teori

38
ESTIMASI BIAYA 2010 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan setelah pangan dan pakaian. Fungsi utama rumah adalah sebagai tempat tinggal atau hunian dan sebagai tempat untuk pembinaan keluarga. Rumah juga berfungsi sebagai tempat berlindung dari iklim dan tampat menjaga kesehatan keluarga. Seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan rumah tempat tinggal juga meningkat. Banyaknya pembangunan rumah saat ini, baik yang dibangun sendiri, pemerintah, maupun swasta harus diperhitungkan dengan baik, seperti dampak terhadap lingkungan, dampak terhadap kesehatan, sehingga memberi kenyamanan bagi penghuninya. Selain perencanaan rumah yang memenuhi standar teknis, hal lain yang penting dalam pembangunan rumah tinggal yaitu Perencanaan Anggaran Biaya (RAB). Dengan adanya perencanaan anggaran biaya, dapat mengatur biaya yang keluar sehingga dapat menghemat biaya, dengan tidak membeli bahan dan material secara berlebihan. Pada tugas desain ini penulis ingin menghitung Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) rumah tempat tinggal luas bangunan 416,059 m² berlantai satu. Penulis menghitung RAB rumah tempat tinggal dua lantai yaitu untuk mengurangi penggunaan lahan sehingga lahan yang tersisa bisa dimanfaatkan untuk taman dan CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 1

Upload: devit-widianto

Post on 12-Apr-2016

11 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

yhuyguiy

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak bisa dipisahkan dari

kehidupan setelah pangan dan pakaian. Fungsi utama rumah adalah sebagai tempat tinggal

atau hunian dan sebagai tempat untuk pembinaan keluarga. Rumah juga berfungsi sebagai

tempat berlindung dari iklim dan tampat menjaga kesehatan keluarga.

Seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan rumah tempat

tinggal juga meningkat. Banyaknya pembangunan rumah saat ini, baik yang dibangun sendiri,

pemerintah, maupun swasta harus diperhitungkan dengan baik, seperti dampak terhadap

lingkungan, dampak terhadap kesehatan, sehingga memberi kenyamanan bagi penghuninya.

Selain perencanaan rumah yang memenuhi standar teknis, hal lain yang penting

dalam pembangunan rumah tinggal yaitu Perencanaan Anggaran Biaya (RAB). Dengan

adanya perencanaan anggaran biaya, dapat mengatur biaya yang keluar sehingga dapat

menghemat biaya, dengan tidak membeli bahan dan material secara berlebihan.

Pada tugas desain ini penulis ingin menghitung Rencana Anggaran Biaya ( RAB )

rumah tempat tinggal luas bangunan 416,059 m² berlantai satu. Penulis menghitung RAB

rumah tempat tinggal dua lantai yaitu untuk mengurangi penggunaan lahan sehingga lahan

yang tersisa bisa dimanfaatkan untuk taman dan halaman, yang dapat membuat rumah

kelihatan lebih asri. Untuk menghitung kebutuhan ruangan penulis merencanakan rumah

yang minimalis untuk keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga empat orang yang

terdiri dari ayah, ibu, satu anak laki-laki berusia 15 tahun dan satu anak perempuan berusia

17 tahun.

1.2 Perumusan dan Batasan Masalah

Banyaknya pembangunan rumah pada saat ini hendaknya ada ketelitian dalam

perencanaan dan pembangunannya sehingga dapat lebih menghemat biaya yang dibutuhkan.

Karena itu, maka perlu untuk merencanakan rumah tinggal yang sesuai dengan persyaratan

teknis serta menghitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk pembangunannya.

Batasan masalah antara lain sebagai berikut:

1. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat teknis

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 1

Page 2: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

2. Menghitung volume pekerjaan

3. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari estimasi biaya adalah:

1. Dapat Merencanakan rumah tempat tinggal luas bangunan 416,059 m² yang

merupakan bangunan berlantai satu.

2. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) rumah tinggal luas bangunan 416,059 m2.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dalam menghitung estimasi biaya adalah:

1. Untuk memperdalam teori tentang perhitungan anggaran biaya suatu rumah tinggal,

yang diperoleh selama di bangku kuliah.

2. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap barbagai pihak untuk menghitung anggaran

biaya suatu rumah tinggal.

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang, perumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Berisikan tentang uraian-urian teori, perencanaan rumah tinggal, persyaratan

teknis pekerjaan, yang dijadikan dasar dalam pembahasan dan penganalisaan

masalah.

Bab III Metodelogi Penelitian

Berisikan tentang tahap-tahap penelitian yang dilakukan, yaitu Survei

lapangan, Studi literatur.

Bab IV Perencanaan dan Perhitungan Anggaran Biaya Rumah Tinggal Luas

Lantai 416,059 m2 di Jalan Srikandi, Pekanbaru

Berisikan tentang rencana kerja teknis dan perencanaan anggaran biaya

meliputi, volume/ kubikasi pekerjaan, daftar analisa, dan perhitungan

anggaran biaya.

Bab V Penutup

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 2

Page 3: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

Berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian dan

pembahasan.

LAMPIRAN

BAB II

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 3

Page 4: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Umum dan Unsur-unsur Perencanaan Rumah Tinggal

2.1.1 Pengertian Rumah

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan

sarana pembinaan keluarga, tempat berlindung dari iklim dan tempat menjaga kesehatan

keluarga.

2.1.2 Fungsi Bangunan/ Rumah

Menurut (Surowiyono Tutu TW, 2002) fungsi rumah tinggal adalah sebagai tempat

berlindung dari kepanasan dan tempat berlindung dari binatang buas. Selain untuk hal

tersebut, juga sebagai tempat beristirahat, membina individu atau keluarga, tempat bekerja,

dan lambang sosial.

2.1.3 Persyaratan-persyaratan Ruangan

Pada dasarnya suatu rumah tinggal merupakan kesatuan yang terpadu berbagai ruang dengan

fungsi dan sifat yang berbeda-beda. Dalam penyusunan rangkaian ruangan yang memiliki fungsi dan

sifat yang berbeda-beda, sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu, diperlukan organisasi ruang

yang baik.

Menyusun struktur organisasi ruang yang baik dan benar tidak terlepas dari faktor-faktor

berikut :

2.1.3.1 Fungsi dan Sifat Dasar Setiap Ruangan

Dari segi fungsi, sebuah rumah tinggal mempunyai tiga fungsi umum, yang

selanjutnya dibagi atas beberapa bagian:

1) Bagian yang dipakai bersama

Pada rumah yang besar, setiap ruangan dapat dibuat secara terpisah satu persatu

menurut fungsi dan sifat khususnya. Tetapi pada rumah kecil, satu ruang dapat

berfungsi ganda, asalkan kombinasi fungsi ruang tersebut masih merupakan satu

kelompok ruang (area) sejenis dan sifat dasar masing-masing ruang tidak terlampau

berbeda.

Yang termasuk bagian yang dipakai bersama diantaranya adalah :

a. Ruang tamu

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 4

Page 5: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

Fungsi ruang tamu adalah sebagai tempat untuk menerima tamu. Kerena

fungsinya untuk menerima tamu, maka ruang tamu direncanakan mampu menampung

interor tamu, seperti kursi tamu, almari dan sebagainya.

b. Teras

Teras merupakan ruang transisi antara ruang luar dan ruang dalam. Fungsi

teras depan lebih ditekankan pada segi estetika dan lebih ditujukan sebagai welcome

area bagi tamu. Sedangkan teras samping atau belakang lebih bersifat privat dan

fungsional, karena lebih diarahkan untuk dapat menampung kegiatan keluarga atau

sebagai media menyalurkan hobi

c. Ruang makan

Fungsi pokok ruang makan adalah tempat makan pemilik rumah yang

digunakan secara rutin setiap hari. Bentuk dan ukuran ruang makan sedapat mungkin

direncanakan dapat menampung minimal seluruh jumlah anggota keluarga dan

direncanakan dekat dengan dapur.

d. Ruang keluarga

Ruang keluarga berfungsi sebagai ruang santai keluarga, misalnya untuk

menonton TV, mendengarkan musik, dan lain-lain.

2) Bagian pribadi (privacy area)

Yang dimaksud area pribadi adalah area yang digunakan untuk beristirahat penuh

(tidur) dan melakukan kegiatan yang bersifat tertutup. Area pribadi terdiri dari kamar

tidur, ruang belajar/ruang kerja.

3) Area pelayanan (serving area)

Area pelayanan adalah area pelengkap untuk pelayanan yang dibutuhkan dalam suatu

rumah. Ruang-ruang yang termasuk dalam kelompok area pelayanan adalah:

a. Ruang dapur

Fungsi pokok dapur adalah sebagai tempat untuk mempersiapkan makanan dan

minuman.

b. Garasi

Fungsi utama garasi adalah sebagai tempat penyimpanan kendaraan bermotor.

c. Tempat jemur dan cuci

Tempat jemur dan cuci merupakan kebutuhan ruang yang harus dimiliki oleh

setiap rumah, karena kedua ruang tersebut tidak terlepas dengan rutinitas yang

dilakukan oleh pemilik rumah untuk mencuci pakaian maupun peralatan rumah

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 5

Page 6: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

tangga lainnya. Ruang cuci sedapat mungkin diletakkan dekat dengan ruang

jemur dan sebagai ruang transisi antara ruang dalam dan ruang luar sehingga

menghindari basah pada permukaan dapur dan ruangan lainnya saat mengangkut

pakaian dan peralatan rumah tangga lainnya sesudah dicuci.

2.1.3.2 Prinsip Penetapan Jumlah dan Ukuran Ruangan

Dalam menetapkan jumlah dan ukuran ruang terlebih dahulu dilakukan inventarisasi atas

hal-hal berikut ini :

1) Jumlah anggota keluarga

Jumlah anggota keluarga dapat digunakan untuk menetapkan jumlah dan

ukuran ruang. Akan tetapi untuk menetapkan jumlah dan ukuran ruang yang

tepat (efisien), perlu dilihat susunan keluarga itu sendiri. Misalnya jumlah

anak laki-laki, jumlah anak perempuan, orang tua dan lain-lain. Sebab masing-

masing memerlukan bentuk/ukuran tertentu.

2) Adat dan kebiasaan

Jika adat kebiasaan keluarga tidak terpenuhi, maka rumah kurang lengkap dan

menyenangkan. Kadang-kadang kebiasaan bertalian erat dengan profesi kepala

keluarga yang bersangkutan.

3) Hobi dan selera

Hobi bukanlah kebutuhan pokok. Maka itu tidak mutlak harus dibuat ruangan

untuk kegiatan hobi. Tetapi jika mungkin dibuat ruang untuk menampung hobi

tentu lebih baik.

4) Ukuran tanah dan dana yang tersedia

Ukuran tanah dan dana yang tersedia merupakan unsur yang sangat

mempengaruhi bentuk, ukuran, dan jumlah ruang yang dapat dibangun.

Dengan ukuran tanah dan dana yang besar tentu saja memungkinkan

perencanaan ruang lebih luas, baik dalam bentuk, ukuran dan jumlah ruangan.

Jika ukuran tanah dan dana terbatas, tidak berarti bangunan yang direncanakan

pasti kurang baik, kurang indah, dan kurang menyenangkan, walaupun ukuran

tanah dan dana terbatas, akan tetapi jika perencanaan dilaksanakan dengan

benar, akan terwujud rumah yang cukup baik dan memenuhi persyaratan.

5) Teknis Penyusunan Organisasi Ruang

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 6

Page 7: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

Organisasi ruangan adalah hal yang penting untuk menjalin hubungan ruangan

yang serasi/terpadu, mengingat bahwa rumah merupakan suatu kesatuan dari

berbagai jenis, bentuk dan ukuran ruang, dengan fungsi dan sifat yang

berbeda-beda.

2.2 Rencana Anggaran Biaya

Perencanaan bangunan adalah merencanakan sesuatu bangunan dalam bentuk dan

faedah dalam penggunaannya ( J. A. Mukomoko, 1982).

Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu bangunan adalah perhitungan banyaknya

biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lainnya yang berhubungan

dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan harga dari

bangunan yang harus dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya

pada bangunan yang sama akan berbeda-beda di masing-masing daerah, disebabkan karena

perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.

Biaya (Anggaran) adalah jumlah dari masing-masing hasil perkalian volume dengan

harga satuan pekerjaan yang bersangkutan.

Dapat disimpulkan sebagai berikut :

RAB = ∑ (volume x harga satuan pekerjaan).

Dalam menyusun anggaran biaya dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:

2.2.1 Anggaran Biaya Sementara

Anggaran biaya sementara juga dinamakan sebagai rencana anggaran biaya

kasar/ taksiran. Sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan

harga satuan tiap meter persegi (m²) luas lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai

pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Walaupun namanya

anggaran biaya kasar, namun tiap m² luas lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan

harga yang di hitung secara teliti.

2.2.2 Anggaran Biaya Teliti

Anggaran biaya teliti ialah anggaran biaya bangunan atau proyek yang

dihitung dengan teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat- syarat

penyusunan anggaran biaya. Pada anggaran biaya, harga satuan di hitung berdasarkan

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 7

Page 8: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

harga taksiran setiap lantai (m²). Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang

dihitung dengan teliti, didasarkan atau didukung oleh:

1) Bestek

Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis.

2) Gambar bestek

Gunanya untuk menentukan / menghitung besarnya masing-masing volume

pekerjaan.

3) Harga Satuan Pekerjaan

Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan

analisa SK.SNI.

2.3 Langkah-langkah Perhitungan Biaya Rumah Tinggal

2.3.1 Daftar analisa

Daftar analisa merupakan perumusan atau pedoman untuk menetapkan harga dan

upah dari masing-masing bagian pekerjaan dalam bentuk satuan, juga dapat dipakai untuk

menghitung kebutuhan bahan bangunan yang akan digunakan untuk keperluan pekerjaan.

Harga satuan pekerjaan dapat dibagi dalam harga satuan bahan dan harga satuan upah,

sehingga dalam anggaran biaya dapat dilihat perbandingannya.

Kuantitas atau koefisien yang terdapat dalam daftar analisa terdiri dari dua kelompok,

yaitu :

a. Kuantitas satuan untuk bahan. Kegunaan untuk kalkulasi biaya bahan yang

diperlukan.

b. Kuantitas satuan untuk pekerja. Kegunaannya untuk menghitung jumlah upah yang

mengerjakan.

Cara penggunaannya adalah angka analisa/ koefisien dikalikan dengan harga bahan

atau harga upah setempat, maka didapatlah harga satuan pekerjaan.

Yang dimaksud dengan analisa bahan suatu pekerjaan ialah menghitung banyaknya/

volume masing-masing bahan serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Sedangkan yang

dimaksud dengan analisa upah suatu pekerjaan ialah menghitung banyaknya tenaga kerja

yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjan tersebut.

2.3.2 Volume atau Kubikasi Pekerjaan

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 8

Page 9: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

Volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan

dalam satu satuan. Volume disebut juga sebagai kubikasi pekerjaan. Dengan kata lain volume

suatu pekerjaan bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya) melainkan jumlah volume

bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.

Sedangkan yang dimaksud dengan uraian volume pekerjaan ialah menguraiakan

secara rinci besar volume atau kubikasi suatu pekerjaan, menguraikan berarti menghitung

besar volume masing-masing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail.

Cara menghitung volume tiap-tiap pekerjaan adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan persiapan

1. Menyiapkan tanah untuk bangunan termasuk menebang pohon, membersihkan dan

meratakan tanah dihitung dalam m².

2. Pembuatan bouwplank diukur dalam satuan m¹.

b. Pekerjaan tanah

1. Galian tanah untuk pondasi dihitung dalam satuan m³.

Cara menghitung yaitu penampang galian x jumlah panjang pondasi (as ke as).

2. Pekerjaan timbunan, satuan m³.

Cara menghitung : 2/3 galian tanah.

c. Pekerjaan pasangan dan plesteran

1. Pondasi batu bata, satuan m³

Cara menghitung : luas penampang dikali panjang pondasi (p x l x t ).

2. Tembok/ dinding, satuan m³.

Cara menghitung : Luas bidang tembok dikali tebal. Untuk luas bidang tembok :

jumlah panjang dikali tinggi tembok dikurangi jumlah luas kusen pintu/ jendela/

ventilasi.

3. Pekerjaan beton dan beton bertulang, satuan m³.

Cara menghitung : panjang x lebar x tinggi.

4. Plesteran, satuan m².

Cara menghitung : 2 x panjang x lebar. ( 2 disini adalah bidang plesteran luar dan dalam).

d. Pekerjaan kayu

1. Kozen pintu dan jendela, dihitung dalam satuan m³.

Cara menghitung : luas penampang kayu x jumlah panjang

2. Daun pintu dan jendela dihitung dalam m².

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 9

Page 10: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

Cara menghitung : lebar x tinggi jendela/ daun pintu.

4. Kuda-kuda dihitung dalam satuan m³.

Cara menghitung penampang x jumlah panjang. Sebuah kuda-kuda terdiri dari

makelar, kaki kuda-kuda, balok tarik, gapit, skor tegak/ miring, dan sebagainya.

5. Rangka plafond dihitung dalam satuan m2 dan piri-piri dihitung dalam satuan m².

e. Pekerjaan atap, satuan digunakan m².

Cara menghitung : Sesuai dengan bentuk atap.

Bidang segi empat = panjang x lebar, bidang segitiga = ½ alas x tinggi, bidang trapesium

= ½ jumlah sisi sejajar x tinggi.

f. Pekerjaan lantai

1. Urugan pasir bawah pondasi setebal yang telah ditentukan dalam gambar bestek

dihitung dalam satuan m³.

Cara menghitung : panjang x lebar x tebal pasir.

2. Lantai keramik dihitung dalam satuan m².

Cara menghitung : panjang x lebar.

g. Pekerjaan pengecetan

Pekerjaan pengecetan adalah mengecet segala kayu yang terlihat/terketam dihitung

berdasarkan satuan luas. Untuk kozen = ketiga sisi/empat sisi penampang dikali panjang

kozen. Untuk dinding dihitung berdasarkan satuan luas, panjang x tinggi dinding.

h. Pekerjaan gantungan dan kunci

1. Pemasangan kaca jendela dan pintu dihitung dalam m².

Volume = panjang x lebar, dihitung kaca yang masuk kedalam kozen atau rangkanya.

2. Engsel pintu dan jendela dihitung jumlah pemakaian yang dibutuhkan dengan satuan

buah.

3. Kunci tanam dihitung pemakian dan merek yang digunakan.

4. Grendel dan hak angin dihitung berapa kebutuhannya

i. Pekerjaan instalasi listrik dan air

Pada instalasi listrik biaya dihitung jumlah titik lampu ditambah stop kontak yang dipakai

dan dikalikan dengan biaya pertitik, tidak termasuk biaya bola lampu.

Pada instalasi air biaya dihitung jumlah panjang pipa air bersih, pipa air kotor dan pipa ke

septictank ditambah dengan jumlah klosed, kran air dan alat sanitasi lainnya yang

digunakan.

j. Pekerjaan lain-lain

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 10

Page 11: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

1. Besi angker, baut mur dihitung dan ditaksir dalam satuan kilogram atau buah.

2. Pembersihan lokasi ditaksir.

2.3.3 Harga Satuan Pekerjaan

Yang dimaksud dengan harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah

tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat dipasaran dibuat dalam

satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan. Harga upah didapat dilokasi proyek

yang dibangun yaitu upah setempat, dan dibuat dalam satu daftar yang dinamakan daftar

harga satuan upah.

Ada tiga istilah yang harus dibedakan dalam menyusun anggaran biaya bangunan

yaitu, harga satuan bahan, harga satuan upah, dan harga satuan pekerjaan.

Yang dimaksud dengan analisa bahan suatu pekerjaan adalah manghitung banyaknya/

volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Sedangkan yang

dimaksud dengan analisa upah suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya tenaga yang

diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.

Berikut skema dari harga satuan pekerjaan :

2.4 Pedoman Pelaksanaan

2.4.1 Bestek

Bestek berasal dari bahasa Belanda yang berarti peraturan dan syarat-syarat

pelaksanaan suatu pekerjaan bangunan atau proyek. Jadi, bestek adalah suatu peraturan yang

mengikat, diuraikan sedemikian rupa, terinci cukup jelas dan mudah dipahami. Pada

umumnya bestek dibagi tiga bagian antara lain:

a. Peraturan umum.

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 11

Harga Satuan Bahan

Analisa Bahan

Harga Satuan Upah

Bahan

Harga Satuan Pekerjaan

UpahAnalisa Upah

Page 12: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

b. Peraturan administrasi.

c. Peraturan dan syarat-syarat teknis.

2.4.2 Gambar bestek

Gambar bestek adalah lanjutan dari uraian gambar pra rencana, dan gambar detail

dasar dengan skala (PU =Perbandingan Ukuran) yang lebih besar. Gambar bestek berguna

untuk menentukan/ menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan dan juga

merupakan lampiran dari uraian dan syarat-syarat (bestek) pekerjaan:

Gambar bestek dan bestek merupakan kunci pokok atau tolak ukur baik dalam

menentukan kualitas dan skop pekerjaan, maupun dalam menyusun rencana anggaran biaya.

Gambar bestek terdiri dari:

1) Gambar situasi, PU 1 : 200 atau 1 : 500, terdiri dari:

a. Rencana letak bangunan

b. Rencana halaman

c. Rencana jalan dan pagar

d. Rencana saluran pembungan air hujan

e. Rencana garis batas tanah

2) Gambar denah, PU 1 : 100

Gambar denah melukiskan gambar tapak setinggi ± 1,00 m dari lantai, hingga gambar

pintu dan jendela terlihat dengan jelas, sedangkan gambar penerangan atas (bovenlich)

digambar dengan garis putus-putus. Pada denah juga digambar garis atap dengan garis

putus-putus lebih awal dan jelas sesuai dengan bentuk atap. Lantai gedung induk dengan

duga (peil) ditandai dengan ± 0.00. Gambar kolom (tiang) dan beton dibedakan dari

pasangan tembok.

3) Gambar potongan, PU 1 : 100

Gambar potongan terdiri dari potongan melintang dan membujur menurut keperluannya.

Untuk menjelaskan letak atau kedudukan suatu konstruksi, pada gambar potongan harus

tercantum duga (peil) dari lantai, misalnya, dasar pondasi, letak tinggi jendela dan pintu,

tinggi langit-langit, tinggi bangunan, nok reng balok/ muurplat.

4) Gambar tampak (pandangan), PU 1 : 100

Pada gambar tampak tidak dicantumkan ukuran-ukuran lebar maupun tinggi bangunan.

Gambar tampak lengkap dengan dekorasi yang disesuaikan dengan perencanaan.

5) Gambar konstruksi, PU 1 : 20 atau 1 : 50

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 12

Page 13: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

Gambar konstruksi lengkap dengan ukuran-ukuran, terdiri dari:

a. Gambar rencana pondasi.

b. Gambar konstruksi beton bertulang.

c. Gambar konstruksi kayu.

6) Gambar rencana atap, PU 1 : 150

Gambar rencana atap menggambarkan bentuk konstruksi rencana atap lengkap dengan

kuda-kuda, nok gording, muurplat/ reng balok, talang air, usuk/kasau dan konstruksi

penahan dengan jelas.

7) Gambar rencana plafond, PU 1:150

Gambar rencana plafond menggambarkan bentuk plafond, rangka plafond, dan tinggi

plafond dari permukaan lantai yang diberi tanda (+).

8) Gambar Pelengkap

Gambar pelengkap terdiri dari:

a. Gambar instalasi listrik.

b. Gambar sanitasi.

c. Gambar saluran pembuangan air kotor.

d. Gambar saluran pembuangan air hujan.

2.4.3 Rencana Kerja Syarat-syarat Teknis

Rencana kerja dan syarat-syarat teknis merupakan bagian dari bestek. Disini penulis akan

membatasi pada pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat teknis, yaitu menjelaskan hal

yang berkaitan pada teknisnya saja. Rencana kerja dan syarat-syarat teknis akan penulis

bahas pada bab IV kertas karya ini.

BAB III

DATA PERENCANAAN

PROYEK : ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 100.

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 100.

LOKASI : KOTA PEKANBARU.

GAMBAR DENAH

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 13

Page 14: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

BAB IV

PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ANGGARAN BIAYA

RUMAH TEMPAT TINGGAL LUAS LANTAI 416,059 M2

4.1 Perencanaan Rumah

Perencanaan rumah tempat tinggal pada tugas akhir ini merupakan bangunan

berlantai satu, yang memiliki beberapa ruangan diantaranya: teras, ruang tamu, ruang

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 14

Page 15: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

keluarga, ruang/ruang baca, ruang tidur utama, ruang tidur anak, ruang tidur tamu, ruang tidur

pembantu, dapur, ruang makan KM/CW, tempat cuci.

Keistimewaan dari bangunan ini adalah dapur dan ruang makan yang sengaja didesain

sedikit penyekat antara kedua ruangan tersebut, untuk memberi kemudahan dalam berlalu

lintas, keistimewaan berikutnya adalah ruang tidur utama didesain luas dan memiliki

KM/WC di dalamnya, tujuannya untuk memberi kenyaman bagi penghuninya jika

beraktifitas di dalamnya, dengan demikian ruang tidur bisa menjadi tempat beraktifitas yang

menyenangkan dan bisa dimamfaatkan sebagai ruang kerja.

Pada bagian depan lantai I rumah terdapat teras yang berfungsi sebagai tempat santai.

Bentuk atap bangunan rumah ini berbentuk trapesium yang menggunakan bahan atap genteng

metal super steel berkualis baik. Rumah ini dilengkapi dengan sanitair yang cukup baik,

semua kamar mandi terdapat closed duduk. Sumber air bersih pada rumah ini berasal dari

sumur bor, yang direncanakan dengan jarak 10 m dari septicktank. Rumah ini juga dilengkapi

dengan saluran keliling sebagai tempat pembuangan air kotor dan air hujan.

Gambar rencana teras, ruang tamu, ruang keluarga, ruang/ruang baca, ruang tidur

utama, ruang tidur anak, ruang tidur tamu, ruang tidur pembantu, dapur, ruang makan

KM/CW, tempat cuci dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

1. Pekerjaan Persiapan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan fisik, harus dipersiapkan jalan ke lokasi proyek

untuk mempermudah pemasukan bahan bangunan ke lokasi proyek/pekerjaan.

b. Sebelum dimulainya pekerjaan fisik, terlebih dahulu lokasi harus dibersihkan dari

semak-semak dan pohon-pohon yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan.

c. Pembersihan lokasi dilaksanakan sesuai dengan ukuran areal yang ditetapkan dalam

gambar atau ditentukan oleh pengawas, semua lokasi proyek harus bersih dari bekas-

bekas pembuangan/sampah

d. Sebelum memulai pelaksanakan pekerjaan, maka pemborong/pemilik bangunan harus

terlebih dahulu merundingkan pembagian halaman kerja untuk tempat mendirikan

gudang dan los kerja tempat penimbunan bahan-bahan dan lain sebagainya.

e. Untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di lokasi, maka pemborong/pemilik bangunan

dengan biaya sendiri harus menyediakan gudang tempat penyimpanan bahan-bahan

dan alat-alat kerja serta los kerja.

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 15

Page 16: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

f. Gudang dan los kerja dapat di bongkar setelah pekerjaan selesai 100% dan

pembongkaran mendapat izin dari pemilik bangunan tersebut.

g. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank :

- Pemasangan bouwplank (pematokan) dilaksanakan bersama-sama pemilik proyek

dan pengawas serta kepala tukang.

- Pematokan harus dilaksanakan dengan memakai alat ukur yang sesuai dengan

kebutuhan, peil lantai + 0.00 adalah 30 cm dari muka halaman yang tertinggi dari

bangunan.

- Pasang bouwplank dilaksanakan 150 cm dari as bangunan.

- Peil + 0.00 dibuat dari patok kayu 5/7 yang ditanam dalam tanah, telah ditentukan

pada waktu pematokan .

2. Pekerjaan Pondasi

a. Sebelum dimulai pekerjaan pondasi, maka semua lubang-lubang untuk pondasi harus

mendapat persetujuan dari pemilik bangunan, mengenai ketepatan ukuran dan

bentuknya.

b. Dasar galian pondasi diberi lapisan pasir setebal 5 cm padat, memadatkanya tidak

boleh disiram dengan air.

c. Cor lantai kerja 1 pc : 3 ps : 5 kr, tebal 5 cm.

d. Sistem pondasi yang digunakan pada bangunan ini adalah :

- Pondasi telapak beton bertulang, bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar

rencana.

- Pondasi menerus dari batu-bata campuran 1 pc : 4 ps, ukuran harus sesuai gambar

rencana

- Balok sloof beton bertulang yang menghubungkan antara dua pondasi telapak,

bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar rencana.

3. Pekerjaan Struktur Beton

a. Rangka bangunan dipakai kolom induk dan kolom praktis dimensi sesui gambar,

untuk ukuran dan bentuk pembesian sesuai gambar dan terpasang baik pada waktu

pengecoran.

b. Balok lantai terdiri dari balok induk, yaitu balok yang membentang diantara dua

kolom, bentuk serta ukuran maupum pembesianya sesuai gambar.

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 16

Page 17: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

c. Plat lantai II merupakan plat lantai beton bertulang, bentuk serta ukuran sesuai dengan

gambar .

d. Pekerjaan ring balok

- Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan gambar rencana/detail.

- Tinggi dan lebar ring balok sesui dengan ukuran pada gambar rencana.

- Cor ring balok dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 kr.

4. Pekerjaan Dinding

a. Batu bata yang digunakan batu bata dari daerah Kulim dengan kualitas baik.

b. Pasangan batu bata seluruh dinding di atas sloff setinggi 30 cm dipasang dengan

adukan spesi 1 pc : 2 ps (trasram). Untuk kamar mandi, tinggi trasram 1.5 m.

c. Pasangan batu bata diatas ketingian 30 cm sampai ring balok menggunakan adukan

spesi 1 pc : 4 ps

d. Pasangan batu bata pada dinding harus dipasang dengan sebaik-baiknya, pasangan

harus rapi, pasangan dinding batu bata yang tidak rata harus dibongkar

5. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela

a. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu kemper/sejenisnya dengan ukuran yang

disesuaikan dengan gambar rencana.

b. Pemasangan kusen harus benar-benar waterpass dan tegak lurus.

c. Pemasangan yang tidak waterpass, tidak tegak lurus harus dibongkar dan diperbaiki.

d. Pekerjaan ventilasi/lubang angin yang digunakan adalah dari kayu kemper/

sejenisnya.

e. Ukuran dan bentuk di sesuaikan dengan gambar rencana.

f. Kaca jendela dan kaca mati menggunakan kaca tebal 5 mm.

6. Pekerjaan Plesteran

a. Sebelum memulai pekerjaan plesteran, semua pipa untuk instalasi listrik atau instalasi

air, yang akan terpasang/tertanam dalam dinding harus sudah tertanam dengan baik.

b. Permukaan dinding batu bata yang akan diplaster disiram dengan air sampai jenuh.

c. Pondasi menerus batu bata diplaster campuran 1 pc : 4 Ps.

d. Dinding batu bata luar dan dalam ketinggian kurang dari 30 cm di plaster dengan

adukan 1 pc : 2 ps (trasram)

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 17

Page 18: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

e. Dinding batu bata luar dan dalam ketinggian di atas 30 cm di plaster dengan adukan 1

pc : 4 ps.

f Dinding kamar KM/WC setinggi 150 cm dari lantai dipasang keramik ukuran 20 x 20

dengan merek masterina/sejenisnya.

7. Pekerjaan Tangga

a. Tangga penghubung antara lantai I dan lantai II digunakan tangga beton bertulang,

bentuk serta ukuran sesuai sengan gambar rencana.

b. Tangga dilapisi lantai keramik 30x30 cm dengan merek masterina/sejenisnya dan

dipasang dengan rapi.

c. Bagian samping tangga diberi pengaman atau railing tangga yang terbuat dari besi

bulat diameter 2” yang telah dilapisi stenless, bentuk dan ukuran sesuai gambar

rencana.

8. Pekerjaan Rangka Atap

a. Rangka atap berupa kuda-kuda, balok gording, kasau, reng dan lain-lain, dibuat dari

kayu meranti/kayu kelas II berkulitas baik, tua dan kering.

b. Pembuatan kuda-kuda untuk ketepatan bentuk ukuran harus memperhatikan gambar

detail kuda-kuda.

c. Hubungan antara kuda-kuda diperkuat dengan menggunakan skor angin sebanyak dua

batang, dipasang secara bersilang.

d. Perletakan gording harus diperkuat dengan menggunakan klos dan jarak antara

gording disesuaikan dengan gambar detail.

e. Diatas gording dipasang kasau kayu, diatas kasau dipasang kayu reng sebagai tempat

perletakan atap. Ukuran dan jarak kayu disesuaikan dengan gambar rencana.

g. Pada pucuk kuda-kuda diberi nok gording dan kemudian dipasang papan

reuiter/.papan perabung ukuran 2/20 cm sebagai lapisan pemasangan perabung.

h. Pekerjaan lisplank

- Lisplank menggunakan lisplank beton campuran 1 pc : 2 ps : 3kr

- Pemasangan lisplank harus benar-benar lurus dan rapi.

j. Seluruh permukaan kayu kuda-kuda, gording dan skor angin, balok bubungan, kayu

kasau, kayu reng diberi residu dengan baik dan rata terlebih dahulu sebelum ditutup

dengan atap.

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 18

Page 19: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

k. Sambungan diberi baut penguat dan plat

9. Pekerjaan Penutup Atap

a. Atap yang digunakan adalah atap genteng metal super steel setara multi roof tebal 0.2

mm

b. Pemasangan atap genteng metal, harus dilaksanakan dengan baik dan rapi, dipasang

dengan menggunakan paku atap berkualitas baik.

c. Rabung/jurai atap dipasang rabung/jurai genteng metal.

d. Atap, rabung dan nok pinggir merupakan genteng metal setera multi roof dengan

ketebalan 0,2 mm.

10. Pekerjaan Plafond

a. Untuk rangka dipakai triplek 4 mm.

b. Pemasangan rangka plafond sesuai dengan pembagi plafond..

c. Ketinggian pemasangan rangka plafond sesuai dengan gambar rencana, pemasangan

digantungkan pada balok kuda-kuda dengan menggunakan balok penggantung 5/7 cm

yang kuat.

d. Pentup plafond pada talang lisplank menggunakan piri-piri, dipakai kayu 2/10 cm

sejenis meranti.

11. Pekerjaan Lantai

a. Sebelum pemasangan lantai dasar dimulai terlebih dahulu dilakukan penimbunan

tanah urug padat pada seluruh luasan lantai ruangan, pemadatan tidak boleh disiram

dengan air. Pemadatan dilakukan dengan cara menumbuk memakai alat penumbuk

manual atau memakai alat penumbuk mekanik atau stemper.

b. Diatas tanah timbun yang telah dipadatkan diberi laipisan pasir setembel 5 cm,

pemadatan pasir disiram dengan air.

c. Setelah urugan pasir diberi coran beton campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr setebal 10 cm

d. Bahan lantai yang digunakan adalah :

- Untuk seluruh lantai ruangan lantai dipakai keramik 30 x 30 cm setara masterina.

- Untuk lantai KM/WC dipakai keramik 20 x 20 cm setara masterina.

12. Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 19

Page 20: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

a. Pemasangan kunci tanam harus dikerjakan dengan teliti, sehingga menghasilkan suatu

pekerjaan yang baik dan memuaskan

b. Setiap daun pintu dipasang 3 buah engsel, 2 buah grendel, sedangkan pada jendela

kaca setiap daunnya dipasang 2 buah engsel, 2 buah grendel, 2 buah hak angin dan 1

buah tangan-tangan.

13. Pekerjaan Sanitasi dan Septic Tank

a. Pemasangan pipa air bersih, instalasi air kotor harus disesuaikan dengan gambar

rencana.

b. Instalasi air bersih :

- Saluran air bersih untuk di luar bangunan dipakai pipa PVC Ø 3/4” pemasangan

tertanam didalam tanah.

- Saluran air bersih untuk didalam ruangan dipakai pipa PVC Ø 3/4”, pemasangan

tertanam pada dinding.

- Penyambungan pipa menggunakan soket untuk sambungan lurus dan elbow untuk

pembelokan, penyambungannya harus kuat dan tidak bocor.

- Titik instalasi air bersih dianggap selesai setelah diadakan pengujian seluruh

instalasi.

c. Instalasi air kotor

- Air kotor dari klosed dialirikan ke bak kontrol dengan menggunakan pipa PVC Ø

4”, tebal 3 mm, dan dari bak kontrol ke septic tank dengan menggunakan pipa

yang sama.

- Baik pipa air kotor maupun air bersih yang lewat dari lantai II kelantai dasar

ditempatkan pada jalur pipa berupa saf dari pasangan bata dan bagian luarnya

diplaster seperti pasangan dinding.

d. Instalasi air buangan/air hujan

- Air hujan dari atap dialirkan menggunakan pipa PVC Ø 2.5”, yang ditanamkan

didalam kolom .

- Air buangan dari dapur dialirkan menggunakan pipa PVC Ø 2.5”, yang dipasang

dinding bagian luar.

- Air baungan dari kamar mandi dialirkan menggunakan pipa PVC Ø 2.5”, yang

dipasang sesuai dengan gambar rencana.

- Semua air buangan dan air hujan dilirkan ke parit.

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 20

Page 21: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

e. Septic tank :

- Ukuran dan bentuknya disesuaikan dengan gambar detail.

- Adukan untuk batu bata, raben dan plasteran dinding menggunakan adukan 1 : 2

(kedap air)

f. Peresapan :

- Ukuran dan bentuk dan lapisan-lapisan sesuai gambar detail peresapan.

- Air kotor dari septic tank dialirkan ke peresapan, dengan menggunakan pipa PVC

Ø 4” tebal 3 mm

g. Alat-alat sanitasi yang digunakan antara lain :

- Klosed duduk porselin - Bak air fiber

- Wastafel porselin - Floor drain

14. Pekerjaan Instalasi Listrik.

a. Instalasi listrik dipersiapkan dengan tegangan 220 volt, pemasangan harus memakai

Biro Instalator yang sudah diakui/mendapat izin dari Perusahaan Listrik Negara

setempat

b. Jumlah titik lampu dan stop kontak maupun perletakannya sesuai dengan gambar

rencana.

c. Saklar dan stop kontak ditanamkan dalam tembok setinggi 150 cm dari lantai

d. Semua armateur lampu dipasang menempel diluar plafond

e. Pipa intalasi dan kabel listrik dipakai harus memenuhi standar PLN

f. Pada lantai dasar diberi panel box yang berfungsi sebagai panel penghubung dan

pembagi atau pendistribusian arus.

g. Bentuk letak disesuai dengan gamber rencana.

15. Pekerjaan Pengecatan dan Sejenisnya

a. Pengecatan tembok

- Sebelum pengecatan dimulai tembok yang akan dicat harus benar-benar kering.

- Tembok yang akan dicat terlebih dahulu diberi lapisan pelamir hingga merata dan

kering kemudian dihaluskan dengan amplas.

- Setelah lapisan plamir dihaluskan, permukaan tembok diberi lapisan cat dasar.

- Setelah cat dasar mengering dilanjutkan dengan pengecatan kedua.

- Semua bata dan pertisi gypsum dicat dengan cat air berkualitas baik.

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 21

Page 22: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

b. Pengecatan kayu

- Komponen-komponen bangunan yang dicat untuk pekerjaan kayu :

- Semua kayu kuda-kuda, rangka atap, rangka plafond diawetkan dengan residu

minimum dengan tiga kali sapuan merata pada seluruh permukaan kayu.

- Piri-piri dicat dengan cat minyak tiga kali sapu

c. Proses pekerjaan pengecatan adalah sebagai berikut :

- Diratakan hingga lubang-lubang yang ada dan pertemuan kayu tertutup dengan

rata dan dogosok sampai halus dengan amplas.

- Diberi cat finishing minimal tiga kali sapuan hingga merata dengan platone, dan

warna disesuai dengan keinginan pemilik/gambar rencanas

16. Pekerjaan Pembersihan

a. Sesudah bagian-bagian dari gedung lengkap sesuai spesifikasi gambar-gambar

rencana dan memenuhi syarat-syarat rencana teknis

b. Lantai, cat-cat, pekerjaan atap, parit, perataan tanah/halaman dan seluruh kotoran

telah dibersihkan.

c. Setiap pintu dan jendela sudah dapat dibuka dengan baik

d. Pekerjaan cat sudah selesai secara garis besar, yang tinggal hanya untuk

penyempurnaannya saja.

17. Pekerjaan Penutup

a. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak

dinyatakan dengan kata-kata yang harus disediakan oleh pemilik tetapi disebutkan

dalam penjelasan pekerjaan ini, pekerjaan tersebut diatas tetap dianggap ada dan

dimuat dalam bestek

b. Pekerjaan yang akan nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini

tetapi tidak diuraikan atau dimuat dalam bestek ini tetapi diselenggarakan dan

dilaksanakan, harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam

bestek.

c. Pekerjaan penggantian terhadap item jenis pekerjaan dilakukan setelah mendapat

persetujuan dari pemilik atau pengawas.

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 22

Page 23: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

Untuk mendapatkan harga bahan bangunan dengan perhitungan anggaran biaya teliti,

maka yang perlu diketahui adalah :

1. Bestek dan gambar bestek

Dari bestek dapat diketahui mangenai peraturan-peraturan yang mengikat pada poryek

tersebut. Sedangkan gambar bestek dibutuhkan untuk dapat menghitung volume/kubikasi

pekerjaan.

2. Volume kubikasi pekerjaan

Dari perhitungan volume dapat diketahui berapa banyak kebutuhan bahan untuk

pelaksanaan pekerjaan tersebut.

3. Daftar harga bahan dan upah

Daftar harga bahan dan upah yang diperoleh dari menanyakan langsung/survey pasar

pada toko-toko yang menjualnya.

4. Analisa harga satuan pekerjaan diperoleh dengan cara mengalikan daftar analisa

pekerjaan dengan harga bahan dan upah.

5. Rencana anggaran biaya

Rencana anggaran biaya diperoleh dengan cara mengalikan volume/kubikasi pekerjaan

dengan harga satuan pekerjaan

6. Rekapitulasi pekerjaan

Merupakan rekapitulasi dari rencana anggaran baiya tersebut.

7. Persentase bobot pekerjaan

Yaitu persentase pekerjaan yang diperoleh dengan cara

VxHSPx 100 %HB

=PBP

Keterangan V = Volume

HSP = Harga Satuan Pekerjaan

HB = Harga bangunan

PBP = Persentase bobot pekerjaan

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 23

Page 24: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari pembahasan dan perencanaan yang didapat pada BAB IV, penulis dapat

mengemukakan beberapa kesimpulan pada tugas akhir ini, sebagai berikut:

1. Perencanaan anggaran biaya rumah tinggal luas lantai 416,059 m² ini, sudah cukup

efisien, dengan perencanaan ruangan yang disesuaikan dengan kebutuhan anggota

keluarga, seperti memiliki ruangan yang dipakai bersama, ruang pribadi dan ruang servis

dan direncanakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan mengikuti syarat rumah

sehat.

2. Hasil perhitungan anggaran biaya adalah sebesar Rp1.467.033.000 (Satu Miliar Empat

Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Tiga Puluh Tiga Ribu Rupiah).

3. Dari hasil perhitugan secara teliti didapat anggaran biaya untuk 1 m2 adalah

Rp1.467.033.000 : luas bangunan (416,059 m²) = Rp3.526.021,55 (Tiga Juta Lima

Ratus Dua Puluh Enam Ribu Dua Puluh Satu Koma Lima Puluh Lima Rupiah).

5.2. Saran

Untuk mengakhiri tulisan pada tugas akhir ini, penulis kemukakan beberapa saran

yang berguna nantinya, yaitu sebagai berikut:

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 24

Page 25: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

1. Bestek (RKS) dan gambar bestek hendaknya dibuat dengan teliti dan sedetail mungkin,

sehingga nantinya tidak ada pekerjaan yang ditaksir harga satuannya. Pekerjaan yang

tidak mempunyai gambar bestek dan bestek yang tidak jelas dapat menimbulkan

keraguan dalam perhitungan anggaran biaya.

2. Perencanaan suatu bangunan hendaknya melibatkan penggunanya, sehingga tidak ada

pekerjaan yang harus ditinjau ulang.

DAFTAR PUSTAKA

http://atgaba.wordpress.com/2008/05/01/perencanaan-rumah-type-240_180 dilahan-pojok-

hooks/. Download 30 Oktober 2008. 11:00 WIB.

http://en.start.mozilla.com/. Download 02 Januari 2009. 16:00 WIB.

Karta Syahputra. 2007. Perencanaan Rumah Tinggal Type 300 M 2 di Jalan Bhakti Pekanbaru

Mukomoko, J.A. 1982. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Kurnia Esa : Jakarta.

Tutu, TW, Cs. 2002. Dasar-dasar Perencanaan Rumah Tinggal. Pustaka Sinar Harapan :

Jakarta.

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 25

Page 26: TEORI

ESTIMASI BIAYA 2010

CIVIL ENGINEERING KELAS C Page 26