teori akuntansi positif

36
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi akuntansi atau praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai lama, sejak adanya kejadian transaksi bisnis, bahkan sejak adanya kehidupan sosial ekonomi manusia. Dalam berbagai literatur akuntansi konvensional banyak ditulis akuntansi lahir dari seorang pendeta Itali yaitu Luca Pacioli dengan bukunya yang berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica Proportioni et Proportinalita yang diterbitkan tahun 1494 di Venice. Pacioli mengungkapkan bahwa sistem pencatatan telah ada dan digunakan di Venice lebih dari 200 tahun sebelumnya dengan mengadopsi angka Arab dan akuntansi yang telah dikembangkan masyarakat Arab (Islam). Dalam bukunya, setiap transaksi harus dicatat dua kali pada 1

Upload: finne-shiroi-yuri

Post on 29-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Makalah Teori Akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Akuntansi Positif

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Fungsi akuntansi atau praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan

kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai lama, sejak adanya

kejadian transaksi bisnis, bahkan sejak adanya kehidupan sosial ekonomi manusia.

Dalam berbagai literatur akuntansi konvensional banyak ditulis akuntansi

lahir dari seorang pendeta Itali yaitu Luca Pacioli dengan bukunya yang berjudul

Summa de Arithmatica, Geometrica Proportioni et Proportinalita yang

diterbitkan tahun 1494 di Venice.

Pacioli mengungkapkan bahwa sistem pencatatan telah ada dan digunakan

di Venice lebih dari 200 tahun sebelumnya dengan mengadopsi angka Arab dan

akuntansi yang telah dikembangkan masyarakat Arab (Islam). Dalam bukunya,

setiap transaksi harus dicatat dua kali pada buku jurnal, yaitu di sisi kredit dan di

sisi debit. Meskipun Pacioli bukanlah penemu tata buku berpasangan namun

sangat membantu di dalam menyebarkan gagasan mengenai tata buku

berpasangan ke seluruh Eropa.

Akuntansi sejak saat itu terus berkembang sejalan dengan perkembangan

ekonomi dan semakin timbulnya pemisahan antara pemilik perusahaan dengan

manajemen. Pemicu perkembangan pesat dari ilmu akuntansi dianggap

disebabkan karena munculnya gelombang “scientific management” dan bertambah

1

Page 2: Teori Akuntansi Positif

meluasnya kepemilikan dan keterlibatan berbagai pihak dalam manajemen

perusahaan.

Dari awal dipraktekkannya akuntansi bahkan sampai beberapa tahun

kemudian tidak ada teori akuntansi. Selama tidak adanya struktur teori akuntansi

formal, maka yang terjadi adalah banyaknya alternatif metode pencatatan yang

berlaku dalam praktek, semua bersifat diizinkan, (permissive) sehingga

menimbulkan kebingungan masyarakat.

Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi

sebagai berikut :

1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi

menyusun standarnya.

2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah

akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi.

3. Menentukan batas dalam hal melakukan ”judgment” dalam

penyusunan laporan keuangan.

4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan

terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan.

5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.

Teori akuntansi didefinisikan sebagai alasan logis dalam bentuk suatu set

prinsip yang luas yang (1) memberikan kerangka umum dari rujukan di mana

prisnip akuntansi dapat dinilai, (2) pedoman pengembangan praktek dan prosedur

yang baru. Teori akuntansi bisa juga menjelaskan praktek yang berlaku saat ini

dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang praktek tersebut. Tujuan

2

Page 3: Teori Akuntansi Positif

utama dari teori akuntansi adalah memberikan suatu set prinsip yang logis dan

saling terkait yang membentuk kerangka umum sebagai rujukan untuk menilai

dan mengembangkan praktek akuntansi yang baik.

Teori akuntansi berkaitan erat dengan penyusunan kebijaksanaan akutansi.

Teori bersama faktor politik dan kondisi dan sistem ekonomi akan menentukan

pembuatan kebijakan akuntansi.

Hadibroto (Media Akuntansi 1988) menekankan pentingnya Teori

Akuntansi. Menurut beliau ada sinyalemen yang berkembang yang menganggap

bahwa seolah teori akuntansi tidak dibutuhkan. Alasan yang mendasari pemikiran

ini adalah bahwa akuntansi bukanlah merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat

menjelaskan semua gejala-gejala akuntansi di dalam prakteknya. Akuntansi

bersifat teknis dan prosedural dia sama seperti mesin saja tidak memerlukan

kreasi-kreasi atau inisiatif baru.

Untuk memperkuat argumen bahwa akuntansi merupakan disiplin ilmu

yang didasari oleh metode ilmiah, maka akuntansi pun mengalami perkembangan

disiplin ilmunya. Watts dan Zimmerman menjelaskan perkembangan dari teori

akuntansi dari normatif ke teori akuntansi positif dan dewasa ini berkembang ke

arah Teori Akuntansi Interpretatif, di mana masing-masing dalam menyusun teori

tersebut terdapat berbagai pendekatan. Misalnya dalam teori akuntansi positif

dilakukan pendekatan ekonomi dan perilaku (behavior).

Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan

terhadap teori normatif (Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan

bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan

3

Page 4: Teori Akuntansi Positif

normatif terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat.

Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke

positif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ):

1. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara

empiris, karena didasarkan 'pada premis atau asumsi yang salah sehingga

tidak dapat diuji keabsahannya secara empiris.

2. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor

secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas.

3. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya

alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini

mengingat bahwa dalam sistem perekonomian yang mendasarkan pada

mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat menjadi alat pengendali bagi

masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien.

Selanjutnya Watt & Zimmerman menyatakan bahwa dasar pemikiran

untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana

dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Untuk mengurangi kesenjangan

dalam pendekatan normatif, Watt & Zimmerman mengembangkan pendekatan

positif yang lebih berorientasi pada penelitian empirik dan menjustifikasi berbagai

teknik atau metode akuntansi yang sekarang digunakan atau mencari model baru

untuk pengembangan teori akuntansi dikemudian hari. Apabila teori normatif

menunjukkan cara terbaik untuk melakukan sesuatu berdasar premis, norma atau

standar, teori positif berusaha menjelaskan atau memprediksi fenomena nyata dan

mengujinya secara empirik (Godfrey et.a1,1997 dalam Anis dan Imam,2003).

4

Page 5: Teori Akuntansi Positif

Penjelasan atau prediksi dilakukan menurut kesesuaiannya dengan observasi

dengan dunia nyata.

Teori akuntansi kadang-kadang dibingungkan dengan pengertian normatif

dan positif. Watts dan Zimmerman (1986) menjelaskan teori normatif sebagai

berikut : teori normatif berusaha menjelaskan informasi apa yang seharusnya

dikomunikasikan kepada para pemakai informasi akuntansi dan bagaimana

akuntansi tersebut akan disajikan. Jadi teori normatif berusaha menjelaskan apa

yang seharusnya dilakukan oleh akuntan dalam proses penyajian informasi

keuangan kepada para pemakai dan bukan menjelaskan tentang apakah informasi

keuangan itu dan mengapa hal tersebut terjadi. Menurut Nelson dalam Anis dan

Imam (2003) teori normatif sering dinamakan teori a priori (dari sebab ke akibat

dan bersifat deduktif). Teori normatif bukan dihasilkan dari penelitian empiris

tetapi dihasilkan dari kegiatan semi research. Sebaliknya tujuan pendekatan teori

positif berusaha menguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi

keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada para pemakai informasi

akuntansi atau dengan kata lain pendekatan teori positif bukanlah untuk

memberikan anjuran mengenai bagaimana praktik akuntansi seharusnya, tetapi

untuk menjelaskan mengapa praktik akuntansi mencapai bentuk seperti

keadaannya sekarang. Selain itu pendekatan teori positif sangat menekankan

pentingnya penelitian empiris untuk menguji apakah teori akuntansi yang telah

dikemukakan dalam banyak literatur teori akuntansi dapat menjelaskan praktik

akuntansi yang berlaku (Arif,1999).

5

Page 6: Teori Akuntansi Positif

Pendekatan positif telah memberikan sumbangan yang berarti bagi

pengembangan akuntansi menurut Watt Zimmerman (1986), yaitu :

a. Menghasilkan pola sistematik dalam pilihan akuntansi dan memberikan

penjelasan spesifik.

b. Memberikan kerangka yang jelas dalam memahami akuntansi.

c. Menunjukkan peran utama contracting cost dalam teori akuntansi.

d. Menjelaskan mengapa akuntansi digunakan dan memberikan kerangka

dalam memprediksi pilihan akuntansi.

e. Mendorong riset yang relevan dengan akuntansi dan menekankan pada

prediksi serta penjelasan terhadap fenomena.

Teori akuntansi positif digunakan untuk menjelaskan mengapa suatu

konsekuensi ekonomis (economic consequences) muncul. Konsekuensi ekonomis

adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun bertentangan dengan

implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat

mempengaruhi nilai perusahaan. Esensi penekanan konsekuensi ekonomis adalah

bahwa kebijakan akuntansi perusahaan, dan perubahan kebijakan tersebut,

merupakan permasalahan, terutama terhadap manajemen. Akan tetapi, apabila hal

tersebut merupakan permasalahan manajemen, kebijakan akuntansi pun

merupakan permasalahan investor yang memiliki perusahaan, karena manajer bisa

saja mengubah operasi sesungguhnya dari perusahaan dikarenakan perubahan

kebijakan akuntansi tersebut.

Istilah kebijakan akuntansi berhubungan dengan beberapa kebijakan

akuntansi, tidak hanya kebijakan yang mempengaruhi arus kas perusahaan saja.

6

Page 7: Teori Akuntansi Positif

Misalnya sebuah perusahaan mengubah metode penyusutan dari metode saldo

menurun ke metode garis lurus. Hal ini tidak dengan sendirinya mempengaruhi

arus kas perusahaan. Perubahan ini juga tidak akan berdampak pada pajak

penghasilan yang dibayar, karena otoritas pajak memiliki aturan sendiri untuk

biaya modal yang diperbolehkan. Bagaimanapun juga, kebijakan penyusutan

tersebut secara pasti akan mempengaruhi penerimaan bersih yang dilaporkan oleh

perusahaan. Oleh karena itu, berdasarkan doktrin konsekuensi ekonomis,

perubahan kebijakan akuntansi akan menjadi permasalahan, meskipun perubahan

kebijakan tersebut tidak memiliki dampak terhadap arus kas. Di bawah teori pasar

efisien perubahan tersebut tidak akan menjadi permasalahan karena tidak

berdampak secara langsung pada arus kas mendatang, dan nilai pasar dari

perusahaan.

Memahami konsep konsekuensi ekonomis tentang pilihan kebijakan

akuntansi adalah penting karena, pertama, konsep itu sendiri sebenarnya menarik.

Banyak dari kejadian paling menarik di dalam praktek akuntansi berasal dari

konsekuensi ekonomis. Kedua, sebuah pengajuan bahwa kebijakan akuntansi

bukan merupakan masalah bertentangan dengan pengalaman akuntan. Banyak dari

akuntansi keuangan tidak lepas dari diskusi dan argumentasi mengenai kebijakan

akuntansi mana yang seharusnya digunakan dalam berbagai kondisi, dan banyak

perdebatan dan konflik mengenai penyajian pernyataan keuangan melibatkan

pemilihan kebijakan akuntansi (Scott, 2006).

Banyaknya kejadian pada praktek akuntansi pada dunia bisnis yang

merupakan konsekuensi ekonomis dari adanya pemilihan suatu kebijakan

7

Page 8: Teori Akuntansi Positif

akuntansi oleh perusahaan. Teori akuntansi positif berusaha untuk memahami dan

memprediksi pemilihan kebijakan perusahaan. Berdasar perspektif teori akuntansi

positif, tidak sulit untuk mengetahui mengapa kebijakan akuntansi dapat

mempunyai konsekuensi ekonomis. Oleh karena itu penulis memilih untuk

membahas tentang “Konsekuensi Ekonomis dan Teori Akuntansi Positif”

dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Apa saja kebijakan akuntansi yang mempunyai konsekuensi ekonomis?

2. Bagaimana Teori Akuntansi Positif dapat memprediksi tindakan dan reaksi

manajer terhadap suatu kebijakan akuntansi?

1.3 Landasan Teori

1.3.1 Konsekuensi Ekonomis

Zeff (1978) mendefinisikan konsekuensi ekonomis sebagai “dampak dari

laporan akuntansi pada perilaku pembuatan keputusan pada bisnis, pemerintah,

dan kreditor.” Esensi dari definisi tersebut adalah bahwa laporan akuntansi dapat

mempengaruhi keputusan sesungguhnya yang dibuat oleh manajer dan yang

lainnya, daripada secara sederhana mencerminkan hasil dari keputusan-keputusan

ini.

8

Page 9: Teori Akuntansi Positif

Zeff membuktikan beberapa desakan di Amerika Serikat di mana bisnis,

asosiasi industri, dan pemerintah mencoba untuk mempengaruhi, atau

mempengaruhi, standar akuntansi yang dibuat oleh Accounting Principles Board

(sebelum FASB) dan badan terdahulu, Committee on Accounting Procedure

(CAP).

“Intervensi pihak ketiga” ini, sebagaimana disebut Zeff, banyak

menyulitkan pembuatan standar akuntansi. Jika kebijakan akuntansi bukanlah

permasalahan, pilihan atas kebijakan tersebut seharusnya dipatuhi antara badan

penyusun standar dan para akuntan dan auditor yang bertugas untuk

mengimplementasikan standar-standar itu. Seandainya kelompok ini dilibatkan,

model akuntansi tradisional, berdasarkan konsep yang dikenal seperti penyesuaian

biaya dan penghasilan, realisasi, dan konservatisme, dapat digunakan dan tidak

ada selain kelompok yang dilibatkan akan peduli apa kebijakan spesifik yang

digunakan. Dengan kata lain, pilihan kebijakan akuntansi akan berdampak netral.

Zeff menggambarkan respon dari badan pembuat standar terhadap

berbagai macam intervensi ini. Respon yang satu adalah untuk memperluas

konstituensi pada badan pembuat standar itu sendiri; contohnya, Financial

Accounting Foundation (badan yang mengawasi FASB) mencakup tidak hanya

akuntan profesional tetapi juga anggota dari manajemen, industri sekuritas, dan

akademi. Selain itu, artikel standar baru yang diajukan menjadi sering digunakan

sebagai alat untuk mengizinkan berbagai konstituensi untuk mengomentari

perubahan kebijakan akuntansi yang diajukan.

9

Page 10: Teori Akuntansi Positif

Ketika Zeff mengemukakannya, badan pembuat standar menghadapi

dilema. Untuk mempertahankan kredibilitas dengan akuntan, mereka harus

membuat kebijakan akuntansi sesuai dengan model akuntansi keuangan dan

konsep tradisional penyesuaian dan realisasi. Karena penerimaan bersih tidak

muncul dari kegiatan ekonomi di bawah kondisi non-ideal, tidak ada teori yang

dapat menentukan dengan jelas kebijakan akuntansi mana yang sebaiknya

digunakan, selain kesepakatan yang samar bahwa relevan dan reliabilitas

dibutuhkan.

Konsekuensi ekonomi terutama terlihat pada penerapan akuntansi opsi

saham (employee stock options) dan akuntansi keberhasilan usaha (successful-

efforts accounting) pada industri minyak dan gas. Akuntansi opsi saham terdiri

dari opsi saham untuk manajemen dan, pada beberapa kasus, untuk karyawan lain,

memberikan mereka hak untuk membeli saham perusahaan selama beberapa

periode waktu. Akuntansi untuk ESO di AS secara tradisional berdasarkan pada

Opini 25 tahun 1972 yang dikeluarkan oleh Accounting Principles Board (APB

25). Hal ini memberikan contoh reaksi manajeman dan regulator terhadap

kebijakan akuntansi yang membawa konsekuensi ekonomi.

Pada Juni 1993, FASB mengeluarkan artikel mengenai usulan standar

baru. Artikel tersebut mengusulkan perusahaan mencatat biaya kompensasi

berdasarkan nilai wajar pada tanggal opsi saham karyawan diterbitkan selama

periode tersebut. Artikel tersebut memancing penolakan yang luar biasa dari

bisnis, yang segera meluas ke Kongres. Yang dikhawatirkan tentang konsekuensi

ekonomis yang terjadi akibat keuntungan yang dilaporkan lebih rendah.

10

Page 11: Teori Akuntansi Positif

Konsekuensi yang dinyatakan ini mencakup harga saham yang lebih rendah, biaya

modal yang lebih tinggi, kekurangan bakat manajerial, dan motivasi yang tidak

memadai untuk manajer dan karyawan.

Sejak tahun 1933 artikel tersebut dibatalkan, kita tidak tahu apakah

konsekuensi ekonomisnya akan sekeras kritik yang dilontarkan. Arus kas

perusahaan tidak akan dipengaruhi secara langsung dengan pencatatan biaya opsi

saham. Meskipun begitu, mengabaikan teori pasar modal efisien bahwa

perubahana kebijakan akuntansi tanpa berdampak terhadap arus kas tidak akan

mempengaruhi harga saham jika perubahaan tesebut diungkapkan secara penuh,

bisnis melihat adanya konsekuensi ekonomis. Jika tidak, maka tidak akan ada

penolakan yang meluas terhadap artikel tersebut.

Pada akuntansi keberhasilan usaha, hal yang diperhatikan adalah reaksi

investor terhadap penerapan kebijakan akuntansi. Bukti yang ada menyatakan

perubahan kebijakan akuntansi dapat berefek pada harga sekuritas, yang

memperkuat argumen konsekuensi ekonomis. Pada tahun 1977, SFAS 19

mengadopsi metode successful efforts costing. Perusahaan-perusahaan produsen

minyak dan gas kecil memprotes keras kebijakan tersebut. Hal itu mengingat

dengan penerapan metode alternatif successful effort, yaitu full costing, maka

total aset perusahaan pada skala tersebut akan menjadi lebih tinggi. Sebaliknya,

bagi perusahaan-perusahaan produsen minyak dan gas besar, metode successful

efforts dipandang lebih cocok karena menghemat pembayaran pajak. Untuk

mengakomodir kedua kepentingan tersebut, SEC pada tahun 1978 mengeluarkan

Accounting Series Release 253 yang memperkenalkan reserve recognition

11

Page 12: Teori Akuntansi Positif

accounting. Hal itu berarti bahwa pada akhirnya SEC bersikap mengakomodir

kedua metode pengakuan yang telah diterapkan secara umum dan mewakili

kepentingan masing-masing entitas bisnis tersebut (Zeff 2003). Perkembangan

peristiwa di atas merupakan ikhwal yang mengawali pengungkapan teori

akuntansi positif oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978.

Teori pasar modal efisien memprediksi tidak ada reaksi harga terhadap

perubahan kebijakan akuntansi yang tidak berdampak kepada profitabilitas dan

arus kas. Jika tidak ada reaksi harga sekuritas, maka kenapa manajemen dan

regulator harus khawatir mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan

perusahaan. Pada akuntansi opsi saham karyawan dan akuntansi keberhasilan

usaha, terlihat bahwa dua konstituensi besar pengguna pernyataan keuangan –

manajemen dan investor sangat bereaksi terhadap perubahan kebijakan akuntansi.

Teori konsekuensi ekonomi berasumsi bahwa pelaku-pelaku ekonomi

berperilaku rasional. Artinya, mereka adalah sekelompok orang yang

mendasarkan setiap aksi yang dilakukan berdasarkan pada pertimbangan yang

masuk akal (rasional) dan tidak semata didasari oleh emosi atau intuisi. Hal ini

merupakan cerminan langsung dari anggapan bahwa setiap aksi yang dipilih oleh

pelaku ekonomi pasti didasarkan pada pertimbangan biaya manfaat (costs-

benefits). Konsekuensinya adalah bila metode-metode akuntansi dipercayai akan

dapat mempengaruhi kemakmuran pihak-pihak yang berkepentingan, agen

(manajer) pasti menuntut adanya kompensasi. Jadi, antar pihak-pihak yang

berkepentingan harus ada kesepakatan dan juga konsekuensi yang harus

dipertimbangkan tentang apa yang akan terjadi dan/atau dijalani.

12

Page 13: Teori Akuntansi Positif

1.3.2 Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) dengan

memprediksi tindakan sebagai pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer

perusahaan dan bagaimana manajer akan merespon kepada rencana standar

akuntansi yang baru. Contohnya, dapatkah kita memprediksi manajer mana yang

akan bereaksi terhadap standar akuntansi dengan nilai wajar untuk instrumen

keuangan, dan mana yang menentangnya?

Teori akuntansi positif mengamati bahwa perusahaan mengatur diri

mereka dalam cara yang paling efisien, agar memaksimalkan prospek mereka

untuk bertahan - beberapa perusahaan lebih terdesentralisasi dibanding yang lain,

beberapa perusahaan melakukan aktivitas di dalam sedangkan perusahaan yang

lain tidak masuk ke kegiatan yang sama, beberapa perusahaan membiayai lebih

dengan utang dibanding yang lain, dsb. Bentuk paling efisien dari perusahaan

bergantung pada beberapa faktor seperti lingkungan legal dan lingkungan

institusional, teknologi, dan tingkat kompetisi dalam bidang industrinya. Secara

bersamaan, faktor-faktor ini menentukan kesempatan penanaman modal yang

tersedia untuk perusahaan, dan juga prospeknya.

Sebuah perusahaan dapat dilihat sebagai sebuah “ranting kontrak”, yang

mana, organisasinya dapat digambarkan secara luas oleh kontrak yang

dimasukinya. Contohnya, kontrak dengan karyawan (termasuk manajer), dengan

supplier, dan dengan penyedia modal adalah pusat operasi dari perusahaan.

Perusahaan ingin memperkecil berbagai biaya kontrak yang berhubungan

13

Page 14: Teori Akuntansi Positif

dengan kontrak-kontrak tersebut. Biaya kontrak juga mempengaruhi biaya modal

perusahaan, karena obligasi dan saham merupakan kontrak antara perusahaan

dengan penyedia dana. Kontrak dengan biaya kontrak yang terendah disebut

kontrak efisien.

Perlu diingat bahwa teori akuntansi positif tidaklah menyarankan bahwa

perusahaan (dan pembuat standar) harus benar-benar menentukan kebijakan

akuntansi yang akan mereka gunakan. Hal ini akan menjadi sangat merugikan.

Lebih baik memberikan manajer fleksibilitas untuk memilih dari sekelompok

kebijakan akuntansi yang ada sehingga mereka dapat beradaptasi dengan kondisi

yang baru atau yang tidak dapat diramalkan. Memberikan manajemen

kelonggaran untuk memilih kebijakan akuntansi yang ada membuka kemungkinan

perilaku oportunistik. Dengan diberikan kumpulan kebijakan yang ada, manajer

dapat memilih kebijakan akuntansi yang ada untuk tujuan mereka sendiri,

sehingga mengurangi efisiensi kontrak.

Teori akuntansi positif mengasumsikan bahwa manajer bersifat rasional

(seperti investor) dan akan memilih kebijakan akuntansi yang mereka sukai jika

dimungkinkan. Akan tetapi, teori akuntansi positif tidak mengasumsikan bahwa

manajer akan bertindak seadanya untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.

Bahkan, manajer hanya akan memaksimalkan keuntungan jika dia melihat hal ini

baik untuk kepentingan mereka.

Teori akuntansi positif menekankan kebutuhan penelitian empiris untuk

menentukan bagaimana kesepakatan antara biaya modal dan biaya kontrak,

fleksibilitas manajer untuk memilih kebijakan akuntansi, dan, bahkan, struktur

14

Page 15: Teori Akuntansi Positif

kerjasama pemerintah itu sendiri, berbeda dari perusahaan ke perusahaan

bergantung pada lingkungannya. Tujuan dari teori tersebut adalah untuk

memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akuntansi manajerial pada

perusahaan yang berbeda.

Menurut Watt & Zimmerman (1986) tujuan teori akuntansi adalah untuk

menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi. Penjelasan (explanation)

menguraikan alasan mengapa suatu praktik dilakukan. Misalnya teori harus

menjelaskan mengapa suatu praktek dilakukan, sebagai contoh teori harus

menjelaskan mengapa banyak perusahaan lebih menyukai menggunakan metode

FIFO dibanding LIFO, sedangkan prediksi (prediction) berarti teori harus mampu

memprediksi berbagai fenomena praktik akuntansi yang belum dijalankan.

Fenomena yang belum dijalankan tidak selalu fenomena yang akan datang,

bisa fenomena yang telah terjadi tetapi belum ada bukti secara empiris untuk

menjustifikasi fenomena tersebut. Sebagai contoh teori akuntansi dapat

menyediakan hipotesis tentang atribut perusahaan yang menggunakan metode

FIFO dengan yang menggunakan metode LIFO, sehingga dapat diuji penggunaan

data historis pada perusahaan yang menggunakan dua metode tersebut. Jadi teori

merupakan pernyataan-pernyataan tentang hubungan logis (logical relationship)

antara variabel atau perilaku variabel-variabel alam atau sosial yang dapat

digunakan untuk menjelaskan (explanation) dan memprediksi (prediction)

berbagai fenomena tersebut.

Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori

oleh Watt & Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku

15

Page 16: Teori Akuntansi Positif

dengan munculnya hipotesis pasar efisien dan teori agensi. Hipotesa yang

digunakan oleh Watt & Zimmerman ada 3, yaitu (1) perencanaan bonus, (2)

perjanjian hutang dan ( 3) biaya proses politik. Teori positif lebih mengacu pada

penelitian empiris yang memaksimalkan keuntungan (baik investor, manajer

maupun masyarakat luas) dalam memilih metode akuntansi yang ada.

Rasyid (1997) menyatakan bahwa hubungan antara teori dan praktek

dalam akuntansi positif dengan adanya suatu means-end dichotomy, yaitu

keterpisahan antara dunia teori dan praktek. Asumsi ini akibat logis dari asumsi

ontologis (asumsi tentang obyek penelitian) yaitu pertanyaan tentang keberadaan

suatu obyek penelitian dan realita sosial. Peneliti harus dapat meyakinkan dirinya

tentang keberadaan sesuatu yang sedang dipelajari atau diteliti, apakah realita

sosial yang akan diteliti merupakan suatu obyek yang konkrit atau merupakan

suatu konsep (Gaffikin,1989,1998). Implikasinya dalam dunia akuntansi adalah

bahwa akuntansi dan akuntan menyediakan informasi seefisien dan seefektif

mungkin, sementara bagaimana manajer menggunakannya tidaklah menjadi

perhatian akuntan dan akuntansi.

Aliran positif merupakan perspektif yang dikenal luas oleh kalangan

akademisi saat ini. Aliran ini pertama kali diperkenalkan di Universitas Chichago,

kemudian meluas ke beberapa universitas lainnya di Amerika Serikat seperti

Rochester, Barkley, Stanford, UCLA, NY (Rasyid,1997). Teori akuntansi positif

mempunyai suatu kepercayaan bahwa realita sosial berada secara independen dari

manusia yang memiliki sifat atau esensi tersendiri.

16

Page 17: Teori Akuntansi Positif

BAB II

Pembahasan

2. 1. Kebijakan akuntansi yang mempunyai konsekuensi ekonomis

Secara ringkas, bukti-bukti empiris yang terkait dengan konsekuensi

ekonomis dari perubahan kebijakan metode atau teknik akuntansi sejauh ini dapat

dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu :

1. Pilihan atas tipe atau jenis teknik atau metode akuntansi

Kelompok penelitian pertama mencoba melihat konsekuensi ekonomis

dari pilihan akuntansi. Dengan kata lain, apakah pilihan atas teknik atau

metode akuntansi merupakan fungsi dari beberapa faktor yang melekat

pada suatu perusahaan, seperti ukuran perusahaan, rasio kecukupan utang

(leverage), dan keberadaan dari rencana kompensasi manajemen (bonus).

Holthausen dan Leftwich (1983) membagi kelompok penelitian pertama

ini ke dalam tujuh jenis pilihan akuntansi. Ketujuh jenis pilihan akuntansi

tersebut adalah sebagai berikut:

a. metode penyusutan, pilihan antara percepatan (accelerated) dan

garis lurus (straight-line).

b. perlakuan bunga, pilihan antara mengkapitalisasi (capitalize) dan

dianggap sebagai biaya (expense).

c. penilaian persediaan, pilihan antara menggunakan metode

pengakuan persediaan FIFO dan LIFO.

17

Page 18: Teori Akuntansi Positif

d. perlakuan terhadap kredit pajak investasi, pilihan antara sistem

aliran langsung (flow-through) dan penundaan (defferal).

e. biaya-biaya ekplorasi gas dan minyak, pilihan antara biaya penuh

(full cost) dan keberhasilan usaha (successful efforts).

f. tanggungan pensiun yang tidak terdanai, panjang pendeknya

periode amortisasi.

g. kombinasi (portfolio) dari keempat metode yang ada, penyusutan,

persediaan, kredit pajak investasi, dan amortisasi pensiun.

2. Posisi lobi dan pemilihan pada standar akuntansi yang diajukan.

Watts dan Zimmerman menemukan bukti yang signifikan bahwa ukuran

perusahaan merupakan faktor utama yang menyebabkan munculnya upaya

lobi terhadap otoritas akuntansi standard (standard setting bodies) oleh

manajer perusahaan. Perusahaan besar (big company) yang dalam banyak

hal mudah menjadi sorotan publik (politically sensitive corporation)

memiliki dorongan yang kuat untuk melakukan lobi bilamana ada suatu

peruaturan akuntansi baru yang dapat mempengaruhi kinerja keuangannya

dalam jangka panjang. Disamping itu, perusahaan besar juga memiliki

dorongan yang kuat untuk tidak terlalu menonjolkan keuntungan (reported

income) karena kekhawatiran munculnya tudingan mendapatkan fasilitas

khusus atau monopoli. Bukti empiris cenderung mendukung hipotesis

bahwa perusahaan besar akan memilih metode akuntansi yang

menurunkan laba (income decreasing) (Watts dan Zimmerman, 1986: 222-

243).

18

Page 19: Teori Akuntansi Positif

3. Akibat dari pilihan akuntansi terhadap harga saham.

Perubahan-perubahan akuntansi yang diamati sejauh ini mencakup tiga

hal, yaitu :

a. purchase versus pooling

b. full cost versus successful efforts

c. accelerated versus staright line depreciation.

Sayangnya, hasil pengujian sejauh ini belum cukup konklusif untuk

sampai pada kesepakatan bahwa pilhan akuntansi mampu mempengaruhi

harga saham (nilai) perusahaan.

2. 2. Hipotesis Teori Akuntansi Positif dalam memprediksi tindakan dan

reaksi manajer terhadap kebijakan akuntansi

Prediksi yang dibuat oleh teori akuntansi positif secara luas disusun

berdasarkan tiga hipotesis, yang dirumuskan oleh Watt dan Zimmerman (1986).

Berdasarkan bentuk oportunistik berarti manajer memilih kebijakan akuntansi

sesuai dengan yang paling mereka sukai. Hipotesis dalam teori akuntansi positif

yang dirumuskan oleh Watt & Zimmerman (1986) dalam bentuk oportunistik

yang sering diinterpretasikan, yaitu :

1. Hipotesis rencana bonus (Plan Bonus Hypothesis)

Dalam ceteris paribus para manajer perusahaan dengan rencana bonus

akan lebih memungkinkan untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat

menggantikan laporan earning untuk periode mendatang ke periode

sekarang atau dikenal dengan income smoothing. Dengan hipotesis

19

Page 20: Teori Akuntansi Positif

tersebut apabila manajer dalam sistem penggajiannya sangat tergantung

pada bonus akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang dapat

memaksimalkan gajinya, misalnya dengan metode acrual.

2. Hipotesis perjanjian hutang (Debt Convenat Hypothesis)

Dalam ceteris paribus manajer perusahaan yang mempunyai rasio

leverage (debt/equity) yang besar akan lebih suka memilih prosedur

akuntansi yang dapat menggantikan laporan earning untuk periode

mendatang ke periode sekarang. Dengan memilih metode akuntansi yang

dapat memindahkan pengakuan laba untuk periode mendatang ke periode

sekarang maka perusahaan akan mempunyai leverage ratio yang kecil,

sehingga menurunkan kemungkinan default technic. Seperti diketahui

bahwa banyak perjanjian hutang mensyaratkan peminjam untuk mematuhi

atau mempertahankan rasio hutang atas modal, modal kerja, ekuitas

pemegang saham, dll.selama masa perjanjian, jika perjanjian tersebut

dilanggar perjanjian hutang mungkin memberikan penalti, seperti kendala

dalam dividen atau pinjaman tambahan.

3. Hipotesis biaya proses politik (Politic Process Hypothesis)

Dalam ceteris paribus semakin besar biaya politik perusahaan, semakin

mungkin manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang

menangguhkan laporan earning periode sekarang ke periode mendatang.

Hipotesis ini berdasarkan asumsi bahwa perusahaan yang biaya politiknya

besar lebih sensitif dalam hubungannya untuk mentransfer kemakmuran

yang mungkin lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang biaya

20

Page 21: Teori Akuntansi Positif

politiknya kecil dengan kata lain perusahaan besar cenderung lebih suka

menurunkan atau mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan

perusahaan kecil.

Tiga hipotesis tersebut menunjukkan bahwa akuntansi teori positif

mengakui adanya 3 hubungan keagenan (1) antara manajemen dengan pemilik, (2)

antara manajemen dengan kreditur, (3) antara manajemen dengan pemerintah

(Anis dan Imam, 2003).

21

Page 22: Teori Akuntansi Positif

BAB III

Kesimpulan

Berdarkan bukti empiris, kebijakan akuntansi yang memiliki konsekuensi

ekonomis terdiri atas pilihan atas tipe atau jenis teknik atau metode akuntansi,

posisi lobi dan pemilihan pada standar akuntansi yang diajukan. Manajer memiliki

kesempatan untuk menggunakan teknik-teknik atau metode-metode akuntansi

(accounting techniques or methods) bilamana penggunaan tersebut akan dapat

mempengaruhi kinerja keuangan (accounting performance) perusahaan.

Pemilihan teknik-teknik akuntansi, apakah yang dapat menurunkan atau

menaikkan laba (decreasing or increasing income), sangat tergantung kepada

alasan atau motivasi para penanggung jawab pembuat laporan keuangan.

Teori akuntansi positif dapat menjelaskan tindakan yang akan diambil oleh

manajer dengan pendekatan hipotesis yang merupakan bagian penting dari teori

akuntansi positif yang memberikan prediksi empiris yang dapat diuji. Hipotesis

tersebut dinyatakan dalam bentuk oportunistik dan versi efisiensi. Dari perspektif

oportunistik, kemampuan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi untuk

keuntungannya sendiri dapat terpengaruh. Dalam perspektif efisiensi, seperangkat

kebijakan yang ada mempengaruhi fleksibilitas perusahaan. Perubahan dalam

seperangkat kebijakan yang tersedia akan bermasalah bagi manajer. Sehingga, kita

mengharapkan manajemen utuk bereaksi, dan semakin besar standar baru

berpengaruh terhadap kontrak yang ada dan/atau mengurangi pilihan kebijakan

akuntansi, semakin kuat reaksi yang akan terjadi.

22

Page 23: Teori Akuntansi Positif

Daftar Pustaka

Budiarto, Arif. 1999. Teori akuntansi Dari Pendekatan Normatif ke Positif.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 1 No.3. Desember, hal 163-182.

Anis, Chariri dan Imam Ghozali. 2003. Teori Akuntansi. : BP Undip.

Harahap, Sofyan Syafri. 1994. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta :

Bumi Aksara.

Rasyid. 1997. Mengakarkan Akuntansi pada Bumi Sosio Kultural Indonesia:

Perlunya Persektif Alternatif. Media Akuntansi. No.23/Th.IV, hal 13-21.

Scott, William R. 2006. Financial Accounting Theory. 4th ed. USA : Prentice

Hall.

Watts, R.L. dan J.L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. USA :

Prentice Hall.

23