiran

Marxis dapat disebut sebagai tindakan eksploitasi tenaga kerja.

3. Ketimpangan struktur produksi juga akan membawa akibat pada keterbatasan berkembanganya pasar

domestik negara Dunia Ketiga. Pertumbuhan pasar barang-barang konsumsi akan dibatasi oleh kemampuan

daya beli masyarakat, sebagai akibat kecilnya penciptaan lowongan pekerjaan industri padat modal.

Page 17: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

• Dos Santos menyimpulkan bahwa keterbelakangan ekonomi negara Dunia Ketiga bukan

disebabkan oleh tidak terintegrasinya ke dalam tata ekonomi kapitalisme. Menurutnya,

tindakan pengawasan ketat dan monopoli modal asing, dan pembiayaan pembangunan

dengan modal asing, serta penggunaan teknologi maju pada tingkat internasional dan

nasional merupakan sebab utama mengapa negara Dunia Ketiga tidak mampu mencapai

posisi menguntungkan dalam interaksinya dengan negara maju, yang pada gilirannya

menjadikan negara Dunia Ketiga memproduksi keterbelakangan, kesengsaraan, dan

marginalisasi sosial di dalam batas kewilayahan.

Page 18: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Amin: Teori Peralihan Kapitalisme Pinggiran

Teori peralihan kapitalisme pinggiran menurut Amin mengandung berbagai pernyataan pokok

sebagai berikut:

1. peralihan kapitalisme pinggiran berbeda secara mendasar dengan peralihan kapitalisme

pusat(utama)

2. Kapitalisme pinggiran dicirikan oleh tanda-tanda ekstraversi ( exstraversion)

3. Bentuk distorsi lain adalah apa yang dikenal dengan istilah hipertropi pada sektor tersier di

negara pinggiran.

4. Teori efek penggandaan investasi (multiplier effects of investments) tidak dapat diterapkan

secara mekanis pada negara pinggiran.

Page 19: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

5. Ciri-ciri struktural negara belakang tidak dapat dicampuradukan atau disamakan dengan

negara-negara maju pada waktu negara maju tersebut berada dalam tahap permulaan

perkembangannya dahulu.

6. Keseluruhan profil kontradiksi struktural yang telah disebut terdahulu menyebabkan

adanya ganjalan yang tak terhindarkan, yang menghalangi terjadinya pertumbuhan di

negara pinggiran.

7. Bentuk khusus keadaan keterbelakangan negara kapitalis pinggiran dipengaruhi oleh

karakteristik formasi sosial pada masa pra-kapitalisnya, dan proses serta periode kapan

negara pinggiran tersebut terintegrasi dalam sistem ekonomi kapitalis dunia.

Page 20: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Asumsi Dasar Teori Dependensi Klasik

Pendukung teori Dependensi berasal dari disiplin Ilmu sosial.

Para pendukung aliran dependensi ini memiliki komitmen politik dan ideologi yang

berlainan.

Penganut aliran dependensi memiliki asumsi dasar:

1. Mereka menganggap keadaan ketergantungan dilihat sebagai suatu gejala yang sangat

umum berlaku bagi seluruh Dunia ketiga. Ciri khas suatu negara hal ini adalah yang tak

terhindarkan ketergantungan dalam pembangunan politik ekonominya yang membentuk

kompleksitas sejarah perkembangan dunia nampak terabaikan.

Page 21: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

2. Ketergantungan dilihat sebagai kondisi yang diakibatkan oleh “faktor luar”, faktor luar disini

terletak berada diluar jangkauan politik ekonomi dalam negeri suatu negara.

3. Ketergantungan lebih dilihatnya sebagai masalah ekonomi yang terjadi akibat mengalirnya

surplus ekonomi dari negara Dunia ketiga ke negara maju.

4. Situasi ketergantungan merupakan bagian yang terpisahkan dari proses polarisasi regional

ekonomi global, maksud disini keterbelakangan di negara dunia Ketiga dan pembangunan di

negara sentral tidak lebih tidak kurang sebagai dua aspek dari satu proses akumulasi modal.

5. Keadaan ketergantungan dilihat sebagai suatu hal yang mutlak bertolak belakang dengan

pembangunan, bahwa pembangunan yang otonom dan berkelanjutan hampir dapat dikatakan

tidak mungkin dalam situasi pemindahan surplus ekonomi ke negara maju

Page 22: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Implikasi Kebijaksanaan Teori Dependensi Klasik

Secara filosofis, Teori dependesi Klasik meninjau kembali tentang “pembangunan”

Pembangunan lebih tepat diartikan sebagai peningkatan standar hidup bagi setiap

penduduk di negara Dunia Ketiga.

Upaya radikal perumusan kembali pengertian pembangunan ini memiliki akibat pemilihan

sikap politik tertentu. Teori dependensi menganjurkan semakin erat terikat dengan negara

maju semakin memperburuk situasi ketergantungan dan keterbelakngan negara pinggiran

Page 23: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Akibat pemilihan sikap politik ini membuat teori dependensi menganjurkan agar negara

pinggiran memotong hubungan dan keterkaitanya dengan negara sentral. Menurut teori ini

juga negara pinggrian seharusnya menganut model pembangunan “yang berdiri di kaki

sendiri atau berdikari” untuk melaksanakan dan mencapai pembangunan yang otonom dan

bebas dari ketergantungan.

Teori depedensi menyadari sepenuhnya bahwa yang memiliki kekuasaan kemungkinan

besar tidak akan menyetujui kebijaksanaan pembangunan yang mencoba memutuskan

hubungan dengan negara maju, karena itu kebanyakam penganut teori dependensi

berpendapat bahwa revolusi sosialis mungkin diperlukam dan tak dapat dihindari untuk

mengakhiri kekuasaan para elite yang telah mapan ini.

Page 24: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Perbandingan Teori Dependensi Klasik dan Teori Modernisasi

Elemen Perbandingan Teori Modernisasi Klasik

Teori Dependensi Klasik

PersamaanFokus Perhatian Pembangunan Dunia

KetigaSama

Metode Sangat abstrak Sama

Dwi-kutub Struktur Teori

Tradisional dan modern

Sentral (metropolis) dan pinggiran (satelit)

PerbedaanWarisan Teoretis Teori Evolusi dan

FungsionalismeProgram KEPBBAL dan Marxis Ortodoks

Sebab Keterbelakangan

Faktor dalam Faktor luar

Hubungan Internasional

Saling menguntungkan

Merugikan negara Dunia Ketiga

Masa Depan Dunia Ketiga

Optimis Pesimis

Pemecahan Masalah Lebih mendekatkan keterkaitan dengan negara maju

Mengurangi keterkaitan dengan negara sentral.

Page 25: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Akibat Ekonomi Kolonialisme

Menurut Baran, India merupakan salah satu negara maju di dunia pada abad-18 .

Kondisi ekonomi di India secara relatif sudah maju dan India mempunyai industri

teksil yang sudah di ekspor secara luas di pasar Asia dan Eropa pada abad tersebut.

Pada periode yang sama Revolusi industri belum terjadi di negara Inggris, oleh

karena itu tidak sulit memahami bahwa industri tekstil di negara inggris masih berada

pada tahap awal perkembangan

Page 26: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Inggris mempunyai kekuatan militer yang sangat kuat menurut ukuran saat itu. Secara

khusus, Inggris memiliki armada angkatan laut yang kuat untuk menjadikan banyak negara

dunia ketiga menjadi negara jajahannya. India merpakan salah satu negara yang manjadi

jajahan inggris dan menybabkan terjadinya eksploitasi yang dilakukan oleh pemikik modal

Inggris. Ekploitasi tersebut menjadikan negara India keterblakangan atau tertinggal. Proses

keterblakangan tersebut dimulai dengan perampasan kekayaan India. Diperkiarakan kurang

lebih antara 500.000.000 dolar AS dan 1.000.000.000 dolar AS kekayaan India telah

dirampas oleh Inggris. Pada abad-20, setiap tahun rata – rata 10% dari pendapatan nasional

kotor India diambil oleh Inggris.

Page 27: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Disamping itu Inggris menggunakan cara lain untuk menghancurkan pesaing

dalam industri tekstilnya yaitu India dengan cara memberlakukan kebijakan

deindustrialisasi India. Kebijakan ini dilakukan karena sejak abad ke-18 industri

dipedesaan Inggris berkembang secara pesat dan untuk mempercepat ekspansi

industri pedesaan di Inggris, Inggris melakukan usaha – usaha untuk menghilangkan

industri tekstil yang berdara di India.

Page 28: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Kebijakan Deindustrialisasi

1) Diperintahkan pengrajin India bererja di pabrik – pabrik yang dimiliki oleh Inggris.

2) Perdaganga lokal diatur dengan ketat dan di saat yang sama diberlakuka aturan tarif impor ekspor barang kecuali untuk sutra India dan barang katun dari inggris.

Page 29: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Di samping kebijakan deindustrialisasi Inggris juga menghendaki agar India

dijadikan negara yang khusus untuk menanam dan menghasilkan katun yang

diharapkan dapat menjamin kelancaran kebutuhan bahan mentah yang

diberlakukan oleh pabrik – pabrik Inggris. Penemuan teknologi tupertenunan

baru di Eropa menjadikan industri tekstil di India hancur.

Page 30: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Secara ringkas, Baran berpendapat bahwa pemindahan surplus ekonomi dari

India ke Inggris melalui kebijkan deindustrialisasi India dan membanjirnya barang

produksi Inggris ke India serta pemiskinan masal pedesaan India telah menjadi

sebab India menjadi keterblakangan. Kolonilisme Inggris tidak hanya memberikan

dampak terhadap ekonomi, tetapi juga memiliki dampak negatif terhadap politik

dan dampak sosial-budaya India.

Page 31: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Akibat Politik dan Budaya

Tujuan didirikannya kolonial

• Menjaga stabilitas penjajahan

• Menjamin kelancaran pengambilan barang mentah

• Memudahkan pengiriman barang

Page 32: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Langkah-langkah dalam mengambil alih negara jajahan

“Menjinakkan” daerah jajahan

Setelah mampu

menguasai daerah jajahan

Mulai melakukan rekayasa sosial agar penduduk jajahan seakan

suka rela membantu pihak kolonial dalam mencapai

tujuannya

Menyerahkan sebagian kekuasaan kepada penduduk lokal untuk menjalankan roda

administrasi dengan tetap mengabdi kepada kolonial

Page 33: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

• Roda administrasi diserahkan kepada penduduk lokal elite

• Dalam bidang pendidikan, pemerintah kolonial hanya bertujuan untuk tetap

mempertahankan penduduk jajahan dalam kebiadaban dan kegelapan, serta untuk

tidak berkembangnya budaya ilmiah dan industrialisasi.

• Dampak dari kolonialisme ini berdampak luas dan dalam waktu yang lama.

• Kolonialisme pemicu lahirnya keterbelakangan dan muncullah imperialisme di

Asia Timur

Page 34: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

TUMBUHNYA IMPERIALISME DI ASIA TIMUR LANDSBERG

• KONTEKS SEJARAH

Landsberg mengatakan :

Banyak faktor yang menyebabkan pembangunan negara dunia ketiga tetap memprihatinkan.

Diantaranya :

1. Karena lemahnya dasar-dasar pengembangan Industri.

negara dunia ketiga dipaksa untuk menggunakan sejumlah devisa yang besar untuk

mengimpor barang konsumsi.

Page 35: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

2. Karena membutuhkan devisa tersebut, dunia ketiga terpaksa mengandalkan

dana yang didapat dari ekspor produk primer.

3. Kurangnya kemampuan negara-negara dunia ketiga untuk mengumpulkan

devisa yang menjadikannya terjebak dalam lilitan hutang untuk luar negri.

Page 36: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

STRATEGI

IOEISI

Page 37: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

INDUSTRIALISASI SUBSTITUSI IMPOR

(ISI) 1960

Tujuan :• dapat membantu negara dunia ketiga melepaskan diri dari

ketergantungan terhadap ekspor

primer• Negara dunia ketiga tidak lagi melakukan

impor barang konsumsi.

sebagian besar penduduk di negara-negara dunia ketiga masih dalam

keadaan miskin.Borjuis domestik tidak cukup

memiliki modal dan teknologi untuk memulai program Industrialisasi yang

sudah dicanangkan.Sekalipun negara dunia ketiga dapat mengurangi atau bahkan sama sekali menghilangkan ketergantungannya terhadap impor barang konsumsi.

Page 38: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

INDUSTRIALISASI BERORIENTASI EKSPOR (IOE)

Tujuan : Meningkatkan Volume ekspor

dari produk yang dihasilkan didalam negeri dipasar dunia.

para pemilik modal dinegara dunia ketiga mampu

mengembangkan Industri dalam negri dan sekaligus menyiapkan

lapangan pekerjaan. mampu mengumpulkan

devisa dan memberikan stimulasi untuk melakukan

akumulasi modal.

Total persentase ekspor barang-barang produksi

negara dunia ketiga meningkat dari 9,2% ditahun 1960 menjadi

hampir 17% ditahun 1969, rata-rata meningkat sebesar

14% antara tahun 1970-1976.

Page 39: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Karakteristik IOE : siapa mengekspor kepada siapa

Landsberg membagi kedalam dua kategori negara dunia ketiga Kategori A meliputi :

Brasilia, Meksiko, Argentina, India

Karakteristik: memiliki SDA yang

besar.Mempunyai dasar-dasar

yang kuat untuk pengembangan industri

besar.Memiliki pasar potensial dalam negeri yang besar dan memiliki prasarana yang dasar yang relatif

cukup.

Barang-barang yang diekspor

ke negara maju terkonsentrasi pada barang hasil produksi

tradisonal.Seperti: tekstil, kulit, sepatu,

sandal, kayu dan berbagai produk

makanan

Page 40: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Kategori B meliputi:Singapura, Hongkong,

Korea Selatan, dan Taiwan.

Barang – barang hasil Produksi

tidak Tradisional Seperti:

Barang- barang hasil Industri

ringan, pakaian, mesin, barang-barang logam,

dan benda-benda elektronik.

Dapat dikatakan sebagai negara yang berhasil

sebagai negara Pengekspor, dan siap berkompetisi

dipasar Internasonal dengan negara lebih

maju.

Page 41: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Setelah menguji Konteks Sejarah, Karakteristik,

Munculnya, dan Akibat dari gelombang Industrialisasi

diwilayah Asia Timur

Landsberg menyatakan :IOE hanya merupakan salah satu bentuk

baru dominasi empirialisme, yang nantinya akan membawa negara dunia ketiga

menjadi negara Industri yang bergantung, bukan negara Industri yang Mandiri.

Page 42: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Lahirnya IOE

1. Adanya perluasan pasar, dalam pengertian wilayah dan daya beli,dan barang-barang

konsumsi di negara maju.

2. Adanya biaya peningkatan biya produksi di negara maju.

3. Penemuan – penemuan yang mengagumkan dalam bidang teknologi komunikasi dan

transportasi memfasilitasi pertumbuhan usaha subkontrak internasional.

4. Usaha subkontrak internasional ternyta mampu menghasilkan laba yang sangat tinggi.

5. Negara-negara yang tergabung dalam kelompok B merupakan negara yang tepat untuk

usaha subkontrak.

Page 43: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Akibat IOE

1. Produk industri yang telah dapat dihasilkan oleh negara Dunia Ketiga yang telah

mengikuti strategi IOE sebagian besar, kalau tidak hampir semua , dibuat untuk

kepentingan ekspor.

2. Usaha subkontrak biasanya hanya membutuhkan dan menggunakan tenaga kerja

dengan keterampilan dan kecakapan rendah , yang diperlukan untuk terlibat dalam

proses produksi yang sederhana, seperti, pekerjaan perakitan pada industri semi

konduktor

Page 44: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

3. Dengan tanpa memerhatikan , dan karena memang tidak berpengaruh, bentuk usaha

yang dirumuskan dalam industri subkontrak , mitra lokal biasanya tidak mampu untuk

berdiri sebagai pihak pengendali , dan atau memiliki posisi tawar –menawar

4. Dengan tidak mengabaikan usaha-usaha yang dilalukan negara-negara di Asia Timur

untuk melakukan perbaikan dan di versifikasi produk ekspornya untuk membangun

dasar-dasar industri yang lebih dinamis.

5. Landsberg berpendapat bahwa ketidakstabilan dunia juga mempengaruhi dan

menghambat pertumbuhan industri di negara kelompok B.

Page 45: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Sritua Arief dan Adi Sasono: ketergantungan dan keterbelakangan di Indonesia

Karya Sritua Arief dan Adi Sasono dapat dikatakan sebagai karya generasi awal,di

indonesia secara jelas menggunakan teori dependensi untuk menjelaskan persoalan

pembangunan politik ekonomi di indonesia. Namun nampaknya sejak akhir tahun

1980-an , Adi sasono secara sungguh-sungguh telah mencoba meninjau kembali

pendiriannya tentang keabsahan teori dependensi untuk menguji pembangunan di

indonesia.

Page 46: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

• Hampir seluruh proses kajian penelitian dirumuskan ,hipotesis yang diajukan sampai

pada kesimpulan ,tidak jauh beda dengan penelitian biasanya ditawarkan oleh teori

dependensi klasik kajian ini dimulai dengan menguji kembali warisan kolonial belanda

yang di tinggalkan .seperti kebanyakan analisa sejarah yang lain tentang indonesia ,

rentang waktu dalam kajian ini dimulai sejak di berlakukannya tanam paksa .bagi mereka

pelaksanaan tanam paksa dijadikan sebagai “pangkal tolak untuk melihat bangunan

struktural yang diwarisi indonesia pada waktu negara merdeka.

Page 47: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

• Dengan sedikit gegabah kajian ini melompat untuk menguji proses pembangunan

di indonesia setelah kemerdekaan , khususnya setelah pasca 1966 sampai akhir

1970-an . Mungkin karena singkatnya (yang sesungguhnya tidak mengurangi arti

pentingnya), masa penjajahan jepang dilewati begitu saja .dengan tanpa alasan

yang jelas , hal yang sama dilakukan terhadap masa pemerintahan Soekarno-

Hatta

Page 48: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Untuk mengamati pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa pemerintahan

Orde baru, Arief dan Sasono menggunakan lima tolok ukur yakni

1. Sifat pertumbuhan ekonomi

2. Penyerapan tenaga kerja

3. Proses industrialisasi

4. Pembiyayaan pembangunan

5. Persedian makanan

Page 49: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Secara ringkas setelah memperhatikan kelima tolok ukur yang digunakan

(dengan pengecualian tolok ukur yang kelima) Areif dan Sasono menyimpulkan

bahwa situasi ketergantungan dan keterbelakangan sebagian besar telah atau sedang

mewujud di Indonesia. Tesis teori dependensi “sebagian besar telah terbukti dapat

menerangkan dan menganalisis proses ekonomi Indonesia , sebagai negara bekas

jajahan dan sebagai suatu negara yang mengandung banyak unsur egalitarian.

Page 50: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Tenaga Teori Dependensi Klasik

Pada bagian ini lebih difokuskan pada sejauh mana ketiga hasil kajian yang diuraikan sebelumnya, yaitu :

1. Kolonialisme di India

2. Imperialisme di Asia Timur

3. Ketergantungan serta keterbelakangan di Indonesia.

Hal ini mencerminkan karakteristik yang khas teori dependensi dalam usahanya menguji persoalan pembangunan Dunia ketiga. Maka

daripada itu dengan dilihat secara jelas dan dapat dicari kekuatan teori dependensi dalam mengarahkan pola pikir peneliti, para

perencana kebijaksanaan, dan pengambilan keputusan untuk mengikuti tesis-tesis yang diajukan. Sebelumnya, bagian ini bukan

bermaksud untuk membandingkan keunggulan satu teori dengan teori lainnya, dalam hal ini teori dependensi dibanding dengan dua

pendekatan pokok lain. Namun, ditujukan untuk menggali sejauh mana teori dependensi mempengaruhi peta pemikiran persoalan

pembangunan. Dari ketiga hasil kajian tersebut memiliki beberapa asumsi, yaitu : Ketergantungan pembangunan terjadi negara-

negara tersebut, karena dari faktor luar yang tidak terjangkau oleh pengendalinya yang berakibat pada keterbelakangan

pembangunan ekonomi.

Page 51: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Ketergantungan dan Faktor Luar

Dari penjelasan sebelumnya, bahwa tenaga inti yang dimiliki teori dependensi klasik dapat mengarahkan peneliti dan pengambilan keputusan untuk menguji dominasi asing sejauh mana dapat mempengaruhi pembangunan negara Dunia Ketiga, yaitu:

1. Hasil studi tentang kolonialisme di India, Baran, bahwa bagaiman Inggris dengan berjalannya kebijakan, seperti perampokan kekayaan, deindustrisasi, dan pencabutan akar budaya yang berakibat India menjadi negara terbelakang .

2. Hasil studi oleh Landsberg, bahwa perusahaan transnasional dengan strategi sub-kontrak internasionalnya tetap mampu menguasai dan mengendalikan sejak penelitian, perencanaan produk sampai pemasaran, tanpa sedikit kemungkinan alih kemampuan yang memadai yang diperlukan oleh negara-negara Asia Timur.

3. Kemudian hasil studi tentang Indonesia memiliki kesimpulan yang sama. Walaupun terjadi pertumbuhan ekonomi, di lain pihak terjadi kemiskinan masal, karena ketergantungan modal dan teknologi dari negara sentral dan juga menyebabkan terjadinya arus keluar dari surplus ekonomi yang dapat dihasilkan di dalam negeri.

Page 52: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Ketergantungan Ekonomi

• Dengan merumuskan ketergantungan sebagai akibat adanya suatu ketimpangan , seperti nilai tukar barang dalam transaksi ekonomi , teori dependensi telah mampu mengarahkan para pengikutnya untuk berfokus pada dimensi ekonomi dari situasi ketergantungan. Walaupun teori dependensi tidak mengesampingkan dimensi politik dan budaya, hanya dapat dilihat sebagai akibat lanjutan dari demensi ekonomi.

• Sebagai contoh, dimensi rkonomi kolonialisme, sepert program deindustrialisasi, ekspor produk pertanian, pemindahan surplus ekonomi adalah faktor penyebab munculnya dan menajamnya pelapisan sosial di India. Menurut Landsberg Industrialisasi di Asia Timur muncul akibat kecendrungan yang menganggap dimensi ekonomi adalah penyebab utamanya., seperti :

1. Tingginya upah buruh di negara maju

2. Inovasi teknologi transportasi dan komunikasi

3. Rendahnya upah buruh dengan produktivitas tinggi di Asia Timur yang merupakan variabel munculnya industralisasi.

Page 53: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

• Kemudian, Sritua Arief dan Adi Sasono menegaskan bahwa terjadinya jurang pemisah yang semakin lebar antara si kaya dan si miskin di Indonesia, dan disaat yang bersamaan terjadi penyingkiran tenaga kerja di sektor pertanian secara besar-besaran.

Ketergantungan dan Pembangunan

• Teori dependensi klasik hampir sempurna dalam menguraikan akibat negatif dari ketergantungan yang dialami negara Dunia Ketiga. Bahkan teori dependensi menyatakan, bahwa dengan tidak lagi dalam situasi ketergantungan, negara Dunia Ketiga akan mampu mencapai pembangunan ekonomi yang otonom.

• Dalam hal ini, Baran misalnya menyatakan dengan tegas, bahwa situasi ketergantungan yang terjadi pada masa kolonial di India dapat mengganggu jalannya pembangunan secra formal di India dan memperoleh kemerdekaan. Lansberg juga menyebut, bahwa sekalipun IOE mampu menumbuhkan industri dan menciptakan lapangan kerja. Tidak akan mampu menumbuhkan pembangunan yang mandiri dan berkelanjutan. Kemudian, Sritua Arief dan Adi Sasono berpendapat, bahwa pelaksanaan tanam paksa merupakan pangkal tolak yang bertujuan melihat bangunan struktual Indonesia sekarang. Mereka juga menyimpulkan, bahwa dengan perubahan struktural, seperti menghilangkan situasi keterganyungan dan penjebolan belenggu sistem politik yang ada ini, Indonesi baru dapat mencapai tujuang pembangunan yang telah dirumuskan oleh konstitusi negara.

Page 54: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Kritik Terhadap Teori Dependensi Klasik

Metode Pengkajian

• Kritik terhadap arus pemikiran Modernisasi

• Teori dependensi merupakan alat propaganda politik ideologi revolusioner marxisme.

• Teori dependensi hanya memilih lalu menganalisa data tanpa secara khusus melihat dan mengkaji

faktor yang menentukan bentuk dan arah pembangunan di negara dunia ketiga tersebut. Kritik

terhadap arus pemikiran Modernisasi

• Teori dependensi merupakan alat propaganda politik ideologi revolusioner marxisme.

• Teori dependensi hanya memilih lalu menganalisa data tanpa secara khusus melihat dan mengkaji

faktor yang menentukan bentuk dan arah pembangunan di negara dunia ketiga tersebut.

Page 55: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Kategori Teoritis

• Teori ini berpendapat bahwa ketergantungan yang terjadi di Dunia ketiga diakibatkan

faktor eksternal.

• Tidak menganalisa dari segi internal seperti, kelas dan formasi sosial, perebutan

kekuasaan politik.

• Negara dunia ketiga dikatakan pasif dan hanya memiliki ruang gerak yang sempit untuk

tumbuh dan membangun negaranya sendiri.

Page 56: Sosiologi Pembangunan : Teori Dependensi Klasik

Implikasi Kebijaksanaan

• Teori ini berpendapat, bahwa selama hubungan pertukaran yang tidak berimbang ini

terus terjadi, maka ketergantungan dan keterbelakangan negara Dunia Ketiga tetap

tak terselesaikan.

• Pada akhirnya teori dependensi klasik ini digantikan oleh teori dependensi baru yang

mengatakan bahwa negara dunia ketiga mampu menangkap dan mengarahkan

pembangunan