tektonik indonesia

15
GEOLOGI INDONESIA Tektonik Indonesia Saat Ini Dan Implikasi Akibat Tektonik Tsb” Disusun Oleh : SYADI FUDRA 111.10.1011

Upload: syadi-fudra-al-magrabi

Post on 24-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tektonik Indonesia

GEOLOGI INDONESIA

“Tektonik Indonesia Saat Ini Dan Implikasi Akibat Tektonik Tsb”

Disusun Oleh :

SYADI FUDRA111.10.1011

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA

2013

Page 2: Tektonik Indonesia

Tektonik Indonesia

Indonesia terletak pada suatu sistim pertemuan Lempeng Australia, Lempeng Pasifik

yang merupakan jenis lempeng samudra bersifat lentur dan lempeng Eurasia berjenis

lempeng benua bersifat rigid/kaku.Akibatnya terjadi penunjaman serta patahan aktif di dasar

laut dan di daratan.Aktifitas zona tumbukan dan patahan-patahan tersebut berpotensi memicu

terjadinya gempabumi.

Gambar Peta Tektonik Indonesia

Beberapa sesar aktif yang terkenal di Indonesia adalah sesar Sumatra, sesar Cimandiri

di Jawa barat, sesar Palu-Koro di Sulawesi, sesar naik Flores, sesar naik Wetar, dan sesar

geser Sorong. Keaktifan masing-masing sesar ditandai dengan terjadinya gempa bumi.

Gempa dangkal (kedalaman 0-50 km) yang terjadi pada periode 1900-1995 dengan skala

Richter 5,5 atau lebih, membuktikan lokasi-lokasi daerah aktif gempa di Indonesia. Prediksi

gempa bumi yang mencakup luasan daerah, kisaran waktu maupun kisaran skala sebagai

Berdasarkan sejarah kekuatan sumbe gempa, aktifitas gempa bumi di Indonesia bisa dibagi

dalam 6 daerah aktifitas.

1. Daerah sangat aktif. Magnitudo lebih dari 8 mungkin terjadi di daerah ini. Yaitu di

Halmahera, pantai utara Irian.

Page 3: Tektonik Indonesia

2. Daerah aktif. Magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude 7 sering terjadi.Yaitu di

lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda.

3. Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 mungkin terjadi.Yaitu di

pantai barat Sumatra, kepulauan Suna, Sulawesi tengah.

4. Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari tujuh bisa terjadi.

Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara, Kalimatan bagian timur.

5. Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 jarang terjadi.Yaitu di daerah pantai

timur Sumatra, Kalimantan tengah.

6. Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan Irian,

Kalimantan bagian barat.

Pembagian ini masih bersifat regional, dengan perkataan lain bahwa untuk analisa

resiko gempa pada suatu bangunan yang terletak pada suatu tempat di satu kota, memerlukan

analisa mikro yang memasukkan beberapa unsur seperti lapisan tanah tempat bangunan,

ketebalan lapisan, respon tanah dan bangunan terhadap getaran.

Kondisi dan Potensinya

Kepulauan Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki kondisi geologi yang

menarik. Menarik karena gugusan kepulauannya dibentuk oleh tumbukan lempeng-lempeng

tektonik besar. Tumbukan Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia mempengaruhi

Indonesia bagian barat, sedangkan pada Indonesia bagian timur, dua lempeng tektonik ini

ditubruk lagi oleh Lempeng Samudra Pasifik dari arah timur. Kondisi ini tentunya

berimplikasi banyak terhadap kehidupan yang berlangsung di atasnya hingga saat

ini.Perhatikan gambar-gambar di bawah ini.

Page 4: Tektonik Indonesia

Gambar Tektonik di Indonesia

Gambar di atas menunjukkan kondisi tektonik Kepulauan Indonesia.

a. Garis merah, jingga dan hijau menunjukkan batas-batas lempeng tektonik. Garis

merah menunjukkan pemekaran lantai samudra. Garis jingga menunjukkan

pensesaran relatif mendatar. Sedangkan garis hijau menunjukkan

tumbukan/penunjaman antar lempeng tektonik.

b. Garis hijau di sebelah barat Pulau Sumatra dan di sebelah selatan Pulau Jawa,

menerus hingga ke Laut Banda, sebelah selatan Flores kemudian membelok ke

utara menuju Laut Arafuru (utara Maluku) menunjukkan zona penunjaman

Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng Eurasia. Karena di Indonesia bagian

timur ini ada lagi Lempeng Samudra Pasifik yang menubruk dari arah timur.

Salah satu korban paling parah dari tubrukan tiga lempeng ini adalah Pulau

Sulawesi.

Penunjaman yang terjadi di sebelah barat Sumatra tidak benar-benar tegak lurus

terhadap arah pergerakan Lempeng India-Australia dan Lempeng Eurasia. Lempeng Eurasia

bergerak relatif ke arah tenggara, sedangkan Lempeng India-Australia bergerak relatif ke arah

timurlaut. Karena tidak tegak lurus inilah maka Pulau Sumatra dirobek sesar mendatar (garis

jingga) yang dikenal dengan nama Sesar Semangko. Di sebelah utara Aceh, ada proses

pemekaran lantai samudra (garis merah). Saya rasa itu terjadi sebagai bagian dari proses

Escape Tectonics akibat tumbukan Lempeng Anak Benua India terhadap Lempeng Eurasia.

Page 5: Tektonik Indonesia

Di sebelah utara Papua juga terbentuk zona penunjaman akibat tumbukan Lempeng

Samudra Pasifik terhadap Lempeng India-Australia. Pada bagian Kepala Burung, Papua, ini

juga terbentuk sesar mendatar (garis warna jingga) yang dikenal dengan nama Sesar Sorong.

Masih menjadi perdebatan apakah penyebab Gempa Papua 4 Januari 2009 yang lalu.

Sebagian ahli menyebutkan pergerakan aktif Sesar Sorong ini yang menyebabkan gempa,

sebagian lagi menyebutkan gempa bersumber dari zona penunjaman di sebelah utara Sesar

Sorong.

Zona penunjaman (warna hijau) yang terbentuk di Samudra Pasifik umumnya sebagai

akibat benturan Lempeng Samudra Pasifik dengan Lempeng Eurasia. Sedangkan zona

pemekaran (warna merah) sebagai akibat ikutan proses Escape Tectonics setelah terjadinya

tumbukan.

Implikasinya Akibat Dari Proses Tektonik Yang Ada Di Indonesia

Gambar di atas menunjukkan sebaran gunungapi (segitiga merah), titik gempa (tanda

plus ungu) dan hot spot (tanda bintang jingga). Rangkaian gunungapi dan titik gempa selalu

berasosiasi dengan zona penunjaman. Pulau Sumatra, Jawa, Flores, Maluku, Sulawesi dan

bagian utara Papua akan rawan dengan gunungapi dan gempa bumi.

Tatananan geologi Indonesia cukup kompleks, hal ini dibuktikan dengan keberadaan

dan sebaran data geologi yang meliputi seluruh wilayah administratif Indonesia.

Page 6: Tektonik Indonesia

Perkembangan penelitian geologi Indonesia sampai saat ini memang belum maksimal tapi

penelitian dan pengembangan pendekatan teknologi terus digalakkan.

Berikut kita akan melihat perkembangan Pergerakan Tektonik Lempeng Indonesia

yang berdampak pada potensi terjadinya Gempa Tektonik. Kondisi inilah yang mesti kita

antisipasi sebagai langkah awal dan berkelanjutan untuk mengenal lebih dulu kriteria

Kegempaan (Tektonik atau Vulkanisme). Kondisi tektonik Indonesia yang dilalui oleh 3

(tiga) jenis Tektonik Lempeng Aktif yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Australia dan

Lempeng Eurasia memberikan dampak yang cukup besar terhadap periodik kejadian Gempa

Tektonik di Indonesia.

a. Potensi Gempa Tektonik Sumatra

Konvergensi miring sepanjang batas Lempeng Sumatra menghasilkan formasi

forearc-sliver block yang terletak diantara Sesar Sumatra dan Trench Jawa.

(Memberikan dampak Terjadinya Gempa Tektonik Aceh dan Tsunami Tahun 2004).

b. Batasan Timur Paparan Sunda

Pemusatan Paparan Sunda dengan lempeng Pasifik (OBIX) dihalangi oleh

blok Timur Sulawesi, menghasilkan rotasi yang cepat searah jarum jam blok Timur

Sulawesi (MANA dan LUWU) relatif terhadap Paparan Sunda. Rotasi ini

memindahkan sekitar sepertiga konvergensi Pasifik-Paparan Sunda ke arah left-lateral

slip sepanjang sesar Palu dan utara-selatan sepanjang trench utara Sulawesi dimana

terjadi subduksi laut Celebes.

Dalam hal ini proses banyak dilakukan oleh litosfer Samudra utara Sulawesi,

mengakibatkan tumbukan benua menjadi sebagian kecil proses subduksi daerah kerak

Samudra. Memberikan dampak Terjadinya Gempa Tektonik Jogja Tahun 2004.

Sebagai bukti, Tahun 2004 Indonesia dikejutkan dengan Pergerakan Lempeng

Autralia dan Lempeng Eurasia yang mengakibatkan Sesar Jawa-Sumatra mengalami

pergerakan sangat besar yang mengakibatkan Gempa Tektonik Aceh yang disusul

oleh Gelombang Tsunami memluluhlantahkan Harta dan Jiwa dalam jumlah ribuan

bahkan imbasnya sampai sekitar Asia Tenggara, Tahun 2006 Pergerakan Lempeng

Australia yang menunjam Paparan Sunda mengakibatkan Sesar Jawa mengalami

pergerakan berimbas terhadap terjadinya Gempa Tektonik Jogja tetapi tidak

berdampak pada Gelombang Stunami juga memberi dampak kerugian Harta dan Jiwa

dalam jumlah yang besar. Dan yang paling mengejutkan Hari Rabu, 30 Oktober 2009

masyarakat Sumatera Barat dikejutkan dengan gempa secara periodik dan mempunyai

pola tertentu yang sumbernya (46 km) dari Kota Padang (Terasa sampai Malaysia dan

Page 7: Tektonik Indonesia

Singapura) terjadi Gempa Tektonik dengan dengan kekuatan 7,6 Skala Ritcher yang

tentunya akan memberikan dampak secara luas (sampai opini ini dimuat masih

menunggu pendataan dari Satkorlak).

Gempa Bumi yang tiada hentinya menunjam paparan tektonik Indonesia

semestinya bisa dijadikan pelajaran berharga bagi seluruh Stakeholder Bangsa

(Pemerintah, Akademisi, Ilmuwan, Peneliti) untuk merumuskan formulasi

pendeteksian dini sekitar wilayah rawan bencana serta menggalakkan

sosialisasi/pemahaman untuk antisipasi dini penanggulangan bencana alam (gempa

bumi). Tentunya hal ini bisa diantsipasi dengan memberikan dukungan kepada

peningkatan Program Early Warning System (EWS) dan Mitigasi Bencana Geologi

untuk memetakan Zonasi Wilayah Potensi Gempa.

Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng

Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan

lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific

di utara Irian dan Maluku utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi

tabrakan terkumpul sampai suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan

tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi. Pelepasan energi sesaat ini

menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan karena percepatan gelombang seismik,

tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya dampak gempa bumi terhadap bangunan

bergantung pada beberapa hal; diantaranya adalah skala gempa, jarak epicenter, mekanisme

sumber, jenis lapisan tanah di lokasi bangunan dan kualitas bangunan.

Peristiwa tektonik yang cukup aktif, selain menimbulkan gempa dan tsunami, juga

membawa berkah dengan terbentuknya banyak cekungan sedimen (sedimentary basin).

Cekungan ini mengakomodasikan sedimen yang selanjutnya menjadi batuan induk maupun

batuan reservoir hydrocarbon. Kadungan minyak dan gas alam inilah yang kini banyak kita

tambang dan menjadi tulang punggung perekonomian kita sehingga tahun 1990-an.

Page 8: Tektonik Indonesia

Gambar Peta Tektonik dan Gunung Berapi di Indonesia. Garis biru melambangkan batas antar lempeng

tektonik, dan segitiga merah melambangkan kumpulan gunung berapi. (Sumber: MSN Encarta Encyclopedia)

Indonesia, juga merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik

karena berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan,

Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur laut. Hal ini

mengakibatkan Indonesia mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari arah zona

tumbukan yaitu Fore arc, Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang

berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau sering di sebut sebagai zona aktif akibat

patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut. Pada daerah ini material batuan

penyusun utama lingkungan ini juga sangat spesifik serta mengandung potensi sumberdaya

alam dari bahan tambang yang cukup besar. Volcanic arc merupakan jalur pegunungan aktif

di Indonesia yang memiliki topografi khas dengan sumberdaya alam yang khas juga. Back

arc merupakan bagian paling belakang dari rangkaian busur tektonik yang relatif paling stabil

dengan topografi yang hampir seragam berfungsi sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah

tersebut memiliki kekhasan dan keunikan yang jarang ditemui di daerah lain, baik

keanegaragaman hayatinya maupun keanekaragaman geologinya.

Indonesia merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik karena

berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan, Lempeng

Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur laut. Lempeng Indo-Australia

bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara,

sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Hal ini mengakibatkan Indonesia

Page 9: Tektonik Indonesia

mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc, Volcanic

arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan zona

tumbukan atau sering di sebut sebagai zona aktif akibat patahan yang biasa terdapat di darat

maupun di laut. Pada daerah ini material batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat

spesifik serta mengandung potensi sumberdaya alam dari bahan tambang yang cukup besar.

Ada dua hal utama yang membedakan antara Bumi dengan planet-planet yang lain di

dalam Sistem Tata Surya, yaitu:

1) Bumi memiliki air dalam jumlah besar dan membentuk sub-sistem hidrosfer sedang

planet-planet yang lain tidak memiliki air. Dengan kata lain, hidrosfer hanya dijumpai

di Bumi dan tidak dijumpai di planet-planet yang lain.

2) Di Bumi terdapat fenomena tektonik lempeng sedang di planet-planet yang lain tidak

ada. Fenomena tektonik lempeng mengindikasikan bagian internal Bumi yang cair

dan memiliki energi panas yang tinggi.

Berlangsungnya siklus hidrologi, siklus batuan dan siklus tektonik di Bumi berkaitan

erat dengan keberadaan dua hal tersebut. Siklus hidrologi tidak dapat berlangsung bila di

Bumi tidak ada hidrosfer, sedang siklus batuan dan tektonik tidak dapat berlangsung bila

tidak ada tektonik lempeng. Dengan demikian, bila keberadaan hidrosfer dan tektonik

lempeng hanya ada di Bumi, maka ketiga siklus tersebut hanya berlangsung di Bumi dan

tidak dapat berlangsung di planet-planet yang lain.

Tsunami adalah fenomena gelombang raksasa yang melanda ke daratan. Fenomena

ini dapat terjadi karena gempa bumi atau gangguan berskala besar di dasar laut, seperti

longsoran bawah laut atau erusi letusan gunungapi di bawah laut (Skinner dan Porter, 2000).

Gelombang tsunami dapat merambat sangat cepat (dapat mencapai kecepatan 950 km/jam),

panjang gelombangnya sangat panjang (dapat mencapat panjang 250 km). Di samudera,

tinggi gelombang tsunami cukup rendah sehingga sulit diamati, dan ketika mencapai perairan

dangkal ketinggiannya dapat mencapai 30 m. Sifat kedatangan gelombang tsunami sangat

mendadak dan tidak adanya sistem peringatan dini merupakan penyebab dari banyaknya

korban jiwa yang jatuh ketika gelombang tsunami melanda ke daratan pesisir yang banyak

penduduknya. Contoh yang paling mutakhir peristiwa kencana tsunami ini adalah ketika

tsunami melanda pesisir barat dan utara Pulat Sumatera di Propinsi Nanggroe Aceh

Darussalam pada tanggal 26 Desember 2004.

Tsunami yang terjadi karena gempa bumi atau longsoran di bawah laut kejadiannya

berkaitan erat dengan sistem interaksi lempeng kerak bumi yang membentuk sistem

Page 10: Tektonik Indonesia

penunjaman dan palung laut dalam. Sementara itu, tsunami yang terjadi karena erupsi letusan

gunungapi kejadiannya berkaitan erat dengan kehadiran gunungapi bawah laut, baik yang

muncul di permukaan laut maupun yang tidak muncul di permukaan laut. Dengan demikian,

potensi suatu kawasan pesisir untuk dilanda tsunami dapat diperhitungkan dari keberadaan

sistem penunjaman lempeng yang membentuk palung laut dalam, dan keberadaan gunungapi

bawah laut. Meskipun demikian, kita tidak dapat melakukan prediksi tentang kapan akan

terjadinya tsunami karena kita tidak dapat melakukan prediksi tentang kapan terjadinya

gempa, longsoran bawah laut atau letusan gunungapi bawah laut yang dapat mencetuskan

tsunami.

Dalam sejarah moderen, di Indonesia pernah terjadi tsunami karena erupsi letusan

gunungapi, yaitu ketika Gunung Krakatau di Selat Sunda meletus pada tahun 1883.

Sementara itu, tsunami yang terjadi karena londsoran bawah laut pernah terjadi pada tahun

1998 di sebelah utara Papua New Guinea (Synolakis dan Okal, 2002; Monastersky, 1999).

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa kawasan-kawasan pesisir Indonesia yang sangat

berpotensi terkena tsunami adalah:

1. Kawasan pesisir dari pulau-pulau yang menghadap ke Samudera Pasifik dan

Samudera Hindia. Potensi sumber kejadian tsunami yang utama di kawasan-

kawasan itu adalah sistem penunjamanyang ada di hadapan kawasan-kawasan

pesisir itu.

2. Kawasan pesisir dari pulau-pulau di kawasan Laut Banda. Di kawasan ini,

tsunami dapat berasal dari kawasan Busur Banda maupun berasal dari Samudera

Pasifik atau Samudera Hindia yang masuk ke kawasan itu.

3. Kawasan pesisir pulau-pulau yang berhadapan dengan gunungapi bawah laut,

seperti kawasan pesisir di kedua sisi Selat Sunda yang mengelilingi Gunung

Krakatau.

Page 11: Tektonik Indonesia