tekstil dan alas kaki masih tahan krisis - ftp.unpad.ac.id · pemerintah akan subsidi uang muka...

1
E KONOMI NASIONAL SENIN, 5 DESEMBER 2011 GAYATRI SUROYO K ONDISI krisis Eropa akan memberikan dampak langsung bagi pertumbuh- an ekonomi Amerika Serikat (AS). Beberapa waktu lalu, ekonom senior AS pada Capital Economics Paul Dales mem- perkirakan bahwa resesi di Eropa akan memotong sekitar setengah persentase poin dari pertumbuhan ekonomi AS pada 2012. Meski demikian, ekspor ke AS belum terpukul akibat penurunan permintaan kendati negara tersebut diproyeksikan akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi. Dua komoditas ekspor manufaktur ke AS, tekstil dan sepatu, masih mencatat pertumbuhan ekspor yang cukup baik. Ketua Umum Asosiasi Per- tekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, sampai akhir tahun ini ekspor ke AS belum akan terganggu. “Tahun depan pun bukan turun, melainkan pertumbuh- annya tidak sama. Kalau seka- rang ekspor kita tumbuhnya 20% dari 2010, nanti tahun de- pan diperkirakan 2%-3% saja,” ujarnya akhir pekan lalu. Kondisi itu, kata dia, jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara pesaing seperti China dan India yang pertum- buhan ekspor mereka ke AS diperkirakan minus tahun depan. Penurunan permintaan sen- diri, kata Ade, baru akan tim- bul belakangan sama seperti yang terjadi pada 2009. Enam bulan setelah AS mengalami krisis sub prime mortgage, per- mintaan tekstil dan produk tekstil (TPT) baru berkurang. Dengan begitu, ia optimistis akan membukukan total eks- por TPT senilai US$13 miliar (sekitar Rp117 triliun) pada 2011, yang sebanyak 39%-nya diekspor ke AS. Adapun tahun lalu, total ekspor TPT, menurut Ade, senilai US$11 miliar (Rp99 triliun). Nasib produk manufaktur In- donesia lainnya, alas kaki, juga sama. Menurut Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Apri- sindo) Eddy Wijanarko, kondisi sepatu lebih baik karena ada perubahan permintaan dunia. Permintaan terhadap sepatu yang sebelumnya diarahkan ke China kini berpindah ke sejumlah negara lain, termasuk Indonesia. “Bahwa sepatu itu di China ada masalah, sekarang ada program dengan kekurangan tenaga kerja dan cost-nya naik tinggi. Akhirnya pabriknya banyak yang tutup,” jelasnya. Hal tersebut, lanjut Eddy, akan mengompensasi penu- runan permintaan sehingga industri persepatuan diperkira- kan akan mampu tumbuh baik. Tahun ini, Eddy menargetkan pertumbuhan ekspor sepatu menjadi US$3,2 miliar (Rp28,8 triliun) dari tahun lalu yang US$2,6 miliar (Rp23,4 triliun). Eddy pun masih optimistis akan target US$4 miliar (Rp36 triliun) tahun depan. Namun demikian, perminta- an yang bertambah masih belum mampu mendorong pangsa pasar Indonesia di industri sepatu dunia. Saat ini pangsa pasar industri sepatu Indonesia di dunia masih di bawah 2%. Impor barang konsumsi Pada bagian berbeda, Ke- menterian Perdagangan me- waspadai impor barang kon- sumsi yang mencapai US$11,2 miliar atau setara dengan Rp100 triliun pada periode Januari-Oktober 2011. Menurut Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, meski impor barang konsumsi hanya 8% dari total impor Indonesia, hal ini patut diwaspadai. Adapun total impor Indo- nesia periode Januari hingga Oktober 2011 sebesar US$145,7 miliar (Rp1.311 triliun). Porsi- nya 92% adalah impor bahan baku, bahan penolong, dan barang modal, dan 8% un- tuk impor barang konsumsi. (*/E-4) [email protected] Tekstil dan Alas Kaki masih Tahan Krisis Kementerian Perdagangan mewaspadai impor barang konsumsi yang mencapai Rp100 triliun hingga Oktober tahun ini. PT Asuransi Central Asia (ACA) berencana mengembangkan produk-produk asuransi mikro, seperti asuransi demam ber- darah (ADB) dan asuransi pas rumah (APR). Strategi itu dimaksudkan untuk menyeim- bangkan komposisi portofolio bisnis perseroan. Demikian diungkapkan Direktur Utama ACA, Teddy Hailamsah, di sela rapat kerja nasional ACA, di Yogyakarta, Jumat (2/12). Rapat kerja nasional yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan sepanjang 2011 dan menyusun budget ser- ta strategi dalam menjalankan usaha pada 2012 diikuti oleh seluruh jajaran direksi dan manajemen ACA. “Strategi itu sebagai pe- nyeimbang. Agar terdapat keseimbangan antara bisnis- bisnis korporasi dan bisnis- bisnis ritel,” ujar Teddy. Menurutnya, pengembang- an produk-produk asuransi tersebut sekaligus sebagai pen- dukung program kampanye corporate social responsibility (CSR) perusahaan. Selain itu, di bidang casualty, perusahaan juga sedang berusaha mengem- bangkan produk-produk seper- ti asuransi kesehatan, asuransi alat-alat berat, asuransi kredit, asuransi bonding, personal acci- dent, dan asuransi perjalanan. Walau melirik pengem- bangan asuransi mikro dan asuransi casualty , jelasnya, ACA tetap akan menjalankan kebijakannya secara prudent. Terutama diterapkan pada produk yang selama ini menja- di andalan perusahaan, seperti asuransi properti, asuransi ken- daraan bermotor, dan asuransi pengangkutan. Lebih lanjut Teddy me- nyampaikan, untuk premi 2011, diperkirakan mencapai Rp1,9 triliun atau naik 26% jika dibandingkan dengan peroleh- an 2010 yang mencapai Rp1,5 triliun. Perusahaan asuransi yang telah berdiri sejak Agus- tus 1956 itu, saat ini memiliki aset Rp4,8 triliun dengan 60 kantor cabang dan perwakilan di seluruh Indonesia serta satu unit syariah di Jakarta. Pada Desember 2010, per- modalan yang dimiliki ACA mencapai Rp3,2 triliun de- ngan nilai risk based capital per Desember 2010 sebesar 304,7%. Persentase itu jauh di atas batas minimal ketentuan pemerintah yang besarnya 120%. (AT/E-3) PENUNJUKAN perusahaan swasta sebagai agen inspeksi ( regulated agent /RA) kargo udara menandakan pemerintah selaku regulator telah menjual kebijakan keamanan. Apalagi mekanisme penentuan tarif sepenuhnya diserahkan ke- pada agen inspeksi. Hal itu diungkapkan Koordi- nator Investigasi dan Advokasi Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi dalam jumpa pers bertajuk Menjual Kebijakan Keamanan Pemerintah kepada Swasta, di Jakarta, kemarin. “Penerapan SKEP 255/ IV/2011 melanggar Undang- Undang No 5 Tahun 1999 ten- tang Larangan Praktik Mo- nopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat,” tegas Uchok. Menurutnya, mekanisme penetapan tarif akan me- nimbulkan praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat, khususnya dalam ben- tuk eksploitasi pasar yang akan berdampak pada ke- naikan biaya pemeriksaan kargo. Uchok menegaskan, ke- beradaan SKEP/225/IV/2011 menunjukkan kepada publik bahwa bukan presiden atau menteri yang menyelenggara- kan pemerintahan, melainkan direktur jenderal (dirjen) yang bekerja sama dengan swasta dalam menjalankan roda pe- merintahan. “Ada kongkalikong (ke- sepakatan) pejabat Kemente- rian Perhubungan (Kemenhub) dengan agen inspeksi,” ung- kapnya. Pascapemberlakuan SKEP/225/IV/2011, biaya pemeriksaan keamanan naik menjadi Rp1.050/kg dari sebe- lumnya Rp60/kg. Regulated agent menerapkan biaya pe- meriksaan Rp750/kg dan biaya pengantaran barang dari lini dua ke lini satu Rp300/kg. Adapun pemberlakuan tarif internasional Rp450/kg, menu- rut Uchok, merupakan ajang promosi untuk sementara. Sebenarnya, biaya inspeksi akan menjadi Rp1.050/kg. Di kesempatan sama, pe- neliti Lembaga Studi Pers dan Pembangunan Najib Abu Yaser menyayangkan keputusan pemerintah menunjuk swasta sebagai agen inspeksi. Dengan pemberian wewenang itu, sambungnya, pemerintah telah menjual kebijakan keamanan. Di sisi lain, perusahaan- perusahaan jasa pengiriman barang di Bandara Soekar- no-Hatta, seperti Asperindo, ALFI, APKB, SPS, dan PT Pos Indonesia pada Jumat (2/12) melayangkan surat permo- honan izin melakukan aksi solidaritas penandatanganan dan pemasangan spanduk penolakan penaikan tarif pe- meriksaan kargo. Aksi itu akan dilakukan pada Rabu (7/12) di pergudangan kargo Bandara Soekarno-Hatta. (*/SM/E-3) PEMERINTAH berencana memberikan subsidi atau ban- tuan uang muka apabila harga rumah susun sederhana milik (rusunami) dinaikkan. Hal itu dikatakan Asisten Deputi Fasilitas dan Pembia- yaan Kementerian Perumah- an Rakyat (Kemenpera) Didi Sunardi, pada acara Media Business Talk Kemenpera, akhir pekan lalu, di Bogor, Jawa Barat. “Misalkan tetap terjadi ke- naikan harga rusunami, yang pasti kami ingin masyarakat berpenghasilan rendah tetap dapat mengangsurnya dalam jumlah yang sama seperti seka- rang,” kata Didi. Dia menjelaskan, untuk meng antisipasi kenaikan har- ga unit rusunami, pihaknya tengah mengkaji skim reka- yasa pembia yaan agar da- pat membantu masyarakat berpenghasilan rendah memi- liki rusunami. Skim rekayasa pembiayaan tersebut, lanjut Didi, bisa beru- pa bantuan uang muka, per- panjangan tenor kredit, atau penurunan bunga perbankan dengan pembagian pemerintah dan bank. “Amat mungkin bantuan uang muka. Karena, (kalau) perpanjangan tenor mau sam- pai kapan? Maksimal tenor sekarang kan 25 tahun, se- dangkan menurunkan suku bunga perbankan itu perlu ada pembicaraan dan perhitungan yang rumit,” tuturnya. Didi memperkirakan kajian soal penaikan harga rusunami dan skim rekayasa pembiayaan bakal selesai 2012 mendatang. Menurutnya, saat ini harga ba- han bangunan cenderung naik dalam jumlah yang signikan. Di sisi lain, inasi juga ikut me- mengaruhi harga rusunami. “Hal ini yang menjadi per- hatian kami, yakni bagaima- na menyesuaikan semuanya, baik dari sisi ketersediaan unit rusunami agar produsen tidak rugi dan di sisi permintaan. Hal lainnya, dalam empat tahun terakhir, penghasilan masyarakat berpenghasilan rendah juga mengalami kenaik- an,” terangnya. Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah akan tetap menjaga agar jangan sampai kenaikan persediaan tidak seimbang dengan daya beli masyarakat. “Peran pemerintah mela- lui Kemenpera adalah untuk mengatasi hal itu. Produsen tidak rugi dengan ketersediaan yang cukup dan masyarakat masih memiliki daya beli unit rusunami,” pungkasnya. (NG/ E-3) ACA Kembangkan Asuransi Mikro Pemerintah Jual Keamanan Kargo Pemerintah akan Subsidi Uang Muka Rusunami 14 Kalau sekarang ekspor kita tumbuhnya 20% dari 2010, nanti tahun depan diperkirakan 2%-3%.” Ade Sudrajat Ketua Umum API KONFERENSI KELAPA SAWIT: Ketua Penyelenggara Konferensi Ke-7 Kelapa Sawit Indonesia Mona Surya (kiri) berbincang dengan Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joefly J Bahroeny saat pembukaan konferensi tersebut, di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu. Konferensi tersebut diikuti 1.100 peserta dari berbagai perusahaan minyak sawit di dunia untuk membahas berbagai isu, terutama tentang perubahan iklim, industri kelapa sawit berkelanjutan, dan prospek harga pada 2012. KEBUTUHAN DASAR: Pekerja memeriksa kemasan ponsel di salah satu gudang distributor telepon seluler PT Era Jaya di Jakarta, kemarin. Survei PT Nielsen Indonesia menyatakan kebutuhan telekomunikasi seluler kini menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi kelas menengah di Indonesia. Indikatornya, sekitar 11% dari pengeluaran bulanan kelas menengah di Indonesia digunakan untuk membeli pulsa telepon seluler dan mengganti telepon seluler dengan yang baru pada periode Januari-September 2011. ANTARA/NYOMAN BUDHIANA MI/USMAN ISKANDAR PENGHUNI RUSUN: Penghuni berjalan di teras rumah susun (rusun) di kawasan Petamburan, Jakarta, Minggu (6/11). Pemerintah berencana memberikan subsidi atau bantuan uang muka apabila harga rumah susun sederhana milik dinaikkan. ANTARA/RENO ESNIR

Upload: hacong

Post on 15-Jun-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EKONOMI NASIONAL SENIN, 5 DESEMBER 2011

GAYATRI SUROYO

KONDISI krisis Eropa akan memberikan dampak langsung bagi pertumbuh-

an ekonomi Amerika Serikat (AS). Beberapa waktu lalu, ekonom senior AS pada Capital Economics Paul Dales mem-perkirakan bahwa resesi di Eropa akan memotong sekitar setengah persentase poin dari pertumbuhan ekonomi AS pada 2012.

Meski demikian, ekspor ke AS belum terpukul akibat penurunan permintaan kendati

negara tersebut diproyeksikan akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi. Dua komoditas ekspor manufaktur ke AS, tekstil dan sepatu, masih mencatat pertumbuhan ekspor yang cukup baik.

Ketua Umum Asosiasi Per-tekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, sampai akhir tahun ini ekspor ke AS belum akan terganggu.

“Tahun depan pun bukan turun, melainkan pertumbuh-annya tidak sama. Kalau seka-rang ekspor kita tumbuhnya 20% dari 2010, nanti tahun de-pan diperkirakan 2%-3% saja,” ujarnya akhir pekan lalu.

Kondisi itu, kata dia, jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara pesaing seperti China dan India yang pertum-buhan ekspor mereka ke AS diperkirakan minus tahun depan.

Penurunan permintaan sen-diri, kata Ade, baru akan tim-bul belakangan sama seperti yang terjadi pada 2009. Enam

bulan setelah AS mengalami krisis sub prime mortgage, per-mintaan tekstil dan produk tekstil (TPT) baru berkurang. Dengan begitu, ia optimistis akan membukukan total eks-por TPT senilai US$13 miliar (sekitar Rp117 triliun) pada

2011, yang sebanyak 39%-nya diekspor ke AS. Adapun tahun lalu, total ekspor TPT, menurut Ade, senilai US$11 miliar (Rp99 triliun).

Nasib produk manufaktur In-donesia lainnya, alas kaki, juga sama. Menurut Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Apri-

sindo) Eddy Wijanarko, kondisi sepatu lebih baik karena ada perubahan permintaan dunia. Permintaan terhadap sepatu yang sebelumnya diarahkan ke China kini berpindah ke sejumlah negara lain, termasuk Indonesia.

“Bahwa sepatu itu di China ada masalah, sekarang ada program dengan kekurangan tenaga kerja dan cost-nya naik tinggi. Akhirnya pabriknya banyak yang tutup,” jelasnya.

Hal tersebut, lanjut Eddy, akan mengompensasi penu-runan permintaan sehingga industri persepatuan diperkira-kan akan mampu tumbuh baik. Tahun ini, Eddy menargetkan pertumbuhan ekspor sepatu menjadi US$3,2 miliar (Rp28,8 triliun) dari tahun lalu yang US$2,6 miliar (Rp23,4 triliun). Eddy pun masih optimistis akan target US$4 miliar (Rp36 triliun) tahun depan.

Namun demikian, perminta-an yang bertambah masih belum mampu mendorong

pangsa pasar Indonesia di industri sepatu dunia. Saat ini pangsa pasar industri sepatu Indonesia di dunia masih di bawah 2%.

Impor barang konsumsi Pada bagian berbeda, Ke-

menterian Perdagangan me-waspadai impor barang kon-sumsi yang mencapai US$11,2 miliar atau setara dengan Rp100 triliun pada periode Januari-Oktober 2011. Menurut Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, meski impor barang konsumsi hanya 8% dari total impor Indonesia, hal ini patut diwaspadai.

Adapun total impor Indo-nesia periode Januari hingga Oktober 2011 sebesar US$145,7 miliar (Rp1.311 triliun). Porsi-nya 92% adalah impor bahan baku, bahan penolong, dan barang modal, dan 8% un-tuk impor barang konsumsi. (*/E-4)

[email protected]

Tekstil dan Alas Kaki masih Tahan Krisis

Kementerian Perdagangan mewaspadai impor barang konsumsi yang mencapai Rp100 triliun hingga Oktober tahun ini.

PT Asuransi Central Asia (ACA) berencana mengembangkan produk-produk asuransi mikro, seperti asuransi demam ber-darah (ADB) dan asuransi pas rumah (APR). Strategi itu dimaksudkan untuk menyeim-bangkan komposisi portofolio bisnis perseroan.

Demikian diungkapkan Direktur Utama ACA, Teddy Hailamsah, di sela rapat kerja nasional ACA, di Yogyakarta, Jumat (2/12).

Rapat kerja nasional yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan sepanjang 2011 dan menyusun budget ser-ta strategi dalam menjalankan usaha pada 2012 diikuti oleh seluruh jajaran direksi dan manajemen ACA.

“Strategi itu sebagai pe-nyeimbang. Agar terdapat ke seimbangan antara bisnis-bisnis korporasi dan bisnis-bisnis ritel,” ujar Teddy.

Menurutnya, pengembang-an produk-produk asuransi tersebut sekaligus sebagai pen-dukung program kampanye corporate social responsibility (CSR) perusahaan. Selain itu, di bidang casualty, perusahaan juga sedang berusaha mengem-bangkan produk-produk seper-

ti asuransi kesehatan, asuransi alat-alat berat, asuransi kredit, asuransi bonding, personal acci-dent, dan asuransi perjalanan.

Walau melirik pengem-bangan asuransi mikro dan asuransi casualty, jelasnya, ACA tetap akan menjalankan kebijakannya secara prudent. Terutama diterapkan pada produk yang selama ini menja-di andalan perusahaan, seperti asuransi properti, asuransi ken-daraan bermotor, dan asuransi pengangkutan.

Lebih lanjut Teddy me-nyampaikan, untuk premi 2011, diperkirakan mencapai Rp1,9 triliun atau naik 26% jika dibandingkan dengan peroleh-an 2010 yang mencapai Rp1,5 triliun. Perusahaan asuransi yang telah berdiri sejak Agus-tus 1956 itu, saat ini memiliki aset Rp4,8 triliun dengan 60 kantor cabang dan perwakilan di seluruh Indonesia serta satu unit syariah di Jakarta.

Pada Desember 2010, per-modalan yang dimiliki ACA mencapai Rp3,2 triliun de-ngan nilai risk based capital per Desember 2010 sebesar 304,7%. Persentase itu jauh di atas batas minimal ketentuan pemerintah yang besarnya 120%. (AT/E-3)

PENUNJUKAN perusahaan swasta sebagai agen inspeksi (regulated agent/RA) kargo udara menandakan pemerintah selaku regulator telah menjual kebijakan keamanan. Apalagi mekanisme penentuan tarif sepenuhnya diserahkan ke-pada agen inspeksi.

Hal itu diungkapkan Koordi-nator Investigasi dan Advokasi Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi dalam jumpa pers bertajuk Menjual Kebijakan Keamanan Pemerintah kepada Swasta, di Jakarta, kemarin.

“Penerapan SKEP 255/IV/2011 melanggar Undang-Undang No 5 Tahun 1999 ten-tang Larangan Praktik Mo-nopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat,” tegas Uchok.

Menurutnya, mekanisme penetapan tarif akan me-nimbulkan praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat, khususnya dalam ben-tuk eksploitasi pasar yang akan berdampak pada ke-naikan biaya pemeriksaan kargo. Uchok menegaskan, ke-beradaan SKEP/225/IV/2011 menunjukkan kepada publik bahwa bukan presiden atau menteri yang menyelenggara-kan pemerintahan, melainkan direktur jenderal (dirjen) yang bekerja sama dengan swasta dalam menjalankan roda pe-merintahan.

“Ada kongkalikong (ke-

sepakatan) pejabat Kemente-rian Perhubungan (Kemenhub) dengan agen inspeksi,” ung-kapnya.

P a s c a p e m b e r l a k u a n SKEP/225/IV/2011, biaya pemeriksaan keamanan naik menjadi Rp1.050/kg dari sebe-lumnya Rp60/kg. Regulated agent menerapkan biaya pe-meriksaan Rp750/kg dan biaya pengantaran barang dari lini dua ke lini satu Rp300/kg.

Adapun pemberlakuan tarif internasional Rp450/kg, menu-rut Uchok, merupakan ajang promosi untuk sementara. Sebenarnya, biaya inspeksi akan menjadi Rp1.050/kg.

Di kesempatan sama, pe-neliti Lembaga Studi Pers dan Pembangunan Najib Abu Yaser menyayangkan keputusan pemerintah menunjuk swasta sebagai agen inspeksi. Dengan pemberian wewenang itu, sambungnya, pemerintah telah menjual kebijakan keamanan.

Di sisi lain, perusahaan-perusahaan jasa pengiriman barang di Bandara Soekar-no-Hatta, seperti Asperindo, ALFI, APKB, SPS, dan PT Pos Indonesia pada Jumat (2/12) melayangkan surat permo-honan izin melakukan aksi solidaritas penandatanganan dan pemasangan spanduk penolakan penaikan tarif pe-meriksaan kargo. Aksi itu akan dilakukan pada Rabu (7/12) di pergudangan kargo Bandara Soekarno-Hatta. (*/SM/E-3)

PEMERINTAH berencana memberikan subsidi atau ban-tuan uang muka apabila harga rumah susun sederhana milik (rusunami) dinaikkan.

Hal itu dikatakan Asisten Deputi Fasilitas dan Pembia-yaan Kementerian Perumah-an Rakyat (Kemenpera) Didi Sunardi, pada acara Media Business Talk Kemenpera, akhir pekan lalu, di Bogor, Jawa Barat.

“Misalkan tetap terjadi ke-naikan harga rusunami, yang pasti kami ingin masyarakat berpenghasilan rendah tetap dapat mengangsurnya dalam jumlah yang sama seperti seka-rang,” kata Didi.

Dia menjelaskan, untuk meng antisipasi kenaikan har-ga unit rusunami, pihaknya te ngah mengkaji skim reka-yasa pembia yaan agar da-pat membantu masyarakat berpenghasil an rendah memi-liki rusunami.

Skim rekayasa pembiayaan tersebut, lanjut Didi, bisa beru-pa bantuan uang muka, per-

panjangan tenor kredit, atau penurunan bunga perbankan dengan pembagian pemerintah dan bank.

“Amat mungkin bantuan

uang muka. Karena, (kalau) perpanjangan tenor mau sam-pai kapan? Maksimal tenor sekarang kan 25 tahun, se-dangkan menurunkan suku

bunga perbankan itu perlu ada pembicaraan dan perhitungan yang rumit,” tuturnya.

Didi memperkirakan kajian soal penaikan harga rusunami

dan skim rekayasa pembiayaan bakal selesai 2012 mendatang. Menurutnya, saat ini harga ba-han bangunan cenderung naik dalam jumlah yang signifi kan. Di sisi lain, infl asi juga ikut me-mengaruhi harga rusunami.

“Hal ini yang menjadi per-hatian kami, yakni bagaima-na menyesuaikan semuanya, baik dari sisi ketersediaan unit rusuna mi agar produsen tidak rugi dan di sisi permintaan. Hal lainnya, dalam empat tahun terakhir, penghasilan masyarakat berpenghasilan rendah juga mengalami kenaik-an,” terangnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah akan tetap menjaga agar jangan sampai kenaikan persediaan tidak seimbang dengan daya beli masyarakat.

“Peran pemerintah mela-lui Kemenpera adalah untuk meng atasi hal itu. Produsen tidak rugi dengan ketersediaan yang cukup dan masyarakat masih memiliki daya beli unit rusunami,” pungkasnya. (NG/E-3)

ACA Kembangkan Asuransi Mikro

Pemerintah JualKeamanan Kargo

Pemerintah akan Subsidi Uang Muka Rusunami

14

Kalau sekarang ekspor kita

tumbuhnya 20% dari 2010, nanti tahun depan diperkirakan 2%-3%.”

Ade SudrajatKetua Umum API

KONFERENSI KELAPA SAWIT: Ketua Penyelenggara Konferensi Ke-7 Kelapa Sawit Indonesia Mona Surya (kiri) berbincang dengan Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joefly J Bahroeny saat pembukaan konferensi tersebut, di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu. Konferensi tersebut diikuti 1.100 peserta dari berbagai perusahaan minyak sawit di dunia untuk membahas berbagai isu, terutama tentang perubahan iklim, industri kelapa sawit berkelanjutan, dan prospek harga pada 2012.

KEBUTUHAN DASAR: Pekerja memeriksa kemasan ponsel di salah satu gudang distributor telepon seluler PT Era Jaya di Jakarta, kemarin. Survei PT Nielsen Indonesia menyatakan kebutuhan telekomunikasi seluler kini menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi kelas menengah di Indonesia. Indikatornya, sekitar 11% dari pengeluaran bulanan kelas menengah di Indonesia digunakan untuk membeli pulsa telepon seluler dan mengganti telepon seluler dengan yang baru pada periode Januari-September 2011.

ANTARA/NYOMAN BUDHIANA

MI/USMAN ISKANDAR

PENGHUNI RUSUN: Penghuni berjalan di teras rumah susun (rusun) di kawasan Petamburan, Jakarta, Minggu (6/11). Pemerintah berencana memberikan subsidi atau bantuan uang muka apabila harga rumah susun sederhana milik dinaikkan.

ANTARA/RENO ESNIR