kontruktivisme dan kekristenan
TRANSCRIPT
KonstruktivismeDr. Khoe Yao Tung, M.Sc.Ed, M.Ed
Sekolah Kristen Eben HaezarManado21 oktober 2017
Amsal 16:9
Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapiTuhanlah yang menentukan arah langkahnya
Mazmur 94:11
TUHAN mengetahui rancangan-rancanganmanusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka
Konstruktivisme
Konstruktivisme dalam pendidikan• Konstruktivisme bersumber dalam diri
pembelajar sebagi subjek belajar (mental activity).
• Inti pengajaran kontruktivisme berfokuspada murid agar dapat aktifmengendalikan pembelajaran merekasendiri, belajar bermakna, pengalamanlangsung menjadi kunci proses pembelajaran.
• Konstruktivisme berkaitan dengan teoritahapan perkembangan manusia(developmentalis).
Konstruktivisme
You cannot teach a man anything you can only help
him find it within himself - Galileo
• Dalam pembelajaran konstruktivisme(kognitif), pembelajar adalah sumberdari perencanaan, tujuan, ide, memoridan emosi yang digunakan untukmemilih, mengambil, danmengkonstruksikan makna daristimuli pengetahuan yang didapatdari pengalaman.
• Pengetahuan tidak bersifat obyektiftetapi dibangun dan di tata dalamorganisasi pengetahuan manusia.
• Pengetahuan yang dibangun kuranglengkap dan tidak sempurna, danterus bertumbuh melalui intensitasdan stimulus.
• Selanjutnya bagi para pedagogi kritis, konstruktivisme digunakan sebagaiperbaikan media pengajaran untukmerevisi tatanan sosial dan medorongkeadilan yang merata.
EKSOGENUSPenguasaan
pengetahuan
merepresentasikan
sebuah
konstruksi ulang dari
dunia luar
ENDOGENUSPengetahuan
diperoleh dari
pengetahuan
yang telah
dipelajari
sebelumnya
ENDOGENUS
DIALEKTIKALPengetahuan
diperoleh dari
interaksi-interaksi
antara orang – orang
dari lingkungan
mereka
KonstruktivismeAkuisisi Pengetahuan dapat berupa Eksogenus, Endogenus, dan endogenus dialektikal
Konstruktivisme
• Pembelajaran yang berlangsung ang didasarkan pada premis bahwa, dengan merefleksikan pengetahuan pengalamanyang didapat, kita membangun pemahaman kita sendiri tentang dunia tempat kita tinggal.
• Pembelajaran akan menghasilkan "peraturan" dan "model mental kita sendiri", yang digunakan untuk memahami pengalaman kita.
• Belajar hanyalah proses menyesuaikan model mental kita untuk mengakomodasi pengalaman
Constructivism (social constructivism)
Student centered learning.
The role of the instructor –as facilitators
The nature of the learning is process
Learning is an active, social process
Dynamic interaction between task, instructor and learner
Collaboration among learners
Pembelajaran Konstruktivisme
• Dalam konstruktivisme siswa akan belajar dengan mengajukan minatakan pengetahuan yang disesuaikan dengan kondisi pengetahuanmereka sebelumnya.
• Konstruktivisme mengggunakan scaffolding, penyediaan group belajar untuk problem solving individual. (Wilson & Cole, 1991).
• Siswa akan melakukannya pengembangan keterampilan metakognitif(Savery & Duffy, 1995).
• Siswa akan mendapatkan dukungan melalui cognitive apprenticeshiplingkungan yang kompleks dan bukan menyederhanakanlingkungan untuk belajar (Savery & Duffy, 1995).
Differentiated curriculum
• Dalam konstruktivisme, kurikulum akan disesuaikan dengan “pengetahuan” siswasebelumnya
• Semua siswa akan berangkat dari titikberbeda karena setiap siswa memilikipengetahuan yang berbeda sebelumnya
• guru tidak bisa menyesuaikan kurikulumdengan setiap siswa.
Peniadaan Standarisasi• Pengukuran terhadap hasil belajar siswa menjadi sulit terukur karena
Pengetahuan yang dibangun merupakan representasi dari individu ketika membangun pengetahuan yang dipelajari.
• Konstruktivisme mengajukrkan penghapusan nilai dan penghapusanUjian standar karena hasilnya dapat membandingkan kemajuansiswa. Prinsip pengukurannya dilakukan dengan tidakmembandingkan kemajuan siswa.
• Konstruktivisme menganjurkan penghapusan standarisasikurikulum, memungkinkan Kurikulum disesuaikan dengansiswa "pengetahuan sebelumnya
Jean Piaget (1896-1980)
Jean Piaget adalah seorang pendidik, ilmuwan, dan ahli psikologi perkembangan anak yang berkebangsaan Swiss. Piaget terkenal karenahasil penelitiannya tentang teoriperkembangan kognitifnya dan dikenalsebagai perintis besar dalam teorikonstruktivis pengetahuan. Piaget dikenal jugasebagai tokoh psikologi developmentalis.
Mulanya Piaget menolong menandai hasil tes-tes intelegensi dari penelitian yang dilakukanBinet. Selanjutnya Piaget mendapatkan bahwaanak anak yang memberikan jawaban salahsecara terus-menerus memiliki pola yang mirip. Piaget berpendapat bahwa pada dirianak terdapat pemikiran bersifat dinamik dantergorganisasi.
Pada 1921, menjadi direktur Institut Rousseau di Jenewa. Mengembangkan tahapan-tahapanberupa skema, adaptasi berbentuk asimilasiatau akomodasi, dan kesetimbangan. adaproses berpikir mulai dari lahir hingga dewasa, ada tahapan-tahapan kognitif yang dipengaruhi dari kematangan fisik, aktivitasdan interaksi sosial
Jean Piaget (1896-1980)
Dalam bukunya the Psychology of the Child (1966), tahapan-tahapan cognitive learning development terdiriatas
Sensori motorik(0-2 tahun)
Pra-operational (2-7 tahun)
Operational konkrit (7-11 tahun)
Operation formal (11-15 tahun)
Komponen dasar dari teori Piaget
1.Skemata (membuat bangunan blok
pengetahuan)Skema bayi dimulai denganmembanting benda-benda adalahskema favorit bagi bayi untukmenjajaki dunianya. Kemudian proses asimilasi terjadiketika bayi memasukkan objek dalamskemanya.Akomodasi terjadi ketika objek barutidak sesuai dengan skema yang telahada.
2. Proses transisi dari satu tahapan ketahapan berikutnya.
(equilibrium, assimilation and accommodation)
Lev Vygotsky Semyonovich(1896 – 1934)• Lev Vygotsky adalah seorang psikolog Soviet,
pengembang social development theory, perumus teori holistik manusia yang meliputipengembangan budaya dan biososial. Iaterkenal sebagai psikologi sociocultural dan perumus Vygotsky circle.
• Ketertarikan Vygotsky pada psikologiperkembangan dan pendidikan anak meliputiinterpretasi psikologi seperti internalisasipengetahuan. Vygotsky memperkenalkankonsep Zone Proximal Development (ZPD), suatu perkembangan yang menggambarkanterdapat perbedaan antara potensi kognitifdengan aktualisasi kognitif manusia.
• Bagi Vygotsky lingkungan Sociocultural merupakan hal terpenting bagipengembangan kognitif seorang anak. Proses kognitif (bahasa, penalaran dan perasaan) yang dikembangkan melalui interaksi sosialmerupakan produk dari budaya
Lev Vygotsky Semyonovich
Stimulus interaksi sosial dan budaya sangat penting dalamperkembangan kognitif. Interaksi sosial denganpengetahuan dan bahasa akan mampu meningkatkan ZPD.
Bahasa menjadi pusat dari perkembangan kognitif mulaidari interaksi sosial lalu bekembang pada pemahamanpribadi lalu beralih kepada perkembangan kognitif.
Teorinya berbeda dengan Piaget yang menyatakan bahwabahasa dan interaksi sosial tidak meningkatkanperkembangan kognitif
Erik Erikson (1902-1994)• Erik Erikson adalah seorang psikolog
Jerman yang terkenal dengan teori delapantahap perkembangan psikososial padamanusia. Sebenarnya Erikson adalahseorang psikolog Freudian, namun teorinyalebih tertuju pada perkembangan sosialpribadi terhadap masyarakat dankebudayaan, teorinya berbeda jikadibandingkan dengan para psikologFreudian lainnya.
• Setelah menerbitkan buku Childhood and Society pada tahun 1950, teori Erikson terkenal dengan sebutan teori tahapanperkembangan psikososial.
• Erickson meninggalkan University of California, mendedikasikan sepuluh tahunbekerja dan mengajar di Austen Riggs Center, perawatan fasilitas psikiatriterkemuka di Stockbridge, Massachusetts. Pada tahun 1960, Erikson kembali ke Harvard sebagai profesor perkembanganmanusia dan sebagai profesor tetap di universitas hingga pensiun pada tahun1970.
Teori Psikososial dikembangakan oleh Erik Erikson, teori tentangdelapan tahapan perkembangan pada manusia yang didasarkan padaperan sosial dan perkembangan diri sepanjang waktu.
Erikson menjadi terkenal karena upayanya dalam mengembangkan teoritentang tahap perkembangan manusia yang dirintis oleh Freud.
Erikson menyatakan bahwa pertumbuhan manusia berjalan sesuaiprinsip epigenetik yang menyatakan bahwa kepribadian manusiaberkembang menurut delapan tahapan. Berkembangnya psikososialmanusia dari satu tahap ke tahap berikutnya ditentukan olehkeberhasilannya atau ketidakberhasilannya dalam menempuh tahapsebelumnya
Erik Erikson (1902-1994)
Stage Psychological
crisis
Radius of significant
relations
Related elements of
the social order
Rudiments of
ego strength
1 Trust vs. mistrust Maternal person Religion and the
cosmic order
hope
2 Autonomy vs.
shame, doubt
Paternal person Law and social order will
3 Initiative vs. guilt Basic family Theater and ideal
prototype
Purpose
4 Industry vs.
Inferiority
School and
neighborhood
Technological
elements
Competence
5 Identity vs. role
confusion
Peer groups, model of
leadership
Ideological
perspectives
Fidelity
6 Intimacy vs.
Isolation
Partners in friendship,
sex, competition,
cooperation
Pattern of
cooperation and
competition
Love
7 Generativity vs.
stagnation
Divided labor and
household
Currents od
education and
tradition
Care
8 Ego integrity vs.
despair
Humankind. “my kind” Collective wisdom Wisdom
Psikososial, Model siklus epigenetik dari Erikson
Perkembangan moral Kolhberg membangun tahapan moral seperti
tahapan-tahapan Piaget dalam membangunperkembangan kognitif.
Kolhberg memandang perkembangan moral sebagai proses alami yang dapatditumbuhkembangkan sama halnyaperkembangan intelektual.
Kolhberg menekankan moral thinking yang sangat dipengaruhi dari usia dalam kedewasaan, kapasitas kognitif dan lingkungan sosialmenyediakan materi dasar agar proses kognitifdapat berlangsung.
Melalui sejumlah penelitian yang melibatkananak-anak dan orang dewasa dengan kasusdilematis moral. Kolhberg mengidentifikasikanenam tahapan perkembangan moral yang terbagi dalam tiga tingkatan.
• Lawrence Kohlberg,psikolog Universitas Chicago danUniversitas Harvard. Ia pengikut teori perkembangan kognitif Jean Piaget, karya Kohlberg mencerminkan dan bahkan memperluas karya pendahulunya.
• Kohlberg melanjutkan program doktoralnya di Universitas Chicago, dan meneliti penalaran moral anak-anak dan karya awal Jean Piaget dan yang lainnya. Kohlberg kemudian mengajar di Universitas Chicago di Komite tentang Perkembangan Manusia, dan memperpanjang masa tinggalnya dengan dunia pendidikan.
• Akhir hidup Kohlberg cukup mengenaskan, pada tahun 1971 ketika ia melakukan pekerjaan lintas budaya di Belize ia tertular sebuah penyakit tropis. Akibatnya, ia bergumul dengan depresi dan penderitaan fisik selama 16 tahun kemudian. Pada 19 Januari 1987, ia meminta cuti satu hari dari Rumah Sakit Massachusetts tempat ia dirawat, lalu bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya di Samudera Atlantik.
Lawrence Kohlberg (1927 – 1987)
Model Perkembangan moral Kohlberg
Stage Levels Stages Descriptions1 Pre-
conventional
level
Fokus: egoistik
Stage 1
(ages 6-8)
Orientasi hukuman dan kepatuhan
(Patuh dan menghindari hukuman,
Bagaimana caranya menghindari hukuman?
Stage 2
(ages 8-10)
Individualistik, orientasi egoistik dan minat
pribadi
(Apa untungnya itu buat saya?)
2 Conventional
Level
Fokus: moral
guidelines
Stage 3
(ages 10-
12)
Interpersonal, concordance orientation
(Orientasi anak baik dan anak manis, apa
yang orang lain harapkan dari saya?)
Stage 4
(ages 12-
15)
Orientasi pada peraturan dan hukum
(Apa yang peraturan sebutkan, apa peran
saya?)
3 Post-
conventional
level
Fokus: moral
principals
Stage 5
(ages 15+)
Orientasi kontrak sosial
(Apa kesepakatan kelompok terhadap
kewajiban pribadi saya dalam hal ini?)
Stage 6 Orientasi azas atau prinsip etika universal
(Apa prinsip saya yang memiliki makna
universal?)
Pendidikan Kristen Vs Kontruktivisme
• Siswa dapat membangun pengetahuannyasendiri, guru sebagai fasilitator, hal inibertentangan dengan kekristenan, karenaguru membimbing anak berkaitan dengankonsep-konsep kebenaran danpengetahuan.
• Sulit mempertanggungjawabkan proses hasil belajar, karena pengukuran hasilbelajar siswa menjadi sulit terukur hal inidisebabkan pengetahuan yang dibangun merupakan representasi dari individu ketikamembangun pengetahuan yang dipelajari.
• Pengendalian pembelajaran dilakukan hanyaoleh murid sendiri mereka menentukan carabelajar, gaya belajar, dengan pengalamanlangsung menjadi kunci proses pembelajaran. Hal ini berbeda dengan perspektif kristiani, yang melibatkan natur murid, natur guru dannatur belajar
Tuhan memberkati