telaah kurikulum smp
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang –
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang – undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan
Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan.
Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib
belajar 9 tahun.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati,olah pikir, olah rasa,dan
olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.
Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan
lulusan yang sesuai dengan tuntunan kebutuhan berbasis potensi sumber
daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemem pendidikan
dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan
pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.Implementasi Undang –undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan kedalam sejumlah
peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintahan ini
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan
standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan,standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Dalam dokumen ini dibahas standar isi
sebagaimana dimaksudkan oleh peraturan Pemerintahan Nomor 19
Tahun 2005, yang secara keseluruhan mencakup:
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman
dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satutan pendidikan.
2. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah.
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh
satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum
sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan
4. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada
satuan pendidikan jenjang pendidikan dsar dan menengah.
Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 19
Tahun 2005.
Dalam proses pembelajaran, kurikulum merupakan salah satu
komponen yang sangat penting, selain guru, sarana dan prasarana
pendidikan lainnya. Oleh karena itu, kurikulum digunakan sebagai acuan
dalam penyelenggaraan pendidikan dan sekaligus sebagai salah satu
indikator mutu pendidikan. Terutama pada sekolah yang masih mengalami
pengembangan pendidikan, seperti yang kita observasi pada SMP Negeri
3 Arjasa.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa, pengembangan kurikulum
dilakukan dengan mengacu pada ketentuan Badan Standar Nasional
Pendidikan, dan kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Sistem Pendidikan Nasional dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 merupakan suatu sistem pendidikan terpadu yang mencakup semua
jenis, satuan, jalur, jenjang, dan kegiatan pendidikan yang bekaitan satu
sama lain, ditata secara sistematis sebagai upaya untuk mencapai tujuan
Pendidikan Nasional. Sehingga, jika selama ini kebijakan pengembang
pendidikan dilakukan secara terpusat (sentralistik), di mana semua
kebijakan mulai dari kurikulum sampai pedoman pelaksanaan teknis
ditangani oleh pusat. Maka, dengan diberlakukannya Undang-undang
Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang kemudian diikuti oleh
Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2002 tentang pembagian
kewenangan antara pemerintah dan kewenangan daerah.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah:
1. Bagaimana dan apa kurikulum yang diterapkan di SMP Negeri 3
Arjasa dalam kegiatan pendidikan disekolah ?
2. Bagaimanakah prosedur pengembangan kurikulum di SMP Negeri 3
dilihat dari tujuan, isi, struktur, strategi dan evaluasi kurikulum?
3. Fakto-faktor apa yang menjadi penghambat dan pendukung
pengembangan kurikulum di SMP Negeri 3 Arjasa ?
1.3Tujuan
Tujuan diadakannya observasi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum di SMP Negeri 3 Arjasa
dilihat dari singkronisasi program dengan institusi pasangan.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum yang diterapkan di SMP
Negeri 3 Arjasa.
3. Untuk mengkaji prosedur pengembangan kurikulum di SMP Negeri 3
Arjasa dilihat dari tujuan, isi, struktur, strategi dan evaluasi kurikulum.
4. Untuk mengungkapkan fakto-faktor pendukung dan penghambat
pengembangan kurikulum PSG di SMK Negeri 2 Palopo.
1.4Manfaat
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh melalui observasi ini
diantaranya :
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wacana pengembangan ilmu pengetahuan pengelolaan
kurikulum di SMP Negeri 3 Arjasa.
b. Merupakan konstribusi nyata bagi kami dalam menambah
wawasan ilmu dalam bidang pengembangan kurikulum pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti sebagai bahan literatur guna keperluan pelaksanaan
observasi sejenis.
b. Bagi pihak sekolah, sebagai masukan yang nantinya dapat
dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum
selanjutnya.
c. Sebagai bahan acuan bagi sekolah lain dalam melakukan
pengembangan kurikulum SMP untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diselenggarakan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum pertama kali digunakan di dunia olah raga pada
zaman Yunani kuno. Curiculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata
curir, artinya pelari, dan curere artinya tempat berpacu. Curriculum
diartikan sebagai ”jarak” yang harus ditempuh oleh pelari. Sehingga
makna yang terkandung dari rumusan pengertian di atas dalam dunia
pendidikan adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh/
diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah (Sudjana, 2008:4).
Pengertian lain mengenai kurikulum sebagaimana disebutkan
dalam buku materi sosialisasi dan pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) SMK (Depdiknas, 2007 :14), yaitu ”merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (UUSPN, Bab I, Pasal 1, ayat
19).
Menurut Sanjaya (2009 :3), ”kurikulum berdasarkan penelusuran konsep
memiliki tiga dimensi pengertian, yakni kurikulum sebagai mata pelajaran,
kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai sebagai
perencanaan program pembelajaran”. Sementara itu, Hamalik (2008:4)
mengartikan kurikulum sebagai ”seperangkat rencana (mata pelajaran/
program pengajaran) sebagai dasar atau pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran pada suatu institusi pendidikan (sekolah dan perguruan
tinggi”.
Sedangkan Nurdin (2005 :32) mengemukakan bahwa ”kurikulum
dalam arti sempit terbatas pada mata pelajara saja, tetapi pengertian lebih
luas tentang kurikulum merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan
sekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencapai
suatu tujuan, termasuk di dalamnya kegiatan belajar mengajar, mengatur
strategi dan proses belajar mengajar, cara mengevaluasi program
pengembangan pengajaran dan sebagainya”.
Berdasarkan empat pengertian kurikulum di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud kurikulum adalah seperangkat
program penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam suatu institusi
pendidikan (sekolah dan perguruan tinggi) meliputi isi mata pelajaran yang
mememiliki tujuan-tujuan tertentu dalam pencapaian tujuan pembelajaran
kepada anak didik. Dikatakan memiliki tujuan karena pada setiap mata
pelajaran terkandung tujuan instruksional umum dan khusus yang hendak
dicapai sebagai pemberian pengalaman belajar kepada anak didik.
Kurikulum yang dilaksanakan di SMK Negeri 2 Palopo ditetapkan dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
Isi kurikulum merupakan himpunan segala pengetahuan,
keterampilan, pola, sikap, kegiatan, pengalaman, sistem nilai dan
kemampuan yang dirancang, diprogramkan dan diselenggarakan dalam
hal ini di SMK Negeri 2 Palopo. Perencanaan, pemrograman dan
penyelenggaraan kurikulum dilakukan melalui berbagai kegiatan
pembelajaran dan pendidikan pada program keahlian atau jurusan,
disusun dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku secara
nasional (BSNP).
2. Komponen Kurikulum
Berdasarkan telaah terhadap struktur kurikulum, ada empat
komponen utama dalam kurikulum, yaitu: a) Tujuan, b) Isi dan struktur
kurikulum, c) Strategi pelaksanaan, dan d) Komponen evaluasi. Keempat
komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga
merefleksikan suatu kesatuan yang utuh sebagai program pendidikan.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai keempat komponen tersebut,
Nurdin (2005:5) menguraikan sebagai berikut:
a. Tujuan kurikulum
Pada hakikatnya tujuan kurikulum merupakan tujuan dari setiap
program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik, karena
kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan secara umum dijabarkan dari falsafah Pancasila, yaitu untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, tangguh, beratnggung jawab, mendiri, cerdas
dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Tujuan kurikulum
mencakup; (1) tujuan institusional, (2) tujuan kurikuler, dan (3) tujuan
instruksional. Tujuan kurikulum berfungsi untuk menentukan arah dan
corak kegiatan pendidikan, disamping itu, dapat menjadi indikator
keberhasilan pelaksanaan pendidikan dan menjadi pegangan dalam
setiap usaha dan tindakan atas pelaksanaan pendidikan.
b. Isi dan struktur kurikulum
Isi kurikulum berkaitan dengan pengetahuan ilmiah dan
pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran. Untuk menentukan
isi kurikulum, harus disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan,
perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan yang tidak kalah penting adalah
psikologis siswa pada setiap jenjang pendidikan.
Pendidikan kejuruan bertjuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan. Isi
dan struktur sekolah kejuruan adalah bekerja secara efektif dan efesien
serta mengembangkan keahlian dan keterampilan. Hal tersebut harus di
dukung stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-
dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi,
dan mampu berkomunikasi dengan tuntutan pekerjaannya (Sanjaya,
2009:160).
Kurikulum SMK berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Dasar
Kejuruan, Muatan Lokal, pengembangan diri. Struktur kurikulum SMK
meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan selama tiga tahun. Struktur kurikulum disusun berdasarkan
standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
Menurut Sudjana (2008:17) ada empat alasan mengapa perlu
dilakukannya pilihan dalam menetapkan isi kurikulum, antara lain: (1)
tugas dan tanggun jawab sekolah dalam mencerdaskan anak didik sangat
terbatas, baik dari segi waktu maupun sumber yang tersedia (2) tuntutan
kebutuhan masyarakat senantiasa berkembang dari waktu ke waktu.
Kecepatan perkembangan dan tuntutan masyarakat hampir tidak mungkin
bisa diikuti oleh pendidikan, sebab hal yang mustahil bila kebutuhan
masyarakat yang tiba-tiba berubah harus diikuti perubahan kurikulum (3)
ada beberapa jenjang dan tingkat pendidikan sesuai dengan tujuan dan
hakikat perkebangan anak, menyebabkan pentingnya memilih isi
kurikulum yang sesuai dengan tujuan dari setiap jenjang pendidikan
tersebut (4) pendidikan formal di sekolah merupakan sub sistem dari
pendidikan sepanjang hayat. Artinya pendidikan di sekolah dan
pendidikan di masyarakat tidak terpisahkan satu sama lain, sehingga
menuntut adanya isi kurikulum yang sesuai dengan pendidikan dalam
keluarga dan masyarakat.
c. Kriteria memilih isi kurikulum
Ada beberapa krietria dalam memilih isi kurikulum terumatama
bagi perancang kurikulum sebagaimana dikemukakan Riyanto (2009:1)
adalah: (1) isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi
perkembangan siswa (2) isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan
sosial, yaitu sesuai dengan tuntutan hidup dalam masyarakat (3) isi
kurikulum harus mengandung poengetahuan ilmiah yang komprehensif,
yaitu mengandung aspek intelektual, moral dan sosial secara seimbang
(4) isi kurikulum harus mengandung aspek ilmiah yang tahan uji (5) isi
kurikulum harus mengandung bahan yang jelas. Teori, prinsip dan konsep
yang terdapat di dalamnya bukan sekedar informasi faktual belaka dan (6)
isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan kurikulum PSG
di SMK Negeri 2 Palopo dilaksanakan sesuai dengan perkembangan
siswa, yaitu pemenuhan kebutahan materi bahan ajar yang disesuaikan
dengan keterampilan yang ada di industri, dimana di dalamnya sudah
mencakup aspek pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik yang
dirumuskan dalam tujuan dan indikator pembelajaran yang disusun.
d. Strategi pelaksanaan kurikulum
Strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana
kurikulum tersebut dilaksanakan di sekolah. Kurikulum dalam pengertian
program pendidikan masih dalam taraf harapan atau rencana yang harus
diwujudkan secara nyata di sekolah sehingga dapat mempengaruhi dan
mengantarkan anak didik kepada tujuan pendidikan. Oleh karena itu,
komponen strategi pelaksanaan kurikulum memegang peranan penting
dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Menurut Nurdin (2005:56), beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam melaksanakan kurikulum antara lain: ”1) tingkat
dan jenjang pendidikan. Adanya jenjang dan tingkat pendidikan
merupakan perbedaan dalam hal tujuan institusional, perbedaan isi
struktur, strategi pelaksanaan, dan sistem evaluasi yang dilakukan; 2)
proses belajar mengajar. Merupakan kegiatan pengajaran yang dilakukan
guru dan proses belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar, kedua-
duanya dituntut aktif sehingga terjadi interaksi dan komunikasi harmonis
demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa strategi
pelaksanaan kurikulum PSG di SMK Negeri 2 Palopo mempertimbangkan
tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang ingin
dicapai, isi dan struktur kurikulum yang diberikan dalam proses belajar
mengajar disesuaikan dengan perkembangan industri relevan pada
semua program keahlian yang ada .
B. Prinsip Pengembangan dan Implementasi Kurikulum
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran
penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya
dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas
arah pendidikan, juga memberikan pemahaman tentang pengalaman
belajar yang harus dimiliki setiap siswa.
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum
agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini
berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen
situasi belajar mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian
kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran,
kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang
mengacu pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis
pelajaran kurikulum ganda lainnya untuk memudahkan proses belajar
mengajar (Hamalik, 2008:183).
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai tenaga
pendidik dan kependidikan yang profesional adalah menguasai landasan-
landasan kependidikan termasuk di dalamnya adalah menguasai
kurikulum dan melakukan upaya pengembangan kurikulum satuan mata
pelajaran sesuai dengan konteks kekinian, yaitu sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan industri-industri relevan, terlebih lagi SMK
Negeri 2 Palopo sebagai institusi pendidikan vokasional yang menitik
beratkan pada pencapaian dan penciptaan tamatan yang memiliki
segenap keterampilan dan kompetensi profesional sebagai calon-calon
tenaga kerja siap pakai bagi pemenuhan tenaga kerja di industri.
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses
penyusunan rencana tentang isi dan bahan yang harus dipelajari serta
bagimana cara mengajarkannya, sehingga pengembangan kurikulum
harus didasarkan pada visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Seller (Sanjaya, 2008:32) pengembangan kurikulum
harus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum. Orientasi
pengembangan kurikulum tersebut menyangkut enam aspek, yaitu: 1)
tujuan pendidikan menyangkut arah kegiatan pendidikan, 2) pandangan
tentang anak, 3) pandangan tentang proses pembelajaran, 4) pandangan
tentang lingkungan, 5) konsepsi tentang peranan guru, dan 6) evaluasi
belajar.
Pengembangan kurikulum merupakan tahap lanjutan dari
pembinaan kurikulum, yaitu upaya meningkatkan dalam bentuk nilai
tambah dari apa yang telah dilaksanakan sesuai dengan kurikulum
potensial. Upaya ini bisa dilakukan apabila diadakan penilaian terhadap
apa yang telah dilaksanakan, karena melalui penilaian dapat diketahui
kekurangan dalam pelaksanaan kurikulum selama ini. Kekurangan
tersebut sedapat mungkin diatasi, dicarikan upaya lain yang lebih baik,
sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal. Lebih dari itu, hasil yang telah
diperoleh dari pelaksanaan dan pembinaan kurikulum adalah proses
pelaksanaan kurikulum lebih efektif, efisien, dan produktif serta lebih
berdaya guna.
Menurut Nurdin (2005), Hamalik (2008), dan Sudjana (2008:9),
mengemukakan bahwa, ”pada prinsipnya ada tiga landasan pokok dalam
pengembangan kurikulum, yaitu: (1) Landasan Filosofis, yaitu pentingnya
filsafat dalam pengembangan kurikulum mengingat filsafat merupakan
cara berpikir radikal dan menyeluruh dalam mengupas sesuatu sedalam-
dalamnya. Dalam hal ini falsafah Pancasila menjadi dasar pengembangan
kurikulum yang dilaksanakan (2) Landasan Budaya. Kurikulum sebagai
acuan penyelenggaraan pendidikan menjadikan budaya sebagai alat
sosialisasi dan interaksi penciptaan manusia berbudaya khususnya nilai-
nilai budaya bangsa Indonesia yang dapat diwujudkan dalam tiga gejala,
yaitu: (a) ide, konsep, gagasan, nilai, norma, dan dan peraturan, (b)
kegiatan, yakni tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (c)
benda hasil karya manusia (3) Landasan Psikologis. Landasan psikologis
berkenaan dengan perilaku manusia melalui pendidikan diharapkan
adanya perubahan pribadi menuju kedewasaan, baik fisik, mental/
intelektual, moral maupun sosial.
Sementara itu, Depdiknas (2007:59) menyebutkan bahwa, prinsip
pengembangan kurikulum yaitu: (1) Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya (2) Beragam dan terpadu (3) Tanggap terhadap
perkembangan iptek dan seni (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
(5) Menyeluruh dan berkesinambungan (6) Belajar sepanjang hayat,
dan (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Sedangkan pelaksanaan kurikulum yaitu: (1) Siswa harus mendapatkan
pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan
untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan
menyenangkan (2) Menegakkan lima pilar belajar (3) Peserta didik
mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan percepatan;
(4) Suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima
dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat (5) Menggunakan
pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi
yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar (6) Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta
kekayaan daerah (7) Diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,
dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta
jenjang pendidikan.
Pengembangan suatu kurikulum harus memiliki landasan filosofis.
Hal ini perlu dilakukan agar arah dan tujuan yang jelas dalam
implementasinya. Sedangkan acuan yuridis yang digunakan terhadap
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum adalah:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang
pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23
Tahun 2006.
Kurikulum dan silabus atau Garis-Garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) yang telah tersusun sedemikian rupa tidak ada
artinya sama sekali bilamana belum teraktualisasikan menjadi kurikulum
aktual (real). Maka, ”melalui fungsi dan peran guru sebagai pengajar,
kurikulum dapat dijabarkan, dikembangkan, dan diperluas, yang
mengandung nilai-nilai dan sikap serta pengetahuan sehingga dapat
ditransformasikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya dalam proses
belajar mengajar” (Subandijah, 1997:28).
Berdasarkan pendapat di atas, maka jelaslah bahwa peranan guru
sangat menentukan pencapaian hasil belajar atau harapan yang
diinginkan kurikulum. Guru sebagai implemnetator dan pengembang
kurikulum berfungsi dan berperan untuk: 1) Memperkaya kurikulum. Yaitu
menjabarkan, mengembangkan serta memperluas segala sesuatu yang
telah dirumuskan, disusun dan ditetapkan dalam petunjuk pelaksanaan
GBPP ke dalam satuan pembelajaran atau lebih dikenal dengan istilah
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang diimplementasikan dalam
proses kegiatan belajar mengajar di kelas; 2) Meningkatkan relevansi
kurikulum dengan kebutuhan siswa, masyarakat serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Yaitu satuan isi kurikulum harus
sesuai dengan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan industri/ dunia
kerja.
1. Mata Pelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat teknologi informasi
dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang toeri bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika
diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta
didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah,tidak pasti dan kompetitif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar matematika dalam dokumen
ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan
kemampuan tersebut diatas. Selain itu dimaksudkan pula untuk
mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam
pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan
menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
1. b. Tujuan
Mata pelajaran matematika SMP kelas 2 semester 1 bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara lues,akurat,
efisiensi, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat ,melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memilliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan,yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
1. c. Ruang lingkup
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SMP/MTs kelas 2
semester 1 meliputi aspek- aspek sebagai berikut:
1. Aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan
2. Sistem persamaan linier dua variabel
3. Geometri dan pengukuran.
1. 2. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman
pada standar kompetensi llulusan dan standar isi serta panduan
penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip – prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi,perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi,
dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
1. 3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Dalam pelaksanaan kurikulum disetiap satuan pendidikan menggunakan
prinsip – prinsip sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan
dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu,serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara
bebas, dinamis dan menyenangkan.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,
yaitu(a) belajar untuk berimtaq kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b)
belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup
bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri,melalui proses pembelajaran
yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan atau
percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan
kondisi peserta didikdengan tetap memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan,
keindividuan, kesosialan, dan moral.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik
dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab,
terbuka, dan hangat, dengan prinsip Tut wuri handayani, ing madia
mangun karsa, ing ngarsa sung tulada( di belakang memberikan
daya dan kekuatan,ditengah membangun semangat dan prakarsa,
didepan memberikan contoh yang teladan).
5. Kurikulim dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang
memadai, dan manfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang
terjadi,tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,
contoh dan teladan).
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi
alam,sosial, dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan
pendidikan dengan muyatan seluruh bahan kajian secara optimal.
7. g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi
mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri
diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan
kesinambungan,yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis
serta jenjang pendidikan.
8. B. Struktur kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap
satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur
kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi
lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian
integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
1. C. Beban Belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan
menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan system
paket atau sitem kredit semester. Kedua system tersebut dipilh
berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.
Satuan pendidikan SMP/MTs kategori standar menggunakan system
paket atau dapat menggunakan system kredit semester.
Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar system
paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem paket adalah
system penyelenggaraan program pendidkan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuit seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar pada
setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu
yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program
pembelajaran melalui system tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan
tatap muka per jam pembelajaran pada setiap satuan pendidikan untuk
SMP/MTs/SMPLB berlangsung selam 40 menit. Beban belajar kegiatan
tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan untuk
SMP/MTs/SMPLB adalah 34 jam pembelajaran.
BAB III
METODE OBSERVASI
3.1 Jenis dan Lokasi Observasi
Jenis observasi yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Observasi ini dimaksudkan untuk
mendeskripsikan pelaksanaan pelaksanaan dan bagaimana
pengembangan kurikulum yang diterapkan di SMP Negeri 3 Arjasa,
prosedur pengembangan kurikulum di SMP dan faktor-faktor yang
menghambat dan mendukung pengembangan kurikulum tersebut. Lokasi
observasi yang kita lakukan bertempat di SMP Negeri 3 Arjasa. Alasan
kami memilih sekolah tersebut dikarenakan sekolah itu berada jauh dari
kota dan berada pada lingkungan yang bisa dibilang masih kurang begitu
sadar akan pentingnya pendidikan. Karena dari hasil wawancara dengan
guru masih dikatakan bahwa rendahnya minat siswa lulusan SD untuk
masuk SMP, sehingga kurikulum yang dikembangkan harus disesuaikan
dengan lingkungan sekolah yang ada.
3.2 Fokus dan Deskripsi Fokus Observasi
3.2.1 Fokus observasi
Fokus dari observasi ini adalah kurikulum apa yang diterapkan dan
bagaimana pengembangan kurikulum yang dilakukan SMP Negeri 3
Arjasa dalam pelaksanaan pendidikannya.
3.2.2 Deskripsi fokus
1. Kurikulum yang digunakan oleh SMP Negeri 3 Arjasa dalam kegiatan
pendidikannya adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Pelaksanaan kurikulum disesuaikan dengan keadaan dan kondisi
sekolah yang masih mempunyai kekurangan baik dalam sarana dan
pelaksana pendidikanya.
3. Pengembangan tujuan adalah memasukkan unsur-unsur baru pada
kurikulum yang sudah digunakan sesuai dengan aspirasi, kebutuhan
sekolah, tuntutan keadaan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta kemampuan tenaga pengajar yang yang ada pada institusi
tersebut.
3.3 Instrumen Observasi
Instrumen dalam Observasi ini adalah observer yang bertindak
sebagai pengamat dan pewawancara. Observasi sebagai instrumen
utama dalam observasi ini, memulai tindakan pengembangan kurikulum
melalui perencanaan tindakan, dan pengumpulan data diikuti dengan
menganalisis kurikulum KTSP yang sudah ada sebagai upaya
mensinkronisasi kurikulum yang digunakan dengan data dari keahlian
dasar yang dikerjakan di sekolah tersebut, kemudian disusun dalam
bentuk dasar kompetensi kejuruan dan kompetensi kejuruan, kemudian
oleh guru bidang studi bersama ketua program keahlian menyusun
silabus. Untuk memperoleh data tersebut, maka alat bantu yang
digunakan peneliti adalah format observasi, pedoman wawancara, dan
dokumentasi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam observasi ini, ada tiga teknik utama yang digunakan dalam
mengumpulkan data, yaitu:
1. Observasi
Observasi dilakukan sebelum dan selama pelaksanaan observasi.
Observasi dilakukan peneliti dengan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Memilah kurikulum yang digunakan di SMK Negeri 2 Palopo pada
masing-masing program keahlian untuk mengetahui mata diklat mana
yang sesuai dengan keterampilan kerja di industri.
b. Hasil analisis terhadap kurikulum dirumuskan sebagai fokus
permasalahan observasi, sehingga dapat diungkapkan dalam hasil
pelaksanaan observasi.
c. Menyusun format instrumen observasi, dan wawancara sehingga dapat
digunakan dalam mengumpulkan data dari informan sebagai sumber
data primer observasi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada sumber data primer, yaitu: kepala
sekolah, wakasek kurikulum, ketua program keahlian, guru praktek unit
produksi, pimpinan industri terkait. Informasi yang diperoleh digunakan
sebagai data emic untuk mendeskripsikan sinkronisasi kurikulum PSG.
Wawancara dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Menyatakan maksud dan tujuan observasi yang akan dilaksanakan,
dengan memperlihatkan salinan dan konsep proposal observasi.
b. Meminta kesediaan waktu dan tempat kepada informan untuk
kepentingan wawancara.
c. Mencatat dan merekam informasi lisan yang diberikan sumber data.
d. Membuat dan menyusun salinan wawancara menjadi data untuk
keperluan interpretasi data sesuai permasalahan dan fokus observasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi bertujuan untuk memperoleh data sekunder
berupa dokumen-dokumen pendukung yang digunakan sebagai acuan
dalam menyusun kerangka konsep observasi. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen tertulis, yaitu:
a. Buku, artikel, sumber website, digunakan untuk menyusun kerangka
konsep dan teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang
dikaji.
b. Buku profil, visi dan misi, serta peraturan yang berlaku di SMK Negeri 2
Palopo.
c. Dokumen kurikulum, yaitu dasar kompetesi kejuruan dan kompetensi
kejuruan produktif.
d. Melakukan analisis dan interpretasi data sebagai data pendukung
terhadap permasalahan observasi yang diajukan.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan secara berulang-ulang sampai peneliti
memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan
hasilnya. Ada tiga tahap utama yang dilaksanakan peneliti dalam
menganalisis data, yaitu: 1) tahap reduksi data, 2) tahap penyajian dan
pengolahan data, 3) dan 3) tahap penarikan kesimpulan. Ketiga tahap
tersebut dilakukan secara integratif untuk menentukan hasil akhir analisis.
Selanjutnya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Reduksi data
a. Data yang diperoleh dari sumber data primer dicatat dan dikelompokkan
sesuai dengan topik permasalahan yang diajukan.
b. Informasi yang dikumpulkan selanjutnya difokuskan berdasarkan
permasalahan yang diajukan. Kata atau kalimat yang dianggap tidak baku
tidak digunakan, atau dapat diganti berdasarkan interpretasi peneliti.
c. Informasi yang dikumpulkan di sederhanakan dengan membuat kumpulan
catatan, yaitu dengan membuat abstraksi.
2. Penyajian dan pengolahan data
a. Data yang telah di abstraksikan disajikan secara naratif untuk memberikan
deskripsi permasalahan yang dibahas.
b. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diinterpretasi menurut
pemahaman penulis.
3. Penarikan kesimpulan
a. Data dan informasi yang diperoleh dari dari sumber data dibandingkan
antara satu sama lain sehingga peneliti dapat melakukan interpretasi
terhadap data tersebut.
b. Penarikan kesimpulan diikuti verifikasi data melalui dukungan konsep atau
teori yang relevan sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji.
F. Teknik Pengabsahan Data
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan metode
pengumpulan data dalam observasi kualitatif divalidasi melalui teknik
triangulasi sumber dan metode (Sugiyono, 2009:117).
Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data yang dilakukan
melalui: 1) perpanjangan pengamatan, 2) keikutsertaan, dan 3) diskusi
dengan teman sejawat.
1. Perpanjangan pengamatan
a. Perpanjangan pengamatan dilakukan selama dua minggu sejak minggu
pertama dan kedua bulan Juli 2010.
b. Mengisi atau memberi penilaian terhadap aspek-aspek yang diamati yang
telah tercantum dalam lembar pengamatan.
c. Hasil pengamatan dirangkum dan disusun abstraksinya.
2. Keikutsertaan
a. Peneliti mensosialisasikan diri kepada pihak-pihak yang terkait dengan
pengembangan kurikulum di sekolah, kepada: 1) kepala sekolah, 2) wakil
kepala sekolah bidang kurikulum, 3) wakasek bidang Hubungan Industri,
4) SMM, dan 5) Wakasek SDM dan 6) ketua program keahlian.
b. Peneliti berusaha menjalin komunikasi positif dengan kepala sekolah dan
komponen sekolah lainnya agar dapat mempergunakan dokumen
kurikulum yang ada di sekolah.
c. Peneliti melakukan analisis dokumen kurikulum bersama pihak-pihak
terkait untuk mengidentifikasi kurikulum yang belum sinkron dengan
keterampilan kerja dasar yang ada di industri/DUDI.
3. Diskusi dengan teman sejawat
a. Data yang dikumpulkan dari sumber data dibandingkan (crosh check)
dengan hasil observasi dan diskusi dengan beberapa orang guru agar
data dapat diinterpretasikan kembali secara akurat oleh peneliti.
b. Peneliti meminta tanggapan beberapa guru untuk terhadap data yang
dikumpulkan baik melalui observasi maupun dari sumber data primer.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Observasi
SMP Negeri 3 Arjasa beralamat di Jl. Kemuning Lor, Desa
Rembangan, Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Sekolah tersebut
sudah berdiri selama 6 tahun, berdiri pada tahun 2007
Sebagai sekolah kejuruan yang berorientasi pada kualitas tamatan
yang memiliki keterampilan kerja dan kompetensi tamatan yang
diharapkan mampu bersaing di pasar kerja secara praktis, maka sarana
dan prasarana yang dimiliki sebagai penunjang pencapaian tujuan
tersebut juga cukup memadai. Secara umum, kondisi sarana dan
prasarana dalam kondisi 100 persen masih dapat dipergunakan dengan
baik pada masing-masing program keahlian.
Untuk mengetahui kondisi real SMK Negeri 2 Palopo, berikut akan
disajikan populasi siswa, jumlah tamatan, dan sarana prasarana yang
dimiliki, dalam tabel 4.1, 4.2, dan 4.3 berikut:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, maka kesimpulan yang dapat ditarik
adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan kurikulum di SMK Negeri 2 Palopo belum dilaksanakan
sesuai dengan harapan karena sekolah belum mengundang pihak industri
untuk duduk bersama merumuskan kompetensi-kompetensi yang
dilaksanakan di industri dengan yang diajarkan di sekolah.
2. Pengembangan kurikulum di SMK Negeri 2 Palopo belum dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang diharapkan yaitu mengidentifikasi dan
mengklasifikasi industri yang layak, membuka komunikasi persuratan,
serta mengundang pihak industri merumuskan kesesuaian kompetensi
antara sekolah dan industri.
3. Pengembangan kurikulum didukung oleh potensi sumber daya manusia
guru, predikat sekolah bertaraf internasional, ISO 9001-2000, serta
sumber dana yang memadai. Faktor penghambatnya adalah keterbatasan
jumlah industri bertaraf nasional dan internasional lingkup kota Palopo,
serta perubahan kurikulum nasional.