kontruktivisme dan kekristenan

24
Konstruktivisme Dr. Khoe Yao Tung, M.Sc.Ed, M.Ed Sekolah Kristen Eben Haezar Manado 21 oktober 2017

Upload: universitas-pelita-harapan

Post on 29-Jan-2018

53 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kontruktivisme dan kekristenan

KonstruktivismeDr. Khoe Yao Tung, M.Sc.Ed, M.Ed

Sekolah Kristen Eben HaezarManado21 oktober 2017

Page 2: Kontruktivisme dan kekristenan

Amsal 16:9

Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapiTuhanlah yang menentukan arah langkahnya

Mazmur 94:11

TUHAN mengetahui rancangan-rancanganmanusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka

Page 3: Kontruktivisme dan kekristenan

Konstruktivisme

Konstruktivisme dalam pendidikan• Konstruktivisme bersumber dalam diri

pembelajar sebagi subjek belajar (mental activity).

• Inti pengajaran kontruktivisme berfokuspada murid agar dapat aktifmengendalikan pembelajaran merekasendiri, belajar bermakna, pengalamanlangsung menjadi kunci proses pembelajaran.

• Konstruktivisme berkaitan dengan teoritahapan perkembangan manusia(developmentalis).

Konstruktivisme

You cannot teach a man anything you can only help

him find it within himself - Galileo

Page 4: Kontruktivisme dan kekristenan

• Dalam pembelajaran konstruktivisme(kognitif), pembelajar adalah sumberdari perencanaan, tujuan, ide, memoridan emosi yang digunakan untukmemilih, mengambil, danmengkonstruksikan makna daristimuli pengetahuan yang didapatdari pengalaman.

• Pengetahuan tidak bersifat obyektiftetapi dibangun dan di tata dalamorganisasi pengetahuan manusia.

• Pengetahuan yang dibangun kuranglengkap dan tidak sempurna, danterus bertumbuh melalui intensitasdan stimulus.

• Selanjutnya bagi para pedagogi kritis, konstruktivisme digunakan sebagaiperbaikan media pengajaran untukmerevisi tatanan sosial dan medorongkeadilan yang merata.

Page 5: Kontruktivisme dan kekristenan

EKSOGENUSPenguasaan

pengetahuan

merepresentasikan

sebuah

konstruksi ulang dari

dunia luar

ENDOGENUSPengetahuan

diperoleh dari

pengetahuan

yang telah

dipelajari

sebelumnya

ENDOGENUS

DIALEKTIKALPengetahuan

diperoleh dari

interaksi-interaksi

antara orang – orang

dari lingkungan

mereka

KonstruktivismeAkuisisi Pengetahuan dapat berupa Eksogenus, Endogenus, dan endogenus dialektikal

Page 6: Kontruktivisme dan kekristenan

Konstruktivisme

• Pembelajaran yang berlangsung ang didasarkan pada premis bahwa, dengan merefleksikan pengetahuan pengalamanyang didapat, kita membangun pemahaman kita sendiri tentang dunia tempat kita tinggal.

• Pembelajaran akan menghasilkan "peraturan" dan "model mental kita sendiri", yang digunakan untuk memahami pengalaman kita.

• Belajar hanyalah proses menyesuaikan model mental kita untuk mengakomodasi pengalaman

Page 7: Kontruktivisme dan kekristenan

Constructivism (social constructivism)

Student centered learning.

The role of the instructor –as facilitators

The nature of the learning is process

Learning is an active, social process

Dynamic interaction between task, instructor and learner

Collaboration among learners

Page 8: Kontruktivisme dan kekristenan

Pembelajaran Konstruktivisme

• Dalam konstruktivisme siswa akan belajar dengan mengajukan minatakan pengetahuan yang disesuaikan dengan kondisi pengetahuanmereka sebelumnya.

• Konstruktivisme mengggunakan scaffolding, penyediaan group belajar untuk problem solving individual. (Wilson & Cole, 1991).

• Siswa akan melakukannya pengembangan keterampilan metakognitif(Savery & Duffy, 1995).

• Siswa akan mendapatkan dukungan melalui cognitive apprenticeshiplingkungan yang kompleks dan bukan menyederhanakanlingkungan untuk belajar (Savery & Duffy, 1995).

Page 9: Kontruktivisme dan kekristenan

Differentiated curriculum

• Dalam konstruktivisme, kurikulum akan disesuaikan dengan “pengetahuan” siswasebelumnya

• Semua siswa akan berangkat dari titikberbeda karena setiap siswa memilikipengetahuan yang berbeda sebelumnya

• guru tidak bisa menyesuaikan kurikulumdengan setiap siswa.

Page 10: Kontruktivisme dan kekristenan

Peniadaan Standarisasi• Pengukuran terhadap hasil belajar siswa menjadi sulit terukur karena

Pengetahuan yang dibangun merupakan representasi dari individu ketika membangun pengetahuan yang dipelajari.

• Konstruktivisme mengajukrkan penghapusan nilai dan penghapusanUjian standar karena hasilnya dapat membandingkan kemajuansiswa. Prinsip pengukurannya dilakukan dengan tidakmembandingkan kemajuan siswa.

• Konstruktivisme menganjurkan penghapusan standarisasikurikulum, memungkinkan Kurikulum disesuaikan dengansiswa "pengetahuan sebelumnya

Page 11: Kontruktivisme dan kekristenan

Jean Piaget (1896-1980)

Jean Piaget adalah seorang pendidik, ilmuwan, dan ahli psikologi perkembangan anak yang berkebangsaan Swiss. Piaget terkenal karenahasil penelitiannya tentang teoriperkembangan kognitifnya dan dikenalsebagai perintis besar dalam teorikonstruktivis pengetahuan. Piaget dikenal jugasebagai tokoh psikologi developmentalis.

Mulanya Piaget menolong menandai hasil tes-tes intelegensi dari penelitian yang dilakukanBinet. Selanjutnya Piaget mendapatkan bahwaanak anak yang memberikan jawaban salahsecara terus-menerus memiliki pola yang mirip. Piaget berpendapat bahwa pada dirianak terdapat pemikiran bersifat dinamik dantergorganisasi.

Pada 1921, menjadi direktur Institut Rousseau di Jenewa. Mengembangkan tahapan-tahapanberupa skema, adaptasi berbentuk asimilasiatau akomodasi, dan kesetimbangan. adaproses berpikir mulai dari lahir hingga dewasa, ada tahapan-tahapan kognitif yang dipengaruhi dari kematangan fisik, aktivitasdan interaksi sosial

Page 12: Kontruktivisme dan kekristenan

Jean Piaget (1896-1980)

Dalam bukunya the Psychology of the Child (1966), tahapan-tahapan cognitive learning development terdiriatas

Sensori motorik(0-2 tahun)

Pra-operational (2-7 tahun)

Operational konkrit (7-11 tahun)

Operation formal (11-15 tahun)

Page 13: Kontruktivisme dan kekristenan

Komponen dasar dari teori Piaget

1.Skemata (membuat bangunan blok

pengetahuan)Skema bayi dimulai denganmembanting benda-benda adalahskema favorit bagi bayi untukmenjajaki dunianya. Kemudian proses asimilasi terjadiketika bayi memasukkan objek dalamskemanya.Akomodasi terjadi ketika objek barutidak sesuai dengan skema yang telahada.

2. Proses transisi dari satu tahapan ketahapan berikutnya.

(equilibrium, assimilation and accommodation)

Page 14: Kontruktivisme dan kekristenan
Page 15: Kontruktivisme dan kekristenan

Lev Vygotsky Semyonovich(1896 – 1934)• Lev Vygotsky adalah seorang psikolog Soviet,

pengembang social development theory, perumus teori holistik manusia yang meliputipengembangan budaya dan biososial. Iaterkenal sebagai psikologi sociocultural dan perumus Vygotsky circle.

• Ketertarikan Vygotsky pada psikologiperkembangan dan pendidikan anak meliputiinterpretasi psikologi seperti internalisasipengetahuan. Vygotsky memperkenalkankonsep Zone Proximal Development (ZPD), suatu perkembangan yang menggambarkanterdapat perbedaan antara potensi kognitifdengan aktualisasi kognitif manusia.

• Bagi Vygotsky lingkungan Sociocultural merupakan hal terpenting bagipengembangan kognitif seorang anak. Proses kognitif (bahasa, penalaran dan perasaan) yang dikembangkan melalui interaksi sosialmerupakan produk dari budaya

Page 16: Kontruktivisme dan kekristenan

Lev Vygotsky Semyonovich

Stimulus interaksi sosial dan budaya sangat penting dalamperkembangan kognitif. Interaksi sosial denganpengetahuan dan bahasa akan mampu meningkatkan ZPD.

Bahasa menjadi pusat dari perkembangan kognitif mulaidari interaksi sosial lalu bekembang pada pemahamanpribadi lalu beralih kepada perkembangan kognitif.

Teorinya berbeda dengan Piaget yang menyatakan bahwabahasa dan interaksi sosial tidak meningkatkanperkembangan kognitif

Page 17: Kontruktivisme dan kekristenan

Erik Erikson (1902-1994)• Erik Erikson adalah seorang psikolog

Jerman yang terkenal dengan teori delapantahap perkembangan psikososial padamanusia. Sebenarnya Erikson adalahseorang psikolog Freudian, namun teorinyalebih tertuju pada perkembangan sosialpribadi terhadap masyarakat dankebudayaan, teorinya berbeda jikadibandingkan dengan para psikologFreudian lainnya.

• Setelah menerbitkan buku Childhood and Society pada tahun 1950, teori Erikson terkenal dengan sebutan teori tahapanperkembangan psikososial.

• Erickson meninggalkan University of California, mendedikasikan sepuluh tahunbekerja dan mengajar di Austen Riggs Center, perawatan fasilitas psikiatriterkemuka di Stockbridge, Massachusetts. Pada tahun 1960, Erikson kembali ke Harvard sebagai profesor perkembanganmanusia dan sebagai profesor tetap di universitas hingga pensiun pada tahun1970.

Page 18: Kontruktivisme dan kekristenan

Teori Psikososial dikembangakan oleh Erik Erikson, teori tentangdelapan tahapan perkembangan pada manusia yang didasarkan padaperan sosial dan perkembangan diri sepanjang waktu.

Erikson menjadi terkenal karena upayanya dalam mengembangkan teoritentang tahap perkembangan manusia yang dirintis oleh Freud.

Erikson menyatakan bahwa pertumbuhan manusia berjalan sesuaiprinsip epigenetik yang menyatakan bahwa kepribadian manusiaberkembang menurut delapan tahapan. Berkembangnya psikososialmanusia dari satu tahap ke tahap berikutnya ditentukan olehkeberhasilannya atau ketidakberhasilannya dalam menempuh tahapsebelumnya

Erik Erikson (1902-1994)

Page 19: Kontruktivisme dan kekristenan

Stage Psychological

crisis

Radius of significant

relations

Related elements of

the social order

Rudiments of

ego strength

1 Trust vs. mistrust Maternal person Religion and the

cosmic order

hope

2 Autonomy vs.

shame, doubt

Paternal person Law and social order will

3 Initiative vs. guilt Basic family Theater and ideal

prototype

Purpose

4 Industry vs.

Inferiority

School and

neighborhood

Technological

elements

Competence

5 Identity vs. role

confusion

Peer groups, model of

leadership

Ideological

perspectives

Fidelity

6 Intimacy vs.

Isolation

Partners in friendship,

sex, competition,

cooperation

Pattern of

cooperation and

competition

Love

7 Generativity vs.

stagnation

Divided labor and

household

Currents od

education and

tradition

Care

8 Ego integrity vs.

despair

Humankind. “my kind” Collective wisdom Wisdom

Psikososial, Model siklus epigenetik dari Erikson

Page 20: Kontruktivisme dan kekristenan

Perkembangan moral Kolhberg membangun tahapan moral seperti

tahapan-tahapan Piaget dalam membangunperkembangan kognitif.

Kolhberg memandang perkembangan moral sebagai proses alami yang dapatditumbuhkembangkan sama halnyaperkembangan intelektual.

Kolhberg menekankan moral thinking yang sangat dipengaruhi dari usia dalam kedewasaan, kapasitas kognitif dan lingkungan sosialmenyediakan materi dasar agar proses kognitifdapat berlangsung.

Melalui sejumlah penelitian yang melibatkananak-anak dan orang dewasa dengan kasusdilematis moral. Kolhberg mengidentifikasikanenam tahapan perkembangan moral yang terbagi dalam tiga tingkatan.

Page 21: Kontruktivisme dan kekristenan

• Lawrence Kohlberg,psikolog Universitas Chicago danUniversitas Harvard. Ia pengikut teori perkembangan kognitif Jean Piaget, karya Kohlberg mencerminkan dan bahkan memperluas karya pendahulunya.

• Kohlberg melanjutkan program doktoralnya di Universitas Chicago, dan meneliti penalaran moral anak-anak dan karya awal Jean Piaget dan yang lainnya. Kohlberg kemudian mengajar di Universitas Chicago di Komite tentang Perkembangan Manusia, dan memperpanjang masa tinggalnya dengan dunia pendidikan.

• Akhir hidup Kohlberg cukup mengenaskan, pada tahun 1971 ketika ia melakukan pekerjaan lintas budaya di Belize ia tertular sebuah penyakit tropis. Akibatnya, ia bergumul dengan depresi dan penderitaan fisik selama 16 tahun kemudian. Pada 19 Januari 1987, ia meminta cuti satu hari dari Rumah Sakit Massachusetts tempat ia dirawat, lalu bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya di Samudera Atlantik.

Lawrence Kohlberg (1927 – 1987)

Page 22: Kontruktivisme dan kekristenan

Model Perkembangan moral Kohlberg

Stage Levels Stages Descriptions1 Pre-

conventional

level

Fokus: egoistik

Stage 1

(ages 6-8)

Orientasi hukuman dan kepatuhan

(Patuh dan menghindari hukuman,

Bagaimana caranya menghindari hukuman?

Stage 2

(ages 8-10)

Individualistik, orientasi egoistik dan minat

pribadi

(Apa untungnya itu buat saya?)

2 Conventional

Level

Fokus: moral

guidelines

Stage 3

(ages 10-

12)

Interpersonal, concordance orientation

(Orientasi anak baik dan anak manis, apa

yang orang lain harapkan dari saya?)

Stage 4

(ages 12-

15)

Orientasi pada peraturan dan hukum

(Apa yang peraturan sebutkan, apa peran

saya?)

3 Post-

conventional

level

Fokus: moral

principals

Stage 5

(ages 15+)

Orientasi kontrak sosial

(Apa kesepakatan kelompok terhadap

kewajiban pribadi saya dalam hal ini?)

Stage 6 Orientasi azas atau prinsip etika universal

(Apa prinsip saya yang memiliki makna

universal?)

Page 23: Kontruktivisme dan kekristenan

Pendidikan Kristen Vs Kontruktivisme

• Siswa dapat membangun pengetahuannyasendiri, guru sebagai fasilitator, hal inibertentangan dengan kekristenan, karenaguru membimbing anak berkaitan dengankonsep-konsep kebenaran danpengetahuan.

• Sulit mempertanggungjawabkan proses hasil belajar, karena pengukuran hasilbelajar siswa menjadi sulit terukur hal inidisebabkan pengetahuan yang dibangun merupakan representasi dari individu ketikamembangun pengetahuan yang dipelajari.

• Pengendalian pembelajaran dilakukan hanyaoleh murid sendiri mereka menentukan carabelajar, gaya belajar, dengan pengalamanlangsung menjadi kunci proses pembelajaran. Hal ini berbeda dengan perspektif kristiani, yang melibatkan natur murid, natur guru dannatur belajar

Page 24: Kontruktivisme dan kekristenan

Tuhan memberkati