tekstur tanah

22
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tanah yang tersebar luas ditemukan berbagai perbandingan susunan butiran tanah. Suatu susunan butiran menentukan sifat- sifat fisik tertentu pada tanah. Demikianlah dikenal berbagai kelas-kelas susunan butiran tanah yang disebut kelas tekstur tanah. Tekstur tanah adalah susunan berat nasbi fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur tanah adalah sifat halus atau kadar butiran tanah. Kasar atau halusnya tanah ditentukan oleh perimbangan antara pasir, debu, dan liat yang terdapat didalam tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satua berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Sifat-sifat fisis tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan

Upload: irfan-aprilian-k-popers-namja

Post on 02-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

LAPORAN PRAKTIKUM

TRANSCRIPT

Page 1: TEKSTUR TANAH

I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pada tanah yang tersebar luas ditemukan berbagai perbandingan susunan butiran tanah.

Suatu susunan butiran menentukan sifat-sifat fisik tertentu pada tanah. Demikianlah dikenal

berbagai kelas-kelas susunan butiran tanah yang disebut kelas tekstur tanah. Tekstur tanah adalah

susunan berat nasbi fraksi pasir, debu dan liat.

Tekstur tanah adalah sifat halus atau kadar butiran tanah. Kasar atau halusnya tanah

ditentukan oleh perimbangan antara pasir, debu, dan liat yang terdapat didalam tanah. Tanah-

tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satua

berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit

menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka

setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan

air dan menyediakan unsur hara tinggi.

Sifat-sifat fisis tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman.

Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi, dan

nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifat-sifat kimia dan biologi tanah. Oleh

karena itu, erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui

sampai berapa jauh dan dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah. Hal ini berlaku apakah

tanah itu akan digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau sebagais bahan

struktual dalam pembangunan jalan raya, bendungan, dan fondasi untuk gedung, untuk

pembuatan lapangan golf dan atletik, atau untuk sistem pembuangan limbah.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu suatu pengamatan untuk mendapat pengetahuan

tentang tekstur tanah dan struktur tanah, dimana tekstur adalah ciri tanah yang paling permanen

Page 2: TEKSTUR TANAH

dan paling penting untuk diketahui karena sangat berpengaruh terhadap jenis-jenis tanaman yang

sangat cocok tumbuh.

1.2  Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktikum analisis ukuran partikel (tekstur) yaitu untuk mengklasifiklasikan 12

tekstur tanah pada profil tanah kebun dan tanah persawahan.

Kegunaan praktikum ini yaitu sebagai bandingan informasi untuk membedakan kandungan

tekstur tanah yang ada dilapangan dengandi laboratorium.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tekstur tanah adalah perbandingan berat nisbi fraksi pasir, debu, dan liat. Suatu kelas

tekstur mempunyai batas susunan tertentu dari fraksi paasir, debu, dan liat. Pembagian kelas

tekstur tanah menurut USDA dikenal adalah 12 tekstur (Yulius dkk, 1997).

Tekstur tanah adalah sifat halus atau kadar butiran tanah. Kasar atau halusnya tanah

ditentukan oleh perimbangan antara pasir, debu, dan liat yang terdapat didalam tanah. Tekstur

tanah juga memberikan pengertian persentase relatif dari ketiga unsur batuan yaitu: pasir, geluh,

dan lempung

(Prawirahartono, dkk, 1991).

Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada

kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu,

dan tanah liat. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan

tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya

reaksi

Page 3: TEKSTUR TANAH

(Foth, 1994).

Di dalam tanah ditemukan butir-butir primer tanah berbagai ukuran yang dapat

dikelompokkan sebagai fraksi tanah halus (fine earth fraction) dan fragmen batuan (rock

fragment). Fraksi tanah halus adalah fraksi tanah berukuran < 2 mm yang terdiri dari pasir (50 µ

- 2 mm), debu (2 µ - 50 µ), dan liat (< 2 µ)

(Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).

Fragment batuan adalah fraksi tanah berukuran ≥ 2 mm hingga ukuran horisontalnya

lebih kecil dari sebuah pedon (kerikil, kerakal, dan batu-batu kecil). Kecuali itu, sering

ditemukan juga fragmen batuan semu (para rock fragment) yang berukuran sama dengan batuan,

tetapi dapat hancur menjadi > 2 mm pada persiapan tanah untuk analisa, sehingga dianggap

sebagai fraksi tanah halus (Hardjowigeno, 2003).

Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar,

maka setiap satua berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil

sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih

halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga

kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif

dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2002).

Telah diketahui bahwa pasir dan debu berasal dari pecahnya butir-butir mineral tanah

yang ukurannya berbeda-beda dari satu jenis tanah dengan jenis tanah yang lain. Luas

permukaan debu jauh lebih besar dari luas permukaan pasir per gram. Tingkat pelapukan debu

dan pembebasan unsur-unsur hara untuk diserap akar lebih besar daripada pasir. Partikel-partikel

debu terasa licin sebagai tepung (powder) dan kurang melekat. Tanah-tanah yang memiliki

kemampuan besar dalam memegang air adalah fraksi liat. Sedangkan tanah-tanah yang

Page 4: TEKSTUR TANAH

mengandung debu yang tinggi dapat memegang air tersedia untuk tanaman. Fraksi liat pada

kebanyakan tanah terdiri dari mineral-mineral yang berbeda-beda komposisi kimianya dan sifat-

sifat lainnya dibandingkan dengan pasir dan debu (Hakim, dkk. 1986).

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum analisis ukuran partikel (Tekstur) dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah,

Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari Senin, 4

Oktober 2010, pada pukul 09.00 WITA – selesai.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum analisis ukuran partikel (Tekstur) adalah

timbangan/neraca, botol tekstur 1000 ml , cawan 2 buah, sprayer, corong, saringan 0,05 mm,

mesin pengocok (mixer), pengaduk, silinder sedimentasi, desikator, hidrometer, termometer, dan

oven.

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum analisis ukuran partikel (Tekstur)

adalah sampel tanah kebun dan tanah sawah, larutan Calgon 0.05%, aquadest, tissu rol, dan

kertas label.

3. 3 Prosedur Kerja

Urutan kerja pada praktikum yang telah dilakukan adalah :

1.      Menghaluskan sampel tanah kering udara.

2.      Menimbang 20 gram tanah kering udara, dengan butir-butir tanah berukuran kurang dari 2 mm.

3.      Memasukkan tanah tersebut ke dalam botol tekstur dan menambahkan 10 ml larutan Calgon

0.05% dan aquadest secukupnya

4.      Mengocok dengan mesin pengocok selama ± 5 menit.

Page 5: TEKSTUR TANAH

5.      Menuangkan secara kualitatif semua isinya ke dalam silinder sedimentasi 1000 ml yang

diatasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang sebesar 0.05 mm dan membersihkan botol

tekstur dengan bantuan botol semprot.

6.      Menyemprot dengan sprayer sambil mengaduk-aduk semua suspensi yang masih tinggal pada

saringan sehingga semua partikel debu dan liat telah turun (air saringan telah jernih).

7.      Memindahkan pasir yang tertinggal ke dalam cawan kemudian memasukkan ke dalam oven

bersuhu 1050C selama 2 x 24 jam, selanjutnya memasukkannya ke dalam desikator dan

menimbangnya hingga berat pasir diketahui.

8.      Mencukupkan larutan suspensi dalam silinder sedimentasi dengan air destilasi hingga 1000 ml.

9.      Mengangkat silinder sedimentasi, menyumbat baik-baik dengan karet lalu mengocok dengan

membolak-balik tegak lurus 1800C sebanyak 20 kali.

10.  Menuangkan 3 tetes amyl alkohol ke permukaan suspensi untuk menghilangkan gangguan buih

yang mungkin timbul.

11.  Memasukkan hidrometer ke dalam suspensi dengan hati-hati setelah 15 menit

12.  Setelah 40 detik, membaca dan mencatat pembacaan hidrometer pertama (H1) dan suhu suspensi

(t1).

13.  Mengeluarkan hidrometer dari suspensi dengan hati-hati

14.  Setelah menjelang 8 jam, memasukkan hidrometer dan mencatat pembacaan hidrometer kedua

(H2) dan suhu suspensi (t2).

15.  Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan :

Berat debu dan liat = - 0,5 .............(a)

Berat liat = - 0,5 .............(b)

Berat debu = Berat (debu + liat) – Berat liat ..............(a+b)

16.  Menghitung persentase pasir, debu, dan liat dengan persamaan :

% Pasir = x 1ss00 %

% Debu = x 100 %

Page 6: TEKSTUR TANAH

% Liat = x 100 %

17.  Masukkan nilai yang didapat ke dalam segitiga tekstur

 

Gambar segitiga tekstur

(USDA)

Keterangan :

1 = Pasir

2 = Pasir berlempung

3 = Lempung berpasir

4 = Lempung

5 = Lempung berdebu

6 = Debu

7 = Lempung liat berpasir

8 = Lempung berliat

9 = Lempung liat berdebu

10 = Liat berpasir

11 = Liat berdebu

12 = Liat

Page 7: TEKSTUR TANAH

DAFTAR PUSTAKA

Foth, Hendry D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha, Go Ban Hong, H.

H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, LampungHardjowigeno, H. Sarwono., 2003, Ilmu Tanah, Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.

prawirohatono, 1991. Genesa Tanah. “Batuan pembentukj tanah”. Penerbit CV. Rajawali, Jakarta Sutedjo, M.M. dan Kartasapoetra, A.G., 2002, Pengantar Ilmu Tanah, Rineka Cipta, Jakarta.Yulius, A.K.P., Nanera, J.L., Ibrahim, Samosir, S.S.R., Tangkaisari, R., Lalopua, B., Asmadi, H., 1997,

Dasar-dasar Ilmu Tanah, Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negara, Ujung Pandang.

Page 8: TEKSTUR TANAH

IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan analisis dan perhitungan yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel : Hasil Perhitungan Tekstur Tanah Dalam Lapisan III

Jenis Profil % pasir % debu % liat Kelas Tekstur

Dalam

I

II

III

Dangkal

I

II

21,13

3,01

9,12

0,41

7,98

41,37

51.68

27,37

47,46

33,58

37,5

45,30

63,50

52,12

58,44

Lempung berliat

Liat berdebu

Liat

Liat berdebu

Liat

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2010

Lampiran. Hasil Perhitungan Analisis Partikel Profil Dalam Tanah Alfisol Lapisan I, II, dan III, serta

Profil Dangkal Tanah Alfisol Lapisan I, dan II.

Page 9: TEKSTUR TANAH

Hasil perhitungan analisis ukuran partikel tanah dalam lapisan I :

Berat debu dan liat = H1 + 0,3(t1 – 19,8) - 0,5

= 7 + 0,3 (28 – 19,8) - 0,5

= 9,46 -0,5

= 8,96

Berat liat = H2 + 0,3 (t2 – 19,8) - 0,5

= 2 + 0,3 (29 – 19,8) - 0,5

= 4,76 – 0,5

= 4,26

Berat debu = Berat (debu + liat ) – berat liat

= 8,96 gr – 4,26 gr

= 4,7

c% pasir = x 100 %

a + c 2,4

= x 100 % 4,96 + 2,4

= 21,13 %

% debu ( a- b)= x 100 %a + c

4,96 - 4,26

= x 100 % 4,96 + 2,4

= 41,37 %

Page 10: TEKSTUR TANAH

b% liat = x 100 %

a + c 4,26

= x 100 % 4,96 + 2,4

= 37,5 %

Hasil Perhitungan Ukuran Partikel Tanah Dalam Lapisan II :

Berat debu dan liat = H1 + 0,3 (t1 – 19,8) - 0,5

= 9 + 0,3 (29 – 19,8) - 0,5

= 11,76 – 0,5 -

= 11,26

Berat liat = H2 + 0,3 (t2 – 19,8) - 0,5

= 3 + 0,3 (31 – 19,8) - 0,5

= 5,76 – 0,5

= 5,26

Berat debu = Berat (debu + liat ) – berat liat

= 11,26 gr – 5,26 gr

= 6 gr

c% pasir = x 100 %

a + c 0,35

Page 11: TEKSTUR TANAH

= x 100 % 11.26 + 0,35

= 3,01 %

% debu ( a- b)= x 100 %a + c

11,26 – 5,26

= x 100 % 11,26 + 0,35

= 51,68 %

b% liat = x 100 %

a + c 5,26

= x 100 % 11,26 + 0,35

= 45,30 %

Hasil Perhitungan Ukuran Partikel Dalam Lapisan III:

Berat debu dan liat = H1 + 0,3 (t1 – 19,8) - 0,5

= 8 + 0,3 (28 – 19,8) - 0,5

= 9,96

Berat liat = H2 + 0,3 (t2 – 19,8) - 0,5

= 5 + 0,3 (28 – 19,8) - 0,5

Page 12: TEKSTUR TANAH

= 6,96 gr

Berat debu = Berat (debu + liat ) – berat liat

= 9,96 gr – 6,96 gr

= 3 g

c% pasir = x 100 %

a + c 1

= x 100 % 9,96 + 1

= 9,12 %

% debu ( a- b)= x 100 %a + c

9,96 – 6,96

= x 100 %

9,96 + 1

= 27,37 %

b

% liat = x 100 %

a + c

6,96

Page 13: TEKSTUR TANAH

= x 100 %

9,96 + 1

= 63,50 %

Hasil Perhitungan Ukuran Partikel Tanah Dangkal Lapisan I :

Berat debu dan liat = H1 + 0,3 (t1 – 19,8) - 0,5

= 10 + 0,3 (28 – 19,8) - 0,5

= 11,96 gr

Berat liat

= H2 + 0,3 (t2 – 19,8) - 0,5

= 4 + 0,3 (29 – 19,8) - 0,5

= 6,26

Berat debu = Berat (debu + liat ) – berat liat

= 11,96 gr – 6,26 gr

Page 14: TEKSTUR TANAH

= 5,7 gr

c

% pasir = x 100 %

a + c

0,05

= x 100 %

11,96 + 0,05

= 0,41 %

% debu ( a- b)

= x 100 %

a + c

11,96 – 6,26

= x 100 %

11,96 + 0,05

= 47,46 %

b

% liat = x 100 %

a + c

Page 15: TEKSTUR TANAH

6,26

= x 100 %

11,96 + 0,05

= 52,12 gr

Hasil Perhitungan Ukuran Partikel Tanah Dangkal Lapisan II :

Berat debu dan liat = H1 + 0,3 (t1 – 19,8) - 0,5

= 9 + 0,3 (28 – 19,8) - 0,5

= 10,96

Berat liat

= H2 + 0,3 (t2 – 19,8) - 0,5

= 5 + 0,3 (28 -19,8) - 0,5

= 6,96 gr

Berat debu = Berat (debu + liat ) – berat liat

= 10,96 gr – 6,96 gr

Page 16: TEKSTUR TANAH

= 4 gr

c

% pasir = x 100 %

a + c

0,95

= x 100 %

10,96 + 0,95

= 7,98 %

% debu ( a- b)

= x 100 %

a + c

10,96- 6,96

= x 100 %

10,96 + 0,95

= 33,58 %

b

Page 17: TEKSTUR TANAH

% liat = x 100 %

a + c

6,96

= x 100 %

10,96 + 0,95

= 58,44 %