tektonik & stratigrafi indonesia [compatibility mode]

9
10/5/2015 1 GEOLOGI INDONESIA 4 Tektonik Indonesia Sejarah perkembangan tektonik Indonesia yang merupakan bagian dari lempeng mikro Sunda diawali dengan pemisahan benua raksasa Gondwana yang berada di belahan bumi selatan yang dilanjutkan dengan pergeseran- pergeseran pada akhir Jura 126 juta tahun lalu. Selanjutnya pada akhir Kapur, 65 juta tahun lalu mulai terlihat bentuk lempeng mikro Sunda yang merupakan gabungan dari Sumatera, Semenanjung Malaka, sebagian besar Kalimantan, dan sebagian Jawa, lempeng mikro Sunda ini sejak awal merupakan bagian dari benua Asia. DINAMIKA DAN TATANAN TEKTONIK DI INDONESIA Indonesia Indonesia : a meeting place of the major plates modified from Press and Siever (1998) Indonesia dikenal sebagai wilayah yang mempunyai tatanan geologi yang unik dan rumit. Keunikan dan kerumitan kondisi geologi ini sudah banyak diuraikan oleh para peneliti terdahulu dengan berbagai pendekatan konsep tektonik klasik. Konsep tektonik klasik adalah konsep yang berpandangan bahwa terbentuknya geosiklin sampai pegunungan terjadi pada tempat yang tetap. Namun pada dasarnya konfigurasi tektonik Indonesia saat ini merupakan representasi dari hasil pertemuan konvergen tiga lempeng sejak zaman Neogen. Pola dan perkembangan tektonik Indonesia terjadi lebih mudah dipahami dengan menerapkan pola pemikiran tektonik yang baru, yaitu berdasarkan pola pemikiran konsep tektonik mobilist, antara lain konsep pengapungan benua, konsep tektonik lempeng atau konsep tektonik global. Sartono (1990) menggabungkan teori klasik dan mobilist dengan mengemukakan bahwa tatanan tektonik Indonesia selama Neogen dipengaruhi oleh tatanan geosiklin Larami. Busur-busur geosiklin ini merupakan zona akibat proses tumbukan kerak kontinen dan oseanik. Kerak kontinen yang bekerja pada waktu itu terdiri dari kerak kontinen Australia, kerak kontinen Cina bagian selatan, benua mikro Sunda, kerak oseanik pasifik, dan kerak oseanik Sunda. Tumbukan Larami tersebut membentuk busur-busur geosiklin Sunda, Banda, Kalimantan bagian utara, dan Halmahera-Papua. Peta anomali gaya berat dapat menunjukkan dengan baik pola hasil tektonik ini. Berangkat dari teori tektonik lempeng, kepulauan Indonesia dianggap sebagai jalur produk tumbukan tiga lempeng litosfer yaitu : (1) Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara, (2) lempeng Pasifik yang bergerak ke barat, dan (3) Lempeng Eurasia yang bergerak relatif ke selatan.

Upload: murjoko

Post on 16-Jul-2016

195 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

geologi indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Tektonik & Stratigrafi Indonesia [Compatibility Mode]

10/5/2015

1

GEOLOGI INDONESIA

4Tektonik Indonesia

Sejarah perkembangan tektonik Indonesia yang merupakanbagian dari lempeng mikro Sunda diawali denganpemisahan benua raksasa Gondwana yang berada dibelahan bumi selatan yang dilanjutkan dengan pergeseran-pergeseran pada akhir Jura 126 juta tahun lalu. Selanjutnya pada akhir Kapur, 65 juta tahun lalu mulai

terlihat bentuk lempeng mikro Sunda yang merupakangabungan dari Sumatera, Semenanjung Malaka, sebagianbesar Kalimantan, dan sebagian Jawa, lempeng mikroSunda ini sejak awal merupakan bagian dari benua Asia.

DINAMIKA DAN TATANANTEKTONIK DI INDONESIA

Indonesia

Indonesia : a meeting place of the major platesmodified from Press and Siever (1998)

Indonesia dikenal sebagai wilayah yang mempunyaitatanan geologi yang unik dan rumit. Keunikan dankerumitan kondisi geologi ini sudah banyak diuraikan olehpara peneliti terdahulu dengan berbagai pendekatankonsep tektonik klasik. Konsep tektonik klasik adalahkonsep yang berpandangan bahwa terbentuknya geosiklinsampai pegunungan terjadi pada tempat yang tetap. Namun pada dasarnya konfigurasi tektonik Indonesia saat

ini merupakan representasi dari hasil pertemuankonvergen tiga lempeng sejak zaman Neogen. Pola danperkembangan tektonik Indonesia terjadi lebih mudahdipahami dengan menerapkan pola pemikiran tektonikyang baru, yaitu berdasarkan pola pemikiran konseptektonik mobilist, antara lain konsep pengapungan benua,konsep tektonik lempeng atau konsep tektonik global.

Sartono (1990) menggabungkan teori klasik dan mobilistdengan mengemukakan bahwa tatanan tektonik Indonesiaselama Neogen dipengaruhi oleh tatanan geosiklin Larami.Busur-busur geosiklin ini merupakan zona akibat prosestumbukan kerak kontinen dan oseanik. Kerak kontinen yangbekerja pada waktu itu terdiri dari kerak kontinen Australia,kerak kontinen Cina bagian selatan, benua mikro Sunda,kerak oseanik pasifik, dan kerak oseanik Sunda. TumbukanLarami tersebut membentuk busur-busur geosiklin Sunda,Banda, Kalimantan bagian utara, dan Halmahera-Papua.Peta anomali gaya berat dapat menunjukkan dengan baikpola hasil tektonik ini.

Berangkat dari teori tektonik lempeng, kepulauanIndonesia dianggap sebagai jalur produk tumbukantiga lempeng litosfer yaitu :

(1) Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara,(2) lempeng Pasifik yang bergerak ke barat, dan(3) Lempeng Eurasia yang bergerak relatif ke selatan.

Page 2: Tektonik & Stratigrafi Indonesia [Compatibility Mode]

10/5/2015

2

Secara umum diketahui bahwa kerangka fisiografi kepulauanIndonesia dipengaruhi oleh adanya dua daerah paparan(tanah/daratan) dengan inti kerak yang stabil. Kedua paparantersebut adalah paparan Sunda yang menempati bagianbarat kawasan Indonesia dan yang lainnya adalah paparanSahul-Arafura yang menempati bagian timur Indonesia (Katili,1973). Daerah yang terapit kedua paparan itu berupa busurkepulauan (gugusan kepulauan) yang rumit geologinya sertacekungan laut dalam yang membentang diantara keduadaerah paparan tersebut (Van Bemmelen, 1949).

Hall (1997) Present Tectonic Configuration of Indonesia Sukamto (2000)

Sukamto (2000)

Simandjuntak & Barber (1996)

Basement geology and structural setting of Southeast Asia

Page 3: Tektonik & Stratigrafi Indonesia [Compatibility Mode]

10/5/2015

3

Katili (1973)

Indonesia : Tectonic Boundary

West : Great Sumatra and Mentawai duplex mega-shears, Sumatra Trench

South : Java Trench-Timor-Aru Trough

East : Arafura Platform (Australia Craton)

North : Sorong Fault, North Sulawesi Trench, SCS(South China Sea)

The Making of Indonesia

Hall (1995)

Making of Indonesia

Convergence of the Asian Plate (SundaShield) with the continental part (Australiancraton) of the Australian Plate ultimatelydefined two major geological provinces.1. Western Indonesia : southeast margin of the

Sunda Shield.

2. Eastern Indonesia : highly fragmented andtectonized northern margin of the Australiancraton.

Tatanan tektonik Indonesia bagian barat menunjukkan polayang relatif lebih sederhana dibandingkan Indonesia timur.Kesederhanaan tatanan tektonik tersebut dipengaruhi olehkeberadaan Paparan Sunda yang relatif stabil. Pergerakan dinamis menyolok hanya terjadi pada

perputaran Kalimantan serta pergerakan selat Makassar. Halini terlihat pada pola persebaran jalur subduksi IndonesiaBarat (Katili dan Hartono, 1983, dan Katili, 1986 dalam Katili,1989). Sementara keberadaan benua mikro yang dinamiskarena dipisahkan oleh banyak sistem sesar (Katili, 1973 danPigram dkk., 1984 dalam Sartono, 1990) sangatmempengaruhi bentuk kerumitan tektonik Indonesia bagiantimur.

Gambar Fisiografi Indonesia menunjukkan keberadaan dua paparan besar yang mengapitlaut dalam di bagian tengah. Paparan benua Sunda menyusun daerah dangkal di sebelahbarat Paparan benua Sahul menyusun daerah dangkal di sebelah timur. Laut Sulawesi,Laut Flores, dan Laut Banda merupakan laut-laut dalam di wilayah Indonesia.Berdasarkan konfigurasi fisiografi ini dan semua data pendukungnya, disimpulkan bahwaIndonesia Barat berasal dari Eurasia dan Indonesia Timur berasal dari Australia (Satyana,2005b).

Page 4: Tektonik & Stratigrafi Indonesia [Compatibility Mode]

10/5/2015

4

Peretakan, pemisahan, dan akresi bagian-bagian kerak yangterapung seperti busur, benua, mikrobenua, dan platosamudra merupakan proses-proses tektonik lempeng yangtak dapat dihindarkan. Benturan terjadi ketika dua massa terapung ini bertabrakan.

Orogen – yaitu jalur panjang wilayah kerak Bumi yang secaraintensif mengalami deformasi, pemendekan,penebalan,pelipatan, dan penyesaran – terbentuk selamaterjadi benturan, sehingga disebut jalur orogen benturan. Jalur-jalur orogen penting karena mereka menyimpan

informasi tentang proses tektonik yang telah terjadi.Rekonstruksi untuk memeriksa asal jalur orogen akanmembuka sejarah tektonik yang telah dialami oleh suatuwilayah (Satyana dkk., 2007b).

Jalur Orogen Benturan IndonesiaJalur-jalur orogen di Indonesia yang telah dibentuk oleh

benturan meliputi (Satyana 2006a, c; Satyana dkk., 2007b)

1) Orogen Meratus di Kalimantan tenggara yang dibentuk oleh benturan massaSchwaner (Kalimantan baratdaya) dengan mikrobenua Paternoster padaYura-Kapur.

2) Orogen Pegunungan Tengah Papua yang dibentuk oleh benturan antarabusur kepulauan di selatan Samudra Pasifik dengan tepi utara benuaAustralia di Papua pada Oligo-Miosen.

3) Orogen Lengguru merupakan jalur orogen benturan antara Kepala Burungdan tepi utara benua Australia di Papua pada Miosen akhir,

4) Orogen Seram yang dibentuk oleh benturan antara busur Seram/ BandaUtara dengan mikrokontinen Kepala Burung pada Miosen akhir,

5) Orogen Batui di Sulawesi Timur yang dibentuk oleh benturan mikrokontinenBanggai-Sula dengan Ofiolit Sulawesi Timur pada Miosen akhir,

6) Orogen Halmahera yang dibentuk oleh benturan jalur volkanik WestHalmahera dengan busur volkanik samudra Halmahera Timur padaMiosenPliosen, dan

7) Orogen Timor yang dibentuk oleh benturan antara benua Australia denganbusur Timor/ Banda Selatan pada Pliosen.

Gambar Anatomi ideal orogen benturan di Indonesia. Dari depan (sisi benturan, A)kebelakang-B terdiri atas : cekungan depan benua (foreland basin), jalur lipatan dansesar foreland, zone sutura dapat berupa kerak samudra yang terjepit dan terangkat,zone metamorf, dan jalur lipatan dan sesar belakang dengan arah vergency (arahdeformasi) yang berbeda dengan jalur lipatan dan sesar foreland (Satyana, 2006a;Satyana dkk., 2007b).

Daratan Sunda saat ini menyusun bagian tenggaralempeng benua Eurasia. Analisis terrane menunjukkanbahwa Daratan Sunda disusun oleh sejumlah terraneatau mikrolempeng yang berasal dari bagian utarasuperbenua Gondwana yang retak, terpisah dariinduknya, terapung bergerak secara lateral ke utara,dan akhirnya beradu saling berakresi denganmikrolempeng lainnya membentuk Daratan Sundapada Paleozoikum Akhir dan Mesozoikum. Karena sepanjang hidupnya Daratan Sunda

menduduki posisi tepi benua aktif, maka DaratanSunda telah merekam sejarah pertumbuhan danpemapasan (pemotongan) benua melalui akresi dandispersi.

Terranes andsutures of SEAsia

Metcalfe (1996)

Page 5: Tektonik & Stratigrafi Indonesia [Compatibility Mode]

10/5/2015

5

Tectonic reconstructionof EasternGondwanaland :Cambrium to LateDevonian

Metcalfe (1996)

Tectonic reconstructionof Tethyan Region :Carboniferous to LateTriassic

Metcalfe (1996)

Tectonic reconstructionof Eastern TethyanRegion : Late Jurassic toLate Cretaceous

Metcalfe (1996) Longley (2002)

Escape Tectonics Indonesia

Konsep escape tectonics (extrusion tectonics) yangdikemukakan oleh Molnar dan Tapponnier (1975),Tapponnier dkk. (1982), dan Burke dan Sengör (1986) Escape tectonics adalah konsep tektonik yang

membicarakan terjadinya gerak lateral suatu blokgeologi menjauhi suatu wilayah benturan di benua danbergerak menuju wilayah bebas di samudra. Karena itu,peneyebutan konsep tektonik ini lebih sesuai biladisebut : post-collisional tectonic escape (gerak lateralmenjauh pascabenturan)

Page 6: Tektonik & Stratigrafi Indonesia [Compatibility Mode]

10/5/2015

6

Lima peristiwa benturan di Indonesia yangmembentuk atau mempengaruhi sejarahtektonik Indonesia sepanjang Kenozoikum :

Awang Harun Satyana

Tectonic Evolution1. Benturan Pertama 50 atau 45 Ma (Eosen awal-

tengah) Adalah benturan India ke Eurasia (Katili, 1989). Benturan ini telah menghasilkan Jalur Lipatan dan Sesar Pegunungan

Himalaya yang juga merupakan suture Indus. Benturan ini segera diikuti oleh gerakan lateral Daratan Sunda

(Sundaland) ke arah tenggara, sebagai wujud escape tectonics,diakomodasi dan dimanifestasikan oleh sesar-sesar mendatar besar diwilayah Indocina dan Daratan Sunda, pembukaan Laut Cina Selatan,pembentukan cekungan-cekungan sedimen di Malaya, Indocina, danSumatra, dan saat ini oleh pembukaan Laut Andaman.

Sesar-sesar ini terbentuk di atas dan menggiatkan kembali garis-garisSuture akresi batuan dasar berumur Mesozoikum Di Daratan Sunda.

Sesar-sesar besar hasil escape tectonics ini adalah : Sesar Red River-Sabah, Sesar Tonle-Sap-Mekong (Mae Ping), Sesar Three Pagoda-Malaya-Natuna-Lupar-Adang, dan Sesar Sumatra.

Gambar Tectonic escape di Indonesia Barat pada 45 Ma dicirikan oleh benturan India danEurasia dan bergeraknya massa daratan Asia Timur, Indocina dan Indonesia Barat ke arah timurdan tenggara. Sesar-sesar mendatar besar di Asia (misalnya Altyn Tagh), pembukaan LautJepang dan Laut Cina Selatan adalah juga manifestasi tectonic escape akibat benturan India-Eurasia (dimodifikasi dari Tapponnier dkk., 1982; Satyana, 2006a)

2. Benturan kedua sekitar 25 Ma (Oligosen akhir) Betika sebuah busur kepulauan samudra yang terbangun di tepi selatan

Lempeng Laut Filipina berbenturan dengan tepi utara Benua Australia ditengah Papua sekarang.

Benturan ini menghasilkan jalur lipatan dan sesar Pegunungan TengahPapua dan segera diikuti oleh escape tectonics berupa sesar-sesarmendatar besar dan pembentukan cekungan akibat runtuhan (collapse) didepan zone benturan.

Sesar-sesar besar tersebut adalah Sesar Sorong-Yapen (bagian awalnya),Sesar Waipoga, Sesar Gauttier, dan Sesar Apauwar-Nawa. Pembukaandaerah cekungan (basinal area) Papua Utara (termasuk di dalamnyaCekungan Waipoga, Waropen, Biak, Jayapura) dan Cekungan Akimeugahdi selatan zone benturan Pegunungan Tengah Papua, terbentuk akibatruntuhan untuk mengkompensasi tinggian akibat benturan.

Sesar-sesar mendatar yang terbentuk juga mempengaruhi pembentukancekungan-cekungan ini.

3. Benturan ketiga pada sekitar 10 Ma (Miosen akhir) Benturan antara mikro-kontinen Kepala Burung dengan

badan Papua Jalur lipatan dan sesar Lengguru menandai benturan ini. Sesar-sesar mendatar yang menjauh dari zone benturan ini

seperti Tarera-Aiduna, Sorong, Waipoga, dan Ransikimenunjukkan escape tectonics pascabenturan.

Cekungan Bintuni yang terletak di sebelah barat JalurLengguru merupakan foreland basin yang terbentuk sebagaiakibat post-collision extensional structure.

4. Benturan keempat terjadi dari 11-5 Ma (Miosen akhir-Pliosen palingawal) Ketika mikrokontinen Buton-Tukang Besi dan Banggai-Sula membentur

ofiolit Sulawesi Timur (Satyana, 2006a). Kedua mikro-kontinen ini terlepas dari Kepala Burung Papua dan bergerak

ke barat oleh Sesar Sorong. Benturan ini telah membentuk jalur lipatan dan sesar Buton di selatan

Sulawesi Timur dan Jalur Batui di daerah benturan Banggai dan SulawesiTimur.

Kedua benturan ini telah diikuti tectonic escapes pascabenturan dalambentuk-bentuk rotasi lengan-lengan Sulawesi, pembentukan sesar-sesarmendatar besar Palu-Koro, Kolaka, Lawanopo, Hamilton, Matano, danBalantak, dan pembukaan Teluk Bone.

Gerak sesar-sesar mendatar ini di beberapa tempat telah membukacekungan-cekungan koyakan (pull-apart basin) akibat mekanismetranstensional seperti danau-danau Poso, Matano, Towuti juga Depresi Palu.

Page 7: Tektonik & Stratigrafi Indonesia [Compatibility Mode]

10/5/2015

7

5. Benturan terakhir mulai terjadi pada sekitar 3 Ma(pertengahan-Pliosen) Terjadi ketika tepi utara Benua Australia berbenturan dengan busur

Kepulauan Banda. Benturan ini telah membentuk jalur lipatan dan sesar foreland sepanjang

Timor, Tanimbar sampai Seram. Di wilayah Seram, jalur ini juga banyak dipengaruhi oleh benturan busur

Seram dengan mikro-kontinen Kepala Burung. Pembukaan lateral juga terjadi mengikuti benturan busur-benua ini,

pembukaan ini adalah manifestasi tectonic escape. Sesar-sesar mendatar besar terbentuk hampir sejajar dengan orientasi Pulau

Timor. . Pengalihan tempat mikro-kontinen Sumba dan pembentukan serta

pembukaan Cekungan Weber, Sawu, dan Laut Banda dapat berhubungandengan escape tectonics pasca benturan ini melalui mekanisme extensionalstructure atau collapse yang mengikuti arc-continent collision.

Plate tectonic reconstructionsfor SE Asia and Indonesiaregion from 50 Ma to 10 Ma

Hall (1995), Hall (1997)

Tectonic periods in SE Asia region Schereus (1996)

Katili (1974)

Simplified tectonic elementsand crustal distribution for

Indonesia

Coffield et al. (1993), Nugrahanto and Noble (1997), Netherwood (2000)

Page 8: Tektonik & Stratigrafi Indonesia [Compatibility Mode]

10/5/2015

8

Di Indonesia dijumpai 128 cekungan sedimen,yang berdasarkan umurnya dapat dibedakanmenjadi cekungan Tersier, cekungan pra-Tersier,dan cekungan yang berkembang sejak pra-Tersierdan berlanjut hingga Tersier (Badan Geologi, 2009). Cekungan Tersier mendominasi bagian

baratIndonesia, cekungan pra-Tersier terutamadijumpai di wilayah Kalimantan bagian utara,sementaracekungan pra-Tersier yang berkembangmenerus hingga Tersier umumnya dijumpai diwilayah Papua dan sebelah timur Sulawesi(Perhatikan Gambar ).

STRATIGRAFI INDONESIA Gambar 1. Peta cekungan sedimen Indonesia(Badan Geologi, 2009).

Sukamto (2000) Sukamto (2000)

Sukamto (2000) Sukamto (2000)

Page 9: Tektonik & Stratigrafi Indonesia [Compatibility Mode]

10/5/2015

9

Sukamto (2000) Sukamto (1995)Regional stratigraphy of Indonesia

Chronostratigraphicsummary of majorgeologic events in theCenozoic

Netherwood (2000)

Stratigraphic summary of Sumatra and Java basins

Netherwood (2000)

Stratigraphic summary of Kalimantan and Natuna basins

Netherwood (2000)Stratigraphic summary of Eastern Indonesia

Netherwood (2000)