tematik pada puisi dalam buku teks bahasa...

112
TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VIII Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (S. Pd.) Nama : Rohmatun Masruroh NIM : 1111013000078 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UINSYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/ 1438 H

Upload: hoangdat

Post on 02-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA

INDONESIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA (SMP) KELAS VIII

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (S. Pd.)

Nama : Rohmatun Masruroh

NIM : 1111013000078

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UINSYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/ 1438 H

Page 2: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 3: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 4: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 5: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

ABSTRAK ROHMATUN MASRUROH, 1111013000078, “Tematik pada Puisi dalam Buku

Teks Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII.”

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh Jakarta. Dosen

Pembimbing: Rosida Erowati, M.Hum., 2017.

Bahasa dan sastra Indonesia di sekolah merupakan salah satu materi wajib

yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik. Sejumlah kekayaan yang ada dalam

khazanah sastra Indonesia, keberadaan materi puisi perlu menjadi perhatian lebih

bagi setiap kalangan pendidikan agar sesuai dengan tujuan. Permasalahan yang

diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah: (1) Bagaimana tematik dalam puisi-

puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas

VIII? (2) Bagaimana nilai karakter yang terkait dengan tema-tema puisi dalam

buku teks Sekolah Menengah Pertama kelas VIII? Adapun tujuan penelitian ini

adalah memperlihatkan nilai-nilai karakter pada Kurikulum Tingkat Satuan

pendidikan (KTSP) yang terkait dengan tema-tema puisi pada buku teks yang

digunakan dalam pembelajaran yang diharapkan dapat memperkaya khazanah

pengetahuan, khususnya di bidang sastra. Penelitian kepustakaan dengan

menggunakan metode deskriptif analisis digunakan untuk melihat nilai-nilai

karakter pada KTSP yang terkait dengan tema puisi dalam buku teks.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tampak nilai karakter KTSP

muncul sebagai tema besar dalam dua belas puisi yang terdapat pada buku teks,

yaitu: 1) Religius: Tuhanku Apatah Kekal, Anugerah Laut, Sudah Waktunya, dan

Sejak. 2) Cinta tanah air: Pelaut, Kembalikan Indonesia Padaku, Buah Rindu, dan

Sejak. 3) Peduli sosial: Pada Gelombang, Lagu Batin, Rumah, dan Ganasnya

Ombak tak Selalu Membuat Luka. Dengan demikian, melalui buku teks yang

digunakan dalam pembelajaran di sekolah, materi sastra khususnya puisi dapat

dikembangkan secara mendalam berdasarkan nilai-nilai karakter yang berlaku

berdasarkan kurikulum.

Kata Kunci: Tematik, Puisi, Buku Teks Bahasa Indonesia, Nilai Karakter.

Page 6: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

ABSTRACT

ROHMATUN MASRUROH, 1111013000078, "Thematic on Poetry in

Indonesian Textbooks for Eighth Grade of Junior High School." Department of

Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher

Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. Supervisor:

Rosyida Erowati, M.Hum., 2017.

Indonesian language and literature at school is one of the compulsory

subject matter to be followed by all learners. From a number of existing wealth in

the literature of Indonesia, the existence of poetry material needs to be more

concerned by every education community to conform to the purpose. In this case,

the issues raised in the writing of this thesis are: (1) How is the thematic in the

poems used in the textbook for Eighth Grade of Junior High School? (2) What is

the value of the characters associated with poetry themes in Eighth Grade of

Junior High School textbook? The purpose of this study is to show the character

values in School Based Curriculum (KTSP) related to poetry themes in textbooks

used in learning that are expected to enrich the treasury of knowledge, especially

in the field of literature. Library research using descriptive analysis method is

used to see the character values in School Based Curriculum related to the theme

of poetry in the textbooks.

Based on the research, the value of School Based Curriculum characters

appears as a major theme in the poem contained in textbooks, namely: 1)

Religious: Tuhanku Apatah Kekal, Anugerah Laut, Sudah Waktunya, and Sejak. 2)

The love of the homeland: Pelaut, Kembalikan Indonesia Padaku, Buah Rindu,

and Sejak. 3) Social care: Pada Gelombang, Lagu Batin, Rumah, and Ganasnya

Ombak tak Selalu Membuat Luka. Thus, through textbooks used in learning at

school, literary materials, especially poetry, can be developed deeply based on the

values of characters applied under the curriculum.

Keywords: Thematic, Poetry, Textbook, Value of Characters.

Page 7: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah, yang tiada henti memberikan rahmat dan

karuniaNya karena atas izin dan kasihNya penulis mendapatkan kemudahan

dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tematik pada Puisi dalam Buku Teks

Bahasa Indonesia untu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII”. Selawat

dan salam penghormatan semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

yang menjauhkan kita dari jalan kebodohan. Skripsi ini penulis susun untuk

memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan. Penulisan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai hambatan dan

rintangan. Tanpa bantuan dan peran serta berbagai pihak, skripsi ini tidak

mungkin terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan

rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan FITK UIN Jakarta yang

telah mempermudah dan melancarkan penyelesaian skripsi ini;

2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang

sangat berharga bagi penulis selama ini;

3. Rosida Erowati, M. Hum., selaku dosen pembimbing skripsi yang sangat

membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas arahan,

bimbingan, kasih sayang yang Ibu berikan selama ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu

pengetahuan;

5. Bapak Yasirudin dan Ibu Suciati, kedua orang tua penulis, yang telah

merawat, mendidik, dan mendukung penulis dengan kasih sayang tulus

sepanjang masa tanpa rasa pamrih;

6. Mas Rudi dan Mumu, kakak penulis, yang telah berkenan memberikan

rumahnya ditempati sejak saya berkuliah hingga saat ini. Terima kasih tak

terhingga; serta kepada seluruh keluarga penulis, mas Fadholi dan istri

Page 8: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

iv

serta dua keponakan (Putra dan Rosyid) yang selalu memberikan

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini;

7. Ibu Ayi Nurcahayani, guru ngaji serta ibu kedua bagi penulis, terima kasih

atas saran dan dukungan baik secara moril maupun materil yang telah

diberikan kepada penulis;

8. Bapak Prawito dan istri (orangtua Pratiwi), terima kasih sudah

mengizinkan penulis untuk sekedar berkeluh-kesah dan senantiasa

berkenan memberikan nasihat serta arahan kepada penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini;

9. Anggota Cewe Sholihah (Pratiwi dan Metri Nurjamilah), terima kasih atas

dukungan, semangat, dan kesediaan waktunya yang senantiasa diberikan

kepada penulis;

10. The Rainbow (Amel, Astri, Ade, Putri, Rahayu), terima kasih atas warna

persahabatan yang kalian berikan, may our friendship last forever until

jannah;

11. Seluruh mahasiswa PBSI, kelas C angkatan 2011, terima kasih atas

pengalaman dan pembelajaran berharga yang penulis dapatkan selama ini;

12. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga semua bantuan, dukungan, dan partisipasi yang diberikan kepada

penulis, mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Jakarta, September 2017

Penulis

Page 9: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

v

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PERSETUJUAN/ PENGESAHAN

ABSTRAK .................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

G. Metode Penelitian............................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORETIS

A. Puisi .................................................................................................... 12

1. Pengertian Puisi ............................................................................ 12

2. Struktur Puisi ................................................................................ 13

B. Tematik Puisi ..................................................................................... 23

1. Susunan Tematik .......................................................................... 23

2. Tema: Mengangkat Masalah Kehidupan ..................................... 26

3. Penggolongan Tema ..................................................................... 27

C. Buku Teks .......................................................................................... 32

1. Pengertian Buku Teks .................................................................. 32

2. Fungsi Buku Teks ........................................................................ 34

3. Kedudukan Buku Teks dalam Proses Pembelajaran Sastra ......... 35

4. Nilai-nilai Pembentuk Karakter dalam KTSP .............................. 37

Page 10: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

vi

D. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 39

BAB III PEMBAHASAN

A. Buku Teks dan puisi ........................................................................... 42

B. Analisis Struktur Batin Puisi .............................................................. 43

a. Tema ............................................................................................. 43

b. Perasaan (feeling) ......................................................................... 51

c. Nada dan Suasana ........................................................................ 57

d. Amanat ......................................................................................... 63

C. Tematik Puisi dan Kaitannya dengan Nilai Karakter dalam

Buku Teks .......................................................................................... 67

a. Tema Religius .............................................................................. 67

b. Tema Cinta Tanah Air .................................................................. 71

c. Tema Peduli Sosial ....................................................................... 74

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................ 77

B. Saran ................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

vii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Silabus

LAMPIRAN II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

LAMPIRAN III Puisi dalam Buku Teks Bahasa Indonesia

LAMPIRAN IV Surat Bimbingan Skripsi

Page 12: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Buku teks merupakan buku pelajaran yang digunakan oleh peserta

didik pada jenjang pendidikan tertentu yang ditulis oleh pakar di bidangnya

dan dilengkapi dengan sarana pengajaran untuk menunjang suatu program dan

instruksional tertentu. Permendiknas No. 3 tahun 2008 pasal 1 tentang buku

teks, menjelaskan bahwa: “buku teks adalah buku acuan wajib untuk

digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi

yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan,

ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan

kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar

nasional pendidikan”1. Buku teks menjadi acuan penting yang harus dimiliki

oleh pengajar dan peserta didik. Melalui sudut pandang buku teks pelajaran,

Bahasa Indonesia merupakan media berinteraksi antara peserta didik dengan

materi pelajaran. Bahasa Indonesia digunakan untuk menyampaikan konsep

keilmuan dan seperangkat kompetensi yang seharusnya dimiliki dan

dikembangkan dalam pembelajaran. Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai

wahana berpikir bagi peserta didik dalam memahami konsep dan aplikasinya.

Pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, Bahasa Indonesia

berfungsi sebagai wahana untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan

tepat sehingga dengan mudah ilmu pengetahuan yang disampaikan dapat

dikuasai. Dengan kata lain, fungsi dari Bahasa Indonesia dalam kaitanya

dengan lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah sebagai bahasa

pengantar sehari-hari. Selain sebagai bahasa pengantar pembelajaran, Bahasa

1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang

Buku.

Page 13: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

2

Indonesia menjadi sub mata pelajaran khusus dan salah satu materi pelajaran

yang sangat penting di sekolah. Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran

tersendiri yang diajarkan di sekolah memiliki dua komponen penting yang

harus dipelajari, yaitu kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Untuk

mencapai kemampuan tersebut, maka kedua komponen yang telah disebutkan

harus diajarkan secara seimbang. Dua komponen tersebut terdiri dari empat

keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Pembelajaran sastra di sekolah tidak dapat berdiri sendiri sebagai

sebuah mata pelajaran yang mandiri, melainkan hanya menjadi bagian dari

mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Melalui pengajaran sastra di

sekolah, diharapkan agar siswa memiliki wawasan yang memadai tentang

sastra, bersikap positif terhadap sastra, dan mampu mengembangkannya lebih

lanjut. Harapan yang demikian itu tidaklah dianggap berlebihan, sebab dalam

hal ini sastra sebagai karya tidak hanya menawarkan hiburan dan kesenangan

semata, tetapi juga mengandung nilai-nilai yang berguna dan bermanfaat bagi

masyarakat pembacanya.Selain itu, dengan pembelajaran sastra diharapkan

tidak hanya mengenal, memahami, serta menghafal definisi sastra dan sejarah

sastra, melainkan bertujuan untuk menumbuh kembangkan akal budi siswa

melalui kegiatan pengalaman bersastra yang berupa apresiasi sastra, ekspresi

sastra, dan kegiatan telaah sastra sehingga tumbuh suatu kemampuan untuk

menghargai sastra sebagai sesuatu yang bermakna bagi kehidupan.

Seperti yang tertera dalam peraturan pemerintah mengenai buku teks,

bahwasanya materi-materi yang ada di dalam buku teks pun juga harus

memenuhi standar nasional pendidikan, baik dalam hal teori maupun praktik.

Jika dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran sastra telah disampaikan

dengan cara yang tepat maka dapat memberikan sumbangan yang besar dalam

memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi di masyarakat. Sastra

dapat menciptakan individu-individu yang lebih berkepribadian dan lebih

cerdas. Hal ini disebabkan oleh adanya empat cakupan dalam pembelajaran

sastra yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan kemampuan

Page 14: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

3

budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan

karakter.

Pembelajaran apresiasi sastra di sekolah selain menunjang kemampuan

berbahasa siswa serta mengembangkan kepekaan berpikir dan perasaan siswa,

tetapi juga bermanfaat dalam memperkaya pandangan hidup dan kepribadian

siswa. Hal ini akan dapat tercapai dengan baik jika penyampaian materi

dilakukan dengan tepat.

Karya sastra yang diapresiasikan dengan baik menjadi objek publik

untuk dikonsumsi pada waktu senggang dan dapat dinikmati di mana saja.

Sastra merupakan ciptaan manusia yang memiliki ciri khas karena penyair

berhak ingin menjadi apa saja dalam karyanya. Sastra juga merupakan kegiatan

kreatif yang dihasilkan oleh seorang sastrawan dalam bentuk karya sastra yang

fundamental, baik itu dalam bentuk prosa, drama, dan puisi sehingga penikmat

atau pengapresiasi sastra dapat menjadikan karya tersebut sebagai hiburan atau

pelajaran hidup yang berkesan.

Puisi dalam buku teks, khususnya Sekolah Menengah Pertama (SMP)

kelas VIII merupakan salah satu karya sastra yang dipelajari oleh peserta didik.

Pembelajaran apresiasi sastra dalam bentuk puisi merupakan bagian dari

pengajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, puisi juga dapat dijadikan sebagai

bahan kajian khususnya pada unsur intrinsik. Unsur intrinsik dalam puisi

meliputi tema, amanat, tipografi, rima, imaji, dan majas. Berdasarkan unsur

intrinsik tersebut, dapat diketahui permasalahan-permasalahan yang terdapat di

dalamnya atau yang biasa disebut dengan tema. Tema merupakan gagasan

utama dari puisi, baik yang tersirat maupun tersurat pada setiap karya sastra.

Unsur tematik dalam puisi merupakan bagian yang sangat penting

dalam struktur batin puisi itu sendiri. Tema yang terdapat dalam puisi tidak

serta merta berdiri sendiri dan tidak muncul semata-mata hanya sebagai

pelengkap saja, namun keberadaan tema dalam sebuah karya puisi merupakan

hasil perenungan mendalam dan pengalaman secara pribadi dari seorang

sastrawan. Terkadang tema-tema yang ditampilkan dalam setiap karya

mengikuti kondisi dan keadaan alam serta perasaan yang menggetarkan jiwa

Page 15: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

4

yang dialami oleh seorang sastrawan. Oleh karena itu, pengkajian terhadap

tema menjadi sangat penting dan menarik untuk dibahas.

Berkaitan antara hubungan dengan pembaca, setiap penciptaan sebuah

karya seorang penyair memiliki maksud dan tujuan yang ingin disampaikan.

Selain itu, jika dilihat dari sudut pandang setelah karya itu dibaca habis, tema

merupakan makna utama dari amanat yang disampaikan oleh sang penyair.

Tema sangatlah erat hubungannya dengan amanat. Bentuk penyampaian tema

yang bersifat obyektif, lugas, dan khusus sangatlah berbeda dengan amanat

yang bersifat subyektif dan umum. Hal inilah yang menjadikan satu kesatuan

utuh dalam arti dan makna dari sebuah tema dan amanat. Melalui tema pula

seorang pembaca dapat membantu memahami gagasan utama dari sebuah

karya sastra.

Penelitian ini titik fokus yang akan dibicarakan adalah tema-tema yang

terdapat dalam beberapa puisi yang digunakan dalam dua buku teks Bahasa

Indonesia untuk SMP kelas VIII. Buku teks pertama yaitu: “Berbahasa dan

Bersastra Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VIII” oleh Asep Yudha Wirajaya

dan Sudarmawarti. Puisi yang digunakan adalah karya Tri Astoto Kodarie:

Pada Gelombang, Dorothea Rosa Herliany: Lagu Batin, Amir Hamzah:

Tuhanku Apatah Kekal? dan karya Toto Sudarto Bachtiar: Rumah.2 Sedangkan

buku teks kedua adalah “Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama” oleh

Kisyani Laksono, Bambang Yulianto, dkk (BSE); puisi yang digunakan adalah

karya Tiharsya:Anugrah Laut, Franky/ Hare:Ganasnya Ombak Tak Selalu

Membuat Luka, R Dayoh:Pelaut,Sutarji Calzoum Bahri:Sudah Waktunya,

Taufiq Ismail: Kembalikan Indonesia Padaku, D. Zamawi Imron: Desaku,

Amir Hamzah: Buah Rindu, dan Sutarji Calzoum Bahri: Sejak.3 Pilihan

penggunaan kedua buku teks tersebut adalah berdasarkan pengalaman peneliti

ketika melakukan praktik mengajar di Sekolah. Selain itu, pemilihan kedua

2Asep Yudha Wirajaya, Sudarmawarti, Berbahasa dan Bersastra Indonesia Untuk

SMP/MTS Kelas VIII, (Surabaya: Jepe Press Media Utama, 2008), h. 185&187. 3Kisyani Laksono, Bambang Yulianto, dkk, Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama,

(Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: BSE, 2008), h. 163-165 & 172-174.

Page 16: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

5

buku teks tersebut berdasarkan pada karya puisi yang dihasilkan oleh sastrawan

yang memiliki nilai guna untuk pembacanya.

Puisi-puisi yang digunakan dalam buku teks di atas, memiliki

persamaan dan perbedaan yang mendasar dari pemilihan tema yang digunakan.

Baik yang berdasarkan garis besar dari pemikiran sang penyair itu sendiri

maupun dari pandangan-pandangan si pembaca. Hal inilah yang menyebabkan

pemilihan tema dijadikan sebagai pembahasan utama dalam penelitian yang

dilakukan. Tema-tema yang terdapat dalam puisi-puisi yang digunakan dalam

buku teks di atas adalah tema pilihan yang bertujuan untuk menjadikan siswa

lebih baik dalam hal berpikir dan berperilaku.

Selain mempertimbangkan Permendiknas yang disebutkan di atas,

pemilihan tema-tema dalam puisi yang terdapat dalam buku teks tersebut

tentunya sudah disesuaikan dengan nilai-nilai karakter pada kurikulum yang

diikuti, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), diantaranya:

religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa

ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,

peduli sosial, dan tanggung jawab. Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan di

atas, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai

struktur batin puisi, yaitu tema-tema yang terdapat dalam buku teks

pembelajaran SMP yang digunakan. Ada pun judul dari penelitian ini adalah

“Tematik pada Puisi dalam Buku Teks Bahasa Indonesia untuk Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII”. Melalui penelitian ini, penulis

berusaha menguraikan bagaimana tematik dalam puisi yang digunakan dalam

buku teks pembelajaran di sekolah.

Page 17: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

6

B. Identifikasi Masalah

Tujuan identifikasi masalah adalah agar memudahkan peneliti dalam

mengkaji penelitiannya. Untuk itu, berdasarkan latar belakang yang telah

diuraikan di atas, dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Buku teks Bahasa Indonesia yang digunakan untuk SMP kelas VIII belum

terintegrasi dengan kurikulum 2013.

2. Pembelajaran sastra Indonesia khususnya puisi di sekolah hanya terpaku

pada unsur intrinsik dan tidak melakukan pendalaman terhadap tema.

3. Kurangnya pemahaman terhadap tematik dalam puisi-puisi yang digunakan

dalam buku teks pelajaran SMP kelas VIII.

4. Kurangnya memahami perbedaan dan persamaan tema yang muncul dalam

puisi-puisi yang digunakan pada buku teks sekolah dengan nilai karakter

yang terkandung dalam kurikulum yang digunakan di sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu meluas, maka

dipelukan pembatasan masalah. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan

pada masalah tematik dalam puisi-puisi yang digunakan pada buku teks SMP

kelas VIII.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tematik dalam puisi-puisi yang digunakan dalam buku teks

Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII?

2. Bagaimana nilai karakter yang terkait dengan tema-tema puisi dalam buku

teks Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII?

Page 18: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

7

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari rumusan masalah di atas adalah :

1. Untuk mengetahui tematik dalam puisi-puisi yang digunakan dalam buku

teks Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII.

2. Untuk mengetahui nilai karakter yang terkait dengan tema-tema puisi

dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII.

F. Manfaat Penelitan

Untuk menguji kualitas yang dilakukan oleh seorang peneliti, maka suatu

penelitian harus memiliki manfaat baik secara teoretis, maupun praktis.

Berikut merupakan manfaat yang dapat diberikan melalui penelitian skripsi

ini.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas ilmu pengetahuan

dibidang kesusastraan indonesia, khususnya dalam pembelajaran sastra yang

ada di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk mengetahui tematik dalam puisi-puisi yang digunakan pada buku

teks SMP kelas VIII.

b. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa

dan sastra Indonesia.

c. Sebagai motivasi dan referensi bagi peneliti lain yang berminat terhadap

pembelajaran sastra Indonesia di sekolah dalam melakukan penelitian lebih

lanjut, serta sebagai inovasi baru bagi pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia.

Page 19: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

8

G. Metode Penelitian

Penelitian yang baik adalah penelitian yang menggunakan metode yang

sesuai dengan bahan yang diteliti. Fungsi dari penggunaan metode penelitian

adalah agar penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil yang sistematis,

valid, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Berikut merupakan metode yang digunakan dalam penelitian skripsi yang

berjudul “Tematik pada Puisi dalam Buku Teks Bahasa Indonesia untuk

Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII”.

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan yang

bersifat deskriptif, yang artinya data penelitian merupakan hasil dari

sebuah analisis, yaitu berupa deskripsi, bukan berupa angka-angka atau

numerik, karena objek dalam penelitian kualitatif adalah berupa teks.

Sedangkan pendekatan teori menggunakan pendekatan objektif.

Pendekatan objektif menurut Junus dalam Wahyudi Siswanto adalah

pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya pada karya

sastra. Pembicaraan kesusastraan tidak akan ada bila tidak ada karya

sastra. Karya sastra menjadi sesuatu yang inti.4 Dalam penelitian ini,

karya sastra yang dianalisis adalah puisi-puisi yang terdapat dalam dua

buku teks untuk SMP kelas VIII.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam menyajikan hasil penelitian ini adalah

metode deskriptif. Sebuah deskripsi adalah representasi objektif

terhadap fenomena yang ditangkap.5 Metode deskriptif ini bertujuan

untuk mengungkapkan data dengan pendeskripsian secara cermat dan

4Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Grasindo, 2008), h. 183.

5Winarto Surachmad, Dasar dan Teknik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah,

(Bandung: Tarsito, 1975), h. 133.

Page 20: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

9

rinci untuk menggambarkan suatu hal, keadaan, dan fenomena yang

meliputi analisis dan interpretasi terhadap objek yang diteliti.

Melalui desain tersebut, maka penelitian mendeskripsikan atau

menggambarkan apa yang menjadi pokok masalah dalam puisi yang

dikaji, yakni puisi-puisi yang terdapat dalam buku teks SMP kelas VIII

yang digunakan.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer adalah data langsung yang berkaitan dengan

karya sastra yang dikaji, dalam hal ini menggunakan dua buah buku

teks Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII, yakni: pertama,

“Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTS kelas VIII” oleh

Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawarti. Kedua, “Bahasa Indonesia

Sekolah Menengah Pertama” oleh Kisyani Laksono, Bambang

Yulianto, dkk (BSE). Sedangkan data sekunder merupakan data

tambahan atau pelengkap yang memiliki hubungan dengan objek

penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi pustaka,

dengan teknik simak dan catat. Teknik pustaka merupakan teknik yang

menggunakan sumber-sumber data tertulis untuk memperoleh data

penelitian. Teknik simak dan catat digunakan sebagai instrumen kunci

dalam melakukan penyimakan secara cermat dan terarah terhadap

sumber data. sumber-sumber tertulis yang digunakan dalam penelitian

sesuai dengan masalah dan tujuan pengkajian karya sastra yang diteliti.

Dalam penelitian ini, sumber-sumber yang digunakan sesuai dengan

analisis struktur yang membangun serta motif-motif dari tema yang

dimunculkan dalam puisi-puisi yang terdapat pada buku teks untuk

SMP kelas VIII yang digunakan dalam pembelajaran. Peneliti

Page 21: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

10

melakukan penyimakan dan pencatatan secara cermat terhadap sumber

data primer, buku teks pertama yaitu karya: Tri Astoto Kodarie “Pada

Gelombang”, Dorothea Rosa Herliany “Lagu Batin”, Amir Hamzah

“Tuhanku Apakah Kekal?”, dan Toto Sudarto Bachtiar “Rumah”.

Sedangkan buku teks kedua yaitu karya: Tiharsya “Anugrah Laut”,

Franky/ Hare “Ganasnya Ombak tak Selalu Membuat Luka”, R Dayoh

“Pelaut”, Abdul Hadi W M “Doa untuk Indonesia”, Sutarji Calzoum

Bahri “Sudah Waktunya”, Taufiq Ismail “Kembalikan Indonesia

Padaku”, D. Zamawi Imron “Desaku”, Amir Hamzah “Buah Rindu”,

dan Sutarji Calzoum Bahri “Sejak” untuk memperoleh data yang

diperlukan. Hasil pencatatan tersebut kemudian digunakan sebagai

sumber data primer yang akan digunakan dalam penyusunan hasil

penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai.

5. Teknis Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik

membaca heuristik. Menurut Riffatere dalam Sangidu, pembacaan

heuristik merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan

menginterpretasikan teks sastra secara referensial lewat tanda-tanda

linguistik.6.

Langkah awal dalam menganalisis puisi-puisi yang terdapat dalam

buku teks yang digunakan dalam pembelajaran adalah dengan

membaca heuristik. Membaca dengan heuristik bertujuan untuk

mengetahui makna tersurat secara keseluruhan dari puisi-puisi dalam

buku teks yang digunakan dalam pembelajaran. Setelah itu, peneliti

mengklasifikasikan persamaan dan perbedaan tema dari puisi-puisi

yang terdapat dalam buku teks yang digunakan. Adapun puisi-puisi

tersebut adalah, buku teks pertama yaitu karya: Tri Astoto Kodarie

“Pada Gelombang”, Dorothea Rosa Herliany “Lagu Batin”, Amir

6Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007), h. 45.

Page 22: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

11

Hamzah “Tuhanku Apakah Kekal?”, dan Toto Sudarto Bachtiar

“Rumah”. Sedangkan buku teks kedua yaitu karya: Tiharsya

“Anugrah Laut”, Franky/ Hare “Ganasnya Ombak Tak Selalu

Membuat Luka”, R Dayoh “Pelaut”, Abdul Hadi W M “Doa Untuk

Indonesia”, Sutarji Calzoum Bahri “Sudah Waktunya”, Taufiq Ismail

“Kembalikan Indonesia Padaku”, D. Zamawi Imron “Desaku”, Amir

Hamzah “Buah Rindu”, dan Sutarji Calzoum Bahri “Sejak”.

Kemudian, peneliti menganalisis unsur batin dari puisi-puisi tersebut.

Lalu, peneliti menganalisis puisi-puisi tersebut berdasarkan pendekatan

objektif untuk mengetahui motif dari persamaan dan perbedaan dari

tema yang dimunculkan dalam puisi-puisi pada buku teks yang

digunakan, yaitu buku teks yang mengacu pada KTSP. Hal tersebut

dilakukan berdasarkan pada kebijakan sekolah yang masih

menggunakan KTSP.

6. Validitas Data

Validitas atau keabsahan data merupakan kebenaran data dari proses

penelitian. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teori, yaitu

penelitian terhadap topik yang sama dengan menggunakan teori yang

berbeda dalam menganalisis data. Penelitian skripsi ini, peneliti

menggunakan triangulasi sumber. Hal ini dikarenakan peneliti

menggunakan bermacam-macam sumber atau dokumen untuk menguji

data yang sejenis tentang tematik yang terdapat dalam buku teks SMP

kelas VIII yang digunakan.

Page 23: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

12

BAB II

PUISI DAN TEMATIK

A. PUISI

1. Pengertian Puisi

Puisi sebagai suatu karya yang diciptakan oleh manusia, memiliki

fungsi spiritual yang sifatnya tidak langsung dirasakan oleh keadaan fisik

manusia. Hal ini sesuai dengan hakikat puisi yang merupakan ekspresi tidak

langsung yang dilakukan oleh penciptanya. Dalam kegiatan bertutur sehari-

hari, secara tidak sengaja ekspresi puitis terlontar dari lisan kita. Bahkan

sudah sejak dari zaman sebelum Masehi, tepatnya ketika terjadi perang

Khandak jenis puisi seperti syair digunakan oleh Nabi Muhammad SAW

untuk memberikan semangat dan doa kepada para sahabat ketika menggali

parit untuk benteng pertahanan.1 Dengan kata lain, secara sengaja atau tidak,

manusia sudah terbiasa menggunakan dan memanfaatkan puisi.

Puisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta

penyusunan larik dan bait2. Purba menjelaskan bahwa puisi disinonimkan

dengan istilah Poetry (inggris), Poesie (Perancis), Poezie (Belanda). Istilah-

istilah itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu Poieetes dan bahasa Gerik, yaitu

Poeta. Secara sederhana pengertian puisi itu adalah membangun,

menyebabkan menimbulkan dan menyair. Makna sederhana itu berkembang

dan menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut

irama, sajak, kata-kata kiasan3. Pendapat lain disampaikan oleh Hasanuddin

yang menyebutkan puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu

1Nabil Mufti, perang Khandaq (Ahzab) – Perang Parit,

https://nabilmufti.wordpress.com/2010/03/04/perang-khandaq-ahzab-perang-parit/, diunduh pada

Kamis, 19 Februari 2016 pukul 09:45. 2Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga), (Jakarta:

Balai Pustaka, 2005), h. 903. 3Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 11.

Page 24: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

13

perasaan yang yang direkakan. Perasaan dan pikiran penyair yang masih

abstrak dikongkretkan.4

Waluyo dalam Siswanto mengemukakan puisi adalah bentuk karya

sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif

dan disusun dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya5.

Selanjutnya, Sugono dalam Damayanti mengemukakan pendapat tentang

pengertian puisi bahwa puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan

ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan

suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi,

irama, dan makna khusus.6

Selanjutnya Wahyuni mengemukakan bahwa puisi adalah

merupakan salah satu bentuk karya sastra yang diwujudkan dengan kata-

kata indah dan bermakna dalam7. Sementara itu, Watts-Dunton dalam

Tarigan menyebutkan bahwa puisi adalah ekspresi yang konkrit dan yang

bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama8.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah disampaikan, dapat

disimpulkan bahwa puisi adalah ragam sastra yang merupakan bentuk

pengungkapan dan pikiran yang imajinatif dari penulisnya yang bersifat

pengonsentrasian, pemusatan, pemadatan isi, bahasa, dan struktur fisik-

batinnya, sehingga dapat disebut dengan sebuah puisi.

2. Struktur Puisi

Secara konvensional, sebuah puisi biasanya menggunakan beberapa

atau salah satu unsur yang dominan untuk mendapatkan sebuah makna. D.

Damayanti mengatakan bahwa puisi terdiri atas dua unsur, yaitu unsur fisik

dan unsur batin. Berikut akan diuraikan dari unsur fisik puisi.

4Hasanuddin WS, Membaca dan Menilai Sajak: Pengantar pengkajian dan

Interpretasi,(Bandung: Angkasa, 2002), h. 5. 5Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Grasindo, 2008), h. 108.

6D. Damayanti, Sastra Indonesia: Puisi, Sajak, Syair, Pantun dan Majas, (Yogyakarta:

Araska, 2013), h. 12. 7Ristri Wahyuni, Kitab Lengkap: Puisi, Prosa, dan Pantun Lama, (Yogyakarta: Saufa,

2014), h. 12. 8Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, 1993), h. 07.

Page 25: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

14

A) Unsur Fisik

a. Diksi

Penulisan sebuah puisi seorang penyair harus cermat dalam

pemilihan kata-kata, sebab dalam penulisan puisi setiap kata yang

akan dicurahkan harus memiliki makna yang tepat, kesesuain bunyi

dalam rima dan irama, kedudukan kata di antara konteks kata yang

lain, dan kedudukan kata pada keseluruhan isi puisi. Kata dengan

segala sifat dan kemungkinan yang ada padanya, yang mempunyai

bunyi dan arti tertentu, adalah unsur yang mendasar dalam puisi.

Atmazaki mengemukakan bahwa kata adalah alat untuk

berkomunikasi; untuk menyampaikan pikiran dan perasaan;

menguasai dunia; dan bahkan untuk berpikir itu sendiri. Implikasinya,

kata tidak dapat tidak bermakna. Ia mesti mengemban arti tertentu

meskipun ia dipermainkan sehingga menimbulkan arti yang berbeda

daripada arti bahasa secara konvensional9.Gorys Keraf dalam bukunya

menyampaikan bahwa diksi mencakup pengertian kata-kata mana

yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana

membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan

ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik

digunakan dalam suatu situasi.10

Pada pemilihan kata-kata terdapat beberapa hal yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan oleh penyair dalam menuliskan sebuah

karyanya, yaitu perbendaharaan kata, urutan kata, dan gaya sugesti

kata-kata. Berikut akan dijabarkan secara detail.

1) Perbendaharaan Kata

Perbendaharaan kata penyair di samping sangat penting untuk

kekuatan ekspresi, juga menunjukkan ciri khas penyair. Dalam

memilih kata-kata, di samping penyair memilih berdasarkan

makna yang akan disampaikan dan tingkat perasaan serta susana

9Atmazaki, Analisis Sajak: Teori, Metodologi dan Aplikasi, (Bandung: Angkasa, 1993), h.

31. 10

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 24.

Page 26: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

15

batinnya, juga dilatarbelakangi oleh faktor sosial budaya penyair.

Maka penyair satu berbeda dalam memilih kata dari penyair

lainnya.11

2) Urutan Kata

Dalam puisi, urutan kata bersifat beku artinya urutan itu tidak

dapat dipindah-pindahkan tempatnya meskipun maknanya tidak

berubah oleh perpindahan tempat itu. Disamping itu, urutan kata-

kata juga mendukung perasaan dan nada yang diinginkan penyair.

Jika urutan katanya diubah, maka nada dan perasaan yang

ditimbulkan akan berubah.12

3) Daya Sugesti Kata-kata

Dalam memilih kata-kata, penyair mempertimbangkan daya

sugesti kata-kata itu. Sugesti itu ditimbulkan oleh makna kata

yang dipandang sangat tepat mewakili perasaan penyair. Karena

ketepatan pilihan dan ketepatan penempatannya, maka kata-kata

itu seolah memancarkan daya gaib yang mampu memberikan

sugesti kepada pembaca untuk ikut sedih, terharu, bersemangat,

marah, dan sebagainya.13

b. Pengimajian

Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret.

Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu

kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui

penglihatan, pendengaran, atau cita rasa14

. Pengimajian atau imaji

adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan

pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan

11

Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1995), h. 73. 12

Ibid. 13

Ibid. 14

Herman J. Waluyo, Op. Cit., h. 78.

Page 27: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

16

perasaan15

. Imaji dapat dibagi menjadi tiga: imaji suara (auditif), imaji

penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji

dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan

merasakan seperti yang dialami oleh penyair.16

Herman J. Waluyo mengatakan bahwa pengimajian ditandai

dengan kata yang konkret dan khas. Imaji yang ditimbulkan ada tiga

macam, yakni imaji visual, imaji auditif, dan imaji taktil (cita rasa)17

.

Imaji visual adalah imaji yang menyebabkan pembaca seolah-olah

melihat langsung tentang apa yang diceritakan penyair. Imaji auditif

adalah imaji yang menyebabkan pembaca seolah-olah mendengar

langsung tentang apa yang diceritakan penyair. Selanjutnya imaji

taktil adalah imaji rasa kulit yang menyebabkan pembaca seolah-olah

merasakan dibagian kulit terasa perih, nyeri, panas, dingin, dan

sebagainya.18

c. Kata Konkret

Untuk membangkitkan imajinasi dari pembaca, pemilihan

penggunaan kata-kata harus diperkonkret atau diperjelas. Maksudnya

adalah bahwa kata-kata itu dapat ditangkap dengan indera yang

memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan

kiasan atau lambang. Kata konkret adalah syarat atau sebab terjadinya

pengimajian. Jika penyair mahir memperkonkret kata- kata, maka

pembaca seolah melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan

penyair .19

d. Bahasa Figuratif (Majas)

Bahasa figuratif merupakan penggunaan bahasa yang dapat

menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi

15

Perasaan berasal dari kata rasa. Dalam KBBI rasa memiliki arti tanggapan indra terhadap

rangsangan saraf, seperti manis, pahit, masam terhadap indra pengecap, atau panas, dingin, nyeri

terhadap indra perasa. Sedang perasa merupakan alat untuk merasa (seperti lidah dan kulit). 16

Wahyudi Siswanto, Op. it., h. 118. 17

Herman J. Waluyo, Op. Cit., h. 79. 18

Herman J. waluyo, Op. Cit., h. 81. 19

E. Kosasih, Dasar-dasar Keterampilan Bersastra, (Bandung: CV. Yrama Widya, 2012),

h. 103.

Page 28: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

17

tertentu20

. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis

artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa

figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan

sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung

mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya bermakna kias atau

lambang.21

Berikut penjelasan mengenai makna kiasan dan

pelambangan:

1) Kiasan

Kiasan yang dimaksud di sini mempunyai makna lebih luas

dengan gaya bahasa kiasan karena mewakili apa yang secara

tradisional disebut gaya bahasa secara keseluruhan. Bahasa kiasan

ini mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain

supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup. Tujuan

penggunaan kiasan ialah untuk mempertalikan sesuatu dengan

cara menghubungkan dengan sesuatu yang lain.22

Berikut ini akan

dijelaskan mengenai metafora (kiasan langsung), persamaan

(kiasan tidak langsung), personifikasi, hiperbola (overstatement),

euphemisme (understatement), sinekdoke, dan ironi.

a. Metafora

Metafora adalah kiasan langsung, artinya benda yang dikiaskan

itu tidak disebutkan. Jadi ungkapan itu langsung berupa kiasan.

Contoh: bunga desa, bunga sedap malam dan sebagainya.23

b. Perbandingan

Perbandingan kiasan atau simile merupakan kiasan yang tidak

langsung. Benda yang dikiaskan kedua-duanya ada bersama

pengiasnya dan digunakan kata-kata seperti, laksana,

bagaikan, bagai, bak, dan sebagainya. Contoh: rindunya bagai

20

Ibid. 21

Herman J. Waluyo, Op. Cit., h. 83. 22 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

2014), h. 63. 23

Ibid., h. 67.

Page 29: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

18

setinggi Himalaya, pipinya bak jambu yang sedang merekah,

dan sebagainya.24

c. Personifikasi

Personifikasi adalah keadaan atau peristiwa alam sering

dikiaskan sebagai keadaan atau peristiwa yang dialami oleh

manusia. Dalam hal ini benda mati dianggap sebagai manusia

atau persona, atau di “personifikasi” kan. Contoh: berayun

alun di atas alas, dedaunan melambai-lambai, dan

sebagainya.25

d. Hiperbola

Hiperbola adalah kiasan yang berlebih-lebihan. Penyair merasa

perlu meliebih-lebihkan hal yang dibandingkan agar

mendapatkan perhatian yang lebih seksama dari pembaca.

Contoh: kau meninggalkanku di gubug penderitaan.26

e. Sinekdoke

Sinekdoke adalah menyebutkan sebagian untuk maksud

keseluruhan, atau menyebutkan keseluruhan untuk maksud

sebagian. Terbagi atas part pro toto (menyebut sebagian untuk

keseluruhan) dan totem pro parte (menyebut keseluruhan

untuk maksud sebagian). Contoh: aku merindukan suara

lembutmu, sayang, “aku” merindukan seseorang yang

dikasihinya, tetapi hanya menyebutkan suara orang yang

dikasihinya saja (part pro toto), tiga anak kecil membawa yang

karangan bunga, menggambarkan seluruh anak-anak kecil

tingkat SD dan SMP sedang berkabung.27

f. Ironi

Ironi adalah kata-kata yang berisfat berlawanan untuk

memberikan sindiran. Untuk menggambarkan kemunduran

24

Rachmat Djoko Pradopo, Op. Cit., h. 63. 25

Ibid., h. 76. 26

Herman J. Waluyo, Op. It., h. 85. 27

Rachmat Djoko Pradopo, Op. Cit., h. 80.

Page 30: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

19

dunia pendidikan, Rendra menuliskan sebuah puisi yang

bernada sinis pada waktu itu. Apakah gunanya pendidikan/

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing/ di tengah

kenyataan persoalannya.28

2) Pelambangan

Pelambangan digunakan penyair untuk memperjelas makna dan

membuat nada dan suasana sajak menjadi lebih jelas, sehingga

dapat menggugah hati pembaca. Sistem tanda dihubungkan

dengan jaringan tindak kreatif sebagai “tindak rekreatif” yang

dilakukan pembaca berlangsung dalam hubungan secara

terbalik.29

Penyair merasa bahwa dengan simbolisasi itu makna akan lebih

hidup, lebih jelas, dan lebih mudah dibayangkan oleh pembaca.

Macam-macam lambang ditentukan oleh keadaan atau peristiwa

apa yang digunakan oleh penyair untuk mengganti keadaan atau

peristiwa itu. Pelambangan dapat dilakukan dengan cara

memanfaatkan lambang warna, lambang benda, lambang bunyi,

lambang suasana dan sebagainya.30

g. Versifikasi (Rima, Ritma, dan Metrum)

1) Rima

Rima atau bunyi-bunyi yang sama dan diulang baik dalam

satuan kalimat maupun pada kalimat-kalimat berikutnya.

Pengulangan bukanlah pengulangan dalam arti model

sampiran seperti halnya yang terdapat dalam pantun,

melainkan pengulangan yang dimaksudkan untuk

28

Herman J. Waluyo, Op. Cit., h. 86. 29

Aminuddin, Stilistika: Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra, (Semarang:

IKIP Semarang Press, 1995), h. 253. 30

Herman J. Waluyo, Op. Cit.,h. 87.

Page 31: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

20

memberikan efek tertentu. Dalam rima terdapat asonansi,

aliterasi, rima dalam, dan rima akhir.31

a. Asonansi

Asonansi atau keruntutan vokal yang ditandai oleh

persamaan bunyi vokal pada satu kalimat seperti rindu,

sendu, mengharu kalbu. Pengulangan vokal u pada kalimat

tersebut secara tidak langsung telah memunculkan satu

keselarasan bunyi.32

b. Aliterasi

Aliterasi atau purwakanthi yaitu persamaan bunyi

konsonan pada kalimat atau antar kalimat dalam puisi.

Misalnya: semua sepi sunyi sekali desir hari lari

berenang.33

c. Rima Dalam

Rima dalam yaitu persamaan bunyi (baik vokal maupun

konsonan) yang berlaku antar kata dalam satu baris.

Misalnya: senja samar sepoi.34

d. Rima Akhir

Rima akhir yaitu persamaan bunyi di akhir baris.35

2) Ritma

Ritma sangatlah erat hubunganya dengan bunyi dan juga

berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan

kalimat. Ritma puisi berbeda dari metrum (matra). Metrum

berupa pengulangan tekanan kata yang tetap. Slamet Muljana

dalam Herman J. Waluyo menyatakan bahwa ritma

merupakan pertentangan bunyi: tinggi/rendah,

31 Saifur Rohman, Pengantar Ilmu Sastra, (Jakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan

UNJ, 2015), h. 147. 32

Ibid., h. 147. 33

Ibid., h. 147. 34

Ibid., h. 147. 35

Ibid., h. 147.

Page 32: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

21

panjang/pendek, keras/lemah, yang mengalun dengan teratur

dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan.

Pembahasan metrum dalam puisi Indonesia sulit untuk

ditentukan, sebab dalam bahasa Indonesia tidak terdapat arti

dalam tekanan, namun dalam deklamasi puisi peranan

metrum sangat penting.36

e. Perwajahan (tipografi)

Perwajahan adalah pengaturan dan penulisan kata, larik,

dan bait dalam puisi37

. Tipografi atau perwajahan

merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan

prosa dan drama. Lari-larik puisi tidak membangun

periodisitet yang disebut paragraf, namun membentuk bait.

Baris puisi tidak bermula dari tepi kiri dan berakhir ke tepi

kanan baris. Tepi kiri atau tepi kanan dari halaman yang

memuat puisi belum tentu terpenuhi tulisan.38

B) Unsur Batin

Selain unsur fisik, puisi juga memiliki unsur batin. Berikut akan

dijelaskan mengenai unsur batin dalam puisi.

a. Tema

Tema adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh

pengarang39

. Dalam setiap puisi sang penyair ingin mengemukakan

sesuatu bagi para penikmatnya. Sang penyair melihat atau mengalami

beberapa kejadian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Demikianlah setiap puisi mengandung suatu “subject matter” untuk

dikemukakan atau ditonjolkan; dan hal ini tentu saja tergantung kepada

beberapa faktor, antara lain falsafah hidup, lingkungan, agama,

36

Herman J. Waluyo, Op. Cit., h. 94. 37

Wahyudi Siswanto, Op. Cit., h. 113. 38

Herman J. Waluyo, Op. Cit., h. 97. 39

Wahyudi Siswanto, Op. Cit., h, 124.

Page 33: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

22

pekerjaan, pendidikan sang penyair. Oleh karena itu, makna yang

dikandung oleh “subject matter”, suatu puisi disebut dengan istlah

“sense” atau “tema”.40

b. Perasaan

Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan sang penyair

merupakan bentuk ekspresi yang dituangkan dalam kata-kata. Rasa

adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam

puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar

belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang

pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam

masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan

pengetahuan41

. Sedangkan dalam pengertian lain menyebutkan bahwa

rasa atau feeling adalah the poet’s attitude toward his subject matter

yaitu sikap sang penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung

dalam puisinya.42

c. Nada dan Suasana

Dalam menciptakan puisi, sang penyair dapat menyampaikan

tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca

untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada

pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah

pembaca. Sikap penyair terhadap pembacanya disebut dengan nada43

.

Atau dengan perkataan lain, sikap sang penyair terhadap para penikmat

karyanya.44

40

Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., h. 10. 41

D. Damayanti, Op. Cit., h. 21. 42

Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., h. 11. 43

D. Damayanti, Op. Cit., h. 22. 44

Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., h. 18.

Page 34: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

23

d. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada

pembaca. Pesan merupakan anjuran atau nasihat penyair kepada

pembaca puisi yang berupa perbuatan-perbuatan baik atau berhubungan

dengan nilai moral. Pesan atau amanat penyair disampaikan lewat kata

demi kata dalam puisi45

. Mengenai hal ini, Ajip Rosidi dalam Tarigan

mengemukakan pendapat yang tegas bahwa amanat pertama kali adalah

untuk memuaskan diri sendiri, sesudah itu baru pada yang lain-lainya.46

B. TEMATIK PUISI

1. Susunan Tematik

Sebuah puisi adalah sebuah struktur yang terdiri dari unsur-unsur

pembangun. Unsur-unsur yang dinyatakan bersifat padu karena tidak dapat

dipisahkan tanpa mengaitkan unsur yang lainya. Unsur-unsur itu bersifat

fungsional dalam kesatuannya dan juga bersifat fungsional terhadap unsur

lainnya. Setiap puisi pasti berhubungan dengan mengungkapkan diri penyair

sendiri. Di dalam puisi, “Aku lirik” memberikan tema, nada, perasaan, dan

amanat. Sedangkan rahasia dibalik majas, diksi, imaji, kata konkret, dan

versifikasi akan dapat ditafsirkan dengan tepat jikaberusaha memahami

rahasia penyairnya.

Dick Hartoko dalam Waluyo menyebutkan adanya dua unsur penting

dalam puisi, yakni unsur tematik atau unsur semantik puisi dengan unsur

sintaktik puisi. Unsur tematik atau unsur semantik menunjuk ke arah

struktur batin, sedangkan unsur sintaktik menunjuk ke struktur fisik.47

Dalam hal ini, yang menjadi inti puisi adalah unsur tematik yang

diungkapkan melalui medium bahasa yang mengandung kesatuan sintaksis.

Untuk pengungkapan tersebut, makna puisi diwujudkan dengan berbagai

cara. Hal ini sesuai dengan penjabaran mengenai tema oleh Burhan

Nurgiyantoro bahwa tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang

45

D. Damayanti, Op. Cit., h. 22. 46

Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., h. 21. 47

Herman J. Waluyo, Op. Cit., h. 27.

Page 35: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

24

sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur

semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-

perbedaan.48

Luxemburg mengemukakan bahwa pembangun tema terjadi dengan

cara-cara yang lain daripada dalam teks-teks naratif atau drama. Banyak

tidak diungkapkan secara eksplisit. Kaidah-kaidah logika bahasa tidak

berlaku. Dalam hal ini tematik itu dapat ditemukan dalam apa yang disebut

lirik49

. Selanjutnya, yang pertama-tama diperlukan untuk menyusun tematik

dalam hal puisi ialah menggambarkan wajah si juru bicara yang disuarakan

oleh ungkapan bahasa yang bersifat monolog. Selain itu kategori-kategori

lainya adalah waktu dan ruang.50

a) Juru Bicara dan Pendengar

Teks puisi berupa monolog, artinya ada satu instansi yang

mengucapkan teks. Dalam teks-teks naratif juru bicara kita namakan si

juru cerita atau tukang dongeng. Dalam teks puisi juru bicara disebut

subyek lirik51

. Dalam puisi peristiwa-peristiwa tidak begitu penting;

yang diutamakan adalah pendapat, suasana batin, kesan-kesan, dan

perasaan. Dari latar belakang tersebut subyek lirik memiliki fungsi yang

sangat penting dalam membicarakan puisinya.

Subyek lirik tidak selalu dapat ditunjuk dengan jelas. Hal ini

disebabkan terkadang ia terletak di latar belakang si penyair. Misalnya

dalam pelukisan alam, yang disebut puisi obyektif dibicarakan sesuatu,

sedangkan si Aku-lirik dengan eksplisit merupakan pangkal

pemandangan atau penilaian52

. Dengan demikian untuk menemukan

tema sebuah karya fiksi, ia haruslah disimpulakan dari keseluruhan

48

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2013), h. 115. 49

Jan Van Luxemburg, Mieke Bal dkk, Pengantar Ilmu Sastra, (Jakarta: Gramedia, 1984),

h. 176. 50

Ibid., h. 177. 51

Ibid. 52

Ibid.

Page 36: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

25

cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita. Tema

sebagai makna utama sebuah karya fiksi tidak (secara sengaja)

disembunyikan karena justru hal inilah yang ditawarkan kepada

pembaca. Namun, tema merupakan makna keseluruhan yang didukung

cerita, dengan sendirinya ia akan “tersembunyi” dibalik cerita yang

mendukungnya.53

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa subyek lirik

dalam penyusunan tema dapat dilihat dari latar belakang sang

penyairnya yang secara eksplisit tergambarkan oleh hasil keseluruhan

cerita yang dalam hal ini adalah puisi.

b) Waktu

Berbeda dengan bahasa Arab dan bahasa-bahasa Indo-Eropa,

maka tata bahasa Indonesia tidak mengandung kemungkinan-

kemungkinan untuk menerangkan perbedaan waktu lewat bentuk kata

kerja. Dalam bahasa Inggris misalnya saya dapat melihat: 1 see – i saw

– i have seen. Dalam bahasa Indonesia, sejauh ini harus diungkapkan

lewat sarana tata bahasa.54

c) Ruang

Selain waktu, ruang pun berfungsi untuk menyusun sebuah sajak

secara tematik, sekalipun pelukisannya serba mendetil. Tetapi sering

kali ruang ituhanya dilukiskan secara global saja, bahkan tidak ada

indikasi di mana peristiwa itu terjadi atau di mana penyair waktu itu

berada.55

d) Pengembangan Tema

Sering kali aspek pokok dalam tema sebuah puisi sudah disebut

dalam judul ataupun larik pertama puisi itu. Dalam teks-teks puisi

terdapat tiga ciri khas untuk mengembangkan temanya, yakni

53

Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 116. 54

Jan Van Luxemburg, Op. Cit., h. 182. 55

Ibid.

Page 37: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

26

mengembangkan tema berdasarkan sederetan momen perbuatan,

berdasarkan kontras, dan lewat suatu penjumlahan56

. Dalam puisi

momen perbuatan tidak diarahkan kepada hasil perbuatan (akhirnya

mereka saling berjumpa) atau kepada ketegangan dalam cerita. Sebuah

puisi, perbuatan-perbuatan atau kejadian dapat diumpamakan dengan

suasana batin atau dengan deskripsi keadaan alam.57

Lewat kontras-kontras pun tema sebuah puisi dapat

dikembangkan58

. Hal ini pemandangan yang bersifat filsafat atau kwasi-

filsafat dapat meimbulkan arti dari sebuah tema. Selain itu, dari

pendekatan lahiriah, impersonal beralih pada pendekatan antarmanusia.

Seperti pada “Cocktail Party”-nya Toeti Heraty, terdapat konfrontasi si

Aku terhadap cinta dan mati yang mana demi hidup dan mati, demi

cinta dan mati dengan sesama perempuan. “Cocktail Party” telah

menjadi kancah pertarungan cinta di mana subyek sesungguhnya telah

kalah sehingga maut lebih menarik.59

Cara ketiga yang khas bagi pengembangan tema dalam puisi ialah

penjumlahan, mengurangi tema menurut aspek yang berbeda-beda.

Seorang pembaca sastra cenderung mendekati teks yang bersangkutan

dengan prasangka bahwa arti yang nampak pada kulit, masih terpendam

suatu arti tematik yang lebih mendalam.60

Kecenderungan ini terasa

apabila kita membaca puisi, karena isinya menduduki tempat sekunder.

2. Tema: Mengangkat Masalah Kehidupan

Masalah hidup dan kehidupan yang dihadapi dan dialami manusia

amat luas dan kompleks. Walau permasalahan yang dihadapi manusia tidak

sama, ada masalah-masalah kehidupan tertentuyang bersifat universal.

Artinya, hal itu akan dialami oleh setiap orang di manapundan kapan pun

56

Ibid., h. 183. 57

Ibid. 58

Ibid. 59

Ibid. 60

Ibid.

Page 38: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

27

walau dengan tingkat intensitas yang tidak sama. Misalnya, hal-hal yang

berkaitan dengan masalah cinta, rindu, cemas, takut, maut, religius, nafsu,

dan lain-lain. Fiksi banyak mengangkat berbagai masalah dan pengalaman

kehidupan baik berupa pengalaman yang bersifat individual maupun

sosial61

. Pemilihan tema-tema tertentu ke dalam sebuah karya, sekali lagi,

bersifat subyektif: masalah kehidupan manakah yang paling menarik

perhatian pengarang sehingga merasa terdorong untuk mengungkapkannya

ke dalam bentuk cerita fiksi.

Pengarang memilih dan mengangkat pelbagai masalah hidup dan

kehidupan itu menjadi tema dan sub-subtema ke dalam teks fiksi sesuai

dengan pengalaman, pengamatan, dan aksi-interaksinya dengan

lingkungan. Tema sebuah karya sastra selalu berkaitan dengan makna

(pengalaman) kehidupan62

. Melalui karyanya itulah pengarang

menawarkan makna tertentu dalam kehidupan, mengajak pembaca untuk

melihat, merasakan, dan menghayati makna (pengalaman) kehidupan

tersebut dengan cara memandang permasalahan itu sebagaimana ia

memandangnya. Seperti telah dikemukakan, fiksi menawarkan suatu

kebenaran yang sesuai dengan keyakinan, kemungkinan, dan tanggung

jawab kreativitas pengarang, walau itu mungkin tidak sejalan atau bahkan

bertentangan dengan kebenaran di dunia nyata. Masalah kebenaran di sini

ada kaitanya dengan tema, yaitu tema yang ingin disampaikan dilakukan

dengan cara “pembenaran” sesuatu, baik berupa peristiwa, konflik,

perwatakan tokoh, hubungan tokoh, maupun unsur-unsur lain yang terkait.

3. Penggolongan Tema

Tema dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori yang berbeda

tergantung dari segi mana penggolongan itu dilakukan. Pengategorian tema

yang akan dikemukakan berikut dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang,

yaitu penggolongan dikotomis yang bersifat tradisional dan nontradisional,

61

Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 119. 62

Ibid., h. 120.

Page 39: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

28

penggolongan dilihat dari tingkat pengalaman jiwa menurut Shipley, dan

penggolongan dari tingkat keutamaanya.

a) Tema Tradisional dan Nontradisional

Tema tradisional dimaksudkan sebagai tema yang menunjuk pada

tema yang hanya “itu-itu” saja, dalam arti tema itu telah lama

dipergunakan dan dapat ditemukan dalam berbagai cerita, termasuk

cerita lama. Meredith & Fitzgerald dalam Burhan menyebutkan walau

banyak variasinya, tema-tema tradisional dikatakan selalu ada kaitannya

dengan masalah kebenaran dan kejahatan.63

Tema jenis tersebut

ternyata bersifat universal. Hal itu terlihat pada banyaknya karya sastra

di manca negara yang sejak zaman dahulu juga mengangkat tema

kebenaran lawan kejahatan, atau tema tradisional lain secara umum.

b) Tingkatan Tema Menurut Shipley

Dalam Dictionary of World Literature, Shipley mengartikan tema

sebagai subjek wacana, topik umum, atau masalah utama yang

dituangkan ke dalam cerita. Sama seperti makna pengalaman manusia,

tema menyorot daan mengacu pada aspek-aspek kehidupan sehingga

nantinya akan ada nilai-nilai tertentu yang melingkupi cerita. Sekali

lagi, sama seperti makna pengalaman manusia, tema membuat cerita

lebih terfokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak.64

Shipley

membedakan tema-tema karya sastra ke dalam lima tingkatan,

berdasarkan tingkatan pengalaman jiwa yang disusun dari tingkatan

yang paling sederhana, tingkatan tumbuhan dan makhluk hidup ke

tingkat yang paling tinggi yang hanya dapat dicapai oleh manusia.65

Kelima tingkatan tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, tema tingkat fisik, manusia sebagai (atau: dalam tingkat

kejiwaan) molekul, man as molecul. Tema karya sastra pada tingkat ini

lebih banyak menyangkut dan atau ditunjukan oleh banyaknya aktivitas

63

Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 126. 64

Robert Stanton, Teori Fiksi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 37. 65

Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 130.

Page 40: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

29

fisik daripada kejiwaan66

. Kedua, tema tingkat organik, manusia

sebagai (atau: dalam tingkat kejiwaan) protoplasma, man as

protoplasm. Tema karya sastra tingkat ini lebih banyak menyangkut

dan atau mempersoalkan masalah seksualitas, suatu aktivitas yang

hanya dapat dilakukan oleh makhluk hidup67

. Ketiga, tema tingkat

sosial, manusia sebagai makhluk sosial, man as socious. Kehidupan

bermasyarakat yang merupakan tempat manusia berkiprah, beraksi-

interaksi dengan sesama dan dengan lingkungan alam mengandung dan

memunculkan banyak permasalahan, persahabatan-permusuhan, konflik

dan lain-lain yang menjadi objek pencarian tema.68

Keempat, tema

tingkat egosi, manusia sebagai individu, man as individualism. Di

samping sebagai makhluk sosial, manusia sekaligus juga sebagai

makhluk individu yang senantiasa “menuntut” pengakuan atas hak

individualitasnya. Masalah individualitas itu antara lain berupa masalah

egoistis, martabat, harga diri, atau sifat dan sikap tertentu manusia

lainnya yang pada umumnya lebih bersifat batin dan dirasakan oleh

yang bersangkutan.69

Kelima, tema tingkat divine, manusia sebagai

makhluk tingkat tinggi, yang belum tentu setiap manusia mengalami

dan atau mencapainya. Masalah yang menonjol dalam tema tingkat ini

adalah masalah hubungan manusia dengan sang pencipta, masalah

religiositas, atau berbagai masalah yang bersifat filosofis lainnya seperti

pandangan hidup, visi, dan keyakinan.70

c) Tema Utama dan Tema Tambahan

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, tema pada hakikatnya

merupakan makna yang dikandung cerita, atau secara singkat dikatakan

sebagai makna cerita. Makna cerita dalam sebuah karya fiksi, mungkin

saja lebih dari satu, atau lebih tepatnya: Lebih dari satu interpretasi.71

66

Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 130 67

Ibid., h. 131. 68

Ibid., h. 131 69

Ibid., h. 132 70

Ibid., h. 132 71

Ibid., h. 133.

Page 41: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

30

Hal ini terlihat dengan adanya tema mayor dan tema minor. Tema

mayor artinya pokok cerita yang menjadi dasar umum karya sastra.

Menentukan tema pokok sebuah cerita pada hakikatnya merupakan

aktivitas mengidentifikasi, memilih, mempertimbangkan, dan menilai,

di antara sejumlah makna yang ditafsirkan ada dikandung oleh karya

yang bersangkutan.72

Sedangkan tema minor adalah makna pokok cerita

tersirat dalam sebagian besar, untuk tidak dikatakan dalam keseluruhan,

cerita, bukan makna yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu

cerita dapat diidentifikasi sebagai makna bagian, atau makna

tambahan.73

Sedangkan Hrman J. Waluyo mengatakan bahwa dengan latar

belakang pengetahuan yang sama, penafsir-penafsir puisi akan

memberikan tafsiran tema yang sama bagi sebuah puisi, karena tema

puisi bersifat lugas, obyektif, dan khusus. Tema puisi harus

dihubungkan dengan penyairnya, dengan konsep-konsepnya yang

terimajinasikan. Oleh sebab itu, tema bersifat khusus (penyair), tetapi

obyektif (bagi semua penafsir), dan lugas (tidak dibuat-buat).74

Berikut

ini dipaparkan macam-macam tema puisi sesuai dengan Pancasila.

1. Tema Ketuhanan

Puisi-puisi dengan tema ketuhanan biasanya akan

menunjukan “religious experinece” atau pengalaman religi penyair.

Pengalaman religi didasarkan atas tingkat kedalaman pengalaman

ketuhanan seseorang. Dapat juga dijelaskan sebagai tingkat

kedalaman iman seseorang terhadap agamanya atau lebih luas

terhadap Tuhan atau kekuasaan gaib.75

2. Tema Kemanusiaan

Tema kemanusiaan bermaksud menunjukan betapa tingginya

martabat manusia dan bermaksud meyakinkan pembaca bahwa

72

Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 133. 73

Ibid., h. 134. 74

Herman J. Waluyo, Op. Cit., h. 107. 75

Ibid., h. 108.

Page 42: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

31

setiap manusia memiliki harkat (martabat) yang sama. Para penyair

memiliki kepekaan perasaan yang begitu dalam untuk

memperjuangkan tema kemanusiaan.76

3. Tema Patriotisme/kebangsaan

Tema patriotisme dapat meningkatkan perasaan cinta akan

bangsa dan tanah air. Tema patriot juga dapat diwujudkan dalam

bentuk usaha untuk membina kesatuan bangsa atau membina rasa

kenasionalan.77

4. Tema Kedaulatan Rakyat

Tema kedaulatan rakyat dan tema keadilan sosial biasanya

kita dapati pada puisi protes. Dalam puisi yang bertema kedaulatan

rakyat, yang kuat adalah protes terhadap kesewenang-wenangan

pihak yang berkuasa yang tidak mendengarkan jeritan rakyat atau

dapat juga berupa kritik terhadap sikap otoriter penguasa.

Sedangkan dalam puisi yang bertema keadilan sosial, yang

ditonjolkan adalah kepincangan sosial. Dengan menonjolkan

kepincangan sosial, penyair berharap agar orang yang kaya ingat

kepada para penderita.78

5. Tema Keadilan Sosial

Nada protes sosial sebenarnya lebih banyak menyarakan tema

keadilan sosial daripada tema kedaulatan rakyat. Puisi-puisi

demonstrasi yang terbit sekitar 1966 pada hakekatnya adalah puisi

yang lebih banyak menyuarakan keadilan sosial. Yang dilukiskan

dalam tema ini adalah ketidakadilan dalam masyarakat, dengan

tujuan untuk mengetuk nurani pembaca agar keadilan sosial

ditegakkan dan diperjuangkan.79

76

Herman J. Waluyo, Op. Cit., h. 109 77

Ibid., h. 113. 78

Ibid.. h. 117 79

Ibid., h. 119.

Page 43: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

32

C. BUKU TEKS

1. Pengertian Buku Teks

Upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan melalui perbaikan mutu

proses pembelajaran (di ruang kelas, laboratorium, di lapangan, dan

sebagainya) merupakan inovasi pendidikan yang harus terus dilakukan.

Salah satu inovasi adalah mengubah pandangan pembelajaran dari

pembelajaran yang terpusat pada guru kepada pembelajaran yang terpusat

pada siswa. Selain guru yang harus membantu siswa untuk membangun

pengetahuannya, diperlukan sara belajar yang efektif. Salah satu sarana

yang paling penting adalah penyediaan buku pelajaran sebagai rujukan yang

baik dan benar bagi siswa. Penyertaan buku dalam pembelajaran ini

sangatlah penting karena buku teks pelajaran merupakan salah satu sarana

yang signifikan dalam menunjang proses kegiatan pembelajaran. Buku teks

pelajaran yang ada di lapangan, ditinjau dari jumlah, jenis, maupun

kualitasnya sangat bervariasi. Sementara itu, buku teks pelajaran pada

umumnya digunakan sebagai rujukan utama dalam proses pembelajaran.

Hal inilah yang dijadikan sebagai dasar pemikiran untuk mengetahui

pengertian buku teks, berikut penjelasanya.

Menurut Sitepu, buku adalah kumpulan kertas berisi informasi,

tercetak, disusun secara sistematis, dijilid serta bagian luarnya diberi

pelindung terbuat dari kertas tebal, karton, atau bahan lain80

. Sedangkan

Muslich menyatakan bahwa “education without book is unthinkable” atas

dasar itulah buku hendaknya menjadi perhatian utama, mulai dari

pengadaan (baca: penulisan), penggandaan, sampai dengan

penyebarannya.81

Dengan penjelasan yang demikian, buku memiliki sifat

pokok dalam penggunaanya, yaitu memberikan informasi, informasi dalam

bentuk cetak, menggunakan media kertas, dan penyebaranya dalam bentuk

jilid.

80

B. P. Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h.

08. 81

Masnur Muslich, Text Book Writing: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan

Pemakaian Buku Teks, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 23.

Page 44: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

33

Hasil penjelasan isi dan fungsi dari buku pendidikan, penelitian ini

berfokus pada buku teks atau buku pelajaran. Dalam belbagai literatur asing,

buku pelajaran diistilahkan dengan text book (selanjutnya istilah yang

digunakan adalah buku pelajaran). Maman Suryaman dalam artikelnya

menyebutkan bahwa buku pelajaran adalah media pembelajaran

(instruksional) yang dominan peranannya di kelas, media penyampaian

kurikulum, dan bagian sentral dalam suatu sistem pendidikan. Secara lebih

spesifik bahwa buku pelajaran adalah alat bantu siswa dalam memahami

dan belajar dari hal-hal yang dibaca82

. Sedangkan Tarigan menjelaskan

mengenai buku teks yaitu buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang

merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu

buat maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan

sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para

pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat

menunjang sesuatu program pengajaran.83

Selanjutnya Masnur Muslich memaparkan tentang buku teks atau

buku pelajaran yaitu buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran

atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi

berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan

siswa, untuk diasimilasikan. Buku ini dipakai sebagai sarana belajar dalam

kegiatan pembelajaran di sekolah.84

Berdasarkan penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah buku yang

dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media

pembelajaran, berkaitan dengan bidang studi tertentu. Buku pelajaran

merupakan buku standar yang disusun oleh pakar di bidangnya, biasanya

dilengkapi dengan sarana pembelajaran, dan digunakan sebagai penunjang

program pembelajaran.

82

Maman Suryaman, Dimensi-dimensi Konstektual di dalam Penulisan Buku Teks

Pelajaran Bahasa Indonesia, (Journal.UNY.ac.id: Diksi Vol.: 13. No. 2 Juli 2006), Diunduh pada

Kamis, 04 Februari 2016 Pukul 09.56. 83

Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia,

(Bandung: Angkasa, 2009), h. 13. 84

Masnur Muslich, Op. Cit., h. 24.

Page 45: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

34

2. Fungsi Buku Teks

Secara umum buku mengandung informasi tentang perasaan, pikiran,

gagasan, atau pengetahuan pengarangnya untuk disampaikan kepada orang

lain dengan menggunakan simbol-simbol visual dalam bentuk huruf,

gambar, atau bentuk lainya. Sitepu mengungkapkan bahwa dalam konteks

yang lebih luas, buku teks pelajaran mengandung bahan belajar yang dapat

memberikan kemampuan kepada siswa sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan dalam kurikulum serta merupakan tahapan dalam pencapaian

tujuan pendidikan tingkat institusional dan tujuan pendidikan nasional. Oleh

karena itu, isi buku teks pelajaran merupakan penjabaran atau uraian dari

materi pokok bahan belajar yang ditetapkan dalam kurikulum.85

Dilihat dari

isi dan penyajiannya, buku teks pelajaran berfungsi sebagai pedoman

manual bagi siswa dalam belajar dan bagi guru dalam menyampaikan

pembelajaran bidang studi tertentu.

Selanjutnya Tarigan mengemukakan bahwa selain sebagai sumber

bahan, buku teks pelajaran juga berperan sebagai sumber atau alat evaluasi

dan pengajaran remedial. Artinya, di samping bahan, tersedia alat evaluasi.

Setiap mata pelajaran membutuhkan sejumlah buku teks86

. Apalagi bila

mana pelajaran itu mempunyai sub atau bagian yang dapat dianggap atau

paling sedikit diperlakukan sebagai berdiri sendiri. Pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia misalnya, ada submata pelajaran kesusastraan,

kebahasaan, dan keterampilan. Berikut digambarkan fungsi dan peranan

buku teks pelajaran.87

85

B. P. Sitepu, Op. Cit., h. 20. 86

Henry Guntur Tarigan dan Djagi Tarigan, Op. Cit., h. 18. 87

Ibid., h. 18.

Page 46: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

35

Berdasarkan penjabaran fungsi buku teks di atas, dapat disimpulkan

bahwa, (1) sarana pengembang bahandan program dalam kurikulum

Indonesia; (2) Sarana untuk memperlancar tugas akademik guru; (3) sarana

untuk memperlancar mencapai tujuan pembelajaran; dan (4) sarana untuk

memperlancar efisiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran.

3. Kedudukan Buku Teks dalam Proses Pembelajaran Sastra

Kedudukan buku teks pelajaran sangatlah penting, baik bagi siswa

maupun guru. Karena tingkat kepentingan itulah buku teks pelajaran harus

layak untuk untuk dijadikan sebagai tempat beroleh pengalaman. Sitepu

menjelaskan bahwa dalam berbagai model desain pembelajaran, buku

terlihat dalam komponen sumber belajar atau bahan belajar dan

Menyediakan suatu sumber

yang teratur rapi dan bertahap

Menyajikan pokok masalah

yang kaya dan serasi

Menyediakan aneka metode

dan sarana pengajaran

Menyajikan fiksasi awal bagi

tugas dan pelatihan

Menyajikan sumber bahan

evaluasi dan remedial

Mencerminkan suatu sudut

pandangan

Fungsi

BUKU TEKS

Page 47: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

36

membelajarkan. Dilihat dari kepentingan siswa, buku disebut sebagai bahan

belajar, sedangkan dilihat dari kepentingan guru, buku dipergunakan guru

sebagai salah satu bahan untuk membelajarkan siswa.88

Buku teks pelajaran dapat dipandang sebagai simpanan pengetahuan

tentang berbagai segi kehidupan. Sebab sudah dipersiapkan dari segi

kelengkapan dan penyajiannya, buku teks pelajaran memberikan fasilitas

bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansinya maupun tentang

caranya. Dengan demikian, penggunaan buku teks pelajaran oleh siswa

merupakan bagian dari budaya buku, yang menjadi salah satu tanda dari

masyarakat maju. Menurut Suryaman, kemajuan peradaban masa sekarang

banyak mendapat dukungan dari kegiatan membaca buku. Oleh karena itu,

penyiapan buku teks pelajaran patut dilakukan dengan sebaik-baiknya.89

Pembelajaran sastra dilakukan dalam konteks keterampilan

berbahasa yang menggunakan materi sastra, sehingga model pembelajaran

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dapat diterapkan dalam

pembelajaran sastra. Memberikan kesempatan pada siswa untuk

memperoleh pengalaman sastra merupakan tujuan utama pengajaran sastra,

dengan sasaran akhir: mampu mengapresiasi cipta sastra.90

Pada proses pembelajaran yang dilakukan, baik sastra maupun non

sastra buku teks pelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Suryaman

mengemukakan bahwa, tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas

lain berkolerasi dengan prestasi belajar siswa. Namun, jika tujuan

pembelajaran adalah untuk menjadikan siswa memiliki belbagai

kompetensi, untuk mencapai tujuan tersebut, maka siswa perlu menempuh

pengalaman dan latihan serta mencari informasi91

. Alat yang efektif untuk

itu adalah buku teks pelajaran sebab pengalaman dan latihan yang perlu

ditempuh dan informasi yang perlu dicari, begitu pula tentang cara

88

B.P. Sitepu, Op. Cit., h. 19. 89

Maman Suryaman, Op. Cit., h. 167. 90

Ika Afika Aria Swastika dan Wahyudi Siswanto, Tren Pembelajaran Sastra: Telaah

Model Pembelajaran Dalam Penelitian Mahasiswa Universitas Negeri Malang Tahun 1990 –

2010, (Jurnal – Online.um.ac.id), Diunduh pada Senin, 16 Januari 2017 Pukul 21:07. 91

Ibid.

Page 48: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

37

menempuh dan mencarinya, disajikan dalam buku teks pelajaran secara

terprogram.

4. Nilai – nilai Pembentuk Karakter dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam

rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk

bersikap dan berperilaku. Pendidikan merupakan salah satu proses dalam

pembentukan karakter manusia. Istilah karakter adalah istilah yang sering

dihubungkan dengan akhlak, etika, moral, atau nilai. Karakter juga sering

dikaitkan dengan masalah kepribadian seseorang. Menurut ketentuan dan

peraturan yang ditetapkan pemerintah, untuk mendapatkan suatu pendidikan

yang memiliki tujuan tertentu maka dipusatkan pada suatu kurikulum.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Acuan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran tersebut adalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut BSNP KTSP

adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-

masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat

satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.92

Karakter dalam kamus besar Bahasa Indonesia memiliki arti tabiat,

sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang

dengan yang lain dan watak.93

Secara Terminologis menurut Thomas

Lickona dalam Marzuki menyebutkan bahwa makna karakter didefinisikan

sebagai “a reliable inner disposition to respond to situations in a morally

good way”. Characterso conceived has three interrelated parts: moral

knowing, moral feeling, and moral behavior. Karakter mulia

(goodcharacter), dalam pandangan di Lickona, meliputi pengetahuan

92

BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan

Dasar dan Menengah, (Jakarta: BSNP, 2006), h. 05. 93

Departemen Pendidikan Nasional, Op., Cit.

Page 49: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

38

tentang kebaikan (moral knowing), lalu menimbulkan komitmen (niat)

terhadap kebaikan (moral feeling) dan akhirnya benar-benar melakukan

kebaikan (moral behavior). Dengan kata lain, karakter mengacu kepada

serangkaian pengetahuan (cognitivies), sikap (attitudes), dan motivasi

(motivations), serta perilaku (behaviors), dan keterampilan (skilss).94

Pendidikan karakter dapat dilakukan melalui berbagai media yaitu,

keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan

media massa. Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan

karakter pada satuan pendidikan telah teridentifikasi 18 nilai yang

bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional,

yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca,

peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.95

Sedangkan menurut Rahayu dalam Esti Ismawati, dkk menyebutkan

bahwa pelaksanaan pendidikan karakter diawali dari paradigma, tujuan,

materi, dan strategi implementasinya. Sebagai paradigma, pendidkan

karakter mencakup lebih dari sekadar pengetahuan dasar tentang moral yang

baik. Pendidikan karakter bukan sekadar mengajarkan mana yang benar dan

yang salah, yang baik dan yang buruk. Lebih dari itu, pendidikan karakter

menanmkan kebiasaan tentang hal yang baik kepada peserta didik.

Berangkatnya memang dari moral absolute, namun peserta didik harus

memahami betul dasar-dasar tentang yang baik dan yang benar (what is

good and right). Dengan demikian siswa menjadi paham (domain kognitif,

setara dengan moral knowing) tentang benar-salah atau baik-buruk, mampu

merasakan (domain efektif, setara dengan moral feeling) nilai-nilai itu, dan

94

Marzuki, Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah,

http://Journal.uny.ac.id, diunduh pada Minggu, 08 Januari 2017 Pukul 14:22. 95

Kementerian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, 2011,

http://repository.unand.ac.id, diunduh pada Rabu, 18 Januari 2017 pukul 10:44.

Page 50: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

39

dapat melaksanakannya(domain psikomotor, setara dengan moral action)

dalam kehidupan sehari-hari.96

Melalui pendidikan karakter, sekolah harus berpretensi untuk

membawa peserta didik memiliki nilai-nilai karakter mulia seperti yang

telah disebutkan di atas. Di sisi lain pendidikan karakter juga harus mampu

menjauhkan peserta didik dari sikap dan perilaku yang tercela dan terlarang.

Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan mana

yang salah kepada anak. Lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan

kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga peserta didik paham,

mampu merasakan, dan mau melakukan yang baik.

D. PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian-penelitian yang mengkaji tema dalam puisi dapat ditinjau

dari beberapa penelitian skripsi. Berikut ini adalah tinjauan penulis pada

penelitian yang mengkaji tema-tema dalam kumpulan puisi.

Muslimin dosen jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Gorontalo dalam jurnalnya yang

berjudul “Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX dengan

Pendekatan Tematik”. Penelitian yang dilakukan beliau terhadap buku teks

yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah lebih menekankan pada

keterbacaan buku teks pelajaran. Keterbacaan yang dimaksud oleh beliau

adalah kemampuan berinteraksi penggunaan Bahasa Indonesia dalam buku teks

pelajaran dengan peserta didik sebagai pembaca. Pada penelitian ini, bapak

Muslimin menentukan keterbacaan suatu teks pelajaran melalui kajian tiga hal,

yaitu keterbacaan teks, latar belakang pembaca, dan interaksi antara teks

dengan pembaca.97

96

Esti Ismawati, “Pengembangan Model Pembelajaran Sastra Indonesia Berbasis

Pendidikan Karakter di SMA/SMK Kabupaten Klaten”, METASASTRA, Vol. 9 No. 2 –

Desember 2016: 185 – 200, http://eprints.uad.ac.id, diunduh pada Selasa, 10 Januari 2017 Pukul

10:28. 97

Muslimin, “Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas IX Dengan

Pendekatan Tematik”, Jurnal Bahasa, Sastra & Budaya: Vol.: 1, NO.2 – September 2011,

http://repository.ung.ac.id, diunduh pada Senin, 16 Januari 2017 pukul 15:23.

Page 51: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

40

Kemudian, pembahasan terhadap buku teks pembelajaran juga

dilakukan oleh Diah Ayuk Triutami dari Universitas Muhammadiyah Surakarta

dengan judul “Muatan Materi Sastra dalam Buku Siswa Bahasa Indonesia

Kelas VII dan Relevansinya dengan Konpetensi Inti – Kompetensi Dasar

Kurikulum 2013”. Penelitian yang dilakukan oleh Diah Ayuk Triutami,

pengkajian terhadap muatan materi sastra yang terdapat dalam buku siswa mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Pengkajian tersebut bertujuan untuk mengetahui

tingkat relevansi dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang

digunakan sebagai acuan tujuan pembelajaran. Muatan materi sastra yang

disajikan dalam buku teks pembelajaran berupa puisi, pantun, novel, cerita

pendek, dan cerita rakyat yang didominasi oleh cerita pendek.

Selain itu, Ayuk menyebutkan bahwa tidak semua materi sastra tersebut

berdasarkan pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) secara

menyeluruh. Materi sastra tersebut dapat dikatakan bukan pada porsi dan

tempatnya. Artinya dalam satu bab terdiri dari beberapa kegiatan belajar, dan

setiap kegiatannya memiliki tujuan tersendiri yang tercantum dalam KI

maupun KD.98

Berdasarkan tinjauan tersebut, maka kiranya memungkinkan bagi

penulis untuk membuat skripsi dengan judul “Tematik pada Puisi dalam Buku

Teks Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII”.

Dibandingkan dengan penelitian-penelitian lain yang membahas buku teks

pembelajaran, penelitian yang penulis lakukan lebih menitik beratkan

penelitiannya terhadap pembelajaran sastra yang bergenre puisi dengan tema-

tema yang terdapat di dalamnya yang kemudian diaplikasikan dengan nilai-

nilai karakter yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan, yaitu kurikulum

2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jadi, simpulan pada penelitian yang peneliti lakukan terhadap dua buah

penelitian tersebut adalah terlihat pada persamaan dan perbedaan dari masing-

98

Diah Ayuk Triutami, “Muatan Materi Sastra dalam Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas

VII dan Relevansinya dengan Kompetensi Inti – Kompetensi Dasar Kurikulum 2013”, Skripsi pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015,

http://eprints.ums.ac.id, diunduh pada Selasa, 17 Januari 2017 pukul 08:38.

Page 52: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

41

masing penelitian. Persamaan yang terlihat dari masing-masing penelitian yang

telah dilakukan adalah pada obyeknya, yaitu dalam hal penggunaan buku teks

dalam pembelajaran. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan

terhadap adanya perbedaan pada setiap masing-masing penelitian. Pada

penelitian yang pertama lebih menitik beratkan pada keterbacaan buku teks

yang digunakan dalam pembelajaran. Penelitian yang kedua, peneliti memiliki

persamaan yakni dalam hal pengkajian sastra dalam buku teks yang digunakan

dalam pembelajaran. Namun, perbedaannya adalah jika peneliti mengkaji unsur

intrinsik dan tema pada pada puisi yang terdapat pada buku teks, peneliti Ayuk

Diah mengkaji tentang tingkat relevansi sebuah karya sastra dalam buku teks

dengan pembelajaran terhadap KI dan KD.

Page 53: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

42

BAB III

PEMBAHASAN

A. Buku Teks dan Puisi

Sekolah dan buku teks merupakan satu kesatuan yang tidak bisa

dipisahkan. Buku teks memiliki peran yang sangat penting dalam sistem

perkembangan pendidikan yang ada di sekolah. Selain itu, buku teks juga

memiliki peran yang penting terhadap semua mata pelajaran yang ada di

sekolah, termasuk pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Buku teks yang

digunakan untuk pembelajaran sarat akan materi-materi yang diajarkan,

seperti materi puisi dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di

sekolah.

Puisi merupakan bagian dari pembelajaran sastra yang tidak bisa

dipisahkan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Pembelajaran

sastra yang ada di sekolah selain untuk mengasah kemampuan bersastra dari

peserta didik, juga digunakan untuk ajang apresiasi terhadap suatu karya.

Puisi-puisi yang digunakan dalam pembelajaran memiliki pelbagai temadan

dari pengarang yang berbeda.

Berdasarkan proses klasifikasi yang telah dilakukan oleh peneliti,

ditemukan sebanyak dua belas puisi dalam dua buku teks Sekolah Menengah

Pertama (SMP) kelas VIII yang digunakan dalam pembelajaran di SMP.

Selain itu, terdapat beberapa potongan puisi, bait lagu, dan puisi tanpa

pengarang yang terdapat dalam kedua buku teks yang digunakan dalam

pembelajaran. Namun fokus puisi yang digunakan dalam penelitian adalah

puisi yang lengkap dan disertai dengan penulisnya. Adapun puisi-puisi yang

digunakan dalam penelitian adalah “Pada Gelombang” (PG),“Lagu

Batin”(LB), “Tuhanku Apatah Kekal” (TAK), “Rumah”, “Anugrah Laut”

(AL), “Ganasnya Ombak Tak Selalu Membuat Luka (GOTSML)”, “Pelaut”,

“Sudah Waktunya (SW)”, “Kembalikan Indonesia Padaku” (KIP), “Desaku”,

“Buah Rindu” (BR), dan “Sejak”.

Page 54: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

43

Dua belas puisi tersebut kemudian diklasifikasikan kembali berdasarkan

tema-tema yang mendasar dari puisi yang terdapat di dalamnya. Puisi-puisi

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tema yang berbeda-beda yang

kemudian analisis temanya disesuaikan dengan nilai karakter yang terdapat

dalam kurikulum yang digunakan, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP).Nilai karakter yang dimasud meliputi: religius, jujur, toleransi,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghrgai prestasi, bersahabat/ komunikatif,

cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung

jawab.

B. Analisis Struktur Batin Puisi

a. Tema

Seperti yang sudah peneliti jelaskan sebelumnya, dalam dua buku

teks yang digunakan di sekolah tingkat SMP kelas VIII terdapat dua

belas puisi yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Dari puisi

yang digunakan tersebut berasal dari pengarang yang berbeda, baik

pengarang yang terkenal dari segi sastrawan atau pengarang yang

mendapat predikat puisi terbaik untuk tingkat yang diikuti. Selain itu,

puisi yang terdapat dalam buku teks yang digunakan juga memiliki tema

yang berbeda. Untuk menentukan sebuah tema pada puisi, terdapat

beberapa unsur pembangun di dalamnya.

Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh sang

penyair terhadap karyanya. Tema dapat menjembatani antar pembaca

dengan penyair untuk mengetahui permasalahan atau sikap yang

disampaikan oleh penyair terhadap karyanya. Berikut akan dipaparkan

tema-tema pada puisi dalam buku teks yang digunakan dalam

pembelajaran di sekolah tingkat SMP. Dalam puisi I-PG, Tri Astoto

Kodarie menampilkan tema peduli sosial. Sikap peduli sosial yang

tergambar pada puisi tersebut terlihat pada tokoh aku. Aku-lirik dalam

puisi tersebut berkedudukan sebagai seorang sahabat yang

Page 55: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

44

mengkhawatirkan kondisi yang dialami oleh sahabatnya. Sikap peduli

yang diperlihatkan oleh si Aku-lirik tersebut dapat dilihat dari

kepeduliannya terhadap masalah yang dialami oleh sahabatnya. Hal

tersebut dapat dilihat dari cara si Aku-lirik ketika meminta sahabatnya

untuk segera melupakan segala kenangan yang menyakitkan pada dirinya

di masa lalu.

“Lepaskanlah segala gelombang di tanganmu

yang kau genggam erat-erat sewaktu kita bertemu

wajahmu telah lama terdampar di pulau karang

kutahu ketika tangis air matamu mengerang

tapi masih tetap kau dengar gemuruh gelombang

memercikkan buih di alis matamu yang bimbang”

“Pada Gelombang”.

Pengulangan kata gelombang pada potongan puisi di atas

merupakan bentuk penekanan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh

sahabat Aku-lirik. Selain itu, bentuk penggambaran dari kata mengerang

merupakan dampak yang diberikan dari adanya gelombang yang dialami

oleh sahabat Aku-lirik, sehingga memunculkan buih pada kedua matanya

sehingga dapat dilihat oleh si Aku-lirik bahwa sahabatnya masih

menyimpan luka di dalam hatinya.

Selanjutnya dalam puisi I-LB, Dorothea Rosa Herliany

memberikan gambaran tentang peduli sosial yang dilakukan oleh si aku

terhadap sahabatnya. Dalam hal ini, kepedulian yang ditunjukkan oleh si

aku kepada sahabatnya adalah perhatian dan rasa sayang yang

dimilikinya. Perhatian tersebut ditunjukkan dengan memberikan

kesempatan kepada sahabatnya untuk melupkan segala kesedihannya

hingga pada akhirnya terlelap dengan ketidakberdayaannya.

“biarlah akhirnya hanyut oleh suara-suara sungai mengalir

dari negeri mimpi, biarlah akhirnya Cuma bergumam

dalam pukulan batu-batu karang, biarlah akhirnya pulas

oleh alunan riak-riak, takkan diamhatiku memetikkan

dawai-dawai gitar menghiburmu!”

(“Lagu Batin”).

Page 56: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

45

Pengulangan kata biarlah yang terdapat pada potongan puisi di

atas merupakan kesempatan yang diberikan oleh si Aku kepada

sahabatnya untuk menuntaskan kepedihan yang dialaminya. Kemudian

melalui kata biarlah dapat dilihat pengharapan-pengharapan terhadap

kondisi dan situasi yang sedang dialami oleh sahabatnya. Selain itu, sikap

peduli yang ditunjukkan oleh si Aku dapat dilihat dari upaya yang

dilakukannya untuk menghibur hati sahabatnya yang sedang berduka

dengan tetap berada di sisinya.

Selanjutnya pada puisi I-TAP, Amir Hamzah memunculkan

religiusitas seseorang dengan menghadirkan Tuhan dalam segala hal.

Pada keadaan dan situasi yang berbeda ia menjadikan Tuhan sebagai

tempat kembali, hal ini terbukti dengan bentuk keyakinan yang dimiliki

seseorang. Keyakinan tersebut muncul kapan saja, di mana saja, dan

dalam keadaan apa saja.

“Tuhanku, suka dan ria

Gelak dan senyum

Tepuk dan tari

semuanya lenyap, silam sekali”

(“Tuhanku Apatah Kekal?”).

Potongan puisi di atas menggambarkan keyakinan seseorang

terhadap Tuhannya. Keadaan yang seperti ini keberadaan Tuhan seperti

yang disebutkan pada di atas mampu meyakinkan seseorang untuk terus

meyakininya, yakni dalam keadaan dan kondisi apapun Tuhan selalu ada

untuk hambanya. Selain itu, bukti keberadaan Tuhan untuk hambanya

bukan hanya pada keyakinan, tetapi juga pada keraguan terhadap

keberadaannya.

Selanjutnya pada puisi I-Rumah, Toto Sudarto Bachtiar

menggunkapkan kepedulian pada puisinya melalui keadaan yang

dialaminya sendiri. Pada dasarnya kepekaan seseorang itu bukan hanya

ketika berada di luar rumah, namun terlebih jika seseorang tersebut

berada di dalam rumah. Dengan demikian, kepedulian tersebut tidak

Page 57: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

46

hanya ditujukan untuk orang lain, melainkan untuk diri sendiri dan

keluarganya.

“terkadang terasa perlunya ke rumah

Atau terasa perlunya tak pulang rumah

Bercerita dan berkaca pada hari-hari kupunya

Di rumahku besar sekali nubuha sebuah kisah”

(“Rumah”).

Potongan puisi di atas dapat dilihat tingkat kepedulian yang

dimiliki oleh si Aku. Melalui potongan perlunya pulang ke rumah dan

perlunya tak pulang ke rumah merupakan bukti bahwa ada keraguan

pada diri si Aku untuk pulang ke rumah. Bahkan jika si Aku dapat

menjadikan rumahnya sebagai tempat untuk berbagi kisahnya. Namun,

tampaknya si Aku enggan untuk menghabiskan waktunya walaupun

hanya sekadar bercerita atau berbagi kisah dengan anggota keluarga yang

lain. Hal tersebut terlihat jelas bahwa si Aku sedang dilanda kesepian.

Namun suasana sepi tersebut berasal dari dalam relung hatinya .

Selanjutnya pada puisi II-AL, Tiharsya menggambarkan bentuk

religiusitas dengan rasa syukur terhadap pemberian Tuhan. Rasa syukur

tersebut dapat berupa tindakan secara langsung atau hanya diucapkan

melalui lisan.

“Aku termangu

Mengingat kebesaran-Mu

Ini anugerah-Mu”

(“Anugerah Laut”).

Potongan puisi di atas, kata mengingat kebesaran-Mu merupakan

bentuk konkret dari rasa syukur yang dilakukan oleh si Aku. Syukur

terhadap pemberian yang diberkan Tuhan kepadanya, yakni hasil laut

yang diperolehnya. Selain itu, pada kata termangu merupakan sebuah

bukti bahwa ada suatu hal yang mengejutkan sehingga ia langsung

teringat akan Tuhannya untuk mengucap syukur kepadaNya.

Page 58: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

47

Kemudian pada puisi II- GOTSML, Franky/ Hare menggunakan

tema peduli sosial pada puisinya. Hal tersebut dapat dilihat dari perhatian

yang diberikan seseorang untuk orang yang dikasihinya. Bentuk

perhatian tersebut berupa ajakan untuk move on dari permasalahan yang

dihadapai di masa lampau.

“Adik marilah kemari lihat perahu telah menunggu

Jangan kau termangu lagi mari bersama melepas tali

Mataharipun telah bangun dari tidurnya

Dan bangunlah bersihkan debu yang melekat di sekitar kita

luka lamamu,

Janganlah kau turunkan layar hatimu”

(“Ganasnya Ombak Tak Selalu Membuat Luka”).

Potongan puisi di atas, dapat dilihat bahwa kepedulian yang

diberikan oleh seseorang kepada orang yang dikasihinya dalam bentuk

memberikan perhatian. Hal tersebut dapat dilihat pada bait ke-2 potongan

puisi di atas merupakan sebuah ajakan untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapi secara bersama-sama. Kemudian pada bait ke-4 dan ke-5

merupakan bentuk nasihat untuk segera melupakan segala persoalan yang

menyakitkan dan tidak bersedih kembali.

Kemudian pada puisi II-Pelaut, R. Dayoh menyampaikan tema

cinta tanah air pada puisinya dengan menggambarkan sikap semangat

dan tekad yang kuat dalam mengarungi kehidupan yang dijalani oleh

seseorang.

“Bendera Indonesia,

Melagu tembang megahnya laut,

Yang gagah berani menghadapi maut,

Menangkis gelombang bertalu-talu”.

(“Pelaut”).

Dari potongan puisi di atas, kata Bendera Indonesia merupakan

sebuah pelambang dari sikap dan diri seseorang. Warna dari bendera

tersebut dapat dijadikan sebuah cerminan pada jiwa seseorang. Seperti

pada bait ke-3 dan ke-4 puisi di atas merupakan bukti dari makna pada

salah satu warna dari bendera Indonesia. Sikap semangat dan keberanian

Page 59: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

48

dalam menghadapi segala hal merintang merupakan sebuah bukti dari

makna yang terkandung dalam warna tersebut. Selain itu, Bendera

Indonesia pada potongan puisi di atas juga dapat dijadikan sebagai ciri-

ciri kecintaan seseorang terhadap negerinya.

Selanjutnya pada puisi II-SW, Sutardji C. B.memunculkan tema

religius di dalamnya. Dalam hal ini, bukti religius yang ditampilkan oleh

Sutardji merupakan sebuah pengingat untuk hamba kepada sang

penciptanya.

“karena asal tanah itu kau

asal langit itu kau

asal laut itu kau

asal jagat itu kau”

(“Sudah Waktunya”).

Bentuk tipografi pada potongan puisi di atas merupakan bentuk

penekanan terhadap makna yang ingin disampaikan oleh sang penyair.

Selain itu, kata asal dan kau pada potongan puisi di atas merupakan

pengulangan kata yang disampaikan oleh penyair bahwasanya antara asal

dan kau memiliki hubungan yang sangat erat. Maksudnya, hubungan

tersebut berupa penekanan terhadap manusia bahwasanya segala

penciptaan dan asal muasalnya itu bersumber dari kau. Kata kau pada

potongan puisi di atas dapat dijadikan sebuah rujukan bahwa kau yang

dimaksud di atas ditujukan untuk sang pencipta, yaitu Tuhan. Artinya,

segala sesuatu yang terdapat di muka bumi ini diciptakan oleh Tuhan.

Selanjutnya pada puisi II-KIP, Taufiq Ismail menyampaikan tema

cinta tanah air dengan meminta dikembalikan Indonesia. Hal tersebut

dapat dijadikan sebuah bukti terhadap kecintaan seseorang terhadap

negerinya.

“kembalikan

Indonesia

padaku”

(“Kembalikan Indonesia Padaku”).

Page 60: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

49

Potongan puisi tersebut, terdapat kata konkret yang digunakan

yakni kata Indonesia. Kata tersebut menyimpan sebuah makna besar di

dalamnya, baik secara pribadi maupun secara khalayak ramai. Selain itu,

potongan puisi di atas juga menggambarkan sebuah kekhawatiran besar

yang dirasakan oleh seseorang. Selanjutnya pada kata padaku potongan

puisi di atas dapat dijadikan sebuah bukti kecintaan terhadap negerinya

baik bagi pribadi ataupun masyarakat luas.

Selanjutnya pada puisi II-Desaku, D. Zawawi Imron

menampilkan tema cinta tanah air dalam puisinya. Hal tersebut dapat

dilihat dari semangat berjuang yang dihadirkan di dalamnya.

“di jembatan ini kudengar bisik sejarah

Aku tak tahu, siang ini manakah yang lebih berkobar

mataharikah atau darahkah

yang menderaskan makna air sungai

sebelum tiba di gerbang muara?”

(“Desaku”).

Potongan puisi di atas dapat diketahui sikap semangat dan jiwa

patriotisme yang dimiliki oleh seseorang. Seperti pada bait ke-2 dan ke-3

potongan puisi di atas dapat diketahui bahwa terdapat jiwa yang

membara pada diri seseorang seperti halnya panas matahari yang terik.

Kemudian pada bait ke-3 potongan puisi di atas dapat dilihat semangat

yang berkobar atas jiwa yang membara dalam berjuang mempertahankan

tanah kelahirannya hingga titik penghabisan.

Selanjutnya puisi II-BR, tema cinta tanah air dapat dijumpai pada

puisi Amir Hamzah. Hal tersebut didukung dengan adanya kebiasaan

yang dilakukan oleh orang Indonesia, yaitu pergi merantau ke tempat

yang dianggap dapat menghasilkan. Namun tempat perantauan tersebut

masih berada di dalam negeri sendiri, yakni Indonesia.

“Kelana jauh duduk merantau

Dibalik gunung dewata hijau

Di seberang laut cermin silau

Tanah Jawa mahkota pulau.”

(“Buah Rindu”).

Page 61: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

50

Potongan puisi tersebut terdapat kata merantau yang merupakan

suatu kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang dari satu tempat ke

tempat lain untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Hal tersebut

biasa dilakukan oleh salah satu suku dari sumatera. Hal ini dapat

dibuktikan dengan tempat yang dituju dibatasi dengan gunung dan laut.

Kemudian pada bait terakhir potongan puisi di atas merpakan suatu

tempat tujuan yang mayoritas orang impikan, selain materi yang dicari

Tanah Jawa juga merupakan tempat terbaik untuk mendapatkan

pendidikan.

Terakhir pada puisi II-Sejak, Sutardji C. B menyampaikan tema

religius dalam puisinya dengan menggambarkan ketidakmutlakan

manusia dibawah kekuasaan Tuhan. Religius yang hadir pada puisinya

mampu membuat pembacanya untuk berkontemplasi pada setiap baitnya.

“sejak kapan akan dipanggil rindu

sejak kapan ya dipanggil tak

sejak kapan tak dipanggil mau

sejak kapan Tuhan dipanggil tak

sejak kapan tak dipanggil rindu?”

(“Sejak”).

Potongan puisi di atas, dapat dilihat bahwa pengulangan pada kata

tanya kapan memberikan kekuatan magis terhadap keberadaan kata

selanjutnya. Selain itu, potongan puisi di atas mampu memberikan efek

sugestif terhadap konflik dan kekacauan yang dialami oleh pembaca akan

keberadaan Tuhan. Namun pada bait terakhir potongan puisi di atas dapat

dijadikan acuan bahwa dengan kekacauan pikir yang dialami, maka

dengan sendirinya akan mencari makna dibalik sebuah pertanyaan

tersebut. Bahkan melalui kata rindu pada potongan puisi di atas dapat

disimpulkan bahwa keberadaan Tuhan yang notabene masih diragukan

telah menjadi hal yang diinginkan.

Page 62: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

51

b. Perasaan (feeling)

Perasaan yang terdapat pada 12 puisi dalam dua buku teks yang

digunakan dalam pembelajaran di sekolah bermacam-macam, begitu pula

puisi dan tema yang terkandung di dalamnya. Perasaan yang

diungkapkan penyair berpengaruh terhadap pemilihan bentuk fisik

(metode) puisi.

Selain itu, melalui feeling pada puisi yang diciptakannya pembaca

dapat mengetahui kondisi dan permasalahan yang dialami oleh penyair.

Misalnya, dalam puisi I-PG, Tri Astoto Kodarie menyampaikan

simpatinya terhadap sahabatnya. Rasa simpati tersebut diungkapkan

dalam bentuk perhatian yang dicurahkan kepada sahabatnya.

“Lepaskanlah segera gelombang di tanganmu

yang kau genggam erat-erat sewaktu kita bertemu

wajahmu telah lama terdampar di pulau karang

kutahu ketika tangis air matamu mengerang

tapi masih tetap kau dengar gemuruh gelombang

memercikkan buih di alis matamu yang bimbang”

(“Pada Gelombang”).

Potongan puisi di atas, kata lepaskanlah merupakan bukti

perhatian yang diungkapkan seseorang untuk sahabatnya yang sedang

dilanda kesedihan. Kesedihan tersebut dapat dilihat pada tangis air

matamu dan bimbang pada bait puisi di atas. Selain itu, si Aku pada bait

puisi di atas senantiasa memberikan nasihat untuk segera melepaskan

segala permasalahan yang telah lama terkungkung di dalam hati

sahabatnya. Nasihat tersebut terlihat pada kata lepaskanlah yang

merupakan suatu bentuk permintaan si Aku untuk sahabatnya.

Selanjutnya dalam puisi I-LB, Dorothea Rosa Herliany

menyampaikan perasaan sedih seseorang yang digambarkan dengan

seolah-olah alam pun mendukungnya.

“inilah lagu batinku, suara-suara angin diantara musim

salju, daun-daun membeku, ranting-ranting tak bergoyang

dan burung-burung yang mati kedinginan”

(“Lagu Batin”).

Page 63: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

52

Potongan puisi tersebut, ungkapan kesedihan yang sedang dialami

oleh si Aku terlihat pada bait pertama, inilah lagu batinku yang seolah-

olah sudah mengkupkan segala perasaan yang dimilikinya. Kemudian

pada frasa musim salju menggambarkan tentang kebekuan hati yang

sedang dialami oleh si Aku sehingga ia merasa seperti tidak berdaya

dengan apa yang sedang dialami. Selain itu, kebekuan hati yang

dialaminya memiliki efek buruk terhadap sekitarnya. Seperti pada baris

kedua dan ketiga yang merupakan sebuah akibat dari rasa gundah yang

dirasakan.

Selanjutnya pada puisi I-TAK, Amir Hamzah memberikan

penekanan terhadap adanya keberadaan Tuhan dan segala sifat yang

dimilikiNya. Hal tersebut ia saampaikan dengan memberikan sebuah

pertanyaan yang telah pasti jawabannya.

“Junjunganku apatah kekal

Apatah tetap

Apatah tak bersalin rupa

Apatah baka sepanjang masa . . . .”

(“Tuhanku Apatah Kekal?”)

Potongan puisi di atas terdapat pelambang-pelambang yang

menggambarkan sifat dan keberadaan Tuhan yang disampaikan oleh sang

penyair. Pelambang tersebut merupakan sebuah daya magis yang

dimunculkan oleh penyair pada baris demi baris puisi di atas merupakan

sebuah pernyataan dan penekanan terhadap keberadaan Tuhan.

Selanjutnya, pada potongan puisi di atas juga digambarkan tentang sifat-

sifat yang dimiliki oleh Tuhan yang jelas memang begitu adanya.

Selanjutnya dalam puisi I-Rumah, Toto Sudarto Bachtiar

menyampaikan rasa sepi dalam hatinya. Bahkan rasa sepi tersebut ia

ungkapkan ketika berada di rumahnya sendiri.

“Kulihat dari cahya bulan di pekarangan

Serambiku kelam dan berudara sepi

Tidak ada suara, tiada pula bayangan

Kecuali sahabatku, semuanya pergi”

(“Rumah”).

Page 64: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

53

Potongan puisi tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan imaji

auditif dan imaji visual pada baris ketiga mampu menimbulkan perasaan

sepi dan lengang. Rasa sepi yang dialami oleh si Aku tidak

mempengaruhi dengan adanya cahya bulan, yang mana biasanya

menimbulkan rasa gembira bagi yang melihatnya. Selanjutnya, dalam

baris terakhir potongan puisi tersebut juga menunjukkan bahwa si Aku

mengalami kegundahan dalam hatinya yang disebabkan suasana sepi

dalam hatinya, seperti yang terlihat pada baris ketiga tidak ada suara,

tiada pula bayangan.

Selanjutnya puisi II-AL, Tiharsya menyampaikan perasaan penuh

syukur terhadap Tuhan atas segala yang diberikan kepadanya. Syukur

yang diucapkan oleh seorang hamba kepada Tuhannya.

“Aku termangu

Mengingat kebesaran-Mu

Ini anugerah-Mu”

(“Anugerah Laut”).

Hubungan antara Aku dan Mu pada potongan puisi di atas adalah

hubungan yang lazim dilakukan oleh seorang hamba terhadap

penciptanya. Kemudian pada bait pertama, aku termangu merupakan

reaksi dari si Aku atas apa yang diperolehnya. Selanjutnya pada kata ini

anugerah-Mu adalah alasan bagi si Aku untuk bersyukur kepada Tuhan.

Selanjutnya dalam puisi II-GOTSML, Franky/ Hare

menyampaikan rasa peduli terhadap sahabatnya dengan memberikan

nasihat kepadanya.

“Dan bangunlah bersihkan

Debu yang melekat

Sekitar luka lamamu

Janganlah kau turunkan layar hatimu”

(“Ganasnya Ombak tak Selalu Membuat Luka”).

Potongan puisi di atas, kata bangunlah bersihkan adalah sebuah

kata perintah yang disampaikan seseorang kepada sahabatnya untuk

segera bangkit dari permasalahan yang telah lama ada pada dirinya.

Page 65: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

54

Kemudian pada bait terakhir potongan puisi di atas berisikan sebuah

nasihat untuk tidak menutup hatinya yang ditujukan kepada sahabatnya.

Selanjutnya pada potongan puisi II-Pelaut, R. Dayoh

menyampaikan semangat yang harus dimiliki oleh seseorang. Semangat

tersebut bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup baik secara moril

atau pun materil.

“Sekarang panji leluhur berdendang,

Bersyair ragam Angkatan Baru,

Semangat raga berkobar berjuang,

Mengangkat hormat derajat dahulu.”

(“Pelaut”).

Baris pertama potongan puisi di atas menggambarkan sebuah

kebangkitan dan semangat bagi seseorang. Hal tersebut ditandai dengan

munculnya anggota yang lebih muda dari sebelumnya seprti yang terlihat

pada bait kedua, Angkatan Baru. Kemudian tujuan jiwa semangat

selanjutnya adalah untuk memperbaiki kualitas hidup menjadi lebih baik

dari sebelumnya, seperti yang terdapat pada baris terakhir mengangkat

hormat derajat dahulu.

Puisi II-SW, Sutardji menyampaikan rasa pedulinya terhadap

alam. Lebih dari itu, ia dengan tegas menyampaikan kepeduliannya

semata-mata untuk kebaikan dan keberlangsungan hidup yang akan

datang untuk semua makhluk.

“Sudah waktunya

kau mengembalikan

rumput

tangkai

ranting

pepohonan

ke dalam dirimu”

(“Sudah Waktunya”).

Bentuk perwajahan puisi tersebut menyimpan perenungan yang

mendalam dari seorang penyair. Maksudnya, rasa peduli yang

Page 66: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

55

ditampilkan penyair dalam potongan puisi di atas merupakan gambaran

bahwa sudah semestinya menjaga dan melestarikan lingkungan yang

ditempati. Kemudian pada baris ketiga sampai keenam merupakan

sumber daya alam yang ketika sudah digunakan harus segera dijaga

kembali keberadannya, seperti yang terungkap pada bait pertama dan

kedua, Sudah waktunya, kau mengembalikan. Hal tersebut merupakan

sebuah bentuk perwujudan suatu tanggungjawab seseorang terhadap

lingkungan sebagai tempat tinggalnya.

Kemudian dalam puisi II-KIP, Taufiq Ismail menyampaikan

kekhawatiranya terhadap masa depan negerinya. Rasa khawatirnya

tersebut kemudian ia ekspresikan dengan membuat sebuah prediksi yang

akan dialami oleh negerinya.

“Hari depan Indonesia adalah dua ratus mulut yang menganga,

dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 watt, sebagian

putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,”

(“Kembalikan Indonesia Padaku”).

Bait pertama potongan puisi di atas merupakan sebuah harapan

dari rakyat yang disampaikan oleh penyair. Namun, harapan tersebut

terlihat seperti sia-sia. Seperti yang digambarkan pada bola-bola lampu

15 watt yang seakan kecil kemungkinan untuk terwujud. Kemudian pada

sebagian putih dan sebagian hitam merupakan sebuah harapan yang

baik,namun tidak menutup kemungkinan bahwa harapan tersebut juga

kelam.

Selanjutnya puisi II-Desaku, D. Zawawi Imron menyampaikan

rasa sinisnya terhadap seseorang yang dianggap tamu kehormatan. Bukan

hanya itu, kalimat sindirian yang diucapkan merupakan bentuk

ketidaksukaannya terhadap kedatangan tamu tersebut.

“Selamat datang tamu dari kota!

Jangan terkejut menjabat tanganku kasar

Lantaran setiap hari mengolah zaman

Nanti sore kuantar engkau ke kebun

Nikmatilah buah-buahan yang ranum bersama mimpiku”

(“Desaku”).

Page 67: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

56

Potongan puisi tersebut, dapat dilihat betapa sindiran yang

diucapkan oleh penyair memiliki makna yang mendalam. Di awali pada

baris kedua dan ketiga, bahwasanya ia ingin menunjukkan betapa berat

pekerjaan yang dilakukannya dibandingkan dengan tamunya. Selanjutnya

pada bait terakhir, ia dengan bangga menunjukkan hasil peluhnya

sembari menyelipkan sebuah harapan yang dimilikinya kepada tamu

kehormatan tersebut.

Selanjutnya pada puisi II-BR, Amir Hamzah menyampaikan

rasarindu seorang anak terhadap ibunya. Dalam hal ini, penyair

menggunakan sosok seorang ibu sebagai sosok yang sangat dicintai oleh

anaknya.

“Ibu, seruku laksana pemburu

Memikat perkutut di pohon ru

Sepantun swara laguan rindu

Menangisi kelana berhati mutu”

(“Buah Rindu”).

Potongan puisi di atas menggambarkan sosok ibu sebagai

seseorang yang sangat ingin dijumpaiya. pada kata pemburu seolah-olah

ia telah menemukan seseorang yang telah lama diincar. Kemudian pada

bait terakhir potongan di atas menggambarkan kesedihan hatinya karena

telah lama meninggalkan ibunya.

Kemudian dalam puisi II-Sejak, Sutarji menyampaikan rasa

bimbang terhadap keberadaan Tuhan. Kebimbangan tersebut ia sampai

sampaikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.

“Sejak kapan ya dipanggil tak

Sejak kapan tak dipanggil mau

Sejak kapan Tuhan dipanggil tak

Sejak kapan tak dipanggil rindu?”

(“Sejak”)

Potongan puisi di atas merupakan ungkapan dari sang penyair

atas rasa bimbang yang ada pada dirinya. Tidak adanya tanda baca pada

baris pertama sampai baris ketiga potongan puisi di atas dapat

memberikan efek multitafsir terhadap pembacanya. Bahkan, hal tersebut

Page 68: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

57

dapat dijadikan sebagai acuan apakah seseorang tersebut benar tidak

percaya atau hanya sekadar bimbang. Namun, pada akhirnya kata rindu

menjadi sebuah bukti keberadaannya selalu diinginkan dan diagungkan.

Dalam dua belas puisi yang terdapat pada dua buku teks yang

digunakan sebagai pembelajaran di sekolah telah nampak bahwa

perbedaan sikap dari penyair menyebabkan perbedaan perasaan penyair

terhadap hasil karya yang diciptakan. Selain itu, keadaan psikologis

maupun lingkungan dari penyair sendiri berbeda-beda, sehingga hasil

karya yang diciptakannya pun juga berbeda.Sikap empati dan antipati,

rasa senang dan tidak senang, rasa khawatir, rasa setiakawan dan lain-

lain dapat kita temukan dalam puisi-puisi di atas.

c. Nada dan Suasana

Nada yang terdapat dalam dua belas puisi dari dua buku teks yang

digunakan dalam pembelajaran di sekolah bermacam-macam. Nada yang

terdapat dalam puisi merupakan sebuah pemikiran dan sikap penyair

yang diungkapkan dalam puisinya. Nada dan suasana dalam puisi saling

berhubungan karena nada puisi dapat menimbulkan suasana pada

pembacanya. Dalam puisi I-PG, Tri Astoto Kodarie menggunakan nada

Menasihati dalam karyanya. Dalam hal ini, penyair meminta sahabatnya

untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

“Lepaskanlah segera gelombang di tanganmu

yang kau genggam erat-erat sewaktu kita bertemu”

(“Pada Gelombang”).

Potongan puisi di atas, kata lepaskanlah yang disampaikan oleh

penyair bernada menasihati yang diucapkan dengan penuh ketegasan.

Dalam hal ini, penyair menggambarkan suasana hati yang sedang sedih

atas masalah yang dihadapi. Nasihat tersebut disampaikan kepada

sahabatnya agar segera melupakan segala permasalahan yang telah lama

ia simpan.

Page 69: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

58

Selanjutnya puisi I-LB, Dorothe Rosa Herliany menggunakan

nada melankolik sehingga menimbulkan suasanan sedih bagi sahabatnya.

“Biarlah akhirnya hanyut oleh suara-suara sungai mengalir

dari negeri mimpi, biarlah akhirnya Cuma bergumam

dalam pukulan batu-batu karang, biarlah akhirnya pulas

oleh alunan riak-riak, takkan diam hatiku memetikkan

dawai-dawai gitar menghiburmu!”

(“Lagu Batin”)

Dari potongan puisi di atas, nada melankolik dapat ditemukan

pada bait pertama sampai ketiga. Pada bait tersebut terdapat pengulangan

kata biarlah yang seolah-olah ada rasa tidak peduli atas kesedihan yang

dirasakan oleh sahabatnya. Namun, pada kenyataanya pada baris

selanjunya ia juga merasakan kesedihan yang dialami oleh sahabatnya.

Hal tersebut dapat diketahui dari usaha yang ia lakukan untuk menghibur

sahabatnya.

Kemudian dalam puisi I-TAK?, Amir Hamzah menggunakan nada

cemas sehingga menimbulkan kegelisahan dalam hatinya. Kegelisahan

tersebut terjadi karena terjadinya sikap kebimbangan atas hamba terhadap

Tuhannya.

“Setangkai gagah beralih warna

Semerbak cempaka sekali hitung

Apatah lagi laguan kasih

Hilang semata tiada tara . . . .

Tuhanku apatah kekal?”

(“Tuhanku Apatah Kekal?”)

Potongan puisi di atas, rasa bimbang yang dimiliki seseorang

terhadap keberadaan Tuhannya dihadirkan dalam baris perta dan kedua

yang notabene kedua hal tersebut tidak mungkin terjadi hanya sekejap.

Namun, ketidakmungkinan tersebut juga diungkapkan pada baris

keempat pada potongan tersebut, yang mana hal tersebut bukanlah bagian

dari sifat yang dimiliki Tuhan. Kemudian pada baris terakhir

Page 70: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

59

diungkapkan bahwa kata kekal mampu menjawab atas kegelisahan dan

kebimbangan yang dirasakan.

Selanjutnya dalam puisi I-Rumah, Toto Sudarto Bachtiar

menggunakan nada melankolik sehingga menimbulkan suasanan sepi.

“Kulihat dari cahya bulan di pekarangan

Serambiku kelam dan berudara sepi

Tidak ada suara, tiada pula bayangan

Kecuali sahabatku, semuanya pergi”

(“Rumah”).

Pada baris pertama potongan puisi di atas dapat diketahui bahwa

suasana yang timbul pada malam itu adalah suasana yang ramai dan

menyenangkan. Namun, pada kenyataannya berbeda dengan yang

dialami oleh si Aku. Rasa sepi yang dialami oleh si Aku bukan dari

lingkungannya, namun berasal dari dalam jiwanya. Jiwa yang kosong dan

sepi seolah-olah menjadikan ia mati rasa terhadap keadaan pada malam

itu.

Dalam puisi II-AL, Tiharsya menggunakan nadamemberitahu

gambaran laut yang digunakan untuk berlayar sehari-hari. Bahkan di

tempat itulah ada sebagian harapan yang digantungkan.

“Laut nan biru

Tempatku mengadu

Tempatku berlayar

Menebar pukat dan melempar sauh

Lokan-lokan, mutiara dan kembang laut”

(“Anugerah Laut”)

Potongan puisi di atas dapat diketahui rasa semangat dalam

meraih sebuah tujuan yang digambarkan oleh penyair. Pada laut nan biru

baris pertama tidak hanya menggambarkan keindahan suatu tempat.

Namun, pada kenyataannya tempat tersebut merupakan tempat

bergantung untuk mendapatkan sebuah tujuan. Tujuan yang dimaksud

adalah seperti yang tertera pada baris terakhir.

Selanjutnya dalam puisi II-GOTSML, Franky/ Hare

menggunakan nada menasihati. Nasihat tersebut diberikan semata-mata

Page 71: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

60

sebagai bentuk perhatian seseorang kepada sahabatnya yang

menimbulkan suasana hening.

“Adik marilah kemari lihat perahu telah menunggu

Jangan kau termangu lagi mari bersama melepas tali

Mataharipun telah bangun dari tidurnya

Dan bangunlah bersihkan debu yang melekat di sekitar kita luka

lamamu,

Janganlah kau turunkan layar hatimu”

(“Ganasnya Ombak Tak Selalu Membuat Luka”).

Nada menasihati pada potongan puisi di atas terdapat pada baris

kedua untuk seorang sahabat agar tidak larut dalam kesedihan. Selain itu,

ia juga menawarkan diri kepada sahabatnya untuk menghadapi masalah

bersama. Kemudian tak lupa ia sampaikan bahwa tak perlunya menutup

hati untuk seseorang yang baru.

Kemudian dalam puisi II-Pelaut, R. Dayoh menggunakan nada

patriotik dengan menghadirkan suasana semangat berjuang. Perjuangan

yang dimaksud merupakan perjuangan yang dilakukan seseorang untuk

mendapatkan kehidupan yang baik dari sebelumnya.

“Sekarang panji leluhur berdendang,

Bersyair ragam angkatan baru,

Semangat raga berkobar panjang,

Mengangkat hormat derajat dahulu.”

(“Pelaut”).

Pada potongan puisi di atas, semangat yang ditampilkan oleh

penyair dapat diketahui dari baris pertama. Bukan hanya itu, baris-baris

selanjutnya pun juga menggambarkan tekad dan semangat yang

sedemikian rupa. Kemudian pada baris terakhir menerangkan

bahwasanya tujuan atas usaha yang dilakukan tersebut adalah untuk

mengembalikan kehormatan para pendahulu dan untuk memperbaiki

hidup selanjutnya.

Kemudian dalam puisi II-SW, Sutardji menggunakan nada tegas.

Nada tegas yang digunakan oleh penyair untuk mengingatkan hakikat

dan kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh hamba terhadap

Tuhannya.

Page 72: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

61

“Karena asal tanah itu kau

asal langit itu kau

asal laut itu kau

asal jagat itu kau”

(“Sudah Waktunya”)

Dari potongan puisi di atas, dapat diketahui bahwa ketegasan

yang disampaikan oleh penyair semata-mata hanya untuk mengingatkan

bagaimana seharusnya manusia itu bertindak. Dari ketegasan yang

disampaikan penyair timbulah suasana hening. Kemudian kata kau yang

terdapat pada potongan bait puisi di atas dapat dikatakan sebagai acuan

seseorang sebagai tempat kembali. Bukan hanya itu, kata asal yang

terdapat pada setiap baris puisi di atas dapat dijadikan sebuah bukti

bahwa keberadaan kau begitu nyata adanya.

Selanjutnya dalam puisi II-KIP, Taufiq Ismail menggunakan nada

sinis.Nada sinis tersebut ia sampaikan penuh dengan rasa kekhawatiran

sehigga menimbulkan suasana was-was dalam hatinya.

“Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 watt, sebagian

berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,

(“Kembalikan Indonesia Padaku”).

Nada sinis yang digunakan oleh penyair dalam potongan puisi di

atas dapat diketahui dari kalimat yang diungkapkan oleh penyair, Hari

depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 watt yang seolah-olah

memprediksi akan terjadi hal yang tidak baik. Selanjutnya pada kalimat

sebagian berwarna putih dan sebagian hitam merupakan kontradiksi

warna yang menunjukkan kondisi yang tidak stabil.

Page 73: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

62

Kemudian dalam puisi II-Desaku, D. Zawawi Imron

menggunakan nada semangat yang disertai dengan suasana tegang.

“di jembatan ini kudengar bisik sejarah

Aku tak tahu, siang ini manakah yang lebih berkobar

mataharikah atau darahkah

yang menderaskan makna air sungai

sebelum tiba di gerbang muara?”

(“Desaku”).

Suasana tegang dapat dilihat pada baris pertama pada potongan

bait puisi di atas. Hal tersebut dikarenakan pernah terjadi suatu hal

penting yang teringat kembali. Kemudian, pada baris selanjutnya

penggambaran semangat yang dilakukan oleh penyair merupakan

semangat juang yang penuh dengan ketegangan.

Selanjutnya dalam puisi II-BR, Amir Hamzah menggunakan nada

romantik yang disampaikan oleh anak kepada ibunya sehingga timbulah

suasana yang menyenangkan.

“Ibu, seruku laksana pemburu

Memikat perkutut di pohon ru

sepantun swara laguan rindu

Mengisi kelana berhati mutu.”

(Buah Rindu”).

Pada baris pertamapotongan puisi di atas menggambarkan

kerinduan mendalam bagi seorang anak kepada ibunya. Hal tersebut

dapat diketahui dari kata laksana pemburu ketika berjumpa dengan sang

ibu. Kemudian pada baris-baris selanjutnya keromantikan tersebut

muncul dengan mengungkapkan seluruh kerinduan atas dirinya terhadap

sang ibu, sehingga sudah tidak ada lagi kesedihan yang dirasakan.

Kemudian dalam puisi II-Sejak, Sutardji menggunakan nada

menyindir dengan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya sudah

diketahui jawabannya.

“Sejak kapan sungai dipanggil sungai

Sejak kapan tanah dipanggil tanah

Sejak kapan derai dipanggil derai

Sejak kapan resah dipanggil resah”

(“Sejak”).

Page 74: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

63

Potongan puisi di atas menggambarkan bahwa sindiran tersebut

dilakukan untuk memberi penekanan pada sebuah keraguan. selain itu,

pengulangan kata yang terjadi pada bait potongan puisi di atas dapat

memberikan nilai magis. Selain itu, suasana yang terdapat pada potongan

baitu puisi di atas menggambarkan suasana bimbang.

Demikian nada dan suasana yang terdapat pada puisi dalam dua

buku teks yang digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Dalam

menulis puisi, penyair memiliki sikap tertentu terhadap pembaca, seperti

puisi di atas penyair menggunakan nada dan suasana yang berbeda-beda,

seperti: nada menasihati, melankolik, mengejek, menyindir, romantik dan

lainnya. Dengan nada dan suasana yang diciptakan melalui karyanya,

sebenarnya sang penyair menunjukkan sebuah pengalaman hidup yang

dimiliki.

d. Amanat

Setelah mengetahui tentang tema, perasaan, dan nada dan suasana

pada 12 puisi yang terdapat dalam buku teks yang digunakan dalam

pembelajaran di sekolah, maka dapat dengan mudah amanat tersebut

disimpulkan. Tujuan amanat merupakan hal yang mendorong penyair

dalam mencipta sebuah puisi. Amanat tersirat dibalik kata-kata dalam

puisi, dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan. Berikut amanat

yang terdapat pada puisi I-PG, Tri Astoto Kodarie menyampaikan

amanat bahwa janganlah berlarut-larut dalam kesedihan, sebab hal

tersebut hanya akan menimbulkan hal yang sia-sia.

“Malam tak juga melepaskan dingin yang kau kirim

Perahumu mengapung di punggung musim

sebab pelayaran telah menjelma menjadi benua tua

memainkan buih dengan senandung berair mata”

(“Pada Gelombang”)

Selanjutnya dalam puisi I-LB, Dorothea Rosa Herliany

menyampaikan amanat, bahwa sebagai seorang sahabat baik hendaklah

Page 75: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

64

selalu memberi suport dan berempati kepada sahabatnya dalam keadaan

suka dan duka.

“dalam pukulan batu-batu karang, biarlah akhirnya pulas

oleh alunan riak-riak, takkan diam hatiku memetikkan

dawai-dawai gitar menghiburmu!”

(“Lagu Batin”).

Kemudian dalam puisi I-TAK?, Amir Hamzah menyampaikan

amanat, bahwakita sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan tidak

boleh meragukan sedikit pun keberadaannya atas segala sifat dan

kekekalannya.

“Junjunganku, apatah kekal

Apatah tetap

Apatah tak bersalin rupa

Apatah baka sepanjang masa . . . .”

(“Tuhanku Apatah Kekal”).

Dalam puisi I-Rumah, Toto Sudarto Bachtiar menyampaikan

amanat, bahwa manusia itu bersifat sosial, artinya tidak ada manusia

yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan atau keberadaan orang lain

didekatnya.

“Kalau aku tiba terdengar suara berdetak tiba-tiba

Malu-malu hati sahabatku rupanya ikut bicara”

(“Rumah”).

Selanjutnya dalam puisi II-AL, Tiharsya secara tersirat

menyampaikan amanat, bahwasebagai hamba yang telah diciptakanNya

maka senantiasa menjadi manusia yang pandai bersyukur atas apa yang

telah diberikanNya.

“Aku termangu

Mengingat kebesaran-Mu

Ini anugerah-Mu”

(“Anugerah Laut”).

Kemudian dalam puisi IIGOTSML, Franky/ Hare secara tersirat

menyampaikan amanat, bahwa janganlah kau merasa sendiri ketika

sedang berada pada masalah yang berat, karena tidak ada masalah yang

tidak dapat diselesaikan jika dihadapi bersama-sama.

Page 76: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

65

“Ganasnya samudra

Dengan perahu kita pecah ombaknya

Janganlah kau takut”

(“Ganasnya Ombak Tak Selalu Membuat Luka”).

Selanjutnya dalam puisi II-Pelaut, R. Dayoh secara tersirat

menyampaikan amanat, bahwa kita harus selalu sabar dan berserah diri

kepada Tuhan demi untuk mencapai sebuah tujuan yang mulia.

“Bersorak ramai, pemuda berlayar,

Mengarung selat, jelajah samudera,

Menghimpun jasa perkasa perwira

Diancam maut tawakal dan sabar.”

(“Pelaut”).

Kemudian dalam puisi II-SW, Sutardji menyampaikan amanat

bahwa sebagai manusia hendaklah menjaga harkat dan martabat dalam

diri, karena segala sesuatu yang telah diperbuat maka suatu saat akan

kembali kepada diri kita.

“jadi

bersiaplah

kuat-kuatlah

dan

hormati dirimu;

ludahlah!”

(“Sudah Waktunya”).

Selanjutnya pada puisi II-KIP, Taufiq Ismail menyampaikan

amanatbahwajanganlah berlaku sewenang-wenang terhadap orang lain

sehingga menimbulkan akibat burk terhadap orang lain.

“Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang

pelan-pelan tenggelam lantaran

berat badannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di

atasnya,”

(“Kembalikan Indonesia Padaku”).

Selanjutnya dalam puisi II-Desaku, D. Zawawi Imron secara

tersirat menyampaikan amanat, bahwa setiap manusia yang hidup di

bumi maka akan saling membutuhkan, oleh karena itu jadilah manusia

yang senantiasa menghargai orang lain.

Page 77: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

66

“Seekor bangau hinggap dipunggung kerbau

seakan mengajar kita dengan hakikat persahabatan

kalau nanti hasil panen kuantar ke kota

yang kuminta padamu bukan tanda penghargaan

Namun setangkai bunga putih pengertian”

(“Desaku”).

Kemudian dalam puisi II-BR, Amir Hamzah secara tersirat

menyampaikan amanat, bahwa janganlah berlebih-lebihan dalam

menyikapi suatu hal, karena sesungguhnya yang berlebihan akan

berujung tidak baik.

“Wah kalau begini naga-naganya

Kayu basah dimakan api

Aduh kalau begini laku rupanya

Tentulah badan lekaslah fani.”

(“Buah Rindu”).

Selanjutnya dalam puisi II-Sejak, Sutardji secara tersirat

menyampaikan amanat, bahwa janganlah mmemiliki keraguan atas

keberadaan Tuhan dengan membandingkan dengan sifat

ketidakmungkinan yang dimilikiNya.

“Sejak kapan akan dipanggil rindu

Sejak kapan ya dipanggil tidak

Sejak kapan tak dipanggil mau

Sejak kapan tuhan dipanggil tak

Sejak kapan tak dipanggil rindu?”

(“Sejak”).

Demikianlah secara singkat telah diuraikan amanat-amanat yang

terkandung dari 12 puisi dalam dua buku teks yang digunakan dalam

pembelajaran di sekolah. Amanat yang terkandung dalam puisi-puisi di

atas dapat dijadikan sebagai pelajaran hidup bagi pembacanya. Selain itu,

melalui amanat yang disampaikan, penyair juga ingin menyampaikan

pesan-pesan moral kepada pembacanya.

Page 78: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

67

C. Tematik Puisi dan Kaitannya dengan Nilai Karakter dalam Buku Teks

Tema merupakan gagasan pokok dalam sebuah karya sastra, termasuk

puisi. Puisi pada buku teks yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah

tentunya sudah dipilih sesuai dengan kesepakatan dan kebutuhan siswa oleh

perancang buku ataupun pihak-pihak yang ahli di bidangnya. Begitu juga

dengan pemilihan tema pada karya sastra yang digunakan khususnya pada

puisi. Biasanya tema yang dihadirkan pada sebuah puisi yang digunakan

dalam pembelajaran di sekolah tingkat SMP sudah tercantum dalam rencana

pembelajaran atau biasa disebut dengan silabus.

Secara umum, dalam dua buku teks Bahasa Indonesia yang digunakan

pada pembelajaran di sekolah tingkat SMP kelas VIII, terdapat beberapa tema

puisi yang sesuai dengan nilai karakter KTSP yang muncul berulang, yaitu:

tema religius, tema cinta tanah air, dan tema peduli sosial. Penggolongan

tema tersebut dimaksudkan untuk mempermudah dan menambah wawasan

tentang isi dan maksud yang disampaikan dalam karya sastra. Sejalan dengan

bentuk tematik puisi yang terdapat pada kedua buku teks yang digunakan

dalam pembelajaran di sekolah tersebut, tema-tema yang dihadirkan tidak

terlepas dengan pengalaman dalam kehidupan yang dijalami oleh penyair.

Untuk itu, antara penyair dengan karya sastra yang diciptakannya memiliki

hubungan yang sangat erat. Berikut disampaikan tematik yang terdapat pada

puisi yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah.

a. Tema Religius

Tema pertama yang akan dibahas adalah tema religius. Religius

hadir dalam hati seseorang untuk meningkatkan kualitas diri dalam

ketaatannya terhadap Tuhannya. Selain itu, nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya merupakan sesuatu yang dipandang sangat berharga dan

mempengaruhi sikap hidup seseorang. Sikap hidup tersebut dapat terlihat

dari hubungann antara seseorang dengan Tuhannya bahkan hubungan

seseorang dengan oranglain atau lingkungannya.Religius merupakan sikap

dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

Page 79: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

68

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup

rukun dengan pemeluk agama lain baik yang dilaksanakan secara langsung

maupun sekedar diucapkan melalui lisan1.

Puisi yang bertema religius pertama yang akan dibahas terdapat

dalamkarya Amir Hamzah. Karya yang telah dihasilkan

olehnyamerupakan bentuk refleksi dari religiusitas, kecintaan terhadap ibu

pertiwi dan kegelisahan hatinya, sehingga untuk mengekspresikan

kegelisahannya tersebut, ia menggunakan istilah-istilah yang dirasa tidak

mungkin ada dalam sifat-sifat kebesaran Tuhan.

Sikap religius yang dimiliki Amir Hamzah terlihat dari perangai dan

kelembutan hati yang dimilikinya. Namun, kelembutan itu juga

menyimpan kesunyian, kesendirian, dan kegetiran. Di dalam hatinya,

bersemayam kuat perasaan bimbang dan ragu. Ia mengangankan

kesempurnaan, namun itu tak berhasil ia raih; ia menginginkan kedamaian,

namun kedamaian itu tak kunjung ia rasakan, terlebih dalam hubungannya

dengan Tuhan yang bersifat transenden, ia ingin percaya sepenuhnya,

namun justru kebimbanganlah yang tampak. Hal ini terlihat dalam bait ke

lima pada potongan puisi I-TAK?, seperti di bawah ini.

“Setangkai gagah beralih warna

Semerbak cempaka sekali hitung

Apatah lagi laguan kasih

Hilang semata tiada tara . . .

Tuhanku apatah kekal?”

(“Tuhanku Apatah Kekal?”).

Dalam puisi II-AL, Tiharsya menyampaikan religiusitas terhadap

karyanya dengan tidak berbelit-belit. Hal tersebut dibuktikan dengan

bentuk syukur yang dilakukan oleh seseorang dalam perenungan yang

dilakukan. Dapat diketahui bahwa rasa syukur yang biasa dilakukan oleh

seseorang dapat dijadikan sebagai implementasi dari sifat religius yang

1 Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah,

http://puskurbuk.kemdikbud.go.id/, diunduh pada Kamis, 04 Januari 2018 Pukul 23.40.

Page 80: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

69

dimilikinya. Selain itu, ada beberapa orang ketika mendapatkan nikmat ia

lupa, bahkan tanpa sedikitpun untuk mengucap syukur terhadap sang

pemberi nikmat tersebut. Namun, berbeda dengan yang disampaikan oleh

penyair pada baris ketujuh sampai sembilan potongan puisi di bawah ini.

Dalam diamnya ia menyelipkan rasa syukur terhadap pemberian

Tuhannya.

“Aku termangu

Mengingat kebesaran-Mu

Ini anugerah-Mu”

(“Anugerah Laut”).

Selanjutnya puisi II-SW, Sutardji menggunakan permainan bahasa

melalui pengulangan bunyi, kata, dan struktur yang bertujuan untuk

memunculkan kekuatan magis di dalamnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh

pengalaman spiritual serta kekentalan yang menukik pada aspek

religiusitas yang dimiliki. Selanjutnya, dalam menciptakan suatu karya,

Sutardji senantiasa menggunakan pendekatan-pendekatan dan pengalaman

religius, sehingga teranglah bahwa keberadaan sajak-sajaknya bagian dari

refleksi dalam dirinya. Seperti halnya pada rangkaian-rangkaian misteri

dalam usaha menyatukan diri dengan Yang Maha Tinggi sangat terlihat

pada sikap ketergantungan yang dimiliki penyair terhadap Yang Maha

Tinggi, menyatukan diri dengan-Nya, menyadari asalnya dan menerima

apa yang ada sebagai takdir, dan usaha untuk menyatukan diri dengan

Tuhannya tidak pernah luntur2. Seperti yang tertera di dalam bait ketiga

pada potongan puisi di bawah ini.

“karena asal tanah itu kau

asal langut itu kau

asal laut itu kau

asal jagat itu kau”

(“Sudah Waktunya”)

2Jefrizal, Sastra dan Religiusitas, http://melayuonline.com, diunduh pada Senin, 06

Februari 2017 Pukul 15.30.

Page 81: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

70

Selanjutnya, dalam puisi II-Sejak, sikap religius yang disampaikan

oleh Sutardji merupakan bentuk pertanyaan yang hanya dapat dijawab oleh

dirinya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa sikap religius yang dimiliki

oleh Sutardji seperti yang telah disampaikan di atas merupakan bukti

bahwa ia memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhannya. Namun, dalam

kedekatannya tersimpan kebimbangan yang seolah melunturkan

keyakinannya yang kemudian dengan tegas ia bantah dengan

menghadirkan rindu sebagai sesuatu yang akan selalu ada di dalam

hatinya. Seperti yang terdapat pada baris delapan sampai baris ke dua belas

potongan puisi di bawah ini.

“sejak kapan ya dipanggil tak

sejak kapan tak dipanggil mau

sejak kapan tuhan dipanggil tak

sejak kapan tak dipanggil rindu?”

(“Sejak”)

Dalam karya sastra terutama puisi, bila ditelaah lebih jauh, setiap

penyair tidak ada yang tidak pernah menulis ataupun menyinggung aspek

religius. Tetapi pengalaman religiusitas pada suatu karya yang dihasilkan

oleh penyair tidak bisa disamakan. Begitu juga dengan kesan yang

ditimbulkan, boleh jadi akan berbeda-beda antar satu puisi dengan puisi

lainnya. Oleh karena itu, pengalaman religiusitas seseorang merupakan

suatu hal yang bersifat esensial dalam kehidupannya. Terlebih jika ia

menjadi bagian dari seseorang yang berpengaruh dalam lingkungan

masyarakat maka keberadaannya sendiri akan sangat berpengaruh, baik

dari kontak fisik dalam lingkungan ataupun melalui karya-karya yang

dihasilkan.

Page 82: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

71

b. Tema cinta tanah air

Cinta tanah air merupakan suatu sikap yang cara berpikir, bertindak,

dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di

atas kepentingan diri dan kelompoknya3.Cinta tanah air merupakan bentuk

perwujudan dari sikap nasionalisme yang dimiliki oleh seseorang.

Nasionalisme merupakan suatu kesadaran sebagai bangsa yang disertai

oleh hasrat untuk memelihara, melestarikan, dan mengajukan identitas,

integritas, serta ketangguhan bangsa4. Hal ini dapat dimaknai bahwa

nasionalisme adalah sikap atau perilaku yang diwujudkan dalam bentuk

tindakan untuk memelihara dan melestarikan identitas dan terus berjuang

untuk memajukan bangsa dan negara dengan semangat pancasila dan

prinsip cinta tanah air yang dimiliki. Seperti yang terlihat pada potongan

puisi II-Pelaut, bait pertama pada baris kelima sampai kedelapan

merupakan bentuk cinta tanah air yang dimiliki oleh penyair. bentuk

kecintaan yang diperlihatkan oleh penyair tersebut dengan menggunakan

sebuah simbol yang merupakan identitas negara, yaitu dengan bendera

Indonesia. Tidak hanya itu, selain dengan memunculkan sebuah simbol

dan identitas, penyair juga menggambarkan keberanin dan semangat yang

dimilik oleh anak bangsa semata-mata untuk menunjukkan bahwa dengan

kerja keras maka akan terwujud nilai hidup yang lebih baik.

“Bendera Indonesia,

Melagu tembang megahnyut laut,

Yang gagah berani menghadapi maut,

Menangkis gelombang bertalu-talu.”

(“Pelaut”)

Berbeda dengan bentuk cinta tanah air di atas, cinta tanah air yang

diperlihatkan oleh Taufiq Ismail berupa karya yang bernafaskan politik.

Maksudnya, karya yang dihasilkan merupakan sebuah proses penghayatan

3Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

Kurikulum., Op, Cit. 4Dad Murniah, Nasionalisme dalam Sastra Indonesia,

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/, Diunduh pada Selasa, 07 Februari 2017 pukul

06:40.

Page 83: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

72

terhadap kehidupan yang dialami. Perwujudan dari rasa cinta tanah air

yang dimiliki oleh penyair berupa karya yang menunjukkan sikap

nasionalisme yang dapat membangun semangat akan citra bangsa dengan

gambaran kondisi sebuah bangsa yang sedang terjadi pada masa tertentu.

Jiwa nasionalisme yang dimiliki Taufiq dipengaruhi oleh kedua

orangtuanya. Selain itu, jejak perjuangan orangtua dan keragaman

lingkungan menjadikan Taufiq Ismail tersentuh oleh masalah-masalah

sosial-politik di sekitarnya. Ada semacam tanggung jawab sosial dari

dalam dirinya terhadap kondisi di sekitarnya5. Hal ini terlihat dalam puisi

II-KIP, bahwa dapat diketahui sedang ada sesuatu yang terjadi pada

sebuah bangsa. Namun, dengan tegas penyair mengungkapkan

keinginannya untuk memiliki sepenuhnya bangsa yang dicintainya.

“kembalikan

Indonesia

padaku”

(“Kembalikan Indonesia Padaku”).

Selanjutnya pada puisi II-Desaku, rasa cinta tanah air yang

digambarkan oleh Dzawawi Imron merupakan sebuah pengalaman dan

kecintaanya terhadap tanah air. Jiwa nasionalisme yang dimiliki oleh

penyair ditunjukkan dengan jiwa semangat yang pernah dimiliki oleh para

pejuang terdahulu. Bukan hanya itu, sikapnya yang tidak sewena-wena

terhadap sejarah ia ungkapkan dengan penuh semangat dan tekad yang

berapi-api sehingga untuk tidak melupakan sejarah. Selanjutnya, ia

menekankan untuk tidak menyerah sebelum sampai pada tujuan yang

diharapkan. Hal ini dapat diketahui dari potongan puisi di bawah ini.

“di jembatan ini kudengar bisik sejarah

Aku tak tahu, siang manakah yang lebih berkobar

mataharikah atau darahkah

yang menderaskan makna air sungai

sebelum tiba di gerbang muara?”

(“Desaku”)

5Anonim. Taufiq Ismail, http://radiobuku.com/2015/07/taufiq-ismail, Diunduh pada

Selasa, 07 Februari 2017 pukul 07.35.

Page 84: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

73

Selain apik dengan pengalaman religius yang hadir pada setiap

karyanya, walaupun tidak secara eksplisit Amir Hamzah menunjukkan

sikap nasionalismenya. Dalam puisi II-BR, Amir Hamzah menggambarkan

cinta tanah air yang dimilikinya dengan kekonsistenannya dalam

menggunakan bahasa melayu. Kemudian, pada potongan puisi seperti di

bawah, penyair menggunakan kata bunda yang bersinonim dengan ibu.

Penggunaan dua kata yang bersinonim tersebut memiliki makna dan tujuan

tersendiri bagi sang penyair, seperti halnya kata bunda untuk seseorang

yang telah melahirkannya sedangkan kata ibu ditujukan untuk negerinya,

yaitu ibu pertiwi. Dalam hal ini, tidak menutup kemungkinan bahwa tujuan

yang ingin disampaikan oleh penyair adalah untuk menunjukkan

kecintaannya terhadap dua kata yang bersinonim tersebut. Ia

menggambarkan bahwa tidak ada yang perlu dibedakan dalam hal

mencintai, baik bagi ibu biologisnya maupun ibu pertiwinya. Keduanya

memiliki makna yang sama pentingnya bagi penyair.

“Bunda waktu melahirkan beta

Pada subuh kembang cempaka

Adakah ibu menaruh sangka

Bahwa begini peminta anakda?”

(“Buah Rindu”)

Telah diterangkan di atas, bahwasanya setiap karya yang dihasilkan

oleh penyair memiliki jiwa nasionalisme yang berbeda-beda. Namun, yang

demikian itu tidak berarti bahwa seseorang tersebut tidak memiliki rasa

cinta terhadap tanah air. Seperti pada empat karya puisi di atas yang

dihasilkan oleh penyair yang berbeda, rasa cinta tanah air yang

diungkapkannya pun juga berbeda. Ada yang menyampaikan dengan

penuh semangat yang berapi-api, ada yang menunjukkan rasa cintanya

terhadap tanah kelahirannya, dan terakhir disampaikan dengan

menggunakan kata yang bersinonim. Sikap yang berbeda-beda tersebut

dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka tinggal serta

Page 85: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

74

pengalaman hidup secara pribadi. Sekali lagi hal tersebut tetap memiliki

tujuan yang sama, yaitu untuk negeri tercinta.

c. Tema peduli sosial

Bersahabat/ komunikatif merupakan sikap dan tindakan yang yang

selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan6. Komunikatif dalam hal ini lebih menekankan pada sikap

peduli terhadap sesama tanpa membeda-bedakan. Artinya, memiliki sifat

peduli terhadap sesama yang dapat ditunjukkan dengan sikap bicara,

perlakuan, serta simpati dan empati terhadap orang lain. Puisi I-PG, Tri

Astoto Kodarie menggambarkan sikap peduli pada karyanyadengan

memunculkan rasa empati seseorang kepada sahabatnya. Empati tersebut

ia berikan dalam bentuk nasihat ketika sahabatnya sedang terpuruk dan

memintanya untuk segera melupakan permasalahan yang sedang dihadapi.

“Lepaskanlah segera gelombang di tanganmu

yang kau genggam erat-erat sewaktu kita bertemu

wajahmu telah lama terdampar di pulau karang

kutahu ketika tangis air matamu mengerang

tapi masih tetap kau dengar gemuruh gelombang

memercikkan buih di alis matamu yang bimbang”

(“Pada Gelombang”).

Kemudian pada puisi I-LB, sikap peduli sosial yang digambarkan

penyair dengan rasa empati terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh

sahabatnya. Rasa empati tersebut ia tuangkan dengan memberikan

kesempatan untuk menuntaskan segala rasa yang membelenggu dalam

dirinya hingga akhirnya mendapat ketenangan dalam dirinya. Selain hal

tersebut, kepedulian yang digambarkan penyair juga terlihat dengan tetap

berada di samping sahabatnya dengan penuh kasih sayang.

“biarlah akhirnya hanyut oleh suara-suara sungai mengalir

dari negeri mimpi, biarlah akhirnya Cuma bergumam

dalam pukulan batu-batu karang, biarlah akhirnya pulas

6Ibid,.

Page 86: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

75

oleh alunan riak-riak, takkan hatiku memetikkan

dawai-dawai gitar menghiburmu!”

(“Lagu Batin”).

Selanjutnya pada puisi I-Rumah, Toto Bachtiar menggambarkan rasa

peduli dengan menceritakan kondisi dan situasi yang dirasakan oleh

seseorang. Namun, jika biasanya rasa peduli itu disampaikan kepada orang

lain hal ini berbeda dengan yang disampaikan penyir. Ia menggambarkan

rumah dengan sisi yang berbeda. Rumah merupakan sebuah tempat yang

mana biasanya dijadikan sebagai tempat untuk menumpahkan segala rasa,

keluh dan kesah maka hal ini tidak dapat ditemukan di dalamnya. Pada

potongan puisi di bawah ini, dapat dilihat penggambaran sikap acuh tak

acuh di dalamnya, tetapi masih dapat kita temui rasa pedulinya dengan

mengingat kenangan-kenangan yang pernah ia miliki.

“Terkadang terasa perlunya ke rumah

Atau terasa perlunya tak pulang ke rumah

Bercerita dan berkaca pada hari-hari kupunya

Di rumahku besar sekali nubuha sebuah kisah”

(“Rumah”).

Terakhir pada puisi II-GOTSML, sikap peduli sosial yang

digambarkan oleh penyair dapat diketahui dengan perhatian yang

dituunjukkan seseorang kepada sahabatnya. Selain perhatian, ia juga

memperlihatkan rasa empatinya dengan tidak membiarkan sahabatnya

menghadapi masalahnya sendiri. Selain itu, ia juga memberikan nasihat

kepada sahabatnya untuk segera move on dan tidak menutup hatinya untuk

hal-hal baru di kemudian hari.

“Adik marilah kemari lihat perahu telah menunggu

Jangan kau termangu lagi mari bersama melepas tali

Mataharipun telah bangun dari tidurnya

Dan bangunlah bersihkan debu yang melekat di sekitar kita

Luka lamamu,

Janganlah kau turunkan layar hatimu”

(“Ganasnya Ombak Tak Selalu Membuat Luka”).

Page 87: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

76

Demikian tematik yang terdapat pada puisi dalam dua buku teks

yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Penggolongan tema di

atas dilakukan semata-mata untuk mempermudah dan memperjelas tema-

tema besar yang muncul dan disesuaikan dengan nilai karakter yang

tercantum pada kurikulum yang digunakan, yaitu kurikulum KTSP.

Kurikulum tersebut sebetulnya memiliki 18 nilai karakter, namun dalam

pembahasan tematik pada puisi dalam dua buku teks di atas ditemukan tiga

nilai karakter, yakni: Peduli Sosial, religius, dan Cinta Tanah Air.

Pada kegiatan menganalisis struktur puisi, peserta didik akan

mengenal lebih banyak tema yang muncul dari puisi-puisi yang

ditampilkan. Hal ini bertujuan untuk agar peserta didik tidak terpaku pada

tema yang disajikan dalam buku teks saja, melainkan dengan daya

imajinasi dan kreatif yang dimiliki maka dengan sendirinya peserta didik

akan menemukan tema-tema dengan segala permasalahan yang

ditampilkan. Selain itu, dengan memunculkan tema-tema yang beragam

maka akan melatih peserta didik untuk lebih mencintai karya sastra dari

berbagai sudut pandang yang dimiliki.

Jadi, simpulan dari beberapa tema yang muncul pada puisi dalam

dua buku teks yang digunakan dalam pembelajaran di atas adalah tema

religius, tema cinta tanah air, dan tema peduli sosial. Tema-tema tersebut

diperoleh dari penggabungan puisi yang berasal dari dua buku teks. Secara

keseluruhan tema yang dominan muncul pada buku teks yang pertama

“Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/ MTS Kelas VIII” oleh

Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawarti adalah tema peduli sosial yang

berjumlah tiga puisi, yaitu: Pada Gelombang, Lagu Batin, dan Rumah.

Sedangkan pada buku teks kedua “Bahasa Indonesia Sekolah Menengah

Pertama” oleh Kisyani Laksono, Bambang Yulianto, dkk (BSE) terdapat

dua tema yang dominan, yaitu tema religius berjumlah tiga puisi, yaitu:

Anugerah Laut, Sudah Waktunya, dan Sejak dan cinta tanah air empat

puisi, yaitu: Pelaut, Kembalikan Indonesia Padaku, Desaku, dan Buah

Rindu.

Page 88: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

77

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap tematik yang

terdapat pada puisi-puisi dalam dua buku teks yang digunakan dalam

pembelajaran di sekolah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dua belas puisi dalam buku teks yang digunakan dalam pembelajaran di

sekolah menampilkan berbagai tema yang dapat dijadikan sebagai acuan

dalam pembelajaran di kelas. Melalui 12 puisi yang disampaikan oleh

beberapa penyair tersebut, tematik yang muncul pun juga berbeda-beda.

Tema yang muncul pada setiap puisi tidak dapat dipisahkan dengan nilai-

nilai karakter dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

2. Tema-tema tersebut meliputi religius, cinta tanah air, dan peduli sosial.

Seperti tema religius, dalam penyampaiannya penyair memiliki

pengalaman dan rasa yang berbeda-beda. Namun hal tersebut tidak

mengurangi makna religius itu sendiri. Nampak dari religius yang

disampaikan oleh penyair tersebut menceritakan tentang kekekalan Tuhan,

rasa syukur, usaha menjadi lebih dekat dengan Tuhan, dan rasa rindu

kepada Tuhan. Kemudian rasa cinta tanah air, setiap penyair juga memiliki

pengalaman yang berbeda dalam penyampaiannya. Penyair tetap memiliki

tujuan yang sama, yakni jiwa nasionalisme secara utuh dan penuh meski

melalui pengalaman yang berbeda-beda. Terakhir, terdapat tema peduli

sosial yang telah disesuaikan dengan nilai karakter dalam KTSP. Peduli

sosial yang terdapat pada puisi-puisi tersebut memiliki permasalahan yang

berbeda-beda. Namun, secara tersirat sikap simpati dan empati yang

dimunculkan penyair cukup menjadi acuan dalam menentukan sikap

peduli walaupun dalam aplikasinya berbeda-beda.

3. Persamaan tematik yang muncul pada dua buku teks tersebut adalah

adanya tema yang sama muncul dari masing-masing karya sastra dari dua

buku teks. Sedangkan perbedaan yang terdapat pada tema dari dua buku

Page 89: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

78

teks tersebut adalah adanya kecenderungan dari salah satu tema yang

berasal dari dua buku teks. Tema tersebut adalah tema peduli sosial yang

lebih dominan pada buku teks yang pertama “Berbahasa dan Bersastra

Indonesia untuk SMP/ MTS Kelas VIII” oleh Asep Yudha Wirajaya dan

Sudarmawarti. Sedangkan tema religius dan cinta tanah air lebih dominan

pada buku teks yang kedua “Bahasa Indonesia Sekolah Menengah

Pertama” oleh Kisyani Laksono, Bambang Yulianto, dkk (BSE).

4. Melalui pembahasan tema dalam puisi-puisi pada buku teks yang

digunakan dalam pembelajaran di sekolah, siswa dapat mengetahui dan

memahami tematik dan kaitannya dengan nilai karakter yang terdapat

dalam KTSP. Pembahasan mengenai keterkaitan antarunsur puisi dengan

nilai karakter yang digalakkan dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan kepada peserta didik untuk menganalisa lebih seksama. Melalui

analisis ini jugalah para peserta didik diarahkan untuk berpikir kritis, logis,

dan sistematis, sehingga dengan sikap kritis tersebut para peserta didik

mampu menarik benang merah di antara puisi-puisi yang dikaji dengan

nilai-nilai karakter yang terdapat dalam kurikulum secara sistematis dan

dapat diterima oleh akal. Pada kegiatan menganalisis struktur puisi, para

peserta didik akan mempraktikkan empat keterampilan bahasa, yakni

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setelah selesai menyimak

penjelasan yang diberikan oleh guru, para peserta didik ditugaskan untuk

membaca puisi yang terdapat pada buku teks yang digunakan dalam

pembelajaran. Kemudian, para peserta didik mengidentifikasi tema-tema

yang terdapat pada puisi dalam buku teks.

Page 90: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

79

B. SARAN

1. Dua belas puisi yang terdapat dalam dua buku teks yang digunakan dalam

pembelajaran di sekolah tersebut dapat dijadikan sebagai referensi dan

acuan dalam memunculkan tema-tema pada setiap karya sastra yang lain.

Namun, hal tersebut tetap harus memerhatikan struktur dan fungsinya,

selain itu, tema-tema tersebut juga harus disesuaikan dengan nilai karakter

pada kurikulum yang digunakan.

2. Dua belas puisi dari dua buku teks di tersebut, dapat digunakan sebagai

bahan untuk acuan dalam menganalisis yang disesuaikan dengan nilai-nilai

karakter pada kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni K13 yang

bertujuan untuk menambah wawasan dan khazanah keilmuan bersastra

pada peserta didik.

Page 91: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

DAFTAR PUSTAKA

Atmazaki. Analisis Sajak: Teori, Metodologi, dan Aplikasi. Bandung:

Angkasa. 1993.

Aminuddin. Stilistika: Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra.

Semarang: IKIP Semarang Press. 1995.

BSNP. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. 2006. Damayanti, D. Sastra Indonesia: Puisi, Sajak, Syair, Pantun, dan Majas.

Yogyakarta: Araska. 2013.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi

ketiga), Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Perbukuan (2008) Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

2008 tentang Buku.

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2004.

Kosasih, E. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: CV. Yrama

Widya. 2012.

Laksono, Kisyani., Yulianto, Bambang., dkk. Bahasa Indonesia Menengah

Pertama. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: BSE.

2008.

Luxemburg, Jan Van., Mieke Bal dkk. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta:

Gramedia. 1984.

Muslich, Masnur. Text Book Writing: Dasar-dasar Pemahaman Penulisan

dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2010.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. 2013.

Purba, Antilan. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

2012.

Page 92: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

Pradopo, Rachmat Djoko. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. 2014.

Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Rohman, Saifur. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Lembaga Pengembangan

Pendidikan UNJ. 2015.

Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. 2008.

Sitepu, B. P. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: Remaja Rosda

Karya. 2012.

Stanton, Robert. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012.

Surachmad, Winarto. Dasar dan Teknik Research: Pengantar Metodologi

Ilmiah. Bandung: Tarsito. 1975.

Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

1993.

Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Telaah Buku Teks Bahasa

Indonesia. Bandung: Angkasa. 2009.

Wahyuni, Ristri. Kitab Lengkap: Puisi, Prosa, dan Pantun Lama.

Yogyakarta: Saufa. 2014.

Waluyo, Herman J. Teori dan Apresiai Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

1995.

Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawarti. Berbahasa dan Bersastra

Indonesia untuk SMP/ MTS Kelas VIII. Surabaya: Jepe Press Media

Utama. 2008.

WS, Hasanuddin. Membaca dan Menilai Sajak: Pengantar pengkajian dan

Interpretasi. Bandung: Angkasa. 2002.

Mufti, Nabil. Perang Khandak (Ahzab) – Perang Parit.

https://nabilmufti.wordpress.com/2010/03/04/perang-khandaq-ahzab

perang-parit/. Diunduh pada Kamis, 19 Februari 2016 pukul 09:45.

Suryaman, Maman. Dimensi-dimensi Kontekstual di dalam Penulisan

Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia. Diksi Vol.: 13. No. 2 Juli

Page 93: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

2006. http://Journal.ac.id. Diunduh pada Kamis, 04 February 2016

Pukul 09.56.

Swastika, Ika Afika Aria dan Siswanto, wahyudi. Tren Pembelajaran

Sastra: Telaah Model Pembelajaran dalam Penelitian Mahasiswa

Universitas Negeri Malang Tahun 1990-2010. http://um.ac.id.

Diunduh pada Senin, 16 Januari 2017 Pukul 21.07.

Marzuki. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di

Sekolah. http://Journal.ac.id. Diunduh pada Minggu, 08 Januari 2017

Pukul 14.22.

Kementerian Pendidikan Nasional. Panduan Pelaksanaan Pendidikan

Karakter. 2011. http://repository.unand.ac.id. Diunduh pada Rabu,

18 Januari 2017 Pukul 10.44.

Ismawati, Esti. Pengembangan Model Pembelajaran Sastra Indonesia

Berbasis Pendidikan Karakter di SMA/SMK Kabupaten Klaten.

METASASTRA, Vol. 9 No. 2 – Desember 2016.

http://eprints.uad.ac.id. Diunduh pada Selasa, 10 Januari 2017 Pukul

10.28.

Muslimin. Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas IX

Dengan Pendekatan Tematik. Jurnal Bahasa, Sastra & Budaya:

Vol.:1, No.2 – September 2011. http://repository.ung.ac.id. Diunduh

pada Senin, 16 Januari 2017 Pukul 15.23.

Triutami, Diah ayuk. Muatan Materi Sastra dalam Buku Siswa Bahasa

Indonesia Kelas VII dan Relevansinya dengan Kompetensi Inti –

Kompetensi Dasar Kurikulum 2013. Skripsi pada Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.

http://eprints.ums.ac.id. Diunduh pada Selasa, 17 Januari 2017 Pukul

08.38.

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan

Pusat Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa: Pedoman Sekolah, http://puskurbuk.kemdikbud.go.id/.

Diunduh pada Kamis, 04 Januari 2018 Pukul 23.40.

Page 94: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

Jefrizal. Sastra dan Religiusitas. http://melayuonline.com. Diunduh pada

Senin, 06 Februari 2017 Pukul 15.30.

Murniah, Dad. Nasionalisme dalam Sastra Indonesia.

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa. Diunduh pada

Selasa, 07 Februari 2017 Pukul 06.40.

Anonim. Taufiq Ismail. http://radiobuku.com/2015/07/taufiq-ismail.

Diunduh pada Selasa, 07 Februari 2017 pukul 07.35.

Page 95: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

Sekolah : ..................................

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII (Delapan) / 2 (Dua)

Standar Kompetensi: Membaca

15. Memahami antologi puisi

15.2 Mengenali

ciri-ciri umum

puisi dari buku

antologi puisi

Pengenalan ciri-

ciri umum puisi.

o Membaca puisi-puisi

dalam buku antologi

puisi

o Menganalisis unsur

intrinsik puisi-puisi

tersebut

o Bertanya jawab untuk

mendata hal-hal yang

khusus dari puisi-

puisi dalam antologi

o Mendiskusikan ciri-

ciri umum puisi

Mampu mendata hal-

hal yang bersifat

khusus dari puisi-

puisi dalam antologi

Mampu

mengidentifikasi ciri-

ciri umum puisi yang

terdapat di dalam

antologi puisi

Penugasan

individual/ke-

lompok

Proyek Bacalah sebuah buku

antologi puisi, lalu

buatlah laporan yang

berisi data hal-hal

yang khusus dari

setiap puisi,

kemudian simpulkan

ciri umum puisi dari

antologi tersebut!

4 X 40’ Buku teks

perpustakaan

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Page 96: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP N 87 JAKARTA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII/2

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

1. Standar Kompetensi

Membaca :

15. Memahami ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi

2. Kompetensi Dasar

15. 2 Mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi.

3. Indikator

1. Mendata hal-hal yang bersifat khusus dari puisi-puisi dalam antologi.

2. Mengidentifikasi ciri-ciri umum puisi yang terdapat di dalam antologi puisi.

4. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran siswa diharapkan mampu :

1. Mampu mendata hal-hal yang bersifat khusus dari puisi-puisi dalam antologi.

2. Mampu mengidentifikasi ciri-ciri umum puisi yang terdapat di dalam antologi

puisi.

5. Materi Ajar

Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta

penyusunan larik dan bait. Puisi bersajak adalah puisi yang memiliki persamaan atau

pengulangan bunyi, baik di akhir, tengah maupun awal baris. Ciri-ciri umum pada

puisi dapat diketahui dengan melihat adanya unsur intrinsik. Unsur intrinsik puisi

merupakan unsur pembangun yang mana dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat

pokok-pokok permasalahan dalam pembahasan selanjutnya. Tema yang terdapat pada

puisi merupakan bentuk perwujudan dan ide dari penyair. Selain itu, tema dapat

dikembangkan sesuai dengan materi pembelajaran.

Page 97: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

6. Metode Pembelajaran

1. Mengidentifikasi Puisi

2. Tanya Jawab

3. Diskusi

7. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1) Siswa dengan bimbingan guru mengawali pembelajaran dengan menyiapkan

kondisi kelas yang optimal dan membaca basmallah.

2) Guru dan seluruh siswa bertanya jawab tentang proses penyusunan puisi yang

pernah dilakukan.

3) Guru memberikan motivasi kepada siswa berkenaan dengan pembelajaran

menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan.

4) Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

5) Karakter siswa yang diharapkan dapat dipercaya (trustworthines), berani

(courage), dan ketulusan (honesty).

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

1) Menjelaskan pengertian puisi dengan suara, lafal, intonasi,gesture, mimik

dengan baik.

2) Menjelaskan pengertian ciri-ciri umum pada buku antologi puisi.

3) Menjelaskan bagaimana cara mengidentifikasi ciri-ciri umu puisi pada

buku antologi puisi.

4) Menjelaskan hal-hal yang bersifat khusus pada buku antologi puisi.

5) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan

guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.

6) Melibatkan seluruh siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

mendata dan mengidentifikasi ciri-ciri umum dan khusus pada buku

antologi puisi.

7) Memfasilitasi seluruh siswa agar dapat menanggapi pembelajaran

mendata dan mengidentifikasi ciri-ciri umum dan khusus pada buku

antologi puisi.

8) Karakter siswa yang diharapkan dapat dipercaya (trustworthines), berani

(courage), dan ketulusan (honesty).

Elaborasi

Dalam kegiatan Elaborasi, guru :

1) Memfasilitasi seluruh siswa mencermati cara mendata ciri-ciri umum

puisi pada buku antologi ppuisi.

Page 98: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

2) Meminta siswa untuk menyebutkan ciri-ciri umum puisi pada buku

antologi puisi.

3) Meminta siswa untuk duduk berkelompok (4 orang) untuk mendata dan

mengidentifikasi ciri-ciri umum dan khusu puisi pada buku antologi puisi.

4) Memfasilitasi seluruh siswa untuk menyajikan hasil kerja baik secara

individual maupun kelompok.

5) Karakter siswa yang diharapkan yaitu rasa hormat dan perhatian (respect),

berani (courage), dan ketulusan (honesty).

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru :

1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,

tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan seluruh siswa

2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi seluruh

siswa melalui berbagai sumber.

3) Memfasilitasi seluruh siswa melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan.

4) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

5) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan penyimpulan.

6) Karakter siswa yang diharapkan yaitu rasa hormat dan perhatian (respect),

berani (courage), ketulusan (honesty).

c. Kegiatan Penutup

1) Guru bersama-sama dengan murid dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran.

2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4) Siswa dengan bimbingan guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucapkan doa dan hamdallah.

8. Sumber/Media Pembelajaran

1. Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawarti. Berbahasa dan Bersastra Indonesia:

untuk SMP/MTS Kelas VIII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2008.

2. Puisi Tuhanku Apatah Kekal? karya Amir Hamzah dan Rumah karya Toto

Sudarto Bachtiar.

3. Power Ponit

Page 99: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

9. Penilaian

Penilaian dilaksanakan selama proses dan setelah selesai pembelajaran

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Instrumen

Mampu mendata hal-

hal yang bersifat

khusus dari puisi-

puisi dalam antologi

puisi

Mampu

mengidentifikasi ciri-

ciri umum puisi yang

terdapat di dalam

antologi puisi

Penugasan

individu

Uraian

Uji petik

kerja

Datalah/catatlah hal-hal

yang bersifat khusus

dari puisi-puisi dalam

antologi puisi!

Identifikasilah ciri-ciri

umum puisi yang

terdapat di dalam

antologi puisi!

Pedoman penskoran

Indikator Aspek penilaian Skor

Mampu mendata hal-

hal yang bersifat

khusus dari puisi-

puisi dalam antologi

puisi

Mampu

mengidentifikasi ciri-

ciri umum puisi yang

terdapat di dalam

antologi puisi

Mendata hal-hal penting dari obyek yang

telah diamati

Data yang diperoleh sangat banyak

dan bervariatif

Data yang diperoleh banyak tetapi

tidak bervariatif

Tidak mendapatkan data

Mengidentifikasi ciri-ciri umum puisi

dengan lengkap dan tepat

Mengidentifikasi ciri-ciri umum puisi

tidak tepat

Tidak mengidentifikasi ciri-ciri umum

4

3

1

6

5

Page 100: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

puisi 1

Skor Maksimum 10

Jakarta, 14 Mei 2015

Guru Pamong, Mahasiswa PPKT UIN Jakarta

Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Indonesia

Ai. C Hermawati, S. Pd Rohmatun Masruroh

Nip. 195912171986022005 Nim. 1111013000078

Mengetahui,

Kepala SMP N 87 JAKARTA

Hj. Neneng Junaisih, S.Pd

Nip. 1955120219760302001

Page 101: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 102: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 103: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 104: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 105: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 106: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 107: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 108: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 109: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 110: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 111: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama
Page 112: TEMATIK PADA PUISI DALAM BUKU TEKS BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37471/1/ROHMATUN... · puisi yang digunakan dalam buku teks Sekolah Menengah Pertama

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Rohmatun Masruroh lahir di

Lampung 12 Desember 1991. Anak

ketiga dari Bapak Yasirudin dan Ibu

Suciati memulai pendidikan pertama

di SD Negeri 03 Rukti Sedyo,

kemudian melanjutkan pendidikan di

MTs N Raman Utara. Selanjutnya, ia

melanjutkan pendidikan di MAN 02

Kota Metro. Setelah lulus, ia

melanjutkan pendidikan non-formal di

Basic English Course (BEC) di Pare

dan pada akhirnya ia menjatuhkan

pilihan untuk melanjutkan jenjang

pendidikan selanjutnya di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatulloh

Jakarta. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia dijadikan sebagai

pilihan belajar karena bertujuan untuk

melanjutkan cita-cita sang ayah, yakni untuk menjadi seorang pendidik dan

mendirikan sebuah lembaga pendidikan formal ataupun non-formal.

Pengalaman yang dimiliki penulis selama menempuh study di UIN salah

satunya adalah mengikuti pertunjukan pentas drama Cipoa karya Putu Wijaya

yang diselenggarakan oleh Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).

Selain pengalaman di lingkungan UIN, penulis juga mengikuti komunitas public

speaking untuk menunjang kemampuan dalam berbicara di depan umum dan

mengajar.