tentir praktikum pa-gabungan

26
ortokerato sis parakeratosis Nukleus piknotik Tentir Praktikum Patologi Anatomi Tentir Patologi Anatomi (Inflamasi) Perhatikan kelainan yang terjadi baik di dermis maupun epidermis. Kelainan pada epidermis termasuk kelainan pada salah satu lapisan epidermis, sehingga harus memperhatikan seluruh lapisan baik stratum basal, spinosum, granulosum, dan korneum. A. EPIDERMIS 1. Pada stratum korneum: Kelainan: penebalan stratum korneum atau hyperkeratosis. Untuk menentukan hyperkeratosis, kita harus mengetahui lokasi lesi (jangan salah lapisan). Hiperkeratosis ini terbagi menjadi dua, yaitu: (1) Ortokeratosis, jika hyperkeratosis tidak terlihat adanya inti sel. Ortokeratosis terbagi menjadi tiga macam, yaitu padat (kompak), seperti anyaman keranjang (basket- woven), dan berlapis (lamellar). (2) Parakeratosis, jika pada penebalan masih terlihat inti sel, walaupun inti sudah piknotik (menyusut atau hampir hilang). 2. Stratum granulosum, normalnya terdiri atas 1-2 lapis sel yang mengandung granula keratohialin. Kelainannya berupa penambahan

Upload: fanny-pratami-kinasih

Post on 12-Nov-2015

46 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

Tentir Praktikum Patologi Anatomi

Tentir Patologi Anatomi (Inflamasi)Perhatikan kelainan yang terjadi baik di dermis maupun epidermis. Kelainan pada epidermis termasuk kelainan pada salah satu lapisan epidermis, sehingga harus memperhatikan seluruh lapisan baik stratum basal, spinosum, granulosum, dan korneum. A. EPIDERMIS1. Pada stratum korneum:Kelainan: penebalan stratum korneum atau hyperkeratosis. Untuk menentukan hyperkeratosis, kita harus mengetahui lokasi lesi (jangan salah lapisan). Hiperkeratosis ini terbagi menjadi dua, yaitu: (1) Ortokeratosis, jika hyperkeratosis tidak terlihat adanya inti sel. Ortokeratosis terbagi menjadi tiga macam, yaitu padat (kompak), seperti anyaman keranjang (basket-woven), dan berlapis (lamellar). (2) Parakeratosis, jika pada penebalan masih terlihat inti sel, walaupun inti sudah piknotik (menyusut atau hampir hilang).

ortokeratosis

parakeratosisNukleus piknotik2. Stratum granulosum, normalnya terdiri atas 1-2 lapis sel yang mengandung granula keratohialin. Kelainannya berupa penambahan jumlah lapisan disebut hipergranulosis, atau penurunan jumlah lapisan sampai tidak ada lapisan disebut hipogranulosis/agranulosis.

3. Stratum spinosum, normalnya terdiri atas 4-7 lapis sel, tergantung pada daerah papilla atau rete ridges. Penambahan jumlah lapisan tersebut disebut akantosis (hyperplasia). Selain itu, perhatikan pula adanya edema interseluler. Kalau edema ini ditemukan sangat keras disebut spongiosis, yang dapat berkembang menjadi vesikel spongiotik jika jembatan antara sel rupture. Spongiosis merupakan penimbunan cairan di antara sel-sel epidermis, sehingga celah di antar sel bertambah regang.

4. Stratum basal: terdiri atas 1 lapis sel. Diperhatikan pula apakah ada perubahan pada stratum basal ini. Salah satu kondisi histopatologisnya adalah degenerasi hidropik stratum basale (degenerasi/mencairnya stratum basale/vascuolar alteration), yaitu terbentuknya rongga-rongga di atas atau di bawah membrane basalis yang dapat bergabung dan terisi serum, sehingga merusak susunan stratum basale yang semula teratur seperti pagar menjadi tidak teratur. Pigmen melanin juga dapat jatuh ke bagian atas dermis, lalu ditangkap oleh makrofag. Catatan: Untuk akantosis, bedakan dengan akantolisis. Akantolisis adalah hilangnya daya kohesi antar sel-sel epidermis sehingga menyebabkan terbentuknya celah, vesikel, atau bula di dalam epidermis. Untuk kelainan histopatologik lain, silakan liat buku merah. B. DERMISNormalnya, dermis terdiri dua bagian yaitu pars papilaris dan pars retikularis. Perubahan yang dapat terjadi pada dermis adalah perubahan pada jaringan ikat atau sebukan sel radang, juga penimbunan cairan dalam jaringan (edema). Beberapa istilah dalam kelainan dermis adalah papilomatosis (papil yang memanjang melampaui batas permukaan kulit) dalam keadaan tertentu papil ini dapat menghilang atau mendatar. Fibrosis, penambahan jumlah kolagen sehingga susunan berubah, serta penambahan jumlah fibrosit. Sklerosis, jumlah kolagen bertambah banyak, susunan berubah, lebih homogen dan eosinofilik seperti degenerasi hialin dengan jumlah fibroblas berkurang. Pada proses peradangan dapat ditemukan: neutrofil, limfosit, sel plasma, histiosit, dan eosinofil. Sel-sel tersebut dapat tersebar di antara kolagen atau di sekitar pembuluh darah. Sedangkan istilah granuloma adalah histiosit yang tersusun berkelompok, jaringan granulasi adalah penyembuhan luka yang terdiri atas jaringan edematosa, proliferasi pembuluh darah, dan sel radang campuran.

HISTOPATOLOGI PROSES INFLAMASI1. Inflamasi pada LukaLuka terjadi akibat proses patologik pada kulit akibat trauma tajam. Pada penyembuhan luka akan terbentuk jaringan granulasi, yang terbentuk atas akumulasi makrofag, proliferasi fibroblast disertai pembentukan jaringan ikat muda renggang yang tersusun atas kolagen, fibronektin, dan asam hialuronat, serta angiogenesis yang terbentuk dari endotel yang membentuk kapiler. Berbagai jenis sel radang dapat pula ditemukan mulai dari limfosit, neutrofil, dan eosinofil. Pembuluh darah baru tersusun vertical kea rah permukaan menyebabkan lesi berwarna merah tua.Mikroskopik:Jaringan ikat sembab tanpa epitel berlapis. Pada stroma, terlihat sel-sel radang limfositik dan neutrofil, serta proliferasi kapiler (angiogenesis)

angiogenesisSel radangJar. ikat

2. Inflamasi pada Infeksi BakteriBeberapa bakteri akan menyebabkan gambaran khas sehingga kita dapat menentukan bakteri penyebab penyakit dengan melihat morfologi lesi yang ditemukan. Beberapa reaksi inflamasi akan membentuk gambaran granuloma. Sel radang yang tersusun mononuklear akan membentuk granuloma yang tersusun atas sel-sel epiteloid. Termasuk golongan ini adalah penyakit tuberculosis, lepra (morbus Hansen), sifilis, leishmaniasis kutis, tularemia, rhinoskleroma, rhinosporidiosis.Sekelompok bakteri akan membentuk gambran granuloma yang tersusun atas sel histiosit, limfosit, dan juga neutrofil dan eosinofil. Umumnya deep mycosis akan menyebabkan gambaran berbagai jenis cacing, reaksi benda asing, granuloma inguinal, dan limfogranuloma venereum. Tuberkulosis KutisDasar Teoria. DefinisiTuberkulosis kutis adalah tuberkulosis kulit yang ada di Indonesia disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan mikobakteria atipikal. Umumnya terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, dan wanita lebih sering daripada pria. Biasanya terdapat pada negara berkembang dan keadaan gizi kurang baik.b. BakteriologiPemeriksaan bakteriologik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:a) Sediaan mikroskopik.Bahan berupa pus, jaringan kulit dan jaringan kelenjar getah bening. Pewarnaan dengan Ziehl Neelsen, jika positif, bakteri akan tampak merah pada dasara biru. b) KulturDilakukan pada media Lowenstein-Jensen, pengeraman pada suhu 37oC, selama 8 minggu. Setelah itu akan tampak koloni bakteri, berarti hasilnya positif.c) Binatang percobaanBiasanya dipakai marmot, percobaan 8 minggu.d) Tes biokimiaBiasanya menggunakan niasin untuk membedakan jenis human dengan yang lain.e) Percobaan resistensic. KlasifikasiTuberkulosis kutis dapat dibedakan atas 4 kategosi:a) Tuberkulosis primerTuberkulosis ini termasuk ke dalam tuberculosis sejati, yang berarti kuman penyebab terdapat pada kelainan kulit disertai gambaran histopatologik yang khas. Sedangkan primer berarti kuman masuk pertama kali ke dalam tubuh.b) Lesi kronik pada penderita dengan imunitas relatif baikc) TuberkulidsTuberkulid berarti ada kelainan kulit akibat alergi. Pada kelainan ini tidak ditemukan kuman penyebab, tetapi kuman tersebut terdapat di tempat lain dalam tubuh, biasanya di paru.d) Lesi progresif pada penderita dengan imunitas rendahd. PatogenesisAda 6 macam infeksi bakteri ini:a) Penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah kulit yang telah dikenai tuberculosis, misalnya skrofulderma.b) Inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam yang dikenai tuberculosis.c) Penjalaran secara hematogen.d) Penjalaran secara limfogen.e) Penjalaran langsung dari selaput lending yang sudah diserang tuberculosis.f) Kuman masuk ke kulit jika ada kerusakan kulit maupun resistensi lokal kulit telah menurun.Basil tuberculosis dapat diperlihatkan dengan perwarnaan tahan asam, walau sekarang dapat juga dipergunakan teknik PCR. Gambaran mikroskopik juga sama dengan TBC di tempat lain.f. Gejala KlinisTerjadi karena penjalaran ke kulit dari fokus ke badan. Ruam berupa eritema sirkumskrip, papul, vesikel, pustule, skuama, atau purpura generalisata. Prognosis biasanya buruk. MikroskopikEpidermisnya intak (utuh). Pada dermis, akan ditemukan tuberkel yang tersusun atas kelim limfosit, sel epiteloid, sel datia Langhans (giant cell atau sel multinuklear, terdiri dari sel-sel yang bergabung jadi terlihat memilki inti banyak), dan nekrosis perkijuan.

tuberkelSetelah tuberkel diperbesar:

Pusat nekrosisKelim limfositUntuk lebih jelasnya, seperti apa sel datia langhans dan epiteliod, bisa lihat gambar berikut:

Sel datia langhans (imatur)Agregasi sel-sel epiteloidSel datia langhans (matur)

3. Inflamasi pada infeksi virusInfeksi virus adalah infeksi yang menyebabkan lesi proliferative epidermis (bedakan dengan epidermis intak pada tuberculosis kutis).A. Veruka VulgarisDihubungkan dengan infeksi virus papiloma manusia. Tipe virus ini banyak, dan masing-masing tipe akan menyebabkan kelainan yang berbeda-beda. Sebagian contoh HPV tipe 16 dan 18 dihubungkan dengan karsinoma serviks tidak akan menyebabkan kelainan kulit. Tipe 1,2,4 adalah tipe yang sering menyebabkan kelainan pada kulit. Sedangkan veruka vulgaris disebabkan tipe 1,2, dan 3. Plantar warts (kutil di telapak kaki) disebabkan oleh tipe 1 dan 4. Palmar warts (kutil di telapak tangan) disebabkan tipe 2, 4, dan 7. a. DefinisiVeruka adalah hyperplasia epidermis, disebabkan karena HPV tipe tertentu. Nama lain adalah kutil atau common wart. Penyebaran kosmopolit, transmisi melalui kontak kulit maupun autoinokulasi. Kutil yang ditemukan bergantung pada jenisnya pada usia anak atau usia dewasa. b. Gejala KlinisBiasa terdapat pada anak, namun terdapat juga pada dewasa dan orangtua. Predileksi biasanya di ekstremitas bagian ekstensor, dan menyebar sampai mukosa dan hidung. Kutil berbentuk bulat abu-abu, besar lentikular, konfluensi membentuk plakat, permukaan kasar (verukosa). Terkadang, induk kutil akan menimbulkan banyak anak kutil dalam jumlah banyak. c. PatogenesisHPV virus terokulasi pada epitel kulit dan lebih mudah kulit yang maserasi (ex. perenang). Sebenarnya, sel epitel tubuh kita tidak memiliki reseptor HPV, namun karena ada heparin sulfat yang ada di permukaan sel, dimana senyawa ini memiliki afinitas tinggi terhadap PV, maka virus itu dapat inokulasi. Virus ini juga pintar, untuk menjadi persisten, pertama-tama dia akan menginvasi sel basal terlebih dahulu. Di sana, genomnya ikut bereplikasi jika sel basal melakukan proliferasi, dan genom virus ini meluas menuju ke lapisan sel berikutnya yang ada di atas stratum basal. Ekspresi RNA virus ini baru terlihat lebih hebat ketika sudah berada di stratum Malpighi atau di atasnya. Protein virus E1 dan E4 menginduksi kolapsnya filament keratin, dan mengakibatkan virion (gabungan dari kapsid virus) menginduksi sel-sel keratinosit di sebelahnya untuk diinokulasi kutil makin menyebar ke jaringan di sebelahnya.PV juga dapat memblok diferensiasi akhir dari pembentukan keratinosit, dan terus menstimulasi pembelahan sel agar enzim dan ko-faktor untuk replikasi materi genetiknya tetap tersedia. Protein PV ini dapat menyebabkan proliferasi sel dan menghambat apoptosis. MikroskopikPerhatikan epidermis yang hiperkeratotik dan papilomatotik, serta rete ridges yang mengarah ke tengah lesi (sentripetal). Lesi (dermal ridge) yang mengarah ini menggambarkan puncak gereja (lebih lancip, melengkungnya tidak seperti normal dermal ridge normal). Perhatikan juga stratum granulosumnya, akan terlihat sel koiliosit dengan inti atipik (inti tak bertipe) dan sitoplasma jernih. Sel koiliosit ini khas pada infeksi virus papiloma manusia (diingat2 ya!)

akantotikhipergranulosishiperkeratosis

koiliositUntuk tambahan, gambaran papilomatotik dengan dermal ridge seperti puncak gereja (dari internet):

Dermal ridge: puncak gerejahiperkeratosishipergranulosisB. Moluskum ContagiosumInfeksi virus ini disebabkan oleh virus golongan pox/ MCV (Molluscum Contagiosum Virus)a. DefinisiMoluskum kontagiosum merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus poks, gejala klinis berupa papul-papul, dan pada permukaannya terdapat lekukan berisi massa yang mengandung badan moluskum. Penyakit ini terutama menyerang anak, namun pada orang dewasa juga. Transmisi melalui kontak kulit langsung atau autoinokulasi, dan hubungan seksual.b. Gejala klinisMemiliki masa inkubasi satu atau beberapa minggu. Lesi berupa papul dari miliar sampai lentikular, warna seperti lilin, berbentuk kubah di tengah terdapat lekukan (delle). Jika dipijak akan keluar massa berwarna putih seperti nasi. Predileksi di muka, badan, ekstremitas, dan pada orang dewasa biasanya di pubis, genitalia eksterna. Terkadang timbul infeksi sekunder sehingga timbul supurasi. c. PatogenesisMCV yang masuk ke dalam sitoplasma sel-sel epitel, berepilikasi , dan menginduksi proliferasi sel menjadi dua kali lipat lebih banyak dari pembelahan basalnya. Gen pada MCV ini mempengaruhi respon imun, seperti homolog MHC kelas 1 sehingga mengganggu interferensi presentasi antigen, homolog kemokin sehingga dapat menghambat inflamasi, dan peroksidase glutation sehingga dapat melindungi virus dari kerusakan oksidatif karena peroksida.MikroskopikPerhatikan epidermis yang akantotik (hyperplasia). Perhatikan juga, pada stratum spinosum akan terlihat jisim/badan moluskum, yang berwarna kebiruan (basofilik). Jisim moluskum ini juga khas dan di dalamnya berisi partikel virus.

Stratum spinosum akantotikdermisJisum moluskum (pada

Badan moluskum

1. Tumor EpidermisJadi yang dimaksud dengan tumor epidermis adalah tumor dan kista yang berasal dari epidermis. Bentuknya yang paling sering muncul bermacam-macam; antara lain kista epidermal, aktinik keratosis, seboroik keratosis, karsinoma sel skuamosa, dan karsinoma sel basal. Berdasarkan diskusi bersama fasil, yang masuk dalam tumor yang ganas adalah karsinoma sel skuamosa dan karsinoma sel basal, dan melanoma maligna (yang termasuk tumor melanostik). Sementara itu, yang dalam praktikum tidak ada, yaitu aktinik keratosis, itu disebut juga precancer dengan bentuk seperti kutil, karena meskipun awalnya dia dianggap jinak, ternyata bisa berubah jadi kanker juga, yaitu berubah jadi Karsinoma Sel Skuamosa.

A. Kista Epidermal

Epitel skuamosa/ infundibulum folikular

Keratin lamelarEpitel skuamosa

Pada penampakan klinis, lesi ini memiliki batas yang tegas, berbentuk seperti kubah/nodul/ seperti benjolan. Sering sekali ditemukan pada wajah, leher, dan badan. Pada umumnya, kista epidermis termasuk tumor yang jinak. Kista biasanya berisi keratin dan berbagai macam debris yang mengandung lemak yang berasal dari kelenjar sebasea. MikroskopikJadi di epidermis akan terlihat si kista dengan dindingnya dilapisi oleh epitel gepeng berlapis yang menyamar seperti epidermis disebut infundibulum folikular. Isi dari kista ini ternyata merupakan massa keratin lamelar yang dibuat oleh sel tumor yang jahat. Pada dinding kista tidak terdapat adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, apokrin, dll. Nodul eritematosa, ukuran numularKeratin lamelar

Tumor ini merupakan jenis tumor yang paling banyak timbul pada usia pertengahan dan usia lanjut. Dapat ditemukan di badan, termasuk ekstremitas, kepala, dan leher, kecuali telapak tangan dan kaki. Bentuk lesi dengan permukaan kasar, mulai dari papula, nodul sampai plak bulat seperti koin, dimana diameter mencapai beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter/ 3 cm. Lesi berwarna cokelat muda hingga cokelat tua yang merata. Seboroik keratosis kadangkala disamakan dengan nervus pigmentosus. Perbedaannya dari warnanya, kalau nervus pigmentosus lebih gelap (biasanya hitam) karena yang rusak adalah sel melanositnya, sehingga pigmentasi terganggu. Sedangkan pada seboroik keratosis warna bisa abu-abu hingga kecoklatan yang dihasilkan karena hiperkeratorik. Termasuk dalam tumor jinak yang sering diangkat. B. Seboroik Keratosis

Gambaran mikroskopikSediaan mikroskopik menunjukkan jaringan kulit dengan epidermis yang papilomatotik (pertumbuhan tumor jinak dari epitel), keratotik serta tampak poliferasi sel basaloid dengan kista keratin di dalam epidermis. Dermis tidak menunjukkan kelainan bermakna, kecuali sebukan ringan sel radang limfositik. Di dalam sel basaloid ini terdapat pigmentasi melanin dengan derajat bervariasi yang merupakan penyebab lesi secara klinis berwarna dan mungkin mirip melanoma. Pembentukan keratin yang berlebihan (hiperkeratosis) terjadi di permukaan keratosis seboroik dan adanya kista kecil berisi keratin (horn cyst) serta pertumbuhan ke bawah keratin ke dalam massa tumor utama (pseudo-horn cysts) merupakan gambaran khas.

Horn Cyst kista berisi keratinPigmen cokelat tua pada sel basal

C. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)

Karsinoma sel skuamosa (KSS) merupakan tumor tersering yang terbentuk di daerah terpajan sinar matahari pada orang yang berusia lanjut. Tumor ini memiliki insidensi lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan, kecuali pada lesi di tungkai bawah. Faktor predisposisi, antara lain: sinar matahari, karsinogen industri (tar dan minyak), ulkus kronis dan osteomielitis yang membasah, luka bakar lama, ingesti arsen, radiasi pengion, dan (di rongga mulut) tembakau dan mengunyah buah pinang. Gambar di samping merupakan gambaran karsinoma sel skuamosa yang efloresensinya : Lesi berupa papul yang di tengahnya terdapat krusta, dan juga hiperkeratosis (putih).Lesi yang berada pada tahap lanjut bisa mengalami ulkus, sehingga sering disamakan dengan karsinoma sel basal (KSB). Bedanya: lihat tepi lesi, kalau pada KSS ini tidak meninggi dan warnanya tidak hitam dengan kilau mutiara (mengkilat) seperti yang ada pada KSB.

.

jembatan antar sel

individual cell dyskeratosis

Gambaran mikroskopikTerdapat massa tumor yang tersusun atas sel berukuran besar dan atipik tersusun pada semua lapisan epidermal. Jika sel ini kemudian menembus membran basal, akan terjadi kelainan invasif. Karsinoma sel skuamosa invasif memperlihatkan diferensiasi yang bervariasi, berkisar dari tumor yang terbentuk oleh sel skuamosa poligonal yang tersusun dalam lobulus teratur dan memperlihatkan banyak zona besar keratinisasi hingga neoplasma yang terbentuk oleh sel bulat yang sangat anaplastik dengan fokus-fokus nekrosis serta keratinisasi sel tunggal yang abortif (diskeratosis). Di sini juga terlihat adanya jembatan antar sel (inter-cellular bridging), individual cell dyskeratosis dan mutiara tanduk (pearl horn).

Gambaran Makroskopik

Karsinoma sel skuamosa yang berbentuk seperti bunga kol

2010Nodul-nodul/pulau-pulau sel tumor yang bersifat basofilik (terletak di dermis)KARSINOMA SEL BASAL (KSB)

papula berkilap mirip mutiara, mengandung pembuluh darah subepidermis yang melebar dan mencolok (telangiektasia)papula berkilap mirip mutiara, mengandung pembuluh darah subepidermis yang melebar dan mencolok (telangiektasia)

Massa tumorSel-sel yang membentuk formasi pagar/palisadingCelah antara massa tumor dengan stromaStroma/jar.ikat dermisKSB Lesi Noduler

Sel-sel yang membentuk formasi pagar/palisadingNodul-nodul/pulau-pulau sel tumor yang bersifat basofilik (terletak di dermis)

Karsinoma sel basalSEL BASALOID

Karsinoma sel basal adalah tumor ganas yang tumbuhnya lambat dan umumnya tidak bermetastasis. Terbentuk di daerah tubuh yang rentan terkena pajanan sinar matahari kronik (khususnya sinar UVBmenginduksi mutasi tumor suppressor genes p53 dan PTCH1). Umumnya menyerang orang berkulit putih, orang-orang dengan imunosupresi, dan orang-orang dengan defek (kelainan) replikasi atau perbaikan DNA yang bersifat diturunkan (herediter). Kerusakan DNA ini akan berakibat pada kegagalan perbaikan stem sel keratinositik. Manifestasi klinis: papula berkilap mirip mutiara yang sering mengandung pembuluh darah subepidermis yang melebar dan mencolok (telangiektasia). Secara histologis, bentuk sel tumor yang menyusun karsinoma sel basal mirip dengan bentuk sel basal yang ada di epidermis (nah, karena itulah sel tumornya dikasi nama sel basaloid. Sel basaloid artinya sel yang mirip dengan sel basal). Bedanya adalah: sel tumor memiliki bentuk dan ukuran yang monoton, intinya lonjong, hiperkromatik, sitoplasma selnya sedikit. Sementara itu, sel yang normal intinya tidak hiperkromatik dan sitoplasmanya tidak sedikit. Secara histologis, ada 2 tipe: KSB pertumbuhan Multifokus dan KSB lesi nodular. KSB pertumbuhan multifokussel tumor berasal dari epidermis dan meluas ke permukaan kulit beberapa sentimeter persegi (bisa juga dinamakan multifocal superficial type). KSB lesi nodulertumbuhnya ke arah dermis sebagai tonjolan-tonjolan (cord) dan pulau-pulau sel-sel yang bersifat basofilik yang intinya hiperkromatik. Penampakan histologisnya/mikroskopiknya: terdapat nodul-nodul/pulau-pulau tumor yang tersusun atas sel basaloid. Sel-sel basaloid yang ada di tepi nodul akan membentuk formasi seperti pagar (palisading). Stroma/matriks (kalo kata fasil, stroma=jaringan ikat di dermis) yang ada di sekitar nodul/pulau tumor terlihat padat, desmoplastik (tumbuh jaringan fibrosa/jaringan ikat), dan menjauhi tepi nodul/pulau tumor. Sehingga terlihat ada celah di antara tepi nodul/pulau tumor dengan stroma yang ada di sekitarnya. Terkadang mengandung pigmen melanin, sehingga mirip dengan nevus nevoseluler atau melanoma. Lesinya: ulserasi (ulkus) yang dapat diikuti oleh invasi lokal sampai ke tulang atau sinus wajah (ulkus inilah yang dinamakan rodent-ulcer/mirip gigitan rodentia atau hewan pengerat). Selain itu bentuk lesi tidak teratur, warnanya tidak homogen, bagian tepi lesi meninggi (rolling border), dan ada bagian tepi yang seolah dikelilingi oleh mutiara (pearly border).

MELANOCYTIC NEVUS/NEVUS PIGMENTOSUM/NEVUS NEVOSELULER/TAHI LALAT

Nevus junctional: sel-sel nevus membentuk sarang di taut dermoepidermal junction. Secara klinis, terlihat datar di permukaan kulit

Nevus compound: sel-sel nevus tumbuh ke dermis. Secara klinis terlihat menonjol.

Nevus intradermal: sel-sel nevus yang ada di epidermis menghilang dan hanya menyisakan sel-sel nevus di lapisan dermis

Sel nevus dengan pigmen tengguli

Nevus pigmentosum: masih terlihat adanya rambut (menandakan dia ga ganas)

Perkembangan nevus pigmentosum yang menjadi ganas. Ditandai dengan tepi lesi yang irreguler Nevus artinya lesi kongenital di kulit. Nevus melanositik artinya neoplasma melanosit yang kongenital atau didapat. Manifestasi klinisnya: berwarna coklat muda hingga coklat tua, warnanya merata, ukuran kecil (biasanya berukuran