tempe manding

5
TEMPE MANDING : MAKANAN KHAS GUNUNGKIDUL YANG BELUM BERKEMBANG Oleh : Hastasari Perdani (SMK N !"n"sari# Gunungkidul yang terkenal akan pegunungan tandus dan keringnya ternyata memiliki beragam makanan khas yang tidak dijumpai di daerah lain. Beragam makanan khas yang ada di Kabupaten Gunungkidul, yang terkenal yaitu thiwul, gatot, pathilo, krecek, dan sebagai. Namun, ada sebuah makanan khas kabupaten ini yang belum dikenal oleh masyarakat luas. Makanan tersebut yaitu tempe manding. Tempe manding adalah makanan yang terbuat dari bahan baku manding atau petai cina melalui proses fermentasi oleh jamur tempe. Tempe manding ini mempunyai bentuk dan tampilan yang sama seperti tempe tempe pada umumnya. !embuatan tempe manding sama seperti pembuatan tempe pada umumnya. "dapun alat dan bahan yang diperlukan sebagai berikut # $. Manding atau petai cina. %. "ir. &. 'amur tempe ( laru. ). *andang. +. Kompor. . Baskom. -. Tampah. . *aun pisang atau daun jati sebagai pembungkus. /. Batang padi yang sudah kering 0damen1 sebagai pengikat daun  pembungkus.

Upload: hastasariperdani

Post on 11-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TEMPE MANDING : MAKANAN KHAS GUNUNGKIDULYANG BELUM BERKEMBANGOleh : Hastasari Perdani (SMK N 2 Wonosari)

Gunungkidul yang terkenal akan pegunungan tandus dan keringnya ternyata memiliki beragam makanan khas yang tidak dijumpai di daerah lain. Beragam makanan khas yang ada di Kabupaten Gunungkidul, yang terkenal yaitu thiwul, gatot, pathilo, krecek, dan sebagai. Namun, ada sebuah makanan khas kabupaten ini yang belum dikenal oleh masyarakat luas. Makanan tersebut yaitu tempe manding.

Tempe manding adalah makanan yang terbuat dari bahan baku manding atau petai cina melalui proses fermentasi oleh jamur tempe. Tempe manding ini mempunyai bentuk dan tampilan yang sama seperti tempe tempe pada umumnya. Pembuatan tempe manding sama seperti pembuatan tempe pada umumnya. Adapun alat dan bahan yang diperlukan sebagai berikut :

1. Manding atau petai cina.

2. Air.

3. Jamur tempe / laru.

4. Dandang.

5. Kompor.

6. Baskom.

7. Tampah.

8. Daun pisang atau daun jati sebagai pembungkus.

9. Batang padi yang sudah kering (damen) sebagai pengikat daun pembungkus.Setelah alat dan bahan yang diperlukan dipersiapkan, berikut langkah langkah pembuatan tempe manding :

1. Pisahkan biji manding dari kulitnya, tempatkan dalam baskom.

2. Cuci bersih biji biji manding tersebut dengan air mengalir hingga semua kotoran benar benar hilang.

3. Panaskan dandang yang telah berisi air.

4. Setelah air dalam dandang mendidih, kukus biji manding yang telah dicuci tersebut.5. Kukus biji manding sekitar 15 30 menit atau hingga biji manding lunak.

6. Angkat biji manding yang telah lunak dan tempatkan di tampah kering.7. Angin anginkan biji biji manding tersebut agar cepat dingin.

8. Setelah biji manding tersebut dingin, campurkan jamur tempe / laru. Campur hingga rata. Diamkan beberapa saat.

9. Bersihkan daun pisang atau daun jati yang akan digunakan sebagai pembungkus.10. Ambil sesendok makan biji manding yang telah bercampur dengan jamur tempe, bungkus daun pisang atau jati, bentuk kotak. Ikat daun dengan menggunkan batang padi kering (damen).

11. Peram tempe selama 2 malam.

12. Tempe manding siap untuk diolah.

Manding yang telah dibungkus tadi akan melalui proses fermentasi seperti halnya tempe lainnya. Sebaiknya suhu yang digunakan saat fermentasi dijaga agar tetap hangat untuk menghasilkan tempe manding yang berkualitas.Saat ini penelitian dan pengamatan yang dilakukan terhadap kandungan nilai nilai gizi pada tempe manding belum pernah dilakukan. Oleh karena itu kita belum dapat membandingkan nilai gizi yang terkandung dalam tempe manding dengan tempe tempe lainnya. Selama ini masyarakat yang mengkonsumsi tempe manding tersebut hanya sekedar mengkonsumsinya tanpa melihat kandungan gizi yang ada dalam tempe manding tersebut. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pun tidak terlalu menaruh simpati terhadap makanan yang satu ini.Sebagai salah satu makanan khas Gunungkidul ternyata tempe manding tidak terkenal selayaknya tiwul, gathot, dan lainnya. Tempe manding yang mungkin dianggap makanan desa bagi sebagian orang seakan dilupakan. Saat ini sedikit sekali orang yang memproduksi tempe manding, sehingga jarang sekali kita jumpai makanan khas Kabupaten Gunungkidul ini.Saat ini kita bisa menemukan tempe manding hanya di pasar pasar tradisional di beberapa daerah di Kbupaten Gunungkidul dan daerah daerah yang masih mengkonsumsi tempe manding tersebut berada jauh dari kota wonosari sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Gunungkidul. Itupun tidak setiap saat kita bisa menemukan tempe manding, tapi kita harus menunggu hingga hari pasaran tiba.Di Desa Hargosari, Kecamatan Tanjungsari yang jaraknya 12 kilometer dari kota Wonosari, kita dapat menemukan tempe manding di pasar tradisional daerah tersebut setiap pasaran Pon dan Legi. Di Hargosari hanya terdapat seorang yang masih memproduksi tempe manding dan menjualnya di pasar.

Selain di Desa Hargosari masih ada beberapa daerah yang menjual tempe manding. Antara lain di Kecamatan Semanu dan di Desa Mulo. Tempe manding yang dijual biasanya sudah diolah menjadi tempe besengek. Jarang sekali kita temui tempe manding yang masih dijual dalam keadaan mentah.Tempe besengek adalah tempe manding yang dikukus kemudian dicampur (dikrawu) dengan bumbu yang dicampur dengan kelapa parut. Berikut adalah bahan dan langkah pembuatan tempe besengek :Bahan :

1. Tempe manding yang telah dikupas dan siap untuk diolah.

2. Kelapa parut.

3. Garam.

4. Gula.

5. Daun salam.

6. Bawang putih.

7. Bawang merah.

8. Sedikit jahe dimemarkan.

Langkah pembuatan :

1. Rebus tempe manding yang siap untuk diolah hingga matang. Beri garam pada air yang digunakan.2. Haluskan bumbu bumbu yang ada.

3. Campur bumbu halus tadi dengan kelapa parut.4. Kukus kelapa parut yang telah tercampur dengan bumbu tadi hingga matang.

5. Campur kelapa parut yang telah bercampur bumbu dengan tempe manding yang telah dikukus.

6. Tempe besengek pun siap untuk disajikan.

Selain diolah menjadi tempe besengek, tempe manding juga bisa diolah menjad mendoan. Mendoan adalah salah satu olahan tempe yang digoreng dengan terlebih dahulu dibungkus dengan adonan tepung dan air dan diberi bumbu. Kedua olahan tempe manding tersebut bisa dijadikan cemilan dan bisa juga digunakan sebagai lauk. Masyarakat di desa yang mengkonsumsi tempe manding untuk dijadikan lauk biasanya memakannya bersama dengan nasi atau tiwul, lalapan, dan sambel bawang (sambal yang terbuat dari bawang putih, cabe rawit, dan garam)

Penikmat tempe manding rata rata adalah orang orang tua yang masih melestarikan budaya turun temurun dari nenek moyang. Orang orang tersebut kebanyakan orang desa yang masih bisa menemukan tempe manding. Sedangkan generasi mudanya enggan mengkonsumsi makanan ini dengan alasan yang berbeda beda. Ada yang memang benar benar tidak suka mengkonsumsi tempe manding karena rasanya yang agak agak pahit. Namun, kebanyakan generasi muda tidak mau mengkonsumsi tempe manding karena menganggap tempe manding itu sebagai makanan desa, makanan yan tidak berkelas.Jika tempe manding dibandingkan dengan tempe kedelai atau tempe benguk yang sudah mempunyai nama besar dipasaran, tempe manding tidak kalaha dengan tempe tempe tersebut. Diliat dari soal rasa, tempe manding mempunyai rasa yang khas yang lain dari tempe tempe lainnya. Rasanya yang agak pahit mepunyai daya tarik tersendiri.

Tempe manding yang sekarang ini belum berkembang dan belum dilihat oleh masyarakat luas. Banyak sekali mayarakat Gunungkidul terutama generasi mudanya yang mungkin tidak tahu apa itu tempe manding. Gaya hidup modern yang menyebabkan makanan makanan khas yang justru berasal dari desa itu terpinggirkan. Makanan makanan fastfood lebih digemari dengan alasan lebih prktis, padahal mungkin jika dilihat dari kandungan gizi, akan lebih baik gizi yang terkandung dalam tempe manding daripada makanan makanan fastfood tersebut.

Sampai saat ini belum ada usaha dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk mengenalkan dan melestarikan tempe manding sebagai makanan khas Kabupaten Gunungkidul. Jika Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mau lebih berusaha untuk menyebarluaskan dan mengembangkan, tempe manding ini dapat digunkan sebagai daya tarik wisatawan Gunungkidul yang akhirnya menambah pemasukan APBD Kabupaten Gunungkidul.