teori belajar kontruktivisme dan penerapannya_2
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Teori Belajar Kontruktivisme Dan Penerapannya_2
1/11
Teori Belajar Kontruktivisme dan Penerapannya
Disusun Oleh :
Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi IKIP BUDI UTOMO
Malang
2012
-
7/28/2019 Teori Belajar Kontruktivisme Dan Penerapannya_2
2/11
Kata Pengantar
Puji syukur kita sanjungkan kehadirat Allah S.W.T berkat limpahan rahmat dan karunia-
Nya jualah sehingga kami (kelompok 10) dapat menyelesaikan makalah ini sekalipun sifatnya
masih sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak terutama pribadi kami sendiri
pada khususnya,yang dapat menunjang pembelajaran psikologi pada umumnya.Kami
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung utamanya kepada dosen pembimbing mata kuliah
yang telah banyak memberikan arahan.
Kami menyadari makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,oleh karenanya saran
yang konstruktif sangat kami butuhkan demi perbaikan makalah kami ini.
-
7/28/2019 Teori Belajar Kontruktivisme Dan Penerapannya_2
3/11
Daftar isi
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.
1.2 Rumusan Masalah
Pembahasan
2.1 Teori Belajar Konstrutivisme
a. Pengertian dan teori belajar konstruktivistik.
b. Tujuan teori konstruktivistik.
c. Ciri-ciri Pembelajaran Secara Konstruktivistik.
d. Prinsip-prinsip Konstruktivistik.
e. Hakikat Anak Menurut Teori Belajar Konstruktivistik
f. Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Konstruktivistik
2.2 Implikasi Teori Konstruktivistik pada Pembelajaran
(Pendidikan).
Penutup
3.1 Kesimpulan.
3.2 Saran
Daftar Pustaka
-
7/28/2019 Teori Belajar Kontruktivisme Dan Penerapannya_2
4/11
Pendahuluan
1.1.Latar belakang
Belajar adalah sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir, merasa, dan
bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya untuk menghasilkan sebuah
perilaku, pengetahuan, atau teknologi atau apapun yang berupa karya dan karsa manusia tersebut.
Belajar berarti sebuah pembaharuan menuju pengembangan diri individu agar kehidupannya bisa
lebih baik dari sebelumnya. Belajar pula bisa berarti adaptasi terhadap lingkungan dan interaksi
seorang manusia dengan lingkungan tersebut.
Berpijak dari pandangan itu Konstruktivisme berkembang. Dasarnya pengetahuan dan
keterampilan siswa diperoleh dari konteks yang terbatas dan sedikit demi sedikit.
Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana
pengetahuan disusun dalam minda manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama
dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan
universiti tetapi tidak begitu ketara dan tidak ditekankan.Menurut paham dari aliran
konstruktivisme, ilmu pengetahuan sekolah tidak boleh dipindahkan dari guru kepada siswa/anak
didik dalam bentuk yang serba sempurna. Murid perlu diberi binaan tentang pengetahuan
menurut pengalaman masingmasing.
Pembelajaran dalam konteks Konstruktivisme merupakan hasil dari usaha murid itu sendiri
dan guru tidak boleh belajar untuk murid sesuai dengan prinsip Student centered bukan teacher
centered. Blok binaan asas bagi ilmu pengetahuan sekolah ialah satu skema yaitu suatu aktifitas
mental yang digunakan oleh murid sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan
pengabstrakan dalam proses pemikiran anak. Pikiran murid tidak akan menghadapi suatu realitas
yang berwujud secara terasing dalam lingkungan sekitar.Kenyataan yang diketahui murid adalah
realitas yang dia bina sendiri. Murid sebenarnya telah mempunyai satu set ide dan pengalamanyang membentuk struktur kognitif terhadap kelanjutan pola pengetahuan dan pemikiran mereka.
Untuk membantu murid membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus mengambil kira
struktur kognitif yang sedia ada pada mereka. Apabila istilah baru telah disesuaikan dan diserap
untuk dijadikan sebagian dari pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu
bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina. Hal inilah yang biasa dinamakan dengan konstruktivisme.
1.2 Rumusan Masalah
1 Apa Pengertian Dan Ruang Lingkup Teori Konstruktivisme?
2 Apa Prinsip-prinsip dan hakikat anak menurut teori Konstruktivistik
3 Bagaimanakah mengimplementasikan Teori Konstruktivisme Pada Pembelajaran?
-
7/28/2019 Teori Belajar Kontruktivisme Dan Penerapannya_2
5/11
Pembahasan
1.1 Teori Belajar Konstruktivisme
a. Pengertian Dan Ruang Lingkup Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu
tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan
merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan
himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang
mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai
beberapa konsep umum seperti:
1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling
mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif
dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku
apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan
pengetahuan ilmiah.6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk
menarik minat pelajar.
Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar
konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori
perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan
dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual darilahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan
ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor
anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan (Ruseffendi, 1988: 132).
Menurut Wheatley (1991: 12) berpendapat dengan mengajukan dua prinsip utama dalam
pembelajaran dengan teori belajar konstrukltivisme. Pertama, pengetahuan tidak dapat diperoleh
secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa. Kedua, fungsi kognisi bersifat adaptif
dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.
Dari pengertian di atas menekankan bagaimana pentingnya keterlibatan anak secara aktif dalam
proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian ilmu pengetahuan melalui
lingkungannya. Bahkan secara spesifik Hudoyo (1990: 4) mengatakan bahwa seseorang akan
lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui orang
-
7/28/2019 Teori Belajar Kontruktivisme Dan Penerapannya_2
6/11
lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu materi yang baru, pengalamanbelajar yang lalu
dari seseorang akan mempengaruhi terjadinya proses belajar tersebut.
Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan dalam teori belajar
konstruktivisme, Hanbury (1996: 3) mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya dengan
pembelajaran, yaitu (1) siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide
yang mereka miliki, (2) pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti, (3) strategi
siswa lebih bernilai, dan (4) siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar
pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temannya.
b. Tujuan Teori Konstruktivisme di Kelas
Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri
pertanyaannya.
Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap.
Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
c. Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme
Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori
konstruktivisme, yaitu:
1. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar2. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa3. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai4. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil5. Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan6. Mengharagai peranan pengalaman kritis dalam belajar7. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa8. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa9. Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif10.Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran,
seperti prediksi, infernsi, kreasi, dan analisis
11.Menekankan bagaimana siswa belajar12.Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa lain
dan guru
13.Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif14.Melibatkan siswa dalam situasi dunia nyata15.Menekankan pentingnya konteks siswa dalam belajar16.Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar
17. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru
yang didasarkan pada pengalaman nyata
d. Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar KonstruktivismeSalah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar
konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori
perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan
dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari
-
7/28/2019 Teori Belajar Kontruktivisme Dan Penerapannya_2
7/11
lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan
ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor
anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan (Ruseffendi, 1988: 132).
Selanjutnya, Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989: 159)
menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi danakomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi
adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasitersebut mempunyai tempat (Ruseffendi 1988: 133). Pengertian tentang akomodasi yang lain
adalah proses mental yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan ransangan baru
atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu (Suparno, 1996:7).
Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh
seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak bergantung padaseberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan,
perkembangan kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidak-
seimbangan dan keadaan keseimbangan (Poedjiadi, 1999: 61).
Dari pandangan Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak dapat dipahami bahwapada tahap tertentu cara maupun kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-beda
berdasarkan kematangan intelektual anak.
Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya menurut pandangan konstruktivisme,Driver dan Bell (dalam Susan, Marilyn dan Tony, 1995: 222) mengajukan karakteristik sebagai
berikut: (1) siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan, (2)
belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa, (3) pengetahuan bukansesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal, (4) pembelajaran bukanlah
transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas, (5) kurikulum bukanlah
sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber.Pandangan tentang anak dari kalangan konstruktivistik yang lebih mutakhir yang
dikembangkan dari teori belajar kognitif Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun
dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata
yang dimilikinya. Belajar merupakan proses aktif untuk mengembangkan skemata sehinggapengetahuan terkait bagaikan jaring laba-laba dan bukan sekedar tersusun secara hirarkis
(Hudoyo, 1998: 5).
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu aktivitas yangberlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pebelajar dengan faktor ekstern atau
lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku.
Berbeda dengan kontruktivisme kognitif ala Piaget, konstruktivisme sosial yangdikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan
lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh
dalam konteks sosial budaya seseorang (Poedjiadi, 1999: 62). Dalam penjelasan lain Tanjung(1998: 7) mengatakan bahwa inti konstruktivis Vigotsky adalah interaksi antara aspek internal
dan ekternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.
Adapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak (Poedjiadi,
1999: 63) adalah sebagai berikut: (1) tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivismeadalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk
menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi, (2) kurikulum dirancang sedemikian rupa
sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksioleh peserta didik. Selain itu, latihan memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar
kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari dan (3) peserta didik
diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru
hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusifuntuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
e. Kelebihan dan Kelemahan Teori Konstrutivisme
Kelebihan
1. Berfikir alam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah,
menjana idea dan membuat keputusan.
-
7/28/2019 Teori Belajar Kontruktivisme Dan Penerapannya_2
8/11
2. Faham :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka
akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.
3. Ingat :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama
semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri kefahaman mereka. Justeru
mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
4. Kemahiran sosial :Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rakan dan guru dalam
membina pengetahuan baru.
5. Seronok :Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi
dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru.
Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya
dimana peran guru sebagai pendidik sepertinya kurang begitu mendukung.
2.2 Implikasi Teori Konstruktivisme di Kelas
Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme tersebut di atas, berikut ini dipaparka
tentang penerapan di kelas.
1. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar
Dengan menghargai gagasa-gagasan atau pemikiran siswa serta mendorong siswa berpikir
mandiri, berarti guru membantu siswa menemukan identitas intelektual mereka. Para siswa yang
merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan kemudian menganalisis serta menjawabnya berarti telah
mengembangkan tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri serta menjadi pemecah
masalah (problem solver)
2. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu
kepada siswa untuk merespon
Berfikir reflektif memerlukan waktu yang cukup dan seringkali atas dasar gagasan-gagasan dan
komentar orang lain. Cara-cara guru mengajukan pertanyaan dan cara siswa merespon atau
menjawabnya akan mendorong siswa mampu membangun keberhasilan dalam melakukan
penyelidikan
3. Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi
Guru yang menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang para siswa untuk
mampu menjangkau hal-hal yang berada di balik respon-respon faktual yang sederhana. Guru
mendorong siswa untuk menghubungkan dan merangkum konsep-konsep melalui analisis,
prediksi, justifikasi, dan mempertahankan gagasan-gagasan atau pemikirannya
4. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan siswa lainnya
Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat intensif sangat
membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan gagasan-gagasannya. Jika mereka
memiliki kesempatan untuk megemukakan apa yang mereka pikirkan dan mendengarkan
gagasan-gagasan orang lain, maka mereka akan mampu membangun pengetahuannya sendiri
-
7/28/2019 Teori Belajar Kontruktivisme Dan Penerapannya_2
9/11
yang didasarkan atas pemahaman mereka sendiri. Jika mereka merasa aman dan nyaman untuk
mengemukakan gagasannya maka dialog yang sangat bermakna akan terjadi di kelas
5. Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi
Jika diberi kesempatan untuk membuat berbagai macam prediksi, seringkali siswa menghasilkan
berbagai hipotesis tentang fenomena alam ini. Guru yang menerapkan konstruktivisme dalam
belajar memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menguji hpotesis yang
mereka buat, terutama melalu diskusi kelompok dan pengalaman nyata
6. Guru memberika data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif
Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme melibatkan para siswa dalam
mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata. Kemudian guru membantu para
siswa untuk menghasilkan abstraksi atau pemikiran-pemikiran tentang fenomena-fenomena alam
tersebut secara bersama-sama.
-
7/28/2019 Teori Belajar Kontruktivisme Dan Penerapannya_2
10/11
Penutup
3.1 Kesimpulan
Kesimpulannya pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang berasaskan
Konstruktivisme akan memberi peluang kepada guru untuk memilih kaidah pengajaran dan
pembelajaran yang sesuai dan murid dapat menentukan sendiri masa yang diperlukan untuk
memperoleh suatu konsep atau pengetahuan. Disamping itu, guru dapat membuat penilaian
sendiri dan menilai kefahamannya tentang sesuatu bidang pengetahuan dapat ditingkatkan lagi.
Selain itu, beban guru sebagai pengajar akan berkurangan di mana guru lebih bertindak sebagai
pemudahcara atau fasilitator.
Pembelajaran secara Konstruktivisme berdasarkan beberapa pandangan baru tentang ilmu
pengetahuan dan bagaimana boleh diperolehi ilmu tersebut. Pembentukan pengetahuan baru lahirdaripada gabungan pembelajaran terlebih dahulu. Pembelajaran ini menggalakkan murid
mencipta penyelesaian mereka sendiri dan menguji dengan menggunakan hipotesis-hipotesis dan
idea-idea baru.
3.2 Saran
Pembelajaran sangat sarat dengan konsep-konsep yang membutuhkan penalaran tinggi. Agar
hasil belajar yang dicapai lebih optimum maka para guru fisika sebaiknya selalu memperhatikan
penalaran formal yang telah dimiliki siswa. Sehingga strategi pengubah miskonsepsi dapat
ditentukan dengan tepat. Telah terbukti bahwa kualitas miskonsepsi yang dimiliki siswa sangat
tergantung pada penalaran formal siswa.
-
7/28/2019 Teori Belajar Kontruktivisme Dan Penerapannya_2
11/11
Daftar Pustaka
Usman,Khairul.Implementasi Model Teori Konstrutivisme.(diunduh pada tanggal 29-04-
2012),http://khairilusman.wordpress.com/2011/10/29/implementasi-model-konstruktivisme-
dalam-pembelajaran/.
Hajrie.Teori Belajar Konstruktivisme.http://vhajrie27.wordpress.com/2009/04/16/penerapan-
teori-belajar-konstruktivisme-dalam-pembelajaran-ips-tentang-pengaruh-cuaca-terhadap-
kehidupan-manusia/.
Yahya.Model Konstrutivisme.
http://sdn5bsyahya.blogspot.com/2010/10/teori-konstruktivisme.html.
http://education-mantap.blogspot.com/2010/10/teori-konstruktivisme-dalam.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/20/teori-belajar-konstruktivisme/
http://sdn5bsyahya.blogspot.com/2010/10/teori-konstruktivisme.htmlhttp://education-mantap.blogspot.com/2010/10/teori-konstruktivisme-dalam.htmlhttp://education-mantap.blogspot.com/2010/10/teori-konstruktivisme-dalam.htmlhttp://education-mantap.blogspot.com/2010/10/teori-konstruktivisme-dalam.htmlhttp://sdn5bsyahya.blogspot.com/2010/10/teori-konstruktivisme.html