tari klasik indonesia

13
TARI KLASIK INDONESIA Tari Gambyong Tari Bedhaya Ketawang Oleh : Kelompok 1

Upload: waidatin-azizah

Post on 24-Jan-2017

225 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

TARI KLASIK INDONESIA

TARI KLASIK INDONESIA Tari GambyongTari Bedhaya KetawangOleh : Kelompok 1

Tari Gambyong

Tari GambyongSejarah

Pada mulanya tarian ini hanyalah tarian jalanan yang juga dipentaskan oleh penari jalanan yang biasa disebut dengan sebutan Tledek (Bahasa Jawa). Nama Tledek yang menarikan tarian ini adalah Gambyong, ia cukup terkenal hampir di seluruh wilayah Surakarta pada Zaman Sinuhun Paku Buwono IV ( 1788 s/d 1820). Si Gambyong memiliki suara yang indah serta gerakan yang gemulai, sehingga ia mudah dikenal orang. Semenjak itulah tarian yang dimainkannya dijuluki Tarian Gambyong.

Tari GambyongGerakan Tari

Gerakan tari Gambyong = hasil kreasi gerakan Tari Tayub. Tari Gambyong dilakukan pada garis dan gerak yang jauh lebih besar. Unsur estetis gerakan Tari Gambyong, pada :Kekompakan para penari

Tari GambyongTata Rias dan Tata Busana

Penari wajib mengenakan kostum khusus berupa kemben yang bahunya terbuka sampai bagian dada serta bawahan berupa kain panjang bermotif (jarik, mekak dan sabuk).Warna kostum identik dengan warna kuning dan hijau, serta selendang berwarna kuning.Penari juga dirias dengan dengan sangat cantik. Dengan aksesoris di kepala, rangkaian bunga yang dikalungkan, serta gelang di lengan.

Tari GambyongAlat Musik dan Lagu Pengiring

Kendang : pengiring utama sebagai panduan dan kode gerakan.Gong : meskipun durasi pukulan gong tidak terlalu signifikan namun suara besar yang menggelegar menjadikan alat musik ini sebagai alat musik utama.Kenong : alat musik utama berperan sebagai melodi dalam sajian musik Jawa yang mengiringiTari Gambyong.Gambang : meskipun suara gambang tidak terdengar signifikan namun tidak kalah pentingnya sebagai pengiring lagu Jawa dalam sebuah pementasan.

Tari GambyongFungsi Tari Gambyong

Perayaan panen dan saat akan menanam padi Tarian khas istanaSeni pertunjukan acara acara

Tari Bedhaya Ketawang

Tari Bedhaya KetawangSejarah

Suatu ketika, Sultan Agung Hanyakrakusuma yang memerintah Kesultanan Mataram dari tahun 1613-1645, sedang melakukan laku ritual semedi. Terdengar suara tetembangan dari arah tawang. Sultan Agung merasa terkesima dengan senandung tersebut. Begitu selesai bertapa, Sultan Agung memanggil empat orang pengiringnya yaitu Panembahan Purbaya, Kyai Panjang Mas, Pangeran Karang Gayam II, dan Tumenggung Alap-Alap. Sultan Agung mengutarakan kesaksian batinnya pada mereka. Karena terilhami oleh pengalaman gaib yang ia alami, Sultan Agung sendiri menciptakan sebuah tarian yang kemudian diberi nama Bedhaya Ketawang.

Tari Bedhaya KetawangMakna Filosofis

Simbol pemaknaan 9 penari :Penari pertama : Batak (pikiran dan jiwa)Penari kedua : Endhel Ajeg (keinginan hati atau nafsu)Penari ketiga : Endhel Weton (tungkai kanan)Penari keempat : Apit Ngarep (lengan kanan)Penari kelima : Apit Mburi (lengan kiri)

Tari Bedhaya KetawangMakna Filosofis

Penari keenam : Apit Meneg (tungkai kiri)Penari ketujuh : Gulu (badan)Penari kedelapan : Dhada (badan)Penari kesembilan : Boncit (organ seksual). Penari ke sembilan disini direpresentasikan sebagai konstelasi bintang-bintang yang merupakan simbol tawang atau langit.

Tari Bedhaya KetawangTata Rias dan Tata Busana

Busana yang digunakan oleh para penari Bedhaya Ketawang adalah dodot ageng atau disebut juga basahan (dominan warna hijau).Penari juga menggunakan gelung bokor mengkurep, serta berbagai aksesoris perhiasan yang terdiri atas centhung, garudha mungkur, sisir jeram saajar, cundhuk mentul, dan tiba dhadha (rangkaian bunga melati yang dikenakan di gelungan yang memanjang hingga dada bagian kanan).

Tari Bedhaya KetawangInstrumen

Musik yang mengiringi Tari Bedhaya Ketawang terdiri dari lima instrumen, yaitu kemanak, kethuk, kenong, kendhang, dan gong serta diiringi suara dari sinden.