tekno padat tablet

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan a. Menjelasakan tahap preformulasi pembuatan sediaan tablet. b. Menjelaskan prosedur pembuatan sediaan tablet. c. Menjelaskan evaluasi sediaan tablet baik pada produk antara maupun produk akhir. d. Menjelaskan peralatan yang digunakan dan parameter kritis yang harus dikontrol pada pembuatan sediaan tablet. 1.2 Dasar Teori 1.2.1 Tablet Tablet ( compressi ) merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Upload: rizki-duratul

Post on 10-Nov-2015

237 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

t

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Tujuan

a. Menjelasakan tahap preformulasi pembuatan sediaan tablet.b. Menjelaskan prosedur pembuatan sediaan tablet.c. Menjelaskan evaluasi sediaan tablet baik pada produk antara maupun produk akhir.d. Menjelaskan peralatan yang digunakan dan parameter kritis yang harus dikontrol pada pembuatan sediaan tablet.1.2 Dasar Teori

1.2.1 TabletTablet (compressi) merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

(Depkes RI, 1995)

Syaratsyarat tablet :a. memenuhi keseragaman ukuranb. memenuhi keseragaman bobotc. memenuhi waktu hancurd. memenuhi keseragaman isi zat berkhasiate. memenuhi waktu larut (dissolution test)(Anief, 1994)Tablet oral umumnya di samping zat aktif mengandung, pengisi, pengikat, penghancur, dan pelincir. Tablet tertentu mungkin memerlukan pemacu aliran, zat warna, zat perasa, dan pemanis.

(Lachman, 1994)

Komposisi umum dari tablet adalah zat berkhasiat, bahan pengisi, bahan pengikat atau perekat, bahan pengembang dan bahan pelicin. Kadang-kadang dapat ditambahkan bahan pewangi (flavoring agent), bahan pewarna (coloring agent) dan bahan-bahan lainnya (Ansel, 1989).

a. Pengisi

Digunakan agar tablet memiliki ukuran dan massa yang dibutuhkan. Sifatnya harus netral secara kimia dan fisiologis, selain itu juga dapat dicernakan dengan baik (Voigt, 1995).

Bahan-bahan pengisi yaitu : laktosa, sukrosa, manitol, sorbitol, amilum, bolus alba, kalsium sulfat, natrium sulfat, natrium klorida, magnesium karbonat (Soekemi, 1987).

b. Pengikat

Untuk memberikan kekompakan dan daya tahan tablet, juga untuk menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam butir granulat (Voigt, 1995).

Pengikat yang umum digunakan yaitu: amilum, gelatin, glukosa, gom arab, natrium alginat, cmc, polivinilpirolidon, dan veegum (Soekemi, 1987).

c. PenghancurUntuk memudahkan pecahnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran pencernaan dan mempermudah absorpsi.

(Lachman, 1994).

Bahan yang digunakan sebagai pengembang yaitu: amilum, gom, derivat selulosa, alginat, dan clays (Soekemi, 1987).

d. PelicinDitambahkan untuk meningkatkan daya alir granul-granul pada corong pengisi, mencegah melekatnya massa pada punch dan die, mengurangi pergesekan antara butir-butir granul, dan mempermudah pengeluaran tablet dari die. Bahan pelicin yaitu : metalik stearat, talk, asam stearat, senyawa lilin dengan titik lebur tinggi, amilum maydis (Soekemi, 1987).Bahan pelicin mempunyai 3 fungsi, yaitu:

1) LubricantsLubrikan adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara permukaan dinding/tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan ditambahkan pada pencampuran akhir/final mixing, sebelum proses pengempaan. Lubrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya dalam air yaitu larut dalam air dan tidak larut dalam air. Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet, sifat disintegrasi dan disolusi yang dinginkan, sifat fisika-kimia serbuk/granul dan biaya.

2) GlidantsGlidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidan yang paling populer karena disamping dapat berfunsi sebagai glidan juga sebagai disintegran dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet. Pada tabel terlihat beberapa tipe glidan yang biasa digunakan.

3) Antiadherents Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet pada punch atas dan punch bawah. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadherent yang sangat baik.

(Saifullah, 2008).1.1.1. Metode Granulasi Basaha. Pengertian Metode Granulasi Basah

Dalam industri farmasi dikenal ada tiga macam metode pembuatan tablet yaitu granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung. Dari beberapa macam metode tersebut, metode granulasi basah merupakan metode tertua dan tetap digunakan secara luas dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan karena metode granulasi basah mempunyai berbagai keuntungan dibanding metode lain. Namun pada metode granulasi basah dimungkinkan terjadinya migrasi obat selama pengeringan granul yang dapat mengakibatkan dehomogenisasi yaitu distribusi obat dalam granul tidak merata yang pada akhirnya menyebabkan ketidakseragaman kandungan isi zat aktif dalam tablet (Endarti, 2007).b. Cara Pembuatan Tablet Granulasi Basah

Zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50C. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin tablet.

(Anief, 1994).1.2.3 Uraian Bahan Aktifa. PrednisonNama lain : 17 -21-dihidroksopregna-3,11,20-trionStruktur kimia:

Struktur molekul : C21H26O5

Pemerian: Serbuk halus, putih atau putih atau hampir

putih, tidak berbau, mula-mula tidak berasa

kemudian pahitKelarutan: Sangat sukar larut dalam air, sukar larut

dalam etanol (95%), dalam kloroform P,

dalam dioksan P dan dalam metanol P(Depkes RI, 1979)

Dosis prednison yang biasa digunakan adalah 20-60 mg/hari untuk mengatasi radang ringan. Hati dapat mengubah prednison (inaktif) menjadi prednison (aktif) dapat menghambat disfungsi hati. Prednison digolongkan sebagai glukokortikoid kerja sedang dengan waktu paruh biologiknya 18-36 jam.

Mekanisme prednison dalam menurunkan inflamasi yaitu dengan cara menekan migrasi polynukleat leukosit dan meningkatkan permeabilitas kapiler menekan sistem imun dengan mengurangi aktivitas dan volume sistem limfatik, dapat menekan fungsi adrenal pada dosis tinggi. Efek antitumor kemungkinan disebabakan oleh penghambatan dan transpor glukosa, fosforilah atau menginduksi kematian sel limfosit yang belum matang. Efek antiemetik dengan memblok aktivitas otak besar dari pusat muntah dengan menghambat sintesis prostaglandin.1.2.4 Uraian Bahan Tambahan

a. AirNama Lain : Aqua, hidrogen oksida

Struktur Molekul:

Berat Molekul: 18,02

Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan cair tidak berasa Air secara kimia stabil di semua kondisi fisik (es, cair dan uap air). Air untuk tujuan spesifik harus atau sebaiknya disimpan di wadah yang tepat.

Pada formulasi farmasetika air dapat bereaksi dengan obat dan eksipien lain mudah terkena hidrolisis (dekomposisi dala air atau uap lembap) pada meningkatnya suhu. Air dapat bereaksi keras dengan logam alkali dan dengan cepat berekasi dengan logam alkali serta oksidanya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga dapat bereaksi dengan garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari beberapa komposis dan dengan materi organik dan kalsium karbida.(HOPE, 2009)b. Avicel

Nama Lain : Avicel pH, celex, cellolose gel

Struktur Kimia: (C6H10O5)nStruktur Molekul:

Berat Molekul: 36000

Pemerian : Putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk kristal yang diubah dari menyerap partikel-partikel

Kelarutan: Sedikit larut dalam 5% w/v larutan sodium hidroksida, secara praktis tidak larut air, larut asam dan kebanyakan pelarut organik Avicel stabil walaupun higroskopis. Avicel pH 101 memiliki bulk density yang terkecil di bandingkan dengan yang lain yaitu 0,26-0,31 g/cm2. Avicel tidak cocok denganagen oksidasi yang kuat(HOPE, 2009)

c. Corn Starch

Nama Lain : Starcap 1500

Struktur Kimia: (C6H10O5)n

Struktur Molekul:

Pemerian : Tidak berbau, dan berasa, halus, serbuk putih berbentuk bulat atau bulat telur sangat kecil

Tepung jagung disimpan diwadah pada suhu di bawah 30C, terlindung dari kelembapan tinggi. Tepung jagung tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat, karena pati dapat mengalami hidrolisis sempurna menjadi mono atau disakarida, sehingga fungsi dari tepung jagung tidak tercapai.(HOPE, 2009)d. Magnesium Stearat

Nama Lain: Dibasic magnesium stearat, magnesium dibasicStruktur Kimia: [(CH3-(CH2)16COO]2MgBerat Molekul: 591, 24

Pemerian: Putih mengkilat, sangat halus, membentuk lapisan, serbuk tidak berasa, kerapatan rendah, memiliki bau ,menyengat asam stearat dan rasa yang spesifik, serbuk berminyak saat disentuh dan melekat di kulit

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam etanol 95%, eter dan air, sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol 95% hangat

Magnesium stearat stabil dan dapat disimpan dalam wadah tertutup yang sejuk, tempat kering. Magnesium stearat tidak cocok dengan asam kuat alkali dan garam besi. Hindari pencampuran dengan pengoksidasi kuat. Magnesium stearat tidak dapat digunakan dengan pelarut yang mengandung aspirin, beberapa vitamin dan banyak garam alkaloid. Magnesium stearat tidak dapat mengoksidasi asam. Magnesium stearat tidak dapat digunakan dengan produk yang mengandung aspirin karena dapat terjadi ketidakcocokan kimia dan perubahan perilaku termal.(HOPE, 2009)e. TalkumNama Lain:Altalic, hydrous magnesium silicate, magnesium hidrogen metasilicateStruktur Kimia: MgSi4O10(OH2)4Pemerian:Talkum sangat halus, putih hingga putih keabu-abuan , tidak berbau, tidak berasa, manis, bubuk kristal. Talkum mudah melekat pada kulit dan lembut untuk disentuh dan bebas dari butiranKelarutan: Praktis tidak larut dalam asam encer dan basa, pelarut organik dan air

Talkum merupakan bahan yang stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan pada 160C selama tidak kurang dari 1 jam. Talkum harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat sejuk, tempat kering(HOPE, 2009)

BAB II

METODE KERJA2.1 Alat dan Bahan

2.1.1. Alat

a. Disolution tester

b. Friabilator

c. Hardness tester

d. Pencetak tablet (rotary tabletting)

e. Pengayak (oscilating granulator)

f. Pengering (fluid bed dryer)

g. Mixer V

h. Timbangan analitik2.1.2. Bahana. Airb. Avicel pH 101c. Corn starchd. Magnesium stearate. Prednisonf. Talkum2.2 Alur Produksi

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Diayak prednison dengan ayakan nomor mesh 60.

c. Ditimbang prednison, corn starch, dan avicel pH 101.

d. Dibuat larutan pengikat dengan mencampurkan air dan corn starch.

e. Dicampurkan prednison dan avicel pH 101 menggunakan mixer selama 15 menit.

f. Ditambahkan larutan pengikat.

g. Diayak campuran menggunakan mesh nomor 8 untuk membuat granul.

h. Dikeringkan granul dengan menggunakan fluid bed dryer pada suhu 40-50C.

i. Diayak kembali campuran dengan menggunakan mesh nomor 8 untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan.

j. Ditimbang berat granul dan dicatat.

k. Diayak magnesium stearat dan talkum, lalu ditimbang.

l. Dicampurkan ke dalam poin (i) selama 5 menit.

m. Dikempa granul menggunakan rotary tabletting dalam punch 8,0 mm.

n. Dikemas tablet.

2.3 Pembahasan

DAFTAR PUSTAKAAnief, M. 1994. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. UGM Press: Yogyakarta.Ansel, H. C. 1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. UI Press: Jakarta.Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan: Jakarta.Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan: Jakarta.Endarti, Dwi. 2007. Pengaruh Kadar Bahan Pengikat Musilago Gummi Arabici Dan Ukuran Granul Basah Terhadap Migrasi Obat Selama Proses Pengeringan. Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 3 No. 3 Januari 2007: 136 143.Lachman, L., A. L. Herbert, & L. K. Joseph. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Universitas Indonesis Press: Jakarta.Rowe, Raymond C., dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edtion. Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association: USASaifullah. 2008. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet. Fakultas Farmasi UGM: Yogyakarta.Soekemi, R. A., dkk. 1987.Tablet. Medan: Mayang Kencana.Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Industri Edisi V. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta._1475358893.unknown

_1475359360.unknown

_1475360359.unknown

_1475358596.unknown