teori

6
Telomer (telomere) adalah bagian paling ujung dari DNA linear. Meskipun termasuk dalam untai DNA, telomer bukan tidak mengkode protein apapun, sehingga bukan merupakan gen. Telomer berperan penting dalam menjaga kestabilan genom tiap sel. Dengan adanya telomer, penggandaan DNA yang berlangsung sebelum pembelahan sel dapat dilakukan secara komplit. Teori-teori menua? Teori neuroendokrin Vladimir Dilman, Ph.D. menjelaskan teori “Kerusakan Akibat Pemakaian” dengan berfokus pada sistem neuroendokrin, jaringan biokimia rumit yang mengatur pelepasan hormon dan elemen- elemen vital tubuh lainnya. Ketika muda, hormon–hormon kita bekerja bersama-sama untuk mengatur berbagai fungsi-fungsi tubuh, termasuk respon kita terhadap panas, dingin dan aktifitas seksual kita. Kelenjar sebesar kacang kenari ini terletak dalam otak dan bertanggung jawab untuk reaksi berantai hormonal kompleks yang dikenal dengan nama lain “thermostat tubuh”. Hormon penting fungsinya untuk memperbaiki dan mengatur fungsi-fungsi tubuh. Sejalan dengan bertambahnya usia, tubuh memproduksi hormon-hormon dalam kadar yang lebih rendah dan dapat menyebabkan efek berbahaya, termasuk penurunan kemampuannya dalam memperbaiki tubuh dan mengatur tubuh. Produksi hormon sangat interaktif: produksi satu tetes hormon apapun akan mempengaruhi mekanisme secara keseluruhan, contohnya; menyampaikan sinyal pada organ-organ lain untuk melepaskan hormon lainnya dalam kadar yang lebih rendah sehingga bagian-bagian tubuh lainnya juga akan mengeluarkan hormon dalam kadar yang lebih rendah. Hormon Replacement Therapy – komponen yang bisa digunakan

Upload: padi-ta

Post on 28-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bagus

TRANSCRIPT

Telomer (telomere) adalah bagian paling ujung dari DNA linear. Meskipun termasuk dalam untai DNA, telomer bukan tidak mengkode protein apapun, sehingga bukan merupakan gen. Telomer berperan penting dalam menjaga kestabilan genom tiap sel. Dengan adanya telomer, penggandaan DNA yang berlangsung sebelum pembelahan sel dapat dilakukan secara komplit.

Teori-teori menua?Teori neuroendokrinVladimir Dilman, Ph.D. menjelaskan teori Kerusakan Akibat Pemakaian dengan berfokus pada sistem neuroendokrin, jaringan biokimia rumit yang mengatur pelepasan hormon dan elemen-elemen vital tubuh lainnya. Ketika muda, hormonhormon kita bekerja bersama-sama untuk mengatur berbagai fungsi-fungsi tubuh, termasuk respon kita terhadap panas, dingin dan aktifitas seksual kita. Kelenjar sebesar kacang kenari ini terletak dalam otak dan bertanggung jawab untuk reaksi berantai hormonal kompleks yang dikenal dengan nama lain thermostat tubuh.Hormon penting fungsinya untuk memperbaiki dan mengatur fungsi-fungsi tubuh. Sejalan dengan bertambahnya usia, tubuh memproduksi hormon-hormon dalam kadar yang lebih rendah dan dapat menyebabkan efek berbahaya, termasuk penurunan kemampuannya dalam memperbaiki tubuh dan mengatur tubuh. Produksi hormon sangat interaktif: produksi satu tetes hormon apapun akan mempengaruhi mekanisme secara keseluruhan, contohnya; menyampaikan sinyal pada organ-organ lain untuk melepaskan hormon lainnya dalam kadar yang lebih rendah sehingga bagian-bagian tubuh lainnya juga akan mengeluarkan hormon dalam kadar yang lebih rendah.Hormon Replacement Therapy komponen yang bisa digunakan dalam terapi Anti-Penuaan membantu tubuh mengatur ulang jam hormonal tubuh dan kemudian akan membalik atau menghambat efek-efek penuaan. Jika hormon kita diproduksi dalam kadar yang muda, secara logis tentu saja sel-sel tubuh kita distimulasi untuk aktif secara metabolik, dan seluruh tubuh akan tetap muda.Teori control genetikTeori penuaan-terencana berpusat pada program genetik sesuai DNA kita. Kita dilahirkan dengan kode genetik yang unik, sebuah kecendrungan tipe fisik dan fungsi mental yang telah ditentukan sebelumnya. Warisan genetik tersebut sangat menentukan seberapa cepat dan seberapa panjang kita hidup. Jika menggunakan gambaran kasar, dapat dibayangkan setiap manusia hadir dimuka bumi bagaikan sebuah mesin yang sudah terprogram untuk menghancurkan dirinya sendiri. Semua orang memiliki jam biologis yang terus berdetak dan bisa berhenti kapan saja, lebih cepat atau lebih lama beberapa tahun. Ketika jam berhenti berdetak, itu merupakan pertanda bahwa tubuh kita mulai menua dan akhirnya akan mati.Namun, sesuai dengan segala aspek warisan genetik kita, waktu yang berlaku pada jam genetik ini bervariasi, tergantung apa yang kita alami selama pertumbuhan dan bagaimana gaya hidup kita (perdebatan lama Nature Versus Nurture / Alam Versus Pemakaian).Obat-obatan Anti-Penuaan menjawab masalah ini dengan menggunakan sebuah pendekatan terhadap DNA kita, memperkuat kerangka dasar pembangun DNA dalam tiap-tiap sel kita, mencegah kerusakan dan meningkatkan perbaikan DNA. Dalam hal ini, kami percaya terapi Anti-Penuaan dapat membantu kita keluar dari takdir genetik, paling tidak untuk tambahan beberapa waktu.Teori penuaan telomeraseTeori penuaan telomerase adalah teori baru tentang penuaan yang menawarkan banyak kemungkinan yang menjanjikan dalam bidang obat-obatan Anti-Penuaan. Teori ini lahir dari hasil temuan kemajuan ilmu-ilmu genetika dan teknologi genetika. Pertama kali ditemukan oleh sekelompok ahli dari Geron Corporation di Menlo Park, California, telomer adalah sekumpulan asam nukleat yang merupakan perpanjangan dari ujung kromosom. Telomer bertugas untuk mempertahankan integritas kromosom. Setiap kali sel-sel kita membelah, telomer akan memendek. Terutama, saat ujung telomer-DNA terlalu pendek, pembentukan sel akan melambat dan kemudian akan berhenti sama sekali. Hal ini diyakini kemungkinan sebagai mekanisme untuk jam selular penuaan.Para ahli menemukan bahwa elemen kunci dalam membentuk kembali telomer-telomer kita yang hilang adalah enzim telomerase abadi sebuah enzim yang hanya ditemukan dalam sel-sel kuman dan kanker. Telomerase berfungsi untuk memperbaiki dan memperbaharui telomer, memanipulasi mekanisme berdetaknya jam yang mengatur jangka waktu terbelahnya sel. Pengembangan lebih lanjut penghambat-telomerase dapat mencegah pembelahan sel-sel kanker dan diduga juga dapat mengembalikan sel menjadi normal kembali. Dikutip dari 10 Weeks to a younger you oleh Ronald M.Klatz, M.D. (pgs.9-13)Penuaan sesungguhnya merupakan proses dediffensiasi (de-growth) dari sel, yaitu proses terjadinya perubahan anatomi maupun penurunan fungsi dari sel. Ada banyak teori yang menjelaskan masalah penuaan. Dalam makalah ini akan disampaikan tiga buah teori.a. Teori PertamaTeori pertama menyatakan bahwa semakin cepat suatu organisme hidup maka semakin cepat pula mereka menua. Hal ini terjadi karena kehidupan cepat didefinisikan sebagai proses differensiasi dari pertumbuhan yang cepat serta metabolisme yang tinggi (Kimbal, 1983) sehingga sel-sel lebih cepat mengalami penuaan. Apabila disandarkan pada teori ini maka pertumbuhan seorang manusia yang terlalu cepat, tidak baik bagi manusia tersebut karena dia akan cepat mengalami penuaan. Namun demikian teori ini tidak menjelaskan bagaimana proses tersebut dapat terjadi pada tingkat seluler sehingga pengambilan kesimpulan yang hanya didasarkan pada teori ini banyak memiliki kekurangan.b. Teori KeduaTeori kedua menyatakan bahwa setiap sel tidak dapat mengelak dari penumpukan sisa metabolit yang bersifat racun. Penumpukan tersebut secara berangsur-angsur mengurangi kemampuan sel untuk berfungsi sehingga akhirnya menjadi tua. Sel tidak dapat mengelak dari penumpukan ini karena kolagen sebagai protein struktural yang merupakan selubung ekstraseluler sebagian besar sel tubuh menjadi tidak lentur dan tidak mudah larut. Seperti diketahui, ketika kolagen pertama kali dibentuk, zat ini bersifat lentur dan mudah larut dan hal ini menunjukkan bahwa sel belum menua. Namun demikian lama-kelamaan rantai polipeptida yang terbuat dari kolagen terikat terus bersama sehingga kelarutan dan kelenturan (permeabilitas) dari bahan tersebut berkurang. Akibat pengurangan permeabilitas ini maka lalu lintas bahan antar-sel mengalami banyak hambatan. Kemungkinan ini pula yang dijadikan dasar dalam pemunculan hipotesis bahwa penuaan mengakibatkan terjadinya perubahan hormon (Hermann dan Berger, 1999) walaupun tidak ada hubungan antara penuaan tersebut dengan perubahan komposisi asam lemak sel (Stulnig et al., 1996).c. Teori KetigaTeori ketiga menyatakan bahwa penuaan terjadi sebagai akibat kondisi lingkungan yang merugikan gen-gen yang berhubungan dengan sel badan atau sel-sel somatik (Kanungo, 1994). Menurut Burnet dalam Kimbal (1983) mutasi gen somatik yang tidak dengan cepat diperbaiki oleh enzim DNA polimerase akan menumpuk pada sel sehingga gen-gen tersebut mulai menghasilkan protein yang tidak sempurna yang mengakibatkan efisiensi sel berkurang. Apabila protein yang tidak sempurna ini menjadi enzim maka proses mutasi somatik akan terjadi secara lebih cepat. Akibatnya, sel akan mati (merupakan proses penuaan) atau bahkan mengalami kanker. Akibat lain penuaan adalah merangsang mutasi DNA mitokondria (Fukagawa et al., 1999).Teori-teori proses menua antara lain:1. Teori Genetik Clokck, teori ini mengatakan bahwa menua diatur secara genetic, setiap spesies berbeda. Tiap spesies di dalam inti selnya terdapat suatu jam genetic yang telah diputar, menurut suatu replikasi tertentu. Bila jam ini berhenti berputar kita akan mati (Boedhi Darmojo, 1999).2. Teori Mutasi Somatik, menurut teori ini terjadinya penuaan karena adanya mutasi somatik yang diakibatkan pengaruh lingkungan yang jelek. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA menjadi RNA dan proses translasi RNA menjadi protein/enzim dan kesalahan ini terjadi terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ, atau perubahan sel-sel menjadi kanker atau penyakit. (Suhada, 1994).3. Teori Menurunnya Sistim Imun Tubuh. mutasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan berkurangnya sistim imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi juga merusak membran sel, hal ini akan menyebabkan sistum tidak dapat mengenalinya sehingga merusaknya. Inilah yang mendasari penyakit autoimun meningkat pada usia lanjut (Goldstein, 1989).4. Teori Kerusakan Akibat Radikal Beba, radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas maupun di dalam tubuh. Karena adanya proses metabolisme atau proses penafasan di dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan suatu atom molekul yang tidak stabil karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau perubahan dalam tubuh (Halliwel, 1999)5. Teori Menua Akibat Metabolisme,telah dibuktikan dalam berbagai percobaan hewan bahwa pengurangan intake calori ternyata memperpanjang umur, sedangkan penambahan intake calori yang menyebabkan kegemukan ternyata memperpendek umur. (Boedhi-Darmojo, 1994)6. Teori selulerKemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh diprogram untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel-sel yang akan membelah, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence & Masson dalam Waton, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung mangalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel tidak dapat diganti.