telur ayam terdiri dari sebuah sel reproduktif seperti pada mamalia

25
TUGAS TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN DAN HASIL PERTANIAN MAKALAH TENTANG KARAKTERISTIK TELUR DAN SUSU Oleh : M.HOLIS ANDI WIRATNO 141710101078 THP – C

Upload: settyaa-baddy

Post on 16-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

telur

TRANSCRIPT

TUGAS TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGANDAN HASIL PERTANIAN

MAKALAH TENTANG KARAKTERISTIK TELUR DAN SUSU

Oleh :M.HOLIS ANDI WIRATNO141710101078THP C

TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER

PENDAHULUANLatar BelakangTelur ayam terdiri dari sebuah sel reproduktif seperti pada mamalia. Pada ayam, sel telur tersebut dikelilingi oleh kuning telur (yolk), albumen, membran kerabang, kerabang dan kutikula. Kerabang pada telur terbuat dari bahan CaCO3 atau kalsit (Suprijatna et al., 2005). Komponen penyusun telur adalah cangkang (kulit telur), membran putih telur, membran kuning telur dan kuning telur. Warna telur dipengaruhi oleh zat warna yang dikumpulkan dalam kerabang pada saat penbentukan di dalam uterus (Syarief dan Irawati, 1990).Susu adalah cairan hasil pemerahan yang sempurna, dan terus menerus dari ambing sapi yang sehat tanpa dibubuhi atau dikurangi bahan tertentu. Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru dilahirkan karena mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D dalam jumlah memadai. Warna air susu berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Hal tersebut dipengaruhi oleh lemak, kalsium dan kasein. Air susu terasa sedikit manis, yang disebabkan oleh laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari klorida, sitrat, dan garam-garam mineral lainnya. Komposisi susu terdiri dari air (87.9 persen), laktose (4.60 persen), vitamin, enzim, gas dan mineral serta bahan kering (12.1 persen). Bahan kering yang terdiri dari lemak (3.45 persen) dan bahan kering tanpa lemak (8.65 persen). Bahan kering tanpalemak terdiri dari protein (3.20 persen), kasein (2.70 persen) dan albumin (0.50 persen). Susu memiliki beberapa manfaat yang yang berguna bagi kesehatan tubuh. Beberapa manfaat susu antara lain adalah pencegahan osteoporosis, mengatasi insomnia, dan meredakan gangguan pencernaan.Tujuan1.Untuk mengetahui masing Standart Mutu tiap janis-jenis susu dan telur2.untuk mengetahui masing-masing karakter fisik dan kimia dari telur dan susu

TELURKomponen pokok telur adalah putih telur (albumen), kuning telur ( yolk), dan kulit telur (egg shell). Masing masing mempunyai persentase berat yang berbeda yaitu kulit telur 11%, putih telur 58% dan kuning telur 31%. Dari ketiga komponen itu jelaslah berat putih telur lebih mendominasi dibandingkan kuning telur ataupun cangkangnya. Kulit telur (cangkang) biasanya didominasi oleh garam yaitu kalsium karbonat (CaCO3) yang apabila dibakar akan menghasilkan kalsium hidroksida (Ca(OH2) yang berguna untuk campuran rempeyek, menyirih, dan campuran buah dalam sirup. Telur unggas biasanya halus, kuat dan berkapur. Faktor-faktor yang pempengaruhi ketebalan kulit telur antara lain sifat turun-temurun dari induknya, musim/cuaca pembuahan, makanan induk dan faktor fisiologi lain. Contohnya ayam yang mendapat makanan dengan kandungan kalsium (Ca) yang cukup banyak akan menghasilkan telur dengan kulit yang lebih tebal. Putih telur merupakan bagian terbesar dari komponen telur lainnya. Komponen yang biasa disebut albumenini menjadi sumber protein untuk berat keringnya. Namun, albumentidak dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah karena mengandung protein antigizi seperti avidin (protein yang dapat menurunkan ketersediaan biotin yang merupakan salah satu golongan vitamin B kompleks) dan ovomusin(jenis protein yang dapat menurunkan ketersediaan tripsin yang merupakan salah satu golongan asam amino esensial). Walaupun di dalam putih telur mengandung lysozymeyang dapat melarutkan dinding sel bakteri namun resiko berbahaya yang mengancam tubuh jauh lebih besar sehingga harus dihindari pengonsumsian putih telur dalam keadaan mentah. 1.1 Kualitas Fisik Telur Ruang udaraTelur yang segar memiliki ruang udara yang lebih kecil dibandingkan telur yang sudah lama. Menurut Sudaryani (2003), kualitas telur dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran kedalaman ruang udaranya. Pembagiannya yaitu :a. Kualitas AA memiliki kedalaman ruang udara 0,3 cm.b. Kualitas A memiliki kedalaman ruang udara 0,5 cm.c. Kualitas B memiliki kedalaman ruang udara lebih dari 0,5 cm. Putih Telur Putih telur terdiri 40% berupa bahan pada yang terdiri dan empat lapisan yaitu : lapisan putih telur tipis, lapisan tebal, lapisan tipis bagian dalam dan lapisan "Chalaziferous". Kekentalan putih telur yang semakin tinggi dapat ditandai dengan tingginya putih telur kental Hal ini menunjukkan bawa telur kondisinya masih segar, karena putih telur banyak mengandung air, maka bagian ini lebih mudah cepat rusak (Sirait, 2001). Kuning TelurKuning telur memiliki warna bervariasi, mulai dari kuning pucat sampai jingga. Kuning telur mengandung zat warna (pigmen) golongan karotenoid yaitu xantofil, lutein,dan zeasantin serta sedikit betakaroten dan kriptosantin. Warna atau pigmen yang terdapat dalam kuning telur sangat dipengaruhi oleh jenis pigmen yang terdapat dalam ransum yang dikonsumsi (Winarno, 2002) Kondisi kulit telurKondisi kulit telur dapat dilihat dari tekstur dan kehalusannya. Kualitas telur akan semakin baik jika tekstur kulitnya halus dan keadaan kulit telurnya utuh serta tidak retak Berat telur (Subangkit, Mulyono. 1996)Menurut Indratiningsih dan Rihastuti (1996), berat telur pada saat peneluran bervariasi antara 52 sampai dengan 57,2 gram dan mempunyai hubungan linear dengan lama penyimpanan, makin lama penyimpanan makin besar persentase penurunan berat telur. Ukuran telur dibagi menjadi 6 golongan, yaitu jumbo dengan berat lebih dari 65 gr, extra large 60 sampai 65 gr, large/besar 55 sampai 60 gr, medium 50 sampai dengan 55 gr, small/kecil 45 sampai 50 gr, dan peewee di bawah 45 gr (Stewart dan Abbott, 1972).

1.2 Kualitas Kimia TelurKomposisi kimia telur yang baik menunjukkan kebutuhan embrio terhadap nutrisi dan pertumbuhan seperti kalsium, fosfor, natrium, kalium, magnesium, ferrum, yodium, mangan, zink, kobalt, dan kuprum (Effendie, 1997). Material kimia yang Material yang dibutuhkan selama perkembangan secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu material yang dibutuhkan langsung untuk sintesis jaringan embrionik dan material yang digunakan untuk energi metabolisme.Telur mengandung protein lebih dari 10%, bahkan telur ayam mengandung protein 12,8% dan itik 13,1%. Di dalam telur juga terdapat aneka vitamin seperti vitamin A, B, D,E,dan K. Disamping itu, telur juga mengandung sejumlah mineral seperti zat besi, fosfor, kalsium, sodium, dan magnesium dalam jumlah yang cukup. Telur merupakan makanan yang mudah dicerna. Protein telur yang dapat diserap dan dimanfaatkan tubuh (nilai biologis) mencapai 96%. Sedangkan nilai biologis daging sapi hanya 80%, kedelai 75%, beras 70%, dan jagung 55%.bagian telur yang dapat dimakan (b.d.d.) mencapai 90% lebih (haryoto,1996)

Kualitas Telur Kualitas telur ditentukan oleh beberapa hal, antara lain oleh faktorketurunan, kualitas makanan, sistem pemeliharaan, iklim, dan umur telur .(Nugraha dkk, 2013).Dalam penentuan kualitas telur, ada beberapa faktor yang diperhatikan. Pada dasarnya ada 2 cara dalam penentuan kualitas telur yaitu penentuan kualitas secara eksterior dan penentuan secara interior. Penentuan kualitas telur secara eksterior.dalam penentuan kualitas telur secara eksterior, bebrapa factor yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan berat telur. Sedangkan dalam penentuan kualitas telur secara interior bisa dilihat dari Kondisi Yolk, yaitu karakteristik yang menentukan kualitas yolk adalah warna dari yolk, bentuk yolk dan kekuatan selaput yang membungkus yolk. Untuk menentukan warna kuning telur dapat diukur dengan menggunakan standar warna kuning telur dari Roche yang memiliki 15 seri warna dari yolk.Pengukuran wama kuning telur ini perlu dilakukan, untuk menunjukkan pigmentasi pada yolk.Bentuk yolk dinyatakan dengan perbandingan antara antara tinggi dan lebar yolk yang dinyatakan dengan indeks yolk. Indeks yolk yang baik berkisar antara 0,42 sampai 0,40. kemampuan yolk untuk tetap utuh selama pemecahan telur menunjukkan fungsi kekuatan selaput vitelina.

STANDAR MUTU PANGAN (SNI)1. TelurStandar mutu telur SNI 06-3926-1995NoFaktor MutuTingkatan Mutu

Mutu IMutu IIMutu III

1Kerabang

a. KeutuhanUtuhUtuhUtuh

b. BentukNormalNormalBoleh Abnormal

c. KelicinanLicin (halus)Boleh ada bagian-bagian yang kasarBoleh kasar

d. KebersihanBersih bebas dari kotoran yang menempel maupun nodaBersih bebas dari kotoran yang menempel, boleh ada sedikit nodabersih bebas dari kotoran yang menempel, boleh ada noda

2Kantong Udara (dilihat dengan peneropongan)

a. KedalamanKurang dari 0.5 cm0.5 0.9 cm1 cm atau lebih

b. Kebebasan bergerakTetap ditempatBebas bergerakBebas bergerak dan mungkin seperti busa

3Keadaan Putih Telur (dilihat dari peneropongan)

a. KebersihanBebas dari noda (darah, daging, atau benda asing lainnya)Bebas dari noda (darah, daging, atau benda asing lainnya)Boleh ada sedikit noda tetapi tidak boleh ada benda asing lainnya

b. KekentalanKentalSedikit encerEncer, tetapi kuning telur belum tercampur dengan putih telur

4Keadaan Kuning Telur (dilihat dari peneropongan)

a. BentukBulatAgak GepengGepeng

b. PosisiDitengahDitengahAgak kepinggir

c. Bayangan batas-batasTidak jelasAgak JelasJelas

d. KebersihanBersihBersihBoleh ada sedikit noda

5BauKhasKhasKhas

SUSUAir susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, S., 1983). Menurut Buckle, K.A, Edward, RA, Flett, G.H., dan Wootton, M(1987:269), susu merupakan minuman yang hampir sempurna serta merupakan minuman alamiah, dan juga sebagai sumber makanan pemberi kehidupan sesudah kelahiran. Susu merupakan bahan makanan yang seimbang dan bernilai gizi tinggi, karena mengandung hampir semua zat-zat makanan seperti karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin.Perbandingan zat-zat tersebut sempurna sehingga cocok untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Sifat Fisik SusuBerikut beberapa sifat fisik dari susu:1. Warna Warna air susu dapat berubah dari satu warna kewarna yang lain, tergantung dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk warna. Warna air susu berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putih dari susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel koloidal dari casein dan calsium phosphat. Warna kuning adalah karena lemak dan caroten yang dapat larut. Bila lemak diambil dari susu maka susu akan menunjukkan warna kebiruan.2. Rasa dan bau Kedua komponen ini erat sekali hubungannya dalam menentukan kualitas air susu. Air susu terasa sedikit manis, yang disebabkan oleh laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari klorida, sitrat dan garam-garam mineral lainnya. Bahwa cita rasa yang kurang normal mudah sekali berkembang di dalam susu dan hal ini mungkin merupakan akibat dari: a. Sebab-sebab fisiologis seperti cita rasa pakan sapi misalnya alfalfa, bawang merah, bawang putih, dan cita rasa algae yang akan masuk ke dalam susu jika bahan-bahan itu mencemari pakan dan air minum sapi. b. Sebab-sebabdari enzim yang menghasilkan cita rasa tengikkarena kegiatan lipase pada lemak susu. c. Sebab-sebab kimiawi, yang disebabkan oleh oksidasi lemak. d. Kedua komponen ini erat sekali hubungannya dalam menentukan kualitas air susu. Air susu terasa sedikit manis, yang disebabkan oleh sebab dari bakteri yang timbul sebagai akibat pencemaran dan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan peragian laktosa menjadi asam laktat dan hasil samping metabolik lainnya yang mudah menguap. e. Sebab-sebab mekanis, bila susu mungkin menyerap cita rasa cat yang ada disekitarnya, sabun dan dari larutan chlor. 3. Berat jenis Air susu mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air. BJ air susu = 1.027-1.035 dengan rata-rata 1.031. Akan tetapi menurut codex susu, BJ air susu adalah 1.028. Codex susu adalah suatu daftar satuan yang harus dipenuhi air susu sebagai bahan makanan. Daftar ini telah disepakati para ahli gizi dan kesehatan sedunia, walaupun disetiap negara atau daerah mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Berat jenis harus ditetapkan 3 jam setelah air susu diperah. Penetapan lebih awal akan menunjukkan hasil BJ yang lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh : perubahan kondisi lemak Adanya gas yang timbul didalam air susu 4. Kekentalan air susu (viskositas) Seperti BJ maka viskositas air susu lebih tinggi daripada air. Viskositas air susu biasanya berkisar 1,5 2,0 cP. Pada suhu 20C viskositas whey 1,2 cP, viskositas susu skim 1,5 cP dan susu segar 2,0 cP. Bahan padat dan lemak air susu mempengaruhi viskositas. Temperatur ikut juga menentukan viskositas air susu. Sifat ini sangat menguntungkan dalam pembuatan mentega.

5. Titik beku dan titik cair dari air susu Pada codex air susu dicantumkan bahwa titik beku air susu adalah 0.5000 C. Akan tetapi untuk Indonesia telah berubah menjadi 0.5200 C. Titik beku air adalah 00 C. Apabila terdapat pemalsuan air susu dengan penambahan air, maka dengan mudah dapat dilakukan pengujian dengan uji penentuan titik beku. Karena campuran air susu dengan air akan memperlihatkan titik beku yang lebih besar dari air dan lebih kecil dari air susu. Titik didih air adalah 100C dan air susu 100.16C. Titik didih juga akan mengalami perubahan pada pemalsuan air susu dengan air.

6. Daya cerna Air susu mengandung bahan/zat makanan yang secara totalitas dapat dicerna, diserap dan dimanfaatkan tubuh dengan sempurna atau 100%. Oleh karena itu air susu dinyatakan sangat baik sebagai bahan makanan. Tidak ada lagi bahan makanan baik dari hewani terlebih-lebih nabati yang sama daya cernanya denagn air susu (Abdulla, S. 1988).

2.1.2. Sifat Kimia Susu

Keasaman dan pH Susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya dapat bersifat asam dan basa sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru, maka warnanya akan menjadi merah, sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah warnanya akan berubah menjadi biru. Potensial ion hydrogen (pH) susu segar terletak antara 6.5 6.7. Jika dititrasi dengan alkali dan kataliasator penolptalin, total asam dalam susu diketahui hanya 0.10 0.26 % saja. Sebagian besar asam yang ada dalam susu adalah asam laktat. Meskipun demikian keasaman susu dapat disebabkan oleh berbagai senyawa yang bersifat asam seperti senyawa-senyawa pospat komplek, asam sitrat, asam-asam amino dan karbondioksida yang larut dalam susu. Bila nilai pH air susu lebih tinggi dari 6,7 biasanya diartikan terkena mastitis dan bila pH dibawah 6,5 menunjukkan adanya kolostrum ataupun pemburukan bakteri (Nugraha, FS dkk.2013)Secara kimia susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung gula, garam-garam mineral dan protein dalam bentuk suspense koloidal. Komponen utama susu adalah air, lemak, protein (kaseindan albumin), laktosa (gula susu) dan abu. Komponen susu selain air merupakanTotal Solid(TS) danTotal Solidtanpa komponen lemak merupakanSolid non Fat(SNF). Beberapa istilah lain yang biasa digunakan sehubungan dengan komponen utama susu ini adalah plasma susu atau susu skim, yaitu bagian susu yang mengandung semua komponen kecuali lemak dan serum susu atau biasa disebutWhey, yaitu bagian susu yang mengandung semua komponen susu kecuali lemak dan kasein.Pada umumnya kandungan air dalam susu berkisar antara 82 90 %, lemak antara 2,5 8,0 %, kasein antara 2,3 4,0 %, gula antara 3,5 6,0 %, albumin antara 0,4 1,0 % dan abu antara 0,5 0,9 %.Tabel 2.1 Komposisi Susu Segar SapiKomponenPersentase

AirBahan padat (TS)LemakProteinGulaAbu87,2512,753,803,504,800,65

Beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi komponen-komponen dalam susu ialah mastitis, tahapan dalam periode laktasi, musim dan keadaan makanan. Variasi komposisi susu berdasarkan musim erat kaitannya dengan kombinasi pengaruh suhu dan pemberian makanan. Suhu yang tinggi dan kualitas makanan yang buruk akan menyebabkan kandungansolid non fatdalam susu menjadi rendah. Sebaliknya makanan yang berkualitas baik dan suhu rendah cenderung akan meningkatkan kandungansolid non fatdalam susu. Susu yang dihasilkan pada awal periode laktasi mempunyai kandungansolid non fatyang tinggi, kemudian menurun pada periode laktasi 40 60 hari dan akan meningkat kembali secara gradual sampai bulan keenam periode laktasi, diikuti dengan kenaikan yang tajam pada akhir periode laktasi. (Nurwantoro dan Mulyani. 2003)2. Susu SegarStandar mutu susu segar SNI 01-3141-1998KarakteristikSatuanSyarat

a. Berat Jenis (pada suhu 27,5C) minimumg/ml

1,0280

b. Kadar lemak minimum%3,0%

c. Kadar bahan kering tanpa lemak minimum%8,0%

d. Kadar protein minimum%2,7%

e. Warna, bau, rasa, dan kekentalan-Tidak ada perubahan

f. Derajat asam0SH6 7 SH

g. Uji alkohol (70%) v/v-Negatif

h. Uji katalase maksimum3(cc)

i. Angka refraksi36-38

j. Angka reduktase2 5 jam

k. Cemaran mikroba maksimum : 1. Total kuman 2. Salmonella 3. E. coli (patogen) 4. Coliform 5. Streptococcus Group B 6. Staphylococcus aureus

CFU/ml--

Ml-Ml

1 x 106 CFU/mlNegatifNegatif20/mlNegatif1 x 102 ml

l. Jumlah sel radang maksimum4 x 105 /ml

m. Cemaran logam berbahaya maksimum : 1. Timbal (Pb) 2. Seng (Zn) 3. Merkuri (Hg) 4. Arsen (As)

Ppmppm0,3 ppm0,5 ppm0,5 ppm0,5 ppm

n. Residu : - Antibiotika - Pestisida / insektisida

Sesuai dengan peraturan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian yang berlaku

o. Kotoran dan Benda AsingNegatif

p. Uji Pemalsuan-Negatif

q. Titik Beku0C-0,520 C s/d -5,60 C

r. Uji peroxidase-Positif

3. Susu Kental ManisStandar mutu susu kental manis SNI 01-2971-2011KarakteristikSyarat

Air20 30 %

Bahan kering70 80 %

Abu1,15 2,2 %

Lemak8 10 %

Protein7 10 %

Laktosa10 14 %

Sakarosa42 48 %

Bahan PengawetNegatif

Logam berbahayaNegatif

BakteriNegatif

4. Susu PasteurisasiStandar Mutu Susu Pasteurisasi SNI 01-3951-1995 :KarakteristikSyaratCara Pengujian

AB

BauKhasKhasOrganoleptik

RasaKhasKhasOrganoleptik

WarnaKhasKhasOrganoleptik

Kadar Lemak2,80 %1,5 %SP-SMP-248-1980

Kadar padatan tanpa lemak, % (bobot/boot)min7,7 %7,5 %SP-SMP-249-1980

Uji reduktase dengan methilen biru00SP-SMP-251-1980

Kadar Protein, %( bobot/boot)min2,5 %2,5 %SP-SMP-791975

Uji fosfadase00SP-SMP-250-1980

T.P.C. (Total Plate Count), ml,maks.3 x 1043 x 104SP-SMP- 93- 1975

Coliform presumptive MPH/ml,maks.1010SP-SMP- 94- 1975

Logam berbahaya :- As maks

- Pb maks

- Cu maks

- Zn maks1 ppm

1 ppm

2 ppm

5 ppm1 ppm

1 ppm

2 ppm

5 ppmSP-SMP-193- 1977Depkes S.I. 7SP-SMP-197- 1977 Depkes S.I. 7SP-SMP-247- 1980

SP-SMP-190- 1977AOAC 25136-25142

Bahan PengawetSesuai dengan peraturan Mentari Kesehatan

Pemantap

Zat Pewarna

Zat Penyedap Cita Rasa

Ket : A = Susu Pasteurisasi tanpa penyedap cita rasa B = Susu Pasteurisasi diberi penyedap cita rasa

5. Susu UHTSNI 01-3950-1998 untuk Standar Mutu Susu UHT :NOJenis UjiSatuanPersyaratan

A*B*

11,1Keadaan :- Warna

-Khas, normal sesuai labelKhas, normal sesuai label

1,2- Bau-Khas, normal sesuai labelKhas, normal sesuai label

1,3-Rasa-Khas, normal sesuai labelKhas, normal sesuai label

2Protein% b/bMin. 2,7 %Min. 2,4 %

3Lemak% b/bMin. 3,0 %Min 2,0 %

4

Bahan Kering tanpa Lemak% b/bMin. 8,0 %Tidak dipersyaratkan

5Total Padatan-Tidak dipersyaratkanMin. 12 %

6Pewarna Tambahan-Tidak dipersyaratkanSesuai

7Cemaran Logam

7,1- Timbal (Pb)

Mg/klMaks. 0,30 mg/kgMaks. 3,0 mg/kg

7,2- Tembaga (Cu)Mg/klMaks. 20,0 mg/kgMaks. 2,0 mg/kg

7,3- Seng (Zn)Mg/kl

Maks. 40,0 mg/kgMaks. 40,0 mg/kg

7,4- Timah (Sn)Mg/kl

Maks. 40,0 mg/kgMaks. 40,0 mg/kg

7,5- Raksa (Hg)Mg/kl

Maks. 0,03 mg/kgMaks. 0,03 mg/kg

8Cemaran ArsenMaks. 0,10 mg/kgMaks. 0,10 mg/kg

99.1Cemaran MikrobaAngka lempeng totalKoloni/g00

Ket : A = Susu UHT Tawar B = Susu UHT yang diberi penyedap rasa

6. Susu BubukSNI 01-2970-1999 untuk Standar Mutu Susu Bubuk :NOKriteria MutusatuanSyarat

Susu bubuk berlemakSusububuk kjurang lemakSusububuk bebas lemak

1KEADAANBau

-NormalNormalNormal

Rasa-NormalNormalNormal

2Keadaan Air%b/bMaks. 4,0 %Maks. 4,0 %Maks. 4,0 %

3AbuMaks. 6,0 %Maks. 9,0 %Maks. 9,0 %

4Lemak%b/bMin. 2,0 %1,5 - < 26,0 %Maks. 1,5 %

5Protein (N x 6,3)Min. 25,0 %Min. 26.0 %Min. 34.0 %

6PatiTidak NyataTidak NyataTidak Nyata

7

8Cemaran Logam **- Tembaga (Cu)- Timbal (Pb)- Seng (Zn)- Raksa (Hg)-timah

Cemaran Arsen **mg/mg/kgmg/kgmg/kgmg/kgmg/kg

mg/kgMaks. 20 mg/kgMaks. 3 mg/kgMaks. 40 mg/kgMaks.0,03mg/kgMaks. 0,1 mg/kgMaks 20 mg/kgMaks. 3 mg/kgMaks. 40 mg/kgMaks.0,03mg/kgMaks. 0,1 mg/kgMaks. 20 mg/kgMaks. 3 mg/kgMaks. 20mg/kgMaks.0,03mg/kgMaks. 0,1 mg/kg

9Cemaran mikroba angka lempeng totalBakteri colliformEscherisia coliStaphylococcus aureusSalmonella

Koloni/gAPM/gAPM/gKoloni /g

Koloni/100gr

Maks. 5x104Maks.10