temu ireng sebagai imunomodulator

7
TINJAUAN PUSTAKA Temulawak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) merupakan Genus terpenting dalam famili Zingiberaceae. Tinggi tanaman dapat mencapai 2 m atau lebih, rimpang tanaman berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna coklat kemerahan atau kuning tua yang dapat dilihat pada Gambar 1. Daging rimpang berwarna oranye tua atau kecoklatan, beraroma tajam yang menyengat, dan rasanya pahit (Supriadi 2008). Taksonomi Temulawak menurut Supriadi (2008) adalah: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Curcuma Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb. . Gambar 1 Temulawak Kandungan aktif dalam Temulawak antara lain minyak atsiri, zat warna curcumin, felandrena, tumerol, dan pati (Ravindran et al. 2007). Kandungan minyak atsiri dalam rimpang terdiri dari mirsen, p-toluil methyl kabinol, curcumin, desmetoxy curcumin, bidesmethyl curcumin, felandren, sabinen, sineol, borneol, zingiberen, turmeron, atlanton, artumeron, ksantorizol, dan germakron (Anonim 2002). Aktivitas dari ekstrak etanol rimpang mampu berkontribusi

Upload: yulis-adriana

Post on 05-Dec-2014

60 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Temu Ireng Sebagai Imunomodulator

TINJAUAN PUSTAKA

Temulawak

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) merupakan Genus terpenting

dalam famili Zingiberaceae. Tinggi tanaman dapat mencapai 2 m atau lebih,

rimpang tanaman berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna coklat

kemerahan atau kuning tua yang dapat dilihat pada Gambar 1. Daging rimpang

berwarna oranye tua atau kecoklatan, beraroma tajam yang menyengat, dan

rasanya pahit (Supriadi 2008).

Taksonomi Temulawak menurut Supriadi (2008) adalah:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb.

. Gambar 1 Temulawak

Kandungan aktif dalam Temulawak antara lain minyak atsiri, zat warna

curcumin, felandrena, tumerol, dan pati (Ravindran et al. 2007). Kandungan

minyak atsiri dalam rimpang terdiri dari mirsen, p-toluil methyl kabinol,

curcumin, desmetoxy curcumin, bidesmethyl curcumin, felandren, sabinen, sineol,

borneol, zingiberen, turmeron, atlanton, artumeron, ksantorizol, dan germakron

(Anonim 2002). Aktivitas dari ekstrak etanol rimpang mampu berkontribusi

Page 2: Temu Ireng Sebagai Imunomodulator

4

dalam antimikroba. Temulawak telah diuji untuk melawan beberapa strain dari

bakteri dan fungi (Chauhan et al. 2003). Ekstrak dari rhizoma tersebut efektif

untuk melawan Fusarium oxysporium, Aspergillus niger, A. nidulans dan

Alternaria solani dan bakteri seperti Staphylococcus albus, Escherichia coli dan

Pseudomonas pyocyanea (Leal et al. 2003).

Menurut Kim et al. (2003) sifat antimikroba dari rimpang dapat melawan

Botrytis cineria, Erysiphe Graminis, Phytophthora infestan, Puccinia recondite,

Pyricularia oryzae dan Rhizoctonia solani. Minyak esensial dari rimpang bersifat

aktif dalam melawan bakteri Gram-positif yang bersifat patogen seperti S. aureus,

S. epidermidis dan bakteri Gram-negatif seperti E. coli, P. aeroginosa, Salmonella

thypi. Analisis senyawa aktif Temulawak menunjukkan bahwa artumerone,

turmerone dan curlone merupakan senyawa utama dalam melawan bakteri (Singh

et al. 2002).

Temu Ireng

Temu Ireng (Curcuma aeroginosa Roxb) merupakan tanaman tahunan yang

biasanya hidup di bawah naungan tanaman lain. Batang tanaman ini merupakan

batang semu yang tingginya bisa mencapai 2 m, warna batang hijau atau cokelat

gelap dengan daun berwarna hijau gelap dan bagian tengah berwarna ungu

kemerahan. Rimpang Temu Ireng terbentuk dengan sempurna dan memiliki

percabangan yang banyak serta cukup keras (Kurniawan 2011). Penampakan luar

rimpang berwarna kuning, mengkilap dan ujungnya berwarna merah muda yang

dapat dilihat pada Gambar 2.

Taksonomi Temu Ireng menurut Kurniawan (2011) adalah:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma aeruginosa Roxb.

Page 3: Temu Ireng Sebagai Imunomodulator

5

Gambar 2 Temu Ireng

Kandungan dari Temu Ireng terdiri dari pati, damar, lemak, minyak atsiri

dengan kadar 2%, amilum, tanin, dan mineral (Kurniawan 2011). Ekstrak rimpang

Temu Ireng mengandung minyak atsiri, tanin, kurkumol, kurkumenol,

isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, germakron, α, ß, γ-elemene,

inderazulene, curcumin, demethyoxycurcumin, saponin, bisdemetyoxycurcumin,

monoterpene, sesquiterpene, flavonoid dan alkaloid (Widowati 2007). Kandungan

flavonoid, senyawa saponin, dan curcumin pada Temu Ireng telah dibuktikan

memiliki sifat antibakteri dan imunomodulator (Singh et al. 2002, Agung dan

Sriningsih 2006).

Sambiloto

Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan tanaman tegak yang

dapat mencapai tinggi 0.4-1 m yang dapat tumbuh pada ketinggian kurang dari

700 m di atas permukaan laut (Gambar 3).

Gambar 3 Sambiloto

Page 4: Temu Ireng Sebagai Imunomodulator

6

Taksonomi Sambiloto menurut Aji (2009) adalah:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae

Genus : Andrographis

Spesies : Andrographis paniculata Nees.

Komponen aktif yang terkandung dalam tanaman ini bervariasi tergantung

dari asalnya, akar Sambiloto mengandung andrographin, andrographolide.

Bagian daun mengandung andrographolide dalam jumlah tertinggi yaitu sebesar

2.3%, sedangkan bagian bijinya mengandung androrapholide dalam jumlah

paling sedikit (Saxena et al. 2000). Berdasarkan penelitian Rao et al. (2004),

Sambiloto juga mengandung flavonoid antara lain 5,7,2',3'-tetramethoxyflavanone

dan 5-hydroxy-7,2',3'-trimethoxyflavone. Berdasarkan hasil penelitian,

Andrographis paniculata mengandung berbagai zat aktif laktone yang terdiri dari

deoxyandrographolide, didehydroandrographolide, andrographolide,

neoandrographolide, 14-deoxy-11-12- dan homoandrographolide. Selain itu, juga

terdapat flavonoid alkane, keton, aldehid, mineral, dan damar. Melalui penelitian

tersebut Sambiloto diduga terlibat dalam mekanisme pertahanan tubuh (Saxena et

al. 2000).

Meniran

Meniran adalah tumbuhan semusim, tegak dengan tinggi mencapai 1 m.

Batang tumbuhan berbentuk bulat, tidak berbulu, licin, hijau keunguan, diameter

rata-rata 3 mm. Daunnya majemuk berseling, berwarna hijau dengan anak daun

15-24 helai, berbentuk bulat telur, tepi rata, pangkal membulat, dan ujung tumpul

seperti yang terlihat pada Gambar 4. Daun kelopaknya berbentuk bintang,

mahkota bunga berwarna putih. Buahnya kotak bulat dan berwarna hijau

keunguan. Biji buah Meniran kecil, keras, berbentuk ginjal dan berwarna coklat

tua (Wijayakusuma 2005).

Page 5: Temu Ireng Sebagai Imunomodulator

7

Taksonomi Meniran menurut Soenanto (2009) adalah:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Phyllanthus

Spesies : Phyllanthus niruri Linn.

Gambar 4 Meniran

Kandungan kimia Meniran antara lain lignan (filantin, hipofilantin, nirantin,

linitetratin), flavonoid (quercetin, quecitrin, isoquercitin, astragalin, rutin,

kaempferol-4, rhamnophynoside), alkaloid, triterpenoid, asam lemak (asam

ricinocleat, asam linoleat, asam linolenat), vitamin C, kalium, damar, tanin

(Permadi 2006). Akar dan daun tanaman ini kaya akan senyawa flavonoid, dan

bijinya mengandung asam lemak, saponin, kalium, damar dan zat samak

(Kurniasari 2006). Senyawa tersebut mampu meningkatkan sistem kekebalan

tubuh hingga mampu menangkal serangan virus, bakteri atau mikroba lainnya.

Hasil penelitian yang telah dilakukan Agung dan Sriningsih (2006) membuktikan

bahwa ekstrak Meniran dapat meningkatkan aktivitas makrofag.

Page 6: Temu Ireng Sebagai Imunomodulator

8

Makrofag dan Staphylococcus aureus

Respon kekebalan non spesifik pertama kali dilakukan oleh makrofag dan

sel-sel fagosit lainnya dalam sistem retikuloendotelial, termasuk monosit dan sel

neutrofil polimorfonuklear dalam darah. Fungsi utama sel makrofag adalah

memfagositosis senyawa asing atau zat yang berasal dari diri sendiri yang sudah

tua atau mati, juga berperan dalam reaksi peradangan. Beberapa jenis sel seperti

makrofag dalam kelenjar getah bening juga berfungsi dalam merepresentasikan

antigen kepada limfosit sebagai permulaan dari respon kekebalan (Radji 2010).

Proses perkembangan sel yang berperan dalam sistem imun dapat dilihat pada

Gambar 5.

 Gambar 5 Perkembangan beberapa jenis sel yang berperan dalam sistem imun (Radji 2010).

Makrofag berasal dari sel induk dalam sumsum tulang yang melalui monosit

sebagai sel antara, sel tersebut menjadi dewasa dan akhirnya menjadi makrofag

jaringan. Makrofag yang teraktivasi akan meningkatkan jumlah granula lisosom,

lebih banyak mitokondria dan kapasitas yang lebih besar untuk memfagosit

partikel yang tersaji. Penggabungan vakuola fagositik (fagosom) dengan lisosom

menghasilkan fagolisosom, tempat dimana mekanisme pembunuhan mikroba

dikonsentrasikan. Makrofag yang teraktivasi membunuh mikroba yang difagosit

dengan memproduksi molekul pembunuh mikroba dalam fagolisosom (Mitchell et

al. 2006).

Page 7: Temu Ireng Sebagai Imunomodulator

9

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram-positif berbentuk kokus

tunggal, berpasangan, bergerombol seperti buah anggur dan berbentuk rantai

dalam biakan cair, nonmotil, dan tidak membentuk spora. S. aureus tumbuh

dengan baik pada berbagai media bakteriologi di bawah suasana aerobik atau

mikroaerofilik. Tumbuh dengan cepat pada suhu 37 0C dan pembentukan pigmen

terbaik adalah pada suhu kamar 27-35 0C. Patogenitas bakteri ini dapat

menyebabkan hemolisis darah, koagulasi plasma, dan menghasilkan berbagai

enzim ekstraseluler dan toksin dan ciri khas yang membedakan dari spesies yang

lain adalah S. aureus bersifat koagulase positif (Brooks et al. 2005).